Upload
muh-maola-arif
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
1/27
STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG OPINI PENGGUNA
LAYANAN PADA LEMBAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS
KOTA PASURUAN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama
Manajemen Komunikasi
Oleh :
Yoga Laksenda Widayat
NIM. 0710023053
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
2/27
ABSTRAK
Yoga Laksenda Widayat. 0710023053. 2014. Jurusan Ilmu Komunikasi, FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang. Studi Deskriptif
Kualitatif Tentang Opini Pengguna Layanan Pada Lembaga Kesehatan di
Puskesmas Kota Pasuruan. Pembimbing I: Rachmat Kriyantono, Ph.D,
Pembimbing II: Nufian Susanti Febriani S.I.kom, M.I.kom.
Opini berkaitan erat dengan pentingnya kualitas pelayanan dalam lembaga
publik, hal tersebut dapat di lihat dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang merupakan masalah penting bagi setiap individu manusia sehingga semua
manusia berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Baik dan tidaknya
pelayanan dapat dilihat bagaimana pelayanan itu diberikan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap opini pengguna layanan. Apabila layanan yang diterima
atau dirasakan baik maka pelayanan diopinikan baik, apabila layanan yang
diterima tidak sesuai yang diharapkan maka pelayanan diopinikan tidak baik.
Untuk itu opini merupakan cermin dari kualitas pelayanan dan pengguna layanan
berhak mendapatkan kualitas pelayanan.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah konstruktivistik dengan jenis
penelitian metode kualitatif deskriptif. Pendekatan konstruktivistik yaitu dimana
realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah tapi sebaliknya, dibentuk dan
dikonstruksi. Penelitian dengan metode kualitatif karena peneliti ingin mengetahui
tentang opini pengguna layanan terhadap lembaga kesehatan di Puskesmas Kota
Pasuruan melalui kegiatan wawancara terstruktur. Teknik penentuan informan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Penelitian ini
menggunakan analisis interaktif Miles and Hubberman dengan tiga tahapan yaitu
reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini, Untuk terciptanya komunkasi yang baik dalam
pelayanan tidak hanya berdasarkan aspek kejelasan pesan dan bahasa yang mudah
dimengerti semata, namun faktor Sumber Daya Manusia juga berpengaruh
terhadap daya tangkap saat berkomunikasi. Fasilitas tidak hanya hanya dilihat dari
segi medis dan non medis semata, namun jumlah jumlah tenaga petugas juga
merupakan bagian dari fasilitas guna untuk menunjang kelancaran pelayanan.
Faktor usia petugas layanan mempengaruhi sikap keramahan. Pengguna layanan
beropini bahwa petugas layanan yang berusia muda lebih menunjukan sikap
keramahan daripada petugas yang senior. Hambatan-hambatan dalam pelayanan
masih terjadi di ketiga Puskesmas di Kota Pasuruan, hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa opini pengguna layanan yang masih mengeluhkan baik dari segi
keramahan, kepastian pelayanan, sarana dan prasarana, tanggung jawab
pelayanan, dan komunikasi.
Kata kunci: Opini, Pelayanan, Puskesmas dan Pengguna Layanan
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
3/27
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Opini merupakan hal yang
mendasar dalam kegiatan public
relations karena hubungan yang
dilakukan oleh oraganisasi mana pun
tidak terlepas dari munculnya opini di
dalam masyarakatnya (Kasali, 2000.
h.16). Menurut Abelson dalam Kasali
(2000, h.20) menyebutkan bahwa opini
mempunyai unsur sebagai molekul
opini, yakni :
1. Belief ( kepercayaan tentang
sesuatau)
2. Attitude (apa yang sebenarnya
dirasakan seseorang)
3. Perception (persepsi)
Opini berkaitan erat dengan
pentingnya kualitas pelayanan dalam
lembaga publik, hal itu dapat dilihat dari
fungsi dan peranannya dalam
memberikan pelayanan kepada
pengguna layanan, yang nantinya akan
berpengaruh terhadap opini. Kualitas
pelayanan yang buruk akan membuat
opini menjadi tidak baik, begitu pula
jika kualitas pelayanan yang diberikan
baik, maka opini menjadi baik
Dalam pelayanan publik sebuah
instansi haruslah mempunyai visi dan
misi yang merupakan tujuan dari
pelayanan publik tidak terlepas dari
Puskesmas sebagai pelayanan publik
dalam bidang kesehatan, untuk
mewujudkan visi dan misi diperlukan
komunikasi yang baik. Praktik
komunikasi bertujuan untuk menunjang
pelaksanaan pelayanan publik bagi
pelanggan atau konsumen sebuah
organisasi dan mencapai tujuan
organisasi (Saleh, 2010).
Untuk menciptakan komunikasi
yang efektif harus dilakukan persiapan-
persiapan secara matang terhadap
seluruh komponen proses komunikasi,
komunikan, efek, umpan balik
( feedback ) bahkan faktor gangguan
(noise) yang mungkin terjadi
(Kriyantono, 2012. h.4).
Salah satu aspek yang penting
dalam pelaksanaan pelayanan publik
adalah kemampuan seorang petugas
layanan dalam berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi adalah hal yang paling
lumrah dilakukan dalam orang
memberikan layanan. Nilai baik
tidaknya sebuah layanan sering dilihat
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
4/27
2
dari bagaimana cara petugas pemberi
layanan dalam berkomunikasi dengan
pelanggan. Untuk keterampilan
komunikasi ini haruslah dimiliki dan
dikuasai dengan baik oleh setiap
petugas pemberi layanan. (Saleh, 2010).
Pelayanan kesehatan adalah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan), dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan tidak
mengabaikan pelayanan kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dengan sasaran masyarakat,
yang dimaksud sub sistem yaitu sistem
dalam pelayanan kesehatan adalah
input, proses, output, dampak, umpan
balik (Notoamodjo, 2007). Puskesmas
sebagai salah satu salah satu instansi
pemerintah yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dituntut untuk
meningkatkan kualitas kinerja atau mutu
dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memenuhi kebutuhan,
keinginan, dan harapan masyarakat serta
mampu memberikan kepuasan kepada
masyarakat (Hukormas, 2014).
Dalam kegiatan pelayanan
kesehatan tidak hanya pelayanan secara
medis saja namun juga tidak terlepas
dengan prinsip-prinsip pelayanan yang
tercantum dalam Kemenpan Nomor 63
tahun 2003 yaitu kesederhanaan,
kejelasan, kepastian waktu, kelengkapan
sarana dan prasarana, kemudahan akses,
kesopanan, kedisiplinan, keramahan,
kenyamanan dan komunikasi.
Di Indonesia pelayanan kesehatan
terbilang masih buruk, menurut Badan
Perlindungan Konsumen Nasional
(BPKN) yang telah melakukan survei
kondisi Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) di Indonesia.
Menunjukkan Hasilnya pelayanan
Puskesmas di Indonesia khususnya
Puskesmas di daerah menunjukkan
bahwa masih jauh dari harapan para
pasien ( Nurhayat, 2013).
