Studi Kasus Penanganan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    1/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    1. LAAR B!LAKA"#

    Pembangunan jalan memiliki desain alinemen horizontal dan alinemen

    vertikal yang sudah didesain untuk memenuhi standar keamanan yang ada.

    Untuk memenuhi desain alinemen vertikal bisa dilakukan dengan melakukan

    galian atau timbunan untuk mencapai elevasi yang direncanakan. Ketika

    elevasi tanah asli kurang dari elevasi rencana, biasanya dilakukan peninggian

    dengan melakukan penimbunan dengan material tanah sehingga terbentuk

    embankment (tanggul). Dengan terbentuknya tanggul dari timbunan tanah ini

    maka secara langsung akan terbentuk suatu lereng.ereng adalah suatu permukaan tanah yang miring dan membentuk

    sudut tertentu terhadap suatu bidang horizontal. !imbunan pada jalan raya

    adalah salah satu contoh lereng buatan yang memiliki ketinggian dan

    kemiringan tersendiri. Pada tempat dimana terdapat dua permukaan tanah

    yang berbeda ketinggian, maka akan ada gaya"gaya yang bekerja mendorong

    sehingga tanah yang lebih tinggi kedudukannya cenderung bergerak kearah

    ba#ah yang disebut dengan gaya potensial gravitasi yang menyebabkanterjadinya longsor ketika tahanan geser tanah tidak cukup besar untuk

    menahan gaya potensial gravitasi tersebut.

    Kondisi curah hujan yang tinggi menjadi salah satu penyebab

    kelongsoran karena terjadinya peningkatan derajat kejenuhan tanah. Kondisi

    ini dapat mengakibatkan meningkatnya tegangan air pori tanah sehingga

    tegangan e$ekti$ tanah berkurang dan kuat geser tanah juga berkurang.

    Disamping itu kemiringan lereng yang cukup curam juga dapat menjadi

    penyebab lain terjadinya longsor. Permasalahan pada lereng yang tidak

    ditopang adalah penentuan kemiringan lereng yang mungkin dibuat sehingga

    tidak terjadi kelongsoran. !etapi apabila tanah harus berdiri dengan

    kemiringan yang tidak sesuai izin keamanan, maka keadaan tersebut

    memerlukan suatu dukungan berupa struktur penahan tanah. %al ini perlu

    diperhatikan supaya keberlangsungan jalan dalam melayani aktivitas

    transportasi tetap berjalan lancar tanpa adanya gangguan akibat kasus

    keruntuhan lereng badan jalan.

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 0

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    2/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    $. L%KAS& &"JA'A"

    Pada tanggal 01 anuari 2304 terjadi keruntuhan lereng badan jalan di

    ruas jalan p. abuan"5ibaliung K6 0789333. ecara administrati$ ruas jalan

    ini merupakan jalan nasional yang merupakan jalan akses dari Pandeglang

    menuju 5ibaliung. kibat longsoran ini, perkerasan jalan mengalami

    de$ormasi. Untuk bisa dilakukan penanganan, maka telah dilakukan

    penyelidikan tanah supaya selanjutnya bisa dilakukan analisis stabilitas lereng

    badan jalan.

    Sumber : PU-Bintek

    #a(bar 1 )*u(entasi Keruntuhan Badan Jalan

    Sumber : PU-Bintek

    #a(bar $ )*u(entasi Keruntuhan Guard Rail

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 2

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    3/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    okasi tinjauan pada penulisan studi kasus ini terletak di desa 5ibaliung,

    kecamatan 5igeulis, kabupaten Pandeglang, provinsi /anten.

    Sumber : Google

    #a(bar , eta L*asi inauan

    Sumber : PU-Bintek

    #a(bar / *t*ngan Me(anang sebelu( Keruntuhan Lereng

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 4

    L%"#S%RA"

    BA)A" JALA"

    Ruas Jalan

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    4/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : PU-Bintek

    #a(bar 2 *t*ngan Me(anang setelah Keruntuhan Lereng

    Sumber : PU-Bintek

    #a(bar 3 *t*ngan Melintang Jalan sebelu( dan setelah Keruntuhan Lereng

    ,. %&K S')& KAS'S

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 1

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    5/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    !opik studi kasus yang akan dibahas adalah tentang kejadian keruntuhan

    lereng badan jalan dengan judul : Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan

    pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000 :.

