Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    STUD I PENGGUNAAN H IDROGEN PEROKS IDA .(H 202)PADA PELARUTAN B IJ IH EM AS SUKABUM I SELATANDENGAN LARUTAN S IAN IDA

    ACHDIA SUPRIADIDJAJA dan WIDODOUPT LokaUji Teknik Penambangan Jampang Kulon-LlPl- Sukabumi Selatan,Telp. (0266) 490533, Fax. (0266) 490544Naskah masuk : 19 Oktober 2007, revisi pertama : 07 Oktober 200B, revisi kedua : 21 April 2009,revisi terakhir : Mei 2009

    SARIPengayaan oksigen pada pelindian emasmenggunakan larutan sianida telah dicoba di laboratorium denganbantuan larutan hidrogen peroksida (H202). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan jumlah oksigenterlarut, menghemat pemakaian sianida, dan mempersingkat waktu pelindihan. Pelindihan dilakukanmenggunakan larutan natirum sianida (NaCN) dalam gelas kimia 1.000 ml dan dilakukan secara terbuka.Konsentrasi emas hasil pelarutan dianalisis dengan spektrometer serapan atom (SSA)dan perolehan dihitungberdasarkan kadar asal.Hasil percobaan menunjukkan bahwa perolehan emasmaksimum sebesar82,70 % Audengan waktu pelindihan selama dua jam dengan menggunakan 0,1 gil H202, 0,6 gil garam timah hitam[Pb(N03hJ dan 0,6 gil natrium sianida (NaCN).Katakunci: sianidasi, pelindian, sianida, oksidator, waktu pelindian

    ABSTRACTOxygen enrichment ingold leaching using cyanide solution and hydrogen peroxide was carried out in labora-tory scale. The aim of this experiment is to enhance the dissolved oxygen in solution, decrease cyanideconsumption and shorten the leaching time. The leaching process isexecuted using sodium cyanide solutionin beaker glass of 1.000 cc. The concentration of gold in the solution is analyzed by atomic absorptionspectrometry (AAS) and gold recovery iscalculated based on the gold content in the ore. The leaching resultshowed that the gold recovery can reach 82,70 % within two (2) hours by using 0,1 gil hydrogen peroxide(H202), 0,6 gil litharge salt [Pb(N03hL and 0,6 gil sodium cyanide (NaCN).Keywords: cyanidation, leaching, cyanide, oxidant, leaching time

    1. PENDAHULUAN Berdasarkanpengalaman dalam rnenerapkan prosesamalgamasi untuk mengerjakan bijih mengandungemas lebih kecil dari 10 git dengan menggunakanair raksa (Hg), yang terjadi hanyalah kegagalan.Kegagalan pengolahan bijih emas berkadar rendahdengan proses amalgamasi, mendorong perhatianberpaling ke proses sianidasi.

    Bijih emas yang ditemukan di Sukabumi Selatan,d ikenal dengan sifat khasnya yang berbeda di setiaplokasi pertambangan rakyat. Pertambangan rakyatmenggunakan cara amalgamasi untuk memperolehemasnya dengan hanya memanfaatkan bijih emasberkadar lebih tinggi dari 10 git, sedangkan bijihberkadar rendah dan limbah pengolahannya tidakmendapat perhatian (dibuang) (Widodo, 2000). Pengolahan bijih emas menggunakan sian ida(sianidasi konvensional), dianggap proses yang

    Studi Penggunaan Hidrogen Peroksida {H202 ) pada Pelarut Bijih ... Achdia Supriadidjajo dan Widodo

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    sederhana dan lambat kemudian dirancang untukbijih oksida (Bahr, 1991). Walaupun demikian,proses sianidasi masih populer dan tersebar luasdiberbagai belahan dunia, sehingga penggunaannatrium sianida (NaCN) memiliki pengaruh cukupbesar terhadap produksi emas(Liu, 1995). Dalamsianidasi konvensional, jumlah sian ida yangdisediakan dianggap sebanding dengan oksigenterlarut yang berasal dari udara, akibatnyamembutuhkan waktu pelarutan selama 24 jambahkan sarnpai 48 jam untuk memperoleh emasJebih tinggi dari 98 % Au (lorenzen, 1992). Gejalaini disebabkan prosespelarutan udaradi dalam pulpmembutuhkan waktu cukup lama, sedangkandiawalpelarutan membutuhkan oksigen lebih besardari 8,2mg (loroesch, 1989). Secarateori, pada konsentrasisianida rendah kecepatan pelarutan emasditentukanoleh konsentrasi sian ida. Akan tetapi padakonsentrasi sianida tinggi, kecepatan pelarutan emastidak ditentukan oleh konsentrasisianida. Konsentrasioksigen tidak pernah disebutkan secarajelas, kecualikecepatan pengadukan meskipun tidak dapatmemenuhi kebutuhan oksigen selama sianidasi.Meskipun demikian, perbandingan konsentrasi(mole!It) sianida [CN-] terhadap oksigen [02] pada kisaranantara 4,6 dan 7,4 mg yaitu sebesar 6. Padatemperatur kamardan tekanan atmosfir, oksigen (02)yang larut dalam satu (1) liter air sebesar 8,2 mgatau 0,27 x 10-3 mole/liter. Dengan demikian,konsentrasi sianida (CN-)harus 6 x 0,27 xl 0-3mole!liter atau 79,38 ppm atau konsentrasi ion sianida(CN-) dalam larutan sebesar 0,01 %, akibatnyasebagian kecil emas akan larut menurut persamaanreaksi Elsnerberikut (li u, 1995).

    Dad reaksi Elsner (1), diketahui bahwa natriumsianida dan oksigen merupakan komponen utama.Reaksi sianidasi yang utarna digambarkan dalarnpersamaan (2) berikut:2Au+4CN- +02+2H20 - 2Au(CNh- +20H- + H2 O2(2)2Au+4CN- +H201- 2Au(CNh- +20H- _ _ (3)

    Hasil penggabungan reaksi (2 ) dan (3)menghasilkanreaksi(1).Apabilareaksi sianidasidirumuskan dengananggapan bahwa hidrogen peroksida (H202) yangterbentuk digunakan sebagai pengoksid pada reaksiberikutnya, berarti dapat mempercepat kinetikaekstraksi (loroech, 1991). Pada kenyataannya,hidrogen peroksida (H202) yang terbentuk tidakpernah digunakan secaralangsung, tapi harus teruraiterlebih dahulu bersamaan dengan hidrasi kapurtohor (CaO) sampai menghasilkan atom oksigen (0)

