Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    1/27

    STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG OPINI PENGGUNA

    LAYANAN PADA LEMBAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS

    KOTA PASURUAN

    SKRIPSI

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

    Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama

    Manajemen Komunikasi

    Oleh :

    Yoga Laksenda Widayat

    NIM. 0710023053

    JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    2/27

    ABSTRAK

    Yoga Laksenda Widayat. 0710023053. 2014. Jurusan Ilmu Komunikasi, FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang. Studi Deskriptif

    Kualitatif Tentang Opini Pengguna Layanan Pada Lembaga Kesehatan di

    Puskesmas Kota Pasuruan. Pembimbing I: Rachmat Kriyantono, Ph.D,

    Pembimbing II: Nufian Susanti Febriani S.I.kom, M.I.kom.

    Opini berkaitan erat dengan pentingnya kualitas pelayanan dalam lembaga

     publik, hal tersebut dapat di lihat dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat

    yang merupakan masalah penting bagi setiap individu manusia sehingga semua

    manusia berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Baik dan tidaknya

     pelayanan dapat dilihat bagaimana pelayanan itu diberikan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap opini pengguna layanan. Apabila layanan yang diterima

    atau dirasakan baik maka pelayanan diopinikan baik, apabila layanan yang

    diterima tidak sesuai yang diharapkan maka pelayanan diopinikan tidak baik.

    Untuk itu opini merupakan cermin dari kualitas pelayanan dan pengguna layanan

     berhak mendapatkan kualitas pelayanan.

    Pendekatan dalam penelitian ini adalah konstruktivistik dengan jenis

     penelitian metode kualitatif deskriptif. Pendekatan konstruktivistik yaitu dimana

    realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah tapi sebaliknya, dibentuk dan

    dikonstruksi. Penelitian dengan metode kualitatif karena peneliti ingin mengetahui

    tentang opini pengguna layanan terhadap lembaga kesehatan di Puskesmas Kota

    Pasuruan melalui kegiatan wawancara terstruktur. Teknik penentuan informan

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Penelitian ini

    menggunakan analisis interaktif Miles and Hubberman dengan tiga tahapan yaitu

    reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

    Hasil penelitian ini, Untuk terciptanya komunkasi yang baik dalam

     pelayanan tidak hanya berdasarkan aspek kejelasan pesan dan bahasa yang mudah

    dimengerti semata, namun faktor Sumber Daya Manusia juga berpengaruh

    terhadap daya tangkap saat berkomunikasi. Fasilitas tidak hanya hanya dilihat dari

    segi medis dan non medis semata, namun jumlah jumlah tenaga petugas juga

    merupakan bagian dari fasilitas guna untuk menunjang kelancaran pelayanan.

    Faktor usia petugas layanan mempengaruhi sikap keramahan. Pengguna layanan

     beropini bahwa petugas layanan yang berusia muda lebih menunjukan sikap

    keramahan daripada petugas yang senior. Hambatan-hambatan dalam pelayanan

    masih terjadi di ketiga Puskesmas di Kota Pasuruan, hal tersebut dapat dilihat dari

     beberapa opini pengguna layanan yang masih mengeluhkan baik dari segi

    keramahan, kepastian pelayanan, sarana dan prasarana, tanggung jawab

     pelayanan, dan komunikasi.

    Kata kunci: Opini, Pelayanan, Puskesmas dan Pengguna Layanan

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    3/27

    1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 

    Opini merupakan hal yang

    mendasar dalam kegiatan  public

    relations  karena hubungan yang

    dilakukan oleh oraganisasi mana pun

    tidak terlepas dari munculnya opini di

    dalam masyarakatnya (Kasali, 2000.

    h.16). Menurut Abelson dalam Kasali

    (2000, h.20) menyebutkan bahwa opini

    mempunyai unsur sebagai molekul

    opini, yakni :

    1.   Belief ( kepercayaan tentang

    sesuatau)

    2.   Attitude  (apa yang sebenarnya

    dirasakan seseorang)

    3.   Perception (persepsi)

    Opini berkaitan erat dengan

     pentingnya kualitas pelayanan dalam

    lembaga publik, hal itu dapat dilihat dari

    fungsi dan peranannya dalam

    memberikan pelayanan kepada

     pengguna layanan, yang nantinya akan

     berpengaruh terhadap opini. Kualitas

     pelayanan yang buruk akan membuat

    opini menjadi tidak baik, begitu pula

     jika kualitas pelayanan yang diberikan

     baik, maka opini menjadi baik

    Dalam pelayanan publik sebuah

    instansi haruslah mempunyai visi dan

    misi yang merupakan tujuan dari

     pelayanan publik tidak terlepas dari

    Puskesmas sebagai pelayanan publik

    dalam bidang kesehatan, untuk

    mewujudkan visi dan misi diperlukan

    komunikasi yang baik. Praktik

    komunikasi bertujuan untuk menunjang

     pelaksanaan pelayanan publik bagi

     pelanggan atau konsumen sebuah

    organisasi dan mencapai tujuan

    organisasi (Saleh, 2010).

    Untuk menciptakan komunikasi

    yang efektif harus dilakukan persiapan-

     persiapan secara matang terhadap

    seluruh komponen proses komunikasi,

    komunikan, efek, umpan balik

    ( feedback ) bahkan faktor gangguan

    (noise) yang mungkin terjadi

    (Kriyantono, 2012. h.4).

    Salah satu aspek yang penting

    dalam pelaksanaan pelayanan publik

    adalah kemampuan seorang petugas

    layanan dalam berinteraksi dan

     berkomunikasi dengan orang lain.

    Komunikasi adalah hal yang paling

    lumrah dilakukan dalam orang

    memberikan layanan. Nilai baik

    tidaknya sebuah layanan sering dilihat

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    4/27

    2

    dari bagaimana cara petugas pemberi

    layanan dalam berkomunikasi dengan

     pelanggan. Untuk keterampilan

    komunikasi ini haruslah dimiliki dan

    dikuasai dengan baik oleh setiap

     petugas pemberi layanan. (Saleh, 2010).

    Pelayanan kesehatan adalah sub

    sistem pelayanan kesehatan yang tujuan

    utamanya adalah pelayanan preventif

    (pencegahan), dan promotif

    (peningkatan kesehatan) dengan tidak

    mengabaikan pelayanan kuratif

    (pengobatan) dan rehabilitatif

    (pemulihan) dengan sasaran masyarakat,

    yang dimaksud sub sistem yaitu sistem

    dalam pelayanan kesehatan adalah

    input, proses, output, dampak, umpan

     balik (Notoamodjo, 2007). Puskesmas

    sebagai salah satu salah satu instansi

     pemerintah yang berperan dalam

     penyelenggaraan pelayanan kesehatan

    kepada masyarakat dituntut untuk

    meningkatkan kualitas kinerja atau mutu

    dalam memberikan pelayanan kepada

    masyarakat sehingga pelayanan yang

    diberikan mampu memenuhi kebutuhan,

    keinginan, dan harapan masyarakat serta

    mampu memberikan kepuasan kepada

    masyarakat (Hukormas, 2014).

    Dalam kegiatan pelayanan

    kesehatan tidak hanya pelayanan secara

    medis saja namun juga tidak terlepas

    dengan prinsip-prinsip pelayanan yang

    tercantum dalam Kemenpan Nomor 63

    tahun 2003 yaitu kesederhanaan,

    kejelasan, kepastian waktu, kelengkapan

    sarana dan prasarana, kemudahan akses,

    kesopanan, kedisiplinan, keramahan,

    kenyamanan dan komunikasi.

    Di Indonesia pelayanan kesehatan

    terbilang masih buruk, menurut Badan

    Perlindungan Konsumen Nasional

    (BPKN) yang telah melakukan survei

    kondisi Pusat Kesehatan Masyarakat

    (Puskesmas) di Indonesia.

    Menunjukkan Hasilnya pelayanan

    Puskesmas di Indonesia khususnya

    Puskesmas di daerah menunjukkan

     bahwa masih jauh dari harapan para

     pasien ( Nurhayat, 2013).

