STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21086/1/Roey... · STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG ... atas dapat berpengaruh

  • Upload
    ngomien

  • View
    236

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

    BEVERAGES

    DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

    Oleh

    Roey Sandi

    NIM: 105081002540

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1431H/2010M

  • 2

    SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama Mahasiswa : Roey sandi

    NIM : 105081002540

    Jurusan : Manajemen

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang

    merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan

    merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang

    lain.

    Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi

    dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

    baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

    Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari

    menjadi tanggungjawab saya.

    Jakarta, 24 Maret 2010

    (Roey Sandi)

  • 3

    STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

    BEVERAGES

    DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

    Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

    Ekonomi

    Oleh

    Roey Sandi

    NIM : 105081002540

    Di Bawah Bimbingan

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. Hj.Pudji Astuty,SE.,MM Titi Dewi Warninda,SE.,MSi

    NIP.031 106 5804 NIP.19731221 200501 2002

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1431 H/2010M

  • 4

    STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

    BEVERAGES

    DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

    Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

    Ekonomi

    Oleh

    Roey Sandi

    NIM : 105081002540

    Di Bawah Bimbingan

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. Hj.Pudji Astuty,SE.,MM Titi Dewi Warninda,SE.,MSi

    NIP.031 106 5804 NIP.19731221 200502002

    Penguji Ahli I Penguji Ahli II

    Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM Hemmy Fauzan,SE.,MM

    NIP.19690203 200112 1003 NIP.19760822 200701 1014

  • 5

    Hari ini Selasa Tanggal 10 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah

    diajukan Ujian Komprehensif atas nama Roey Sandi NIM :15081002540 dengan

    judul Skripsi STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

    BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI). Memperhatikan

    penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah

    dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

    pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 10 November 2009

    Tim Penguji Ujian Komprehensif

    Indoyama N.SE.,MAB Suhendra, S.Ag.,MM

    Ketua Sekretaris

    Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM

    Penguji Ahli

  • 6

    Skripsi ini kupersembahkan untuk keluargaku

    tercinta dan orang-orang terdekatku

    Yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup

    anak-anaknya dalam iringan doa dan untaian kasih saying

    serta memfasilitasi putra putranya tanpa membeda-bedakan

    dan selalu membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini

    dari awal dan akhir yang penuh perjuangan dan pengorbanan.

    Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberi dukungan anak-

    anaknya demi kesuksesannya

    Teman-temanku tercinta yang selalu membeikan dukungan

    dan meluangkan waktuny pada saat aku memerlukan bantuan .

    Serta Dosen Pembimbing yang sampai saat ini memberikan

    jalan terang untuk tercapainya pembuatan skripsi ini

    Terima kasih

    Aku Sangat Menyayangi Kalian

  • 7

    Pendidikan Formal Tahun Lembaga Pendidikan Keterangan

    1993 - 1999 SDN Grogol Utara 08 Petang LULUS

    1999 2002 SLTPN 16 Palmerah LULUS

    2002 2005 SMU Negeri 29 Kebayoran LULUS

    2005 - 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta IPK 3,14

    Seminar dan Pelatihan Tahun Bidang Lembaga Keterangan

    2006 Seminar Nasional Quo Vadis

    Perekonomian Indonesia

    BEMF FEIS UIN

    Jakarta Sertifikasi

    Pengalaman Kerja

    2008 : Koperasi Visiana Bakti TVRI

    ROEY SANDI

    Jl.Juraganan 1. Rt 02/Rw 012 No.15

    Kelurahan Grogol Utara Kebayoran Lama

    Jakarta Selatan 12210

    Email : [email protected]

    HP : 085691849757 / 087882242263

    Tempat / Tanggal Lahir : Yogjakarta, 17 September 1987 Agama : Islam

    Tinggi / Berat Badan : 176cm / 55kg

    Status : Belum Menikah

  • 8

    ABSTRACT

    In decision making for investors must be careful to invest their fund at various financial assets. Recently, Some companies that listed in Indonesia Stock

    Exchange have already more abundant to many sectors like Trade Company, Service Company, Investment, Property, Food and Beverage, and other sectors. In

    this research are factors that influence return of stock investment like Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA), and

    systematic risk then Economic Value Added (EVA) as moderating variable can influence the relationship of DER, PER, ROA, and systematic risk to share return

    in the period 2005 to 2008.

    The objective of this research is to prove that factors above have strong effect

    to share return and the purpose can be obtained.

    The population of this research is food and beverage listed in Indonesian

    Stock Exchange in 2005 to 2008 with the method of proportional random

    sampling based on their kind of business. The analysis model applied is multiple

    regression analysis. The data was analyzed by using EViews version 5.0.

    The result of research shows that simultaneously independent variable of Debt

    to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return on Assets, systematic risk, and

    Economic Value Added have significant effect to share return at the companies

    taken as samples for the period of 2005 to 2008.

    Key words : economic value added, food and beverage company, Indonesia

    Stock Exchange

  • 9

    STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND

    BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

    Roey sandi Jurusan Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    ABSTRAK

    Dalam pengambilan sebuah keputusan para pemegang saham (investor) harus

    lebih teliti untuk menginvestasikan dananya pada berbagai aset keuangan. Dewasa

    ini beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sudah banyak dari

    beberapa sektor dari industri perdagangan, jasa, investasi, Manufaktur, Properti,

    makanan dan minuman dan lainnya. Dalam penelitian ini merupakan faktor-faktor

    yang mempengaruhi return saham seperti Debt to Equity Ratio (DER), Price

    Earning Ratio (DER), Return On Asset (ROA), dan Beta serta bagaimana

    pengaruh Economic Value Added (EVA) sebagai variabel moderat dapat

    mempengaruhi hubungan DER, PER, ROA, dan beta terhadap return saham

    tersebut periode 2005 sampai dengan 2008

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa faktor-faktor di atas dapat berpengaruh terhadap return saham

    Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 sampai dengan 2008 dengan

    sampel diambil secara proporsional random sampling berdasarkan jenis usaha yang akan diteliti. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

    berganda. Data diolah dengan bantuan EViews 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel bebas Debt to

    Equtiy Ratio, Price Earning Ratio, Return On Asset, dan beta berpengaruh secara

    signifikan terhadap return saham.

    Kata kunci : nilai tambah ekonomis, perusahaan makanan dan minuman,

    Bursa Efek Indonesia

  • 10

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbilalamin, segala puja dan puji syukur kita panjatkan

    kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat Beriring salam tak

    lupa penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai suri tauladan

    kita yang telah membimbing Ummatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

    Penulis mencoba untuk mencari bukti empiris apakah rasio-rasio keuangan

    dapat mempengaruhi return saham, serta apakah EVA dapat memperkuat faktor-

    faktor yang mempengaruhi itu terhadap return. Atas dasar itulah maka disusun

    skripsi dengan judul : STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR

    YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD

    AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI), Penyusunan

    skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk mencapai derajat Sarjana

    Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penulis sangat menyadari dengan sepenuh hati bahwa tanpa bantuan dari

    berbagai pihak, penulisan hasil laporan penelitian ini tidaklah akan terwujud

    dengan baik, karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan dan

    ketulusan hati penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

    1. Orang tua tercinta, Ibu dan Ayah yang telah memberikan dukungan

    moral dan materiil demi kebelangsungan pendidikan dan kesuksesan

    anak-anaknya, serta untaian doanya selama ini,sehingga penulisan

    skripsi ini dapat terlesaikan.

    2. Bapak Prof.Dr.Abdul Hamid,MS, Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

    Sosial beserta Pembantu Dekan I,II,II Fakultas Ekonomi dan Ilmu

    Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Prof Dr.Ahmad Rodoni,MM, Pudek Fakultas Ekonomi dan

    Ilmu Sosial Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu

  • 11

    memberi dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan

    skripsinya.

    4. Bapak Indoyama N,SE.,MAB, Ketua Jurusan Manajemen yang telah

    banyak membantu dan mengingatkan penulis untuk segera

    menyelesaikan skripsi ini.

    5. Ibu Leis Suzanawaty, SE.,M.Si, Sekretaris Jurusan Manajemen yang

    telah membantu penulis secara administratif.

    6. Ibu Dr.Hj.Puji Astuty,SE.,MM, Dosen Pembimbing skripsi yang telah

    banyak memberikan bantuan ,ilmunya, serta masukan-masukan secara

    detail dalam penulisan skripsi kepada penulis hingga selesai.

    7. Ibu Titi Dewi Warninda,SE.,M.Si, Dosen Pembimbing Akademik

    Jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmunya serta masukan

    secara detail dalam penulisan skripsi kepada penulis hingga selesai.

    8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya

    kepada penulis selama berada di bangku kuliah.