    2

    (Haque, 1992). Berikut reaksi pembentukan atomoksigen (0):H202 = H20 + 0 (4)CaO + H20 - Ca(OHb (5)Ca(OHh + H202 - Ca02 + 2H20 (6)Ca02 =CaO + 0 (7}Apabila hidrogen peroksida (Hl0l) yang terbentukdalam reaksisianidasi konvensiorial digunakan untukreaksi berikutnya, dengan menambahkan pengoksidcair hidrogen peroksida (Hl02) akan menambahpersediaan oksigen terlarut untuk mempercepatkinetika ekstraksiemas (loroech, 1991; Bahr, 1991).Oleh karena itu, hidrogen peroksida (H102) yangdiperkenalkan dalam sianidasi, untuk menghasilkanoksigen aktif lebih besar dari 9 mg setelah 14menit,dibanding menggunakan udara sebesar 4,3 mgsetelah satu 1 jam (loroesch, 1989). Reaksipenguraianpengoksidcalr hidrogen peroksida (H202)menghasilkan atom oksigen (0), sbb:H202 = H20 + 0 (8)Dengan asumsi reaksi Elsner yang lambat danpentingnya sianidasi yang lebih cepat, perhatiantertuju padapengkayaanoksigen terlarut dalam pulpyang berisi larutan natrium sian ida denganmenambahkan hidrogen peroksida (H202). Sasaranpenelitian ini, terutama untuk memperbaiki kinetikapelindian dan pencapaianperolehan emas lebih besardari 80 % Au sekaligusmenghemat konsumsi sianida.

    2 . PERCOBAAN

    Sebanyaksatubuah percontoh limbah penambangan(A) dan dua buah urat mengandung emas (B) dan(C)diambil dari Sukabumi Selatankemudian diremukdan dikeringkan, digerussampai berukuran lebih kecildari 100 mesh 0,147 mm). Percontoh batuandicuplik dengan metode mixing/coning-quarteringsehingga diperoleh percontoh yang homogenkemudian dilakukan analisis kimia dan anal isism[neralogi, masing-masing menggunakanspektrofotometri serapan atom (SSA) dan difraksisinar-X (XRD). Percontoh batuan tadi masing-masingdibagi menjadi 16 bagian untuk percobaan denganmemasukkan delapan (8) parameter (rpm, padatan,hidrogen peroksida, garam timah hitam, waktupengaturan kondisi, natrium sianida, pH dan waktupelatutan) sebagaivariabel padadua level minimumdan maksimum. Pengaturan kondisi dilakukan padapH 9 dengan memasukkan lima parameter (rpm,padatan, hidrogen peroksida, garam timah hitam,waktu pengaturan kondisi) sebagai variabel dan

    Jurnal Teknologi Mineral dan Balubara Volume 05, Namor 14, Mei 2009: 1 - 10.

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    sianidasi dilakukan seeara terbuka dalam gelas kimiayang memiliki volume 1.000 m!. Pereobaan sianidasidilakukan dengan memasukkan tiga parametersebagai variabel, seperti pH, konsentrasi natriumsianida (NaCN) dan waktu. Pada akhir pereobaan,setiap hasil larutan disaring dan ampas dieueimenggunakan air destilasi. Volume larutan hasi lpelarutan dieneerkan menggunakan air peneueisampai 1.000 ml, kemudian dianalisis untukmengetahui konsentrasi emas. Perolehan emasdihitung berdasarkan kadar bijih asal.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Karakteristik Bijih EmasDengan menggunakan mikroskop optik, pereontohA menunjukkan warna putih keeoklatan sampaihitam, tampak sedikit mineral kuarsa (Si02) yangdisisipi mineral pirit (FeS2) dan kalkopirit (CuFeS2)'Butir emas tarnpak di antara kuarsa (Si02) dankalkopirit atau di antara kalkopirit dan pirit (FeS2).Pereontoh B berwarna eoklat sampai hitam di antarakuarsa (Si02) tapi disisipi butir emas di antara min-erai pirit (FeS2) dan kalkopirit (CuFeS2). Sementarapercontoh C didominanasi warna putih yang lapukseperti kaolin dan disisipi butir pirit (FeS2).

    Hasil anal isis mineralogi menggunakan difraksi sinar-X (XRD) menunjukkan bahwa pereontoh A dan Bmengandung mineral kuarsa (Si02), kalkopirit(CuFeS2)' illit [KAI2Si3.AI01O(OHhJ, arsenopirit(FeAsS), pirit (FeS2), galena (PbS), dan spalerit (ZnS).Sementara untuk pereontoh C teridentifikasi adanyamineral kuarsa (Si02), pirit (FeS2), galena (PbS), danspalerit (ZnS), kalkopirit (CuFeS2), kaolinit[AI2Si20s(OH)4], ilit [KAhSi3.AI01O(OH)2L dankalsit (CaC03); tapi pereontoh A, B dan C yangmengandung pirit, merupakan indikasi bahwa min-

    eral pembawa emasnya adalah native dan elektrumyang berasosiasi dengan pirit dalam berbagai bentukdan ukuran (Lorenzen, 1992). Dengan demikian emas(Au) dalam pereontoh, mungkin sebagian berbentukpaduan dengan perak (elektrum), teluride (ealaverit,Au Te2), aurostibnit (AuS b2),krennerite [(AuAglT e2],silvanit[(AuAglT~J, maldonit(Au2Bi) yang terkurungdalarn matrik sulfida (LaBrooy, 1994). Kehadiranelektrum, menyebabkan kinetika kelarutan emaslebih lambat dibanding native karena sianida yangdikonsumsi tinggi sedangkan perolehan emas keci!.Demikian juga eebakan emas yang rnengandung piritdan arsenopirit, memberi kecenderungan bahwaemassecara kimia terikat pada arsenik dalarn pirit danarsenopirit. Dalam hubungan ini, kehadiran pirit danarsenopirit mengindikasikan bahwa atom emasmengganti arsenik atau atom besi dalam kisi sulfida(Swash, 1988).Dari hasil anal isis kimia, diketahui bahwa logamemas (Au) merupakan komponen paling kecildibanding perak (Ag), tembaga (Cu), timah hitarn(Pb), seng (Zn), besi (Fe), arsen (As) dan sulfur (5)(Tabel l). Biasanya, arsenik yang hadir dalam bijihemas adalah sebagai arsenopirit (FeAsSl, realgar(AS2S2),orpimen (AS2S3) (Haque, 1992). Sedangkansulfur terdeteksi dalam pereontoh B sebesar 4,72 %dan keberadaannya memberikan indikasi bahwa bijihtersebut adalah jenis sulfida yang biasanyamengandung pirhotit (FeSS6) lebih kecil dari 0,1 %,di mana emas terperangkap dalam pirit danarsenopirit (Swash, 1988). Keberadaan pirhotit(FeSS6) dan mineral pirit (FeS2) eenderungmengganggu oksigen terlarut yang mendampinginatrium sianida (NaCN) dalam proses sianidasi.Sedangkan pereontoh A dan C yang tidak homogendan euplikan tidak mewakili menyebabkankeberadaan sulfur dan arsen (As) mungkin ada, tapikeci I seh ingga tidak terdeteksi.