Kota Pasuruan sendiri terdapat 3
Puskesmas induk dari 4 kecamatan,
yaitu Puskesmas Kandangsapi,
Puskesmas Gadingrejo, Puskesmas
Kebonagung. Fasilitas kesehatan yang
banyak dikunjungi penduduk kota
pasuruan tahun 2013 adalah puskesmas
sebesar 46,10 persen. Hal ini
dikarenakan ketersediaan fasilitas
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
5/27
3
puskesmas cukup menyebar di setiap
wilayah kecamatan ditambah
keberadaan 28 puskesmas pembantu
yang menunjang sarana kesehatan
dengan besaran biaya yang terjangkau
oleh masyarakat. Dari data statistik
kesehatan kota pasuruan tahun 2013
persentase penduduk menurut cara
berobat jalan yaitu Rumah Sakit
pemerintah 3,57 4,12 Rumah Sakit
swasta 0,22 0,53 praktek dokter 29,20
34,99 puskesmas 44,36 46,10 tenaga
kesehatan 5,35 11,51 (Staistik Daerah
Kota Pasuruan, 2013). Dari data di atas
menunjukan bahwa warga Kota
Pasuruan memiliki kecenderungan
berkunjung ke Puskesmas untuk berobat
dibandingkan dengan brobat ke Rumah
Sakit Pemerintah, Rumah sakit Swasta,
Praktek Dokter dan tenaga kesehatan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan diatas, dapat dibuat
suatu rumusan masalah tentang
bagaimana opini pengguna layanan pada
lembaga kesehatan di Puskesmas Kota
Pasuruan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana opini
pengguna layanan pada lembaga
kesehatan di Puskesmas Kota Pasuruan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan oleh Pemerintah
Kota Pasuruan untuk peningkatankualitas pelayanan publik Di Kota
Pasuruan pada umum dan Pelayanan
lembaga kesehatan Puskesmas pada
khususnya. Buku skripsi ini juga
diberikan kepada masing-masing
Puskesmas di Kota Pasuruan sebagai
bahan rekomendasi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Makna Pelayanan pada
Lembaga Publik
Lembaga publik memiliki peran
dalam berkehidupan bernegara yaitu
untuk memajukan mensejahterakan
masyarakat sehingga masyarakat dapat
menjalani kehidupan yang tentram. dan
peran pemerintah harus terlibat
langsung di berbagai aspek kehdupan
masyarakat. Peran tersebut dimaknai
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
6/27
4
sebagai salah satu bentuk pelayanan
kepada publik tidak terlepas dari
pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan Puskesmas.
Pelayanan pada hakikatnya
merupakan serangkaian kegiatan, karena
itu proses pelayanan berlangsung secara
rutin dan berkesinambungan, meliputi
seluruh kehidupan organisasi dalam
masyarakat. Proses yang dimaksudkan
dilakukan sehubungan dengan saling
memenuhi kebutuhan antara penerima
dan pemberi pelayanan (Pangesti,
2012).
Moenir (2002, h.16) menyatakan
bahwa proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain yang
langsung inilah yang dinamakan
pelayanan. Jadi dapat dikatakan
pelayanan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk membantu menyiapkan
atau mengurus apa yang diperlukan
orang lain.
Menurut Kotler (2002, h.83)
Pelayanan adalah setiap tindakan ataukegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produksinya dapat dikaitkan atau tidak
dikaitkan pada satu produk fisik.
Pelayanan merupakan perilaku produsen
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen demi tercapainya
kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Dari pengertian tentang
pelayanan diatas dapat disimpulkan
bahwa pelayanan adalah sebuah
kegiatan yang dilakukan oleh pemberi
layanan baik itu berbentuk organisasi,
perusahaan, atau lembaga negara yang
bertujuan untuk melayani kebutuhan –
kebutuhan pengguna layanan.atau bisa
juga di simpulkan bahwa pelayanan
merupakan suatu proses pemenuhan
kebutuhan yang didapatkan melalui
suatu aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan oleh orang lain. Salah satu
jenis pelayanan adalah pelayanan
publik.
Pelayanan merupakan kegiatan
utama pada orang yang bergerak di
bidang jasa, baik itu orang yang bersifat
komersial ataupun yang bersifat non
komersial. Namun dalam
pelaksanaannya terdapat perbedaan
antara pelayanan yang dilakukan oleh
orang yang bersifat komersial yang
biasanya dikelola oleh pihak swasta
dengan pelayanan yang dilaksanakan
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
7/27
5
oleh organisasi non komersial yang
biasanya adalah pemerintah. Kegiatan
pelayanan yang bersifat komersial
melaksanakan kegiatan dengan
berlandaskan mencari keuntungan,
sedangkan kegiatan pelayanan yang
bersifat non- komersial kegiatannya
tertuju pada pemberian layanan kepada
publik yang sifatnya tidak mencari
keuntungan akan tetapi berorientasikan
kepada pengabdian (Pangesti, 2012).
Pelayanan kesehatan adalah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan preventif
(pencegahan), dan promotif
(peningkatan kesehatan) dengan tidak
mengabaikan pelayanan kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dengan sasaran masyarakat,
yang dimaksud sub sistem yaitu sistem
dalam pelayanan kesehatan adalah
input, proses, output, dampak, umpan
balik (Notoamodjo, 2007).
Jadi dapat disimpulkan bahwa
pelayanan publik adalah segala bentuk
jasa pelayanan baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang
pada prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh Instansi
pemerintah di Pusat, di daerah, dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang- undangan. Dalam
pelaksanaannya diperlukan standar
pelayanan agar terwujudnya pelayanan
yang optimal (Pangesti, 2012).
Berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatus Negara
Nomor63 tahun 2003 penyelenggara
pelayanan publik harus memiliki standar
pelayanan dan dipublikasikan sebagai
jaminan adanya kepastian bagi penerima
pelayanan. Adapun bentuk pelayanan
tersebut meliputi kesederhanaan,
kejelasan, kepastian waktu, kelengkapan
sarana dan prasarana, kemudahan akses,
kesopanan, kedisiplinan, keramahan,
kenyamanan dan komunikasi. Untuk itu
saat ini pemerintah sebagai lembaga
pelayan publik memiliki standar
pelayanan yaitu yang lebih di kenal
dengan Pelayanan Prima
Dengan adanya standar dalam
kegiatan pelayanan publik ini
diharapkan pengguna layanan bisa
mendapatkan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan dan prosesnya
memuaskan dan tidak menyulitkan
publik. Pada kajian ilmu komunikasi
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
8/27
6
pemasaran, ada yang disebut dengan
kualitas pelayanan. Salah satu faktor
dalam menentukan tingkat kepuasan
pelanggan yang harus di perhatikan oleh
perusahaan adalah kualitas pelayanan
termasuk lembaga publik (Lupiyoadi,
2001).
2.2 Kualitas Pelayanan dan
Kaitannya dengan Opini
Pemberian pelayanan yang baik
merupakan salah satu upaya perusahaan
atau organisasi untuk menciptakan
kepuasan bagi konsumennya. Jika
konsumen merasa telah mendapatkan
pelayanan yang baik, berarti perusahaan
mampu memberikan pelayanan yang
baik pula. Demikian pula sebaliknya,
pelayanan tidak dapat diuraikan secara
obyektif seperti sebuah produk,
melainkan merupakan interaksi sosial
dengan subyektivitas, lebih tergantung
pada nilai, parasaan dan perilaku
(Pangesti, 2012).