    /. 'J'A" !"4'S'"A" S')& KAS'S

    !ujuan pembahasan pada studi kasus ini adalah mencari alternati$

    penanganan keruntuhan lereng badan jalan untuk penanggulangan dan

    pencegahan terjadinya keruntuhan susulan pada badan jalan di ruas jalan

    tinjauan.

    2. R'A"# L&"#K' S')& KAS'SPembahasan pada studi kasus ini adalah studi kasus kelongsoran badan

    jalan ruas jalan p.abuan"5ibaliung dengan ruang lingkup meliputi ;

    a. 6engumpulkan data penunjang tentang kejadian keruntuhan lereng berupa

    data geometri jalan, geometri lereng, dan data investigasi lapangan.

    b. 6elakukan pengolahan data yang didapat untuk dilakukan analisis

    penyebab terjadinya keruntuhan badan jalan.

    c. 6enganalisis bentuk alternati$ penanganan yang paling tepat sesuai

    dengan kondisi di lapangan.

    d. 6elakukan pembobotan alternati$ penanganan dengan parameter $aktor

    keamanan, mutu, dan kemudahan pelaksanaan sehingga bisa dipilih satu

    solusi terbaik untuk penanggulangan dan pencegahan kejadian keruntuhan

    lereng di kemudian hari.

    3. S&S!MA&KA !"'L&SA"

    istematika penulisan dalam penyusunan studi kasus ini adalah ;

    a. // *. P-D%UU-

    /ab Pendahuluan berisi latar belakang, lokasi tinjauan, tujuan

    penulisan, ruang lingkup permasalahan, dan sistematika penulisan.

    b. // **. !*-U- PU!K D- D& !'&*

    /ab !injauan Pustaka dan Dasar !eori berisi uraian"uraian materi

    yang berkaitan dengan kasus keruntuhan lereng yang berasal dari

    berbagai re$erensi kepustakaan, buku"buku, serta pedoman dengan

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    6/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    materi terkait yang menunjang teori dalam pembahasan dan

    perencangan studi.

    c. // ***. 6!'D''=*

    /ab 6etodologi berisi langkah"langkah yang dilakukan dalam

    pelaksanaan studi yang dimulai dari tahap pencarian kasus, studi

    literatur dan pemenuhan data, analisis masalah, hingga analisis

    alternati$ solusi.

    d. // *+. P6/%-

    /ab Pembahasan berisi analisis masalah, analisis alternati$ solusi

    dimulai dari pemilihan jenis penanganan, perancangan dan

    pembahasan alternati$ solusi, pembobotan alternati$ solusi, hingga

    menghasilkan alternati$ solusi terpilih.

    e. // +. P-U!UP

    /ab Penutup berisi kesimpulan dan saran dari hasil perancangan

    alternati$ solusi yang telah dirancang.

    7. )ASAR !%R&

    7.0. ereng

    ereng merupakan suatu kondisi dimana terdapat dua permukaan tanah

    dengan ketinggian yang berbeda (unggono, 08>1). Pendapat lain mengatakan

    bah#a lereng adalah suatu permukaan tanah yang miring dan membentuk

    sudut tertentu terhadap suati bidang horisontal dan tidak terlindungi (Das,

    08>

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    7/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    a. ereng alami, adalah lereng yang terbentuk secara alami

    melalui proses geologi dan kegiatan alam, misalnya lereng

    perbukitan dan tebing sungai.

    b. ereng buatan, adalah lereng yang dibuat oleh manusia untuk

    keperluan tertentu, misalnya tanggul sungai, timbunan untuk

    jalan raya, lereng bendungan tanah, dan lereng akibat

    penggalian atau pemotongan pada tanah asli.

    7.2.2. /erdasarkan panjangnya

    a. ereng dengan tinggi terbatas (finite slope), adalah lereng

    dengan keadaan harga %cr mendekati tinggi lereng (Das, 08>7).

