Upload
aditya-maulana-ginting
View
73
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Studi Kasus, Gizi pada Lansia, Kedkel, Kedokteran Keluarga, Puskesmas Cilincing
Citation preview
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 65 tahun
Status : Sudah Menikah
Alamat : Cilincing
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen
Suku : Batak
Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Cilincing
Tanggal berobat : 6 Agustus 2015
B. Anamnesa
Autoanamnesa yang dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2015.
1. Keluhan Utama
Telapak kaki kanan dan kiri terasa baal sejak 7 hari yang lalu.
2. Keluhan Tambahan
Rasa kesemutan pada kedua kaki dan badan terasa lemas sejak 2 minggu yang
lalu.
1
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Cilincing dengan keluhan
telapak kaki kanan dan kiri terasa baal sejak satu minggu yang lalu.
Pasien juga mengeluh sering merasa kesemutan pada kedua kakinya
dan badan terasa lemas sejak dua minggu yang lalu. Pasien menyangkal
adanya sakit kepala, gangguan penglihatan, gangguan nafsu makan, mual
muntah. BAK dan BAB dalam batas normal. Pasien mengatakan sejak
sepuluh tahun yang lalu pasien sering merasa lemas disertai lapar dan haus,
serta sering buang air kecil kurang lebih lima kali di malam hari sehingga
mengganggu tidur dimalam hari. Lalu pasien pergi ke Rumah Sakit Koja dan
dilakukan pemeriksaan gula darah untuk pertama kalinya, dan didapatkan
hasil gula darah sewaktu 280 mg/dL. Sejak saat itu pasien didiagnosa oleh
dokter terkena penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus tipe II).
Pasien juga mengaku menderita penyakit darah tinggi sejak 15 tahun yang
lalu. Pasien diberikan obat-obatan yang mengaku tidak ingat namanya untuk
mengurangi kadar gula darahnya. Lalu pasien disarankan untuk mengubah
pola makan dan gaya hidup serta selalu memeriksa gula darah dan tekanan
darah, serta kontrol berobat setiap bulannya. Pasien mengaku rutin meminum
obat. Pasien mengatakan obat yang sebelumnya diberikan oleh dokter yaitu
metformin. Pasien juga mengatakan jika pasien lupa minum obat, istri pasien
selalu mengingatkannya.
Menurut pengakuan pasien, pasien dianjurkan oleh dokter untuk giat
berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu, namun pasien tidak
mengerjakannya dengan alasan jalan disekitar rumah sudah dianggap cukup
dalam berolahraga. Dokter juga memberitahukan agar pasien menjaga pola
makan dengan baik dan dianjurkan untuk konsultasi ke bagian gizi yang ada
di puskesmas. Pasien memang datang ke bagian gizi untuk konsultasi, dan
pasien pun menerapkan sebagian pola makan yang sudah dianjurkan dalam
praktek sehari-hari, seperti contoh pasien mulai mengurangi porsi makan
nasi. Namun, pasien mengaku masih sulit menghindari minuman manis.
2
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit jantung, asma, riwayat TB paru,
riwayat alergi makanan maupun obat-obatan.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu dan kedua kakak perempuan pasien memiliki riwayat diabetes melitus. Ibu
pasien juga memiliki riwayat hipertensi. Riwayat sakit jantung, asma, dan
batuk lama disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama istrinya. Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi dari
usaha penyewaan rumah kontrakan dengan penghasilan kurang lebih
3.000.000,-/bulan dan penghasilan dari usaha warung kurang lebih
500.000,-/bulan.
7. Riwayat Kebiasaan
Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan pasien dalam
sehari adalah 2-3 kali/hari. Mengkonsumsi makanan yang manis seperti minum
teh manis lebih dari tiga gelas sehari. Pasien juga memiliki kebiasaan makan
tinggi kolesterol. Kebiasaan ini diakui oleh pasien sudah lebih dari lima belas
tahun. Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga karena ia beranggapan bahwa
pekerjaannya sebagai pelaut sudah cukup menguras tenaga dan keringat dan
berjalan pagi disekitar rumah sudah dianggap cukup berolahraga oleh pasien.
Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok maupun meminum alkohol.
3
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tanggal 6 Agustus 2015:
1. Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos mentis
2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 160/100 mmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Respirasi : 20 kali/menit
d. Suhu : 370C
3. Status Gizi
a. Berat badan : 84 kg
b. Tinggi badan : 164 cm
c. Lingkar Perut : 89 cm
d. BB Ideal : (164-100) – (10 % x 84) = 55,6 kg
e. Status Gizi : obesitas II
f. IMT : BB/TB2 = kg/m2 (Berat badan berlebih)
(84/1,64 x 1,64) x 100 % = 31 %
Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia
Pasifik (WHO, 2010)
4
4. Status Generalis
Kepala : Normocephal, rambut berwarna putih, tersebar merata,
tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
Abdomen : Cembung, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien
tidakteraba
Ekstremitas : - Superior : Sianosis (-/-)
Edema (-/-)
- Inferior : Edema (-/-)
Sianosis (-/-)
5. Status Neurologis:
GCS : E4 M6 V5 = 15
Saraf Kranial
N.I (N. Olfaktorius)
Tidak dilakukan
5
N.II (N.Opticus)
Dekstra Sinistra
Tajam penglihatan
Lapang pandang
(+)
(+)
(+)
(+)
N.III, IV, VI (N. Oculomotorius, N.Trochlearis, N.Abdusen)
Dextra Sinistra
Ptosis
Pupil
Ukuran /Bentuk
RCL/R CTL
Gerakan bola mata
Deviasi
(-) / (-)
Bulat, <3mm, isokor
(+) / (+)
(-) / (-)
(-) / (-)
Bulat, <3mm, isokor
(+) / (+)
(-) / (-)
N.V (N. Trigeminus)
Dextra Sinistra
Motorik
Sensibilitas
Refleks Kornea
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
6
N. VII (N. fasialis)
Dextra Sinistra
Motorik
Mengerutkan dahi
Mengangkat alis
Menutup mata
Menyeringai
Sensorik
Pengecapan 2/3
lidah bagian depan
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Tidak dilakukan
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Tidak dilakukan
N.VIII (N. Vestibularis)
Dextra Sinistra
Pendengaran (+) (+)
N.IX (N. Glossofaringeus)
Dextra Sinistra
Arcus faring
Disfoni / afoni
Simetris
(-)
Simetris
(-)
N. X (N. Vagus)
Reflek muntah : (+)
7
N. XI (N.Accesorius)
Dextra Sinistra
Mengangkat bahu
Memalingkan kepala
(+)
(+)
(+)
(+)
N.XII (N. Hipoglosus)
Dextra Sinistra
Deviasi
Fasikulasi
Atropi
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Sistem Motorik
Tonus : Normal / Normal
Kekuatan :
Sistem Sensorik
Kanan Kiri
Raba
Nyeri
8
5555
55555555
5555
Refleks
Kanan Kiri
Fisiologis
Biseps
Triseps
KPR
Achiles
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
+/+
Patologis
Babinski
Chaddock
Hoffman -
Tromner
Schaefer
Oppenheim
Gorda
Gordon
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
- / -
Fungsi Koordinasi
Tes romberg : (-)
9
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan gula darah kapiler tanggal 6 Agustus 2015, GDS : 190 mg/dL
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga : Tn. K
b. Identitas Pasangan : Ny. M
c. Struktur Komposisi Keluarga : The nuclear family (keluarga inti)
Tabel 2. Anggota Keluarga Yang Tinggal Serumah
No Nama
Kedudukan
dalam
keluarga
Gender UmurPendidik
anPekerjaan Ket
1 Tn. K Kepala
Rumah
Tangga
Laki-laki 65
tahun
S1 Pedagang -
2 Ny. M Istri Perempuan 52
tahun
SMA Ibu rumah
tangga
-
Tn. K (65 tahun) dan Ny. M (55 tahun) sudah menikah selama 28 tahun dan tidak
dikaruniai seorang anak. Hal ini dikarenakan Ny, M mengalami dua kali keguguran
dan memiliki gangguan rahim, sehingga rahimnya harus diangkat.