    Tabel 1. HasHanalisis kimia canton bijih untuk sianidasiUNSUR

    Au Ag Au: Ag Cu Pb Zn F e As 5PER- glt %CONTOH 1 2 3 4 5 6 7 8 9A 1,4369 5,88 1 : 4,09 0,1294 0,0418 0,0042 10,65 0,0387 ttB 2,9055 17,39 1 : 5,98 0,94 0,450 0,98 5,04 0,043 4,72C 6,1800 99,84 1 : 6,15 0,54 0,573 0,4371 8,55 tt tt.t = tidak terdeteksi

    Studi Penggunaan Hidrogen Peroksida (H202) pada Pelarut Bijih ... Achdia Supriadidiaja dan Widodo 3

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    Mineral pengotor sulit larut dalam larutan sian ida,sedangkanminerallogam terlarutkan. dalam suasanabasayang menghasilkan ion sulfur (5-2),kemudianbereaksi dengan sianida (CN-)membentuk thiosianat(CNS-) atau bereaksi dengan oksigen membentuksulfat (504-2 ). Thiosianat (CNS-) dan sulfat (504-2)akan membentuk lapisan tipis di permukaan butiremas sehingga menghalangi li ntasan perpi ndahanelektron (Haque, 1992). Ion-ion logam tembaga(Cu2+), besi (Fe2+), besi (FeJ+) akan membentuklogam sianokomplek yang stabil seperti Cu(CN)43-,Cu(CN)42-,Cu(CN)4-, Fe(CN)64-, Fe(CN)63- (Hilton,1986). Sejumlah logam Pbyang larut mempercepatkelarutan emas, karena mengubah sifat permukaanmelalui pernbentukan paduan dengan timah hitarn(Pb). Kehadiran sejumlah kaolin bisa membentukmaterial seperti lendir yang bersifat melapisi dansama seperti karbonat menyerap aurosianida[Au(CNb-)] dalam sianidasi (La Brooy, 1994).3.2. Pengaruh Pengaturan KondisiDalam sianidasi konvensional, jumlah sianida yangdisediakan dalam pulp dianggap sebanding denganjumlah oksigen yang ada. Selanjutnya kecepatansianidasi dipengaruhi oleh kekuatan pengadukkansampai terjadi pengurangan ketebalan lapisan tapalbatasNernst's hingga sianida (CN-)dan oksigen (02 )rnenjangkau permukaan logam emas (Haque, 1992).Dalam praktek, oksigen terlarut yang dibutuhkantidak pernah tercapai kecual i dengan kekuatanpengadukansedangkansejumlah oksigendikonsumsioleh sulfida melalui reaksisamping. Padakonsentrasisianida rendah, kecepatan reaksisianidasi ditentukanoleh konsentrasi sianida, dan sebaliknya padakonsentrasi sianida tinggi kecepatan reaksi sianidasitidak ditentukan oleh konsentrasi sianida tapi olehkonsentrasi oksigen. [ika sianida yang ditambahkanberlebih sedangkan oksigen terlarut lebih kecil darinilai teoritis, kelebihan sianida tidak berguna. Olehkarena itu, oksigen terlarut sebesar 4,6 dan 7,4 mgdengan tingkat kelarutan yang rendah dianggapsebagai rentang kelarutan emas dalam sianidasikonvensional. Sementara itu penggunaan hidrogenperoksida (H202) pada rentang 0,1 dan 0,3 gildiharapkan bisa memberikan kebutuhan oksigenuntuk mengimbangi sianida dan memasifkan min-erai sulfida yang lebih suka mengkonsumsi sianida(Loroesch, 1989).Mode kejadian di mana emas tertahan, seringkalimenimbulkan permasalahan kinetika yangdihubungkan denganmineral sulfida seperti markasit(FeS2), pirhotit (FeSS6),kalkopirit (CUFeS2)ataukalkasit (CU2S)mengonsumsi sianida dan oksigen

    4

    secara kuat. Sulfida (5-2)yang mudah larut bisadikurangi atau dihilangkan dengan menambahkangaram timah hitam Pb(NOJ1 2 karena dapatmempercepat kelarutan emasmelalui pertumbuhansel galvanik lokal antaraemas dan timah hitam (Pb).Tapi kelebihan timah hitam (Pb)akanmengkonsumsisianida dan oksigen, sehingga memperlambat lajureaksi karena terjadi pembentukan PbS04, Pb(CNh-dan Pb(OH) yang melapisi permukaan butir emas.Kelarutan emasdari bij ih bukan hanya merupakanpersoalan kinetika yang seringkali dihubungkandengan mineralogi, tapi kondisi yang sesuai. Prosessianidasi pada pH 9 dengan oksigen yang cukup,logam emas cepat larut tapi ion sianida (CN-)cenderung berubah menjadi asam hidrosianida(HCN) dan logam Cu+2, Fe+2, Fe+3 mengkonsumsisianida. Pengaturan kondisi pada pH rendah (pH 9)dengan menambahkan hidrogen peroksida (H202)terutama untuk memberi kesempatan oksigenmengoksidasi emasdan permukaan mineral sulfidamembentuk senyawa komplek selama sianidasiberlangsung. Prosessianidasi pada pH 10 dan 12dianggapamandan optimum untuk mempertahankankonsentrasi sianida (CN") dan tidak menyebabkanmunculnya gas hidrosianida (HCN) yang mudahmenguap (Bahr, 1991).Pemilihan tujuh parameter sebagai variabel sudahbaku digunakan dalam sianidasi konvensional, tapidalam penelitian ini ditambahkan hidrogenperoksida (H202) sebagai variabel. Dengandemikian, delapan parameter yang digunakansebagaivariabel, diharapkan memberikan informasitentang kondisi proses sianidasi yang paling tepat(Tabel Z). Sebanyak lima variabel untuk pengaturankondisi dan tiga varia bel untuk proses sianidasiditerapkan dengan besaran yang berbeda, setelahmempelajari penelitian sianidasi yang berkaitandengan penggunaan hidrogen peroksida (H202)sebagai pengoksid (Bahr, 1991; Loroesch, 1991).Lagi pula atom oksigen dari hidrogen peroksida(H202) bisa mencegah oksidasi sianida (CN-)me.njadi sianat (CNO-).3.3. Pengaruh VariabelProsedur pelarutan emas dengan larutan natriumsianida (sianidasi) pada dasarnya sudah baku, tapiyang belum terpikirkan adalah angka perolehan.Dengan bijih yang kompleks, akan sulit mengujisemua parameter karena melibatkan aneka ragamreaksi yang terjadi antar muka padat-cair sehinggakecepatan tidak sama. Meskipun demikian, dalampenelitian ini akandifokuskan pada penggunaan dua(2) konsentrasi hidrogen peroksida (H202), yaitu 0,1