    Kota Pasuruan sendiri terdapat 3

    Puskesmas induk dari 4 kecamatan,

    yaitu Puskesmas Kandangsapi,

    Puskesmas Gadingrejo, Puskesmas

    Kebonagung. Fasilitas kesehatan yang

     banyak dikunjungi penduduk kota

     pasuruan tahun 2013 adalah puskesmas

    sebesar 46,10 persen. Hal ini

    dikarenakan ketersediaan fasilitas

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    5/27

    3

     puskesmas cukup menyebar di setiap

    wilayah kecamatan ditambah

    keberadaan 28 puskesmas pembantu

    yang menunjang sarana kesehatan

    dengan besaran biaya yang terjangkau

    oleh masyarakat. Dari data statistik

    kesehatan kota pasuruan tahun 2013

     persentase penduduk menurut cara

     berobat jalan yaitu Rumah Sakit

     pemerintah 3,57 4,12 Rumah Sakit

    swasta 0,22 0,53 praktek dokter 29,20

    34,99 puskesmas 44,36 46,10 tenaga

    kesehatan 5,35 11,51 (Staistik Daerah

    Kota Pasuruan, 2013). Dari data di atas

    menunjukan bahwa warga Kota

    Pasuruan memiliki kecenderungan

     berkunjung ke Puskesmas untuk berobat

    dibandingkan dengan brobat ke Rumah

    Sakit Pemerintah, Rumah sakit Swasta,

    Praktek Dokter dan tenaga kesehatan.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang

    telah diuraikan diatas, dapat dibuat

    suatu rumusan masalah tentang

     bagaimana opini pengguna layanan pada

    lembaga kesehatan di Puskesmas Kota

    Pasuruan.

    1.3  Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah

    untuk mengetahui bagaimana opini

     pengguna layanan pada lembaga

    kesehatan di Puskesmas Kota Pasuruan.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat Praktis penelitian ini

    diharapkan dapat digunakan sebagai

     bahan pertimbangan oleh Pemerintah

    Kota Pasuruan untuk peningkatankualitas pelayanan publik Di Kota

    Pasuruan pada umum dan Pelayanan

    lembaga kesehatan Puskesmas pada

    khususnya. Buku skripsi ini juga

    diberikan kepada masing-masing

    Puskesmas di Kota Pasuruan sebagai

     bahan rekomendasi

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Makna Pelayanan pada

    Lembaga Publik

    Lembaga publik memiliki peran

    dalam berkehidupan bernegara yaitu

    untuk memajukan mensejahterakan

    masyarakat sehingga masyarakat dapat

    menjalani kehidupan yang tentram. dan

     peran pemerintah harus terlibat

    langsung di berbagai aspek kehdupan

    masyarakat. Peran tersebut dimaknai

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    6/27

    4

    sebagai salah satu bentuk pelayanan

    kepada publik tidak terlepas dari

     pelayanan kesehatan khususnya

     pelayanan Puskesmas.

    Pelayanan pada hakikatnya

    merupakan serangkaian kegiatan, karena

    itu proses pelayanan berlangsung secara

    rutin dan berkesinambungan, meliputi

    seluruh kehidupan organisasi dalam

    masyarakat. Proses yang dimaksudkan

    dilakukan sehubungan dengan saling

    memenuhi kebutuhan antara penerima

    dan pemberi pelayanan (Pangesti,

    2012).

    Moenir (2002, h.16) menyatakan

     bahwa proses pemenuhan kebutuhan

    melalui aktivitas orang lain yang

    langsung inilah yang dinamakan

     pelayanan. Jadi dapat dikatakan

     pelayanan adalah kegiatan yang

     bertujuan untuk membantu menyiapkan

    atau mengurus apa yang diperlukan

    orang lain.

    Menurut Kotler (2002, h.83)

    Pelayanan adalah setiap tindakan ataukegiatan yang dapat ditawarkan oleh

    suatu pihak kepada pihak lain, yang

     pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

    mengakibatkan kepemilikan apapun.

    Produksinya dapat dikaitkan atau tidak

    dikaitkan pada satu produk fisik.

    Pelayanan merupakan perilaku produsen

    dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

    keinginan konsumen demi tercapainya

    kepuasan pada konsumen itu sendiri.

    Dari pengertian tentang

     pelayanan diatas dapat disimpulkan

     bahwa pelayanan adalah sebuah

    kegiatan yang dilakukan oleh pemberi

    layanan baik itu berbentuk organisasi,

     perusahaan, atau lembaga negara yang

     bertujuan untuk melayani kebutuhan  –  

    kebutuhan pengguna layanan.atau bisa

     juga di simpulkan bahwa pelayanan

    merupakan suatu proses pemenuhan

    kebutuhan yang didapatkan melalui

    suatu aktivitas atau kegiatan yang

    dilakukan oleh orang lain. Salah satu

     jenis pelayanan adalah pelayanan

     publik.

    Pelayanan merupakan kegiatan

    utama pada orang yang bergerak di

     bidang jasa, baik itu orang yang bersifat

    komersial ataupun yang bersifat non

    komersial. Namun dalam

     pelaksanaannya terdapat perbedaan

    antara pelayanan yang dilakukan oleh

    orang yang bersifat komersial yang

     biasanya dikelola oleh pihak swasta

    dengan pelayanan yang dilaksanakan

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    7/27

    5

    oleh organisasi non komersial yang

     biasanya adalah pemerintah. Kegiatan

     pelayanan yang bersifat komersial

    melaksanakan kegiatan dengan

     berlandaskan mencari keuntungan,

    sedangkan kegiatan pelayanan yang

     bersifat non- komersial kegiatannya

    tertuju pada pemberian layanan kepada

     publik yang sifatnya tidak mencari

    keuntungan akan tetapi berorientasikan

    kepada pengabdian (Pangesti, 2012).

    Pelayanan kesehatan adalah sub

    sistem pelayanan kesehatan yang tujuan

    utamanya adalah pelayanan preventif

    (pencegahan), dan promotif

    (peningkatan kesehatan) dengan tidak

    mengabaikan pelayanan kuratif

    (pengobatan) dan rehabilitatif

    (pemulihan) dengan sasaran masyarakat,

    yang dimaksud sub sistem yaitu sistem

    dalam pelayanan kesehatan adalah

    input, proses, output, dampak, umpan

     balik (Notoamodjo, 2007).

    Jadi dapat disimpulkan bahwa

     pelayanan publik adalah segala bentuk

     jasa pelayanan baik dalam bentuk

     barang publik maupun jasa publik yang

     pada prinsipnya menjadi tanggung

     jawab dan dilaksanakan oleh Instansi

     pemerintah di Pusat, di daerah, dan di

    lingkungan Badan Usaha Milik Negara

    atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam

    rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

     perundang- undangan. Dalam

     pelaksanaannya diperlukan standar

     pelayanan agar terwujudnya pelayanan

    yang optimal (Pangesti, 2012).

    Berdasarkan Keputusan Menteri

    Pendayagunaan Aparatus Negara

     Nomor63 tahun 2003 penyelenggara

     pelayanan publik harus memiliki standar

     pelayanan dan dipublikasikan sebagai

     jaminan adanya kepastian bagi penerima

     pelayanan. Adapun bentuk pelayanan

    tersebut meliputi kesederhanaan,

    kejelasan, kepastian waktu, kelengkapan

    sarana dan prasarana, kemudahan akses,

    kesopanan, kedisiplinan, keramahan,

    kenyamanan dan komunikasi. Untuk itu

    saat ini pemerintah sebagai lembaga

     pelayan publik memiliki standar

     pelayanan yaitu yang lebih di kenal

    dengan Pelayanan Prima

    Dengan adanya standar dalam

    kegiatan pelayanan publik ini

    diharapkan pengguna layanan bisa

    mendapatkan pelayanan yang sesuai

    dengan kebutuhan dan prosesnya

    memuaskan dan tidak menyulitkan

     publik. Pada kajian ilmu komunikasi

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    8/27

    6

     pemasaran, ada yang disebut dengan

    kualitas pelayanan. Salah satu faktor

    dalam menentukan tingkat kepuasan

     pelanggan yang harus di perhatikan oleh

     perusahaan adalah kualitas pelayanan

    termasuk lembaga publik (Lupiyoadi,

    2001).

