50
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Stroke adalah penyebab kematian dan disabilitas utama. Dengan kombinasi seluruh tipe stroke secara keseluruhan, stroke menempati urutan ketiga penyebab utama kematian dan urutan pertama penyebab utama disabilitas. Morbiditas yang lebih parah dan mortalitas yang lebih tinggi terdapat pada stroke hemoragik dibandingkan stroke iskemik. Hanya 20% pasien yang mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya. Stroke masih merupakan penyebab utama invaliditas kecacatan sehingga orang yang mengalaminya memiliki ketergantungan pada orang lain. Pada kelompok usia 45 tahun ke atas, angka kematian yang diakibatnya cukup tinggi. 1 Perdarahan intra serebral terhitung sekitar 10 - 15% dari seluruh stroke dan memiliki tingkat mortalitas lebih tinggi dari infark serebral. Literatur lain menyatakan hanya 8 – 18% dari stroke keseluruhan yang bersifat hemoragik. Namun, pengkajian retrospektif terbaru menemukan bahwa 40.9% dari 757 kasus stroke adalah stroke hemoragik. Namun pendapat menyatakan bahwa peningkatan presentase mungkin dikarenakan karena peningkatan kualitas pemeriksaan seperti ketersediaan CT scan, ataupun peningkatan penggunaan terapeutik agen 1

Stroke Hemoragik Yuni

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hemoragik

Citation preview

BAB IPENDAHULUANLATAR BELAKANGStroke adalah penyebab kematian dan disabilitas utama. Dengan kombinasi seluruh tipe stroke secara keseluruhan, stroke menempati urutan ketiga penyebab utama kematian dan urutan pertama penyebab utama disabilitas. Morbiditas yang lebih parah dan mortalitas yang lebih tinggi terdapat pada stroke hemoragik dibandingkan stroke iskemik. Hanya 20% pasien yang mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya. Stroke masih merupakan penyebab utama invaliditas kecacatan sehingga orang yang mengalaminya memiliki ketergantungan pada orang lain. Pada kelompok usia 45 tahun ke atas, angka kematian yang diakibatnya cukup tinggi.1Perdarahan intra serebral terhitung sekitar 10 - 15% dari seluruh stroke dan memiliki tingkat mortalitas lebih tinggi dari infark serebral. Literatur lain menyatakan hanya 8 18% dari stroke keseluruhan yang bersifat hemoragik. Namun, pengkajian retrospektif terbaru menemukan bahwa 40.9% dari 757 kasus stroke adalah stroke hemoragik. Namun pendapat menyatakan bahwa peningkatan presentase mungkin dikarenakan karena peningkatan kualitas pemeriksaan seperti ketersediaan CT scan, ataupun peningkatan penggunaan terapeutik agen antiplatelet dan warfarin yang dapat menyebabkan perdarahan.2Resiko terjadinya stroke meningkat seiring dengan usia dan lebih tinggi pada pria dibandingkan dengan wanita pada usia berapapun. Faktor resiko mayor meliputi hipertensi arterial, penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung, perilaku merokok, hiperlipoproteinemia, peningkatan fibrinogen plasma, dan obesitas. Hal lain yang dapat meningkatkan resiko terjadinya stroke adalah penyalahgunaan obat, pola hidup yang tidak baik, dan status sosial dan ekonomi yang rendah.3Diagnosis dari lesi vaskular pada stroke bergantung secara esensial pada pengenalan dari sindrom stroke, dimana tanpa adanya bukti yang mendukungnya, diagnosis tidak akan pernah pasti. Riwayat yang tidak adekuat adalah penyebab kesalahan diagnosis paling banyak. Bila data tersebut tidak dapat dipenuhi, maka profil stroke masih harus ditentukan dengan memperpanjang periode observasi selama beberapa hari atau minggu.4Tujuan dari penatalaksanaan stroke secara umum adalah menurunkan morbiditas dan menurunkan tingkat kematian serta menurunnya angka kecacatan. Salah satu upaya yang berperan penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengenalan gejala-gejala stroke dan penanganan stroke secara dini dimulai dari penanganan pra rumah sakit yang cepat dan tepat. Dengan penanganan yang benar pada jam-jam pertama paling tidak akan mengurangi kecacatan sebesar 30% pada penderita stroke.1BAB IISTATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn.MTUmur