Menurut Wyckcof dan Lovelock
dalam bukunya yang dikutip dan
diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono
(2000, h.60) ada dua faktor utama yang
mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu
respected service dan perceived
service. Apabila jasa yang diterima atau
dirasakan ( perceived service) sesuai
dengan yang diharapkan, maka kualitas
jasa dipersepsikan sebagai kualitas
ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima
lebih rendah daripada yang diharapkan,
maka kualitas jasa yang dipersepsikan
buruk. Baik tidaknya kualitas jasa
tergantung pada kemampuan penyedia
jasa dalam memenuhi harapan
pelanggannya secara konsisten.
Pengguna layanan akan merasa
puas apabila mereka mendapatkan suatu
pelayanan yang berkualitas A.S. Moenir
mengemukakan pendapat mengenai
konsep pelayanan yang efektif sebagai
suatu pelayanan yang berkualitas
menurut A. S. Moenir (1995, h.204)
adalah “Layanan yang cepat,
menyenangkan, tidak mengandung
kesalahan, mengikuti proses dan
menyenangkan, tidak mengandung
kesalahan, mengikuti proses dan
prosedur yang telah ditetapkan lebih
dahulu.”
Definisi opini Menurut Cultip
dan Center dalam Sastropoetro (1987),
adalah suatu ekspresi tentang sikap
mengenai suatu masalah yang bersifat
kontroversial. Opini timbul sebagai
hasil pembicaraan tentang masalah yang
http://www.blogger.com/goog_998503558http://www.blogger.com/goog_998503558http://www.blogger.com/goog_998503558http://fikom-jurnalistik.blogspot.com/2011/03/opini-publik.htmlhttp://ads.clicksor.com/newServing/yesupSearch/web.php?q=yanghttp://ads.clicksor.com/newServing/yesupSearch/web.php?q=yanghttp://fikom-jurnalistik.blogspot.com/2011/03/opini-publik.htmlhttp://www.blogger.com/goog_998503558http://www.blogger.com/goog_998503558http://www.blogger.com/goog_998503558
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
9/27
7
kontroversial, yang menimbulkan
pendapat yang berbeda-beda. Dimana
opini tersebut berasal dari opini-opini
individual yang diungkapkan oleh para
anggota sebuah kelompok yang
pandangannya bergantung pada
pengaruh-pengaruh yang dilancarkan
kelompok itu.
Pendapat lain dikemukakan oleh
Leonard W. Doob (dalam Sunarjo 1984
h.26) yang membentuk opini itu adalah
sikap pribadi seseorang ataupun sikap
kelompoknya karena itu sikapnya
ditentukan oleh pengalamannya, yaitu
pengalaman dari dan dalam
kelompoknya itu pula.
Seperti yang di jelaskan dalam
buku Sunarjo 1984.Cara suatu polling
sesungguhnya adalah pengumpulan
hasil wawancara oleh para petugas
(interviwer ) dengan orang-orang yang
dianggap dapat mencerminkan atau
mewakili golongan tertentu.Wawancara
tersebut semuanya berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan yang sudah
terdaftar didalam kartu (ballot ).
Dalam kajian public relations,
opini tidak terlepas dengan publik.
Publik terdiri atas individu-individu
yang mempunyai tingkat keterlibatan
masalah yang sama terhadap suatu
masalah tertentu yang sama (Kasali,
2000. h.50).
Grunig (1992) membagi 4 tipe publik yaitu sebagai berikut :
1. All issue publics, yakni publikyang aktif pada keseluruhanmasalah.
2. Apathetic publics, yakni publikyang tidak tertarik (tidak aktif)
pada keseluruhan masalah.3. Single issue publics, yakni
publik yang aktif pada bagian
bagian tertentu dari suatumasalah, mereka memiliki
kepentingan yang berbeda beda.
4. Hot issue publics, yakni publikyang aktif pada satu isu tertentu
menyangkut kepentingan umum.
Freeman dalam Grunig (1992)
juga menyebut publik sebagai
stakeholder. Stakeholder dibedakan
menjadi stakeholder internal dan
stakeholder eksternal. Stakeholder
internal adalah publik yang berada di
dalam perusahaan sedangkan
stakeholder eksternal adalah publik
yang berkepentingan terhadap
perusahaan dan berada di luar
organisasi. Dalam penelitian ini, penelitilebih memfokuskan terhadap publik
eksternal yaitu pengguna layanan yang
sesuai dengan judul penelitian ini,
sedang publik internal dalam penelitian
ini hanya di pergunakan untuk
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
10/27
8
memperoleh data tambahan atau sebagai
data sekunder.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang
digunakan peneliti adalah konstruktivis.
Peneliti menggunakan pendekatan
konstruktivis karena realitas itu tidak
dibentuk secara ilmiah tapi sebaliknya,
dibentuk dan dikonstruksi. Dengan
demikian, realitas yang sama bisa
ditanggapi, dimaknai dan dikonstruksi
secara berbeda-beda oleh semua orang.
(Butsi, 2013).
Tujuan peneliti menggunakan
metode kualitatif karena peneliti ingin
mengetahui tentang opini pengguna
layanan terhadap lembaga kesehatan di
Puskesmas Kota Pasuruan.
Rancangan penelitian deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan sifat
sesuatu yang tengah berlangsung saat
penelitian dilakukan dan memeriksa
sebab-sebabnya dari suatu gejala
tertentu. Atau dengan kata lain, metode
ini bertujuan menjawab pertanyaan
tentang sesuatu saat proses penelitian
sedang berlangsung (Sukidin dan
Mundir, 2005, h.169).
Dalam penelitian ini digunakan
tipe penelitian deskriptif kualitatif
karena penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan secara sistematis,
faktual dan akurat tentang fakta-fakta
yang ditemukan dan juga hasil
wawancara dalam penelitian tentang
opini pengguna layanan pada lembaga
kesehatan di Puskesmas Kota pasuruan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian skripsi ini
dilaksanakan di tiga Puskesmas yaitu :
1. Puskesmas Kandangsapi
merupakan Puskesmas yang
memiliki Poli kesehatan yang
lengkap di Kota Pasuruan.
2. Puskesmas Gadingrejo
merupakan puskesmas induk
yang berada pesisir Kota
Pasuruan.
3. Puskesmas Kebonagung
merupakan satu-satunya
Puskesmas yang menjadi
program percontohan ISO
(Internasional Organization for
Standarization).
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
11/27
9
3.3. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini mengacu
pada pertanyaan bagaimana opini
pengguna layanan tentang pelayanan
yang telah diberikan oleh ketiga
Puskesmas di Kota Pasuruan yaitu
Puskesmas Kandangsapi, Puskesmas
Gadingrejo, Puskesmas Kebonagung,
baik dari segi pelayanan, segi
komunikasi petugas layanan, ketepatan
waktu, keramahan petugas layanan dan
fasilitas yang berada di ketiga
Puskesmas tersebut.
3.4. Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah accidental sampling. Teknik ini
adalah memilih siapa saja yang
kebetulan dijumpai untuk dijadikan
sampel (Kriyantono, 2012 h.160).