    7.4. Keruntuhan lereng (slope failure)

    Keruntuhan lereng adalah suatu proses pergerakan dan perpindahan massa

    tanah atau batuan yang dapat terjadi dengan variasi kecepatan dari sangat

    lambat sampai sangat cepat dan tidak terkait banyak dengan kondisi geologi

    lokal. Keruntuhan bersi$at lokal atau skala kecil dan umumnya terjadi pada

    lereng galian atau timbunan yang dibuat manusia.

    7.1. ongsoran (landslide)

    ongsoran adalah suatu proses perpindahan atau pergerakan massa batuan,debris (campuran tanah dan butiran batu), dan tanah ke arah lereng ba#ah.

    Perpindahan ini dapat disebabkan oleh kondisi geologi yang kurang

    menguntungkan, $enomena geomor$ologi gaya"gaya $isik alamiah atau akibat

    ulah manusia (man-made), dan umumnya terjadi pada daerah yang cukup luas,

    berukuran skala besar.

    7.

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    8/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar 7 K*nsep ergeraan Massa

    /ergeraknya material tanah@batuan dalam bentuk padat atau semi"viscous disebut sebagai pergerakan massa. Pergerakan massa ini analog

    dengan bergeraknya suatu blok pada bidang miring. pabila gaya akibat

    gravitasi (beban bergerak) melebihi kuat geser penahan lereng, maka

    material akan bergerak.

    Sumber : Pd T-09-2005-B#a(bar 5 Klasi6iasi ergeraan Massa

    7.

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    9/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    a. =elincir translasi, bergeraknya massa tanah dan batuan pada

    bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

    Sumber : Google

    #a(bar 9 Setsa #elinir ranslasi

    i. Keruntuhan terjadi sepanjang zona lemah, baik pada tanah

    ataupun batuan.

    ii. 6assa tanah dapat bergerak jauh sebelum mencapai titik

    diamnya.

    iii. Umum terjadi pada tanah berbutir kasar, sedangkan pada

    batuan biasanya terjadi bila posisi bidang lemahnya searah dan

    memotong kemiringan lereng.

    b. =elincir rotasi, bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang

    gelincir berbentuk cekung.

    Sumber : Google

    #a(bar 10 Setsa #elinir R*tasi

    i. Penyebab utama terjadinya keruntuhan lereng rotasi adalah

    gaya"gaya rembesan air tanah atau kemiringan lereng yang

    bertambah pada tanah residual.

    ii. /idang gelincir yang dalam biasanya terjadi pada tanah

    lempung lunak dan kenyal.

    c. =elincir kombinasi, merupakan gabungan gelincir transalasi dan

    rotasi. !ipe gelincir ini terjadi pada tanah maupun batuan lapuk.

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 8

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    10/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar 11 Setsa #elinir K*(binasi

    7.

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    11/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar 1, Setsa Jungiran

    7.

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    12/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    lapisan batuan

    !anah alluvial

    -on kohesi$ Kohesi$

    " liran atau rayap" &otasi dan translasi

    7.?. Penyebab ketidakmantapan lereng

    Pergerakan lereng yang terjadi bisa disebabkan oleh berbagai macam

    hal. !erzaghi (08

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    13/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    menurunkan kekuatan geser dalam lapisan tanah. /idang kontak

    antar butir akan melemah karena air dapat menurunkan tingkat

    kelekatan butir.

    " !imbunan tanah.

    Dengan adanya timbunan tanah di atas lereng, maka ada

    penambahan massa tanah.

    " =etaran.

    Pengaruh getaran berupa gempa, ledakan ataupun getaran

    mesin dapat mengganggu kondisi ikatan antar partikel tanah.

    2. Pengaruh dalam, pengaruh yang terjadi tanpa adanya perubahan

    kondisi luar atau gempa bumi.

    " Kondisi a#al.

    a. tergantung dari jenis tanah

    b. tergantung dari struktur geologi.

    " Pelapukan

    " Perubahan berat dan tekanan air pori

    a. pengaruh hujan yang berkepanjangan sehingga muka air tanah

    naik.

    7.7. !injauan $aktor keamanan

    ecara umum $aktor keamanan suatu lereng merupakan

    perbandingan nilai rata"rata kuat geser tanah@batuan di sepanjang bidang

    keruntuhan kritisnya terhadap beban yang diterima lereng di sepanjang

    bidang keruntuhannya.