    Jurnol Teknolegi Minerol don Botuboro Volume 05, Nomer 14, Mei 2009 : 1 - 10

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    gil dan 0,3 gil yang dimasukkan sebagai variabelpelarutan percontoh A, B dan C menjad iberpasangan. Dalam penelitian sianidasi, variabelyang diterapkan akan memengaruh i kecepatanekstraksi emas dad bij ih. Oleh karena itu, penelitianyang dilakukan di sini akan rnengarnati pengaruhkonsentrasi hidrogen peroksida (H202) terhadapangka perolehan emas. Apabila Tabel 2 disimak,menggunakan konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar 0,1 gil untuk percontoh A perolehan emaspada kisaran 12,62 % Au dan 74,24 % Au, angkaperolehan emas untuk percontoh B pada kisaran18,29 % Au dan 82,70 % Au dan angka perolehanuntuk percontoh C pada kisaran 0,0 % Au dan 47,81% Au. Menggunakan konsentrasi hidrogen peroksida(H202) sebesar 0,3 gil, perolehan emas untukpercontoh A pad a kisaran 8,58 % Au dan 64,19 %Au, angka perolehan emas untuk percontoh B pad akisaran 18,29 % Au dan 76,12 % Au sedangkanangka perolehan emas untuk percontoh C padakisaran 0,0 % Au dan 38,86 % Au.Pengujian hidrogen peroksida (H202) yang dilakukanpada 16 percobaan sianidasi terhadap tiga percontohA, B dan C diberikan dalam Tabel 2. Angkaperolehan akibat pemberian konsentrasi hidrogenperoksida (H202) yaitu 0,1 gil dan 0,3 gil padapercontoh yang sarna, diasumsikan akan terjadi

    fluktuasi yang mencerminkan perbedaan angkaperolehan emas tidak merata dan membentukpasangan data. Dengan dernikian, sebanvak delapanpercobaan dari setiap percontoh yang samadirnasukkan ke dalam kelompok yang diberikonsentrasi hidrogen peroksida (H202) yaitu 0,1 gildan diberi konsentrasi hidrogen peroksida (H202)yaitu 0,3 gil (Tabel 2 kolom 3). Tabel 3, Tabel 4dan Tabel5 memperlihatkan pasangan data perolehanemas dari percontoh A, B dan C. Untuk menentukanpengaruh pemberian konsentrasi hidrogen peroksida(H202), diteliti selisih pasangan data angka perolehanemas yang berasal dari hasil percobaan. Oleh karenaitu, sebagai indikator yang dipakai adalah selisihangka perolehan emas rata-rata yang dihasilkansebagai akibat dari pemakaian kedua konsentrasihidrogen peroksida (H202). Dari Tabel2, diketahuibahwa konsentrasi hid rogen peroks ida (H202)sebesar 0,1 g/I dan 0,3 gIl yang digunakanmemperlihatkan perbedaan persentase (%) angkaperolehan emas. Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5menunj ukkan pasangan data angka perolehan emasdan koefisien variansinya (CV). CV angka perolehanemas untuk percontoh A, B dan C dengan konsentrasihidrogen peroksida (H202) sebesar 0,1 gil masing-masing sebesar 49,44 %,41,09 % dan 116,32 %lebih kecil dibanding dengan penambahankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar 0,3

    Tabe/2. Disainpercobaan pelindian dan pero/ehan smasVARIABEL Perolehan Emas

    Pengaturan Kondisi (pH 9) Pelindian A B CNo Padat H202 Pb(N03h Waktu NaCN pH Waktu % Aupm an(%) (gil) (gil) (jam) (gil) (jam)

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 30 30 0,1 0,6 2 0,6 12 2 60,07 82,70 0,122 90 50 0,1 0,1 1 0,6 12 2 43,11 41,96 40,203 30 50 0,1 0,6 1 0,6 10 6 47,82 55,43 47,814 90 30 0,1 0,1 2 0,6 10 6 61,79 32,07 34,525 90 30 0,1 0,6 1 0,1 12. 6 70,15 18,29 12,186 30 50 0,1 0,1 2 0,1 12 6 14,09 41,02 3,367 90 50 0,1 0,6 2 0,1 10 2 12,62 62,28 0,008 30 30 0,1 0,1 1 0,1 10 2 74,24 47,37 0,539 30 50 0,3 0,1 2 0,6 10 2 50,93 49,43 16,1110 90 30 0,3 0,6 1 0,6 10 2 58,45 76,12 0,2011 30 30 0,3 0,1 1 0,6 12 6 58,62 21,25 13,4412 90 50 0,3 0,6 2 0,6 12 6 8,63 18,29 38,8613 90 50 0,3 0,1 1 0,1 10 6 8,58 30,30 2,8014 30 30 0,3 0,6 2 0,1 10 6 17,11 41,39 5,3015 90 30 0,3 0,1 2 0,1 12 2 62,58 58,72 0,0016 30 50 0,3 0,6 1 0,1 12 2 64,19 74,33 0,00

    Studi Penggunaan Hidrogen Peroksida (H202) pada Pelarul Bii ih ... Achdia Supriadidjaja dan Widodo 5

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    Tabe/ 3. Pasangan data %pero/ehan emaspada percobaanpercontoh A