Adapun untuk informan atau
narasumber adalah sebagai berikut:
1. Pengguna layanan yang sedang
berada di Puskesmas di Kota
Pasuruan, dengan jumlah
informan 34 orang, dalam teknik
ini 2 orang tidak memenuhi
syarat.
2. Kepala Puskesmas yang berada
di ketiga Puskesmas yaitu
Puskesmas
Kandangsapi,Puskesmas
Gadingrejo, Puskesmas
Kebonagung
3. Petugas layanan yang berada di
ketiga Puskesmas yaitu
Puskesmas
Kandangsapi,Puskesmas
Gadingrejo, Puskesmas
Kebonagung
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara terstruktur
( structured interview)
Wawancara terstruktur adalah
wawancara menggunakan
pedoma wawancara (instruktur
guide/ schedule), yang
merupakan bentuk spesifik yang
berisi instruksi yang
mengarahkan periset dalam
melakukan wawancara.
Wawancara jenis ini dikenal
juga sebagai wawancara
sistematis atau wawancara
terpimpin (Kriyantono. 2012.
h.101).
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
12/27
10
2. Observasi Non Partisipan
Yaitu merupakan metode
observasi di mana periset hanya
bertindak mengobservasi tanpa
ikut terjun melakukan aktivitas
seperti yang dilakukan
kelompok yang diriset, baik
kehadirannya diketahui atau
tidak (Kriyantono, 2012, h.112)
3.6 Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian
ini menggunakan analisis triangulasi.
Analisis traingulasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis
triangulasi sumber dan authenticity.
Triangulasi sumber yaitu
membandingkan atau mengecek ulang
kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh dari sumber yang berbeda
(Kriyantono 2012, h.72).
Authenticity yaitu memperluas
konstruksi personal yang responden.
ungkapkan. Peneliti memberi
kesempatan dan memfasilitiasi
pengungkapan konstruksi personal yanglebih detail, sehingga mempengaruhi
mudahnya pemahaman yang lebih
mendalam. Misalnya, peneliti memberi
peluang subjek untuk bercerita panjang
lebar tentang apa yang dialaminya.
Dalam konteks wawancara informal dan
santai (Kriyantono, 2012, h.72)
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
tahapan analisis interaktif Miles dan
Hubberman (Sugiyono 2011, h.247),
mengemukakan bahwa analisa dengan
menggunakan analisis interaktif
dilakukan melalui tiga prosedur yaitu:
1. Reduksi Data
Sugiyono (2011, h.247)
mengartikan “mereduksi data berrati
merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal
penting, dicari tema dan polanya” data
yang yang diperoleh dari pengumpulandata di lapangan yang jumlahnya cukup
banyak perlu dicatat dengan teliti. Dari
berbagai data yang diperoleh di
lapangan terkait opini pengguna layanan
pada lembaga kesehatan di Puskesmas
Kota Pasuruan. Baik melalui wawancara
dan pengamatan, peneliti memilih dan
menentukan data mana saja yang sesuai
yang nantinya akan dipergunakan untuk
menganalisis, sehinggan data-data yang
sekiranya tidak digunakan dan kurang
mendukung analisis data, tidak
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
13/27
11
dipergunakan, dan sebaliknya peneliti
akan menggunakan data yang sekiranya
berguna dan mendukung penelitian akan
dipilih dan dianalisis.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan setelah
proses pengumpulan data dan reduksi
data dilakukan. Dari data yang telah di
reduksi, maka ditampilkan untuk
disajikan. Penyajian data dalam
penelitian ini, dilakukan peneliti setelahmelakukan reduksi data dengan memilih
dan mereduksi data yang perlu dan
berkaitan dengan penelitian, maka
peneliti akan menyajikan dan
menampilkan data tersebut.
3. Menarik Simpulan (Verifikasi)
Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif merupakan temuan baru yang
sebvelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaransuatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap,
sehingga setelah diteliti menjadi jelas,
dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif , hipotesis atau teori.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Pada sub bab ini peneliti akan
menyampaikan berbagai data atau
informasi mengenai subjek penelitian.
Adapun yang menjadi subjek dalam
penelitian ini opini pengguna layanan
pada lembaga kesehatan di Puskesmas
Kota Pasuruan yaitu Puskesmas
Kandangsapi, Puskesmas Gadingrejo,
Puskesmas Kebonagung. Pendekatandalam penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan
konstruktivistik dengan metode
penelitian deskriptif kualitatif, dan
menggunakan teknis analisis data Milles
and Hubberman yaitu reduksi data,
penyajian data dan verifikasi data.
Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) sebagai salah satu sarana
kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki
peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. (Litin, 2011).
Dalam kegiatan pelayanan juga
tidak terlepas dengan prinsip-prinsip
pelayanan yang tercantum dalam
Kemenpan Nomor 63 tahun 2003 yaitu
kesederhanaan, kejelasan, kepastian
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
14/27
12
waktu, tanggung jawab, kelengkapan
sarana dan prasarana, kemudahan akses,
kesopanan, kedisiplinan, keramahan,
kenyamanan, serta aspek-aspek
komunikasi di dalamnya.
Sampai saat ini Puskesmas di
Kota Pasuruan merupakan fasilitas
kesehatan yang paling sering dikunjungi
oleh masyarakat Pasuruan. Dari data
statistik kesehatan kota pasuruan tahun
2013 persentase penduduk menurut cara
berobat jalan yaitu Rumah Sakit
pemerintah 3,57 4,12 rs swasta 0,22
0,53 praktek dokter 29,20 34,99
puskesmas 44,36 46,10 tenaga
kesehatan 5,35 11,51
(pasuruankota.go.id). dari data di atas
menunjukan bahwa warga Kota
Pasuruan memiliki kecenderungan
berkunjung ke Puskesmas untuk
berobat, warga Kota Pasuruan
4.1.1 Profil Puskesmas di Kota
Pasuruan
4.1.1.1 Profil PuskesmasKandangsapi
Puskesmas kandangsapi Kota
pasuruan terdiri atas lahan seluas 2.564
m2
terdukung oleh tenaga profesional
baik pegawai negeri, PTT, maupun
honorer. Puskesmas Kandangsapi
terletak di tengah-tengah Kota
Pasuruan,
Wilayahnya terdiri dari 6
kelurahan yang terdiri dari kelurahan
Panggungrejo, Mandaranrejo, Bugullor,
Pekuncen, Petamanan, dan
Kandangsapi, di dalam wilayah
kecamatan Panggungrejo yang tersebar
dari pusat kota hingga pinggiran pantai
Selat Madura.
Visi Puskesmas Kandangsapi :
“Mewujudkan Millenium Development
Goals Bidang Kesehatan Tahun 2015”
MISI
1. Meningkatkan derajat kesehatan
Ibu di wilayah kerja Puskesmas
Kandangsapi
2. Menanggulangi dan mencegah
HIV/AIDS, Malaria, DBD, dan
penyakit menular lainnya di
wilayah kerja Puskesmas
Kandangsapi
3. Memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan bermutu dan
terjangkau
4. Mendorong kerjasama lintas
sektor dan swadaya masyarakat
untuk hidup sehat
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
15/27
13
5. Melaksanakan pelayanan 5s yaitu
senyum, sapa, salam, sopan,
santun.
