Studi Kasus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh studi kasus

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. RASIONAL

Dalam pendidikan tentu mengacu pada adanya tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didikanya secara optimal dan mengubah perilaku pserta didik dari hal-hal yang negatif menjadi positif, setiap pihak atau personil disebuah sekolah hampir semuanya mengharapkan para peserta didiknya mampu belajar dengan baik dan hasil dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa. Seorang guru juga dituntut untuk menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan mencarikan penyelesaian sebagai jalan keluarnya. Guru diharapkan peka dan tanggap terhadap masalah yang dihadapi oleh anak didiknya. Karena guru merupakan orang yang terdekat dengan siswa, maka disamping berperan sebagai penyampai materi pelajaran, seorang guru diharapkan selalu siap membantu siswa yang mempunyai masalah dengan proses belajarnya.Jika hal yang dapat menghambat pembelajaran dibiarkan, maka tentu tujuan proses belajar mengajar tidak akan pernah tercapai. Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam belajar.Untuk itu diharapkan kepada para personil sekolah atau yang berwenang dalam sekolah agar dapat mengatasi atau memecahkan masalah-masalah yang dihadapi yang terjadi di sekolah dengan harapan agar para siswa juga bisa terbentuk kepribadiannya dengan baik.Dari data yang diperoleh, praktikan berusaha mengenal, memahami dan mengupayakan perkembangan secara optimal sesuai dengan kondisi siswa. Berdasarkan data, siswa yang menjadi objek dalam studi kasus ini menunjukkan bahwa siswa kurang bersemangat, tidak konsentrasi dan sering kali melamun pada saat proses belajar mengajar berlangsungdan hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang di tentukan. sehingga dari keadaan ini, siswa tersebut perlu mendapatkan bantuan dari praktikan dalam menyelesaikan masalahnya.

B. KONFIDENSIALITAS

Kegiatan ini dilaksanakan dalam usaha menguasai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memberikan layanan konseling secara individual serta pembuatan laporan studi kasus. Pelaksanaan studi kasus merupakan persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Studi Kasus. Kegiatan studi kasus relatif sama dengan kegiatan konseling yang sebenarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan kegiatan ini merupakan awal bagi calon dan untuk selanjutnya dapat memberikan gambaran bagaimana konseling sesungguhnya di lapangan.Pada studi kasus ini diperlukan berbagai macam data, baik data pribadi maupun data tentang lingkungan (lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat) sebagai faktor yang turut mempengaruhi keberadaan konseli.Meskipun data ini merupakan sesuatu yang bersifat rahasia bagi konseli, namun tentunya tidak akan menimbulkan dampak negatif dan merugikan si konseli. Sebaliknya, konseli justru memperoleh sesuatu yang bersifat positif dan menguntungkan bagi dirinya guna memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, untuk menjaga kerahasiaan data tentang konseli yang berupa penyamaran nama dan kesediaan penulis untuk tidak memberitahukan pada orang lain.Untuk melaksanakan suatu program layanan bimbingan dan konseling, maka setiap guru pembimbing atau konselor harus memperhatikan dan menjalankan asas-asas yang ada dalam bimbingan konseling, itu merupakan kode etik yang harus diketahui dan berpegang teguh pada asas itu dan asas yang dimaksud yaitu asas kerahasiaan. Oleh sebab itu hasil dari laporan studi kasus ini yang mengenai semua data-data tentang siswa memang secara sengaja tidak dicantumkan dengan jelas data siswa tersebut. Hal ini bermaksud untuk menjamin kerahasiaan masalah yang dialami oleh siswa yang bersangkutan.Catatan-catatan tentang diri siswa dan data dari hasil wawancara, observasi. Serta data-data lain merupakan informasi yang bersifat rahasia dan hanya boleh di gunakan untuk keperluan pendidikan calon guru pengajar dalam mengadakan dan memberikan bantuan terhadap siswa yang bermasalah.Informasi dan data-data mengenai konseli dalam proses pemberian bantuan juga dirahasiakan dan apabila dalam penyajiaan dari studi kasus ini terdapat kesamaan dengan identitas atau masalah dengan orang lain hal itu hanya secara kebetulan saja.

C. IDENTIFIKASI KASUS

Dalam menyelenggarakan studi kasus ini, pengidentifikasian kasus dilakukan dengan melakukan pencatatan informasi-informasi yang berhubungan dengan jenis kasus yang dihadapisiswa yang perlu mendapat layanan dengan menggunakan teknik problem checklist, checklist kebiasaan belajar. observasi, dan wawancara. Berdasarkan hasil pencatatan didapat informasi bahwa siswa sedang menghadapi masalah dalam belajar yang ditunjukkan dengan sikap kurang bersemangat, tidak berkonsentrasi, sering kali melamun pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dan hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang di tentukan. Oleh karena itu praktikan memandang perlu untuk membantu dan menangani siswa agar masalah yang dihadapi siswa dapat diselesaikan.

1. PROSES MENEMUKAN KASUS

Saya mengajar di sebuah Taman Pendidikan Al-Quran, murid yang mengaji disana terdiri dari berbagai macam kalangan mulai dari anak TK sampai SMA. Saya sering kali berbincang-bincang dengan mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sering datang ke rumah saya untuk sekedar meminta bantuan masalah belajar mereka, entah mengerjakan PR atau lainnya.Dari masalah belajar yang sering mereka alami saya tertarik untuk meminta kepada salah satu dari mereka supaya menjadi klien saya agar bisa membantu masalah belajar yang di alaminya.

2. IDENTITAS KASUS

a. Data Pribadi KonseliNama Lengkap: SL (inisial)Jenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamCita-Cita: Pengusaha SuksesHoby: Touring, baca komikPendidikan: SMAN 7 SurabayaKelas: X.5Tempat/Tgl Lahir: Surabaya, 26 Maret 1997Alamat Rumah: Tambak Mayor Barat No. 10Suku: MaduraWarga Negara: IndonesiaAlamat Sekolah: Jl. Ngaglek b. Keterangan Tempat TinggalTinggal Dengan: Orang TuaKe Sekolah Dengan: Sepeda MotorJarak Rumah Dengan Sekolah: 10 KM

c. Keadaan JasmaniTinggi badan: 150 cmBerat badan: 45 KgWarna kulit: Kuning langsat.Warna rambut: HitamBentuk muka: Oval

d. Keadaan KesehatanPenglihatan: -Pendengaran: -Penciuman: -Penyakit Yang Pernah Diderita: Demam Berdarah, Amandel

e. Keadaan KeluargaNama Ayah: H. SunaryoAgama: IslamPendidikan Terakhir: SDPekerjaan: WiraswastaAlamat: Tambak Mayor Barat No. 10Suku/ Warga Negara: Madura/IndonesiaNama Ibu: Hj. RokayahAgama: IslamPendidikan Terakhir: SDPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Tambak Mayor Barat No. 10Suku/ Warga Negara: Madura/IndonesiaSaudaraLaki-Laki: -Perempuan: -

