49
A. GAMBARAN UMUM KONSTRUKSI Bangunan sarana fitness ini tidak lain merupakan sebuah ruko. Namun demikian desain perencanaan konstruksinya harus menjamin konstruksi tetap aman ketika ruko ini difungsikan sebagaimana sarana olahraga fitness. Data perencanaan konstruksi dapat dilihat pada tabel berikut No Uraian keterangan 1. Umum 1) Fungsi bangunan Sarana fitness 2) Jumlah tingkat/ lantai 3 tingkat / 4 lantai 3) Mutu beton yang digunakan 25 MPa 4) Mutu baja yang digunakan 240 MPa 5) Beban hidup sesuai fungsi bangunan 400 kg/m 2 6) Beban hidup pada atap 100 kg/m 2 7) Berat air hujan 1000 kg/m 3 2. Konstuksi 1) Lebar bangunan 4 meter, 2) Panjang bangunan 12 meter 3) Jumlah kolom 6 4) Tinggi kolom - Tingkat 1: 4 meter - Tingkat 2: 4 meter - Tingkat 3: 3,8 meter 5) Ukuran kolom Beton bertulang 30 cm x 30 cm 6) Ukuran balok Beton bertulang; h = 50 cm, b = 30 cm 7) Portal a. Portal melintang ruko b. portal memanjang ruko

Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perencanaan plat, balok, kolom, dan pondasi

Citation preview

Page 1: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

A. GAMBARAN UMUM KONSTRUKSI

Bangunan sarana fitness ini tidak lain merupakan sebuah ruko. Namun

demikian desain perencanaan konstruksinya harus menjamin konstruksi tetap

aman ketika ruko ini difungsikan sebagaimana sarana olahraga fitness. Data

perencanaan konstruksi dapat dilihat pada tabel berikut

No Uraian keterangan 1. Umum 1) Fungsi bangunan Sarana fitness 2) Jumlah tingkat/ lantai 3 tingkat / 4 lantai 3) Mutu beton yang digunakan 25 MPa 4) Mutu baja yang digunakan 240 MPa 5) Beban hidup sesuai fungsi bangunan 400 kg/m2

6) Beban hidup pada atap 100 kg/m2 7) Berat air hujan 1000 kg/m3 2. Konstuksi 1) Lebar bangunan 4 meter, 2) Panjang bangunan 12 meter 3) Jumlah kolom 6 4) Tinggi kolom - Tingkat 1: 4 meter

- Tingkat 2: 4 meter - Tingkat 3: 3,8 meter

5) Ukuran kolom Beton bertulang 30 cm x 30 cm

6) Ukuran balok Beton bertulang; h = 50 cm, b = 30 cm

7) Portal

a. Portal melintang ruko b. portal memanjang ruko

Page 2: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

3. Elemen Struktur yang Direncanakan 1) Perencanaan plat lantai dan atap

- Merencanakan ketebalan plat lantai dan atap - Merencanakan penulangan plat lantai dan atap

2) Merencanakan penulangan balok 3) Merencanakan penulangan kolom 4) Perencanaan tapak pondasi

- Dimensi tapak pondasi - Penulangan tapak pondasi

B. PERENCANAAN STRUKTUR

1. Perencanaan Plat Lantai dan Plat Atap

1.1 Ketebalan Plat

a. Sketsa perencanaan

Sketsa ini menggambarkan tampak atas plat lantai, berdasarkan gambar 2

di bawah terlihat 4 unit ruko berjajar yang akan digunakan sebagai sarana

olahraga gym/ fitness. Dalam perencanaan ketebalan plat, tinjauan cukup

dilakukan pada satu titik, yaitu titik yang memiliki luas bidang plat terbesar,

tinjauan titik G.

Gambar 2. Sketsa perencanaan ketebalan plat

b. Persyaratan perencanaan

hmin < h < h maks

Ketebalan plat lantai dan plat atap hasil perencanaan harus lebih besar dari

ketebalan minimum dan ketebalan maksimum tebal plat yang diizinkan

berdasarkan analisa menggunakan rumus berikut:

Page 3: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

h min > ln936

15008,0

fy

h max < ln36

15008,0

fy

di mana:

fy : mutu baja (240 MPa)

ln : lebar bersih plat {lebar sisi terpanjang plat tinjauan (ly) – lebar

balok rencana pada plat (bw)}, ly = 5000 mm, bw = 300 mm

ln = 5000 - 300 = 4700 mm

: ratio antara panjang sisi terpanjang plat dengan (ly - bw) dengan

sisi terpendek plat (lx – bw) dari plat yang ditinjau,

= 4700/3700 = 1,27

Dengan demikian:

h min > 7004)27,1(936

1500

2408,0

= 95,126 mm 9,6 cm

h max < 470036

1500

24008,0

= 125,333 mm 12,5 cm

SNI: tebal plat lantai minimum 120 mm

c. Menentukan ketebalan plat

Menentukan ketebalan plat hendaknya memperhatikan fungsi dan bentuk

struktur bangunan, apabila bangunan difungsikan untuk memikul beban hidup

yang berat atau konstruksi didesain dengan bentangan plat yang panjang, faktor

ketebalan plat sangat menentukan terjadinya lentur pada plat. Sebab itu, plat

umumnya lebih tebal dibandingkan dengan plat atap.