: 51 Tahun

Alamat

: Dusun Tiga Selat AurPekerjaan

: WiraswastaAgama

: Islam

Status Perkawinan: Menikah

No. RM

: 113906Tanggal Masuk

: 23/02/2015Ruang/Kelas

: Interna/IIIAB. ANAMNESIS: Auto-anamnesa dan allo-anamnesaI. Keluhan Utama : Lemah anggota gerak sebelah kiri sejak 3 jam SMRSII. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan tangan dan kaki sebelah kiri lemah sejak + 3 jam sebelum masuk RS. Hal ini dialami pasien ketika sedang berjualan dipasar. Pasien merasa tubuh sebelah kiri menjadi lemah dan oyong mendadak. Awalnya pasien merasakan kesemutan sekitar wajah sebelah kiri dan menjalar sampai anggota gerak sebelah kiri, hingga melemah dan tidak bisa digerakkan. Kelemahan lengan dan tungkai hampir sama. Pasien juga datang dengan keadaan tidak bisa berbicara dengan jelas. Pasien sebelumnya juga ada mengeluhkan sakit kepala dan mual muntah, pingsan tidak ada, kejang tidak ada. III. Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumya Riwayat hipertensi yang tak terkontrol sejak 5 tahun yang lalu

Riwayat diabetes melitus disangkal

Riwayat alergi obat/makanan disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat trauma disangkal

IV. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama

V. Riwayat Pribadi dan Sosial: Pasien sehari-hari bekerja sebagai pedagang keliling ke pasar-pasarC. PEMERIKSAAN FISIK

I. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum: Tampak sakit beratKesadaran

: ComposmentisTinggi badan

: 160 cm

Berat badan

: 60 cm

Tanda Vital

Tekanan darah

: 170/110 mmHg

Frekuensi nadi

: 82 x/menit, reguler.

Frekuensi Pernafasan: 22 x/menit

Suhu

: 37 oC

Rambut

: Warna sedikit memutih, lebat, sukar dicabut.

Kelenjar Getah Bening

Leher

: tidak ada pembesaran

Aksila

: tidak ada pembesaran

Inguinal: tidak ada pembesaran

Kepala

Mata

: Seklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, refleks pupil +/+.

Hidung: Sekret tidak ada, deviasi septum tidak ada.

Mulut

: Bibir kering (+).

Telinga: DBN

Leher

: spasme otot-otot leher dan bahu (-), nyeri (-)Thoraks

a. Paru-paru

Inspeksi: Gerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga tidak adaPalpasi: Fremitus suara +/+, simetris kanan dan kiriPerkusi: Sonor kedua lapang paruAuskultasi: Suara nafas vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-b. Jantung

Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi: Ictus cordis teraba, Thrill tidak adaPerkusi:

Batas jantung kanan: SIC IV linea parasternalis dekstra Batas jantung kiri : SIC V 1 jari medio linea midclavicula sinistraAuskultasi: Bunyi jantung I & II, reguler, gallop tidak ada, Murmur tidak adaAbdomenInspeksi: Bentuk datar, ascites tidak ada

Auskultasi: Bising usus positifPalpasi: Tidak ada pembesaran hepar dan lien, turgor kulit kembali cepat