    2.2 Kualitas Pelayanan dan

    Kaitannya dengan Opini

    Pemberian pelayanan yang baik

    merupakan salah satu upaya perusahaan

    atau organisasi untuk menciptakan

    kepuasan bagi konsumennya. Jika

    konsumen merasa telah mendapatkan

     pelayanan yang baik, berarti perusahaan

    mampu memberikan pelayanan yang

     baik pula. Demikian pula sebaliknya,

     pelayanan tidak dapat diuraikan secara

    obyektif seperti sebuah produk,

    melainkan merupakan interaksi sosial

    dengan subyektivitas, lebih tergantung

     pada nilai, parasaan dan perilaku

    (Pangesti, 2012).

    Menurut Wyckcof dan Lovelock

    dalam bukunya yang dikutip dan

    diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono

    (2000, h.60) ada dua faktor utama yang

    mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu

    respected service  dan  perceived

     service. Apabila jasa yang diterima atau

    dirasakan ( perceived service) sesuai

    dengan yang diharapkan, maka kualitas

     jasa dipersepsikan sebagai kualitas

    ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima

    lebih rendah daripada yang diharapkan,

    maka kualitas jasa yang dipersepsikan

     buruk. Baik tidaknya kualitas jasa

    tergantung pada kemampuan penyedia

     jasa dalam memenuhi harapan

     pelanggannya secara konsisten.

    Pengguna layanan akan merasa

     puas apabila mereka mendapatkan suatu

     pelayanan yang berkualitas A.S. Moenir

    mengemukakan pendapat mengenai

    konsep pelayanan yang efektif sebagai

    suatu pelayanan yang berkualitas

    menurut A. S. Moenir (1995, h.204)

    adalah “Layanan yang cepat,

    menyenangkan, tidak mengandung

    kesalahan, mengikuti proses dan

    menyenangkan, tidak mengandung

    kesalahan, mengikuti proses dan

     prosedur yang telah ditetapkan lebih

    dahulu.”

    Definisi opini Menurut Cultip

    dan Center   dalam Sastropoetro (1987), 

    adalah suatu ekspresi tentang sikap

    mengenai suatu masalah yang  bersifat

    kontroversial. Opini timbul sebagai

    hasil pembicaraan tentang masalah yang

    http://www.blogger.com/goog_998503558http://www.blogger.com/goog_998503558http://www.blogger.com/goog_998503558http://fikom-jurnalistik.blogspot.com/2011/03/opini-publik.htmlhttp://ads.clicksor.com/newServing/yesupSearch/web.php?q=yanghttp://ads.clicksor.com/newServing/yesupSearch/web.php?q=yanghttp://fikom-jurnalistik.blogspot.com/2011/03/opini-publik.htmlhttp://www.blogger.com/goog_998503558http://www.blogger.com/goog_998503558http://www.blogger.com/goog_998503558

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    9/27

    7

    kontroversial, yang menimbulkan

     pendapat yang berbeda-beda. Dimana

    opini tersebut berasal dari opini-opini

    individual yang diungkapkan oleh para

    anggota sebuah kelompok yang

     pandangannya bergantung pada

     pengaruh-pengaruh yang dilancarkan

    kelompok itu.

    Pendapat lain dikemukakan oleh

    Leonard W. Doob (dalam Sunarjo 1984

    h.26) yang membentuk opini itu adalah

    sikap pribadi seseorang ataupun sikap

    kelompoknya karena itu sikapnya

    ditentukan oleh pengalamannya, yaitu

     pengalaman dari dan dalam

    kelompoknya itu pula. 

    Seperti yang di jelaskan dalam

     buku Sunarjo 1984.Cara suatu polling

    sesungguhnya adalah pengumpulan

    hasil wawancara oleh para petugas

    (interviwer ) dengan orang-orang yang

    dianggap dapat mencerminkan atau

    mewakili golongan tertentu.Wawancara

    tersebut semuanya berdasarkan

     pertanyaan-pertanyaan yang sudah

    terdaftar didalam kartu (ballot ). 

    Dalam kajian  public relations, 

    opini tidak terlepas dengan publik.

    Publik terdiri atas individu-individu

    yang mempunyai tingkat keterlibatan

    masalah yang sama terhadap suatu

    masalah tertentu yang sama (Kasali,

    2000. h.50).

    Grunig (1992) membagi 4 tipe publik yaitu sebagai berikut :

    1.   All issue publics, yakni publikyang aktif pada keseluruhanmasalah.

    2.   Apathetic publics, yakni publikyang tidak tertarik (tidak aktif)

     pada keseluruhan masalah.3.  Single issue publics, yakni

     publik yang aktif pada bagian

     bagian tertentu dari suatumasalah, mereka memiliki

    kepentingan yang berbeda beda.

    4.   Hot issue publics, yakni publikyang aktif pada satu isu tertentu

    menyangkut kepentingan umum.

    Freeman dalam Grunig (1992)

     juga menyebut publik sebagai

    stakeholder. Stakeholder dibedakan

    menjadi stakeholder internal dan

    stakeholder eksternal. Stakeholder

    internal adalah publik yang berada di

    dalam perusahaan sedangkan

    stakeholder eksternal adalah publik

    yang berkepentingan terhadap 

     perusahaan dan berada di luar

    organisasi. Dalam penelitian ini, penelitilebih memfokuskan terhadap publik

    eksternal yaitu pengguna layanan yang

    sesuai dengan judul penelitian ini,

    sedang publik internal dalam penelitian

    ini hanya di pergunakan untuk

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    10/27

    8

    memperoleh data tambahan atau sebagai

    data sekunder.

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1  Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian yang

    digunakan peneliti adalah konstruktivis.

    Peneliti menggunakan pendekatan

    konstruktivis karena realitas itu tidak

    dibentuk secara ilmiah tapi sebaliknya,

    dibentuk dan dikonstruksi. Dengan

    demikian, realitas yang sama bisa

    ditanggapi, dimaknai dan dikonstruksi

    secara berbeda-beda oleh semua orang.

    (Butsi, 2013).

    Tujuan peneliti menggunakan

    metode kualitatif karena peneliti ingin

    mengetahui tentang opini pengguna

    layanan terhadap lembaga kesehatan di

    Puskesmas Kota Pasuruan.

    Rancangan penelitian deskriptif

     bertujuan untuk menggambarkan sifat

    sesuatu yang tengah berlangsung saat

     penelitian dilakukan dan memeriksa

    sebab-sebabnya dari suatu gejala

    tertentu. Atau dengan kata lain, metode

    ini bertujuan menjawab pertanyaan

    tentang sesuatu saat proses penelitian

    sedang berlangsung (Sukidin dan

    Mundir, 2005, h.169).

    Dalam penelitian ini digunakan

    tipe penelitian deskriptif kualitatif

    karena penelitian ini bertujuan untuk

    menggambarkan secara sistematis,

    faktual dan akurat tentang fakta-fakta

    yang ditemukan dan juga hasil

    wawancara dalam penelitian tentang

    opini pengguna layanan pada lembaga

    kesehatan di Puskesmas Kota pasuruan.

    3.2 Lokasi Penelitian 

    Penelitian skripsi ini

    dilaksanakan di tiga Puskesmas yaitu :

    1.  Puskesmas Kandangsapi

    merupakan Puskesmas yang

    memiliki Poli kesehatan yang

    lengkap di Kota Pasuruan.

    2.  Puskesmas Gadingrejo

    merupakan puskesmas induk

    yang berada pesisir Kota

    Pasuruan.

    3.  Puskesmas Kebonagung

    merupakan satu-satunya

    Puskesmas yang menjadi

     program percontohan ISO

    (Internasional Organization for

    Standarization).