10
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
A. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 3. Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah : Milik sendiri
Daerah perumahan : Padat bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 15 x 20 Keluarga Tn. K dan Ny. M
mempunyai rumah yang cukup
memenuhi kriteria rumah sehat,
karena luas rumah sesuai dengan
jumlah penghuni. Ketersediaan air
bersih dan jamban keluarga cukup
baik.
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 2 orang
Luas halaman rumah : 10 m2
Bertingkat
Lantai rumah dari: Keramik
Dinding rumah d.ari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 1200 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
11
B. Kepemilikan Barang-Barang Berharga: (Kendaraan, Elektronik, Peralatan
Rumah Tangga)
- satu buah sepeda motor
- satu buah televisi 21 inch
- satu buah lemari es satu pintu
- satu buah kompor gas
- satu buah setrikaan
- dua buah handphone
C. Denah Rumah
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Sebutkan jenis tempat berobat : Mantri, Puskesmas, dan Rumah Sakit.
b. Balita : (-)
c. Asuransi/Jaminan kesehatan : BPJS
12
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)
Tabel 4. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Kendaraan pribadi Jika pasien sakit, pasien berobat ke
Puskesmas. Karena biaya yang murah
dan jarak yang tidak terlalu jauh dari
rumah, sehingga dapat ditempuh
dengan naik sepeda motor menuju
puskesmas. Dan pasien merasa cukup
puas dengan pelayanan kesehatan di
puskesmas.
Tarif pelayanan
kesehatan
Terjangkau dan
murah
Kualitas pelayanan
kesehatan
Cukup memuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan:
Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi. Menu makanan
yang biasa dihidangkan Ny.M terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Sayur
yang sering dimasak cukup bervariasi antara lain sayuran hijau baik
direbus atau ditumis. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti daging
ayam, daging sapi, Ikan asin, telur, tahu maupun tempe. Pola makan
keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan pagi, makan siang dan
makan malam, diantaranya terkadang keluarga ini mengkonsumsi
gorengan. Pasien juga sering mengkonsumsi buah – buahan, biasanya
pasien lebih sering mengkonsumsi buah yang diolah menjadi jus.
13
Sebelum terdiagnosis diabetes melitus, pasien sering mengkonsumsi
minuman manis seperti teh manis dan es syrup, bisa lebih dari tiga gelas
dalam sehari dan ditambah kebiasaannya yang suka mengkonsumsi
makanan kolestrol tinggi lima kali dalam sehari saat pasien masih menjadi
pelayar. Setelah terdiagnosis diabetes mellitus, dalam lima tahun terakhir
ini Tn. K mulai diet makanan yang manis-manis dan mulai mengurangi
porsi makannya.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Dalam satu tahun terakhir, Keluarga Tn. K sudah cukup
memperhatikan pola gizi seimbang dari menu yang mereka konsumsi,
misalnya mengkonsumsi setengah porsi nasi, dengan lauk seperti nasi,
telur, ikan, ayam, daging, tahu, tempe dan sayur yang disetarakan dengan
porsi nasi yang dikonsumsi. Pasien juga meminimalisir gula saat
mengkonsumsi teh. Hal ini mungkin dikarenakan pengetahuan pasien
yang sudah cukup baik tentang pentingnya pola makan gizi seimbang
terkait dengan penyakit yang diderita pasien. .
