100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI DI SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: FEBRIANA IKA RATNASARI K7408215 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI

DI SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

FEBRIANA IKA RATNASARI

K7408215

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI

DI SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

FEBRIANA IKA RATNASARI

K7408215

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,

Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Page 6: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

Page 7: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRAK

Febriana Ika Ratnasari. STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN

PROGRAM AKSELERASI DI SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN

AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui penyelenggaraan

program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. (2)

Mengetahui hambatan-hambatan/kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan

program akselerasi. (3) Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi

hambatan. (4) Mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa akselerasi dengan

siswa reguler tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian

ini dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan memperoleh informasi dari

sumber data. Sumber data berasal dari nara sumber/informan, aktivitas, tempat,

dokumen/arsip. Teknik cuplikan yang digunakan adalah teknik purposive

sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung,

wawancara mendalam, pencatatan dokumen. Validitas data menggunakan teknik

trianggulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah model analisis

interaktif. Prosedur penelitian dimulai dari tahap pralapangan, tahap kegiatan

lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan laporan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan (1) Penyelenggaraan program

akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta khususnya tahun ajaran 2011/2012 sudah

berjalan cukup baik yaitu meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap

evaluasi/penilaian. (2) Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan

program akselerasi yaitu jumlah sarana dan prasarana, waktu pembelajaran yang

singkat, jumlah dana yang terbatas, siswa merasa mudah jenuh, siswa sulit

berkonsentrasi, terkadang ada materi yang tidak dapat dipahami karena guru

terlalu cepat menerangkan, banyaknya tugas yang diberikan menuntut siswa harus

terus belajar. (3) Upaya-upaya yang dilakukan sekolah diantaranya pihak sekolah

mengatur jadwal pelajaran, pihak sekolah akan mengajukan proposal kepada

Dinas Kota Surakarta untuk memperoleh dana, guru berusaha menyampaikan

materi dengan berbagai metode, guru juga dapat mengatur waktu untuk setiap

kompetensi dasar dalam setiap bab sehingga tidak tergesa-gesa dalam

menyampaikan materi karena sudah terjadwal. (4) Hasil belajar yang diperoleh

siswa akselerasi terutama pada tahun ajaran 2011/2012 sudah cukup baik daripada

hasil belajar siswa reguler. Nilai-nilai siswa akselerasi lebih unggul ketika

ulangan harian maupun ulangan umum karena nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) lebih tinggi daripada siswa reguler, tetapi pada saat Ujian Nasional

(UAN) justru siswa reguler yang memperoleh nilai tertinggi.

Kata kunci: anak berbakat, program akselerasi, hasil belajar

Page 8: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

ABSTRACT

Febriana Ika Ratnasari. A STUDY ON ACCELERATION PROGRAM

IMPLEMENTATION IN SMP NEGERI 9 SURAKARTA IN THE SCHOOL

YEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of

Surakarta Sebelas Maret University. July 2012.

The objectives of research are (1) To find out the acceleration program

implementation in SMP Negeri 9 Surakarta in the school year of 2011/2012. (2)

To find out the obstacles encountered in the acceleration program implementation.

(3) To find out the measures taken to deal with such the obstacles. (4) To find out

the difference in learning achievement between acceleration students with regular

students in the school year of 2011/2012.

This study employed a descriptive qualitative approach. The research

was conducted to collect data and to obtain information from the data source. The

data source derived from informant, activity, place, and document/archive. The

sampling technique used was purposive sampling technique. The techniques of

collecting data used were direct observation, in depth interview, and

documentation. The data validation was done using source triangulation

technique. The data analysis was done using an interactive model of analysis. The

procedure begins study of post-pre field phase, fieldwork phase, the stage of

analysis and report writing stage.

From the result of research, it could be concluded that (1) The

implementation of acceleration program in SMP Negeri 9 Surakarta particularly in

the school year of 2011/2012 involved preparation, implementation, and

evaluation/assessment stages. (2) The obstacles encountered in the

implementation of acceleration program included: inadequate infrastructure, short

learning time, limited fund amount, easily saturated students, difficultly

concentrating students, sometimes there was elusive material because the teacher

explained too quickly, and so many assignments given required the students to

learn continuously. (3) The measures taken by the school included the school

scheduled the learning, the school submitted the fund requesting proposal to the

Surakarta City’s Education Service, the teachers attempted to deliver material by

using a variety of methods, the teachers could also schedule the time for each

basic competency in each chapter so that they would not deliver material in hurry

because it had been scheduled. (4) The learning achievement the acceleration

students achieved particularly in the school year of 2011/2012 had been

sufficiently good than learning achievement of regular students. Acceleration

values are students when daily test or exam because the Minimum Passing

Criteria (KKM) value is higher than regular students, but national final exam or

UAN at exactly regular student who got highest score.

Keywords: gifted child, acceleration program, learning achievement.

Page 9: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

MOTTO

Jangan pernah merasa takut selama masih berada dalam jalan yang benar.

(Penulis)

Jangan pernah menganggap remeh akan suatu hal karena sesuatu yang dianggap

remeh bisa jadi suatu saat dapat menjadi bumerang bagi diri sendiri.

(Penulis)

Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama

ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.

(Alexander Pope)

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan

dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.

(Abu Bakar Sibli)

Page 10: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan karunia Allah SWT, skripsi ini

peneliti persembahkan untuk:

Ibu dan Bapak yang selama ini telah

mencurahkan kasih sayang.

Adik-adikku (Sasa, Prabu, Nimas) yang telah

menghiasi hari-hariku.

Pakdhe dan budhe beserta keluarga besar

yang memberikan motivasi.

Sahabat-sahabatku Kafe Robelin (Febri,

Rovi, Bety, Herlin) yang telah memberikan

keceriaan, motivasi serta bantuan dalam

menyusun skripsi.

Sahabat-sahabatku SMA (Triyanti, Wahid,

Ambar).

Teman-teman PAK angkatan 2008.

Almamater

Page 11: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Atas

kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI

TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI DI SMP

NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Program

Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan,

bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

3. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus

Akuntansi yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

4. Ibu DR. Susilaningsih, M.Bus, selaku pembimbing I yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Muhtar, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para dosen di Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan pengetahuan dan

bimbingan.

7. Ibu Endang Mangularsih, S.Pd, M.M, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 9

Surakarta yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data

dalam penelitian ini.

8. Ibu Dra. Danarti selaku Manajer Program Akselerasi SMP Negeri 9 Surakarta

yang telah memberi bantuan dan bimbingan dalam penelitian.

Page 12: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

9. Para guru dan siswa SMP Negeri 9 Surakarta yang telah bersedia untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Bapak dan Ibu yang telah mencurahkan kasih sayangnya untuk mendampingi,

memberikan motivasi, dan bantuan selama penyusunan skripsi.

11. Sahabat-sahabatku “Kafe Robelin” (Febri, Rovi, Bety, Herlin) yang selalu

menghiasi hari-hari dengan keceriaan, memberikan motivasi serta bantuan

dalam penyusunan skripsi.

12. Teman-teman akuntansi angkatan 2008 khususnya kelas B dan semua pihak

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Page 13: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN .....................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................

HALAMAN REVISI ..................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................

HALAMAN MOTTO ..................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ............................................................

B. Perumusan masalah ..................................................................

C. Tujuan penelitian ......................................................................

D. Manfaat penelitian ....................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan......................

1. Konsep Kemampuan dan Kecerdasan .................................

2. Program Pendidikan Bagi Anak Cerdas Istimewa dan atau

Berbakat ..............................................................................

3. Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Anak Cerdas istimewa

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

x

xi

xiii

xvi

xvii

xviii

1

5

5

5

7

7

11

Page 14: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

dan atau Berbakat ...............................................................

4. Penyelenggaraan Program Akselerasi .................................

5. Hasil Belajar Siswa ..............................................................

6. Penelitian yang Relevan ......................................................

B. Kerangka berpikir .....................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................

C. Data dan Sumber Data .............................................................

D. Teknik Sampling (Cuplikan).....................................................

E. Pengumpulan Data ...................................................................

F. Uji Validitas Data ....................................................................

G. Analisis data ..............................................................................

H. Prosedur penelitian ...................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ...........................................

1. Sejarah SMP Negeri 9 Surakarta .........................................

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 9 Surakarta ................

3. Kondisi Lingkungan SMP Negeri 9 Surakarta.....................

4. Struktur Organisasi Sekolah ................................................

B. Deskripsi Temuan Penelitian ....................................................

1. Penyelenggaraan Program Akselerasi ..................................

2. Hambatan-Hambatan Penyelenggaraan Akselerasi..............

3. Upaya-Upaya Mengatasi Hambatan ...................................

4. Perbedaan Hasil Belajar antara Siswa Akselerasi dengan

Siswa Reguler ......................................................................

C. Pembahasan ..............................................................................

1. Penyelenggaraan Program Akselerasi...................................

2. Hambatan-Hambatan Penyelenggaraan Akselerasi .............

15

18

26

27

28

30

31

32

33

34

35

36

38

41

41

42

42

43

47

47

60

64

65

66

66

70

Page 15: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

3. Upaya-Upaya Mengatasi Hambatan ....................................

4. Perbedaan Hasil Belajar antara Siswa Akselerasi dengan

Siswa Reguler ......................................................................

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ...............................................................................

B. Implikasi ...................................................................................

C. Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

LAMPIRAN ................................................................................................

71

72

74

77

79

80

82

Page 16: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ..............................................................................

3.1 Skema Model Analisis Interaktif ..........................................................

3.2 Prosedur Penelitian ...............................................................................

4.1 Struktur Organisasi Sekolah .................................................................

29

38

40

43

Page 17: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 31

4.1 Data Ruang Belajar Lainnya di SMP Negeri 9 Surakarta .................... 42

4.2 Jumlah Tenaga Pendidik dan Tata Usaha (TU) ................................... 47

Page 18: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara .............................................................................

2. Catatan Lapangan ..................................................................................

3. Surat Keputusan Penetapan Sekolah Penyelenggara Akselerasi ...........

4. Struktur Organisasi Sekolah ..................................................................

5. Daftar Nama Guru Akselerasi ...............................................................

6. Daftar Nama Siswa Akselerasi .............................................................

7. Program Pembinaan Karakter Siswa .....................................................

8. Agenda Kegiatan Program Akselerasi ..................................................

9. Dokumentasi Penelitian ........................................................................

10. Surat Ijin Penelitian ..............................................................................

82

89

109

114

117

119

121

130

132

134

Page 19: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi

juga mengalami perkembangan secara pesat di seluruh bidang kehidupan manusia.

Dalam bidang teknologi informasi, penguasaan teknologi informasi menjadi

sangat penting bagi keberadaan suatu negara. Salah satu aspek yang penting dan

berpengaruh dalam penguasaan teknologi informasi yaitu sumber daya manusia

(SDM). SDM yang dibutuhkan dalam penguasaan teknologi informasi adalah

SDM yang mampu bersaing secara internasional. Untuk itu, pendidikan menjadi

tumpuan bagi peningkatan kualitas SDM di Indonesia dalam menghadapi era

globalisasi. Hak mendapatkan pendidikan sudah tertuang dalam UUD 1945 pasal

31 yang menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pen-

didikan”. Hal itu berarti setiap individu berhak mendapatkan layanan pendidikan

tanpa memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka.

Meskipun demikian pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu dari pengajar ke

peserta didik tetapi pendidikan akan dapat mengantarkan peserta didik menjadi

pribadi yang unggul dan mampu menghadapi kehidupan dimasa yang akan

datang. Supriyanto berpendapat, “Pada dasarnya tujuan pendidikan menengah

yaitu meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada

jenjang yang lebih tinggi serta agar dapat mengembangkan diri sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi” (2003: 100).

Keberhasilan dalam bidang pendidikan ditentukan oleh banyak faktor.

Salah satunya yaitu faktor inteligensi, Purwanto berpendapat, “Inteligensi ialah

kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat se-

suatu dengan cara tertentu” (2002:55-56). Perbedaan faktor inteligensi disebabkan

oleh faktor pembawaan, kematangan, pembentukan sehingga mereka berhak

mendapatkan program pendidikan yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan,

Page 20: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

usia, dan tingkat inteligensinya. Sampai saat ini acuan umum yang digunakan

untuk menentukan apakah seorang anak bisa dikategorikan sebagai anak yang

memiliki bakat istimewa atau biasa saja adalah mengunakan ukuran skor IQ.

Dalam pandangan umum, anak dikatakan memiliki bakat istimewa adalah mereka

yang dalam dirinya memiliki tiga hal utama yaitu IQ (cukup skor 125-130),

memliki CQ (creativity quotient dalam kadar yang cukup, tidak harus tertingi),

dan memiliki TC (task commitment atau kelekatan terhadap tugas) dalam rentang

nilai baik. Jadi anak-anak berbakat istimewa adalah mereka yang memiliki tiga

hal yakni kecerdasan umum, kreativitas, dan kelekatan terhadap tugas menjadi

satu kesatuan kepribadian.

Setiap anak memang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda

yaitu anak dengan kecerdasan di bawah rata-rata, kecerdasan rata-rata, dan ke-

cerdasan di atas rata-rata serta memiliki bakat istimewa. Anak dengan

kecerdasaan di bawah rata-rata memiliki kecepatan belajar di bawah kecepatan

belajar anak-anak pada umumnya. Anak yang berada di atas rata-rata memiliki

kecepatan belajar di atas kecepatan belajar anak-anak lainnya. Anak-anak yang

memiliki kecerdasan dan bakat istimewa itu membutuhkan layanan yang memang

berbeda dengan anak-anak pada umumnya karena dalam potensi yang serba

unggul tersebut terkadang adanya kebutuhan belajar yang unggul pula. Siswa

yang merasa luar biasa (cerdas) tidak dirugikan oleh keterlambatan belajar siswa

biasa. Sering dikeluhkan banyak guru, anak-anak cerdas di kelas heterogen

cenderung merasa cepat bosan, terkesan santai, tampak kurang memperhatikan

pelajaran dan akibatnya cenderung mengganggu teman lainnya. Oleh karena itu,

anak-anak cerdas ini perlu mendapat layanan khusus di kelas yang terpisah dari

kelas anak biasa. Dengan begitu, pengelolaan kelasnya menjadi lebih mudah.

Menurut Martison dalam Munandar (1992: 30) bahwa “Anak-anak ber-

bakat memiliki ciri-ciri yang unik dan khas yakni cepat menyelesaikan masalah,

membaca pada usia muda, membaca lebih cepat dan lebih banyak, memiliki per-

bendaharaan kata yang luas, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, mempunyai

minat yang luas, mempunyai inisiatif, tidak cepat puas dengan prestasinya, senang

Page 21: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mencoba hal-hal baru”. Hal inilah yang menjadi keunggulan dan keistimewaan

anak berbakat yang harus dikembangkan melalui pendidikan yang sesuai.

Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 5 ayat 4 tentang

sistem pendidikan nasional, “Bahwa warga negara yang memiliki kecerdasan dan

bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”. Dari undang-undang

tersebut maka pemerintah berupaya menyelenggarakan suatu program pelayanan

pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi cerdas istimewa dan atau

berbakat istimewa yaitu program khusus yang dikembangkan untuk memungkin-

kan siswa dapat mengikuti pelajaran sesuai dengan irama kecepatan belajarnya

yang dirancang lebih cepat dari waktu belajar siswa yang normal. Pelayanan

pendidikan tersebut yaitu berupa program akselerasi. Menurut Latifa dalam

Hawadi (2004: 118) bahwa “Program akselerasi adalah program layanan belajar

yang diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kemampuan tinggi supaya dapat

menyelesaikan studinya sesuai kecepatan dan kemampuannya”. Dalam program

ini, pendidikan dapat ditempuh dalam waktu lebih singkat daripada program

regular, misalnya pada tingkat SD yang seharusnya ditempuh dalam waktu 6

tahun dapat dipercepat menjadi 5 tahun, tingkat SMP dan SMA yang seharusnya

ditempuh dalam 3 tahun dipercepat menjadi 2 tahun. Namun, program akselerasi

tidak semata-mata memperoleh percepatan waktu penyelesaian studi di sekolah,

tetapi sekaligus memperoleh eskalasi atau pengayaan materi dengan penyedian

kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman.

Bentuk layanan program akselerasi yang diberikan antara lain dapat berupa

kegiatan penelitian, pengikutsertaan alam, berbagai lomba di bidang akademik

Penyelenggaraan program akselerasi perlu dilakukan sebagai upaya dari

pemerintah untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas dalam segala

bidang sehingga dapat bersaing di era globalisasi. Program akselerasi sebenarnya

memiliki keuntungan karena dengan proses yang cepat akan menghasilkan se-

jumlah lulusan yang memadai dan nantinya akan bermanfaat dalam masyarakat.

Bagi siswa yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa proses yang

dipercepat bukanlah beban karena proses cepat itulah yang sesuai dengan potensi

mereka. Penyelenggaraan program akselerasi dilaksanakan oleh sekolah-sekolah

Page 22: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang telah siap, baik dari segi kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, dana, manajemen dan lingkungan. Komponen-komponen tersebut

saling berkaitan sehingga apabila pihak sekolah belum memiliki kesiapan dari

semua komponen, maka belum dapat menyelenggarakan program akselerasi.

Berhasil atau tidaknya program akselerasi tergantung dari pengelolaan

masing-masing sekolah. Setiap sekolah mempunyai kebijakan yang berbeda-beda

dalam menyelenggarakan program akselerasi, namun tetap mengacu pada pe-

doman yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Depdikbud. Di Surakarta

sudah ada beberapa sekolah yang menyelenggarakan program akselerasi mulai

dari tingkat SD, SMP maupun SMA. Masing-masing jenjang pendidikan tersebut

berusaha untuk memberikan layanan sebaik mungkin terutama untuk siswa yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Beberapa sekolah yang telah siap

dari segi kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana, manajemen dan lingkungan

berlomba-lomba agar dapat menghasilkan siswa yang berkualitas, salah satunya

melalui penyelenggaraan program akselerasi.

SMP Negeri 9 Surakarta merupakan salah satu sekolah unggulan di

Surakarta. Hal itu terbukti bahwa sekolah tersebut sudah menyelenggarakan

program akselerasi sejak tahun ajaran 2005/2006. Dengan penyelenggaraan

program akselerasi menunjukkan bahwa SMP Negeri 9 Surakarta sudah siap dari

berbagai segi, misalnya sarana dan prasarana yang dimiliki sudah dapat me-

nunjang proses belajar mengajar kelas akselerasi. Namun, penyelenggaraan

program akselerasi dari tahun ke tahun biasanya mengalami perbedaan tergantung

dari pengelolaannya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana pe-

nyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta secara nyata apakah

sudah berjalan dengan baik atau belum. Atas dasar itulah, penulis mengangkat

judul “STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI

DI SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”.

Page 23: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta

pada tahun ajaran 2011/2012?