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    11/27

    9

    3.3.  Fokus Penelitian

    Fokus penelitian ini mengacu

     pada pertanyaan bagaimana opini

     pengguna layanan tentang pelayanan

    yang telah diberikan oleh ketiga

    Puskesmas di Kota Pasuruan yaitu

    Puskesmas Kandangsapi, Puskesmas

    Gadingrejo, Puskesmas Kebonagung,

     baik dari segi pelayanan, segi

    komunikasi petugas layanan, ketepatan

    waktu, keramahan petugas layanan dan

    fasilitas yang berada di ketiga

    Puskesmas tersebut.

    3.4. Teknik Penentuan Informan 

    Teknik penentuan informan

    yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah accidental sampling. Teknik ini

    adalah memilih siapa saja yang

    kebetulan dijumpai untuk dijadikan

    sampel (Kriyantono, 2012 h.160).

    Adapun untuk informan atau

    narasumber adalah sebagai berikut:

    1.  Pengguna layanan yang sedang

     berada di Puskesmas di Kota

    Pasuruan, dengan jumlah

    informan 34 orang, dalam teknik

    ini 2 orang tidak memenuhi

    syarat.

    2.  Kepala Puskesmas yang berada

    di ketiga Puskesmas yaitu

    Puskesmas

    Kandangsapi,Puskesmas

    Gadingrejo, Puskesmas

    Kebonagung

    3.  Petugas layanan yang berada di

    ketiga Puskesmas yaitu

    Puskesmas

    Kandangsapi,Puskesmas

    Gadingrejo, Puskesmas

    Kebonagung

    3.5  Teknik Pengumpulan Data

    1.  Wawancara terstruktur

    ( structured interview)

    Wawancara terstruktur adalah

    wawancara menggunakan

     pedoma wawancara (instruktur

     guide/ schedule), yang

    merupakan bentuk spesifik yang

     berisi instruksi yang

    mengarahkan periset dalam

    melakukan wawancara.

    Wawancara jenis ini dikenal

     juga sebagai wawancara

    sistematis atau wawancara

    terpimpin (Kriyantono. 2012.

    h.101).

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    12/27

    10

    2.  Observasi Non Partisipan

    Yaitu merupakan metode

    observasi di mana periset hanya

     bertindak mengobservasi tanpa

    ikut terjun melakukan aktivitas

    seperti yang dilakukan

    kelompok yang diriset, baik

    kehadirannya diketahui atau

    tidak (Kriyantono, 2012, h.112) 

    3.6 Keabsahan Data

    Keabsahan data dalam penelitian

    ini menggunakan analisis triangulasi.

    Analisis traingulasi  yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah analisis

    triangulasi  sumber dan authenticity.

    Triangulasi  sumber yaitu

    membandingkan atau mengecek ulang

    kepercayaan suatu informasi yang

    diperoleh dari sumber yang berbeda

    (Kriyantono 2012, h.72).

     Authenticity  yaitu memperluas

    konstruksi personal yang responden.

    ungkapkan. Peneliti memberi

    kesempatan dan memfasilitiasi

     pengungkapan konstruksi personal yanglebih detail, sehingga mempengaruhi

    mudahnya pemahaman yang lebih

    mendalam. Misalnya, peneliti memberi

     peluang subjek untuk bercerita panjang

    lebar tentang apa yang dialaminya.

    Dalam konteks wawancara informal dan

    santai (Kriyantono, 2012, h.72)

    3.7 Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah

    tahapan analisis interaktif Miles dan

    Hubberman (Sugiyono 2011, h.247),

    mengemukakan bahwa analisa dengan

    menggunakan analisis interaktif

    dilakukan melalui tiga prosedur yaitu:

    1.  Reduksi Data

    Sugiyono (2011, h.247)

    mengartikan “mereduksi data berrati

    merangkum, memilih hal-hal yang

     pokok, memfokuskan pada hal-hal

     penting, dicari tema dan polanya” data

    yang yang diperoleh dari pengumpulandata di lapangan yang jumlahnya cukup

     banyak perlu dicatat dengan teliti. Dari

     berbagai data yang diperoleh di

    lapangan terkait opini pengguna layanan

     pada lembaga kesehatan di Puskesmas

    Kota Pasuruan. Baik melalui wawancara

    dan pengamatan, peneliti memilih dan

    menentukan data mana saja yang sesuai

    yang nantinya akan dipergunakan untuk

    menganalisis, sehinggan data-data yang

    sekiranya tidak digunakan dan kurang

    mendukung analisis data, tidak

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    13/27

    11

    dipergunakan, dan sebaliknya peneliti

    akan menggunakan data yang sekiranya

     berguna dan mendukung penelitian akan

    dipilih dan dianalisis.

    2.  Penyajian Data

    Penyajian data dilakukan setelah

     proses pengumpulan data dan reduksi

    data dilakukan. Dari data yang telah di

    reduksi, maka ditampilkan untuk

    disajikan. Penyajian data dalam

     penelitian ini, dilakukan peneliti setelahmelakukan reduksi data dengan memilih

    dan mereduksi data yang perlu dan

     berkaitan dengan penelitian, maka

     peneliti akan menyajikan dan

    menampilkan data tersebut.

    3.  Menarik Simpulan (Verifikasi)

    Kesimpulan dalam penelitian

    kualitatif merupakan temuan baru yang

    sebvelumnya belum pernah ada.

    Temuan dapat berupa deskripsi atau

    gambaransuatu obyek yang sebelumnya

    masih remang-remang atau gelap,

    sehingga setelah diteliti menjadi jelas,

    dapat berupa hubungan kausal atau

    interaktif , hipotesis atau teori.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1  Gambaran Umum

    Pada sub bab ini peneliti akan

    menyampaikan berbagai data atau

    informasi mengenai subjek penelitian.

    Adapun yang menjadi subjek dalam

     penelitian ini opini pengguna layanan

     pada lembaga kesehatan di Puskesmas

    Kota Pasuruan yaitu Puskesmas

    Kandangsapi, Puskesmas Gadingrejo,

    Puskesmas Kebonagung. Pendekatandalam penelitian ini penulis

    menggunakan pendekatan

    konstruktivistik dengan metode

     penelitian deskriptif kualitatif, dan

    menggunakan teknis analisis data Milles

    and   Hubberman yaitu reduksi data,

     penyajian data dan verifikasi data.

    Pusat Kesehatan Masyarakat

    (Puskesmas) sebagai salah satu sarana

    kesehatan yang memberikan pelayanan

    kesehatan kepada masyarakat memiliki

     peran yang sangat strategis dalam

    mempercepat peningkatan derajat

    kesehatan masyarakat. (Litin, 2011).

    Dalam kegiatan pelayanan juga

    tidak terlepas dengan prinsip-prinsip

     pelayanan yang tercantum dalam

    Kemenpan Nomor 63 tahun 2003 yaitu

    kesederhanaan, kejelasan, kepastian

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    14/27

    12

    waktu, tanggung jawab, kelengkapan

    sarana dan prasarana, kemudahan akses,

    kesopanan, kedisiplinan, keramahan,

    kenyamanan, serta aspek-aspek

    komunikasi di dalamnya.

    Sampai saat ini Puskesmas di

    Kota Pasuruan merupakan fasilitas

    kesehatan yang paling sering dikunjungi

    oleh masyarakat Pasuruan. Dari data

    statistik kesehatan kota pasuruan tahun

    2013 persentase penduduk menurut cara

     berobat jalan yaitu Rumah Sakit

     pemerintah 3,57 4,12 rs swasta 0,22

    0,53 praktek dokter 29,20 34,99

     puskesmas 44,36 46,10 tenaga

    kesehatan 5,35 11,51

    (pasuruankota.go.id). dari data di atas

    menunjukan bahwa warga Kota

    Pasuruan memiliki kecenderungan

     berkunjung ke Puskesmas untuk

     berobat, warga Kota Pasuruan

    4.1.1 Profil Puskesmas di Kota

    Pasuruan

    4.1.1.1 Profil PuskesmasKandangsapi

    Puskesmas kandangsapi Kota

     pasuruan terdiri atas lahan seluas 2.564

    m2

    terdukung oleh tenaga profesional

     baik pegawai negeri, PTT, maupun

    honorer. Puskesmas Kandangsapi

    terletak di tengah-tengah Kota

    Pasuruan,

    Wilayahnya terdiri dari 6

    kelurahan yang terdiri dari kelurahan

    Panggungrejo, Mandaranrejo, Bugullor,

    Pekuncen, Petamanan, dan

    Kandangsapi, di dalam wilayah

    kecamatan Panggungrejo yang tersebar

    dari pusat kota hingga pinggiran pantai

    Selat Madura.

