15
121 Strategi Public Relations Toshiba TV pada Isu Penutupan Pabrik di Indonesia Suraya dan Rizki Irwansyah Paramadina Graduateschool of Communication surayamufl[email protected] Pendahuluan Industri elektronik sangat dekat dengan suatu inovasi teknologi. Perkembangan suatu produk diiringi untuk menumbuhkan permintaan pasar, dan mengubah trend yang ada. Dalam 7 tahun terakhir brand asal Korea sudah mendominasi pasar secara besar dalam waktu yang sangat singkat, dan mengalami kemajuan yang sangat signifikan di pasar Indonesia. Berdasarkan data dari GfK (Growth for Knowledge), saat ini LG dan Samsung masih menguasai rata-rata di atas 20% pangsa pasar untuk seluruh unit produk consumer electronics dan information technology dengan langkah strategis yang telah dilakukan. Langkah-langkah tersebut seperti, terus berinovasi dengan meluncurkan produk TV berteknologi Smart TV, OLED TV dan Curve TV dimana pertumbuhannya mencapai 953% serta memperkuat jaringan direct service center kantor cabang untuk penguatan organisasi serta branding strategy, dan harga yang kompetitif untuk kepuasan konsumen pengguna produk LG [Terry, Hasil Wawancara, 16 Febuary 2015]. Krisis terjadi di Indonesia, seiring dengan turunnya minat terhadap produk buatan negeri sakura yang ditandai dari Sharp Indonesia yang memecat 271 karyawan pada 6 Mei 2013 silam, dan Sony yang mengubah strategi fokus produknya ke arah gadget entertainment seperti Playstation dan Audio Entertainment turut juga mengurangi penjualan untuk produk TV (Shuji, Hasil wawancara, 13 Maret 2015). Tidak terkecuali Toshiba TV saat ini tengah dilanda suatu krisis manajemen yang ditandai dari melemahnya minat pasar akan produk TV Toshiba dan diiringi rangkaian isu yang berkembang di media maupun yang terjadi di lapangan.

Strategi Public Relations Toshiba TV pada Isu Penutupan ......Perkembangan isu seringnya mengakibatkan perubahan kebijakan dari organisasi. “Isu merupakan suatu situasi yang menyajikan

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 121

    Strategi Public Relations Toshiba TV pada Isu Penutupan Pabrik di Indonesia

    Suraya dan Rizki IrwansyahParamadina Graduateschool of Communication

    [email protected]

    PendahuluanIndustri elektronik sangat dekat dengan suatu inovasi teknologi.

    Perkembangan suatu produk diiringi untuk menumbuhkan permintaan pasar, dan mengubah trend yang ada. Dalam 7 tahun terakhir brand asal Korea sudah mendominasi pasar secara besar dalam waktu yang sangat singkat, dan mengalami kemajuan yang sangat signifikan di pasar Indonesia. Berdasarkan data dari GfK (Growth for Knowledge), saat ini LG dan Samsung masih menguasai rata-rata di atas 20% pangsa pasar untuk seluruh unit produk consumer electronics dan information technology dengan langkah strategis yang telah dilakukan. Langkah-langkah tersebut seperti, terus berinovasi dengan meluncurkan produk TV berteknologi Smart TV, OLED TV dan Curve TV dimana pertumbuhannya mencapai 953% serta memperkuat jaringan direct service center kantor cabang untuk penguatan organisasi serta branding strategy, dan harga yang kompetitif untuk kepuasan konsumen pengguna produk LG [Terry, Hasil Wawancara, 16 Febuary 2015].

    Krisis terjadi di Indonesia, seiring dengan turunnya minat terhadap produk buatan negeri sakura yang ditandai dari Sharp Indonesia yang memecat 271 karyawan pada 6 Mei 2013 silam, dan Sony yang mengubah strategi fokus produknya ke arah gadget entertainment seperti Playstation dan Audio Entertainment turut juga mengurangi penjualan untuk produk TV (Shuji, Hasil wawancara, 13 Maret 2015). Tidak terkecuali Toshiba TV saat ini tengah dilanda suatu krisis manajemen yang ditandai dari melemahnya minat pasar akan produk TV Toshiba dan diiringi rangkaian isu yang berkembang di media maupun yang terjadi di lapangan.