Berdasarkan persyaratan di atas, diambil ketebalan plat sebagai berikut:

- Plat lantai : 125 mm

- Plat atap : 100 mm

Page 4: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

d. Kontrol ketebalan plat

Ketebalan plat yang telah ditentukan hendaknya dikontrol kembali

keamanannya. Kontrol ini berhubungan dengan dimensi balok yang memikul plat.

Formula yang digunakan untuk mengontrol ketebalan plat adalah:

Di mana nilai .m = ½ (1 + 2), diperoleh dengan dengan jalan berikut:

o Menentukan lebar manfaat (be)

be = ¼ bentang yang dituju

be = ¼ x 5000 = 1250 mm

atau dapat juga ditentukan dengan:

be = bw + (16 x tebal bentang yang dituju)

be = 300 + (16 x 125) = 2300 mm

be diambil dari nilai terkecil yaitu 1250 mm

lebar manfaat (be) plat dan slab terlihat pada gambar berikut:

Gambar 3: lebar manfaat

o Menentukan titik pusat berat

A 1 = 1250 x 125 = 156250 mm2

A 2 = 300 x 3750 = 112500 mm2

A total = A1+A2 = 268750 mm2

Titik pusat sumbu x

Karena konstruksi yang simetris maka diperoleh

x = 1250 / 2 = 625 mm

titik pusat sumbu y

y = = mm 151.167268750

)5.312112500()5.62156250(

Total

2(2)1(1)

A

)Y(A)Y(A

Gambar 4: titik pusat

Page 5: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Menentukan nilai inersia

Ib1 = Ib2 =

2323 Y)-(y2-A2b2.h2

12

1y1)-A1(Yb1.h1

12

1

=

2323 151.167375(11250037500312

1)5.26151.167(1562502512501

12

1

= 8.093.169.380 mm4

Is1 = 32.12

1hlx = 1/12 (4000)(375)3 = 17.578.125.000 mm4

Is2 = 32.12

1hly = 1/12 (5000)(375)3 = 21.972.656.250 mm4

o Menentukan nilai (.m)

.m = ½ (1 + 2)

Ecb = Ecs

Jadi:

1 = 460,0000.125.578.17

380.169.093.8

Is1

Ib1

2 = 368,0250.656.972.21

380.169.093.8

Is2

Ib2

Dengan demikian diperoleh:

.m = ½ (1 + 2)

.m = ½ 0,460+0,368)

= 0,414

h >

4700

27,1

1112,0414,027,1536

1500

2408,0

= 121,073 mm

tebal plat yang diambil adalah 125 mm dengan demikian, ketebalan yang

diambil telah memenuhi syarat keamanan.

Page 6: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

1.2 Penulangan Plat

a. Menghitung pembebanan plat

Data plat atap 1. Tebal plat atap = 0.1 m 2. Tebal Finishing = 0.03 m 3. Tebal rencana volume air hujan = 0.03 m

4. Berat/ volume beton bertulang = 2400 kg/m3

5. Berat/ volume beton = 2100 kg/m3

6. Berat/ volume air hujan = 1000 kg/m3

7. Berat beban bergerak lantai atap = 100 kg/m2

8. Berat plafon + penggantung = 18 kg/m2

9. Berat lapisan kedap air = 21 kg/m2

Data plat lantai 1. Tebal plat lantai = 0.125 m 2. Tebal Finishing = 0.03 m

3. Berat/ volume beton bertulang = 2400 kg/m3

4. Berat/ volume beton = 2100 kg/m3

5. Berat keramik = 60 kg/m2

6. berat plafon + penggantung = 18 kg/m2

7. Berat beban bergeraek lantai 2 dan 3 = 400 kg/m2

8. Berat lapisan kedap air = 21 kg/m2 1) Pembebanan pada plat atap o Beban Mati (WD)

1. Berat plat sendiri (0.10 x 2400 kg/m3) 240 kg/m2

2. Berat lapisan kedap air (2 x 21 kg/m2) 42 kg/m2

3. Berat plafon + penggantung (11 + 7 ) kg/m2 18 kg/m2

total beban mati atap 300 kg/m2

o Beban Hidup (WL)

1. Berat atap menurut SNI 100 kg/m2

2. Berat air hujan 3 cm (0.03 x 1000 kg/m3) 30 kg/m2

total beban mati lantai 130 kg/m2

2) Pembebanan Plat Lantai 2 dan 3 a. Beban Mati (WL)

