44

Suara Gemilang Maret 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kota Mungkid Siapa Punya ?

Citation preview

Page 1: Suara Gemilang Maret 2012
Page 2: Suara Gemilang Maret 2012

1. Ketua PWI, pada Hari Pers Nasional : “Setiap profesional, termasuk Insan Pers harus punya Sertifikasi” Banyak yang sudah Sertifikasi tetapi tidak profesional karena tidak punya kompetensi

2. Sesuai SE Dirjen Dikti, setelah Agustus 2012, syarat kelulusan Program S.1, Karya

Ilmiah (Skripsi) harus dimuat pada Jurnal Ilmiah dan Program S-2 di Jurnal online Malu dong…. dikatakan “sarjana plagiat”

3. Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto dan Busyro Muqodas; “Untuk menyelesaikan semua Kasus Nazaruddin butuh waktu 10 tahun”Kasus yang menjerat aparat, pejabat, birokrat dan politisi butuh 2 kali masa jabatan

FotografiFotografiA J A N G K R E A S I

Diterbitkan oleh: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magelang

Redaksi menerima sumbangan tulisan berupa artikel, esei, feature, karya ilmiah, paparan data, reportase hasil penelitian maupun hasil wawancara dan kritik. Artikel

disajikan secara teknis dengan bahasa dan penulisan sederhana yang relevan untuk peningkatan pelayanan dan informasi di Kabupaten Magelang. Artikel diketik

dengan format Ms. Word, 12 point, 1 ½ spasi, minimal dua halaman folio atau 3.500 karakter dikirim dalam bentuk keping CD atau flashdisk dengan melampirkan

nomor HP/telepon. Setiap karya/artikel yang dimuat akan diberikan pengganti ongkos kirim.

Alamat Redaksi : DINAS KOMINFO Kabupaten Magelang Jl. Soekarno Hatta Kota Mungkid Telp (0293) 788346 - 788181 Psw. 551 Kontak Person: Donny Eggers,

+6281328714036 (SMS) • Website: majalah.magelangkab.go.id atau issuu.com/suaragemilang Facebook: www.facebook.com/Suara Gemilang

E-mail: [email protected] atau [email protected]

“Ayo tebak, gol tidak?” (foto dok. Suara Gemilang)

Page 3: Suara Gemilang Maret 2012

Penanggung Jawab: Bupati Magelang, Wakil Penanggung Jawab: Wakil Bupati Magelang,

Wakil Penanggung Jawab I: Sekretaris Daerah, Pembantu Penanggung Jawab: Asisten

Administrasi Umum, Ketua Tim: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika,

Wakil Ketua/Pemimpin Redaksi: Sekretaris DISKOMINFO, Sekretaris: Bambang Sutoro,SH.,

Penanggung Jawab Teknis: Donny Eggers, Anggota: Drs. Djanu Trepsilo, MM., Slamet

Rohmadi, Haryadi, Staf Ahli: Zanuar Efendi.SIP, Suherman, Ir. Soekam Parwadi, Amat Sukandar,

Staf Teknis: Arif Ardiyanata, ISSN: 1858-0033

Daftar IsiDaftar Isi

33 Kolom?MEMBANGUN DESA SEUTUHNYA

?MEMBANGUN KABUPATEN MAGELANG

YANG KOMPREHENSIF DAN POPULIS

2 Dari RedaksiMEMPERTAHANKAN STANDAR

14 RefleksiBUKAN KOTA ‘NARSIS’

15 Kesehatan

18 Pendidikan?MELESTARIKAN BAHASA IBU

?KWARAN MUNTILAN JUARA PESTA SIAGA

KABUPATEN MAGELANG 2012

?ANAK-ANAK BOROBUDUR DILATIH

SEPAKBOLA

?UMM ‘LAUNCHING’ MOBIL BERBAHAN

BAKAR LPG

24 Wisata dan Budaya?UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA JAWA

?DISPARBUD KAB. MAGELANG

KERJASAMA DENGAN TELKOMSEL

?SAPARAN ‘MERTI DESA’ MUNGKID

3 Karikatur28 TH. HARI JADI KOTA MUNGKID

4 Laporan Utama?LESTARIKAN KOTAKU

?BUPATI MAGELANG: “JANGAN JADIKAN

MASYARAKAT, PELENGKAP PENDERITA”

?HUT KOTA MUNGKID. DARI SIAPA,

OLEH SIAPA, UNTUK SIAPA?

?KOTA MUNGKID MILIK SIAPA?

12 Laporan Khusus• KOTA PELESTARI BUDAYA

27 Ekonomi & Bisnis?STRATEGI MENGHADAPI ‘BANJIRNYA’

SAYURAN DAN BUAH IMPOR

?MEMANFAATKAN URINE TERNAK

UNTUK PUPUK ORGANIK

?ISTRI-ISTRI MENTERI MENANAM PADI

?PRODUKSI IKAN DI KABUPATEN

MAGELANG MENINGKAT

suara gemilang vol. 15 no. 3 1

CEGAH DBD SEKARANG !

20 Berita FotoSEMARAK KEGIATAN HUT-KE28

KOTA MUNGKID

35 Milangkori?PERESMIAN JEMBATAN DARURAT

SROWOL DENGAN MUJAHADAH DAN

WAYANGAN

?PERTAMINA SERAHKAN BANTUAN CSR

?39 PEJABAT PEMKAB DILANTIK

?SERTIFIKASI RELAWAN LEMBAGA

USAHA

?KEPALA BNPB: “BILA TERJADI

BENCANA, JUSTRU YANG MENOLONG

PERTAMA ADALAH MASYARAKAT”

?KETUA KONI KAB. MAGELANG:

“KABUPATEN MAGELANG SEBAGAI

KABUPATEN BERPRESTASI”

Page 4: Suara Gemilang Maret 2012

Sebagaimana telah di ulas pada kata pengantar majalah

Suara Gemilang edisi bulan Februari 2012, perjalanan Majalah

Suara Gemilang tahun 2012 ini diawali dengan situasi yang

harus disikapi dengan cepat dan tepat.

Diawali dengan masa purnabaktinya Suherman sebagai salah

satu staf redaksi yang menggawangi karikatur majalah,

disusul kemudian dengan berpindahnya pos tugas M. Ali Faiq

yang selama ini menjadi Pemimpin Redaksi, dari jabatan

Kepala Bidang Komunikasi Dinas Kominfo ke pos tugas yang

baru sebagai Kepala Bidang Informasi dan Data pada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Untuk Suherman, redaksi majalah Suara Gemilang masih akan

tetap mempertahankan posisinya sebagai salah satu staf

redaksi dari unsur wartawan lepas mengingat coretan

karikaturnya telah menjadi ciri tersendiri bagi majalah ini.

Namun situasi yang tidak mudah akan dihadapi manakala

harus mencari pengganti pada Pos Pemimpin Redaksi.

Pejabat pengganti di Bidang Komunikasi yang selama ini juga

menjabat sebagai Pemimpin Redaksi, mau tidak mau harus

memiliki kemampuan jurnalistik yang cukup dan mampu

mempertahankan standar yang telah dicapai Majalah Suara

Gemilang saat ini.

Mempertahankan StandarTim redaksi Majalah Suara Gemilang dalam pengelolaan

selama ini berprinsip untuk menghasilkan kinerja yang

optimal. Artinya informasi yang terkandung dalam majalah ini

sampai kepada pembaca namun yang juga penting adalah

harus mengedepankan kualitas majalah.

Jadi jika pun, terdapat berbagai kekurangan, maka segera

kekurangan tersebut harus segera diperbaiki. Inilah standar

yang dipegang erat Tim Redaksi selama ini.

Bulan Maret 2012 ini sebagaimana tahun-tahun sebelumnya

kita memperingati Hari Jadi Kota Mungkid. Aspek

mempertahankan atau bahkan meningkatkan standar inilah

juga yang berlaku dalam peringatan Hari Jadi Kota Mungkid.

Khusus untuk tahun 2012 ini tema yang

diusung adalah “Lestari Alamku, Lestari

Budayaku dan Lestari Kotaku”

mencerminkan betapa luasnya peran yang

diemban Kota Mungkid sebagai Ibu Kota

Kabupaten Magelang.

Pilihan tema ini cukup cerdas karena akan membuka

wawasan bahwa peran sebuah kota tidak selalu diwajahkan

dengan pusat keramaian dan kehiruk-pikukkan orang-orang

di dalamnya. Namun yang terpenting adalah bagaimana

sebuah kota mampu menjalankan perannya sebagai ruang

publik bagi masyarakat untuk berinteraksi.

Terakhir, kami mohon dukungan agar kami mampu melewati

masa transisi pergantian pengelola majalah Suara Gemilang

ini dengan lancar dengan tetap mempertahankan atau

bahkan meningkatkan standar majalah Suara Gemilang.

Tugas harus berlanjut dan misi harus diselesaikan.

Selamat membaca***

Dari RedaksiDari Redaksi

Sampul Belakang :Bupati Magelang, Ir. H. Singgih Sanyoto bersama Muspida menikmati kuliner khas Magelang.(Foto dok. Humas Protokol)

Sampul Depan :Hj. Titik Zaenal Arifin, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magelang sedang kerja bhakti.(Foto dok. Humas Protokol)

2 suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 5: Suara Gemilang Maret 2012

Karikatur

3

28 TH. HARI JADIKOTA MUNGKID

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 6: Suara Gemilang Maret 2012

Laporan Utama

LESTARIKAN KOTAKU

Ada guyonan yang sering dilontar-

kan mengenai Kota Mungkid yang

hingga menginjak usia yang ke-28 tahun

ini, dirasa belum ada perkembangan

yang signifikan, utamanya dalam hal

perkembangan fisik.

Guyonan yang pertama, pernah

dilontarkan mantan Bupati Magelang

yang sekarang memegang jabatan sama

di Temanggung, Drs. H. Hasyim Afandi,

lebih dari satu dekade yang lalu. Bunyi

guyonan tersebut kurang lebih, kalau

ada melewati Kota Mungkid 10 tahun

yang lalu, dan hari ini Anda lewat lagi,

dijamin tidak akan ‘kesasar’. Penyebab-

nya tidak ada perkembangan fisik yang

berarti, baik sarana dan prasarana jalan

maupun perkantoran.

Guyonan tersebut diulangi oleh

Bupati Magelang saat ini Ir. H. Singgih

Sanyoto, dengan membandingkan

perkembangan ibukota Kabupaten

Magelang dan ibukota negara. “Dalam

waktu 5 tahun saja wajah ibu kota negara

akan berubah, sehingga kita bisa tersesat

saat melewati jalan yang sama, tapi

4

Setelah tahun lalu Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Mungkid diperingati secara sederhana, mengingat situasi dan kondisi yang belum memungkinkan, berkenaan dengan erupsi Merapi dan banjir lahar dingin.

Tahun ini Hari Jadi Kota Mungkid dirayakan secara lebih semarak lebih meriah, melalui berbagai kegiatan, pameran dan lomba yang diikuti berbagai Dinas/Instansi, BUMN/ BUMD, kalangan swasta dan masyarakat luas.

Kesemarakan peringatan Hari Jadi yang ke-28 tersebut, tentu dikandung maksud agar gaung peringatan hari kepindahan ibu kota Kabupaten Magelang tersebut, bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat sampai ke pelosok Kabupaten Magelang.

Menginjak usia yang ke-28, tentu banyak pertanyaan dari masyarakat Kabupaten Magelang, apa saja yang sudah dilakukan oleh Pemerintah -juga masyarakat- terhadap Kota mungkid dalam rentang waktu 28 tahun tersebut?

Sebanyak itu pula mungkin pertanyaan yang diajukan masyarakat, mengapa yang diperingati adalah Hari Kepindahan Ibu Kota, bukan hari jadi Kabupaten Magelang ?

Laporan Utama majalah “Suara Gemilang” edisi Maret 2012 ini mungkin dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Selamat mengikuti.

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 7: Suara Gemilang Maret 2012

dalam waktu 10 sampai 15 tahun, ketika

Anda melewati jalan yang sama di Kota

Mungkid, tidak akan tersesat”, begitu

lebih kurang yang diungkapkan Bupati

Magelang saat menyampaikan pidato

pada malam tirakatan menyambut HUT

Kota Mungkid di Pendopo drh. Soepardi.

Guyonan yang kedua dan ini betul-

betul hanya guyonan, tanpa me-

ngurangi rasa hormat terhadap ke-

pahlawanan Letnan Tukiyat, adalah Kota

Mungkid susah berkembang karena

terbawa nama jalan utama yang

melintas di jantung ibukota Kabupaten

Magelang tersebut. “Dari dulu pangkat-

nya Letnan terus sih, 'nggak' naik-naik”,

begitu kira-kira ungkapan orang yang

usil dan iseng.

Kawasan Hijau Dipertahankan

Terlepas dari semua guyonan yang

berkembang di masyarakat, RUTRK

Kota Mungkid memang bukan kawasan

yang diperuntukkan bagi pengembang-

an bisnis, investasi, maupun pemukiman

dan pusat keramaian. Sebaliknya Kota

Mungkid adalah wilayah yang subur

dengan irigasi teknis yang masih

berfungsi baik dan telah ditetapkan

sebagai kawasan hijau.

“Untuk itu masyarakat hendaknya

dapat memanfaatkan lahan yang ada

secara bijak dan tidak mengkonversi

kawasan hijau secara serampangan,

mengingat di kawasan Kota Mungkid

terdapat beberapa saluran irigasi teknis

yang cukup bagus, diantaranya Kali

Manggis, Kali Tangsi serta saluran irigasi

yang lain” demikian disampaikan oleh

Bupati Magelang saat menjadi Inspektur

Upacara pada puncak acara peringatan

Hari Jadi Kota Mungkid ke-28 di

lapangan drh. Soepardi.

Hal tersebut juga disampaikan

Bupati saat menerima wartawan Harian

Kedaulatan Rakyat pada acara wawan-

cara khusus dalam rangka HUT Kota

Mungkid di Rumah Dinas Bupati

Magelang beberapa hari sebelum

puncak acara HUT Kota Mungkid.

Sementara tema utama yang di-

angkat pada peringatan HUT Kota

Mungkid ke-28 tahun 2012, tidak jauh

dari desain Kota Mungkid ke depan yaitu

“LESTARI KOTAKU, LESTARI ALAMKU,

LESTARI BUDAYAKU”. Menurut Ketua

Umum Peringatan HUT Kota Mungkid

Drs. Utoyo, yang juga Sekretaris Daerah

Kabupaten Magelang, tema tersebut

diharapkan dapat menjadi titik tolak

dalam mendesain ibu kota Kabupaten

Magelang ke depan, agar menjadi kota

yang asri dan nyaman dihuni, dengan

tetap mempertahankan nuansa alami

dan ciri perdesaan.

Ahli Perencanaan Tata Kota UGM

Yogyakarta, Prof. DR. Probo Subanu,

MURP., dalam sebuah seminar pe-

ngembangan Kota Mungkid tahun 2004,

menyatakan bahwa harus ada pilihan

bagi pengambil kebijakan dalam

menentukan arah pengembangan ibu

kota Kabupaten Magelang, antara

membangun secara fisik untuk meramai-

kan atau membiarkan Kota Mungkid

menjadi kota yang bercirikan pedesaan,

pusat pemerintahan, pendidikan dan

kebudayaan.

Kesimpulan seminar tersebut me-

milih Kota Mungkid tetap mem-

pertahankan ciri khas pedesaan yang

nyaman dihuni, sementara untuk

kegiatan ekonomi akan dikembangkan di

wilayah Muntilan ke utara hingga Secang.

Sementara Bupati Magelang dalam

sambutannya pada acara Tirakatan juga

menegaskan bahwa pilihan untuk

mempertahankan nuansa alami dan ciri

khas perdesaan tersebut, tentu tidak bisa

dilepaskan dari fungsi kawasan Kota

Mungkid sebagai penyangga kawasan

warisan budaya situs purbakala Candi

Borobudur, yang telah ditetapkan oleh

UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia

sejak tahun 1991, dengan telah ditetap-

kannya kawasan Candi Borobudur dan

sekitarnya sebagai Kawasan Strategis

Nasional (KSN) yang hingga saat ini

tinggal menunggu terbitnya Keppres.

Di samping itu kawasan Kota

Mungkid juga telah ditetapkan sebagai

Kawasan Strategis Khusus Kabupaten

(KSKK), sehingga pengembangan Kota

Mungkid diharapkan selalu memperhati-

kan tata guna dan fungsi lahan, sehingga

tidak mengganggu atau merusak

Rencana Umum Tata Ruang Kawasan

(RUTRK) yang sudah ada.

Poros Ekonomi Secang-Salam

Sementara untuk mempercepat dan

mengembangkan kegiatan ekonomi

produktif, yang tentunya membutuhkan

sarana dan prasarana penunjang yang

memadai, kegiatan tersebut dapat

diakomodasikan pada jalan protokol

penghubung Semarang–Yogyakarta dan

Magelang-Purwokerto. Terlebih dengan

telah selesainya pekerjaan pelebaran

jalan Mertoyudan-Keprekan, diharapkan

jalur tersebut menjadi jawaban bagi

implementasi pola bangunan vertikal

pada area sepanjang poros jalan Secang

hingga Salam, yang disebut dengan

kawasan Strategis Dengan Pertumbuhan

Ekonomi Cepat.

“Sepanjang jalur tersebut terbuka

secara luas kesempatan bagi investor,

untuk mengembangkan berbagai sarana

dan prasarana perekonomian, dalam

rangka mewujudkan kawasan tersebut

sebagai pusat perdagangan dan jasa,

Laporan Utama

5suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 8: Suara Gemilang Maret 2012

Laporan Utama

6

dengan tetap memperhatikan fungsi

lindung, dimana budidaya pertanian

bersinergi secara proporsional dengan

fungsi permukiman, perdagangan dan

jasa”, tambah Bupati.

Namun demikian, Bupati Magelang

Ir. H. Singgih Sanyoto memprediksikan

bahwa perkembangan ke depan bisa

sangat menguntungkan Kota Mungkid,

dimana ketika kota Jogja sudah jenuh,

Kota Magelang juga sudah jenuh, dan

bandara Adi Sucipto pindah ke Kulon

Progo, maka jalan dari Kulonprogo ke

Magelang akan dilebarkan, sehingga

ada harapan turis akan tinggal lebih

lama di Magelang, tidak hanya 3 jam

saja, mengingat Kabupaten Magelang

mempunyai potensi wisata alam yang

amat disenangi wisatawan manca-

negara. Sehingga ada harapan turis akan

langsung menginap di Magelang, baru

kemudian berwisata ke Jogjakarta atau

kota yang lain.

Segera Dilengkapi Fasilitas Umum

Baru

Meskipun desain pengembangan

Kota Mungkid lebih mengutamakan

nuansa pedesaan, lebih mengutamakan

kenyamanan dari pada keramaian serta

tetap mempertahankan kawasan hijau,

namun demikian fasilitas umum yang

menjadi kebutuhan kawasan ibu kota,

secara bertahap dan terencana akan

dipenuhi. Fasilitas tersebut diantaranya

adalah stadion olahraga, jembatan

Banar, dan beberapa fasilitas kantor.

Menurut rencana tahun ini, sesuai

dengan aspirasi masyarakat Kabupaten

Magelang, Pemerintah Kabupaten

Magelang melalui dana APBD sebesar

Rp 20 milyar untuk pembangunan

stadion di desa Bumirejo Mungkid, yang

diharapkan dapat menjadi jawaban atas

kebutuhan masyarakat akan sarana dan

prasarana serta pusat pengembangan

olahraga yang representatif.

Sementara untuk infrastruktur pen-

dukung, tahun ini jembatan Banar di atas

sungai Elo, yang beberapa kali tertunda

pengerjaannya meskipun pembebasan

lahan sudah dilakukan beberapa tahun

yang lalu, mengingat sudah dianggar-

kan melalui APBD Kabupaten Magelang

dengan plafon dana Rp 13 milyar.

Jembatan tersebut amat strategis

karena menghubungkan wilayah Kota

Mungkid dengan desa Rambeanak,

yang dirancang untuk mendukung

kelancaran jalur pariwisata Solo-Selo-

Borobudur, serta dapat difungsikan

dalam rangka memecah dan meng-

alihkan arus lalu lintas, utamanya pada

saat liburan Idul Fitri serta perayaan

Waisak.

Selain itu dengan selesainya pem-

bangunan jembatan gantung sementara

di Srowol, sebagai ganti jembatan lama

yang runtuh akibat banjir lahar dingin,

diharapkan roda perekonomian di sekitar

kawasan Kota Mungkid bisa segera

dipulihkan.

Dalam rangka mempermudah koor-

dinasi antar instansi Pemerintah serta

meningkatkan pelayanan masyarakat,

diharapkan seluruh kantor Pemerintahan

dapat menyatu di ibu kota Kabupaten

Magelang, tentunya secara bertahap dan

memperhatikan skala prioritas dan

kemampuan keuangan daerah.

Tahun ini Markas Kepolisian Resort

Magelang telah menempati gedung baru

di Kota Mungkid, meskipun belum dapat

memberikan pelayanan secara me-

nyeluruh, sebab sarana dan prasarana-

nya belum lengkap dan sebagian fasilitas

masih berada di Mapolres yang lama.

Sementara dalam waktu yang tidak

terlalu lama, Dinas Kesehatan yang saat

ini masih meminjam tempat milik Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga di

Japunan, diharapkan juga dapat

menempati gedung baru yang menyatu

dengan Laboratorium Kesehatan di Kota

Mungkid.

Sementara dalam rangka pelestarian

dan pengembangan budaya, tidak lama

lagi akan didirikan SMK Seni dan Budaya

yang akan disambung dengan Fakultas

Seni dan Budaya Universitas Tidar yang

akan mulai dibuka.

Untuk Islamic Center, dengan segala

fasilitasnya seperti perpustakaan, pusat

kajian agama, pusat kegiatan ke-

agamaan, kantor lembaga keagamaan

dan lain-lain, hingga saat ini masih men-

jadi ekpektasi masa depan yang diharap-

kan bisa diwujudkan pada masa yang

akan datang.