2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan program akselerasi di

SMP Negeri 9 Surakarta?

3. Apa saja upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut?

4. Bagaimana perbedaan hasil belajar antara siswa program akselerasi dengan

siswa reguler di SMP Negeri 9 Surakarta tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9

Surakarta pada tahun 2011/2012.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan

program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta.

3. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala-

kendala yang dihadapi.

4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa program akselerasi

dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan

mengenai penyelenggaraan program akselerasi di suatu sekolah.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan

kebijakan selanjutnya serta memberikan sumbangan pemikiran dalam pe-

Page 24: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

ngembangan pendidikan khususnya mengenai penyelenggaraan program

akselerasi.

b) Bagi penulis

Dapat menambah wawasan serta mengetahui tentang penyelenggaraan

program akselerasi di suatu sekolah.

Page 25: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Kemampuan dan Kecerdasan

a. Batasan Kemampuan dan Kecerdasan

Kemampuan biasanya dikaitkan dengan inteligensi atau ke-

cerdasan. Munandar berpendapat “Kemampuan adalah daya untuk me-

lakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan” (1996:

17). Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah kekuatan yang dimiliki seseorang baik dari sejak

lahir maupun latihan untuk melakukan suatu tindakan yang berhubungan

dengan kecerdasan.

Purwanto berpendapat “Inteligensi adalah kemampuan yang di-

bawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan

cara yang tertentu” (2002: 52). Sementara itu, sesuai dengan simpulan

Clark (1986) bahwa “Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-

sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk pemahaman terhadap

hu-bungan yang kompleks, semua proses yang terlibat dalam berfikir

abstrak, kemampuan penyesuaian dalam pemecahan masalah, dan ke-

mampuan untuk memperoleh kemampuan baru” (Semiawan, 1997: 11).

Dari dua pengertian tersebut dapat diketahui bahwa kecerdasan adalah

kemampuan yang dibawa sejak lahir untuk melakukan sesuatu dimana

mencakup keseluruhan pemahaman seseorang dari segala aspek.

Setiap orang memiliki inteligensi yang tidak sama, Purwanto

berpendapat “Faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi sehingga ter-

dapat perbedaan inteligensi seseorang dengan yang lain yaitu pem-

bawaan, kematangan, pembentukan, minat dan pembawaan yang khas,

kebebasan” (2002: 55). Faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 26: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1) Pembawaan

Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang ditentukan

sejak lahir.

2) Kematangan

Tiap organ dalam tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Tiap organ baik fisik maupun psikis dapat dikatakan matang apabila

ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsi masing-masing.

3) Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan inteligensi. Dapat dibedakan menjadi

pembentukan yang disengaja (dilakukan di sekolah) dan pembentuk-

an yang tidak disengaja (pengaruh alam sekitar).

4) Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan

dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat motif yang

mendorong untuk berinteraksi dengan dunia luar.

5) Kebebasan

Kebebasan berarti manusia dapat memilih metode-metode tertentu

dalam memecahkan masalahnya. Dengan adanya kebebasan berarti

minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam inteligensi.

Pada umumnya kecerdasan dapat diukur dengan tes inteligensi

yang menghasilkan IQ yang dapat menentukan keterbakatan seseorang.

IQ masih tepat jika digunakan untuk mengukur bakat intelektual se-

seorang, tetapi belum tentu untuk bakat seni, bakat kreatif serta bakat ke-

pemimpinan. Hal tersebut dikarenakan sesuai dengan simpulan Renzulli

(1981) bahwa “Ciri-ciri yang dapat menentukan kemampuan dan ke-

cerdasan adalah: (1) kemampuan/inteligensi; (2) kreativitas; (3)

tanggungjawab atau pengikatan diri terhadap tugas yang tinggi”

(Pedoman Penyelenggaraan Program Akselerasi, 2007: 18).

Seseorang dikatakan mempunyai bakat intelektual apabila mem-

punyai inteligensi yang tingggi atau kemampuan di atas rata-rata dalam

Page 27: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

bidang intelektual, namun kecerdasan yang tinggi belum menjamin ke-

terbakatan seseorang. Kreativitas juga penting karena untuk menciptakan

sesuatu yang baru, gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan

masalah.

b. Pengertian Anak Berbakat

Mengenai pengertian anak berbakat, Hawadi menyatakan:

Anak berbakat adalah mereka yang mempunyai taraf intelegensi di

atas 140 dan yang diidentifikasikan oleh psikolog dan atau guru

sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi yang memuaskan

serta memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada

taraf cerdas, keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik serta

kreativitas yang memadai (2004: 34).

Sementara itu, sesuai dengan simpulan Fledhusen (1986) bahwa

istilah lain untuk menyebut anak berbakat atau anak yang memiliki

kemampuan luar biasa adalah gifted, genius, precocious (Ikhrom, 2000:

5). Gifted adalah anak yang menunjukkan tanda-tanda atau kemampuan

unggul, sedangkan precocious adalah anak yang memiliki kemampuan

untuk mengerjakan pekerjaan yang seharusnya merupakan pekerjaan

orang dewasa. Genius sebagai individu yang menunjukkan kemampuan

yang tinggi dalam berbagai pekerjaan yang mempunyai nilai maslahat

yang besar, mereka mempunyai kemampuan yang lebih dalam

menyelesaikan pekerjaan dibandingkan dengan anak-anak normal

lainnya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa anak

berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang

luar biasa atau unggul sehingga mampu mengerjakan pekerjaan orang

dewasa serta dapat mencapai prestasi yang memuaskan. Anak-anak

tersebut memerlukan program pendidikan khusus sesuai dengan ke-

butuhan belajar mereka sehingga dapat mengembangkan potensi yang

dimiliki.

Page 28: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Identifikasi Anak Berbakat

Munandar berpendapat “Identifikasi terhadap anak berbakat

dapat dibedakan menjadi dua yaitu identifikasi melalui pengetesan dan

identifikasi melalui studi kasus” (1982: 9). Identifikasi tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Identifikasi melalui pengetesan (psikometrik maupun prestasi be-

lajar), identifikasi ini meliputi dua tahap, yaitu :

a) Tahap Screening yaitu pengetesan massal dengan menggunakan

tes kelompok.

b) Tahap seleksi/identifikasi dengan menggunakan tes individual

yang memungkinkan pengukuran yang lebih cepat dan teliti.

2) Identifikasi melalui studi kasus

Identifikasi ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi sebanyak

mungkin tentang anak yang diperkirakan berbakat dari sumber-

sumber yang berbeda, misalnya: guru, orang tua, teman sebaya atau

anak itu sendiri. Identifikasi studi kasus ini dapat dimulai dengan

menyusun daftar pertanyaan atau kuisoner atau checklist untuk diisi

masing-masing sumber.

d. Karakteristik Anak Berbakat

Setiap anak memiliki karakter atau ciri-ciri yang berbeda-beda,

anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata serta anak berbakat juga

memiliki ciri-ciri tersendiri yang melebihi dari anak-anak normal lain-

nya. Hal tersebut sesuai dengan simpulan Martinson (1974) bahwa ciri-

ciri anak berbakat antara lain membaca pada usia lebih muda, membaca

lebih cepat dan lebih banyak, memiliki perbendaharaan kata yang luas,

mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, mempunyai minat yang luas,

mempunyai inisiatif, tidak cepat puas dengan prestasinya, mempunyai

banyak kegemaran, senang mencoba hal-hal baru (Munandar, 1992: 30).

Keberbakatan anak dapat meliputi bermacam-macam bidang, namun

Page 29: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

biasanya seseorang mempunyai bakat istimewa dalam salah satu bidang

saja.

Tidak semua anak berbakat mempunyai semua ciri-ciri tersebut

karena setiap anak termasuk anak berbakat mempunyai kekuatan dan

kelemahan. Anak berbakat dapat menunjukkan ciri-ciri yang positif

apabila mereka di lingkungan yang baik, tetapi dalam lingkungan yang

kurang baik dapat muncul ciri-ciri yang negatif. Ciri-ciri negatif tersebut

terkadang dapat menimbulkan masalah bagi siswa berbakat. Hal tersebut

sesuai dengan simpulan Martinson (1974) bahwa “Ciri-ciri negatif siswa

ber-bakat yang dapat menimbulkan masalah-masalah antara lain mudah

ter-singgung atau peka terhadap kritik, cepat bosan terhadap tugas-tugas

rutin, menjurus ke keinginan memaksakan atau mempertahankan pen-

dapatnya, acuh tak acuh dan cepat malas karena pengajaran yang di-

berikan kurang menantang bagi mereka” (Munandar, 1992: 32).

2. Program Pendidikan Bagi Anak Cerdas Istimewa dan atau Berbakat

Pemerintah berupaya untuk memberikan kesempatan pendidikan

yang sama kepada semua warga negara Indonesia, baik yang normal maupun

yang memiliki potensi luar biasa. Selama ini perhatian terhadap siswa-siswa

yang berprestasi dan berbakat di sekolahnya hanya sebatas memberikan

beasiswa sehingga memungkinkan mereka untuk meneruskan pendidikannya.

Meskipun bantuan berupa beasiswa sudah diberikan kepada siswa-siswa yang

berbakat dan berprestasi, namun hal tersebut belum dapat memenuhi ke-

butuhan pendidikan anak berbakat. Mereka masih memerlukan perhatian

khusus dari pemerintah yaitu berupa program pendidikan yang khusus.

Perhatian khusus tersebut tidak dimaksudkan untuk melakukan diskriminasi,

tetapi pemberian perhatian sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak.

Melalui penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi siswa yang me-

miliki kecerdasan istimewa dan atau berbakat agar dapat berkembang secara

optimal sesuai potensi yang mereka miliki. Program pendidikan yang sesuai

untuk anak cerdas dan atau berbakat adalah program pendidikan yang ber-

Page 30: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

diferensiasi yaitu pelayanan pendidikan yang berbeda dengan siswa-siswa

normal lainnya.

Depdikbud berpendapat “Penyelenggaraan program pendidikan

khusus bagi anak cerdas istimewa/berbakat istimewa dapat dilakukan dalam

bentuk kelas khusus, kelas inklusi, dan satuan pendidikan khusus” (Pedoman

Penyelenggaraan Program Akselerasi, 2007: 43). Hal tersebut dapat dijelas-

kan sebagai berikut:

a. Kelas khusus adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik yang

memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan reguler

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran yang di-

berikan adalah mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika

dan ilmu pengetahuan alam (IPA).

b. Kelas inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta didik

yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam proses pembelajaran

bergabung dengan peserta didik program reguler. Mata pelajaran yang di-

berikan adalah mata pelajaran lain di luar rumpun matematika dan ilmu

pengetahuan alam (IPA).

c. Satuan pendidikan khusus adalah lembaga pendidikan formal pada jenjang

pendidikan dasar (SD) dan pendidikan menengah (SMP/SMA) yang

semua peserta didik memiliki potensi kecerdasan istimewa/bakat istimewa.

Depdikbud berpendapat “Layanan pendidikan untuk siswa cer-

das/bakat istimewa dapat berupa program pengayaan (enrichment) dan

gabungan program percepatan dengan pengayaan (acceleration-enrichment)”

(Pedoman Penyelenggaraan Program Akselerasi, 2007: 44). Hal tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Program pengayaan adalah pemberian pelayanan pendidikan kepada siswa

yang memiliki kecerdasan/bakat istimewa dengan penyediaan kesempatan

dan fasilitas tambahan yang bersifat pendalaman. Bentuk layanan ini

antara lain dengan memperkaya materi melalui kegiatan-kegiatan pe-

nelitian dan sebagainya. Fokus layanan ini adalah pada perluasan/

Page 31: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pedalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan belajar di

kelas.

b. Gabungan program percepatan dan pengayaan adalah pemberian pe-

layanan pendidikan kepada siswa yang memiliki kecerdasan/bakat isti-

mewa untuk dapat menyelesaikan pendidikannya dalam jangka waktu

yang lebih singkat disbanding teman-teman yang lainnya. Jadi siswa dapat

menyelesaikan pendidikan di SD dalam jangka 5 tahun dan di SMP atau

SMA dalam waktu 2 tahun. Dalam program ini, siswa tidak semata-mata

memperoleh percepatan waktu penyelesaian studi di sekolah, tetapi se-

kaligus memperoleh pengayaan materi dengan penyediaan kesempatan dan

fasilitas belajar tambahan.

Berdasarkan bentuk-bentuk layanan pendidikan tersebut, berbagai

pihak baik pengambil keputusan di lingkungan Ditjen, Dikdasmen, Dep-

dikbud maupun pihak pelaksana yaitu yayasan atau sekolah lebih condong

untuk menerapkan program akselerasi. Hal ini dikarenakan pemilih-an bentuk

program pendidikan bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan

luar biasa/anak berbakat tidak hanya tergantung pada individu-individu yang

terlibat, melainkan juga pada situasi dan kondisi lingkungan tempat program

akan dilaksanakan. Selain itu, tidak lepas dari pertimbangan ekonomis yaitu

mudah dan murah dalam pelaksanaanya.

Penyelenggaraan program akselerasi berupaya untuk mengoptimal-

kan pengembangan potensi kecerdasan luar biasa atau bakat siswa sehingga

menghasilkan keluaran/output yang unggul. Untuk mencapai keunggulan

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Herry berpendapat “Faktor-faktor

itu meliputi: masukan atau input, kurikulum, guru, sarana prasarana, dana,

manajemen, lingkungan, dan proses belajar mengajar” (1999: 9). Faktor-

faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Masukan atau input

Peserta didik/siswa sebagai masukan harus diseleksi secara ketat

dan komprehensif dengan kriteria tertentu. Seleksi tidak hanya me-

Page 32: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

nyangkut prestasi akademik, tetapi juga menyangkut tes psikologis, tes

kreativitas, dan tanggungjawab pada tugas.

b. Kurikulum

Kurikulum sengaja dikhususkan dengan memberikan kedalaman

dan keluasan materi serta tantangan penyelesaian yang lebih berat.

Kurikulum bagi anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar

biasa atau anak berbakat memiliki format yang berlainan dengan

kurikulum pada umumnya yaitu dengan adanya penambahan unsur-unsur

substansial.

c. Guru

Tenaga kependidikan yaitu guru diupayakan memenuhi kriteria

yang baik dan profesional. Pengetahuan guru yang luas, memiliki pe-

mahaman tentang karakteristik siswa dengan kemampuan yang luar biasa

serta apresiatif dalam mengajar harus menjadi standar bagi guru yang

melayani pembelajaran akselerasi.

d. Sarana prasarana

Sarana prasarana disesuaikan dengan sifat siswa yang memang

memiliki tingkat kecerdasan tinggi sehingga dapat menunjang pemenuhan

kebutuhan belajar siswa. Sarana dan prasarana dapat berupa ruang kelas

yang dilengkapi dengan media pembelajaran seperti komputer, LCD, dan

alat peraga.

e. Dana

Segi material sangat penting dalam program akselerasi mengingat

perluasan kegiatan. Ketersediaan dana yang memadai lebih dari sekedar

pelaksanaan program reguler harus diusahakan terpenuhi karena tidak

mungkin tenaga pengajar yang ekstra kerjanya tidak diberikan insetif

lebih. Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk pemenuhan alat pen-

dukung lainnya. Sumber dana dapat berasal dari pemerintah dan sumbang-

an orang tua.

Page 33: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

f. Manajemen

Manajemen dalam program akselerasi yang meliputi pengaturan

waktu belajar, mobilisasi tenaga pengajar atau guru, keterkaitan dengan

orang tua, maupun kerjasama dengan instansi luar sekolah harus di-

selenggarakan secara optimal sehingga program akselerasi dapat berjalan

lancar. Manajemen tidak terbatas pada pengaturan aspek fisik dan material

personal, tetapi juga aspek motivasi psikologik.

g. Lingkungan

Lingkungan belajar baik secara fisik maupun sosial psikologis

yang kondusif sangat diperlukan untuk berkembangnya potensi kecerdasan

dan bakat yang dimiliki siswa. Menjadikan lingkungan keluarga dan

masyarakat sebagai lingkungan belajar yang kompak dengan sekolah perlu

diciptakan oleh semua pihak.

h. Proses belajar mengajar

Pembelajaran bagi siswa cerdas dan berbakat tidak cukup hanya

dengan mengacu pada standar isi maupun standar kompetensi yang sudah

ada saat ini. Proses belajar mengajar pada kelas akselerasi ditandai dengan

adanya proses yang kreatif diikuti dengan pengayaan serta mengundang

tantangan bagi siswa.

3. Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Anak Cerdas Istimewa dan atau

Berbakat

Siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa atau

dikategorikan berbakat mempunyai cara belajar dan aktivitas yang berbeda

dengan anak normal lainnya. Program akselerasi sebagai layanan pendidikan

khusus bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa,

dituntut untuk menyediakan kurikulum yang diadaptasi dan dirancang untuk

memenuhi perbedaan yang ada. Kurikulum tersebut diformatkan untuk me-

layani pembelajaran bagi siswa berbakat agar ada kesesuaian antara ke-

unggulan siswa dengan volume materi pembelajaran yang padat dan

Page 34: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

akseleratif. Dengan demikian kurikulum berdiferensiasi dirasa sesuai untuk

melayani kebutuhan pembelajaran bagi siswa berbakat.

Munandar berpendapat, “Kurikulum berdiferensiasi yang diper-

untukkan bagi anak berbakat meliputi: konsep dan pokok-pokok kurikulum

diferensiasi serta modifikasi kurikulum anak berbakat” (1999: 205). Modi-

fikasi kurikulum untuk anak berbakat tersebut terdiri dari:

a. Modifikasi materi kurikulum

Modifikasi kurikulum diperlukan karena anak berbakat memiliki

kemampuan untuk belajar ketrampilan dan konsep yang lebih maju. Dalam

modifikasi materi kurikulum, guru dapat merencanakan dan menyiapkan

materi yang lebih kompleks serta menyiapkan alat yang lebih canggih.

b. Modifikasi proses atau metode pembelajaran

Hal ini menuntut guru untuk melonggarkan pengendalian dalam

kurikulum. Selain itu, kegiatan guru dan siswa harus dapat membuka pintu

pelibatan siswa sehingga dalam proses pembelajaran tidak hanya ter-pusat

pada guru, namun siswa juga harus dilibatkan agar mereka lebih ber-

tanggungjawab dalam belajarnya.

c. Modifikasi produk belajar

Siswa dapat menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk

memahami dan menyelesaikan berbagai masalah serta menunjukkan

kreativitas dalam merancang produk-produk baru berdasarkan pengalaman

belajarnya. Sementara itu, guru akan menghadapi tantangan menemukan

saluran untuk produk-produk siswa karena diharapkan setiap tahun ajaran

dapat menghasilkan karya yang lebih baik.

d. Memilih modifikasi yang sesuai

Dalam melakukan modifikasi materi, proses, dan produk di dalam

kelas guru dituntut untuk melakukan persiapan yang matang agar dapat

berhasil. Guru yang bijak akan memulainya dengan skala yang konservatif

dan menanjak ke perubahan-perubahan setelah siswa dan guru terbiasa

dengan prosedur baru. Sesuai dengan simpulan Parke (1989) bahwa

Page 35: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pedoman untuk memudahkan transisi dari cara-cara pembelajaran yang

lama ke yang baru yaitu:

1) Pembatasan pada satu bidang studi atau salah satu kelompok siswa

yang minat dan kemampuannya setara.