MOTTO
“Pastikan Anda Puas”
4.1.1.2 PROFIL PUSKESMAS
KEBONAGUNG
UPT Puskesmas Kebonagung
terletak di sebelah selatan Kota
Pasuruan, dengan mayoritas pendudukdi wilayah kerjanya adalah penduduk
tetap. UPT Puskesmas Kebonagung
mempunyai luas wilayah kerja yang
meliputi 3 kelurahan, yaitu Kelurahan
Purworejo, Kelurahan Kebonagung,
Kelurahan Purutrejo dengan memiliki 3
Puskesmas Pembantu (Pustu), yaitu
Pustu Purworejo Pustu Kebonagung
Pustu Purutrejo.
Visi UPT Puskesmas Kebonagung
“Mewujudkan pelayanan dasar yang
ramah, professional dan partisipatif”
Misi UPT Puskesmas Kebonagung
1. Mewujudkan pelayanan
kesehatan dasar yang
transparan dan partisipatif
2. Meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau dalam
bentuk promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative
3. Mendorong kemandirian
masyarakat untuk berperilaku
hidup sehat
4. Membangun citra pelayanan
dengan memperlakukan
pengguna layanan sebagai pusat
perhatian dengan melaksanakan
5s yaitu senyum, sapa, salam,
sopan, santun.
SLOGAN
“Anda Puas Kami Bahagia, Masyarakat
Sehat Dambaan Kita Bersama”
4.1.1.3 Profil Puskesmas Gadingrejo
Puskesmas Gadingrejo terletak
di sebelah utara Kota Pasuruan dengan
mayoritas penduduk di wilayah kerjanya
adalah penduduk tetap. Puskesmas
Gadingrejo mempunyai luas wilayah
kerja yang meliputi 3 Kelurahan yakni
Kelurahan Gadingrejo, Karang Anyar,
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
16/27
14
dan kelurahan Tamba’an. Dengan
membawahi 4 Puskesmas Pembantu
(Pustu), yakni Pustu Gadingrejo I, Pustu
Gadingrejo II,Pustu Karang Anyar, dan
Pustu Tamba’an.
A. Visi, Misi dan Motto
a. Visi
Visi Puskesmas Gadingrejo
adalah “Terwujudnya Pelayanan
Kesehatan Dasar Yang Prima
Untuk Peningkatan Kualitas
Kehidupan Seluruh Masyarakat”
b. Misi
Misi Puskesmas Gadingrejo
adalah “Memantapkan
manajemen kesehatan yang
dinamis dan dapat di
pertanggungjawabkan,
melaksanakan pelayanan
masyarakat dengan 5S (Senyum,
Salam, Sapa, Sopan, Santun).
c. Motto
Motto Puskesmas Gadingrejo
adalah “ Kepuasan Anda Adalah
Kebahagian & Tujuan Kami”
4.2
Sosiodemografis Informan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti di ketiga
Puskesmas, peneliti mendapatkan data
sosiodemografis dari publik pengguna
layanan di ketiga Puskesmas dengan
total informan yaitu 34 informan dan
peneliti mendapatkan data bahwa
Puskesmas satu-satunya merupakan
tempat rujukan untuk berobat
dibandingkan dengan lembaga
kesehatan lainnya seperti Rumah Sakit,
praktek dokter. Untuk pengguna
layanan di Puskesmas Kandangsapi
rata-rata adalah perempuan, dari 11
informan, 6 wanita dan 5 laki-laki
dengan rata-rata berumur 35 tahun
keatas dan lebih memilih Puskesmas
daripada Rumah sakit dan Praktek
dokter. Dari data yang diperoleh
berikutnya yaitu profesi pengguna
layanan yang ada di Puskesmas
Kandangsapi yaitu bekerja sebagai
wiraswasta, yaitu 4 orang, PNS 1 orang,
Ibu rumah tangga 3 orang, pensiunan
PNS, 2 orang dan petani/wiraswasta 1
orang. Kemudian tingakat pendidikan
rata-rata SMA, yaitu 5 orang, SMP 2
orang, SD 1 orang, sarjana 2 orang,
tidak bersekolah 1 orang dengan rata-
rata penghasilan mereka +/- 800 Ribu
sampai +/- 2 Juta.
Dari pengguna layanan di
Puskesmas Gadingrejo yang terbanyak
adalah perempuan, dari 11 informan, 8
perempuan dan 3 laki-laki dengan rata-
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
17/27
15
rata berumur 30 tahun keatas dan lebih
memilih Puskesmas daripada Rumah
sakit dan Praktek dokter.. Dengan
profesi rata-rata sebagai wiraswasta
yaitu 4 orang, PNS 2 orang, Ibu rumah
tangga, 2 orang, tukang becak 1 orang,
pegawai pabrik 1 orang. Tingkat
pendidikan rata-rata yaitu SMA 5 orang,
SMP 1 orang, SD 1 orang, sarjana 2
orang, dan tidak bersekolah 2 orang
dengan tingkat penghasilan rata-rata +/-
500 Ribu sampai +/- 1,9 Juta.
Dari pengguna layanan di
Puskesmas Kebonagung yang terbanyak
adalah laki-laki, dari 12 informan 8 laki-
laki dan 4 perempuan dengan rata-rata
berumur 22 tahun sampai dengan 50
tahun dan lebih memilih Puskesmas
daripada Rumah sakit dan Praktek
dokter.. Dengan profesi rata-rata sebagai
wiraswasta 4 orang, PNS 2 orang, surpir
angkot 1 orang, tukang kebun 1 orang
pegawai bank 1 orang, mahasiswa 3
orang. Tingkat pendidikan rata-rata
yaitu SMA 2 orang, SMP 1 orang, SD 2
orang, sarjana 6 orang, tidak bersekolah1 orang dengan tingkat penghasilan
rata-rata +/- 850 Ribu sampai dengan
+/- 3 Juta.
4.3 Kualitas Komunikasi
Pelayanan Publik
Hasil analisis tentang
komunikasi pelayanan yang diberikan
oleh pihak Puskesmas khususnya
petugas layanan dan tenaga medis
seperti dokter. Dari 32 informan, 28
informan beropini bahwa kualitas
komunikasi yang diberikan oleh petugas
layanan dan petugas medis seperti
dokter sudah dapat dimengerti baik dari
segi kejelasan pesan dan bahasa yang
mudah dipahami. Hal tersebut sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Saleh
(2010) salah satu aspek yang penting
dalam pelaksanaan pelayanan publik
adalah kemampuan seorang petugas
layanan dalam berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi adalah hal yang paling
lumrah dilakukan dalam orang
memberikan layanan. Nilai baik
tidaknya sebuah layanan sering kali
dilihat dari bagaimana cara petugas
pemberi layanan dalam berkomunikasi
dengan pelanggan. 2 informan yang beropini bahwa kejelasan pesan dan
bahasa dalam komunikasi yang
dilakukan oleh petugas layanan dan
dokter.