Bukan Hari Jadi Kabupaten Magelang

Adapun terkait dengan tidak di-

selenggarakannya peringatan hari jadi

Kabupaten Magelang, kecuali hanya

peringatan Hari Jadi Kota Mungkid yang

dilaksanakan dalam rangka mem-

peringati kepindahan Ibu Kota Kabu-

paten Magelang dari wilayah yang

sekarang masuk Kota Magelang, menuju

wilayah Kecamatan Mungkid, yang

sudah dilaksanakan sejak tahun 1984

pada era Bupati drh. Soepardi, Bupati

Magelang Ir. H. Singgih Sanyoto dalam

sambutannya pada malam tirakatan

memperingati HUT Kota Mungkid ke-28

tahun 2012 di pendopo drh. Soepardi

menyatakan bahwa kita tidak mem-

peringati hari jadi Kabupaten Magelang

agar tidak timbul kontroversi sejarah,

sebagaimana yang terjadi di Kabupaten

Purworejo, mengingat Bupati Magelang

pertama adalah Danoeningrat I yang

ternyata memihak penjajah Belanda dan

memusuhi Pangeran Diponegoro.

Terkait dengan pemberitaan media

massa terkait dengan konflik perbatasan

antara Kabupaten Magelang dan Kota

Magelang, khususnya di wilayah selatan,

Bupati Magelang menegaskan bahwa

hingga saat ini tidak ada permasalahan

seperti dimaksud.

“Kita sama-sama penyelenggara

pemerintahan, kita punya satu prinsip

yang harus ditempuh sebagai orang

Jawa. Kita sudah matur ke pak Gubernur,

perbatasan itu mestinya didasari secara

hukum, aturan secara de jure yaitu peta,

mari kita buka bersama petanya. Kita

harus bicara dari hati-ke hati untuk

rembugan, mana yang bisa dirembug,

karena ini administrasi pemerintahan,

tidak bisa alasan orang kabupaten

sekolah di kota, ketika erupsi Merapi

orang kota menampung pengungsi dari

Kabupaten Magelang, ini harus dibeda-

kan, karena perbatasan adalah adminis-

trasi pemerintahan. Kita harus duduk satu

meja, peta mana yang dipakai, mau peta

1950 Haminte Magelang, atau peta

zaman Belanda? Ini kita sampaikan

bukan berarti kita mau menang–

menangan, tapi ini harus dipahami

sebagai administrasi pemerintahan”,

tutur Bupati Magelang.

Ditambahkan oleh Bupati bahwa

kalau Kota Magelang minta jalan Sarwo

Edi sampai Sungai Progo, maka

Kabupaten Magelang akan kehilangan

beberapa wilayah.

“ Ini tanggung jawab saya selaku

Kepala Daerah kepada para pendahulu

dan masyarakat, kita harus 'rembugan',

karena dengan Kabupaten lain kita tidak

ada masalah baik dengan Kulonprogo,

Sleman, Purworejo, Boyolali dan yang

lain”, papar Bupati.

*)Zanuar Effendi,S.IP

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 9: Suara Gemilang Maret 2012

Laporan Utama

7

“Basis kita adalah pertanian, hal

tersebut harus kita jaga. Keindahan dan

kelestarian harus dipertahankan dengan

satu f i losofi . Kita membangun

Magelang ini bukan pembangunan di

Magelang, tetapi pembangunan

Magelang,” kata Bupati Magelang Ir. H.

Singgih Sanyoto dalam sambutan pada

malam tirakatan dan tasyakuran me-

nyambut hari jadi kota mungkid ke 28 di

Pendopo drh. Soepardi.

Pembangunan di Magelang, me-

nurut Bupati Singgih, masyarakat

Magelang hanya menjadi pelengkap

penderita, tetapi dengan pembangunan

Magelang kita membangun bersama-

sama masyarakat Kabupaten Magelang.

Bupati mencontohkan ketika ada

wacana dari investor untuk mem-

bangun kota baru dengan melihat kota

Magelang begitu sempit, apabila

berencana membangun kota satelit di

salah satu kecamatan di Kabupaten

Magelang apabila tidak hati-hati

nantinya akan menjadi kota yang

terisolasi dari lingkungan karena dihuni

oleh masyarakat kelas atas.

Memang masyarakat sekitar men-

dapat uang banyak dari pembebasan

tanah, tetapi dari sisi harkat dan

martabat karena sumber daya manusia

terbatas dengan pekerjaan seperti

tukang sapu, pembantu rumah tangga

maka akan tertinggal. Dan hal tersebut

tidak diinginkan. Untuk itu Bupati

mengharapkan ke depan, walaupun

pembangunan agak lambat tetapi kita

tetap dengan progres-progres yang jelas

bahwa pembangunan itu subyeknya

masyarakat Kabupaten Magelang.

Sarasehan dan tirakatan yang diikuti

Muspida, para pejabat eselon, ulama,

tokoh agama, Pimpinan BUMN dan

BUMD, MUI, Perwakilan Ormas, tokoh

masyarakat, Camat, kepala desa dan

kelurahan serta warga masyarakat sekitar

(Kelurahan Sawitan, Mendut, Desa

Deyangan dan Pasuruan) tersebut

bertujuan membangun komitmen ber-

sama antara Pemerintah Kabupaten

Magelang dengan segenap komponen

masyarakat dalam upaya membangun

dan memajukan KOTA MUNGKID

menuju kesejahteraan masyarakat.

Sarasehan dan tirakatan tersebut juga

ditandai dengan pemotongan tumpeng

oleh Bupati Magelang Ir. H. Singgih

Sanyoto yang diserahkan kepada

sekretaris KNPI Yanuar Efendi, SIP.

Sementara itu dalam tausiahnya KH.

R. Muhaimin Asnawi pengasuh ponpes

Al Asnawi Salamkanci Bandongan, me-

ngatakan Kota Mungkid bukan kotanya

perorangan tetapi seluruh masyarakat

Kabupaten Magelang. Untuk itu

Muhaimin mengutip pidato mantan

Presiden Soeharto yang menyatakan

Negara yang kuat adalah negara yang

dicintai oleh rakyat dan didukung oleh

rakyat. Bukan negara yang didukung

dengan kekuatan senjata, rakyat

memang taat tetapi karena takut.

Kota Mungkid inipun kita anggap

negara kecil kita, milik kita semua dan

harus kita dukung sebaik-baiknya

dengan caranya masing-masing. Kita

mendukung bisa dengan 3 ukhuwah,

yaitu ukhuwah diniah berhubungan

dengan agama, ukhuwah basaliah ber-

hubungan sebagai manusia, ukhuwah

watoniah berhubungan dengan tanah

air, jelas Muhaimin.

*)mami-s

JANGAN JADIKAN MASYARAKAT PELENGKAP PENDERITA

Bupati Magelang, Ir. H. Singgih Sanyoto:

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 10: Suara Gemilang Maret 2012

Laporan Utama

8

Ketika Tim Polres Magelang dengan

gemilang berhasil menekuk Tim PLN

Kabupaten Magelang di final lomba

sepak bola mini dalam rangka HUT Kota

Mungkid pada hari Kamis 15 Maret 2012,

para supporter yang terdiri dari anggota

Polri langsung bersorak gembira.

Mereka melompat-lompat sambil

melontarkan botol minuman. Beberapa

mengekspresikan perasaannya dengan

menyerbu ke tengah lapangan seolah

mereka pemenangnya .

Sebenarnya suasana gembira untuk

merayakan HUT Kota Mungkid yang

jatuh pada hari Kamis tanggal 22 Maret

2012 telah berlangsung sejak tanggal 6

dan 7 Maret 2012, dengan dilaksanakan-

nya POPDA, lomba Olahraga tradisionil

pada tanggal 12 dan 13 Maret, Lomba

sepakbola mini pada tanggal 14 dan 15

Maret. Senam massal pada tanggal 16

Maret.. Sepada santai diselenggarakan

pada tanggal 17 Maret. Jalan sehat

dilaksanakan pada tanggal 18 Maret.

Upacara diselenggarakan pada tanggal

22 Maret 2012.

Penulis tidak tahu sejak kapan HUT

Kota Mungkid diperingati, tetapi me-

nurut beberapa teman peringatan HUT

Kota yang berdiri pada tanggal 22 Maret

1984 selalu dilaksanakan dengan

suasana gembira. Dari tahun ke tahun

para pegawai Pemerintah Kabupaten

Magelang beserta instansi terkaikt

memperingati berdirinya Kota Mungkid

dengan acara-acara yang cukup kreatif

dan rekreatif.

Sayangnya, kegiatan-kegiatan yang

menarik tersebut hanya diikuti oleh para

pegawai pemerintah saja. Sementara

warga Kota Mungkid yang menjadi

pemilik dan penghuni Kota Mungkid

tidak banyak terlibat.

Di saat para pegawai berlomba ria,

warga Kota Mungkid tetap saja men-

jalankan kegiatan rutin sehari-hari. Yang

‘bekerja’ di sawah tetap ke sawah. Yang ke

pasar juga tetap ke pasar. Yang bekerja di

jalan tetap kerja di jalan.

Seolah mereka tidak tahu bahwa para

pegawai pemerintah sedang asyik

memperingati HUT kota tempat dimana

mereka tinggal.

Harus diakui bahwa warga Kota

Mungkid tidak sepenuhnya tidak terlibat

dalam kegiatan HUT Kota Mungkid.

Keterlibatan mereka sekedar pada acara

tertentu, misalnya pada acara tirakatan

warga tetap diundang untuk menghadiri

acara tersebut. Akan tetapi keterlibatan

tersebut sangat minim.

Alangkah bagusnya, apabila per-

ingatan HUT Kota Mungkid pada masa

depan dapat melibatkan warga sejak pe-

rencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.

Sehingga warga Kota Mungkid dapat

mengambil manfaat yang lebih baik.

Warga akan merasa memiliki Kota

Mungkid sebagai ibu Kota Kabupaten

Magelang. Apalagi pada masa demo-

krasi dan reformasi saat ini keterlibatan

rakyat secara optimal menjadi tuntutan

dan menjadi jargon utama. Bahkan dulu

Abraham Lincoln, saat berkampanye

untuk menjadi Presiden Amerika

menggunakan jargon keterlibatan rakyat

menjadi mantra dengan mengatakan

from the people, by the people, for the

people. Dan dengan mantra itulah

Abraham Lincoln berhasil menjadi

Presiden Amerika Serikat ke-16.

ASTABRATA

Peringatan Ulang tahun, biasanya

tidak sekedar dengan cara bersenang-

senang. Peringatan Ulang tahun biasa-

nya dilaksanakan dengan tiga cara.

Yang pertama dengan mengenang

masa lalu. Biasanya dilaksanakan dengan

membacakan sejarah perjuangan dan

ada juga yang melaksanakan dengan

membaca tahlil bersama. Yang kedua

HUT KOTA MUNGKID

DARI SIAPA, OLEH SIAPA, UNTUK SIAPA?Oleh : Ahmad Fauzi Ahsan

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 11: Suara Gemilang Maret 2012

Laporan Utama

9

mensyukuri yang telah dicapai dengan

cara bersenang makan dan minuim,

yang ketiga mengevaluasi yang telah

dikerja-kan untuk perbaikan ke masa

depan yang direalisasikan dalam bentuk

kegiatan tirakatan dan sebagainya.

Bila mengenang masa lalu pendirian

Kota Mungkid sebagai ibu Kota

Kabupaten Magelang adalah agar

Pemerintah Kabupaten Magelang dapat

melaksanakan pembangunan wilayah

dan memberikan pelayanan yang

optimal bagi warga Kabupaten

Magelang.

Sejalan dengan itu tema peringatan

Kota Mungkid selalu berubah namun

tema Kota Mungkid sebagai pusat

pemerintahan selalu dipergunakan dari

waktu ke waktu. Artinya pemerintah

Kabupaten Magelang selalu sadar

bahwa keberadaannya adalah mem-

berikan pelayanan kepada masyarakat

agar warga Kabupaten Magelang dapat

sejahtera hidupnya.

Oleh karena itu birokrasi pemerintah

Kabupaten Magelang perlu dibangun

menuju good governance. Para pejabat

perlu melakukan evaluasi dengan

delapan (8) laku utama.

Laku Hambeging indra, artinya se-

orang pemimpin haruslah kuat, tidak

mudah goyah, tidak mengumbar hawa

nafsu, kuat hati dan tidak suka berpura-

pura, sehinga dapat membangunkan

kesejahteraan masyarakat.

Laku Hambeging Yama, maknanya

pemimpin harus selalu menegakkan ke-

adilan menurut hukum untuk meng-

ayomi rakyatnya.

Laku Hambeging Surya, maknanya

pemimpin haruslah memiliki sifat dan

sikap seperti matahari yang memberi

semangat dan kekuatan yang penuh

dinamika serta menjadi sumber energi

bagi bumi pertiwi.

Laku Hambeging Candra, pemimpin

hendaknya memiliki sifat dan sikap yang

mampu memberikan penerangan bagi

rakyatnya yang berada dalam ke-

bodohan seorang pemimpin harus

menjadi penerang bagi rakyatnya.

Laku Hambeging Maruta, pemimpin

harus menjadi seperti angin. Senantiasa

memberikan kesegaran dan selalu turun

ke bawah melihat rakyatnya. Seorang

pemimpin harus berjiwa teliti di mana

saja berada. Baik buruk rakyat harus

diketahui oleh mata kepala sendiri, tanpa

menggantungkan laporan bawahannya.

Laku Hambeging Bumi, pemimpin

harus memiliki sifat-sifat bumi, yaitu

teguh, Bumi selalu dicangkul dan digali.

Oleh karena itu yang menjadi pejabat

pemerintah harus berani mengambil

resiko pekerjaan. Jangan sampai ada

pejabat yang melempar-lemparkan

pekerjaan pada orang atau pejabat lain

jika tahu bahwa pekerjaan beresiko.

Laku Hambeging Baruna, berarti

samudra yang luas. Sebuah samudra

memiliki wawasan yang luas, mampu

mengatasi setiap gejolak dengan baik,

penuh kearifan dan kebijaksanaan.

Laku hambeging Agni, Pemimpin

hendaknya memiliki sifat mulia dari api

(agni), yang selalu mendorong rakyat-

nya memiliki sikap nasionalisme. Lebih

mengutamakan kepentingan umum dan

bangsa diatas kepentingan pribadi dan

golongan.

Dengan evaluasi inilah maka di-

harapkan peringatan HUT Kota Mungkid

dapat bermanfaat bagi Kabupaten

Magelang. Bermanfaat untuk mem-

bangun sikap dan perilaku pejabat untuk

membangun masa depan. Maksudnya

masa depan adalah masa depan di di

dunia dan akhirat.

Di dunia dapat mewujudkan masya-

rakat adil dan makmur. Di akherat dapat

masuk Surga dan terjauhkan dari siksa

neraka. Amin

(foto-foto dok. Zuchruf Isworo)

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 12: Suara Gemilang Maret 2012

Laporan Utama

10

Pembangunan tiang bendera di

sepanjang jalan utama penanda se-

makin lengkapnya fasilitas di Kota

Mungkid, memasuki usianya yang ke-28

tahun. Dengan demikian terpenuhi

sudah kebutuhan warga kota akan tiang

bendera. Demikian juga dengan pe-

mindahan Markas Kepolisian Resort

Magelang semakin melengkapi fasilitas

kota. Kehadiran polres meningkatkan

pemenuhan kebutuhan warga kota akan

rasa aman.

Kota Mungkid, dilihat dari sisi luas

wilayah, tergolong kota istimewa

karena hanya meliputi tiga desa.

Bandingkan dengan Kota Magelang

yang meliputi 3 (tiga) kecamatan dan

Kota Bandung terdiri dari 30 (tiga puluh)

kecamatan. Lazimnya penjenjangan

wilayah itu desa – kecamatan – kota.

Umpama orang sekolah Kota Mungkid

ini dari TK langsung masuk SMP, SD-nya

dilewati.

Hasil sensus penduduk 2010 warga

Kecamatan Mungkid mencapai 10.856

jiwa. Tinggal di Desa Deyangan 4.961

jiwa, di Sawitan 2.815 jiwa dan 3.080 jiwa

di desa Mendut. Terdiri dari balita 903,

anak usia sekolah SD-SLTA 2.422, usia

kuliah 1.016, usia kerja 5.272, dan

manula 1.241.

Selain rasa aman dan tiang bendera,

bagi warga kota maupun desa, ihwal

yang paling penting adalah mendapat-

kan pekerjaan. Dari 8.849 warga kota

usia kerja, sebanyak 54 persen sedang

bekerja. Namun harus juga diperhatikan

bahwa ada 37 persen warga usia kerja

yang 'tidak mencari dan tidak bersedia

bekerja.

Kewajiban pemerintah daerah selain

menyediakan lapangan kerja juga

penting untuk membangkitkan motivasi

bekerja. Misalnya dengan pendekatan

agama, dengan me-

ngingatkan ajaran

bahwa 'bekerjalah

untuk menumpuk

harga seakan kamu

akan hidup seratus

tahun lagi, dan ber-

ibadahlah kamu se-

akan akan mati

besok pagi.’

Jika ada kemauan untuk

diintervensi atau dilakukan

pembinaan data warga Kota

Mungkid ini tersedia by

name, by address, by age, by

activity and aspiration. Yah,

lengkap habislah.

Terkait pekerjaan, bagi

warga kota, karena segala

transaksi berlangsung se-

cara tunai (bukan gotong

royong, rewang dan sam-

batan), maka warga kota

juga butuh pekerjaan

yang memberi bayar-

an tunai (bukan bagi

hasil, nggaduh, maro

atau mertelu).

Pekerjaan yang di-

damba warga kota

adalah 'perkerjaan

berbayar (wage job).

Sebagian penduduk

Kota Mungkid (44 %)

yang tidak mendapat-

kan kepastian pe-

nerimaan gaji tetap

setiap bulan.

Proses pembangunan, umumnya,

disertai urbanisasi dan transformasi

ekonomi. Transformasi dari aktivitas

ekonomi utama pertanian, bergeser ke

industri dan selanjutnya ke sektor

keuangan dan jasa. Jika proses ini

berjalan mulus maka mayoritas pen-

duduk kota akan mendapatkan akses

masuk ke pekerjaan sektor formal yang

dibayar.

Dari gambar 3 terlihat bahwa

lapangan kerja utama di Kota Mungkid

masih didominasi pertanian. Sektor ini

umumnya produktivitas per pekerjanya

paling rendah dan dengan demikian

upah yang diterima juga paling rendah.

Tentu saja tidak menarik minat anak

muda berpendidikan. Sementara dalam

gambar 3b, di Kota Magelang struktur

pekerjaan sudah bergeser ke sektor

perdagangan dan jasa.

KOTA MUNGKID MILIK SIAPA ?Oleh : Budiono *)

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 13: Suara Gemilang Maret 2012

11

Kegagalan untuk masuk ke sektor

formal berbayar tidak menjadikan warga

kota prustasi. Sebagai gantinya, mereka

memberikan kesempatan yang luas

kepada anaknya untuk mendapatkan

keahlian agar bisa masuk sektor formal

melalui pendidikan.

Oleh karena itu akses pendidikan,

baik secara fisik maupun biaya, sangat

penting bagi warga kota, sama penting-

nya dengan akses ke areal industri dan

komersial dimana lapangan kerja

berbayar tersedia.

Akses fisik meliputi tersedianya

sekolah, guru yang mumpuni, dan

kurikulum yang nyambung dengan

dunia kerja. Akses biaya mencakup ke-

mampuan orang tua untuk me-

nanggung biaya penddikan: SPP, per-

alatan sekolah, seragam, transport, dan

biaya oportunitas: hilangnya kesempat-

an memperoleh nafkah karena anak

harus sekolah.

Dari gambar 4,

terlihat bahwa dari

2.422 anak usia se-

kolah, hanya tercatat

1.969 yang masih

bersekolah. Gambar

juga menunjukkan

bahwa siswa yang

tercatat di SMP dan

SMA terlalu kecil di-

banding siswa SD.

Artinya banyak anak

yang tidak mampu

melanjutkan pen-

didikan. Persoalan ini

b i sa d i a tas i j i ka

pemerintah meng-

hilangkan rintangan

bagi masyarakat me-

nikmati layanan pen-

didikan.

Selain aktivitas

ekonomi warga kota,

untuk memahami situ-

asi kehidupan warga

kota perencana pem-

bangunan kota wajib

memahami elemen-

elemen seperti:

akses perumahan,

sumber energi, serta

sanitasi.

Dari gambar 5 ter-

lihat bahwa besar

jumlah rumah tangga

kota yang meng-

gunakan kayu bakar

sebagai sumber bahan

bakar untuk memasak.

Dengan demikian bisa

dipertanyakan sukses

konversi gas minyak

tanah LPG. Juga masih

banyak rumah tangga

yang memakai listrik

tidak bermeter. Bukan

saja ilegal, juga mem-

bahayakan peng-

gunanya.

Sumber air

minum dari sumur

dan mata air tak

terlindung bisa men-

datangkan gangguan

kesehatan . Leb ih

parah lagi tidak ada-

infra-

struktur dan jasa,

moda transportasi,

nya fasilitas buang air besar, selain

membahayakan kesehatan, juga bisa

merusak estetika lingkungan.

Ada beberapa prinsip direkomen-

dasikan dari seminar yang dibukukan:

'Mengelola Kota yang Cepat Tumbuh:

Pendekatan Baru untuk Manajemen dan

Perencanaan di Negara Berkembang'

yang disunting oleh Nick Devas dan

Carole Rakodi.

Bab empatnya bertajuk: Perencana-

an untuk Siapa? Prinsip-prinsip agar

pembangunan kota nyambung dengan

kebutuhan dan aspirasi warganya.

Pertama, visi pembangunan kota, atau

mimpi yang ingin dicapaikan sebuah

kota, harus realistik: sesuai kemampuan.

Kedua, adakan mobilitas sumber daya:

swasta, rumah tangga dan komunitas,

untuk membangun fasilitas kota yang

'nguwongke' warganya. Ketiga, pe-

rencanaan kota harus konsultatif dan

pembuatan kebijakan harus melibatkan

mayoritas warga, bukan hanya tunduk

pada kekuatan politik. Keempat, agar

berkelanjutan, operasinal dan pe-

meliharaan fasilitas kota harus melibat-

kan warga dalam perencanaan, desain,

operasi dan pemeliharaan.

Jikalau, pengembangan kota dalam

renana induk, rencana aksi atau action

plan ingin dijadikan 'plan ini action',

prinsip-prinsip diatas bisa dipedomani.