2) Membuat bagan untuk mendaftar program yang hendak di-

selenggarakan dan modifikasi yang dapat dipergunakan untuk

masing-masing program.

3) Dalam melakukan modifikasi hendaklah dipilih yang paling di-

kuasai oleh siswa barulah kemudian diperluas dengan bidang-

bidang yang lain.

4) Pertimbangan sumber-sumber yang tersedia, bahan yang sudah ada

di dalam kelas, orang-orang yang dapat membantu.

5) Setiap program alternatif yang dimulai harus diberi kesempatan

untuk berkembang. (Munandar, 1999: 213)

e. Modifikasi lingkungan belajar

Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh ling-

kungan belajar yang aman dan kondusif serta diperlukan lingkungan yang

berpusat pada siswa. Hal tersebut sesuai dengan simpulan Parke (1989)

bahwa ciri-ciri lingkungan belajar yang berpusat pada siswa, yaitu:

1) Siswa menjadi mitra dalam membuat keputusan tentang kurikulum.

2) Pola duduk yang memudahkan belajar.

3) Kegiatan dan kesibukan di dalam kelas.

4) Rencana belajar yang diindividualkan.

5) Keputusan dibuat bersama oleh guru dan siswa jika mungkin.

(Munandar, 2004: 146)

Menurut Sisk (1987) bahwa asas-asas kurikulum berdifensiasi adalah

se-bagai berikut:

a. Memadukan berbagai disiplin ilmu dalam bidang studi.

b. memberikan pengalaman yang komprehensif, berkaitan dan saling

memperkuat dalam suatu bidang studi.

c. Memberi kesempatan untuk mendalami topik yang dipilih sendiri

dalam suatu bidang studi.

d. Mengembangkan ketrampilan belajaryang mandiri atau diarahkan pada

diri sendiri.

e. Mengembangkan ketrampilan yang berfikir lebih, produktif, kompleks

dan abstrak.

f. Memusatkan tugas-tugas yang berakhir terbuka.

g. Mengembangkan ketrampilan dasar dan ketrampilan berfikir kreatif

dalam kurikulum.

Page 36: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

h. Mendorong siswa untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru.

(Munandar, 2004: 139)

4. Penyelenggaraan Program Akselerasi

a. Pengertian Akselerasi

Akselerasi dapat memiliki arti yang beraneka ragam, salah satu-

nya sesuai dengan simpulan Pnessey (1949) bahwa “Akselerasi artinya

sebagai suatu kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran pada

waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada yang

konvensional” (Hawadi, 2004: 31). Sementara itu, sesuai dengan simpulan

Latifah bahwa “Program akselerasi adalah program siswa cepat sebagai

sarana layanan kepada siswa yang memiliki kemampuan atau bakat yang

menonjol se-hingga dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari

program regular” (Hawadi, 2004: 118).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

program akselerasi adalah program percepatan belajar bagi anak-anak

yang memiliki potensi dan kecerdasan luar biasa dimana masa pen-

didikannya dapat ditempuh lebih cepat dari anak-anak normal.

b. Tujuan Program Akselerasi

Program akselerasi tentunya memiliki tujuan tersendiri, hal ter-

sebut sesuai dengan simpulan Latifah bahwa tujuan penyelenggaraan

program akselerasi adalah sebagai berikut:

1) Memberikan layanan pendidikan kepada anak berbakat akademik

untuk mewujudkan bakat dan kemampuanny secara optimal.

2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan program

pendidikan di SLTP/SMU lebih cepat yaitu dalam waktu dua

tahun.

3) Mengembangkan kemampuan berfikir dan bernalar siswa secara

lebih komprehensif dan optimal.

4) Mengembangkan kreativitas siswa secara optimal (Hawadi, 2004:

121).

Page 37: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c. Manfaat Akselerasi

Adanya program akselerasi dapat memberi manfaat terutama bagi

siswa. Hal tersebut sesuai simpulan Southern dan Jones (1991) bahwa

“Manfaat pelaksanaan program akselerasi bagi siswa berbakat adalah

meningkatkan efisiensi, meningkatkan efektifitas, meningkatkan peng-

hargaan, meningkatkan waktu untuk karier, membuka siswa pada

kelompok barunya, dan ekonomis” (Hawadi, 2004: 7).

Dari manfaat pelaksanaan program akselerasi tersebut dapat dijelaskan se-

bagai berikut:

1) Meningkatkan efisiensi

Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan menguasai

kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik dan lebih

efisien.

2) Meningkatkan efektifitas

Siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan

menguasai ketrampilan-ketrampilan sebelumnya merupakan siswa

yang paling efektif.

3) Meningkatkan penghargaan

Siswa yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya

memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapainya.

4) Meningkatkan waktu untuk karier

Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas

siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya pada waktu yang lain.

5) Membuka siswa pada kelompok barunya

Siswa dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang me-

miliki kemampuan intelektual dan akademis yang sama.

6) Ekonomis

Dengan mengikuti program akselerasi, siswa dapat menghemat waktu

dan biaya sekolahnya.

Page 38: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d. Kelemahan Program Akselerasi

Penyelenggaraan program akselerasi tidak hanya memiliki ke-

lebihan, tetapi juga terdapat kelemahan. Hal tersebut sesuai dengan sim-

pulan Southern dan Jones (1991) bahwa “Ada empat hal yang berpotensi

negatif dalam proses akselerasi bagi anak berbakat yaitu bidang akademik,

segi penyesuaian sosial, aktivitas ekstrakurikuler, penyesuaian emosional”

(Hawadi, 2004: 8).

Empat hal yang berpotensi negatif dalam proses akselerasi dapat di-

jelaskan sebagai berikut:

1) Bidang akademik, meliputi:

(a) Bahan ajar yang terlalu tinggi bagi siswa akselerasi sehingga akan

membuat mereka menjadi siswa yang tertinggal di belakang ke-

lompok teman barunya.

(b) Kemampuan yang dimiliki bersifat sementara.

(c) Proses akselerasi menyebabkan siswa terikat pada keputusan

karier lebih dini.

(d) Pengalaman-pengalaman yang seharusnya dialami oleh anak se-

usianya mungkin tidak akan dialami oleh siswa akselerasi.

2) Segi penyesuaian sosial, meliputi:

(a) Kekurangan waktu untuk beraktivitas dengan teman sebayanya.

(b) Siswa akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia se-

benarnya.

(c) Hilangnya kesempatan mengenal ketrampilan kepemimpinan yang

dibutuhkan dalam pengembangan karier dan sosialnya.

3) Aktivitas ekstrakurikuler, meliputi:

(a) Berkurangnya kesempatan bagi siswa akselerasi untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler.

(b) Siswa akselerasi tidak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di luar

pelajaran karena mereka dibatasi dengan masa studi yang lebih

singkat.

Page 39: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4) Penyesuaian emosional, meliputi:

(a) Frustasi karena tekanan dan tuntutan berprestasi yang dapat

mengakibatkan anak menjadi underachiever.

(b) Kurang mampu menyesuaikan diri dalam karier karena me-

nempati karier yang tidak tepat atau tidak mampu bekerja secara

efektif dengan orang lain.

(c) Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan hobi.

(d) Sedikitnya kesempatan dalam proses bersosialisasi, maka mereka

akan cenderung merasa terisolasi.

e. Dasar Hukum Penyelenggaraan Program Akselerasi di Indonesia

Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi siswa yang memiliki

potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa di Indonesia menggunakan

landasan hukum antara lain sebagai berikut:

1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional:

(a) Pasal 5 ayat 4, “Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan

dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”.

(b) Pasal 32 ayat 1, “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi

peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti

proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,

sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

2) UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak pasal 52 yang berbunyi

“Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan

aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus”.

3) PP No.72/1991 tentang Pendidikan Luar Biasa.

4) Permendiknas No. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik

yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan atau Bakat Istimewa.

Hawadi berpendapat “Dasar hukum penyelenggaraan program

akselerasi di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.2 tahun 1989

Page 40: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tentang Sistem Pendidikan Nasional” (2004: 120). Dasar hukum tersebut

antara lain:

1) Pasal 8 ayat 2, “Bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan

kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus”.

2) Pasal 24, “Bahwa setiap peserta didik pada suatu satuan pendidikan

mempunyai hak-hak sebagai berikut:

a) Ayat 1, “Mendapat perlakuan sesuai dengan bakat minat dan ke-

mampuannya”.

b) Ayat 2, “Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas

dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk mengembangkan ke-

mampuan diri maupun untuk memperoleh pengakuan tingkat

pendidikan tertentu yang telah dibakukan”.

c) Ayat 6, “Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu

yang ditentukan”.

3) Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1998, “Bahwa sasaran bi-

dang pembangunan ketujuh adalah memberi perhatian dan pelayanan

khusus bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan dan ke-

cerdasan luar biasa agar dapat dipacu perkembangan prestasi dan

bakatnya tanpa mengabaikan potensi peserta didik lainnya”.

f. Manajemen Penyelenggaraan Program Akselerasi

Depdikbud berpendapat “Prinsip manajemen yang digunakan

dalam pengelolaan layanan pendidikan khusus bagi peserta didik cerdas

istimewa/berbakat istimewa adalah manajemen berbasis sekolah”. (Pe-

doman Penyelenggaraan Program Akselerasi, 2007: 71). Pengelolaan

program akselerasi di sekolah reguler harus memiliki manajer/pengelola

program tersendiri dan tidak boleh dirangkap oleh kepala sekolah.

Sementara itu, Hawadi berpendapat “Manajemen penyelenggaraan prog-

ram akselerasi antara lain adalah rekutmen siswa dan kegiatan pem-

belajaran” (2004: 122). Manajemen penyelenggaraan program akselerasi

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 41: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

1) Rekrutmen siswa

Proses rekrutmen untuk melakukan penjaringan terhadap siswa yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dilaksanakan melalui

dua tahap, yaitu:

a) Tahap 1

Tahap ini dilakukan dengan meneliti dokumen data seleksi

Penerimaan Siswa Baru (PSB). Kriteria lolos pada tahap 1

didasarkan atas criteria tertentu yang berdasar pada skor:

(1) Nilai rapor kelas 4, 5, dan 6.

(2) Nilai Ebtanas Murni (NEM).

(3) Skor tes seleksi akademis.

(4) Skor tes psikologis yang diperoleh melalui tiga jenis pe-

meriksaan yaitu inteligensi/kecerdasan, kreativitas, dan ke-

terikatan pada tugas serta bebas dari gangguan emosional.

b) Tahap 2

Tahap ini dilakukan melalui proses penyaringan dengan

dua strategi, yaitu:

(1) Strategi informasi data subjektif, yaitu informasi diperoleh dari

proses pengamatan yang bersifat kumulatif. Informasi dapat di-

peroleh melalui nominasi pleh guru, nomonasi oleh orang tua,

nominasi oleh teman sebaya, dan dari diri sendiri.

(2) Strategi informasi data objektif, yaitu informasi diperoleh

melalui alat-alat tes lebih lengkap, seperti Tes Inteligensi

Kolektif Indonesia (TIKI).

2) Kegiatan pembelajaran

(a) Guru

Guru yang mengajar program akselerasi adalah guru-guru

yang biasanya mengajar di program reguler. Hanya saja sebelum-

nya mereka telah dipersiapkan dalam suatu lokakarya dan work-

shop sehingga memiliki pemahaman tentang perlunya layanan pen-

didikan bagi anak-anak berbakat.

Page 42: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(b) Kurikulum

Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak

berbeda dengan kurikulum standar yang digunakan untuk program

reguler. Perbedaannya hanya terletak pada penyusunan kembali

struktur program pengajaran dalam alokasi waktu yang lebih

singkat. Pada tahun pertama siswa akan mempelajari seluruh

materi kelas 1 dan sebagian materi kelas 2. Di tahun kedua, mereka

akan mempelajari materi kelas 2 yang tersisa dan seluruh materi

kelas 3.

(c) Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran untuk siswa berbakat intelektual ber-

beda dengan siswa reguler. Pembelajaran untuk program akselerasi

harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih se-

suai dengan tingkat kemampuan yang lebih tinggi daripada siswa

kelas reguler serta menekankan perkembangan kreatif dan proses

berfikir tinggi.

(d) Evaluasi belajar dan laporan hasil belajar

Perbedaan evaluasi belajar antara program akselerasi

dengan reguler terletak pada jadwal tes karena siswa program

akselerasi mengacu pada kalender yang dibuat khusus untuk

mereka. Program ini memungkinkan guru untuk memodifikasi

proses tanpa mengganggu kelancaran pembelajaran di dalam kelas.

g. Layanan Bimbingan dalam Program Akselerasi

Hawadi berpendapat “Pelayanan bimbingan konseling sangat di-

perlukan agar potensi keterbakatan tinggi yang dimiliki oleh siswa dapat

dikembangkan dan tersalur secara optimal” (2004: 127). Layanan bim-

bingan konseling untuk program akselerasi dapat meliputi bidang-bidang

berikut:

1) Bimbingan akademis

Page 43: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Bimbingan ini diperlukan agar siswa dapat mencapai prestasi

yang optimal dalam belajar sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Upaya yang dapat dilakukan adalah:

a) Memonitor hasil ulangan harian.

b) Memanggil siswa atau orang tua yang berkaitan dengan prestasi

akademis siswa apabila di bawah target.

c) Memotivasi kedisiplinan dalam belajar.

2) Bimbingan kepribadian

Bimbingan ini diarahkan agar siswa dapat mengembangkan

konsep diri dan dapat memahami dirinya dan lingkungannya dengan

baik. Selain itu, agar mampu mewujudkan dirinya dalam hubungan

yang serasi dengan diri sendiri, keluarga, sekolah dan lingkungan se-

kitarnya.

3) Bimbingan karier

Bimbingan ini diperlukan agar siswa dapat membuat pilihan

yang tepat dalam merencanakan kariernya.

h. Sistem Evaluasi Program Akselerasi

Evaluasi yang dilaksanakan pada program akselerasi pada dasar-

nya sama dengan yang dilaksanakan pada program reguler yaitu untuk

mengukur daya serap siswa atau ketercapaian materi. Perbedaannya hanya

terletak pada jadwal tes karena evaluasi pada program akselerasi mengacu

pada kalender pendidikan yang dibuat khusus. Adapun sistem evaluasi

yang ada di program akselerasi yaitu sebagai berikut:

1) Ulangan harian

Dalam satu semester setiap guru minimal memberikan ulangan harian

sebanyak tiga kali. Bentuk soal disarankan dalam bentuk uraian.

2) Ulangan umum

Ulangan umum pada siswa akseleasi diberikan lebih cepat dibanding-

kan siswa reguler karena disesuaikan dengan kalender pendidikan

akselerasi. Untuk membandingkan kemampuan siswa program aksel-

Page 44: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

erasi dengan siswa reguler bisa dilakukan antara lain dengan me-

nyertakan siswa akselerasi dalam ulangan umum bersama dengan

siswa reguler.

3) Ujian Akhir Nasional (UAN)

Ujian Akhir Nasional (UAN) akan diikuti siswa akselerasi pada tahun

kedua, bersamaan dengan pelaksanaan UAN siswa reguler. Laporan

hasil pendidikan atau rapor siswa akselerasi juga mempunyai format

yang sama dengan rapor siswa reguler.

5. Hasil Belajar Siswa

Slameto berpendapat, “Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang

diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan

angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu

yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasil-

an guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran”

(2003: 54). Sementara itu, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

siswa antara lain:

a. Faktor internal yaitu faktor dari dalam diri siswa, meliputi faktor

psikologis, faktor jasmaniah, dan faktor kesiapan.

b. Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi faktor

keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria

ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pe-

lajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni

untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid,

misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang di-

lakukan selama pelajaran berlangsung, tes ahir catur wulan dan sebagainya.

Djamarah berpendapat, “Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pe-

ngambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti

Page 45: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pe-

ngetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya” ( 2000: 25).

6. Penelitian yang Relevan

a. Prihatin (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Penyelenggaraan

Program Akselerasi Tahun Ajaran 2005/2006 (Studi Kasus di SMP Negeri

1 Karanganyar), menyimpulkan bahwa penyelenggaraan program akse-

lerasi sudah baik karena sasaran belajar di sekolah tersebut sudah sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional. Akan tetapi, kurikulum yang di-

gunakan masih belum dimodifikasi. Siswa merasa cukup puas terhadap

penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 1 Karanganyar.

b. Retno Sunarsih (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas

Penyelenggaraan Program Akselerasi Tahun Ajaran 2007/2008 (Studi

Kasus di SMA Negeri 1 Karanganyar), menyimpulkan bahwa pe-

nyelenggaraan program akselerasi di sekolah tersebut meliputi tiga tahap

yaitu persiapan, proses, dan evaluasi. Apabila ditinjau dari aspek ke-

mampuan untuk mencapai tujuan program, memelihara kegiatan operasi-

onal sehari-hari, dan menyesuaikan terhadap perubahan maka pe-

nyelenggaraan program akselerasi sudah efektif. Namun, dalam pe-

nyelenggaraannya masih menemui hambatan diantaranya biaya yang

cukup besar, sarana dan prasarana yang kurang lengkap serta siswa ke-

kurangan waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebaya.

c. Yusuf (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Efektivitas

Program Akselerasi di SMU Surakarta, menyimpulkan bahwa secara

umum manajemen penyelenggaraan program akselerasi termasuk kategori

baik hampir semua komponen dari input, proses dan output telah me-

madai. Apabila dilihat dari sisi proses rekruitmen masih menunjukkan

perlunya perbaikan dan penyempurnaan karena siswa yang terjaring belum

semuanya memiliki standar minimal yang dipersyaratkan. Penyelenggara-

an akselerasi tersebut juga memliki dampak positif terhadap kepribadian

Page 46: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

siswa serta motivasi berprestasi siswa akselerasi lebih tinggi daripada

siswa reguler.

Beberapa hasil penelitian diatas pada dasarnya memiliki per-

samaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai pe-

nyelenggaraan program akselerasi di sekolah tingkat menengah, kendala/

hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan serta upaya untuk me-

ngatasi hambatan tersebut. Sementara itu, selain persamaan terdapat pula

perbedaannya yaitu dalam penelitian ini membahas mengenai hasil belajar

siswa program akselerasi sehingga dapat diketahui apakah ada perbedaan

dengan hasil belajar siswa reguler. Dalam penelitian ini, penyelenggaraan

program akselerasi dilihat dari beberapa komponen yang meliputi kuri-

kulum, tenaga pendidik (guru), sarana dan prasarana, dana, manajemen

serta lingkungan.