1. Berat plat sendiri, t = 125 mm (0.125 x 2400 kg/m3) 300 kg/m2

2. Berat finishing plat 3 cm, (0.03 x 2100 kg/m3) 63 kg/m2

3. Berat keramik 60 kg/m2

4. Berat plafon + penggantung 18 kg/m2

total beban hidup atap 441 kg/m2

Page 7: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

b. Beban Hidup (WL)

Beban lantai menurut SNI (sarana olahraga) : 400 kg/m2

total beban hidup lantai 400 kg/m2

b. Perhitungan tulangan plat atap

1) Data perencanaan tulangan plat atap

o Sketsa plat atap

Gambar 5 sketsa perencanaan penulangan plat

Sketsa ini digunakan untuk mempermudah dalam mengelompokkan

karakteristik plat yang akan direncankan penulangannya. Plat dibedakan atas plat

1 arah dan plat 2 arah. Dikategorikan sebagai plat 1 arah apabila perbandingan ly

terhadap lx > 2,5 sedangkan plat 2 arah sebaliknya.

Dilihat dari sketsa di atas, terdapat 3 (tiga) petak plat yang diarsir. Ketiga

petak tersebut mewakili seluruh petak yang ada setelah dikelompokkan

berdasarkan kategori plat 1 arah dan plat 2 arah (pada plat 2 arah sekaligus

dibedakan sesuai perencanaan plat dua rah model amplop). Petak A, E, I, M, D,

H, L, dan P merupakan plat 1 arah. Plat B, C, F,N, dan O, merupakan plat 2 arah

dengan tipe penyaluran beban metode amplop skema VIA, sedangkan petak F, G,

J, dan K, merupakan plat 2 arah dengan tipe penyaluran beban metode amplop

Page 8: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

skema II. Penentuan petak tinjauan pada petak dengan tipe sama lebih dari satu

adalah petak terluas. Petak yang ditinjau pada perencanaan ini adalah petak A

(tinjauan 1), petak C (tinjauan 2), dan petak G (tinjauan 3).

o Data plat atap

Tebal plat (h) = 0.1 m

Beban Mati = 300 kg/m2

Beban Hidup = 130 kg/m2

Direncanakan: Diameter tulangan = 8 mm; luas 50,4 mm2

Selimut beton (P) = 0.015 m

Syarat bentang: Ly = bentang terpanjang Lx = bentang terpendek

Tinggi Efektif plat atap arah x

dx = h - P - 1/2 Dx dx = 0.1 - 0.015 - 1/2(0.008) = 0.081 m arah y

dy = h - P - Dx - 1/2Dy dy = 0.1 - 0.015 - 0.008 - 1/2(0.008) = 0.073 m

2) Perencanaan tulangan plat atap 1 arah

o Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar plat (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif plat = ratio tulangan, min tulangan (fy = 240 MPa) plat = 0,0025

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Page 9: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Menetapkan ratio tulangan ()

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

= koefisien reduksi kekuatan (0,85)

Mu = 1/8 Wu lx2 >> Wu (beban ultimate plat atap), lx, bentang terpendek

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

= 1,2 (300) + 1,6 (130) = 0,568 Ton/m2

lx = 1,15 meter

Mu = 1/8 (0,568) (1,152) = 0,0939 TM

b = 1 m; fy = 24000 Ton/m2 ; f’c = 2500 Ton/m2 ; dy = 0,073 m

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

= (0.85 x x 24000) - (0.85 x x 24000 x 0.588 x (24000/2500))

17.6201 = 20400 - 115153.92 2

20400

- 115153.92 2 + 20400 - 17.6201 = 0

115153.92

115153.92

1,2 =

1,2 =

416160000

1 =

8116093.228

20200.0967

1

1 = 0.1763

=

= 0.0009 Gunakan analisa yang positif dan paling kecil

Hasil perhitungan:

analisa = 0,0009 minimum = 0,0025 maksimum = 0,04298 Dengan demikian yang diambil adalah 0,0025

2)073.0)(1(

0939,0

84.230307

0967.2020020400

84.230307

0967.2020020400

84.230307

0967.2020020400

)92.115153(2

)6201.17)(92.115153(42040020400 2

Page 10: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Hasil perencanaan tulangan

As = bd

= (0,0025)(1)(0,073)

= 0,000183 m2 = 183 mm2

Tulangan yang dipasang polos 8 mm (A =50,4mm2 )

Jumlah tulangan (n) = As/A = 183/50,4 = 3,63 4 buah

Jarak tulangan = b/(n-1) = 1000/ (4-1) = 333 mm

Jarak maksimum antar tulangan = 250 mm (SK SNI T-15 1991-03 pasal 3.16.6)