Kebutuhan kalori pasien seharusnya:
- Berat Badan Ideal = (TB – 100) - (10% x BB)
= (164 – 100) – (10 % x 84) = 55,6 kg
- Kebutuhan Kalori Basal Pasien = BB ideal x 30 kal
= 55,6 kg x 30 kal = 1668 kkal
- Kebutuhan Untuk Aktifitas Fisik : 20 % x 1668 kkal = 333,6
kkal
- Koreksi faktor usia = kebutuhan kalori basal x tingkat usia
= 1668 x 10 % = 166,8
- Kebutuhan kalori total : 1668 kkal + 333,6 kkal - 166,8
kkal = 1834,8 kkal
14
- Untuk Kebutuhan Harian :
- Karbohidrat (60-70%)= 1284,36 kal
- Protein (10-15%) = 183,48 kal
- Lemak (20-25%) = 366,96 kal
Tabel 5. Food Recall
Hari Waktu Menu Jumlah Kalori
Sabtu
3
Agustus
Pagi
(jam 7.00 )
Nasi putih (200 kkal) + sayur
kangkung (42 kkal) + ikan
tongkol (111 kkal) + air putih
Total Kalori : 1343 kkal
Sore
(jam 18.00)
Kolak (350 kkal) + nasi putih
(200 kkal) + sayur asam (40
kkal) + ayam goreng (400 kkal)
+ air putih
Minggu
4
Agustus
S Pagi
(jam 7.00 )
Nasi goreng (637 kkal) + telur
goreng (70 kkal) + air putih + teh
manis hangat (70 kkal)
Total Kalori : 1140 kkal
Sore
(jam 18.00)
Nasi putih 200kkl + soto kudus
(38kkal) + Air putih + jus jambu
(45kkal+ 80kkal)
Senin
5
Agustus
Pagi
(jam 7.00 )
Nasi putih (200 kkal) + Ikan
kembung (123 kkal) + sayur
capcay (42 kkal)+ Air putih
Total Kalori : 820 kkal
Sore
(jam 18.00)
Es buah (120 kkal) + nasi putih
(200 kkal) + opor ayam (135
kkal) + Air putih
Rata-rata total kalori : 1343 kalori + 1140 kalori + 820 kalori/3 = 1101 kalori
Kesan : Berdasarkan kebutuhan total kalori perhari pada pasien ini belum tercukupi
15
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Istri Tn. K selalu memperhatikan kesehatan Tn. K. Selain itu jika
pasien lupa mengkonsumsi obat ataupun terlambat kontrol ke dokter, istri
pasien selalu mengingatkannya. Fasilitas yang telah tersedia cukup
memudahkan keluarga Tn. K dan Ny. M untuk melaksanakan pola hidup
sehat dan membantu menyelesaikan masalah kesehatan Tn. K.
Kepemilikan sarana transportasi memudahkan pasien untuk menjangkau
Puskesmas dan instansi pelayanan kesehatan terdekat.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Tn. K masih sering mengkonsumsi meminum minuman yang manis
seperti teh manis. Karena aktifitas pasien yang cukup padat, membuat
pasien merasa cukup sulit untuk kontrol rutin. Selain itu pelayanan
kesehatan yang diambil, dirasa cukup sulit, sehingga pasien menganggap
untuk berobat memakan waktu yang lama.
A. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family).Keluarga
terdiri dari Tn. K sebagai kepala keluarga, Ny. M sebagai istri. Keluarga ini
tinggal dalam satu rumah.
2. Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn. K dan Ny. M termasuk ke dalam tahap ke
delapan, yaitu keluarga dengan orang tua yang telah lanjut usia (aging family
members). Tn. K adalah anak dari Tn. A dan Ny. S, yang sudah berusia lanjut.
Tn. K sudah 40 tahun menikah dengan Ny. M, namun belum dikaruniai
seorang anak hingga saat ini. Saat ini Tn. K sudah berusia lanjut.
16
3. Family Map
Gambar 1. Family Map
Genogram
pada keluarga ini berdasarkan tiga generasi, dimana pasien adalah anak dari
pasangan Tn. A dan Ny. S. Pasien merupakan anak ke 6 dari 6 bersaudara. Pasien
menikah dengan Ny. M, namun Ny. M mengalami dua kali keguguran sehingga
Tn. K dan Ny. M tidak dikaruniai seorang anak.
4. Dinamika Keluarga
Tn K selalu berpergian sendirian jika berobat. Saat pasien beraktifitas maupun
berdagang diwarung, Tn. K selalu ditemani oleh istrinya, Ny. M.