  • 122

    Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

    Secara umum strategi komunikasi adalah elemen yang sangat penting dengan membawa tujuan sesuai dengan visi dan misi perusahaan, tujuan dari strategi komunikasi dapat di kategorikan sesuai dengan kondisi situasi manajemen (Smith, 2011 : 69).

    Sementara Sony dan Panasonic, telah melakukan restrukturisasi yang menyakitkan untuk keluar dari kerugian yang terjadi bertahun tahun di unit televisi. Hal ini ditenggarai dari persaingan perusahaan asing semakin berat. Meski demikian, melemahnya yen telah mengurangi kerugian karena menaikkan nilai pendapatan luar negeri yang dikirim kembali ke Negeri Sakura. (http://www.koran-sindo.com/read/959848/150/sharp-proyeksikan-kerugian-usd256-juta-1423028025, diakses pada Rabu, 4 Febuary 2015).

    Setiap perusahaan memiliki strategi sendiri untuk menjalankan manajemen perusahaan baik dari faktor internal dimana fungsi organisasi yang kuat berisi sumber daya manusia sebagai penggerak dalam kelangsungan hidup perusahaan, sedangkan untuk faktor eksternal menciptakan kepuasaan konsumen dengan harapan loyalitas dan citra yang bagus untuk sebuah merk.

    PT TVMI adalah salah satu perusahaan dari group Consumer Electronics Toshiba yang bergerak dalam penjualan dan pemasaran produk Televisi Toshiba berbasis Flat Panel TV di Indonesia. Sejak kemunculannya di Indonesia tahun 2002 sampai saat ini TVMI mengalami pasang surut dalam kompetisi pasar elektronik di Indonesia khususnya TV. Menurut Bayu Sinulingga, Head of Product R&D TVMI, (wawancara 5 Febuary, 2015) Berkembangnya isu di media massa sepanjang kurun waktu 2013 - 2015 adalah titik dasar krisis yang dialami Toshiba saat ini khususnya produk TV yang berdampak melemahnya minat pasar Indonesia akan produk yang ditawarkan.

    Perhatian dari media sepanjang kurun waktu 2014 yang melemparkan berita penutupan pabrik TV di Indonesia dan isu mengenai buruknya layanan servis dan kualitas TV dari Toshiba (http://inside.kompas.com/suratpembaca/read/43367 diakses pada 11 April 2014), melalui surat pembaca yang dilansir Kompas.com dibenarkan oleh Tyo Sulistyo selaku Service Manager TVMI dimana pada saat itu produk yang diluncurkan mengalami kendala ketersediaan suku cadang berakibat lamanya pelayanan servis dan juga kualitas produk

  • Suraya dan Rizki Irwansyah, Strategi Public Relations...

    123

    yang diniai tidak mumpuni untuk diluncurkan ke pasar mengingat kurangnya fitur dan kualitas dibandingkan dengan kompetitor (dalam wawancara langsung 16 Maret, 2015).

    Perkembangan isu seringnya mengakibatkan perubahan kebijakan dari organisasi. “Isu merupakan suatu situasi yang menyajikan hal-hal yang menjadi perhatian organisasi. manajemen isu adalah proses dimana suatu organisasi mencoba untuk mengantisipasi permasalahan yang muncul dan menanggapinya sebelum semakin meluas.” (Smith, 2011 : 22)

    Tabel 1.1. Monitoring Berita Terkait Isu Toshiba TV

    Isu yang telah identifikasikan dan dikelola dengan respon organisasi yang sistematis, dapat dibilang besar kemungkinan organisasi tersebut dapat menyelesaikan konflik (Smith, 2011).

    Sebagai pemegang merk besar, TVMI harus jeli dalam melihat tanda-tanda munculnya krisis atau akibatnya, akan memunculkan konflik dan kontroversi yang terjadi baik dari dalam maupun di luar perusahaan. Strategi komunikasi TVMI saat ini adalah berkomunikasi kepada pihak internal dan eksternal dengan langkah menggunakan taktik mediasi dalam pendekatan komunikasi interpersonal.