    Visi Puskesmas Kandangsapi :

    “Mewujudkan Millenium Development

    Goals Bidang Kesehatan Tahun 2015” 

    MISI

    1. Meningkatkan derajat kesehatan

    Ibu di wilayah kerja Puskesmas

    Kandangsapi

    2. Menanggulangi dan mencegah

    HIV/AIDS, Malaria, DBD, dan

     penyakit menular lainnya di

    wilayah kerja Puskesmas

    Kandangsapi

    3. Memelihara dan meningkatkan

     pelayanan kesehatan bermutu dan

    terjangkau

    4. Mendorong kerjasama lintas

    sektor dan swadaya masyarakat

    untuk hidup sehat

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    15/27

    13

    5. Melaksanakan pelayanan 5s yaitu

    senyum, sapa, salam, sopan,

    santun.

    MOTTO

    “Pastikan Anda Puas” 

    4.1.1.2 PROFIL PUSKESMAS

    KEBONAGUNG

    UPT Puskesmas Kebonagung

    terletak di sebelah selatan Kota

    Pasuruan, dengan mayoritas pendudukdi wilayah kerjanya adalah penduduk

    tetap. UPT Puskesmas Kebonagung

    mempunyai luas wilayah kerja yang

    meliputi 3 kelurahan, yaitu Kelurahan

    Purworejo, Kelurahan Kebonagung,

    Kelurahan Purutrejo dengan memiliki 3

    Puskesmas Pembantu (Pustu), yaitu

    Pustu Purworejo Pustu Kebonagung

    Pustu Purutrejo.

    Visi UPT Puskesmas Kebonagung

    “Mewujudkan pelayanan dasar yang

    ramah, professional dan partisipatif” 

    Misi UPT Puskesmas Kebonagung

    1. Mewujudkan pelayanan

    kesehatan dasar yang

    transparan dan partisipatif

    2. Meningkatkan pelayanan

    kesehatan yang bermutu,

    merata dan terjangkau dalam

     bentuk promotif, preventif,

    kuratif dan rehabilitative

    3. Mendorong kemandirian

    masyarakat untuk berperilaku

    hidup sehat

    4. Membangun citra pelayanan

    dengan memperlakukan

     pengguna layanan sebagai pusat

     perhatian dengan melaksanakan

    5s yaitu senyum, sapa, salam,

    sopan, santun.

    SLOGAN

    “Anda Puas Kami Bahagia, Masyarakat

    Sehat Dambaan Kita Bersama” 

    4.1.1.3 Profil Puskesmas Gadingrejo

    Puskesmas Gadingrejo terletak

    di sebelah utara Kota Pasuruan dengan

    mayoritas penduduk di wilayah kerjanya

    adalah penduduk tetap. Puskesmas

    Gadingrejo mempunyai luas wilayah

    kerja yang meliputi 3 Kelurahan yakni

    Kelurahan Gadingrejo, Karang Anyar,

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    16/27

    14

    dan kelurahan Tamba’an.  Dengan

    membawahi 4 Puskesmas Pembantu

    (Pustu), yakni Pustu Gadingrejo I, Pustu

    Gadingrejo II,Pustu Karang Anyar, dan

    Pustu Tamba’an.

    A. Visi, Misi dan Motto

    a.  Visi

    Visi Puskesmas Gadingrejo

    adalah “Terwujudnya Pelayanan

    Kesehatan Dasar Yang Prima

    Untuk Peningkatan Kualitas

    Kehidupan Seluruh Masyarakat” 

     b.  Misi

    Misi Puskesmas Gadingrejo

    adalah “Memantapkan

    manajemen kesehatan yang

    dinamis dan dapat di

     pertanggungjawabkan,

    melaksanakan pelayanan

    masyarakat dengan 5S (Senyum,

    Salam, Sapa, Sopan, Santun).

    c.  Motto

    Motto Puskesmas Gadingrejo

    adalah “ Kepuasan Anda Adalah

     Kebahagian & Tujuan Kami” 

    4.2 

    Sosiodemografis Informan

    Dari hasil penelitian yang telah

    dilakukan oleh peneliti di ketiga

    Puskesmas, peneliti mendapatkan data

    sosiodemografis dari publik pengguna

    layanan di ketiga Puskesmas dengan

    total informan yaitu 34 informan dan

     peneliti mendapatkan data bahwa

    Puskesmas satu-satunya merupakan

    tempat rujukan untuk berobat

    dibandingkan dengan lembaga

    kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit,

     praktek dokter. Untuk pengguna

    layanan di Puskesmas Kandangsapi

    rata-rata adalah perempuan, dari 11

    informan, 6 wanita dan 5 laki-laki

    dengan rata-rata berumur 35 tahun

    keatas dan lebih memilih Puskesmas

    daripada Rumah sakit dan Praktek

    dokter. Dari data yang diperoleh

     berikutnya yaitu profesi pengguna

    layanan yang ada di Puskesmas

    Kandangsapi yaitu bekerja sebagai

    wiraswasta, yaitu 4 orang, PNS 1 orang,

    Ibu rumah tangga 3 orang, pensiunan

    PNS, 2 orang dan petani/wiraswasta 1

    orang. Kemudian tingakat pendidikan

    rata-rata SMA, yaitu 5 orang, SMP 2

    orang, SD 1 orang, sarjana 2 orang,

    tidak bersekolah 1 orang dengan rata-

    rata penghasilan mereka +/- 800 Ribu

    sampai +/- 2 Juta.

    Dari pengguna layanan di

    Puskesmas Gadingrejo yang terbanyak

    adalah perempuan, dari 11 informan, 8

     perempuan dan 3 laki-laki dengan rata-

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    17/27

    15

    rata berumur 30 tahun keatas dan lebih

    memilih Puskesmas daripada Rumah

    sakit dan Praktek dokter.. Dengan

     profesi rata-rata sebagai wiraswasta

    yaitu 4 orang, PNS 2 orang, Ibu rumah

    tangga, 2 orang, tukang becak 1 orang,

     pegawai pabrik 1 orang. Tingkat

     pendidikan rata-rata yaitu SMA 5 orang,

    SMP 1 orang, SD 1 orang, sarjana 2

    orang, dan tidak bersekolah 2 orang

    dengan tingkat penghasilan rata-rata +/-

    500 Ribu sampai +/- 1,9 Juta.

    Dari pengguna layanan di

    Puskesmas Kebonagung yang terbanyak

    adalah laki-laki, dari 12 informan 8 laki-

    laki dan 4 perempuan dengan rata-rata

     berumur 22 tahun sampai dengan 50

    tahun dan lebih memilih Puskesmas

    daripada Rumah sakit dan Praktek

    dokter.. Dengan profesi rata-rata sebagai

    wiraswasta 4 orang, PNS 2 orang, surpir

    angkot 1 orang, tukang kebun 1 orang

     pegawai bank 1 orang, mahasiswa 3

    orang. Tingkat pendidikan rata-rata

    yaitu SMA 2 orang, SMP 1 orang, SD 2

    orang, sarjana 6 orang, tidak bersekolah1 orang dengan tingkat penghasilan

    rata-rata +/- 850 Ribu sampai dengan

    +/- 3 Juta.

    4.3  Kualitas Komunikasi

    Pelayanan Publik

    Hasil analisis tentang

    komunikasi pelayanan yang diberikan

    oleh pihak Puskesmas khususnya

     petugas layanan dan tenaga medis

    seperti dokter. Dari 32 informan, 28

    informan beropini bahwa kualitas

    komunikasi yang diberikan oleh petugas

    layanan dan petugas medis seperti

    dokter sudah dapat dimengerti baik dari

    segi kejelasan pesan dan bahasa yang

    mudah dipahami. Hal tersebut sesuai

    dengan yang diungkapkan oleh Saleh

    (2010) salah satu aspek yang penting

    dalam pelaksanaan pelayanan publik

    adalah kemampuan seorang petugas

    layanan dalam berinteraksi dan

     berkomunikasi dengan orang lain.