17
5. Fungsi Keluarga:
a. Psikologi
Tn K sering bercerita atau berkeluh kesah mengenai kehidupan maupun
penyakitnya kepada istrinya. Namun pasien lebih sering memendam
masalahnya sendiri.
b. Budaya
Tn K merupakan suku asal Jawa. Pasien mengaku tidak ada tradisi atau
mitos yang mempengaruhi pemikiran dalam pengobatan atau
mempengaruhi kesehatannya.
c. Biologi
Ibu kandung pasien dan kedua kakak perempuan pasien memiliki riwayat
penyakit diabetes mellitus. Saat ini fungsi keluarga pasien dalam
meneruskan keturunan tidak berjalan dengan baik, dimana Ny. M, istri Tn.
K mengalami dua kali keguguran dan menderita gangguan rahim, sehingga
Ny. M dan Tn. K tidak memiliki keturunan.
d. Sosial
Tn K mengaku setiap minggunya mengikuti kegiatan sosial seperti kerja
bakti di lingkungan sekitar rumahnya.
e. Ekonomi
Sumber penghasilan utama pada keluarga Tn. K berasal dari hasil
penyewaan rumah dan dagangannya di warung yang dibantu Ny. M. Pasien
juga memiliki tabungan pensiun yang didapatkannya setelah pensiun dari
pelayaran. Menurut pasien, pendapatannya dirasa cukup memenuhi
kebutuhan keluarganya.
B. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga
Dari beberapa aspek dalam fungsi keluarga, yang mendapat masalah dalam Tn K
adalah aspek biologis.
18
C. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1. Aspek personal
Alasan kedatangan : Pasien datang ke Puskesmas Tanjung Priok karena
merasa baal pada kedua telapak kaki sejak satu minggu yangh lalu.
Kedatangan ini atas kemauannya sendiri.
Harapan : Pasien bisa mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan
penyakitnya dan keadaan tubuhnya menjadi lebih baik.
Kekhawatiran : Pasien khawatir penyakitnya semakin memberat.
2. Aspek klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik disimpulkan sebagai
berikut :
a. Diagnosis kerja : Neuropati diabetik pada
Diabetes Mellitus tipe II dengan obesitas tipe II
dengan pengobatan metformin terkontrol.
b. Diagnosis banding : -
3. Aspek risiko internal
a. Genetik
Terdapat riwayat penyakit diabetes melitus di keluarga pasien, yaitu Ibu
dan kedua kakak perempuan pasien
b. Pola makan
Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang
19
c. Kebiasaan
Sebelum sakit pasien memilliki kebiasan sering memakan makanan tinggi
kolesterol, dan selalu minum manis setiap harinya. Setelah terdiagnosa
diabetes melitus, pasien masih sulit mengontrol dan membatasi
mengkonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi. Pasien juga malas
berolahraga, karena ia beranggapan berjalan disekitar rumah sama saja
seperti berolah raga.
d. Spiritual
Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya merupakan teguran agar
pasien lebih memperhatikan kesehatannya.
4. Aspek Eksternal & Psikososial
Tidak ada keluarga lain yang dapat memerhatikan kondisi penyakitnya
selain istri pasien, dikarenakan pasien tidak memiliki anak. selain itu sanak
saudara pasien memiliki kesibukan masing-masing sehingga tidak dapat
membantu memerhatikan kondisi penyakit pasien.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.
20
D. Rencana Pelaksanaan
Tabel. 6 Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek
Personal
Menjelaskan kepada pasien
bahwa rasa baal pada telapak
kakinya dapat membaik jika
pasien tetap mengontrol pola
makan dan rutin meminum obat.
Menjelaskan kepada pasien
tentang perkembangan
penyakitnya
Menjelaskan kepada pasien
bahwa penyakit diabetes melitus
tidak dapat disembuhkan dan
komplikasinya dapat dicegah jika
meminum obat, merubah gaya
hidup dan kontrol rutin.
Pasien Pada saat di
Puskesmas
Pasien dapat memahami bahwa
bahwa rasa baal pada telapak
kakinya dapat membaik jika
pasien tetap mengontrol pola
makan dan rutin meminum obat.
