26
1 STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT CONTRIBUTION STUDY OF TRANSPORTATION ACTIVITIES TOWARD CARBON EMISSION IN WESTERN SURABAYA Wima Perdana Kusuma 1) , Rahmat Boedisantoso 2) dan Susi Agustina Wilujeng 3) 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya 60111-Jawa Timur 2 dan 3 Dosen Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya 60111-Jawa Timur Abstrak Kota Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang memiliki jumlah transportasi yang cukup banyak. Transportasi merupakan salah satu kegiatan yang berkontribusi sebagai penghasil emisi karbon. Adanya penurunan kualitas udara oleh emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan transportasi di Surabaya, secara tidak langsung dapat menyebabkan perubahan iklim. Karbon dioksida (CO 2 ) merupakan gas rumah kaca yang mempunyai kontribusi besar terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan menghitung perkiraan jumlah CO 2 dari kegiatan transportasi di Surabaya Pusat, Surabaya Selatan dan Surabaya Barat. Jumlah CO 2 dapat dihitung dengan menggunakan metode traffic counting. Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada klasifikasi fungsi jalan dan jam puncak. Jumlah emisi karbon yang dihasilkan dihitung dengan menggunakan faktor emisi. Emisi karbon selanjutnya dipetakan dengan menggunakan program Surfer 8. Pada wilayah studi didapatkan hasil perkiraan emisi CO 2 sebesar 2,2 juta ton CO 2 /tahun untuk kendaraan yang dikonversi ke satuan mobil penumpang (smp) dan 2,18 juta ton CO 2 /tahun untuk kendaraan yang tidak dikonversi ke smp. Kata kunci: Transportasi, Carbon Footprint, Pemanasan Global, Surfer 8.0

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

  • Upload
    lytuyen

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

1

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP

EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT

CONTRIBUTION STUDY OF TRANSPORTATION ACTIVITIES TOWARD CARBON EMISSION

IN WESTERN SURABAYA

Wima Perdana Kusuma1), Rahmat Boedisantoso 2) dan Susi Agustina Wilujeng3)

1Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya 60111-Jawa Timur

2 dan 3Dosen Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya 60111-Jawa Timur

Abstrak

Kota Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang memiliki jumlah transportasi yang

cukup banyak. Transportasi merupakan salah satu kegiatan yang berkontribusi sebagai penghasil emisi karbon.

Adanya penurunan kualitas udara oleh emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan transportasi di Surabaya, secara

tidak langsung dapat menyebabkan perubahan iklim. Karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang

mempunyai kontribusi besar terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan menghitung

perkiraan jumlah CO2 dari kegiatan transportasi di Surabaya Pusat, Surabaya Selatan dan Surabaya Barat. Jumlah

CO2 dapat dihitung dengan menggunakan metode traffic counting. Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada

klasifikasi fungsi jalan dan jam puncak. Jumlah emisi karbon yang dihasilkan dihitung dengan menggunakan faktor

emisi. Emisi karbon selanjutnya dipetakan dengan menggunakan program Surfer 8. Pada wilayah studi didapatkan

hasil perkiraan emisi CO2 sebesar 2,2 juta ton CO2/tahun untuk kendaraan yang dikonversi ke satuan mobil

penumpang (smp) dan 2,18 juta ton CO2/tahun untuk kendaraan yang tidak dikonversi ke smp.

Kata kunci: Transportasi, Carbon Footprint, Pemanasan Global, Surfer 8.0

Page 2: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

2

Abstract

Surabaya is a huge number of the metropolitan cities in Indonesia, which has transportation activities.

Transportation is one of the activities that contribute as producers of carbon emissions. The decreasing of air quality

by the carbon emissions generated from transportation activities in Surabaya, indirectly, can cause climate change.

Carbon dioxide (CO2) are greenhouse gases that have a large contribution to global warming and climate change. The

aim of this study is to calculate the approximate amount of CO2 from transportation activities in Central Surabaya,

South Surabaya and West Surabaya. The amount of CO2 can be calculated using the traffic counting method. Sampling

location selection based on functional classification of roads and peak hour. Total carbon emissions produced are

calculated using emission factors. Carbon emissions are mapped by Surfer 8. The study is obtained estimates of CO2

emissions amounted to 2,2 million tons CO2/year for vehicles converted to passenger car unit (pcu) method and 2,18

million tons of CO2/year for not converted to pcu method in Western Surabaya.

Key word: Transportation, Carbon Footprint, Global Warming, Surfer 8

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Surabaya adalah Kota Metropolitan sekaligus kota terbesar kedua di Indonesia yang

sangat strategis sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, industri, bisnis, pendidikan dan

pariwisata. Oleh karena itulah Kota Surabaya memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat di

sekitarnya. Hal ini menimbulkan urbanisasi dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat

akan transportasi. Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang atau orang dari

satu tempat ke tempat yang lain. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat, maka aktivitas

transportasi pun juga meningkat. Hal ini dikarenakan tidak semua fasilitas yang dibutuhkan

masyarakat berada pada satu tempat.