Tulangan plat atap tinjauan 1 yang digunakan 8 – 250 mm

3) Perencanaan tulangan plat atap 2 arah (tinjauan 2)

o Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar plat (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif plat = ratio tulangan (), min (fy = 240 MPa), pada plat = 0,0025

max = 0,04298

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Menentukan nilai Mu

Tinjauan 2 (Skema VIa)

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

= 1,2 (300) + 1,6 (130) = 0,568 Ton/m2

lx = 4 meter

x = koefisien berdasarkan ly/ lx (dilihat dari tabel amplop skema VIa, untuk nilai ly/lx = 5/4 = 1,25

Page 11: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Tabulasi perhitungan kebutuhan tulangan

4) Perencanaan tulangan plat atap 2 arah (tinjauan 3)

o Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar plat (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif plat = ratio tulangan (), min (fy = 240 MPa), pada plat = 0,0025

max = 0,04298

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Menentukan nilai Mu

Tinjauan 3 (Skema II)

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

= 1,2 (300) + 1,6 (130) = 0,568 Ton/m2

lx = 4 meter

x = koefisien berdasarkan ly/ lx (dilihat dari tabel amplop skema ii, untuk nilai ly/lx = 5/4 = 1,25

Page 12: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Tabulasi perhitungan kebutuhan tulangan

c. Perhitungan tulangan plat lantai 2, dan 3

1) Data perencanaan tulangan plat lantai 2 dan 3

o Sketsa plat lantai 2, dan 3

Gambar 6 sketsa perencanaan penulangan plat lantai 2 dan 3

Page 13: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Data plat lantai 2 dan 3

Tebal plat (h) = 0.125 m

Beban Mati = 441 kg/m2

Beban Hidup = 400 kg/m2

Direncanakan: Diameter tulangan = 10 mm; luas 78,57 mm2

Selimut beton (P) = 0.015 m

Syarat bentang: Ly = bentang terpanjang Lx = bentang terpendek

Tinggi Efektif plat atap arah x dx = h - P - 1/2 Dx dx = 0.125 - 0.015 - 1/2(0.010) = 0.105 M arah y dy = h - P - Dx - 1/2Dy dy = 0.125 - 0.015 - 0.010 - 1/2(0.010) = 0.095 M

2) Perencanaan tulangan plat lantai 2 dan 3 (tinjauan 1, plat 1 arah)

o Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar plat (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif plat = ratio tulangan, min tulangan (fy = 240 MPa) plat = 0,0025

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Page 14: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Menetapkan ratio tulangan ()

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

= koefisien reduksi kekuatan (0,85)

Mu = 1/8 Wu lx2 >> Wu (beban ultimate plat atap), lx, bentang terpendek

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

= 1,2 (441) + 1,6 (400) = 1,1692 Ton/m2

lx = 1,15 meter

Mu = 1/8 (1,1692) (1,152) = 0,1933 TM

b = 1 m; fy = 24000 Ton/m2 ; f’c = 2500 Ton/m2 ; dy = 0,095 m

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

= (0.85 x x 24000) - (0.85 x x 24000 x 0.588 x (24000/2500))

21,4164 = 20400 - 115153.92 2

20400

- 115153.92 2 + 20400 - 17.6201 = 0

115153.92

115153.92

1,2 =

1,2 =

416160000

1 =

8116093.228

20200.0967

1

1 = 0.1761

=

= 0.0011 Gunakan analisa yang positif dan paling kecil

Hasil perhitungan:

analisa = 0,0011 minimum = 0,0025 maksimum = 0,04298 Dengan demikian yang diambil adalah 0,0025

84.230307

0967.2020020400

2)095.0)(1(

1933,0

)92.115153(2

)4164.21)(92.115153(42040020400 2

84.230307

7669.2015620400

84.230307

7669.2015620400

Page 15: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Hasil perencanaan tulangan

As = bd

= (0,0025)(1)(0,095)

= 0,000238 m2 = 238 mm2

Tulangan yang dipasang polos 10 mm (A =78,57 mm2 )

Jumlah tulangan (n) = As/A = 238/78,57 = 3,02 4 buah

Jarak tulangan = b/(n-1) = 1000/ (4-1) = 333 mm

Jarak maksimum antar tulangan = 250 mm (SK SNI T-15 1991-03 pasal 3.16.6)

Tulangan plat atap tinjauan 1 yang digunakan 10 – 250 mm

3) Perencanaan tulangan plat lantai 2 dan 3, plat 2 arah (tinjauan 2)

o Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar plat (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif plat = ratio tulangan (), min (fy = 240 MPa), pada plat = 0,0025

max = 0,04298

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Menentukan nilai Mu

Tinjauan 2 (Skema VIa)

