42
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang- undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Contohnya kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang dialami oleh Munir Said Thalib Al-Kathiri (lahir di Malang, Jawa Timur) (8 Desember 1965 7 September 2004) tepatnya pada umur 38 tahun adalah pria keturunan Arab yang juga seorang aktivis HAM Indonesia. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial. Pendidikannya S1 FH Universitas Brawijaya (Unibraw) (1990). Saat menjabat Dewan Kontras namanya melambung sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus. Setelah Soeharto jatuh, penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen Kopassus Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota tim Mawar. Jenazah Munir dimakamkan di PKN (STUDI KASUS)| 1

Studi Kasus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembunuhan Munir

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangMenurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia adalahsetiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.Contohnya kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang dialami oleh Munir Said Thalib Al-Kathiri (lahir diMalang,Jawa Timur) (8 Desember19657 September2004) tepatnya pada umur 38 tahun adalah pria keturunanArabyang juga seorang aktivisHAMIndonesia. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial. Pendidikannya S1 FHUniversitas Brawijaya (Unibraw) (1990). Saat menjabat DewanKontrasnamanya melambung sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikanTim MawardariKopassus. SetelahSoehartojatuh, penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen KopassusPrabowo Subiantodan diadilinya para anggota tim Mawar. Jenazah Munir dimakamkan di Taman Pemakaman UmumKota Batu. Istri Munir,Suciwati, bersama aktivisHAMlainnya terus menuntut pemerintah agar mengungkap kasus pembunuhan ini. Delapan tahun silam, tepatnya pada 2004, Indonesia dikejutkan oleh meninggalnya seorang aktivis HAM, Munir Saib Thalib. Kematianya menimbulkan kegaduhan politik yang menyeret Badan Intelijen Negara (BIN) dan instituti militer negeri ini. Berdasarkan hasil autopsi, diketahui bahwa penyebab kematian sang aktivis yang terkesan mendadak adalah karena adanya kandungan arsenik yang berlebihan di dalam tubuhnya. Munir meninggal ketika melakukan perjalanan menuju Belanda. Ia berencana melanjutkan studi S2 Hukum di Universitas Utrecht, Belanda, pada 7 September 2004. Dia menghembuskan nafas terakhirnya ketika pesawat sedang mengudara di langit Rumania.2. Rumusan Masalah1) Apa yang menyebabkan kematian Munir?2) Siapa yang membunuh Munir?3) Kapan pembunuhan itu terjadi?4) Dimana pembunuhan itu terjadi?5) Bagaimana kronologi pembunuhan Munir?3. Tujuan 1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.2. Memahami pengertian dari pembunuhan.3. Menguraikan pengertian pembunuhan dalam konteks islam.4. Menguraikan penjelasan tentang pembunuhan menurut hukuman pidana.5. Mengetahui pelanggaran pembunuhan menurut hukum.6. Mengetahui kronologi pembunuhan Munir.7. Mengetahui kasus pembunuhan yang terjadi pada Munir.8. Mengetahui penyebab kasus pembunuhan Munir.9. Mengetahui hak yang dilanggar dalam pembunuhan kasus Munir.10. Memahami arti dari pelanggaran HAM.4. ManfaatManfaat dari studi kasus ini adalah :1. Dapat memahami arti pembunuhan.2. Dapat mengetahui akibat dari pembunuhan, baik menurut konteks islam maupun pidana.3. Dapat memahami dari salah satu contoh kasus pembunuhan Munir di Indonesia.4. Dapat introspeksi diri bagi masyarakat agar tidak merampas hak hidup orang lain.5. Dapat mengambil hikmah dengan adanya studi kasus ini.

BAB IIKAJIAN TEORIA. Pengertian Pelanggaran Hak Asasi ManusiaMenurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia adalahsetiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakanya.B. Pembunuhan Dalam Konteks Hukum IslamPembunuhan adalah perbuatan yang menghilangkan atau mencabut nyawa seseorang (WahbahZuhali, 1989: 217). Pengertian pembunuhan seperti ini dimaknai bahwa perbuatan pidana pembunuhan tidak diklasifikasi apakah dilakukan dengan sengaja, atau tidak sengaja dan atau semi sengaja.Ini berarti bahwa tidak ada yang dibebaskan dalam tuntutan pidana bagi pelaku pidana pembunuhan.Dari pengertian yang dikemukakan itu, pembunuhan dapat digolongan atas pembunuhan sengaja, pembunuhan tidak sengaja dan pembunuhan semi sengaja.1. Unsur-unsur pembunuhana. Pembunuhan sengajaAbdul Kadir Audah (t.th.:7) mendifinisikan pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan dimana perbuatan yang mengakibatkan hilangnya nyawa itu disertai dengan niat untuk membunuh korban. Zainuddin Ali (2007: 24) mendifiniskan pembunuhan sengaja adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk membunuh orang lain dengan menggunakan alat yang dipandang layak untuk membunuh.Menurut Sayid Sabiq (1980: 435) pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang mukalaf dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain yang dijamin keselamatannya, dengan menggunakan alat yang menurut dugaan kuat dapat membunuh(mematikannya). Sayid Sabiq membedakan pebunuhan terhadap orang yang dijamin keselamatan oleh negara dengan pembunuhan terhadap orang yang tidak dijamin keselamtan oleh negara.Dari ketiga definisi terebut ditarik intisari bahwa pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan yang dilakukan oleh orang yang menurut hukum memiliki kepantasan dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain dan menghendaki kematian orang tersebut. Suatu perbuatan pidana pembunuhan dikatagorikan sebagai pembunuhan sengaja memiliki tiga unsur. 1) Korban yang dibunuh adalah manusia yang hidup. 2) Kematian adalah hasil dari pembunuhan pelaku. 3) Pelaku tersebut menghendaki kematian (berniat untuk membunuh)b. Pembunuhan tidak sengajaPembunuhan tidak sengaja adalah pembunuhan yang terjadi tanpa maksud melawan hukum, baik dalam perbuatannya maupun objeknya (Wahbah Zuhali, 1989: 223).Pembunuhan tidak sengaja disebut juga dengan pembunuhan karena kesalahan atau kelalaian (Ahmad Wardi Muchlis, 2005: 146-146).Pembunuhan karena kelalaian atau kekeliruan tidak mengandung unsur sengaja, apabila terjadi tindak pidana pembunuhan, hanya karena kelalaian dari pelaku.