    Komunikasi adalah hal yang paling

    lumrah dilakukan dalam orang

    memberikan layanan. Nilai baik

    tidaknya sebuah layanan sering kali

    dilihat dari bagaimana cara petugas

     pemberi layanan dalam berkomunikasi

    dengan pelanggan. 2 informan yang beropini bahwa kejelasan pesan dan

     bahasa dalam komunikasi yang

    dilakukan oleh petugas layanan dan

    dokter.

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    18/27

    16

    Dalam wawancara yang di

    lakukan peneliti, pengguna layanan

     beropini bahwa untuk terciptanya

    komunikasi yang baik tidak hanya dari

    segi kejelasan pesan dan bahasa yang

    mudah dimengerti saja namun juga

    faktor Sumber Daya Manusia pengguna

    layanan. Seperti yang diungkapkan

    informan Bapak Hendra yang

    menyebutkan bahwa komunikasi yang

    terjalin antara petugas dan pasien juga

    tergantung pada Sumber Daya

    Manusianya, apabila Sumber Daya

    Manusianya rendah penangkapan

    tentang penjelasan akan berbeda. Serta

    yang diungkapkan Ibu Anik yang

     berdasarkan apa yang dilihat

    kebanyakan yang berkunjung di

    Puskesmas merupakan pengguna

    layanan dengan tingkat Sumber Daya

    Manusia yang rendah sedikit banyak

     berpengaruh saat berkomunikasi dengan

     petugas untuk itupetugas layanan atau

    dokter harus bisa memberikan

     penjelasan sebaik mungkin agar mudah

    dimengerti

    4.4  Keramahan Petugas Layanan

    Keramahan merupakan salah

    satu unsur pelayanan yang terdapat di

    dalam Kemenpan Nomor 63 Tahun

    2003. Berdasarkan hasil wawancara

    dengan pengguna layanan di ketiga

    Puskesmas di Kota Pasuruan mayoritas

     pengguna layanan beropini bahwa

    keramahan yang baik dilihat dari segi

    senyum, sapa, salam, sopan, santun. dari

    32 informan, 25 informan pengguna

    layanan beropini tentang keramahan

    yang dilihat dari aspek sapa, salam,

    senyum, sopan santun dan 3 informan

     pengguna layanan mengungkapkan

     bahwa semua petugas layanan bersikap

    ramah terhadap pengguna layanan,

    namun sikap ketidak ramahan tersebut

    tidak berpengaruh bagi pengguna

    layanan. sikap keramahan penting dalam

     pelayanan karena mencerminkan sikap

    melayani dengan tulus dan sepenuh hati

    agar mampu menginspirasi keprcayaan

    dan kenyaman bagi para pengguna

    layanan (Suriani, 2011). 4 informan

    yang beropini bahwa keramahan di nilai

    dari segi usia petugas layanan. Dari

    hasil tersebut mengungkapkan bahwa

     petugas yang berusia muda lebih ramah

    daripada petugas yang lebih tua atau

    senior.

    4.5  Opini Pengguna Layanan

    terhadap Fasilitas Sarana dan

    Prasarana di Puskesmas

    Sarana dan prasarana dalam

     pelayanan juga salah satu faktor yang

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    19/27

    17

     perlu diperhatikan guna menunjang

    kegiatan pelayanan. Menurut Moenir

    (1992, h.119) sarana adalah segala jenis

     peralatan, perlengkapan kerja dan

    fasilitas yang berfungsi sebagai alat

    utama atau pembantu dalam

     pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam

    rangka kepentingan yang sedang

     berhubungan dengan organisasi kerja.

    Dari 32 informan, 25 informan

     pengguna layanan beropini bahwa

    fasilitas yang diberikan oleh pihak

    Puskesmas sudah memadai baik secara

    medis dan non medis. Dari segi non

    medis publik mengungkapkan telah

    tersedianya fasilitas sarana dan

     prasarana seperti tempat duduk yang

    memadai, tersedianya televisi di ruang

    tunggu. Dari segi medis yaitu

     bertambahnya poli-poli serta

    kelengkapan alat-alat dokter. Kemudian

    5 informan pengguna layanan yang

    merasa bahwa fasilitas dalam pelayanan

    masih belum memadai baik dari segi

    medis dan non medis. Dari hasil

    wawancara dengan pengguna layanan

    fasilitas yang belum memadai dari segi

    non medis yaitu tidak teduhnya ruang

    tunggu yang mengakibatkan udara

     panas di ruang tunggu karena masuknya

    matahari, khususnya terjadi di

    Puskesmas Gadingrejo, berdasarakan

    hasil observasi yang di lakukan peneliti,

     peneliti juga merasakan langsung tidak

    teduhnya ruangan antri yang berada di

    Puksesmas Gadingrejo, dari segi medis

    masih kurangnya poli-poli yang berada

    di Puskesmas Kebonagung dan

    Puskesmas Gadingrejo serta tidak

    adanya alat yang di gunakan untuk

    operasi gigi.

     Namun tidak semua pengguna

    layanan beropini bahwa fasilitas hanya

     berupa non medis dan medis semata

    namun fasilitas jumlah tenaga petugas

    dan dokter juga merupakan wujud dari

    fasilitas. Fasilitas tidak hanya

     berdasarkan bentuk bangunan yang

    megah namun ketersediaan pegawai

    yang memadai merupakan bentuk

    menunjang kelancaran pelayanan

    (Trimurthy, 2008). Hal yang sama juga

    di ungkapkan oleh Bapak Frans dan Ibu

    Hj. Nastiti yaitu tersediaan dan

    kelengkapan fasilitas sarana dan

     prasarana seperti tempat duduk,

    ambulance dan banyaknya poli tidak bisa berjalan lancar tanpa tersedianya

    fasilitas tenaga petugas yang memadai.

    Menurtut Ibu Hj. Nastiti

    mengungkapkan bahwa petugas layanan

     juga merupakan bagian fasilitas

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    20/27

    18

     pelayanan guna penunjang kelancaran

    dalam pelayanan

    4.6 Hubungan Hambatan Pelayanan

    dengan Kepastian Pelayanan

    Hambatan dalam pelayanan

    sangat berkaitan dengan kepastian

     pelayanan. Jika pelayanan terhambat

    akan berdampak langsung baik kepada

     pengguna layanan dan Puskesmas itu

    sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dan

    observasi yang dilakukan peneliti, masih

    terdapat hambatan yang berdamapak

    terhadap kepastian layanan seperti tidak

    adanya fasilitas  speaker atau pengeras

    suara yang di pergunakan untuk

    memanggil pasien, hal tersebut seperti

    yang dialami langsung oleh Bapak

    Rokhim dan Bapak Agus yang berada di

    Puskesmas Kandangsapi dan Puskesmas

    Kebonagung yaitu dengan tidak adanya

     speaker   atau pengeras suara pada saat

     petugas memanggil tidak terdengar dan

    mengakibatkan di dahului oleh orang

    lain. Tidak adanya  speaker   atau

     pengeras suara tersebut juga

    diungkapkan oleh Kepala Puskesmas

    Kandangsapi Dr. Kristina dan Kepala

    TU Ibu Sumiar yang mengungkapkan

     bahwa hambatan pengeras suara atau

     speaker   memang juga menjadi kendala

     bagi petugas pada saat melakukan

     pemanggilan pasien karena jarah yang

    agak jauh antara ruang loket dengan

    ruang tunggu dan pihak Puskesmas akan

    segera membenahi kekurangan tersebut.

    Hambatan pelayanan juga terjadi

    dari segi antrian seperti yang dialami

    oleh 2 informan yang berada di

    Puskesmas Gadingrejo khsususnya.