  • 124

    Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

    Dari pernyataan yang dilontarkan oleh Shari Widyastuti selaku Marketing Communications Officer TVMI (wawancara 13 Maret, 2015) menyatakan, strategi komunikasi untuk publik internal menggunakan email yang secara berkala memberikan informasi terkait masalah ini dan juga dilakukan pertemuan berkala untuk membahas masalah – masalah yang terjadi terhadap status terkini dari kondisi internal yang menjadi inisiatif dari divisi Human Resources. Sedangkan untuk publik eksternal dilakukan pendekatan persuasif yang dilakukan oleh divisi sales & marketing kepada pihak dealer dan menanggapi pertanyaan dari media TVMI hanya melakukan komunikasi via telpon saja untuk klarifikasi masalah pemberitaan di media.

    Untuk menjawab bagaimana strategi PR yang dilakukan TVMI dalam manajemen krisis penutupan pabrik Toshiba TV, penelitian ini menggunakan pendapat Smith (2011: 9-11) yang memaparkan sembilan langkah strategis public relations (nine steps of strategic public relations) yang dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu:A. Fase Formative Research; Riset program dilakukan untuk

    mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Dalam fase ini diperlukan tiga langkah yaitu: Step 1: Analyzing the Situation; Dalam menganalisa situasi, alangkah baiknya kita mengenal ’issues management’. Ini adalah proses proses dimana organisasi berusaha mengantisipasi dan merespon isu yang penting . Apabila isu dibiarkan maka akan menjadi ‘Crisis Management’. Step 2: Analyzing the Organization; Langkah kedua dalam strategi

    perencanaan adalah proses mempengaruhi audit public relations, yang artinya menganalisa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang biasa di sebut analisa SWOT. Dalam menganalisa ini dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu, Internal Environmental, Public Perception , dan External Environment

    Step 3: Analyzing the Public; Dalam langkah ini, dapat dilakukan dengan mengenal publik. Baik publik internal (karyawan, keluarga karyawan, manajemen, dan investor) maupun publik eksternal (media, pemerintah, konsumen, masyarakat dan LSM). B.  Fase Strategi: adalah perencanaan keseluruhan organisasi.

    Meliputi bagaimana organisasi menentukan apa yang ingin dicapai

  • Suraya dan Rizki Irwansyah, Strategi Public Relations...

    125

    oleh organisasi dan bagaimana keinginan tersebut akan dicapai. Step 4: Establishing Goals & Objectives; Langkah ini membantu kita membangun tujuan yang jelas, spesifik dan terukur dalam menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi misalnya awareness, penerimaan atau aksi dari publik.  Step 5: Formulating Action and Response Strategies; Perencana

    komunikasi memiliki berbagai opsi mengenai apa yang dapat dikatakan oleh organisasi dan akan dikatakan oleh organisasi kepada publiknya. Aksi komunikasi di sini dapat bersifat proaktif atau reaktif tergantung situasi yang diperlukan. Step 6: Using Effective Communications; Dalam tahap ini, mulailah memperlakukan publik sebagai audience, PR mengetahui siapa yang menjadi publiknya dan mempertimbangkan beberapa elemen komunikasi yang efektif untuk berbicara dengan publiknya. C. Fase Taktik : this integrated approach will become most visible, as

    you consider the various communication tactics that can be used to achieve your objective.Step 7: Choosing Communications Tactics; Ada tiga kategori

    dalam pemilihan pendekatan berkomunikasi antara lain; Interpersonal Communications, Organizational media, News media dan Advertising and Promotional media. Step 8: Implementing the Strategic Plan; Langkah ke delapan ini adalah menetapkan budget dan jadwal untuk mengimlementasikan program apa yang akan dijalankan.D. Fase Evaluative Research. Tahap akhir dari perencanaan public