Pasien dapat mengetahui
perkembangan penyakitnya
Pasien tidak khawatir lagi
mengenai penyakitnya karena
komplikasi penyakit diabetes
melitus dapat dicegah
Aspek
Klinik
Memberikan obat-obatan oral
kepada pasien yaitu :
- Metformin 2x 500 mg sehari
- Mecobalamin 3 x 50 mg
- Amlodipin 1 x 5 mg
Menjelaskan kepada pasien
mengenai efek samping dari
obat yang dikonsumsi
Mengedukasi pasien dan
keluarga pasien mengenai
definisi, etiologi, tatalaksana,
komplikasi, dan pencegahan
neuropati pada DM
Mengedukasi pasien untuk
memakai alas kaki yang
Pasien
dan
keluarga
pasien
Saat pasien
berobat dan
kunjungan
ke rumah
Mengurangi keluhan pasien
sehingga pasien dapat melakuan
aktivitas tanpa gangguan
Pasien memahami efek samping
dari obat yang dikonsumsi
Pasien dan keluarga pasien
memahami definisi, etiologi,
tatalaksana, komplikasi, dan
pencegahan neuropati pada DM.
Pasien dapat mengaplikasikan
untuk memakai alas kaki yang
menutupi kaki agar kakinya
terhindar dari trauma.
21
menutupi kaki agar terhindar
dari trauma.
Aspek
Risiko
Internal
Menjelaskan kepada pasien dan
keluarga pasien bahwa
penyakit diabetes melitus dapat
diturunkan.
Mengedukasi pasien untuk
mengurangi konsumsi minuman
berkadar gula tinggi, makanan
dengan kolesterol tinggi
Menjelaskan kepada pasien dan
istri pasien mengenai pola
makan yang baik dan gizi
seimbang untuk pasien, dan
juga mengedukasi untuk
mengkonsumsi sayur dan buah-
buahan lebih sering
Mengedukasi pasien tentang
pentingnya dan lamanya serta
jenis olahraga yang bisa
dilakukan.
Pasien Pada saat
kunjungan
ke rumah
Pasien dan keluarga pasien
dapat memahami bahwa
penyakit diabetes melitus dapat
diturunkan.
Pasien dapat menghentikan atau
mengurangi konsumsi minuman
berkadar gula tinggi maupun
makanan dengan kolesterol
tinggi
Pasien dan istri pasien dapat
memahami pola makan yang
baik dan gizi seimbang untuk
pasien, serta dapat
mengkonsumsi sayur dan buah-
buahan lebih sering
Pasien dapat menerapkan
olahraga minimal tiga kali
dalam seminggu
Aspek
Psikososial
Keluarga
Mengingatkan keluarga pasien
untuk lebih memperhatikan
kesehatan pasien.
Pasien
dan
keluarga
pasien
Pada saat
kunjungan
ke rumah
Pasien mendapat motivasi untuk
lebih memperhatikan
kesehatannya
Aspek
Fungsional
Menyarankan pasien untuk
melakukan olah raga dan tetap
melakukan aktivitas seperti
biasanya, namun tetap menjaga
kondisi dan jangan terlalu lelah.
Pasien
dan
keluarga
pasien
Pada saat
berobat dan
kunjungan
ke rumah
Pasien tetap dapat menjalani
hidup aktif setiap hari.
22
F. Prognosis
1. Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
2. Quo Ad Sanasionam : Dubia ad malam
3. Quo Ad Fungsionam : Dubia ad malam
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar, Azrul. 2005. Program Pelayanan Kesehatan. IDI : Jakarta2. American Diabetes Association. 2014.
Http://Creativecommons.Org/Lisence/By-Nc-Nd/3.0/3. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. 2006. Standard Pelayanan Dokter Keluarga.
PDKI : Jakarta4. WHO-WONCA working paper. Making medical practice and education relevant to
people’s needs : the contribution of family doctor. November 1994; Ontario, Canada5. www.gizi.depkes.go.id
24