Upload
harizaemyrafarrasyafina
View
126
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Struktur Konstruksi Bangunan Bentang Rendah untuk Arsitektur (fondasi, pengisi, tangga, dan atap)
Citation preview
BAGIAN 2Struktur Kaki
Bangunan
A. Pengisi
Dinding
Pengertian dan fungsi dinding
Dinding dapa tdiartikan sebaga ibagian struktur bangunan yang berbentuk bidang vertical yang berguna untuk melingkungi, membagi, ataumelindungi, membagi ruang, mencegahmasuknyadebuatau air hujan, menyediakantempatteduh yang segardannyaman, danjugadapatmenerimabeban.
1
Gambar 2.1.1 Konstruksi dinding pada struktur bangunan masif
Gambar 2.1.2 Konstruksi dinding pada struktur bangunan pelat dinding sejajar
Gambar 2.1.3 Konstruksi dinding pada struktur bangunan rangka
Konstruksi dinding dbagi atas:
Pengaruh luar terhadap dinding
1. Suhu dan kelembapan udara2. Hujan3. Angin4. Radiasi matahari5. Beban bangunan6. Kebisingan7. Tekanan uap air8. Pengaruh kimia dan pencemaran
lingkungan9. Api
Fungsi dan permasalahan pada dinding penutup luar
Fungsi dan pengaruh luar Permasalahan
Dinding penutup luar berfungsi sebgai pemisah luar dan dalam
Perasaan kenyamanan
Perlindungan terhadap radiasi matahari
Refleksi sinar matahari
Sifat menyimpan panas
Sifat penghantar panas
Perlindungan terhadap hujan Sifat harus rapat angin
Konstruksi harus kuat terhadap
2
Gambar 2.1.4 Konstruksi dinding homogen (struktur bangunan)
Gambar 2.1.5 Konstruksi berlapis heterogen
Gambar 2.1.6 Konstruksi rangka yang dilapisi
gaya angin (lihat kestabilan)
Perlindungan terhadap angin Siar harus rapat angin
Kontruksi harus kuat terhadap gaya angin
Kestabilan terhadap beban mati dan beban hidup
Harus dapat menerima beban
Harus menjaga kestabilan dalam bidang maupun alam ruang
Harus tahan terhadap angin dan gempa bumi
Daya menanggul suara/kebisingan
Dari luar dan dari dalam (lalu lintas, intalasi teksnik, akustik)
Daya tahan terhadap tekanan uap air
Mampu mengalirkan uap air
Daya tahan terhadap kebakaran
Harus tahan api atau ridak dapat mebakar
Struktur bangunan dan konstruksi dinding
3
Gambar 2.1.8 Dinding menerima beban
Struktur bangunan masif yang menjamin kestabilan dan mempermudah konstruksi pelat lantai maupun kontruksi atap.
Gambar 2.1.9 Dinding Melintang
Struktur bangunan pelat dinding sejajar. Karena biasanya dinding melintang tidak dilubangi oleh jendela
Konstruksi bahan bangunan dinding dan pelapis dinding
1. Batu AlamPanjang batu harusselalu dipasang tegak lurus arah gaya tekan
2. Batu batadinding buatan yang dibakaryang menerima beban harus memenuhi tebal dinding min. ½ batu atau 11 cm. Dinding batu bata harus diperkuat rangka pengakuyang terdiri dari kolom/pilaster atau balok beton bertulang setiap luas tembok 12 m².
Aturan batu bata
Dihubungkan dengan mortar/adukan menjadi satu kesatuan yang dapat menerima beban. Siar-siar tegak selalu diusahakan tidak satu garis, melainkan harus bersilang. Pada umumnya siar tegak dipilh selebar 1 cm dan siar mendatar setebal 1.5 cm.
4
Gambar 2.1.10 Dinding memanjang
Struktur bangunan yang menjamin konstruksi pelat lantai maupun konstruksi atap yang sederhana
Gambar 2.1.11 Konstruksi batu alam
Gambar 2.1.12 Batu Bata
Gambar 2.1.13 Pemasangan batu
Pengaturan batu bata
3. Batako dan ConblockDiproses lewat cara pemadatan, dapat menghemat energy < 80%dan bahan bangunan yang ekologis.Ketebalan dinding sekitar 15 cm, tinggi max. 3 m, panjang dindingmax. 12 m². Digunakan campuran 1 bagian semen Portland : 5 bagianpasir.
4. BetonTerbuat dari campuran beto (semen portland, agregat, air) yang dicor dalam bekisting. Dinding betondapat diperkuat dengan tulangan baja,anyaman tulangan baja atau serat baja.