Kualitas udara perkotaan menunjukkan kecenderungan menurun dalam dua dekade terakhir

(Rahmawati, 2009). Ekonomi kota yang tumbuh yang ditandai dengan laju urbanisasi yang tinggi

telah mendorong peningkatan kebutuhan energi yang pada akhirnya menyebabkan bertambahnya

buangan sisa energi. Aktivitas transportasi, industri, jasa, dan kegiatan lainnya yang meningkat,

Page 3: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

3

telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas transportasi

khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas udara adalah penambahan jumlah atau

volume kendaraan sebagai sarana transportasi. Menurut data dari Dinas Pendapatan Provinsi Jawa

Timir jumlah kendaraan terus meningkat dalam kurun waktu 2005-2007 khususnya sepeda motor.

Total jumlah kendaraan yang tercatat untuk kendaraan umum dan pribadi sampai tahun 2007 adalah

1.303.931. Jenis kendaraan terbesar sampai dengan tahun 2007 adalah sepeda motor yakni 972.645

(Status Lingkungan Hidup Kota Surabaya, 2007). Berdasarkan data tersebut dapat dihitung

pertumbuhan jumlah kendaraan di Kota Surabaya. Tingkat pertumbuhan sepeda motor pada tahun

2006 adalah sebesar 2,31% dan pada tahun 2007 adalah sebesar 2,47%. Sedangkan untuk jenis

mobil penumpang pada tahun 2007 pertumbuhannya meningkat menjadi 2,42% dibanding tahun

2006 yang hanya sebesar 1,02%.

Emisi yang paling berpengaruh pada kualitas udara adalah emisi karbon, terutama emisi

karbon dioksida (CO2). Perubahan iklim yang dalam beberapa tahun terakhir terjadi, merupakan

dampak dari pemanasan global yang disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca di atmosfir.

Karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang mempunyai kontribusi paling besar

terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.

Carbon Footprint adalah perkiraan dari kontribusi secara individu terhadap pemanasan

global dalam jumlah satuan waktu produksi Gas Rumah Kaca (GRK) oleh seorang dan diukur

dalam unit yang ekivalen dengan Carbon Dioksida (CO2) (Lynas, 2007). Pengukuran emisi karbon

yang berifat langsung, yang didapat dari hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti untuk

kendaraan dan transportasi disebut dengan primary footprint.

Pada tugas akhir ini akan dilakukan pengukuran emisi karbon dari kegiatan transportasi

yang berdasarkan dari jumlah dan jenis kendaraan yang melintas pada ruas jalan arteri, kolektor,

dan lokal serta sistem transportasi yang ada di wilayah studi Kota Surabaya bagian Barat.

Page 4: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

4

Permasalahan

Permasalahan yang akan diteliti pada Tugas Akhir (TA) ini adalah:

1. Berapa jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan transportasi di wilayah studi Kota

Surabaya bagian Barat?

2. Bagaimana pemetaan sumber emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan transportasi di wilayah

studi Kota Surabaya bagian Barat?

3. Di mana letak sumber emisi karbon dominan dari kegiatan transportasi di wilayah studi Kota

Surabaya bagian Barat?

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan transportasi di wilayah studi

Kota Surabaya bagian Barat.

2. Pemetaan sumber emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan transportasi di wilayah studi Kota

Surabaya bagian Barat.

3. Menentukan daerah yang memiliki jumlah emisi karbon terbesar akibat kegiatan transportasi di

wilayah studi Kota Surabaya bagian Barat.

Batasan Masalah

1. Wilayah studi penelitian dilakukan di Kota Surabaya bagian Barat yang meliputi wilayah

Surabaya Barat, Surabaya Selatan dan Surabaya Pusat.

2. Parameter yang digunakan adalah konsentrasi karbon dioksida (CO2) dari kegiatan

transportasi dengan jenis kendaraan berupa mobil penumpang (bensin dan diesel), sepeda

motor, bus, truk yang melintasi arus jalan-jalan di wilayah penelitian dengan titik-titik

sampel tertentu.

Page 5: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

5

3. Variabel yang digunakan pada penelitian lapangan ini ada dua, yaitu :

a) Jumlah dan jenis kendaraan yang melewati ruas jalan.

� Jenis kendaraan adalah sepeda motor, mobil berbahan bakar bensin, mobil

berbahan bakar diesel, truk dan bus.

� Jumlah kendaraan diambil dari data traffic counting di lapangan

b) Klasifikasi jalan, yaitu jalan arteri (primer dan sekunder), kolektor (primer dan

sekunder) dan lokal.

4. Penentuan titik sampel pengambilaan data primer terdiri dari 10 sampel titik pengukuran,

adapun pengukuran dilakukan pada

a) Dua titik di ruas jalan arteri primer, yaitu di Jalan Tambak Oso Wilangun dan Ahmad

Yani.

b) Dua titik di ruas jalan arteri sekunder, yaitu di Jalan Mayjend Sungkono dan

Adityawarman.

c) Dua titik di ruas jalan kolektor primer, yaitu di Jalan Lakarsantri dan Raya Darmo.

d) Dua titik di ruas jalan kolektor sekunder, yaitu di Jalan Dr.Sutomo dan Kedungdoro.

e) Dua titik di ruas jalan lokal, yaitu di Jalan Ketintang dan Raya Dukuh Pakis.

