163
STUDI KASUS: METODE PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN ANTARA BMT MEKAR DAKWAH DAN BMT UMJ PERIODE 2012-2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi salah satu syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh : Nina Yuliana 1113046000023 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

STUDI KASUS: METODE PENGUKURAN TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39223/1/NINA... · vii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengukur tingkat kesehatan BMT

  • Upload
    dothu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

STUDI KASUS: METODE PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN

ANTARA BMT MEKAR DAKWAH DAN BMT UMJ

PERIODE 2012-2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi salah satu syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

Nina Yuliana

1113046000023

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1439 H/2018 M

ii

STUDI KASUS: METODE PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN

ANTARA BMT MEKAR DAKWAH DAN BMT UMJ

PERIODE 2012-2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi salah satu syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

NINA YULIANA

1113046000023

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. M. Nadratuzzaaman Hosen, MS, M.Ec, Ph.D

NIP. 19610241985121001

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018

iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nina Yuliana

NIM : 1113046000023

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Syariah

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu (S1)

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Maret 2018

Nina Yuliana

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nina Yuliana

Tempat/Tanggal lahir : Tasikmalaya/ 4 Juli 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Budi Mulia Rt 04 Rw 08 No. 11

Pademangan Barat Jakarta Utara 14420

Telpon/HP : 085813635931

e-mail : [email protected]

Pendidikan

- SDN 12 Pagi Jakarta 2001-2007

- SMPIT As-Syifa Boarding School 2007-2010

- SMAN 40 Jakarta 2010-2013

- S1 Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta 2013-2018

Pengalaman Organisasi:

2013-2014 Anggota C.O.I.N.S (Center For Islamic Economic Studies)

2013-2014 Anggota HMI Ciputat

2013-2015 Anggota Himpunan Mahasiswa Program Studi Muamalat

2014-2015 Ketua Bidang Medkominfo HMPS Muamalat

vi

ABSTRACT

This study aims to measure the health of BMT using CAMELS (Capital,

Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to market risk), RGEC (Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital) and Health Assessment

KSPPS by Deputy of Decree No. 07 / Per / Dep.6 / IV / 2016 while analyzing

factors affecting the health level of the three methods by using Tobit Regression

Analysis. The data used in this study is secondary data using financial statements

BMT Mekar da'wah and BMT UMJ Period 2012-2016. The results showed that in

CAMELS assessment both BMT Mekar Dakwah and BMT UMJ got Unhealthy

predicate, while the factors that influence the health level of BMT were CAR,

PPAP, NPM, BOPO, FDR, and CR variables only which had no significant effect

. On the overall assessment of RGEC both BMT get the predicate Healthy.

Regression results on RGEC method showed that the factors that significantly

influence the level of BMT health are FDR and NOM variables. In the health

assessment BMT period Mekar da'wah get predicate Healthy enough while BMT

UMJ get predicate Healthy enough but in 2014-2015 get the predicate Healthy.

Regression results show that the factors that affect the level of health BMT were

MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK, KDP, KPS. Differences in the health level of

each method occurs because of differences in criteria assessment aspect,

assessment indicators, number of weighted values and scores used to measure

differently.

Keywords: Health Level, BMT, CAMELS, RGEC, Health Level Assessment Guidelines

by Deputy Minister of Commerce, Tobit Regression

Advisor: Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec, Ph.D

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengukur tingkat kesehatan BMT menggunakan

metode CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to

market risk), metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earning, Capital), dan Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan KSPPS oleh Deputi

Kepmenkop Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016 sekaligus menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat kesehatan BMT berdasarkan tiga metode tersebut

dengan menggunakan Analisis Regresi Tobit. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder menggunakan laporan keuangan BMT Mekar

dakwah dan BMT UMJ Periode 2012-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pada penilaian CAMELS baik BMT Mekar Dakwah maupun BMT UMJ

mendapatkan predikat Tidak Sehat, sementara faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat kesehatan BMT adalah variabel CAR, PPAP, NPM, BOPO, FDR, dan CR

hanya rasio ROA saja yang tidak berpengaruh signifikan. Pada penilaian RGEC

secara keseluruhan kedua BMT mendapatkan predikat Sehat. Hasil regresi pada

metode RGEC menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kesehatan BMT adalah variabel FDR dan NOM. Pada penilaian

kesehatan Deputi Kepmenkop periode BMT Mekar dakwah mendapatkan predikat

Cukup Sehat sementara BMT UMJ mendapatkan predikat Cukup Sehat tetapi

pada tahun 2014-2015 mendapatkan predikat Sehat. Hasil regresi menunjukkan

bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan BMT adalah

variabel MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK, KDP, KPS. Perbedaan tingkat

kesehatan pada masing-masing metode tersebut terjadi karena adanya perbedaan

kriteria penilaian aspek, penilaian indikator, jumlah nilai pembobotan dan skor

yang digunakan untuk mengukur berbeda.

Kata kunci : Tingkat Kesehatan, BMT, CAMELS, RGEC, Pedoman Penilaian

Tingkat Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop, Regresi Tobit

Pembimbing : Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec, Ph.D

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan curahan rahmat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai tanda akhir dari studi S1 yang penulis tempuh

dengan judul skripsi “Studi Kasus: Metode Pengukuran Tingkat Kesehatan Antara

BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ Periode 2012-2016”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan

tanpa dukungan, doa dan semangat dari berbagai pihak yang telah membantu dan

berkontribusi. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama

kepada:

1. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Yoghi Citra Pratama M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Syariah dan Ibu Tini Anggraeni, ST., M.Si selaku Sekretaris Program

Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak AM. Hasan Ali, MA., selaku Ketua Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum dan Bapak Abdurrauf, Lc., MA Selaku

Sekretaris Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum dan

Tim Passing Out Fakultas Syariah dan Hukum.

5. Kepada dosen pembimbing Bapak Dr. Ir. H. Muhamad Nadratuzzaman

Hosen, M.S., M.Ec., Ph.D yang dengan ikhlas menyisihkan waktu, tenaga

dan pikirannya untuk penulis dengan memberikan arahan untuk

menyempurnakan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang bermanfaat serta

solusi atas tiap permasalahan dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

ix

6. Kepada BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ serta staff. Terutama kepada

Bapak Ismail selaku ketua pengawas BMT mekar Dakwah yang telah

mengizinkan penulis mengadakan penelitian ini serta membantu dan

memberikan data.

7. Seluruh staff Perpustakan Utama dan Perpustakan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis serta Perpustakaan Fakultas Ssyariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan sehingga

membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah membagi ilmunya

selama masa perkuliahan semoga amalnya diterima Allah SWT serta

karyawan/karyawati UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan bantuannya

9. Kepada motivasi dan semangat terbesar penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini, Orang tua dan keluargaku tercinta.

10. Untuk semua teman-teman yang selalu memotivasi penulis dan

memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi. Khususnya Nurul,

Rahmah, Keke, Tsiqah, Tata, Asri, Almas, Dara, Ana. Serta teman

sekaligus panutan saya yaitu Ibu Kinana, teh Elly, Nadia, Ibu Melly.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

Karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran maupun kritikan yang

membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 9 Maret 2018

Nina Yuliana

NIM. 1113046000023

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ………….…………………………….iii

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ............................................................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...viii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….......x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………...xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………....xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8

G. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................... 11

A. Landasan Teori ...................................................................................................... 11

1. Pengertian BMT .................................................................................................. 11

2. Pengertian Tingkat Kesehatan .......................................................................... 11

3. Metode CAMELS ................................................................................................ 12

4. Metode RGEC ...................................................................................................... 18

5. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi ............................................................. 22

B. Penelitian terdahulu ............................................................................................... 37

C. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 46

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................. 46

B. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 46

D. Metode dan Analisis Data................................................................................... 47

xi

1. Metode Perhitungan CAMELS ..................................................................... 47

2. Metode Perhitungan RGEC ........................................................................... 48

3. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi ......................................................... 50

4. Analisis Regresi Tobit ..................................................................................... 52

2) Multikolinieritas .............................................................................................. 53

b) Uji Hipotesis .................................................................................................... 53

E. Hipotesis ............................................................................................................... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 59

A. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit ..................................................................... 59

1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Metode CAMELS Periode 2012- 2016) .. 59

2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan CAMELS

Menggunakan Regresi Tobit .................................................................................. 61

B. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit ..................................................................... 67

1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Metode RGEC Periode 2012-2016) ........ 67

2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan RGEC

Menggunakan Regresi Tobit .................................................................................. 69

C. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit ..................................................................... 74

1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Deputi Kepmenkop Periode .................... 74

2012-2016) ................................................................................................................ 74

2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan Deputi .... 76

Kepmenkop Menggunakan Regresi Tobit ............................................................ 76

D. Pembahasan Tingkat Kesehatan BMT dengan Metode CAMELS, RGEC, dan

Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop .......................... 81

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 89

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 89

B. Saran .................................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...93

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………..95

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan……………………….... 13

Tabel 2.2: Kriteria Penetapan Peringkat KAP………………………………... 14

Tabel 2.3: Kriteria Penetapan Peringkat PPAP……………………………….. 14

Tabel 2.4: Kriteria Penetapan Peringkat NPM……………………………....... 15

Tabel 2.5: Kriteria Penetapan Peringkat ROA……………………………....... 15

Tabel 2.6: Kriteria Penetapan Peringkat NOM……………………………...... 16

Tabel 2.7: Kriteria Penetapan Peringkat BOPO………………………………. 16

Tabel 2.8: Kriteria Penetapan Peringkat LDR………………………………... 17

Tabel 2.9: Penilaian Tingkat Kesehatan CAMELS…………………………... 17

Tabel 2.10: Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPF)……………...... 18

Tabel 2.11: Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (FDR)………………. 19

Tabel 2.12: Kriteria Penetapan Peringkat Return On Asset (ROA)…………… 20

Tabel 2.13: Kriteria Penetapan Peringkat Net Operating Margin (NOM)……. 21

Tabel 2.14: Kriteria Penetapan Peringkat Capital Adequacy Ratio (CAR)…... 21

Tabel 2.15: Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank dengan

Pendekatan Risk-Based Bank Rating (RBBR)………………………………...

22

Tabel 2.16: Perhitungan Kriteria Rasio Permodalan…………………………. 23

Tabel 2.17: Perhitungan Kriteria Rasio CAR………………………………… 24

Tabel 2.18: Perhitungan Rasio NPF………………………………………….. 25

Tabel 2.19: Perhitungan Rasio PAR………………………………………….. 25

Tabel 2.20: Perhitungan Rasio PPAP………………………………………… 26

Tabel 2.21: Perhitungan Kriteria Manajemen Umum………………………… 27

Tabel 2.22: Perhitungan Kriteria Manajemen Kelembagaan…………………. 27

Tabel 2.23: Perhitungan Kriteria Manajemen Permodalan…………………… 28

Tabel 2.24: Perhitungan Kriteria Manajemen Aktiva………………………… 28

Tabel 2.25: Perhitungan Kriteria Manajemen Likuiditas……………………... 29

Tabel 2.26: Perhitugan Kriteria Rasio Biaya Opr terhadap Pelayanan……….. 30

Tabel 2.27: Perhitungan Kriteria Rasio Aktiva Tetap …………………...…… 30

Tabel 2.28: Perhitungan Kriteria Rasio Efisiensi Pelayanan…………………. 30

Tabel 2.29: Perhitungan Kriteria Rasio Kas………………………………….. 31

Tabel 2.30: Perhitungan Kriteria Rasio Pembiayaan…………………………. 32

Tabel 2.31: Perhitungan Kriteria Rasio PEA…………………………………. 33

Tabel 2.32: Perhitungan Kriteria Rasio Partisipasi Bruto……………………. 33

Tabel 2.33: Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas…………………………. 33

Tabel 2.34: Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas Ekuitas………………… 34

Tabel 2.35: Perhitungan Kriteria Rasio Kemandirian Operasional…………... 34

Tabel 2.36: Perhitungan Kriteria Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah…………. 36

Tabel 2.37: Predikat Tingkat Kesehatan……………………………………… 36

Tabel 3.1 : Indikator Penilaian CAMELS……………………………………. 47

xiii

Tabel 3.2 : Indikator Penilaian RGEC……………………………………….. 48

Tabel 3.3 : Indikator Penilaian Kesehatan Koperasi…………………………. 50

Tabel 4.1 : Kategori Tingkat Kesehatan (CAMELS)………………………... 60

Tabel 4.2 : Tingkat kesehatan BMT (Metode CAMELS)…………………… 60

Tabel 4.3 : Uji Multikolineritas……………………………………………… 62

Tabel 4.4 : Hasil Uji Likelihood Ratio……………………………………...... 63

Tabel 4.5 : Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)……………………………… 64

Tabel 4.6 : Hasil Uji Regresi Tobit…………………………………………... 65

Tabel 4.7 : Kategori Tingkat Kesehatan (RGEC)…………………………..... 68

Tabel 4.8 : Tingkat kesehatan BMT (Metode RGEC)……………………….. 68

Tabel 4. 9 : Uji Multikolineritas………………………………………............ 70

Tabel 4.10: Hasil Uji Likelihood Ratio……………………………………….. 71

Tabel 4.11: Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)……………………………………. 71

Tabel 4.12: Hasil Uji Regresi Tobit…………………………………………... 72

Tabel 4.13: Kategori Tingkat Kesehatan (Kepmenkop)……………………… 75

Tabel 4.14: Tingkat kesehatan BMT (Metode Kepmenkop)…………………. 75

Tabel 4.15: Uji Multikolineritas……………………………………………… 77

Tabel 4.16: Hasil Uji Likelihood Ratio………………………………………. 78

Tabel 4.17: Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)……………………………… 79

Tabel 4.18: Hasil Uji Regresi Tobit………………………………………….. 79

Tabel 4.19: Perbandingan Tingkat Kesehatan………………………………... 81

Tabel 4.20: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan………… 86

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran Penelitian………………………………………45

Gambar 4.1: Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan

BMT (CAMELS)………………………………………………………………......59

Gambar 4.2: Uji Normalitas (J-B test)………………………………………..……61

Gambar 4.3: Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan

BMT (RGEC)………………………………………………………………...…….67

Gambar 4.4: Uji Normalitas (J-B test)………………………………………….….69

Gambar 4.5: Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan…………………………...74

BMT (Deputi Kepmenkop)………………………………………………………...74

Gambar 4.6: Uji Normalitas (J-B test)……………………………………………..76

xv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Rasio Kesehatan……………………………………………….95

Lampiran 2 Perhitungan Bobot Metode CAMEL.……………………………………...122

Lampiran 3 Perhitungan Komposit Metode RGEC…………………………………….126

Lampiran 4 Perhitungan Bobot Metode Deputi Kepmenkop…………………………..130

Lampiran 5 Hasil Olah Data Regresi Tobit (CAMEL)…………………………………140

Lampiran 5 Hasil Olah Data Regresi Tobit (RGEC)……………………………...……140

Lampiran 5 Hasil Olah Data Regresi Tobit (Tingkat Kesehatan Koperasi)……………140

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai lembaga

alternatif untuk melakukan transaksi bisnis skala kecil dan ekonomi semakin

dapat diperhitungkan masyarakat. BMT/KSPPS adalah salah satu wujud dari

implementasi nilai syariah dalam bentuk lembaga keuangan mikro syariah.

Kebutuhan microfinance yang kuat merupakan amanah undang-undang dan

sekaligus perwujudan dari ekonomi kerakyatan yang dibagun sebagai dasar

ekonomi bangsa.1 Peran Koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan

mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan

demokrasi ekonomi dengan ciri-ciri, demokratis, kebersamaan, kekeluargaan

dan keterbukaan. Andil UMKM bagi perekonomian Indonesia sudah tidak

diragukan lagi. UMKM mempunyai tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar

97% dari seluruh tenaga kerja nasional dan mempunyai kontribusi terhadap

produk domestik bruto (PDB) sekitar 57%. Namun demikian, persoalan klasik

seputar pembiayaan dan pengembangan usaha masih tetap melekat pada

UMKM. Pemerintah mencatat, pada 2014, dari 56,4 juta UMK yang ada di

seluruh Indonesia, baru 30% yang mampu mengakses pembiayaan. Dari

persentase tersebut, sebanyak 76,1% mendapatkan kredit dari bank dan 23,9%

mengakses dari non bank termasuk usaha simpan pinjam seperti koperasi.

Dengan kata lain, sekitar 60%-70% dari seluruh sektor UMKM belum

mempunyai akses pembiayaan melalui perbankan.2

Berkaitan dengan hal tersebut maka BMT dapat dijadikan sebagai salah

satu alternatif untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian yang lemah,

dengan memberikan pembiayaan untuk menambah modal Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM), sehingga usaha kecil mampu mengelola dan

1 Rinda Astuti, Penilaian Kesehatan Keuangan Pada KOSPIN Jasa Syariah Sebagai

Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Jurnal Penelitian, Vol. 8 No. 1 Mei 2011, h. 131-156 2 LPPI dan Bank Indonesia, Profil Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),

2015.

2

2

meningkatkan produktivitas pengusaha mikro. Dengan demikian masyarakat

kecil memiliki opsi untuk tidak lagi meminjam kepada renternir yang tidak

akan menyelesaikan masalah tapi malah mencekik masyrakat kecil. Selain itu

BMT juga merupakan financial inclusion ketika masyarakat kecil tidak mampu

mengakses lembaga keuangan seperti Bank karena keterbatasan dan beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem perbankan. BMT atau Baitul

Maal Wat Tamwil merupakan padanan kata dari Balai Usaha Mandiri Terpadu.

Baitul Maal berfungsi menampung dan menyalurkan dana zakat, infaq,

shadaqah (ZIS) dan mentasrufkan sesuai amanah. Sedangkan Baitul Tamwil

adalah pengembangan usaha-usaha produktif investasi dalam meningkatkan

kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil serta mendorong kegiatan

menabung dalam menunjang kebutuhan ekonomi.3

Dalam perkembangannya, berdasarkan data yang terdapat di PBMT

pada tahun 2015 terdapat 4.500 BMT yang memberikan pelayanan terhadap

3,7 juta orang dengan aset sebesar Rp 16 triliun rupiah yang dikelola oleh

sekitar 20 ribu orang. Data yang terdapat di Kementerian Koperasi dan UKM

menunjukkan jumlah unit usaha koperasi di Indonesia mencapai 150.223 unit

usaha dimana terdapat 1,5 persen koperasi yang berbadan hukum KSPPS.4

Secara kuantitas perkembangan BMT mengalami kemajuan yang cukup pesat,

namun secara kualitas kondisinya belum tentu demikian. Masih banyak BMT

yang awalnya telah tumbuh dan berkembang kemudian mengalami

kemunduran akibat kerugian dan selanjutnya tidak dapat beroperasional

kembali. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya hal tersebut adalah

kurangnya persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari segi

pengetahuan maupun keterampilan dalam mengelola BMT serta lemahnya

pengawasan terhadap pengelola terutama dalam manajemen dana dan juga

kurangnya rasa memiliki dari para pengurus BMT.5

3 Hertanto Widodo dkk, PAS (Panduan Akuntansi Syariah) Panduan praktis operasional

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) (Jakarta: Mizan, 1999), h.84. 4 http://www.depkop.go.id/content/read/menkop-puspayoga-langkah-perhimpunan-bmt-

indonesia-selaras-dengan-reformasi-total-koperasi/ 5 PINBUK, Pedoman Penilaian Kesehatan BMT (Jakarta: PINBUK Pusat) h. i

3

3

Keberlangsungan operasional serta pendirian BMT dalam kenyataannya

harus didukung oleh sistem pengelolaan manajemen yang handal, rasional,

efektif dan efesien sehingga kehadirannya dapat dirasakan manfaatnya oleh

masyarakat dan lingkungan sekitar. Dalam memenuhi tugasnya untuk ikut

serta memantapkan perekonomian, maka BMT harus memiliki dasar yang

kuat dan kinerja yang baik khususnya dalam bidang keuangan. BMT sebagai

lembaga keuangan mikro syariah memerlukan penilaian kinerja sesuai dengan

prestasi yang diraihnya secara berkala mengingat keberhasilan usaha BMT

akan menentukan tingkat kesehatan usahanya. Hal ini dimaksudnya agar BMT

dalam melakukan kegiatan operasional usaha baik pembiayaan, investasi dan

simpanan sesuai dengan prinsip kehati-hatian sehingga dapat meningkatkan

kepercayaan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada anggota dan

masyarakat disekitarnya.6

Dalam rangka memperbaiki kualitas BMT harus mampu mengetahui

sedini mungkin tentang permasalahan-permasalahan yang akan dan tengah

dihadapi BMT dengan melakukan evaluasi/penilaian tingkat kesehatan BMT

secara mandiri.7 Penilaian tingkat kesehatan LKM merupakan suatu hal yang

penting untuk dilakukan, karena akan dapat diketahui kesehatan dan kinerja

dari suatu LKM tersebut. Pemerintah lewat kementerian koperasi dan UKM

masih perlu meningkatakan pemantauan terhadap BMT untuk kemajuan

lembaga tersebut. Selama ini, masih jarang penilaian yang sistematis dengan

sistem aplikasi dan software yang modern terhadap kinerja keuangan BMT.

Permasalahan klasik yang sering dihadapi BMT adalah masalah organisasi,

manajerial permodalan, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia selain

itu citra BMT di mata masyarakat adalah rendah bila dibanding dengan

lembaga ekonomi lain. Pengukuran kinerja perlu dilakukan agar dapat

mengetahui apakah proses yang terjadi di dalam aktivitas koperasi sudah

6 Pandi Afandi, Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengukur Kesehatan Keuangan

Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak kabupaten Semarang, Among Makarti, Vol. 7 No.

13 Juli 2014. 7 Ibid h. 1

4

4

efektif dan efesien. Sehingga mampu menempatkan BMT sebagai LKMS

yang tidak hanya mampu berperan penting dalam peningkatan taraf ekonomi

dan skill anggotanya melainkan mampu menunjukkan peran strategis dalam

memberdayakan ekonomi masyarakat miskin di wilayahnya.8

Tingkat kesehatan BMT adalah kinerja kualitas BMT dilihat dari

faktor-faktor penting yang sangat berpengaruh bagi kelancaran,

keberlangsungan, dan keberhasilan usaha BMT, baik untuk jangka pendek

maupun keberlangsungan dalam jangka panjang.9 Secara sederhana BMT

yang sehat adalah BMT yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan

baik. Dengan kata lain BMT yang sehat adalah BMT yang dapat menjaga dan

memelihara kepercayaan masyarakat dan dapat menjalankan fungsi

intermediasi. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan maka pengukuran

kinerja keuangan perlu dilakukan pada tiap akhir periode tertentu. Dan ini

merupakan salah satu tindakan penting yang harus dilakukan oleh koperasi

untuk mengetahui prestasi dan keuntungan yang dicapainya melalui indikator-

indikator pengukuran tingkat kesehatan BMT dengan harapan BMT dapat

beroperasi secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya sesuai

dengan peraturan yang berlaku.10

Ada berbagai macam metode untuk mengukur tingkat kesehatan BMT,

dalam melakukan penilaian terhadap BMT penulis akan mengacu pada sistem

penilaian tingkat kesehatan bank yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI)

dan membatasinya menjadi tiga metode yaitu metode pendekatan CAMELS,

metode pendekatan RGEC, dan yang terakhir mengacu pada Pedoman

Penilaian Kesehatan oleh Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016.

8 Burhanuddin Yusuf, Analisis Tingkat Kesehatan BMT, Jurnal Bisnis dan Manajemen,

Vol. 6 (1) P-ISSN: 2087-2038, h. 101-112 9 Azis M. Amin, Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan BMT (Baitul Maal Wat) 1999

(Jakarta: PINBUK) 10

Pandi Afandi, Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengukur Kesehatan Keuangan

Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak kabupaten Semarang, Among Makarti, Vol. 7 No.

13 Juli 2014.

5

5

Gambar 1.1

Siklus Periode Metode: CAMEL CAMELS RGEC

CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak dikeluarkannya

Paket Februari 1991 mengenai sifat kehati-hatian bank. Paket tersebut dikeluarkan

sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 1988).

Kemudian pada tanggal 1 Januari 1997 CAMEL berkembang menjadi CAMELS

di Amerika. Di Indonesia CAMELS berkembang pada akhir tahun 1997 sebagai

dampak dari krisis ekonomi dan moneter. Analisis CAMELS digunakan untuk

menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia.

Analisis metode CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor

6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Kemudian dikeluarkan PBI

No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No. 13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012

menggantikan cara lama penilaian kesehatan bank dengan metode CAMELS

dengan metode RGEC.11

Selain penilaian tingkat kesehatan yang dikeluarkan oleh Peraturan Bank

Indonesia (PBI), BMT juga dapat melakukan penilaian tingkat kesehatan

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi No 35.3/Per/M.KUKM/X/2007

tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit

Jasa Keuangan Syariah. Seiring dengan pembaharuan terhadap suatu peraturan

11

Noor Mutia, Penilaian Kesehatan Bank: CAMELS dan RGEC, (Jakarta: 2014)

Paket Februari

1991 CAMEL

Berlaku 1991

PBI No. 6/10/PBI/2004

SE No. 6/23/DPNP

CAMELS Berlaku 2004

PBI No. 13/1/PBI/2011

SE BI No.13/24/DPNP

RGEC Berlaku 2011 – saat ini

6

6

yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintahan menyebabkan Peraturan

Nomor:35.3/Per/M/KUKM/X/2007 sudah tidak digunakan lagi karena adanya

sebuah peraturan baru yang dikeluarkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Republik Indonesia. Peraturan terbaru mengenai pedoman

penilaian kesehatan ini dikeluarkan oleh Deputi Bidang Pengawasan Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan

Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan

Syariah koperasi. Ruang lingkup penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan

pembiayaan syariah dan unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah koperasi ini

dilakukan terhadap beberapa aspek, yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva

produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri

koperasi dan prinsip syariah. Hasil dari penilaian tersebut akan dibagi dalam 4

(empat) golongan yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan dan dalam

pengawasan khusus.12

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul “Studi

Kasus: Metode Pengukuran Tingkat Kesehatan Antara BMT Mekar Dakwah

dan BMT UMJ Periode 2012-2016”

B. Identifikasi Masalah

1. BMT merupakan financial inclusion bagi pengusaha mikro yang dinilai

unbankable. Dalam perkembangannya, masih banyak BMT yang awalnya

telah tumbuh dan berkembang kemudian mengalami kemunduran akibat

kerugian dan selanjutnya tidak dapat beroperasional kembali. Sehingga

dirasa perlu untuk melakukan pengukuran terhadap kesehatan BMT

2. Mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap kesehatan BMT.

12

Fadhillah, Penilaian Kesehatan KSPSS di wilayah Tanggerah Selatan.