Perkusi: Timpani

Ekstremitas

Superior: Akral hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada

Inferior: Akral hangat, edema tidak ada, sianosis tidak adaII. Status Neurologis

A. Tanda Rangsang Selaput Otak:

Kaku Kuduk: Negatif

Brudzinski I: Negatif

Brudzinski II: Negatif

Kernig Sign: Negatif

B. Tanda Peningkatan Tekanan intrakranial:

Pupil

: Isokor

Refleks cahaya: +/+

C. Pemeriksaan Saraf Kranial: N. I Olfaktorius

PenciumanKananKiri

SubyektifTDPTDP

Objektif dengan bahanTDPTDP

N. II Optikus

PenglihatanKananKiri

Tajam penglihatanNormalNormal

Lapangan pandangNormalNormal

Melihat warnaNormalNormal

FunduskopiTidak Dilakukan Pemeriksaan

N. III Okulomotorius

KananKiri

Bola mata NormalNormal

Ptosis Tidak adaTidak ada

Gerakan bulbusNormalNormal

StrabismusTidak adaTidak ada

NistagmusTidak adaTidak ada

Ekso/endopthalmusTidak adaTidak ada

Pupil: BentukNormalNormal

Reflek cahayaNormalNormal

Reflek akomodasiNormalNormal

Refleks konvergensiNormalNormal

N. IV Troklearis

Kanan Kiri

Gerakan mata ke bawahNormalNormal

Sikap bulbusNormal Normal

Diplopia Tidak adaTidak ada

N. V Trigeminus

Kanan Kiri

Motorik

Membuka mulutNormalNormal

Menggerakkan rahangNormalNormal

Menggigit Normal Normal

Mengunyah NormalNormal

Sensorik

Divisi optalmika

Reflek korneaNormalNormal

Sensibilitas NormalNormal

Devisi maksila

Reflek masseterNormalNormal

Sensibilitas NormalNormal

Devisi mandibula

Sensibilitas NormalNormal

N. VI Abdusen

Kanan Kiri

Gerakan mata ke lateralNormalNormal

Sikap bulbusNormalNormal

Diplopia Tidak adaTidak ada

N. VII Fasialis

Kanan Kiri

Raut wajahNormal Normal

Sekresi air mataNormal Normal

Fisura palpebraNormal Normal

Menggerakan dahiNormal Normal

Menutup mataNormalNormal

Mencibir/bersiulNormalAbnormal

Memperlihatkan gigiNormalAbnormal

Sensasi lidah 2/3 depanNormalNormal

hiperakusisTDPTDP

N. VIII Vestibularis

Kanan Kiri

Suara berbisikNormalNormal

Detik arlojiNormalNormal

Rinne testTDPTDP

Weber testTDPTDP

Scwabach test

Memanjang TDPTDP

Memendek TDPTDP

Nistagmus Tidak adaTidak ada

Pendular TDPTDP

Ventikal TDPTDP

Siklikal TDPTDP

Pengaruh posisi kepalaTDPTDP

N. IX Glosospharingeus

Kanan Kiri

Sensasi lidah 1/3 belakangNormalNormal

Reflek muntah/gag reflek++

N. X Vagus

Kanan Kiri

Arkus faringNormalNormal

Uvula NormalNormal

Menelan Normal Normal

Artikulasi Tidak JelasTidak Jelas

Suara Normal Normal

Nadi 82x/menit82x/menit

N. XI Asesorius

Kanan Kiri

Menoleh ke kananNormal Normal

Menoleh ke kiriNormal Normal

Mengangkat bahu ke kanan Normal Normal

Mengakat bahu ke kiri Normal Normal

N XII Hipoglosus

Kanan Kiri

Kedudukan lidah di dalamNormalNormal

Kedudukan lidah di julurkanNormalAbnormal

Tremor TIdak adaTidak ada

Fasikulasi Tidak adaTidak ada

Atrofi NormotrofiNormotrofi

A. Pemeriksaan Koordinasi

Cara berjalanSulit dinilaiDisartria Sulit dinilai

Romberg testSulit dinilaiDisgrafia Tidak ada

