38
BERKAS PASIEN A. Identitas Pasien Nama : Tn. A Jenis kelamin: Laki-laki Umur : 65 tahun Status : Sudah Menikah Alamat : Cilincing Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan : SMA Agama : Kristen Suku : Batak Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Cilincing Tanggal berobat : 6 Agustus 2015 B. Anamnesa Autoanamnesa yang dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2015. 1. Keluhan Utama Telapak kaki kanan dan kiri terasa baal sejak 7 hari yang lalu. 2. Keluhan Tambahan Rasa kesemutan pada kedua kaki dan badan terasa lemas sejak 2 minggu yang lalu. 1

STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II (Adit Ginting)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Studi Kasus, Gizi pada Lansia, Kedkel, Kedokteran Keluarga, Puskesmas Cilincing

Citation preview

Page 1: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 65 tahun

Status : Sudah Menikah

Alamat : Cilincing

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen

Suku : Batak

Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Cilincing

Tanggal berobat : 6 Agustus 2015

B. Anamnesa

Autoanamnesa yang dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2015.

1. Keluhan Utama

Telapak kaki kanan dan kiri terasa baal sejak 7 hari yang lalu.

2. Keluhan Tambahan

Rasa kesemutan pada kedua kaki dan badan terasa lemas sejak 2 minggu yang

lalu.

1

Page 2: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Cilincing dengan keluhan

telapak kaki kanan dan kiri terasa baal sejak satu minggu yang lalu.

Pasien juga mengeluh sering merasa kesemutan pada kedua kakinya

dan badan terasa lemas sejak dua minggu yang lalu. Pasien menyangkal

adanya sakit kepala, gangguan penglihatan, gangguan nafsu makan, mual

muntah. BAK dan BAB dalam batas normal. Pasien mengatakan sejak

sepuluh tahun yang lalu pasien sering merasa lemas disertai lapar dan haus,

serta sering buang air kecil kurang lebih lima kali di malam hari sehingga

mengganggu tidur dimalam hari. Lalu pasien pergi ke Rumah Sakit Koja dan

dilakukan pemeriksaan gula darah untuk pertama kalinya, dan didapatkan

hasil gula darah sewaktu 280 mg/dL. Sejak saat itu pasien didiagnosa oleh

dokter terkena penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus tipe II).

Pasien juga mengaku menderita penyakit darah tinggi sejak 15 tahun yang

lalu. Pasien diberikan obat-obatan yang mengaku tidak ingat namanya untuk

mengurangi kadar gula darahnya. Lalu pasien disarankan untuk mengubah

pola makan dan gaya hidup serta selalu memeriksa gula darah dan tekanan

darah, serta kontrol berobat setiap bulannya. Pasien mengaku rutin meminum

obat. Pasien mengatakan obat yang sebelumnya diberikan oleh dokter yaitu

metformin. Pasien juga mengatakan jika pasien lupa minum obat, istri pasien

selalu mengingatkannya.

Menurut pengakuan pasien, pasien dianjurkan oleh dokter untuk giat

berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu, namun pasien tidak

mengerjakannya dengan alasan jalan disekitar rumah sudah dianggap cukup

dalam berolahraga. Dokter juga memberitahukan agar pasien menjaga pola

makan dengan baik dan dianjurkan untuk konsultasi ke bagian gizi yang ada

di puskesmas. Pasien memang datang ke bagian gizi untuk konsultasi, dan

pasien pun menerapkan sebagian pola makan yang sudah dianjurkan dalam

praktek sehari-hari, seperti contoh pasien mulai mengurangi porsi makan

nasi. Namun, pasien mengaku masih sulit menghindari minuman manis.

2

Page 3: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit jantung, asma, riwayat TB paru,

riwayat alergi makanan maupun obat-obatan.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu dan kedua kakak perempuan pasien memiliki riwayat diabetes melitus. Ibu

pasien juga memiliki riwayat hipertensi. Riwayat sakit jantung, asma, dan

batuk lama disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama istrinya. Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi dari

usaha penyewaan rumah kontrakan dengan penghasilan kurang lebih

3.000.000,-/bulan dan penghasilan dari usaha warung kurang lebih

500.000,-/bulan.