7

7

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dibahas maka penelitian akan dibatasi

sebagai berikut:

1. Pengukuran kesehatan BMT menggunakan tiga metode tingkat kesehatan.

2. Penelitian ini dilakukan pada dua BMT yaitu BMT Mekar Dakwah dan

BMT UMJ yang berada di wilayah Tanggerang Selatan periode 2012-

2016.

3. Perbedaan indikator penilaian tingkat kesehatan dengan metode

CAMELS, RGEC, dan pedoman penilaian kesehatan oleh Deputi Bidang

Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016.

4. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan BMT

berdasarkan metode pengukuran CAMELS.

5. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan BMT

berdasarkan metode pengukuran RGEC.

6. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan BMT

berdasarkan metode pengukuran Deputi Kepmenkop.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka

penulis merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana hasil pengukuran tingkat kesehatan BMT Mekar Dakwah

dan BMT UMJ dengan menggunakan metode CAMELS, RGEC, dan

pedoman penilaian kesehatan oleh Deputi Bidang Pengawasan

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016.

2. Bagaimana perbedaan tingkat kesehatan BMT dengan menggunakan

tiga metode tersebut pada periode 2012-2015.

3. Faktor apa yang paling berpengaruh pada setiap metode tingkat

kesehatan BMT?

8

8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Untuk melakukan pengukuran tingkat kesehatan pada BMT dengan

menggunakan metode CAMELS, RGEC, dan pedoman penilaian

kesehatan oleh Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016.

2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesehatan berdasarkan tiga

metode tingkat kesehatan BMT periode 2012-2016.

3. Untuk mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh terhadap

tingkat kesehatan BMT pada setiap metode.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam

menerapkan teori yang telah dipelajari untuk menganalisis metode

tingkat kesehatan suatu lembaga keuangan dan dapat dijadikan

referensi untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian

dengan judul yang sama/sejenis.

2. Bagi BMT

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada BMT

untuk dijadikan penilaian serta evaluasi dalam proses penilaian tingkat

kesehatan BMT yang bersangkutan serta dapat menjadi pertimbangan

dalam menentukan kebijakan yang tepat bagi BMT.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman dan ilmu

pengetahuan terkait dengan metode analisis kesehatan bank yang

dilakukan pada BMT.

9

9

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini diawali dengan menguraikan latar belakang, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori terhadap hal-hal yang akan dibahas,

yang berisikan teori-teori mengenai gambaran umum BMT,

penjabaran metode analisis kesehatan bank yaitu CAMELS,

RGEC, dan Pedoman Penilaian Kesehatan oleh Deputi Bidang

Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016,

review studi terdahulu serta kerangka konsep pemikiran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang sumber data dan analisisnya yang berisi

ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan

sumber data, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dari analisis data yang telah

dilakukan yaitu menganalisis perbedaan metode tingkat kesehatan

BMT menggunakan metode CAMELS (Capital, Asset,

Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity to Market Risk) dan

RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings,

Capital) dan Pedoman Penilaian Kesehatan oleh Deputi Bidang

Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016.

Serta mengetahui faktor apa yang berpengaruh terhadap metode

tingkat kesehatan pada BMT.

10

10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan

yang diteliti.

11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Pengertian BMT

Baitul Mal wa tamwil (BMT) merupakan lembaga ekonomi atau

keuangan syariah non bank yang sifatnya informal karena lembaga ini

didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi

rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan

investasi dengan sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi

pengusaha kecil bawah dalam upaya pengentasan kemiskinan.13

Baitul Mal Wa Tamwil merupakan suatu lembaga yang

mempunyai dua istilah, yaitu baitul mal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang

nonprofit, seperti zakat, infak, dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai

usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga

pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan

syariat islam. Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk memfasilitasi

masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank syariah atau

BPR syariah. BMT memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu masyarakat

kecil yang tidak terjangkau layanan perbankan serta pelaku usaha yang

mengalami hambatan “psikologis” bila berhubungan dengan pihak bank.14

2. Pengertian Tingkat Kesehatan

Tingkat Kesehatan BMT adalah ukuran kinerja dan kualitas BMT

dilihat dari faktor-faktor yang memengaruhi kelancaran, keberhasilan, dan

13

Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro syariah, (Ciputat: UIN jakarta Press,

2013) h 19 14

Dr. Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015) h 316.

12

keberlangsungan utama BMT, baik untuk jangka pendek maupun jangka

panjang. Sebuah BMT perlu diketahui tingkat kesehatannya karena BMT

merupakan sebuah lembaga keuangan pendukung kegiatan ekonomi

rakyat.

Penilaian kesehatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah

adalah penilaian kinerja yang dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah

untuk mengukur tingkat KSPPS dan USPPS Koperasi serta setiap kantor

cabang. Dijelaskan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Nomor 16/Per/M.KUKM/I/2015 tentang pelaksanaan

kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi,

bahwa kesehatan KSPPS dan USPPS Koperasi adalah kondisi kinerja

usaha, keuangan dan manajemen koperasi yang dinyatakan Sehat, Cukup

Sehat, Dalam Pengawasan dan Dalam Pengawasan Khusus.15

Untuk mewujudkan KSPPS dan USPPS yang dikelola secara

profesional dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan,

sehingga diperlukannya penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan

Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

demi meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya kepada anggota dan masyarakat sekitarnya.

3. Metode CAMELS

Analisis dengan metode CAMELS digunakan untuk menganalisis

dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. CAMELS

merupakan kepanjangan dari aspek permodalan (Capital), aspek kualitas

asset (Assets), aspek kualitas manajemen (Management), aspek rentabilitas

(Earnings), aspek likuiditas (Liquidity), aspek sensitifitas pada risiko pasar

(Sensitivity to Market Ratio). Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan

Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor

15

Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh

Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi.

13

9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

Berdasarkan Prinsip Syariah. Penilaian tingkat kesehatan bank

berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mencakup penilaian terhadap

faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari:

a. Permodalan (Capital)

Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank

dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta

dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan yang

dimiliki.16

(Ihsan, 2015) Penilaian untuk faktor permodalan dilakukan

dengan menilai rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) atau rasio

kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

terhadap ketentuan yang berlaku.

Tabel 2.1

Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan

Rasio Peringkat

CAR ≥ 12% 1

9% ≤ CAR < 12% 2

8% ≤ CAR < 9% 3

6% < CAR < 8% 4

CAR ≤ 6% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

b. Kualitas Aset (Asset Quality)

Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset

bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan yang

akan muncul. Penilaian terhadap kualitas aset meliputi penilaian terhadap

rasio KAP (Kualitas Aktiva produktif) dan rasio PPAP (Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif).

16

Dwi Nur Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Ciputat: UIN Press 2015) h.358

14

Tabel 2.2

Kriteria Penetapan Peringkat KAP(1)

Rasio Peringkat

KAP1 ≤ 2 1

2 < KAP1 ≤ 3% 2

3% < KAP1 ≤ 6% 3

6 < KAP1 ≤ 9% 4

KAP1 > 9% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Rasio pemenuhan PPAP merupakan rasio yang mengukur kepatuhan bank

dalam membentuk PPAP untuk meminimalkan risiko akibat adanya aktiva

produktif yang berpotensi menimbulkan kerugian (Taswan, 2010:167).

Tabel 2.3

Kriteria Penetapan Peringkat KAP(2)

Rasio Peringkat

KAP ≥ 110% 1

105% ≤ KAP2 < 110% 2

100% ≤ KAP2 < 105% 3

95% ≤ KAP2 < 100% 4

KAP2 < 95% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

c. Manajemen (Management)

Penelitian Merkusiwati (2007) menggambarkan tingkat kesehatan bank

dari aspek manajemen dengan rasio Net Profit Margin (NPM), alasannya

karena seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup

manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan bank pada akhirnya

akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba.Net Profit

15

Margin dihitung dengan membagi Net Income atau laba bersih

dengan Operating Income atau laba usaha.

Tabel 2.4

Kriteria Penetapan Peringkat NPM

Rasio Peringkat

NPM ≥ 100% 1

81% ≤ NPM < 100% 2

66% ≤ NPM < 81% 3

51% ≤ NPM < 66% 4

NPM < 51% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

d. Profitabilitas (Earnings)

Rasio profitabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur

tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba.

Penilaian terhadap faktor ini dapat dinilai dengan rasio-rasio berikut:

Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest

Margin (NIM) atau Net Operating Margin (NOM), dan Biaya Operasional

dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO). ROA adalah rasio

yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total

aset.

Tabel 2.5

Kriteria Penetapan Peringkat ROA

Rasio Peringkat

ROA > 1,5% 1

1,25% < ROA ≤ 1,5% 2

0,5% < ROA ≤ 1,25% 3

0 < ROA ≤ 0,5% 4

ROA ≤ 0% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Rasio NOM (Net Operating Margin) adalah rasio untuk

mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba

16

melalui perbandingan pendapatan operasional dan beban operasional

dengan rata-rata aktiva produktif.

Tabel 2.6

Kriteria Penetapan Peringkat NOM

Rasio Peringkat

NOM > 3% 1

2% < NOM ≤ 3% 2

1,5% < NOM ≤ 2% 3

1% < NOM ≤ 1,5% 4

NOM ≤ 1% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasionalya. Semakin tinggi rasio ini

mengindikasikan semakin tidak efisien biaya operasional bank tersebut.

Tabel 2.7

Kriteria Penetapan Peringkat BOPO

Rasio Peringkat

BOPO ≤ 94% 1

94% < BOPO ≤ 95% 2

95% < BOPO ≤ 96% 3

96% < BOPO ≤ 97% 4

BOPO > 97% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

e. Likuiditas (Liquidity)

Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan

mampu membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka

pendek. Dalam hal ini yang dimaksud hutang jangka pendek adalah

17

simpanan masyarakat seperti simpanan tabungan, giro dan deposito.

Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar.17

Tabel 2.8

Kriteria Penetapan Peringkat LDR

Rasio Peringkat

FDR ≤ 75% 1

75% < FDR ≤ 85% 2

85% < FDR ≤ 100% 3

100% < FDR ≤ 120% 4

FDR > 120% 5

Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)

Penilaian rasio sensitivitas terhadap risiko pasar didasarkan pada Interest

Rate Risk Ratio (IRRR) yang proksi terhadap risiko pasar. IRRR

menunjukkan kemampuan bank dalam mengcover biaya bunga yang harus

dikeluarkan dengan pendapatan bunga yang dihasilkan.

Hasil penilaian terhadap analisis CAMELS kemudian dituangkan

dalam bentuk angka yang diberikan bobot sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan. Bobot nilai ini diartikan sebagai nilai kredit. Dari bobot

nilai ini dapat dipastikan kondisi suatu bank. Batas minimal dan maksimal

untuk menentukan predikat suatu bank dapat dilihat dalam tabel berikut

ini.18

Tabel 2.9

Nilai Kredit Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode

CAMELS

Nilai Kredit Predikat

17

Kasmir , Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004),

h. 44-45 18

Ibid, h 44-45

18

81 – 100 Sehat

66 - < 81 Cukup Sehat

51 - <66 Kurang Sehat

0 - <51 Tidak Sehat

4. Metode RGEC

Metode RGEC merupakan turunan dari Peraturan Bank Indonesia Nomor

13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan Bank Umum berdasarkan

profil risiko. Indikator penilaian yang ada dalam penilaian tingkat kesehatan

bank syariah dan unit syariah dipaparkan dalam Surat Edaran OJK Nomor

10/SEOJK.03/2014 sebagai berikut:

a. Risk Profil

Penilaian faktor Profil Risiko merupakan penilaian terhadap Risiko

inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional

Bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas 10 (sepuluh) jenis Risiko yaitu

Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko

Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Reputasi, Risiko Imbal

Hasil, dan Risiko Investasi. Pada aspek ini diukur dengan menggunakan rasio

Non Performing Financing (NPF) dan Financing To Deposit Ratio (FDR).

Rasio NPF adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kegagalan dari

pembiayaan, dimana NPF adalah rasio antara pembiayaan bermasalah (yang

masuk dalam kriteria pembiayaan lancar, diragukan, dan macet) dengan total

pembiayaan yang disalurkan.19

Tabel 2.10

Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPF)

Peringkat Komposit Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat NPF < 2%

2 Sehat 2% ≤ NPF < 5%

3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF < 8%

19 Otoritas Jasa Keuangan, Data Statistik Perbankan Syariah, 2014

(http://www.ojk.go.id/en/data-statistik-perbankan-syariah)

19

4 Kurang Sehat 8% ≤ NPF < 12%

5 Tidak Sehat 12% ≤ NPF

Sumber: Publikasi Bank Indonesia

FDR merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara

pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank dengan dana yang dihimpun oleh bank,

dalam hal ini dana pihak ketiga. FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan

bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Tabel 2.11

Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (FDR)

Peringkat Komposit Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat FDR < 75%

2 Sehat 75% < FDR ≤ 85%

3 Cukup Sehat 85% < FDR ≤ 100%

4 Kurang Sehat 100% ≤ FDR ≤ 120%

5 Tidak Sehat FDR > 120%

Sumber: Publikasi Bank Indonesia

b. Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian faktor Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah

merupakan penilaian terhadap kualitas manajemenbank atas pelaksanaan 5

(lima) prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran. Prinsip-prinsip Good

Corporate Governance dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance tersebut berpedoman pada ketentuan Good

Corporate Governance yang berlaku bagi Bank Umum Syariah dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank.

Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip Good Corporate

Governance Bank Umum Syariah harus melakukan penilaian sendiri (self

assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) faktor

20

penilaian pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana diatur dalam

ketentuan Good Corporate Governance yang berlaku bagi Bank Umum Syariah

sebagai berikut:

1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite

4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah

5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatanpenghimpunan dana

dan penyaluran dana serta pelayanan jasa

6) Penanganan benturan kepentingan

7) Penerapan fungsi kepatuhan

8) Penerapan fungsi audit intern

9) Penerapan fungsi audit ekstern

10) Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD)

11) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan

pelaksanaan Good Corporate Governance serta pelaporan internal.

c. Earning

Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja

Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas, kesinambungan (sustainability)

Rentabilitas, manajemen Rentabilitas, dan pelaksanaan fungsi sosial. Dalam

PBI No 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum untuk

mengukur rentabilitas dapat menggunakan rasio ROA (Return On Asset) dan

NOM (Net Operating Margin).

Tabel 2.12

Kriteria Penetapan Peringkat Return On Asset (ROA)

Peringkat Komposit Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat 1,5% < ROA

2 Sehat 1,25 < ROA ≤ 1,5%

3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%

21

4 Kurang Sehat 0% < ROA ≤ 0,5%

5 Tidak Sehat ROA ≤ 0% (atau Negatif)

Sumber: Publikasi Bank Indonesia

Tabel 2.13

Kriteria Penetapan Peringkat Net Operating Margin (NOM)

Peringkat Komposit Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat 3% < NOM

2 Sehat 2% < NOM ≤ 3%

3 Cukup Sehat 1,5% < NOM ≤ 2%

4 Kurang Sehat 1% < NOM ≤ 1,5%

5 Tidak Sehat NOM ≤ 1% (atau Negatif)

Sumber: Publikasi Bank Indonesia

d. Capital (Permodalan)

Penilaian faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan modal

dan kecukupan pengelolaan Permodalan. Dalam melakukan perhitungan

Permodalan, Bank Umum Syariah mengacu pada ketentuan yang berlaku

mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank Umum Syariah.

Untuk mengukur penilaian permodalan rasio yang digunakan adalah Rasio

CAR (Capital Adequency Ratio).

Tabel 2.14

Kriteria Penetapan Peringkat Capital Adequacy Ratio (CAR)

Peringkat Komposit Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat 12% < CAR

2 Sehat 9% < CAR ≤ 12%

3 Cukup Sehat 8% < CAR ≤ 9%

4 Kurang Sehat 6% < CAR ≤ 8%

22

5 Tidak Sehat CAR ≤ 6% (atau Negatif)

Sumber: Publikasi Bank Indonesia

Setelah semua indikator dinilai OJK berhak menurunkan Peringkat

Komposit Tingkat Kesehatan Bank peringkat tersbut dikategorikan dalam 5

peringkat yaitu Peringkat Komposit 1 (PK-1), Peringkat Komposit 2 (PK-2),

Peringkat Komposit 3 (PK-3),Peringkat Komposit 4 (PK-4), dan Peringkat

Komposit 5 (PK-5).Urutan Peringkat Komposit yang lebih kecil

mencerminkan kondisi Bank yang lebih sehat.

Tabel 2.15

Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank dengan Pendekatan

Risk-Based Bank Rating (RBBR)

Peringkat Komposit Keterangan

PK 1 Sangat Sehat

PK 2 Sehat

PK 3 Cukup Sehat

PK 4 Kurang Sehat

PK 5 Tidak Sehat

Sumber: Refmasari dan Setiawan (2014)

5. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi

Untuk mewujudkan KSPPS dan USPPS yang dikelola secara

profesional dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan,

sehingga diperlukannya penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam

dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan

Syariah demi meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat sekitarnya.

Ruang lingkup penilaian kesehatan KSPPS dan USPPS meliputi

penilaian terhadap beberapa aspek sebagai berikut:

23

a. Aspek Permodalan

Aspek pertama penilaian kesehatan KSPPS/USPPS koperasi

adalah permodalan. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan dua

rasio permodalan yaitu perbandingan modal sendiri dengan total aset

dan rasio kecukupan modal (CAR). Dalam Peraturan Menteri KUKM

No.16 Tahun 2015 menjelaskan bahwa modal sendiri KSPPS adalah

jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan yang disisihkan

dari sisa hasil usaha, hibah dan simpanan lain yang memiliki

karakteristik sama dengan simpanan wajib.

Rasio modal sendiri terhadap total aset dimaksudkan untuk

mengukur kemampuan KSPPS/USPPS koperasi dalam menghimpun

modal sendiri dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Pada

KSPPS/USPPS koperasi rasio ini dianggap sehat apabila nilainya

maksimal 20%. Artinya bahwa KSPPS/USPPS koperasi telah mampu

menumbuhkan kepercayaan anggotanya, untuk menyimpan dana pada

KSPPS/USPPS koperasi.

Tabel 2.16

Perhitungan Kriteria Rasio Permodalan

Rasio

Permodalan

(%)

Nilai

Kredit

Bobot

Skor (%)

Skor Kriteria

0 0 5 0 0 – 1,25 Tidak Sehat

1,26–2,50 Kurang Sehat

2,51–3,75 Cukup Sehat

3,76–50 Sehat

5 25 5 1,25

10 50 5 1,50

15 75 5 3,75

20 100 5 5,0

Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada

lembaga keuangan seperti KSPPS/USPPS koperasi merupakan

kewajiban penyediaan kecukupan modal (modal minimum) didasarkan

pada risiko aktiva yang dimilikinya. Penggunaan rasio ini

dimaksudkan agar para pengelola KSPPS/USPPS koperasi melakukan

24

pengembangan usaha yang sehat dan dapat menanggung risiko

kerugian dalam batas-batas tertentu yang dapat diantisipasi oleh modal

yang ada.

Tabel 2.17

Perhitungan Kriteria Rasio CAR

Rasio CAR (%) Nilai Kredit Bobot (%) Skor Kriteria

< 6 25 5 1,25 Tidak sehat

6 - < 7 50 5 2,50 Kurang sehat

7 - < 8 75 5 3,75 Cukup sehat

≥ 8 100 5 5,00 Sehat

b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva produktif adalah kekayaan KSPPS/USPPS Koperasi yang

mendatangkan penghasilan. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif

didasarkan pada tiga rasio, yaitu Rasio tingkat piutang dan pembiayaan

bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, Rasio Portofolio

terhadap piutang berisiko dan pembiayaan berisiko PAR (Portfolio

Asset Risk), dan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang

Wajib Dibentuk (PPAPWD).

Untuk memperoleh rasio piutang dan pembiayaan bermasalah

terhadap piutang dan pembiayaan yang disalurkan, untuk rasio lebih

besar dari 12% sampai dengan 100% diberi nilai skor 25 dan untuk

setiap penurunan rasio 3% nilai kredit ditambah dengan 5 sampai

dengan maksimum 100 dan nilai kredit dikalikan bobot 10% maka

diperoleh skor penilaian. Contoh perhitungan sebagai berikut:

25

Tabel 2.18

Perhitungan Rasio Piutang dan Pembiayaan Bermasalah terhadap Piutang

dan Pembiayaan yang Disalurkan

Pembiayaan Bermasalah

dan Pembiayaan yang

disalurkan(%)

Nilai Bobot Skor Kriteria

>12 25 10 2,50 0 - < 2,5 Tidak Lancar

9 – 12 50 10 5,00 2,5 - < 5,00 Kurang Lancar

5 -8 75 10 7,50 5,00 - < 7,50 Cukup Lancar

< 5 100 10 10,00 7,50 – 10,00 Lancar

Mengukur rasio portofolio piutang dan pembiayaan berisiko:

Tabel 2.19

Perhitungan Rasio PAR

Rasio PAR

(%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%) Skor Kriteria

>30 25 5 1,25 0 -< 1,25 Sangat berisiko

26 – 30 50 5 2,50 1,25 - < 2,50 Kurang Berisiko

21 - < 26 75 5 3,75 2,50 - < 3,75 Cukup Berisiko

< 21 100 5 5,00 3,75 – 5,0 Tidak Berisiko

Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap

Penyisihan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD). Rasio ini

menunjukkan kemampuan manajemen KSPPS/USPPS koperasi menyisihkan

26

pendapatannya untuk menutupi risiko (penghapusan) aktiva produktif yang

disalurkan dalam bentuk pembiayaan dan piutang.

Tabel 2.20

Perhitungan Rasio PPAP

Rasio

PPAP (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%) Skor Kriteria

0 0 5 0

0- < 1,25 Macet

1,25 - <2,5 Diragukan

2,5 -< 3,75 KL

3,75 – 5 Lancar

10 10 5 0,5

20 20 5 1,0

30 30 5 1,5

40 40 5 2,0

50 50 5 2,5

60 60 5 3,0

70 70 5 3,5

80 80 5 4,0

90 90 5 4,5

c. Aspek Manajemen

Penilaian aspek manajemen KSPPS/USPPS koperasi meliputi

beberapa komponen yaitu:

a) Manajemen umum

b) Kelembagaan

c) Manajemen permodalan

d) Manajemen aktiva

e) Manajemen likuiditas

27

a) Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai kredit

untuk setiap jawaban pertanyaan positif).

Tabel 2.21

Perhitungan Kriteria Manajemen Umum

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 0,25

2 0,50 0 – 0,75 Tidak baik

3 0,75 0,76 – 1,60 Kurang baik

4 1,00 1,51 – 2,25 Cukup Baik

5 1,25 2,26 – 3,00 Baik

6 1,50

7 1,75

8 2,00

9 2,25

10 2,50

11 2,75

12 3,00

b) Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai kredit untuk

setiap jawaban pertanyaan positif).

Tabel 2.22

Perhitungan Kriteria Manajemen Kelembagaan

Positif Nilai Kredit

Kriteria Bobot

1 0,50

2 1,00 0 – 0,75 Tidak baik

3 1,50 0,76 – 1,50 Kurang baik

28

4 2,00 1,51 – 2,25 Cukup baik

5 2,50 2,26 – 3,00 Baik

6 3,00

c) Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit

untuk setiap jawaban pertanyaan positif).

Tabel 2.23

Perhitungan Kriteria Manajemen Permodalan

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria 1

0,60 0 – 0,75 Tidak baik

0,76 – 1,50 Kurang baik

1,51 – 2,25 Cukup baik

2,26 – 3,00 Baik

2 1,20

3 1,80

4 2,40

5 3,00

d) Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit

untuk setiap jawaban positif).

Tabel 2.24

Perhitungan Kriteria Manajemen Aktiva

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 0,30

2 0,60

3 0,90

4 1,20 0 – 0,75 Tidak baik

5 1,50 0,76 – 1,50 Kurang baik

6 1,80 1,51 – 2,25 Cukup baik

7 2,10 2,26 – 3,00 Baik

8 2,40

9 2,70

10 3,30

29

e) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai kredit

untuk setiap jawaban pertanyaan positif).

Tabel 2.25

Perhitungan Kriteria Manajemen Likuiditas

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 0,60

0 – 0,75 Tidak baik 2 1,20

0,76 - 1,50 Kurang baik 3 1,80

1,51 – 2,25 Cukup baik 4 2,40

2,26 – 3,00 Baik 5 3,00

d. Aspek Efisiensi

Penilaian efisiensi KSPPS/USPPS koperasi didasarkan pada 3

(tiga) rasio yaitu rasio biaya operasional terhadap pelayanan, rasio aktiva

tetap terhadap total asset, rasio efisiensi pelayanan. Rasio-rasio ini

menggambarkan sampai seberapa besar KSPPS/USPPS koperasi mampu

memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan

asset yang dimilikinya, sebagai pengganti ukuran rentabilitas yang untuk

badan usaha koperasi dinilai kurang tepat. Karena koperasi tujuan utamanya

adalah memberikan pelayanan kepada anggota bukan mencari keuntungan.

Meskipun rentabilitas sering digunakan sebagai ukuran efisiensi

penggunaan modal. Rentabilitas koperasi hanya untuk mengukur

keberhasilan perusahaan koperasi yang diperoleh dari penghematan biaya

pelayanan.

30

Tabel 2.26

Perhitugan Kriteria Rasio Biaya Operasional terhadap Pelayanan

Rasio Biaya Operasional

terhadap Pelayanan (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%) Skor Kriteria

>100 25 4 1 Tidak efisien

85 – 100 50 4 2 Kurang efisien

69 – 84 75 4 3 Cukup efisien

0 – 68 100 4 4 Efisien

Rasio aktiva tetap terhadap total modal ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.27

Perhitungan Kriteria Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Modal

Rasio Aktiva Tetap Terhadap

Total Modal (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%) Skor Kriteria

76 – 100 25 4 1 Tidak baik

51 – 75 50 4 2 Kurang baik

26 – 50 75 4 3 Cukup baik

0 – 25 100 4 4 Baik

Rasio efisiensi pelayanan dihitung sebagai berikut:

Tabel 2.28

Perhitungan Kriteria Rasio Efisiensi Pelayanan

Rasio Efisiensi

Pelayanan

Nilai

Kredit

Bobot

(%) Skor Kriteria

< 50 25 2 0,5 Tidak baik

50 – 74 50 2 1 Kurang baik

75 – 99 75 2 1,5 Cukup baik

>90 100 2 2 Baik

31

e. Aspek Likuiditas

Dalam usaha simpan pinjam, pemeliharaan likuiditas dimaksudkan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, baik untuk membayar

penarikan dana simpanan anggota koperasi maupun kewajiban jangka

pendek lainnya. Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas

KSPPS/USPPS koperasi dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu rasio

kas dan rasio pembiayaan. Kas dan bank adalah alat likuid yang segera

dapat digunakan, seperti uang tunai dan uang yang tersimpan lembaga

keuangan syariah lain.