    /anyak rumus perhitungan $aktor keamanan lereng (material tanah)

    yang diperkenalkan untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng. &umus

    dasar $aktor keamanan (safet" fa!tor) yang diperkenalkan oleh Bellenius

    dan kemudian dikembangkan adalah ; (ambe C hitman, 08?8 E Parcher

    C 6eans, 0871 ) ;

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 04

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    14/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : Google

    #a(bar 1/ Setsa #a8a-#a8a pada Lereng

    ! F c 9 G (9+) cos H I U J tan

    F (9+) sin H

    B F !@

    Keterangan ;

    B F $aktor keamanan lereng

    F panjang segmen bidang gelincir (meter)

    ! F gaya ketahanan geser sepanjang (k-)

    F gaya dorong geser (k-)

    c F kohesi massa lereng (k-@m2) F sudut geser"dalam massa lereng (derajat)

    F bobot massa di atas segmen (k-)

    + F beban luar (k-)

    U F gaya tekanan air pori (LairM h M )

    h F panjang garis ekuipotensial ke titik berat (m)

    H F sudut yang dibentuk oleh bidang gelincir dengan bidang

    horisontal (derajat)

    Pada lereng yang tidak dipengaruhi oleh muka air tanah, nilai B adalah

    sebagai berikut ;

    ! F c 9 G (9+) cos H J tan

    F (9+) sin H

    B F !@

    elain itu juga pende$inisian lain mengenai $aktor keamanan dilakukan

    dengan menggunakan $ormula ;

    Bk Ff

    d

    Dimana ; Bk F angka kemanan terhadap kekuatan tanah

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 01

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    15/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    N$ F tahanan geser tanah (k-@m2)

    Nd F tegangan geser rata"rata yang bekerja sepanjang

    bidang longsor (k-@m2)

    Korelasi nilai $aktor keamanan dengan keadaan lereng adalah ;

    BK O 0 E ongsor

    BK F 0 E abil

    BK 0 E tabil

    7.>. nalisis stabilitas lereng

    ecara garis besar, cara analisis stabilitas lereng dapat dibagi

    menjadi tiga kelompok, yaitu cara pengamatan visual, cara komputasi, dan

    cara gra$ik (Pangular,08>

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    16/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    sedemikian banyaknya sehingga suatu penyelesaian elemen"elemen harus

    diadakan. 6etode elemen"hingga biasanya dipakai untuk membagi bagian

    keruntuhan /5D kedalam serangkaian sayatan vertikal seperti yang

    diperlihatkan pada =ambar 0

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    17/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : Bowles#$9%9

    #a(bar 12 #e*(etri Sa8atan

    /iasanya gaya"gaya antar elemen Qi dan Pi diabaikan. /eberapa

    orang telah memakai gaya"gaya ini, tetapi titik dan garis kerja gaya"gaya P

    tidak dapat ditentukan pada tanah terlapis atau apabila si$at"si$at tanah ( ,

    c, R) bervariasi sesuai dengan kedalaman. Dalam kasus ini, yang diketahui

    dengan cukup pasti hanyalah garis kerja P yang terletak pada permukaan

    keruntuhan.

    nalisis lereng dengan metoda blok irisan.

    uatu blok atau irisan (wedge) yang menggelincir mungkin akan

    merupakan penampang melintang yang lebih sesuai untuk banyak masalah

    stabilitas dimana permukaan keruntuhan dapat ditentukan dengan

    serangkaian garis putus"putus. 6etode ini dapat diperluas untuk analisis

    lereng batuan, terutama pada lapisan yang berlapis. =ambar 0?

    menunjukan bagaimana melakukan metode analisis blok irisan.

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 07

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    18/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : Bowles#$9%9

    #a(bar 13 Analisis Bl* &risan

    6etode /ishop

    Pendekatan untuk menghitung stabilitas lereng yang digunakan pada

    metode /ishop adalah bidang longsor dianggap berbentuk busur lingkaran.

    'leh karena itu penyelesaian metode /ishop menggunakan cara analisis

    sayatan. Dalam metode /ishop diperhitungkan gaya"gaya antar irisan yang

    ada.