Memang ada rencana aksi pem-

bangunan Kota Mungkid yang akan

dijadikan 'action'? Yah, bukannya sudah

dibilang 'jikalau' artinya jika itu kalau.

*)perencana madya Bappeda Kab. Magelang

Laporan Utama

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 14: Suara Gemilang Maret 2012

12

Laporan Khusus

Kota Mungkid adalah Ibu Kota

Kabupaten Magelang, bayangan yang

terlintas di benak kita bila mendengar

nama “kota” tentu identik dengan

keramaiannya, lalu lintas kendaraan

yang berlalu lalang, pusat-pusat per-

belanjaan dan berbagai macam aktifitas

bisnis serta jasa.

Kita akan tercengang bila ber-

kunjung di “Kota Mungkid” Memang

Kota Mungkid adalah jantung wilayah

Kabupaten Magelang, disini juga ada

pusat pemerintahan. Wilayah “Kota

Mungkid” yang mencakup 2 Kelurahan

dari Kecamatan Mungkid dan 1 desa

dari Kecamatan Mertoyudan ini letaknya

memang tidak jauh dari obyek wisata

yang terkenal di dunia, Candi Borobudur.

Di wilayah ini udaranya sejuk, suasana

yang tenang jauh dari hiruk pikuk lalu

lintas, terkesan alami dan bernuansa

pedesaan.

Hal ini bukan tanpa alasan, jika kita

menilik dari sejarah berdirinya Kota

Mungkid, bahwa pada jaman ke-

merdekaan berdasarkan undang-

undang No. 22 Th 1948 Kota Magelang

ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten

Magelang, kemudian pada tahun 1950

berdasarkan UU no 13 Th 1950, Kota Praja

Magelang diberi hak untuk mengatur

rumah tangganya sendiri sehingga di

sana menjadi pusat dua pemerintahan,

yaitu Pemerintah Kota Magelang dan

Pemerintah Kabupaten Magelang.

Kota Magelang disamping menjadi

ibu kota dua pemerintahan juga

menjadi ibu kota Karesidenan (dulu)

karena di kota ini Residen Kedu juga

berkantor. Di kota ini pula terdapat

Akademi Militer TNI Angkatan Darat di

lembah Tidar yang dipimpin oleh

seorang gubernur yang berpangkat

Jendral, sehingga Kota Magelang

menjadi sangat sibuk, karena adanya

empat instansi yang mempunyai empat

kewenangan besar.

Pemerintah Kabupaten Magelang

yang memiliki wilayah lebih luas

dibandingkan dengan tiga instansi lain

tersebut berpikir untuk memindahkan

Ibukotanya ke wilayah sendiri. Tahun

1982 setelah dikaji oleh berbagai pihak

termasuk akademisi, terdapat empat

pilihan calon lokasi “Ibu Kota”

Kabupaten Magelang; yaitu Secang,

Mertoyudan, Mungkid dan Muntilan.

Dengan berbagai pertimbangan

terpilihlah kawasan yang sekarang ini

disebut dengan KOTA MUNGKID

sebagai Ibu Kota Kabupaten Magelang.

Dari sejarah tersebut dapat di-

pahami bahwa salah satu dari sekian

banyak pertimbangan berpindahnya

ibukota Kabupaten Magelang dari

Kotapraja Magelang adalah untuk

menghindari konsentrasi kesibukan

Kota Magelang akibat terpusatnya

empat kewenangan yang berbeda pada

tempat yang sama.

Karena letak “Kota Mungkid”

sebagai Ibukota kabupaten Magelang

sangat dekat dengan Candi Borobudur

yang merupakan peninggalan budaya

yang Adiluhung nenek moyang bangsa

Indonesia yang saat ini telah menjadi

warisan budaya dunia yang harus dijaga

kelestariannya. Untuk itu di dalam

melaksanakan pembangunan Kota

Mungkid perlu kehati-hatian dari semua

pihak.

Bahkan untuk merencanakan pe-

ngembangan kawasan disekitar Candi

Borobudur, pemerintah pusat menetap-

KOTA PELESTARI BUDAYA

sumber: Bappeda Kabupaten Magelang

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 15: Suara Gemilang Maret 2012

Laporan Khusus

13

kan wilayah di sekitar Borobudur ini

sebagai Kawasan Strategis Nasional

(KSN).

Untuk itu perlu disepakati semua

pihak agar wilayah “Kota Mungkid” bisa

tetap dipertahankan sebagai pusat

Pemerintahan, Pusat Pengembangan

Budaya, serta Pusat Pendidikan. Walau

tidak bisa dipungkiri sebagai kawasan

yang dihuni masyarakat diperlukan

kegiatan bisnis barang dan jasa.

Untuk itu pemerintah daerah ber-

upaya mengatasi kebutuhan tersebut

dengan mengarahkan kegiatan bisnis ke

kawasan cepat tumbuh yang berada di

sepanjang jalan Protokol penghubung

antara Semarang-Jogjakarta dan jalan

Purworejo-Magelang. Sedangkan ke-

butuhan barang dan jasa masyarakat

“Kota Mungkid” masih dapat ditopang

oleh pusat-pusat bisnis diwilayah sekitar

yang jaraknya relatif terjangkau, se-

hingga Kota Mungkid akan tetap lestari.

Berpegang pada pemahaman ter-

sebut, Panitia peringatan Hari Jadi Kota

Mungkid yang ke 28 Tahun 2012 ini,

menurut Ketua Panitia penyelenggara

HUT Kota Mungkid ke 28 Agung

Trijaya,SH, memilih tema "LESTARI

KOTAKU, LESTARI ALAMKU, LESTARI

BUDAYAKU” diharapkan dapat menjadi

titik tolak dalam mendesain Ibu Kota

Kabupaten Magelang ke depan, agar

menjadi kota yang Asri dan nyaman

dihuni, dengan tetap mempertahankan

nuansa alami dan ciri pedesaan.

Hal ini dimaksudkan agar pada

benak setiap penduduk Kabupaten

Magelang, utamanya yang berdomisili

di sekitar kawasan Kota Mungkid

tertaman semangat melu handarbeni

dan hangrungkepi Kota Mungkid

menjadi Kota yang sejuk dalam suasana

yang tenang, alami dan bernuansa

pedesaan yang senantiasa menjaga

kelestarian budaya.

Sehingga Panitia fokus pada ke-

senian dan kebudayaan sebagai kegiatan

utama hari jadi kota mungkid. Menurut

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kab Magelang Drs. Dian Setyadarma,

MM, selaku seksi kesenian dan ke-

budayaan tahun ini fokus pada budaya

Indonesia terutama kesenian Jawa

Tengah dan bernuansa Kabupaten

Magelang seperti jaranan, sorengan,

jaran kepang serta wayang orang

pembauran.

Karena menurut Dian, kebijakan yang

diambil terkait dengan pelestarian

budaya adalah mengelola keragaman

budaya, nilai-nilai budaya yang ber-

kembang di masyarakat kabupaten

magelang tetap terjaga dan lestari serta

mengembangkan kekayaan budaya

yang dimiliki untuk dapat eksis dalam

kemajuan jaman dan diakui serta dapat

dinikmati oleh seluruh kalangan

masyarakat.

Disamping itu panitia juga meng-

adakan kegiatan yang bersifat massal

seperti funbike (sepeda gembira) festival

band remaja, senam sehat bersama

Askes, Jalan Santai bersama Bank Bappas

69 dan kerja bhakti bersama. pameran

kriya dan kuliner serta kegiatan sosial

donor darah. Untuk Lomba Dagongan

dimenangi regu dari Kodim 0705

Magelang, Lomba Terompah Panjang

dimenangi regu dari UPT Disdik Pora

Borobudur, Lomba Sepak Bola Mini

dimenangi oleh regu Polres Magelang.

Sedangkan juara I Lomba Kuliner adalah

stand Tongseng Jamur Borobudur, Juara I

stand Oleh-oleh adalah Slondok Lestari,

dari Kalisalak Salaman, dan juara I

penataan Stand dimenangi oleh stand

Lidiah Art, Borobudur

Puncak acara HUT Kota Mungkid ke

28 adalah resepsi, disamping pe-

nyerahan hadiah kepada para pe-

menang lomba diantaranya, Bakyak

renteng, Dagongan, sepak bola mini dan

festival kuliner juga dipentaskan Wayang

Orang Pembauran di Pendopo Lapangan

drh. Supardi Kota Mungkid.

Pentas wayang orang pembauran kali

ini dengan lakon Wahyu Cakraningrat

yang diperagakan oleh pecinta seni

budaya dari berbagai kalangan, di-

antaranya ada etnis Tionghoa. Wahyu

Cakraningrat ini menceritakan bahwa

Wahyu anugerah Tuhan Yang Maha

Kuasa yang meneguhkan seseorang

yang mendapatkannya dan keturunan-

nya akan mampu membangun atau

memimpin suatu Negara.

*)sukendro&mami-s-humprot

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 16: Suara Gemilang Maret 2012

14

Kota-kota besar di dunia cenderung narsis. Itu sebabnya

mereka kerap memimpikan dirinya sebagai sumbu per-

adaban. Impiannya itu, ada kalanya bisa diterima dengan

akal sehat, karena situasi faktual dan argumentasi logis.

Tetapi tidak sedikit kota di dunia ini yang ketika me-

mimpikan dirinya sebagai kiblat peradaban, justru

meluluhlantakkan peradaban itu sendiri. Kota-kota yang

bermimpi menjadi pusat dunia, akan tetapi justru semakin

jauh dari poros peradaban dunia, untuk kota-kota

semacam ini maka layak disebut sebagai “Kota Narsis”.

Kata kunci narsis adalah konsep diri atau komunitas yang

terlalu melambung. Mereka memperspektifkan dirinya

melebihi yang lain. Alexander Lowen dalam bukunya

Narcissism : Denial of The True Self, menjelaskan bahwa

secara psikologis, individu sudah dikatakan narsis jika

mencurahkan segenap daya upayanya untuk membangun

image dengan mengorbankan diri sendiri. Individu ini

tanpa terasa sering menipu diri sendiri demi penampilan.

Sebagaimana dideskripsikan Lowen (1985), tindakan

mereka seringkali dilakukan tanpa pikir panjang,

manipulasi, egois, ingin dominan, merasa paling pintar

sendiri, tidak jujur dalam membawa diri dan tidak punya

integritas.

Ruang publik yang ada diperkotaan, kemudian menjadi

sasaran kaum narsis. Dimana-mana terpasang baliho,

spanduk atau grafiti , -yang kebanyakan bergaya kebarat-

baratan- dan meggemari hedonisme. Kota kemudian

tampil dengan meriah namun tanpa jiwa. Karena ingin

dominan, maka lambang dan icon bernada supremasi

kemudian kencang didengungkan. Kota tidak lagi di-

wujudkan sebagai ruang untuk berinteraksi, ber-

komunikasi dan menyandingkan: heterogenitas, kultur,

ras, agama dan bahasa.

Jika sebuah kota dibangun untuk memenuhi ambisi

dominasi sekelompok orang yang bersifat politis maupun

ekonomi, maka sebagaimana disampaikan Castells (1983),

kota akan menjadi “ruang pengucilan kolektif yang

ditransformasikan oleh berbagai umpan balik (feedbacks)

menjadi suatu aliran yang tidak pernah berhenti dan tak

pernah mulai. Kehidupan kemudian berubah menjadi

abstrak dan menjadi bayang-bayang”.

Kota tidak lagi diwujudkan sebagai ruang untuk ber-

interaksi, berkomunikasi dan menyandingkan

heterogenitas; kultur, ras, etnis, agama dan bahasa.

Padahal dalam sejarah kelahirannya, kota adalah tempat

yang paling ideal untuk menemukan persamaan dalam

perbedaan; politik, ekonomi dan kebudayaan. Kota adalah

tempat pengambilan keputusan yang paling demokratis.

‘Mati’nya fungsi-fungsi kota, menjadikan kota sebagai

ruang abstrak, tidak bernafas dan tidak bernas.Ruang

perkotaan dipergunakan sekadar sebagai komoditas yang

diperjualbelikan. Yah..sekadar realisasi laba dan mencari

keuntungan gitu lho…. Dibangunlah kemudian

kondominium yang mewah yang antara satu dan lainnya

dihubungkan dengan jalur khusus, sebagai bentuk

pelayanan kenyamanan bagi penghuni kondominium.

Atau juga berbagai pusat perbelanjaan, bar, dan lainnya.

Diferensiasi fungsional ruang kota dan kegunaannya yang

terspesialisasi dalam bingkai konsumtif ini kemudian

dirasakan sebagai penggalan kehidupan sehari-hari dan

berpotensi menghilangkan jati diri. Yang terjadi selanjut-

nya, daripada berkenalan dengan tetangga dekat rumah,

orang yang tinggal di Kota Narsis ini lebih suka jalan-jalan

di mall, toserba dan sebagainya daripada berkumpul

dengan tetangga dan takmir masjid.

Tahun ini Kota Mungkid memasuki usia 28 tahun. Usia

yang terhitung muda. Meski menyandang sebagai sebuah

kota, bahkan menjadi ibukota Kabupaten Magelang, profil

Kota Mungkid tidaklah seramai kota-kota yang ada di

sekitarnya. Bahkan kalah ramai dengan Kota Muntilan

yang menjadi ibu kota Kecamatan Muntilan.

Namun jika kita telaah lebih dalam, Tema peringatan hari

Jadi Kota Mungkid tahun ini yaitu: Lestari Kotaku, Lestari

Alamku dan Lestari Budayaku, sedikit banyak memberi-

kan gambaran tentang profil utama yang akan dituju atas

keberadaan Kota Mungkid di masa datang. Tema yang

dipilih menggambarkan sebuah kecerdasan tentang

bagaimana visi sebuah kota akan dibangun.

Pemimpin bukan sekadar cerdik merumuskan matematika

ekonomi dan politik, untuk membangun sebuah kota.

Tetapi lebih dari itu pemimpin yang lebih arif harus bisa

memilih dan menentukan jalan yang hendak dipilih untuk

membangun peradaban sebuah kota. Kota Mungkid lebih

tepat diarahkan sebagai kota yang sehat dan menyehat-

kan, memiliki ruang terbuka yang netral bagi pe-

ngembangan budaya yang terbebas dari intervensi

kapital.

Selamat Hari jadi Kota Mungkid yang ke-28, teruslah

menjadi Kota yang sehat bagi masyarakat Kabupaten

Magelang. Sekali lagi Kota Mungkid bukanlah Kota yang

Narsis...

Bukan Kota ‘Narsis’Oleh : M. Ali Faiq, SIP M.Si

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 17: Suara Gemilang Maret 2012

15

Demam Berdarah Dengue (DBD)

termasuk salah satu penyakit menular

yang dapat menimbulkan wabah, sesuai

dengan Undang–Undang no 4 th 1984

tentang Wabah Penyakit Menular serta

Peraturan Menteri Kesehatan no 560 th

1989. maka bila dijumpai kasus DBD

dalam wajib dilaporkan kurun waktu

kurang dari 24 jam.

Penyakit demam berdarah dengue

(DBD) sampai saat ini masih merupakan

salah satu masalah kesehatan masya-

rakat di Indonesia yang cenderung

meningkat jumlah pasien serta semakin

luas penyebarannya. Hal ini karena

masih tersebarnya nyamuk Aedes

aegypti (penular penyakit DBD) di

seluruh pelosok tanah air, kecuali pada

daerah dengan ketinggian lebih dari

1000 meter di atas pemukaan laut.

Adapun cara penularannya terdapat

tiga faktor yang memegang peranan

pada penularan infeksi virus dengue

yaitu manusia, virus, dan perantara.

Virus dengue ditularkan kepada

manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti. Secara epidemiologi infeksi

virus dengue telah ada di Indonesia

sejak abad ke 18, dan pada tahun 1968

penyakit DBD dilaporkan di surabaya

dan jakarta dengan jumlah kematian

yang sangat tinggi.

Faktor yang mempengaruhi pe-

ningkatan dan penyebaran kasus

DBD sangat kompleks, yaitu per-

tumbuhan penduduk yang tinggi;

Urbanisasi yang tidak terencana dan

tidak terkendali; tidak adanya kontrol

vektor nyamuk yang efektif di daerah

endemis; dan peningkatan sarana

transportasi.

Pola berjangkit infeksi virus dengue

dipengaruhi oleh iklim dan kelembaban

udara, pada suhu yang panas ( 28-32°C )

dengan kelembaban yang tinggi,

nyamuk Aedes akan tetap bertahan

hidup untuk jangka waktu lama. Di

Indonesia karena suhu udara dan

kelembaban tidak sama di setiap tempat,

maka pola waktu terjadinya penyakit

agak berbeda untuk setiap tempat. Di

Jawa pada umumnya infeksi virus dengue

terjadi mulai awal Januari, meningkat

terus sehingga kasus terbanyak terdapat

pada sekitar bulan April–Mei setiap

tahun.

Infeksi virus dengue tergantung dari

faktor yang mempengaruhi daya tahan

tubuh dengan faktor–faktor yang mem-

pengaruhi virulensi virus, dengan

demikian infeksi virus dengue dapat

menyebabkan keadaan yang bermacam-

macam, mulai dari tanpa gejala (asimto-

matik), demam ringan yang tidak spesifik

(undifferentiated febrile illness), Demam

Dengue atau bentuk yang lebih berat

yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD)

dan Sindrom Syok Dengue (SSD).

Gejala klasik dari Demam Dengue

ialah demam tinggi mendadak, kadang-

kadang bifasik (saddle back fever), nyeri

kepala berat, nyeri belakang bola mata,

nyeri otot, tulang, atau sendi, mual,

muntah, dan timbulnya ruam, Ruam

berbentuk makulopapuler yang bisa

timbul pada awal penyakit (1-2 hari)

kemudian menghilang tanpa bekas dan

selanjutnya timbul ruam halus pada hari

ke 6 atau ke 7 terutama di daerah kaki,

telapak kaki dan tangan. Selain itu, dapat

juga ditemukan Petekie.

Hasil pemeriksaan darah menunjukan

leukopeni kadang–kadang dijumpai

trombositopeni. Demam Dengue ( DD )

yang disertai dengan perdarahan harus

dibedakan dengan Demam Berdarah

Dengue ( DBD ) Pada penderita Demam

Dengue tidak dijumpai kebocoran

plasma sedangkan pada penderita

Demam Berdarah Dengue dijumpai

kebocoran plasma yang dibuktikan

dengan adanya hemokonsentrasi, pleural

efusi dan asites.

Demam Berdarah Dengue ( DBD )

Bentuk klasik dari DBD ditandai

dengan demam tinggi, mendadak 2-7

hari, disertai dengan muka kemerahan.

Keluhan seperti anoreksia (nafsu makan

kurang ), sakit kepala, nyeri otot, tulang,

sendi, mual, dan muntah sering di-

temukan. Beberapa penderita mengeluh

nyeri menelan dengan farings hiperemis

ditemukan pada pemeriksaan, namun

jarang ditemukan batuk pilek. Biasanya

juga ditemukan juga nyeri perut

dirasakan di epigastrium dan dibawah

tulang iga, demam tinggi dapat

menimbulkan kejang demam terutama

pada bayi.

Bentuk perdarahan yang paling

sering adalah uji Tourniquet ( Rumple

Leede )positif, kulit mudah memar dan

perdarahan pada bekas suntikan intra

vena atau pada bekas pengambilan

darah. kebanyakan kasus petekie halus

ditemukan tersebar di daerah ekstrem-

itas, aksila, wajah, dan palatumole, yang

biasanya ditemukan pada fase awal dari

demam. Epistaksis (mimisan) dan

perdarahan gusi lebih jarang ditemukan ,

perdarahan saluran cerna ringan dapat

ditemukan pada fase demam.

Hati biasanya membesar sekalipun

pembesaran hati tidak berhubungan

dengan berat ringannya penyakit namun

lebih sering ditemukan pada penderita

dengan syok. Masa kritis dari penyakit

terjadi pada akhir fase demam, pada saat

ini terjadi penurunan suhu yang tiba–tiba

yang sering disertai dengan gangguan

sirkulasi yang bervariasi dalam berat

ringannya, Sementara pada kasus berat

penderita dapat mengalami syok.

Sindrom Syok Dengue ( SSD )

Syok biasanya terjadi pada saat atau

segera setelah suhu turun , antara hari

ke 3 sampai hari sakit ke 7 pasien mula

mula terlihat letargi atau gelisah

kemudian jatuh syok yang ditandai

dengan kulit dingin lembab, sianosis

(pucat)sekitar mulut, nadi cepat – lemah,

tekanan nadi < 20 mmHg dan hipotensi,

Kebanyakan pasien masih tetap sadar

sekalipun sudah mendekati stadium

akhir.

CEGAH DBD SEKARANG !Oleh : Totok Ruswanto,SKM. *)

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 18: Suara Gemilang Maret 2012

16

Pada masa penyembuhan yang

biasa terjadi dalam 2-3 hari kadang

ditemukan sinus bradikardi atau aritmia

dan timbul ruam pada kulit. Tanda

prognostik baik apabila pengeluaran

urin cukup dan kembalinya nafsu

makan. Penyulit SSD; infeksi (pneu-

monia, sepsis, flebitis) dan terlalu

banyak cairan (over hidrasi), manifestasi

klinik infeksi virus yang tidak lazim

seperti ensefalopati dan gagal hati.

DD/DBD Definisi kasus

A. Secara Laboratoris

Presumtif Positif (kemungkinan

apabila ditemukan demam akut disertai

dua Demam Dengue) atau lebih mani-

festasi klinis berikut: nyeri kepala, nyeri

belakang mata, miagia, artralgia, ruam,

manifestasi perdarahan, luekopenia, uji

HI 1280 dan atau lgM anti dengue

positif, atau pasien berasal dari daerah

yang pada saat yang sama ditemukan

kasus confirmed dengue infection.

Confirmed DBD (Pasti DBD) Kasus

dengan konfirmasi laboratorium se-

bagai berikut: deteksi antigen dengue,

peningkatan titer antibodi > 4 kali pada

pasangan serum akut dan serum

konvale sens, dan atau isolasi virus.