    Pasangan Pe ro le h an ema spada konsentrasi

    H202 (gil)0,1 0,3Xl x2

    1 60,07 50,932 43,11 58,453 47,82 58,624 61,79 8,635 70,15 8,586 14,09 17,117 12,62 62,588 74,24 64,190(%) 47,98 41,13

    s (%) 23,72 25,03cv (%) 49,44 60,85

    Tabe/ 4. Pasangan data %pero/ehan emaspada Percobaanperconloh B

    Pasangan Perolehan ernaspadakonsentrasi

    H202(gll)0,1 0,3Xl X2

    1 82,70 49,432 41,96 76,123 55,43 21,254 32,07 18,295 18,29 30,306 41,02 41,397 62,28 58,728 47,37 74,330(%) 47,64 46,23

    s (%) 19,58 22,46CV (%) 41,09 48,58

    Tabe/ 5. Pasangan data %pero/ehan emaspada perc6baanperconloh C

    Pasangan Pero!ehan emaspada konsentrasi

    H202(g!1)0,1 0,3Xl X2

    1 0,12 16,112 40,20 0,203 47,81 13,444 34,52 38,865 12,18 2,806 3,36 5,307 0,00 0,008 0,53 0,000(%) 17,34 9,58

    s (%) 20,17 13,36cv (%) 116,32 139,450 , a da la h % r ata -ra ta a ng ka pe ro leh an e ma s; s, ad ala h % sirn pan gan baku , C V, a dala h O k ko efis ien varia nsi an gka pero le ha n em as

    gil. Dengan demikian, CV yang lebih ked! padapasangan data dianggap lebih bagus (Bumstead,1984)Dari delapan pasangan percobaan, selisih rata-rataangka perolehan emas dapat dihitung untukpercontoh A sebesar 6,85 %, percontoh B sebesar1,41 % dan percontoh C sebesar 7,75 %. Untukmengetahui pengaruh konsentrasi hidrogen peroksida(H202) yang lebih baik, maka diteliti perbedaanangka perolehan emas dari pasangan data menjadinilai statistik. Sebagai gambaran sederhana, apabilaperbedaan angka perolehan emas pada percontohyang sama diakibatkan oleh pemakaian konsentrasihidrogen peroksida (H202) yang berbeda, maka akanterefleksi dalam perbedaan persentase (%) rata-rata(MPD) dan persentase (%) rata-rata harga mutlak(AMPD) (Bumstead, 1984). Perbedaan persentase(%) rata-rata (MPD), merupakan selisih rata-rata angkaperolehan emas dari pasangannya yang menggunakankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar 0,1gil dengan pasangan yang menggunakan konsentrasihidrogen peroksida (H202) sebesar 0,3 gil. Olehkarena itu perbedaan persentase (%) MPD, dihitungmenggunakan rumus di bawah:

    [(x, - x ) J %CV ""LUkI(', - ")MPD =;\-I -(--') 100 .dun sanpaagan bnkunya = I()Xl +):.2 % c :v untuk XI + 1.1

    6

    Perbedaan persentase (%) AMPD, dihitungmenggunakan rum us di bawah:

    [Ix -x I ] %CV un ru kI ', - x,]AMPD=; I-(_)100 , dansimpangan bakunya =-,---,--:-$.'H-'---'--' tx, + x, %CV untukI(x, + x,)

    Persentase 0/,dihitung menggunakan rum us berikut:

    . % (CV) = Simpangan baku X 100o Rata - rataKeterangan :

    5 CV = persentase koefisien variansiMPD = perbedaan persentase rata-rataAMPD = Harga rnutlak perbedaan persentaserat-rataXl =Angka perolehan Au menggunakan H202sebesar 0,1 gilX2 = Angka perolehan Au menggunakan H202sebesar 0,3 gil

    3.3.1 Pengaruh hidrogen peroksida (H20:i)terhadap percontoh APerolehan emas yang optimum untuk percontoh A(Tabel Z) menggunakan hidrogen peroksida (H202)

    Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 05, Nomor T 4, Mei 2009: 1 - 10

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    sebesar 0,1 gil sebesar 74,24 % Au, yang diketahuisebagai hasil percobaan no. 8 dengan kecepatanpengadukan 30 rpm, pengaturan kondisi selamasatu(1) jam pada kerapatan pulp 30 % padatan dankonsentrasi garam timah hitam [Pb(N03h J sebesar0,' gil. Dad Tabel2 diketahui pula bahwa percobaanpelarutan selamaduajam pada pH 10menggunakankonsentrasi natrium sianida (NaCN) sebesar0,' gil.Kemudiandicoba menggunakankonsentrasihidrogenperoksida (H202) sebesar 0,3 gil, perolehan emasoptimum turun dari 74,24 % Au menjadi 64,19 %Au yang diketahui sebagai hasil percobaan no.16.Pengaturan kondisi pada percobaan ini dilakukanselama satujam dengan kecepatan pengadukan 30rpm pada kerapatan pulp 30 % padatan dan garamtimah hitam [Pb(N03h] sebesar 0,6 gil. Diketahuipula bahwa percobaan pelarutan selamadua (2)jampada pH 12 menggunakan konsentrasi natriumsianida (NaCN) sebesar 0,1 gil. Dalam suasanalarutan mengandung hidrogen peroksida (H202)sebesarO rl gr/lt, mungkin galena (PbS)mempercepatkelarutan emas selama dua jam. Untuk pengaturankondisi menggunakankonsentrasihidrogen peroksida(H202) sebesar0,3 gil, sianidasi selamadua (2) jammenunjukkan ada hambatan. Meskipun pirit,kalkopirit, sfaleritdan arsenopirityang diperkirakanmempercepat kelarutan emas tapi sebagian galenacenderung menghambat. Sejumlah oksigen terlarutpada kerapatan pulp 50 % padatan ditambah darikonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar0,3gil menjadi berlebih sehingga membentuk oksidadipermukaan butir emas. Padakondisi percobaanno 8 (Tabel 2), pengaruh konsentrasi hidrogenperoksida (H202) sebesar 0,1 gil akan lebih berarti.Perbedaanangka perolehan emasakibat pemakaiankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) yang bereda,ternyata terefleksi dalam perbedaan persentase (%)MPD dan perbedaan persentase (%) AMPD. Daridata dalam Tabel 3, perbedaan persentase(%) MPDdari kedua konsentrasi hidrogen peroksida (H202)yang dipakai adalah sebesar 0,96 % dengansimpangan baku sebesar14,59 %. Angka perbedaanpersentase (%) AMPD, adalah sebesar 3,73 %dengan simpangan baku sebesar2,46 %. Perbedaanpersentase (%) MPD dan perbedaan persentase (%)AMPD, menunjukkan rentang dari selisih angkaperolehan emas akibat penambahan konsentrasihid rogen peroksida (H202) sebesar 0,1 gil padapasangan pertama (x-) dan konsentrasi hidrogenperoksida (H202) sebesar 0,3 gil pada pasangankedua (X2) . Dalam hubungan dengan perbedaanangka perolehan emas, tampaknya pemakaiankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar0,1gil secara teoritis mampu mempercepat kinetika