Ataksia Sulit dinilai Supinasi-pronasiSulit dinilai

Rebound fenomenaTidak adaTes jari hidungNormal

Tes tumit lututSulit dinilaiTes hidung jariNormal

B. Pemeriksaan Fungsi Motorik

Berdiri dan BerjalanKanan Kiri

Gerakan spontanTidak adaTidak ada

Tremor Tidak adaTidak ada

Atetosis Tidak adaTidak ada

Mioklonis Tidak adaTidak ada

Khorea Tidak adaTidak ada

Ekstremitas SuperiorInferior

Kanan Kiri KananKiri

Gerakan NormalMinimal NormalMinimal

Kekuatan 555222555222

Trofi NormotrofiNormotrofiNormotrofiNormotrofi

Tonus Normal Normal Normal Normal

C. Pemeriksaan SensibilitasSensibilitas taktilNormal

Sensibilitas nyeriNormal

Sensibilitas termisNormal

Sensibilitas kortikalNormal

StereognosisNormal

Pengenalan 2 titikNormal

Pengenalan rabaanNormal

D. Sistem RefleksA. FisiologisKananKiriKananKiri

KorneaNormalNormalBiseps++++

BerbangkisTDPTDPTriseps++++

LaringTDPTDPAPR++++

MaseterTDPTDPKPR++++

Dinding perutTDPTDPBulnokavernosaTDPTDP

AtasTDPTDPKremasterTDPTDP

BawahTDPTDPSfingterTDPTDP

TengahTDPTDP

B. Patologis

LenganTungkai

Hoffman-Tromner--Babinski--

Chaddoks--

Oppenheim--

Gordon--

Schaeffer--

Klonus kaki--

III. Fungsi Otonom

Miksi

: Memakai kateter Defekasi

: Normal Sekresi keringat: NormalIV. Fungsi Luhur

KesadaranTanda Demensia

Reaksi bicaraTidak Jelas Reflek glabellaTidak ada

Fungsi intelekSulit dinilai Reflek snoutTidak ada

Reaksi emosiNormal Reflek menghisapTidak ada

Reflek memegangTidak ada

Refleks palmomentalTidak ada

D. PEMERIKSAAN LABORATORIUMTanggal 23/02/2015

Hemoglobin

: 12,3 Lekosit

: 13,3.

Hematokrit

: 35,9 Trombosit

: 409 Gula darah

: 20624/02/2015

Glukosa darah

: 141

25/02/2015

Asam urat

: 7,9

Cholesterol total

: 253

Cholesterol HDL

: 28

Cholesterol LDL

: 198

Trigliserida

: 137

E. RENCANA PEMERIKSAAN TAMBAHAN

Rontgen Foto Thoraks CT-Scan atau MRI kepala EKGF. MASALAH

Diagnosis

Diagnosis Klinis: Hemiparesis sinistra + parese N VII, N X dan N XII Sinistra tipe UMN Diagnosis Topik: Subkortek serebri dektra Diagnosis Etiologi: Intracerebral Hemorrhage Diagnosis Sekunder: Hipertensi urgency Diferensial diagnosis: - Prognosa

: Dubia at malamG. PEMECAHAN MASALAH

TerapiUmum/Suportif: IVFD RL 500 cc 20 gtt/menit Kateter TerpasangKhusus: Injeksi citicolin 2 x 500 mg Injeksi ranitidin 2 x 1 ampul Injeksi Asam traneksamat 4 x 1 gr Amlodipin tab 5 mg 1 x 1SIRIRAJ STROKE SCORE (SSS)

Nama : Tn.MTUmur: 51 tahun

JENIS PEMERIKSAANPOINNILAI

KesadaranMuntah dalam waktu 2 jamNyeri kepala dalam 2 jamAteromaTekanan diastolik

KonstantaCompos MentisSomnolen & Stupor

Semi koma & koma

Tidak adaAda

Tidak ada

Ada

0

1

2

0

1

0

1

0

1

110-12x 2,5

x 2

x 2

x 3

x 0,10

220

11-12

Hasil 3

SSS= (2,5 x kesadaran) + ( 2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan darah diastol) - (3 x ateroma) 12

Keterangan :

>1

: Perdarahan Otak

< -1

: Infark Otak

-1 ( SSS ): Diagnosa Meragukan (Gunakan Kurva/CT Scan)