B. Secara Klinis

Kasus DBD

a. Demam akut 2–7 hari, bersifat

bifasik

b. Manifestasi perdarahan yang biasa-

nya berupa :

1. Uji Torniquet positif

2. Petekie, ekimosis, atau purpura

3. Perdarahan mukosa, saluran

cerna, dan tempat bekas suntikan

4. Hematemesis atau melena

c. Trombositopenia <10.000/ul

d. Kebocoran plasma yang ditandai

dengan :

1. Peningkatan nilai hematokrit

>20% dari nilai baku sesuai umur

dan jenis kelamin

2. Penurunan nilai hematokrit >20%

setelah pemberian cairan yang

adekuat. Nilai Ht normal diasumsi-

kan sesuai nilai setelah pemberian

cairan.

3. Efusi pleura, asites, hipoproteinemi

2. SSD

Definisi kasus DBD ditambah gangguan

sirkulasi yang ditandai dengan :

1. Nadi cepat, lemah, tekanan nadi

<20 mmHg, perfusi perifer me-

nurun

2. Hipotensi, kulit dingin–lembab,

dan anak tampak gelisah

Ke empat gejala Utama DBD adalah

sebagai berikut :

1. Demam tinggi

2. Tanda–tanda perdarahan/petekie

3. Hepatomegali (pembesaran hati)

4. Kegagalan sirkulasi/Syok

Penyakit Demam Berdarah Dengue

(DBD) merupakan salah satu penyakit

menular yang penyebarannya hampir

meluas diseluruh kabupaten/kota di Jawa

Tengah. Data tahun 2009 terdapat 1175

desa endemis yang tersebar di 35

kabupaten/kota.

Cara pencegahan penularan penyakit

DBD yang paling efektif sampai saat ini

adalah dengan cara Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN) yaitu kegiatan

untuk memberantas jentik ditempat

berkembang biaknya. Kegiatan ini dapat

dilakukan dengan cara 3 M plus (Me-

nguras, Mengubur,dan Menutup) tempat

berkembang biak nyamuk Aedes aegypti,

plus/cara lain seperti abatisasi, me-

melihara ikan kepala timah, pasang

kelambu dan memakai obat anti nyamuk.

Kegiatan PSN harus dilaksanakan

secara serentak oleh masyarakat luas baik

dirumah tangga, tempat umum maupun

lingkungannya secara terus menerus

dibawah koordinasi kepala wilayah

setempat dalam hal ini pihak UPT dari

Dinas Kesehatan yaitu Puskesmas.

Peng-gerakan masyarakat dalam PSN

ditingkat desa bisa melalui TP-PKK desa

sebagai salah satu organisasi ke-

masyarakatan yang jaringnya sampai ke

desa-desa dibawah koordinasi kepala

desa/ kelurahan atau Pokja DBD bagi

yang sudah terbentuk dibantu tenaga

kesehatan yang ada dalam hal ini Bidan

desa dan FKD.

Penyakit menular yang menjadi

prioritas pembangunan nasional jangka

panjang 2005–2025 adalah Demam

Berdarah Dengue, Malaria, Diare, Polio,

Filaria, Kusta, Tuberkulosis paru, HIV/

AIDS, Pneumoni, dan penyakit lain yang

dapat dicegah dengan Imunisasi. Tujuan

pembangunan Millineum Development

Goals (MDGs) adalah HIV/AIDS, Malaria,

dan Tuberkulosis, namun di Indonesia

penyakit Demam Berdarah Dengue, saat

ini juga mendesak untuk di berantas,

karena telah menjadi wabah tahunan

yang memakan korban jiwa ratusan

orang setiap tahunnya, dan pada

umumnya kecenderungan meningkat-

nya jumlah kasus DBD, terjadi pada

musim penghujan sampai pada musim

pancaroba.

Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN

Demam Berdarah Dengue/DBD

CIRI – CIRI DAN SIFAT NYAMUK

AEDES AEGYPTY :

SNyamuk yang dapat menularkan

penyakit DBD adalah hanya nyamuk

betina saja

SNyamuk Aedes aegypty berwarna

hitam dan belang–belang (loreng)

putih pada seluruh tubuhnya

SNyamuk betina akan bertelur di

tempat–tempat penampungan air

atau tempat yang memungkinkan

air tergenang (tidak langsung ber-

hubungan dengan tanah), posisinya

sedikit di atas permukaan air

Kesehatan

NYAMUK

DEWASA TELUR JENTIK KEPOMPONG

NYAMUK

DEWASA

Siklus hidup nyamuk

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 19: Suara Gemilang Maret 2012

17

Kesehatan

STiap 2 hari nyamuk betina akan

menghisap darah manusia

SUmur nyamuk betina 2–3 hari

SAktif; pagi jam 07.00–10.00 wib,

Sore jam 15.00–17.00 wib

SBerkembang biak di tempat tempat

penampungan air atau tempat

genangan air yang bersih

SNyamuk tersebut tidak dapat ber-

kembang biak di tempat yang selalu

bergerak , kotor (selokan, got, kolam)

atau di tempat yang airnya langsung

berhubungan dengan tanah.

SKemampuan Terbang 50 -300 m

STempat–tempat yang paling ber-

potensi untuk bertelur nyamuk

Aedes aegypti adalah: bak mandi/

wc, tempayan, drum, penampungan

buangan air di kulkas/dispenser,

tempat minum burung, vas bunga,

pot tanaman air, potongan bambu/

pohon, kaleng bekas, gelas/botol

bekas minuman yang dibuang

disembarang tempat, ban bekas dll.

INGAT ! . . .

SSekali bertelur bisa sampai 100–150

butir telur dan rata-rata 75% akan

menetas.

SNyamuk tersebut akan beristirahat

/hinggap di tempat yang agak gelap

dan lembab dan benda–benda yang

tergantung, misalnya: kelambu,

pakaian, atau tumbuh–tumbuhan

yang dekat dengan perkembang-

biakannya.

SNyamuk tersebut sifatnya sensitif,

apabila objeknya bergerak sedikit

maka akan segera terbang.

Cara Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN)

1. Menguras dan menyikat tempat-

tempat penampungan air seperti

bak mandi / wc , drum, dll sekurang-

kurangnya 1 minggu sekali

2. Menutup rapat-rapat tempat–

tempat penampungan air

3. Mengubur barang-barang bekas

yang dapat menampung air

Selain itu ditambah dengan cara

lainnya seperti :

? Berikan bubuk abate di tempat-

tempat penampungan air yang sulit

untuk dikuras atau di daerah sulit air,

seperti tandon air (1 sendok makan

untuk 100 liter air).

? Memelihara ikan pemakan jentik di

kolam/bak-bak penampung air.

? Mengganti air vas bunga, tempat

minum burung seminggu sekali.

? Memperbaiki sluran air, talang yang

tidak lancar/rusak.

? Menutup lubang-lubang pada

potongan bambu/pohon.

? Menggunakan obat oles/repellent

untuk mencegah gigitan nyamuk dll

dengan tanah atau pasir.

? Memasang kawat kasa, mengguna-

kan kelambu.

? Menghindari kebiasaan meng-

gantung pakaian dalam kamar.

? Mengupayakan pencahayaan dan

ventilasi yang cukup.

Pertolongan Pertama penderita DBD

oleh keluarga adalah sebagai berikut :

1. Tirah baring selama demam

2. Antipiretik (parasetamol) 3 kali 1

tablet untuk dewasa, 10-15 mg/

kgBB/kali untuk anak, asetosal, sali-

silat, ibuprofen, jangan digunakan

karena dapat menyebabkan gastritis

atau perdarahan

3. Kompres hangat

4. Minum banyak (1 – 2 liter/hari),

semua cairan diperbolehkan kecuali

cairan yang berwarna coklat dan

merah (susu coklat, sirup merah)

5. Bila terjadi kejang:

Jaga lidah agar tidak tergigit

Kosongkan mulut

Longgarkan pakaian

Tidak memberikan apapun lewat

mulut selama kejang

Jika selama 2 hari panas tidak turun

atau timbul gejala dan tanda lanjut

seperti perdarahan dikulit (seperti gigit-

an nyamuk), muntah-muntah, gelisah,

mimisan, dianjurkan segera bawa ke

tempat, unit pelayanan kesehatan

terdekat (PKD, PUSTU, PUSKESMAS, RS)

atau Dokter untuk segera mendapatkan

pemeriksaan dan pertolongan lebih

lanjut.

Mari kita lakukan PSN, mulai dari

lingkungan rumah tangga kita masing-

masing secara terus menerus dengan

begitu akan tercipta suasana yang selalu

Bersih, Indah dan Sehat, yang bisa

membuat MASYARAKAT kita menjadi

SEHAT. . . .

Sehat untuk semua !

*)Kasie Promkes Dinkes Kab Magelang.

Proses Penularan DBD

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 20: Suara Gemilang Maret 2012

18

Pendidikan

suara gemilang vol. 15 no. 3

Maka dari itu sangat perlu apabila

diadakan penataran bahasa Jawa bagi

para guru. Karena, bagaimana akan

mengajari siswa tentang bahasa Jawa di

sekolah bila para gurunya saja masih

banyak yang belum paham? Bahasa Jawa

memang berbeda dengan bahasa Inggris

atau bahasa Mandarin, maka apabila ada

yang kurang setuju dengan adanya

penataran tersebut itu wajar-wajar saja,

karena pada kenyataannya bahasa Jawa

memang 'tidak dapat untuk mencari

uang'. Tetapi harus dipahami bahwa

bersekolah itu agar pandai dan memiliki

ketrampilan, bersekolah itu agar di kelak

di kemudian hari mampu menciptakan

kerja.

Dewasa ini, dalam pembelajaran

Bahasa Jawa, siswa tidak hanya di-

pentingkan untuk menghafal nama-

nama anak hewan atau nama-nama

bunga, dan sebagainya. Para siswa lebih

ditekankan dapat membedakan bagai-

mana penerapan bahasa Jawa dalam

kehidupan sehari-hari. Jangan sampai

ada siswa yang kurang tepat mengguna-

kan bahasa Jawa ketika mereka berbicara

kepada teman sebaya, kepada yang lebih

muda umurnya, atau kepada orangtua

dan orang lain yang lebih tua.

Tidak dipungkiri apabila di daerah

Jawa Tengah sendiri memiliki berbagai

dialek, itu perlu dihormati. Hal ini

memberi arti bahwa bahasa Jawa itu kaya

kosa kata, kaya akan sinonim. Bahkan di

daerah yang masih satu wilayah saja

banyak istilah yang berbeda meskipun

yang dimaksud sama. Ya biarkan saja!

Jadi pada intinya di era sekarang ini,

hal-hal yang demikian itu tidak perlu

dijadikan masalah. Siswa tidak harus

pandai menggunakan bahasa Jawa yang

ndakik-ndakik atau pandai mengguna-

kan bahasa Jawa seperti para pranatacara

atau pamedhar sabda. Yang penting

siswa paham bahasa Jawa yang baku,

juga bagaimana mengapresiasikan

budaya Jawa dengan benar dan baik.

Lihat saja negara Jepang, masyarakatnya

bisa solid dan kuat karena kecuali maju di

bidang teknologi, mereka juga kuat

dalam mempertahankan kebudayaan-

nya.

Sekarang yang perlu mendapat

perhatian, bagaimana masyarakat Jawa

Tengah ini mampu melestarikan

kebudayaan Jawa termasuk bahasa ibu

yaitu bahasa Jawa? Kecuali bagi kaum

dewasa, juga terutama bagi anak-anak.

Mengajari berbahasa Jawa terhadap

anak-anak dan cucu tidak cukup

diserahkan kepada para guru di sekolah.

Justru para orangtua di rumah porsi

waktunya lebih besar.

Di sekolah pembelajaran bahasa

Jawa paling banyak 2x40 menit dalam

satu minggu. Itu pun dalam satu

semester harus mencakup antara lain

unggah-ungguh, paramasastra, nulis

Jawa, nembang, dan sebagainya. Jadi

jelas anak-anak akan lebih banyak

mendapat pelajaran di rumah dari ibu

dan ayah mereka.

Maka dari itu, jangan menyalahkan

para guru apabila anak di rumah belum

bisa berbahasa Jawa ketika berbicara

dengan kedua orangtuanya. Mengapa

demikian? Karena terkadang orangtua

dalam mengajari anak berbahasa Jawa

kurang benar.

Coba perhatikan, masih banyak para

ibu yang berkata kepada balitanya, “Cah

bagus, ayo siram dhisik. Mengko terus

tindak-tindak karo Bapak. Bapak arep

tindak menyang kutha, ndherek ora?”

atau para bapak memberi perintah

kepada putranya, “Le, pisang iki paringke

Simbah!”

Nah, bila seperti itu, bagaimana

nantinya anak-anak itu akan berbahasa

Jawa dengan benar dan baik? Anak pasti

keliru dalam menerapkan bahasa krama.

Meskipun maksud orangtua mengajari

berbahasa Jawa tersebut benar, namun

unggah-ungguh-nya kurang pas.

Sekali lagi, bahasa Jawa itu tidak

feodalis, tetapi menghargai orang lain.

Terutama kepada yang lebih tua atau

kepada siapa saja yang pantas dihormati

dan dihargai. Jadi terserah bahasa Jawa

yang mana yang akan digunakan.

*)guru SD Sutopati.5 Kajoran

UNESCO ketika mengadakan

konferensi di markasnya, Paris, Prancis

pada bulan Nopember 1999 melaporkan

bahwa ada 6 (enam) hingga 10 (sepuluh)

bahasa ibu hilang setiap tahunnya.

Hingga saat itu di dunia ini tercatat

tinggal 6.703 bahasa ibu. Maka dari itu

UNESCO kemudian berinisiatif bahwa

sudah waktunya mengadakan peringat-

an Hari Bahasa Ibu Internasional

(International Mother Language Day).

Kemudian disepakati bahwa Hari Bahasa

Ibu Internasional diperingati setiap

tanggal 21 Februari.

Peringatan Hari Bahasa Ibu Inter-

nasional pertama kali diadakan di Paris

pada tanggal 21 Februari 2000,

selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan

sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.

Sedangkan di Jawa Tengah baru mulai

diperingati pada tahun 2005. dengan

tujuan, dengan peringatan tersebut di

Jawa Tengah tidak hanya sekadar

diadakan seremonial peringatan di

masyarakat, namun juga mengajak

kepada masyarakat di Jawa Tengah agar

menggunakan bahasa Jawa di wilayah-

nya.

Menggunakan bahasa Jawa sebagai

bahasa ibu bukan sekadar memperhati-

kan bahasa sendiri, namun bahasa Jawa

agar sebagai alat tutur dan alih-alih yang

menyenangkan terhadap anak-anak.

Jadi yang diharapkan, dengan meng-

gunakan bahasa Jawa, seseorang tahu

akan sindiran. Anak-anak Jawa tahu akan

tutur kata yang mengandung tatakrama,

tahu bila bahasa Jawa itu tidak feodalis,

tetapi menghargai orang lain.

Salah satu wujud melestarikan

bahasa Jawa sebagai bahasa ibu,

terutama di Jawa Tengah memang sudah

dilaksanakan. Misalnya, sekarang

bahasa Jawa sudah ditetapkan oleh

Pemerintah Provinsi Jawa tengah

sebagai Muatan Lokal di tingkat SD, SMP,

dan SMA. Bahkan ada beberapa

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

yang mewajibkan karyawan instansinya

menggunakan bahasa Jawa sebagai

bahasa komunikasi pada hari-hari

tertentu.

MELESTARIKAN BAHASA IBUOleh : Narwan, S.Pd. *)

Page 21: Suara Gemilang Maret 2012

19

Pendidikan

suara gemilang vol. 15 no. 3

Barung (regu) putra putri Kwaran

(Kwartir Ranting) Muntilan sukses

menyabet juara I pesta siaga Kwartir

Cabang (Kawarcab) gerakan PRAMUKA

Kabupaten Magelang 2012 di halaman

komplek sekretariat Pemkab Magelang.

Barung merah dari Kwaran Muntilan

menjadi juara I barung tergiat putra

dengan perolehan nilai 1.495, disusul

Barung merah dari Kwaran Srumbung

dengan nilai 1.456 sebagai juara II dan

Barung merah Kwaran Salaman sebagai

juara III dengan nilai 1.438.

Sementara itu Barung biru dari

Kwaran Muntilan memenangi lomba

sebagai barung tergiat putri dengan

perolehan nilai 1.464, disusul Barung

putih Kwaran Srumbung sebagai juara II

dengan nilai 1.419 dan Barung merah

Kwaran Tempuran sebagai juara III nilai

1.413. Adapun juara umum Pesta Siaga

2012 diraih oleh Kwaran Muntilan

dengan nilai 2.959.

Kegiatan Pesta Siaga dibuka oleh

Bupati Magelang dan diikuti oleh 516

peserta didik yang berasal dari 21

Kwaran terdiri dari 1 Barung putra dan 1

Barung putri. Khusus kwartir ranting

bandongan mengirimkan 1 putra dan 2

putri. Adapun setiap barung terdiri dari

10 Pramuka Siaga dan mengikuti 19

kegiatan pesta siaga dalam bentuk

permainan bersama, pentas seni budaya

dan pameran siaga termasuk PU &

kepramukaan, tali temali, cendera mata,

tonnis, memanah, kepribadian, ke-

cerdasan, agama Islam, Katolik, Kristen,

gambar tulisan, TTS, Kompas, puisi,

geguritan, patriotisme, bumbung, yel-

yel, pentas budaya putra dan putri).

“Pesta siaga yang diikuti 21 kwartir

ranting gerakan pramuka se-Kabupaten

Magelang memiliki arti penting bagi

generasi muda penerus bangsa yang pada

hakekatnya sesuai visi Kabupaten

Magelang yaitu terwujudnya Kabupaten

Magelang yang lebih semanah”, kata

Bupati Magelang dalam sambutan

tertulisnya yang dibacakan Wakil Bupati

Magelang Zaenal Arifin, SH saat mem-

buka pesta siaga 2012.

Menurutnya, usia siaga idealnya

dimulai sejak usia dini sehingga nantinya

akan menghasilkan anak anak bangsa

yang handal, unggul, berprestasi di era

globalisasi dan kemajuan ilmu pe-

ngetahuan dan teknologi. Melalui

kegiatan dan permainan dalam pesta

siaga, Bupati juga mengharapkan

peserta didik dapat tumbuh dan ber-

kembang dengan melakukan berbagai

aktivitas yang kreatif, produktif dan

inovatif.

Ketua penyelenggara pesta siaga

Umar Harjani,S.Pd mengatakan juara 1

barung putra dan putri, nantinya akan

mewakili kwarcab magelang maju ke

tingkat binwil (bina wilayah) kedu yang

pelaksanaanya bertempat di kwarcab

Kebumen. Kegiatan pesta siaga tersebut

bertujuan untuk memberikan wadah

yang terarah dalam kegiatan peserta

didik dengan harapan setelah mengikuti

kegiatan pesta siaga dapat meningkat-

kan pengetahuan, pengalaman serta

mengembangkan diri di gugus depan

masing-masing.

*)dharmaali

KWARAN MUNTILAN JUARA PESTA SIAGAKABUPATEN MAGELANG 2012

Page 22: Suara Gemilang Maret 2012

20

Berita Foto

SEMARAK KEGIATAN HUT KE-28 KOTA MUNGKID

DARI GERAKAN KEBERSIHAN HINGGA WAYANG ORANG

Kesemarakan Hari Jadi kota Mungkid yang ke-28 tahun

2012 ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang

diselenggarakan serta partisipasi dari Dinas/Instansi, stake-

holder dan masyarakat.

Adapun seluruh rangkaian kegiatan yang telah di-

laksanakan adalah :

1. Gerakan Kebersihan Bersama tanggal 2 Maret 2012 di

lingkungan Kota Mungkid; dilaksanakan oleh warga

masyarakat bersama karyawan karyawati dari SKPD yang

berkantor di wilayah Kota Mungkid

2. Seleksi POPDA yang dilaksanakan tanggal 6 sampai 8 Maret

2012;

3. Olah Raga Tradisional Dagongan, yang dilaksanakan

tanggal 12 sampai 13 Maret 2012, dengan hasil juara

pertama KODIM 0705 Magelang, juara 2 Kecamatan

Salaman, Juara 3 RSU Muntilan dan juara 4 Forum Jurnalis

Magelang;

4. Terompah Panjang, yang dilaksanakan tanggal 12 sampai

13 Maret 2012 dengan hasil, juara pertama UPT Disdikpora

Borobudur, juara 2 UPT Disdikpora Muntilan, Juara 3 UPT

Disdikpora Pakis dan juara 4 UPT Disdikpora Candimulyo;

5. Sepak Bola Jago Kapuk, dilaksanakan tanggal 14 dan 15

Maret 2012, dengan pemenang Polres Magelang, runner-

up UPT Disdikpora Salaman, juara ke-3 PLN UPJ Borobudur,

dan juara ke-4 UPT Disdikpora Tegalrejo;

6. Senam Massal Askes, dilaksanakan tanggal 16 Maret 2012;

7. Donor Darah PMI, dilaksanakan tanggal 16 Maret 2012;

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 23: Suara Gemilang Maret 2012

21

Berita Foto

8. Fun Bike, dilaksanakan tanggal 17 Maret 2012;

9. Festival Band Gemilang ke-5 kerjasama dengan DPD KNPI,

yang menampilkan bintang tamu grup band “Butterfly”,

dilaksanakan tanggal 17 Maret 2012;

10. Jalan Sehat dan Penarikan Undian Tabungan Utama PD BPR

Bank Bapas 69, dilaksanakan tanggal 18 Maret 2012;

11. Malam Tirakatan dengan pembicara KH Raden Muhaimin

Asnawi, dilaksanakan tanggal 20 Maret 2012;

12. Upacara Puncak Peringatan HUT Kota Mungkid ke-28 tahun

2012, yang diikuti oleh Seluruh SKPD se-Kabupaten

Magelang, POLRES Magelang, KODIM 0705 Magelang,

serta siswa-siswi di sekitar Kota Mungkid, dilaksanakan

tanggal 22 Maret 2012.

13. Pentas Seni Budaya Jaranan yang menampilkan siswa-siswi

SD sejumlah 250 orang, dilaksanakan tanggal 22 Maret

2012;

14. Pameran Kriya, Kuliner dan oleh-oleh yang diikuti 52

peserta yang menempati 42 stand; serta

15. Pentas Wayang Orang Pembaruan dengan lakon Wahyu

Cakraningrat, yang diselenggarakan pada tanggal 22

Maret, sebagai penutup seluruh rangkaian kegiatan.