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

= 1,2 (440) + 1,6 (400) = 1,1692 Ton/m2

lx = 4 meter

x = koefisien berdasarkan ly/ lx (dilihat dari tabel amplop skema VIa, untuk nilai ly/lx = 5/4 = 1,25

Page 16: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Tabulasi perhitungan kebutuhan tulangan

4) Perencanaan tulangan plat lantai 2 dan 3, plat 2 arah (tinjauan 3)

o Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar plat (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif plat = ratio tulangan (), min (fy = 240 MPa), pada plat = 0,0025

max = 0,04298

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Menentukan nilai Mu

Tinjauan 3 (Skema II)

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

= 1,2 (440) + 1,6 (400) = 1,1692 Ton/m2

lx = 4 meter

x = koefisien berdasarkan ly/ lx (dilihat dari tabel amplop skema ii, untuk nilai ly/lx = 5/4 = 1,25

Page 17: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Tabulasi perhitungan kebutuhan tulangan

d. Perhitungan plat lantai 1

1) Data perencanaan tulangan plat lantai 1

o Sketsa plat lantai 1

Gambar 7 sketsa perencanaan penulangan plat lantai 1

Page 18: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

o Data plat lantai 1

Tebal plat (h) = 0.125 M

Beban Mati = 423 kg/m2

Beban Hidup = 400 kg/m2

Direncanakan: Diameter tulangan = 10 mm; luas 78,57 mm2

Selimut beton (P) = 0.015 m

Syarat bentang: Ly = bentang terpanjang Lx = bentang terpendek

Tinggi Efektif plat atap arah x dx = h - P - 1/2 Dx dx = 0.125 - 0.015 - 1/2(0.010) = 0.105 m arah y dy = h - P - Dx - 1/2Dy dy = 0.125 - 0.015 - 0.010 - 1/2(0.010) = 0.095 m

2) Perencanaan tulangan lantai 1, plat 2 arah (tinjauan 1)

o Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar plat (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif plat = ratio tulangan (), min (fy = 240 MPa), pada plat = 0,0025

max = 0,04298

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Menentukan nilai Mu

Tinjauan 1 (Skema iii)

Page 19: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

= 1,2 (432) + 1,6 (400) = 1,1476 Ton/m2

lx = 4 meter

x = koefisien berdasarkan ly/ lx (dilihat dari tabel amplop skema iii, untuk nilai ly/lx = 5/4 = 1,25

o Tabulasi perhitungan kebutuhan tulangan

3) Perencanaan tulangan lantai 1, plat 2 arah (tinjauan 2)

o Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar plat (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif plat = ratio tulangan (), min (fy = 240 MPa), pada plat = 0,0025

max = 0,04298

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Menentukan nilai Mu Tinjauan 2 (Skema vii b)

Page 20: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

= 1,2 (432) + 1,6 (400) = 1,1476 Ton/m2

lx = 4 meter

x = koefisien berdasarkan ly/ lx (dilihat dari tabel amplop skema VIIb, untuk nilai ly/lx = 5/4 = 1,25

o Tabulasi perhitungan kebutuhan tulangan

e. Hasil akhir penulangan plat

Page 21: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko
Page 22: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

2. Perhitungan Pembebanan dan Gaya Batang

2.1 Menghitung beban merata

Gambar 8. Sketsa pembebanan pada balok plat

Beban Mati plat atap

1 Balok C1-C2 Q = 2x1 x qd atap = 2x1 x 300 600 kg/m'

2 Balok C2-C3 dan C3-C4 Q = 2 x 2 x qd atap = 2 x 2 x 300 1200 kg/m'

3 Balok C4-C5 Q = 2 x 1.15 x qd atap = 2 x 1.15 x 300 690 kg/m'

Plat Lantai 2 dan 3 1 Balok C1-C2

Q = 2 x1 x qd atap = 2 x 1 x 441 882 kg/m'

Page 23: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

2 Balok C2-C3 dan C3-C4 Q = 2 x 2 x qd atap = 2 x 2 x 441 1764 kg/m'

3 Balok C4-C5 Q = 2 x 1.15 x qd atap = 2 x 1.15 x 441 1014 kg/m'

Beban Hidup plat atap

1 Balok C1-C2 Q = 2 x 1 x ql atap = 2 x 1 x 130 260 kg/m'

2 Balok C2-C3 dan C3-C4 Q = 2 x 2 x ql atap = 2 x 2 x 130 520 kg/m'

3 Balok C4-C5 Q = 2 x 1.15 x ql atap = 2 x 1.15 x 130 299 kg/m'

Plat Lantai 2 dan 3 1 Balok C1-C2

Q = 2 x 1 x ql atap

= 2 x 1 x 400 800 kg/m'

2 Balok C2-C3 dan C3-C4

Q = 2 x 2 x ql atap = 2 x 2 x 400 1600 kg/m'