    relations yaitu berkaitan dengan evaluasi dan penilaian untuk menentukan sejauh mana tujuan yang sudah direncanakan dapat terpenuhi dan diperbaiki untuk kegiatan komunikasi selanjutnya. Step 9: Evaluating the Strategic Plan; Metode yang tepat untuk mengukur efektifitas tools yang direkomendasikan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana langkah-

    langkah PT Toshiba Visual Media Network Indonesia (TVMI) dalam memulihkan citra merk Toshiba TV di tengah kasus merebaknya isu yang beredar. Pertanyaan penelitian yang muncul adalah : Bagaimana langkah – langkah strategi public relations dalam manajemen krisis PT Toshiba Visual Media Network Indonesia (TVMI) untuk memulihkan citra produk Toshiba khususnya TV ?

  • 126

    Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

    Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan

    pendekatan Kualitatif. Data primer didapat dengan melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) kepada key informan yang terlibat. Data sekunder diambil dari media massa online yang di pilih dengan karakteristik pemberitaan yang berisi isu-isu krisis manajemen dari Toshiba TV selama rentang waktu 2012 pada saat pre-crisis sampai 2015 masa crisis berikut dengan strategi public relations-nya.

    Peneliti berperan sebagai observer partisipan dimana peneliti menjadi praktisi di industri consumer electronics yang secara langsung bersentuhan dengan produk Toshiba selama kurun waktu 2011 - 2015. Keabsahan data penelitian menggunakan analisa triangulasi dimana teknik pemeriksaan untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori atas apa yang dilakukan oleh TVMI dalam menghadapi krisis dengan deskriptif naratif yang pada akhirnya dibuat suatu kesimpulan. Informan terdiri dari 11 orang, yaitu : PT. TVMI terdiri dari : Product Manager TV, Sr. HR Manager, Marketing & PR Officer, Key Account Manager, Sales Supervisor Modern Channel, Service Manager; Buyer Manager Electronic City (EC Indonesia); Regional Sales Head dan GM Service & IT (PT. TSU); Owner Sinar Abadi Jaya dan End User TV Buyer.

    ••••

    ••

    •••

    Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

  • Suraya dan Rizki Irwansyah, Strategi Public Relations...

    127

    Hasil Penelitian dan PembahasanPada rentang tahun 2014 -2015, TVMI group dari bisnis Toshiba

    di Indonesia yang menaungi sales dan marketing dari Brand Toshiba dipimpin oleh Takeshi Imai selaku President Director dan Isabella Setiawati sebagai Vice President, telah mengalami perubahan struktur organisasi sejak krisis yang menimpa dimana sebelumnya memiliki ukuran struktur organisasi yang memadai termasuk di dalamnya terdapat Departemen Pemasaran yang dipimpin oleh Jun Nishioka selaku President Director dan Koichiro Arakawa selaku Vice President yang membawahi Sales & Marketing.

    Tahapan krisis yang dialami oleh TVMI sebagai berikut :

    1. Pre-Crisis Stage (Tahap Pra Krisis) Tahap ini terjadi ketika mulai munculnya “situasi kritis” dimana

    organisasi harus mengambil keputusan dan tindakan yang diambil dalam “situasi kritis” sebelum menjadi lebih serius dan masuk kepada tahap selanjutnya yaitu krisis akut. Perencanaan dalam menghadapi isu di dalam organisasi TVMI tidak mempunyai kesiapan yang matang dimana isu pertama yang bergulir dari faktor eksternal seputar masalah pelayanan layanan purna jual yang mengecewakan telah beredar di media online pada rentang waktu di penghujung tahun 2012.

    Isu kemudian mencuat ke permukaan media tanpa adanya klarifikasi dari TVMI dan sampai ke permukaan media di penghujung tahun 2012 tepatnya di bulan september sampai 2014, lewat beberapa media online salah satunya kompas.com dan detik.com dengan headline seputar pelayanan dan kualitas produk Toshiba TV. Pada berita online ini konsumen mengecam keras atas pelayanan Toshiba TV yang buruk dikarenakan sudah lebih dari 2 bulan belum ada perbaikan dikarenakan spare parts yang tidak ada (http://www1.kompas.com/suratpembaca/read/35342,diakses pada 16 Maret 2015, pukul 18.20).