Ada tiga unsur yang terdapat dalam pembunuhan tidak sengaja atau pembunuhan karena kelalaian. 1) Adanya perbuatan yang mengakibatkan matinya korban; 2) Perbuatan tersebut terjadi karena kelalaian pelaku; 3) Antara perbuatan kelalaian dan kematian korban terdapat hubungan sebab akibat.c. Penbunuhan semi sengajaPembunuhan semi sengaja adalah perbuatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan mendidik (Zainuddin Ali, 2007: 24).Dari definisi ini, dikatakan pembunuhan semi sengaja mempunyai dua unsur, yaitu unsur kesengajaan dan unsur kekeliruan (Ahmad Wardi Muchlis, 2003: 141). Unsur kesengajaan dilihat dalam kesengajaan berbuat berupa pukulan. Unsur kekeliruan dalam ketiadaan niat membunuh.Menurut SyafiI yang dikutip oleh Abdul Kadir Audah (t.th.: 94) pembunuhan semi sengaja adalah sengaja suatu pembunuhan, di mana pelaku sengaja dalam perbuatan, tetapi keliru dalam pembunuhan. 2. Hukuman Pidana Pembunuhan dalam Hukum Islama. Hukuman untukPembunuhan SengajaAda dua macam hukuman bagi tindakan pidana pembunuhan sengaja :1) Hukum pokok adalahqishash, yaitu hukuman pembalasan setimpal dengan penderitaan korban.2) Hukumdiatyaitu pembunuh harus membayar kompensasi kepada pihak keluarga korban senilai 100 ekor unta atau 200 ekor sapi atau 1000 ekor kambing, dan3) Hukum pengganti tazir yaitu hakim diberikan kebebasan untuk memilih hukuman yang lebih maslahat. Disamping itu kepada pihak keluarga keluarga korban uantuk menentukan hukuman yang cocok terhadap pelaku atau memaafkannya pelaku apakah dengan syarat atau tanpa syarat. Dalam konteks pemberian maaf ini didalam Alquran Surat Al-Baqarah [2] ayat 178 ditekankan bahwa pembunuh harus menyadari dan menginsafi bahwa pemberian maaf dari pihak keluarga adalah suatu keringan dari Allah dan suatu rahmat.Dan kepada pihak keluaarga korban dimintakan agar janganmelampau batas-batas hukuman yang telah ditentukan.b. Hukuman Pembunuhan Semi SengajaHukuman bagi pelaku pembunuhan semi sengaja atau pembunuhan menyurapai sengaja ada dua macam :1) Hukuman pokok yang terdiri dari hukumandiatyaitu pembunuh memberikan kompensasi kepada pihak keluarga korban senilai dengan 100 unta atau 200 ekor sapi atau 1000 ekor kambing, jika hukumandiatolehpelaku pembunuhan merasa tidak mampu,maka dikenakan hukumankifaratyaitu dapat memerdekan hamba yang mukmin dan jika pelaku pembunuhan merasa tidak mendapatkan hamba maka hukuman, diganti dengan berpuasa dua bulan berturut-turut2) Hukuman pengganti, pelaku pembunuhan berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai pengganti atas tidak didapatkan hamba yang mukmin, juga hukum pengganti berupa tazir yaitu hukuman yang diberikan kewenganan kepada hakim untuk memilih hukuman yang sesuai dengan perbuatan pelaku. Dan bagi pihak keluarga korban diberikan kesempatan oleh hakim hak untuk bersikapdalam memilih hukuman atau memaafkan pelaku pembunuhan.c. Hukuman Pembunuhan tidak sengajaHukuman bagi pelaku pembunuhan tidak sengaja sama dengan hukuman pembunuhan menyurpai sengaja, yaitu hukumandiatyaitu pembunuh memberikan kompensasi kepada pihak keluarga korban senilai dengan 100 unta atau 200 ekor sapi atau 1000 ekor kambing jika hukumandiatolehpelaku pembunuhan merasa tidak mampu, maka dikanakan hukumankifaratyaitu dapat memerdekan hamba yang mukmin, jika tidak mendapatkan hamba maka hukuman diganti dengan berpuasa dua bulan berturut-turut. Pembunuhan tidak sengaja selain dikenakanhukumandiatdankifarat, juga dikenakan hukuman pengganti yaitu berpuasa dua bulan berturut-turut, atau hakim menjatuhkan hukumantazirberdasarkan kemaslahatan, tetapi unsur pemaaf dari keluarga korban juga dapat menentukan apakah korban dihukum atau dibebaskan.

C. Pembunuhan Dalam Konteks Hukum Pidana PositifPembunuhan dalam konteks hukum pidana positif, dikatagorikan atas pembunuhan yang dikehendaki oleh pelaku, pembunuhan karena penganiayaan dan pembunuhaan karena kealpaan atau kelalaian.Ketiga macam pembunuhan ini dapat diukur berdasarkan pada motivasi pelaku kejahatan,apakah termasuk unsur kesengajaan atau unsur kealpaan.1. Unsur-unsur Pembunuhana) Unsur Kesengajaan (opzet)Umumnya sebagian besar tindakan pidana mempunyai unsur kesengajaan (opzit), bukan unsur kealpaan (culpa).Adalah sesuai kenyataan bahwa yang pantas mendapat hukuman pidana adalah orang yang melakukan sesuatu perbuatan pidana dengan sengaja.Menurut Wirjono Prodjodikoro (2003: 66) kesengajaan itu harus mengandung tiga unsur tindakan pidana, yaitu 1) perbuatan yang dilarang; 2) akibat yang menjadi pokok alasan diadakan larangan itu, dan 3) bahwa perbuatan itu melanggar hukum. Demikian pula, terdapat tiga macamkesengajaan yaitu :1) Kesengajaan Bersifat Tujuan (oogmerk)Terdapat dua teori yang saling bertentangan dalam menilai unsur kesengajaan bersifat tujuan, yaitu 1) teori kehendak (wilstheorie) dan 2) teori bayangan (voorstellingstheorie). Teorikehendak menganggap kesengajaan (opzet) ada apabila perbuatan dan akibat suatu tindakan pidana dikehendaki oleh si pelaku. Sedangkan teori bayangan menganggap kesengajaan dan apabila si pelaku pada waktu mulai melakukan perbuatan ada bayangan yang terang bahwa akibat yang bersangkutan akan tercapai, maka dari itu menyesuaikan perbuatannya dengan akibat itu. (Wirjono Prodjodikoro, 2003: 67).

2) Kesengajaan Secara Kensyafan Kepastian (Opzet Bij Zekerheids-Bewustzijn)Kesengajaan secara keinsyafan kepastian adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tidak bertujuan untuk mencapai akibat yang menjadi dasar daridilict, tapi ia tahu dan sadari benar bahwa akibat itu pasti mengikuti perbuatan itu. Dan apabila itu terjadi, maka menurut teori lehendak (wisltheorie) menganggap akibat tersebut juga dikehendaki oleh pelaku, karena itu ada kesengajaan. Sedangkan menurut teori bayangan (voorstelling-theorie) akibat itu bukan kehendak pelaku tetapi bayangan atau gambaran dalam gagasan pelaku, bahwa akibat itu pasti terjadi, maka juga ada kesengajaan.3) Kesengajaan secara Keinsyafan Kemungkinan (0pzetBijmogelijkheids-bewustzijn)Bedanya dengan kesengajaan tujuan dan kesenjngaan keinsyafan kepastian, kesenjangaan keinsyafan kemungkinan pelaku yang membayangkan kemunkinan belaka. Menurut Van Dijk dan Pompe yang dikutip oleh Wirjono Prodjidokoro (2003: 69) bahwa dengan hanya ada keinsyafan kemungkinan, tidak ada kesengajaan, tetapi hanya mungkin adaculpa, atau kurang berhati-hati. CulpaCulpaadalah suatu perbuatan tindak pidana yang diperbuat oleh pelaku dalam keadaan tidak berhati-hati. Intisari dari tindak pidana culpa adalah ketidak hati-hatian atau kealpaan pelaku yang menyebabkan terjadi suatu tindak pidana.Contoh delik culpa pengendara mobil atau motor menabrak orang di jalan yang mengakibatkan orang itu luka parah atau mati.Dari ketiga macam kesengajaan itu, baik kesengajaan bertujuan, kesengajaan keinsyafan kepastian maupun kesengajaan keinsyafan kemungkinan serta culpa akan menjadi dasar untuk menentukan suatu perbuatan pidana.Dengkan demikian, pada uraian berikutnya tindak pidana pembunuhan dilihatketiga macam kesengajaan itu.