3. GAMBARAN KEUNIKAN KASUS

a. Penampilan FisikKlien adalah seorang siswi dengan ciri-ciri fisik tubuh agak tinggi dengan warna kulit kuning langsat, bentuk wajah oval. Rambut klien panjang lurus dengan warna hitam dan sering terurai.Dalam berseragam klien selalu memasukkan bajunya dan selalu memakai ikat pinggang selain itu juga klien memakai sepatu hitam polos dengan kaos kaki putih untuk hari Senin sampai hari Kamis dan kaos kaki hitam untuk hari Jumat. Dari cara klien berpakaian dapat dikatakan bahwa klien dalam berpakaian sangat rapi dan sesuai dengan cara berpakaian yang telah ditetapkan oleh sekolah. Klien juga senang sekali memakai asesoris seperti gelang dan cincin.

b. Penampilan PsikisPada saat awal masuk kelas, klien tergolong anak yang ceria, klien suka sekali tertawa ketika ada hal-hal yang dirasanya lucu. Klien tergolong anak yang mudah bergaul dan sangat terbuka dengan temannya. Di kelas klien juga sangat antusias pada pelajaran, hal ini terbukti saat masuk kelas untuk memberikan materi, klien selalu mengikuti dengan seksama.Akan tetapi setelah beberapa kali masuk kelas sikap klien yang antusias terhadap pelajaran pun berubah. Klien sering menaruh kepalanya di meja, selain itu juga klien kurang memperhatikan pelajaran. Klien juga sering kali melamun saat pelajaran berlangsung. Klien tidak pernah bertanya saat proses pembelajaran berlangsung. Siswakurang aktif dalam mengikuti pelajaran, khususnya pelajaran yang praktikan ajar, yaitu Bahasa Inggris.Klien memiliki beberapa teman dekat di sekolah yang terdiri dari 7 perempuan dan 2 lelaki. Selain itu klien juga termasuk anak yang manja, klien selalu meminta pertolongan pada teman-temannya untuk melakukan sesuatu.

BAB IIGEJALA DAN PEMILIHAN KASUS

A. GEJALA-GEJALA KASUS

Gejala merupakan penjelasan tingkah laku yang tampak (overt) dan tidak tampak (Covert) serta keterangan lain yang memperkuat teridentifikasinya kasus. Masalah-masalah tersebut dapat berupa pendapat ahli atau berdasarkan pada munculnya kesenjangan antara tujuan dan kemampuan dari individu. Berdasarkan hasil wawancara klien menunjukkan gejala tingkah laku bermasalah, adapun gejala-gejala yang tampak kurang lebihnya sebagai berikut:1. Klien sering mengatakan bahwa klien malas untuk berangkat sekolah2. Klien merasa tidak antusias terhadap beberapa pelajaran3. Klien jarang sekali bertanya dalam beberapa mata pelajaran4. Klien sering meletakkan kepala di meja ketika pembelajaran berlangsung.

B. ALASAN PEMILIHAN KASUS

Berdasarkan gejala-gejala awal yang tampak yakni nilai hasil ujian klien yang banyak dibawah standar nilai sekolah sehingga klien banyak mengikuti remidi, klien hanya belajar jika keesokan harinya ada ujian, klien sering tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, klien tidak memiliki waktu belajar yang terjadwal. Disamping itu klien akhir-akhir ini merasa tidak nyaman untuk bertemu dengan mantan pacarnya dan teman-temannya sehingga klien malas untuk keluar kelas dan malas untuk masuk sekolah.Saya beranggapan bahwa klien mengalami masalah belajar, hubungan dengan lawan jenis dan hubungan sosialdengan keadaan klien yang seperti disebutkan maka sangatlah jelas bahwa klien harus segera dibantu dan diperhatikan lebih khusus, agar klien dapat segera bebas atau terlepas dari masalahnya. Bila klien tidak segera diberian bantuan maka dikuatirkan akan menghambat poses belajarnya sehingga potensi yang dimiliki klien tidak dapat berkembang secara optimal.

C. ANCANGAN STUDI KASUS (KLINIS)

Studi kasus merupakan teknik yang paling tepat digunakan dalamlayananstudi kasus siswakarena sifatnya yang komprehensif dan menyeluruh. Studi kasus menggunakan hasil dari bermacam-macam teknik dan alat untuk mengenal siswa sebaik mungkin, merakit dan mengkoordinasikan data yang bermanfaat yang dikumpulkan melalui berbagai alat. Data itu meliputi studi yang hati-hati dan interpretasi data yang berhubungan dan bertalian dengan perkembangan dan problema serta rekomendasi yang tepat.Dalam membantu klien dalam memecahkan masalahnya, praktikan Menggunakan ancangan klinis model Trait and Factor. Ancanagan klinis model Trait and Factor terdiri dari enam tahap yaitu :

1. AnalisisAnalisis merupakan tahap permulaan pengumpulan informasi tentang diri klien serta latar belakangnya. Informasi atau data yang dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian klien sejauh dapat dijangkau, seperti kemampuan, minat, kesehatan dan lain-lain. Tujuan dari tahap analisis adalah untuk memperoleh pemahaman tentang diri klien dalam hubungannya dengan syarat-syarat yang diperlukan memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang ataupun masa yang akan datang.2. SintesisSintesis merupakan kegiatan untuk menghubungkan data sehingga tampak jelas hal-hal yang menjadi latar belakang adanya suatu masalah yang dihadapi oleh konseli sebagaimana yang telah dipaparkan pada uraian sebelumnya yakni pada tahapan-tahapan analisis.3. DiagnosisDiagnosis merupakan suatu tahap yang ditempuh untuk mencari, menemukan masalah dan menentukan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah.4. PrognosisPrognosis merupakan langkah untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk di atasi serta menentukan berbagai alternatif penyelesaianya. Jadi prognosis adalah langkah yang ditempuh untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang di berikan kepada siswa serta memprediksi kemungkinan yang akan terjadi bila siswa tidak segera atau tidak diberi bantuan.5. TreatmentDalam konseling, konselor membantu klien menemukan sumber-sumber pada dirinya sendiri, sumber-sumber lembaga dan masyarakat guna membantu klien mencapai penyesuaian yang optimal. Pemberian bantuan adalah suatu langkah pelaksanaan bantuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Dalam langkah ini hendaknya ditentukan pihak-pihak yang terlibat dalam menangani masalah siswa.6. EvaluasiTindak lanjut merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh praktikan untuk mengikuti perkembangan siswa setelah diberikan bantuan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa, dapat diketahui bahwa bantuan yang diberikan telah sedikit membantu siswa dalam meningkatkan belajarnya.