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
18/27
16
Dalam wawancara yang di
lakukan peneliti, pengguna layanan
beropini bahwa untuk terciptanya
komunikasi yang baik tidak hanya dari
segi kejelasan pesan dan bahasa yang
mudah dimengerti saja namun juga
faktor Sumber Daya Manusia pengguna
layanan. Seperti yang diungkapkan
informan Bapak Hendra yang
menyebutkan bahwa komunikasi yang
terjalin antara petugas dan pasien juga
tergantung pada Sumber Daya
Manusianya, apabila Sumber Daya
Manusianya rendah penangkapan
tentang penjelasan akan berbeda. Serta
yang diungkapkan Ibu Anik yang
berdasarkan apa yang dilihat
kebanyakan yang berkunjung di
Puskesmas merupakan pengguna
layanan dengan tingkat Sumber Daya
Manusia yang rendah sedikit banyak
berpengaruh saat berkomunikasi dengan
petugas untuk itupetugas layanan atau
dokter harus bisa memberikan
penjelasan sebaik mungkin agar mudah
dimengerti
4.4 Keramahan Petugas Layanan
Keramahan merupakan salah
satu unsur pelayanan yang terdapat di
dalam Kemenpan Nomor 63 Tahun
2003. Berdasarkan hasil wawancara
dengan pengguna layanan di ketiga
Puskesmas di Kota Pasuruan mayoritas
pengguna layanan beropini bahwa
keramahan yang baik dilihat dari segi
senyum, sapa, salam, sopan, santun. dari
32 informan, 25 informan pengguna
layanan beropini tentang keramahan
yang dilihat dari aspek sapa, salam,
senyum, sopan santun dan 3 informan
pengguna layanan mengungkapkan
bahwa semua petugas layanan bersikap
ramah terhadap pengguna layanan,
namun sikap ketidak ramahan tersebut
tidak berpengaruh bagi pengguna
layanan. sikap keramahan penting dalam
pelayanan karena mencerminkan sikap
melayani dengan tulus dan sepenuh hati
agar mampu menginspirasi keprcayaan
dan kenyaman bagi para pengguna
layanan (Suriani, 2011). 4 informan
yang beropini bahwa keramahan di nilai
dari segi usia petugas layanan. Dari
hasil tersebut mengungkapkan bahwa
petugas yang berusia muda lebih ramah
daripada petugas yang lebih tua atau
senior.
4.5 Opini Pengguna Layanan
terhadap Fasilitas Sarana dan
Prasarana di Puskesmas
Sarana dan prasarana dalam
pelayanan juga salah satu faktor yang
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
19/27
17
perlu diperhatikan guna menunjang
kegiatan pelayanan. Menurut Moenir
(1992, h.119) sarana adalah segala jenis
peralatan, perlengkapan kerja dan
fasilitas yang berfungsi sebagai alat
utama atau pembantu dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam
rangka kepentingan yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja.
Dari 32 informan, 25 informan
pengguna layanan beropini bahwa
fasilitas yang diberikan oleh pihak
Puskesmas sudah memadai baik secara
medis dan non medis. Dari segi non
medis publik mengungkapkan telah
tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana seperti tempat duduk yang
memadai, tersedianya televisi di ruang
tunggu. Dari segi medis yaitu
bertambahnya poli-poli serta
kelengkapan alat-alat dokter. Kemudian
5 informan pengguna layanan yang
merasa bahwa fasilitas dalam pelayanan
masih belum memadai baik dari segi
medis dan non medis. Dari hasil
wawancara dengan pengguna layanan
fasilitas yang belum memadai dari segi
non medis yaitu tidak teduhnya ruang
tunggu yang mengakibatkan udara
panas di ruang tunggu karena masuknya
matahari, khususnya terjadi di
Puskesmas Gadingrejo, berdasarakan
hasil observasi yang di lakukan peneliti,
peneliti juga merasakan langsung tidak
teduhnya ruangan antri yang berada di
Puksesmas Gadingrejo, dari segi medis
masih kurangnya poli-poli yang berada
di Puskesmas Kebonagung dan
Puskesmas Gadingrejo serta tidak
adanya alat yang di gunakan untuk
operasi gigi.
Namun tidak semua pengguna
layanan beropini bahwa fasilitas hanya
berupa non medis dan medis semata
namun fasilitas jumlah tenaga petugas
dan dokter juga merupakan wujud dari
fasilitas. Fasilitas tidak hanya
berdasarkan bentuk bangunan yang
megah namun ketersediaan pegawai
yang memadai merupakan bentuk
menunjang kelancaran pelayanan
(Trimurthy, 2008). Hal yang sama juga
di ungkapkan oleh Bapak Frans dan Ibu
Hj. Nastiti yaitu tersediaan dan
kelengkapan fasilitas sarana dan
prasarana seperti tempat duduk,
ambulance dan banyaknya poli tidak bisa berjalan lancar tanpa tersedianya
fasilitas tenaga petugas yang memadai.
Menurtut Ibu Hj. Nastiti
mengungkapkan bahwa petugas layanan
juga merupakan bagian fasilitas
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
20/27
18
pelayanan guna penunjang kelancaran
dalam pelayanan
4.6 Hubungan Hambatan Pelayanan
dengan Kepastian Pelayanan
Hambatan dalam pelayanan
sangat berkaitan dengan kepastian
pelayanan. Jika pelayanan terhambat
akan berdampak langsung baik kepada
pengguna layanan dan Puskesmas itu
sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dan
observasi yang dilakukan peneliti, masih
terdapat hambatan yang berdamapak
terhadap kepastian layanan seperti tidak
adanya fasilitas speaker atau pengeras
suara yang di pergunakan untuk
memanggil pasien, hal tersebut seperti
yang dialami langsung oleh Bapak
Rokhim dan Bapak Agus yang berada di
Puskesmas Kandangsapi dan Puskesmas
Kebonagung yaitu dengan tidak adanya
speaker atau pengeras suara pada saat
petugas memanggil tidak terdengar dan
mengakibatkan di dahului oleh orang
lain. Tidak adanya speaker atau
pengeras suara tersebut juga
diungkapkan oleh Kepala Puskesmas
Kandangsapi Dr. Kristina dan Kepala
TU Ibu Sumiar yang mengungkapkan
bahwa hambatan pengeras suara atau
speaker memang juga menjadi kendala
bagi petugas pada saat melakukan
pemanggilan pasien karena jarah yang
agak jauh antara ruang loket dengan
ruang tunggu dan pihak Puskesmas akan
segera membenahi kekurangan tersebut.
Hambatan pelayanan juga terjadi
dari segi antrian seperti yang dialami
oleh 2 informan yang berada di
Puskesmas Gadingrejo khsususnya.
Kurang kesigapan petugas layanan
dalam mengatasi antrian pengguna
layanan. ketidaksigapan petugas layanan
akan mengakibatkan antrian yang
panjang di loket pendaftaran atau loket
pembayaran (Trimurthy, 2008).Serta
terjadinya diskriminasi pelayanan
dengan memperlambat pelayanan yang
tidak memiliki KTP Kota Pasuruan.