a. Pembunuhan sengaja (kesengajaan tujuan)Berdasarkan Pasal 338 KUHP bahwa pembunuhan adalah perbuatan sengaja merampas nyawa orang lain. Sedangkan dalam Pasal 339 KUHPdikatakan bahwa pembunuhan yang disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau memperbuah pelaksanannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun perserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan yang diperolehnya secara melawan hukum.Dari kedua pasal ini mengandung makna bahwa pembunuhan itu adalah perbuatan pidana yang sengaja dilakukan dengan suatu perencanaan dan ditempuh secara melawan hukum.Dengan demikian pengertian pidana pembunuhan adalah suatu perbuatan pidana yang direncanakan secara sistimatis dengan sengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok oranguntuk menghilangkan nyawa seseorang dengan melawan hukum. Ini berarti ada pengecuali dalam hal-hal tertentu demi kepentingan negara, diizinkan untuk membunuh, seperti dalam keadaan perang untuk membela negara, atau para esksekutor yang ditugaskan untuk mengeksekusi keputusan hakim atas pidana mati.Selain dari pengertian di atas, adanya memaknai pengertian kesengajaan bahwa yang melakukan tindak pidana itu harus terdapat sadar kepastian dan sadar keharusan. (D. Schaffmeister, N. Keijer dan E.PH. Sutorius, 2007: 81). Sadar kepastian dan sadar keharusan adalah unsur mengetahui yang demikian jelas sehingga unsur menghendaki bukan merupakan soal lagi jika dipandang dari sudut pembuktian. (D. Schaffmeister, N. Keijer dan E.PH. Sutorius, 2007: 82).Akibat dari kesengajaan untuk melakukan pembunuhan, demikian pastinya sehingga pelaku pembunuhan dapat mengabaikannya dan kalau dia berbuat juga, tidak dapat dikatakan selain bahwa dia menghendaki juga.Adatidak unsur kesengajaan , 1) sadar keharusan atau kepasatian (awareness of necessity or certainly), 2) sadarkemungkinan besar (awareness of probability), dan 3) kesadaran bersyarat (awareness of possibility).Dengan demikian, kesengajaan adalah kehendak untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang atau diharuskan oleh undang-undang. Dalam hukum pidana kesengajaan menempati posisi utama pada setiap perbuatan melawan hukum.Dalam konteks ini perbuatan pelaku pidana menghendaki menghendaki korban harus mati.b. Pembunuhan semi sengaja Pembunuhan semi sengaja adalah perbuatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan pembelajaran. Pembunuhan dalam bentuk semi sengaja adalah pembunuhan didasarkan pada pada tindak pidana penganiayaan.Tindakan pidana penganiyaan adalah perbuatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang atau sekolompok orang untuk melukai atau menyakiti korban bukan dengan maksud untuk membunuh.Dalam tindak pidana penganiayaan, pelaku menyadari bahwa perbuatannya itu dapat mengakibatkan korban luka berat atau dapat mengakibatkan korban meninggal,pelaku menyadari betul bahwa tujuan penganiyaan itu bukan mematikan korban, tetapi sebatas pemberian pelajaran.c. Pembunuhan kesengajaan keinsyafan kemungkinanPembunuhan kesengajaan keinsyafan kemungkinan adalah suatu perbuatan pidana yang dilakukan oleh seseorang yang tidak bertujuan untuk menyakiti, tetapi dalam pikiran pelaku terdapat sepekulatif membayangakan akibat-akibat yang akan terjadi apabila perbuatan pidana itu dilakukan.(bandingkan dengan D. Schaffmeister, N. Keijer dan E.PH. Sutorius, 2007: 70).d. Pembunuhan tidak sengaja atau culpa(tidak hati-hati)Pembunuhan tidak sengaja adalah suatu perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang bukan karena kehendaknya untuk melakukan tindak pidana tersebut.Tetapi karena ketidak hati-hatiannya sehingga mengakabitkan orang lain jadi korban. Seperti pengedara menabrak orang atau sama-sama tabrakan di jalan raya yang menyebabkan ada yang korban.

2. Hukuman Pidana Pembunuhan dalam Hukum Pidana Positifa) Hukuman pembunuhan sengaja (kesengajaan tujuan)Hukuman pembunuhan sengaja dalam KUHP bervariasi berdasarkan pada unsur apakah pembunuhan itu telah direncanakan lebih dahulu, atau pembunuhan itu karena atas permintaan korban atau karena ketakutan terhadap suatu keadaan yang menimpa diri pelaku. Dari beberapa jenis pembunuhan sengaja tersebut, yang dikenakan hukuman berdasarkan pasal 340, 341, 342, 344 dan346 KUHP yaitu hukuman mati/hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara dua puluh tahun sampaihukuman penjara empat tahun.Berat ringannya hukuman pidana pembunuhan dari pasal-pasal tersebut tergantung pada latar belakang (motif) pelaku pidana pembunuhan. Tidak semua pembunuhan sengaja dikenakan hukuman mati atau seumur hidup. Hukuman mati dijatuhan hanya atas tindak pidana pembunuhan karena direncanakan terlebih dahulu dan dilakukan secara sistimatis.b) Hukuman pembunuhan semi sengaja (kesengajaan keinsyafan kepastian)Hukuman pembunuhan kesengajaan keinsyafan kepastian dikenakan pada pelaku pidana penganiayaan yang direncanakan terlebih dahulu dengan tujuan untuk melukai korban, dan menyadari bahwa dari perbuatan penganiayaannya itu bisa mengakibatkan kematian.Hukuman atas pelaku pidana pembunuhan akibat penganiayaan yang direncakan lebih dahulu diancam pidana penjara paling lamasembilan tahun (Pasal 353 KUHP), penganiayaan berat hukuman penjara paling lama sepuluh tahun (Pasal 354 KUHP), dan penganiyaan berat yang direncanakan terlebih dahulu yang mengakibatkan kematian diancam pidana penjara paling lama lima belas tahun (Pasal 355 KUHP).c) Pembunuhan tidak sengaja (kesengajaan keinsyafan kemungkinan)Hukuman pembunuhan kesengajaan keinsyafan kemungkinan dikenakan atas pelaku pidana pembunuhan karena kesalahan, kelalaian ataukealpaan. Seperti pengendara mobil atau motor menabrak orang di lalu lintas jalan raya. Pengendara tidak dikenakan unsur kesengajaan tetapi dikenakan unsur kelalaian. Hukuman bagi pelaku pidana pembunuhan karena unsur kesalahan atau kelalaian atau kealpaan dikenakan ancaman pidana penjarapaling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun (Pasal 359 KUHP).