5
Gambar 2.1.14
½ batu
Gambar 2.1.15 Melintang
Gambar 2.1.16 Memanjang-tegak
Gambar 2.1.17 Memanjang-silang
Gambar 2.1.18 Belanda
Gambar 2.1.19 Gotik
Gambar 2.1.20 Aturan batako/conblock pada sudut
Gambar 2.1.21 Bekisting dinding beton
Kolom
Konstruksi Batang yang ditempatkan secara tegak, digunkanan untuk me-nunjang sebuah balok, gelagar atau rasuk, disebut "KOLOM"
Sesuai dengan cara pembebanan, kolom dapat dibedakan dalam :
Kolom yang semata mata atau terutama dibebani tekanan. Kolom yang kecuali gaya tekan, dibebani pula oleh Momen Lengkung.
(Beam Colom)
Mengatur peletakan kolom
a. Berdasarkan modul Modul perencanaan Modul bahan finishing Modul bahan struktur
b. Berdasarkan bentuk atap
Ukuran kolom
Ukuran kolom menggunakan dimensinya untuk menentukan tegangan izinnya, untuk kemudian mengecek apakah kolom tersebut mempunyai ukuran yang memadai. Harga tegangan izin yang dapat dipikul kolom tergantung pada panjang dan besaran kolom itu sendiri.
Macam-macam kolom
1. Kolom Kayu
Ekspresi tegangan izin untuk kolom kayu tergantung pada panjangnya.
Kolom pendek F tizin = F c−maxtekan
6
Gambar 2.1.22 Bentuk-bentuk penampang kolom
Kolom berpanjang tengah L/d lebih besar dari I tapi lebih kecil dari
factor empiris, Tegangan izinnya F ' c =F c¿¿)
Kolom kayu panjang, tegangan izinnya diperoleh dengan mebagi ekspresi tegangan tekuk kritis dengan factor keamanan F c−izin = k²E/(Lc/r)² / (factor kemanan.
2. Kolom BajaStruktur kolom baja dapat digunakan untuk berbagai macam bangunan, bermacam kelebihan bisa didapatkan jika menggunakan baja sebagai bahan bangunan.
Contoh
penggunaan kolom
baja
Bangunan industri
seperti pabrik atau
gudang.
Untuk gedung lapangan futsal.
Stadiun sepakbola dengan struktur baja.
Kolom praktis rumah tinggal.
3. Kolom Beton Bertulang
Kolom umumnya berbentuk persegi panjang, bujur sangkar atau bulat.
Penulangannya dapat secara simetri atau mengelilingi sisinya.
Penyambungan penulangan dilaksanakan secara praktis pada permukaan suatu lantai atau di tengah kolom.Tulangan di bagian bawah dibengkokkan ke dalam dulu dan menjadi stek dengan panjang kurang lebih 40 kali diameternya.
7
Gambar 2.1.23 Konstruksi kolom baja
Pond
asi
Kol om
ba ja
Bas e plat e
Ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom
brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada
jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral.
b. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama
hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan
spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.
c. Struktur kolom komposit. Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat
pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau
tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
8
Gambar 2.1.24 Konstruksi beton bertulang
Gambar 2.1.24 Bekisting kolom
Sebelum kolom beton di cor, harus dibuat sebuah lubang pembersih dibagian kaki. Lubang tersebut dapat ditutup dengan papan dari sebelah luar
B. Tangga
Tangga adalah jalur sirkulasi vertikal yang menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya, berfungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat.
Bagian-Bagian Tangga
1. Pondasi tangga
Di bagian pangkal tangga bawah harus diberi pondasi agar tangga tidak mengalami penurunan atau pergeseran. Pondasi terletak pada bagian dasar dari tangga yang berfungsi untuk mendukung struktur utama. Pondasi tangga biasanya tidak sedalam pondasi bangunan karena beban yang ditanggung cukup ringan.
Pondasi tangga dapat berupa pasangan batu-kali, beton bertulang atau kombinasi kedua bahan(konstruksi lajur, setempat, atau tiang strauss). Pada lantai tingkat, di bawah pangkal tangga harus diberi balok-anak sebagai pengaku plat, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang besar.
Gambar 2.1 Potongan pondasi tangga
2. Ibu Tangga
Merupakan bagian konstruksi pokok(balok induk) yang berfungsi mendukung anak tangga(balok anak). Konstruksinya bisa menjadi satu dengan rangka bangunannya.
Gambar 2. 2 Potongan ibu tangga
9
3. Anak tangga
Bagian dari tangga yang berfungsi untuk bertumpunya telapak kaki. Anak tangga dipasang secara teratur dengan ketinggian dan lebar yang sama agar aman dilalui.