4.7 Opini Pemgguna Layanan
terhadap Tanggung Jawab
Pelayanan di Puskesmas
Mayoritas pengguna layanan
beropini bahwa tanggung jawab dilihat
dari segi petugas layanan dan petugas
medis atau dokter. Pengguna layanan
beropini pelayanan yang diberikan atas
keluhan-keluhan dari pengguna layanansudah sesuai yang diharapkan baik dari
petugas layanan dan dokternya. Dari
segi medis yaitu tanggung jawab
pelayanan dokter terhadap penanganan
pengguna layanan seperti yang
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
21/27
19
diungkapkan oleh Bapak Hendra, Bapak
Zaenal, dan Ibu Maslikha, apabila masih
mengeluhkan sakit diharap untuk
berobat kembali, dan akan diberikan
penanganan yang lebih maksimal serta
dokter yang perhatian terhadap
perkembangan sakit yang dialami oleh
pengguna layanan. Dan dari segi non
medis seperti yang di ungkapkan oleh
Mbak lisa yang beropini bahwa dengan
tidak menelantarkan pasien dengan
membuka pelayanan Puskesmas tepat
waktu, dan Bapak Frans yang beropini
bahwa petugas layanan sudah
bertanggung jawab dengan
mengantarkan pasien yang di rujuk
kerumah sakit dengan ambulance dan
beberapa petugas layanan. Tidak semua
pengguna layanan yang merasa bahwa
tanggung jawab dalam pelayanan belum
dirasakan baik oleh pengguna layanan
seperti yang dialami Bapak Samsul
Bachri Pakpahan dan Mbak Marni
mengungkapkan bahwa pelayanan
adalah wujud dari pengabdian kepada
masyarakat, tidak boleh menelantarkan
pasien atau pengguna layanan meskipun
jam mau tutup dan harus tetap melayani
KTP dari luar kota. Kemudian 2
informan beropini bahwa terdapat satu,
dua petugas layanan yang kurang
bertanggung jawab terhadap pelayanan
namun pengguna layanan tersebut tidak
mempermasalahkan petugas yang tidak
bertanggung jawab tersebut.
4.8 Opini Pengguna Layanan
tentang Pelayanan Secara
Keseluruhan di Puskesmas
Kota Pasuruan
Dari wawancara dengan
informan yang berada di Puskesmas
Kadangsapi dari 11 Informan, 10
informan beropini baik secara
keseluruhan tentang pelayanan yang
diberikan oleh pihak Puskesmas.
Kemudian 1 informan beropini kurang
baik terhadap pelayanan. Berdasarakan
hasil wawancara dengan pengguna
layanan di Puskesmas Gadingrejo dari
11 informan, 10 informan beropini baik
terhadap segala aspek pelayanan seperti
komunikasi, tanggung jawab, sarana dan
prasarana, keramahan. Kemudian 2
informan beropini bahwa pelayanan di
Puskesmas Gadingrejo kurang.
Kemudian 1 opini yang tidak digunakan
dalam penelitian ini dikarenakan pada
saat melakukan wawancara informan
tersebut tidak bisa memberikan opini
yang jelas terhadap pelayanan di
Puskesmas Gadingrejo. Berdasarakan
hasil wawancara dengan pengguna
layanan di Puskesmas Kebonagung dari
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
22/27
20
12 informan, semua informan beropini
baik terhadap segala aspek pelayanan
seperti komunikasi, tanggung jawab,
sarana dan prasarana, keramahan.
Semua pengguna layanan di Puskesmas
Kebonagung beropini baik terhadap
pelayanan dari semua aspek pelayanan.
Adapun beberapa pengguna layanan
yang beropini di salah satu aspek
pelayanan kurang namun tidak
mempengaruhi pengguna layanan dan
tetap menilai pelayanan publik tetap
baik seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Darmanto. 1 informan yang tidak
dipakai dalam penelitian ini dikarenakan
pada saat melakukan wawancara
informan tersebut tidak bisa
memberikan opini yang jelas terhadap
pelayanan di Puskesmas Kebonagung.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan pada
hasil serta pembahasan penelitian
menunjukkan bahwa:
1. Menurut pengguna layanan untuk
terciptanya komunkasi yang baik
tidak hanya berdasarkan aspek
kejelasan pesan dan bahasa yang
mudah dimengerti semata namun
faktor Sumber Daya Manusia juga
berpengaruh terhadap daya tangkap
saat berkomunikasi meskipun secara
kecenderungan opini pengguna
layanan menyatakan bahwa
komunikasi yang dirasakan baik dari
segi kejelasan pesan dan bahasa
yang mudah dimengerti
2. Menurut pengguna layanan, fasilitas
tidak hanya hanya dilihat dari segi
medis dan non medis semata, namun
jumlah jumlah tenaga petugas juga
merupakan bagian dari fasilitas guna
untuk menunjang kelancaran
pelayanan meskipun kecenderungan
opini pengguna layanan di masing-
masing Puskesmas merasa memadai
dari segi fasilitas sarana dan
prasaranan medis dan non medis
3. Tidak semua opini pengguna
layanan menyatakan bahwa
keramahan yang di berikan petugas
layanan dan dokter dilihat dari aspek
senyum, sapa, salam, sopan, santun
meskipun kecenderungan opini
pengguna layanan menyatakan
bahwa keramahan sudah dirasa baik
oleh pengguna layanan dari aspek
keramahan tersebut, namun bahwa
faktor usia petugas layanan
mempengaruhi sikap keramahan.
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
23/27
21
Pengguna layanan beropini bahwa
petugas layanan yang berusia muda
lebih menunjukan sikap keramahan
daripada petugas yang senior.
4. Hambatan - hambatan dalam
pelayanan dan opini pengguna
layanan yang kurang baik masih
terjadi di ketiga Puskesmas di Kota
Pasuruan, hal tersebut dapat dilihat
dari beberapa opini pengguna
layanan yang masih mengeluhkan
baik dari segi keramahan, kepastian
pelayanan, sarana dan prasarana,
tanggung jawab pelayanan, dan
komunikasi.
5.2 Saran
1. Bagi Pihak Puskesmas
Puskesmas sebagai lembaga
pelayanan publik di bidang
kesehatan khususnya harus
memberikan pelayanan maksimal
dengan meminimalisir pelayanan
yang kurang memadai terhadap
pengguna layanan baik dari
keramahan, kepastian pelayanan,
sarana dan prasarana, tanggung jawab pelayanan dan komunikasi.
Hal tersebut dapat di lihat dari hasil
penelitian yang beropini kurang
baik, dimana sebagai salah satu
penyebab pengguna layanan
beropini kurang baik. Selain itu
penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan
pertimbangan oleh Pemerintah Kota
Pasuruan untuk peningkatan kualitas
pelayanan publik di Kota Pasuruan
pada umumnya dan Pelayanan
lembaga kesehatan Puskesmas di
Kota Pasuruan pada khususnya.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya
dapat melakukan penelitian dengan
ruang lingkup yang lebih luas lagi
dan tidak hanya terbatas pada
Puskesmas berdasarkan kecamatan
di Kota Pasuruan namun juga
dengan Puskesmas pembantu
(Pustu). Dengan demikian,
penelitian selanjutnya dapat lebih
mengetahui opini pengguna layanan
kesehatan Puskesmas di Kota
Pasuruan lebih luas. Selain itu
penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai wacana tambahan dan bisa
dijadikan sebagai bahan
pembelajaran ataupun sebagai dasaruntuk melakukan penelitian lain
yang serupa.