Tabel 2.29

Perhitungan Kriteria Rasio Kas

Rasio Kas (%) Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Sk

or Kriteria

< 14 dan > 56 25 10 2,5 Tidak likuid

(14 – 20) dan (46 – 56) 50 10 5 Kurang likuid

(21 – 25) dan (35 – 45) 75 10 7,5 Cukup likuid

(26 – 34) 100 10 10 Likuid

Pengukuran rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima

ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.30

Perhitungan Kriteria Rasio Pembiayaan

Rasio pembiayaan

(%) Nilai Kredit Bobot (%) Skor Kriteria

< 50 25 5 1,25 Tidak likuid

51 – 75 50 5 2,50 Kurang likuid

76 – 100 75 5 3,75 Cukup likuid

>100 100 5 5 Likuid

32

f. Aspek Jati Diri Koperasi

Penilaian aspek jati diri koperasi dimaksudkan untuk mengukur

keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu

mempromosikan ekonomi anggota. Aspek penilaian jati diri koperasi

menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu:

a. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA). Rasio ini mengukur

kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan

manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan

simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik.

b. Rasio Partisipasi Bruto. Rasio partisipasi bruto adalah tingkat

kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin

tinggi/besar persentasenya semakin baik. Partisipasi bruto adalah

kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan

jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi

netto.

Pengukuran rasio Promosi Ekonomi Anggota ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.31

Perhitungan Kriteria Rasio PEA

Rasio PEA (%) Nilai

Kredit

Bobot

(%) Skor Kriteria

< 5 25 5 1,25 Tidak bermanfaat

5 – 7,99 50 5 2,50 Kurang bermanfaat

8 – 11,99 75 5 3,75 Cukup bermanfaat

>12 100 5 5 Bermanfaat

33

Pengukuran rasio partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.32

Perhitungan Kriteria Rasio Partisipasi Bruto

Rasio Partisipasi Bruto Nilai

Kredit

Bobot

(%) Skor Kriteria

< 25 25 5 1,25 Rendah

25 – 49 50 5 2,50 Kurang

50 – 75 75 5 3,75 Cukup

>75 100 5 5 Tinggi

g. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan

pada 3 (tiga) rasio, yaitu Rentabilitas Aset, Rentabilitas Ekuitas, dan

Kemandirian Operasional. Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum

zakat dan pajak dibandingkan dengan total aset ditetapkan sebagai

berikut:

Tabel 2.33

Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas Aset

(%) Nilai Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

< 5 25 3 0,75 Rendah

5 – 7,4 50 3 1,50 Kurang

7,5 – 10 75 3 2,25 Cukup

>10 100 3 3,00 Tinggi

34

Rasio rentabilitas ekuitas yaitu SHU bagian anggota

dibandingkan total ekuitas ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.34

Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas Ekuitas

Rasio Rentabilitas

Ekuitas (%) Nilai Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

< 5 25 3 0,75 Rendah

5 – 7,4 50 3 1,50 Kurang

7,5 – 10 75 3 2,25 Cukup

>10 100 3 3,00 Tinggi

Rasio kemandirian operasional yaitu pendapatan usaha

dibandingkan biaya operasional ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.35

Perhitungan Kriteria Rasio Kemandirian Operasional

Rasio Kemandirian Operasional

(%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Skor Kriteria

<100 25 4 1 Rendah

100- 125 50 4 2 Kurang

126 – 150 75 4 3 Cukup

>150 100 4 4 Tinggi

h. Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah

Penilaian aspek kepatuhan prinsip syariah dimaksudkan untuk menilai

sejauh mana prinsip syariah diterapkan/dipatuhi oleh KSPPS/USPPS

koperasi dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai lembaga keuangan

syariah. Penilaian kepatuhan prinsip syariah dilakukan dengan perhitungan

nilai kredit yang didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban

35

pertanyaan sebanyak 10 buah dengan bobot 10% berarti untuk setiap

jawaban positif 1 memperoleh nilai kredit bobot 1.

Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dianalisa dalam aspek

kepatuhan prinsip syariah ini adalah sebagai berikut:

1. Akad dilaksanakan sesuai tata cara syariah?

2. Penempatan dana pada bank syariah?

3. Adanya Dewan Pengawas Syariah?

4. Komposisi modal penyertaan dan pembiayaan berasal dari lembaga

keuangan syariah?

5. Pertemuan kelompok yang dihadiri Pengurus, Pengawas, dan

Dewan Pengawas Syariah, Pengelola, Karyawan, Pendiri dan

Anggota yag diselenggarakan secara berkala?

6. Manajemen KSPPS/USPPS Koperasi memiliki sertifikat

pendidikan pengelolaan lembaga keuangan syariah yang

dikeluarkan oleh pihak yang kompeten?

7. Frekuansi rapat Dewan Pengawas Syariah untuk membicarakan

ketepatan pola pembiayaan yang dijalankan pengelola dalam 1

tahun?

8. Dalam mengatasi pembiayaan bermasalah digunakan pendekatan

syariah?

9. Meningkatnya titipan ZIS dari anggota?

10. Meningkatnya pemahaman anggota terhadap keunggulan sistem

syariah dari waktu ke waktu?

Dari pertanyaan-pertanyaan diatas, pembobotan penilaian pada

aspek kepatuhan Syariah ini dapat dilihat pada tabel contoh perhitungan

dibawah ini:

36

Tabel 2.36

Perhitungan Kriteria Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah

Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria

1 1

2 2

3 3

4 4 0 – 2,50 Tidak patuh

5 5 2,51 – 5,00 Kurang patuh

6 6 5,01 – 7,50 Cukup patuh

7 7 7,51 – 10,00 Patuh

8 8

9 9

10 10

Penetapan kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

dilakukan berdasarkan hasil perhitungan terhadap 8 (delapan) komponen diatas

diperoleh skor secara keseluruhan. Skor dimaksud dipergunakan untuk

menetapkan predikat tingkat kesehatan KSPPS/USPPS koperasi yang dibagi

dalam 4 (empat) golongan yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan, dan

dalam pengawasan khusus. Penetapan predikat tingkat kesehatan

KSPPS/USPPS koperasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.37

Predikat Tingkat Kesehatan

SKOR PREDIKAT

80,00 ≤ x ≤ 100 Sehat

66,00 ≤ x ≤ 80,00 Cukup Sehat

51,00 ≤ x ≤ 66,00 Dalam Pengawasan

0 < x < 51,00 Dalam Pengawasan Khusus

37

B. Penelitian terdahulu

No Judul

Penelitian/

Peneliti/Tahun

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1. Analisis

Penilaian

Tingkat

Kesehatan

Koperasi

Simpan Pinjam

dan Pembiayaan

Syariah

(KSPPS) Kota

Tanggerang

Selatan,

Fadhillah

Rahmi, Skripsi

UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta 2017.

Alat penelitian

menggunakan

metode

penilaian

kesehatan oleh

Deputi Bidang

Pengawasan

Kementerian

Koperasi dan

Usaha Kecil

dan Menengah

Republik

Indonesia

Nomor:

07/Per/Dep.6/I

V/2016

Dalam penelitian ini

penulis

membandingkan

beberapa metode

tingkat kesehatan

menggunakan metode

CAMELS, penilaian

risiko atau RGEC,dan

Pedoman Penilaian

Kesehatan oleh Deputi

Bidang Pengawasan

Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik

Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016.

yang dilakukan pada

dua objek penelitian

yaitu BMT UMJ dan

BMT Mekar Dakwah

periode 2012-2016.

Kemudian dilakukan

pula analisis faktor-

faktor yang

berpengaruh terhadap

masing-masing metode.

Hasil penelitian ini

menunjukkan dari 8

sampel yang

dijadikan objek

penelitian pada

penelitian ini,

sebanyak 1

KSPPS/BMT berada

pada predikat tingkat

kesehatan sehat, 6

KSPPS / BMT

berada pada predikat

tingkat kesehatan

cukup sehat dan 1

KSPPS / BMT

berada pada predikat

tingkat kesehatan

dalam pengawasan.

2. Analisis Tingkat Alat penelitian Dalam penelitian ini Hasil penelitian

38

No Judul

Penelitian/

Peneliti/Tahun

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Kesehatan

Koperasi

Syariah,

Burhanuddin

Yusuf, UIN

Syarif

Hidayatullah.

Jurnal Bisnis

dan manajemen

Vol 6 (1) P-

ISSN: 2087-

2038, E-ISSN:

2461-1182.

menggunakan

metode

CAMEL yang

disesuaikan

dengan

beberapa aspek

syariah

(berdasarkan

Surat

Keputusan

Menteri

Koperasi No

35.3/Per/M.K

UKM/X/2007)

penulis

membandingkan

beberapa metode

tingkat kesehatan

menggunakan metode

CAMELS, penilaian

risiko atau RGEC,dan

Pedoman Penilaian

Kesehatan oleh Deputi

Bidang Pengawasan

Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik

Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016.

yang dilakukan pada

dua objek penelitian

yaitu BMT UMJ dan

BMT Mekar Dakwah

periode 2012-2016.

menunjukkan bahwa

KJKS BMT Al-

Munawarah

dikategorikan sebagai

koperasi cukup sehat.

Namun ada beberapa

hal yang belum

memenuhi kriteria

tingkat kesehatannya.

Kelemahan yang perlu

diperbaiki pada aspek

fungsi pengawas

syariah namun dapat

diatasi dengan

peningkatan kualitas

SDM baik pengawas,

pengurus, dan

pengelola. Dengan

demikian anggapan

bahwa Koperasi

Syariah itu tidak

professional dan tidak

baik manajemennya

adalah anggapan yang

kurang tepat.

3. Analisis

Perbandingan

Menggunakan

metode

Selain menggunakan

metode CAMELS,

Dari perhitungan

CAMELS pada tahun

39

No Judul

Penelitian/

Peneliti/Tahun

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Tingkat

Kesehatan Bank

Dengan

Menggunakan

Metode

CAMELS Dan

RGEC Pada PT

Bank XXX

Periode 2008-

2011,

Anggrawit

Kusumawardha

ni, Fakultas

Ekonomi

Universitas

Gunadarma,

Jurnal Ekonomi

Bisnis Volume

19 No. 3,

Desember 2014

hlm 16-22

CAMEL dan

RGEC

penilaian risiko atau

RGEC. Penulis juga

menggunakan metode

yang berasal dari

Pedoman Penilaian

Kesehatan oleh Deputi

Bidang Pengawasan

Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik

Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016.

Dan objek yang

dilakukan oleh peneliti

adalah BMT UMJ dan

BMT Mekar Dakwah

periode 2012-2016.

2008-2011 pada PT.

Bank XXX nilai CAR

menunjukan predikat

yang baik nilai NPL

meskipun mengalami

kenaikan namun bank

dapat mengatasi dengan

baik. Nilai NPM berada

pada keadaan yang

stabil. Nilai BOPO

menunjukan bahwa

biaya yang dikeluarkan

lebih besar sehingga

laba bank sedikit

berkurang. Nilai ROA

yang didapat pada

periode penelitian

cukup baik. Nilai LDR

yang didapat

mengalami penurunan

dan nilai sensitifitas

yang cenderung

meningkat . Yang

menjadi pebedaan

dalam metode RGEC

adalah tidak

dihitungnya kualitas

asset pada bank

40

No Judul

Penelitian/

Peneliti/Tahun

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

sedangkan rasio NPL

dimasukkan kedalam

penilaian profil risiko

4. Analisis

Komparasi

Kinerja

Keuangan BMT

Segmented

Campus dan

BMT Non

Segmented

Campus (Studi

pada BMT

Iqtisaduna FE

UII dan BMT

Sunan Kalijaga)

Ayief

Fathurrahman,

UIN Sunan

Kalijaga.

Membandingk

an kinerja

keuangan 2

BMT

Dalam penelitian ini

selain menghitung rasio

keuangan penulis juga

membandingkan

beberapa metode

tingkat kesehatan

menggunakan metode

CAMELS, penilaian

risiko atau RGEC,dan

Pedoman Penilaian

Kesehatan oleh Deputi

Bidang Pengawasan

Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik

Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016,

yang dilakukan pada

dua objek penelitian

yaitu BMT UMJ dan

BMT Mekar Dakwah

periode 2012-2016.

Analisis yang dilakukan

menunjukkan bahwa

rata-rata rasio keuangan

LDR BMT Sunan

Kalijaga lebih baik

dibandingkan dengan

rasio LDR BMT

Iqtisaduna FE UII.

Sedangkan pada rasio

yang lain seperti rasio

CAR, NPF, ROA,

ROE, dan BOPO

menunjukkan bahwa

rasio keuangan BMT

Sunan Kalijaga lebih

rendah kualitasnya

dibandingkan BMT

Iqtisaduna FE UII.

5 Analisis Menilai Penilaian kesehatan Hasil penelitian ini

41

No Judul

Penelitian/

Peneliti/Tahun

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Penilaian

Kesehatan

Koperasi Jasa

Keuangan

Syariah berbasis

masjid (Studi

kasus BMT At-

Taqwa

Kemanggisan

Jakarta),

Hasmayati,

Jurnal Riset

Manajemen dan

Bisnis, Vol.1,

No.2, Oktober

2016: 163-170

Kesehatan

Koperasi Studi

Kasus Pada

BMT

yang dilakukan oleh

penulis menggunakan

beberapa metode

tingkat kesehatan yaitu

metode CAMELS,

penilaian risiko atau

RGEC,dan Pedoman

Penilaian Kesehatan

oleh Deputi Bidang

Pengawasan

Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik

Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016.y

ang dilakukan pada dua

objek penelitian yaitu

BMT UMJ dan BMT

Mekar Dakwah periode

2012-2016. Kemudian

menganalisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi tingkat

kesehatan dengan

menggunakan Regresi

Tobit

menunjukkan bahwa

tingkat kesehatan

KJKS BMT At-

Taqwa melalui

perhitungan delapan

aspek menunjukkan

KJKS BMT At Taqwa

berada

pada level cukup

segat dan dengan

dipengaruhi oleh faktor-

faktor dari tujuh rasio

keuangan yang

memberikan pengaruh

terhadap tingkat

kesehatan koperasi

tersebut yaitu rasio

NPF, rasio portofolio

pembiayaan beresiko,

kelembagaan, rasio

aktiva tetap terhadap

total asset, rasio

ROE, rasio partisipasi

bruto dan rasio

partisipasi ekonomi

anggota.

6. Analisis Faktor- Menilai faktor- Dalam penelitian ini Penelitian ini

42

No Judul

Penelitian/

Peneliti/Tahun

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

faktor yang

Mempengaruhi

Efisiensi,

Profitabilitas,

dan Tingkat

Kesehatan Bank

Syariah Periode

2009-2016, Siti

Robiah, UIN

Syarif

Hidayatullah.

faktor yang

mempengaruhi

tingkat

kesehatan

dengan metode

RBBR.

penulis

membandingkan

beberapa metode

tingkat kesehatan

menggunakan metode

CAMELS, penilaian

risiko atau RGEC,dan

Pedoman Penilaian

Kesehatan oleh Deputi

Bidang Pengawasan

Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik

Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016.

yang dilakukan pada

dua objek penelitian

yaitu BMT UMJ dan

BMT Mekar Dakwah

periode 2012-2016.

Kemudian dilakukan

pula analisis faktor-

faktor yang

berpengaruh terhadap

masing-masing metode

dengan menggunakan

Regresi Tobit.

menggunakan

pendekatan parametik

Stochastic Frontier

Approach (SFA) untuk

menghitung tingkat

efisiensi, menggunakan

rasio ROA untuk

menghitung tingkat

profitabilitas, dan

menggunakan rasio

RBBR untuk

menghitung tingkat

kesehatan bank. Objek

penilitian pada 5 BUS

yaitu BMI, BSM, BMS,

dan BRIS. Hasilnya

menunjukkan bahwa

BRIS mendapatkan

tingkat efisiensi

terbesar yaitu 99,94%.

Pada tingkat

profitabilitas yang

terbesar adalah BMS

sebesar 2,06% dengan

faktor yang

mempengaruhinya yaitu

rasio NPF, FDR dan

BOPO. Sedagkan pada

43

No Judul

Penelitian/

Peneliti/Tahun

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

analisis tingkat

kesehatan BSM

menduduki nilai

tertinggi yaitu 87,92%

dengan rasio FDR dan

ROA berpengaruh

signifikan terhadap

tingkat kesehatan.

7 Analisis

Penilaian Faktor

Yang

Mempengarui

Tingkat

Kesehatan

Bank Dengan

Regresi Logit,

Titik Aryati dan

Shirin Balafif

Menganalisis

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

tingkat

kesehatan

metode

CAMEL

Dalam penelitian ini

penulis

membandingkan

beberapa metode

tingkat kesehatan

menggunakan metode

CAMELS, penilaian

risiko atau RGEC,dan

Pedoman Penilaian

Kesehatan oleh Deputi

Bidang Pengawasan

Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik

Indonesia Nomor:

07/Per/Dep.6/IV/2016.

yang dilakukan pada

dua objek penelitian

yaitu BMT UMJ dan

Artikel ini membahas

dampak probabilitas

tingkat kesehatan bank

menggunakan analisis

rasio CAMEL. Metode

statistik digunakan

untuk menguji hipotesis

penelitian, yaitu regresi

Logit. Variabel

dependen yang

digunakan adalah

tingkat kesehatan bank

dan variabel

independen adalah rasio

CAMEL. Sampel terdiri

dari 60 bank sehat dan

14 bank tidak sehat

pada tahun 2005-2006.

Hasil empiris penelitian

44

No Judul

Penelitian/

Peneliti/Tahun

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

BMT Mekar Dakwah

periode 2012-2016.

ini mengindikasikan

bahwa NPL adalah

variabel yang signifikan

yang mempengaruhi

tingkat kesehatan bank.

45

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB III

Studi Kasus: Metode Pengukuran Tingkat Kesehatan

Antara BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ

Laporan Keuangan & RAT Periode 2012-2016

BMT Mekar Dakwah BMT UMJ

CAMELS RGEC Pedoman Penilaian Kesehatan

Koperasi Tahun 2016

Analisis Regresi Tobit dengan

menggunakan eviews 9

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Jarque-Berra

Uji

Multikolinearitas

Uji Hipotesis

Uji Parsial

(Likelihood Ratio)

Uji Simultan

(Uji Z-stat)

Interpretasi dan Kesimpulan

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan

dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desai penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan

terkontrol.20

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

dimana jenis data yang biasanya dinyatakan dengan satuan angka-angka, baik

diperoleh dari sumber aslinya maupun diperoleh melalui hasil pengukuran

statistik menggunakan teknik-teknik statistik yang telah dilakukan sebelumnya.21

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari dan menelaah

literatur-literatur seperti buku, jurnal, artikel, internet serta sumber informasi

lainnya yang dapat menunjang penelitian ini.

2. Penelitian lapangan (Field Research)

data sekunder yang digunakan adalah laporan pertanggungawaban pengurus

yang disampaikan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Laporan

Keuangan BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ periode 2012-2016.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data yang diperoleh dari informasi yang disampaikan dalam Rapat Anggota

20

Asep Saepul Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,

(Yogyakarta: Deepublish, November 2014), h. 5 21

Muhammad teguh, Metode Kuantitatif untuk Analisis Ekonomi dan Bisnis, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2014), h.12

47

Tahunan (RAT) dan Laporan Keuangan BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ

periode 2012-2016.

D. Metode dan Analisis Data

1. Metode Perhitungan CAMELS

Adapun indikator penilaian dengan pendekatan CAMELS sebagai berikut :

Tabel 3.1

Indikator Penilaian CAMELS

No Aspek yang

Dinilai

Komponen

1. Capital Rasio Permodalan berfungsi untuk mengukur

kemampuan menyerap kerugian-kerugian yang tidak

dapat dihindari lagi

Capital Adequacy Ratio

2. Asset Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva

produktif selain itu juga untuk mengantisipasi risiko

gagal bayar dari pembiayaan

Kualitas Aktiva Produktif

3. Manajemen dalam penelitian ini penilaian sistem manajemen

diproyeksikan dengan perhitungan rasio Net Profit

Margin sebagai berikut:

48

No Aspek yang

Dinilai

Komponen

4. Earning Rasio rentabilitas merupakan alat untuk mengukur

tingkat efisiensi usaha dan kemampuan dalam

menghasilkan laba.

Net Operating Margin

Return On Asset

5. Liquidity Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis

kemampuan dalam memenuhi kewajiban-

kewajibannya terutama kewajiban jangka pendeknya.

Financing to Deposit Ratio

Sumber : Dwi Nuraini Ihsan (2015)

2. Metode Perhitungan RGEC

Berikut indikator penilaian dalam pendekatan RGEC:

Tabel 3.2

Indikator Penilaian RGEC

No Aspek yang Dinilai Komponen

1. Profil Risiko Penilaian faktor profil risiko merupakan

penilaian terhadap risiko inheren dan

kualitas penerapan manajemen risiko dan

aktivitas operasional.

Risiko Kredit

Menggunakan indikator NPF (Non

Performing Financing)

49

No Aspek yang Dinilai Komponen

Risiko Likuiditas

Menggunakan indikator FDR (Financing to

Deposit Ratio)

2. Good Corporate

Governance

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian

terhadap kualitas manajemen atas lima

pelaksanaan prinsip GCG yaitu

transparansi, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, profesional dan

kewajaran

3. Rentabilitas (Earning) Evaluasi kinerja rentabilitas dihitung

menngunakan indikator ROA (Return On

Asset) dan NOM (Net Operating Margin)

ROA (Return On Asset)

NOM (Net Operating Margin)

( )

4. Capital Indikator yang digunakan untuk menilai

aspek permodalan adalah rasio CAR

(Capital Adequacy Ratio)

CAR (Capital Adequacy Ratio)

Sumber : Manajemen Treasury, Dwi Nuraini Ihsan (2015)

50

3. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi

Adapun indikator penilaian berdasarkan pedoman penilaian kesehatan oleh

Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia sebagai berikut :

Tabel 3.3

Indikator Penilaian Kesehatan Koperasi

No Aspek yang

Dinilai

Komponen

1. Permodalan Penilaiannya dilakukan dengan menggunakan dua rasio

permodalan yaitu:

a. Rasio modal sendiri terhadap total asset

b. Rasio Kecukupan Modal (CAR)

2. Kualitas

Aktiva

Produktif

a. Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah

terhadap jumlah piutang dan pembiayaan

b. Rasio portofolio pembiayaan beresiko

c. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif

3. Manajemen Komponen penilaian aspek manajemen dilakukan secara

kualitatif yang terdiri dari:

a. Manajemen umum d. Manajemen aktiva

b. Kelembagaan e. Manajemen Likuiditas

c. Permodalan

4. Efisiensi a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap

partisipasi bruto

51

No Aspek yang

Dinilai

Komponen

b. Rasio aktiva tetap terhadap total asset

c. Rasio efisiensi staf

5. Likuiditas a. Cash Ratio

b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima

6. Kemandirian

dan

Pertumbuhan

a. Rentabilitas aset

b. Rentabilitas Modal Sendiri

c. Kemandirian operasional Pelayanan

7. Jatidiri

Koperasi

a. Rasio partisipasi bruto

b. Rasio pastisipasi ekonomi anggota (PEA)

MEP = Manfaat Ekonomi Partisipasi

PEA = Partisipasi Ekonomi Anggota

8. Kepatuhan

Prinsip

Syariah

Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dilakukan secara

kualitatif

52

4. Analisis Regresi Tobit

Penelitian ini menggunakan analisis regresi tobit dengan menggunakan

program Excel dan program Eviews 9. Regresi tobit digunakan karena data yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang censored. Jika metode

ordinary least square (OLS) digunakan dengan data tersebut, maka hasil regresi

akan menjadi bias dan tidak konsisten. Model tobit juga bertujuan untuk

menemukan nilai terbaik dari masing-masing koefisien. Bila koefisien suatu

variabel ternyata positif maka probabilitas untuk semakin sehat juga semakin

tinggi. Hal ini berarti semakin tinggi nilai koefisien variabel tersebut akan

berkaitan dengan semakin tinggi probabilitas tingkat kesehatan. Sebaliknya bila

koefisien suatu variabel ternyata negatif maka probabilitas untuk semakin sehat

akan semakin kecil. Hal ini berarti semakin rendah nilai koefisien variabel

tersebut akan berkaitan dengan semakin rendah predikat tingkat kesehatan.

a) Uji Asumsi

1) Uji Normalitas

Menurut Gujarati (2006) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak.

Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas dapat

ditempuh dengan uji Jarque-Berra (J-B test). Hipotesis pengujian yang

digunakan yaitu :

H0 : α = 0, residual terdistribusi normal.

H1 : α ≠ 0, residual tidak terdistribusi normal.

Pengambilan kesimpulan dari hasil pengujian yaitu jika P-value lebih kecil

dari α, maka H0 ditolak dan jika jika P-value lebih besar dari α, maka maka

H0 diterima.

53

2) Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang menilai

kondisi adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2013). Model

regresi yang baik apabila tidak ada korelasi diantara variabel independen.

Pada pengujian multikolinearitas nilai korelasi antara variabel harus < 0.85

agar antara kedua variabel tersebut, sehingga tidak mengganggu model

penelitian.

b) Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk: menguji apakah variabel

independen pada model ekonomi benar mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan, mengetahui arah dari pengaruh, dan mencari koefisien

besar signifikansi tersebut. Pengujian statistik pada model tobit berbeda

dengan regresi linier biasa. Apabila pengujian statistik serentak pada regresi

linier menggunakan uji F-stat, pada tobit model metode yang digunakan

adalah Likelihood Ratio. Pada uji parsial pun, model tobit menggunakan uji

Z-stat sementara regresi linier biasa menggunakan uji tstat.

1) Uji Likelihood Ratio (Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel

independen secara serentak atau simultan berpengaruh terhadap variabel

dependennya. Jika pengujian Likelihood Ratio menunjukkan hasil yang

signifikan, maka secara keseluruhan variabel independen dimasukkan dalam

model atau dengan kata lain tidak ada variabel yang di keluarkan dalam

model.