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 0>

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    19/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : &as # B'(

    #a(bar 17 Met*de Bish*p

    Sumber : &as# B'(#a(bar 15 *lig*n #a8a untu Kesei(bangan Bish*p

    =aya"gaya yang bekerja pada irisan nomor n ditunjukkan dalam

    =ambar 07. 6isalkan PnI Pn"0F S P E !nI !n"0F S! maka dapat ditulis

    bah#a ;

    !rF -r(tan d) 9 cdSn(tan

    SF ) 9c . ln

    SF

    (0)

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 08

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    20/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    =ambar 0> menunjukkan poligon gaya untuk keseimbangan dari

    irisan nomor n. umlahkan gaya dalam arah vertikal.

    n 9 S! F -r cos Hn9 (N r tan

    SF +

    c . ln

    SF ) sin Hn

    (2)

    atau

    -r F

    WnTc . ln

    SF sinn

    cosntan . sinn

    SF

    (4)

    Untuk keseimbangan blok /5, ambil momen terhadap '.

    Tnr sin HnF T !rr (1)

    Dengan

    !r F

    c+tan

    1

    SF ) Sn (

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    21/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Dengan

    mH F cos Hn9tan . sin

    SF

    (7)

    Untuk penyederhanaan, bila kita mengumpamakan S!F3, maka

    persamaan ? berubah menjadi

    B F

    cbn+Wn tan 1

    m

    (>)

    /eberapa bidang longsor harus diselidiki untuk mendapatkan bidang

    longsor yang paling kritis yang akan memberikan angka keamanan

    minimum. Baktor geometri, kondisi tanah, dan bentuk keruntuhan akan

    menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan penggunaan metode

    analisis stabilitas lereng, guna menentukan jenis penanganan stabilitas

    nantinya.

    /erikut adalah rekomendasi penggunaan metode analisis ;

    0. Untuk lereng homogen dengan bentuk keruntuhan translasi sejajar

    dengan bentuk permukaan dasar, metode analisis sederhana untuk

    lereng tak terbatas bisa digunakan.

    2. Untuk keruntuhan gelincir translasi yang tidak sejajar dengan

    bentuk permukaan dasar, pendekatan metode sederhana anbu akan

    memberikan hasil yang dapat diandalkan.

    4. Untuk keruntuhan gelincir translasi, analisis blok bisa digunakan

    untuk menentukan $aktor keamanan dan lokasi keruntuhan

    permukaan kritis. Ketepatan yang lebih tinggi bisa didapatkan

    dengan menggunakan metode batas keseimbangan.

    1. Untuk permukaan yang bisa ditaksir melalui besaran busur

    lingkaran, studi a#al bisa dilakukan dengan menggunakan gra$ik

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 20

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    22/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    stabilitas. Untuk akurasi yang lebih baik, metoda sederhana /ishop

    menghasilkan hasil yang lebih layak.

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    23/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 24

    abel $ e(ilihan Met*de Analisis

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    24/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    7.8. enis"enis Penanganan

    enis penanganan keruntuhan lereng umumnya dilakukan dengan

    mengurangi gaya gelincir, meningkatkan gaya penahan, atau keduanya.

    ebelum metode penanganan dipilih, potensi ataupun penyebab utama

    kasus keruntuhan lereng harus ditentukan. eringkali terjadi banyak $aktor

    yang berkontribusi terhadap penyebab keruntuhan lereng. Kesalahan

    dalam mengidenti$ikasi penyebab keruntuhan lereng dapat membuat

    stabilisasi lereng menjadi tidak e$ekti$ dan keruntuhan lereng yang

    berulang. /erikut adalah jenis"jenis penanganan stabilisasi lereng.

    7.8.0. Pelepasan@pembongkaran material.

    enis ini adalah sebuah cara untuk mengurangi gaya dorong dalambeban gelincir. enis paling umum dari jenis penanganan ini adalah

    dengan memotong bagian kepala lereng. elain itu juga dengan cara

    menggantikan material dengan material ringan bisa digunakan untuk

    memperkecil gaya dorong yang bekerja.

    Pengerukan@pemotongan.