    9. Keluarga besar di Jakarta dan Jogjakarta, yang selalu memberi

    dukungan untuk mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi

    dan menyelesaikan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    10. Sahabatku yang suka hang out di Sky Gilang, kakak Juan, Juan,

    Novriansyah, (Coky), Jessica, Mimi, Vadiel, Kaka dirga, Legita

    wilmanda dan semua teman-temanku yang selalu mengiringi hidupku

    serta Facebookers dan Twitters yang setia selama ini selalu

    memberikan motivasi dan support supaya skripsi ini dapat terlesaikan.

    11. Sahabatku Brianditya, Ferina Erin, Robin, Egy, Ncuz, Diyar, Yuli

    Thea, dan Dumas, serta Ex Be Happy Management yang selalu

    menemaniku dan memberi support dan doa agar skripsi ini dapat

    terlesaikan.

    12. Semua teman-temanku di Gemilang Management, dan mba Nini yang

    dulu memberi semangatku dalam menjalankan kuliah, dan semoga

    menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan Negara. Amin.....

  • 12

    13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen angkatan 2005, Kak

    Yusuf Ardy (Mr.Kocak), Enny Safitri (Si Pendiam), Lesda Mutiaroh

    (Ms.Repot), Ibrahim Putra (Cianjur pisan), Rahmawati Apriliana

    (Ms.Deborah), Faizah (Ms.Ngemil), Yeny Fauziah (Ms. Rumpi),

    Muhibah (Ms.Lumpia), Susy Anggreini (Guruku Cantik Sekali),

    Wisudowati Ayu Sugito (Ms. Brilliant), Ninol (Imut-Imut), Fitriawati

    (Ms.Silent), Rina Apriliana (Ms.Molor), Selvina (Ms.Imut), Siti Qoriah

    (Ibu Oi), Mia (Ustadzah Gaul), Mitha (Ibu Ustadzah), Nurjanah (Ibu

    Mahasiswi), Polo (Sang Kapten), Bang Ridwan (Sang Ustad), Ahmad

    Dahlan (Lelaki Tangguh), Idel (Mr.Ngeres), Andry, Uyet, Marcos, Ifin,

    Rozak, Harry, Bang Wirawan, Iin, Q-Baqiah, Fauzi, Jody, Ustad, Here,

    Atel, Feby dan semua alumni Manajemen Keuangan 6A dan

    Manajemen D yang dulu sama-sama menjadi teman di bangku kuliah,

    semoga kita sukses di masa depan, amin............

    14. Serta teman-teman kecil ku dulu yang sampai saat ini mendukungku,

    dan sahabatku di SMA Brian, dan Alumni Rohis SMU 29 yang selalu

    memberi motivasi aku untuk menjalani hidup dan selalu ingat Allah.

    Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima kasih

    atas dukungannya dan bantuan yang tulus serta doa yang diberikan penulis selama

    ini demi kelancaran dalam pembuatan skripsi ini. Pada Akhirnya pada Allah SWT

    semua amal baik tersebut penulis kembalikan, semoga Allah SWT membalas

    semua kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis baik moril maupun

    materiil dengan balasan yang berlipat ganda.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk

    kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga hasil

    penulisan skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, khususnya

    pribadi penulis, serta yang Maha Kuasa senantiasa memberikan taufik dan

    hidayahnya kepada kita semua.

  • 13

    Amin ya rabbalalamin..

    Jakarta, 12 Maret 2010

    Penulis

  • 14

    DAFTAR ISI

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP i

    ABSTRACT ii

    ABSTRAK iii

    KATA PENGANTAR iv

    DAFTAR ISI viii

    DAFTAR TABEL xii

    DAFTAR GRAFIK xiii

    DAFTAR GAMBAR xiv

    DAFTAR LAMPIRAN xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah 1

    B. Identifikasi masalah 7

    C. Batasan masalah 8

    D. Perumusan Masalah 8

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori 11

    a. Pengertian Pasar Modal 13

    b. Analisis Laporan Keuangan 14

    c. Debt to Equity Ratio 15

    d. Peranan Economic Value Added (EVA) 15

    e. Return Saham 18

    f. Price Earning Ratio 22

    g. Return On Asset (ROA 23

    B. Penelitian Terdahulu 24

    C. Hubungan Antar Variabel 29

    D. Kerangka Berpikir 31

    E. Perumusan Hipotesis 33

  • 15

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian 36

    B. Metode Penentuan Sampel 36

    C. Metode Pengumpulan Data 39

    D. . Metode Analisis 40

    a. Menghitung Return 41

    b. Menghitung Debt to Equity Ratio 41

    c. Menghitung Price Earning Ratio 42

    d. Menghitung Return On Asset 43

    e. Menghitung Beta 44

    f. Menghitung EVA 45

    E. Operasional Variabel Penelitian 55

    BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 58

    a. Sejarah Pasar Modal di Indonesia 58

    b. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia 62

    B. Analisis Variabel 77

    a. Analisis Deskripsi Return Saham 78

    b. Analisis Deskripsi Debt to Equity Ratio 82

    c. Analisis Price Earning Ratio 85

    d. Analisis Return On Asset 89

    e. Analisis Deskripsi beta 92

    f. Analisis Deskripsi Economic Value Added 96

    C. Penemuan 99

    a. Pengujian Model 1 99

    1. Pengujian Asumsi Klasik 99

    a) Uji Normalitas 100

    b) Uji Autokorelasi 101

    c) Uji Multikolinieritas 103

    d) Uji Heteroskedastisitas 104

  • 16

    2. Pengujian Hipotesis 105

    a) Uji t 105

    b) Uji F 108

    c) Uji Regresi Linier Berganda 109

    b. Pengujian Model 2 111

    1. Pengujian Asumsi Klasik 111

    a) Uji Normalitas 112

    b) Uji Autokorelasi 114

    c) Uji Multikolinieritas 115

    d) Uji Heteroskedastisitas 117

    2. Pengujian Hipotesis 118

    a) Uji t 118

    b) Uji F 124

    c) Uji Regresi Linier Berganda 126

    D. Pembahasan 128

    BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

    A. Kesimpulan 134

    B. Implikasi 135

    C. Saran 136

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 17

    DAFTAR TABEL

    Nomor Keterangan Hal

    1 Daftar Perusahan 38

    2 Return Saham 78

    3 Debt To Equity Ratio 82

    4 Price Earning Ratio 85

    5 Return On Assets 89

    6 Beta (Risiko Sistematik) 92

    7 Economic Value Added (EVA) 96

    8 Uji Autokorelasi 101

    9 Uji Multikolineritas 103

    10 Uji Heterokedastisitas 104

    11 Uji Regresi Berganda 110

    12 Uji Autokorelasi 114

    13 Uji Multikolineritas 116

    14 Uji Heterokedastisitas 117

    15 Uji Regresi Berganda 126

  • 18

    DAFTAR GRAFIK

    Nomor Keterangan Hal

    1.1 Return Saham Sebelum Transformasi 79

    1.2 Return Saham Sesudah Transformasi 80

    2.1 (DER) Sebelum Transformasi 83

    2.2 (DER) Sesudah Transformasi 83

    3.1 (PER) Sebelum Transformasi 86

    3.2 (PER) Sesudah Transformasi 87

    4.1 (ROA) Sebelum Transformasi 90

    4.2 (ROA) Sesudah Transformasi 90

    5.1 (Risiko Sistematik) Sebelum Transformasi 93

    5.2 (Risiko Sistematik) Sesudah Transformasi 93

    6.1 (EVA) Sebelum Transformasi 97

    6.2 (EVA) Sesudah Transformasi 98

  • 19

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Keterangan Hal

    7 Uji Normalitas Data (Pengujian Model 1) 100

    8 Uji Normalitas Data (Pengujian Model 2) 113

  • 20

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Keterangan Hal

    1 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 i

    2 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 ii

    3 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 iii

    4 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 iv

    5 Pengujian Menggunakan Eviews v

    6 Data Perusahaan Tahun 2005 (Setelah Transformasi LOG) xii

    7 Data Perusahaan Tahun 2006 (Setelah Transformasi LOG) xiii

    8 Data Perusahaan Tahun 2007 (Setelah Transformasi LOG) xiv

    9 Data Perusahaan Tahun 2008 (Setelah Transformasi LOG) xv

  • 21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia merupakan lahan empuk bagi investor untuk menanamkan modal

    untuk diinvestasikan dalam berbagai bentuk sekuritas. Sehingga tidak salah lagi

    perusahaan berbagai aspek dan jenis menjadi bagian dalam pasar bursa. Pasar

    modal Indonesia merupakan salah satu dari emerging market, yaitu pasar modal

    yang baru berkembang diantara Negara-negara sedang berkembang atau Negara

    industri baru dengan pertumbuhan yang fantastis. Pada tahun 1996 lalu Bursa

    Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang terbaik di Asia

    Tenggara. Selama 1 tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek

    Indonesia tumbuh 24.01 % atau naik 123.582 poin menjadi 637.432..

    Perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

    diklasifikasikan ke dalam 9 (sembilan) bagian berdasarkan jenis industri yaitu

    pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang

    makanan/konsumsi, properti dan real estate, infrastruktur, utilitas dan transportasi,

    keuangan, sektor perdagangan, jasa dan investasi. Di dalam era globalisasi

    ekonomi dunia yang tengah berlangsung dewasa ini setiap Negara merupakan

    bagian dari tatanan ekonomi dunia. Krisis moneter yang hingga saat ini masih

    berlangsung membawa dampak pada hampir semua aktivitas di Bursa Efek

    Indonesia (BEI). Dampak yang ditimbulkan dapat dilihat dari menurunnya kinerja

    Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti terjadi penurunan IHSG, nilai kapitalisasi

  • 22

    pasar maupun jumlah perusahaan yang akan listing di bursa. Harga saham-saham

    di Bursa Efek Indonesia mengalami koreksi sepanjang semester kedua tahun 1997

    akibat krisis moneter. Hampir semua sektor terkoreksi akibat krisis moneter,

    kecuali sektor pertambangan yang mencatat gain sebesar 19.74%. Departemen

    Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri

    rata-rata 8 persen per tahun untuk periode 2005-2009. Selain itu, ditetapkan empat

    kelompok industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian atau agro

    (pengolahan kelapa sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, cokelat, dan lain-lain),

    industri alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, perkapalan, dan

    kedirgantaraan), industri telematika (informasi dan telekomunikasi) dan

    manufaktur (tekstil, alas kaki, keramik, elektronik, konsumsi kertas, dan ban)

    (http//www.kompas.co id).

    Faktor utama yang menentukan kapasitas produksi suatu industri adalah modal

    investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan SDM, teknologi sumber daya

    alam, dan sektor-sektor pendukung. Salah satu sektor pendukung untuk

    kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana murah yang

    dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan menjual saham kepada publik di

    pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu BEI dapat menjadi media pertemuan

    antara investor dan industri. Khusus untuk industri (manufacture) terdapat 153

    perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan industri makanan

    dan minuman ada sebanyak 20 perusahaan (ICMD, 2004). Masih sedikitnya

    industri makanan dan minuman yang mencari dana melalui pasar modal membuka

    kesempatan luas bagi perusahaan sejenis lainnya untuk mencari dana di BEI. Bagi

  • 23

    perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat

    yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai regulator pasar modal. Selain itu,

    perusahaan juga harus mampu meningkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi

    peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor

    adalah seorang yang rasional, maka investor tersebut pasti akan sangat

    memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil yang

    akan diperolehnya.

    Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, penggunaan ukuran kinerja

    keuangan yang mendasar pada analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur

    akuntansi konvensional, seperti rasio profitabilitas memiliki kelemahan utama

    yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah

    suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi

    kelemahan tersebut dikembangkan suatu pendekatan baru dalam menilai kinerja

    suatu perusahaan, yaitu Economic Value Added (EVA). Peningkatan kemakmuran

    pemegang saham antara lain dapat diukur dengan metode Economic Value Added

    (EVA). Konsep Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan oleh G.

    Bennet Steward, III, Managing Partner dari Stern Steward & Co dalam bukunya

    The Quest For Value (Harper Business, 1991). Konsep EVA menjadi sistem

    manajemen keuangan yang hangat dewasa ini. Menurut majalah Economist (2

    Agustus 1997) lebih dari 300 perusahaan di dunia telah mengadopsi sistem

    berbasis EVA. Metode ini diperkenalkan sekitar tahun 90-an oleh Stern Stewart

    dan Cos, sebuah perusahaan konsultan dari New York. EVA adalah salah satu

    cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. EVA merupakan indikator

  • 24

    tentang adanya perubahan nilai dari suatu investasi. EVA yang positif

    menunjukkan perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik

    perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimumkan

    nilai perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan

    pemegang saham. Peningkatan kemakmuran pemilik diarahkan pada penciptaan

    nilai perusahaan yang diatur melalui peningkatan nilai pasar saham. Perusahaan

    saham dapat memahami kegiatan-kegiatan yang akan dapat menciptakan nilai

    secara terus-menerus, sehingga dapat memaksimalkan kekayaan pemilik. Selama

    ini pengukuran kinerja manajerial umumnya dilakukan dengan menganalisa

    laporan keuangan standar. Namun laporan keuangan sendiri mempunyai

    kelemahan jika digunakan sebagai perangkat analisis dan jarang digunakan

    pengukuran kinerja dengan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya

    modal yang ditanamkan.

    Sebelum mengenal jauh tentang EVA ada beberapa analisis data yang

    diperoleh tentang kontribusi EVA pada perusahaan. Mencermati perhitungan

    EVA tahun ini banyak hal yang menarik. Secara keseluruhan terjadi penurunan

    jumlah perusahaan yang berhasil mencetak EVA. Tahun ini, hanya 24 perusahaan

    public nonbank dan lembaga keuangan yang mampu mencetak EVA positif,

    sedangkan tahun lalu ada 34 perusahaan. Berarti, hanya 10.9% dari Total

    perusahaan terbuka non bank dan lembaga keuangan lain yang berhasil

    menciptakan value bagi shareholder-nya. Hasil ini cukup menarik, karena di kala

    suku bunga SBI makin rendah atau turun menjadi 15.24% dibanding tahun 2001

    yang sebesar 16.41%, perusahaan publik di Indonesia justru semakin sedikit yang

  • 25

    membukukan nilai EVA positif. Padahal, penurunan SBI ini dapat dipergunakan

    sebagai indikator sederhana bahwa cost of capital yang ditanggung perusahaan

    seyogyanya lebih ringan. Penjelasan mengenai hal ini sebenarnya bisa dilihat

    sejalan dengan investasi baru yang dilakukan, sedangkan laba usaha setelah pajak

    (NOPAT/net operating profit after tax) cenderung tidak banyak peningkatan,

    bahkan dibeberapa industri, terutama perdagangan, tampak mengalami penurunan

    NOPAT. Sementara itu, industri barang konsumsi didominasi perusahaan blue

    chips tampil sebagai industri yang mampu menghasilkan perusahaan value creator

    terbanyak di Indonesia selama tiga tahun terakhir.

    Pertumbuhan konsumsi masyarakat yang merupakan kontributor terbesar

    Produk Domestik Bruto, yakni 64,7%,dan tumbuh cukup kuat (4.7% selama

    2002), membuka peluang perusahaan yang melayani kebutuhan konsumsi

    menciptakan value bagi pemegang sahamnya. Jadi, bukanlah sesuatu yang aneh,

    sama seperti tahun-tahun sebelumnya, jika Top Ten Value Creator tahun 2003 pun

    masih didominasi emiten dari industri ini dan sayangnya, PT Unilever Indonesia

    Tbk harus mengakui keunggulan PT Telkom Indonesia yang memang

    performanya meningkat sangat bagus. Aset besar terbukti tetap merupakan salah

    satu unsur yang berperan penting dalam penciptaan EVA yang tinggi.

    Dikarenakan, Unilever yang dikenal sebagai perusahaan yang sangat efisien

    dalam mengutilisasi asetnya, berhasil membukukan diri sebagai peraih spread

    EVA tertinggi (18,78%) dalam peringkat SWA100 tahun ini. Pada tahun 2002,

    sekali lagi sub industri rokok benar-benar menunjukkan keperkasaannya. Keempat

    perusahaan di industri ini dapat bertahan sebagai perusahaan SWA100, bahkan

  • 26

    HM Sampoerna dan Gudang Garam tetap bercokol di deretan elite perusahaan

    value creator. Sayang, tidak semua perusahaan rokok berhasil membukukan EVA

    positif. Penurunan NOPAT yang dialami PT Bentoel International Investasi

    berkode RMBA dan PT BAT Indonesia menjadi penyebab utama sulitnya

    mempertahankan peringkat yang telah mereka capai tahun sebelumnya. Sementara

    itu, di subindustri makanan dan minuman, PT Indofood Sukses Makmur, PT

    SariHusada, PT Multi Bintang Indonesia, PT Aqua Golden Mississippi yang tahun

    lalu masuk dalam Top Ten Value Creator, sekarang kembali merajai peringkat

    SWA100.

    Berdasarkan data pada JSX Fact book tahun 1997, nilai perdagangan sektor

    industri makanan dan minuman menempati urutan kedua di bawah industri dasar

    dan kimia. Hal ini akan menyebabkan industri pada sektor ini sebenarnya tidak

    akan banyak terpengaruh siklus ekonomi makro, karena dalam keadaan resesi

    maupun booming masyarakat pasti akan selalu membutuhkan komoditi ini.