    Kurang kesigapan petugas layanan

    dalam mengatasi antrian pengguna

    layanan. ketidaksigapan petugas layanan

    akan mengakibatkan antrian yang

     panjang di loket pendaftaran atau loket

     pembayaran (Trimurthy, 2008).Serta

    terjadinya diskriminasi pelayanan

    dengan memperlambat pelayanan yang

    tidak memiliki KTP Kota Pasuruan.

    4.7  Opini Pemgguna Layanan

    terhadap Tanggung Jawab

    Pelayanan di Puskesmas

    Mayoritas pengguna layanan

     beropini bahwa tanggung jawab dilihat

    dari segi petugas layanan dan petugas

    medis atau dokter. Pengguna layanan

     beropini pelayanan yang diberikan atas

    keluhan-keluhan dari pengguna layanansudah sesuai yang diharapkan baik dari

     petugas layanan dan dokternya. Dari

    segi medis yaitu tanggung jawab

     pelayanan dokter terhadap penanganan

     pengguna layanan seperti yang

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    21/27

    19

    diungkapkan oleh Bapak Hendra, Bapak

    Zaenal, dan Ibu Maslikha, apabila masih

    mengeluhkan sakit diharap untuk

     berobat kembali, dan akan diberikan

     penanganan yang lebih maksimal serta

    dokter yang perhatian terhadap

     perkembangan sakit yang dialami oleh

     pengguna layanan. Dan dari segi non

    medis seperti yang di ungkapkan oleh

    Mbak lisa yang beropini bahwa dengan

    tidak menelantarkan pasien dengan

    membuka pelayanan Puskesmas tepat

    waktu, dan Bapak Frans yang beropini

     bahwa petugas layanan sudah

     bertanggung jawab dengan

    mengantarkan pasien yang di rujuk

    kerumah sakit dengan ambulance dan

     beberapa petugas layanan. Tidak semua

     pengguna layanan yang merasa bahwa

    tanggung jawab dalam pelayanan belum

    dirasakan baik oleh pengguna layanan

    seperti yang dialami Bapak Samsul

    Bachri Pakpahan dan Mbak Marni

    mengungkapkan bahwa pelayanan

    adalah wujud dari pengabdian kepada

    masyarakat, tidak boleh menelantarkan

     pasien atau pengguna layanan meskipun

     jam mau tutup dan harus tetap melayani

    KTP dari luar kota. Kemudian 2

    informan beropini bahwa terdapat satu,

    dua petugas layanan yang kurang

     bertanggung jawab terhadap pelayanan

    namun pengguna layanan tersebut tidak

    mempermasalahkan petugas yang tidak

     bertanggung jawab tersebut.

    4.8  Opini Pengguna Layanan

    tentang Pelayanan Secara

    Keseluruhan di Puskesmas

    Kota Pasuruan

    Dari wawancara dengan

    informan yang berada di Puskesmas

    Kadangsapi dari 11 Informan, 10

    informan beropini baik secara

    keseluruhan tentang pelayanan yang

    diberikan oleh pihak Puskesmas.

    Kemudian 1 informan beropini kurang

     baik terhadap pelayanan. Berdasarakan

    hasil wawancara dengan pengguna

    layanan di Puskesmas Gadingrejo dari

    11 informan, 10 informan beropini baik

    terhadap segala aspek pelayanan seperti

    komunikasi, tanggung jawab, sarana dan

     prasarana, keramahan. Kemudian 2

    informan beropini bahwa pelayanan di

    Puskesmas Gadingrejo kurang.

    Kemudian 1 opini yang tidak digunakan

    dalam penelitian ini dikarenakan pada

    saat melakukan wawancara informan

    tersebut tidak bisa memberikan opini

    yang jelas terhadap pelayanan di

    Puskesmas Gadingrejo. Berdasarakan

    hasil wawancara dengan pengguna

    layanan di Puskesmas Kebonagung dari

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    22/27

    20

    12 informan, semua informan beropini

     baik terhadap segala aspek pelayanan

    seperti komunikasi, tanggung jawab,

    sarana dan prasarana, keramahan.

    Semua pengguna layanan di Puskesmas

    Kebonagung beropini baik terhadap

     pelayanan dari semua aspek pelayanan.

    Adapun beberapa pengguna layanan

    yang beropini di salah satu aspek

     pelayanan kurang namun tidak

    mempengaruhi pengguna layanan dan

    tetap menilai pelayanan publik tetap

     baik seperti yang diungkapkan oleh

    Bapak Darmanto. 1 informan yang tidak

    dipakai dalam penelitian ini dikarenakan

     pada saat melakukan wawancara

    informan tersebut tidak bisa

    memberikan opini yang jelas terhadap

     pelayanan di Puskesmas Kebonagung.

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan pemaparan pada

    hasil serta pembahasan penelitian

    menunjukkan bahwa:

    1.  Menurut pengguna layanan untuk

    terciptanya komunkasi yang baik

    tidak hanya berdasarkan aspek

    kejelasan pesan dan bahasa yang

    mudah dimengerti semata namun

    faktor Sumber Daya Manusia juga

     berpengaruh terhadap daya tangkap

    saat berkomunikasi meskipun secara

    kecenderungan opini pengguna

    layanan menyatakan bahwa

    komunikasi yang dirasakan baik dari

    segi kejelasan pesan dan bahasa

    yang mudah dimengerti

    2.  Menurut pengguna layanan, fasilitas

    tidak hanya hanya dilihat dari segi

    medis dan non medis semata, namun

     jumlah jumlah tenaga petugas juga

    merupakan bagian dari fasilitas guna

    untuk menunjang kelancaran

     pelayanan meskipun kecenderungan

    opini pengguna layanan di masing-

    masing Puskesmas merasa memadai

    dari segi fasilitas sarana dan

     prasaranan medis dan non medis

    3.  Tidak semua opini pengguna

    layanan menyatakan bahwa

    keramahan yang di berikan petugas

    layanan dan dokter dilihat dari aspek

    senyum, sapa, salam, sopan, santun

    meskipun kecenderungan opini

     pengguna layanan menyatakan

     bahwa keramahan sudah dirasa baik

    oleh pengguna layanan dari aspek

    keramahan tersebut, namun bahwa

    faktor usia petugas layanan

    mempengaruhi sikap keramahan.

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    23/27

    21

    Pengguna layanan beropini bahwa

     petugas layanan yang berusia muda

    lebih menunjukan sikap keramahan

    daripada petugas yang senior.

    4.  Hambatan - hambatan dalam

     pelayanan dan opini pengguna

    layanan yang kurang baik masih

    terjadi di ketiga Puskesmas di Kota

    Pasuruan, hal tersebut dapat dilihat

    dari beberapa opini pengguna

    layanan yang masih mengeluhkan

     baik dari segi keramahan, kepastian

     pelayanan, sarana dan prasarana,

    tanggung jawab pelayanan, dan

    komunikasi.

    5.2 Saran

    1.  Bagi Pihak Puskesmas

    Puskesmas sebagai lembaga

     pelayanan publik di bidang

    kesehatan khususnya harus

    memberikan pelayanan maksimal

    dengan meminimalisir pelayanan

    yang kurang memadai terhadap

     pengguna layanan baik dari

    keramahan, kepastian pelayanan,

    sarana dan prasarana, tanggung jawab pelayanan dan komunikasi.

    Hal tersebut dapat di lihat dari hasil

     penelitian yang beropini kurang

     baik, dimana sebagai salah satu

     penyebab pengguna layanan

     beropini kurang baik. Selain itu

     penelitian ini diharapkan dapat

    digunakan sebagai bahan

     pertimbangan oleh Pemerintah Kota

    Pasuruan untuk peningkatan kualitas

     pelayanan publik di Kota Pasuruan

     pada umumnya dan Pelayanan

    lembaga kesehatan Puskesmas di

    Kota Pasuruan pada khususnya.