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 24: Suara Gemilang Maret 2012

22

Pendidikan

suara gemilang vol. 15 no. 3

Regional Corporate Affairs Manager

CCAI, Vitri Utami, mengatakan bahwa

Coke Kick adalah merupakan salah satu

program CSR CCAI yang didesain mem-

bantu anak-anak muda di Indonesia

dalam mewujudkan mimpi mereka lewat

aktifitas yang mencerminkan gaya hidup

aktif dan sehat. Program tahunan ini

dilaksanakan secara nasional di 20

provinsi di Indonesia. Tahun lalu ‘Coke

Kick’ telah melatih sekitar 2.100 anak-

anak usia 12-16 tahun dan untuk tahun

ini akan melatih 4.200 anak serta 280

pelatihnya dari 140 desa yang tersebar di

seluruh Nusantara.

“Khusus di Kabupaten Magelang

kegiatan ini melibatkan 150 anak dan 10

orang pelatih yang berasal dari 5 desa di

sekitar candi Borobudur”, jelas Vitri.

Untuk area Jawa Tengah Coke Kick

digelar di empat lokasi yaitu Bawen,

Kabupaten Semarang, Kota Semarang,

Kabupaten Magelang dan Solo, dengan

total jumlah peserta 660 anak dan 44

pelatih yang akan mendapatkan materi

dan praktek pelatihan selama satu hari,

dengan pelatih dari Asean Soccer

Academy ( ASA) dan KELME.Sementara menurut Kepala Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Drs. H.

Ngaderi Budiono yang diwakili Kasi

Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan

olahraga Drs. Sani Budi Cahyono,

menyambut baik kegiatan semacam ini.

“Ini langkah yang sangat positif dimana

CCAI sangat peduli terhadap anak-anak

di Kabupaten Magelang pada umumnya

serta Borobudur pada khususnya.”Kabupaten Magelang memiliki

potensi yang cukup besar dengan 1.204

sekolah yang tersebar hingga pelosok

desa. Oleh karenanya pemilihan usia dini

sangatlah tepat guna mengawali

pelatihan sepak bola seperti ini. Pihaknya

berharap dengan Coke Klinick ini me-

munculkan bibit-bibit di dunia persepak-

bolaan di Kabupaten Magelang dan

harapanya dapat berprestasi hingga di

tingkat Nasional bahkan Internasional.*)sukendro- humprot

Sepak bola adalah olahraga yang

paling digemari masyarakat, mulai dari

orang tua, remaja, anak dan bahkan

kaum hawapun suka pada olahraga yang

merakyat ini. Untuk meraih prestasi

dalam banyak keluarga sengaja mem-

persiapkan anak-anaknya untuk berlatih

sejak dini. Demikian juga terjadi di masyarakat

Kabupaten Magelang dalam memaju-

kan dunia persepak-bolaan mengada-

kan kerjasama dengan Coca Cola Amatil

Indonesia (CCAI) menyelenggarakan

Coke Kicks-Graass Root Soccer Develop-

ment Program untuk anak-anak yang

berasal dari sekitar Candi Borobudur di

lapangan Pondok Tingal Wanurejo

Borobudur.

ANAK-ANAK BOROBUDUR DILATIH SEPAKBOLA

Page 25: Suara Gemilang Maret 2012

23

Pendidikan

suara gemilang vol. 15 no. 3

Persaingan teknologi otomotif dunia

dewasa ini terletak pada penggunaan

bahan bakar yang efektif dan irit.

Penggunaan bahan bakak sebuah

teknologi otomotif menjadi faktor

pilihan utama konsumen.

Apalagi dewasa ini harga BBM

(bahan bakar minyak) semakin melonjak

seiring konflik di Timur Tengah, dan

menipisnya cadangan minyak bumi

dunia. Penggunaan bahan bakar gas

(BBG) menjadi alternatif pilihan berbagai

pengembang teknologi otomotif.

Namun pengembangan otomotif

berbahan BBG di Indonesia saat ini masih

terkendala 2 hal, yaitu belum tersedia

infrastruktur SPBG, dan masih mahalnya

harga konverter kit import, kata Muji

Setyo, ST salah satu dosen fakultas teknik

UMM dari Tim Mobil LPG - Otomotif

Universitas Muhammadiyah Magelang.

Alasan dipilihnya LPG sebagai bahan

bakar otomotif, menurut Muji, karena

kandungan karbon LPG lebih rendah

dibanding bensin, tekanan dalam tangki

rendah (8-12 bar) sehingga relatif aman,

disamping ketersediaan LPG dalam

kemasan 3 Kg dan 12 Kg di daerah

sehingga secara teknis dapat di-

kembangkan.

Angka oktan LPG 112, sehingga daya

tahan knocking jauh lebih baik. Ke depan

apabila mobil BBG ini bisa diterapkan

pada angkutan umum, maka kendala

transportasi massal dapat diatasi, tinggal

bagaimana kerjasama antara perusaha-

an pengecoran dan pihak pemerintah

selaku pemegang kebijakan.

Menandai peluncuran mobil BBG

karya Tim Otomotif Universitas

Muhammadiyah Magelang (UMM), di

halaman Laboratorium Teknik Otomotif

UMM, Rektor UMM Magelang, Ir. Eko

Muh Widodo,MT. dan H. Abu Ubaidah,BA

bersama-sama membuka selubung yang

menutupi mobil prototype yang dilanjut-

kan dengan testdrive mengelilingi

kampus dengan disaksikan pejabat

Pemerintah Kabupaten maupun kota

Magelang.

Rektor UMM memberikan apresiasi

terhadap karya yang dikembangkan oleh

program studi teknik otomotif sehingga

dapat dinikmati oleh masyarakat. “Ini

bagian dari upaya UMM untuk me-

ngembangkan produk unggulannya yaitu

produk di teknik otomotif UMM serta

sebagai bagian dari pengabdian

masyarakat,” tuturnya.

*)mami-s

UMM ‘LAUNCHING’ MOBIL BERBAHAN BAKAR LPG

Rektor UMM Ir. Eko Muh Widodo,MT. saat melaunching mobil berbahan bakar gasdidampingi H. Abu Ubaidah, BA pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Magelang

Rektor UMM Ir. Eko Muh Widodo,MT. menunjukan posisi konverter gas yang terpasang di mobil Toyota Soluna

Dosen Fakultas Teknik Muji Setiyo,ST saat memberikan penjelasan teknis tentang mobil berbahan bakar gas

Page 26: Suara Gemilang Maret 2012

24

budayaan Jawa se-

bagai bagian Budaya

Nasional merupakan

pusaka tinggalan para

sesepuh/leluhur yang

mengandung ajaran

adiluhung dan me-

rupakan ciri kepribadi-

an bangsa. Sangat

disayangkan apabila

Budaya Indonesia, ter-

masuk Budaya Jawa

sampai tenggelam apa-

lagi hilang.

Sehingga harus ada upaya agar

lestari, bahkan sedapat mungkin dapat

mengembangkan menjadi budaya global

dan bisa menjadi panutan. Diharapkan,

dengan lestarinya budaya Jawa maka,

“Pasar ora ilang kumandhange, kali tetep

ana kedhunge, wong wadon ora ilang

wirange, wong lanang ora ilang

kaprawirane, lan wong Jawa ora ilang

Jawane”.

Terkait dengan 'Hari Ibu', Prof. Dr. Dr.

Soetomo WE, M.Pd memaparkan

makalahnya berjudul “R.A. Kartini di-

bunuh dengan budayanya”. Dikatakan,

R.A. Kartini yang terkenal sebagai

pendekar bangsa karena membela kaum

wanita, dan berupaya agar kaum wanita

bisa sama kedudukannya dengan kaum

pria. Namun ketika RA Kartini dilamar

Bupati Rembang, Djoyoadiningrat, dia

tidak bisa menghindar, karena patuh

pada aturan budaya Jawa, sebagai anak

harus 'mbangun miturut' (patuh)

kehendak ayahandanya.

Peristiwa pernikahan RA. Kartini

dengan Bupati Rembang tersebut,

menurut pendapat Soetomo WE, ibarat

“nyuduk peso sing tembus ing ati”. Sebab

secara mental RA Kartini sudah 'surut'

('down'–Ing). Meskipun dia sebagai

'garwa padmi', namun karena budaya

kala itu dia tidak bisa menolak, bila

suaminya mempunyai 'garwa-garwa

selir'. Apalagi, sebenarnya RA Kartini

selalu melawan terhadap budaya

poligami.

RA. Kartini wafat dalam usia muda, 25

tahun, setelah melahirkan putranya.

Wafatnya RA. Kartini karena 'dibunuh

oleh budayanya', budaya Jawa, yaitu

ketaatan atau 'mbangun miturut' dan

'setya tuhu' kepada perintah ayahanda-

nya. Dia menjadi korban politik budaya

bangsa yang dimanfaatkan oleh

pemerintah kolonial Belanda, supaya

perjuangannya tidak bisa berkembang.

Sedangkan Drs. H. Sutadi dalam

kesempatan ini menyampaikan wawasan

terkait dengan kepemimpinan bangsa,

yang berjudul “Mengharapkan, men-

dambakan, mencari Pemimpin Idaman

Bangsa”. Menuju pemilihan Presiden

tahun 2014 nanti, sejak sekarang sudah

terasa ada wacana di jagad politik 'siapa

yang pantas menjadi Presiden'.

Menurut Sutadi, pemimpin bangsa

yang mumpuni harus bisa menjadi suri

tauladan bagi bangsa. Tokoh politik yang

sudah dipil ih menjadi Presiden,

kedudukannya harus 'hangabehi'. Arti-

nya, sudah bukan sebagai pemimpin

golongannya atau partai politiknya,

namun sebagai pemimpin bangsa yang

beraneka ragam dasar ideologinya.

Menjadi pemimpin bangsa sebaiknya

harus mengerti, bahkan bisa menerap-

kan ajaran luhur “Hastabrata”. Sebab ini

merupakan delapan ajaran keutamaan,

'pitutur luhur' dengan mengibaratkan

kekuatan alam terkait dengan watak dan

perilaku seorang pemimpin yang telah

menjadi 'satriya pinilih'.

Pemimpin harus memiliki watak

bumi/bantala, srengenge/surya, rem-

bulan/candra, lintang/kartika, geni/

dahana, langit/akasa, angin/maruta, dan

segara/samodra. Kepemimpinan “Hasta-

brata” bersifat Illahiyah, alamiyah dan

ilmiyah. Yaitu keluhuran budi dan watak

utama atau 'etika moral' dengan

'memayu hayuning bawana', kedudukan

untuk rakyat yang berarti mengutama-

kan pengabdian agar bisa mewujudkan

kesejahteraan rakyat.

Dra. Dewi Puspitasari mengatakan,

bila budaya Jawa telah menarik per-

hatiannya. Dia menyayangkan, bila

sampai terjadi budaya Jawa hilang

dikesampingkan oleh bangsanya sendiri.

Dengan sarasehan ini diharapkan bisa

menjadi sarana untuk lebih mencintai

Budaya Jawa.(Amat Sukandar)

Sarasehan ing wanci puniki,

Den adani Purna Bhakti Praja,

Makarya sareng mitrane,

Yayasan Kanthil tuhu,

Pondok seni Budiardjo yekti,

Samya mbudidaya,

Budaya 'diluhung,

Lestari ing nuswantara,

Dadya dhasar ambangun jati dhiri,

Lan kapribadhen bangsa.

‘Pupuh tembang Dhandhanggula

slendro pathet sanga’ hasil karya H.

Sumardjoko dan H. Wiyoto ini sebagai

tembang pembuka yang dilantunkan

dengan panembrama oleh paguyuban

Purna Bhakti Praja Kabupaten Magelang

dalam Sarasehan Budaya Jawa di

pendopo Hote l Pondok T ingal

Borobudur beberapa waktu lalu.

Sarasehan Budaya Jawa ini di-

selenggarakan oleh paguyuban purna-

karyawan 'Purna Bhakti Praja' Kab.

Magelang bekerjasama dengan Yayasan

Studi Basa Jawa 'Kanthil' Semarang, dan

didukung Padepokan Seni & Budaya

Budiardjo Hotel Pondok Tingal

Borobudur dan Bank BTPN Magelang.

Sarasehan ini diikuti para anggota

paguyuban Purna Bhakti Praja, guru

basa Jawa dan pecinta Budaya Jawa.

Sebagai narasumber sarasehan, Drs. H.

Sutadi, ketua Pepadi Jawa Tengah, Dra.

Dewi Puspitasari dari Bank BTPN

Magelang. Sebagai 'keynote speaker',

Ketua YSBJ Kanthil, Prof. Dr. Dr. Soetomo

WE, M.Pd, dan moderator Drs. H.

Sumardjoko MM.

Ketua paguyuban Purna Bhakti Praja,

Drs. H. Soenarno menjelaskan, ke-

UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA JAWA SEBAGAI SAKA GURU BUDAYA NASIONAL

Wisata & Budaya

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 27: Suara Gemilang Maret 2012

25

Wisata & Budaya

Bupati Magelang dalam sambutan-

nya yang dibacakan Wakil Bupati

Magelang, HM. Zaenal Arifin, SH me-

ngatakan bahwa Kabupaten Magelang

memiliki potensi kekayaan wisata dan

budaya cukup mellimpah, juga karunia

keindahan alam yang mempesona. Salah

satunya adalah dataran tinggi Ketep yang

saat ini telah dikembangkan oleh Badan

Pengelola (BP) Obyek Wisata Ketep

menjadi kawasan obyek wisata ketep

Pass yang menonjolkan obyek wisata

Vulkanologi dan Agrikultur yang mem-

berikan kontribusi bagi PAD cukup

signifikan.

Dengan diterbitkannya Kartu As

Borobudur ini diharapkan dapat meng-

gairahkan kembali dunia pariwisata di

Kabupaten Magelang yang beberapa

waktu lalu sempat mengalami kelesuan

akibat erupsi Gunung Merapi. “Kerja-

sama ini sebagai bentuk dukungan

Telkomsel dalam rangka meningkatkan

pariwisata di Indonesia khususnya di

Kabupaten Magelang. Dengan diluncur-

kannya Kartu As Borobudur ini diharap-

kan masyarakat Magelang ikut mem-

promosikan objek wisata di Magelang

melalui layanan gratis yang diberikan,”

kata Andi Kristianto.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Magelang, Drs.

Dian Setia Dharma, “Masih banyak obyek

wisata di Kabupaten Magelang yang

belum tertangani yang meliputi wisata

budaya, wisata alam maupun buatan dan

lainnya yang jumlahnya mencapai 60

obyek lebih, namun baru 20% yang

tertangani. Oleh karena itu, promosi

semacam ini sangatlah penting artinya,

karena sektor pariwisata promosi me-

rupakan kunci utama.”

*)sukendro-humprot

Guna mengembangkan kegiatan

pariwisata di Kabupaten Magelang,

Dinas Pariwisata melakukan kerjasama

dan saling sinergi dengan Telkomsel.

Kerjasama sinergi ini berupa penyediaan

layanan web2SMS secara gratis selama 1

(satu) tahun untuk dapat digunakan

dalam mempromosikan dan mensosiali-

sasikan warisan budaya dan pariwisata di

Kabupaten Magelang khususnya lokasi

lokasi wisata yang masih jarang di-

kunjungi oleh wisatawan baik domestik

maupun mancanegara.

Kerjasama sinergi tersebut ditandai

dengan penandatanganan MOU oleh

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Magelang Drs. Dian Setia

Dharma dengan General Manager

Regional Telkonsel Jawa Tengah dan DIY,

Andi Kristianto, di Pendopo Barat Hotel

Manohara Borobudur, yang sekaligus

meluncurkan Kartu As Borobudur.

DUKUNG PARIWISATA MAGELANGDISPARBUD KERJASAMA DENGAN TELKOMSEL

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 28: Suara Gemilang Maret 2012

26

Wisata & Budaya

hiburan bagi masyarakat.

Usai acara doa bersama, dilaksanakan

ritual 'siraman air bunga' dan 'meng-

asapi' -(“ngutugi” – Jawa) dengan asap

kemenyan- perangkat kesenian Jathilan

yaitu enam kuda kepang, sebuah

barongan, topeng Pentul dan topeng

Tembem. Ritual ini dilakukan di tepi

kolam pemandian. Selesai ritual, kepala

desa Mungkid, Sukendro, S.Pd dan tokoh

seniman Jathilan menaburkan bunga

sesaji Jathilan ke kolam pemandian

Mudal.

Dengan ritual ini diharapkan dalam

pementasan Jathilan yang masih sarat

dengan nuansa mistis ini dapat di-

laksanakan tanpa halangan dan ganggu-

an yang bersifat supranatural. Sebelum

pementasan Jathilan di halaman

kompleks pemandian Mudal juga

dilakukan ritual khusus oleh para pe-

mainnya.

Kompleks pemandian

Mudal berupa bangunan

kuno. Konon, dulu mata air

di sini sangat besar, se-

hingga agar airnya tidak

melimpah ruah ada orang

yang mencoba menutup-

nya dengan papan kayu

('blabak' – Jawa). Adanya

'blabak' penutup mata air

ini pada akhirnya menjadi

nama tempat sekitar mata

air ini yaitu dusun Blabak.

Tetapi karena kuatnya

tekanan air yang keluar

dari sumbernya, blabak-blabak penutup

mata air itu pun akhirnya pecah tidak

kuat.

Kemudian ada seseorang yang

menutup mata air itu dengan sebuah

gong besar, dan airnya mengalir ter-

kendali melalui sebuah sungai kecil yang

kini namanya Kali Gung. Nama ini

mungkin berasal dari kata “Kali Gong”.

Dan dusun di sebelah bawah mata air ini

ada yang bernama “Blambangan” karena

di sini dulu banyak “blumbangan” atau

empang.

Meski desa Mungkid air melimpah,

namun tidak semua dusun di desa ini bisa

menikmati air dari mata air Mudal. Dusun

Gatak, dusun Sirad dan sebagian dusun

Jetak misalnya, karena letaknya lebih

tinggi dari mata air Mudal, air dari mata

air ini tidak bisa mengalir ke dusun-

dusun itu. Sehingga warga dusun

tersebut mencari sumber air lain untuk

mencukupi kebutuhannya.

Kini, dengan debit air yang cukup

besar air dari mata air Mudal banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat. Baik

sebagai air bersih/air minum, sarana

penunjang produksi pabrik kertas mau

pun untuk keperluan irigasi sawah dan

perikanan.

Untuk memenuhi kebutuhan air

bersih di Kota Mungkid dan sekitarnya,

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Kabupaten Magelang juga mengalirkan

air dari mata air Mudal. Sedangkan warga

desa setempat dengan jaringan per-

pipaan perdesaan memanfaatkan air dari

Mudal untuk mencukupi kebutuhan air

bersih.

Ketika bencana alam Gunung Merapi

terjadi tahun 2010 lalu, setiap hari ada

puluhan truk tangki air menyedot air

bersih dari kolam pemandian Mudal

untuk didistribusikan ke tempat-tempat

pengungsian korban Merapi.

Sebagai kolam pemandian umum

yang dikelola pemerintah desa, di sini

terdapat kolam renang yang cukup luas

dengan air yang bening dan segar

langsung dari mata air, saat ini sepi

pengunjung. Meski karcis masuk ke

pemandian ini hanya Rp. 1.000,-/orang.

(Amat Sukandar)

Bag i warga Desa Mungk id ,

Kecamatan Mungkid, Magelang, air

yang melimpah merupakan berkah dari

Allah SWT, sehingga dalam “Saparan

Merti Desa” yang dilaksanakan pada

setiap bulan Sapar acaranya tidak lepas

dari ungkapan rasa syukur kepada-Nya.

Dalam acara “Saparan Merti Desa” ini,

mereka memanjatkan doa bersama

secara agama Islam (Tahlilan) di pe-

mandian Mudal, dimana terdapat mata

air dengan debit yang cukup besar.

Dengan doa ini diharapkan warga

desa selalu mendapat lindungan-Nya,

diberi berkah dan kesejahteraan.

Disamping itu, acara “merti desa” ini

juga untuk menghormati dan mengirim

doa kepada para leluhur cikal bakal

desa.

Acara yang telah menjadi tradisi ini

dan dilakukan turun-temurun tidak

lepas dari kepercayaan 'dunia mistik

Orang Jawa' sebagai upacara per-

mohonan keselamatan. Dan dalam

perkembangannya, kini banyak acara

ritual 'merti desa' yang dijiwai dengan

semangat gotong royong dan ber-

nuansa 'sinkretik' dengan agama. Arti-

nya, dalam ritual-ritual semacam ini

doa-doa yang dipanjatkan dengan doa

secara agama, misalnya agama Islam.

Para leluhur cikal bakal desa ini

adalah Kyai Sempani yang makamnya

berada di Gunung Lemah, Kyai Madu

Sirad dengan pusara di dusun Sirad, Kyai

Tunggul Wulung yang dimakamkan di

dusun Kadipiro Mungkid, Tumenggung

Wongsonegoro yang pesareannya di

dusun Karanggayam, kemudian Ki

Mungkin yang makamnya di belakang

masjid Jami' dusun Mungkid, dan Kyai

Umar Sirodjudin yang makamnya di

bawah pohon beringin halaman

pemandian Mudal.

Saparan Merti Desa di Desa Mungkid

di-selenggarakan secara sederhana tapi

khidmad diikuti oleh para tokoh

masyarakat dan pejabat setempat

dengan membaca doa Tahlil bersama

dipimpin Mat Khoirudin. Acara Saparan

ini dimeriahkan dengan pementasan

Kesenian Jathilan “Turangga Kridha

Budaya” dari desa setempat sebagai

SAPARAN ‘MERTI DESA’ MUNGKIDBERSYUKUR ATAS BERKAH AIR YANG MELIMPAH

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 29: Suara Gemilang Maret 2012

27

Setelah ”geger” tentang masuknya

kentang import yang menyebabkan

harga kentang lokal harganya jatuh, saat

ini gantian Bawang merah import yang

membikin pusing para petani. Setelah

bawang merah apalagi? Begitu per-

tanyaan beberapa pihak tentang carut-

marut pasar sayur/buah di Indonesia.