5. Periode pengambilan dilakukan dalam jam puncak selama 3 jam dan hari yang telah

ditentukan (jam puncak disesuaikan dengan data sekunder yang telah didapatkan)

6. Pengukuran berdasarkan jenis jalan (arteri, kolektor, dan lokal) pada wilayah studi.

7. Alat yang digunakan adalah counter, yaitu alat untuk menghitung jumlah kendaraan

bermotor yang melintasi wilayah pengambilan sampling.

8. Pemetaan sumber emisi karbon dilakukan dengan menggunakan program Surfer 8.

9. Kegiatan transportasi yang diteliti adalah kegiatan transportasi darat dengan jenis modanya

yaitu jalan.

Page 6: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

6

2. Landasan Teori

a. Transportasi

Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang atau orang dari satu tempat

ke tempat yang lain.Sedangkan menurut Sukarto (2006), transportasi atau perangkutan adalah

perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang

digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.

Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, dalam konteks pencemaran udara

dikelompokkan sebagai sumber yang bergerak. Dengan karakteristik yang demikian, penyebaran

pencemar yang diemisikan dari sumber-sumber kendaraan bermotor ini akan mempunyai suatu pola

penyebaran spasial yang meluas.

b. Klasifikasi Jalan

Menurut Undang-undang No. 38 Tahun 2004, jalan adalah prasarana transportasi darat yang

meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di

bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan tol

dan jalan kabel.

Pada Undang-undang No. 38 Tahun 2004, klasifikasi jalan menurut fungsinya adalah:

1. Jalan arteri

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri

perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya

guna.

Page 7: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

7

2. Jalan Kolektor

Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau

pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan

masuk dibatasi.

3. Jalan Lokal

Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri

perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

4. Jalan lingkungan

Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan

ciri perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah.

c. Sumber Emisi Karbon

Emisi karbon merupakan jumlah total gas karbondioksida (yang termasuk sebagai gas rumah

kaca) yang dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan manusia, dan secara

umum satuannya dinyatakan dalam setara ton karbon dioksida (CO2). Emisi karbon, khususnya

emisi gas CO2, merupakan Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat memperbesar Efek Rumah Kaca

(ERK) yang pada gilirannya akan meningkatkan suhu rata-rata permukaan bumi yang dikenal juga

dengan pemanasan global.

Energi yang dihitung dengan tabulasi data berasal dari pemakaian listrik, minyak tanah,

premium dan solar (www.damandiri.or.id/file/riswandiipbbab52.pdf). Berdasarkan Status Lingkungan

Hidup Indonesia 2008, pada tahun 2007 konsumsi energi mencapai 851 juta SBM (setara barel minyak) dan

94 % digunakan oleh kegiatan rumah tangga, industri, dan transportasi. Konsumsi energi ini meningkat

sekitar 15% dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2000. Penggunaan energi, terutama energi fosil,

akan mengemisikan gas rumah kaca seperti CO2. Pada tahun 2007 penggunaan berbagai jenis bahan bakar

diperkirakan mengemisikan CO2 sebesar 432 juta ton.

Page 8: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

8

d. Gas Rumah Kaca

Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas

tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.

Gas-gas rumah kaca (GRK) utama seperti CO2 (Karbon dioksida), CH4 (Metana), N2O (Nitrous Oksida),

HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer.

Dalam hubungannya dengan global warming maka gas rumah kaca tersebut memiliki nilai

Global Warming Potential (GWP) dengan waktu pemaparan sebesar 5 hingga 200 tahun. Global

Warming Potential sendiri memiliki definisi yaitu suatu nilai berdasarkan sifat radiatif yang

digunakan untuk memeperkirakan potensi efek pemanasan global dari emisi beberapa gas. Nilai

masing-masing potensial pemanasan global untuk enam gas rumah kaca dijelaskan pada Tabel 1

GWP

Tabel 1 Global Warming Potential

Gas Global Warming Potential (GWP)

CO2 1

CH4 21

N2O 310

HFCs 140 – 11.700

PFCs 6.500 – 9.200

SF6 23.900

(Sumber : Forster, P., V., et al, 2007)

Tabel 1 menjelaskan bahwa nilai GWP CO2 paling rendah maka CO2 digunakan sebagai

tolak ukur gas-gas rumah kaca lainnya. Untuk gas Metan sebesar 21 yang berarti bahwa metan

memeberikan pengaruh 21 kali lebih besar daripada CO2 terhadap potensi terjadinya pemanasan

global (EPA, 2006).

Page 9: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

9

e. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah proses masuknya radiasi dari matahari dan terjebaknya radiasi dalam

atmosfer akibat gas rumah kaca sehingga menaikkan suhu permukaan bumi. Justru pada proporsi tertentu

efek rumah kacalah yang memberikan kesempatan kehidupan berbagai mahluk di palnet ini, artinya efek

rumah kaca bukanlah sesuatu yang buruk namun justru memberikan manfaat bagi kehidupan. Panjang

gelombang yang dapat diserap dan terperangkap dalam gas rumah kaca adalah panjang gelombang yang

lebih besar dari 1200A (Schnoor, 1996).

f. Pemanasan Global

Pengertian pemanasan global adalah terjadinya peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

daratan bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan

yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,

dan lain-lain.

Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi

tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba

permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan

bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini

berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap

terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,

karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap

dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut

akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan

suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Proses pemanasan global dijelaskan pada Gambar 1

Page 10: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

10

Gambar 1 Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Pada saat radiasi gelombang pendek dari sinar matahari hanya 49% yang diabsorbsi, 31%

radiasi sinar matahari dipantulkan oleh awan, debu, dan uap air. Sebanyak 20% sinar matahari

diabsorpsi oleh atmosfer yang menyebabkan penghangatan pada permukaan buni dan atmosfer.

Sekurangnya sebanyak 70 % dari energi gelombang pendek yang diterima lapisan atmosfer

diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi gelombang panjang (Stewart, 2005).

g. Karbon Dioksida (CO2)

Gas yang diproduksi oleh pembakaran lengkap bahan carbonaceus, oleh pembusukan

organisme dekomposer seperti aerobik, oleh fermentasi, dan oleh tindakan asam kapur. Karbon

dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses

respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida

merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Ciri-ciri CO2 (Karbon dioksida) dijelaskan pada

Tabel 2

Page 11: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

11

Tabel 2 Ciri-ciri Gas Karbon Dioksida

Karbon dioksida merupakan sebagian besar gas yang bertanggung jawab atas efek rumah

kaca di atmosfer dengan perkiraan 50 persen mungkin merupakan CO2. Rata-rata konsentrasi CO2

di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm, jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu.

Sumber yang berasal dari aktifitas manusia meliputi pembakaran bahan bakar fosil (70-

90%) sebagai sumber tenaga dan konversi penggunaan lahan (10-30%). Selain itu, terdapat sumber

alami penghasil gas CO2 seperti gas vulkanik, pembakaran material organik, proses respirasi

organisme aerobik. Sumber penghasil CO2 juga dapat dibedakan berdasarkan kegiatan aktivitas

manusia, dimana industri energi merupakan penghasil gas CO2 terbesar dengan kontribusi sebesar

36% yang diikuti oleh kegiatan transportasi (27%) dan industri (21%). Hal ini juga menjelaskan

bahwa sumber utama penghasil gas CO2 berasal dari aktifitas manusia (IPCC, 2005).

f. Karbon Monoksida (CO)

Gas berbau yang tidak berwarna, lebih ringan dari udara, terbentuk sebagai hasil dari

combustion tidak sempurna. Gas ini perupakan polutan udara yang tersebar luas dan paling lazim

dijumpai. Mayoritas CO atmosferik dihasilkan oleh proses pembakaran yang tidak sempurna bahan

berkarbon yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, penghangat ruangan dan

industri. Dampak buruk terhadap kesehatan telah diamati terjadi pada konsentrasi CO sebesar 12 -

17 mg/m3 selama delapan jam.

Page 12: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

12

Pengaruh karbon monoksida terhadap kesehatan adalah racun kimia karena dapat menembus

jaringan dan diserap ke dalam aliran darah, serta bergabung dengan hemoglobin sel darah 300 kali

lebih cepat dari oksigen dan dengan demikian menghalangi otak dan oksigen jaringan jantung

(Petreous, 1996). Berkurangnya penyediaan oksigen ke seluruh tubuh ini akan membuat sesak

napas dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera mendapat udara segar kembali

(Soedomo, 2001).

g. Faktor Emisi Kendaraan Bermotor

Faktor emisi adalah massa dari suatu polutan yang dihasilkan relatif untuk setiap unit proses.

Ini mungkin per satuan massa bahan bakar yang dikonsumsi, atau per unit produksi (Porteous,

1996). Ada juga yang menyebutkan koefisien yang menghubungkan suatu aktivitas dengan jumlah

senyawa kimia tertentu yang kemudian menjadi sumber emisi (Climate Change Information

Center).

Faktor emisi dapat juga didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu polutan yang

dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah bahan bakar selama kurun waktu tertentu. Definisi tersebut

dapat diketahui bahwa jika faktor emisi sesuatu polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang

lolos dari proses pembakarannya dapat diketahui jumlahnya persatuan waktu.

Di kebanyakan kasus ,faktor ini merupakan rata-rata dari semua data yang tersedia yang

menggambarkan kualitas udara dan umumnya diasumsikan sebagai data rata-rata representative

dalam jangka waktu yang lama untuk berbagai sumber kategori. Tabel 2 memperlihatkan faktor

emisi (gram/liter) untuk masing-masing jenis kendaraan bermotor berdasarkan jenis bahan bakar

yang digunakan.

Page 13: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

13

Tabel 2 Faktor Emisi Jenis Bahan Bakar dari Kendaraan

(Sumber : IPCC dalam Jinca et al,2009)

h. Carbon Footprint

Carbon Footprint adalah perkiraan dari kontribusi secara individu terhadap pemanasan

global dalam jumlah satuan waktu produksi Gas Rumah Kaca (GRK) oleh seorang dan diukur

dalam unit yang ekivalen dengan Carbon Dioksida (CO2) (Lynas, 2007). Carbon footprint dibagi

menjadi 2 bagian,langsung atau primary footprint adalah pengukuran emisi CO2 secara langsung

dari pembakaran bahan bakar fosil termasuk konsumsi energi domestik dan transportasi (seperti

mobil dan pesawat terbang) dan secara tidak langsung atau secondary footprint adalah pengukuran

emisi CO2 secara tidak langsung dari lifecycle of product secara keseluruhan (Tukker dan Jansen,

2006).