3 Balok C4-C5 Q = 2 x 1.15 x ql atap = 2 x 1.15 x 400 920 kg/m'

Page 24: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko
Page 25: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

2.2 Menghitung beban terpusat

Titik C4 1 luas daerah plat atap, lantai 3 dan 2

= (1/2 x (0.85 + 2) x 1.15) + (1/2 x 2 x 2)

= 3,64 m2

2 Beban balok 4 plat atap

ukuran balok 30 cm x 50 cm tebal plat 10 cm

= 0.3 x 0.4 x 4 x 2400

=1152 kg

3 Beban Balo k 4 plat lantai 2 dan 3

= 0.3 x 0.375 x 4 x 2400

=1080 kg

TITIK C3 1 luas daerah plat atap, lantai 3 dan 2

=(1/2 x4 x 2)

= 4 m2

2 Beban balok 4 plat atap

ukuran balok 30 cm x 50 cm tebal plat 10 cm

= 0.3 x 0.4 x 4 x 2400

= 1152 kg

3 Beban Balo k 4 plat lantai 2 dan 3

= 0.3 x 0.375 x 4 x 2400

=1080 kg

TITIK C2 1 luas daerah plat atap, lantai 3 dan 2

= (1/2 x (1 + 2) x 1) + (1/2 x 2 x 2)

= 3,5 m2

2 Beban balok 4 plat atap

ukuran balok 30 cm x 50 cm tebal plat 10 cm

= 0.3 x 0.4 x 4 x 2400

=1152 kg

3 Beban Balo k 4 plat lantai 2 dan 3

= 0.3 x 0.375 x 4 x 2400

= 1080 kg

Page 26: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko
Page 27: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

2.3 Menghitung besarnya Q equivalent pada struktur

Tahapan selanjutnya adalah menggambarkan penyebaran beban dalam

bentuk portal sebagai berikut:

Gambar 9. pembebanan pada portal

Untuk mempermudah perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada batang,

beban yang bekerja pada portal hendaknya lebih disederhanakan dengan caran

mengubahnya menjadi beban merata berbentuk persegi (q equivalent). Dengan

cara berikut

Page 28: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko
Page 29: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

Dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh q equivalent sebagai

berikut:

Gambar 10. Penyebaran beban pada portal (q equivalent)

Page 30: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

2.4 Menghitung gaya batang

Gaya-gaya batang digunakan untuk merencanakan kebutuhan tulangan

pada struktur. Gaya batang pada struktur ini dihitung dengan menggunakan

metode takabeya. Hasil dari perhitungan tersebut terlihat pada diagram momen,

gaya lintang dan gaya normal berikut:

a. Momen tumpuan

Gambar 11. Penyebaran momen tumpuan pada portal

Page 31: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

b. Momen maksimum pada balok

Gambar 12. Distribusi momen balok

Page 32: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

c. Gaya Lintang

Gambar 13. Gaya lintang pada balok

Page 33: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

d. Gaya normal

Gambar 14. Distribusi gaya normal pada portal

Page 34: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

3. Perencanaan Balok 3.1 Balok tingkat 1 dan 2 a. Data rencana balok

Mutu baja : 240 MPa

Mutu beton : 25 MPa

Dimensi balok : 30cm / 50 cm

Momen (Mu) : Tumpuan kiri : 6,8 Tm Tumpuan kanan : 8,1 Tm Lapangan : 4,2 Tm (dipilih momomen terbesar di sepanjang balok tingkat 1)

Gaya lintang : 5,3 Ton

Tebal selimut beton (P) : 2,5 cm

Tulangan rencana : 16 mm

Tulangan geser : 10 mm

Faktor reduksi kekuatan : 0,8

Ratio tulangan () : min = 1,4/240 = 0,0058

max = 0.04298

Tinggi efektif balok lantai 1 : h-p-0,5 = 0.47

b. Perhitungan penulangan balok tingkat 1 dan 2

o Tulangan pokok

Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar balok (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif balok = ratio tulangan

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Page 35: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

Tabulasi perhitungan tulangan

o Tulangan geser

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 5.3 Ton

Faktor reduksi kekuatan geser, = 0.60

Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa

Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 x b x d = 1.175 Ton

Tahanan geser beton, Vc = 0.705 Ton

Perlu tulangan geser

Tahanan geser sengkang, Vs = Vu - Vc = 4.595 Ton

Kuat geser sengkang, Vs = 7.658 Ton

Digunakan sengkang berpenampang : 2 10

Luas tulangan geser sengkang, Av = ns / 4 2 = 157.08 mm2

Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av fy d / ( Vs ) = 231 mm

Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm Jarak sengkang yang harus digunakan, s = 231 mm