D. Analisis Perbandingan1. Hukuman atas pelaku pidana pembunhan sengaja (kesengajaan tujuan)Baik hukum pidana Islam maupun hukum pidana positif menganut hukuman mati atas pelaku pidana pembunuhan sengaja dan dikarenakan terlebih dahulu dengan tujuan untuk membunuh, namun, terdapat perbedaan dalam penerapan hukuman.Dalamhukum Islam penuntutan dari keluarga korban sebagai dasar untuk memutuskan apakah pelaku pidana pembunuhan dikenakan hukuman mati atau dibebaskan dari hukuman mati dengan memaafkan pelaku pidana pembunuhan dan hukuman gantinyadiat.Pelaku pidana pembunuhanmenebus kesalahannya dengan pemberian kompensasi kepada keluarga korban, atau dengan hukumantaziryaitu hakim bebas untuk memilih hukuman mana tetap dan membawa kemaslahatn. Apabila kesemua hukuman itu tidak disanggupi maka dengan pemberiaan maaf dari keluarga korban pelaku tindak pidana dibebaskan dari segala tuntutan hukuman pidana.Sedangkan dalam hukum pidana positifhukuman mati atau seumur hidup atau dua puluh tahun penjara terhadap pelaku pidana pembunuhan diputuskan oleh hakim dengan didasarkan bukti-bukti materil dan keyakinan hakim. Dalam hukum pidana positif walaupun pelaku tindak pidana pembunuhan telah dimaafkan oleh keluarga korban tetap proses pemidanan tetap diteruskan dan pelaku pidana tetap dihukum.2. Hukuman pembunuhan semi sengaja (kesengajaan keinsyafan kepastian)Baik dalam hukum pidanaIslam maupun hukum pidana positif tidak dijatuhkan hukuman mati atas pelaku pembunuhan yang bersifat kesengajaan keinsyafan kepastian.Hukum pidana Islam memberikan hukuman pokokdiatyaitu suatu pemberian kompensasidari pelaku kepada keluarga korban, dan hukumankifaratatas pelaku pembunuhan semi sengaja, atau dengan hukumantazirsebagai hukuman pengganti. Apabila pelaku pidana pembunuhan telah dimaafkan oleh keluarga korban, baik dengan syarat tertentu atau dibebaskan dari segala tuntutan pidana. Sebagaiamana dengan pidana pembunuhan sengaja, pembunuhan semi sengaja juga, tuntutuan keluarga menjadi dasar dalam putusan hakim.Dalam hukum pidana positif hukuman atas pelaku pidana pembunuhan semi sengaja (kesengajaan keinsyafan kepastian) yang direncanakan dan mengetahui akibat perbuatannya dijatuhkan hukuman penjara paling lama lima belas tahun, atau sepuluh tahun atau sembilan tahun didasarkan pada seberapa besar motif dan akibat dari perbuatannya. Sama dengan hukum pidana pembunuhan sengaja tujuan, walaupun pihak keluarga korban memaafkan pelaku pembunuhan, tetapi proses pemidanaan tetap dijalankan.3. Hukuman pembunuhankesengajaan keinsyafan kemungkinanSeperti halnya hukuman pembunuhan semi sengaja, hukuman pembunuhan tidak sengaja karena faktor kelalaian atau kealpaan, baik hukum pidana Islam maupun hukum pidana positif, pelaku pidana pembunuhan tetap dihukum walaupun bukan disengajakan.Sebagaimana hukuman pada pembunuhan semi sengaja, hukum pidana Islam tetap memberikan hukumandiatdan hukumankifarat kepada pelaku pidana pembunuhan, dan hukumantazirsebagai hukuman pengganti. Hakim dalam menjatuhkan hukumtaziratas pelaku tindak pidana harus mempertimbangkan unsur kemaslahatan. Demikian juga, pemberian maaf dari keluarga sebagai dasar bagi hakim untuk menjatuhkan putusan. Pemaafan dari keluarga dapat meniadakan segala tuntutan pidana atas pelaku pidana pembunuhan.Dalam hukum pidana positifmengancam pelaku pidana pembunuhan karenakesalahan atau kelalaian atau kealpaan dengan hukum penjara paling lama lima tahun atau hukuman kurungan paling lama satu tahun. Dapat juga terbebas dari tuntutan jikakedalam pembuktian benar-benar pelaku pidana pembunuhan tidak melakukakan unsur kesengajaan baik kesengajaan tujuan maupun kesengajaan keinsyafan kepastian.

BAB IIIPEMBAHASANA. Biografi Dengan nama lengkapMunir Said Thalib (alm) Munir lahir di Malang, Jawa Timur pada 8 Desember1965dan meninggal pada7 September 2004dipesawat GarudaJakarta-Amsterdam yang transit di Singapura. Ia meninggal karena terkonsumsiracun arsenikdalam penerbangan menuju Belanda untuk melanjutkan studi masternya di bidang hukum. Pria keturunan Arab lulusanFakultas HukumUniversitas Brawijaya ini merupakan seorang aktivis danpejuang HAM Indonesia. Ia dihormati oleh para aktivitis, LSM, hingga dunia internasional.Tanggal 16 April 1996, Munir mendiriikan Komosi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) serta menjadi Koordinator Badan Pekerja di LSM ini. Di lembaga inilah nama Munir mulai bersinar, saat dia melakukan advokasi terhadap para aktifisyang menjadi korban penculikan rejim penguasa Soeharto. Perjuangan Munir tentunyatak luput dari berbagai teror berupa ancaman kekerasan dan pembunuhan terhadap diri dan keluarganya. Usai kepengurusannya di KontraS, Munir ikut mendirikan Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia, Imparsial, di mana ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif.