7. Riwayat Kebiasaan

Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan pasien dalam

sehari adalah 2-3 kali/hari. Mengkonsumsi makanan yang manis seperti minum

teh manis lebih dari tiga gelas sehari. Pasien juga memiliki kebiasaan makan

tinggi kolesterol. Kebiasaan ini diakui oleh pasien sudah lebih dari lima belas

tahun. Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga karena ia beranggapan bahwa

pekerjaannya sebagai pelaut sudah cukup menguras tenaga dan keringat dan

berjalan pagi disekitar rumah sudah dianggap cukup berolahraga oleh pasien.

Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok maupun meminum alkohol.

3

Page 4: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

C. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik tanggal 6 Agustus 2015:

1. Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan

Kesadaran : Compos mentis

2. Vital Sign

a. Tekanan darah : 160/100 mmHg

b. Nadi : 80 kali/menit

c. Respirasi : 20 kali/menit

d. Suhu : 370C

3. Status Gizi

a. Berat badan : 84 kg

b. Tinggi badan : 164 cm

c. Lingkar Perut : 89 cm

d. BB Ideal : (164-100) – (10 % x 84) = 55,6 kg

e. Status Gizi : obesitas II

f. IMT : BB/TB2 = kg/m2 (Berat badan berlebih)

(84/1,64 x 1,64) x 100 % = 31 %

Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia

Pasifik (WHO, 2010)

4

Page 5: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

4. Status Generalis

Kepala : Normocephal, rambut berwarna putih, tersebar merata,

tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid

Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing

(-/-)

Abdomen : Cembung, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien

tidakteraba

Ekstremitas : - Superior : Sianosis (-/-)

Edema (-/-)

- Inferior : Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

5. Status Neurologis:

GCS : E4 M6 V5 = 15

Saraf Kranial

N.I (N. Olfaktorius)

Tidak dilakukan

5

Page 6: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

N.II (N.Opticus)

Dekstra Sinistra

Tajam penglihatan

Lapang pandang

(+)

(+)

(+)

(+)

N.III, IV, VI (N. Oculomotorius, N.Trochlearis, N.Abdusen)

Dextra Sinistra

Ptosis

Pupil

Ukuran /Bentuk

RCL/R CTL

Gerakan bola mata

Deviasi

(-) / (-)

Bulat, <3mm, isokor

(+) / (+)

(-) / (-)

(-) / (-)

Bulat, <3mm, isokor

(+) / (+)

(-) / (-)

N.V (N. Trigeminus)

Dextra Sinistra

Motorik

Sensibilitas

Refleks Kornea

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

6

Page 7: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

N. VII (N. fasialis)

Dextra Sinistra

Motorik

Mengerutkan dahi

Mengangkat alis

Menutup mata

Menyeringai

Sensorik

Pengecapan 2/3

lidah bagian depan

Simetris

Simetris

Simetris

Simetris

Tidak dilakukan

Simetris

Simetris

Simetris

Simetris

Tidak dilakukan

N.VIII (N. Vestibularis)

Dextra Sinistra

Pendengaran (+) (+)

N.IX (N. Glossofaringeus)

Dextra Sinistra

Arcus faring

Disfoni / afoni

Simetris

(-)

Simetris

(-)

N. X (N. Vagus)

Reflek muntah : (+)

7

Page 8: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

N. XI (N.Accesorius)

Dextra Sinistra

Mengangkat bahu

Memalingkan kepala

(+)

(+)

(+)

(+)

N.XII (N. Hipoglosus)

Dextra Sinistra

Deviasi

Fasikulasi

Atropi

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

Sistem Motorik

Tonus : Normal / Normal

Kekuatan :

Sistem Sensorik

Kanan Kiri

Raba

Nyeri

8

5555

55555555

5555

Page 9: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

Refleks

Kanan Kiri

Fisiologis

Biseps

Triseps

KPR

Achiles

+/+

+/+

+/+

+/+

+/+

+/+

+/+

+/+

Patologis

Babinski

Chaddock

Hoffman -

Tromner

Schaefer

Oppenheim

Gorda

Gordon

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

- / -

Fungsi Koordinasi

Tes romberg : (-)

9

Page 10: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

D. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan gula darah kapiler tanggal 6 Agustus 2015, GDS : 190 mg/dL

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga : Tn. K

b. Identitas Pasangan : Ny. M

c. Struktur Komposisi Keluarga : The nuclear family (keluarga inti)