    Pengerukan adalah metode umum untuk meningkatkan stabilitas dari

    sebuah lereng dengan mengurangi gaya dorong yang berkontribusi

    terhadap pergerakan. enis ini juga seringkali disebut mengubah

    geometri lereng. Aang termasuk kedalam metode ini adalah ;

    0. Pemotongan bagian kepala lereng

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar 19 e(*t*ngan Kepala Lereng

    2. Pelandaian lereng

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 21

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    25/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar $0 elandaian Lereng

    4. Penanggaan lereng

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar $1 enanggaan Lereng

    1. Pengupasan lereng

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar $$ engupasan Lereng

    Pengisian material ringan

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 2

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    26/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Dalam konstruksi tanggul badan jalan, pengisian material ringan dapat

    mengurangi gaya dorong dari lereng dengan demikian akan

    meningkatkan stabilitas lereng. 6aterial ringan, seperti abu arang,

    sobekan"sobekan ban karet, kerang laut sudah sukses dipergunakan.

    Pemilihan tipe dari material ringan bergantung dari biaya dan

    ketersediaan di area setempat.

    7.8.2. Drainase

    Drainase permukaan

    Perencanaan drainase permukaan secara aman adalah suatu hal

    yang perlu untuk menanggulangi dari berbagai potensi keruntuhan

    lereng. etiap langka harus dibuat untuk memastikan bah#a airpermukaan mengalir dan tidak merembes kedalam lereng.

    Drainase sub"permukaan

    Usaha untuk mengeringkan atau menurunkan muka air tanah dalam

    lereng dengan mengendalikan rembesan biasanya cukup sulit dan

    memerlukan penyelidikan yang cermat. /erikut adalah metode

    pengendalian air rembesan yang bisa digunakan ;

    0. sumur dalam

    2. saluran tegak ()erti!al drain)

    4. saluran mendatar (*ori+ontal drain)1. saluran pemotong (inter!eptor drain)

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    27/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : ,bramson# '.

    #a(bar $,Soil Nailing

    Sumber : ,bramson# '.

    #a(bar $/ ahapanSoil Nailing

    Stone !olumn

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 27

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    28/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : ,bramson# '.#a(bar $2Stone Column

    7.8.1. /angunan penahan

    Pemasangan dinding penahan biasa juga disebut sebagai teknik

    penambatan longsoran tanah. Penambatan merupakan cara

    penanggulangan yang bersi$at mengikat atau menahan massa tanah yang

    bergerak. /angunan penahan ber$ungsi sebagai penahan tanah terhadap

    massa tanah yang bergerak. /angunan penahan hanya digunakan untuk

    penanggulangan longsoran tipe gelincir dan jarang digunakan untuk tipe

    aliran.

    /erikut adalah jenis"jenis dari penanganan bangunan penahan ;

    0. !embok penahan

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar $3 e(b* enahan

    2. /ronjong

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 2>

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    29/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar $7 Br*n*ng

    4. !iang

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar $5 iang

    1. Dinding penopang isian batu

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar $9 )inding en*pang &sian Batu

    7.8.

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    30/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Penyemprotan beton (s*ot!reting).

    Penyemprotan beton dapat digunakan unntuk melindungi

    permukaan dari peresapan air hujan.

    Sumber : Pd T-09-2005-B

    #a(bar ,0 en8e(pr*tan Bet*n Shotcreting

    7.8.?. Perkerasan tanah

    Ketika stabilisasi pada tanah kohesi dengan permeabilitas rendah, bisa

    dipertimbangkan untuk menggunakan metode yang diambil dari teknologi

    pondasi, yaitu dengan cara perkerasan tanah. /erikut adalah jenis"jenis

    dari penanganan perkerasan tanah ;

    Pemadatan tanah dengan campuran semen

    lektroosmosis Penyuntikan kapur

    7.03. Kuat geser tanah

    uatu beban yang bekerja pada suatu massa tanah akan selalu

    menghasilkan tegangan"tegangan dengan intensitas yang berbeda. =erakan

    keruntuhan yang berupa gelinciran antara dua permukaan merupakan

    keruntuhan geser. Karena keruntuhan tanah yang terjadi berupa geseran,

    maka kekuatan tanah yang perlu ditinjau adalah kekuatan gesernya.