Saat menjabat Koordinator KontraS namanya melambung sebagai seorang pejuang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para aktifis yang menjadi korban penculikan Tim MawardariKopassusyang dipimpin olehPrabowo Subianto(Ketum GERINDRA). Setelah Suharto jatuh, penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen Kopassus (waktu itu) Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota Tim Mawar.Atas perjuangannya yang tak kenal lelah, dia pun memperoleh TheRight Livelihood Award di Swedia(2000), sebuah penghargaan prestisius yang disebut sebagai Nobel alternatif dariYayasan The Right Livelihood Award Jacob von Uexkull, Stockholm, Swedia di bidang pemajuan HAM dan Kontrol Sipil terhadap Militer di Indonesia. Sebelumnya, Majalah Asiaweek (Oktober 1999) menobatkannya menjadi salah seorang dari20 pemimpin politik muda Asia pada milenium barudan Man of The Year versi majalah Ummat (1998). Dan masih banyak sekali kontribus (alm) Munir dalam penanganan kasus-kasus yang menyangkut pembelaan Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Sipil yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kasus-Kasus Penting yang Pernah ditangani Munir1. Penasehat Hukum masyarakat Nipah, Madura, dalam kasus permintaan pertanggungjawaban militer atas pembunuhan tiga petani Nipah Madura, Jawa Timur; 1993.2. Penasehat Hukum Sri Bintang Pamungkas (Ketua Umum PUDI) dalam kasus subversi dan perkara hukum Administrative Court (PTUN) untuk pemecatannya sebagai dosen, Jakarta; 1997.3. Penasehat Hukum Muchtar Pakpahan (Ketua Umum SBSI) dalam kasus subversi, Jakarta; 1997.4. Penasehat Hukum Dita Indah Sari, Coen Husen Pontoh, Sholeh (Ketua PPBI dan anggota PRD) dalam kasus subversi, Surabaya;1996.5. Penasehat Hukum mahasiswa dan petani di Pasuruan dalam kasus kerusuhan PT. Chief Samsung; 1995.6. Penasehat Hukum bagi 22 pekerja PT. Maspion dalam kasus pemogokan di Sidoarjo, Jawa Timur; 1993.7. Penasehat Hukum DR. George Junus Aditjondro (Dosen Universitas Kristen Satyawacana, Salatiga) dalam kasus penghinaan terhadap pemerintah, Yogyakarta; 1994.8. Penasehat Hukum dan Koordinator Advokat HAM dalam kasus-kasus di Aceh dan Papua (bersama KontraS).B. Kronologi Pembunuhan Munir Said Thalib, akan melanjutkan studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. Pukul 21.30 WIB. Melalui pengeras suara, seluruh penumpang pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 974 tujuan Amsterdam dipersilakan petugas bandara naik ke pesawat. Berangkat dariBandar Udara Internasional Soekarno-HattaRombongan orang kulit putih bergegas, banyak dari mereka adalah warga negara Belanda. Saat akan memasuki pintu pesawat, Munir bertemu Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot Garuda yang biasa dipanggil Polly. Status Polly dalam penerbangan ini adalahextra crew, yaitu kru yang terbang sebagai penumpang dan akan bekerja untuk tugas lain. Mereka bertemu di dekat pintu masuk kelas bisnis. Sebagai penumpang kelas ekonomi, Munir sebenarnya akan lebih dekat dengan tempat duduknya bila masuk melalui pintu belakang. Diawali percakapan dengan Polly, Munir berakhir di tempat duduk kelas bisnis, nomor 3K. Kursi 3K adalah tempat duduk Polly, sementara milik Munir adalah 40G. Polly selanjutnya naik ke kokpit di lantai dua untuk bersalaman dan mengobrol dengan awak kokpit yang bertugas. Saat pesawat mundur dan siap tinggal landas, Polly dipersilakan olehpurserBrahmanie untuk duduk di kelas premium karena banyak tempat duduk yang kosong di kelompok termahal itu.Purseradalah pimpinan kabin yang bertanggung jawab atas kenyamanan seluruh penumpang, termasuk kepindahan tempat duduk mereka. Lelaki berseragam pilot kemeja putih dan celana biru dongker itu pun duduk di 11B.Ada dua cerita tentang kepindahan Munir ke kelas bisnis itu, yaitu menurut kisah Brahmanie dan Polly. Dalam sidang PN (Pengadilan Negeri) Jakarta Pusat, Brahmanie bersaksi, Saat sedang di depan toilet bisnis, saya berpapasan dengan Saudara Polly. Lalu, Saudara Polly, sambil memegang boarding pass warna hijau, bertanya dalam bahasa Jawa, Mbak, nomer 40G nang endi? Mbak, aku ijolan karo kancaku, (Mbak, nomor 40G di mana? Mbak, saya bertukar tempat dengan teman saya.) tanpa menyebutkan nama temannya. Karena nama temannya tidak disebutkan, saya ingin tahu siapa teman Saudara Polly. Lalu, saya datangi nomor 3K, dan ternyata yang duduk di sana Saudara Munir, yang lalu saya salami. Saudara Polly tidak duduk di 40G, tapi di premium class nomor 11B atas anjuran saya karena banyak tempat duduk yang kosong. Sementara itu, dalam wawancara di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Polly bercerita, Saya ketemu Munir di pintu pesawat Garuda Indonesia, di bandara Jakarta. Dia tanya di pintu bisnis, Tempat duduk ini di mana? Saya bilang, Wah Bapak ini di ekonomi, cuma tempat duduknya yang mana saya tidak hafal. Kemudian, itu kan antre, ada banyak penumpang lain mau masuk, saya persilakan duluan. Saya sebagai kru lebih baik ngalah, toh sama-sama naik pesawat, nggak mungkin ditinggal. Setelah itu, karena saya mau masuk ke ruang bisnis, mau melangkah ke dalam pesawat, saya bilang kepada Munir, Saya duduk di bisnis, kalau Bapak mau di sini, ya Bapak tanya dulu sama pimpinan kabin, kalau diizinkan ya silakan, bila tidak ya mohon maaf. Bahasa saya seperti itu. Sudah, itu saja. Sebelum pesawat tinggal landas, di kelas bisnis, Yeti Susmiarti menyajikanwelcome drink. Penumpang diminta mengambil gelas berisi sampanye, jus jeruk, atau jus apel. Munir memilih jus jeruk. Selesai minuman pembuka, pramugari senior itu membagikan sauna towel (handuk panas), yang biasa digunakan untuk mengelap tangan, lalu memberikan surat kabar kepada penumpang yang ingin membacanya.Semua layanan itu disajikan Yeti sendiri, dengan bantuan Oedi Irianto, pramugara senior, yang menyiapkan segala keperluannya di pantry. Pukul 22.02 WIB pesawat yang dikendalikan Kapten Pilot Sabur Muhammad Taufik itu tinggal landas. Untuk mengukur waktu tinggal landas dan mendarat secara tepat, industri penerbangan menggunakan istilahblock offdanblock on.Block offadalah waktu yang menunjukkan saat ganjal roda pesawat di bandara dilepas dan pesawat mulai bergerak untuk terbang.Block ondigunakan sebagai penanda waktu kedatangan pesawat di bandara tujuan, yaitu saat ganjal roda pesawat dipasang.Sekitar 15 menit setelah tinggal landas, pramugari menawarkan beberapa pilihan makanan dalam kemasan yang masih panas di atas nampan. Di kursi 3K, Munir memilih mi goreng. Selesai mi, Yeti kembali memberi tawaran minuman, kali ini lebih banyak pilihan daripada welcome drink. Pilihannya adalah minuman beralkohol (wiski, gin, vodka, red wine, white wine, dan bir),soft drink, jus apel serta jus jeruk Buavita, jus tomat Berry, susu putih Ultra, air mineral Aqua, teh, dan kopi. Munir kembali memilih jus jeruk. Setelah mengarungi langit pulau Jawa, Sumatera, dan laut di sekitarnya selama 1 jam 38 menit, pesawat GA 974 mendarat di Bandara Changi, Singapura pukul 00.40 waktu setempat. Zona waktu Singapura satu jam lebih awal ketimbang WIB. Awak kabin memberi penumpang waktu untuk jalan-jalan atau kegiatan apa saja di Bandara Changi selama 45 menit. Transit diBandar Udara Internasional Changi SingapuraKarena keluar dari pintu bisnis, Munir pun lebih cepat mencapai Coffee Bean dibanding jika keluar dari pintu ekonomi. Usai singgah di kedai itu, dia kembali menuju ke pesawat melaui gerbang D 42. Di perjalanan menuju pintu Garuda, dia disapa oleh seorang laki-laki. Anda Pak Munir, ya? Iya, Pak. Saya dr. Tarmizi dari Rumah Sakit Harapan Kita. Pak Munir ngapain ke Belanda? Saya mau belajar, mau nge-chargesatu tahun. Di mana? Utrecht. Wah, Indonesia kehilangan, dong. Anda kan orang penting? komentar dr. Tarmizi. Ya ini perlu untuk saya, Pak, timpal Munir sambil tersenyum. Anda kan pernah nulis tentang Aceh. Bagaimana sih, bisa beres nggak tuh? tanya dokter lagi, sambil keduanya berjalan. Ah, itu tergantung niat, Dok. Maksudnya? Kalau niatnya membereskan, tiga bulan juga beres. Kemudian, dokter kelahiran Sumatera Barat itu mengeluarkan dompet dan memberi Munir kartu namanya sambil berkata, Kapan-kapan, bila perlu, silakan menghubungi saya. Munir menerima kartu nama dr. Tarmizi Hakim, lalu keduanya berpisah. Si dokter masuk ke kelas bisnis, Munir menuju pintu bagian belakang pesawat dan duduk di kursi 40G kelas ekonomi, sebagaimana tercantum di boarding pass-nya. Karena Polly hanya sampai Singapura, Munir pun kembali ke tempat duduk aslinya untuk penerbangan Singapura-Amsterdam. Total waktu transit di Changi (antarablock ondanblock off) adalah 1 jam 13 menit, jumlah waktu yang digunakan pesawat untuk pengisian bahan bakar, penggantian seluruh awak kokpit dan kabin, serta penambahan penumpang dari Singapura. MenujuBandar Udara Internasional SchipholPesawat tinggal landas dari Changi pukul 01.53 waktu setempat. Penerbangan menuju Schipol ini dipimpin oleh Kapten Pantun Matondang, dengan purser Madjib Nasution sebagai penanggung jawab pelayanan penumpang. Sebelum pesawat mengangkasa, pramugari Tia mengecek kesiapan penumpang untuk tinggal landas. Saat melakukan kewajibannya, dia dipanggil oleh Munir yang meminta obat Promag. Pramugari bernama lengkap Tia Dewi Ambara itu meminta Munir menunggu sebentar karena pesawat akan tinggal landas dan seluruh awak kabin harus duduk di tempat masing-masing. Kira-kira 15 menit kemudian, setelah pesawat di ketinggian aman, Tia mulai membagikan selimut dan earphone, dilanjutkan dengan makanan pengantar tidur. Saat Tia sampai di 40G, lelaki berkaus abu-abu dan bercelana jins hitam itu sedang tidur. Tia membangunkannya dan bertanya, Apa Bapak sudah dapat obat dari teman saya? Belum. Maaf, kami tidak punya obat. Tia lalu menawarkan makanan, yang ditolak oleh Munir. Namun, lelaki ini meminta teh hangat. Tia pun menyajikan teh panas yang dituangkan dari teko ke gelas di atas troli. Munir menerima uluran minuman itu, lengkap dengan gula 1 sachet. Ketika Tia melanjutkan melayani penumpang lain, Munir melewatinya di gang menuju toilet. Ini kali pertama Munir pergi ke toilet, sekitar 30 menit setelah tinggal landas. Mulai pergi bolak-balik ke toiletTiga jam sudah pesawat besar itu terbang dan sedang berada di langit India saat Munir semakin sering pergi ke toilet. Ketika berjalan di gang kabin yang hanya diterangi oleh lampu baca, dia berpapasan dengan pramugara Bondan Hernawa. Dia mengeluhkan sakit perut dan muntaber kepada Bondan, serta memintanya memanggilkan dr. Tarmizi yang duduk di kelas bisnis. Munir juga memberinya kartu nama dokter itu. Sesuai prosedur untuk situasi semacam ini, Bondan pun melapor kepada purser Madjib Nasution yang berada di Purser Station. Bang, ini Pak Munir penumpang kita sakit. Buang-buang air, muntah-muntah. Ini ada kawannya, dokter, tapi saya tidak tahu duduk di mana. Tolong carikan tempat duduknya, ujar Bondan sambil menyerahkan kartu nama dr. Tarmizi. Madjib mencari penumpang atas nama dr. Tarmizi Hakim diPassenger Manifestdan menemukannya di kursi nomor 1J.Belum sempat dia beranjak, Munir sudah berada di depan Purser Station. Sambil memegangi perut, Munir berkata, Saya sudah buang-buang air, pakai muntah juga. Mungkin maag saya kambuh. Seharusnya tadi tidak minum jeruk waktu dari Jakarta-Singapura. Munir pun melanjutkan perjalanannya ke toilet. Madjib dan Bondan lalu mendatangi 1J dan mendapati dr. Tarmizi sedang tidur di 1K, kursi sebelah kanannya yang, karena dekat jendela dan dia dapati kosong, lalu dia duduki. Dokter, dokter, Madjib berusaha membangunkan. Keduanya mengulanginya beberapa kali dengan suara lebih keras, tapi tidur dokter bedah itu tetap tak terusik. Madjib kembali berjumpa Munir di gang dan memintanya membangunkan dr. Tarmizi sendiri, sementara Bondan pergi ke pantry untuk melaksanakan tugas terjadwalnya. Akhirnya, dr. Tarmizi bangun. Munir menjelaskan kondisi tubuhnya yang saat itu tampak sangat lemah dengan berkata, Saya sudah muntah dan buang air besar enam kali sejak terbang dari Singapura. Dr. Tarmizi mengusulkan kepada Madjib supaya Munir pindah tempat duduk ke nomor 4 karena tempat itu kosong dan dekat dengannya. Munir pun duduk di kursi 4D. Dr. Tarmizi mengambil posisi di samping kirinya. Pak Munir makan apa saja dua hari terakhir ini? tanya dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular itu. Munir hanya diam, mungkin akibat nyeri perutnya. Pertanyaan itu disambut oleh Madjib, Pak Munir tadi sempat minum air jeruk, padahal Pak Munir tidak kuat minum jeruk karena punya maag. Munir tetap diam, tidak berkomentar. Kalau maag tidak begini, kata si dokter, yang lalu bertanya kepada Munir, Anda makan apa? Biasa saja. Kemarin? Biasa saja. Kemarinnya lagi? Biasa saja. Dokter itu melakukan pemeriksaan secara umum dengan membuka baju pasiennya. Dia lalu mendapati nadi di pergelangan tangan Munir lemah. Dokter berpendapat Munir menunjukkan gejala kekurangan cairan akibat muntaber. Pergi ke toilet ke-2 kaliMunir kembali lagi ke toilet, diikuti dokter, pramugara, dan pramugari. Setelah muntah dan buang air, dia pulang ke kursi 4D, sambil terus batuk-batuk berat. Dr. Tarmizi meminta seorang pramugari mengambilkan Doctors Emergency Kit yang dimiliki setiap pesawat terbang. Kotak itu dalam keadaan tersegel. Setelah melihat isinya, dia berpendapat obat yang tersedia sangat minim, terutama untuk kebutuhan Munir. Dr. Tarmizi memerlukan infus, tapi tidak ada. Tidak ada obat khusus untuk sakit perut mulas, juga obat muntaber biasa. Si dokter pun mengambil obat dari tasnya sendiri. Dia memberi Munir obat diare New Diatabs serta obat mual dan perih kembung Zantacts dan Promag. Dua tablet untuk yang pertama dan masing-masing satu tablet untuk dua terakhir. Dr. Tarmizi lalu meminta seorang pramugari membuatkan teh manis dengan sedikit tambahan garam di dalamnya. Namun, lima menit setelah meminum teh hangat itu, Munir kembali ke toilet. Munir rampung setelah lima menit dan membuka pintu. Dr. Tarmizi lalu membimbing Munir berjalan menyusuri gang sambil berkomentar kepada purser Madjib, Mengapa infus saja tidak ada padahal perjalanan sejauh ini? Di kotak obat pesawat terdapat cairan Primperam, obat antimual dan muntah, yang kemudian disuntikkan dr. Tarmizi ke tubuh Munir sejumlah 5 ml (dosis 1 ampul). Injeksi di bahu kiri ini cukup berpengaruh karena Munir kemudian tidur. Penderitaannya reda selama 2-3 jam.