Diambil jarak sengkang : ® s = 200 mm

Digunakan sengkang, 210 200mm

Page 36: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

3.2 Balok tingkat 3 (atap)

a. Data rencana balok

Mutu baja : 240 MPa

Mutu beton : 25 MPa

Dimensi balok : 25cm / 35 cm

Momen (Mu) : Tumpuan kiri : 3.3 Tm Tumpuan kanan : 2.1 Tm Lapangan : 3.9 Tm (dipilih momomen terbesar di sepanjang balok tingkat 1)

Gaya lintang : 1 Ton

Tebal selimut beton (P) : 2,5 cm

Tulangan rencana : 12 mm

Tulangan geser : 8 mm

Faktor reduksi kekuatan : 0,8

Ratio tulangan () : min = 1,4/240 = 0,0058

max = 0.04298

Tinggi efektif balok lantai 1 : h-p-0,5 = 0.32

b. Perhitungan penulangan balok tingkat 1 dan 2

o Tulangan pokok

Kebutuhan luas tulangan

As = bd

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan b = lebar balok (umumnya dihitung setiap 1 meter) d = tinggi efektif balok = ratio tulangan

anal =

cf

fyfyfy

'.588,0.....

bd

Mu2

Page 37: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

Tabulasi perhitungan tulangan

o Tulangan geser

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 1 Ton

Faktor reduksi kekuatan geser, = 0.60

Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa

Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 x b x d = 0.667 Ton

Tahanan geser beton, Vc = 0.2668 Ton

Perlu tulangan geser

Tahanan geser sengkang, Vs = Vu - Vc = 0.733 Ton

Kuat geser sengkang, Vs = 1.222 Ton

Digunakan sengkang berpenampang : 2 8

Luas tulangan geser sengkang, Av = ns / 4 2 = 100.5 mm2

Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av fy d / ( Vs ) = 630 mm

Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm Jarak sengkang yang harus digunakan, s = 250 mm

Diambil jarak sengkang : ® s = 250 mm

Digunakan sengkang, 28 250mm

Page 38: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

4. Perencanaan Kolom

4.1 Data kolom

Kolom didesain dengan menggunakan grafik perencanana kolom

Mutu baja : 240 MPa

Mutu beton : 25 MPa

Dimensi kolom: 30cm / 30 cm

Momen (Mu) : kolom tingkat 1; 1,87 Tm Kolom tingkat 2 : 0,352 Tm Kolom tingkat 3 : 0,285 Tm

Pu : Kolom Tingkat 1: 34.0.18 Ton Kolom tingkat 2 : 20 Ton

Kolom tingkat 3 : 5,5 Ton

Tebal selimut beton (P) : 3 cm

Tulangan rencana : Tingkat 1 dan 2 (19 mm), tingkat 3 (14 mm)

Tulangan geser : Tingkat 1 dan 2 (10 mm), tingkat 3 (8 mm)

Faktor reduksi kekuatan : 0,65

Ratio tulangan () : min = 1,4/240 = 0,0058

max = 0.04298

4.2 Perhitungan tulangan kolom

Perhitungan kolom menggunakan grafik lihat (Tabel CUR (seri beton 4) SKSNI-T-15-1991-03, perencanaan kolom. Ketentuan perhitungan:

o Ag : luas penampang kolom

o e (eksentrisitas) : uP

M

o nilai : 1 (f’c 25 Mpa) o Penentuan nilai grafis.

- Proyeksi titik potong ρg dengan garis

h

e pada sumbu mendatar

(horizontal) dengan rumus h

ex

Af

P

gc

u

.'.85,0. dan sumbu tegak (vertical)

dengan rumus :

gc

u

Af

P

.'.85,0.

- Tarik garis sejajar garis r sehingga berpotongan dengan garis lengkung grafik sesuai titik potong vertical dan horizontal.

- Nilai r menunjukkan besarnya analisa dengan grafik tersebut.

Page 39: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

Kebutuhan luas tulangan

As = Ag

Dimana:

As = kebutuhan luas tulangan Ag = luas penampang kolom = ratio tulangan

Hasil perencanaan

Page 40: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

5. Perencanaan Pondasi a. Data perencanaan pondasi

Direncanakan pada titik lokasi yang memikul beban terbesar, yaitu titik

portal bagian tengah konstruksi. Data perencanaan yang diketahui:

Dimensi kolom : 30 cm x 30 cm

W (berat yang dipikul) : 34,018 Ton

Mutu baja : 400 MPa

Mutu beton : 25 MPa

Selimut beton : 4 cm

Faktor reduksi : 0,6

Tebal rencana pondasi : 30 cm

Daya dukung tanah (tanah) : direncanakan lokasi tanah sedang (3,5 kg/cm2)