Carbon footprint dapat meningkatkan perilaku seseorang atau gaya hidup sebagai sumber

emisi carbon secara global (Bin dan Dowlatabadi, 2005). Perhitungan kalkulasi carbon footprint

secara individu dan peralatan domestik adalah alat yang dapat digunakan untuk mengkuantitatifkan

emisi karbon dioksida (CO2) dan menghubungkannya terhadap aktivitas dan perilakunya.

Perhitungan tersebut diharapkan dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah emisi karbon yang

dihasilkan.

Page 14: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

14

i. Surfer 8.0

Perangkat Lunak Surfer 8.0 adalah suatu program pemodelan untuk pembuatan kontur.

Membuat kontur diperlukan input data dan input grid. Input data adalah data yang akan diproses

untuk dibuat kontur, sedangkan input grid adalah koordinat titik yang akan dibuat kontur berupa

sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z sebagai data yang akan diproses. Dalam pembuatan kontur,

diperlukan pemilihan metode grid. Beberapa jenis metode grid antara lain :

1. Inverse Distance : cara yang tepat untuk membuat kontur namun ada kecenderungan data yang

diproses akan terkumpul pada satu titik saja (bull’s eye)

2. Kriging : metode yang fleksibel dan lebih banyak berguna untuk pengolahan data. Kriging

dengan variogram linier lebih efektif. Metode ini lebih disarankan untuk memproses data. Untuk

data yang jumlahnya banyak, metode kriging ini lebih lambat.

3. Minimum Curvature : metode untuk mengolah data dengan permukaan yang lebih halus dan

prosesnya cepat.

4. Polynomial Regression : metode yang digunakan untuk memproses data sehingga skala tend dan

pola dapat terlihat. Metode ini sangat cepat, namun detail lokal pada data menjadi hilang pada

saat pembuatan grid.

5. Radial Basis Function : metode yang fleksibel seperti metode kriging, menghasilkan interpretasi

data secara keseluruhan. Hasil proses dari metode ini mirip dengan hasil proses kriging.

6. Shepard’s Method : hampir sama dengan metode Inverse Distance, namun tidak menghasilkan

pola bull’s eye.

7. Triangulation with Linear Interpolation : metode yang menghasilkan suatu interpolasi pada data

yang kana diolah. Keuntungan metode ini adalah dengan data yang cukup, dapat mengetahui

garis patah yang ditemukan pada data.

Surfer mengubah data XYZ untuk membuat peta kontur, peta permukaan 3D, 3D gambar

rangka peta, peta relief berbayang, warna pelangi "gambar" peta, peta posting, posting

Page 15: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

15

dikategorikan peta, vektor peta, dan peta dasar. Ini dapat menghitung salib bagian, wilayah, dan

volume. Secara umum langkah penggunaan Surfer 8.0 adalah sebagai berikut :

1. Input data base map, post map, dan contour map dari soal ke worksheet di microsoft excel.

2. Pindahkan data dalam format (.xls) ke program Surfer 8.

3. Mengolah data menjadi bentuk base map, post map, contour map.

4. Untuk hasil yang lebih padu dan baik, grafik yang dihasilkan dapat disatukan atau disajikan

dalam bentuk 3-D

3. METODOLOGI PENELITIAN

Page 16: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

16

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Emisi Karbon

a. Konversi Jumlah Kendaraan

Jumlah kendaraan rata-rata dari tiap jenis jalan yang akan dianalisa adalah total jumlah

kendaraan rata-rata yang telah disurvey pada tiap jenis jalan kemudian dikonversi ke smp

dengan cara mengalikan jumlah kendaraan yang telah disurvey dengan faktor konversi.

Perhitungan dilakukan dengan cara berikut:

n = m x FK ...................................................... (1)

dimana, n = Jumlah kendaraan (smp/jam)

m = Jumlah kendaraan (kendaraan/jam)

FK = Faktor Konversi (smp/kendaraan)

Menurut Indonesia Highway Capasity Manual Part 1 Urban Road No. 09/T/BNKT/1993

pemakaian praktis nilai smp tiap jenis kendaraan digunakan nilai standar seperti ditunjukan

pada Tabel 3

Tabel 3 Faktor Konversi Jenis Kendaraan ke smp (satuan mobil penumpang)

No Jenis Kendaraan smp

1. Kendaraan Ringan 1,00

2. Kendaraan Berat 1,20

3. Sepeda Motor 0,25

(Sumber :MKJI,1993)

Tabel jumlah kendaraan yang dikonversi dan yang tidak dikonversi pada masing-masing

jenis jalan dapat dilihat pada Tabel 4 hingga Tabel 8 berikut.