B. Kerangka Berfikir

Setiap anak memiliki kemampuan dan inteligensi yang berbeda-beda.

Untuk itu, diperlukan adanya perhatian khusus kepada anak yang memliki

kemampuan dan kecerdasan luar biasa atau berbakat. Perhatian khusus tersebut

perlu diupayakan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Pe-

ngembangan potensi siswa berbakat memerlukan strategi yang terarah dan sis-

tematis. Namun, strategi pendidikan yang ditempuh selama ini umumnya bersifat

massal yaitu memberikan perlakuan rata-rata kepada semua siswa sehingga

kurang memperhatikan perbedaan antar siswa. Strategi tersebut kurang mampu

menunjang usaha mengoptimalkan pengembangan potensi siswa karena setiap

anak memiliki perbedaan kemampuan dan kecerdasan.

Bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

diperlukan program pendidikan khusus agar mereka dapat mengembangkan

potensi dan kreativitas yang dimiliki. Program tersebut berupa program akselerasi

atau percepatan belajar. Dalam penyelenggaraannya, diperlukan komponen-

komponen yang menunjang proses belajar mengajar yang meliputi kurikulum,

tenaga pendidik (guru), sarana dan prasarana, dana, manajemen serta lingkungan.

Page 47: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tanpa adanya komponen-komponen tersebut proses belajar mengajar tidak akan

berjalan dengan baik. Kurikulum yang digunakan bagi siswa yang memiliki ke-

mampuan dan kecerdasan luar biasa/berbakat adalah kurikulum berdiferensiasi

yaitu kurikulum standar yang diimprovisasi alokasi waktunya sehingga sesuai

dengan kecepatan belajar siswa. Kurikulum tersebut dapat diimplementasikan

melalui program akselerasi sehingga pendidikan dapat ditempuh dalam waktu

yang lebih cepat dan tentunya siswa mampu mencapai prestasi yang memuaskan.

Penyelenggaraan program akselerasi diharapkan dapat menjadi suatu

wadah bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa/berbakat

agar dapat mengembangkan potensinya. Namun, dalam penyelenggaraannya

tidak selalu berjalan dengan lancar dan baik karena adanya hal-hal yang menjadi

kendala/hambatan. Pihak sekolah harus dapat mencari solusi untuk mengatasi

kendala/hambatan yang timbul dalam penyelenggaraan program akselerasi. Pe-

nyelenggaraan program akselerasi juga diharapkan dapat menghasilkan siswa

yang memiliki prestasi tinggi sehingga ada perbedaan antara nilai-nilai siswa

akselerasi dengan siswa reguler.

Dari uraian di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

1. Kurikulum

2. Tenaga pendidik/guru

3. Sarana dan prasarana

4. Dana

5. Manajemen

6. Lingkungan

Penyelenggaraan

program akselerasi

Hambatan-

hambatan yang

dihadapi

Upaya

mengatasi

hambatan

Hasil belajar

siswa

Page 48: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Page 49: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Kartono berpendapat “Metodologi merupakan suatu usaha untuk me-

nemukan, mengembangkan, dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu

peristiwa atau pengetahuan dengan memakai metode-metode ilmiah” (1990: 28).

Metodologi diperlukan untuk mendapat kebenaran dari suatu penelitian.

Metodologi perlu ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan penelitian kegiatan

dilakukan. Hal ini karena ketepatan dalam menentukan metodologi akan meng-

antarkan penelitian ke arah tujuan yang diinginkan, yaitu hasil yang dapat diper-

tanggungjawabkan. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai tempat dan

waktu penelititan, pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, teknik sampling,

pengumpulan data, uji validitas data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada, penelitian ini dilakukan di SMP

Negeri 9 Surakarta. Alasan mengapa memilih di SMP Negeri 9 Surakarta

karena sekolah tersebut sudah lama melaksanakan program akselerasi se-

hingga memungkinkan memiliki data yang dibutuhkan oleh peneliti. Selain

itu, belum ada penelitian sejenis yang dilakukan di sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama enam bulan terhitung mulai dari

pengajuan masalah sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian,

diawali dari bulan Februari sampai bulan Juli 2012.

Page 50: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Jadwal Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tahun 2012

Feb Maret April Mei Juni Juli

1. Persiapan penelitian

- Pengajuan masalah

- Penyusunan proposal

- Ijin penelitian

2. Pelaksanaan penelitian

- Pengumpulan data

- Analisis data

3. Penyusunan laporan

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Untuk mengkaji permasalahan penelitian diperlukan suatu bentuk

pendekatan penelitian yang tepat. Ada tiga bentuk pendekatan yang dapat

digunakan dalam penelitian yaitu kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi antar

keduanya. Sutopo berpendapat “Penelitian kualitatif mempunyai tiga tingkat-

an penelitian yaitu meliputi penelitian eksploratif, deskriptif, dan eksplanatif”

(2002: 110).

Berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, maka

penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Hal

tersebut sesuai dengan simpulan Bogdan dan Taylor (1975) bahwa “Metode

deskriptif kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati” (Moleong, 2007: 4). Sementara itu, Nasir berpendapat “Metode

deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu

Page 51: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kelas peristiwa pada masa sekarang” (1999: 63). Berdasarkan pendapat ter-

sebut dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti situasi-situasi tertentu berdasarkan

suatu keadaan yang hasilnya berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang

dan perilaku yang diamati.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih akan digunakan untuk mengamati, me-

ngumpulkan informasi, menyajikan analisis hasil penelitian, dan untuk me-

netapkan sampel serta pemilihan instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi. Jenis penelitian terdiri dari berbagai macam di-

antaranya yaitu etnografi, studi kasus, historis. Jenis penelitian yang di-

gunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus sendiri terdiri

dari tunggal terpancang dan ganda terpancang. Jadi jenis penelitian yang di-

gunakan yaitu studi kasus tunggal terpancang. Disebut kasus tunggal karena

penelitian ini terarah pada satu karakteristik yaitu masalah yang akan diteliti

hanya ada satu. Maksud dari terpancang adalah peneliti sudah memilih dan

menentukan aspek yang menjadi fokus utamanya sebelum melaksanakan pe-

nelitian di lapangan. Aspek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ter-

batas pada penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta.

C. Sumber Data

Sesuai dengan simpulan Loflan (1984) bahwa “Sumber data utama dalam

pe-nelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah tambahan

seperti dokumen dan lain-lain” (Moleong, 2007: 157). Oleh karena itu, sumber

data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :

1. Nara sumber (informan)

Nara sumber dalam penelitian kualitatif sering disebut informan

yaitu orang yang dapat memberikan informasi dan keterangan mengenai

permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Informan dalam penelitian ini

terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil

Page 52: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kepala sekolah bidang kesiswaan, ketua program akselerasi, guru bidang studi

serta perwakilan dari siswa.

2. Peristiwa atau aktivitas

Data atau informasi dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau

perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya.

Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat mengetahui

proses bagaimana sesuatu terjadi. Peristiwa yang relevan dalam penelitian ini

adalah tentang penyelenggaraan program akselerasi, sedangkan aktivitas yang

diamati adalah proses belajar mengajar di kelas akselerasi.

3. Tempat

Informasi mengenai peristiwa atau aktivitas yang dilakukan dapat

digali melalui sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun ling-

kungannya. Penelitian ini mengambil tempat di SMP Negeri 9 Surakarta.

4. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan sumber data tertulis yang berkaitan

dengan peristiwa atau aktivitas tertentu. Penelitian ini menggunakan dokumen

dan arsip berupa profil dan struktur organisasi sekolah, kurikulum yang di-

gunakan, pembagian tugas dan wewenang, catatan tentang siswa dan rapor

atau data prestasi siswa.

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Cuplikan berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis dari sumber data

yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuali-

tatif, maka teknik cuplikan yang digunakan lebih bersifat selektif karena peneliti

mendasarkan pada landasan teoritis yang digunakan, keingintahuan pribadi, dan

karakteristik empiris yang dihadapi. Oleh karena itu, teknik cuplikan yang di-

gunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik ini memungkinkan peneliti

untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi secara mendalam

mengenai masalah yang diteliti.

Sesuai simpulan Bogdan dan Biklen (1982) bahwa “Cuplikan dalam

penelitian kualitatif sering juga disebut sebagai internal sampling” (Sutopo, 2002:

Page 53: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

55). Dapat dikatakan internal sampling karena cuplikan diambil untuk mewakili

informasi-nya, jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi

tertentu secara lebih lengkap daripada nara sumber yang lebih banyak tetapi

mungkin kurang mengetahui dan memahami informasi yang sebenarnya.

Keputusan dalam me-nentukan informan dapat diambil begitu peneliti mempunyai

suatu pemikiran umum yang muncul mengenai apa yang sedang dipelajari,

informasi apa yang akan dibutuhkan, kapan melakukan observasi yang tepat, dan

berapa macam dokumen yang akan diteliti.

E. Pengumpulan Data

Data yang valid sangat diperlukan dalam memecahkan suatu masalah

secara tuntas. Untuk mendapatkan data, maka diperlukan suatu teknik pengumpul-

an data. Hal tersebut sesuai dengan simpulan Goetz dan LeCompte (1984) bahwa

“Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dikelompokkan

menjadi dua cara yaitu: metode interaktif dan non interaktif” (Sutopo, 2002: 58).

Metode interaktif meliputi wawancara mendalam dan observasi langsung, sedang-

kan metode non interaktif meliputi observasi, kuisioner, dan mencatat dokumen

maupun arsip.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi langsung

Moleong berpendapat “Pengamatan memungkinkan peneliti merasa-

kan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan

pula peneliti menjadi sumber data pengamatan, memungkinkan pembentukan

pengetahuanyang diketahui bersama baik dari pihaknya maupun dari pihak

subyek” (2000: 117). Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan peng-

amatan secara langsung terhadap obyek penelitian meliputi: keadaan sekolah

dan lingkungan sekitar, proses belajar mengajar terutama di kelas akselerasi.

2. Wawancara mendalam

Teknik ini dilakukan guna memperoleh informasi yang lebih men-

dalam secara tidak formal atau tidak terstruktur guna menggali pandangan

subyek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat sebagai dasar peng-

Page 54: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

galian informasi yang lebih jauh dan mendalam. Dalam penelitian ini subyek

yang diteliti berperan sebagai informan dan dapat dilakukan pada waktu dan

kondisi yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur,

dan mendalam. Informan yang akan diwawancarai dalam penelitian ini antara

lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan, ketua program akselerasi, guru bidang studi serta

perwakilan dari siswa.

3. Pencatatan dokumen

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

dokumen dan arsip. Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang

memiliki peranan penting dalam penelitian kualitatif. Dokumen dapat me-

miliki beragam bentuk dari yang tertulis sederhana sampai yang lebih lengkap

bahkan dapat berupa benda-benda peninggalan masa lampau. Penelitian ini

memerlukan dokumen dan arsip yang berupa profil dan struktur organisasi

sekolah, kurikulum yang digunakan, pembagian tugas dan wewenang, catatan

tentang siswa dan rapor atau data prestasi siswa.

F. Uji Validitas Data

Validitas data sangat diperlukan agar data dan informasi yang diperoleh

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sutopo berpendapat “Validitas me-

rupakan jaminan dari kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil pe-

nelitian” (2002: 78). Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang dapat

dipilih untuk pengembangan validitas data penelitian. Cara-cara tersebut antara

lain berupa teknik trianggulasi dan reviu informan.

Dalam penelitian ini untuk memperoleh validitas data menggunakan cara

trianggulasi. Moleong berpendapat “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan ke-

absahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk ke-

perluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu” (2000: 178).

Teknik trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang

bersifat multiperspektif yaitu untuk menarik kesimpulan yang mantap tidak hanya

Page 55: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

diperlukan satu cara pandang (Sutopo, 2002: 78). Sementara itu, sesuai simpulan

Patton (1987) bahwa trianggulasi dibagi menjadi empat macam, yaitu:

1. Trianggulasi sumber adalah pengumpulan data sejenis dengan meng-

gunakan berbagai sumber data yang berbeda.

2. Trianggulasi metode adalah pengumpulan data sejenis dengan meng-

gunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.

3. Trianggulasi teori adalah pengumpulan data dengan melakukan penelitian

tentang topik yang sama dan datanya di analisis dengan menggunakan

beberapa perspektif teoritis yang berbeda.

4. Trianggulasi peneliti adalah pengumpulan data yang sejenis yang

dilakukan oleh beberapa peneliti. (Moleong, 2007: 330)

Jenis trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tri-

anggulasi sumber yaitu menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk

mengumpulkan data yang sejenis. Dengan demikian apa yang diperoleh dari

sumber yang satu dapat teruji kebenarannya apabila dibandingkan dengan data se-

jenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda. Sumber data tersebut berupa

informan yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum,

wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, ketua program akselerasi, guru bidang

studi, dan siswa. Selain itu, sumber data dapat diperoleh dari dokumen yang

berupa profil dan struktur organisasi sekolah, kurikulum yang digunakan, catatan

tentang siswa dan rapor atau data prestasi siswa.

G. Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen (1975) bahwa “Analisis data adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan

pola, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain” (Moleong,

2007: 248). Ada dua model pokok dalam melaksanakan analisis di dalam

penelitian kualitatif, yaitu model analisis jaringan atau mengalir dan model

analisis inter-aktif. Miles dan Huberman berpendapat “Analisis mengalir terdiri

dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian

data, dan pe-narikan kesimpulan atau verifikasi” (1992: 16). Jadi antara reduksi

data, penyajian data, dan verifikasi dilakukan sebelum, selama, dan sesudah

Page 56: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk menghasilkan suatu analisis

yang terpercaya.

Tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

siklus. Dalam bentuk analisis ini peneliti bergerak dalam empat komponen yaitu

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau

verifikasi dilakukan selama proses pengumpulan data berlangsung. Adapun ke-

giatannya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Reduksi data

Miles dan Huberman berpendapat “Reduksi data diartikan sebagai

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,

dan transformasi data “kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan” (1992: 16). Reduksi data muncul pada saat sebelum peneliti me-

mutuskan wilayah penelitian, permasalahan penelitian serta pengumpulan data

yang dipilihnya. Dalam penelitian ini reduksi data lebih terfokus pada pe-

nyelenggaraan program akselerasi.

2. Penyajian data

Sutopo berpendapat “Sajian data merupakan rakitan kalimat berupa

informasi yang disusun secara logis dan sistematis sehingga mudah dipahami

serta memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan dan pengambilan

tindakan” (2002: 92). Penyajian informasi tersebut dapat berbentuk matriks,

gambar atau skema, grafik, jaringan dan bagan yang tersusun secara terpadu

sehingga memudahkan peneliti dalam menentukan langkah selanjutnya.

Kegiatan ini disamping sebagai kegiatan analisis juga merupakan kegiatan

reduksi data.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Merupakan rangkaian pengolahan data yang berupa gejala dan kasus

yang terdapat di lapangan. Penyusunan catatan, pernyataan, pola dan arahan

dilakukan secara teratur. Hal ini berarti kesimpulan akhir yang ditulis me-

rupakan rangkaian keadaan dari yang belum jelas sampai pada pernyataan

Page 57: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

yang telah memiliki landasan yang kuat dari proses analisis terhadap

fenomena yang ada.

Ketiga komponen tersebut berjalan bersama pada waktu kegiatan

pengumpulan data. Setelah memperoleh data, maka reduksi data segera dibuat

dan diteruskan dengan penyajian data. Dari penyajian data tersebut dapat

dipergunakan untuk menyusun kesimpulan sementara.

Untuk memperjelasnya, peneliti menyajikan model analisis interaktif

sebagai berikut:

Gambar 3.1 Skema Model Analisis Interaktif (Sumber: Sutopo, 2002: 96)

A. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dapat berupa bagan atau skema yang menggambar-

kan kegiatan dari awal (persiapan) sampai dengan pembuatan laporan. Menurut

Bogdan (1975) bahwa “Dalam penelitian ada tiga tahapan yaitu: (1) pra lapangan;

(2) kegiatan lapangan; (3) analisa data” (Moleong, 2007: 126).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan prosedur

atau langkah-langkah sebagai berikut:

Pengumpulan data

Reduksi data Sajian data

Penarikan kesimpulan/

verifikasi

Page 58: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1. Tahap pra lapangan

Tahap ini dilakukan mulai dari pengajuan masalah, menyusun ran-

cangan penelitian, mengurus perijinan, dan menyiapkan perlengkapan pe-

nelitian.

2. Tahap kegiatan lapangan

Tahap ini dilakukan untuk menggali data mengenai penyelenggaraan

program akselerasi, hambatan-hambatan yang dihadapi dan solusi untuk

mengatasinya serta perbedaan hasil belajar antara siswa program akselerasi

dengan siswa reguler. Peneliti sudah mulai terjun ke lapangan penelitian yakni

mulai menggali data dan sumber data yang relevan dengan tujuan penelitian.

Sumber data tersebut dapat berupa informan, dokumen dan arsip. Informan

meliputi: kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil

kepala sekolah bidang kesiswaan, ketua program akselerasi, beberapa guru

serta perwakilan dari siswa. Dokumen dapat berupa profil dan struktur organi-

sasi sekolah, kurikulum yang digunakan, catatan tentang siswa, dan rapor atau

data prestasi siswa.

3. Tahap analisis data

Tahap ini dilakukan setelah penggalian data dan informasi dianggap

sudah cukup untuk mendukung tujuan penelitian. Pada tahap ini, peneliti

berusaha untuk menemukan tema yang relevan dengan masalah penelitian.

Tema tersebut adalah tentang penyelenggaraan program akselerasi, hambatan-

hambatan yang dihadapi, solusi untuk menghadapi hambatan, dan perbedaan

hasil belajar siswa program akselerasi dengan reguler.

4, Tahap penulisan laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari prosedur penelitian yang harus

dilakukan. Pada tahap ini, penulis menyusun dan menulis laporan dari hasil

analisis data.

Page 59: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Untuk lebih memperjelas dapat dibuat bagan prosedur penelitian sebagai

berikut:

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

Proposal

Persiapan

pelaksanaan

Pengumpulan

data dan analisis

Analisis akhir

Penarikan

kesimpulan

Trianggulasi

dan review

Laporan

Page 60: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMP Negeri 9 Surakarta

Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Surakarta adalah program

pemerintah yang bernama KPKPKB (Kursus Pendidikan Ke-Pengajaran dan

Kewajiban Belajar) yang berdiri mulai tahun 1950. Kursus ini bertempat di

rumah-rumah penduduk di sekitar Kampung Mangkuyudan sampai tahun

1953. Pimpinan KPKPKB waktu itu adalah bapak Sudjadi Siswodiprodjo,

beliau anggota Yayasan Murni. Oleh beliau kursus tersebut dipindah dengan

menyewa di komplek Tugu Kebangkitan Nasional. Tugu ini terletak di

Kampung Penumping Surakarta. Tugu ini menjadi saksi sejarah berdirinya

cikal bakal SMP Negeri 9 Surakarta.