    Kekuatan geser tanah yang menahan agar dorongan beban kerja

    terhenti merupakan kombinasi dari sudut geser dalam dan kohesi yang

    dimiliki oleh tanah dan besar tahanan geser ini juga dipengaruhi oleh

    egangan normal yang bekerja di bidang sepanjang bidang longsor.

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 43

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    31/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    Pengertian sudut geser dalam dan kohesi dapat dijelaskan pada

    =ambar 40. =ambaran ini menjelaskan secara sederhana tentang suatu

    cetakan tanah yang mengandung bidang diskontinyu dan kemudian pada

    bidang tersebut bekerja tegangan geser dan tegangan normal sehingga

    akan menyebabkan bahan tersebut retak pada bidang diskontinyu nya dan

    mengalami geseran. !egangan geser yang dibutuhkan sehingga bahan

    tersebut mengalami retak dan geser, akan bertambah sesuai pertambahan

    tegangan normal. Pada =ambar 40, hal ini berhubungan secara linier

    membentuk suatu garis yang membentuk sudut sebesar terhadap bidang

    horisontal. udut ini yang dinamakan sudut geser dalam. /ila tegangan

    normal dibuat nol dan kemudian benda tersebut diberikan tegangan geser

    sampai benda tersebut mulai retak, maka harga tegangan geser yang

    dibutuhkan pada saat batuan mulai retak adalah merupakan harga kohesi

    (c) dari benda tersebut.

    %ubungan antara tegangan geser (N) dan tegangan normal () dapat

    dinyatakan sebagai berikut ;

    N F c 9 tan

    dimana ; c F kohesi e$ekti$ (k-@m2)

    F sudut geser dalam e$ekti$ ( )

    F tegangan normal (k-@m2)

    #a(bar ,1 ubungan antara egangan #eser dan egangan "*r(al

    5. M!%)%L%#&

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 40

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    32/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    6etodologi merupakan uraian tentang cara kerja bersistem yang ber$ungsi

    untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang

    ditentukan. 6etodologi yang akan dilakukan dalam melaksanakan studi kasus

    ini adalah sebagai berikut ;

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 42

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    33/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    #a(bar ,$ Met*d*l*gi elasanaan enanganan Kasus

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 44

    yes

    nono

    yesyes

    no

    yes

    no

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    34/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    a. tudi literature, mendapatkan data yang diperlukan melalui

    penelitian kepustakaan, mencari buku"buku, peraturan"

    peraturan@pedoman terkait, serta mencari data melalui internet.

    Aang nantinya digunakan sebagai bahan re$erensi serta landasan

    teoritis yang berhubungan dengan permasalahan yang akandibahas.

    a. Pd !"38"233

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    35/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    c. nalisis masalah

    Dalam melakukan analisis masalah, database yang ada kemudian

    diproses untuk dilakukan analisis stabilitas lereng pada saat

    kelongsoran terjadi. %al ini dapat dilakukan dari pemodelan bentuk

    lereng dan keruntuhan lereng yang terjadi berdasarkan kondisi nyata di

    lapangan. nalisis stabilitas lereng ini dilakukan dengan capaian

    diketahuinya parameter tanah ketika longsoran. Penentuan parameter

    yang dilakukan adalah dengan cara metode tidak langsung yang

    dilakukan dengan melakukan analisis balik dengan menggunakan

    so$t#are lope atau =eolope.

    d. nalisis alternati$ solusi.

    Dalam melakukan analisis alternati$ solusi terdapat kegiatan

    pemilihan, perancangan, dan evaluasi dari 4 alternati$ solusi yang

    diambil. Dalam menganalisis stabilitas lereng dari 4 alternati$ solusi

    tersebut digunakan metoda /ishop. nalisis memperhitungkan beban"

    beban yang bekerja termasuk beban gempa sehingga didapatkan desain

    penanganan yang aman dan menjamin kestabilan lereng secara

    maksimal.Dari 4 alternati$ solusi yang diambil, kemudian akan dipilih

    0 dengan pembobotan dari nilai $aktor keamanan, mutu, dan

    kemudahan pengerjaan.