Pergi ke toilet ke-3 kaliMunir bangun dan kembali masuk ke toilet. Dia cukup lama berada di dalamnya, kira-kira 10 menit, dan pintunya pun tidak tertutup dengan sempurna. Madjib memberanikan diri melongok lewat celah yang ada dan mengetuk pintu, tapi tidak ada respons dari orang yang sedang menderita di dalam sana. Madjib membuka pintu lebih lebar dan melihat laki-laki 38 tahun itu sedang bersandar lemas di dinding toilet. Purser Madjib langsung memanggil dokter yang selama setengah jam terakhir paling tahu kondisi penumpangnya itu. Dr. Tarmizi mengajak Madjib dan pramugara Asep Rohman mengangkat Munir kembali ke kursi 4D. Setelah didudukkan di kursi, Munir menjalani pemeriksaan oleh dr. Tarmizi, dalam gelapnya kabin pesawat yang hanya diterangi lampu baca. Kegelapan ini keadaan yang tak bisa mereka atasi sebab demikianlah aturan penerbangan. Pertama pergelangan tangan, lalu perut. Saat perutnya diketuk oleh si dokter, Munir mengeluh, Aduh, sakit, sambil memegang perut bagian atas. Madjib menyarankannya untuk ber-Istighfar, disambut Munir dengan menyebut, Astaghfirullah Haladzim, La Illaha Illa Llah, sambil tetap memegangi perut. Pramugari Titik Murwati yang berada di dekat situ berinisiatif memberi balsem gosok, tindakan yang dia harap bisa membantu meredakan derita penumpangnya. Atas persetujuan dr. Tarmizi, Titik menggosok perut Munir dengan balsem yang bisa memberikan rasa hangat. Munir berkata dia ingin istirahat karena capek. Dr. Tarmizi membuka kotak obat lagi dan mengambil obat suntik Diazepam. Kali ini, dokter menyuntikkan 5 mg di bahu kanan, juga dengan bantuan purser Madjib. Jarak antara kedua suntikan sekitar 4-5 jam. Sesudah suntikan obat penenang itu, Munir masih merasakan mulas di perut. Lima belas menit berlalu dan Munir ke toilet lagi, ditemani dokter, purser, serta pramugari. Di dalamnya, Munir muntah, diikuti buang air. Kembali ke tempat duduk, Munir berkata dirinya ingin tidur telentang. Purser dan seorang anak buahnya membentangkan sebuah selimut sebagai alas di lantai depan kursi 4D-E dan sebuah bantal di atasnya. Dia pun berbaring di sana, dengan dua selimut lagi diletakkan di atas tubuhnya agar hangat. Dr. Tarmizi berkata kepada awak kabin itu supaya Munir dijaga, dan bahwa dirinya ingin istirahat karena besok kerja (dia akan melakukan operasi jantung di rumah sakit di Swole), sambil minta dibangunkan bila terjadi apa-apa dengan Munir. Juga, dia berpesan agar mereka memastikan dokter dari Amsterdam yang besok masuk ke pesawat membawa infus.