Pada waktu itu kepala sekolah digantikan oleh bapak Supardi

Tondomartono. KPKPKB terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas A, B, dan C.

Bersamaan dengan itu mulai tanggal 1 Juli 1958 menerima siswa SGB III, 2

tahun filial SMP Negeri 1 Surakarta sampai tahun 1960. Berdasar SK No.

69691/S.22-7-1959 SGB III menerima siswa SMP dengan nama SMP Negeri

9 Surakarta. Kepala sekolah waktu itu bapak Pramono sampai tahun 1963,

dilanjutkan bapak Sumartono. Selama 14 tahun SMP Negeri 9 Surakarta

menumpang di komplek Tugu Lilin Penumping dengan bentuk bangunan

yang masih sederhana. Pada tahun 1973 pemerintah memindahkan lokasi

sekolah yang baru, berupa ruang belajar baru di sebidang tanah di desa Jegon,

Pajang, Laweyan, Surakarta dengan luas tanah 5230 m. Bangunan diresmikan

oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum Provinsi Jawa Tengah

pada tanggal 4 November 1973.

Page 61: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 9 Surakarta

Visi:

Bertaqwa, Berprestasi, Cerdas, dan Terampil

Misi:

a. Menumbuhkan penghayatan dan ketaatan terhadap ajaran agama yang

dianut sehingga selalu menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

b. Melaksanakan pendidikan, pembelajaran dan bimbingan secara efektif

sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai bakat dan

potensi yang dimiliki.

c. Mengembangkan semangat berprestasi, sikap cerdas, dan terampil dalam

setiap tindakan dan kegiatan.

d. Menerapkan manajemen partisipatif untuk semua warga sekolah.

3. Kondisi Lingkungan SMP Negeri 9 Surakarta

SMP Negeri 9 Surakarta terletak di daerah Kota Surakarta bagian

barat daya. Lokasi SMP Negeri 9 Surakarta berada di Jalan Sekar Jagad I

Jegon, Pajang, Laweyan, Surakarta dengan kode pos 57146, telp. (0271)

718604. Batas sebelah utara adalah Jalan Sekar Jagad I, batas barat adalah

rumah penduduk, batas timur berupa lapangan Jegon-Pajang, dan batas

selatan adalah Jalan Sekar Jagad III.

Bangunan atau ruang belajar SMP Negeri 9 Surakarta terdiri dari

ruang kelas berlantai dua, ruang penunjang, lapangan basket dan tenis.

Sementara itu, fasilitas pendidikan terdiri dari:

Tabel 4.1 Data Ruang Belajar Lainnya di SMP Negeri 9 Surakarta

Jenis Ruangan Jumlah Ukuran Kondisi

Perpustakaan 1 12 x 7 Baik

Laboratorium Fisika 1 12 x 7 Baik

Laboratorium Biologi 1 12 x 7 Baik

Multimedia 1 9 x 7 Baik

Ruang Kesenian 1 3 x 10 Sedang

Page 62: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Laboratorium Bahasa 1 15 x 7 Baik

Laboratorium Komputer 1 7 x 15 Baik

Aula 1 17 x 10 Baik

Masjid 1 19 x 11 Baik

4. Struktur Organisasi Sekolah

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah

a. Tugas dan Fungsi Pokok

1) Kepala Sekolah

Kepala sekolah pada umumnya mempunyai fungsi dan tugas antara

lain sebagai berikut:

Kepala Sekolah

Wakil Kepala

Sekolah

Akselerasi Bidang

Kurikulum

Bidang

Kesiswaan

Bidang

Humas

Bidang

TU

Wali Kelas

Guru Bidang Studi

Page 63: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(a) Membimbing guru dalam hal menyusun dan melaksanakan

program pengajaran, mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan

program pengajaran dan remidial.

(b) Mengelola administrasi kegiatan belajar dan bimbingan konseling

dengan memiliki data lengkap administrasi kegiatan belajar me-

ngajar dan kelengkapan administrasi bimbingan konseling.

(c) Menyusun program kerja, baik jangka pendek, menengah maupun

jangka panjang.

(d) Mengoptimalkan sumber daya manusia secara optimal, memanfaat-

kan sarana/prasarana secara optimal.

(e) Menyusun dan melaksanakan program supervise kelas, kegiatan

ekstrakurikuler dengan baik.

2) Wakil Kepala Sekolah

Fungsi dan tugas wakil kepala sekolah adalah membantu dan ber-

tanggungjawab kepada kepala sekolah dalam hal:

(a) Menyusun perencanaan, membuat program pelaksanaan, koordina-

si pengawasan, dan evaluasi.

(b) Mewakili kepala sekolah untuk menghadiri rapat-rapat.

(c) Mewakili tugas-tugas kepala sekolah bila kepala sekolah sedang

berhalangan.

(d) Membuat laporan secara berkala.

3) Manajer Akselerasi

(a) Menyusun dan melaksanakan kegiatan kelas akselerasi.

(b) Mengatur dan mempertanggungjawabkan keuangan kepada kepala

sekolah.

(c) Mengkoordinasikan dan melakukan evaluasi kegiatan akselerasi.

(d) Mengatur proses belajar mengajar.

4) Bidang Kurikulum

(a) Menyusun program pengajaran.

(b) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.

(c) Menyususn pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.

Page 64: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(d) Melakukan supervisi administrasi akademis.

(e) Melakukan pengarsipan program kurikulum.

(f) Menyusun laporan secara berkala.

5) Bidang Kesiswaan

(a) Menyusun program pembinaan kesiswaan (OSIS).

(b) Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan

kesiswaan.

(c) Membina dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.

(d) Menyusun jadwal dan pembinaan secara berkala maupun in-

cidental.

(e) Menyusun dan membuat jadwal kegiatan akhir sekolah.

(f) Membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.

6) Bidang Hubungan Masyarakat (Humas)

(a) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan Dewan

Sekolah.

(b) Membina hubungan antara sekolah dengan wali murid.

(c) Membuat dan menyusun program semua kebutuhan sekolah.

(d) Koordinasi dengan semua staf untuk kelancaran kegiatan sekolah.

(e) Menyusun laporan secara berkala.

7) Bidang Tata Usaha

Pengelola tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ke-

tatausahaan sekolah dan bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah

dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

(a) Menyusun program kerja tata usaha sekolah.

(b) Pengelolaan keuangan sekolah.

(c) Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa.

(d) Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah.

(e) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausaha-

an secara berkala.

Page 65: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

8) Wali Kelas

Wali kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan

berikut:

(a) Pengelolaan kelas.

(b) Penyelenggaraan administrasi kelas.

(c) Penyusunan dan pembuatan statistik bulanan anak didik.

(d) Pembuatan catatan khusus tentang anak didik.

(e) Pengisian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar.

9) Guru Bidang Studi

Guru bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan

efisien. Tugas dan tanggungjawab guru meliputi:

(a) Membuat perangkat program pembelajaran.

(b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

(c) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian,

ulangan umum, ulangan semester dan ujian akhir.

(d) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

(e) Mengisi daftar nilai siswa.

(f) Membuat alat peraga.

b. Jumlah Tenaga Pendidik dan Tata Usaha

Tenaga pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses

pembelajaran selain sarana dan prasarana. Tersedianya jumlah tenaga pen-

didik yang cukup dapat menunjang kegiatan belajar mengajar agar berjalan

dengan lancar. Selain tenaga pendidik, diperlukan juga staff tata usaha

yang membantu dalam proses pembelajaran. Adapun data tentang jumlah

tenaga pendidik dan tata usaha SMP Negeri 9 Surakarta adalah sebagai

berikut:

Page 66: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Pendidik dan Tata Usaha (TU)

Tenaga Pendidik/TU Jumlah Keterangan

Guru 51 Orang PNS= 45, GTT= 6

Pustakawan 1 Orang PTT= 1

Laboran IPA/Bhs/Komputer 1 Orang PTT= 1

Staff Tata Usaha 14 Orang PNS= 3, GTT= 11

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Penyelenggaraan Program Akselerasi

a. Latar Belakang/Dasar Penyelenggaraan Program Akselerasi

Setiap anak memang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-

beda yaitu anak dengan kecerdasan di bawah rata-rata, kecerdasan rata-

rata, dan kecerdasan di atas rata-rata serta memiliki bakat istimewa. Anak

yang berada di atas rata-rata memiliki kecepatan belajar di atas kecepatan

belajar anak-anak lainnya. Anak-anak yang memiliki kecerdasan dan bakat

istimewa itu membutuhkan layanan yang memang berbeda dengan anak-

anak pada umumnya karena dalam potensi yang serba unggul tersebut

dapat menimbulkan kebutuhan belajar yang unggul pula.

Penyelenggaraan program akselerasi perlu dilakukan sebagai

upaya dari pemerintah untuk menyiapkan generasi penerus yang ber-

kualitas dalam segala bidang sehingga dapat bersaing di era globalisasi.

Penyelenggaraan program akselerasi dilaksanakan oleh sekolah-sekolah

yang telah siap, baik dari segi kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, dana, manajemen dan lingkungan. Komponen-komponen

tersebut saling berkaitan sehingga apabila pihak sekolah belum memiliki

kesiapan dari semua komponen, maka belum dapat menyelenggarakan

program akselerasi.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Endang Mangularsih

selaku kepala sekolah bahwa “Dasar penyelenggaraan program akselerasi

di SMP Negeri 9 Surakarta yaitu SK dari Provinsi Jawa Tengah dan Dinas

Page 67: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Kota Surakarta berdasarkan penilaian terhadap sekolah yang menyatakan

SMP Negeri 9 Surakarta layak untuk menyelenggarakan program aksel-

erasi. Sementara itu, Bapak Tarno menyatakan bahwa:

Penentuan penyelenggaraan akselerasi berdasarkan hasil penilaian

dari Direktorat Pendidikan Jendral Luar Biasa, aspek yang dinilai

meliputi sumber daya manusia/tenaga pendidik dan siswa serta

fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 9 Surakarta, apabila sekolah

sudah terakreditasi A maka akan mendapatkan SK dan berhak me-

nyelenggarakan akselerasi. Setelah itu, pihak sekolah baru me-

lakukan persiapan-persiapan.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

tidak semua sekolah berhak menyelenggarakan program akselerasi, akan

tetapi harus melalui penilaian dari Direktorat Pendidikan Jenderal Luar

Biasa. Aspek yang dinilai meliputi sumber daya manusia yaitu siswa,

tenaga pendidik maupun karyawannya, dan fasilitas yang dimiliki SMP

Negeri 9 Surakarta. Apabila hasil penilaian menunjukkan bahwa sekolah

sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka sekolah tersebut

berhak menyelenggarakan program akselerasi. SMP Negeri 9 mendapat-

kan kesempatan untuk menyelenggarakan program akselerasi sejak tahun

ajaran 2005/2006 karena sudah memiliki akreditasi A, telah memenuhi

persyaratan-persyaratan yang ada, dan lolos penilaian dari Direktorat

Jendral Pendidikan Luar Biasa. Tujuan SMP Negeri 9 Surakarta me-

laksanakan program akselerasi yaitu untuk memberikan pelayanan khusus

bagi anak-anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.

b. Penyelenggaraan Program Akselerasi

SMP Negeri 9 Surakarta mulai menyelenggarakan program

akselerasi sejak tahun ajaran 2005/2006. Dalam penyelenggaraan program

akselerasi terdiri dari tiga tahap, yaitu meliputi tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap evaluasi/penilaian. Ketiga tahapan tersebut saling

berkaitan dan harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

Page 68: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1) Tahap Persiapan

Sebelum program akselerasi diselenggarakan di SMP Negeri

9 Surakarta harus ada persiapan-persiapan terlebih dahulu agar nanti-

nya penyelenggaraan dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Bapak Tarno yang menyatakan bahwa:

Sebelum diselenggarakannya program akselerasi, SMP Negeri 9

Surakarta harus melakukan persiapan dari fasilitas fisik terlebih

dahulu seperti ruang kelas harus dilengkapi dengan multimedia,

ber AC, jendela dan pintu kelas diberi tralis, selain itu juga harus

mempersiapkan tenaga pendidik yang memiliki dedikasi tinggi”.

Sementara itu, selain persiapan fasilitas secara fisik, persiap-

an lain juga dijelaskan oleh Ibu Danarti yang menyatakan bahwa:

Persiapan yang dilakukan dalam penyelenggaraan akselerasi

yaitu pertama melakukan perekrutan siswa sesuai kriteria,

setelah sudah ada siswanya selanjutnya ya menentukan guru

yang akan mengajar, mempersiapkan kurikulum yang akan

digunakan serta menyediakan sarana prasarana untuk me-

nunjang pelaksanaan program akselerasi.

(a) Perekrutan Siswa

Siswa merupakan faktor utama dalam penyelenggaraan

program akselerasi. Namun, tidak semua anak dapat masuk men-

jadi siswa akselerasi karena program akselerasi diperuntukkan

bagi mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar

biasa. Oleh karena itu, diperlukan perekrutan siswa untuk meng-

identifikasi anak berbakat melalui pengetesan yang diadakan

sekolah. Tahap pengetesan dapat berupa tes IQ, tes akademik, tes

psikologi, dan task commitment. Hal tersebut sesuai dengan per-

nyataan Manajer Program Akselerasi, Ibu Danarti menyatakan

bahwa:

Siswa yang ingin masuk program akselerasi di SMP Negeri

9 Surakarta harus mendaftar terlebih dahulu dengan me-

nyerahkan nilai rapor kelas 4. 5, dan 6 setelah itu mengikuti

tes akademik, tes psikologi dan tes IQ serta task com-

mitment kemudian dilakukan wawancara terhadap orang tua

Page 69: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

siswa. Setelah pengumuman kelulusan SD, siswa menye-

rahkan nilai UASBN yang minimal 8.

Hal sama mengenai persyaratan bagi siswa yang ingin

masuk program akselerasi juga diungkapkan oleh Ibu Umi

Marjanah yang menyatakan bahwa:

Perekrutan siswa akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta dari

tahun ke tahun sangat ketat karena yang mendaftar banyak

sementara kriteria untuk masuk akselerasi tinggi yaitu nilai

rata-rata rapor minimal 8, nilai UASBN minimal juga harus

8, dan harus mengikuti berbagai macam tes yang meliputi

tes IQ ditentukan dengan skala westler, tes psikologi, tes

akademik.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa proses

perekrutan siswa di SMP Negeri 9 Surakarta melalui beberapa

tahap yaitu dimulai dari mendaftar terlebih dahulu dengan me-

nyerahkan nilai rapor kelas 4, 5, 6 minimal 8. Setelah itu siswa

mengikuti tes akademik kemudian disusul dengan tes psikologi

dan tes IQ serta tahap terakhir yaitu wawancara orang tua siswa.

Pada saat tes psikologi, pihak sekolah menyediakan seorang

psikolog untuk menentukan apakah siswa tersebut layak masuk

program akselerasi atau tidak. Apabila hasil dari tes akademik

mencapai nilai 8, IQ minimal 130, disarankan oleh psikolog bah-

wa siswa tersebut layak, dan nilai UASBN minimal 8, maka siswa

tersebut dinyatakan diterima masuk program akselerasi di SMP

Negeri 9 Surakarta.

(b) Perekrutan Guru

Dalam proses belajar mengajar, selain adanya siswa di-

perlukan guru sebagai fasilitator dalam menyampaikan materi.

Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar juga ditentukan

oleh guru. Pada dasarnya siswa akselerasi memang membutuhkan

pelayanan khusus dibandingkan siswa lainnya karena kemampuan

dan kecerdasan yang mereka miliki di atas rata-rata, guru yang

Page 70: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

mengajar di program akselerasi diharapkan benar-benar ber-

kompeten. Oleh karena itu, guru diharuskan memiliki keempat

kompetensi yaitu meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi

profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Guru

yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut diperlukan dalam

proses belajar mengajar program akselerasi agar dapat mem-

bimbing, mendidik, dan mengarahkan siswa-siswa yang memiliki

kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Seorang guru diharapkan

menguasai bahan ajar, mampu mengelola kelas, dan mampu

menggunakan media pembelajaran. Selain itu, guru juga harus

bertanggungjawab, memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, ter-

ampil berkomunikasi, dan ikut serta dalam kegiatan sosial.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Endang

Mangularsih selaku Kepala SMP Negeri 9 Surakarta yang me-

nyatakan bahwa:

Guru yang mengajar di kelas akselerasi SMP Negeri 9

Surakarta harus minimal lulusan S1, mempunyai dedikasi

yang tinggi, dilakukan penilaian terhadap kinerja guru

tersebut melalui supervisi. Kepala sekolah berhak untuk

menentukan guru yang akan mengajar di kelas akselerasi

berdasarkan hasil penilaian kinerja dan kemampuan yang

dimiliki.

Pernyataan tersebut senada dengan hasil wawancara salah

satu guru yaitu Ibu Sri Yuliastuti yang memberikan penjelasan

bahwa guru yang mengajar di kelas akselerasi dipilih oleh kepala

sekolah berdasarkan hasil penilaian kinerja, kedisiplinan serta

tanggungjawab yang tinggi terhadap tugasnya, mampu meng-

gunakan media pembelajaran, pendidikan terakhir guru minimal

harus S1. Guru yang mengajar di kelas akselerasi juga mengajar di

kelas reguler.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa semua guru yang mengajar di kelas reguler SMP Negeri 9

Surakarta mempunyai peluang untuk mengajar di kelas akselerasi

Page 71: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

asalkan memenuhi beberapa persyaratan dari kepala sekolah,

diantaranya yaitu pendidikan minimal S1. Kepala sekolah mem-

berikan penilaian terhadap guru berdasarkan kinerja melalui

dedikasi dalam proses belajar mengajar, kedisiplinan serta

tanggungjawab terhadap tugasnya. Selain itu, guru di kelas

akselerasi juga harus mampu menggunakan media misalnya

mengoperasikan laptop, LCD, dan alat peraga lainnya. Apabila

guru sudah memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka kepala

sekolah berhak untuk memilih guru yang akan mengajar di kelas

akselerasi. Guru yang mengajar program akselerasi diharapkan

mempunyai kemampuan yang lebih daripada guru-guru lainnya.