    Seorang investor akan dihadapkan dua macam risiko yaitu risiko fundamental dan

    risiko pasar. Risiko fundamental dapat diketahui dengan melihat kebijakan

    keuangan emiten yaitu leverage keuangannya.

    Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menulis proposal

    penelitian ini dengan judul Studi Empiris Tentang Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food And Beverage Di Bursa Efek

    Indonesia.

  • 27

    Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:

    1. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan food and beverage yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005 sampai dengan 2008,

    sedangkan penelitian sebelumnya adalah perusahaan non konsumsi dan

    properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    2. Pada penelitian ini ditambah variabel moderat yaitu Economic Value Added

    (EVA).

    3. Pada penelitian ini membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang

    mempengaruhi return, dan adanya hubungan Economic Value Added (EVA)

    terhadap Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return

    On Assets (ROA), dan risiko sistematis atau beta terhadap return saham.

    4. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010, sedangkan penelitian sebelumnya

    dilakukan pada tahun 2003.

    B. Identifikasi masalah

    Peneliti ingin menguji apakah dengan adanya peningkatan return saham pada

    tahun 2005-2008 dapat memberikan informasi tentang bagaimana tingkat

    pengembalian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan

    kelanjutan dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Sudarto, Krishnoe

    Rachmi Fitrijati, Tohir, Bambang Sunarko, dan I Putu Yadnya dengan maksud

    untuk menguji apakah memang terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi return

    saham dan adanya rasio profitabilitas pada perusahaan-perusahaan yang go public

    sehingga dapat dilihat bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi

  • 28

    return saham dan apakah EVA dapat memperkuat faktor-faktor tersebut terhadap

    return. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

    pengukuran profitabilitas perusahaan, yaitu pengukuran profitabilitas perusahaan

    dari tingkat Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return on

    Asset (ROA), Risiko Sistematis (Beta), dan Economic Value Added (EVA).

    C. Batasan masalah

    Penelitian hanya meliputi perusahaan yang tergabung dalam IHSG yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun

    2005 sampai dengan 2008 dan penelitian hanya menguji faktor-faktor yang

    mempengaruhi return seperti DER, PER, ROA, dan beta serta menguji apakah

    Economic Value Added (EVA) dapat memperkuat faktor-faktor tersebut terhadap

    return saham baik secara parsial maupun simultan.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok

    permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On

    Asset (ROA), dan Risiko Sistematis (Beta) berpengaruh secara signifikan

    terhadap return saham pada perusahaan food and beverage di Bursa Efek

    Indonesia?

    2. Apakah Economic Value Added (EVA) dapat memperkuat hubungan Debt to

    equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan

  • 29

    Risiko Sistematis (Beta) terhadap return saham pada perusahaan food and

    beverage di Bursa Efek Indonesia?

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Untuk menguji DER, PER, ROA, dan Risiko Sistematis (Beta) secara

    empiris tentang pengaruhnya terhadap return saham perusahaan food and

    beverage di Bursa Efek Indonesia.

    2. Untuk menguji dan membahas pengaruh EVA dengan hubungan antara

    faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terhadap return saham

    perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia.

    Adapun hasil penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

    pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain pihak-pihak berikut.

    1. Bagi perusahaan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana

    keadaan atau kondisi return saham di pasar modal terutama di Indonesia

    dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya serta hubungan

    nilai tambah ekonomis untuk memperkuat rasio keuangan terhadap

    return sehingga perusahaan dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan atau pemikiran dalam mengambil keputusan.

    2. Bagi penulis

    Penelitian ini menjadi media bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan

    dan mengembangkan ilmu yang selama ini peneliti dapat dari mengikuti

  • 30

    perkuliahan di jurusan manajemen keuangan UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    3. Bagi investor

    Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi

    dan penyedia informasi sehingga dalam mengambil keputusan investasi

    di pasar modal khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi return

    saham.

    4. Penelitian selanjutnya

    Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi

    penelitian selanjutnya di bidang manajemen keuangan, khususnya yang

    ingin mendalami dan meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

    mempengaruhi return saham serta hubungan EVA dalam memperkuat

    DER, PER, ROA, dan risiko sistematis terhadap return saham.

    5. Bagi masyarakat

    Penelitian ini bagi masyarakat secara umum diharapkan berguna sebagai

    salah satu pengetahuan mengenai investasi pada pasar modal Indonesia.

  • 31

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    Pasar modal merupakan salah satu fasilitas untuk menyalurkan dana dari

    lenders (pihak yang memiliki kelebihan dana) kepada borrowers (pihak yang

    membutuhkan dana). Dengan menginvestasikan dana yang dimiliki di sisi lenders

    berharap mendapat imbalan dari penyerahan dana tersebut dan sebaliknya dari sisi

    borrowers tersedianya dana dari pihak luar yang memungkinkan mereka

    melakukan investasi tanpa menggganggu tersedianya dana dari hasil operasi

    perusahaan. Dengan proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi

    sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran

    (Husnan, 2001). Ukuran yang sangat lazim dipakai dalam penelitian suatu

    perusahaan untuk menilai kinerjanya dinyatakan dalam rasio keuangan yang

    dibagi dalam empat kategori utama (Martono dan Agus Harjito, 2004 : 53), yaitu :

    1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)

    Rasio likuiditas, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

    untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas

    perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang

    mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan

    persediaan.

  • 32

    2. Rasio Aktivitas (activity ratio)

    Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi

    perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Dengan

    kata lain, rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan

    secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan

    standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri.

    3. Rasio Solvabilitas

    Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

    jangka panjangnya. Perusahaan tidak solvabel bila total utang lebih besar daripada

    total aset. Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan untuk jangka panjang,

    sehingga rasio ini berfokus pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam rasio

    solvabilitas, antara lain rasio total utang terhadap total aset, rasio time interest

    earned, dan rasio fixed charges coverage.

    4. Rasio keuntungan (profitability ratio)

    Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar

    kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Bagi investor jangka panjang,

    rasio profitabilitas dapat digunakan untuk melihat keuntungan yang benar-benar

    akan diterima dalam bentuk deviden. Rasio ini akan dibahas tersendiri, karena

    merupakan bagian dari penelitian. Kemampuan perusahaan untuk menghaslkan

    laba dalam kegiatan operasinya (profitabilitas) merupakan fokus utama dalam

    penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator

  • 33

    kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi penyandang dananya juga

    merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek

    perusahaan di masa yang akan datang.

    1. Pengertian Pasar Modal

    Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan

    menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

    tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk

    memperkuat dana perusahaan (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009).

    Sebagaimana layaknya kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik apabika

    didukung oleh maraknya kegiatan di pasar.Demikian pula halnya dengan aktivitas

    yang berlangsung di pasar modal oleh perilaku di pasar modal oleh perilaku pasar,

    baik menurut emiten, broker, maupun investor. Menurut Sunariyah (2000:7) peran

    pasar modal dapat dilihat dari lima aspek berikut :

    a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara penjual dan pembeli sekuritas

    dengan berbagai kemudahan melalui sistem komputerisasi.

    b. Dapat memberikkan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh hasil

    (return) yang diharapkan.

    c. Operasi pasar modal dapat menghindari ketidakpastian (uncertainty) pada

    masa yang akan datang.

    d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat dalam

    pengembangan perekonomian dengan melakukan nvestasi melalui pasar

    modal.

  • 34

    2. Analisis Laporan Keuangan

    Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor

    dalam mengambil keputusan investasi. Horigan (1965) dalam (Tuasikal, 2001)

    menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan

    keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan

    pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja

    masa lalu dan masa mendatang. Rasio keuangan yang berasal dari laporan

    keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan

    dengan teknik analisis fundamental. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public

    diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan

    Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ).

    Analisis laporan keuangan tidak saja dilakukan dalam periode tertentu, tetapi

    diperlukan adanya suatu analisis komparatif sehinnga dapat dilihat suatu

    hubungan keuangan atau kecendrungan yang bersifat signifikan. Laporan

    keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan

    dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat

    komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk

    mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-

    kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut.

    3. Debt to Equity Ratio (DER)

    Debt to Equity Ratio (DER) digunakan merupakan rasio yang digunakan untuk

    mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholders

  • 35

    equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur

    modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimliki perusahaan.

    Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan

    jangka penjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga

    berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Secara

    sistematis debt to equity ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Total Debt

    DER = ____________________

    Total Shareholdersequity

    4. Peranan Economic Value Added (EVA)

    Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan

    untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa

    kesejahteraan hanya tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya

    operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) (Amin Tunggal

    Widjaja, 2008). Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang ini, tujuan

    perusahaan untuk memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan.

    Sebaliknya tujuan perusahaan untuk meningkatkan Economic Value Added,

    karena EVA merupakan satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungkan

    langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen.