SSS = >1 Kesimpulan : Perdarahan otakFOLLOW UPHari/TanggalPerkembangan

Senin, 23/02/2015Selasa, 24/02/2015Rabu, 25/02/2015kamis, 26/02/2015Jumat, 27/02/2015Sabtu, 28/02/2015Minggu, 01/03/2015Senin, 02/03/2015Selasa, 03/03/2015Rabu, 04/03/2015Kamis, 05/03/2015S/ pasien tampak lemah, lemah anggota gerak sebelah kiri, bicara pelo, nyeri kepala (+), mual (+)O/ Kesadaran = CM TD = 160/100 mmHg, HR = 78 x/I, RR = 24 x/I, T = 36,5 0CA/ Intracerebral Hemorrhage

P/ Terapi lanjutS/ Pasien tampak lemah, kelemahan anggota gerak sebelah kiri , bicara pelo (+), sulit tidurO/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 150/90 mmHg, HR = 68 x/I, RR = 22 x/I, T = 36,5 0C

A/ intracerebral hemorrhage

P/ Lanjut

S/ Pasien tampak lemah, kelemahan anggota gerak sebelah kiriO/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 160/100 mmHg, HR = 82 x/I, RR = 24 x/I, T = 36,70C

A/ Intracerebral hemorrhage

P/ Terapi lanjut

S/ Pasien tampak lemah, kelemahan anggota gerak sebelah kiri, nyeri kepala (+)O/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 170/100 mmHg, HR = 76 x/I, RR = 27 x/I, T = 36,0 0C

A/ Intracerebral hemorrhage

P/ Terapi lanjut

S/ kelemahan anggota gerak sebelah kiri, nyeri kepala (-)O/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 150/90 mmHg, N = 91 x/I, RR = 20 x/I, T = 36,5 0C

A/ Intracerebral hemorrhage

P/ Terapi lanjutS/ kelemahan anggota gerak sebelah kiri, nyeri kepala (-)O/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 140/90 mmHg, HR = 75 x/I, RR = 20 x/I, T = 36,5 0C

A/ Intracerebral Hemorrhage

P/ Terapi lanjutS/ kelemahan anggota gerak sebelah kiri, nyeri kepala (+)

O/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 150/90 mmHg, HR = 88 x/I, RR = 23 x/I, T = 36,4 0C

A/ Intracerebral HemorrhageP/ terapi lanjut

S/ kelemahan anggota gerak sebelah kiri, nyeri kepala (-), sulit menelan

O/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 160/100 mmHg, HR = 76 x/I, RR = 26 x/I, T = 37,7 0C

A/ Intracerebral HemorrhageP/ terapi lanjut

S/ kelemahan anggota gerak sebelah kiri, nyeri kepala (+)

O/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 150/90 mmHg, HR = 78 x/I, RR = 22 x/I, T = 36,30C

A/ Intracerebral HemorrhageP/ terapi lanjut

S/ kelemahan anggota gerak sebelah kiriO/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 160/100 mmHg, HR = 76 x/I, RR = 24 x/I, T = 36,70C