    kelarutan emas. Angka perolehan emas rata-ratamemakai konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar0,1 gil adalah Iebih besar47,98 % dibandingmemakai konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar 0,3 gil sebesar41,13 %. Koefisien variansiangka perolehan emasakibat pemakaian konsentrasihid rogen peroksida (H202) sebesar 0,1 gil sebesar49,96 % dan untuk pemakaian konsentrasi hidrogenperoksida (H202) sebesar 0,3 gil koefisien variansisebesar 60,85 %. Perbedaan persentase ( " ! o ) MPDadalah sebesar0,96 % sedangperbedaan persentase(%) AMPD, adalah sebesar 3,73 % atau mendekatinol. Meski'pun angka perolehan emas optimumkurang dari 80 % Au, tapi penggunaan konsentrasihidrogen peroksida (H202) sebesar 0,1 gil yangditambahkan dalam proses pelarutan emasdenganlarutan sianida untuk bijih yang mengandung emassebesar1,4369 ppm yangtidak mengandungbelerang(S)ataumengandung arsensebesar0,034 % rnernilikiresponpositif jika dibandingkan konsentrasi hidrogenperoksida (H202) sebesar 0,3 gil.3.3.2 Pengaruh hidrogen peroksida (HZ02)terhadap percontoh BPerolehan emas yang optimum untuk percontoh Bsebesar 82,70 % Au yang dihasilkan karenapengaturan kondisi menggunakan konsentrasihid rogen peroksida (H202) sebesar 0,1 gil, yangdiketahui sebagai hasil percobaan no. 1 dengankecepatan pengadukan 30 rpm. Percobaan no 1dilakukan dengan pengaturan kondisi selama duajam pada kerapatan pulp 30 % padatan dankonsentrasi garam timah hitam [Pb(N03)z] sebesar0,6 gil pelarutan selama dua jam pada pH. 12menggunakan konsentrasi natrium sianida (NaCN)sebesar 0,6 gil. Kemudian dicoba menggunakankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar0,3gil, perolehan emasturun dari 82,70 % Au menjadi76,12 % Au yang diketah ui sebagaihasil percobaannola. Pengaturankondisi ini dilakukanselamasatujam dengan kecepatan pengadukan 90 rpm padakerapajan pulp 39 % padatandan konsentrasi garamtimah hitam [Pb(N03h] sebesar 0,6 gil. Diketahuipula bahwa percobaan pelarutan selama dua jampada pH 10 menggunakan konsentrasi natriumsianida (NaCN) sebesar 0,6 gil. Dengan demikian,perolehan emas menurun sesuai dengan semakinbesarnya konsentrasihidrogen peroksida (H202) dari0,1 gil menjadi 0,3 gil. Dalam suasana larutanmengandung hidrogen peroksida (H202) sebesarO i lgil, mungkin galena (PbS), pirit dan arsenopiritmempercepat kelarutan emasselama duajam.Meskipun mengandung mineral sulfida (pirit,

    ~Studi Penggunaon Hidrogen Peroksido (H202 podo Pelarut 8i jih ... Achdio Supriodidjojo don Widodo 7

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    kalkopirit, arsenopirlt) dengan kadartembaga sebesar0,94 % Cu dan besi 5,04 % Fe serta arsen 0,043 %As dan sulfur 4,72 % 5, tapi memberi kesan tidakada komponen yang mengonsumsi oksigen dansianida. Hasil percobaan menunjukkan perolehanemas tertinggi sebesar 82,70 % Au yang hanyamemerlukan waktu pelindian dua jam dengankonsentrasi natrium sianida (NaCN) sebesar 0,6 gildan garam timah hitam [Pb(N03l2] sebesar 0,6 gil.[adi, kekuatan pengadukan sebesar 30 rpm dengankerapatan pulp 30% padatan diperkirakanmenghasilkan oksigen teriarutvang berasal dari udarapada kisaran 4,6 dan 7,4 mg ditarnbah oksigenterlarut yang berasal dari hidrogen peroksida (H20Z)menjadi lebih besar dari 9 mg (Loroesch, 1991).Apabi la dibandingkan dengan sianidasikonvensional yang mernerlukan waktu 24 - 48 jam,penggunaan h idrogen peroksida (H202)memperpendek waktu pelarutan; yaitu hanya duajam, berarti kinetika oksidasi emas menjadi lebihsempurna. Secara komersial sangat menguntungkanbagi penghematan biaya, apabila diterapkan untukskala pabrik.Perbedaan angka perolehan emas akibat pemakaiankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) yang bereda,ternyata terefleksi dalam perbedaan persentase (%)MPD dan perbedaan persentase (%) AMPD. Daridata dalam Tabel4, perbedaan persentase (%)MPDdari kedua konsentrasi hidrogen peroksida (H202)yang dipakai, adalah sebesar 0,19% dengansimpangan baku sebesar 50,09%. Angka perbedaanpersentase (%) AMPD, adalah sebesar 2,63% dengansimpangan baku sebesar 1,98%. Perbedaanpersentase (%) MPD dan perbedaan persentase (%)AMPD, menunjukkan rentang dari selisih angkaperolehan emas akibat penambahan konsentrasihidrogen peroksida (H202) sebesar 0,1 gil padapasangan pertama (x.) dan konsentrasi hidrogenperoksida (HZ02) sebesar 0,3 gil pad a pasangankedua (X2). DaJam hubungan dengan perbedaanangka peroJehan emas, tampaknya pemakaiankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar 0,1gil secara teori mampu mempercepat kinetikakelarutan emas. Angka perolehan emas rata-ratamemakai konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar a,' gil adalah lebih besar 47,64% dibandingmemakai konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar 0,3 gil sebesar46,23%. CV angka perolehanemas akibat pemakaian konsentrasi hidrogenperoksida (H202) sebesar 0,1 gil sebesar 209,85 %dan untuk pemakaian konsentrasi hidrogen peroksida(H202) sebesar 0,3 g/l CV sebesar 214,95 %.Perbedaan persentase (%) MPD adalah sebesar a , 19% sedang perbedaan persentase (%) AMPD, adalah