    Menurut David Young (2000:32) EVA merupakan pengukur kinerja yang

    dapat dihitung di tingkar divisi.Menurut teori EVA dapat dihitung untuk setiap

  • 36

    kesatuan,departemen,segmenbisnis,secara geografis,dan sebagainya.Pebedaan

    secara pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional dalah EVA

    merupakan laba ekonomis, kebalikan dari laba akuntansi. Brigham (2001:53)

    mengatakan bahwa EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah

    perusahaan telah memberikan nilai tambah kepda pemegang saham.Oleh karena

    itu, jika manajer memfokuskan pada EVA maka hal ini dapat membantu

    memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang konsisten untuk

    memaksimalkan nilai pemegang saham.

    Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh

    Stewart & Company, sebuah konsultan manajemen terkemuka adalah salah satu

    varian value based management (Stewart 1991). EVA menghitung economic

    profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah

    dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan

    memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Secara

    matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital

    tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan.

    Sebelum munculnya konsep EVA, tolok ukur lain yang banyak digunakan oleh

    para analis untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, antara lain adalah arus kas

    yang dihasilkan dari aktivitas operasi (operating cash flows), earnings before

    extraordinary income, residual income dan lain sebagainya. EVA didasarkan pada

    konsep residual income, dengan menambahkan adanya penyesuaian akuntansi

    (accounting adjustment). Menurut Stewart & Company, earnings dan earnings

  • 37

    per share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja perusahaan. Pengukuran

    kinerja yang terbaik adalah economic value added (Stewart 1991).

    Ada tiga hal utama yang membedakan EVA dengan tolok ukur keuangan yang

    lain (McDaniel, Gadkari dan Fiksel 2000) yaitu : EVA tidak dibatasi oleh prinsip

    akuntansi yang berlaku umum. Pengguna EVA bisa menyesuaikan dengan

    kondisi spesifik, EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah

    perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit

    bisnis, dan Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bisa digunakan oleh

    bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang umum

    untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja keuangan.

    Pertumbuhan EVA merupakan tanda-tanda yang baik bahwa suatu saham

    harganya akan membumbung tinggi. Penciptaan nilai bukan sematamata untuk

    kepentingan pemegang saham, tetapi untuk manajer, pelanggan, pekerja pemasok,

    komunitas dimana perusahaan beralokasi. Apabila perusahaan memiliki nilai EVA

    yang positif dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut telah

    menciptakan nilai (creating value) sebaliknya, apabila nilai EVA negatif,

    dinamakan distructing atau destroying value.

    5. Return Saham

    Return adalah keuntungan yang diperoleh dari perusahaan individu dan

    institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya (Irham Fahmi dan Yovi

    Lavianti Hadi, 2009). Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara

    pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang

  • 38

    diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi

    dengan risiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha

    menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan

    konsep investasi yang memadai. Investor melakukan investasi baik pada asset riil

    maupun asset keuangan. Mengharapkan pengembalian (return). Menurut

    Jogiyanto (2000:107) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

    Pendapatan (return) saham dinyatakan sebagai berikut :

    Pit Pi (t-1) + Dit

    Rit = __________________

    Pi (t-1)

    Keterangan :

    Rit = Return saham periode t untuk perusahaan I

    Pit = Harga saham pada periode t

    Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

  • 39

    Return realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return

    realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan

    dan dihitung berdasarkan data hitoris. return ekspektasi (Expected Return) adalah

    return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda

    dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya

    belum terjadi. (Jogiyanto, 2000). Komponen return meliputi:

    a. Capital Gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang

    diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga beli (harga jual)

    yang keduanya terjadi dipasar sekunder.

    b. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara

    periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam

    presentase dari modal yang ditanamkan.(Abdul Halim, 2003).

    Berikut ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi return saham diantaranya

    adalah :.

    a. Risiko dan Return Saham

    Risk dan return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi

    dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam suatu

    periode akuntansi (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009). Dalam

    berinvestasi, selalu terdapat hal yang tidak dapat dihindari yaitu adanya risiko.

    Menurut Reilly et al. (2000:III) risiko dapat diartikan Risk is the uncertainty that

    an investment will earn its expected rate of return dari pengertian tersebut

  • 40

    dinyatakan bahwa risiko merupakan ketidaktentuan atas investasi yang akan

    diperoleh terhadap imbal hasil yang diharapkan..

    Menurut Scottet al. (2000:182) Risk the chance that an out come other than

    expected will occur. Hal tersebut didukung oleh pendapat Brigham et al.

    (1999:192) Risk can be defined as the chance that some unfavorable event will

    occur. Keown etal. (2002:469) mendefinisikan Risk the likely variability

    associated with expected revenue or income streams. Dari beberapa pengertian

    dapat disimpulkan bahwa risiko adalah penyimpangan yang terjadi antara actual

    return dari yang telah diperkirakan sebelumnya yaitu imbal hasil yang diharapkan

    (expected return).

    b. Risiko Sistematis (Beta)

    Risiko Sistematis (Systematic Risk) adalah risiko yang tidak bisa

    didiversifikasikan atau dengan kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara

    menyeluruh (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009). Risiko sistematis atau

    risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan), disebut juga dengan risiko

    pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum,

    misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga,

    risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Parameter yang

    digunakan dalam mengukur risiko ini adalah beta.

    Pengertian beta menurut Jones (2000:178) adalah Beta a measure of

    valatility, orrelative systematic risk. Dimana pengertian volatilitas adalah

    sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika

  • 41

    fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka

    beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Misalnya apabila return pasar naik sebesar

    5%, maka investor akan menghargapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5%

    pula.Scott et al. (2000:201) yang menyatakan bahwa Beta a measure stocks

    volatility relative to an average stock. Lain halnya dengan pendapat Brealey, et.

    al.(2001:290) yang mendefinisikan beta is a sensitivity of a stocks return to the

    return on the market portofolio. Sedangkan menurut Ross et al. (2003:431) beta

    adalah The amount of systematic risk present a particular risky asset relative to

    that in an average risky asset. Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur

    volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas. Secara matematis menurut Budie

    et al.(1999:166) beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    NXY (X )(Y)

    = __________________

    NX2 - (X) 2

    Keterangan:

    X = Return pasar (Rm)

    Y = Return saham (Ri)

    N = Jumlah data

    = Beta saham

    Atau dapat dinyatakan dengan rumus: Ross et al. (2003 : 285)

    Cov (Ri.Rm)

    i = Var (Rm)

  • 42

    Keterangan

    I = Beta saham

    Var = Varians

    Ri = Return saham

    Rm = Return Pasar

    6. Price Earning Ratio (PER)

    Rasio ini sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai harga saham,

    oleh karena itu rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu

    jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.Rumus yang dipergunakan

    yaitu :

    Harga saham

    PER = ________________

    Laba bersih per saham

    Rasio PER tersebut di atas biasanya dibandingkan dengan rasio perubahan

    sejenis di pasar. Model PER sering digunakan oleh peminjam emisi efek (under

    writer ) guna menentukan harga saham di pasar perdana dengan cara mengalikan

    PER industri sejenis berlaku di pasar sekunder dengan proyeksi laba bersih per

    saham. Model yang digunakan Harga saham = PER industri x Proyeksi Laba

    Bersih per Saham Atau Po = PER industri x EPS.

  • 43

    7. Return On Asset (ROA)

    Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat

    profitabilitas suatu perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba

    bersih yang dapat diperoleh dari opersional perusahaan dengan menghitungnya

    menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada

    pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi

    dari opersional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisiensi dari opersional

    perusahaan dan sebaliknya. Rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya

    asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu

    banyak, kelebihan uang kertas, dan aktiva tetap beroperasi dibawah normal.

    Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara

    keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan

    kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan

    (operatimg asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka

    panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha

    memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.

    Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan

    kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang

    dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio

    keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat

    pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif

    disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini

  • 44

    menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan

    belum mampu untuk menghasilkan laba.

    Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di

    dalam menghsilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

    ROA dapat dihitung dengan :

    EBIT

    ROA = __________________

    Total Asset

    Keterangan EBIT = Laba bersih sebelum bunga dan pajak

    B. Penelitian Terdahulu

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Sani Uyara dan Askam Tuasikal (2002)

    yang berjudul Moderasi Aliran Kas Bebas Terhadap Hubungan Rasio

    Pembayaran Dividen dan Pengeluaran Modal dengan Earning Response

    Coefficients.Hasil peneltitan menunjukkan semakin besar rasio pembayaran

    dividen, ERC semakin besar terutama perusahaan yang mempunyai aliran kas

    bebas yang tinggi, sedangkan pengeluaran modal tinggi tidak signifikan

    dengan penurunan ERC ( Earning response coefficients )

    2. Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Made Dharma Hartawan ( 2001 )

    dengan judul Studi Economic Value Added ( EVA) Dua Kelompok

    Perusahaan Go Public yang Mengeluarkan Obligasi .Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa EVA mampu membedakan kinerja keuangan yang baik

  • 45

    dan tidak baik secara signifikan dengan model analisis diskriminan.Rasio

    keuangan yang paling membedakan kinerja keuangan yang baik dan tidak baik

    dua kelompok perusahaan go public yang mengeluarkan obligasi tahun 1999

    adalah Book Value (BV),kemudian PER,dan Operating Profit Margin (OPM)

    3. Penelitian yang dilakukan oleh Taufiq Hermansyah Pengaruh Perubahan

    Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Return Saham Pada Bursa

    Efek Jakarta bertujuan untuk mengetahui pengaruh reaksi harga saham di

    Bursa Efek Jakarta terhadap event perubahan Sertifikat Bank Indonesia

    melalui return yang diperoleh pemegang saham dan mengetahui pengaruh

    perubahan Sertifikat Bank Indonesia pada saham terhadap abnormal return

    pada sebelum dan sesudah peristiwa. Dalam penelitian ini digunakan data

    sekunder yaitu data perusahaan yang merupakan kumpulan informasi data

    pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang telah dipublikasikan dan sumber data

    diperoleh dari BEJ dan Bank Indonesia. Populasi berupa saham-saham

    perusahaan anggota BEJ, sedangkan pengambilan sampel digunakan sampling

    jenuh yaitu 45 saham-saham perusahaan BEJ yang termasuk dalam LQ_45

    saham teraktif dan listing data perdagangan BEJ.Analisis data menggunakan

    analisis event study. Dari hasil analisis dengan berdasarkan hasil uji

    signifikansi pada saat perubahan Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) diperoleh

    (t hitung = 2,7147 > t tabel = 2,4468), hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima

    yang memberikan makna bahwa return saham perusahaan secara signifikan

    terpengaruhi oleh event. Pernyataan ini dapat ditunjukkan dengan adanya

    respon pelaku pasar sehingga mereka memperoleh abnormal return yang

  • 46

    positif pada t = 0 karena investor beranggapan bahwa informasi yang masuk

    dalam pasar modal relevan dalam hal pengambilan keputusan untuk

    berinvestasi. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa

    diduga ada rata-rata abnormal return yang positif akibat adanya pengumuman

    perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia terhadap return pemegang

    saham diterima. Hasil analisis data mengenai uji signifikasi sebelum dan

    sesudah return diperoleh (t hitung = 2,2467 < t tabel = 2,4468), hal ini berarti

    bahwa H0 diterima yang memberikan makna bahwa tidak ada perbedaan

    abnormal return antara sebelum dan sesudah perubahan suku bunga SBI.

    Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa diduga ada

    pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return pada sebelum dan sesudah

    adanya perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tidak

    diterima.Dalam penelitian ini, disarankan bahwa untuk mendapatkan

    keuntungan sesuai target yang diharapkan, maka pada kondisi harga mulai

    turun segera lakukan pembelian saham, untuk memperhitungkan apakah harga

    akan naik atau turun, perlu dilakukan analisis fundamental maupun analisis

    teknikal yang bertujuan untuk melihat pengaruh pergerakan harga, dan

    sebaiknya untuk memperoleh return, investor perlu memperhatikan faktor-

    faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya suku bunga Bank

    Indonesia (SBI), hukum penawaran dan permintaan, valas, kondisi

    fundamental emiten, IHSG, news rumors, kebijakan-kebijakan pemerintah dan

    faktor politik serta keamanan.

  • 47

    4. Penelitian yang dilakukan oleh Njo Anastasia Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

    Universitas Kristen Petra Yanny Widiastuty Gunawan Imelda Wijiyanti

    Alumni, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Analisis Faktor

    Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ

    . Properti merupakan salah satu sektor yang terpuruk sejak krisis ekonomi.

    Hal ini mengakibatkan harga saham properti di bursa efek juga terpuruk.

    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor

    fundamental dan risiko sistematik yang mempengaruhi harga saham di sektor

    properti.Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

    method. Dari tiga puluh tiga perusahaan, hanya diambil tiga belas perusahaan,

    karena memiliki laporan keuangan secara lengkap tahun 1996-2001. Hasil

    penelitian menunjukkan hanya faktor fundamental Book Value (BV) yang

    mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan factor fundamental

    yang lainnya tidak berpengaruh.

    5. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarto,Krishnoe Rachmi Fitrijati,Tohir,dan

    Bambang Sunarko dengan judul Analisis return saham dan Faktor Faktor

    yang Mempengaruhinya ( studi di BEJ ) .Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa return saham dapat diperoleh dengan menjumlahkan capital gain (loss)

    dan dividen. Return masing-masing saham perusahaan dapat dilihat melalui

    nilai return saham selama tiga tahun adalah positif.Leverage dalam penelitian

    ini diwakili oleh debt to equity ratio (DER).DER menunjukkan masing

    masing perusahaan objek penelitian dan rata rata.Secara keseluruhan dapat

  • 48

    disimpulkan bahwa hubungan antara return dengan DER negatif dan tidak

    signifikan sedangkan return dengan beta positif dab signifikan.

    6. Penelitian yang dilakukan oleh Gary C Biddle,Robert M.bowen,dan James

    S.Wallace dengan judul Does EVA Beat Earnings ? Evidence On

    Associations With Stock Return And Firm ValuesThis study test assertions

    that EVA is more higly associated with stock returns and firm values than

    accural eranings and evaluates which components of EVA.

    7. Penelitian yang dilakukan oleh Ign Danang Priyambodo dan Showam

    Masjhuri dengan judul Analisis Harga Saham Perusahaan Makanan Dan

    Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa dalam periode penelitian yaitu dari tahun 1993 sampai

    dengan tahun 1997, harga saham dari perusahaan industri makanan dan

    minuman yang terdaftar di BEJ ternyata kurang wajar.Dari sampel

    penelitian 50 % underpriced, 37,5 % overpriced, dan hanya 12,5%

    menunjukkan harga yang wajar.

    8. Penelitian yang dilakukan oleh I Putu Yadnya dengan judul Pengaruh

    Beberapa Rasio Keuangan Dan Nilai Tambah Ekonomis Teehadap Return

    Saham Dan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.Hasil penelitian

    menunjukkan Variabel bebas debt to equity ratio (DER), price earnings ratio

    (PER),dan return on asset (ROA) secara bersama sama berpengaruh secara

    signifikan terhadap return saham bpada perusahaan sampel periode 1997

    2001 .Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan uji F prtobabilitasnya

    sebesar 0,0009 atau 0.9 % dengan nilai R-square sebesar 14%.

  • 49

    C. Hubungan Antar Variabel

    a. Hubungan antara return saham dengan Debt to Equity Ratio(DER), Price

    Earnings Ratio (PER), Return On Asset (ROA) , dan Beta (sysmatic risk)

    Return saham sangat dipengaruhi oleh beberapa rasio-rasio keuangan seperti

    debt to equity ratio (DER), price earnings ratio (PER),return on asset (ROA),

    harga saham ,dan Beta (sysmatic risk), sehingga return saham dapat menjadi tolak

    ukur dalam sekuritisasi Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham

    diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan

    analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai

    saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan

    undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau

    nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya.. Untuk menghitung beta

    digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi beta suatu sekuritas dengan

    menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel terikat dan return-return

    pasar sebagai variabel bebas. Dalam penilaian saham, terdapat beberapa model

    teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis fundamental dan analisis

    teknikal. Faktor-faktor tersebut sebagai variabel bebas yang didasarkan pada

    pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan risiko dan return yang akan

    diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Pada penjelasan tersebut

    membuktikan bahwa semua variabel independen, DER, PER, ROA, dan beta

    merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham.

  • 50

    b. Hubungan Economic Value Added (EVA) dalam Menguatkan DER, PER,

    ROA, dan beta terhadap return.

    Peranan nilai tambah ekonomis (Economic Value Added), yang disingkat EVA

    diduga dapat mempengaruhi return perusahaan. EVA merupakan ukuran kinerja

    financial baru yang digunakan perusahaan,dan EVA merupakan pendekatan yang

    lebih baru dalam penilaian saham karena melalui EVA keberhasilan manajemen

    perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah perusahaan terlihat. Tujuan

    corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa

    menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika

    perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan

    meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak

    terpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan

    kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan

    menurun drastis. Pada penjelasan itu membuktikan dari penelitian sebelumnya

    dan berdasarkan teori terdapat hubungan antara EVA dengan rasio keuangan

    untuk memperkuat rasio tersebut terhadap return. Pernyataan yang menguatkan

    yaitu pada penjelasan dimana faktor-faktor tersebut seperti yang dijelaskan saling

    mempengaruhi.