Dari sudut pandang pasar, Indonesia

adalah salah satu negara berkembang di

dunia yang cukup ”sexy” sebagai sasaran

pemasaran produk apapun termasuk

sayur buah. Penduduk yang jumlahnya

terus bergerak naik dari jumlah 240

jutaan jiwa pada tahun ini, merupakan

potensi pasar yang besar. Faktor kedua

adalah tingkat pendapatan rata-rata

$3.004,9 menjadi pendorong me-

ningkatnya daya beli masyarakat

terhadap produk-produk yang ber-

jaminan mutu.

Gaya hidup masyarakat konsumen

dengan pendapatan lebih dari $3.000 US

secara sosiologis memang mengarah

pada produk-produk bermutu, namun

mereka tetap mempertimbangkan biaya

hidup yang efisien. Dengan begitu para

konsumen akan tetap memilih barang-

barang dengan harga yang lebih

”murah” .

Hebatnya lagi, gaya hidup masya-

rakat ”yang baru mulai kaya” itu akan

sangat emosional meniru gaya hidup

yang masyarakat maju, agar mereka di-

pandang atau diakui sebagai kelompok

strata sosial yang modern. Hal itu tidak

salah, memang begitulah perilaku

manusia yang berpikir.

Bagi pengusaha yang cerdas,

perubahan gaya hidup masyarakat yang

pendapatannya berada pada posisi

transisi (dari strata miskin kearah strata

kaya) itu digunakan sebagai per-

timbangan memproduksi, mengemas,

mempromosikan hingga memasarkan

produknya.

Sebuah pengalaman

Ada contoh sederhana yang me-

narik. Titik Sri Wulandari, seorang ibu

dari sebuah kota kecil Magelang

memiliki kesukaan mengkonsumsi sayur

kangkung. Bu Titik ini, termasuk salah

US

satu masyarakat yang pendapatan di

keluarganya lebih dari $3.000 US atau

sekitar Rp27 juta/kapita/tahun. Ber-

tahun-tahun Titik membeli kebutuhan

dapurnya, termasuk kangkung, dari pasar

‘Gotong Royong’, salah satu pasar

tradisional dikotanya.

Jenis kangkung biasa Titik beli adalah

jenis lokal yang diproduksi dari lahan

sepanjang Kali Gending yang airnya

mengalir sepanjang tahun. Kali Gending

merupakan salah satu sungai yang airnya

selain dimanfaatkan untuk irigasi juga

untuk keperluan MCK bagi masyarakat

sekitarnya. Tanaman kangkung di-

sepanjang tepian Kali Gending itu

tumbuh dengan suburnya, walau tidak

pernah dipupuk secara khusus.

Batangnya besar-besar dan panjang

ruas antara daunnya juga panjang. Titik

selalu mengolah kangkung yang diikat

dengan ”gedebog pisang” itu dengan

cara memotong dan membelah batang-

nya. Suatu ketika, dalam proses pem-

bersihan dan pemotongan sayuran

kangkung air itu Titik menemukan

”kotoran” yang tersangkut dialiran kali

Gending itu, sehingga hatinya merasa

jijik, sehingga seluruh sayuran kangkung

yang barusan dibeli dibuang ke tempat

sampah.

Walau mengalami peritiwa yang

menjijikkan itu, tetapi kesukaan Titik

terhadap sayur kangkung tidak surut.

Hingga tiba suatu ketika pergi belanja

gula, sabun, pasta gigi dan lainnya

disebuah supermarket di kotanya, Titik

berbelok ke blok etalase sayuran yang

dulu jarang dikunjunginya.

Dulu Titik berpikir, sayur disuper

market itu tentu mahal. Tetapi demi

memenuhi kesukaannya, apalagi kalau

dipikir-pikir juga mampu membelinya,

Titik akhirnya mencoba membeli

kangkung di supermarket itu beberapa

ikat.

Kangkung di supermarket itu adalah

kangkung darat yang dipanen beserta

akarnya, yang dicuci bersih hingga

akarnya nampak putih, lalu diikat dengan

pita merah bertuliskan produsen dan

alamatnya. Batang kangkungnya tidak

seberapa besar, nampak kekar dengan

ruas antar daunnya yang pendek.

Daunnya pun hijau segar, tidak ada daun

tuanya, tanpa cacat dan tentu bersih.

Setelah dimasak di rumah, Titik

merasakan sensasi tersendiri dalam

mengkonsumsinya. Setelah ditumis,

warna daunnya tetap hijau, rasanya lebih

enak, lebih kres & renyah. Tidak mudah

”lonyot” setelah dimasak, seperti

kangkung produksi Kali Gending yang

barusan ditinggalkannya.

Mulai saat itu, hati Titik mulai

berpindah kesukaannya kekangkung

darat. Namun hati kecilnya masih ingin

membeli dengan harga yang lebih

murah dibanding yang kemarin dibayar-

kannya di Supermarket. Mungkin karena

pendapatan Titik masih berada pada

posisi ”transisi” itu. Tetapi Titik sampai

sekarang juga masih sering belanja

sayuran kepasar ‘GotongRoyong’ di

kotanya, tetapi tidak lagi membeli

kangkung.

Kisah Titik dengan belanja sayur

agaknya tidak berhenti sampai di situ.

Awal tahun ini Titik sempat dibuat was-

was dengan kabar di televisi yang

menggambarkan bahwa ekonomi akan

susah. Bagi ibu-ibu rumah tangga seperti

Titik, susah itu artinya harga barang-

barang menjadi mahal.

Hal itu memang terasa, paling tidak

untuk belanja berasnya. Harga beras

yang pertengahan tahun 2011 lalu masih

sekitar Rp 6.000,-/kg untuk kelas

medium atau jenis IR64. Menjelang akhir

Januari ini harga beras yang sama telah

melambung hingga lebih dari Rp 8.000,-

/kg dipasar.

Tetapi harga yang naik itu tidak pada

sayuran Bawang Merah, Kentang dan

Wortel. Hingga kwartal pertama 2011

lalu, harga bawang merah dipasar sekitar

Rp 9.000,-/kg, Kentang Rp 7.500,- dan

wortel eks Tawang Mangu sekitar Rp

4.500,-/kg.

Namun sejak beberapa bulan lalu

harga ketiga produk sayur itu justru

menurun tajam. Harga bawang merah

turun manjadi Rp 5.000,-; kentang Rp

6.000,- dan wortel Tawang Mangu hanya

Rp3.000,-/kg.

STRATEGI MENGHADAPI MEMBANJIRNYA

SAYUR DAN BUAH IMPOROleh : Ir. H. Soekam Parwadi

Ekonomi & Bisnis

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 30: Suara Gemilang Maret 2012

28

Ekonomi & Bisnis

sebagian tidak dibayar, alias di-

’kemplang’. Katanya di pasar mengalami

rugi besar.

Agresifnya pesaing

Dari pengalaman itu, dapat di-

bayangkan, bagaimana perilaku ibu-ibu

rumah tangga dikota yang lebih besar,

yang pendapatannya lebih besar,

lingkungan konsumennya lebih cepat

menyesuaikan dengan trend baru. Tentu

produk sayur/buah lain yang pe-

nampilannya seperti kangkung air

produksi Kali Gending ditempat Titik

bermukim, akan semakin ditinggalkan

konsumen.

Masalah harga, para pelaku pasar

yang cerdaspun semakin kreatif dan

agresif dalam bersaing dengan ”pasar

tradisional” yang selama ini terkesan

lebih murah itu. Dalam melakukan

persaingan harga, para pelaku pasar

produk import yang murah itu begitu

agresif. Memasukkan pasar barangnya

saat sayur/buah sejenis harganya mahal

dan melakukan promosi melalui pasar

modern.

Tidak semua produk impor mutunya

lebih baik dibanding produk lokal. Para

pedagang pengecer dan konsumen

mengakui kalau kentang dari Dieng

mutunya lebih baik dibanding kentang

import. Namun karena harganya lebih

murah, konsumen pun memilih kentang

impor. Sementara itu secara mutu wortel

impor memang jauh lebih baik di-

banding wortel Tawangmangu atau dari

Guci – lereng Gunung Slamet yang kecil-

kotor & berserat. Walau rasanya kurang

pedas, tetapi Bawang merah dari India

lebih seragam dan lebih kering dibanding

bawang lokal.

Petani harus bersaing

Sejak memasuki tahun 2000 lalu,

Selain murah, Titik dan Ibu-ibu lain

agak kaget dengan jenis bawang merah

yang ditemukannya dipasar. Bawangnya

lebih bersih, kering dan seragam.

Kentangnya dikemas bagus, seragam

dan bersih. Titik yang sudah semakin

cerdas dalam memilih, mencoba

membeli bawang merah yang bersih itu.

Ternyata harganya murah, hanya sekitar

Rp5.000,-/kg. Jauh lebih murah

dibanding harga beberapa bulan lalu.

Ada kabar, bawang merah yang baik

tetapi murah itu adalah produk import

dari India. Kentangnya dari Bangladesh

dan India. Sementara itu, selama ini Titik

hanya melihat wortel tanpa serat eks

import digerai supermarket. Tetapi

sekarang sudah banyak dijual juga

dipasar tradisional. Harganya sedikit

lebih tinggi dari wortel Tawangmangu,

tetapi mutunya jauh lebih baik.

Hati Titik dan ibu-ibu rumah tangga

lainpun tergoda dan berbelok untuk

belanja sayur yang mutunya lebih baik

itu. Lalu bagaimanakah nasib bawang

merah Brebes/Kendal/Ngawi, kentang

Dieng, atau wortel Tawangmangu?.

Sudah dapat dibayangkan. Mereka

agaknya tersingkir, seperti pemain sepak

bola lokal yang kalah bersaing dengan

pemain asing yang dibeli atau di-

”naturalisasi”, masuk klub-klub sepak-

bola Indonesia yang ribut terus itu.

Tetapi dibalik itu, Muhadi, Koco dkk

dari Demak; Wawan, Tukemi dkk dari

Kendal; Dismo, Ngadiman dkk dari

Brebes dan jutaan petani bawang merah,

kentang & wortel pada klimpungan

karena rugi besar. Nasib Muhson, Suzikin

dkk dari lereng Sumbing lebih susah lagi,

karena selain harga murah, produk

kentang yang ”dibawa” pedagang lokal

Pembersihan dan pengemasan sayur di Rumah Kemasan (Packing house), produk besih dan

terjamin mutunya di Singapura Barat

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 31: Suara Gemilang Maret 2012

29

Ekonomi & Bisnis

Berapapun harga jualnya, pedagang itu

selalu mengambil untung. Sementara

petani yang ber-modal, selalu dipaksa

menerima ke-adaan. Termasuk keadaan

harga jatuh sekalipun.

Pola pelaksanaan perdagangan

dipasar induk itulah yang mesti diubah.

Namun, kegiatan yang sudah berjalan

lama dan mendarah-daging itu amat sulit

diubah.

Untuk merubah itu, perlu dimulai

dengan membuka pasar induk baru

dengan tata kelola yang baru. Walau

tentu menerima hambatan dan gang-

guan dari pelaku pasar induk pola lama,

manajeman pasar induk yang lebih arif

dan adil harus terus dipraktekkan.

Intinya, manajemen pasar induk

menjamin bahwa produk yang dikirim

petani aman dan pembayarannya cepat

& lancar dengan harga yang meng-

untungkan petani dan pelaku pasar.

Karena pasar itu ada selalu ada disetiap

konsentrasi konsumen atau kota, yang

lalu lazim disebut dengan pasar induk,

maka sebaiknya ada hubungan mana-

jemen yang baik antar pasar induk

diberbagai kota itu. Dengan begitu,

distribusi barang antar kota akan

terkendali secara berkeseimbangan.

Dengan adanya keseimbangan

pasokan antar daerah, diharapkan tidak

lagi terjadi fluktuasi harga yang ekstrim.

Model pasar induk berjaringan nasional

seperti Paskomnas ini, agaknya sangat

sesuai dengan pola baru yang di-

harapkan.

Pelayanan cepat, profesional dan

nyaman dari pemerintah. Tidak ada

negara yang maju perdagangan (sayur/

buah) tanpa campur tangan pemerintah.

Regulasi harus mempercepat dan

mengefisienkan proses produksi dan

perdagangan. Fasilitasi harus diberikan

kepada pihak-pihak yang melakukan

usaha produksi sampai pemasaran hasil

pertanian, sehingga dapat berjalan

dengan baik dan benar.

Pengendalian produk impor dan

dorongan mengekspor produk pertani-

an merupakan kewajiban pemerintah,

sehingga masyarakat pelaku usaha dan

konsumen nyaman.

Saat ini, situasi produksi hingga

pemasaran hasil pertanian Indonesia

dalam kondisi ”kacau-balau”. Korban

jatuh bergantian saja, suatu saat petani

yang jatuh dan saat yang lain konsumen

yang menjadi korban.

Perubahan sistematis yang sedang

dirintis Paskomnas, seperti mendirikan

”menara pasir”. Perlu unsur tambahan,

agar pasir-pasir itu dapat menjadi

menara, yaitu unsur tulang dan perekat.

Tulangnya adalah konsistensi dan

perekatnya adalah hati.

Hanya dengan konsistensi dari

petani, pelaku pasar, manajemen pasar

dan pemerintah dalam membangun

ekonomi berbasis pasar, menara itu akan

jadi. Namun konsistensi itu akan kokoh

dan kuat kalau komunikasi diantaranya

dilandasi dengan hati-nurani.

Selain mutu terjamin, harganyapun

dapat menjadi murah, karena proses

produksinya dapat dibuat efisien. Kebun

yang dikontrol waktu panennya, jamin

kontinyuitasnyapun lebih baik sesuai

dengan kapasitas pasar.

Setelah lahan usahanya digabung-

kan, para petaninya harus digabungkan

juga dan dibentuk sebuah organisasi

usaha bersama (kooperatif). Karena

menyangkut urusan usaha, mulai dari

budidaya, pengolahan hasil hingga

pemasaran, maka diperlukan susunan

organisasi yang berisi pembagian tugas.

Dalam organisasi ini para petani

diajak merubah pola pikirnya, dari

”petani penanam” berubah menjadi

”petani pemasok” pasar. Semua pe-

kerjaan yang berkait dengan usahatani,

mulai dari kebutuhan bibit, pupuk, obat-

obatan, hingga kebutuhan biaya kemas-

an dan pengirimannya ke pasar dihitung

dan dikelola oleh pengurus organisasi.

Bahkan, kebutuhan konsumsi petani/

keluarga tani lainnya, mulai beras, sabun

hingga pakaian, dapat menjadi urusan

organisasi. Ini artinya ada cabang usaha

baru yang tumbuh, setelah para petani

bergabung dalam sebuah organisasi.

Organisasi petani pemasok men-

jalin kemitraan dengan pasar. Pasar

yang baik adalah yang memiliki

manajemen yang menjalin kemitraan

dengan petani pemasok. Di dalam

kemitraan itu, petani menjaga untuk

mampu memasok kebutuhan pasar

dengan produk yang baik.

Penataan manajemen pelaku

pasar. Sekarang ini kebanyakan pasar,

termasuk pasar induk sayur/buah,

adalah hanya merupakan tempat untuk

ber-kumpulnya para pedagang. Proses

perdagangannya sendiri berjalan

individual.

Untuk memperoleh barang, masing-

masing pedagang berusaha menjaring

pemasok daerah dengan segala cara.

Tidak sedikit yang melakukan ”akal-

akalan” terhadap pemasok daerah

hingga merugikan pemasok. Banyak

pedagang yang melakukan kegiatannya

”tanpa modal”, tetapi mengeruk laba

paling besar.

Sementara pemasok yang notabene

petani, telah mengeluarkan modal mulai

dari menanam – panen hingga

membawa produknya kepasar induk.

Pedagang pasar induk sering hanya

menerima, menjualkan, lalu setelah laku

barang dari petani baru dibayar.

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 32: Suara Gemilang Maret 2012

Ekonomi & Bisnis

30

Kotoran merupakan salah satu hasil

sampingan usaha peternakan yang

dapat dimanfaatkan petani untuk men-

dukung usahat taninya. Namun kotoran

(padat dan cair) tidak dapat lansung

digunakan/bermanfaat sebagai pe-

nyedia unsur hara akan harus me-

nunggu proses dekomposisi selama 2-

3 bulan (Deptan, 1996).

Melihat hal tersebut baik potensi dan

permasalahan di atas akhir-akhir ini

banyak bermunculan pemikiran tentang

perlunya pengembangan pertanian

organik atau back to nature (kembali ke

alam). Urine merupakan limbah yang

belum banyak dimanfaatkan orang

tetapi akhir-akhir ini urine kelinci banyak

digunakan untuk pupuk cair oleh petani,

hal dilakukan petani setelah beberapa

kali percobaan secara sederhana

ternyata urine kelinci dapat meningkat-

kan produksi dan kualitas hasil tanaman.

Menindak lanjuti pemikiran tersebut

di atas maka diperlukan sekali teknologi

pengolahan kotoran ternak, limbah

pertanian dan sampah kota menjadi

pupuk organik yang berkualitas dengan

cepat, karena tanpa sentuhan teknologi

untuk mendapatkan pupuk organik dari

kotoran ternak berkualitas dan proses

dekomposisi dengan cepat.

Proses pembuatan pupuk cair

organik biasa menggunakan stater/

probiotik dengan jenis dan merk

bermacam-macam contoh (EM4) yang

banyak digunakan, EM4 ditemukan

oleh ilmuwan dari Jepang Prof. Terou

Hoda dari Universitas Koninawa Jepang,

EM4 mengandung asam laktat/

Lactobacilluss spp, Actonomysites,

bakteri fotosintetik/Rhodopseudo-

monas spp, Streptomyces sp dan ragi.

Di bawah ini beberapa teknologi

membuat pupuk cair organik yang dapat

diterapkan oleh petani secara sederhana

dengan bahan baku yang ada disekitar

petani/limbah.

Pupuk Cair Multi Guna

Pupuk cair multiguna adalah pupuk

cair sekaligus sebagai obat. Pupuk ini

berfungsi untuk memacu pertumbuhan

dan perkembangan tanaman sekaligus

pengendalian penyakit seperti jamur,

antraknosa dll. Bahan–bahan dasar yang

digunakan adalah urine sapi dan empon-

empon dengan takaran sebagai berikut:

urine sapi 20 liter, empon-empon (jahe 4

ons, kencur 4 ons, kunyit 4 ons, laos 4

ons), bawang putih 4 ons, buah-buahan 3

kg, tetes 1 liter, stater 250 cc, kecambah

1 kg.

Alat yang digunakan: ember, tim-

bangan, drum/jerigen, pengaduk, alat

ukur/literan.

Langkah kerja: a). Timbang semua

bahan yang diperlukan sesuai ukuran, b).

Haluskan empon-empon, bawang putih

dan buah-buahan sampai halus agar

mudah tercampur dengan ditumbuk/

diblender, c). Campurkan semua bahan

ke dalam ember dan diaduk secara

merata hingga kalis/homogen, d). Lalu

masuk jerigen campuran tadi, setelah

selesai tutup rapat jerigen, e). Fermentasi

selama 1 minggu, f). Selama proses

fermentasi setiap hari sekali urine

tersebut dibuka dan dikocok/aduk rata

dan setelah selesai diamkan selama 15

menit lalu tutup lagi, maksudnya proses

fermentasi merata dan mengeluarkan

kelebihan gas yang ada dan setelah

selesai ditutup lagi, g). Proses pemeram-

an selesai setelah 1 minggu yang ditandai

kondisi bokashi secara fisik berwarna

hitam kecoklatan dan urien siap di

packing atau dipakai untuk pupuk

dilapangan untuk kocor atau semprot.

Pupuk Cair dari Urine Kambing

Bahan–bahan: urine kambing 20 liter,

tetes 250 cc, EM4 250 ml, kecambah 1 kg.

Alat yang digunakan: ember, timbangan,

drum/jerigen, pengaduk, alat ukur/

literan.

Langkah kerja: a). Takar semua bahan

yang diperlukan sesuai ukuran, b).

Campurkan semua bahan ke dalam

ember dan diaduk secara merata hingga

kalis/homogen, c). Lalu masuk jerigen

campuran tadi, setelah selesai tutup

rapat jerigen, d). Fermentasi selama 1

minggu, e). Selama proses fermentasi

setiap hari sekali urine tersebut dibuka

dan dikocok/aduk rata dan setelah

selesai diamkan selama 15 menit lalu

tutup lagi, maksudnya proses fermentari

merata dan mengeluarkan kelebihan gas

yang ada dan setelah selesai ditutup lagi,

f). Proses pemeraman selesai setelah 1

minggu yang ditandai kondisi bokashi

secara fisik berwarna hitam kecoklatan

dan urine siap di packing atau dipakai

untuk pupuk dilapangan untuk kocor

atau semprot.

Pupuk Cair dari Urien Kelinci

Bahan–bahan: urien kelinci 20 liter,

tetes 250 cc, EM4 250 ml, bawang merah

0,25 kg.

Alat yang digunakan: ember, tarong,

drum/jerigen, pengaduk, alat ukur/

literan.

Langkah kerja: a). Takar semua bahan

yang diperlukan sesuai ukuran, b).

Campurkan semua bahan ke dalam

ember dan diaduk secara merata hingga

kalis/homogen, c). Lalu masuk jerigen

campuran tadi, setelah selesai tutup

rapat jerigen, d). Fermentasi selama 1

minggu, e). Selama proses fermentasi

setiap hari sekali urine tersebut dibuka

dan dikocok/aduk rata dan setelah

selesai diamkan selama 15 menit lalu

tutup lagi, maksudnya proses fermentari

merata dan mengeluarkan kelebihan gas

yang ada dan setelah selesai ditutup lagi,

f). Proses pemeraman selesai setelah 1

minggu yang ditandai kondisi bokashi

secara fisik berwarna hitam kecoklatan

dan urien siap di packing atau dipakai

untuk pupuk dilapangan untuk kocor

atau semprot.

Teknologi di atas merupakan alter-

natif pemanfaatan limbah ternak untuk

pupuk sekaligus efisiensi cost produksi

guna meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan ternak yang pada giliran-

nya dapat meingkatkan hasil dan pen-

dapatan petani, disamping itu men-

dorong petani untuk beralih kepertanian

organik.

Sumber : Anonim, 1998. Bokashi Cara Pembuatan dan Aplikasi Dalam Pertanian Organik. Dephutbun, Jakarta. Anonim, 2003. EM4 Teknologi Untuk Pertanian Peternakan Perikanan dan Pengelolaan Lombah. PT. Songgolangit Persada, Jakarta.