Dengan alpha 5%, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai Signifikan <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti

menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

54

b. Jika nilai Signifikan >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, ini berarti

menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Uji Z-stat (Parsial)

Untuk menguji pengaruh variable independen secara parsial

menggunakan uji Z-stat. Uji hipotesis Z-stat menggunakan persamaan regresi

ini akan menghasilkan nilai probabilitas atau p-value (sig). Nilai probabilitas

(p-value) menunjukan apakah masing- masing variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen

Dengan alpha 5%, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika p-value > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dapat dikatakan

bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika p-value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat dikatakan

bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel.

c) Model Regresi Tobit

Regresi tobit merupakan analisis regresi yang digunakan untuk

menggambarkan hubungan anatara variabel dependen dan variabel

independen. Variabel dependen (variabel respond) biasa yang disimbolkan

dengan Y yang berskala campuran dengan variabel independen (variabel

predictor), biasa disimbolkan dengan X. Output dari analisis regresi ini untuk

mengestimasi nilai-nilai dari variabel dependen bila nilai variabel independen

diketahui. (Nashiruddin: 1997 dalam Fadhil Muhammad naufal 2017).

Metode Tobit mengasumsikan bahwa variabel-variabel bebas tidak terbatas

nilainya, hanya variabel tidak bebas yang terbatas nilainya. (Gujarati: 547)

Analisis Tobit digunakan jika variabel tidak dependen memiliki nilai batas

atas dan batas bawah yang berkisar (0-100). Adapun Model Regresi Tobit

yang digunakan jika dituliskan fungsinya secara statistik adalah sebagai

berikut (Tobin, 1958):

55

Yt = β0 + β1Xt + ε

Dimana Yt adalah limited dependent variable, β0 adalah parameter

estimasi, β1 adalah koefisien, sementara Xt adalah indipendent variable dan ε

adalah error term dan diasumsikan terdistribusi normal. Pada penelitian ini

tingkat kesehatan diukur dengan menggunakan tiga metode penilaian

kesehatan yaitu CAMELS, RGEC, dan Pedoman Penilaian Tingkat

Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop, oleh karena itu terdapat tiga model

persamaan regresi tobit sebagai berikut:

Model I: Tingkat Kesehatan (CAMELS)

θit = β0 + β1CAR + β2PPAP + β3NPM + β4ROA + β5BOPO + β6FDR +

β7CR + εit

Dimana:

θ = Tingkat Kesehatan CAMELS

β1-β7 = Koefisien estimasi masing-masing variabel

CAR = Kecukupan modal

PPAP = Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

NPM = Net Profit Margin

ROA = Tingkat Pengembalian Aset (laba)

BOPO = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

FDR = Komposisi Jumlah Pembiayaan

CR = Kas Lancar

ε = Residual atau error term

Dalam model regresi tersebut, θ sebagai variabel dependen. Sementara

variabel independen pada tingkat kesehatan CAMELS terdiri dari CAR,

PPAP, NPM, ROA, BOPO, FDR, dan CR.

56

Model II: Tingkat Kesehatan (RGEC)

θit = β0 + β1FDR + β2NPF + β3GCG + β4ROA + β5NOM + β6CAR + εit

Dimana:

θ = Tingkat Kesehatan RGEC

β1-β7 = Koefisien estimasi masing-masing variabel

FDR = Komposisi Jumlah Pembiayaan

NPF = Pembiayaan Bermasalah

GCG = Good Corporate Governance

ROA = Tingkat Pengembalian Aset (laba)

NOM = Net Operating Margin

CAR = Kecukupan modal

ε = Residual atau error term

Dalam model regresi tersebut, θ sebagai variabel dependen yaitu

tingkat kesehatan RGEC. Sementara variabel independen pada tingkat

kesehatan RGEC terdiri dari FDR, NPF, GCG, ROA, NOM, dan CAR.

Model III: Tingkat Kesehatan (Metode Deputi Kepmenkop)

θit = β0 + β1MDL + β2KAP + β3MNJ + β4EFS + β5LKD + β6JDK +

β7KDP + β8KPS + εit

Dimana:

θ = Tingkat Kesehatan Metode Deputi kepmenkop

β1-β8 = Koefisien estimasi masing-masing variabel

MDL = Permodalan

KAP = Kualitas Aktiva Produktif

MNJ = Manajemen

EFS = Efisiensi

LKD = Likuiditas

JDK = Jatidiri Koperasi

KDP = Kemandirian dan pertumbuhan

57

KPS = Kepatuhan Syariah

ε = Residual atau error term

Dalam model regresi tersebut, θ sebagai variabel dependen yaitu

tingkat kesehatan berdasarkan metode pedoman penilaian kesehatan koperasi

oleh Deputi Kepmenkop. Sementara variabel independen pada tingkat

kesehatan tersebut terdiri dari Aspek permodalan yang terdiri dari rasio

Modal Sendiri dan CAR. Aspek KAP yang terdiri dari rasio NPF dan PPAP.

Aspek Manajemen yang terdiri dari manajemen umum, kelembagaan,

permodalan, aset, dan likuiditas. Aspek efisiensi yang terdiri dari rasio Biaya

operasional terhadap pelayanan, Aktiva tetap terhadap total aset, dan efisiensi

staf. Aspek likuiditas yang terdiri dari rasio kas dan rasio pembiayaan. Aspek

jati diri koperasi yang terdiri dari rasio Partisipasi Ekonomi Anggota dan

Partisipasi Bruto. Aspek kemandirian dan pertumbuhan dinilai dengan rasio

rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas, dan kemandirian operasional. Terakhir

adalah aspek kepatuhan syariah yang dinilai dengan rasio kepatuhan.

E. Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah

yang masih bersifat praduga yang kebenarannya harus diuji secara empiris.22

Adapun hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Hipotesis Model I (CAMELS):

H0 = Tidak terdapat pengaruh antara CAR, PPAP, NPM, ROA,

BOPO, FDR, dan CR terhadap tingkat kesehatan BMT.

Ha = Terdapat pengaruh antara CAR, PPAP, NPM, ROA, BOPO,

FDR, dan CR terhadap tingkat kesehatan BMT.

22

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 151

58

Hipotesis Model II (RGEC):

H0 = Tidak terdapat pengaruh antara FDR, NPF, GCG, ROA, NOM,

dan CAR CR terhadap tingkat kesehatan BMT.

Ha = Terdapat pengaruh antara FDR, NPF, GCG, ROA, NOM, dan

CAR terhadap tingkat kesehatan BMT.

Hipotesis Model II (Metode Deputi Kepmenkop):

H0 = Tidak terdapat pengaruh antara MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD,

JDK, KDP, KPS terhadap tingkat kesehatan BMT.

Ha = Terdapat pengaruh antara MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK,

KDP, KPS terhadap tingkat kesehatan BMT.

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit

1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Metode CAMELS Periode 2012- 2016)

Berikut adalah hasil penilaian kesehatan CAMELS pada BMT Mekar

Dakwah dan BMT UMJ periode 2012-2016:

Gambar 4.1

Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan BMT (CAMELS)

Sumber: Data diolah

Berdasarkan grafik perkembangan tersebut terlihat bahwa tingkat

kesehatan BMT Mekar Dakwah mengalami peningkatan dari tahun 2012-

2013 dari 43,74% menjadi 45,01% kemudian mengalami penurunan

secara berturut dari tahun 2013-2015 dimana pada tahun 2015 mencapai

titik terendah yaitu sebesar 44,92% tetapi pada tahun 2016 kembali

meningkat ke titik tertinggi yaitu sebesar 46,62%. Sedangkan BMT UMJ

mengalami fluktuasi terhadap tingkat kesehatannya yaitu pada tahun

2012-2014 terus mengalami kenaikan dari 42,54% menjadi 47,37%

dimana pada tahun 2014 menjadi titik tertinggi bagi tingkat kesehatan

BMT UMJ kemudian pada tahun 2015 mengalami penurunan kembali

43.74%

45.01% 44.99% 44.92%

46.62%

42.54%

43.84%

47.37% 46.31%

46.88%

40.00%

42.00%

44.00%

46.00%

48.00%

2012 2013 2014 2015 2016

BMT Mekar Dakwah BMT UMJ

60

menjadi 46,31% dan pada tahun 2016 berhasil meningkat menjadi

46,88%.

Hasil tingkat kesehatan BMT tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.1

Kategori Tingkat Kesehatan (CAMELS)

Nilai Kredit Predikat

81-100 Sehat

66 - <81 Cukup Sehat

51 - <66 Kurang Sehat

0 - <51 Tidak Sehat

Berdasarkan kategori tersebut maka kedua BMT tersebut dapat dikatakan:

Tabel 4.2

Tingkat kesehatan BMT (Metode CAMELS)

Tahun BMT Mekar dakwah BMT UMJ

Skor Predikat Skor Predikat

2012 43,74% Tidak Sehat 42,54% Tidak Sehat

2013 45,01% Tidak Sehat 43,84% Tidak Sehat

2014 44,99% Tidak Sehat 47,37% Tidak Sehat

2015 44,92% Tidak Sehat 46,31% Tidak Sehat

2016 46,62% Tidak Sehat 46,88% Tidak Sehat

61

2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan

CAMELS Menggunakan Regresi Tobit

Pada tahap ini akan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kesehatan camels menggunakan regresi tobit. Dalam analisis regresi tobit

penelitian ini menggunakan software Eviews 9.

a) Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan analisis grafik yaitu histogram dan Uji statistik

normalitas dapat ditempuh dengan uji Jarque-berra (J-B test). Berikut

disajikan hasil ouput normalitas;

Gambar 4.2

Uji Normalitas (J-B test)

0

1

2

3

4

5

-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25

Series: Residuals

Sample 1 10

Observations 10

Mean 0.000000

Median -0.008987

Maximum 0.227906

Minimum -0.096919

Std. Dev. 0.091622

Skewness 1.568844

Kurtosis 4.978199

Jarque-Bera 5.732647

Probability 0.056908

Sumber: Data diolah (Output Eviews 9)

Apabila dilakukan pengujian secara formal untuk mendapatkan

kepastian secara statistik, dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Jarque-Bera. Hipotesis nol dari uji tersebut adalah residual berdistribusi

normal. Berdasarkan output diperoleh nilai Jarque-Bera sebesar 5,7

dengan p-value sebesar 0,056. Oleh karena p-value lebih besar dari 0,05

62

maka dapat dikatakan bahwa hipotesis nol gagal ditolak dan residual

berdistribusi normal.

2) Uji Multikolineritas

Multikolinieritas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang

menilai kondisi adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi

yang baik apabila tidak ada korelasi diantara variabel independen. Pada

pengujian multikolinearitas nilai korelasi antara variabel harus < 0.8 agar

antara kedua variabel tersebut, sehingga tidak mengganggu model

penelitian.

Tabel 4.3

Uji Multikolineritas

CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR

CAR 1.000000 -0.300624 0.338337 -0.666667 -0.376247 -0.110317 0.166667

PPAP -0.300624 1.000000 -0.414120 0.150446 -0.524950 -0.636662 0.190511

NPM 0.338337 -0.414120 1.000000 -0.243031 -0.411377 0.409340 -0.200143

ROA -0.666667 0.150446 -0.243031 1.000000 0.458108 -0.159723 -0.250000

BOPO -0.376247 -0.524950 -0.411377 0.458108 1.000000 0.245645 -0.155851

FDR -0.110317 -0.636662 0.409340 -0.159723 0.245645 1.000000 -0.484921

CR 0.166667 0.190511 -0.200143 -0.250000 -0.155851 -0.484921 1.000000

Sumber: Data diolah (Output Eviews 9)

Hasil perhitungan nilai korelasi menunjukkan bahwa tidak ada

nilai dari seluruh variabel independen yang memiliki nilai < 0.8 Maka

kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas

dalam variabel independennya.

63

b) Uji Hipotesis

1) Uji Likelihood Ratio

Uji Likelihood Ratio bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel independen dengan dependen secara simultan dengan signifikan

sebesar 0,05, dapat disimpulkan:

1. Jika nilai Signifikan <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti

menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2. Jika nilai Signifikan >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, ini berarti

menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

atau terikat.

Tabel 4.4

Hasil Uji Likelihood Ratio

Value Df Probability

Likelihood ratio 24.77585 7 0.0008

LR test summary:

Value Df

Restricted LogL -2.149657 8

Unrestricted LogL 10.23827 1

Sumber: Data diolah

Uji LR diperoleh nilai signifikan sebesar 0,0000 yaitu lebih kecil

dari nilai 0,05 sehingga Ho ditolak dapat disimpulkan bahwa semua

variabel independen atau bebas berpengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen atau terikat.

64

2) Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)

Uji statistik Z berguna untuk menguji pengaruh dari masing-

masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada

tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai sig z < 0,05 maka Ho ditolak,

sedangkan jika nilai sig z > 0,05 maka Ho diterima.

Tabel 4.5

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -144.2277 98.91610 -1.458081 0.1448

CAR 1.080516 0.198711 5.437619 0.0000

PPAP 0.568489 0.071279 7.975503 0.0000

NPM 2.563335 0.284806 9.000271 0.0000

ROA -23.11118 13.59851 -1.699538 0.0892

BOPO 2.871435 0.376816 7.620257 0.0000

FDR 0.235976 0.066646 3.540740 0.0004

CR 43.44912 10.16386 4.274862 0.0000

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis

secara parsial dengan tingkat signifikansi 5% dapat dikatakan ada

pengaruh yang signifikan variable CAR, PPAP, NPM, BOPO, FDR, dan

CR terhadap PK. Sementara variabel ROA tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai PK.

65

c) Analisis Regresi Tobit

Tabel 4.6

Hasil Uji Regresi Tobit

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -144.2277 98.91610 -1.458081 0.1448

CAR 1.080516 0.198711 5.437619 0.0000

PPAP 0.568489 0.071279 7.975503 0.0000

NPM 2.563335 0.284806 9.000271 0.0000

ROA -23.11118 13.59851 -1.699538 0.0892

BOPO 2.871435 0.376816 7.620257 0.0000

FDR 0.235976 0.066646 3.540740 0.0004

CR 43.44912 10.16386 4.274862 0.0000

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat koefisien untuk

persamaan regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam

persamaan matematis sebagai berikut:

PK = -144.2277 + 1.080516 CAR + 0.568489 PPAP + 2.563335 NPM -

23.11118 ROA + 2.871435 BOPO + 0.235976 FDR + 43.4491

CR

Dari tabel 4.6 kita dapat melihat bahwa terdapat variabel yang

memberikan pengaruh negatif maupun positif. Terlihat pula, tidak semua

variabel dalam penelitian ini memberikan pengaruh signifikan atau

pengaruh nyata.

Pada hasil regresi tobit rasio CAR, PPAP, NPM, BOPO, FDR, dan

CR memiliki nilai p-value lebih kecil dari nilai α yaitu 0,05 hal tersebut

menandakan variabel-variabel tersebut berpengaruh signifikan secara

statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel ROA memiliki nilai p-value

sebesar 0,0892 yang berarti lebih besar dari nilai α (0,0892 >0,05)

menandakan hanya rasio ROA saja yang tidak berpengaruh signifikan.

66

Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa variabel CAR

berpengaruh signifikan terhadap kesehatan BMT (CAMELS) secara

positif, artinya jika CAR BMT meningkat sebesar 1% maka akan

menyebabkan nilai PK naik sebesar 1.080516 %.

Kemudian pada rasio PPAP juga berpengaruh signifikan secara

positif yang menandakan jika rasio PPAP meningkat sebesar 1% akan

menyebabkan nilai PK naik sebesar 0.568489%.

Pada rasio NPM menandakan pengaruh signifikansi positif dimana

jika rasio NPM meningkat sebesar 1% maka akan menyebabkan nilai PK

naik sebesar 2.563335%.

Pada rasio BOPO berpengaruh signifikan positif. Jika rasio ini

meningkat sebesar 1 % akan menyebabkan kenaikan PK sebesar

2.871435%.

Rasio FDR menunjukan pengaruh signifikan positif dimana ketika

rasio ini meningkat 1 % maka akan menyebabkan kenaikan PK sebesar

0.235976%.

Rasio CR juga menunjukkan pengaruh positif jika rasio ini

meningkat sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan PK sebesar

43.4491%.

67

B. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit

1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Metode RGEC Periode 2012-2016)

Berikut adalah perkembangan tingkat kesehatan dengan menggunakan

metode RGEC pada BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ periode 2012-

2016:

Gambar 4.3

Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan BMT (RGEC)

Sumber: Data diolah

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa BMT Mekar dakwah

mengalami stagnansi dari tahun 2012-2014 yaitu mendapatkan nilai komposit

sebesar 80,00% kemudian turun ke titik terendah menjadi 76,67% pada tahun

2015 dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2016 menjadi 80,00%.

Begitu juga dengan grafik kesehatan BMT UMJ pada tahun 2012-2013

mengalami stagnansi dengan nilai komposit sebesar 73,33% kemudian naik

menjadi 80,00% pada tahun 2014 dan kembali turun pada tahun 2015-2016

menjadi 76,67% dan 70,00%. Hal ini menunjukkan BMT UMJ mengalami

titik tertinggi pada tahun 2014 dengan nilai komposit 80,00% dan

mendapatkan titik terendah pada tahun 2016 dengan nilai komposit 70,00%.

80.00 80.00 80.00

76.67

80.00

73.33 73.33

80.00

76.67

70.00

64.00

66.00

68.00

70.00

72.00

74.00

76.00

78.00

80.00

82.00

2012 2013 2014 2015 2016

BMT Mekar Dakwah

68

Hasil tingkat kesehatan BMT tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.7

Kategori Tingkat Kesehatan (RGEC)

Bobot Peringkat Komposit Keterangan

86-100 PK 1 Sangat Sehat

71-85 PK 2 Sehat

61-70 PK 3 Cukup Sehat

41-60 PK 4 Kurang Sehat

<40 PK 5 Tidak Sehat

Berdasarkan kategori tersebut maka kedua BMT tersebut dapat dikatakan:

Tabel 4.8

Tingkat kesehatan BMT (Metode RGEC)

Tahun BMT Mekar dakwah BMT UMJ

Skor Predikat Skor Predikat

2012 80,00 Sehat 73,33 Sehat

2013 80,00 Sehat 73,33 Sehat

2014 80,00 Sehat 80,00 Sehat

2015 76,67 Sehat 76,67 Sehat

2016 80,00 Sehat 70,00 Sehat

69

2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan RGEC

Menggunakan Regresi Tobit

a) Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dilakuakan dengan analisis grafik yaitu histogram dan Uji

statistkc normalitas dapat ditempuh dengan uji Jarque-Berra (J-B test).

Berikut disajikan hasil ouput normalitas;

Gambar 4.4

Uji Normalitas (J-B test)

0

1

2

3

4

5

-0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04

Series: Residuals

Sample 1 10

Observations 10

Mean 0.000000

Median 0.001197

Maximum 0.034485

Minimum -0.023532

Std. Dev. 0.016311

Skewness 0.562451

Kurtosis 3.265285

Jarque-Bera 0.556576

Probability 0.757079

Sumber: Data diolah

Apabila dilakukan pengujian secara formal untuk mendapatkan

kepastian secara statistik, dapat dilakukan dengan menggunakan uji Jarque-

Bera. Hipotesis nol dari uji tersebut adalah residual berdistribusi normal.

Berdasarkan output diperoleh nilai Jarque-Bera sebesar 0.556 dengan p-value

sebesar 0,757. Oleh karena p-value lebih besar dari 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa hipotesis nol gagal ditolak dan residual berdistribusi

normal.

2) Uji Multikolineritas

Multikolinieritas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang

menilai kondisi adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi

yang baik apabila tidak ada korelasi diantara variabel independen. Pada

70

pengujian multikolinearitas nilai korelasi antara variabel harus < 0.8 agar

antara kedua variabel tersebut, sehingga tidak mengganggu model

penelitian.

Tabel 4. 9

Uji Multikolineritas

CAR FDR GCG NOM NPF ROA

CAR 1.000000 0.227020 -0.341523 0.466209 0.507407 0.034329

FDR 0.227020 1.000000 -0.158228 0.043808 -0.043093 -0.439072

GCG -0.341523 -0.158228 1.000000 -0.273887 -0.240384 0.162093

NOM 0.466209 0.043808 -0.273887 1.000000 0.423348 0.736946

NPF 0.507407 -0.043093 -0.240384 0.423348 1.000000 0.051882

ROA 0.034329 -0.439072 0.162093 0.736946 0.051882 1.000000

Sumber: Data diolah

Hasil perhitungan nilai korelasi menunjukkan bahwa tidak ada nilai

dari seluruh variabel independen yang memiliki nilai < 0.8 Maka

kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas

dalam variabel independennya.

b) Uji Hipotesis

1) Uji Likelihood Ratio

Uji Likelihood Ratio bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen dengan dependen secara simultan dengan signifikan sebesar

0,05, dapat disimpulkan:

1. Jika nilai Signifikan <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti

menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau

terikat.

2. Jika nilai Signifikan >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, ini

berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas

tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat.

71

Tabel 4.10

Hasil Uji Likelihood Ratio

Value Df Probability

Likelihood ratio 59.29226 6 0.0000

Sumber: Data diolah

Uji LR diperoleh nilai signifikan sebesar 0,0000 yaitu lebih kecil dari

nilai 0,05 sehingga Ho ditolak dapat disimpulkan bahwa semua variabel

independen atau bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen atau terikat.

2) Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)

Uji statistik Z berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen

secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tingkat

signifikansi 0,05. Jika nilai sig z < 0,05 maka Ho ditolak, sedangkan jika nilai

sig z > 0,05 maka Ho diterima.

Tabel 4.11

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C 1.901775 0.054116 35.14280 0.0000

CAR 0.083937 0.104273 0.804969 0.4208

FDR 0.133025 0.004373 30.41622 0.0000

GCG -0.027768 0.025413 -1.092669 0.2745

NOM -2.855867 0.890602 -3.206670 0.0013

NPF -0.401395 0.415363 -0.966371 0.3339

ROA 2.373145 1.424048 1.666479 0.0956

Sumber: Data diolah

72

Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis

secara parsial dengan tingkat signifikansi 5% dapat dikatakan ada pengaruh

yang signifikan variable FDR dan NOM terhadap PK.

c) Analisis Regresi Tobit

Tabel 4.12

Hasil Uji Regresi Tobit

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C 1.901775 0.054116 35.14280 0.0000

CAR 0.083937 0.104273 0.804969 0.4208

FDR 0.133025 0.004373 30.41622 0.0000

GCG -0.027768 0.025413 -1.092669 0.2745

NOM -2.855867 0.890602 -3.206670 0.0013

NPF -0.401395 0.415363 -0.966371 0.3339

ROA 2.373145 1.424048 1.666479 0.0956

Sumber: Data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.12 dapat dilihat koefisien untuk

persamaan regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan

matematis sebagai berikut:

PK = 1.901775 + 0.083937 CAR + 0.133025 FDR - 0.027768 GCG -

2.855867 NOM -0.401395 NPF + 2.373145 ROA

Dari tabel 4.12 dapat kita lihat bahwa terdapat variabel yang

memberikan pengaruh negatif maupun positif. Terlihat pula, tidak semua

variabel dalam penelitian ini memberikan pengaruh signifikan atau

pengaruh nyata. Pada hasil regresi tobit hanya rasio FDR dan NOM saja

yang memiliki nilai p-value lebih kecil dari nilai α yaitu 0,05 hal tersebut

menandakan variabel-variabel tersebut berpengaruh signifikan secara

73

statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel CAR, GCG, NPF, dan ROA

memiliki nilai p-value lebih besar dari nilai α (α >0,05).

Hasil penelitian menunjukkan variabel CAR memiliki nilai p-value

sebesar 0,4208 yang berarti lebih besar dari nilai α (0,4208<0,05).

Variabel FDR memiliki nilai p-value lebih kecil dari nilai α yang berarti

variabel ini berpengaruh signifikan secara positif, artinya jika nilai FDR

meningkat sebesar 1 %maka akan meningkatkan nilai PK sebesar

0,133025% yang akan menyebabkan PK semakin tinggi atau tidak sehat.

Sementara, variabel GCG memiliki nilai p-value sebesar 0,2745

yang berarti lebih besar dari nilai α. Variabel NOM memiliki nilai p-value

sebesar 0,0013. dapat diinterpretasikan bahwa variabel NOM berpengaruh

signifikan secara negatif artinya jika NOM meningkat sebesar 1 % maka

akan menyebabkan penurunan nilai PK sebesar 2.855867 %.

Variabel NPF memiliki nilai p-value sebesar 0.3339 yang berarti

lebih besar dari nilai α (α<0,05). Sedangkan variabel ROA memiliki nilai

p-value sebesar 0,00956 yang berarti lebih besar dari nilai α (α<0,05).

74

C. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit

1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Deputi Kepmenkop Periode

2012-2106)

Berikut adalah grafik perkembangan tingkat kesehatan BMT berdasarkan

metode Deputi Kepmenkop pada BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ

periode 2012-2016:

Gambar 4.5

Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan BMT (Deputi Kepmenkop)

Sumber: Data diolah

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa tingkat kesehatan

BMT Mekar Dakwah mengalami penurunan dari tahun 2012-2014 yaitu

74,99% turun menjadi 73,10% turun lagi menjadi 71,75% kemudian pada

tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 73,85% dan mengalami penurunan

kembali menjadi 72,95%. BMT UMJ justru mengalami perkembangan yang

berbeda dengan BMT Mekar Dakwah dimana pada tahun 2012-2014

mengalami kenaikan berturut-turut kemudian pada tahun 2015 dan 2016

mengalami penurunan kembali adapun skor kesehatan yang diperoleh secara

berturut oleh BMT UMJ adalah 74,99%, 77,45%, 86,40%, 81,10%, 77,55%

dimana skor kesehatan tertinggi diperoleh pada tahun 2014 dan terendah

diperoleh pada tahun 2012.