  • 51

    D. Kerangka Berpikir

    1. Pengujian Model 1

    Perusahaan Food And Beverage yang

    Terdaftar di BEI

    DER

    Risiko sistematis

    ROA

    PER

    Analisa Regresi

    Hasil Analisis

    Interpretasi

    Uji t

    Uji F

    Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Return saham

  • 52

    2. Pengujian Model 2

    Perusahaan Food And Beverage yang Terdaftar di BEI

    EVA

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

    Return saham

    DER

    PER

    ROA

    Risiko

    Sistematis

    Analisis Regresi

    Hasil Analisis

    Interpretasi

    Uji t

    Uji F

  • 53

    E. Perumusan Hipotesis

    1. Perumusan Hipotesis Model I

    Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

    ini adalah :

    Ha1 = Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan

    mempengaruhi return saham.

    Ho1 = Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh negatif dan signifikan

    mempengaruhi return saham.

    Ha2 = Price Earning Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan

    mempengaruhi return saham.

    Ho2 = Price Earning Ratio tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan

    mempengaruhi return saham

    Ha3 = Return On Asset memiliki pengaruh positif dan signifikan

    mempengaruhi return saham.

    Ho3 = Return On Asset tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan

    mempengaruhi return saham.

    Ha4 = Beta memiliki pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi return

    saham.

    Ho4 = Beta tidak memiliki pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi

    return saham.

    Ha5 = DER, PER, ROA, dan beta memiliki pengaruh yang signifikan

    mempengaruhi return saham.

  • 54

    Ho5 = DER, PER, ROA, dan beta tidak memiliki pengaruh yang signifikan

    mempengaruhi return saham.

    2. Perumusan Hipotesis Model II

    Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

    ini adalah :

    Ha1 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

    memperkuat variabel DER terhadap return.

    Ha2 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

    memperkuat variabel PER terhadap return.

    Ha3 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

    memperkuat variabel ROA terhadap return.

    Ha4 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

    memperkuat variabel beta terhadap return.

    Ha5 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

    memperkuat variabel DER.EVA terhadap return.

    Ha6 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

    memperkuat variabel PER.EVA terhadap return.

    Ha7 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

    memperkuat variabel ROA.EVA terhadap return.

    Ha8 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

    memperkuat variabel beta.EVA terhadap return.

  • 55

    Ha9 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan

    memperkuat variabel DER, PER, ROA, beta, DER.EVA, PER.EVA,

    ROA.EVA, beta.EVA terhadap return.

    Sedangkan hipotesis nol dari masing-masing hipotesis alternatif tersebut

    adalah tidak terdapat pengaruh dan tidak signifikan.

  • 56

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang

    mempengaruhi return saham pada industri perusahaan makanan dan minuman

    yang telah go public di BEI, dan hubungan EVA dalam memperkuat DER, PER,

    ROA, dan Risiko sitematis (beta) terhadap return, serta analisisnya maka akan

    diperlukan beberapa pengujian terhadap variabel dependen dan variabel

    independen yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel dependen yang

    dimaksud adalah return saham, yaitu suatu indikator yang digunakan dalam

    menilai return saham beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu terdiri

    dari Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset

    (ROA), beta, dan Economic Value Added (EVA) sebagai variabel moderat.

    B. Metode Penentuan Sampel

    Prosedur penelitian sampel dalam penelitian ini dilakukan mula-mula dengan

    menetapkan bahwa dari 19 perusahaan industri makanan dan minuman yang

    sampai saat ini telah listed di BEI hanya akan diambil 14 Perusahaan saja

    berdasarkan tahun terakhir go public yaitu tahun 2008. Berikut ini penjelasan

    tentang subjek dan populasi penelitian, dan sampel penelitian.

  • 57

    a. Subjek dan Populasi Penelitian

    Populasi adalah semua individu atau unit unit yang menjadi objek penelitian,

    sedangkan sebagian individu atau unit-unit yang diambil dari populasi disebut

    sampel. Ada beberapa alasan yang dapat dijelaskan mengapa penelitian dilakukan

    hanya terdapat sampel saja, yaitu :

    1. Terbatasnya dana yang tersedia.

    2. Individu atau unit-unit dalam populasi bersifat homogen.

    3. Penelitian yang dapat dilakukan dapat mengakibatkan barang yang diteliti

    menjadi cacat atau rusak.

    4. Terbatasnya waktu dan tenaga dalam penelitian.

    5. Ukuran populasi sangat besar dan tak terhingga.

    Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2005-2008.

    b. Sampel Penelitian

    Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk bergerak pada

    industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

    periode 2005 sampai dengan 2008, yang berjumlah 14 perusahaan. Karena dari

    semua perusahaan yang terdaftar di BEI ada hanya 14 perusahaan yang bergerak

    di bidang tersebut yang memiliki kelengkapan data.

    Perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini adalah :

  • 58

    TABEL 1

    Daftar Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian

    No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

    1 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk

    2 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

    3 MYOR PT Mayora Indah Tbk

    4 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk

    5 AQUA PT Aqua Gollden Mississipi

    6 UNVR PT Unilever Indonesia

    7 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk

    8 SKLT PT Sekar Laut Tbk

    9 SMAR PT Smart Tbk

    10 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk

    11 DLTA PT Delta Djakarta Tbk

    12 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

    13 STTP PT Siantar Top Tbk

    14 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk

    Sumber : Bursa Efek Indonesia

    Dipilihnya perusahaan yang tergabung dalam IHSG karena perusahaan

    tersebut memiliki kriteria sebagai berikut :

    1. Sampel diambil menggunakan probability sampling dengan metode

    proportional random sampling dengan bantuan Eviews versi 5.0

  • 59

    2. Tercatat di BEI minimal 30 hari bursa.

    3. Keberadaan emiten di Bursa pada tahun 2005 sampai dengan 2008, dan

    4. Merupakan perusahaan pada sektor makanan dan minuman.

    Dari populasi berdasarkan bidang usahanya, setiap anggota populasi

    mempunyai kesempatan yang sama diambil sebagai sampel, dan diambil sampel

    dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan Yang dijadikan objek dalam

    penelitian ini adalah saham industri makanan dan minuman yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2005 2008. Oleh karena keterbatasan

    kelengkapan data yang diperlukan maka penulis hanya meneliti 14 perusahaan.

    Semua jenis data bersifat kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar

    Modal di BEJ meliputi harga saham individual bulanan, Indeks Harga Saham

    Gabungan (IHSG), dan laporan keuangan tahunan periode 2005-2008.).

    Perusahaan makanan dan minuman tersebut distrata berdasarkan bidang usahanya

    sehingga sampel ditentukan sebesar 10% dari populasi yang ada. Sampel diambil

    menggunakan probability sampling dengan metode proportional random

    sampling.

    C. Metode Pengumpulan Data

    Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai

    literatur, seperti penelitian lain, referensi pasar modal Indonesia, buku-buku

    tentang manajemen keuangan dan investasi. Dalam menghitung return saham (Y)

    menggunakan data harga saham individual bulanan dari tahun 2005-2008. Debt to

  • 60

    equity ratio, Price Earning Ratio, dan Return On Assets menggunakan data

    laporan keuangan dari masing-masing emiten. Dalam perhitungan beta digunakan

    harga saham bulanan dan Indeks Harga Saham Gabungan. Setelah ditentukan

    variabel dependen dan variabel independen yang akan diuji, selanjutnya adalah

    menentukan metode penelitian yang akan menjelaskan hubungan antara variabel

    dependen dan variabel independen tersebut.

    Jenis data yang digunakan berdasarkan sumbernya dalam penelitian ini adalah

    data sekunder yaitu dari instansi atau lembaga tertentu seperti jurnal,

    www.jsx.co.id dan hasil penelitian sebelumnya. Data juga diambil dari buku

    (sumber) yang berhubungan dengan materi penelitian ini. Metode yang digunakan

    untuk mengumpilkan data dalam penelitian ini adalah observasi pada berbgai

    sumber data seperti laporan tahunan dan www.idx.co.id

    D. Metode Analisis

    Apabila seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini telah lengkap maka

    data-data tersebut diolah dan dianalisis sesuai dengan permasalahan yang akan

    diteliti oleh penulis. Analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda

    dan Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif diolah dengan bantuan Eviews

    versi 5.0.

    a. Menghitung Return Saham

    Menurut Jogiyanto (2000), Return merupakan pengembalian dari suatu

    investasi dalam suatu periode yang tertentu.Return terdiri dari capital gain (loss).

  • 61

    Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang

    relative dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan

    kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Return

    saham sebagai variabel dependen adalah keuntungan yang diterima dari investasi

    saham selama periode pengamatan yang secara matematis.