Page 17: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

17

Tabel 4 Jumlah Kendaraan di Jalan Arteri Primer

No. Jenis Kendaraan Jumlah

Kendaraan (kendaraan/jam)

Jumlah Kendaraan (smp/jam)

1. Sepeda motor 8.145 2.036 2. Mobil penumpang bensin 1.826 1.826 3. Mobil penumpang diesel 1.329 1.329 4. Bus/truk kecil 47 47 5. Truk besar 39 47 6. Bus 26 32

Total 11.413 5.317

Tabel 5 Jumlah Kendaraan di Jalan Arteri Sekunder

No. Jenis Kendaraan Jumlah

Kendaraan (kendaraan/jam)

Jumlah Kendaraan (smp/jam)

1. Sepeda motor 4.983 1.246 2. Mobil penumpang bensin 321 321 3. Mobil penumpang diesel 115 115 4. Bus/truk kecil 73 73 5. Truk besar 18 22 6. Bus 1 1

Total 5.512 1.778

Tabel 6 Jumlah Kendaraan di Jalan Kolektor Primer

No. Jenis Kendaraan Jumlah

Kendaraan (kendaraan/jam)

Jumlah Kendaraan (smp/jam)

1. Sepeda motor 6.950 1.738 2. Mobil penumpang bensin 1.385 1.385 3. Mobil penumpang diesel 395 395 4. Bus/truk kecil 13 13 5. Truk besar 13 15 6. Bus 10 12

Total 8.766 3.558

Tabel 7 Jumlah Kendaraan di Jalan Kolektor Sekunder

No. Jenis Kendaraan Jumlah

Kendaraan (kendaraan/jam)

Jumlah Kendaraan (smp/jam)

1. Sepeda motor 6.441 1.610 2. Mobil penumpang bensin 1.915 1.915 3. Mobil penumpang diesel 689 689 4. Bus/truk kecil 7 7 5. Truk besar 2 3 6. Bus 0 0

Total 9.054 4.224

Page 18: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

18

Tabel 8 Jumlah Kendaraan di Jalan Lokal

No. Jenis Kendaraan Jumlah

Kendaraan (kendaraan/jam)

Jumlah Kendaraan (smp/jam)

1. Sepeda motor 1.369 342 2. Mobil penumpang bensin 149 149 3. Mobil penumpang diesel 44 44 4. Bus/truk kecil 5 5 5. Truk besar 0 1 6. Bus 0 0

Total 1.567 540

Dari Tabel 4sampai Tabel 8 dapat dilihat bahwa pada total jumlah kendaraan antara

jumlah kendaraan yang telah dikonversi dengan yang tanpa dikonversi terdapat perbedaan

yang cukup besar hal ini dikarenakan jumlah kendaraan pada jenis sepeda motor yang

merupakan jumlah kendaraan terbanyak dikonversikan dengan faktor konversi sebesar 0,25

sehingga jumlahnya semakin kecil.Jumlah kendaraan pada truk besar dan bus besar

mengalami peningkatan karena faktor konversinya sebesar 1,2.

b. Perhitungan Emisi Rata-rata tiap Jenis Jalan

Perhitungan emisi akan dihitung dengan rumus berikut:

Q = n x FE x K ................................................ (2)

Dimana, Q = Jumlah emisi (g/jam.km)

n = Jumlah Kendaraan (smp/jam atau kendaraan/jam)

FE = Faktor emisi (g/liter)

K = Konsumsi bahan bakar (liter/100 km)

Beberapa ketentuan untuk perhitungan jumlah emisi ini adalah:

• Untuk jumlah kendaraan yang dikonversi, nilai n dalam satuan smp/jam, sedangkan

untuk faktor emisi dan konsumsi bahan bakar yang digunakan adalah faktor emisi

dan konsumsi bahan bakar untuk mobil penumpang.

Page 19: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

19

• Untuk jumlah kendaraan yang tidak dikonversi nilai n dalam satuan kendaraan/jam

dengan faktor emisi dan konsumsi bahan bakar yang digunakan adalah faktor emisi

dan konsumsi bahan bakar untuk masing-masing jenis kendaraan.

Nilai faktor emisi dengan tipe bahan bakar dan jenis kendaraan dapat dilihat dari Tabel 2.

Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang telah disesuaikan dengan jenis kendaraannya

dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Konsumsi Energi Spesifik Kendaraan Bermotor

No. Jenis Kendaraan Konsumsi Energi Spesifik

(liter/100 km)

1.

Mobil Penumpang - Bensin 11,79 - Diesel/solar 11,36

2.

Bus Besar - Bensin 23,15 - Diesel/solar 16,89

3. Bus Sedang 13,04

4.

Bus Kecil - Bensin 11,35 - Diesel/solar 11,83

5. Bemo, Bajaj 10,99

Sumber: BPPT dalam Jinca et al, 2009

Perhitungan tersebut, akan diperoleh emisi karbon rata-rata pada tiap jenis jalan, seperti

pada Tabel 10 dan 11 berikut.

6.

Taksi - Bensin 10,88 - Diesel/solar 6,25

7. Truk Besar 15,82 8. Truk Sedang 15,15

9.