74.39% 73.10% 71.75% 73.85% 72.95% 74.90% 77.45% 86.40%

81.10% 77.55%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

2012 2013 2014 2015 2016

BMT Mekar dakwah BMT UMJ

75

Hasil tingkat kesehatan BMT tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.13

Kategori Tingkat Kesehatan (Kepmenkop)

Nilai Kredit Predikat

80,00 ≤ x ≤ 100 Sehat

66,00 ≤ x ≤ 80,00 Cukup Sehat

51,00 ≤ x ≤ 66,00 Dalam Pengawasan

0 < x < 51,00 Dalam Pengawasan Khusus

Berdasarkan kategori tersebut maka kedua BMT tersebut dapat dikatakan:

Tabel 4.14

Tingkat kesehatan BMT (Metode Kepmenkop)

Tahun BMT Mekar dakwah BMT UMJ

Skor Predikat Skor Predikat

2012 74,39 Cukup Sehat 74,90 Cukup Sehat

2013 73,10 Cukup Sehat 77,45 Cukup Sehat

2014 71,75 Cukup Sehat 86,40 Sehat

2015 73,85 Cukup Sehat 81,10 Sehat

2016 72,95 Cukup Sehat 77,55 Cukup Sehat

76

2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan Deputi

Kepmenkop Menggunakan Regresi Tobit

a) Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dilakuakan dengan analisis grafik yaitu histogram dan Uji

statistic normalitas dapat ditempuh dengan uji Jarque-Berra (J-B test).

Berikut disajikan hasil ouput normalitas;

Gambar 4.6

Uji Normalitas (J-B test)

0

1

2

3

4

5

-0.02 -0.01 0.00 0.01

Series: Residuals

Sample 1 10

Observations 10

Mean 3.91e-15

Median 0.001054

Maximum 0.013860

Minimum -0.016639

Std. Dev. 0.009020

Skewness -0.351581

Kurtosis 2.428477

Jarque-Bera 0.342114

Probability 0.842773

Sumber: Data diolah

Apabila dilakukan pengujian secara formal untuk mendapatkan

kepastian secara statistik, dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Jarque-Bera. Hipotesis nol dari uji tersebut adalah residual berdistribusi

normal. Berdasarkan output diperoleh nilai Jarque-Bera sebesar 0,34

dengan p-value sebesar 0,84. Oleh karena p-value lebih besar dari 0,05

maka dapat dikatakan bahwa hipotesis nol gagal ditolak dan residual

berdistribusi normal.

2) Uji Multikolineritas

Multikolinieritas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang

menilai kondisi adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi

77

yang baik apabila tidak ada korelasi diantara variabel independen. Pada

pengujian multikolinearitas nilai korelasi antara variabel harus < 0.8 agar

antara kedua variabel tersebut, sehingga tidak mengganggu model

penelitian.

Tabel 4.15

Uji Multikolineritas

MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS

MDL 1.000000 -0.345045 0.621838 0.159794 0.529813 0.170406 0.680385 -0.305888

KAP -0.345045 1.000000 -0.129986 0.554766 -0.417200 -0.093013 0.086138 0.285155

MNJ 0.621838 -0.129986 1.000000 -0.034903 -0.051550 0.230941 0.340319 0.159443

EFS 0.159794 0.554766 -0.034903 1.000000 4.08E-17 0.498889 0.292866 -0.232175

LKD 0.529813 -0.417200 -0.051550 4.08E-17 1.000000 -0.107211 0.635614 -0.577350

JDK 0.170406 -0.093013 0.230941 0.498889 -0.107211 1.000000 -0.137681 0.061898

KDP 0.680385 0.086138 0.340319 0.292866 0.635614 -0.137681 1.000000 -0.202209

KPS -0.305888 0.285155 0.159443 -0.232175 -0.577350 0.061898 -0.202209 1.000000

Sumber: Data diolah

Hasil perhitungan nilai korelasi menunjukkan bahwa tidak ada nilai dari

seluruh variabel independen yang memiliki nilai < 0.8 Maka kesimpulan yang

diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel

independennya.

b) Uji Hipotesis

1) Uji Likelihood Ratio

Uji Likelihood Ratio bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel independen dengan dependen secara simultan dengan signifikan

sebesar 0,05, dapat disimpulkan:

1. Jika nilai Signifikan <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti

menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2. Jika nilai Signifikan >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, ini berarti

menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak

78

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

atau terikat.

Tabel 4.16

Hasil Uji Likelihood Ratio

Value Df Probability

Likelihood ratio 76.89362 8 0.0000

Sumber: Data diolah

Uji LR diperoleh nilai signifikan sebesar 0,0000 yaitu lebih kecil

dari nilai 0,05 sehingga Ho ditolak dapat disimpulkan bahwa semua

variabel independen atau bebas berpengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen atau terikat.

2) Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)

Uji statistik Z berguna untuk menguji pengaruh dari masing-

masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada

tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai sig z < 0,05 maka Ho ditolak,

sedangkan jika nilai sig z > 0,05 maka Ho diterima.

79

Tabel 4.17

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -14.47739 1.861695 -7.776457 0.0000

MDL 0.225985 0.005894 38.33943 0.0000

KAP -0.111189 0.003269 -34.01314 0.0000

MNJ -0.242791 0.007033 -34.52324 0.0000

EFS 0.260133 0.018946 13.73014 0.0000

LKD -0.125873 0.003241 -38.83543 0.0000

JDK -0.291951 0.010086 -28.94700 0.0000

KDP -0.258308 0.006899 -37.44262 0.0000

KPS 2.334653 0.180853 12.90913 0.0000

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara

parsial dengan tingkat signifikansi 5% dapat dikatakan ada pengaruh yang

signifikan variable MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK, KDP, dan KPS

terhadap PK.

c) Analisis Regresi Tobit

Tabel 4.18

Hasil Uji Regresi Tobit

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -14.47739 1.861695 -7.776457 0.0000

MDL 0.225985 0.005894 38.33943 0.0000

KAP -0.111189 0.003269 -34.01314 0.0000

MNJ -0.242791 0.007033 -34.52324 0.0000

EFS 0.260133 0.018946 13.73014 0.0000

LKD -0.125873 0.003241 -38.83543 0.0000

JDK -0.291951 0.010086 -28.94700 0.0000

KDP -0.258308 0.006899 -37.44262 0.0000

KPS 2.334653 0.180853 12.90913 0.0000

Sumber: Data diolah

80

Berdasarkan pada tabel 4.18 dapat dilihat koefisien untuk persamaan

regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis

sebagai berikut:

PK = - 14.47739 + 0.225985 MDL - 0.111189 KAP - 0.242791 MNJ +

0.260133 EFS -0.125873 LKD -0.291951 JDK - 0.258308 KDP +

2.334653 KPS

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat variabel yang

memberikan pengaruh negatif maupun variabel yang memberikan pengaruh

positif. Pada metode ini dapat dikatakan bahwa seluruh variabel bebas

(Modal, KAP, Manajemen, Efisiensi, Liuiditas, Jatidiri Koperasi,

Kemandirian dan Pertumbuhan, serta Kepatuhan Syariah) berpengaruh

signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Tingkat kesehatan

kepmenkop) karena secara keseluruhan semua variabel memiliki nilai p-

value sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari nilai α (0,000<0,05).

Hasil penelitian menunjukkan variabel MDL berpengaruh signifikan

secara positif, artinya jika variabel MDL meningkat sebesar 1% maka akan

menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan sebesar 0.225985 %.

Variabel KAP berpengaruh signifikan secara negatif, artinya jika

variabel KAP meningkat sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan

tingkat kesehatan sebesar 0.111189 %.

Variabel MNJ berpengaruh signifikan secara negatif, artinya jika

variabel MNJ menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan

tingkat kessehatan sebesar 0.242791 %.

Variabel EFS berpengaruh signifikan secara positif, artinya jika

variabel EFS meningkat sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan

tingkat kesehatan sebesar 0.260133 %.

Variabel LKD berpengaruh secara negatif, artinya jika variabel LKD

menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan

sebesar 0.125873 %.

81

Variabel JDK berpengaruh secara negatif, artinya jika variabel JDK

menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan

sebesar 0.291951 %.

Variabel KDP berpengaruh secara negatif, artinya jika variabel KDP

menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan

sebesar 0.258308 %.

Variabel KPS berpengaruh secara positif, artinya jika variabel KPS

menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan

sebesar 2.334653 %

D. Pembahasan Tingkat Kesehatan BMT dengan Metode CAMELS, RGEC,

dan Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop

Berdasarkan tiga metode tingkat kesehatan yang telah dilakukan pada dua

BMT yang telah dianalisis sebelumnya dengan menggunakan CAMELS, RGEC,

dan pedoman penilaian kesehatan oleh Deputi Kepmenkop maka dapat diketahui

sebagai berikut:

Tabel 4.19

Perbandingan Tingkat Kesehatan

BMT Tahun CAMELS RGEC Kepmenkop

BMT

Mekar

Dakwah

2012 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat

2013 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat

2014 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat

2015 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat

2016 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat

BMT

UMJ

2012 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat

2013 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat

2014 Tidak Sehat Sehat Sehat

2015 Tidak Sehat Sehat Sehat

2016 Tidak Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat

Sumber: data diolah

82

Berdasarkan tabel 4.19 Diatas dapat dilihat bahwa predikat tingkat

kesehatan ketiga metode tersebut memiliki hasil yang jauh berbeda hal tersebut

terjadi karena perbedaan kriteria penilaian aspek, penilaian indikator, jumlah nilai

pembobotan dan skor yang digunakan untuk mengukur berbeda.

Pada penilaian CAMELS indikator yang digunakan adalah aspek capital,

assets, manajemen, earning, dan liquidity. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

kedua BMT tersebut mendapatkan predikat tidak sehat pada periode 2012-2016

hal ini dikarenakan terdapat kelemahan penilaian indikator dimana rasio kualitas

aktiva produktif (KAP) pada metode ini tidak dapat dihitung karena merupakan

data rahasia sehingga mempengaruhi nilai bobot pada metode ini.

Penilaian aspek permodalan pada CAMELS dihitung dengan

menggunakan rasio CAR. Pada rasio CAR BMT Mekar Dakwah mengalami

penurunan CAR setiap tahunnya tetapi masih berada pada interval 9% ≤ CAR <

12% sehingga rasio permodalannya dapat dikategorikan sehat. Rata-rata rasio

CAR BMT UMJ berada pada interval CAR ≥ 12% yaitu berada pada peringkat

komposit 1 Sangat Sehat. Aspek asset dihitung menggunakan rasio PPAP

sementara manajemen dihitung dengan menggunakan rasio NPM. Rasio ROA

BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ dapat dikatakan baik atau sehat. Rasio

BOPO pada BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ mengalami penurunan dari

tahun 2012-2015 hal tersebut diindikasikan terjadi karena adanya peningkatan

tingkat efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang ada pada perusahaan.

Aspek likuiditas dinilai dengan menggunakan rasio FDR dan rasio CR, secara

keseluruhan rasio FDR BMT Mekar Dakwah berada pada predikat sehat karena

nilai rata-rata berada pada interval 60%<FDR<75% nilai FDR yang semakin kecil

menunjukkan semakin kecilnya rasio pemberian kredit yang diberikan kepada

nasabah, sehingga dapat mengimbangi kewajiban untuk segera memenuhi

permintaan deposan yang ingin menarik kembali uanganya. Rasio FDR pada

BMT UMJ berada diatas batas maksimal 115% yang berarti secara keseluruhan

rasio FDR mendapatkan predikat tidak sehat dimana BMT UMJ belum mampu

menjadi media intermediasi yang baik antara pihak yang membutuhkan dana

83

dengan yang memiliki kelebihan dana. Sementara rasio CR kedua BMT tersebut

dapat dikategorikan baik. Pada penilaian CAMELS dapat disimpulkan bahwa

apabila indikator kualitas aset dan likuiditas memiliki nilai yang tidak baik maka

dapat diprediksi bahwa keadaan bank tersebut berada pada posisi yang tidak sehat.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari

mengatakan bahwa, konsep tingkat kesehatan CAMELS merupakan alat analisis

yang sebagian rasionya sangat mempertimbangkan kualitas aktiva (45% dari

bobot keseluruhan) dan kecukupan modal (25% dari bobot keseluruhan) yang

kedua komponen ini digunakan untuk mengantisipasi risiko yang akan muncul.

Pada penilaian CAMELS dapat disimpulkan bahwa apabila indikator kualitas aset

dan likuiditas memiliki nilai yang tidak baik maka dapat diprediksi bahwa

keadaan bank tersebut berada pada posisi yang tidak sehat.23

Pada penilaian RGEC BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat sehat

pada periode 2012-2016. Sementara, BMT UMJ mendapat predikat sehat pada

periode 2012-2015 sementara pada tahun 2016 terdapat penurunan predikat

kesehatan menjadi cukup sehat. Penilaian Tingkat Kesehatan pada BMT Mekar

Dakwah berdasarkan hasil analisis faktor Risk Profile yang terdiri dari penilaian

risiko kredit yang diukur menggunakan rasio NPF mencerminkan bahwa secara

keseluruhan rasio NPF dapat dikategorikan sangat sehat rata-rata rasio NPF

adalah 4%. Sedangkan pada BMT UMJ juga dikategorikan baik atau sehat

walaupun setiap tahunnya mengalami fluktuasi tetapi BMT UMJ telah berhasil

meningkatkan kemampuan mengatasi pembiayaan bermasalah dari tahun ke

tahun. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa BMT Mekar Dakwah dan BMT

UMJ telah mampu mengatasi permasalahan pembiayaan bermasalah dengan baik.

Rasio Likuiditas mencerminkan bahwa secara keseluruhan BMT Mekar Dakwah

dapat dikatakan sangat baik atau sangat sehat. Sementara, BMT UMJ dapat

dikategorikan tidak baik karena memiliki FDR yang sangat tinggi sehingga dapat

mengakibatkan BMT tersebut memiliki tingkat likuiditas yang rendah, karena

23

Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Tingkat Efisiensi BPRS Di Indonesia:

Perbandingan Metode SFA Dengan DEA dan Hubungannya Dengan CAMEL” Jurnal Keuangan

dan Perbankan Vol 18, No.2 Mei 2014

84

dana yang disalurkan lebih besar dibanding modal sendiri dan dana dari

nasabah.24

Penilaian Tingkat Kesehatan Berdasarkan faktor GCG menunjukkan

bahwa baik BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ secara keseluruhan dari periode

2012-2016 berada pada peringkat komposit 2 atau dapat dikategorikan baik atau

sehat. Penilaian faktor Earning (Rentabilitas) yang diukur dengan menggunakan

rasio ROA dan NOM menunjukan bahwa BMT Mekar Dakwah mendapatkan

predikat sangat baik pada rasio ROA sedangkan rasio NOM dapat dikategorikan

tidak sehat. Sementara pada BMT UMJ rasio ROA dan rasio NOM dapat

dikategorikan sangat sehat walaupun sempat terjadi penurunan predikat NOM

pada tahun 2013. Penilaian faktor Capital (Permodalan) yang diukur dengan rasio

CAR menunjukkan bahwa BMT Mekar Dakwah dapat dikategorikan cukup baik

karena telah melebihi batas minimum kecukupan modal yaitu diatas 8%.

Sementara BMT UMJ mendapat predikat sangat baik karena rata-rata rasio CAR

berada diatas 12%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Adam Fahmi dan Nurul

Husnah menggambarkan bahwa penilaian metode RGEC tidak hanya menilai dari

sisi pencapaian laba dan pertumbuhan saja melainkan lebih komprehensif karena

pada metode ini menggabungkan faktor pada metode CAMEL yaitu aset dengan

penilaian resiko kredit dan likuiditas dengan risiko likuiditas sedangkan

manajemen diperluas penilaiannya dengan penilaian GCG, dengan adanya

penilaian kesehatan dengan menggunakan RGEC yang mengintegrasi faktor-

faktor yang terdapat pada metode CAMEL diharapkan dapat memberikan

gambaran jelas tentang kondisi yang tidak hanya dinilai dari kinerja internal

semata, namun merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen dalam

melakukan manajemen resiko.25

Sementara pada penilaian dengan menggunakan pedoman kesehatan oleh

deputi kepmenkop menggambarkan penilaian yang menggabungkan/mengadaptasi

24

Fitrawati, Muhammad saifi dan Zahroh ZA, “Penerapan Pendekatan RGEC Dalam

Menganalisis Kinerja Bank Untuk Mengetahui Tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk. Periode 2013-2015)” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol 37

No.1 Agustus 2016 25

Adam Fahmi dan Nurul Hasanah,”Analisis Perbandingan Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Setelah dan Sebelum Dierlakukan PBI No. 13/1/PBI/2011 (STUDI Kasus PT Bank X)”

Jurnal Program S1 Ekstensi Akuntansi FEUI 2013

85

indikator penilaian yang terdapat pada CAMEL kemudian ditambahkan dengan

prinsip syariah dan prinsip-prinsip kekoperasian sehingga lebih representatif

untuk menilai kesehatan pada Koperasi/BMT. Dimana pada tabel tersebut terlihat

bahwa BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat Cukup Sehat pada periode

2012-2016. Sementara BMT UMJ mendapatkan predikat Cukup Sehat pada tahun

2012-2013 kemudian berhasil meningkatkan performanya menjadi Sehat pada

periode 2014-2015 dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi

Cukup Sehat.

Penilaian aspek permodalan dilakukan dengan menggunakan rasio modal

sendiri dan rasio CAR, BMT Mekar dakwah secara keseluruhan mendapatkan

predikat kurang sehat pada modal sendiri dan mendapatkan predikat sehat pada

rasio CAR, sementara BMT UMJ secara keseluruhan mendapatkan predikat sehat

pada aspek permodalan walaupun terjadi penurunan rasio modal sendiri pada

tahun 2015-2016 menjadi cukup sehat. Penilaian aspek manajemen terdiri dari

manajemen umum, kelembagaan, permodalan, aset, dan likuiditas. Pada rasio ini

secara keseluruhan BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat yang cukup baik

sementara BMT UMJ mendapatkan predikat baik yang berarti BMT UMJ telah

menjalankan fungsi kegiatan manajemennya dengan baik. Penilaian aspek

efisiensi pada BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat tidak efisien pada rasio

biaya operasional terhadap pelayanan, dan mendapat predikat baik pada rasio

aktiva tetap terhadap modal dan rasio efisiensi staf. Kekurangan BMT Mekar

Da’wah pada aspek ini, terdapat pada rasio biaya operasional dan rasio efisiensi

pelayanan. Dilihat dari laporan RAT, BMT Mekar Da’wah memiliki SDM dalam

mengelola operasionalnya sebanyak 6 orang. Dari laporan keuangan BMT Mekar

Da’wah yang diperoleh, pendapatan atas partisipasi bruto naik namun dengan

beban operasional yang dikeluarkan lebih dari pendapatan partisipasi bruto yang

diperoleh, sehingga pelayanan yang diberikan BMT Mekar Da’wah tidak efisien.

Sementara BMT UMJ mendapatkan predikat cukup efisien pada rasio Biaya

operasional, predikat baik pada rasio aktiva tetap terhadap total aset, dan tidak

baik pada rasio efisiensi staf. Aspek likuiditas dinilai dengan menggunakan rasio

kas dan pembiayaan dimana pada rasio kas BMT Mekar Dakwah mendapatkan

86

predikat yang cukup fluktuatif yaitu secara keseluruhan dikategorikan cukup

likuid sementara BMT UMJ dapat dikatakan likuid. Rasio pembiayaan BMT

Mekar Dakwah dapat dikatakan cukup likuid sementara BMT UMJ dikategorikan

likuid. Pada penilaian aspek jati diri koperasi yang dinilai adalah rasio Partisipasi

Ekonomi Anggota (PEA) dan rasio partisipasi bruto. Pada rasio PEA baik BMT

Mekar Dakwah maupun BMT UMJ mendapatkan kategori bermanfaat sementara

pada rasio partisipasi bruto BMT mekar Dakwah mengalami fluktuasi tetapi

secara keseluruhan dapat dikatakan cukup. Aspek kemandirian dan pertumbuhan

dinilai dengan menggunakan rasio tiga rasio yaitu rasio Rentabilitas aset dimana

pada rasio ini BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat rendah dan BMT UMJ

mendapatkan predikat kurang. Rasio rentabilitas ekuitas BMT Mekar Dakwah

dinilai kurang sementara BMT UMJ mendapat predikat tinggi. Rasio kemandirian

operasional menunjukkan BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat cukup dan

BMT UMJ mengalami peringkat fluktuatif. Aspek kualitas aktiva produktif dinilai

dengan menggunakan rasio pembiayaan bermasalah dan rasio PPAP dimana rasio

pembiayaan bermasalah pada BMT Mekar Dakwah dapat dikatan lancar

sedangkan rasio PPA dinilai macet. Pada BMT UMJ menunjukkan rasio

pembiayaan bermasalah dinilai cukup lancar sementara rasio PPAP dinilai kurang

lancar.

Selanjutnya, untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kesehatan pada ketiga metode tersebut akan dibahas sebagai berikut:

Tabel 4.20

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan

CAMELS RGEC Kepmenkop

1. Rasio CAR

2. Rasio PPAP

3. Rasio NPM

4. Rasio BOPO

5. Rasio FDR

6. Rasio CR

1. Rasio FDR

2. Rasio NOM

1. Rasio MDL

2. Rasio KAP

3. Rasio MNJ

4. Rasio EFS

5. Rasio LKD

6. Rasio JDK

7. Rasio KDP

8. Rasio KPS

87

Pada metode CAMELS dapat dilihat bahwa rasio yang berpengaruh

terhadap tingkat kesehatan BMT adalah rasio CAR, PPAP, NPM, BOPO, dan

rasio FDR hal tersebut menunjukkan bahwa dari semua rasio yang digunakan

untuk menilai kesehatan dengan menggunakan metode CAMELS hanya rasio

ROA saja yang tidak memiliki pengaruh secara signifikan. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Titik Aryati dan Shirin Balafif dengan menggunakan analisis

regresi logit pada BUS menunjukkan bahwa hanya rasio NPF saja yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan CAMEL. Sementara rasio CAR,

ROA dan FDR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan

CAMEL.26

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh M. Nadratuzzaman Hosen

dan Rafika (2014) yang dilakukan pada BUS menunjukkan bahwa faktor yang

berpengaruh terhadap tingkat kesehatan CAMELS adalah semua variabel yang

dimasukkan yaitu CAR, KAP, ROA, FDR, dan NOM.27

Pada metode penilaian kesehatan RGEC dapat dilihat bahwa rasio yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan BMT adalah rasio FDR

dan rasio NOM. Rasio FDR merupakan faktor penilaian dari risiko likuiditas

dimana rasio ini digunakan untuk menganalisis kemampuan BMT dalam

memenuhi kewajiban-kewajibannya terutama kewajiban jangka pendeknya. Rasio

FDR adalah perbandingan total pembiayaan yang diberikan dengan total Dana

Pihak Ketiga yang dapat dihimpun. FDR akan menunjukan tingkat kemampuan

BMT dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh BMT yang

bersangkutan. Sementara rasio NOM (Net Operating Margin) berfungsi untuk

mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Semakin

besar nilai rasio ini maka pendapatan dari aktiva produktif yang dikelola oleh

BMT semakin tinggi, sehingga kemungkinan BMT mengalami kesulitan

keuangan semakin kecil.

26

Titik Aryati dan Shirin Balafif, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kesehatan Bank Dengan Regresi logit” 27

M. Nadratuzzaman Hosen dan Rafika Rahmawati, “Analisis Efisiensi, Profitabilitas

dan Kesehatan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013, Jurnal Keuangan dan

Perbankan Vol. 16 No.2 Desember 2014 ISSN 1410-8623

88

Pada metode penilaian kesehatan dengan menggunakan Pedoman dari

Deputi Kepmenkop tahun 2016 menunjukkan bahwa rasio yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan BMT adalah semua variabel bebas

yaitu MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK, KDP, KPS. Hal tersebut menunjukan

bahwa kedelapan komponen tersebut mempengaruhi tingkat kesehatan metode

kepmenkop secara bersama-sama.

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan

mengenai pengukuran tingkat kesehatan menggunakan metode CAMELS,

RGEC, dan Pedoman Penilaian Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop pada

BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ periode 2012-2016, maka dapat

ditarik kesimpulan:

1. Pada penilaian tingkat kesehatan dengan metode CAMELS periode

2012-2016, diketahui bahwa BMT Mekar Dakwah mendapatkan nilai

tingkat kesehatan sebesar 43,74%, 45,01%, 44,99%, 44,92, 46,62%

dimana nilai terendah berada pada tahun 2012 dan nilai tertinggi

berada pada tahun 2016. Sementara BMT UMJ memperoleh nilai

kesehatan sebesar 42,54%, 45,01%, 47,37%, 46,31%, 46,88% dimana

nilai terendah berada pada tahun 2012 dan nilai tertinggi berada pada

tahun 2014. Dengan kesimpulan secara keseluruhan adalah kedua

BMT mendapatkan predikat Tidak Sehat. Berdasarkan hasil regresi

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kesehatan CAMELS adalah variabel CAR, PPAP, NPM, BOPO, FDR,

dan CR sementara hanya rasio ROA saja yang tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kesehatan CAMELS.

2. Pada penilaian tingkat kesehatan RGEC periode 2012-2016, diketahui

bahwa BMT Mekar Dakwah medapatkan nilai kesehatan sebesar

80,00%, 80,00%, 80,00%, 76,67%, dan 80,00% dimana nilai tertinggi

didapatkan pada tahun 2012,2013,2014, dan 2016 yaitu berada pada

nilai yang sama sebesar 80,00%. BMT UMJ mendapatkan nilai

kesehatan sebesar 73,33%, 73,33%, 80,00%, 76,67%, 70,00% nilai

kesehatan tertinggi berada pada tahun 2014 dan terendah berada pada

tahun 2016. Dengan kesimpulan secara keseluruhan adalah kedua

90

BMT mendapatkan predikat Sehat. Hasil regresi menunjukkan bahwa

faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan

RGEC adalah variabel FDR dan NOM.

3. Pada penilaian kesehatan Deputi Kepmenkop periode 2012-2016,

menunjukkan bahwa tingkat kesehatan BMT Mekar Dakwah

mendapatkan nilai sebesar 74,99%, 73,10%, 71,75%, 73,85%, 72,95%

nilai kesehatan terbesar berada pada tahun 2012 sementara nilai

kesehatan terendah berada pada tahun 2014. BMT UMJ mendapatkan

nilai kesehatan sebesar 74,99%, 77,45%, 86,40%, 81,10%, 77,55%

nilai kesehatan terbesar berada pada tahun 2014 dan terendah pada

tahun 2012. Dengan kesimpulan secara keseluruhan adalah kedua

BMT mendapatkan predikat Cukup Sehat. Hasil regresi menunjukkan

bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan

Kepmenkop adalah seluruh variabel bebas MDL, KAP, MNJ, EFS,

LKD, JDK, KDP, KPS.

4. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan pada masing-masing metode hal

tersebut terjadi karena perbedaan kriteria penilaian aspek, penilaian

indikator, jumlah nilai pembobotan dan skor yang digunakan untuk

mengukur berbeda. Pada penilaian CAMELS indikator yang

digunakan adalah aspek capital, assets, manajemen, earning, dan

liquidity sementara aspek sensitivity to market risk tidak dapat

digunakan pada kasus BMT karena BMT merupakan lembaga yang

belum memiliki kelebihan modal/dana. BMT tersebut mendapatkan

predikat tidak sehat pada periode 2012-2016 hal ini dikarenakan

terdapat kelemahan penilaian indikator dimana rasio kualitas aktiva

hanya dihitung menggunakan rasio PPAP sementara untuk rasio KAP

tidak dapat dihitung karena merupakan data rahasia sehingga

mempengaruhi nilai bobot pada metode ini. dapat disimpulkan bahwa

apabila indikator kualitas aset dan likuiditas memiliki nilai yang tidak

baik maka dapat diprediksi bahwa keadaan bank tersebut berada pada

posisi yang tidak sehat. Pada penilaian RGEC secara keseluruhan baik

91

BMT Mekar Dakwah maupun BMT UMJ mendapatkan predikat

sehat. Penilian dengan metode RGEC dinilai lebih komprehensif

dibandingkan metode CAMELS karena metode ini dapat melihat

tingkat kesehatan bank secara menyeluruh melalui resiko-resiko yang

mungkin terjadi tidak hanya dilihat dari sisi keuangannya saja.

Sementara pada penilaian dengan menggunakan pedoman kesehatan

oleh deputi kepmenkop menggambarkan penilaian yang

menggabungkan/mengadaptasi indikator penilaian yang terdapat pada

CAMEL kemudian ditambahkan dengan prinsip syariah dan prinsip-

prinsip kekoperasian sehingga lebih representatif untuk menilai

kesehatan pada Koperasi/BMT. Pada metode ini secara keseluruhan

baik BMT Mekar Dakwah maupun BMT UMJ mendapatkan predikat

Cukup Sehat.

B. Saran

1. Bagi pihak manajemen BMT, berdasarkan perhitungan rasio-rasio

yang telah dilakukan dengan menggunakan tiga metode kesehatan

terlihat bahwa tidak selalu hasil dari pengukuran rasio mengalami

peningkatan hal ini diharapkan menjadi perhatian serta evaluasi bagi

pihak manajemen BMT agar pada tahun-tahun berikutnya rasio-rasio

tersebut akan tetap stabil atau bahkan mengalami peningkatan yang

signifikan. BMT sebagai lembaga nirlaba harus memperhatikan

pengelolaan bisnis yaitu memaksimalkan aset dan modal yang dimiliki

sehingga dapat terus menambah pendapatan yang tentunya akan

meningkatkan profitabilitas dan pada akhirnya dapat mengurangi

risiko-risiko yang akan merugikan. Tingkat kesehatan merupakan hal

penting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen BMT karena

hal tersebut menjadi indikator para nasabah untuk dapat

mempercayakan dananya kepada BMT.

2. Bagi peneliti selanjutnya, agar menambah jumlah objek penelitian dan

memperpanjang periode analisis pada koperasi di suatu wilayah,

92

sehingga dapat mengetahui trend perubahan tingkat kesehatan

koperasi disuatu wilayah dan mengetahui faktor apa saja yang

berpengaruh signifikan terhadap kesehatan BMT diwilayah tersebut.

Diharapkan untuk mengembangkan penilaian terhadap faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan baik dari faktor internal

maupun eksternal.

93

Daftar Pustaka

Adam fahmi, Nurul Hasanah. (2013). Analisis Perbandingan Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Setelah dan Sebelum Dierlakukan PBI No. 13/1/PBI/2011

(STUDI Kasus PT Bank X). Jurnal Program S1 Ekstensi Akuntansi

FEUI .

Afandi, P. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengukur Kesehatan

Keuangan Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak kabupaten

Semarang, Among Makarti. STIEMA Journal, 25-47.

Amin, A. M. (1999). Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan BMT (Baitul Maal

Wat). Jakarta: PINBUK.

Astuti, R. (2011). Penilaian Kesehatan Keuangan Pada KOSPIN Jasa Syariah

Sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah. STAIN Journal Penelitian,

131-156.

DEPKOP. (2016, November 16). Berita. Retrieved from www.depkop.go.id:

http://www.depkop.go.id/content/read/menkop-puspayoga-langkah-

perhimpunan-bmt-indonesia-selaras-dengan-reformasi-total-koperasi/

Fadhillah. (2017). Penilaian Kesehatan KSPSS di Wilayah Tanggerang Selatan.

Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif HIdayatullah Jakarta.

Fitrawati, Muhammad Saifi, Zahroh ZA. (2016). Penerapan Pendekatan RGEC

Dalam Menganalisis Kinerja Bank Untuk Mengetahui Tingkat Kesehatan

Bank (Studi Kasus PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Periode

2013-2015). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 37 No. 1.

Ihsan, D. N. (2015). Manajemen Treasury Bank Syariah. Ciputat: UIN Press.

Indonesia, B. (2004). Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP. Jakarta:

Bank Indonesia.

Kasmir. (2004). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Keuangan, O. j. (2014). Artikel. Retrieved from www.ojk.go.id:

(http://www.ojk.go.id/en/data-statistik-perbankan-syariah)

Koperasi, D. P. (2016). Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjan

dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) . Jakarta: Deputi Pengawasan

Kementerian Koperasi.

LPPI dan BI. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

M. Nadratuzzaman Hosen, Rafika Rahmawati. (2014). Analisis Efisiensi,

Profitabilitas dan Kesehatan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode

94

M. Nadratuzzaman Hosen, Syafaat Muhari. (2014). Tingkat Efisiensi BPRS Di

Indonesia: Perbandingan Metode SFA Dengan DEA dan Hubungannya

Dengan CAMEL. Jurnal Keuangan dan perbankan vol. 18 No. 2.

2010-2013. Jurnal keuangan dan Perbankan Vol. 16 No. 2 ISSN 1410-8623.

Mardani, D. (2015). Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Muhammad, T. (2014). Metode Kuantitatif untuk Analisis Ekonomi dan Bisnis.

Jakarta: Rajawali Press.

Mutia, N. (2014). Penilaian Kesehatan Bank: CAMELS dan RGEC. Jakarta.

Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

PINBUK. (2015). Pedoman Penilaian Kesehatan BMT. Jakarta: PINBUK Pusat.

Rahmawati, Y. (2013). Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Ciputat: UIN Jakarta

Press.

Saepul, H. A. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Deepublish.

Titik Aryati; Shirin Balafif. (2007). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Kesehatan Dengan Regresi Logit. Journal The Winners Vol. 8 No. 2.

Veranda Aga Refmasari; Ngadirin Setiawan. (2014). Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum Menggunakan Metode RGEC Dengan Cakupan Risk Profile,

Earnig, dan Capital Pada Bank Pembangunan Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2012. Jurnal Profita.

Widodo, H., & dkk. (1999). PAS (Panduan Akuntansi Syariah) Panduan Praktis

Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Jakarta: Mizan.

Yusuf, B. (2016). Analisis Tingkat Kesehatan BMT. Jurnal Bisnis dan

manajemen, Vol. 6 (1) P-ISSN: 2087-2038, 101-112.

95

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1

Perhitungan Rasio Kesehatan

1. Metode CAMELS

Rasio CAR BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016

Sumber: Data sekunder yang diolah

Rasio CAR BMT UMJ Periode 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Modal 296.215.603,00 344.140.089,00 386.414.346,00 394.013.510,00 400.401.635,00

ATMR 1.177.980.040 2.010.061.188 1.966.752.485 1.855.461.479 1.991.630.309

Rasio CAR 25,15 17,12 19,65 21,24 20,10

Sumber: Data sekunder yang diolah

Rasio NPM BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Laba Bersih 46.594.041 77.099.793 108.170.128 145.172.044 105.155.853

Pendapatan

operasional 299.432.717 366.945.908 485.594.959 664.957.710 724.450.802

Rasio NPM 15,56 21,01 22,28 21,83 14,52

Sumber: Data sekunder yang diolah

Rasio NPM BMT UMJ Periode 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Laba Bersih 58.939.196 80.978.410 96.745.496 134.211.430 65.041.934

Pendapatan

operasional 359.494.148 445.307.045 572.376.950 604.183.724 562.134.580

Rasio NPM 16,40 18,18 16,90 22,21 11,57

2012 2013 2014 2015 2016

Modal 139.869.725 166.340.903 202.214.075 249.165.763 275.811.892

ATMR 494.353.683 1.518.244.452 2.018.134.450 2.334.295.699 2.966.949.840

Rasio 28,29 10,96 10,02 10,67 9,30

96

Rasio ROA BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Laba

Sebelum

Pajak

46.594.041 77.099.793 108.170.128 151.716.783 111.694.049

total asset 1.945.584.276,32 2.468.289.780,90 3.089.987.542,75 3.470.088.898,85 3.941.174.275,05

Rasio ROA 2,39 3,12 3,50 4,37 2,83

Rasio ROA BMT UMJ Periode 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Laba

Sebelum

Pajak

72.043.998 92.102.816 102.469.265 140.253.267 70.663.280

Rata-rata

total asset 1.391.339.347,83 1.687.049.662,08 1.942.214.324,00 2.239.716.961,00 2.265.555.905,00

Rasio ROA 5,18 11,05 5,28 6,26 3,12

Rasio BOPO BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

BO 233.889.100 269.929.363 346.549.679 465.281.434 595.596.964

PO 299.432.717 366.945.908 485.594.959 664.957.710 724.450.802

Rasio BOPO 78,11 73,56 71,37 69,97 82,21

Rasio BOPO BMT UMJ Periode 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

BO 287.450.149 343.518.560 346.143.912 366.516.758 406.538.658

PO 359.494.148 445.307.045 572.376.950 604.183.724 562.134.580

Rasio BOPO 79,96 77,14 60,47 60,66 72,32

Rasio FDR BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah

Pembiayaan 732.448.900,00 1.212.016.400,00 1.568.701.900,00 1.805.486.900,00 2.296.456.900,00

Jumlah

DPK 966.765.289,82 1.788.993.091,83 2.273.527.492,99 2.451.608.914,12 2.560.955.957,89

Rasio FDR 75,76 67,75 69,00 73,64 89,67

97

Rasio FDR BMT UMJ 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah

Pembiayaan 1.092.896.391,00 1.221.112.581,00 1.582.295.640,00 1.599.881.617,20 1.781.470.050,00

Jumlah

DPK 643.306.102,48 867.210.961,08 997.551.715,30 1.278.412.736,65 202.715.798,15

Rasio FDR 169,89 140,81 158,62 125,15 878,80

2. Metode RGEC

Rasio FDR BMT Mekar Dakwah 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah

Pembiayaan 732.448.900,00 1.212.016.400,00 1.568.701.900,00 1.805.486.900,00 2.296.456.900,00

Jumlah

DPK 966.765.289,82 1.788.993.091,83 2.273.527.492,99 2.451.608.914,12 2.560.955.957,89

Rasio FDR 75,76 67,75 69,00 73,64 89,67

Rasio FDR BMT UMJ 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah

Pembiayaan 1.092.896.391,00 1.221.112.581,00 1.582.295.640,00 1.599.881.617,20 1.781.470.050,00

Jumlah

DPK 643.306.102,48 867.210.961,08 997.551.715,30 1.278.412.736,65 202.715.798,15

Rasio FDR 169,89 140,81 158,62 125,15 878,80

Rasio ROA BMT Mekar Dakwah 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

EBIT 46.594.040,56 77.099.792,81 108.170.128,30 151.716.783,43 111.694.048,86

Total Aset 1.945.584.276,32 2.468.289.780,90 3.089.987.542,75 3.470.088.898,85 3.941.174.275,05

Rasio ROA 2,39 3,12 3,50 4,37 2,83

Rasio ROA BMT UMJ 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

EBIT 72.043.998 186.354.900 102.469.265 140.253.267 70.663.280

Total Aset 1.391.339.347,83 1.687.049.662,08 1.942.214.324,00 2.239.716.961,00 2.265.555.905,00

Rasio ROA 5,18 11,05 5,28 6,26 3,12

98

Rasio NOM BMT Mekar Dakwah 2012-2016

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

Pendapatan

operasional 299.432.717 366.945.908 485.594.959 664.957.710 724.450.802

Biaya Opr 233.889.100 269.929.363 346.549.679 465.281.434 595.596.964

DBH 18.601.017 9.110.005 14.900.868 12.229.460 28.009.557

Rata2 AP 501.997.542 1.124.348.089 1.319.870.253 1.449.866.690 1.504.106.017

Rasio NOM 0,09 0,08 0,09 0,13 0,07

Rasio NOM BMT UMJ 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Pendapatan

operasional 359.494.148 445.307.045 572.376.950 604.183.724 562.134.580

Biaya Opr 287.450.149 343.518.560 346.143.912 366.516.758 406.538.658

DBH 7.212.019 8.695.624 1.150.891 1.362.273 64.283.254

Rata2 AP 16.434.230 32.204.842 34.312.430 42.082.659 63.813.796

Rasio NOM 3,94 2,89 6,56 5,62 1,43

Rasio CAR BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016

Rasio CAR BMT UMJ Periode 2012-2016

2012 2013 2014 2015 2016

Modal 296.215.603,00 344.140.089,00 386.414.346,00 394.013.510,00 400.401.635,00

ATMR 1.177.980.040 2.010.061.188 1.966.752.485 1.855.461.479 1.991.630.309

Rasio CAR 25,15 17,12 19,65 21,24 20,10

2012 2013 2014 2015 2016

Modal 139.869.725 166.340.903 202.214.075 249.165.763 275.811.892

ATMR 494.353.683 1.518.244.452 2.018.134.450 2.334.295.699 2.966.949.840

Rasio 28,29 10,96 10,02 10,67 9,30

99

Rasio GCG BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016

No Faktor Peringkat

(a)

Bobot (b) Nilai (a) x (b)

1. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Direktur

Utama/Ketua

2 12.50% 0.25

2. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Pengurus

2 17.50% 0.35

3. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab komite

2 10.00% 0.1

4. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan

Pengawas Syariah

2 10.00% 0.1

5. Pelaksanaan prinsip syariah

dalam kegiatan penghimpunan

dana serta penyaluran dana

serta pelayanan jasa

2 5.00% 0.2

6. Penanganan benturan

kepentingan

2 10.00% 0.1

7. Penerapan visi, misi, dan

tujuan koperasi

2 5.00% 0.2

8. Penerapan fungsi audit intern 3 5.00% 0.3

9. Penerapan fungsi audit ekstern 3 5.00% 0.3

10. Penerapan prinsip kehati-

hatian dalam penyaluran dana

2 5.00% 0.2

11. Transparansi kondisi keuagan

dan non keuangan, laporan

pelaksanaan RAT dan

pelaporan intern

2 15.00% 0.3

Nilai Komposit 100.00% 2.4

Predikat PK 2 (Baik)

100

Rasio GCG BMT UMJ Periode 2012-2016

No Faktor Peringkat

(a)

Bobot (b) Nilai (a) x (b)

1. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Direktur

Utama/Ketua

2 12.50% 0.25

2. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Pengurus

2 17.50% 0.35

3. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab komite

2 10.00% 0.1

4. Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan

Pengawas Syariah

2 10.00% 0.1

5. Pelaksanaan prinsip syariah

dalam kegiatan penghimpunan

dana serta penyaluran dana

serta pelayanan jasa

2 5.00% 0.2

6. Penanganan benturan

kepentingan

2 10.00% 0.1

7. Penerapan visi, misi, dan

tujuan koperasi

2 5.00% 0.2

8. Penerapan fungsi audit intern 3 5.00% 0.3

9. Penerapan fungsi audit ekstern 3 5.00% 0.3

10. Penerapan prinsip kehati-

hatian dalam penyaluran dana

2 5.00% 0.2

11. Transparansi kondisi keuagan

dan non keuangan, laporan

pelaksanaan RAT dan

pelaporan intern

2 15.00% 0.3

Nilai Komposit 100.00% 2.4

Predikat PK 2 (Baik)

101

3. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi

BMT Mekar Dakwah

Aspek Permodalan

Rasio Permodalan

a. Rasio modal sendiri terhadap total modal

2012 2013 2014 2015 2016

Modal

sendiri 203.516.785 241.738.531 310.737.088 302.666.103 347.781.151

Total

Aset 1.945.584.276 2.468.289.781 3.089.987.542,75 3.470.088.899 3.941.174.275

Rasio 10,46 9,79 10,06 8,72 8,82

Rasio CAR

a. Modal Inti dan pelengkap 2012

Komponen Modal Nilai (RP) Bobot

Pengakuan (%)

Modal Yang Diakui

(Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 80.000.000 100% Rp 80.000.000

b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000

Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -

Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000

Cadangan Umum Rp 593.500 100% Rp 593.500

Cadangan tujuan risiko Rp 30.808.410 50% Rp 15.404.205

Modal Sumbangan Rp 6.975.000 100% Rp 6.975.000

SHU belum dibagi Rp 46.594.041 50% Rp 23.297.020

Jumlah Rp 139.869.725

Modal Inti dan pelengkap 2013

Komponen Modal Nilai (RP)

Bobot Pengakuan

(%) Modal Yang Diakui (Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 80.000.000 100% Rp 80.000.000

b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000

Modal penyetaraan 100%

Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000

Cadangan Umum Rp 665.851 100% Rp 665.851

Cadangan tujuan risiko Rp 45.100.310 50% Rp 22.550.155

Modal Sumbangan Rp 10.975.000 100% Rp 10.975.000

SHU belum dibagi Rp 77.099.793 50% Rp 38.549.896

Jumlah Rp 166.340.903

102

Modal Inti dan pelengkap 2014

Komponen Modal Nilai (Rp)

Bobot

Pengakuan

(%)

Modal Yang Diakui

(Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 80.000.000 100% Rp 80.000.000

b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000

Modal penyetaraan 100%

Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000

Cadangan Umum Rp 7.579.879 100% Rp 7.579.879

Cadangan tujuan risiko Rp 58.793.110 50% Rp 29.396.555

Modal Sumbangan Rp 17.552.576 100% Rp 17.552.576

SHU belum dibagi Rp 108.170.128 50% Rp 54.085.064

Jumlah Rp 202.214.075

Modal Inti dan pelengkap 2015

Komponen Modal Nilai (Rp) Bobot

Pengakuan (%)

Modal Yang

Diakui (Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 90.000.000 100% Rp 90.000.000

b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000

Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -

Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000

Cadangan Umum Rp 13.879.660 100% Rp 13.879.660

Cadangan tujuan risiko Rp 83.095.010 50% Rp 41.547.505

Modal Sumbangan Rp 17.552.576 100% Rp 17.552.576

SHU belum dibagi Rp 145.172.044 50% Rp 72.586.022

Jumlah Rp 249.165.763

Modal Inti dan pelengkap 2016

Komponen Modal Nilai (Rp)

Bobot

Pengakuan (%)

Modal Yang

Diakui (Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 90.000.000 100% Rp 90.000.000

b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000

Modal penyetaraan 100%

Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000

Cadangan Umum Rp 25.148.199 100% Rp 25.148.199

Cadangan tujuan risiko Rp 83.095.010 50% Rp 41.547.505

Modal Sumbangan Rp 52.938.262 100% Rp 52.938.262

SHU belum dibagi Rp 105.155.853 50% Rp 52.577.926

Jumlah Rp 275.811.892

103

b. ATMR 2012

Komponen Aktiva Nilai (Rp)

Bobot

Risiko (%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 57.866.999 0% Rp -

Simpanan/rekening di

bank Syariah Rp 443.441.866 20% Rp 88.688.373

Simpanan/rekening di

KJKS lain Rp 631.707.000 50% Rp 315.853.500

Pembiayaan Rp 50.710.900 100% Rp 50.710.900

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan pihak

lain

50%

Aktiva tetap dan Inventaris Rp 55.858.442 70% Rp 39.100.909

Aktiva lain-lain 70%

Jumlah Rp 494.353.683

ATMR 2013

Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot

Risiko (%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 72.917.000 0% Rp -

Simpanan/rekening di

bank Syariah Rp 592.856.778 20% Rp 118.571.356

Simpanan/rekening di

KJKS lain Rp 77.450.614 50% Rp 38.725.307

Pembiayaan Rp 1.212.016.400 100% Rp 1.212.016.400

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan

pihak lain

Rp - 50% Rp -

Aktiva tetap dan

Inventaris Rp 212.759.127 70% Rp 148.931.389

Aktiva lain-lain Rp - 70% Rp -

Jumlah Rp 1.518.244.452

ATMR 2014

Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot

Risiko (%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 74.851.200 0% Rp -

Simpanan/rekening di bank

Syariah Rp 603.149.605 20% Rp 120.629.921

Simpanan/rekening di KJKS lain Rp 78.904.499 50% Rp 39.452.249

Pembiayaan Rp 1.568.701.900 100% Rp 1.568.701.900

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan pihak lain Rp - 50% Rp -

Aktiva tetap dan Inventaris Rp 413.357.685 70% Rp 289.350.380

Aktiva lain-lain Rp - 70% Rp -

Jumlah Rp 2.018.134.450

104

ATMR 2015

Komponen Aktiva Nilai (Rp)

Bobot

Risiko

(%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 79.925.919 0% Rp -

Simpanan/rekening di

bank syariah Rp 747.949.480 20% Rp 149.589.896

Simpanan/rekening di

KJKS lain Rp 114.225.062 50% Rp 57.112.531

Pembiayaan Rp 1.805.486.900 100% Rp 1.805.486.900

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan

pihak lain

Rp - 50% Rp -

Aktiva tetap dan

Inventaris Rp 460.151.960 70% Rp 322.106.372

Aktiva lain-lain Rp - 70% Rp -

Jumlah Rp 2.334.295.699

ATMR 2016

Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot

Risiko (%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 77.339.200 0% Rp -

Simpanan/rekening di

bank syariah Rp 567.920.133 20% Rp 113.584.027

Simpanan/rekening di

KJKS lain Rp 119.399.087 50% Rp 59.699.544

Pembiayaan Rp 2.296.456.900 100% Rp 2.296.456.900

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan

pihak lain

50% Rp -

Aktiva tetap dan

Inventaris Rp 710.299.100 70% Rp 497.209.370

Aktiva lain-lain 70% Rp -

Jumlah Rp 2.966.949.840

Rasio CAR BMT Mekar Dakwah

2012 2013 2014 2015 2016

Nilai Modal yang

diakui 139.869.725 166.340.903 202.214.075 249.165.763 275.811.892

ATMR 494.353.683 1.518.244.452 2.018.134.450 2.334.295.699 2.966.949.840

Rasio CAR 28,29 10,96 10,02 10,67 9,30

105

Aspek Efesiensi

a. Rasio BO/Partisipasi bruto

2012 2013 2014 2015 2016

BO 233.889.100 269.929.363 346.549.679 465.281.434 595.596.964

Partisipasi

Bruto 234.349.017 170.270.538 288.979.724 316.619.993 413.911.220

Rasio 99,80 158,53 119,92 146,95 143,89

b. Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Aset

2012 2013 2014 2015 2016

Aktiva

Tetap 55.858.442 196.942.936 393.785.903 434.650.000 681.159.000

Total Aset 1.945.584.276 2.468.289.781 3.089.987.543 3.470.088.899 3.941.174.275

Rasio 2,87 7,98 12,74 12,53 17,28

c. Rasio efesiensi staf

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Mitra Pembiayaan 700 762 846 705 761

Jumlah Staf 6 6 6 6 6

Rasio 116,67 127,00 141,00 117,50 126,83

Aspek Likuiditas

a. Cash ratio

2012 2013 2014 2015 2016

Kas + bank 501.308.865 665.773.778 678.000.805 827.875.399 645.259.333

Kewajiban

Lancar 1.285.987.181 1.979.890.312 2.722.116.843 2.684.850.500 3.103.936.157

Rasio 38,98 33,63 24,91 30,84 20,79

b. Pembiayaan terhadap dana yang diterima

2012 2013 2014 2015 2016

Total

Pembiayaan 1.334.487.923 1.312.506.067 1.496.852.872 2.104.434.520 2.545.683.034

Dana Yang

Diterima 1.286.665.500 1.980.525.734 2.723.077.529 2.685.537.254 3.104.889.000

Rasio 103,72 66,27 54,97 78,36 81,99

106

Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

a. Rentabilitas

2012 2013 2014 2015 2016

SHU sebelum

Nisbah, zakat

dan pajak

46.594.041 77.099.793 108.170.128 151.716.783 111.694.049

Total asset 1.945.584.276 2.468.289.781 3.089.987.543 3.470.088.899 3.941.174.275

Rasio 2,39 3,12 3,50 4,37 2,83

b. Rentabilitas Modal sendiri

2012 2013 2014 2015 2016

SHU bagian

anggota 11.714.131 21.836.567 21.831.941 34.272.132 31.364.583

Total modal

sendiri 203.516.785 241.738.531 310.737.088 302.666.103 347.781.151

Rasio 5,76 9,03 7,03 11,32 9,02

c. Kemandirian operasional pelayanan

2012 2013 2014 2015 2016

Pendapatan usaha 299.432.717 366.945.908 485.594.959 664.957.710 724.450.802

Biaya operasional

pendapatan 233.889.100 269.929.363 346.549.679 465.281.434 595.596.964

Rasio 128,02 135,94 140,12 142,92 121,63

Aspek Jati Diri Koperasi

a. Rasio partisipasi bruto

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah partisipasi bruto Rp

234.349.017

Rp

170.270.538

Rp

288.979.724

Rp

316.619.993

Rp

413.911.220

Jumlah partisipasi bruto +

Transaksi Non Anggota

Rp

299.432.717

Rp

366.945.908

Rp

485.594.959

Rp

664.957.710

Rp

724.450.802

Rasio 78,26 46,40 59,51 47,62 57,13

b. Rasio partisipasi ekonomi anggota

(PEA)