Gambar 2.3 Potongan anak tangga
4. Pagar tangga
Merupakan pelindung samping di sisi tangga
5. Pegangan tangga
Batang yang dipasang sepanjang anak tangga untuk bertumpunya pegangan. Bentuk yang umum dibuat adalah bulat atau oval dengan diameter 4-5 cm, atau jika berbentuk persegi ukurannya 4x6 cm2. Dimensi lebar dan tinggi hand-rail umumnya > 5-8 cm untuk kayu. Ketinggian hand rail rata-rata adalah 80-90 cm dari permukaan lantai.
Jarak hand-rail ke bidang dinding atau antara hand rail dengan hand-rail lainnya adalah min. 4-5 cm.
Gambar 2.4 Contoh pegangan tangga
Pegangan tangga bertumpu pada tiang-tiang hand-rail tangga. Untuk menahan beban dorongan horizontal pada pegangan tangga, maka tiang-tiang ini harus
10
ditanam kuat pada anak tangga atau ibu tangga. Tinggi pegangan tangga dibuat 80 cm diukur dari permukaan anak tangga.
6. Bordes
Merupakan plat datar di antara anak-anak tangga. Bordes dipasang pada tangga lurus yang terlalu panjang atau pada sudut sebagai tempat peralihan arah tangga yang berbelok. Lebar bordes untuk bangunan rumah tinggal cukup dibuat 80-100 cm, untuk bangunan public dibuat lebar 120-200 cm.
Gambar 2.5 Perletakan bordes
Bentuk Tangga
Tangga memiliki berbagai macam bentuk, tergantung dari ketinggian antar lantai dan ruang yang disediakan untuk tangga. Macam-macam bentuk tangga : tangga lurus, tangga miring, tangga lengkung, tangga siku, tangga lingkar
Hitungan Tangga
1. Lebar anak tangga
Untuk rumah tinggal, lebar anak-tangga dapat dibuat 80 cm, untuk bangunan umum 120-200 cm. Lebar anak tangga dapat ditentukan juga berdasarkan orang yang diperkirakan akan berdiri berjajar pada satu anak-tangga atau jumlah orang yang berpapasan di satu anak tangga.
11
Untuk 1 orang : lebar diambil 60-80 cm
Untuk 2 orang : lebar diambil 2x60= 120 cm
Untuk 3 orang : lebar diambil 3x60= 180 cm
Gambar 2.6 Ukuran lebar anak tangga
2. Lebar dan tinggi anak tangga
t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan=’optrede’)
l = lebar anak tangga (lebar injakan=’aantrede)
3. Ukuran ruang tangga
Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang, dan segar. Misalkan tangga dipakai untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm. Jumlah anak tangga 17 dengan bordes.
Tangga lurus :
Gambar 2.7 contoh ukuran ruang tangga pada tangga lurus
Luas ruas tangga : 100 cm x 548 cm = 1 m x 5,48 m = 5,48 m2
Konstruksi tangga
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983, beban pada tangga diambil lebih besar daripada beban pada lantai tingkat, hal ini dapat
12
2t + 1 = 60-65 cm
dimaklumi, karena orang berdesak-desak lebih banyak pada saat naik dan turun tangga.
Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, hanya kerugiannya bila terjadi penurunan pada bangunan akan
menyebabkan perubahan sudut kemiringan tangga.
Bila konstruksi tangga dibuat secara terpisah secara structural dengan rangka bangunannya, dapat dibuatkan fondasi tersendiri, rangka tangga tidak menempel pada dinding, tapi diberi sela 5 cm. Untuk menghitung momen yang terjadi pada ibu-tangga, dapat diambil beban arah vertical dan bertentangan arah horizontal.
Gambar 2.8 Konstruksi tangga
BAGIAN 2
13
Untuk bangunan rumah tinggal : 250kg/m2
Bangunan publik : 300kg/m2
Struktur Kepala Bangunan
B. Atap
Atap memiliki fungsi untuk melindungi bangunan dari pengaruh hujan dan panas. Bentuk atap dapat dibagi menjadi 2 jenis , yaitu atap Datar dan atap Sudut.
Atap Datar
Atap datar umumnya dipakai pada bangunan bertingkat. Atap datar dibuat dari beton bertulang yang dibuat dari campuran 1 semen: 1½ pasir: 2¼ kerikil +air. Tulangan atas berfungsi menahan tekanan dan retak permukaan akibat panas, sedangkan tulangan bawah berfungsi menahan lenturan. Ukuran tulangan atas Ø minimum 6mm dan tulangan bawah Ø minimum 8mm. Plat atap datar harus memiliki ketebalan minimum 7cm.
Untuk mencegah retak pada permukaan dan mencegah korosi, dapat diberi pelindung di seluruh permukaannya, seperti plesteran keras 1 semen : 2 pasir yang dibuat kasar atau ‘water proofing’ dengan diberi tebaran pasir.