A/ Intracerebral HemorrhageP/ terapi lanjut

S/ kelemahan anggota gerak sebelah kiri, sakit perut (+), sulit tidur malam hari

O/ Kesadaran = Compos Mentis

TD = 150/90 mmHg, HR = 80 x/I, RR = 26 x/I, T = 36,30C

A/ Intracerebral HemorrhageP/ terapi lanjut

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1 DEFINISIDefinisi Stroke menurut WHO adalah (2006) adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyakit selain daripada gangguan vaskular.1Penyakit serebrovaskular dapat diklasifikasikan sebagai berikut:21. Penyakit oklusi: trombosis arteri atau vena yang merupakan awal terjadinya infark serebrip2. Transient cerebral ischemic tanpa infark3. Perdarahan: ruptur pembuluh darah, sering dikaitkan dengan hipertensi maupun malformasi pembuluh darah4. Malformasi pembuluh darah akibat abnormalitas pembuluh darah: aneurisma5. Penyakit degeneratif arteri yang dapat menyebabkan oklusi atau perdarahan6. Penyakit inflamasi dari arteriOnset akut dari dari infark atau perdarahan pada penyakit serebrovaskuler biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular dan menyebabkan gangguan fungsi otak (hemiplegi, penurunan kesadaran, dll) dan stroke merupakan salah satu diantaranya. Jadi stroke merupakan suatu sindroma yang ditandai dengan gejala klinik yang berkembang dengan sangat cepat baik gejala fokal maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa penyebab lain selain vaskular2.3.2 KLASIFIKASIStroke dapat diklasifikasikan berdasarkan kelainan patologik pada otak, waktu terjadi dan lokasi lesi vaskular.2,5Berdasarkan kelainan patologi :1. Stroke Hemoragik: Perdarahan intraserebral, perdarahan ekstraserebral2. Stroke non hemoragik: Thrombus, emboli, hipoperfusi sistemikTabel 1. Perbedaan Stroke Hemoragik (SH) dan Stroke Non Hemoragik (SNH)Gejala KlinikSHNH

PISPSA

Defisit lokalBeratRinganBerat-ringan

OnsetMenit/jam1-2 menitPelan (jam/hari)

Nyeri kepalaHebatSangat hebatRingan

Muntah pada awalnyaSeringSeringTidak ada, kecuali jika lesi di batang otak

HipertensiHampir selaluBiasanya tidak adaSering kali

Penurunan KesadaranAda Ada Tidak ada

Kaku kudukJarangAda Tidak ada

HemiparesisSering di awalPermulaan tidak adaSering dari awal

Gangguan bicaraBisa adaJarang Sering

Likuor Berdarah Berdarah Jernih

Paresis/ gangguan N.IIITidak adaBisa adaTidak ada

Waktu seranganLagi aktifLagi aktifBangun pagi

KejangUmum Sering fokusTidak ada

Tanda rangsang meningeal++-

Papil edema++-

Perdarahan retina++-

Berdasarkan penilaian terhadap waktu kejadiannya:61. Transient Iskemik Attack (TIA) 2. Reversible Ischemic Neurolagical Deficits (RIND)3. Stroke progresif atau stroke in evolution4. Stroke komplit atau completed stroke3.2.1 STROKE HEMORAGIKA. Definisi

Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.5, 7

Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan serebrospinal disekitar otak atau kombinasi keduanya. Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga oleh karena hematom yang menyebabkan iskemik pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial pada gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak.2B. Etiologi Stroke Hemoragik

1. Perdarahan IntraserebralPerdarahan intraserebral adalah perdarahan yang terjadi di dalam jaringan otak akibat pecahnya pembuluh darah otak. Salah satu penyebab tersering adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di hemisfere otak dan sisanya di batang otak dan serebellum. Pada perdarahan otak terjadi ekstravasasi darah ke dalam jaringan otak yang menyebabkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan tetapi tidak merusak jaringan otak seperti yang terjadi pada infark otak.1,8Gejala klinis1: Onset perdahan bersifat mendadak, terutama saat melakukan aktivitas dan dapat didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah, yaitu nyeri kepala, mual dan muntah, gangguan memori, bingung, perdarahan retina dan epistaksis. Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat disertai kejang fokal/umum. Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata menghilang dan deserebrasi. Dapat dijumpai tekanan tinggi intrakranial, misalnya muntah proyektil, papil udem.

Gambar 1.Perdarahan Intraserebral22. Perdarahan SubarachnoidPerdarahan subarachnoid adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah di ruangan subarachnoid (diantara lapisan arahnoid dan piamater). Perdarahan subarachnoid biasanya disebabkan abnormal arteri pada lapisan dasar otak, disebut juga aneurisma cerebral.4 Perdarahan subarachnoid dapat terjadi infark karena adanya vasospasme. Vasospasme terjadi pada hari ke 2-6 hari setelah perdarahan, dan menetap selama 5 minggu. Vasospasme terjadi pada daerah aneurisma yang pecah, tetapi dapat juga pada tempat yang jauh dan bilateral. Darah dalam subarachnoid dapat menghilang pada 9-12 hari.9,10Gejala klinisnya, yaitu:1 Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam 1-2 detik hingga 1 menit. Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, menggigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang. Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Dijumpai gejala-gejala rangsangan meningeal. Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.