(b) Persiapan Kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu pendukung dalam me-

laksanakan kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan

tercapai. Hal tersebut dikarenakan rencana dan pengaturan

mengenai waktu dan bahan pelajaran yang akan disampaikan

kepada siswa terdapat dalam kurikulum. Kurikulum yang di-

gunakan untuk siswa akselerasi seharusnya dimodifikasi se-

demikian rupa sesuai kebutuhan siswa. Namun, di SMP Negeri 9

Surakarta kurikulum yang digunakan untuk program akselerasi

sama dengan program reguler, yang membedakan hanya pada

alokasi waktu penyampaian materi untuk siswa akselerasi jauh

lebih singkat. Sesuai dengan pernyataan Bapak Tarno yang me-

ngatakan bahwa:

Kurikulum yang digunakan sama dengan program reguler

yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), per-

bedaannya untuk program akselerasi alokasi waktu lebih

singkat, tetapi materi pelajarannya tetap sama. Jadi kalau

misalnya bab 1 ditempuh siswa reguler dalam waktu 4x

pertemuan, maka siswa akselerasi hanya 2x pertemuan saja.

Di SMP Negeri 9 Surakarta tidak dilakukan persiapan

khusus mengenai kurikulum yang akan digunakan di kelas

Page 72: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

akselerasi. Kurikulum yang digunakan untuk program akselerasi

adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sama

dengan program reguler. Modifikasi kurikulum hanya terletak

pada alokasi waktunya, sedangkan untuk isi materi pelajaran tetap

sama dengan program reguler. Oleh karena itu, guru yang me-

ngajar di kelas akselerasi tetap diharuskan untuk membuat silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Program Tahunan

(Prota), Program Semester (Promes) yang disesuaikan dengan

alokasi waktunya. Hal tersebut karena pendidikan program

akselerasi hanya ditempuh dalam waktu 2 tahun, sedangkan untuk

program reguler ditempuh selama 3 tahun. Jadi, dalam pe-

nyampaian materi untuk siswa akselerasi harus lebih dipersingkat

agar tetap dapat menyelesaikan semua materi sesuai dengan siswa

reguler. Setiap guru mempunyai cara yang berbeda dalam me-

nyampaikan materi sesuai dengan tingkat kesulitan mata pelajaran

yang diampu agar tetap mudah dipahami siswa dengan waktu

yang lebih singkat. Cara tersebut diantaranya yaitu materi yang

sekiranya mudah tidak dijelaskan keseluruhan secara detail,

melainkan siswa diberikan tugas untuk mempelajarinya, apabila

ada yang belum jelas siswa dapat menanyakan kepada guru

sehingga tidak menyita banyak waktu.

(b) Persiapan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung ke-

lancaran dalam proses belajar mengajar di setiap sekolah. Siswa

dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang disediakan oleh

sekolah untuk kegiatan pembelajaran. Sarana prasarana di SMP

Negeri 9 Surakarta dibedakan menjadi dua yaitu sarana dan

prasarana edukatif bersifat fisik yang digunakan dalam proses

belajar mengajar, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, per-

pustakaan, papan tulis, spidol, meja, kursi dan lain-lain. Selain itu,

terdapat pula sarana dan prasarana non edukatif yang diperlukan

Page 73: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

untuk menunjang kegiatan siswa di sekolah, misalnya aula,

masjid, kantin sekolah, ruang koperasi.

Sarana dan prasarana untuk siswa akselerasi seharusnya

disesuaikan dengan karakter/sifat siswa yang memiliki ke-

mampuan dan tingkat kecerdasan tinggi. Namun, di SMP Negeri 9

Surakarta sarana dan prasarana yang disediakan untuk siswa

akselerasi tidak berbeda jauh dengan siswa reguler. Hal tersebut

sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Danarti yang me-

nyatakan bahwa:

Pada dasarnya siswa akselerasi itu mempunyai hak yang

sama dengan siswa reguler, sarana dan prasarana yang

disediakan sekolah juga sama, perbedaannya hanya terletak

pada ruang kelasnya dimana ruang kelas akselerasi di-

lengkapi dengan AC, LCD, komputer, televisi dan untuk

sarana dan prasarana lain misal laboratorium serta per-

pustakaan sama. Akan tetapi, saat ini di kelas reguler pun

sudah ada LCD walaupun belum semua kelas.

Sementara itu, menurut Ibu Endang Mangularsih bagi

siswa akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta disediakan fasilitas

yang sama dengan siswa reguler agar tidak terjadi kesenjangan,

yang membedakan hanya ruang kelas siswa akselerasi dilengkapi

dengan AC, LCD, satu unit komputer untuk setiap kelas, serta

televisi karena disesuaikan dengan kebutuhan siswa akselerasi.

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh siswa akselerasi

yaitu Sarah yang mengatakan bahwa selama menjadi siswa

akselerasi, sarana dan prasarana yang dapat digunakan hampir sa-

ma dengan siswa lainnya yaitu laboratorium fisika, laboratorium

bahasa, laboratorium komputer, ruang kesenian. Perbedaannya

kalau di kelas reguler hanya disediakan papan tulis, spidol, kipas

angin, sedangkan di kelas akselerasi dilengkapi LCD, AC, televisi,

komputer, dan loker.

Dari beberapa pernyataan di atas, maka dapat di-

simpulkan bahwa sarana dan prasarana di SMP Negeri 9 Surakarta

Page 74: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

yang disediakan untuk siswa akselerasi pada dasarnya tidak

berbeda jauh dengan siswa reguler. Hal tersebut dilakukan agar

tidak menimbulkan kesenjangan sosial antara siswa akselerasi

dengan siswa reguler. Jadi siswa akselerasi juga berhak meng-

gunakan sarana dan prasarana untuk siswa reguler, misalnya

laboratorium yang digunakan siswa akselerasi digunakan juga

oleh siswa reguler. Namun, bagi siswa akselerasi SMP Negeri 9

Surakarta yang ingin menggunakan laboratorium harus bergantian

dengan siswa reguler dan biasanya siswa akselerasi dapat giliran

di siang hari setelah jam pelajaran. Perbedaan sarana dan pra-

sarana untuk siswa akselerasi hanya pada fasilitas di ruang kelas

karena dilengkapi dengan AC, LCD, satu unit komputer, televisi,

dan loker.

2) Tahap Pelaksanaan Program Akselerasi

Setelah sekolah melakukan berbagai persiapan, maka se-

lanjutnya program akselerasi dapat dilaksanakan. Selain dari per-

siapan, pelaksanaan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta

tahun ajaran 2011/2012 dapat dilihat dari proses belajar mengajar di

kelas, bentuk pelayanan yang diberikan untuk siswa akselerasi ter-

masuk dengan kegiatan yang harus diikuti, dan pengaturan mana-

jemennya. Proses belajar mengajar ketika di kelas akselerasi se-

benarnya hampir sama dengan di kelas reguler karena guru pasti akan

menggunakan metode ceramah. Sesuai dengan penjelasan Ibu Danarti

yang menyatakan bahwa:

Ketika guru mengajar di kelas akselerasi biasanya metode yang

akan digunakan itu disesuaikan dengan kondisi siswa dan materi

yang akan disampaikan, jadi misalnya pelajaran sejarah guru

juga tetap menggunakan ceramah seperti di kelas reguler.

Tetapi, bedanya guru menyampaikan materi lebih cepat karena

tuntutan waktu juga.

Page 75: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Selain itu, Ibu Sri Yuliastuti menambahkan perbedaan

mengajar di kelas akselerasi yaitu terletak pada siswanya, siswa

akselerasi cenderung kritis dan aktif sehingga proses belajar mengajar

dapat berjalan dengan baik karena tercipta suasana yang kondusif, jadi

guru juga harus siap dan tidak boleh terlalu cepat dalam me-

nyampaikan materi agar lebih mudah dipahami siswa. Hal tersebut

senada dengan hasil pengamatan peneliti, suasana kelas di akselerasi

memang kondusif, hampir semua siswa memperhatikan penjelasan

guru sehingga tidak ada kegaduhan. Ketika guru mengajukan per-

tanyaan, dengan cepat siswa menjawabnya dan juga aktif dalam

bertanya.

Selain dari proses belajar mengajar di kelas, keberhasilan

pelaksanaan program akselerasi dapat dilihat dari bentuk pelayanan

yang diberikan dan kegiatan yang diikuti oleh siswa. Siswa akselerasi

tentunya membutuhkan pelayanan yang khusus disesuaikan dengan

kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki. Di SMP Negeri 9

Surakarta terdapat perbedaan antara pelayanan yang diberikan untuk

siswa akselerasi dengan siswa reguler. Namun, tidak semua pelayanan

dikhususkan untuk siswa akselerasi. Seperti yang dikemukakan oleh

Ibu Endang Mangularsih yang menyatakan bahwa pelayanan yang

diberikan untuk siswa akselerasi diantaranya pendalaman materi dan

pembinaan mental, tetapi siswa reguler juga mendapatkan pelayanan

tersebut. Selain itu, Ibu Umi Marjanah juga menambahkan kegiatan

ekstrakurikuler yang dapat diikuti siswa akselerasi sama dengan siswa

reguler, tidak ada pemisahan dalam pelaksanaan kegiatan ekstra-

kurikuler. Hal tersebut dilakukan agar mereka dapat bersosialisasi,

siswa akselerasi juga berhak untuk ikut dalam kepengurusan organ-

isasi sekolah seperti OSIS dan MPK.

Perbedaan pelayanan program akselerasi dijelaskan oleh Ibu

Danarti, pihak sekolah bekerjasama dengan pihak psikolog yaitu

ANAVA untuk menyediakan beberapa psikolog bagi siswa akselerasi

Page 76: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

agar dapat membantu dan melayani siswa yang ingin konsultasi,

menceritakan permasalahan yang dihadapi. Selain itu juga dapat men-

dampingi siswa dalam melakukan kegiatan terutama saat di luar

sekolah seperti outbond, tadabur alam, dan kegiatan lain.

Mengenai pengaturan manajemen termasuk di dalamnya pe-

ngelolaan administrasi, menurut pernyataan Ibu Endang Mangularsih

menyatakan bahwa “Di SMP Negeri 9 Surakarta dibentuk struktur

organisasi yang terpisah dari program reguler, tetapi ya hanya ada

manajer/ketua program akselerasi, sekretaris, dan bendahara. Untuk

jabatan yang lain tetap sama dengan reguler karena kan gurunya juga

sama”. Sebagai manajer program akselerasi, Ibu Danarti menyatakan

untuk pengelolaan terkait masalah administrasi dan pembayaran bagi

siswa akselerasi terpisah dari siswa reguler sehingga disediakan tata

usaha yang khusus untuk melayani administrasi dan pembayaran agar

memudahkan dalam pengelolaan.

Dari berbagai pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tahap

pelaksanaan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta tahun

ajaran 2011/2012 sudah berjalan cukup baik. Dilihat dari proses

belajar mengajar di kelas sudah berjalan baik karena suasana kelas

yang kondusif, guru menyampaikan materi dengan metode yang ber-

variasi. Bentuk pelayanan bagi siswa akselerasi juga sudah tepat yaitu

dengan membantu menyediakan psikolog untuk memberikan kon-

seling/pengarahan maupun mengatasi permasalahan siswa. Sementara

itu, untuk pengaturan manejemen program akselerasi yaitu dengan di-

bentuknya struktur organisasi yang terpisah agar memudahkan dalam

pengelolaan, tetapi masih di bawah pengawasan kepala sekolah.

3) Tahap Evaluasi

Setelah persiapan penyelenggaraan program akselerasi sudah

selesai, maka program akselerasi dapat dilaksanakan oleh sekolah

dengan sebaik mungkin. Dari pelaksanaan program akselerasi di-

Page 77: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

perlukan adanya evaluasi/penilaian. Evaluasi bertujuan untuk me-

ngetahui sejauhmana program akselerasi yang telah dilaksanakan,

apakah sudah berjalan lancar sesuai tujuan atau masih perlu ada pe-

ningkatan lagi. Evaluasi perlu dilakukan secara berkelanjutan dan

terus-menerus agar pihak sekolah yaitu kepala sekolah, guru, para staf

karyawan, dan siswa dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang

ada selama pelaksanaan program akselerasi sehingga dapat mem-

perbaikinya. Hal-hal yang perlu dievaluasi diantaranya yaitu, tenaga

pendidik dan staf, kurikulum, hasil belajar, sarana dan prasarana,

biaya.

Tenaga pendidik/guru yang mengajar di kelas akselerasi SMP

Negeri 9 Surakarta rata-rata sudah baik dalam melaksanakan tugasnya

terutama pada saat proses belajar mengajar di kelas. Mereka terlihat

antusias untuk mengajar di kelas akselerasi karena siswa-siswanya

bersemangat dan aktif ketika menerima pelajaran sehingga para guru

akan lebih mudah dan cepat menyampaikan materi. Guru juga sudah

mempersiapkan materi sebelum mengajar sehingga dapat menguasai

materi dengan baik serta sudah mampu mengoperasikan media yang

tersedia. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan pada saat salah

satu guru sedang mengajar di kelas VIIIA akselerasi, guru ber-

semangat ketika menyampaikan materi kepada siswa, tidak terlihat

kebosanan karena didukung oleh suasana kelas yang kondusif dengan

siswa yang aktif.

Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 9 Surakarta,

khususnya untuk program akselerasi belum disesuaikan dengan ke-

butuhan siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan istimewa

karena kurikulum yang digunakan masih sama dengan reguler.

Kurikulum untuk siswa akselerasi belum dimodifikasi, pihak sekolah

hanya mengatur alokasi waktu yang lebih singkat agar semua materi

pelajaran dapat disampaikan kepada siswa.

Page 78: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Menurut penjelasan dari Ibu Danarti yang menyatakan

bahwa:

Setiap guru mempunyai cara tersendiri untuk memberikan

penilaian terhadap siswa, guru akan memberikan tugas baik

individu maupun kelompok, melaksanakan ulangan harian,

ulangan umum, dan Ujian Akhir Nasional (UAN). Seandainya

nilai ulangan siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) biasanya guru akan memberikan remidial atau

mungkin diambil dari nilai tugas.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa bentuk

penilaian bagi siswa akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta meliputi

pemberian tugas, ulangan harian, ulangan umum, dan Ujian Nasional

(UAN). Mengenai pemberian nilai yang akan diberikan kepada siswa

tergantung pada masing-masing guru yang terpenting harus dapat

mencapai nilai sesuai KKM. Apabila belum memenuhi KKM, maka

siswa harus mengikuti remidial yang sudah disiapkan oleh guru.

Penilaian tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauhmana ke-

mampuan yang dimiliki setiap siswa dan sebagai instropeksi diri bagi

siswa maupun guru. Apabila hasilnya belum memuaskan, maka siswa

dapat lebih meningkatkan belajarnya dan untuk guru evaluasi berguna

untuk mengetahui keberhasilannya dalam proses belajar mengajar.

Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 9 Surakarta

sudah cukup lengkap dan memadai, hanya saja jumlah ruangannya

terbatas, misalnya laboratorium. Saat ini kondisi sarana dan prasarana

dalam keadaan baik walaupun ada ruangan yang sedang rusak yaitu

ruang kesenian. Ruang kelas akselerasi juga sudah cukup nyaman

karena sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang tidak dimiliki

oleh kelas reguler. Namun, pihak sekolah masih perlu memperbaiki

sarana dan prasarana yang sudah tersedia dan menambah jumlah

laboratorium agar siswa akselerasi dapat menggunakan dengan

leluasa.

Page 79: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pembiayaan untuk program akselerasi di SMP Negeri 9

Surakarta sampai saat ini masih menjadi permasalahan karena subsidi

dari pemerintah masih belum mencukupi. Sumber dana untuk program

akselerasi berasal dari Pemerintah Pusat yaitu berupa Bantuan

Operasional Sekolah (BOS), Pemerintah Daerah, iuran komite, orang

tua siswa.

2. Hambatan-Hambatan Penyelenggaraan Program Akselerasi

a. Hambatan yang Dihadapi Pihak Sekolah

Penyelenggaraan program akselerasi tidak selalu berjalan dengan

baik, terkadang muncul kendala/hambatan. Hambatan yang timbul dalam

penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta adalah

sebagai berikut:

1) Sarana dan prasarana yang jumlahnya terbatas

Sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang dalam

penyelenggaraan akselerasi. Siswa maupun guru membutuhkan sarana

dan prasarana agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

lancar. Pada dasarnya sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri

9 Surakarta sudah cukup memadai. Namun, hambatan yang dihadapi

yaitu mengenai jumlah laboratorium yang terbatas, sedangkan yang

menggunakan laboratorium tersebut tidak hanya siswa akselerasi saja.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Tarno bahwa “Di SMP

Negeri 9 Surakarta itu hanya memiliki laboratorium masing-masing 1

jadi pemakaiannya harus bergantian dengan siswa reguler, tetapi

untuk sarana dan prasarana lain sudah cukup memadai”. Hal tersebut

mengakibatkan pada saat siswa akselerasi ingin menggunakan laborat-

orium harus bergantian dengan siswa reguler dan biasanya jadwal

untuk siswa akselerasi siang hari setelah pulang sekolah.

2) Waktu yang terlalu singkat

Pendidikan yang ditempuh oleh siswa akselerasi berbeda

dengan siswa reguler, mereka hanya menempuh dalam waktu 2 tahun.

Page 80: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Oleh karena itu, dengan singkatnya waktu yang dimiliki maka setiap

kegiatan juga dilakukan secepat mungkin. Waktu yang relatif singkat

tersebut terkadang menimbulkan masalah terutama berkaitan dengan

proses pembelajaran. Sesuai dengan penjelasan Ibu Sri Yuliastuti

yaitu guru dituntut menyampaikan semua materi dengan waktu yang

singkat sehingga materi yang diberikan kepada siswa hanya berupa

point-pointnya, bahkan ada materi yang tidak dijelaskan jadi siswa

diminta untuk mempelajari sendiri. Hal lain juga disampaikan oleh

Bapak Tarno yang menyatakan bahwa:

Pada dasarnya kan siswa akselerasi itu memiliki waktu lebih

singkat daripada reguler sehingga kegiatan-kegiatan pembelajar-

an juga harus lebih dulu dilaksanakan, contohnya yaitu pe-

laksanaan ulangan umum baik mid semester maupun semester

tidak bersamaan dengan reguler. Hal tersebut mengharuskan

pihak sekolah untuk membentuk panitia sendiri, sedangkan guru

yang ditunjuk juga memiliki tanggungjawab mengajar di kelas

reguler.

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa

dengan waktu pendidikan yang lebih singkat ternyata dapat me-

nimbulkan permasalahan bagi sekolah maupun guru. Permasalahan

tersebut diantaranya yaitu guru dalam menyampaikan materi tidak

mempunyai kebebasan mengembangkan materi secara detail karena

harus menyesuaikan alokasi waktu yang ditentukan agar semua materi

tersampaikan. Selain itu, waktu yang singkat menuntut pihak sekolah

untuk melaksanakan ulangan umum terlebih dahulu sehingga harus

membentuk panitia tersendiri.