Gambar 3.1 Potongan atap datar beton bertulang
Atap Sudut
Atap sudut merupakan atap yang memiliki kemiringan sehingga membentuk sudut dengan rangka bangunannya. Berdasarkan sudut kemiringannya, atap sudut dapat dibagi menjadi atap landai dan atap runcing. Sedangkan material-material yang umumnya dipakai untuk rangka adalah kayu atau baja. Penutup atap miring berfungsi agar air hujan dapat mengalir segera, kekakuan struktur.
Atap landai dapat menggunakan penutup atap berupa lembaran-lembaran besar. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kebocoran atau air masuk ke dalam bangunan. Contoh penutup atap yang dapat dipakai, antara lain seng gelombang
14
atau asbes, bitumen selulosa atau yang kita kenal onduline. Keuntungan atap landai adalah tekanan yang diterima akibat angin sedikit.
Atap runcing dapat memberi kesan megah terhadap bangunan. Biasanya jenis atap ini sering dipakai untuk bangunan gereja. Rangka untuk konstruksi atap runcing harus diperhitungkan dengan baik karena besar kemungkinan terjadi momen guling akibat angin. Atap yang memiliki kemiringan lebih dari 45°, penutup atap harus dipaku atau disekrup dengan rangka dibawahnya agar tidak lepas saat dihempas angin.
Gambar 3.2 Gaya yang ditimbulkan oleh angin terhadap atap
Jenis struktur yang dapat dipakai adalah dengan struktur kuda-kuda. Setiap bagian konstruksinya memiliki tugas menahan gaya tarik, tekan. Namun, setiap sambungan antar bagian harus sangat diperhatikan agar penyaluran beban dapat terbagi merata dan menghindari kegagalan struktur. Kesatuan sistem kuda-kuda ini saling meniadakan gaya agar stuktur tetap stabil. Material yang dipakai bisa menggunakan kayu atau baja.
Gambar 3.3 Jenis-jenis balok kunci pada kuda-kuda
Gambar. 3.4 Detail sambungan kuda-kuda material kayu
15
Batang kayu yang dipakai harus utuh tidak terdapat cacat, rusak, ataupun rapuh dan ketebalan 1 batang harus sama dari ujung ke ujung. Karena jika terjadi dapat mengakibatkan batang tersebut patah dan menyebabkan system konstruksi kuda-kuda dapat runtuh.
Antar setiap rangkaian batang juga harus membentuk segitiga karena segitiga merupakan bentuk yang paling stabil disbanding persegi atau bentuk yang lain.
Gambar 3.5 Gaya yang berkerja pada struktur kuda-kuda
Gambar bidang momen diatas menunjukan bahwa gaya yang bekerja pada struktur kuda-kuda, antara lain hanya gaya tekan dan tarik. Tidak terjadi momen atau gaya putar.
Kelebihan dan kerugian material rangka atap:
KAYU BAJA BETON BERTULANG
Sifatnya sedikit lentur Kuat tarik dan tekanMutu tergantung adukan dan pembuatan beton
Keawetan tergantung mutu kayu dan lingkungan sekitar
Harganya cukup mahalButuh cetakan untuk membuat modul
Mudar terbakarBisa digunakan untuk bentang bersar
Harga relatif murah tidak perlu perawatan setelah mengeras
Perlu dilapis pelindung agar tahan rayap
Dapat korosi dibutuhkan pelapis
Tahan api, panas, hujan, dan zat kimia
Bentang tidak lebih dari 12m Bisa dilenturkan sesuai Dapat digunakan untuk
16
bentuk yang diinginkan bentang besar
Tabel 3.1 Kelebihan dan kelemahan material penutup atap
Luas penampang untuk rangka atap yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan menggunakan perhitungan :
F = luas penampang batang yang dibutuhkan
P = gaya yang timbul pada batang
σ = tegangan ijin bahan
σ kayu = 80 kg/cm2, tergantung mutu kayu
σ baja = 1400 kg/cm2, tergantung pabrik pembuatan
Atap perisai`
Kuda-kuda : Atap perisai mirip dengan atap pelana memiliki kuda-kuda. Namun pada atap perisai, kuda-kuda tepi (KS) memiliki ukuran lebih besar dari makelar lainnya (KT) karena menopang 3 gaya tekan dari 3 kaki kuda-kuda.
Gambar 3.6 Tampak atas struktur atap perisai
Jurai luar : berfungsi menopang wuwung atap. Agar jurai tidak melendut, harus diberi tumpuan berupa sekur tekan. Jurai luar harus disambung dengan balok kunci
17
Gambar 3.7 Detail jurai luar
Gambar contoh konstruksi rangka atap kombinasi :
18
19