Gambar 2. Perdarahan subarachnoid2Before rupturing, an aneurysm usually causes no symptoms unless it presses on a nerve or leaks small amounts of blood, usually before a large rupture (which causes headache).Sebelum robek, aneurisma yang biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali menekan pada saraf atau kebocoran sejumlah kecil darah, biasanya sebelum pecah besar (yang menyebabkan sakit kepala)Then it produces warning signs, such as the follow, ,, menghasilkan tanda-tanda peringatan, seperti berikut:2,9 Headache, which may be unusually sudden and severe (sometimes called a thunderclap headache)Sakit kepala, yang mungkin luar biasa tiba-tiba dan parah (kadang-kadang disebut sakit kepala halilintar)

Facial or eye painSakit pada mata atau daerah fasial Double visionPenglihatan ganda Loss of peripheral visionKehilangan penglihatan tepi

The warning signs can occur minutes to weeks before the rupture.Tanda-tanda peringatan dapat terjadi menit ke minggu sebelum pecahnya aneurisma. Individu harusPeople should report any unusual headaches to a doctor immediately. melaporkan setiap sakit kepala yang tidak biasa ke dokter segera.2,9Aneurisma yang A rupture usually causes a sudden, severe headache that peaks within seconds.pecah biasanya menyebabkan sakit kepala, tiba-tiba parah dan mencapai puncak dalam beberapa detik. It is often followed by a brief loss of consciousness. Hal ini sering diikuti dengan kehilangan kesadaran singkat. Almost half of affected people die before reaching a hospital. Hampir setengah dari orang yang terkena meninggal sebelum mencapai rumah sakit. Some people remain in a coma or unconscious. Beberapa orang tetap berada dalam koma atau tidak sadar dan sebagian lOthers wake up, feeling confused and sleeainnya bangun, merasa bingung, dan mengantuk. They may also feel restless.Dalam beberapa jam atau bahkan menit, penderita mungkin menjadi tidak responsif dan sulit untuk dibangunkan. 2,9Dalam waktu 24 jam, darah dan cairan serebrospinal di sekitar otak mengiritasi lapisan jaringan yang menutupi otak (meninges), menyebabkan leher kaku serta sakit kepala terus, sering dengan muntah, pusing, dan nyeri pinggang. 2Frequent fluctuations in the heart rate and in the breathing rate often occur, sometimes accompanied by seizures.About 25% of people have symptoms that indicate damage to a specific part of the brain, such as the following:Sekitar 25% dari orang yang mengalami gejala-gejala yang mengindikasikan kerusakan pada bagian tertentu dari otak, seperti berikut: 2,9 Kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh (paling umum)