Tabel 2. Anggota Keluarga Yang Tinggal Serumah

No Nama

Kedudukan

dalam

keluarga

Gender UmurPendidik

anPekerjaan Ket

1 Tn. K Kepala

Rumah

Tangga

Laki-laki 65

tahun

S1 Pedagang -

2 Ny. M Istri Perempuan 52

tahun

SMA Ibu rumah

tangga

-

Tn. K (65 tahun) dan Ny. M (55 tahun) sudah menikah selama 28 tahun dan tidak

dikaruniai seorang anak. Hal ini dikarenakan Ny, M mengalami dua kali keguguran

dan memiliki gangguan rahim, sehingga rahimnya harus diangkat.

10

Page 11: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

A. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 3. Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : Milik sendiri

Daerah perumahan : Padat bersih

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 15 x 20 Keluarga Tn. K dan Ny. M

mempunyai rumah yang cukup

memenuhi kriteria rumah sehat,

karena luas rumah sesuai dengan

jumlah penghuni. Ketersediaan air

bersih dan jamban keluarga cukup

baik.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 2 orang

Luas halaman rumah : 10 m2

Bertingkat

Lantai rumah dari: Keramik

Dinding rumah d.ari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 1200 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

11

Page 12: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

B. Kepemilikan Barang-Barang Berharga: (Kendaraan, Elektronik, Peralatan

Rumah Tangga)

- satu buah sepeda motor

- satu buah televisi 21 inch

- satu buah lemari es satu pintu

- satu buah kompor gas

- satu buah setrikaan

- dua buah handphone

C. Denah Rumah

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a. Sebutkan jenis tempat berobat : Mantri, Puskesmas, dan Rumah Sakit.

b. Balita : (-)

c. Asuransi/Jaminan kesehatan : BPJS

12

Page 13: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)

Tabel 4. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Kendaraan pribadi Jika pasien sakit, pasien berobat ke

Puskesmas. Karena biaya yang murah

dan jarak yang tidak terlalu jauh dari

rumah, sehingga dapat ditempuh

dengan naik sepeda motor menuju

puskesmas. Dan pasien merasa cukup

puas dengan pelayanan kesehatan di

puskesmas.

Tarif pelayanan

kesehatan

Terjangkau dan

murah

Kualitas pelayanan

kesehatan

Cukup memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:

Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi. Menu makanan

yang biasa dihidangkan Ny.M terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Sayur

yang sering dimasak cukup bervariasi antara lain sayuran hijau baik

direbus atau ditumis. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti daging

ayam, daging sapi, Ikan asin, telur, tahu maupun tempe. Pola makan

keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan pagi, makan siang dan

makan malam, diantaranya terkadang keluarga ini mengkonsumsi

gorengan. Pasien juga sering mengkonsumsi buah – buahan, biasanya

pasien lebih sering mengkonsumsi buah yang diolah menjadi jus.

13

Page 14: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

Sebelum terdiagnosis diabetes melitus, pasien sering mengkonsumsi

minuman manis seperti teh manis dan es syrup, bisa lebih dari tiga gelas

dalam sehari dan ditambah kebiasaannya yang suka mengkonsumsi

makanan kolestrol tinggi lima kali dalam sehari saat pasien masih menjadi

pelayar. Setelah terdiagnosis diabetes mellitus, dalam lima tahun terakhir

ini Tn. K mulai diet makanan yang manis-manis dan mulai mengurangi

porsi makannya.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Dalam satu tahun terakhir, Keluarga Tn. K sudah cukup

memperhatikan pola gizi seimbang dari menu yang mereka konsumsi,

misalnya mengkonsumsi setengah porsi nasi, dengan lauk seperti nasi,

telur, ikan, ayam, daging, tahu, tempe dan sayur yang disetarakan dengan

porsi nasi yang dikonsumsi. Pasien juga meminimalisir gula saat

mengkonsumsi teh. Hal ini mungkin dikarenakan pengetahuan pasien

yang sudah cukup baik tentang pentingnya pola makan gizi seimbang

terkait dengan penyakit yang diderita pasien. .