3) Jumlah dana yang terbatas

Dana diperlukan dalam setiap menjalankan kegiatan ter-

masuk juga dalam proses belajar mengajar. Pada saat proses pem-

belajaran tentu akan membutuhkan sarana dan prasarana untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar. Sarana dan prasarana tersebut

dapat tersedia apabila memiliki dana yang cukup. Selain itu, dana juga

Page 81: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

diperlukan untuk membiayai berbagai kegiatan. Menurut pernyataan

Ibu Endang Mangularsih bahwa:

Selama ini dana diperoleh dari Pemerintah Pusat diantaranya

berupa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Pemerintah

Daerah, iuran komite, dan para orang tua siswa, tetapi dana yang

diperoleh dari bantuan pemerintah masih minim dan mem-

butuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkannya karena

harus melalui proses pengajuan.

Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Tarno bahwa “Dana

yang dimiliki untuk menunjang kegiatan akselerasi masih belum

cukup, kan kalau akselerasi itu butuh biaya yang banyak dibandingkan

dengan reguler”. Sementara itu menurut Ibu Danarti menjelaskan

bahwa:

Untuk masalah dana sampai saat ini masih menjadi per-

masalahan yang belum terpecahkan ya karena dana khusus dari

pemerintah jumlahnya terbatas dan harus menunggu cukup

lama, biasanya harus mengajukan proposal. Jadi subsidi dari

orang tua sangat dibutuhkan, tetapi terkadang apabila dipungut

biaya yang besar orang tua siswa masih ada yang protes.

Padahal biaya diperlukan untuk membiayai anak-anaknya.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penyeleng-

garaan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta diperlukan

biaya yang cukup besar. Sebenarnya pemerintah sudah menyediakan

dana untuk membiayai berbagai kegiatan program akselerasi, tetapi

dana tersebut belum dapat mencukupi. Dana dari pemerintah biasanya

tidak dapat langsung diterima, terkadang untuk meminta dana khusus

untuk kegiatan program akselerasi harus mengajukan proposal. Ke-

giatan program akselerasi dapat berjalan lancar apabila dibantu

dengan sumbangan dari orang tua karena kegiatannya lebih banyak

dari reguler.

Page 82: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

b. Hambatan yang Dihadapi Siswa

Hambatan dalam penyelenggaraan program akselerasi juga timbul

dari siswa itu sendiri. Hambatan-hambatan yang dihadapi siswa biasanya

terkait dengan bidang akademik, penyesuaian sosial, dan penyesuaian

emosional. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan, Ibu Umi Marjanah mengatakan bahwa "Siswa

akselerasi seringkali merasa mudah jenuh saat berada di dalam kelas, pada

awal masuk program akselerasi siswa susah untuk berbaur dengan siswa

reguler, saingan antar teman tinggi mengakibatkan muncul sifat egois”.

Selain itu, terkadang masalah keluarga juga dapat membawa pengaruh

terhadap siswa. Biasanya siswa ketika di sekolah akan melamun dan tidak

berkonsentrasi saat pelajaran sehingga mengakibatkan prestasi belajar

menurun.

Sementara itu, menurut pernyataan dari siswa kelas VIII aksel,

Sarah Julysha bahwa “Kesulitan saya dalam mengikuti pelajaran di kelas

ya kalau guru menerangkan pelajaran kurang jelas, biasanya teman-teman

tidak mau memperhatikan dan otomatis mengganggu konsentrasi, akibat-

nya saya tidak mengerti pelajaran yang disampaikan guru”. Hal lain juga

ditambahkan oleh Muhammad Elang yang menjelaskan bahwa “Selama

menjadi siswa akselerasi saya setiap hari harus belajar giat karena tugas-

nya banyak, biasanya kalau sudah selesai satu tugas nanti ada tugas baru

lagi, selain itu terkadang saya susah memahami materi karena guru men-

jelaskannya terlalu cepat”.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

selama ini siswa akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta mudah jenuh ketika

berada di dalam kelas karena mereka dituntut untuk menerima pelajaran

dengan frekuensi waktu yang singkat, pada awal masuk akselerasi biasa-

nya mereka susah berbaur dengan siswa lain, munculnya sifat egois karena

tingginya persaingan. Selain itu, siswa terkadang sulit untuk memahami

materi pelajaran.

Page 83: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3. Upaya-Upaya Mengatasi Hambatan

Hambatan-hambatan yang timbul selama penyelenggaraan program

akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta harus dapat diatasi agar penyeleng-

garaan selanjutnya dapat berjalan dengan baik. Upaya-upaya/solusi diperlu-

kan pihak sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul. Sesuai

dengan pernyataan Bapak Tarno yang mengungkapkan bahwa:

Untuk permasalahan keterbatasan laboratorium upaya yang dilakukan

pihak sekolah ya dengan mengatur jadwal pelajaran yang sekiranya

akan menggunakan laboratorium, misalnya untuk pelajaran komputer

biasanya siswa akselerasi mendapatkan jadwal di siang hari karena

paginya digunakan oleh siswa reguler. Begitu pun untuk laboratorium

yang lain apabila ingin menggunakannya harus bergantian dengan

siswa reguler, terkadang guru juga mengajak siswa untuk praktek di

luar laboratorium.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pihak sekolah

sudah berupaya untuk mengatur jadwal agar penggunaan laboratorium siswa

akselerasi tidak bentrok dengan siswa reguler yaitu dengan memberikan

jadwal di siang hari untuk siswa akselerasi sehingga pada saat ada praktek

siswa pulang lebih siang. Untuk mengatasi masalah waktu yang dimiliki lebih

singkat yaitu sesuai dengan pendapat Bapak Tarno bahwa “Kalau dari pihak

guru agar tidak dikejar waktu ketika menyampaikan materi yaitu pada saat

mengajar menggunakan metode yang sesuai dengan isi materi, sedangkan

dari pihak sekolah dengan memberikan jam tambahan yang biasanya di-

gunakan untuk pengayaan/pendalaman materi”.

Sementara itu untuk mengatasi masalah dana yang terbatas, menurut

penjelasan dari Ibu Danarti yaitu pembiayaan kegiatan program akselerasi

tidak mungkin kalau hanya mengandalkan dana dari pemerintah, untuk itu

pihak sekolah memohon subsidi dana dari orang tua siswa dengan mem-

berikan pengertian mengenai kegunaan dana tersebut, selain itu sekolah juga

bekerjasama dengan pihak komite sekolah untuk menghimpun dana.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa, Ibu Umi

Marjanah menambahkan bahwa:

Page 84: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Ketika di dalam kelas guru akan mengetahui kondisi siswanya saat itu,

jadi sebelum menyampaikan materi, guru menentukan metode pem-

belajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan

kondisi siswa saat itu. Metode yang digunakan juga bervariasi dan

dibuat menarik. Selain itu, guru juga dapat mengatur waktu untuk setiap

kompetensi dasar dalam setiap bab sehingga tidak tergesa-gesa dalam

menyampaikan karena sudah terjadwal.

4. Perbedaan Hasil Belajar antara Siswa Akselerasi dengan Siswa Reguler

Siswa akselerasi pada dasarnya sudah mempunyai kemampuan dan

kecerdasan yang luar biasa. Oleh karena itu, hasil belajar serta prestasi yang

dapat diraih oleh siswa akselerasi diharapkan lebih baik daripada siswa

reguler. Pada tahun ajaran 2011/2012 ini hasil belajar siswa akselerasi di

SMP Negeri 9 Surakarta terbilang sudah cukup memuaskan. Berhasil atau

tidaknya hasil belajar siswa ditentukan oleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Menurut pernyataan dari Ibu Danarti yang menjelaskan bahwa:

Setiap siswa akselerasi harus mencapai atau bahkan melebihi nilai

KKM yang telah ditentukan, masing-masing mata pelajaran tidak harus

memiliki nilai KKM yang sama tergantung dari guru tersebut. Selama

ini nilai-nilai yang didapat siswa akselerasi rata-rata sudah bagus

apabila dibandingkan dengan siswa reguler karena dilihat dari nilai

KKM saja sudah lebih tinggi. Tetapi siswa akselerasi Sementara untuk

prestasi akademik siswa akselerasi tahun ajaran 2011/2012 memang

sampai saat ini belum ada karena ya tidak ada perlombaan yang

mengikutsertakan siswa akselerasi.

Sementara itu, sesuai keterangan dari Sarah Julysha yang menjelas-

kan bahwa “Selama ini nilai-nilai yang saya dapatkan tidak stabil karena

kadang naik dan kadang turun, saya merasa kurang puas dengan nilai tersebut

karena teman-teman yang lain nilainya rata-rata bagus”. Selain hal tersebut

Ibu Sri Yuliastuti selaku guru bidang studi menambahkan bahwa nilai yang

diperoleh siswa akselerasi dalam satu kelas biasanya merata, selisih nilai

mereka tidak terlalu jauh karena memang persaingannya sangat ketat. Untuk

nilai harian dan ulangan umum memang siswa akselerasi lebih unggul, tetapi

dalam hal ujian nasional biasanya siswa reguler yang nilainya lebih tinggi.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya hasil belajar siswa akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta memang

Page 85: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

lebih unggul daripada siswa reguler karena dilihat dari nilai KKM pada setiap

mata pelajaran yang lebih tinggi. Namun, ketika siswa akselerasi berbaur

dengan siswa reguler dengan mengerjakan soal yang sama seperti pada saat

latihan ujian dan Ujian Nasional (UN), maka belum tentu siswa akselerasi

yang lebih unggul karena nilai tertinggi biasanya diperoleh siswa reguler.

C. Pembahasan

Data-data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis sesuai dengan

rumusan masalah yang ada. Setelah dianalisis akan mendapatkan hasil dan dari

hasil penelitian diatas, maka akan dibahas mengenai penyelenggaraan program

akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta.

1. Penyelenggaraan Program Akselerasi

a. Tahap Persiapan

SMP Negeri 9 Surakarta tidak melakukan persiapan secara

khusus dalam menyelenggarakan program akselerasi. Persiapan awal

yang dilakukan yaitu mempersiapkan fasilitas secara fisik yaitu ruang

kelas yang dilengkapi dengan tralis, AC, LCD, komputer, televisi, loker.

Hal tersebut merupakan salah satu persyaratan yang telah ditentukan

apabila ingin menyelenggarakan program akselerasi. Setelah syarat ter-

sebut terpenuhi, sekolah berhak untuk menyelenggarkan program akse-

lerasi dan terlebih dahulu melakukan persiapan. Persiapan yang dilakukan

meliputi perekrutan siswa, perekrutan guru, persiapan kurikulum, per-

siapan sarana dan prasarana.

Untuk perekrutan/penyeleksian siswa dimaksudkan untuk me-

nyaring siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa yang

sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pihak SMP Negeri 9

Surakarta sudah memberikan beberapa kriteria bagi siswa yang ingin

mendaftar program akselerasi. Kriteria tersebut diantaranya yaitu nilai

rapor kelas 4, 5, 6 harus memiliki nilai rata-rata 8, IQ minimal harus 130,

nilai UASBN minimal 8. Sementara itu, langkah penjaringan yang di-

lakukan yaitu pertama siswa harus mendaftar terlebih dahulu dengan

Page 86: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

menyerahkan foto copy nilai rapor kelas 4, 5, 6. Selanjutnya apabila rata-

rata rapor sudah mencapai nilai 8, maka siswa mengikuti tes akademik

kemudian disusul dengan tes psikologi dan tes IQ serta tahap terakhir

yaitu wawancara orang tua siswa. Langkah yang terakhir yaitu dengan

menyerahkan nilai UASBN karena apabila siswa sudah lulus dari ber-

bagai tes, tetapi nilai UASBN tidak mencapai 8, maka tidak dapat di-

terima di program akselerasi SMP Negeri 9 Surakarta.

Penentuan guru yang mengajar di program akselerasi merupakan

hak dari kepala sekolah. Kepala sekolah akan melakukan penilaian ter-

hadap guru yang memiliki empat kompetensi yaitu paedagogik, profesi-

onal, sosial, dan kepribadian. Selain berdasarkan kompetensi yang di-

miliki guru, penilaian juga didasarkan atas kinerja serta tanggungjawab

yang tinggi terhadap pekerjaan. Hal lain yaitu guru yang mengajar di

kelas akselerasi harus mampu mengoperasikan media pembelajaran yang

ada.

Pihak sekolah belum mempersiapkan kurikulum yang khusus

untuk siswa akselerasi. Sesuai dengan ketentuan seharusnya program

akselerasi menggunakan kurikulum yang sudah di modifikasi dengan

memberikan kedalaman dan keluasan materi serta tantangan penyelesaian

yang lebih berat. Modifikasi kurikulum dapat terdiri dari modifikasi

materi pembelajaran, proses/metode pembelajaran, dan produk belajar.

Namun, kurikulum yang digunakan untuk siswa akselerasi di SMP Negeri

9 Surakarta masih sama dengan reguler yaitu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Modifikasi hanya dilakukan pada alokasi waktu yang

lebih dipersingkat. Dalam satu semester ditempuh dalam waktu 4 bulan,

sedangkan untuk reguler dapat ditempuh selama 6 bulan.

Untuk sarana dan prasarana yang dipersiapkan untuk siswa

akselerasi secara keseluruhan sama dengan siswa reguler. Jadi apabila

ingin menggunakan harus bergantian dengan siswa reguler. Perbedaanya

hanya terletak pada ruang kelas akselerasi yang dilengkapi dengan AC,

LCD, komputer, televisi, loker, sedangkan untuk siswa reguler hanya

Page 87: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

tersedia kipas angin dan setiap kelas belum tersedia LCD. Selain beberapa

hal tersebut, masih ada hal lain yaitu dana yang akan digunakan untuk

membiayai kegiatan program akselerasi. Sumber dana dapat diperoleh

dari Pemerintah Pusat yaitu salah satunya berupa dana Bantuan Operasi-

onal Sekolah (BOS), Pemerintah Daerah, iuran komite, dan subsidi dari

orang tua siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Program Akselerasi

Pelaksanaan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta

dapat dilihat dari proses belajar mengajar di kelas, bentuk pelayanan yang

diberikan untuk siswa akselerasi, serta pengaturan manajemennya. Dilihat

dari proses belajar mengajar di kelas sebenarnya hampir sama dengan

reguler, guru juga menjelaskan materi kepada siswa, hanya saja metode

yang digunakan berbeda dengan siswa reguler karena disesuaikan dengan

kebutuhan siswa akselerasi. Metode yang digunakan guru selain ceramah

yaitu dengan diskusi yang memberikan tantangan kepada siswa agar dapat

memecahkan sendiri, kemudian dengan permainan agar siswa tidak jenuh

dan tertarik untuk memahami materi. Proses belajar mengajar di kelas

akselerasi dapat berjalan dengan baik karena para siswa juga cenderung

aktif saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, mereka mau bertanya

dan ketika guru memberikan pertanyaan maka siswa berusaha untuk

menjawab.

Sementara itu, untuk bentuk pelayanan yang diberikan kepada

siswa akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta yaitu berupa pengayaan

materi, pembinaan mental siswa biasanya dilaksanakan di pagi hari

sebelum pelajaran dimulai yang sebenarnya juga diberikan untuk siswa

reguler. Perbedaan bentuk pelayanan siswa yaitu disediakan psikolog

khusus untuk menangani permasalahan siswa akselerasi, pihak sekolah

bekerjasama dengan ANAVA. Pada setiap tiga bulan sekali psikolog akan

datang ke sekolah untuk melayani siswa akselerasi yang ingin konsultasi,

biasanya siswa akan dipanggil untuk menceritakan apakah ada per-

masalahan atau tidak. Kegiatan ekstrakurikuler yang di ikuti siswa

Page 88: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

akselerasi SMP Negeri 9 Surakarta sama dengan reguler, siswa akselerasi

juga diberi kesempatan untuk ikut dalam kepengurusan organisasi seperti

OSIS dan MPK.

Dalam penyelenggaraan program akselerasi diperlukan adanya

manajemen yang mengatur setiap kegiatan program akselerasi termasuk

juga pengaturan administrasinya. Untuk mempermudah dalam mengatur

manajemen, maka dibentuk struktur organisasi tersendiri yaitu meliputi

manajer program akselerasi, sekretaris, dan bendahara yang terpisah dari

program reguler, tetapi untuk komite tetap sama dan tetap berada di

bawah pimpinan kepala sekolah.

c. Tahap Evaluasi

Evaluasi diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari

penyelenggaraan program akselerasi. Dari hasil deskripsi dan analisis data

dapat diketahui bahwa evaluasi/penilaian dapat mencakup beberapa hal

yang meliputi, tenaga pendidik dan staf, kurikulum, hasil belajar, sarana

dan prasarana, biaya. Evaluasi terhadap hasil belajar lebih di prioritaskan

daripada yang lain, tetapi di akhir semester biasanya SMP Negeri 9

Surakarta mengadakan pertemuan antarguru untuk membahas mengenai

kegiatan yang sudah dilakukan selama satu semester. Sementara itu,

evaluasi hasil belajar dilakukan dengan memberikan ulangan harian,

ulangan umum baik mid semester maupun semester. Mengenai pemberian

nilai yang akan diberikan kepada siswa tergantung pada masing-masing

guru dan terpenting harus dapat mencapai nilai sesuai KKM. Apabila nilai

ulangan siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

biasanya guru akan memberikan remidial atau mungkin diambil dari nilai

tugas.

2. Hambatan-Hambatan dalam Penyelenggaraan Program Akselerasi

Dari hasil deskripsi dan analisis data dapat diketahui hambatan-hambatan

yang dihadapi dalam penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9

Surakarta terutama pada tahun ajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut:

Page 89: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

a. Hambatan yang dihadapi pihak sekolah, diantaranya yaitu:

1) Jumlah sarana dan prasarana masih terbatas

Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 9 Surakarta sudah

cukup memadai karena hampir semua yang dibutuhkan siswa sudah

tersedia seperti lapangan, perpustakaan, ruang multimedia, ruang

kesenian, laboratorium, dll. Hanya saja pada laboratorium jumlah

yang dimiliki masih terbatas, siswa akselerasi tidak mempunyai

laboratorium tersendiri.

2) Waktu pembelajaran yang singkat

Hal tersebut mengakibatkan guru harus menyampaikan materi secepat

mungkin agar dengan waktu singkat semua materi dapat tersampai-

kan. Hal tersebut mengakibatkan ada materi yang tidak dijelaskan

karena dikejar oleh waktu sehingga hanya memberi tugas kepada

siswa untuk mempelajarinya sendiri. Selain itu, dengan waktu yang

lebih singkat maka pelaksanaan evaluasi yaitu ulangan umum di-

laksanakan terlebih dahulu sehingga sekolah harus membentuk panitia

tersendiri yang terdiri dari beberapa guru, sementara itu guru tersebut

juga mempunyai tanggungjawab mengajar di kelas reguler mengingat

belum ada guru yang khusus untuk mengajar kelas akselerasi.