2012 2013 2014 2015 2016

MEP+SHU bagian anggota Rp

11.714.131

Rp

21.836.567

Rp

21.831.941

Rp

34.272.132

Rp

31.364.583

Total simpanan pokok +

simpanan wajib

Rp

87.200.000

Rp

87.200.000

Rp

87.200.000

Rp

97.200.000

Rp

97.200.000

Rasio 13,43 25,04 25,04 35,26 32,27

107

BMT UMJ

Aspek Permodalan

Rasio Permodalan

a. Rasio modal sendiri terhadap total modal

2012 2013 2014 2015 2016

Modal

sendiri 266.746.005 303.650.884 338.041.648 326.907.795 317.886.668

Total

Asset 1.391.339.348 1.687.049.662 1.942.214.324 2.239.716.961 2.265.555.905

Rasio 19,17 18,00 17,40 14,60 14,03

Rasio CAR

a. Modal Inti dan pelengkap 2012

Komponen Modal Nilai (RP) Bobot

Pengakuan (%)

Modal Yang

Diakui (Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 126.335.400 100% Rp 126.335.400

b. Simpanan Wajib Rp 62.850.000 100% Rp 62.850.000

Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -

Modal penyertaan Rp 25.000.000 50% Rp 12.500.000

Cadangan Umum Rp - 100% Rp -

Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -

Modal Sumbangan Rp 65.060.605 100% Rp 65.060.605

SHU belum dibagi Rp 58.939.196 50% Rp 29.469.598

Jumlah Rp 296.215.603

Modal Inti dan pelengkap 2013

Komponen Modal Nilai (RP) Bobot Pengakuan

(%)

Modal Yang Diakui

(Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 137.535.400 100% Rp 137.535.400

b. Simpanan Wajib Rp 73.500.000 100% Rp 73.500.000

Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -

Modal penyertaan Rp 15.000.000 50% Rp 7.500.000

Cadangan Umum Rp - 100% Rp -

Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -

Modal Sumbangan Rp 85.115.484 100% Rp 85.115.484

SHU belum dibagi Rp 80.978.410 50% Rp 40.489.205

Jumlah Rp 344.140.089

108

Modal Inti dan pelengkap 2014

Komponen Modal Nilai (RP) Bobot Pengakuan

(%)

Modal Yang

Diakui (Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 134.645.400 100% Rp 134.645.400

b. Simpanan Wajib Rp 94.500.000 100% Rp 94.500.000

Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -

Modal penyertaan Rp 10.000.000 50% Rp 5.000.000

Cadangan Umum Rp - 100% Rp -

Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -

Modal Sumbangan Rp 103.896.248 100% Rp 103.896.248

SHU belum dibagi Rp 96.745.496 50% Rp 48.372.748

Jumlah Rp 386.414.396

Modal Inti dan pelengkap 2015

Komponen Modal Nilai (RP) Bobot

Pengakuan (%) Modal Yang Diakui (Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 29.420.000 100% Rp 29.420.000

b. Simpanan Wajib Rp 105.510.000 100% Rp 105.510.000

Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -

Modal penyertaan Rp 133.704.900 50% Rp 66.852.450

Cadangan Umum Rp - 100% Rp -

Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -

Modal Sumbangan Rp 125.125.345 100% Rp 125.125.345

SHU belum dibagi Rp 134.211.430 50% Rp 67.105.715

Jumlah Rp 394.013.510

Modal Inti dan pelengkap 2016

Komponen Modal Nilai (RP) Bobot Pengakuan

(%)

Modal Yang Diakui

(Rp)

Modal Anggota:

a. Simpanan pokok Rp 40.980.000 100% Rp 40.980.000

b. Simpanan Wajib Rp 116.040.000 100% Rp 116.040.000

Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -

Modal penyertaan Rp 129.204.900 50% Rp 64.602.450

Cadangan Umum Rp - 100% Rp -

Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -

Modal Sumbangan Rp 146.264.218 100% Rp 146.264.218

SHU belum dibagi Rp 65.041.934 50% Rp 32.520.967

Jumlah Rp 400.407.635

109

b. ATMR 2012

Komponen Aktiva Nilai (Rp)

Bobot

Risiko

(%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 40.667.150 0% Rp -

Simpanan/rekening di

bank syariah Rp 34.399.139 20% Rp 26.879.828

Simpanan/rekening di

KJKS lain Rp 1.321.656 50% Rp 660.828

Pembiayaan Rp 1.092.896.391 100% Rp 1.092.896.391

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan

pihak lain

Rp 1.321.656 50% Rp 660.828

Aktiva tetap dan

Inventaris Rp 45.453.741 70% Rp 31.817.618

Aktiva lain-lain Rp 35.806.496 70% Rp 5.064.547

Jumlah Rp 1.177.980.040

ATMR 2013

Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot

Risiko (%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 76.091.300 0% Rp -

Simpanan/rekening di

bank syariah Rp 278.572.729 20% Rp 55.714.546

Simpanan/rekening di

KJKS lain Rp 608.228 50% Rp 304.114

Pembiayaan Rp 1.876.177.310 100% Rp 1.876.177.310

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan

pihak lain

Rp 608.228 50% Rp 304.114

Aktiva tetap dan

Inventaris Rp 70.337.500 70% Rp 49.236.250

Aktiva lain-lain Rp 40.464.078 70% Rp 28.324.855

Jumlah Rp 2.010.061.188

110

2014

Komponen Aktiva Nilai (Rp)

Bobot

Risiko

(%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 283.035.312 0% Rp -

Simpanan/rekening di

bank syariah Rp 209.981.812 20% Rp 41.996.362

Simpanan/rekening di

KJKS lain Rp 608.228 50% Rp 304.114

Pembiayaan Rp 1.899.712.310 100% Rp 1.899.712.310

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan

pihak lain

Rp 608.228 50% Rp 304.114

Aktiva tetap dan

Inventaris Rp 4.907.978 70% Rp 24.435.585

Aktiva lain-lain Rp 7.653.643 70% Rp 19.357.550

Jumlah Rp 1.966.752.485

ATMR 2015

Komponen Aktiva Nilai (Rp)

Bobot

Risiko

(%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 342.502.313 0% Rp -

Simpanan/rekening di

bank syariah Rp 257.171.914 20% Rp 1.434.383

Simpanan/rekening di

KJKS lain Rp 08.228 50% Rp 304.114

Pembiayaan Rp 1.599.881.617 100% Rp 1.599.881.617

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan

pihak lain

Rp 608.228 50% Rp 304.114

Aktiva tetap dan

Inventaris Rp 263.677.577 70% Rp 184.574.304

Aktiva lain-lain Rp 7.089.926 70% Rp 18.962.948

Jumlah Rp 1.855.461.479

111

2016

Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot

Risiko (%)

Modal tertimbang

(Rp)

Kas Rp 93.445.400 0% Rp -

Simpanan/rekening

di bank syariah Rp 110.203.807 20% Rp 22.040.761

Simpanan/rekening

di KJKS lain Rp 608.228 50% Rp 304.114

Pembiayaan Rp 1.781.470.050 100% Rp 1.781.470.050

Penyertaan pada

koperasi,anggota dan

pihak lain

Rp 608.228 50% Rp 304.114

Aktiva tetap dan

Inventaris Rp 259.005.742 70% Rp 181.304.020

Aktiva lain-lain Rp 8.867.500 70% Rp 6.207.250

Jumlah Rp 1.991.630.309

Rasio CAR

2012 2013 2014 2015 2016

Nilai Modal yang

diakui 296.215.603 344.140.089 386.414.396 394.013.510 400.407.635

ATMR 1.177.980.040 2.010.061.188 1.966.752.485 1.855.461.479 1.991.630.309

Rasio CAR 25,15 17,12 19,65 21,24 20,10

Aspek Efisiensi a. Rasio BO/Partisipasi bruto

2012 2013 2014 2015 2016

BO

287.450.149,34

343.518.559,58

346.143.912,00

366.516.758,00

406.538.658,00

Partisipasi

Bruto

328.073.966,00

412.555.462,99

467.021.207,00

512.627.864,00

515.952.634,00

Rasio 87,62 83,27 74,12 71,50 78,79

b. Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Aset

2012 2013 2014 2015 2016

Aktiva

Tetap 45.453.741 44.684.495 34.907.978 263.677.577 259.005.742

Total

Aset 1.391.339.348 1.687.049.662 1.942.214.324 2.239.716.961 2.265.555.905

Rasio 3,27 2,65 1,80 11,77 11,43

112

c. Rasio efesiensi staf

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Mitra Pembiayaan 219 289 301 269 357

Jumlah Staf 6 6 6 6 6

Rasio 36,50 48,17 50,17 44,83 59,50

Aspek Likuiditas

a. Cash ratio

2012 2013 2014 2015 2016

Kas + bank 175.066.289 354.664.029 283.035.312 342.502.313 203.649.207

Kewajiban

Lancar 643.306.102 867.210.961 997.551.715 1.278.412.737 1.297.030.792

Rasio 27,21 40,90 28,37 26,79 15,70

b. Pembiayaan terhadap dana yang diterima

2012 2013 2014 2015 2016

Total

Pembiayaan 1.092.896.391 1.221.112.581 1.899.712.310 1.599.881.617 1.781.470.050

Dana Yang

Diterima 643.854.834 868.067.895 1.003.107.120 1.305.818.304 1.327.911.948

Rasio 169,74 140,67 189,38 122,52 134,16

Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

a. Rentabilitas

Aset

2012 2013 2014 2015 2016

SHU sebelum

Nisbah, zakat dan

pajak

72.043.998 92.102.817 102.469.265 140.253.267 70.663.280

Total asset 1.391.339.348 1.687.049.662 1.942.214.324 2.239.716.961 2.265.555.905

Rasio 5,18 5,46 5,28 6,26 3,12

b. Rentabilitas Modal sendiri

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

SHU bagian

anggota 58.939.196 80.978.410 96.745.496 134.211.430 65.041.934

Total modal

sendiri 266.746.005 303.650.884 338.041.648 326.907.795 317.886.668

Rasio 22,10 26,67 28,62 41,05 20,46

113

c. Kemandirian operasional pelayanan

2012 2013 2014 2015 2016

Pendapatan usaha 359.494.148 445.307.045 572.376.950 604.183.724 562.134.580

Biaya operasional

pendapatan 287.450.149 343.518.560 346.143.912 366.516.758 406.538.658

Rasio 125,06 129,63 165,36 164,84 138,27

Aspek Jati Diri Koperasi

a. Rasio partisipasi

bruto

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah partisipasi

bruto 328.073.966 412.555.463 467.021.207 512.627.864 515.952.634

Jumlah partisipasi

bruto + Transaksi

Non Anggota

359.494.148 453.892.669 521.827.550 571.272.724 562.134.580

Rasio 91,26 90,89 89,50 89,73 91,78

b. Rasio partisipasi ekonomi anggota (PEA)

2012 2013 2014 2016

MEP+SHU bagian

anggota 58.939.196 80.978.410 96.745.496 65.041.934

Total simpanan pokok +

simpanan wajib 189.185.400 211.035.400 229.145.400 157.020.000

Rasio 31,15 38,37 42,22 41,42

114

Perhitungan Aspek Manajemen

DAFTAR PERTANYAAN ASPEK

MANAJEMEN

Aspek/Pertanyaan BMT Mekar Dakwah BMT UMJ

MANAJEMEN UMUM 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016

1

Apakah KSPPS/USPPS Koperasi memiliki visi, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

misi dan tujuan yang jelas

Apakah KSPPS/USPPS Koperasi telah memiliki

rencana kerja jangka panjang minimal untuk 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 tahun ke depan

dan dijadikan sebagai acuan KSPPS / USPPS

Koperasi dalam menjalan usahanya

Apakah KSPPS/USPPS Koperasi memiliki kerja

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 tahunan yang digunakan sebagai dasar acuan

kegiatan usaha selama 1 tahun

4

Adakah kesesuaian antara rencana kerja jangka 1 1 1 0

1 1 1 1 1 0

pendek dengan rencana kerja jangka panjang

Apakah visi, misi, tujuan dan rencana kerja

5 diketahui dan dipahami oleh pengurus, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

pengawas, pengelola dan seluruh karyawan

Pengambilan keputusan yang bersifat

6 operasional dilakukan oleh pengelola secara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

independen sesuai kewenangannya

Pengurus dan atau pengelola KSPPS/USPPS 1 1

7 Koperasi memiliki komitmen untuk menangani 1 1 1 1 1 1 1 1

115

permasalah yang dihadapi serta melakukan

tindakan perbaikan yang diperlukan

KSPPS/USPPS koperasi memiliki tata tertib

1 1

8 kerja SDM, yang meliputi disiplin kerja, serta 0 0 0 0 0 1 1 1

didukung sarana kerja yang memadai dalam

melaksanakan pekerjaan

Pengurus KSPPS/USPPS koperasi yang

mengangkat pengelola, tidak mencampuri

9

kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga

atau kelompoknya, sehingga dapat merugikan

KSPPS/USPPS Koperasi

Anggota KSPPS/USPPS Koperasi sebagai

10

pemilik mempunyai kernampuan untuk 0 1 1 0 1 1 1 1

0 0 meningkatkan perModalan KSPPS/ USPPS

Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Pengurus, Pengawas, dan Pengelola

KSPPS/USPPS Koperasi di dalarn melaksanakan

11

kegiatan operasional tidak melakukan hal-hal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 yang cenderung menguntungkan diri sendiri,

keluarga dan kelompoknya, atau berpotensi

merugikan KSPPS/USPPS Koperasi

Pengurus melaksanakan fungsi pengawasan

12 terhadap pelaksanaan tugas bengelola sesuai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

dengan tugas dan wewenangnya secara efektif

Jumlah MANAGEMEN UMUM 10 11 11 9 11 12 12 12 11 10

116

KELEMBAGAAN

Bagan Organisasi yang ada telah mencerminkan

1

seluruh kegiatan KSPPS/USPPS Koperasi dan 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan

Jabatan

2

KSPPS/USPPS Koperasi memiliki rincian tugas 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1

yang jelas untuk masing-masing karyawannya

Di dalam struktur kelembagaan KSPPS/USPPS

3 Koperasi terdapat struktur yang melakukan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

fungsi sebagai dewan pengawas syariah

KSPPS / USPPS Koperasi terbukti mempunyai

4 standar Operasional dan Manejemen (SOM) dan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Standar Operasional Prosedur (SOP)

KSPPS/USPPS Koperasi telah menjalankan

5 kegiatannya sesuai SOM dan SOP 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1

KSPPS/USPPS Koperasi

KSPPS/USPPS Koperasi mempunyai sistem

6 pengamanan yang baik terhadap semua dokumen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Penting

2 Jumlah KELEMBAGAAN 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5

PERMODALAN

1

Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau 0 0 1 0 1 0 0 0

0 0

lebih besar dari tingkat pertumbuhan aset

Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal

2 dari anggota sekurang kurangnya sebesar 10% 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0

dibandingkan tahun sebelumnya

117

Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih

3 besar dari seperempat bagian SHU tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Berjalan

Simpanan wadi'ah, simpanan mudharabah,

4 simpanan mudharabah berjangka koperasi 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0

meningkat minimal 10% dari tahun sebelumnya

Investasi harta tetap dari inventaris serta

5 pendanaan ekspansi perkantoran dibiayai dengan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

modal sendiri

Jumlah PERMODALAN 3 4 5 2 5 4 4 4 3 3

AKTIVA

1

Pembiayaan dengan kolektibilitas lancar minimal

- - -

-

- - - -

- -

sebesar 90% dari pembiayaan yang diberikan

Setiap pembiayaan yang diberikan didukung

dengan agunan yang nilainya sama atau lebih

2 besar dari pembiayaan yang diberikan, kecuali 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

pembiayaan bagi anggota sampai dengan 1 juta

Rupiah

Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama

3 atau lebih besar dari jumlah pembiayaan macet - - - - - - - - - -

Tahunan

4

Pembiayaan macet tahun lalu dapat ditagih

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1

1

sekurang-kurangnya sepertiganya

5 KSPPS/USPPS Koperasi menerapkan prosedur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

118

pembiayaan dilaksanakan dengan efektif

6

Memiliki kebijakan cadangan penghapusan

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1

pembiayaan dan piutang bermasalah

Dalam memberikan pembiayaan KSPPS/USPPS

7 Koperasi mengambil keputusan berdasarkan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

prinsip kehati-hatian

8

Keputusan pemberian pembiayaan dan atau

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1

penempatan dana dilakukan melalui komite

Setelah pembiayaan diberikan, KSPPS/USPPS

Koperasi melakukan pemantauan terhadap

9 penggunaan pembiayaan serta kemampuan dan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

kepatuhan mudharib dalam memenuhi

Kewajibannya

10

KSPPS/USPPS Koperasi melakukan peninjauan,

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1

penilaian dan pengikatan terhadap agunannya

Jumlah AKTIVA 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

LIKUIDITAS

1

Memiliki kebijakan tertulis mengenai

0 0 0 0 0 1 1 1

1 1

pengendalian likuiditas

Memiliki fasilitas pembiayaan yang akan

2 diterima dari lembaga syariah lain untuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

menjaga likuiditasnya

3

Memiliki pedoman administrasi yang efektif

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1

untuk memantau kewajiban yang jatuh tempo

119

Memiliki kebijakan pembiayaan dan piutang

4 sesuai dengan kondisi keuangan KSPPS/USPPS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Koperasi

5

Memiliki sistem informasi manajemen yang

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0

memadai untuk pemantauan likuiditas

Jumlah LIKUIDITAS 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

120

Aspek Kepatuhan Syariah

ENTITAS

No

BMT Mekar Dakwah BMT UMJ Aspek/Pertanyaan

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016

1

Akad dilaksanakan sesuai tata cara

Syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 Penempatan dana pada bank syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 Adanya Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Komposisi modal penyertaan dan

4 pembiayaan berasal dari lembaga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

keuangan syariah

Pertemuan kelompok yang dihadiri

Pengurus, Pengawas, Dewan Pengawas

5 Syariah, Pengelola, Karyawan, Pendiri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

dan Anggota yang diselenggarakan

secara berkala

Manajemen KSPPS/USPPS Koperasi

memiliki sertifikat pendidikan

6 pengelolaan lembaga keuangan syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

yang dikeluarkan oleh pihak yang

Kompeten

121

7

Frekuensi rapat Dewan Pengawas

Syariah untuk membicarakan ketepatan

pola pembiayaan yang dijalankan

pengelola dalam 1 tahun

1 1 1 1 1 1 1 1 1

1

Dalam mengatasi pembiayaan

8 bermasalah digunakan pendekatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Syariah

9 Meningkatnya titipan ZIS dari anggota 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Meningkatnya pemahaman anggota

10 terhadap keunggulan sistem syariah dari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

waktu ke waktu

8 10 10 10 10 10 10 10 10 10

122

Lampiran 2

Perhitungan Bobot CAMELS

1. BMT Mekar Dakwah

Tahun Komponen

Faktor Rasio % NK Bobot Nilai Bobot

2012 Capital CAR 28,29 100 25% 25,00

Asset PPAP 1,77 2,77 5% 0,14

Manajemen NPM 15,56 15,56 20% 3,11

Earning

ROA 2,39 100 5% 5,00

BOPO 78,11 97,64 5% 4,88

Liquidity

FDR 75,76 43,24 5% 2,16

CR 38,98 100 5% 5,00

SUB TOTAL 45,29

PREDIKAT Tidak Sehat

2013 Capital CAR 10,96 100 25% 25,00

Asset PPAP 13,96 14,96 5% 0,75

Manajemen NPM 21,01 21,01 20% 4,20

Earning

ROA 3,12 100 5% 5,00

BOPO 73,56 91,95 5% 4,60

Liquidity

FDR 67,75 51,25 5% 2,56

CR 33,63 100 5% 5,00

SUB TOTAL 47,11

PREDIKAT Tidak Sehat

2014 Capital CAR 10,02 100 25% 25,00

Asset PPAP 14,96 15,96 5% 0,80

Manajemen NPM 22,28 22,28 20% 4,46

Earning

ROA 3,50 100 5% 5,00

BOPO 71,37 89,21 5% 4,46

Liquidity

FDR 69,00 50 5% 2,50

CR 24,91 100 5% 5,00

SUB TOTAL 47,21

PREDIKAT Tidak Sehat

2015 Capital CAR 10,67 100 25% 25,00

Asset PPAP 21 22 5% 1,10

Manajemen NPM 21,83 21,83 20% 4,37

Earning

ROA 4,37 100 5% 5,00

BOPO 69,97 87,46 5% 4,37

123

Liquidity

FDR 73,64 45,36 5% 2,27

CR 30,84 100 5% 5,00

SUB TOTAL 47,11

PREDIKAT Tidak Sehat

2016 Capital CAR 9,30 94 25% 23,50

Asset PPAP 51 52 5% 2,60

Manajemen NPM 14,52 14,52 20% 2,90

Earning

ROA 2,83 100 5% 5,00

BOPO 82,21 100 5% 5,00

Liquidity

FDR 89,67 29,33 5% 1,47

CR 20,79 100 5% 5,00

SUB TOTAL 45,47

PREDIKAT Tidak Sehat

124

2. BMT UMJ

Tahun Komponen

Faktor Rasio % NK Bobot Nilai Bobot

2012 Capital CAR 25,15 100 25% 25,00

Asset PPAP 8,00 9 5% 0,45

Manajemen NPM 16,40 16,40 20% 3,28

Earning

ROA 5,18 100 5% 5,00

BOPO 79,96 99,95 5% 5,00

Liquidity

FDR 169,89 0,00 5% 0,00

CR 27,21 100,00 5% 5,00

SUB TOTAL 43,73

PREDIKAT Tidak Sehat

2013 Capital CAR 17,12 100 25% 25,00

Asset PPAP 21 22 5% 1,10

Manajemen NPM 18,18 18,18 20% 3,64

Earning

ROA 11,05 100 5% 5,00

BOPO 77,14 96,43 5% 4,82

Liquidity

FDR 140,81 0,00 5% 0,00

CR 40,90 100,00 5% 5,00

SUB TOTAL 44,56

PREDIKAT Tidak Sehat

2014 Capital CAR 19,65 100 25% 25,00

Asset PPAP 68 69 5% 3,45

Manajemen NPM 16,9 16,9 20% 3,38

Earning

ROA 5,28 100 5% 5,00

BOPO 60,47 75,59 5% 3,78

Liquidity

FDR 158,62 0,00 5% 0,00

CR 28,37 100 5% 5,00

SUB TOTAL 45,61

PREDIKAT Tidak Sehat

2015 Capital CAR 21,24 100 25% 25,00

Asset PPAP 52 53 5% 2,65

Manajemen NPM 22,21 22,21 20% 4,44

Earning

ROA 6,26 100 5% 5,00

BOPO 60,66 75,83 5% 3,79

Liquidity

FDR 125,15 0,00 5% 0,00

CR 26,79 100 5% 5,00

SUB TOTAL 45,88

PREDIKAT Tidak Sehat

125

Tahun Komponen

Faktor Rasio % NK Bobot Nilai Bobot

2016 Capital CAR 20,10 100 25% 25,00

Asset PPAP 61 62 5% 3,10

Manajemen NPM 11,57 11,57 20% 2,31

Earning

ROA 3,12 100 5% 5,00

BOPO 72,32 90,40 5% 4,52

Liquidity

FDR 878,8 0,00 5% 0,00

CR 15,70 100 5% 5,00

SUB TOTAL 44,93

PREDIKAT Tidak Sehat

126

Lampiran 3

Perhitungan Bobot RGEC

1. BMT Mekar dakwah

Tahun Komponen

Faktor Rasio Nilai

Kriteria Kriteria Ket PK

1 2 3 4 5

2012 Risk Profile

FDR 75,76

Sehat Sehat

2(Sehat)

NPF 4,81 √

Sangat Sehat

GCG GCG 2,4

Sehat Sehat

Earnings ROA 2,39 √

Sangat Sehat

Sehat

NOM 0,09

√ Tidak Sehat

Capital CAR 28,29 √

Sangat Sehat Sangat Sehat

Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1

80,00

2013 Risk Profile

FDR 67,75 √

Sangat Sehat Sangat Sehat

2(Sehat)

NPF 4,53 √

Sangat Sehat

GCG GCG 2,4

Sehat Sehat

Earnings ROA 3,12 √

Sangat Sehat

Sehat

NOM 0,08

√ Tidak Sehat

Capital CAR 10,96

Sehat Sehat

Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1

80,00

2014 Risk Profile

FDR 69,00 √

Sangat Sehat Sangat Sehat

2(Sehat)

NPF 4,26 √

Sangat Sehat

GCG GCG 2,4

Sehat Sehat

Earnings ROA 3,50 √

Sangat Sehat

Sehat

NOM 0,09

√ Tidak Sehat

Capital CAR 10,02

Sehat Sehat

Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1

80,00

2015 Risk Profile

FDR 73,64 √

Sangat Sehat Sangat Sehat

2(Sehat) NPF 4,04 √

Sangat Sehat

GCG GCG 3,33

Cukup Sehat Cukup Sehat

Earnings ROA 4,37 √

Sangat Sehat Sehat

127

Tahun Komponen

Faktor Rasio Nilai

Kriteria Kriteria Ket PK

1 2 3 4 5

NOM 0,13

√ Tidak Sehat

Capital CAR 10,67

Sehat Sehat

Nilai Komposit 30,00 15 4 3 - 1

76,67

2016 Risk Profile

FDR 89,67 √

Sangat Sehat Sangat Sehat

2(Sehat)

NPF 4,02 √

Sangat Sehat

GCG GCG 2,4

Sehat Sehat

Earnings ROA 2,83 √

Sangat Sehat

Sehat

NOM 0,07

√ Tidak Sehat

Capital CAR 9,30

Sehat Sehat

Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1

80,00

128

2. BMT UMJ

Tahun Komponen

Faktor Rasio Nilai Kriteria Ket PK

1 2 3 4 5

2012 Risk Profile

FDR 168,89 √ Tidak Sehat Kurang

Sehat

2 (Sehat)

NPF 10,04

Kurang Sehat

GCG GCG 2,4 √

Sehat Sehat

Earnings

ROA 5,18 √

Sangat Sehat Sangat

Sehat NOM 3,94 √

Sangat Sehat

Capital

CAR 25,15 √

Sangat Sehat

Sangat

Sehat

Nilai Komposit 30,00 15 4 - 2 1 73,33

2013 Risk Profile

FDR 140,81 √ Tidak Sehat Cukup

Sehat

2 (Sehat)

NPF 7,46

Cukup Sehat

GCG GCG 2,4 √

Sehat Sehat

Earnings

ROA 11,05 √

Sangat Sehat Sehat

NOM 2,89

Sehat

Capital

CAR 17,12 √

Sangat Sehat

Sangat

Sehat

Nilai Komposit 30,00 10 8 3 - 1 73,33

2014 Risk Profile

FDR 158,62 √ Tidak Sehat Cukup

Sehat

2 (Sehat)