Berat sendiri pondasi : 0,72 T/m2

net = tanah + berat sendiri pondasi = 4,22 T/m2

Momen : 35,72 Tm

Rencana dimensi tulangan : pokok D 25 mm, geser 12 mm

b. Perhitungan dimensi tapak pondasi

o Gunakan metode try and error hingga Mendekati nilai net untuk menentukan

luas tapak pondasi o Misal L= 1,2B, B dicoba 1 meter

net = W + 6M

B .L

B.L2

= 34,018 + 7,272

1,2B2

1,44B3

35,72=

32 B

05,5

B

77,29

Jika B = 1 meter maka: 35,72 = 34,82, nilainya mendekati.. Jadi B = 1 meter L = 1,2 B = 1,2 meter cukup aman

Namun karena tenampang kolom berbentuk persegi empat, maka B direncanakan sama dengan L = 1,2

Page 41: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

c. Perhitungan tulangan tapak pondasi

Menentukan nilai 1 dan 1

perencanaan tulangan pondasi

h (tebal pondasi) = 300 mm

diamegter tulangan = 20 mm polos

selimut beton (p) = 40 mm

d efektif = h - p - D - 1/2D =230 mm

B = 1 m

L = 1 m

ukuran kolom = 300 mm (h)

300 mm (b)

max/min = 2BL

M6

BL

W

max = 32 2,1

272.7

2,1

018.34

= 27,832 Ton/m2

min = 32 2,1

272.7

2,1

018.34

= 19,42 Ton/m2

2.1

412,8

335.0

x

x = 2,35

1 = min + x = 19,42 + 2,35 = 21,77 Ton/m2

2,1

412,8

865,0

y

y = 8,06

2 = min + x = 19,42 + 8,06 = 27,48 Ton/m2

(d' + h kolom)

Page 42: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

1) Menghitung tulangan geser

Gaya geser Arah x = arah y

Vu = B'2

hL

2kolomminmax

d

Vu = 1,2'23,02

3,01,2

2

42,19832,27

Vu = 24,25 Ton Gaya geser nominal:

Vc = 1/6 bw.d.f’c = 0,6 (0,167)(1,2)(0,23)(50) = 1,383 Ton Vc < Vu , maka harus dipasang tulangan geser

Tahanan geser sengkang, Vs = Vu - Vc = 22,867 Ton

Kuat geser sengkang, Vs = 38,112 Ton

Digunakan sengkang berpenampang : 9 12

Luas tulangan geser sengkang, Av = ns / 4 2 = 905,6 mm2

Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av fy d / ( Vs ) = 131,1 mm

Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm Jarak sengkang yang harus digunakan, s = 131,1 mm

Diambil jarak sengkang : ® s = 130 mm

Digunakan sengkang, 912 - 130 mm

2) Menghitung tulangan pokok Menghitung momen lentur arah x dan y

Mu = 0,5 net B2

hL2

kolom

Mu = 0,5 (35,72) 1,22

3,01,22

= 12,06 Tm

Page 43: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

Menghitung tulangan

Rn = 2d b

Mu

>>> = 0,8

= 20,23 . 1,2 ,8.0

12,06= 237,476

=

2500

476)2,353(237,185,0

= 0,448

= W.fy

fc= 0,448

400

25= 0,028

min = 400

4,1

fy

1,4 = 0,0035

Dengan demikian = 0,028 As = .b.d = 0,028 (1,2) (0,23) = 0,0077 m2 = 7728 mm2 Diameter tulangan 25 mm, dengan demikian dibutuhkan tulangan 16D25

Page 44: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

C. LAMPIRAN

1. Tampak depan ruko

Page 45: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

2. Detail Rencana Plat Atap

Page 46: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

3. Detail Rencana Plat Lantai Tingkat 2 dan 3

Page 47: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

4. Detail Balok Tingkat 1&2, Balok Atap, Kolom Tingkat 1, 2, & 3

Page 48: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

5. Detail rencana pondasi

6. Tabel Koefisien Momen metode Amplop

Page 49: Struktur Beton Bertulang; perencanaan ruko

Tabel ini menunjukkan momen lentur yang bekerja pada jalur selebar 1 meter, masing-masing pada arah – x dan pada arah –y. a. Mlx adalah momen lapangan maksimum per meter lebar di arah –x; b. Mly adalah momen lapangan maksimum per meter lebar di arah –y; c. Mtx adalah momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah –x; d. Mty adalah momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah –y; e. Mtix adalah momen jepit tak terduga (insidentil) per meter lebar

di arah –x; f. Mtiy adalah momen jepit tak terduga (insidentil) per meter lebar

di arah –y;

7. Koefisien Reduksi Ketidak pastian kekuatan bahan terhadap pembebanan dianggap sebagai faktor reduksi kekuatan ∅ . Berdasarkan SKSNI 03-2847-2002 pasal 11.3 -02 untuk ∅ sebagai berikut: a. Untuk beban lentur tanpa beban aksial = 0,80 b. Untuk gaya aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur = 0,80 c. Untuk gaya aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur = 0,65 d. Untuk gaya lintang dan torsi = 0,60