BAB IIIPROSEDUR DAN METODE PENYELIDIKAN

Dalam usaha memberi bantuan kepada klien,praktikanharus memperhatikan kebutuhan klien agar bantuan yang diberikan berhasil dengan baik. untuk itu perlu pengumpulan data yang relevan dan komprehesif serta menginterpretasikan data tersebut dengan tepat.Prosedur dan metode penyelidikan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah ancangan klinis molel Trait and factor. Adapun langkah-langkah dalam membantu mengatasi permasalahan klien adalah :

A. ANALISIS

Program layanan bimbingan siswa ini dilakukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Untuk mencapai tujuan tersebut saya berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam sebagai tambahan dan pelengkap. Adapun langkah-langkah yang ditempuh praktikan dalam kegiatan layanan bimbingan ini sebagai berikut:Hasil Pengumpulan Data Melalui AngketBerikut hasil pengisian angket yang berhubungan dengan pribadi klien, sehingga perlu dijaga kerahasiaannya.a. Identitas tentang siswaNama Lengkap: SL (inisial)Jenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamCita-Cita: Pengusaha SuksesHoby: Touring, baca komikPendidikan: SMAN 7 SurabayaKelas: X.5Tempat/Tgl Lahir: Surabaya, 26 Maret 1997Alamat Rumah: Tambak Mayor Barat No. 10Suku: MaduraWarga Negara: IndonesiaAlamat Sekolah: Jl. Ngaglekb. Keterangan Tempat TinggalTinggal Dengan: Orang TuaKe Sekolah Dengan: Sepeda MotorJarak Rumah Dengan Sekolah: 10 KMc. Keadaan JasmaniTinggi badan: 150 cmBerat badan: 45 KgWarna kulit: Kuning langsat.Warna rambut: HitamBentuk muka: Ovald. Keadaan KesehatanPenglihatan: -Pendengaran: -Penciuman: -Penyakit Yang Pernah Diderita: Demam Berdarah, Amandele. Keadaan KeluargaNama Ayah: H. SunaryoAgama: IslamPendidikan Terakhir: SDPekerjaan: WiraswastaAlamat: Tambak Mayor Barat No. 10Suku/ Warga Negara: Madura/IndonesiaNama Ibu: Hj. RokayahAgama: IslamPendidikan Terakhir: SDPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat: Tambak Mayor Barat No. 10Suku/ Warga Negara: Madura/IndonesiaSaudaraLaki-Laki: -Perempuan: -f. Riwayat pendidikan siswaUmur masuk sekolah : 4 tahunLamanya sekolah : 12 tahunPernah tinggal kelas : -g. Kegiatan di rumahSehabis sekolah: makan sambil nonton tvSehabis tidur siang: berangkat ngajiPada malam hari: belajarSebelum berangkat sekolah: mandiKegiatan waktu libur: noton tv dan bermainh. Hasil Observasi1. Sikap Pada Umumnya: jarang bertanya, sering mengobrol saat pelajaran berlangsung, 2. Sikap Terhadap Pelajaran Dan Guru: Tidak pemperhatikan pelajaran, Tidak mencatat pelajaran, Mendengarkan dengan sebelah telinga, Mempermaikan sesuatu pada saat pelajaran, Mengerjakan tugas lain pada saat belajar, dan Bertanya yang bukan-bukan.3. Cara Merespon Dan Mengerjakan Pekerjaan : Bekerja tergesa-gesa, Sering kebingungan dan Ceroboh dalam bekerja.i. Hasil WawancaraWawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan. yang berhubungan dengan pribadi siswa sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam pemecahan masalah siswa.Pelaksanaan wawancara ini diciptakan dalam suasana yang akrab agar klien tidak ragu-ragu dalam mengungkapkan permasalahannya. Dari hasil wawancara diperoleh data yang pada dasarnya sama dengan data-data yang ada dalam pengisian angket. Antara lain yaitu:1. Kurang konsentrasi dalam belajar sehingga sering merasa bosan terhadap mata pelajaran tertentu.2. Siswa kurang semangat dalam menerima pelajaran.3. Kurang bisa membagi waktu, sehingga sering merasa khawatir menghadapi ulangan, dan sering mencontoh hasil pekerjaan teman.4. Tidak serius dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru

B. SINTESIS

Dari pengumpulan data baik berupa angket maupun wawancara yang diperoleh dengan berbagai metode di atas, secara umum dapat disimpulkan kondisi klien sebagai berikut:a. KelebihanKlien memiliki nilai cukup bagus dalam beberapa mata pelajaran saja.Klien berasal dari keluarga yang cukup dalam segi ekonomi.Konseli termasuk anak yang rajin kesekolahKonseli berusaha terbuka dan berpartisipasi pada saat diskusi dikelasb. KekuranganSering merasa malas belajar.Sering merasa bingung menghadapi ulangan.Kurang teliti menghadapi ulangan dan mencontoh teman.Cepat merasa bosan dalam belajar.Sulit belajar secara teratur.Tidak serius dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guruKonseli kurang komunikasi dengan orang tua dirumah dan guru disekolahnyaKonseli merasa bebas dalam bergaulC. DIAGNOSIS