MEMANFAATKAN URINE TERNAK UNTUK PUPUK ORGANIKOleh : Sutrisno,SP.

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 33: Suara Gemilang Maret 2012

Ekonomi & Bisnis

31

“Kami banyak mendengar tentang

kegiatan masyarakat khususnya ibu-ibu

PKK desa di dalam pemberdayaan di

bidang ketahanan pangan, ini sesuai

dengan pilar kami yaitu Indonesia Hijau“

kata Ny. Silvia Agung Laksono bersama

rombongan SIKIB (Solidaritas Isteri

Kabinet Indonesia Bersatu) memberi

apresiasi kepada masyarakat Desa

Tanjung Anom Kecamatan Salaman,

Desa Madukoro Kecamatan Kajoran dan

Desa Tirtosari kecamatan Sawangan.

“Kegiatan ini merupakan manifestasi

dari program yang terdiri dari lima pilar

yaitu Indonesia Sehat, Pintar, Peduli,

Kreatif, dan Indonesia Hijau yang ingin

kita melihat dari dekat, untuk kami

berdayakan dan kami kembangkan di

lain tempat, khususnya di luar Jawa,”

jelas Istri Menko Kesejahteraan Rakyat,

Agung Laksono yang datang ke

Kabupaten Magelang bersama Ninik

Dipo Alam (istri Menseskab), Ning Sudi

Silalahi (istri Mensesneg), Lucy Indrawati

(istri Wamen perhubungan), Sri

Widawati (istri Wamen PU), Yeti Yasin

(istri Wamen BUMN) dan Esro Sina Retra

Ubun (istri Wamen Perdagangan) dan

diterima Gubernur Jawa Tengah H.Bibit

Waluyo beserta Hj. Sri Bibit Waluyo,

Bupati Magelang Ir. H. Singgih Sanyoto

dan Sekda Drs. H. Utoyo.

Gubernur Jawa Tengah H. Bibit

Waluyo dalam sambutannya mengata-

kan bahwa Ketahanan pangan di Jawa

Tengah cukup mantap, bahkan terbaik di

Indonesia. “Kami memiliki potensi

pangan yang cukup mantap dan

beragam, sehingga ketahanan pangan di

Jawa Tengah dapat menopang ketahanan

pangan Nasioanal hingga 16-17%,”

katanya. “Jawa Tengah mengalami

surplus beras hingga 2,9 juta ton,

berbagai kreasi menuju ketahanan

pangan sangat luar biasa, tinggal

kita melakukan pendampingan di

bidang kualitas, kuantitas dan

kontinyuitas,“ tegas Bibit.

Sementara menurut Bupati Ir. H.

Singgih Sanyoto, pertanian me-

rupakan salah satu sektor

unggulan di Kabupaten Magelang

dengan luas wilayah 108 ribu

hektar, dengan lahan sawah yang

diolah petani mencapai 38 ribu

hektar, serta lahan kering 39 ribu

hektar. “Secara kumulatif kurang

lebih 70% luas lahan di Kabupaten

Magelang digunakan untuk sektor

pertanian yang dikerjakan oleh

lebih dari 57% penduduk,” jelas

Bupati.

Kunjungan ini diwarnai dengan

kegiatan menanam padi unggul organik

jenis mentik wangi di lahan persawahan

petani warga Desa Tanjung Anom,

Salaman oleh rombongan tersebut.

Kecuali itu rombongan SIKIB juga me-

lihat dari dekat pemanfaatan lahan per-

karangan dan panen lele di Madukoro

Kajoran, dan kegiatan para ibu membatik

di Desa Tirtosari Sawangan.

*)sukendro-humprot

ISTRI-ISTRI MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU

MENANAM PADI

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 34: Suara Gemilang Maret 2012

Ekonomi & Bisnis

32

Bupati Magelang Ir. H. Singgih

Sanyoto bersama Kepala Seksi Kemitra-

an Direktorat Jendral Perikanan Budi-

daya Kementerian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia Sherlie

Ivon SP, telah melakukan panen raya ikan

Lele Program Pengembangan Usaha

Mina Pedesaan (PUMP) Kabupaten

Magelang di Kelompok Budidaya Ikan

(Pokdakan) Desa Keji Kecamatan

Muntilan.

Dalam sambutannya, Bupati me-

ngatakan, bahwa Produksi ikan di

Kabupaten Magelang pada tahun 2011

lalu mengalami peningkatan yang cukup

signifikan yakni 31,25% dibandingkan

Tahun 2010. Bahkan jika dibandingkan

dengan produksi Tahun 2009, atau

sebelum erupsi Merapi, terjadi surplus

produksi sebesar 6%.

“Artinya produksi ikan sudah kembali

normal, bahkan diatas normal. Kami

optimis pada tahun 2012 ini, akan

meningkat secara signifikan, mengingat

program pengembangan usaha Mina

Pedesaan (PUMP) yang dilaksanakan

pada tahun 2011, sebagian besar baru

bisa dinikmati hasilnya pada tahun ini,”

jelas Bupati.

Menurut Bupati Singgih, “Kabupaten

Magelang merupakan salah satu sentra

pembibitan dan budidaya ikan air tawar

di Jawa Tengah yang dibudidaya oleh 370

kelompok yang terdiri dari 7.039 kepala

keluarga. Sedangkan luas areal potensi

perikanan mencapai 3.063,17 hektar

meliputi 25 4,84 Ha berupa kolam dan

2.803,33 Ha sawah, dengan jumlah

produksi mencapai 4,712 ton ikan

konsumsi dan 602 juta ekor benih ikan.

Program Pengembangan Usaha

Mina Pedesaan (PUMP) terbukti

sangat bermanfaat bagi pe-

mulihan serta pengembangan

sektor perikanan di Kabupaten

Magelang, pasca erupsi Merapi,“

tegasnya.

Sementara itu, Sherlie

Ivon,SP, Kasi Kemitraan Dirjen

Perikanan Budidaya pada

Kemen Kelautan dan Perikanan,

mengatakan bahwa PUMP

merupakan bantuan bersifat

stimulan serta tidak dapat

diberikan secara terus menerus,

untuk itu diharapkan dapat

dikembang-kan dengan baik

serta diharapkan Pemerintah

Daerah dapat memberikan

pendampingan tidak hanya dari

segi teknologi, tetapi mana-

jemen termasuk pemasaran-

nya, mengingat pasar sangat menentu-

kan.

Menurut Ir. Tri Agung Sucahyo,

Kepala Dispeterikan Kab. Magelang

menje laskan, bahwa Kabupaten

Magelang mendapat 30 alokasi Program

Pengembangan Usaha Mina Pedesaan

(PUMP) yang diprioritaskan di lokasi

yang terkena dampak erupsi Merapi

serta memiliki potensi di bidang

perikanan. *)sukendro-humprot

PRODUKSI IKAN DI KABUPATEN MAGELANG MENINGKAT

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 35: Suara Gemilang Maret 2012

33

Kolom

selain berpikir terhadap pembangunan

Fisik, lebih bagaimana bisa memberdaya-

kan masyarakat agar tercipta pola pikir

masyarakat yang berkemajuan, tercipta

kerukunan antar warga, sehingga tercipta

kehidupan yang aman dan tentram dan

sejahtera”.

Beliau memberi contoh: ketika

bangunan fisik sudah terbangun dengan

baik, namun tidak ada Tim atau per-

orangan yang peduli terhadap kelestari-

an bangunan tersebut maka siapa yang

akan menjamin bahwa bangunan

tersebut akan langgeng.

Nah kembali pada pembahasan

mengenai pelatihan peningkatan kinerja

Perangkat Desa. Maka penulis pun

mengajukan pertanyaan demikian, ”Pak,

tadi dijelaskan bahwa tugas Kepala Seksi

Pembangunan dapat disimpulkan

ternyata bekutat pada pembangunan

Fisik semata. Lantas bagaimanakah kalau

saat ini Kasi Pembangunan mulai berpikir

tentang pembangunan pola pikir

manusia (Mindset) yakni dengan mem-

berdayakan segenap Stakeholder (pe-

mangku kepentingan) yang ada di Desa,

dengan mencoba mengurai konsep

demikian apakah hal tersebut termasuk

menyalahi aturan?

Narasumber menjelaskan bahwa

pembangunan karakter manusia me-

rupakan pembangunan utama yang

memang harus dilaksanakan, dengan

tercipta karakter manusia yang berakhlak

mulia maka bangunan fisik yang ada

sekarang akan lestari adanya. Pada

proses pembangunannya pun akan

berjalan dengan baik dan tidak ada

korupsi, penyelewengan anggaran.

Karena sudah terbentuk karakter yang

berakhlak mulia pada pelaku-pelaku

pembangunan fisik tersebut.

Pembangunan Karakter Desa sebagai

Isu Utama

Belakangan ini isu mengenai pem-

bangunan karakter menjadi tema utama

dalam perbagai lini kehidupan. Hal ini di-

dasarkan pada realitas kehidupan yang

menyuguhkan berbagai ketimpangan-

ketimpangan sosial yang seolah tiada

henti di negeri ini. Konflik horizontal yang

terjadi antara masyarakat dengan aparat

keamanan, bahkan konflik yang berlatar

belakang SARA tak luput menghiasi

berita media massa. Bunuh diri yang di-

sebabkan frustasi tidak mampu meng-

hadapi kenyataan hidup karena masalah

ekonomi, di lain pihak persoalan korupsi

yang -entah benar atau tidak- menyeret

sederetan para punggawa negeri ini,

seakan menjadikan keshohihan bahwa

memang negeri ini butuh pembentukan

karakter akhlak mulia.

Tentunya pembangunan karakter

adalah kerja keras yang tak akan pernah

berhenti, tentu dengan di mulai dari diri

kita sendiri, tertanam niat yang kuat

bahwa kegiatan yang kita lakukan baik

itu pada level pribadi, level keluarga,

maupun level masyarakat, selalu didasar-

kan pada pembentukan akhlak mulia

yang kemudian pada gilirannya mampu

menjadi oase di tengah masyarakat yang

memang butuh tulodho karakter yang

baik.

Membangun Desa seutuhnya

Kita patut bersyukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa bahwa perkembangan

pembangunan fisik khususnya di

Kabupaten Magelang dari tahun ke

tahun selalu mengalami perkembangan

yang cukup signifikan. Baik yang ber-

sumber dari dana Pusat (APBN) maupun

yang bersumber dari dana tingkat

Daerah (APBD,) bahkan tidak sedikit yang

berasal dari lembaga donor non

pemerintah.

Kita sebagai warga masyarakat di-

tuntut untuk bisa melestarikan dan

menjaga agar bangunan-bangunan

tetap berfungsi dan bermanfaat bagi

masyarakat luas. Hal itu tercapai apabila

kita mampu menerapkan dan me-

masukkan pembangunan pada bidang

pemikiran pada masyarakat luas, se-

hingga tercipta karakter yang berakhlak

mulia.

Pembangunan sejatinya tidak hanya

pembangunan fisik semata namun juga

pembangunan pola pikir manusia itu

sendiri. Semoga bermanfaat.

*)Kepala Seksi Pembangunan Desa Ngadipuro

Kec.Dukun Kab.Magelang

Dalam sebuah pelatihan pe-

ningkatan kinerja pemerintah Desa yang

dilaksanakan oleh mahasiswa KKN

sebuah universitas negeri di Provinsi

Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu

di desa Ngadipuro, Kecamatan Dukun.

Dijelaskan mengenai tugas-tugas

lembaga-lembaga tingkat Desa. Dijelas-

kan pula mengenai tugas-tugas Pem-

bantu Kepala Desa yang terdiri dari

Sekretaris Desa, Kepala Urusan dan

Kepala Seksi. Menghadirkan nara-

sumber dari bagian Tata pemerintahan

Kabupaten Magelang menjelaskan

tugas-tugas pokok dan fungsi dari

berbagai elemen tersebut.

Penulis mencoba mencermati tugas-

tugas sebagai Kepala Seksi Pembangun-

an, mengingat penulis merupakan

perangkat Desa baru ingin mengetahui

tugas-tugas yang harus dilaksanakan

sesuai Tupoksi (Tugas Pokok dan

Fungsinya.)

Dijelaskan bahwa tugas kepala seksi

pembangunan; pertama, penyusunan

program dan kebijakan pemerintah desa

dalam rangka penyelenggaraan pem-

bangunan dan pelayanan masyarakat.

Kedua, penyusunan program dan pe-

rencanaan kegiatan meliputi pe-

ngumpulan bahan, data dan potensi

dalam rangka penyelenggaraan pem-

bangunan, meliputi infrastruktur, per-

ekonomian, produksi dan pertanian.

Ketiga, Penyusunan program dan pe-

rencanaaan kegiatan dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat, pe-

nyelengaraan pembangunan, meliputi

Infrastruktur, perekonomian, produksi

dan pertanian. Keempat, penyusunan

bahan dan laporan penyelenggaraan

pembangunan, pelaporan, monitoring

dan evalusai penyelenggaraan pem-

bangunan. Kelima, pelaksanaan tugas

lain yang diberikan oleh Kepala Desa

dan Sekretaris Desa.

Pada saat hari pelaksanaan pelantik-

an Kaur/Kasi dilaksanakan, ada salah

satu tamu undangan yang merupakan

salah satu kader dan penggerak

kegiatan Desa. Beliau mengatakan,

”alangkah lebih baik jika ‘sampéan’

sebagai Kepala Seksi Pembangunan

MEMBANGUN DESA SEUTUHNYAOleh : M. Nursahid Muslim,S.Sos.I. *)

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 36: Suara Gemilang Maret 2012

Kolom

34

jemput bola dengan adanya tim khusus

serta armada khusus yang tugasnya

keliling di jalan-jalan se-Kabupaten

Magelang dan bilamana ditemukan jalan

yang rusak langsung diperbaiki di tempat

tanpa harus menunggu korban tanpa

harus menunggu laporan dari masya-

rakat.

Konsep jemput bola dalam perbaikan

jalan akan sangat baik dan berdampak

kondusif buat para pengguna jalan di

Kabupaten Magelang. Kondisi jalan yang

rusak akan sangat membahayakan para

pengguna jalan, mengganggu mobilitas,

serta akan memperburuk tata wajah

Kabupaten Magelang. Jalan yang baik,

nyaman dan lancar adalah hak mutlak

bagi rakyat pembayar pajak.

Di zaman penjajahan Belanda -

puluhan tahun lalu- pemerintahan pen-

jajah di Jawa memiliki tim dan mobil

armada khusus yang setiap hari ber-

keliling di jalan-jalan bikinan Belanda se-

pulau Jawa untuk mengecek kondisi jalan

yang rusak, langsung memperbaiki di

tempat jika memungkinkan, atau me-

laporkan ke atasannya jika jalannya rusak

parah dan membutuhkan waktu yang

lama untuk memperbaikinya. Pengecek-

an langsung ini bisa dijadikan acuan

penilaian bagi kontraktor/pemborong

penggarap jalan bekerja benar atau tidak

benar dalam kerjaannya memperbaiki

jalan.

Kondisi jalan yang rusak cukup parah

terutama di daerah perdesaan, semisal

jalur jalan yang menghubungkan pasar

Tunggangan ke arah Desa Wuwuharjo,

Desa Pandansari dan Desa Pandanretno

terdapat kerusakan yang cukup parah

dan mengganggu mobilitas warga dalam

operasional hariannya. Belum lama ini

mengalami kerusakan cukup parah yaitu

longsor separuh jalan di jalur Sapuran-

Wonosobo sehingga sangat meng-

ganggu pengguna jalan dan mem-

bahayakan pengguna jalan terutama di

malam hari.

Tingkat kriminalitas di Kabupaten

Magelang juga cukup tinggi. Kasus

kriminalitas yang sering muncul adalah

pencurian, curanmor, pencopetan dan

sebagainya. Intensitas koordinasi yang

baik antara Pemkab Magelang dan pihak

aparat Kepolisian setempat. Rasa aman

di masyarakat terutama di malam hari,

menjelang dini hari dan kapanpun

selama berada di Kabupaten Magelang

akan berdampak positif bagi kenyaman-

an warga masyarakat dan para pen-

datang (wisatawan).

Pengelolaan dan pengembangan

kawasan pariwisata yang ada dengan

inovasi pengembangan ekonomi kreatif.

Kawasan Borobudur, Mendut, kawasan

pegunungan, hutan alam dan tanaman

keras/lunak bikinan manusia, serta

kawasan persawahan/pertanian yang

permai di Kabupaten Magelang perlu

dioptimalkan potensinya agar menarik

perhatian wisatawan lokal/manca-

negara.

Setiap panen besar buah-buahan

juga bisa dikembangkan untuk me-

nopang pengembangan dunia pari-

wisata yang kreatif dan menguntungkan

masyarakat. Julukan sebagai Kota Getuk

perlu untuk dipertahankan, diinovasi

kreatif dan dimajukan.

Perikanan pengelolaannya sudah

sangat merakyat. Dari mulai perkotaan

sampai dengan perdesaan banyak

perikanan rakyat yang ada. Jenis ikan

yang dipelihara biasanya lele, bawal,

mujair dan lain sebagainya. Kepedulian

Pemkab Magelang diperlukan untuk

memotivasi rakyat, membuka sarana

pemasaran keluar daerah, kredit di-

permudah dengan bunga lunak dan

adanya pelatihan-pelatihan pengelolaan

perikanan yang cerdas, inovatif dan

berpotensi untung besar.

Beberapa catatan di atas mungkin

belum mencakup keseluruhan per-

masalahan yang ada di Kabupaten

Magelang, tetapi minimal pengamatan

keadaan dan potensi Kabuapaten

Magelang dapat disalurkan dalam

tulisan ini. Pemerintah daerah yang baik

adalah pemerintah daerah yang mau

mendengar aspirasi setiap masyarakat

dan berkhusnudon terhadap setiap

kritikan serta ide segar.

*)Direktur Eksekutif LSM Indonesian Government Watch Jawa Tengah-Magelang Mahasiswa Sosiologi FISIPOL UWMY Yogyakarta

Kabupaten Magelang memiliki

wilayah letak geografis yang luas. Terdiri

dari kawasan pegunungan, pertanian,

pemukiman dan kawasan industri.

Pengelolaannya tentu saja membutuh-

kan kerja keras semua pihak yang peduli,

kompeten dan kritis penuh kontrol

positif serta suasana yang kondusif.

Bupati Kabupaten Magelang tidak

dapat bekerja sendiri. Partisipasi dan

keterlibatan masyarakat luas, SKPD

pemerintah daerah, kalangan usahawan,

akademisi kampus, dan LSM/NGO

sangat diperlukan untuk mewujudkan

Kabupaten Magelang yang maju,

dinamis dan berkembang. Dalam tata

kelola pemerintahan yang baik dan

bersih dari segala bentuk praktek KKN

juga sangat perlu diwujudkan.

Pemda yang baik adalah pemerintah

daerah yang mau mendengarkan segala

bentuk aspirasi dan masukan warganya

yang peduli terhadap kemajuan Kab.

Magelang. Ada beberapa masukan yang

akan kami berikan kepada Pemkab

Magelang yang akan kami ulas dalam

bentuk artikel di bawah ini.

Persoalan pertama yang perlu diatasi

di Kabupaten Magelang adalah penata-

an lokasi parkir di jalan-jalan Kabupaten

Magelang. Penataan dan keadaan

perparkiran masih semrawut dan meng-

ganggu kelancaran transportasi peng-

guna jalan lain. Ditambah lagi ke-

beradaan angkutan perkotaan/per-

desaan yang tidak tertib. Kondisi lalu

lintas jalan di Kabupaten Magelang

sudah tidak nyaman bagi pengguna

jalan umum dan penggemar sepeda

angin.

Parkir kendaraan roda dua atau roda

empat di depan kawasan pasar/terminal

bis Muntilan masih semrawut me-

nyempitkan lokasi jalan umum, parkir di

depan kawasan wisata Borobudur ter-

utama masa liburan dan lain sebagainya

adalah contoh kecil perparkiran yang

mengganggu kelancaran pengguna

jalan.

Kondisi jalan juga ditemukan cukup

banyak yang rusak, berlubang, atau

bergelombang. Hendaknya Pemkab

Magelang beserta jajarannya bersifat

MEMBANGUN KABUPATEN MAGELANG YANG KOMPREHENSIF DAN POPULISOleh : Muhammad Dadang Iskandar *)

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 37: Suara Gemilang Maret 2012

35

besar untuk membantu

warga di lereng gunung

Merapi. Untuk itu diharap-

kan masyarakat dan Pemda

dapat menjaga serta me-

rawat semua infrastruktur

yang sudah dibangun.

“Fasilitas yang sudah di-

bangun dengan dana mahal

ini harus dimanfaatkan dan

dirawat dengan baik,“ tegas

Bibit Waluyo.

Berkaitan dengan pe-

resmian proyek proyek infrastruktur di

kawasan Gunung Merapi tersebut, ada

suasana yang berbeda di sekitar

jembatan Srowol yang runtuh dalam

kurun waktu yang hampir bersamaan

dengan infrastruktur yang lain di 3

wilayah Kabupaten Magelang, Klaten dan

Sleman akibat terjangan banjir lahar

dingin pasca erupsi Gunung Merapi lalu,

di sekitar jembatan Srowol dilakukan doa

dan mujahadah oleh para Kyai dan

masyarakat sekitar untuk memohon ke-

selamatan menjelang peresmian proyek-

proyek tersebut.

Mujahadah dalam rangka rangkaian

peresmian proyek-proyek Infrastuktur

Penanganan Darurat Merapi ini dipimpin

oleh Kyai Haji Raden Muhaimin Asnawi,

yang juga dihadiri Pejabat Kementerian

PU, Bupati Magelang, Muspida dan tokoh

masyarakat Kabupaten Magelang.

Menurut Amdi Rahman dar i

Kementerian Pekerjaan Umum; jembatan

gantung di Srowol ini merupakan

jembatan darurat untuk kelancaran

transportasi masyarakat, sebelum

jembatan permanen dibangun, untuk itu

diharapkan dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya dan dijaga penggunaan-

nya.