Kebutuhan kalori pasien seharusnya:

- Berat Badan Ideal = (TB – 100) - (10% x BB)

= (164 – 100) – (10 % x 84) = 55,6 kg

- Kebutuhan Kalori Basal Pasien = BB ideal x 30 kal

= 55,6 kg x 30 kal = 1668 kkal

- Kebutuhan Untuk Aktifitas Fisik : 20 % x 1668 kkal = 333,6

kkal

- Koreksi faktor usia = kebutuhan kalori basal x tingkat usia

= 1668 x 10 % = 166,8

- Kebutuhan kalori total : 1668 kkal + 333,6 kkal - 166,8

kkal = 1834,8 kkal

14

Page 15: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

- Untuk Kebutuhan Harian :

- Karbohidrat (60-70%)= 1284,36 kal

- Protein (10-15%) = 183,48 kal

- Lemak (20-25%) = 366,96 kal

Tabel 5. Food Recall

Hari Waktu Menu Jumlah Kalori

Sabtu

3

Agustus

Pagi

(jam 7.00 )

Nasi putih (200 kkal) + sayur

kangkung (42 kkal) + ikan

tongkol (111 kkal) + air putih

Total Kalori : 1343 kkal

Sore

(jam 18.00)

Kolak (350 kkal) + nasi putih

(200 kkal) + sayur asam (40

kkal) + ayam goreng (400 kkal)

+ air putih

Minggu

4

Agustus

S Pagi

(jam 7.00 )

Nasi goreng (637 kkal) + telur

goreng (70 kkal) + air putih + teh

manis hangat (70 kkal)

Total Kalori : 1140 kkal

Sore

(jam 18.00)

Nasi putih 200kkl + soto kudus

(38kkal) + Air putih + jus jambu

(45kkal+ 80kkal)

Senin

5

Agustus

Pagi

(jam 7.00 )

Nasi putih (200 kkal) + Ikan

kembung (123 kkal) + sayur

capcay (42 kkal)+ Air putih

Total Kalori : 820 kkal

Sore

(jam 18.00)

Es buah (120 kkal) + nasi putih

(200 kkal) + opor ayam (135

kkal) + Air putih

Rata-rata total kalori : 1343 kalori + 1140 kalori + 820 kalori/3 = 1101 kalori

Kesan : Berdasarkan kebutuhan total kalori perhari pada pasien ini belum tercukupi

15

Page 16: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Istri Tn. K selalu memperhatikan kesehatan Tn. K. Selain itu jika

pasien lupa mengkonsumsi obat ataupun terlambat kontrol ke dokter, istri

pasien selalu mengingatkannya. Fasilitas yang telah tersedia cukup

memudahkan keluarga Tn. K dan Ny. M untuk melaksanakan pola hidup

sehat dan membantu menyelesaikan masalah kesehatan Tn. K.

Kepemilikan sarana transportasi memudahkan pasien untuk menjangkau

Puskesmas dan instansi pelayanan kesehatan terdekat.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Tn. K masih sering mengkonsumsi meminum minuman yang manis

seperti teh manis. Karena aktifitas pasien yang cukup padat, membuat

pasien merasa cukup sulit untuk kontrol rutin. Selain itu pelayanan

kesehatan yang diambil, dirasa cukup sulit, sehingga pasien menganggap

untuk berobat memakan waktu yang lama.

A. Genogram

1. Bentuk keluarga :

Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family).Keluarga

terdiri dari Tn. K sebagai kepala keluarga, Ny. M sebagai istri. Keluarga ini

tinggal dalam satu rumah.

2. Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn. K dan Ny. M termasuk ke dalam tahap ke

delapan, yaitu keluarga dengan orang tua yang telah lanjut usia (aging family

members). Tn. K adalah anak dari Tn. A dan Ny. S, yang sudah berusia lanjut.

Tn. K sudah 40 tahun menikah dengan Ny. M, namun belum dikaruniai

seorang anak hingga saat ini. Saat ini Tn. K sudah berusia lanjut.

16

Page 17: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

3. Family Map

Gambar 1. Family Map

Genogram

pada keluarga ini berdasarkan tiga generasi, dimana pasien adalah anak dari

pasangan Tn. A dan Ny. S. Pasien merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara. Pasien

menikah dengan Ny. M, namun Ny. M mengalami dua kali keguguran sehingga

Tn. K dan Ny. M tidak dikaruniai seorang anak.