Diagnosis adalah dugaan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh klien. Diagnosis ini merupakan tahap penemuan konsistensi dan pola-pola yang menuju pada pembuatan ringkasan masalah-masalah dan penyebab-penyebabnya secara tepat, serta ciri-ciri yang paling penting. Tujuan diagnosis adalah:Mengetahui lokasi kesulitan yang dialami klien Mengetahui jenis kesulitan klien Mengetahui latar belakang yang dihadapi klienDari hasil identifikasi yang dilakukan, dapat ditarik diagnosa terhadap diri siswa sebagai berikut:1. Lokasi kesulitanMasalah belajarMasalah konsentrasi belajarMasalah membagi waktu luangKurang memperhatikan keadaan kesehatan dan kurang istirahatMerasa gugup, bingung, dan kurang percaya diri2. Jenis kesulitanSelaras dengan lokasi kesulitan diatas maka jenis kesulitan yang dihadapi klien yaitu:a. Mengalami banyak permasalahan dalam pelajaran yaitu:Sering merasa bingung menghadapi ulangan.Kurang teliti menghadapi ulangan dan mencontoh teman.Cepat merasa bosan dalam belajar.Sulit belajar secara teratur.b. Orang tua kurang memantau aktivitas anak, sehingga waktu luang anak banyak digunakan untuk bermain.c. Latar belakang masalahBerdasarkan jenis masalah yang dihadapi, ada beberapa faktor yang melatar belakangi masalah tersebut, antara lain:1) Masalah belajarKurang siap dalam menghadapi ulangan.Kurang siap dalam menghadapi ulangan serta sering kehilangan konsentrasi dalam mengerjakan soal.Penjelasan guru kurang jelasMerasa malas dalam belajar karena sibuk membantu orang tua dan bila ada waktu luang dirumah, banyak nonton televisi.Waktu belajar sangat kurang karena tidak bisa mengatur waktu..2) Masalah keluargaAnak tunggalDianggap sudah dewasa sehingga semua pekerjaan rumah diserahkan kepadanya.3) Masalah sekolahLebih suka praktik dari pada hanya duduk diam dan mengerjakan, terlihat ketika siswa diminta untuk mengerjakan ke depan kelas

D. PROGNOSIS

Prognosis ini merupakan tahap memprediksi kerangka-kerangka permasalahan yang terjadi jika masalah klien tidak segera dibantu atau jika segera dibantu.Adapun beberapa kemungkinan apabila masalah-masalah yang dihadapi klien bisa diselesaikan, yaitu :1. Klien akan bersemangat dalam menerima pelajaran dan dapat berkonsentrasi.2. Prestasi klien akan meningkat.3. Rasa percaya diri akan tumbuh dan berkembang secara optimal.4. Pandangan/cita-cita masa depan lebih mantap.Sedangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apabila masalah yang dihadapi klien tidak bisa diselesaikan, yaitu :1. Prestasi klien akan menurun.2. Bahan pelajaran akan lebih sulit dikuasai.3. Pergaulan klien akan semakin terkucilkan sehingga informasi akan berkurang4. Klien semakin kesulitan menentukan langkah kemasa depannya.Berdasarkan dari hasil diagnosis terhadap masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya tingkat belajar konseli berikut ini akan diuraikan kemungkinan-kemungkinan pemberian bantuan. Pemberian bantuan berdasarkan latar belakang penyebab masalah itu muncul. Kemungkinaan-kemungkinan pemberian bantuannya sebagai berikut:Memberikan bimbingan belajar berupa: Informasi cara belajar yang efektif Informasi tentang bagaimana mengatur waktu yang baik Informasi bagaimana menghadapi kesulitan belajar Melaksanakan Konseling RealitasMelaksanakan konseling Realitas yang memfokuskan pada apa yang di lakukan konseli dan bagaimana mengarahkan mereka untuk mengevaluasi apakah tingkah laku mereka merupakan tingkah laku yang bertanggung jawab dan akan memberi identitas keberhasilan bagi konseli. Dimana praktikum akan mengusahakan supaya klienbisa menerima realita yang ada. Klien diajak untuk mengkaji kembali mengapa selalu timbul dalam pikirannya rasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya. Setelah itu memberikan pandangan dan contoh-contoh kongkrit tentang kerugian-kerugian yang akan ditimbulkannya dengan sikap seperti itu. Selanjutnya meyakinkan klien bahwa dia mampu melakukan dan menghilangkan apa yang selama ini dipikirkannya dan belajar lebih baik. Latihan AssertifTeknik untuk melatih keberanian konseli dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.Maksud utama teknik latihan asertif adalah :a. Mendorong kemampuan konseli mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya;b. Membangkitkan kemampuan konseli dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain;c. Mendorong konseli untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri; dand. Meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.

BAB IVUSAHA-USAHA BANTUAN

Berdasarkan data tentang klien yang telah terkumpulkan dan dianalisis maka langkah berikutnya adalah memberikan treatment atau usaha bantuan kepada klien. Adapun bantuan tersebut meliputi:

A. USAHA BANTUAN YANG DIRENCANAKAN

Pemberikan bantuan adalah langkah layanan bimbingan untuk memberikan bantuan kepada klien agar dapat mengatasi kesulitan belajar, sehingga dapat mencapai hasil yang optimal dan penyesuaian yang sehat.Dasar yang digunakan dalam pemberian bantuan hanyalah memberi alternatif pemecahan, bukan sebagai satu-satunya cara pemecahan masalah. Karena sebenarnya yang harus mengambil keputusan dalam masalahnya adalah siswa yang bersangkutan.Usaha pemberian bantuan tidak begitu saja dilaksanakan tapi perlu adanya perencanaan meskipun dalam pelaksanaanya tidak semua bantuan yang diberikan dapat dengan baik karena dengan adanya kendala yang akan menghambat. Adapun alternatif bantuan yang telah dipilih oleh konseli adalah sebagai berikut:a. Melalui Pemberian BimbinganAdanya informasi yang diberikan berupa: Bagaimana cara belajar yang efektif; Mengatur waktu belajar; Cara bergaul yang sehat; Cara menghadapi pikiran-pikiran yang sering mengganggub. Latihan Assertif Latihan keterampilan, dimana perilaku verbal maupun nonverbal diajarkan, dilatih dan diintegrasikan kedalam rangkaian perilakunya. Teknik untuk melakukan hal ini adalah peniruan dengan contoh, umpan balik secara sistematik, tugas pekerjaan rumah atau melalui permainan. Mengurangi kecemasan, yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung. Menstruktur kembali aspek kognitif, di mana nilai-nilai kepercayaan, sikap yang membatasi ekspresi diri pada konseli, diubah oleh pemahaman dan hal-hal yang dicapai dari perilakunya.c. Bimbingan individu Tentang masalah kesehatan, mengarahkan klien supaya lebih menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup, makan dan minum yang bergizi. Menanamkan keyakinan kepada klien akan kelebihan dan kekurangan setiap orang, jangan sampai merasa rendah diri atas kekurangan yang dimiliki. Jadi klien tidak usah merasa malu / rendah diri bergaul dengan teman-temannya, baik sejenis maupun lawan jenis. Sejak dini klien ditanamkan untuk mengatur kegiatannya sehari-hari, jangan sampai kegiatan yang berhubungan dengan tugas rumah/membantu orang tua bekerja dan hobi mengganggu tugas utama sebagai siswa yaitu belajar. Mengusahakan kegiatan akademik dengan tugas rumah/hobi dapat berjalan dengan selaras, serasi, dan seimbang. Memberi pengarahan kepada klien untuk selalu menyimpan buku catatannya setelah belajar ketempatnya supaya tidak sering hilang dan buku catatan yang kurang lengkap harus dilengkapi, agar saat mengerjakan tugas dapat menyelesaikannya. Mengingatkan klien bahwa pekerjaan yang dicita-citakan tidak mungkin dapat dicapai dengan bermalas-malasan / malas belajar, dan memotivasi klien agar mengoptimalkan belajar sehingga akan mendapatkan prestasi yang memuaskan. Menceritakan pengalaman konselor yang mungkin bisa dijadikan wawasan bagi klien dan memacu semangat belajarnya dengan mengambil keuntungannya dan membuang kerugiannya. Mengusahakan klien untuk sering bertemu dan belajar bersama dengan orang yang dipercaya dan mengerti klien, sehingga prestasi klien meningkat dan interaksi sosial klien akan terpupuk serta berkembang secara teratur. Menanamkan kebiasaan untuk mempelajari dahulu materi yang akan diajarkan guru pada hari itu dan jangan malu-malu untuk bertanya bila ada kesulitan. Mengusahakan klien untuk mengulangi dan membaca dirumah materi yang telah diberikan disekolah. Mengusahakan klien untuk mengerjakan semua tugas-tugas PR dirumah dan jangan takut salah.d. Kerjasama dengan orang tua Orang tua hendaknya memberikan perhatian penuh kepada si anak agar dapat menambah gairah anaknya untuk belajar dengan baik. Orang tua harus memberikan semangat agar anaknya selalu giat belajar. Orang tua harus mengingatkan anaknya agar selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar. Orang tua hendaknya memperhatikan kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari, contohnya dalam membantu orang tua bekerja jangan terlalu dipaksakan hingga larut malam, sehingga tidak akan menggangu kesehatan dan kelancaran belajar anak disekolah pagi harinya. Hendaknya orang tua sering menanyakan tentang palajarannya, prestasi dan berbagai masalah yang dialami anaknya disekolah.e. Kerjasama dengan guru bidang studi dan wali kelas Guru bidang studi dan wali kelas hendaknya memberi perhatian khusus kepada klien demi keberhasilan bimbingan yang dilakukan. Guru bidang studi dan wali kelas hendaknya selalu memonitor perkembangan klien, terkait dengan hasil belajar dan melaporkannya kepada guru BP untuk ditindaklanjuti.B. USAHA BANTUAN YANG TERLAKSANA

Setelah rencana bantuan ditetapkan maka selanjutnya diberikan bantuan sebagai berikut:1. Melalui Pemberian BimbinganAdanya informasi yang diberikan berupa: Bagaimana cara belajar yang efektif; Mengatur waktu belajar; Cara bergaul yang sehat; Cara menghadapi pikiran-pikiran yang sering mengganggu.2. Latihan Assertif Latihan keterampilan, dimana perilaku verbal maupun nonverbal diajarkan, dilatih dan diintegrasikan kedalam rangkaian perilakunya. Teknik untuk melakukan hal ini adalah peniruan dengan contoh, umpan balik secara sistematik, tugas pekerjaan rumah atau melalui permainan. Mengurangi kecemasan, yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung.3. Bimbingan individu Mengarahkan klien supaya lebih menjaga kesehatan dengan istirahat yang cukup, makan dan minum yang bergizi Sejak dini klien ditanamkan untuk mengatur kegiatannya sehari-hari Memberi pengarahan kepada klien untuk selalu menyimpan buku catatannya setelah belajar ketempatnya supaya tidak sering hilang dan buku catatan yang kurang lengkap harus dilengkapi Mengusahakan klien untuk sering bertemu dan belajar bersama dengan orang yang dipercaya dan mengerti klien Menanamkan kebiasaan untuk mempelajari dahulu materi yang akan diajarkan guru pada hari itu Mengusahakan klien untuk mengerjakan semua tugas-tugas PR dirumah4. Kerjasama dengan orang tua Orang tua harus memberikan semangat agar anaknya selalu giat belajar. Orang tua harus mengingatkan anaknya agar selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar. Hendaknya orang tua sering menanyakan tentang palajarannya, prestasi dan berbagai masalah yang dialami anaknya disekolah.5. Kerjasama dengan guru bidang studi dan wali kelas Guru bidang studi dan wali kelas hendaknya memberi perhatian khusus kepada klien demi keberhasilan bimbingan yang dilakukan. Guru bidang studi dan wali kelas hendaknya selalu memonitor perkembangan klien, terkait dengan hasil belajar dan melaporkannya kepada guru BP untuk ditindaklanjuti.

C. USAHA BANTUAN YANG TIDAK TERLAKSANA

Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena dibatasi waktu yang sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang optimal pula.Siswa belum mampu secara optimal melaksanakan semua saran dan bimbingan yang diberikan sekaligus, sehingga butuh pengawasan dan pemberian motivasi terus-menerus kepada anak/konseli tersebut, di antaranya adalah :

a. Latihan Assertif Menstruktur kembali aspek kognitif, di mana nilai-nilai kepercayaan, sikap yang membatasi ekspresi diri pada konseli, diubah oleh pemahaman dan hal-hal yang dicapai dari perilakunya.b. Bimbingan individu Menanamkan keyakinan kepada klien akan kelebihan dan kekurangan setiap orang, jangan sampai merasa rendah diri atas kekurangan yang dimiliki. Jadi klien tidak usah merasa malu / rendah diri bergaul dengan teman-temannya, baik sejenis maupun lawan jenis. Mengingatkan klien bahwa pekerjaan yang dicita-citakan tidak mungkin dapat dicapai dengan bermalas-malasan / malas belajar, dan memotivasi klien agar mengoptimalkan belajar sehingga akan mendapatkan prestasi yang memuaskan. Menceritakan pengalaman konselor yang mungkin bisa dijadikan wawasan bagi klien dan memacu semangat belajarnya dengan mengambil keuntungannya dan membuang kerugiannya. Mengusahakan klien untuk mengulangi dan membaca dirumah materi yang telah diberikan disekolah.b. Kerjasama dengan orang tua Orang tua hendaknya memberikan perhatian penuh kepada si anak agar dapat menambah gairah anaknya untuk belajar dengan baik. Orang tua hendaknya memperhatikan kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari, contohnya dalam membantu orang tua bekerja jangan terlalu dipaksakan hingga larut malam, sehingga tidak akan menggangu kesehatan dan kelancaran belajar anak disekolah pagi harinya.D. TINDAK LANJUT