Sehingga guru yang menjadi panitia akan kesulitan membagi waktu

antara mengurus pelaksanaan ulangan umum siswa akselerasi dengan

tugas mengajar di kelas reguler.

3) Jumlah dana yang terbatas

Dana yang dibutuhkan untuk pembiayaan program akselerasi cukup

banyak. Akan tetapi, selama ini dana yang dimiliki masih belum

mencukupi karena dana yang disediakan oleh pemerintah belum men-

cukupi, sedangkan dalam penyelenggaraan program akselerasi di-

perlukan biaya yang cukup besar. Apabila memungut biaya yang

terlalu besar kepada orang tua siswa, terkadang masih ada yang protes.

Page 90: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

b. Hambatan yang dihadapi siswa, antara lain yaitu:

1) Siswa akselerasi seringkali merasa mudah jenuh saat berada di dalam

kelas karena jadwal pelajaran yang terlalu padat dan materi yang

diterima siswa akselerasi lebih banyak daripada siswa reguler.

2) Pada awal masuk program akselerasi siswa susah untuk berbaur

dengan siswa reguler, merasa bahwa mereka yang paling pintar dan

hebat daripada teman-temannya di reguler. Selain itu, tingkat per-

saingan yang tinggi mengakibatkan muncul sifat egois.

3) Ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas siswa sulit

berkonsentrasi, terkadang ada materi yang tidak dapat dipahami

karena guru terlalu cepat menerangkannya. Biasanya guru me-

nyampaikan materi hanya bagian yang penting saja agar waktunya

cukup. Apabila semua materi tidak disampaikan kepada siswa, maka

guru akan memberikan tugas yang terlalu banyak untuk melengkapi

materi yang belum tersampaikan sehingga menuntut siswa harus terus

belajar.

3. Upaya-Upaya untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan

a. Upaya mengatasi hambatan yang dihadapi pihak sekolah, diantaranya

yaitu:

1) Pihak sekolah sudah berupaya untuk mengatur jadwal agar peng-

gunaan laboratorium siswa akselerasi tidak bentrok dengan siswa

reguler yaitu dengan memberikan jadwal di siang hari untuk siswa

akselerasi sehingga pada saat ada praktek siswa pulang lebih siang.

2) Pihak sekolah memberikan jam tambahan di luar jam pelajaran, ter-

utama pada saat kelas IX agar siswa lebih dapat menguasai materi.

Selain itu, di bentuk panitia tersendiri untuk mengatur kegiatan

program akselerasi, misalnya ketika ulangan umum sudah ada panitia

yang berbeda dari reguler.

3) Pihak sekolah meminta bantuan dana dari orang tua siswa dengan

memberikan pengertian mengenai kegunaan dana tersebut, selain itu

Page 91: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

sekolah juga bekerjasama dengan pihak komite sekolah untuk meng-

himpun dana.

b. Upaya mengatasi hambatan yang dihadapi siswa antara lain sebagai

berikut:

1) Guru berusaha menyampaikan materi dengan berbagai metode yang

menarik dan disesuaikan dengan kondisi siswa saat itu agar siswa

tidak mudah jenuh.

2) Guru melakukan pendekatan kepada siswa dengan memberikan pe-

ngertian bahwa siswa akselerasi tidak selalu yang paling pandai

karena sebenarnya siswa reguler juga ada yang memiliki kemampuan

seperti siswa akselerasi. Hal tersebut dapat disampaikan pada saat

bimbingan konseling.

3) Guru berusaha mengatur waktu untuk setiap kompetensi dasar dalam

setiap bab sehingga tidak tergesa-gesa dalam menyampaikan materi

karena sudah terjadwal. Dalam penyampaian materi tersebut, guru

menggunakan metode yang disesuaikan dengan alokasi waktu setiap

bab.

4. Perbedaan Hasil Belajar antara Siswa Akselerasi dengan Siswa Reguler

Salah satu cara untuk mengetahui berhasil atau tidaknya penyeleng-

garaan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta yaitu dengan melihat

hasil belajar yang diperoleh siswa. Sementara itu untuk mengetahui apakah

hasil belajar tersebut sudah memuaskan apabila nilai yang diperoleh dapat

melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.

Setiap guru bidang studi berhak untuk menentukan nilai KKM yang di-

sesuaikan dengan tingkat kesulitan materi serta kemampuan siswa dalam me-

nerima materi tersebut. Nilai KKM untuk siswa akselerasi tentunya lebih

tinggi daripada siswa reguler, misalnya untuk mata pelajaran ekonomi nilai

KKM akselerasi yaitu 80, sedangkan untuk reguler yaitu 70. Dengan de-

mikian secara otomatis nilai siswa akselerasi harus melebihi 80 apabila ingin

tuntas, sedangkan siswa reguler dengan nilai 75 saja sudah tuntas. Selain itu,

Page 92: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

bentuk dan bobot soal yang diberikan untuk siswa askelerasi juga berbeda

sehingga akan terdapat perbedaan pada hasil belajarnya. Ketika ulangan

harian maupun ulangan umum, nilai-nilai siswa akselerasi memang lebih baik

dibandingkan dengan siswa reguler. Selain itu, siswa di program akselerasi

mampu melebihi nilai KKM di setiap mata pelajaran sedangkan program

reguler tidak semua siswa mampu melebihi nilai KKM bahkan terkadang ada

mata pelajaran yang belum tuntas.

Belum semua siswa akselerasi merasa puas dengan nilai yang

diperoleh karena tingkat persaingan antar teman sangat ketat sehingga

masing-masing siswa berlomba-lomba agar memperoleh nilai yang baik.

Akan tetapi, tidak semua siswa selalu memperoleh nilai yang diharapkan,

beberapa siswa mengalami pasang surut nilai yang kadang naik dan kadang

turun. Hasil belajar siswa akselerasi juga tidak selalu yang unggul seperti

pada saat siswa kelas IX mengikuti try out secara bersama dengan siswa

reguler, maka yang mendapatkan rangking pertama justru siswa reguler.

Selain itu, untuk hasil Ujian Nasional (UN) tahun ini nilai tertinggi juga

diraih oleh siswa reguler.

Page 93: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka

secara garis besar dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan program akselerasi

di SMP Negeri 9 Surakarta khususnya tahun ajaran 2011/2012 sudah berjalan

cukup baik karena sesuai dengan ketentuan dalam pedoman penyelenggaraan

akselerasi, tetapi belum semua ketentuan dapat terpenuhi dan masih ada hambatan

yang timbul. Namun, selama ini pihak sekolah masih dapat mengatasinya.

Kesimpulan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta terdiri dari

tiga tahap, yaitu meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap

evaluasi/penilaian.

a. Tahap persiapan sebelum penyelenggaraan akselerasi yaitu meliputi pe-

rekrutan siswa, perekrutan guru, menyiapkan kurikulum yang akan di-

gunakan, menyediakan sarana dan prasarana. Di SMP Negeri 9 Surakarta

persiapan awal yang dilakukan yaitu dengan mempersiapkan fasilitas

secara fisik seperti ruang kelas yang akan digunakan untuk siswa

akselerasi harus dilengkapi dengan AC, LCD, komputer, tralis agar

nyaman. Setelah fasilitas secara fisik terpenuhi selanjutnya menyeleksi

siswa dengan persyaratan yang cukup sulit. Sementara itu, untuk pe-

rekrutan guru yang mengajar di kelas akselerasi yaitu sesuai dari hasil

penilaian kepala sekolah dilihat dari kompetensi yang dimiliki, kinerja,

kedisiplinan, dan tanggungjawab yang tinggi. Kurikulum yang dipakai

sama dengan reguler yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

perbedaanya hanya alokasi waktunya. Sarana dan prasarana yang disedia-

kan untuk siswa akselerasi juga sama dengan reguler, perbedaan hanya

pada ruang kelas.

b. Tahap pelaksanaan program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta tahun

ajaran 2011/2012 meliputi proses belajar mengajar di kelas, bentuk pe-

Page 94: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

layanan yang diberikan untuk siswa akselerasi, serta pengaturan mana-

jemennya. Selama ini proses belajar mengajar di kelas dapat berjalan

dengan lancar karena guru menyampaikan materi dengan metode yang

bervariasi tidak hanya ceramah, selain itu juga didukung oleh siswa yang

aktif, kreatif, dan kritis. Bentuk pelayanan yang berbeda untuk siswa

akselerasi yaitu disediakan beberapa psikolog yang dapat membantu

maupun mendampingi siswa dalam setiap kegiatannya. Selain hal tersebut,

pelayanan yang diberikan dan kegiatan ekstrakurikuler untuk siswa

akselerasi sama dengan siswa reguler. Dalam hal pengaturan manajemen,

pihak SMP Negeri 9 Surakarta

c. Tahap evaluasi/penilaian bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pe-

nyelenggaraan program akselerasi yang telah dilaksanakan, apakah sudah

berjalan lancar sesuai tujuan atau masih perlu ada peningkatan lagi. Hal-

hal yang perlu dievaluasi diantaranya yaitu, tenaga pendidik dan staf,

kurikulum, hasil belajar, sarana dan prasarana, biaya. Tenaga pendidik/

guru yang mengajar kelas akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta rata-rata

sudah baik dalam melaksanakan tugasnya, mereka juga memiliki tanggung

jawab yang cukup besar. Sementara itu, untuk kurikulum yang digunakan

masih perlu di modifikasi lagi karena kurikulumnya sama dengan program

reguler. Hasil belajar yang diperoleh siswa akselerasi sebagaian besar

sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) karena kalau belum

sesuai KKM akan diadakan remidial. Sarana dan prasarana yang dimiliki

SMP Negeri 9 Surakarta untuk program akselerasi sudah cukup memadai,

hanya saja jumlah laboratorium masih terbatas. Dilihat dari segi biaya,

maka biaya yang diperlukan belum mencukupi karena bantuan dari

pemerintah masih minim. Jadi untuk memperlancar kegiatan dibutuhkan

subsidi dana dari orang tua siswa.

2. Hambatan-hambatan yang dihadapi pihak SMP Negeri 9 Surakarta maupun

siswa adalah sebagai berikut:

Page 95: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

a. Jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah masih terbatas yaitu

terutama untuk laboratoriumnya. Siswa akselerasi belum mempunyai

laboratorium khusus, laboratorium yang digunakan sama dengan reguler.

b. Waktu pembelajaran yang singkat mengakibatkan guru tidak dapat me-

ngembangkan materi dengan leluasa karena dituntut agar semua materi

disampaikan, terkadang ada materi yang tidak disampaikan. Pelaksanaan

ulangan umum harus mendahului reguler.

c. Jumlah dana yang terbatas karena dana yang disediakan oleh pemerintah

belum mencukupi, sedangkan dalam penyelenggaraan program akselerasi

diperlukan biaya yang cukup besar. Apabila memungut biaya yang terlalu

besar kepada orang tua siswa terkadang masih ada yang protes.

d. Siswa merasa mudah jenuh ketika di dalam kelas, pada awalnya sulit me-

nyesuaikan/berbaur dengan teman-teman terutama kelas reguler, muncul

sifat egois karena merasa kalau teman adalah siangannya.

e. Kesulitan yang dihadapi siswa berkaitan dengan proses belajar mengajar

yaitu siswa sulit berkonsentrasi, terkadang ada materi yang tidak dapat di-

pahami karena guru terlalu cepat menerangkan, banyaknya tugas yang di-

berikan menuntut siswa harus terus belajar.

3. Upaya-upaya/solusi yang dilakukan oleh pihak SMP Negeri 9 Surakarta

untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul dalam penyelenggaraan

program akselerasi adalah sebagai berikut:

a. Pihak sekolah mengatur jadwal pelajaran yang sekiranya membutuhkan

laboratorium sehingga pemakaiannya dapat bergantian. Siswa akselerasi

akan mendapatkan giliran di siang hari.

b. Pihak sekolah membentuk panitia tersendiri untuk mengatur kegiatan

program akselerasi, misalnya ketika ulangan umum sudah ada panitia yang

berbeda dari reguler. Selain itu, sekolah memberikan jam tambahan untuk

pengayaan/pendalaman materi.

c. Apabila membutuhkan dana khusus, maka pihak sekolah akan mengajukan

proposal kepada Dinas Kota Surakarta. Selain itu dengan berusaha untuk

menggalang dana dari orang tua siswa.

Page 96: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

d. Guru berusaha menyampaikan materi dengan berbagai metode yang

menarik agar siswa tidak bosan. Selain itu, guru melakukan pendekatan

kepada siswa dengan memberikan pengertian.

e. Metode yang digunakan guru disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan dan kondisi siswa saat itu. Selain itu, guru juga dapat me-

ngatur waktu untuk setiap kompetensi dasar dalam setiap bab sehingga

tidak tergesa-gesa karena sudah terjadwal.

4. Perbedaan hasil belajar antara siswa akselerasi dengan siswa reguler dapat

dilihat ketika ulangan harian maupun ulangan umum nilai siswa akselerasi

lebih unggul daripada siswa reguler karena nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) untuk siswa akselerasi lebih tinggi daripada siswa reguler. Misalnya

nilai KKM siswa akselerasi untuk mata pelajaran ekonomi adalah 80,

sedangkan nilai KKM ekonomi untuk siswa reguler adalah 70. Nilai yang

diperoleh siswa akselerasi memang lebih unggul daripada siswa reguler untuk

nilai ulangan harian dan ulangan umum, tetapi apabila siswa akselerasi

mengerjakan soal yang sama dengan siswa reguler pada saat try out/latihan

ujian dan Ujian Nasional (UN), maka nilai tertinggi justru diperoleh siswa

reguler. Jadi apabila evaluasi dilaksanakan secara terpisah dari reguler seperti

ulangan harian dan ulangan umum, maka hasil yang diperoleh akan lebih

unggul daripada siswa reguler, sedangkan untuk evaluasi yang dilaksanakan

secara bersama seperti Ujian Nasional, maka siswa akselerasi masih kalah

karena nilai tertinggi diraih oleh siswa reguler.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka implikasi

dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan program

akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta sudah berjalan cukup baik, hanya saja

masih kurang persiapan karena ada hal yang belum sesuai dengan ketentuan,

seperti tenaga pendidik/guru serta kurikulum yang digunakan. Oleh karena

Page 97: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak sekolah

dalam mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan prog-

ram akselerasi seperti penjaringan siswa, perekrutan guru, kurikulum yang di-

gunakan, sarana dan prasarana, lingkungan agar nanti dalam penyelenggaraan

tahun ajaran berikutnya berjalan lebih baik. Selain itu, hasil penelitian ini

dapat dijadikan bahan masukan bagi sekolah mengenai masalah pembiayaan

berbagai kegiatan untuk program akselerasi sehingga dapat mengurangi be-

ban orang tua siswa. Selama ini penyelenggaraan program akselerasi mem-

butuhkan biaya yang besar, tetapi sumber dana masih mengandalkan bantuan

dari orang tua siswa. Untuk itu, dengan hasil penelitian ini sekolah dapat

mengupayakan agar memperoleh dana tanpa membebani orang tua siswa.

2. Implikasi Teoretis

Penyelenggaraan program akselerasi berupaya mengoptimalkan

pengembangan potensi kecerdasan luar biasa atau bakat siswa sehingga

menghasilkan keluaran/output yang unggul. Sesuai dengan pendapat Herry

(1999) yang mengatakan bahwa untuk mencapai keunggulan tersebut di-

pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, input/siswa, kurikulum, guru, sarana

prasarana, dana, manajemen, lingkungan, dan proses belajar mengajar. Hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai pembuktian bahwa penyelenggaraan

program akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta sudah memenuhi faktor-faktor

tersebut, salah satunya yaitu faktor input/siswa karena prosedur rekruitmen

siswa sudah sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditetapkan diantaranya

yaitu dengan meneliti dokumen data seperti nilai rapor kelas 4, 5, dan 6, nilai

UASBN murni, hasil tes seleksi akademis, dan tes psikologis.

Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

sekolah lain yang akan menyelenggarakan program akselerasi agar dapat

memperhatikan faktor-faktor seperti input/siswa, kurikulum, guru, sarana pra-

sarana, dana, manajemen, lingkungan, dan proses belajar mengajar. Sehingga

setelah memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan penyelenggaraan

program akselerasi pada suatu sekolah berjalan dengan baik dan dapat

menghasilkan output yang unggul.

Page 98: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

C. Saran

Masukan yang dapat diberikan peneliti berdasarkan analisis dan pem-

bahasan yang dilakukan, kesimpulan, dan implikasi yang telah diambil adalah

sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah

a. Sebaiknya pihak sekolah menyiapkan guru khusus untuk mengajar di kelas

akselerasi sehingga guru tersebut dapat lebih fokus dalam mendidik siswa

akselerasi.

b. Sebaiknya kurikulum yang digunakan untuk program akselerasi di

modifikasi terutama mengenai isi materinya agar sesuai dengan kebutuhan

siswa karena selama ini kurikulum yang digunakan masih sama dengan

reguler hanya di ubah alokasi waktunya.

c. Sebaiknya sekolah menambah jumlah sarana dan prasarana terutama

laboratorium yang di khususkan untuk siswa akselerasi agar dapat leluasa

menggunakan sesuai kebutuhannya.

d. Sebaiknya pihak sekolah dapat mengikutsertakan siswa akselerasi dalam

berbagai perlombaan tidak hanya yang diselenggarakan oleh sekolah

maupun Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta.

2. Pihak Guru

a. Guru sebaiknya selalu menggunakan metode mengajar yang menarik dan

bervariasi agar suasana belajar menyenangkan.

b. Sebaiknya guru melakukan modifikasi kurikulum terutama mengenai isi

materi pelajaran dengan mengembangkannya sesuai kebutuhan siswa

akselerasi.

Page 99: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Untuk Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa. Jakarta: Balitbang.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hawadi, Reni Akbar dkk. 2001. Keberbakatan Intelektual (Panduan Bagi

Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar). Jakarta: PT. Grasindo.

. .2004. Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak

Berbakat Intelektual. Jakarta: PT. Grasindo.

Ikhrom, Sholeh. 2000. Perspektif Pendidikan Anak Gifted. Jakarta: Depdikbud.

Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: PT. Mandar

Maju.

Miles, M. B. & Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Munandar, Utami. 1982. Pembinaan dan Pendidikan Anak-Anak Berbakat.

Jakarta: CV Rajawali.

. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah

Penuntun bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT. Grasindo.

. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT.

Grasindo.

Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Semiawan, Conny. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: PT.

Grasindo.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Page 100: STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM …/Studi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan SURAKARTA commit iii to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Supriyanto, Eko. 2003. Inovasi Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah

University Press.

Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret Press.

Widyastono, Herry. 1999. Rancangan Pengembangan Pendidikan bagi Peserta

Didik yang Memiliki Kecerdasan Istimewa. Jakarta: Balitbang.

Yusuf, Munawir. 2010. “Studi Efektivitas Program Akselerasi di SMU

Surakarta”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 16.