4. Dinamika Keluarga

Tn K selalu berpergian sendirian jika berobat. Saat pasien beraktifitas maupun

berdagang diwarung, Tn. K selalu ditemani oleh istrinya, Ny. M.

17

Page 18: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

5. Fungsi Keluarga:

a. Psikologi

Tn K sering bercerita atau berkeluh kesah mengenai kehidupan maupun

penyakitnya kepada istrinya. Namun pasien lebih sering memendam

masalahnya sendiri.

b. Budaya

Tn K merupakan suku asal Jawa. Pasien mengaku tidak ada tradisi atau

mitos yang mempengaruhi pemikiran dalam pengobatan atau

mempengaruhi kesehatannya.

c. Biologi

Ibu kandung pasien dan kedua kakak perempuan pasien memiliki riwayat

penyakit diabetes mellitus. Saat ini fungsi keluarga pasien dalam

meneruskan keturunan tidak berjalan dengan baik, dimana Ny. M, istri Tn.

K mengalami dua kali keguguran dan menderita gangguan rahim, sehingga

Ny. M dan Tn. K tidak memiliki keturunan.

d. Sosial

Tn K mengaku setiap minggunya mengikuti kegiatan sosial seperti kerja

bakti di lingkungan sekitar rumahnya.

e. Ekonomi

Sumber penghasilan utama pada keluarga Tn. K berasal dari hasil

penyewaan rumah dan dagangannya di warung yang dibantu Ny. M. Pasien

juga memiliki tabungan pensiun yang didapatkannya setelah pensiun dari

pelayaran. Menurut pasien, pendapatannya dirasa cukup memenuhi

kebutuhan keluarganya.

B. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga

Dari beberapa aspek dalam fungsi keluarga, yang mendapat masalah dalam Tn K

adalah aspek biologis.

18

Page 19: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

C. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal

Alasan kedatangan : Pasien datang ke Puskesmas Tanjung Priok karena

merasa baal pada kedua telapak kaki sejak satu minggu yangh lalu.

Kedatangan ini atas kemauannya sendiri.

Harapan : Pasien bisa mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan

penyakitnya dan keadaan tubuhnya menjadi lebih baik.

Kekhawatiran : Pasien khawatir penyakitnya semakin memberat.

2. Aspek klinik

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik disimpulkan sebagai

berikut :

a. Diagnosis kerja : Neuropati diabetik pada

Diabetes Mellitus tipe II dengan obesitas tipe II

dengan pengobatan metformin terkontrol.

b. Diagnosis banding : -

3. Aspek risiko internal

a. Genetik

Terdapat riwayat penyakit diabetes melitus di keluarga pasien, yaitu Ibu

dan kedua kakak perempuan pasien

b. Pola makan

Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang

19

Page 20: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

c. Kebiasaan

Sebelum sakit pasien memilliki kebiasan sering memakan makanan tinggi

kolesterol, dan selalu minum manis setiap harinya. Setelah terdiagnosa

diabetes melitus, pasien masih sulit mengontrol dan membatasi

mengkonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi. Pasien juga malas

berolahraga, karena ia beranggapan berjalan disekitar rumah sama saja

seperti berolah raga.

d. Spiritual

Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya merupakan teguran agar

pasien lebih memperhatikan kesehatannya.

4. Aspek Eksternal & Psikososial

Tidak ada keluarga lain yang dapat memerhatikan kondisi penyakitnya

selain istri pasien, dikarenakan pasien tidak memiliki anak. selain itu sanak

saudara pasien memiliki kesibukan masing-masing sehingga tidak dapat

membantu memerhatikan kondisi penyakit pasien.

5. Aspek Fungsional

Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu

melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.

20

Page 21: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

D. Rencana Pelaksanaan

Tabel. 6 Rencana Pelaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Personal

Menjelaskan kepada pasien

bahwa rasa baal pada telapak

kakinya dapat membaik jika

pasien tetap mengontrol pola

makan dan rutin meminum obat.

Menjelaskan kepada pasien

tentang perkembangan

penyakitnya

Menjelaskan kepada pasien

bahwa penyakit diabetes melitus

tidak dapat disembuhkan dan

komplikasinya dapat dicegah jika

meminum obat, merubah gaya

hidup dan kontrol rutin.