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 4

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    36/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    9. JA):AL !LAKSA"AA"

    KEGIATAN

    NOVEMBER DESEMBER

    MINGGUKE- HARI

    3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 910

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    BIMBINGANUSULAN TEMA DANJUDULPENUSUNANPROPOSAL

    SEMINAR PROPOSALPENUSUNANLAPORAN

    SEMINAR LAPORAN SKPENERAHAN

    LAPORAN STK ! "#$ 3"%&''( )*+*,#

    )*"%. /

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 4?

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    37/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    10. )A;AR 'SAKA

    bramson, ee .2332. Slope Stabilit" and Stabili+ation (et*ods . -e# Aork

    ; ohn iley C ons,*nc.

    /o#les, oseph ., dan ohan K.%ainim.0884. Sifat-sifat isis dan Geoteknis

    Tana* ' akarta ; rlangga.

    5anonica, ucio. 2304.(ema*ami (ekanika Tana* . /andung ; ngkasa.

    Vakaria Vu$ialdi. nalisis Kestabilan ereng !anah. /andung ; aboratorium

    =eologi !eknik, B6*P"Universitas Padjajaran

    Departemen Pekerjaan Umum. 233

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    38/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    )A;AR #AMBAR

    =ambar 0 Dokumentasi Keruntuhan ereng...........................................................2

    =ambar 2 Dokumentasi Keruntuhan ereng(0).......................................................2

    =ambar 4 Peta okasi !injauan...............................................................................4

    =ambar 1 Potongan 6emanjang ebelum Keruntuhan ereng..............................4

    =ambar < Potongan 6emanjang etelah Keruntuhan ereng.................................1

    =ambar ? Potongan 6elintang alan ebelum dan etelah Keruntuhan ereng....1

    =ambar 7 Konsep Pergerakan 6assa......................................................................>

    =ambar > Klasi$ikasi Pergerakan 6assa.................................................................>

    =ambar 8 ketsa =elincir !ranslasi.........................................................................8=ambar 03 ketsa =elincir &otasi...........................................................................8

    =ambar 00 ketsa =elincir Kombinasi..................................................................03

    =ambar 02 ketsa atuh /ebas..............................................................................03

    =ambar 04 ketsa ungkiran..................................................................................00

    =ambar 01 ketsa =aya"=aya pada ereng..........................................................01

    =ambar 0< =eometri ayatan................................................................................07

    =ambar 0? nalisis /lok *risan.............................................................................0>

    =ambar 07 6etode /ishop....................................................................................08

    =ambar 0> Poligon =aya untuk Keseimbangan ( /ishop )...................................08

    =ambar 08 Pemotongan Kepala ereng................................................................24

    =ambar 23 Pelandaian ereng...............................................................................21

    =ambar 20 Penanggaan ereng.............................................................................21

    =ambar 22 Pengupasan ereng.............................................................................21

    =ambar 24 Soil 1ailing..........................................................................................2?

    =ambar 21 !ahapan Soil 1ailing...........................................................................2?

    =ambar 2< Stone olumn......................................................................................27

    =ambar 2? !embok Penahan.................................................................................27

    =ambar 27 /ronjong..............................................................................................2>

    =ambar 2> !iang....................................................................................................2>

    =ambar 28 Dinding Penopang *sian /atu..............................................................2>

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 4>

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    39/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    =ambar 43 Penyemprotan /eton (S*ot!reting).....................................................28

    =ambar 40 %ubungan antara !egangan =eser dan !egangan -ormal................. .43

    =ambar 44 6etodologi Pelaksanaan Penanganan Kasus......................................42

    P&'P' !K D*+ !P U&U- !K-*K *P* P'/- %al 48

  • 7/26/2019 Studi Kasus Penanganan

    40/40

    Kasus Keruntuhan Lereng Badan Jalan pada Ruas Jalan Sp.Labuan-Cibaliung KM 179+000

    )A;AR AB!L

    !abel 0 Klasi$ikasi /entuk Keruntuhan ereng.....................................................00

    !abel 1 Pemilihan 6etode nalisis........................................................................22

    !abel < Kebutuhan Data.........................................................................................44