    Rit = 1

    1

    t

    tt

    P

    PP

    Rit = Return saham yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada hari

    ke-t

    Pt = Harga penutupan pada hari t

    Pt-1 = Harga penutupan di hari sebelum t.

    b. Menghitung Debt to Equity Ratio (DER)

    Debt to Equity Ratio (DER) termasuk bagian dari rasio Laverage. Rasio ini

    mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

    panjangnya. Rasio laverage dapat dihitung berdasarkan informasi dari neraca,

    yaitu dari pos-pos aktiva dan pos-pos hutang. Menurut Slamet (2003:35) DER

    adalah perbaandingan antara total utang dengan total modal. DER digunakan

    untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholders equity

    yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Rasio ini juga menunjukkan pentingnya

    dari sumber modal pinjaman (relative importance of borrowed fund) dan tingkat

    keamanan yang dimilki kreditor. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil

  • 62

    jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan (Slamet,

    2003:35).

    Total Debt

    DER = _______________________

    Total shareholders equity

    Semakin besar DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi

    karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan

    modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Apabila perusahaan

    tersebut masih membutuhkan modal pinjaman, dapat dipastikan keuntungan yang

    dihasilkan oleh perusahaan akan difokuskan untuk mengembalikan pinjaman

    modal, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang

    memiliki DER yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara

    absolut maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya

    akan berdampak dengan menurunnya nilai return perusahaan.

    c. Menghitung Price Earning Ratio (PER)

    Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan

    oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas

    ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat

    keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Brigham & Gapenski

    (1996) dikutip dari Nany Nuraini (2000) mengemukakan bahwa PER

    menunjukkan besarnya harga yang bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap

    dollar laba yang dilaporkan oleh perusahaan.

  • 63

    Price Earning Ratio merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba

    per saham (Earning per Share).

    Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

    Harga Saham

    PER = _____________________

    Laba Per Lembar Saham

    d. Menghitung Return On Asset (ROA)

    Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di

    dalam menghsilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

    ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total

    aktiva yang ada. Setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan untuk

    mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Fokus ROA adalah profitabilitas, dan

    independen terhadap biaya modalnya.

    ROA dapat dihitung dengan :

    EBIT

    ROA = ________________

    Total Asset

    Keterangan EBIT = Laba bersih sebelum bunga dan pajak.

  • 64

    e. Menghitung Beta

    Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio

    relatif terhadap risiko pasar. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko

    sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk

    menghitung Beta portofolio, maka Beta masing-masing rata-rata tertimbang dari

    Beta masing-masing sekuritas. Beta dapat dihitung berdasarkan data historis

    return saham dan proyeksinya serta return pasar saham. Beta saham positif berarti

    mempunyai hubungan positif dengan kondisi pasar, bila return negatif maka pasar

    naik dan return saham juga naik dan sebaliknya. Nilai dari beta ( ) tersebut dapat

    dihitung dengan rumus Budie Et.al (1999:166)

    = N XY ( X) ( Y)

    Keterangan :

    X = Return Pasar (Rm)

    Y = Return Saham (Ri)

    N = Jumlah data

    = Beta Saham

    Beta saham juga dapat diperoleh dengan teknik CAPM ( Capital Asset Pricing

    Model) yang merupukan hubungan tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu

    asset yang berisiko dengan risiko dari asset tersebut pada kondisi pasar yang

    seimbang (equilibrium). Dalam kondisi equilibrium tingkat keuntungan yang

  • 65

    diharapkan oleh pemodal akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Menurut

    teori CAPM tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu sekuritas dapat

    dihitung dengan menggunakan rumus :

    E (Ri) = Rf + i { E (Rm) Rf }

    Keterangan :

    E (Ri) = Tingkat pencapaian yang diharapkan dari sekuritas i

    Rf = Tingkat pendapatan bebas risiko

    E ( Rm ) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari portofolio pasar

    i = Risiko sekuritas i

    f. Menghitung Economic Value Added (EVA)

    1. Menghitung Ongkos Modal Hutang (Kd)

    Kd dihitung dengan cara membagi antara biaya bunga yang terjadi pada tahun

    tersebut dengan total utang awal tahun yang penjumlahan antara hutang jangka

    panjang dan jangka pendek pada awal tahun perusahaan. Pajak atau ongkos modal

    hutang (Kd) yang digunakan dalam penelitian ini disimbolkan dengan t laba

    perusahaan sebelum pajak dikenakan pajak. Perhitungan ongkos modal hutang

    setelah pajak (Kd*) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

  • 66

    Biaya Total

    Kd = ___________________

    Total Hutang

    2. Menghitung Ongkos Modal Saham (Ke)

    Pada penelitian ini tanpa mengurangi keakurasian data digunakan pendekatan

    Companys bond yield. Untuk menghitung Ke dengan menjumlahkan nilai Kd

    masing-masing perusahaan yang telah dihitung dengan premi risiko. Premi risiko

    merupakan asumsi premi risiko atau tambahan risiko atau tambahan risiko yang

    harus ditanggung oleh pemilik ekuitas yang digunakan rata-rata di Indonesia dan

    dapat diterima di pasar modal.

    Ke = Companys own bond yield + risk premium

    3. Menghitung Struktur Modal Perusahaan

    Adanya perusahaan struktur modal perusahaan akan mempengaruhi risiko

    yang terkandung dalam saham biasa perusahaan yang pada akhirnya

    mempengaruhi harga saham. Perusahaan yang menetapkan struktur modal yang

    optimal akan menghasilkan keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian

    sehingga memaksimalkan harga saham.

    Struktur Modal (Kapital Awal Perusahaan)

    Hutang jangka pendek xxx

    Hutang jangka panjang xxx

  • 67

    Ekuitas/Modal saham xxx

    Struktur modal xxx

    Menghitung proporsi atau komposisi masing-masing komponen :

    Hutang

    Wd = _______________

    Struktur Modal

    Modal

    We = ________________

    Struktur Modal

    4. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)

    WACC atau C* yaitu penjumlahan hasil kali antara hasil tertimbang atas

    komponen hutang dan komponen modal perusahaan dengan prosentase masing-

    masing biaya hutang (ongkos modal hutang/Kd) dan biaya modal ekuitas (ongkos

    modal saham/Ke) yang perumusannya sebagai berikut :

    WACC = { (Kd x Wd) + (Ke x We) }

    5. Menghitung Net Operating After Tax (NOPAT)

    Net Operatng After Tax (NOPAT) adalah laba bersih/ earning after tax (EAT)

    yang dijumlahkan dengan biaya bunga dan dikurangkan dengan penghematan

    pajak.

  • 68

    6. Menghitung Economic Value Added (EVA)

    Economic Value Added atau (EVA) Merupakan keuntungan operasional

    setelah pajak dikurangi dengan biaya modal. Economic Value Added (EVA)

    merupakan selisih antara tingkat pengembalian modal ( r = rate of return on

    capital ) dengan biaya modal ( c = cost of capital ) dan dikalikan dengan buku

    ekonomis dari modal (capital).Formula dasar

    Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut :

    EVA = NOPAT WACC x Capital

    EVA = (r-c) x Capital

    = r x Capital c x Capital

    Formula di atas menunjukan bahwa Economic Value Added (EVA) adalah

    bahwa suatu pengukuran dengan memperhitungkan secara tepat semua faktor

    faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai (value).

    Dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah untuk memecahkan

    permasalahan yang diteliti, yaitu :

    1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif

    Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif variabel penelitian

    dimaksudkan untuk memberi penjelasan yang memudahkan peneliti dalam

    menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya yaitu dengan

    menjelaskan statistik deskriptif variabel utama yang diteliti. Statistik deskriptif

    berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil

    peringkasan data tersebut. Data-data statistik, yang bisa diperoleh dalam

    penelitian ini masih acak dan tidak terorganisir dengan baik. Data-data tersebut

  • 69

    harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau persentasi

    grafis, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan.

    2. Uji Normalitas Data

    Sebelum dilakukan analisis korelasi Product Moment maka dilakukan uji

    asumsi normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.

    Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

    normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala

    ordinal, interval, ataupun rasio (Duwi Priyatno, 2008). Jika analisis menggunakan

    metode parametrrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data

    berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal atau

    jumlah sampel sedikit jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang

    digunakan adalah statistik non parametrik. Pada eviews digunakan uji Jarque beta

    yaitu uji normalitas data residual metode OLS secara formal dapat dideteksi dari

    metode yang disumbangkan oleh Jarque-Beta. Metode Jarque Beta ini didasarkan

    pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Uji statistik dari J-B ini

    menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis.

    Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka nilai koefisien S = 0

    dan k = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi secara normal maka

    diharapkan nilai statistik J-B akan sama dengan nol. Jika nilai probabilitas dari

    statistik J-B besar atau dengan kata lain jika nilai statistik dari J-B ini