Truk Kecil - Bensin 8,11 - Diesel/solar 10,64

10. Sepeda Motor 2,66

Page 20: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

20

Tabel 10 Emisi Karbon Rata-rata Tiap Jenis Jalan

(Dengan Konversi ke smp)

Jenis Kendaraan

Emisi Rata-rata (g/jam.km) AP AS KP KS L

Sepeda Motor

623.697,92

381.555,53

532.194,96

493.218,41

104.825,51

Mobil Bensin

559.153,08

98.450,21

424.115,18

586.465,54

45.520,23

Mobil Diesel

441.667,73

38.216,66

131.388,58

229.050,76

14.595,69

Bus/Truk Kecil

15.725,74

24.415,49

4.202,07

2.189,79

1.693,24

Truk Besar 15.545,60

7.301,12

4.997,33

928,52

168,21

Bus 10.562,54

218,05

4.136,42

87,65

0

Total 1.666.352,59

550.157,06

1.101.034,54

1.311.940,66

166.802,88

Tabel 11 Emisi Karbon Rata-rata Tiap Jenis Jalan

(Tanpa Konversi ke smp)

Jenis Kendaraan

Emisi Rata-rata (g/jam.km) AP AS KP KS L

Sepeda Motor

562.862,24

344.338,49

480.284,51

445.109,74

94.600,80

Mobil Bensin

559.153,08

98.450,21

424.115,18

586.465,54

45.520,23

Mobil Diesel

441.667,73

38.216,66

131.388,58

229.050,76

14.595,69

Bus/Truk Kecil

14.729,03

22.868,03

3.935,74

2.051,00

1.585,92

Truk Besar 18.040,74

8.472,98

5.799,43

1.077,56

195,21

Bus 13.086,95

270,16

5.125,01

108,60

0

Total 1.609.539,77

512.616,54

1.050.648,45

1.263.863,19

156.497,85

Keterangan :

AP = Arteri Primer

AS = Arteri Sekunder

KP = Kolektor Primer

KS = Kolektor Sekunder

L = Lokal

Dari kedua Tabel 10 dan 11 dapat diketahui bahwa emisi karbon rata-rata terbesar

adalah pada jenis jalan arteri primer hal ini disebabkan karena jumlah kendaraan rata-rata

Page 21: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

21

pada jenis jalan ini lebih besar daripada jenis jalan yang lainnya. Perbandingan antara emisi

karbon rata-rata jumlah kendaraan yang telah dikonversi dengan yang tanpa dikonversi

adalah lebih besar emisi karbon rata-rata yang telah dikonversi. Hal ini disebabkan adanya

penyamarataan penggunaan faktor emisi dan konsumsi energi spesifik yang awalnya

berdasarkan pada setiap jenis kendaraan menjadi mobil penumpang sehingga emisi rata-

ratanya lebih besar.

c. Jumlah Emisi Karbon Total di Surabaya Bagian Barat

Jumlah emisi karbon total merupakan penjumlahan dari jumlah emisi karbon tiap

jenis kendaraan di wilayah Surabaya bagian Barat. Perhitungan emisi ini dilakukan dengan

mengalikan emisi rata-rata dari tiap jenis jalan yang telah dihitung dengan panjang total

masing-masing jenis jalan. Perhitungan total emisi karbon selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 12.

Tabel 12 Jumlah Emisi Karbon Total (konversi)

No. Jenis Jalan Emisi Rata-

rata (kg/jam.km)

Panjang Jalan (km)

Emisi Total (kg/jam)

1. Arteri Primer 1666,35 33,69 56.139,42 2. Arteri Sekunder 550,16 46,22 25.428,26 3. Kolektor Primer 1101,03 29,38 32.348,39 4. Kolektor Sekunder 1311,94 66,70 87.506,44 5. Lokal 166,80 300,27 50.085,90

Total 476,25 251.508,41

Tabel 12 menunjukkan perkiraan nilai konsentrasi emisi karbon total untuk satuan

kendaraan yang dikonversi ke satuan mobil penumpang (smp) di Surabaya Barat, Surabaya

Selatan dan Surabaya Pusat yaitu 251.508,41 kg/jam atau sekitar 2,2 juta ton CO2/tahun.

Page 22: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

22

Tabel 13 Jumlah Emisi Karbon Total (tanpa konversi)

No. Jenis Jalan Emisi Rata-

rata (kg/jam.km)

Panjang Jalan (km)

Emisi Total (kg/jam)

1. Arteri Primer 1609,54 33,69 54.225,39 2. Arteri Sekunder 512,62 46,22 23.693,14 3. Kolektor Primer 1050,65 29,38 30.868,05 4. Kolektor Sekunder 1263,86 66,70 84.299,67 5. Lokal 156,50 300,27 46.991,61

Total 476,25 240.077,87

Tabel 13 menunjukkan perkiraan nilai konsentrasi emisi karbon total untuk satuan

kendaraan yang dikonversi ke satuan mobil penumpang (smp) di Surabaya Barat, Surabaya

Selatan dan Surabaya Pusat yaitu 240.077,87 kg/jam atau sekitar 2,18 juta ton CO2/tahun.

d. Pemetaan Emisi Karbon

Pemetaan digunakan untuk mendapatkan gambaran dari emisi karbon pada jenis

jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder dan lokal di wilayah

studi yaitu Surabaya Barat, Surabaya Selatan dan Surabaya Pusat. Pemetaan ini

menggunakan program Surfer 8.0 untuk membantu di dalam penggambaran emisi karbon

pada wilayah studi tersebut. Pola dibuat berdasarkan nilai perkiraan konsentrasi CO2

dilapangan yang telah dihitung pada sub bab sebelumnya yaitu perhitungan emisi karbon.

Berdasarkan pola tersebut, dapat diketahui lokasi dalam wilayah studi yang memiliki CO2

paling tinggi, sedang atau rendah. Identifikasi pola penyebaran hanya dilakukan berdasarkan

perkiraan emisi karbon dari jumlah kendaraan yang telah dikonversi ke dalam satuan mobil

penumpang (smp) dan tidak dikonversi.