    sebesar 2,63 % atau mendekati nol. Sehingga dapatdisimpulkan, penggunaan konsentrasi hidrogenperoksida (Hz021 sebesar a,' gil yang ditambah kandalam proses pelarutan emas dengan larutan sianidauntuk bijih yang mengandung emas sebesar 2,9055ppm dan belerang (5)sebesar 4, 72 % memiliki responpositif jika dibandingkan konsentrasi hidrogenperoksida (H202) sebesar 0,3 gil.3.3.3 Pengaruh hidrogen peroksida (H20z)terhadap percontoh CPerolehan emas yang optimum untuk percontoh Csebesar 48,81 % Au yang dihasilkan denganmenggunakan konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar 0,' g/l, yang diketahui sebagai hasilpercobaan no. 3. Diketahui pula dengan kecepatanpengadukan 30 rpm, pengaturan kondisi selama satujam pada kerapatan pulp SO % padatan dankonsentrasi garam timah hitam [Pb(N03)2J sebesar0,6 gil. Dari Tabel2 diketahui pula bahwa percobaanpelarutan selama enam jam pada pH 10menggunakan konsentrasi natrium sian ida (NaCN)sebesar 0,6 gil. Kemudian dicoba menggunakankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar 0,3gil, perolehan emas turun dari 47,82% Au menjadi38,86% Au yang diketahui sebagai hasil percobaanno.12. Diketahui pula bahwa pengaturan kondisi inidilakukan selama enam jam dengan kecepatanpengadukan 90 rpm pada kerapatan pulp SO"/ "padatan dengan menambahkan konsentrasi garamtimah hitam [Pb(N03l21 sebesar 0,6 gil. Dari Tabel2 diketahui pula bahwa percobaan pelarutan selamadua jam pada pH 12 menggunakan konsentrasinatrium sianida (NaCN) sebesar 0,6 gil. Dengandemikian. perolehan emas menurun sesuai dengansemakin besarnya konsentrasi hidrogen peroksida(H202) dari 0,1 gil menjadi 0,3 gil.Dalam suasana larutan mengandung hidrogenperoksida (H202l sebesar 0, 1 gil, galena (PbS), piritdan arsenopirit mempelambat kelarutan emasselamaenam jam. Hambatan ini terjadi karena jumlahoKsigen terlarut pada kerapatan pulp 50% padatanditambah dari konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar 0,1 gil banyak dikonsumsi mineral sulfida(pirit, kalkopirit dan arsenopirit), sehingga tidakmampu mengimbangi natrium sian ida (NaCN)sebesar 0,6 gil. Galena (PbS) berpengaruh terhadapkelarutan emas, karena membentuk PbS04, Pb(CNhdan Pb(OH) yang menempel diperrnukaan butiremas(Haque, 1992). Sementara untuk pengaturan kondisimenggunakan konsentrasi hidrogen peroksida (H2021sebesar 0,3 gil dan sianidasi selama enam jammenunjukkan ada hambatan. Hambatan ini terjadi

    8 Jurnal Teknolog i M ineral dan B atubara Volume 05 , N omor 14 , M ei 2009 : 1 - 1 0

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    karena j umlah oksigen terlarut pada kerapatan pulp50% padatan ditambah dari hidrogen peroksida(H202) sebesar 0,3 gil menjadi berlebih, sehinggamembentuk oksida di permukaan butir emas.Kehadiran sejumlah kaolin akan membentuk mate-rial seperti lendir yang bersifat melapisi ataumenyerap aurosianida [Au(CN12-)]dalam sianidasi.Pelarutan terhadap percontoh C menggunakankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar0,1gil juga diketahui bahwa konsentrasi natrium sianida(NaCN) dan garam timah hitam [Pb(N03hl cukuptinggi, yaitu 0,6 g il dibanding dalam suasanahidrogen peroksida (H202) sebesar 0,3 gil dengangaram timah hitam [Pb(N03121 dan natrium sianida(NaCN) rnasing-rnasing sebesar 0,6 gil. Dalamsuasana larutan mengandung hidrogen peroksida. (H202) sebesar 0,1 gil, mungkin sebagian galena(PbS) dan arsenopirit (FeAsS) terlarut, sehinggamempercepat kelarutan emas karena sianida tidakterganggu. Akan tetapi rnenghambat dalam kondisikonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar0,3gil sesuaidengan bertambahnya pH pada kerapatanpulp 50% padatan. Dalam kondisi ini kelebihangalena (PbS) terhadap kelarutan emas mem iIikipengaruh yang diduga sebagian membentuk PbS04,Pb(CNb dan Pb(OH) yang menempel dipermukaanbutir emas (Haque, 1992). Kondisi sianidasi tidakmemiliki pengaruh yang berarti terhadap perolehanemas 47,81 % Au dengan konsentrasi hid rogenperoksida (H202) sebesar 0,1 gil selamaenam jam.Perolehan emas yang semakin kecil, mungkindisebabkan oleh sejumlah mineralsulfida terlarutkansecaracepatyangmengakibatkan Iaju kelarutan emasterhambat. Lagi pula kehadiran mineral pengotorseperti lempung kaol init [AI2Si205(OH)41 dan i I it[KAI2Si3.AI01O (OH)21 bisa membentuk materialseperti lendiryang bersifat melapisi di permukaanbutir emas, dan kalsit (CaC03) cenderung menyerapaurosianida [Au(CNh-)].Perbedaanangka perolehan emas akibat pernakaiankonsentrasihidrogen peroksida (H202) yang berbeda,ternyata terefleksi dalam perbedaan persentase (%)MPD dan perbedaan persentase (%) AMPD. Daridatadalam Tabel 5, perbedaan persentase (%) rata-rata(MPD) dari kedua konsentrasihidrogen peroksida(H202) yang dipakai adalah sebesar3,598% dengansimpangan baku sebesar2,41 %. Angka perbedaanpersentase(%) AMPD, adalah sebesar6,18%dengansimpangan baku sebesar 1,13%. Perbedaanpersentase (%) MPD dan perbedaan persentase (%)AMPD, men unj ukkan rentang dari sel isih angkaperolehan emas akibat penambahan konsentrasihidrogen peroksida (H202) sebesar 0,1 gil padapasangan pertama (Xl) dan konsentrasi hidrogen