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
24/27
22
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL
Siahaan, D. J. (2012). Opini masyarakat
tobasa terhadap kinerja pemda
tobasa. Jurnal.usu.ac.id . 1, 13-18.
Fletcher, M. (1999). The effects of
internal communication,
leadership and team performance
on successful service quality
implementation A South African
perspective. Proquest.com, 5, 1-
10.
BUKU
Grunig, J. E. (1992). Execellence in
public relations and
communication management .
New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates Publishers
Kasali, R. (2000). Manajemen
Publicrelations: Konsep Dan
Aplikasinya Di
Indonesia. Jakarta: PT. PustakaUtama Grafiti.
Kasali, R. (1994). Manajemen
Publicrelations: Konsep Dan
Aplikasinya Di
Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama
Grafiti.
Kotler, P. (2002). Manajemen
pemasaran di Indonesia : analisis,
perencanaan, implementasi dan
pengendalian. Jakarta: Salemba
Empat
Kriyantono, R. (2012). Teknik praktis
riset komunikasi. Jakarta:
Kencana.
Kriyantono, R (2008). PR writing teknik
produksi media public relations
dan publisitas korporat. Jakarta:
Kencana.
Laksana, F. (2008). Manajemen
pemasaran. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Lupiyoadi , R. (2001). Manajemen
pemasaran jasa. Jakarta: PT.
Salemba Empat.
Moleong, L. J. (2004). Metodologi
penelitian kualitatif . Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Moenir, A. S. (2002). Manajemen
pelayanan umum Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
25/27
23
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi
kesehatan dan ilmu perilaku.
Jakarta: Rineka
Cipta.
Purnama, N. (2006). Manajemen
kualitas: perspektif global .
Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.
Saleh, M. (2010). Public service
communication. Malang: UMM
Press
Sastropoetro, S. (1987). Pendapat
publik, pendapat umum dan
pendapat khalayak dalam
komunikasi sosial . Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Sukidin, M. (2005). Metode penelitian :
membimbing dan mengantar
kesuksesan anda dalam dunia
penelitian. Insan Cendekia.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian
kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sutopo, & Suryanto A. (2006).
Pelayanan prima. Jakarta:
Lembaga Admistrasi Negara.
Sunarjo, Djoenasih S. (1984). Opini
publik . Yogyakarta : Liberty
Tjiptono, F. (2000). Manajemen jasa.
Yogyakarta: Penerbit Andi Ofset.
Tjiptono, F. (2001). Strategi
pemasaran. (1 th ed.). Yogyakarta:
Andi Ofset.
Warella, R. (1997). Administrasi publik,
teori dan aplikasinya. Bandung:
Rafika Aditama.
LAIN-LAIN SUMBER
KEPUSTAKAAN
Kusumaningrum, D. U. (2010). Opini
publik dalam rubrik sms
wargatentang kualitas pelayanan
publik (analisis isi rubrik SMS
warga terkait kecenderungan
opini publik tentang kualitas
pelayanan publik “trans J ogja”
pada skh Kompas Yogyakarta
periode Juni 2009- Juni 2010).
(Skripsi Universitas Atma Jaya,
2010). diakses dari http://e-
journal.uajy.ac.id/1917/
Pangesti, F. G. (2012). Pelaksanaan pelayanan publik di Puskesmas
Ngaglik I Sleman Yogyakarta.
(Skripsi Universitas Negeri
Yogyakarta, 2012). Diakses dari
http://eprints.uny.ac.id/8586/
http://e-journal.uajy.ac.id/1917/http://e-journal.uajy.ac.id/1917/http://eprints.uny.ac.id/8586/http://eprints.uny.ac.id/8586/http://e-journal.uajy.ac.id/1917/http://e-journal.uajy.ac.id/1917/
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
26/27
24
Trimurthy. I. (2008). Analisis
Hubungan Persepsi Pasien
Tentang Mutu Pelayanan Dengan
Minat Pemanfaatan Ulang
Pelayanan Rawat Jalan
Puskesmas Pandanaran Kota
Semarang. (Thesis Universitas
Diponegoro Semarang, 2008).
Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id/17719/
Setiawan, R. D. (2010). Kualitas
pelayanan Puskesmas
Karangdowo Kabupaten Klaten
kepada pasien Jamkesmas.
(Skripsi Universitas Sebelas
Maret, 2010). Diakses dari
http://library.uns.ac.id/dglib/peng
guna.php?mn=showview&id=135
84
Suriani, S. N. Kualitas pelayanan
kesehatan di Puskesmas Baja
Kecamatan Cibodas Kota
Tangerang . (Skripsi Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, 2011).
Diakses dari
http://repository.fisip-
untirta.ac.id/90/
Butsi, F. I. (2013). Pendekatan positivis,
konstruktivis dan kritis dalam
metode penelitian komunikasi.
Diakses pada 09 Februari 2014
dari
http://butsijournal.wordpress.com/
2013/01/25/pendekatan-positivis-
konstruktivis-dan-kritis-dalam-
metode-penelitian-komunikasi/
Bps Kota Pasuruan. (2013). Statistik
daerah kota pasuruan 2013. Diakses
pada tanggal 17 Juli 2014. Dari
http://pasuruankota.bps.go.id/eng/d
ata/publikasi/publikasi_2/publikasi/
files/search/searchtext.xml
http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://repository.fisip-untirta.ac.id/90/http://repository.fisip-untirta.ac.id/90/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://pasuruankota.bps.go.id/eng/data/publikasi/publikasi_2/publikasi/files/search/searchtext.xmlhttp://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://butsijournal.wordpress.com/2013/01/25/pendekatan-positivis-konstruktivis-dan-kritis-dalam-metode-penelitian-komunikasi/http://repository.fisip-untirta.ac.id/90/http://repository.fisip-untirta.ac.id/90/http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584http://library.uns.ac.id/dglib/pengguna.php?mn=showview&id=13584
8/20/2019 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Opin
27/27
Hukormas. (2014). Perlunya
peningkatan mutu pelayanan
puskesmas. Diakses pada tanggal
19 Juli 2014. Dari
http://www.gizikia.depkes.go.id/a
rchives/10049
Lintin, Y. B. (2009). Analisis kinerja
pelayanan di puskesmas batua
Makassar . ( Skripsi
Universitas Hassanudin Makassar,
2009). Diakses dari
http://repository.unhas.ac.id/handle/
123456789/255
Nurhayat, W. (2013). Ini kondisi
puskesmas di Indonesia: antrean
panjang dan dokter yang kurang.
Diakses pada tanggal 19 Juli
2014. Dari
http://news.detik.com/read/201
3/12/11/152552/2438995/10/i
ni-kondisi-puskesmas-di-
indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kurang
Zubaidah, N. (2013, November 07).
Pemerintah akui pelayanan publik
masih buruk . Diakses pada tanggal
01 Februari 2014. Dari
http://nasional.sindonews.com/read/
803044/15/pemerintah-akui-
pelayanan-publik-masih-buruk
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049http://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://news.detik.com/read/2013/12/11/152552/2438995/10/ini-kondisi-puskesmas-di-indonesia-antrean-panjang-dan-dokter-yang-kuranghttp://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/10049