Input data yang digunakan adalah pada kolom A dan B dimasukkan jarak koordinat

letak titik sampling (X,Y) dan untuk kolom C dimasukkan nilai konsentrasi yang didapatkan

dalam perhitungan emisi karbon. Perhitungan emisi karbon yang dimasukkan dalam kolom

C adalah perhitungan dari emisi pada beberapa ruas jalan arteri primer, arteri sekunder,

Page 23: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

23

kolektor primer, kolektor sekunder dan lokal untuk kendaraan yang telah di normalisasikan

dan untuk perhitungan yang berdasarkan jenis kendaraan. Kemudian dilakukan pemetaan

sebagai berikut seperti pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2 Hasil Pemetaan Emisi Karbon tanpa Konversi

Page 24: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

24

Gambar 3 Hasil Pemetaan Emisi Karbon dengan Konversi

Gambar pemetaan tersebut menunjukkan bahwa pemetaan antara sumber emisi dari

sumber kendaraan yang telah dinormalisasikan ke dalam satuan mobil penumpang dan yang

berdasarkan jenis kendaraan masing-masing tidak jauh berbeda. Daerah yang memiliki

tingkat konsentrasi yang tinggi dan padat apabila dilihat dari gambar adalah Surabaya

Selatan dan sebagian Surabaya Pusat. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi emisi CO2

yang paling dominan dari wilayah studi penelitian ini adalah Surabaya Selatan dan sebagian

Surabaya Pusat.

Page 25: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

25

5. KESIMPULAN

1. Besarnya total perkiraan konstribusi emisi karbon dari kegiatan transportasi di wilayah

Surabaya Barat, Surabaya Selatan, dan Surabaya Pusat dengan mengkonversikan jumlah

kendaraan ke satuan mobil penumpang adalah sebesar 2,2 juta ton CO2/tahun, sedangkan

yang tidak dikonversikan (berdasarkan jenis kendaraannya) sebesar 2,18 juta ton CO2/tahun.

2. Jenis kendaraan yang mempunyai kontribusi paling banyak dalam pengeluaran emisi karbon

adalah sepeda motor yang telah dikonversikan ke dalam satuan mobil penumpang dengan

emisi rata-rata yaitu sebesar 3740,52 ton CO2/tahun.km dari total jenis jalan pada wilayah

studi,sedangkan untuk jumlah sepeda motor yang tanpa dikonversikan sebesar 3372,6 ton

CO2/tahun.km

3. Jalan yang memiliki jumlah rata-rata emisi karbon terbesar adalah jalan arteri primer yaitu

sebesar 1462,92 ton CO2/tahun untuk semua jenis kendaraan yang telah dikonversikan dan

1401,6 ton CO2/tahun untuk jenis kendaraan tanpa dikonversikan ke satuan mobil penumpang

4. Daerah yang paling dominan dari hasil pemetaan dengan menggunakan Surfer 8.0 adalah

Surabaya Selatan dan sebagian Surabaya Pusat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004.

Bin S, Dowlatabadi H. Consumer lifestyle approach to US energy use and the related CO2

emissions.Energy Policy 2005;33:197–208 dalam jurnal Kenny, T and Gray, N. F. 2009.

Comparative performance of six carbon footprint models for use in Ireland.

Environmental Impact Assessment Review 29 (2009) 1-6

BLH Kota Surabaya. 2008. Status Lingkungan Hidup Kota Surabaya Tahun 2008. Surabaya

Direktorat Jendral Bina Marga Republik Indonesia. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

Jakarta

Page 26: STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP … · Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada ... telah pula meningkatkan buangan sisa kegiatan-kegiatan tersebut ke udara. Aktivitas

26

IEA (International Energy Agency). 2000. World consumption of primary energy. International

Energy Annual, World Energy Consumption.

Jinca M.Y. dkk. 2009. Pencemaran Udara Karbon Monoksida dan Nitrogen Oksida Akibat

Kendaraan Bermotor Pada Ruas Jalan Padat Lalu Lintas Di Kota Makasar. Simposium

XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

Kenny, T and Gray, N. F. 2009. Comparative performance of six carbon footprint models for

use in Ireland. Environmental Impact Assessment Review 29 (2009) 1-6

Lynas M. 2007. Carbon Counter. Glasgow: HarperCollins Publishers.dalam jurnal Kenny, T and

Gray, N. F. 2009. Comparative performance of six carbon footprint models for use in

Ireland. Environmental Impact Assessment Review 29 (2009) 1-6

Sayid, M. 2001. Pencemaran Udara, Elex Media Computindo, Jakarta.

Schnoor, J. L. 1996. Environmental Modelling : Fate and Transport of Pollutants in Water,

Air and Soil. John Wiley and Sons Inc

SME-ROI (State Ministry for Environment, Republic of Indonesia). 1996. Indonesia: First

National Communication under the United Nations Framework Convention on Climate

Change. Jakarta.

Soedomo, M. 2001. Pencemaran Udara, Bandung: Penerbit ITB.

Sukarto, H. 2006. Transportasi Perkotaan dan Lingkungan. Jurnal Teknik Sipil. Vol. 3. No. 2.