    peroksida (H202) sebesar 0,3 gil pada pasangankedua (X2). Dalam hubungan dengan perbedaanangka perolehan emas, tampaknya pemakaiankonsentrasi hidrogen peroksida (H202) sebesar0,1gil secara teoritis mampu rnernpercepat kinetikakelarutan emas. Angka perolehan emas rata-ratamemakai konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar0,1 gil adalah lebih besar20,17% diband ingmemakai konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar0,3 gil sebesar13,36%. CV angka perolehanemas akibat pemakaian konsentrasi hidrogenperoksida (H202) sebesar 0,1 gil sebesar 576,69 %dan untuk pemakaian konsentrasihidrogen peroksida(H202) sebesar 0,3 gil CV sebesar 1042,74%.Perbedaan persentase (%) MPD adalah sebesar3,598% sedang perbedaan persentase (%) AMPD,adalah sebesar6,18%. Meskipun angka perolehanem as optimum kurang dari 80% Au, tapipenggunaan konsentrasi hidrogen peroksida (H202)sebesar 0,1 gil yang ditambahkan dalam prosespelarutan emas dengan larutan sianida untuk bijihyangmengandung emassebesar6,18 ppm yang tidakmengandung belerang (S)dan arsen (As) memilikiresponpositif jika dibandingkan konsentrasihidrogenperoksida (H202) sebesar 0,3 gil.

    4 . KESIM PULAN

    Dari pembahasan di atas dapatdisimpulkan:1) Penggunaanhidrogen peroksida (H202) dalamsianidasi, ternyata memiliki pengaruh yangpositif untuk percontoh Byangdicirikan denganperolehan emasoptimum selamapelindian duajam.

    2) Perolehan emas optimum sebesar 82,70% Auselama pel indian duajam dengan konsentrasihidrogen peroksida (H202) sebesar0,1 gil dapatdicapai oleh percontoh B, yaitu pada kondisipercobaan no. 1 dengan kekuatan pengadukan30 rpm, kerapatan pulp 30% padatan,konsentrasi garam ti mah hi tam [Pb(N03)21sebesar 0,6 gil, konsentrasi natrium sian ida(NaCN) sebesar0,6 gil dan pH 12. Kemudiandisusul percontoh A dengan perolehan sebesarsebesar 74,24 % Au waktu pelindian dua jam,yaitu pada kondisi percobaari no. 8 dengankekuatan pengadukan 30 rpm, kerapatan pulp30% padatan, konsentrasi hidrogen peroksida(H202) sebesar 0,1 gil, garam timah hitam[Pb(N03hl sebesar0,1 gil, konsentrasi natriumsianida (NaCN) sebesar 0,1 gil dan pH 10..Disusul percontoh C sebesar47,81 % Au, yaitupada kondisi percobaan no. 3 dengankekuatan

    Studi Penggunoon Hidrogen Peroksido (H202) pado Pelorut Bijih ... Achdio Supricdldjo]o don Widodo 9

  • 5/10/2018 Studi Penggunaan Peroksida Dan Sianida Uintuk Emas

    pengadukan 30 rpm, waktu pelindian 6 jam,kerapatan pulp 50% padatan, konsentrasihidrogen peroksida (H202) sebesar 0,1 gil,konsentrasi gararn timah hitam [Pb(N03hlsebesar 0,6 gil, konsentrasi natrium sianida(NaCN) sebesar 0,6 gil dan pH 10.

    3) Penambahanhidrogen peroks ida (H202)dengankonsentrasi dari 0,1 menjadi 0,3 gil, CVangkaperolehan emasmenjadi semakin besar.

    4) Didasarkan pada angka CV yang lebih kecil ,pasangan data yang dibantu dengan hidrogenperoksida (H202) sebesar0,1 gil dianggap lebihbaik dibanding pasangan data yang dibantudengan hidrogen peroksida (H202) sebesar0,3gil.

    5) Penambahan hidrogen peroksida (H202) untukperolehan emas yang optimum pada pelarutanpercontoh A dan C diperl ukan pengerjaan awal ,

    6) Bila percontoh campuran, level parameter pal-ing tepat perlu dicari untuk mengetahui kondisiyang optimum.

    DAF TAR PUSTAKA

    Bahr, A. and Priesemann, Th., 1991. Enhancedcyanidation (cyanide leaching of gold and sil-ver in solutions containing hydrogen peroxide).Preprints Volume V Hydrometallurgy OtherTopics, Vllth International Mineral ProcessingCongress, DresdenlFRG, September 23-28, p.1-17.

    Bumstead, E.0, 1984. Some comments on the pre-cision and accuracy of gold analysis in explora-tion. Proc. Australas. Inst. Min. Metall. No.289 (March), p. 71 - 78.

    Haque, K. E, 1992. The role of oxygen in cyanideleaching of gold ore, CIM. BULLETIN, v, 185,No. 963 (September), p. 31 - 37.

    Hilton, D.F. and Haddad, P.R., 1986. Determina-tion of metal cyanocomplexes by reversephaseion interaction high performance liquid chro-matographyand its application to the analysisof precious metals in gold processing solution;j. of Chromat., vol. 361, p. 141-150.

    LaBrooy,S.R., Lince, H.G. and Walker, G.S., 1994.Review of gold extraction from ores,MineralsEngineering, vol. 7, No.1 0, p.1213 - 1241.

    U U , G.Q. and Yen, W.T., 1995. Effectsulph ide min-erals and dissolved oxygen on the gold and sil-ver dissolution in cyanide solution, MineralsEngineering, v. 8, No. Y l, p. 111-123.

    Lorenzen, L. and Van Deventer, J.S.J., 1992. Themechanisme of leaching of gold from refrac-tory ores,Minerals Engineering, v, 5, NO.1 0-12, p. 1377 - 1387.

    Loroesch, J., Knore, H. and Griffiths, A., 1989. De-velopments in cyanide gold leaching using hy-drogen peroxide, Minerals Engineering, No.9(September), p. 963- 965.

    Loroesch, J. , Norcross, R.,Vickell, G., 1991. Perox-ide assisted gold leaching, Engineering andMiningjournal, v. 192, No.6 (june), p. 36-37.

    Swash, P.M., 1988. A mineralogical investigationof refractory gold ores and their beneficiation,with special reference to arsenical ores, j. S.Afr. lnst. Min. Metall., vol. 88, no. 5 (May), p.173-180.

    Widodo, 2000. PengaruhMusim KemarauTerhadapKegiatan Tambang Rakyat: Studi kasusdaerahCimanggu, Kertajaya, Pelabuhan Ratu,Sukabumi. Prosiding Kolokium Pertambangan2000, hal. 33 - 40, Pusat Penelitian danPengembanganTeknologi Mineral, Bandung24Oktober 2000.

    10 Jurn al Teknalog i M ineral d an B atubara Volurn e 05, N omor 14 , M ei 2009 : 1 - 10