Kehilangan sensasi pada satu sisi tubuh Kesulitan memahami dan menggunakan bahasaGangguan berat dapat berkembang dan menjadi permanen dalam beberapa menit atau jam. Fever is common during the first 5 to 10 days.Demam adalah gejala umum selama 5 sampai 10 hari pertama.2,9 A subarachnoid hemorrhage can lead to several other C. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Stroke HemoragikDiagnosis stroke dapat ditegakkan berdasarkan riwayat dan keluhan utama pasien. Beberapa gejala/tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain: hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak, diplopia. Vertigo, afasia, disfagia, disartria, ataksia, kejang atau penurunan kesadaran yang keseluruhannya terjadi secara mendadak.1Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung diagnosis stroke dan menyingkirkan diagnosis bandingnya. Laboratorium yang dapat dilakukan pada penderita stroke diantaranya adalah hitung darah lengkap, profil pembekuan darah, kadar elektrolit, dan kadar serum glukosa.11Pemeriksaan pencitraan juga diperlukan dalam diagnosis. Pencitraan otak adalah langkah penting dalam evaluasi pasien dan harus didapatkan dalam basis kedaruratan. Pencitraan otak membantu dalam diagnosis adanya perdarahan, serta dapat menidentifikasi komplikasi seperti perdarahan intraventrikular, edem otak, dan hidrosefalus. Baik CT non kontras ataupun MRI otak merupakan pilihan yang dapat digunakan.2CT non kontras otak dapat digunakan untuk membedakan stroke hemoragik dari stroke iskemik. Pencitraan ini berguna untuk membedakan stroke dari patologi intrakranial lainnya. CT non kontras dapat mengidentifikasi secara virtual hematoma yang berdiameter lebih dari 1 cm.2MRI telah terbukti dapat mengidentifikasi stroke lebih cepat dan lebih bisa diandalkan daripada CT scan, terutama stroke iskemik. MRI dapat mengidentifikasi malformasi vaskular yang mendasari atau lesi yang menyebabkan perdarahan.2Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah elektrokardiogram (EKG) untuk memulai memonitor aktivitas jantung. Disritmia jantung dan iskemia miokard memiliki kejadian signifikan dengan stroke.2Stroke dapat didiagnosa banding dengan penyakit-penyakit lain seperti: ensefalitis, meningitis, migrain, neoplasma otak, hipernatremia, stroke iskemik, perdarahan subaraknoid, hematoma subdural, kedaruratan hipertensif, hipoglikemia, labirinitis, dan Transient Ischemic Attack (TIA).2D. Penatalaksanaan Stroke Hemoragika. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat 1. Evaluasi cepat dan diagnosis2. Terapi umum (suportif)a. Stabilisai jalan napas dan pernapasanb. Stabilisasi hemodinamik/sirkulasic. Pemeriksaan awal fisik umumd. Pengendalian peninggian TIKe. Penanganan transformasi hemoragikf. Pengendalian kejangg. Pengendalian suhu tubuhh. Pemeriksaan penunjang11b. Penatalaksanaan Stroke Perdarahan Intra Serebral (PIS)Terapi medik pada PIS akut:a. Terapi hemostatik 1 Eptacog alfa (recombinant activated factor VII [rF VIIa]) adalah obat haemostasis yang dianjurkan untuk pasien hemofilia yang resisten terhadap pengobatan faktor VIII replacement dan juga bermanfaat untuk penderita dengan fungsi koagulasi yang normal. Aminocaproic acid terbuktitidak mempunyai efek menguntungkan. Pemberian rF VIIa pada PIS pada onset 3 jam hasilnya adalah highly-significant, tapi tidak ada perbedaan bila pemberian dilakukan setelah lebih dari 3 jam.9,11b. Reversal of anticoagulation1 Pasien PIS akibat dari pemakaian warfarin harus secepatnya diberikan fresh frozen plasma atau prothrombic complex concentrate dan vitamin K. Prothrombic-complex concentrates suatu konsentrat dari vitamin K dependent coagulation factor II, VII, IX, dan X, menormalkan INR lebih cepat dibandingkan FFP dan dengan jumlah volume lebih rendah sehingga aman untuk jantung dan ginjal. Dosis tunggal intravena rFVIIa 10-90g/kg pada pasien PIS yang memakai warfarin dapat menormalkan INR dalam beberapa menit. Pemberian obat ini harus tetap diikuti dengan coagulation-factor replacement dan vitamin K karena efeknya hanya beberapa jam. Pasien PIS akibat penggunaan unfractionated atau low moleculer weight heparin diberikan Protamine Sulfat, dan pasien dengan trombositopenia atau adanya gangguan fungsi platelet dapat diberikan dosis tunggal Desmopressin, transfusi platelet, atau keduanya. Pada pasien yang memang harus menggunakan antikoagulan maka pemberian obat dapat dimulai pada hari ke-7-14 setelah terjadinya perdarahan.c. Tindakan bedah pada PIS berdasarkan EBM Keputusan mengenai apakah dioperasi dan kapan dioperasi masih tetap kontroversial. Tidak dioperasi bila: 1 Pasien dengan perdarahan kecil (