NPF 3,66

Sehat

GCG GCG 2,4 √

Sehat Sehat

Earnings

ROA 5,28 √

Sangat Sehat Sangat

Sehat NOM 6,56 √

Sangat Sehat

Capital

CAR 19,65 √

Sangat Sehat

Sangat

Sehat

Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1 80,00

2015 Risk Profile

FDR 125,15 √ Tidak Sehat Cukup

Sehat

2(Sehat)

NPF 7,16

Cukup Sehat

GCG GCG 2,4 √

Sehat Sehat

Earnings

ROA 6,26 √

Sangat Sehat Sangat

Sehat

NOM 5,62 √

Sangat Sehat

Capital

CAR 21,24 √

Sangat Sehat

Sangat

Sehat

Nilai Komposit 30,00 15 4 3 - 1 76,67

129

Tahun Komponen

Faktor Rasio Nilai Kriteria Ket PK

1 2 3 4 5

2016 Risk Profile

FDR 878,80 √ Tidak Sehat Cukup

Sehat

3 (Cukup

Sehat)

NPF 4,60

Sehat

GCG GCG 2,4 √

Sehat Sehat

Earnings

ROA 3,12 √

Sangat Sehat Sehat

NOM 1,43

Cukup Sehat

Capital

CAR 20,10 √

Sangat Sehat

Sangat

Sehat

Nilai Komposit 30,00 10 8 - 2 1 70,00

130

Lampiran 4

Perhitungan Bobot Kesehatan Koperasi

1. Aspek Permodalan

BMT MD

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Modal sendiri 10,46 50 5% 2,50

Kurang

Sehat

CAR 28,29 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 7,50

2013

Modal sendiri 9,79 50 5% 2,50

Kurang

Sehat

CAR 10,96 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 7,50

2014

Modal sendiri 10,06 50 5% 2,50

Kurang

Sehat

CAR 10,02 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 7,50

2015

Modal sendiri 8,72 50 5% 2,50

Kurang

Sehat

CAR 10,67 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 7,50

2016

Modal sendiri 8,82 50 5% 2,50

Kurang

Sehat

CAR 9,30 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 7,50

BMT UMJ

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Modal sendiri 19,17 100 5% 5,00 Sehat

CAR 25,15 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 10,00

2013

Modal sendiri 18,1 100 5% 5,00 Sehat

CAR 17,12 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 10,00

2014

Modal sendiri 17,4 100 5% 5,00 Sehat

CAR 19,65 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 10,00

131

2015

Modal sendiri 14,6 75 5% 3,75 Cukup Sehat

CAR 21,24 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 8,75

2016

Modal sendiri 14,03 75 5% 3,75 Cukup Sehat

CAR 20,10 100 5% 5,00 Sehat

TOTAL 8,75

2. Aspek Manajemen

BMT MD

Tahun Komponen Hasil NK Skor Predikat

2012

Umum 10 2,5 2,5 Baik

Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik

Permodalan 3 1,8 1,8 Cukup Baik

Aset 8 2,4 2,4 Baik

Likuiditas 3 1,8 1,8 Cukup Baik

Total 11

2013

Umum 11 2,75 2,75 Baik

Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik

Permodalan 4 2,4 2,4 Baik

Aset 8 2,4 2,4 Baik

Likuiditas 3 1,8 1,8 Cukup Baik

Total 11,85

2014

Umum 11 2,75 2,75 Baik

Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik

Permodalan 5 3 3 Baik

Aset 8 2,4 2,4 Baik

Likuiditas 3 1,8 1,8 Cukup Baik

Total 12,45

2015

Umum 9 2,25 2,25 Cukup Baik

Kelembagaan 4 2,00 2,00 Cukup Baik

Permodalan 2 1,80 1,80 Cukup Baik

Aset 8 2,40 2,40 Baik

Likuiditas 3 1,80 1,80 Cukup Baik

Total 10,25

2016 Umum 11 2,75 2,75 Baik

132

Kelembagaan 5 21,5 2,5 Baik

Permodalan 5 3 3 Baik

Aset 8 2,4 2,4 Baik

Likuiditas 3 1,8 1,8 Cukup Baik

Total 12,45

BMT UMJ

Tahun Komponen Hasil NK Skor Predikat

2012

Umum 12 3 3 Baik

Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik

Permodalan 4 2,4 2,4 Baik

Aset 8 2,4 2,4 Baik

Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik

Total 12,7

2013

Umum 12 3 3 Baik

Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik

Permodalan 4 2,4 2,4 Baik

Aset 8 2,4 2,4 Baik

Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik

Total 12,7

2014

Umum 12 3 3 Baik

Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik

Permodalan 4 2,4 2,4 Baik

Aset 8 2,4 2,4 Baik

Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik

Total 12,7

2015

Umum 11 2,75 2,75 Baik

Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik

Permodalan 3 2,4 2,4 Baik

Aset 8 2,4 2,4 Baik

Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik

Total 12,45

2016

Umum 10 2,50 2,50 Baik

Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik

Permodalan 3 2,4 2,4 Baik

133

Aset 8 2,4 2,4 Baik

Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik

Total 12,20

3. Aspek Kualitas Aktiva

BMT MD

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Pembiayaan bermasalah 4,81 100 10 10 Lancar

PPAP 1,77 2,77 5 0,14 Macet

Total 10,14

2013

Pembiayaan bermasalah 4,53 100 10 10 Lancar

PPAP 13,96 14,96 5 0,75 Macet

Total 10,75

2014

Pembiayaan bermasalah 4,26 100 10 10 Lancar

PPAP 14,96 15,96 5 0,80 Macet

Total 10,80

2015

Pembiayaan bermasalah 4,04 100 10 10 Lancar

PPAP 21 22 5 1,1 Macet

Total 11,1

2016

Pembiayaan bermasalah 4,02 100 10 10 Lancar

PPAP 51 50 5 2,5 Kurang Lancar

Total 12,5

BMT UMJ

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Pembiayaan bermasalah 10,04 50 10 5 Kurang Lancar

PPAP 8 9 5 0,45 Macet

Total 5,45

2013

Pembiayaan bermasalah 7,46 75 10 7,5 Cukup Lancar

PPAP 21 20 5 1 Macet

Total 8,5

2014

Pembiayaan bermasalah 3,66 100 10 10 Lancar

PPAP 68 69 5 3,45 Kurang Lancar

Total 13,45

2015

Pembiayaan bermasalah 7,16 75 10 7,5 Cukup Lancar

PPAP 52 53 5 2,65 Kurang Lancar

Total 10,15

2016

Pembiayaan bermasalah 4,60 100 10 10 Lancar

PPAP 61 62 5 3,1 Kurang Lancar

Total 13,1

134

4. Aspek Efisiensi

BMT MD

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Biaya Opr terhadap pelayanan 99,80 50 4 2 Kurang efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 2,87 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 116,67 100 2 2 Kurang Baik

Total 8

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2013

Biaya Opr terhadap pelayanan 158,53 25 4 1 Tidak efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 7,98 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 127 100 2 2 Kurang Baik

Total 7

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2014

Biaya Opr terhadap pelayanan 119,92 25 4 1 Tidak efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 12,74 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 141 100 2 2 Baik

Total 7

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2015

Biaya Opr terhadap pelayanan 146,95 25 4 1 Tidak efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 12,53 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 118 100 2 2 Baik

Total 7

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2016

Biaya Opr terhadap pelayanan 143,89 25 4 1 Tidak efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 17,28 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 127 100 2 2 Baik

Total 7

BMT UMJ

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Biaya Opr terhadap pelayanan 87,62 50 4 2 Kurang Efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 3,27 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 36,5 25 2 0,5 Tidak baik

Total 6,5

135

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2013

Biaya Opr terhadap pelayanan 83,27 75 4 3 Cukup Efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 2,65 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 48,17 25 2 0,5 Tidak baik

Total 7,5

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2014

Biaya Opr terhadap pelayanan 74,12 75 4 3 Cukup Efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 1,80 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 50,17 50 2 1 Kurang baik

Total 8

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2015

Biaya Opr terhadap pelayanan 71,50 75 4 3 Cukup Efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 11,77 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 44,83 25 2 0,5 Tidak baik

Total 7,5

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2016

Biaya Opr terhadap pelayanan 78,79 75 4 3 Cukup Efisien

Aktiva tetap terhadap total aset 11,43 100 4 4 Baik

Efisiensi staf 59,50 50 2 1 Kurang baik

Total 8

5. Aspek Likuiditas

BMT MD

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Kas 38,98 75 10 7,5 Cukup Likuid

Pembiayaan 103,72 100 5 5 Likuid

Total 12,5

2013

Kas 33,63 100 10 10 Likuid

Pembiayaan 66,27 50 5 2,5 Kurang Likuid

Total 12,5

2014

Kas 24,91 75 10 7,5 Cukup Likuid

Pembiayaan 54,97 50 5 2,5 Kurang Likuid

Total 10

2015 Kas 30,84 100 10 10 Likuid

Pembiayaan 78,36 75 5 3,75 Cukup Likuid

136

Total 13,75

2016

Kas 20,79 50 10 5 Kurang Likuid

Pembiayaan 81,99 75 5 3,75 Cukup Likuid

Total 8,75

BMT UMJ

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Kas 27,21 100 10 10 Likuid

Pembiayaan 169,74 100 5 5 Likuid

Total 15

2013

Kas 40,90 75 10 7,5 Cukup Likuid

Pembiayaan 140,67 100 5 5 Likuid

Total 12,5

2014

Kas 28,37 100 10 10 Likuid

Pembiayaan 189,38 100 5 5 Likuid

Total 15

2015

Kas 26,79 100 10 10 Likuid

Pembiayaan 122,52 100 5 5 Likuid

Total 15

2016

Kas 15,70 50 10 5 Kurang Likuid

Pembiayaan 134,16 100 5 5 Likuid

Total 10

6. Aspek Jatidiri Koperasi

BMT MD

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

PEA 13,43 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 78,26 100 5 5 Tinggi

Total 10

2013

PEA 25,04 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 46,40 50 5 2,5 Kurang

Total 7,5

2014

PEA 25,04 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 59,51 75 5 3,75 Cukup

Total 8,75

137

2015

PEA 35,26 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 47,62 50 5 2,5 Kurang

Total 7,5

2016

PEA 32,27 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 57,13 75 5 3,75 Cukup

Total 8,75

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

PEA 31,15 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 91,26 75 5 3,75 Cukup Likuid

Total 8,75

2013

PEA 38,37 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 90,89 75 5 3,75 Cukup Likuid

Total 8,75

2014

PEA 42,22 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 89,5 75 5 3,75 Cukup Likuid

Total 8,75

2015

PEA 49,47 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 89,73 75 5 3,75 Cukup Likuid

Total 8,75

2016

PEA 41,42 100 5 5 Bermanfaat

Partisipasi Bruto 91,78 75 5 3,75 Cukup Likuid

Total 8,75

7. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan

BMT MD

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Rentabilitas aset 2,39 25 3 0,75 Rendah

Rentabilitas Ekuitas 5,76 50 3 1,5 Kurang

Kemandirian Operasional 128,02 75 4 3 Cukup

Total 5,25

2013

Rentabilitas aset 3,12 25 3 0,75 Rendah

Rentabilitas Ekuitas 9,03 75 3 2,25 Cukup

Kemandirian Operasional 135,94 75 4 3 Cukup

138

Total 6

2014

Rentabilitas aset 3,50 25 3 0,75 Rendah

Rentabilitas Ekuitas 7,03 50 3 1,5 Kurang

Kemandirian Operasional 140,12 75 4 3 Cukup

Total 5,25

2015

Rentabilitas aset 4,37 25 3 0,75 Rendah

Rentabilitas Ekuitas 11,32 100 3 3 Tinggi

Kemandirian Operasional 142,92 75 4 3 Cukup

Total 6,75

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2016

Rentabilitas aset 2,83 25 3 0,75 Rendah

Rentabilitas Ekuitas 9,02 75 3 2,25 Cukup

Kemandirian Operasional 121,63 75 4 3 Cukup

Total 6

BMT UMJ

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2012

Rentabilitas aset 5,18 50 3 1,5 Kurang

Rentabilitas Ekuitas 22,1 100 3 3 Tinggi

Kemandirian Operasional 125,06 50 4 2 Kurang

Total 6,5

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2013

Rentabilitas aset 5,46 50 3 1,5 Kurang

Rentabilitas Ekuitas 26,67 100 3 3 Tinggi

Kemandirian Operasional 129,63 75 4 3 Cukup

Total 7,5

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2014

Rentabilitas aset 5,28 50 3 1,5 Kurang

Rentabilitas Ekuitas 28,62 100 3 3 Tinggi

Kemandirian Operasional 165,36 100 4 4 Tinggi

Total 8,5

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2015

Rentabilitas aset 6,26 50 3 1,5 Kurang

Rentabilitas Ekuitas 41,05 100 3 3 Tinggi

Kemandirian Operasional 164,84 100 4 4 Tinggi

139

Total 8,5

Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat

2016

Rentabilitas aset 3,12 25 3 0,75 Rendah

Rentabilitas Ekuitas 20,46 100 3 3 Tinggi

Kemandirian Operasional 138,27 75 4 3 Cukup

Total 6,75

8. Aspek Kepatuhan Syariah

Nama BMT Tahun Positif NK Kriteria

BMT MD

2012 10 10 Patuh

2013 10 10 Patuh

2014 10 10 Patuh

2015 10 10 Patuh

2016 10 10 Patuh

BMT UMJ

2012 10 10 Patuh

2013 10 10 Patuh

2014 10 10 Patuh

2015 10 10 Patuh

2016 10 10 Patuh

BMT MD

Tahun Aspek Penilaian

Skor Predikat MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS

2012 7,5 10,14 11 8 12,5 10 5,25 10 74,39 Cukup Sehat

2013 7,5 10,75 11,85 7 12,5 7,50 6 10 73,10 Cukup Sehat

2014 7,5 10,80 12,45 7 10 8,75 5,25 10 71,75 Cukup Sehat

2015 7,5 11,10 10,25 7 13,75 7,50 6,75 10 73,85 Cukup Sehat

2016 7,5 12,50 12,45 7 8,75 8,75 6 10 72,95 Cukup Sehat

BMT UMJ

Tahun Aspek Penilaian

Skor Predikat MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS

2012 10 5,45 12,7 6,5 15 8,75 6,5 10 74,90 Cukup Sehat

2013 10 8,50 12,7 7,5 12,5 8,75 7,5 10 77,45 Cukup Sehat

2014 10 13,45 12,7 8 15 8,75 8,5 10 86,40 Sehat

2015 8,75 10,15 12,45 7,5 15 8,75 8,5 10 81,10 Sehat

2016 8,75 13,10 12,2 8 10 8,75 6,5 10 77,30 Cukup Sehat

140

Lampiran 5

Hasil Olah data Analisis Regresi Tobit CAMELS

Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25

Series: Residuals

Sample 1 10

Observations 10

Mean 0.000000

Median -0.008987

Maximum 0.227906

Minimum -0.096919

Std. Dev. 0.091622

Skewness 1.568844

Kurtosis 4.978199

Jarque-Bera 5.732647

Probability 0.056908

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

Uji Multikolineritas

CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR

CAR 1.000000 -0.300624 0.338337 -0.666667 -0.376247 -0.110317 0.166667

PPAP -0.300624 1.000000 -0.414120 0.150446 -0.524950 -0.636662 0.190511

NPM 0.338337 -0.414120 1.000000 -0.243031 -0.411377 0.409340 -0.200143

ROA -0.666667 0.150446 -0.243031 1.000000 0.458108 -0.159723 -0.250000

BOPO -0.376247 -0.524950 -0.411377 0.458108 1.000000 0.245645 -0.155851

FDR -0.110317 -0.636662 0.409340 -0.159723 0.245645 1.000000 -0.484921

CR 0.166667 0.190511 -0.200143 -0.250000 -0.155851 -0.484921 1.000000

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

141

Hasil Uji Regresi Tobit

Dependent Variable: PK

Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt

steps)

Date: 02/15/18 Time: 02:40

Sample: 1 10

Included observations: 10

Left censoring (value) at zero

Convergence achieved after 5 iterations

Coefficient covariance computed using observed Hessian

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -144.2277 98.91610 -1.458081 0.1448

CAR 1.080516 0.198711 5.437619 0.0000

PPAP 0.568489 0.071279 7.975503 0.0000

NPM 2.563335 0.284806 9.000271 0.0000

ROA -23.11118 13.59851 -1.699538 0.0892

BOPO 2.871435 0.376816 7.620257 0.0000

FDR 0.235976 0.066646 3.540740 0.0004

CR 43.44912 10.16386 4.274862 0.0000

Error Distribution

SCALE:C(9) 0.086920 0.019436 4.472136 0.0000

Mean dependent var 3.900000 S.D. dependent var 0.316228

S.E. of regression 0.274866 Akaike info criterion -0.247654

Sum squared resid 0.075551 Schwarz criterion 0.024673

Log likelihood 10.23827 Hannan-Quinn criter. -0.546395

Avg. log likelihood 1.023827

Left censored obs 0 Right censored obs 0

Uncensored obs 10 Total obs 10

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

142

Hasil Uji Likelihood Ratio

Redundant Variables Test

Null hypothesis: CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR are jointly insignificant

Equation: UNTITLED

Specification: PK C CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR

Redundant Variables: CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR

Value df Probability

Likelihood ratio 24.77585 7 0.0008

LR test summary:

Value df

Restricted LogL -2.149657 8

Unrestricted LogL 10.23827 1

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)

Dependent Variable: PK

Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt

steps)

Date: 02/15/18 Time: 02:40

Sample: 1 10

Included observations: 10

Left censoring (value) at zero

Convergence achieved after 5 iterations

Coefficient covariance computed using observed Hessian

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -144.2277 98.91610 -1.458081 0.1448

CAR 1.080516 0.198711 5.437619 0.0000

PPAP 0.568489 0.071279 7.975503 0.0000

NPM 2.563335 0.284806 9.000271 0.0000

ROA -23.11118 13.59851 -1.699538 0.0892

BOPO 2.871435 0.376816 7.620257 0.0000

FDR 0.235976 0.066646 3.540740 0.0004

CR 43.44912 10.16386 4.274862 0.0000

Error Distribution

SCALE:C(9) 0.086920 0.019436 4.472136 0.0000

Mean dependent var 3.900000 S.D. dependent var 0.316228

S.E. of regression 0.274866 Akaike info criterion -0.247654

Sum squared resid 0.075551 Schwarz criterion 0.024673

Log likelihood 10.23827 Hannan-Quinn criter. -0.546395

Avg. log likelihood 1.023827

Left censored obs 0 Right censored obs 0

Uncensored obs 10 Total obs 10

143

Lampiran 7

Hasil Olah data Analisis Regresi Tobit RGEC

Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

-0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04

Series: Residuals

Sample 1 10

Observations 10

Mean 0.000000

Median 0.001197

Maximum 0.034485

Minimum -0.023532

Std. Dev. 0.016311

Skewness 0.562451

Kurtosis 3.265285

Jarque-Bera 0.556576

Probability 0.757079

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

Uji Multikolineritas

CAR FDR GCG NOM NPF ROA

CAR 1.000000 0.227020 -0.341523 0.466209 0.507407 0.034329

FDR 0.227020 1.000000 -0.158228 0.043808 -0.043093 -0.439072

GCG -0.341523 -0.158228 1.000000 -0.273887 -0.240384 0.162093

NOM 0.466209 0.043808 -0.273887 1.000000 0.423348 0.736946

NPF 0.507407 -0.043093 -0.240384 0.423348 1.000000 0.051882

ROA 0.034329 -0.439072 0.162093 0.736946 0.051882 1.000000

Sumber: Hasil Pengolahan, 2016 (diolah)

144

Hasil Uji Regresi Tobit

Dependent Variable: PK

Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt

steps)

Date: 02/15/18 Time: 02:03

Sample: 1 10

Included observations: 10

Left censoring (value) at zero

Convergence achieved after 6 iterations

Coefficient covariance computed using observed Hessian

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C 1.901775 0.054116 35.14280 0.0000

CAR 0.083937 0.104273 0.804969 0.4208

FDR 0.133025 0.004373 30.41622 0.0000

GCG -0.027768 0.025413 -1.092669 0.2745

NOM -2.855867 0.890602 -3.206670 0.0013

NPF -0.401395 0.415363 -0.966371 0.3339

ROA 2.373145 1.424048 1.666479 0.0956

Error Distribution

SCALE:C(8) 0.015474 0.003460 4.472136 0.0000

Mean dependent var 2.100000 S.D. dependent var 0.316228

S.E. of regression 0.034601 Akaike info criterion -3.899295

Sum squared resid 0.002394 Schwarz criterion -3.657227

Log likelihood 27.49647 Hannan-Quinn criter. -4.164843

Avg. log likelihood 2.749647

Left censored obs 0 Right censored obs 0

Uncensored obs 10 Total obs 10

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

Hasil Uji Likelihood Ratio

Redundant Variables Test

Null hypothesis: CAR FDR GCG NOM NPF ROA are jointly insignificant

Equation: EQ01

Specification: PK C CAR FDR GCG NOM NPF ROA

Redundant Variables: CAR FDR GCG NOM NPF ROA

Value df Probability

Likelihood ratio 59.29226 6 0.0000

145

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)

Dependent Variable: PK

Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt

steps)

Date: 02/15/18 Time: 02:03

Sample: 1 10

Included observations: 10

Left censoring (value) at zero

Convergence achieved after 6 iterations

Coefficient covariance computed using observed Hessian

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C 1.901775 0.054116 35.14280 0.0000

CAR 0.083937 0.104273 0.804969 0.4208

FDR 0.133025 0.004373 30.41622 0.0000

GCG -0.027768 0.025413 -1.092669 0.2745

NOM -2.855867 0.890602 -3.206670 0.0013

NPF -0.401395 0.415363 -0.966371 0.3339

ROA 2.373145 1.424048 1.666479 0.0956

Error Distribution

SCALE:C(8) 0.015474 0.003460 4.472136 0.0000

Mean dependent var 2.100000 S.D. dependent var 0.316228

S.E. of regression 0.034601 Akaike info criterion -3.899295

Sum squared resid 0.002394 Schwarz criterion -3.657227

Log likelihood 27.49647 Hannan-Quinn criter. -4.164843

Avg. log likelihood 2.749647

Left censored obs 0 Right censored obs 0

Uncensored obs 10 Total obs 10

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

146

Lampiran 8

Hasil Olah data Analisis Regresi Tobit Kepmenkop

Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

-0.02 -0.01 0.00 0.01

Series: Residuals

Sample 1 10

Observations 10

Mean 3.91e-15

Median 0.001054

Maximum 0.013860

Minimum -0.016639

Std. Dev. 0.009020

Skewness -0.351581

Kurtosis 2.428477

Jarque-Bera 0.342114

Probability 0.842773

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

Uji Multikolineritas

MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS

MDL 1.000000 -0.345045 0.621838 0.159794 0.529813 0.170406 0.680385 -0.305888

KAP -0.345045 1.000000 -0.129986 0.554766 -0.417200 -0.093013 0.086138 0.285155

MNJ 0.621838 -0.129986 1.000000 -0.034903 -0.051550 0.230941 0.340319 0.159443

EFS 0.159794 0.554766 -0.034903 1.000000 4.08E-17 0.498889 0.292866 -0.232175

LKD 0.529813 -0.417200 -0.051550 4.08E-17 1.000000 -0.107211 0.635614 -0.577350

JDK 0.170406 -0.093013 0.230941 0.498889 -0.107211 1.000000 -0.137681 0.061898

KDP 0.680385 0.086138 0.340319 0.292866 0.635614 -0.137681 1.000000 -0.202209

KPS -0.305888 0.285155 0.159443 -0.232175 -0.577350 0.061898 -0.202209 1.000000

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

147

Hasil Uji Regresi Tobit

Dependent Variable: PK

Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt

steps)

Date: 02/15/18 Time: 02:02

Sample: 1 10

Included observations: 10

Left censoring (value) at zero

Convergence achieved after 8 iterations

Coefficient covariance computed using observed Hessian

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -14.47739 1.861695 -7.776457 0.0000

MDL 0.225985 0.005894 38.33943 0.0000

KAP -0.111189 0.003269 -34.01314 0.0000

MNJ -0.242791 0.007033 -34.52324 0.0000

EFS 0.260133 0.018946 13.73014 0.0000

LKD -0.125873 0.003241 -38.83543 0.0000

JDK -0.291951 0.010086 -28.94700 0.0000

KDP -0.258308 0.006899 -37.44262 0.0000

KPS 2.334653 0.180853 12.90913 0.0000

Error Distribution

SCALE:C(10) 0.008557 0.001913 4.472136 0.0000

Mean dependent var 2.800000 S.D. dependent var 0.421637

Akaike info criterion -4.684066 Sum squared resid 0.000732

Schwarz criterion -4.381481 Log likelihood 33.42033

Hannan-Quinn criter. -5.016001 Avg. log likelihood 3.342033

Left censored obs 0 Right censored obs 0

Uncensored obs 10 Total obs 10

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

Hasil Uji Likelihood Ratio

Redundant Variables Test

Null hypothesis: MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS are jointly

insignificant

Equation: UNTITLED

Specification: PK C MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS

Redundant Variables: MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS

Value Df Probability

Likelihood ratio 76.89362 8 0.0000

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)

148

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z) Dependent Variable: PK

Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt

steps)

Date: 02/15/18 Time: 02:02

Sample: 1 10

Included observations: 10

Left censoring (value) at zero

Convergence achieved after 8 iterations

Coefficient covariance computed using observed Hessian

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C -14.47739 1.861695 -7.776457 0.0000

MDL 0.225985 0.005894 38.33943 0.0000

KAP -0.111189 0.003269 -34.01314 0.0000

MNJ -0.242791 0.007033 -34.52324 0.0000

EFS 0.260133 0.018946 13.73014 0.0000

LKD -0.125873 0.003241 -38.83543 0.0000

JDK -0.291951 0.010086 -28.94700 0.0000

KDP -0.258308 0.006899 -37.44262 0.0000

KPS 2.334653 0.180853 12.90913 0.0000

Error Distribution

SCALE:C(10) 0.008557 0.001913 4.472136 0.0000

Mean dependent var 2.800000 S.D. dependent var 0.421637

Akaike info criterion -4.684066 Sum squared resid 0.000732

Schwarz criterion -4.381481 Log likelihood 33.42033

Hannan-Quinn criter. -5.016001 Avg. log likelihood 3.342033

Left censored obs 0 Right censored obs 0

Uncensored obs 10 Total obs 10

Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)