Tindak Lanjut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan klien dalam menyelesaikan masalahnya. Untuk mencapai keberhasilan layanan bantuan yang diberikan akan memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu perlu diadakan kerja sama dengan pihak lain, yaitu orang tua, guru bidang studi, BK, guru wali kelas klien. Melalui kegiatan tindak lanjut dari pemberian bantuan diharapkan klien dapat dengan cepat mengatasi masalahnya dan prestasi belajarnya lebih meningkat.Tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam layanan kesulitan belajar siswa ini adalah:1. Observasi dan wawancara dengan klien tentang kegiatan yang telah dilakukan selama mendapat bimbingan dan kemungkinan masalah yang sulit diatasi, hasilnya klien dapat menerima bimbingan, dan sedikit bisa meningkatkan serta mengembangkan prestasinya.2. Mengadakan monitoring secara berkelanjutan terhadap perkembangan keberhasilan pemecahan masalah dan peningkatan prestasi belajar klien. Hal ini bisa dilihat pada nilai rapot sebagai indikator yang akan diperoleh nantinya.

Penulis merasa bimbingan terhadap klien ini tidaklah maksimal, karena waktu yang disediakan sangat terbatas. Oleh karena itu, agar penyelesaian masalah yang dihadapi klien dapat teratasi, maka penulis menyerahkan masalah klien kepada guru pengajar, wali kelas dan biro konseling untuk selalu menuntun dan membimbing klien dalam mengatasi masalahnya untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dan bahasan. Hasil maksudnya memaparkan uraian tentang keefektifan penyelidikan dan ketercapaian tujuan melalui bantuan yang diberikan dan kesenjangan antara tuntutan teori dan praktik atau hambatan-hambatan yang ditemui dilapangan, sedangkan bahasan menjelaskan dari sudut teori tentang hasil analisis, baik yang tercapai maupun yang tidak tercapai

A. HASIL

Studi kasus merupakan teknik atau metode pengumpulan data yang bersifat menyeluruh dan terpadu. Menyeluruh berarti yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu. Terpadu artinya menggunakan berbagai pendekatan dalam mengumpulkan data. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman individu yang dimaksud. kasus yang ditangani ini adalah individu yang mempunyai masalah yang komplek dan serius, sehingga membutuhkan bantuan yang secepatnya.Adanya tujuan dari studi kasus ini antara lain :a) Untuk mengenal keadaan individu yang bermasalahb) Untuk mengadakan intepretasi dan diagnosa tentang tingkah laku individu sesuai dengan masalahnya.c) Memberikan bantuan untuk menentukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi individu.Berdasarkan kegiatan tersebut, saya mengumpulkan dan mempelajari data mengeni klien secara lengkap dan rahasia, dikerjakan secara terus menerus, baik data pribadi maupun data sosial. Tidak hanya itu saya juga mencari informasi tambahan mengenai klien kepada teman-teman dekat klien. Dengan adanya informasi dari beberapa teman klien, saya dapat memahami kondisi dan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh klien.Masalah yang dihadapi klien sangat kompleks yaitu yang paling utama adalah masalah belajar, klien tidak dapat membagi waktunya terutama waktu untuk belajar, karena hal tersebut klien mendapat nilai yang tidak memuaskan pada Ulangan tengah Semester. Permasalahan yang dialami oleh klien tersebut bila dibiarkan terus-menerus maka akan memberi hambatan pada masa depan klien itu sendiri.1. Tahap SintesisSaya merangkum masalah klien agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah klien yang sedang dihadapi oleh klien. Pada tahap ini saya mengalami sedikit hambatan untuk merangkum masalah yang dihadapi klien. Hal ini dikarenakan masalah klien yang kompleks sehingga saya sedikit kesulitan untuk merangkum secara keseluruan mengenai data klien yang telah terkumpul.Dalam menemukan dan menentukan faktor penyebab timbulnya masalah, praktikan tidak lagi mengalami masalah dan tahap ini berjalan lancar. Hal ini disebabkan karena saya sudah mengetahui masalah yang dihadapi klien yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga masalah, antara lain: masalah belajar, keluarga, dan masalah di sekolah. Dari ketiga masalah yang dihadapi klien tersebut masalah yang utama yang dihadapi klien dan perlu ditangani lebih lanjut adalah masalah belajar.Faktor pendukung pada tahap ini adalah saya banyak mendapatkan informasi mengenai diri klien dari teman dekat klien, menurut informasi yang diberikan oleh teman dekat klien, klien memiliki cara belajar yang belum sesuai, klien tidak memiliki jadwal belajar untuk sehari-hari. Klien juga sangat terbuka pada saya untuk mengungkapkan masalahnya.Dalam memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi apabila masalah-masalah klien tidak segera teratasi saya tidak memiliki hambatan, hal ini dikarenakan saya sudah mmiliki gambaran yang jelas tentang permasalahan klien. Klien juga memiliki pemahaman yang jelas tentang masalahnya dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika klien tidak segera menyelesaikan masalahnya.Dalam membantu klien untuk mememukan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi klien saya menentukan bantuan yang akan diberikan pada klien. di dalam langkah-langkah yang ada pada ancangan trait and factor yang digunakan dalam studi kasus ini yaitu: analisis, sintesis, diagnosis, dan prognosis cenderung lancar dalam proses pelaksanaannya. Sedangkan pemberian treatment berpedoman terhadap masalah yang sedang dihadapi klien.Dalam pemberian bantuan, saya telah merencanakan bantuan-bantuan yang sesuai dengan masalah klien dan saling mendukung tetapi tidak semua bantuan yang direncanakan dapat dilaksanakan. Bantuan yang direncanakan antara lain: Pemberian Bimbingan, Latihan Assertif, Bimbinga Individu, Kerjasama Orang Tua, Kerjasama Dengan Guru Bidang Studi Dan Wali Kelas. Dari bantuan-bantuan yang direncanakan ada beberapa bantuan yang tidak dapat terlaksana, dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan.Keberhasilan studi kasus ini ditunjang oleh adanya keterbukaan klien dalam memberikan informasi dan kepercayaan klien terhadap saya dalam membantu mancari alternatif-alternatif pemecahan masalah. Selain itu ada keinginan klien untuk segera menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi.Dalam studi kasus ini saya mengalami hambatan-hambatan antara lain adalah sulit menentukan waktu yang tepat untuk bertemu klien mengingat jadwal sekolah yang begitu padat, selain itu juga pertimbangan agar waktu pertemuan dengan klien tidak mengganggu aktifitas klien yang lainnya. Hambatan yang lain adalah kurangnya kerjasama antara saya dan wali kelas dan juga guru mata pelajaran. Karena hal ini praktikan kurang menggali data mengenai diri klien pada wali kelas dan juga guru-guru mata pelajaran.