Pasien Pada saat di

Puskesmas

Pasien dapat memahami bahwa

bahwa rasa baal pada telapak

kakinya dapat membaik jika

pasien tetap mengontrol pola

makan dan rutin meminum obat.

Pasien dapat mengetahui

perkembangan penyakitnya

Pasien tidak khawatir lagi

mengenai penyakitnya karena

komplikasi penyakit diabetes

melitus dapat dicegah

Aspek

Klinik

Memberikan obat-obatan oral

kepada pasien yaitu :

- Metformin 2x 500 mg sehari

- Mecobalamin 3 x 50 mg

- Amlodipin 1 x 5 mg

Menjelaskan kepada pasien

mengenai efek samping dari

obat yang dikonsumsi

Mengedukasi pasien dan

keluarga pasien mengenai

definisi, etiologi, tatalaksana,

komplikasi, dan pencegahan

neuropati pada DM

Mengedukasi pasien untuk

memakai alas kaki yang

Pasien

dan

keluarga

pasien

Saat pasien

berobat dan

kunjungan

ke rumah

Mengurangi keluhan pasien

sehingga pasien dapat melakuan

aktivitas tanpa gangguan

Pasien memahami efek samping

dari obat yang dikonsumsi

Pasien dan keluarga pasien

memahami definisi, etiologi,

tatalaksana, komplikasi, dan

pencegahan neuropati pada DM.

Pasien dapat mengaplikasikan

untuk memakai alas kaki yang

menutupi kaki agar kakinya

terhindar dari trauma.

21

Page 22: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

menutupi kaki agar terhindar

dari trauma.

Aspek

Risiko

Internal

Menjelaskan kepada pasien dan

keluarga pasien bahwa

penyakit diabetes melitus dapat

diturunkan.

Mengedukasi pasien untuk

mengurangi konsumsi minuman

berkadar gula tinggi, makanan

dengan kolesterol tinggi

Menjelaskan kepada pasien dan

istri pasien mengenai pola

makan yang baik dan gizi

seimbang untuk pasien, dan

juga mengedukasi untuk

mengkonsumsi sayur dan buah-

buahan lebih sering

Mengedukasi pasien tentang

pentingnya dan lamanya serta

jenis olahraga yang bisa

dilakukan.

Pasien Pada saat

kunjungan

ke rumah

Pasien dan keluarga pasien

dapat memahami bahwa

penyakit diabetes melitus dapat

diturunkan.

Pasien dapat menghentikan atau

mengurangi konsumsi minuman

berkadar gula tinggi maupun

makanan dengan kolesterol

tinggi

Pasien dan istri pasien dapat

memahami pola makan yang

baik dan gizi seimbang untuk

pasien, serta dapat

mengkonsumsi sayur dan buah-

buahan lebih sering

Pasien dapat menerapkan

olahraga minimal tiga kali

dalam seminggu

Aspek

Psikososial

Keluarga

Mengingatkan keluarga pasien

untuk lebih memperhatikan

kesehatan pasien.

Pasien

dan

keluarga

pasien

Pada saat

kunjungan

ke rumah

Pasien mendapat motivasi untuk

lebih memperhatikan

kesehatannya

Aspek

Fungsional

Menyarankan pasien untuk

melakukan olah raga dan tetap

melakukan aktivitas seperti

biasanya, namun tetap menjaga

kondisi dan jangan terlalu lelah.

Pasien

dan

keluarga

pasien

Pada saat

berobat dan

kunjungan

ke rumah

Pasien tetap dapat menjalani

hidup aktif setiap hari.

22

Page 23: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

F. Prognosis

1. Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam

2. Quo Ad Sanasionam : Dubia ad malam

3. Quo Ad Fungsionam : Dubia ad malam

23

Page 24: STUDI Kasus - Masalah Gizi pada Lansia DM tipe II  (Adit Ginting)

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul. 2005. Program Pelayanan Kesehatan. IDI : Jakarta2. American Diabetes Association. 2014.

Http://Creativecommons.Org/Lisence/By-Nc-Nd/3.0/3. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. 2006. Standard Pelayanan Dokter Keluarga.

PDKI : Jakarta4. WHO-WONCA working paper. Making medical practice and education relevant to

people’s needs : the contribution of family doctor. November 1994; Ontario, Canada5. www.gizi.depkes.go.id

24