Setelahnya, si dokter kembali ke kursi di 1K dan tidur. Munir kembali bisa tidur, tapi sering berubah posisi, dan posisi itu selalu miring, tidak pernah telentang atau tengkurap. Madjib terus setia menjaga Munir sampai sekitar 3 jam sebelum pesawat mendarat di Bandara Schipol, saat awak kabin menyiapkan makan pagi penumpang. Madjib berjalan ke tempat duduk dr. Tarmizi dan bertanya apakah perlu dirinya membangunkan Munir untuk sarapan, yang dijawab dengan anjuran untuk membiarkan Munir tetap istirahat. Madjib pun melakukan tugas rutinnya mengawasi lingkungan pesawat. Meninggal duniaSekitar dua jam sebelum pesawat mendarat, jam 05.10 GMT atau 12.10 WIB, ketika sarapan masih berlangsung dan lampu kabin masih menyala, Madjib kembali melangkahkan kaki mengunjungi tempat tidur Munir. Di depan kursi 4D-E, dia melihat tubuh Munir dalam posisi miring menghadap kursi, mulutnya mengeluarkan air liur tidak berbusa, dan telapak tangannya membiru. Dia memegang tangan Munir dan mendapati rasa dingin. Madjib yang kaget bergegas menuju kursi sang dokter. Dokter memegang pergelangan tangan Munir sambil dengan tangan satunya menepuk-nepuk punggung. Dia berulang-ulang berujar, Pak Munir Pak Munir. Akhirnya, memandang purser Madjib, dr. Tarmizi berkata pelan, Purser, Pak Munir meninggal Kok secepat ini, ya. Kalau cuma muntaber, manusia bisa tahan tiga hari. Purser Madjib meminta Bondan dan Asep membantunya mengangkat tubuh kaku Munir ke tempat yang lebih baik: lantai depan kursi 4J-K. Munir berbaring di atas dua lembar selimut, kedua matanya dipejamkan oleh Bondan, tubuhnya ditutupi selimut. Bondan dan Asep membaca surat Yassin di depan jenazah Munir Said Thalib, 40.000 kaki (12,192 km) di atas tanah Rumania. Hasil Otopsi JenazahPada tanggal12 November2004 dikeluarkan kabar bahwa polisiBelanda(Institut Forensik Belanda) menemukan jejak-jejak senyawaarsenikumsetelahotopsi. Hal ini juga dikonfirmasi oleh polisi Indonesia. Belum diketahui siapa yang telah meracuni Munir, meskipun ada yang menduga bahwaoknum-oknum tertentu memang ingin menyingkirkannya. Proses Pengadilan bagi Pihak TerlibatPada20 Desember2005Pollycarpus Budihari Priyantodijatuhi vonis 14 tahun hukuman penjara atas pembunuhan terhadap Munir. Hakim menyatakan bahwa Pollycarpus, seorang pilot Garuda yang sedang cuti, menaruharsenikdi makanan Munir, karena dia ingin mendiamkan pengkritik pemerintah tersebut. HakimCicut Sutiarsomenyatakan bahwa sebelum pembunuhan Pollycarpus menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen intelijen senior, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Selain itu Presiden Susilo juga membentuk tim investigasi independen, namun hasil penyelidikan tim tersebut tidak pernah diterbitkan ke publik.Pada 19Juni2008, Mayjen (purn)Muchdi Pr, yang kebetulan juga orang dekatPrabowo Subiantodan Wakil Ketua Umum PartaiGerindra, ditangkap dengan dugaan kuat bahwa dia adalah otak pembunuhan Munir. Beragam bukti kuat dan kesaksian mengarah padanya. Namun, pada 31Desember2008, Muchdi divonis bebas. Vonis ini sangat kontroversial dan kasus ini tengah ditinjau ulang, serta 3 hakim yang memvonisnya bebas kini tengah diperiksa. Film DokumenterUntuk memperingati satu tahun kepergian Munir, diluncurkan film dokumenter karya Ratrikala Bhre Aditya dengan judul Bunga DibakardiGoethe-Institut, Jakarta Pusat, 8 September 2005. Film ini menceritakan perjalanan hidup Munir sebagai seorang suami, ayah, dan teman. Munir digambarkan sosok yang suka bercanda dan sangat mencintai istri dan kedua anaknya. Masa kecil Munir yang suka berkelahi layaknya anak-anak lain dan tidak pernah menjadi juara kelas juga ditampilkan. Munir dibunuh di era demokrasi dan keterbukaan serta harapan akan hadirnya sebuah Indonesia yang dia cita-citakan mulai berkembang. Semangat inilah yang ingin diungkapkan lewat film ini.Sebuah film dokumenter lain juga telah dibuat, berjudulGaruda's Deadly Upgradehasil kerja sama antaraDateline(SBS TV Australia) danOff Stream Productions. Pada peringatan tahun kedua, 7 September 2006, di Tugu Proklamasi diluncurkan film dokumenter berjudul "His Strory". Film ini bercerita tentang proses persidangan Pollycarpus dan fakta-fakta yang terungkap di pengadilan. PeringatanSejak 2005, tanggal kematian Munir7 September, oleh para aktivis HAM dicanangkan sebagai Hari Pembela HAM Indonesia.