B. PEMBAHASAN

Bahasan menjelaskan dari sudut teori tentang hasil analisis, baik dari yang tercapai maupun yang tidak tercapai. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa studi kasus ini telah dilaksanakan dengan prosedur yang sudah ada, meski mengalami sedikit hambatan. Pelaksanaan studi kasus bisa berjalan baik bila prosedur dan teknik yang digunakan tepat dan dilaksanakan sesuai dengan urutan.Studi kasus ini disusun dengan ancangan Trait and Factor kerena ancangan ini mengutamakan kerasionalan berpikir klien menjadikan individu yang mandiri. Tujuan utama dalam ancangan ini adalah membantu individu untuk memahami dirinya secara rasional. Hal ini berarti tujuan ancangan trait and factor adalah membantu klien memecahkan masalah dengan melihat secara objektif terjadinya kesulitan yang berasal dari diri klien sendiri. Prosedur yang digunakan pada studi kasus ini sudah tepat, langkah-langkah yang ditempuh sudah sesuai dengan urutannya. Dari segi pelaksanaannya, studi kasus ini sudah cukup baik. Namun hasil yang diperoleh kurang dari sempurna, hal ini dikarenakan kemampuan saya yang masih kurang.Analisis merupakan langkah mengumpulkan data atau informasi mengenai diri klien serta latar belakangnya. Tahap ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman diri klien dan harus memenuhi syarat yaitu: valid, relevan dan komprehensif. Tahap ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena praktikan harus menggali dan mengumpulkan data mengenai klien baik itu dalam bentuk testing maupun non testing. Setiap hasil pengumpulan data mengenai klien dapat diatur secara sistematis sesuai dengan urutan yang telah disusun. Pemahaman individu melalui teknik non testing berupa observasi dan wawancara. Disamping alat analisis di atas, patterson (dalam Ramli, 1996:10) mengemukakan semua data klien yang terdiri dari catatan komprehensif yang mencakup sejarah kehidupan keluarga, sejarah kesehatan, sejarah pendidikan, sejarah pekerjaan dan jabatan, minat sosial dan rekreasi, serta kebiasaan-kebiasaan klien.Pengalaman saya selama menangani kasus ini adalah dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalahnya perlu ada kepercayaan dan keterbukaan klien dalam mengungkapkannya karena jika tidak maka proses pemberian bantuan akan sulit untuk dilakukan. Selain itu saya juga memperoleh seperangkat pengetahuan dan pengalaman yang nantinya akan dijadikan bekal untuk menjadi seorang konselor yang profesional.Sintesis adalah usaha merangkum, menggolongkan dan menghubungkan data yang terkumpul pada tahap analisis kemudian disusun sehingga jelas gambaran keseluruhan tentang diri klien. pada tahap ini, klien memiliki msalah utama yaitu masalah belajar. Seperti yang diketahui bahwa masalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia, secara sederhana dapat disadari dan dirasakan oleh setiap individu bahwa dirinya tidak dapat menghindar dari masalah. Dengan mengetahui permasalahan klien yang telah dirangkum akan dapat mempermudah praktikan untuk mengorganisasikan data dari hasil tahap analisis sedemikian rupa sehingga menunjukkan gambaran diri klien yang terdiri dari kelemahan dan kelebihannya serta kemampuannya.Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan pencarian, penentuan masalah dan mengidentifikasikan faktor penyebab timbulnya masalah. Seperti diketahui bahwa dalam tahap diagnosis ini terdiri dari dua langkah antara lain: identifikasi masalah dan penemuan sebab-sebab masalah. Berdasarkan identifikasi masalah, klien memiliki masalah belajar. Berkaitan dengan permasalahan diatas, Ramli (1996:12) mengemukakan bahwa kurang menguasai ketrampilan yang diperlukan (lack of skill) merupakan masalah yang banyak dialami oleh klien. Seperti diketahui bahwa klien memiliki faktor penyebab intern dan ekstern yang sangat komplek seperti yang tertulis di Bab III di atas. Menurut Ramli, (1996:13) dari sekian banyak faktor yang diperkirakan menjadi penyebab masalah klien, hendaknya dicari mana yang utama dan mana yang bukan agar pemberian bantuan pemecahannya lebih tepat. Jika tidak ada atau sedikit hasil penelitian yang menghubungkan masalah dengan penyebabnya, konselor dapat menggunakan intuisinya yang kemudian dicek oleh logika dan reaksi klien.Prognosis adalah langkah untuk membuat prediksi tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada diri klien berdasarkan keadaan klien saat ini. Didalam studi kasus ini, klien kurang berkonsentrasi dalam belajar maka kemungkinan ia akan memperoleh nilai-nilai rendah atau dibawah rata-rata. Oleh karena itu, praktikan berusaha, membantu klien untuk menyadari kemungkinan-kemungkinan yang dialami bilamana keadaan ini terus dibiarkan dan tidak segera diatasi.Treatmen adalah usaha pemberian bantuan yang diberikan pada klien untuk memecahkan masalahnya. Adanya rencana yang tidak terlaksana pada studi kasus ini memungkinkan sebagai salah satu faktor ketidak berhasilan studi kasus ini. Dari usaha bantuan yang direncanakan ada lima bantuan yang terlaksana dan beberapa bantuan yang tidak terlaksana. Jika usaha ini dapat dilaksanakan maka keberhasilan studi kasus ini akan lebih baik, selain itu adanya proses perencanaan pemberian bantuan tidak semuanya dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan karena keterbatasan kmampuan yang saya miliki. Hasil pemberian bantuan yang saya berikan kepada klien cukup optimal, terutama mengubah tingkah laku klien lebih terencana. Namun hasil yang telah dicapai masih memerlukan tindak lanjut baik dari orang tua, teman dan guru serta konselor. Menurut Ramli (1996:15), bilamana semua upaya telah dilaksanakan untuk membantu klien memecahkan masalah yang dihadapinya masih belum berhasil maka cara terakhir yang dapat ditempuh adalah membantu klien agar dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan yang sangat tidak dikehendaki, dengan keyakinan bahwa dibalik kenyataan tersebut ada hikmahnya. Dengan cara demikian diharapkan penderitaan klien sedikit demi sedikit dapat berkurang.Untuk menjalin hubungan yang lebih akrab antara saya dengan klien dan mempertajam pemahaman diri klien, maka salah satu bantuan yang telah dilaksanakan dan diberikan oleh praktikan adalah konseling individual. Konseling sendiri merupakan uapaya bantuan kepada klien secara face to face dengan teknik wawancara agar terjadi perubahan prilaku pada diri klien (Rosjidan, 1994:5). Faktor-faktor yang dapat memperlancar selama proses konseling diantaranya klien merupakan siswa binaan saya, klien adalah anak yang sangat terbuka pada saya, sehingga komunikasi yang terjali antara klien dan saya tidak terkesan kaku.Follow up adalah tahap untuk memantau dan mengetahui tingkat keberhasilan dari bantuan yang telah diberikan pada klien serta langkah selanjutnya yang akan diambil setelah pemberian bantuan. Menurut Ramli (1996:16), jika tidak berhasil memberikan bantuan kepada klien maka keberhasilan tersebut perlu diidentifikasi pnyebab ketidak berhasilannya den kemudian ditentukan bantuan yang lebih tepat sehingga klien dapat berkembang secara optimal baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa praktikan memiliki kesulitan dalam mencari waktu luang untuk melakukan kegiatan follow up ini. Hal ini disebabkan karena waktu praktik saya terbatas.dari pelaksanaan bantuan ini, Banyak pengalaman yang dapat diambil sebagai pelajaran bagi praktikan antara lain: saya dapat mengevaluasi kemampuan saya dalam menyerap ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Sedangkan hambatan yang dihadapi akan saya jadikan sebangai pelajaran untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian saya.