    2.  Bagi Penelitian Selanjutnya

    Diharapkan peneliti selanjutnya

    dapat melakukan penelitian dengan

    ruang lingkup yang lebih luas lagi

    dan tidak hanya terbatas pada

    Puskesmas berdasarkan kecamatan

    di Kota Pasuruan namun juga

    dengan Puskesmas pembantu

    (Pustu). Dengan demikian,

     penelitian selanjutnya dapat lebih

    mengetahui opini pengguna layanan

    kesehatan Puskesmas di Kota

    Pasuruan lebih luas. Selain itu

     penelitian ini juga dapat digunakan

    sebagai wacana tambahan dan bisa

    dijadikan sebagai bahan

     pembelajaran ataupun sebagai dasaruntuk melakukan penelitian lain

    yang serupa.

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    24/27

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    JURNAL

    Siahaan, D. J. (2012). Opini masyarakat

    tobasa terhadap kinerja pemda

    tobasa. Jurnal.usu.ac.id . 1, 13-18.

    Fletcher, M. (1999). The effects of

    internal communication,

    leadership and team performance

    on successful service quality

    implementation A South African

     perspective.  Proquest.com, 5, 1-

    10.

    BUKU

    Grunig, J. E. (1992).  Execellence in

     public relations and

    communication management .

     New Jersey: Lawrence Erlbaum

    Associates Publishers

    Kasali, R. (2000).  Manajemen

     Publicrelations: Konsep Dan

     Aplikasinya Di

     Indonesia. Jakarta: PT. PustakaUtama Grafiti.

    Kasali, R. (1994).  Manajemen

     Publicrelations: Konsep Dan

     Aplikasinya Di

     Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama

    Grafiti.

    Kotler, P. (2002).  Manajemen

     pemasaran di Indonesia : analisis,

     perencanaan, implementasi dan

     pengendalian.  Jakarta: Salemba

    Empat

    Kriyantono, R. (2012). Teknik praktis

    riset komunikasi. Jakarta:

    Kencana.

    Kriyantono, R (2008). PR writing teknik

     produksi media public relations

    dan publisitas korporat.  Jakarta:

    Kencana.

    Laksana, F. (2008).  Manajemen

     pemasaran. Yogyakarta: Graha

    Ilmu

    Lupiyoadi , R. (2001).  Manajemen

     pemasaran jasa. Jakarta: PT.

    Salemba Empat.

    Moleong, L. J. (2004).  Metodologi

     penelitian kualitatif . Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya.

    Moenir, A. S. (2002).  Manajemen

     pelayanan umum Indonesia.

    Jakarta: Bumi Aksara.

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    25/27

    23

     Notoatmodjo, S. (2007).  Promosi

    kesehatan dan ilmu perilaku.

    Jakarta: Rineka

    Cipta.

    Purnama, N. (2006).  Manajemen

    kualitas: perspektif global .

    Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.

    Saleh, M. (2010).  Public service

    communication. Malang: UMM

    Press

    Sastropoetro, S. (1987).  Pendapat

     publik, pendapat umum dan

     pendapat khalayak dalam

    komunikasi sosial . Bandung:

    Remaja Rosda Karya.

    Sukidin, M. (2005). Metode penelitian :

    membimbing dan mengantar

    kesuksesan anda dalam dunia

     penelitian. Insan Cendekia.

    Sugiyono. (2011).  Metode penelitian

    kuantitatif kualitatif dan R&D.

    Bandung: Alfabeta

    Sutopo, & Suryanto A. (2006).

     Pelayanan prima. Jakarta:

    Lembaga Admistrasi Negara.

    Sunarjo, Djoenasih S.  (1984). Opini

     publik . Yogyakarta : Liberty

    Tjiptono, F. (2000).  Manajemen jasa.

    Yogyakarta: Penerbit Andi Ofset.

    Tjiptono, F. (2001). Strategi

     pemasaran. (1  th ed.). Yogyakarta:

    Andi Ofset.

    Warella, R. (1997). Administrasi publik,

    teori dan aplikasinya. Bandung:

    Rafika Aditama.

    LAIN-LAIN SUMBER

    KEPUSTAKAAN

    Kusumaningrum, D. U. (2010). Opini

     publik dalam rubrik sms

    wargatentang kualitas pelayanan

     publik (analisis isi rubrik SMS

    warga terkait kecenderungan

    opini publik tentang kualitas

     pelayanan publik “trans  J ogja”

     pada skh Kompas Yogyakarta

     periode Juni 2009- Juni 2010).

    (Skripsi Universitas Atma Jaya,

    2010). diakses dari http://e-

     journal.uajy.ac.id/1917/

    Pangesti, F. G. (2012).  Pelaksanaan pelayanan publik di Puskesmas

     Ngaglik I Sleman Yogyakarta.

    (Skripsi Universitas Negeri

    Yogyakarta, 2012). Diakses dari

    http://eprints.uny.ac.id/8586/

    http://e-journal.uajy.ac.id/1917/http://e-journal.uajy.ac.id/1917/http://eprints.uny.ac.id/8586/http://eprints.uny.ac.id/8586/http://e-journal.uajy.ac.id/1917/http://e-journal.uajy.ac.id/1917/

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    26/27

    24

    Trimurthy. I. (2008).  Analisis

     Hubungan Persepsi Pasien

    Tentang Mutu Pelayanan Dengan

     Minat Pemanfaatan Ulang

     Pelayanan Rawat Jalan

     Puskesmas Pandanaran Kota

    Semarang. (Thesis Universitas

    Diponegoro Semarang, 2008).

    Diakses dari

    http://eprints.undip.ac.id/17719/

    Setiawan, R. D. (2010).  Kualitas

     pelayanan Puskesmas

     Karangdowo Kabupaten Klaten

    kepada pasien Jamkesmas.

    (Skripsi Universitas Sebelas

    Maret, 2010). Diakses dari

    http://library.uns.ac.id/dglib/peng

    guna.php?mn=showview&id=135

    84

    Suriani, S. N.  Kualitas pelayanan

    kesehatan di Puskesmas Baja

     Kecamatan Cibodas Kota

    Tangerang . (Skripsi Universitas

    Sultan Ageng Tirtayasa, 2011).

    Diakses dari

    http://repository.fisip-

    untirta.ac.id/90/

    Butsi, F. I. (2013). Pendekatan positivis,

    konstruktivis dan kritis dalam

    metode penelitian komunikasi.

    Diakses pada 09 Februari 2014

    dari

    http://butsijournal.wordpress.com/

    2013/01/25/pendekatan-positivis-

    konstruktivis-dan-kritis-dalam-

    metode-penelitian-komunikasi/

    Bps Kota Pasuruan. (2013). Statistik

    daerah kota pasuruan 2013. Diakses

     pada tanggal 17 Juli 2014. Dari

    http://pasuruankota.bps.go.id/eng/d

    ata/publikasi/publikasi_2/publikasi/

    files/search/searchtext.xml

    http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://repository.fisip-untirta.ac.id/90/http://repository.fisip-untirta.ac.id/90/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://repository.fisip-untirta.ac.id/90/http://repository.fisip-untirta.ac.id/90/http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584

  • 8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin

    27/27

    Hukormas. (2014). Perlunya

     peningkatan mutu pelayanan

     puskesmas. Diakses pada tanggal

    19 Juli 2014. Dari

    http://www.gizikia.depkes.go.id/a

    rchives/10049 

    Lintin, Y. B. (2009).  Analisis kinerja

     pelayanan di puskesmas batua

     Makassar . ( Skripsi

    Universitas Hassanudin Makassar,

    2009). Diakses dari

    http://repository.unhas.ac.id/handle/

    123456789/255

    Nurhayat, W. (2013). Ini kondisi

    puskesmas di Indonesia: antrean

    panjang dan dokter yang kurang.

    Diakses pada tanggal 19 Juli

    2014. Dari

    http://news.detik.com/read/201

    3/12/11/152552/2438995/10/i

    ni-kondisi-puskesmas-di-

    indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kurang

     

    Zubaidah, N. (2013, November 07).

    Pemerintah akui pelayanan publik

    masih buruk . Diakses pada tanggal

    01 Februari 2014. Dari

    http://nasional.sindonews.com/read/

    803044/15/pemerintah-akui-

     pelayanan-publik-masih-buruk

    http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049http://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049