Bupati Magelang Ir. H. Singgih

Sanyoto, dalam Mujahadah mengatakan

bahwa pembangunan jembatan per-

manen di tiga lokasi (Srowol, Tlatar dan

Kaliputih Jumoyo) masih menunggu

kajian teknis aliran sungai. Mengingat

potensi aliran sungai yang berhulu di

Gunung Merapi saat ini masih cukup

besar, sehingga jembatan permanen

belum bisa dikerjakan.

Dengan diresmikannya jembatan

gantung darurat ini masyarakat dapat

mempergunakan dengan baik dan me-

matuhi peraturan yang telah ditetapkan.

Jembatan gantung ini hanya memiliki

kapasitas yang terbatas, sehingga

diharapkan pengguna kendaraan ber-

motor utamanya roda empat tidak

melewati secara berurutan tetapi ber-

gantian.

Selain itu, Bupati juga berharap

kepada masyarakat calon lokasi pem-

bangunan jembatan untuk ikut ber-

partisipasi terhadap Pemerintah Daerah

maupun pusat untuk tidak meminta

ganti rugi yang terlalu tinggi, mengingat

ini untuk kepentingan umum. Menurut

Bupati seberapa besar anggaran

pemerintah, tanpa partisipasi masya-

rakat tidak akan berhasil.

Runtuhnya jembatan-jembatan ter-

sebut akibat musibah erupsi Merapi yang

tidak bisa dielakkan. Peristiwa ini,

menurut Bupati, sebagai koreksi kepada

kita, “apakah kita selama ini kurang

bersyukur..?,“ kata Bupati. Dengan

Mujahadah ini, semoga ke depan kita

dihindarkan dari musibah bencana,

erupsi Merapi, maupun banjir lahar

dingin yang tidak terlalu besar, sehingga

tidak akan ada lagi pengungsian dan

berbagai permasalahan.

Usai peresmian proyek-proyek infra-

struktur penanganan darurat Merapi, di

lokasi jembatan gantung Srowol tersebut

malam harinya diadakan pentas wayang

kulit semalam suntuk dengan dalang dari

Yogyakarta.

*)sukendro-humprot

Menteri Pekerjaan Umum Djoko

Kirmanto secara simbolis meresmikan 25

Proyek Infrastruktur Penanganan

Darurat Merapi yang menelan biaya

hingga Rp 500 miliyar, di Jembatan

Gantung Darurat Srowol Progowati

Mungkid Magelang.

Peresmian proyek-proyek tersebut

bersama Menteri Pekerjaan Umum RI,

Djoko Kirmanto dan Kepala BNPB DR.

Samsul Maarif,M.S.i, penandatanganan

prasasti Jembatan Kaliputih, jembatan

gantung Srowol, SPAM Darurat Merapi

di Umbulharjo dan Hargobinangun

Kabupaten Sleman, jembatan Padasan

serta prasasti Perkuatan Tebing di Kali

Pabelan yang disaksikan oleh Anggota

DPR RI Ina Amania dan Sujadi, Gubernur

Jawa Tengah dan Sekda Yogyakarta.

Menteri PU Djoko Kirmanto dalam

sambutannya mengatakan bahwa dana

tersebut digunakan untuk perbaikan

sumber daya air, Bina Marga, dan sektor

Cipta Karya. “Terhitung mulai bulan

Maret 2011 hingga sekarang, pemerintah

pusat telah mengucurkan anggaran

hingga Rp 500 miliar,“ katanya.

Dalam perbaikan sumber daya air,

pemerintah telah melakukan rekons-

truksi tanggul, pengerukan alur sungai

yang berhulu di merapi, memperbaiki

sistem air permukaan dan air baku

dengan dana Rp 211 miliar. Pengerukan

sungai menjadi prioritas agar mampu

menampung banjir lahar. Di sektor bina

marga pemerintah mengucurkan dana

sebesar Rp 262 milliar guna perbaikan

puluhan jembatan. Sebanyak 7 (tujuh)

jembatan dan 9 (sembilan) ruas jalan

dibangun di Kabupaten Magelang, 2

(dua) jembatan di Kabupaten Klaten, 5

(lima) jembatan gantung di Boyolali, dan

5 (lima) jembatan di Sleman DIY.

Khusus jembatan Kaliputih, menurut

Djoko Kirmanto, telah dilakukan normal-

isasi atau pelurusan sungai untuk

mengantisipasi terjangan banjir lahar

dingin. Proyek yang menelan biaya Rp

64 miliar tersebut untuk mengembalikan

Kaliputih ke jalur sebelumnya.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo

mengatakan pemerintah pusat telah

mengeluarkan anggaran yang cukup

Milangkori

PERESMIAN JEMBATAN DARURAT SROWOLDENGAN MUJAHADAH DAN WAYANGAN

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 38: Suara Gemilang Maret 2012

36

tempat di SD Purwosari Sirahan Salam

diawali peninjauan Puskesmas di

Banyudono, Masjid di Jumoyo dan

Sekolah Dasar di Sirahan oleh Direktur

Utama PT. Pertamina, Pangdam IV

Diponegoro, Bupati Magelang dan

Muspida Kabupaten Magelang.

Menurut Dirut Pertamina Karen

Agustiawan; “kegiatan pembangunan

infrastruktur ini merupakan bagian dari

tanggung jawab Pertamina dalam pe-

mulihan kegiatan masyarakat pasca

bencana erupsi Merapi di bidang

kesehatan, pendidikan serta kerohanian.”

“Kami berharap ini dapat meningkat-

kan kualitas kesehatan dan pendidikan

bagi generasi penerus bangsa, dan yang

terpenting, dengan adanya fasilitas

masjid diharapkan masyarakat senan-

tiasa tegar menghadapi ujian dan optimis

bangkit kembali menatap hidup,” tegas

Karen.

Gubernur Jawa Tengah H. Bibit

Waluyo dalam sambutannya yang

dibacakan oleh Asisten Pemerintahan,

Siswo Laksono,SH,M.Kn, berharap agar

program CSR dari Pertamina dapat

diberikan tepat sasaran serta dapat di-

kembangkan tidak hanya di Kabupaten

Magelang. Dilanjutkannya, Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah tidak mampu

bekerja sendiri tanpa dukungan dari

elemen masyarakat termasuk TNI dan

pelaku ekonomi seperti Pertamina ini.

Sementara Bupati Magelang Ir. H.

Singgih Sanyoto berharap kegiatan

seperti ini dapat menjadi contoh bagi

perusahaan multi nasional maupun

perusahaan nasional yang lain serta

dunia usaha. Melalui program Corporate

Social Responbility (CSR) yang ada pada

masing-masing perusahaan, ternyata

bisa meringankan beban masyarakat

yang tertimpa musibah.

Pangdam IV Diponegoro Mayjend

TNI Ir. Mulhim Asyrof, juga berharap

bantuan seperti ini dapat menggugah

warga masyarakat membantu sesaman-

ya, meskipun bantuan Pertamina yang

bekerja sama dengan TNI seperti ini,

masih ada keterbatasan dan belum dapat

mencakup semua masyarakat yang

terkena bencana, namun diharapkan

bantuan ini dapat bermanfaat serta

dapat meringankan beban masyarakat,

serta merupakan wujut bakti TNI

terhadap masyarakat.

*)sukendro-humprot

Dalam upaya mendukung pe-

mulihan masyarakat pasca bencana

erupsi Gunung Merapi, PT. Pertamina

(persero) menyerahkan sejumlah

bangunan infrastruktur bagi masyarakat

di Kecamatan Salam dan Dukun

Magelang. Bangunan Infrastruktur yang

diserahkan secara simbolik oleh Direktur

Utama Pertamina Karen Agustiawan

kepada Bupati Magelang Ir. H. Singgih

Sanyoto berupa satu unit Puskesmas di

Desa Banyudono Kecamatan Dukun,

satu Unit Masjid di Dusun Dowakan

Desa Jumoyo Kec Salam dan satu unit

Sekolah dasar di Desa Sirahan

Kecamatan Salam.

Penyerahan yang didahului dengan

peresmian bangunan infrastruktur

bantuan dari Pertamina tersebut ber-

PERTAMINA SERAHKAN BANTUAN CSRPROGRAM REHABILITASI PASCA BENCANA MERAPI

Milangkori

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 39: Suara Gemilang Maret 2012

bijakan Pemerintah Pusat yang meng-

haruskan semua lembaga pelatihan kerja

di daerah dilaksanakan oleh Balai Latihan

kerja.

Penyesuaian kembali kelembagaan

sebagaimana tersebut, telah dibakukan

dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Magelang yang antara lain mengubah

Badan Pelayanan Perizinan terpadu

menjadi Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu serta

Kantor Pelatihan Diklat Tenaga Kerja

Aparatur menjadi Balai Latihan Kerja

dengan status kedudukan sebagai Unit

Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja,

Sosial dan Transmigrasi.

Bupati berharap dengan terbentuk-

nya Badan Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu di

Kabupaten Magelang dapat mewujud-

kan Kabupaten sebagai daerah yang

ramah investasi. Menurut Bupati Singgih,

untuk membangun citra Kabupaten

ramah investasi diperlukan dukungan

sistem pelayanan perizinan yang trans-

paran, murah dan cepat. Aparatur

perizinan dituntut untuk mampu me-

motivasi diri guna mengedepankan

pelaksanaan standar minimal yang telah

ditetapkan.

”Oleh karena itu perlunya upaya-

upaya promotif guna menarik investor

menanamkan investasinya di Kabupaten

Magelang.semakin banyak investor di

Kabupaten Magelang akan berimbas

pada semakin dinamisnya pertumbuhan

ekonomi yang diharapkan benar-benar

dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.” tegasnya.

*)sukendro-huprot

“Akibat adanya perubahan Perpres

menyebabkan kita harus menyesuaikan

kembali tata aturan yang mengatur

keberadaan lembaga yang menaungi

fungsi penanaman modal, pelayanan

perizinan dan pelatihan kerja bagi calon

tenaga kerja,” kata Bupati Magelang Ir. H.

Singgih Sanyoto dalam sambutan saat

melatih 39 pejabat di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Magelang di

Pendopo drh. Soepardi Kota

Mungkid.

Pelantikan pejabat baru

tersebut dalam rangka me-

wujudkan sistim pemerintahan

daerah yang lebih baik jelas

Bupati. Pejabat yang dilantik

adalah 1 orang pejabat eselon

II, 6 orang pejabat eselon III,

dan 31 orang pejabat eselon IV.

Adapun pejabat eselon II yang

dilantik adalah Drs. H. Hamam

Komari, sebagai Kepala Badan

Penanaman Modal dan Pe-

layanan Perizinan Terpadu,

yang merupakan perubahan

kantor lama Badan pelayanan

perizinan terpadu sebagai

akibat dari Perpres no 27 Th

2009 tentang pelayanan ter-

padu satu pintu di bidang

penanaman modal. Serta ke-

Milangkori

37

39 PEJABAT PEMKAB DILANTIK

suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 40: Suara Gemilang Maret 2012

Milangkori

SERTIFIKASI RELAWAN LEMBAGA USAHA

Penanggulangan bencana merupa-

kan salah satu perwujudan fungsi

pemerintah dalam rangka perlindungan

masyarakat, meskipun demikian pe-

nanggulangan bencana membutuhkan

suatu upaya terpadu dan koordinatif

yang melibatkan seluruh komponen

mayarakat secara aktif, pendekatan

semacam itu menuntut koordinasi dan

kerja sama yang baik antar semua pihak,

baik dari pemerintah, swasta, masya-

rakat, Komunitas, organisasi masyarakat,

organisasi profesi, dan lembaga-

lembaga terkait dan komponen masya-

rakat lainnya.

Demikian dikatakan oleh Bupati

Magelang dalam sambutan tertulisnya

yang dibacakan oleh Pelaksana tugas

harian Kepala BPBD Kabupaten

Magelang Drs. Eko Triyono pada acara

pembukaan sarasehan dan sertifikasi

relawan lembaga usaha, di Gedung NU

Palbapang Mungkid.

Lebih lanjut bupati mengatakan

relawan yang peduli dengan pe-

nanggulangan bencana yang berasal

dari berbagai latar belakang yang

berbeda-beda bisa berperan aktif

membekali diri sesuai bidang usaha

kompetensi dan potensi yang dimiliki

serta giat berlatih secara rutin dan

terencana sehingga

bisa menjadi ujung

tombak dalam rangka

penanganan bencana

di Kab. Magelang

secara komprehensif

dan terpadu serta me-

miliki standar yang

ba k u d a l a m m e -

nangan i keadaan

darurat bencana, kata

bupati kepada 80

relawan dari berbagai

usaha yang menjadi

peserta.

Sementara itu Deputi I bidang pen-

cegahan dan kesiap-siagaan BNPB dalam

sambutan yang dibacakan Direktur

Pemberdayaan Masyarakat BNPB Drs.

Muhtarudin,M.Si. menyampaikan, ben-

cana terus terjadi dan kita tidak mampu

menanggulangi bahkan meniadakan

resiko bencana, maka penanggulangan

resiko bencana perlu ditangani secara

komperhensip lintas sektoral perlu

identifikasi, menganalisis dan mengambil

tindakan berupa pencegahan dan

kesiapsiagaan untuk mengurangi resiko.

UU No 24 tahun 2007 tentang

penaggulangan bencana mengamanat-

kan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah menjadi penanggung jawab

utama dalam penyelenggaraan pe-

nanggulangan bencana bersama masya-

rakat dan berbagai pihak, masyarakat

badan usaha memiliki peran sangat

penting dan terdepan sebagai format

untuk mengupayakan se-maksimal

mungkin akan kemampuan dan ke-

terlibatannya dalam penanggulangan

bencana.

Di lain pihak masyarakat juga berhak

mendapatkan pelindungan sosial dan

rasa aman khususnya bagi kelompok

rentan untuk mendapatkan pendidikan,

ketrampilan maupun pelatihan pe-

nanggulangan bencana serta ikut ber-

partisipasi dalam pengambilan

keputus-an, dan menyamakan

persepsi. Maka sertifikasi

relawan berbasis lembaga

usaha sebagai upaya men-

dorong peran yang lebih besar

untuk lebih berdaya guna dan

berhasil guna.

Hal senada disampaikan

pula oleh Aggota DPR RI Abdul

Kadir Karding yang juga hadir

dalam acara ini bahwa masya-

rakat perlu memahami bencana

untuk mengurangi resiko

bencana dan BNPB membuat

program pelatihan agar masya-

rakat paham dengan bencana,

sensitifitas mendeteksi ben-

cana dengan kearifan lokal.

*)safii-humprot

38 suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 41: Suara Gemilang Maret 2012

Milangkori

KEPALA BNPB, SYAMSUL MAARIF,M.SI. :

VIII DPR RI, Ina Ammania, Kepala BPPTK

D IY. Subandr i yo , Wak i l Bupa t i

Magelang Zaenal Arifin,SH, pejabat

terkait dan tamu undangan lainnya.

Untuk itu, menurut Syamsul Muarif

lebih lanjut, pemerintah saat ini sedang

berupaya menggalang dan meng-

koordinasikan peran masyarakat,

kelompok masyarakat dan lembaga

usaha sebagai potensi dan sumberdaya

dalam penanggulangan bencana. Karena

melibatkan masyarakat tentunya perlu

adanya bekal, penyamaan persepsi,

standardisasi pelaku penanggulangan

bencana terutama para relawan, yang

bersama pemerintah menanggulangi

bencana.

Sementara itu Bupati Magelang, yang

diwakili Wakil Bupati Magelang Zaenal

Arifin, SH menyambut

positif pelatihan relawan

yang diselenggarakan

oleh BNPB. Pelatihan

tersebut dapat me-

ningkatkan kapasitas

dan pengetahuan serta

keterampilan bagi rela-

wan, khususnya yang

tinggal atau bertugas di

Kawasan Rawan Ben-

cana Gunung Merapi.

Menuru t Bupat i ; Kabupaten

Magelang yang tergolong daerah rawan

bencana baik bencana yang murni

disebabkan oleh alam, maupun bencana

yang diakibatkan oleh ulah manusia,

amat perlu membangun pola pikir dan

pola tindak rasional bahwa kita memang

tinggal di kawasan rawan bencana,

sehingga diharapkan seluruh masya-

rakat di Kabupaten Magelang secara

sadar senantiasa mengembangkan

budaya antisipatif, bukan lagi reaktif

ketika berhadapan dengan bencana.

Bupati juga menambahkan, untuk

potensi bencana seperti letusan Gunung

berapi, banjir lahar dingin, tanah longsor,

angin puting beliung, wabah demam

berdarah, dan lain-lain perlu di-

inventarisir dan dipetakan, sehingga

apabila sewaktu-waktu bencana me-

nimpa, korban bisa ditangani secara

cepat dan tepat, dalam rangka me-

minimalisir dampak yang mungkin

ditimbulkan, baik harta benda maupun

jiwa manusia.

Menurut Ina Ammania anggota

Komisi VIII DPR RI dari Dapil 6,

mengatakan; relawan itu adalah mitra

dan ujung tombak. Secara fungsional

relawan sangat strategis dalam pe-

nanganan tanggap darurat bencana

selayaknya menjadi mitra kerja

pemerintah khususnya BNPB, BPBD Prov

dan Kabupaten, untuk itu relawan perlu

diwadahi, diberi pendidikan untuk

mendapat SOP (standar operasional

prosedur) agar tidak salah dalam

menolong korban.

*)mami-s

“Belajar dari pengalaman meng-

hadapi berbagai kejadian bencana di

dunia selama ini, peran dari masyarakat

tidak dapat diabaikan. Justru masyarakat

yang berperan besar dalam memberikan

pertolongan awal (First Responder)

sebelum bantuan dari pemerintah dan

pihak lain datang,” kata Kepala BNPB Dr

Syamsul Maarif,M.Si. dalam sambutan

tertulisnya yang dibacakan Kepala Pusat

Pendidikan dan Penanggulangan

Bencana Ir. B. Wisnu Widjaja,MSc. pada

pembukaan pelatihan teknis relawan

penanggulangan bencana yang di-

selenggarakan oleh BNPB di Oxalis

Regency Hotel Magelang.

Pelatihan selama 5 hari diikuti 50

peserta dari Relawan Gada Dewa “313”

yang berasal dari Kabupaten Magelang,

Boyolali, Klaten, dan Sleman ini dilaku-

kan untuk meningkatkan kapasitas dan

kompetensi yang memadai dalam pe-

nanggulangan bencana baik berupa

pengetahuan, pemahaman dan ke-

terampilan para relawan untuk meng-

hadapi keadaan tanggap darurat

bencana.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala

Pusat Pendidikan dan Penanggulangan

Bencana Ir. B. Wisnu Widjaja,MSc

mewakili BNPB serta dihadiri oleh Kyai

Nurkholis dari Ponpes Darussalam

Watucongol Muntilan, anggota Komisi

“BILA TERJADI BENCANA, JUSTRU YANG PERTAMA MENOLONG ADALAH MASYARAKAT”

39suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 42: Suara Gemilang Maret 2012

Milangkori

meningkatkan prestasi olah raga dengan

mencari kelemahan serta kekurangan

baik di tingkat pengurus maupun

olahragawannya.

Bupati Magelang Ir. H. Singgih

Sanyoto dalam sambutannya mengata-

kan bahwa KONI merupakan organisasi

yang menjadi payung atau induk

organisasi bagi berbagai cabang olah

raga yang berkembang di Indonesia. Di

Kabupaten Magelang saat ini terdapat 20

cabang olah raga populer yang ber-

naung di bawah KONI.

Dalam komitmen memajukan olah

raga, Pemerintah Kabupaten Magelang

melalui APBD Kabupaten Magelang,

telah mengalokasikan dana sebesar Rp

20 milyar untuk pembangunan Stadion

di Desa Bumirejo, Mungkid dengan

perincian Rp 8 milyar untuk pengadaan

atau pembebasan tanah dan Rp 12

milyar untuk pembangunan fisik.

Melalui kemitraan, kolaborasi dan

kerjasama yang baik, Bupati berharap

olah raga di Kabupaten Magelang dapat

berkembang dengan baik dan maksimal,

sehingga diharapkan dapat meningkat-

kan prestasi cabang olah raga serta

dapat menelorkan bibit-bibit atlet ber-

prestasi baik di tingkat Nasional maupun

Internasional.

Sementara Drs. Petrus Kusuma

selaku Ketua KONI yang baru mengata-

kan; untuk meningkatkan prestasi olah-

raga di Kabupaten Magelang dibutuh-

kan sinergi kebersamaan, dukungan

serta kerjasama dari semua pihak,

sehingga diharapkan banyak prestasi

olahraga dapat menunjang program

pemerintah dan mendukung Kabupaten

Magelang sebagai Kabupaten Ber-

prestasi.

*)sukendro-humprot

Pengurus Komite Olahraga Nasional

Indonesia (KONI) Kabupaten Magelang

periode 2012-2016 secara resmi dilantik

Sekretaris KONI Jawa Tengah Drs. Tri

Rustiadi,M.Kes, mewakili Ketua umum

KONI Jateng, di Pendopo Rumah Dinas

Bupati Magelang.

Kepengurusan KONI tersebut se-

benarnya telah terbentuk dari hasil

Musda KONI Kabupaten Magelang lalu

di Mertoyudan, dengan ketua terpilih

Drs. Petrus Kusuma, Wakil ketua

I Drs. Agus Susworo Dwi

Mahendra,M.Pd, Wakil Ketua II

Drs. Sani Budi Tjahyono, wakil

Ketua III Frans Suharmaji

SE,MM. dan Sekretaris, Kadri

Maulana.

Menurut Ketua Koni Jawa

Tengah H. M. Soediro Atmo

Prawiro,SH. dalam sambutan

tertulis yang dibacakan oleh

Sekretaris Umum KONI Jateng,

Drs. Tri Rustiadi,M.Kes. bahwa

kunci sukses bidang olah raga

adalah sumber daya manusia

yang memiliki komitmen yang

tinggi di bidang olah raga. Oleh

karena itu pembentukan peng-

urus merupakan upaya pem-

binaan di bidang olah raga.

Kami berharap agar KONI

Kabupaten Magelang mampu

DRS. PETRUS KUSUMA, KETUA KONI KAB. MAGELANG :

KABUPATEN MAGELANGSEBAGAI KABUPATEN BERPRESTASI

40 suara gemilang vol. 15 no. 3

Page 43: Suara Gemilang Maret 2012
Page 44: Suara Gemilang Maret 2012