BAB VIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil dan bahasan yang telah diuraikan diawal dapat ditarik beberapa kesimpulan yang nantinya dapat memperkaya untuk pelaksanaan kegiatan studi kasus selanjutnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan studi kasus ini adalah:1. Studi kasus merupakan salah satu bentuk kegiatan pendukung dalam bimbingan konseling yang harus dikuasai oleh praktikan untuk menyelesaikan masalah siswa. Dalam studi kasus diharapkan praktikan mampu menyelesaikan masalah yang kompleks yang tidak selesai hanya dengan konseling saja. Ancangan yang praktikan gunakan adalah ancangan klinis model trait and factor. Pendekatan ini digunakan karena sesuai dengan kondisi klien dengan latar belakang masalahnya. Studi kasus yang praktikan laksanakan melalui beberapa tahap yaitu analisis data, sintesis, diagnosis, (identifikasi masalah dan etiologi), prognosis, treatment (pemberian bantuan) dan follow up (usaha tindak lanjut).2. Dalam laporan studi kasus ini, maalah yang dihadapi klien adalah masalah belajar. Klien banyak mengikuti remidi dan hal ini diketahui oleh ibu klien dan membuat ibu klien kecewa serta menganggap hal ini dikarenakan klien sibuk, dan hal ini dilakukan oleh klien karena klien tidak ingin ibunya kecewa lagi yang nantinya akan berdampak tidak baik untuk klien. Tetapi hal ini membuat klien menjadi malas untuk berangkat kesekolah, dan mengganggu konsentrasi klien dalam belajar di sekolah.3. Dalam pelaksanaan seluruh kegiatan studi kasus ini, kegiatan usaha pemberian bantuan yang telah terlaksana adalah berupa Pemberian Bimbingan, Latihan Assertif, Bimbinga Individu, Kerjasama Orang Tua, Kerjasama Dengan Guru Bidang Studi Dan Wali Kelas. Sedangkan masih ada juga beberapa pemberian bantuan yang tidak terlaksana.4. Dalam pelaksanaan selama kegiatan studi kasus ini, praktikan merasa ada beberapa hambatan yang dialami selama pelaksanaan studi kasus ini, antara lain: praktikan sulit mnentukan waktu untuk konseling mengingat kegiatan sekolah siswa begitu padat dan praktikan khawatir waktu konseling mengganggu waktu belajar klien. Selain itu juga kerja sama dengan konselor, wali kelas, dan guru mata pelajaran dirasa praktikan kurang terjalin.5. Hasil yang dapat dicapai dari usaha pemberian bantuan ini yaitu klien mulai menampakkan perubahan prilaku walaupun hal ini dilakukan klien secara bertahap, perubahan positif ini sudah mulai mnunjukkan keberhasilan praktikan dalam membantu klien menyelesaikan masalahnya.

B. SARANSebagai akhir laporan studi kasus ini, praktikan menyampaikan beberapa saran antara lain:1. Bagi praktikan.a. Diharapkan dapat menjalin hubungan dengan guru bidang studi, wali kelas, agar lebih dapat meningkatkan kerjasama untuk memperhatikan, memahami masalah-masalah yang sedang dihadapi siswa.b. Penerimaan, empati, dan hubngan baik dengan klin sangat dibutuhkan dalam proses konseling.c. Praktikan hendaknya bersikap netral dalam menanggapi masalah yang diceritakan oleh klien.2. Bagi pengembangan ilmu.Laporan studi kasus hendaklah bisa menjadi sarana bagi seluruh pihak khususnya yang berada dalam ruang lingkup bimbingan dan konseling untuk belajar mmahami setiap individu dan lingkungannya, terutama individu yang bermasalah dan membutuhkan bantuan, sehingga ilmu yang diperoleh menjadi lebih berkembang dan memperkaya pengetahuan akan keberadaan bimbingan dan konseling.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Abu. 1978. Psikologi Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito http://bibie.student.umm.ac.id/kesulitan-belajar-siswa-dan-bimbingan- belajar http://kompendo.blogspot.com/2012/05/mengatasi-rasa-malas-ketika-belajar.html http://khusnulclaudinarswastika.blogspot.com/2012/07/mengatasi-anak-malas-belajar.html Partowisastro, Koestoer . Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jakarta: Erlangga Winkel, W.S. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana

30