C. Hak yang di LanggarHak yang di langgar dalam kasus munir yaitu karena telah menghilangkan nyawa dengan sengaja atau sudah melanggar hak untuk hidup. Banyak orang yang terlibat dalam kejadian itu. Orang pertama yang menjadi tersangka pertama pembunuhan Munir (dan akhirnya terpidana) adalah Pollycarpus Budihari Priyanto. Selama persidangan, terungkap bahwa pada 7 September 2004, seharusnya Pollycarpus sedang cuti. Lalu ia membuat surat tugas palsu dan mengikuti penerbangan Munir ke Amsterdam. Aksi pembunuhan Munir semakin terkuat tatkala Pollycarpus meminta Munir agar berpindah tempat duduk dengannya. Sebelum pembunuhan Munir, Pollycarpus menerima beberapa panggilan telepon dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen intelijen senior. Dan pada akhirnya, 20 Desember 2005 Pollycarpus BP dijatuhi vonis 20 tahun hukuman penjara. Meskipun sampai saat ini, Pollycarpus tidak mengakui dirinya sebagai pembunuh Munir, berbagai alat bukti dan skenario pemalsuan surat tugas dan hal-hal yang janggal. Namun, timbul pertanyaan, untuk apa Pollycarpus membunuh Munir. Apakah dia bermusuhan atau bertengkar dengan Munir. Tidak ada historis yang menggambarkan hubungan mereka berdua. Selidik demi selidik, akhirnya terungkap nomor yang pernah menghubungi Pollycarpus dari agen Intelinjen Senior adalah seorang mantan petinggi TNI, yakni Mayor Jenderal (Purn) Muchdi Purwoprandjono. Mayjen (Purn) Muchdi PR pernah menduduki jabatan sebagai Komandan Koppassus TNI Angkatan Darat yang ditinggali Prabowo Subianto (pendiri Partai Gerindra). Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Badan Intelijen IndonesiaD. PenyelesaianKasus Munir merupakan contoh lemahnya penegakan HAM di Indonesia. Kasus Munir juga merupakan hasil dari sisa-sisa pemerintahan orde baru yang saat itu lebih bersifat otoriter. Seharusnya kasus Munir ini dijadikan suatu pelajaran untuk bangsa ini agar meninggalkan cara-cara yang bersifat otoriter karena setiap manusia atau warga Negara memiliki hak untuk memperoleh kebenaran, hak hidup, hak memperoleh keadilan, dan hak atas rasa aman. Sedangkan bangsa Indonesia saat ini memiliki sistem pemerintahan demokrasi yang seharusnya menjunjung tinggi HAM seluruh masyarakat Indonesia. BAB IVSIMPULAN DAN SARAN1. Simpulan Hukum pidana Islam menjungjung nilai-nilai kemanusian yang universal dan memeberikan rasa keadilan yang seimbang dengan menempatkan keluarga korban sebagai unsur penentu dalam menjatuhkan hukuman pidana mati terhadap pelaku pidana pembunuhan. Penjatuhan hukuman mati atau dibebaskan dari hukuman mati didasarkan pada etekad baik keluarga korban. Hukum pidana positif juga menjungjung nilai-nilai kemanusiaan yang universal, namun untuk memberikan rasa keadilan sangat ditentukan oleh putusan hakim, tanpa dimintai pertimbangan dari pihak keluarga korban. Munir Said Thalib Al-Kathiri (lahir diMalang,Jawa Timur). Kematianya menimbulkan kegaduhan politik yang menyeret Badan Intelijen Negara (BIN) dan instituti militer negeri ini. Berdasarkan hasil autopsi, diketahui bahwa penyebab kematian sang aktivis yang terkesan mendadak adalah karena adanya kandungan arsenik yang berlebihan di dalam tubuhnya. Munir meninggal ketika melakukan perjalanan menuju Belanda. Ia berencana melanjutkan studi S2 Hukum di Universitas Utrecht, Belanda, pada 7 September 2004. Dia menghembuskan nafas terakhirnya ketika pesawat sedang mengudara di langit Rumania. Hak yang di langgar dalam kasus munir yaitu karena telah menghilangkan nyawa dengan sengaja atau sudah melanggar hak untuk hidup. Banyak orang yang terlibat dalam kejadian itu. Orang pertama yang menjadi tersangka pertama pembunuhan Munir (dan akhirnya terpidana) adalah Pollycarpus Budihari Priyanto.

2. Saran1) Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan ksempurnaan makalah kami.2) Menjadikan makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa dan mahasiswi berpikir aktif dan kreatif. 3) Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita4) Bagi para pembaca dan teman-teman mahasiswa yang lainnya jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul Pendidikan Kewarganegaraan.

DAFTAR PUSTAKAhttps://nusantaranews.wordpress.com/2009/01/04/membongkar-pembunuhan-munir/wikipedia.comhttps://fuadmahfuddin13.wordpress.com/2014/03/18/makalah-pelanggaran-ham/

PKN (STUDI KASUS)| 27