    Tyo Sulistyo selaku Service Manager TVMI menjelaskan hal ini sebenarnya sudah diantisipasi sebelumnya dalam program pembenahan service center dari group Toshiba, namun langkah-langkah tersebut tidak mendapatkan kemajuan dikarenakan kebutuhan financial yang di perlukan untuk menutupi kebutuhan departemen lain seperti Marketing untuk sewa tempat display penjualan dan kebutuhan lainnya (Wawancara, 13 April 2017).

  • 128

    Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

    Langkah strateginya adalah menjawab keluhan pelanggan melalui layanan customer service dengan pendekatan interpersonal dan penggantian unit baru atas produk yang mengalami kerusakan. Namun sayangnya hal ini tidak disosialisasikan melalui media massa untuk menganulir isu seputar layanan dari Toshiba TV.

    2. Acute-Crisis Stage ( Tahap Krisis Akut) Pada tahap krisis akut, “situasi kritis” menjadi tidak terkontrol dan

    dalam fase ini isu terus berkembang semakin meluas. Sikap para pemangku kepentingan dari eksternal yaitu Dealer mengurangi minatnya memasarkan produk TV Toshiba sehingga membuat kondisi menurunnya pangsa pasar Toshiba TV secara nasional. Bergulirnya isu mengenai penjualan pabrik TV di Indonesia berdampak keras terhadap faktor eksternal dan internal dimana tingkat kepercayaan publik terhadap merek Toshiba sangat menurun.

    Sedangkan dari sisi internal publik khususnya karyawan, demo buruh di pabrik PT. Toshiba Consumer Products Indonesia (TCPI) pada 2015 silam dan penutupan pabrik Toshiba Home Appliances pada 2016 membuat roda organisasi mengalami pemangkasan. Pengurangan kuota karyawan Salesman dan Service Center menjadi langkah pertama yang dilakukan untuk mengecilkan biaya fixed cost yang menjadi beban. Hal ini mendapat perhatian dari media dan publik yang cukup tinggi dengan intensistas pemberitaan yang cukup serentak di media online.

    Prioritas utama setelah pengawasan terhadap krisis adalah reputasi dari citra perusahaan atau organisasi. Hal ini menjadi fokus terhadap apa yang dilakukan kepada konsumen, karyawan maupun public utama lainnya. Krisis digunakan sebagai kesempatan untuk meningkatkan reputasi sebagai tanggung jawab sosial kepada public terkait. Strategi untuk menjaga reputasi, TVMI melakukan iklan promosi di media cetak untuk memperkenalkan produk terbarunya Android TV sebagai bentuk strategi dinamis. Menurut Monica Wirawan, untuk beriklan di media massa memang tidak ada, namun Toshiba TV mendompleng iklan dari Electronic City yang hadir setiap minggunya di Kompas dengan berbagai macam promo menarik ataupun sekedar menunjukkan eksistensi produk Toshiba TV. (wawancara, 10 April, 2017)

    Secara keseluruhan strategi Public Relations dalam penelitian ini dalam kurun waktu krisis, berdasarkan Sembilan langkah strategis public relations Smith (2011) dirangkum sebagai berikut :

  • Suraya dan Rizki Irwansyah, Strategi Public Relations...

    129

    Langkah strategy public relations sepenuhnya tidak dijalankan TVMI secara sistematis seperti yang dikemukakan Smith (2011) dimana pada pra krisis, Fase Formatif Research tahap pertama dalam mengelola reputasi untuk mengenal dengan baik situasi yang terjadi di dalam dan luar perusahaan mengalami keterlambatan dalam pengambilan keputusan untuk segera melakukan tindakan langkah strategi issues management dalam mengantisipasi atau merespon isu. Pada masa pra krisis isu dibiarkan dan menjadi ‘Crisis Management.

    Tahap ke dua dan ketiga dalam menganalisa publiknya baik eksternal maupun internal, TVMI melakukan tindakan yang bersifat reflektif, masing masing person in charge di setiap departemen melakukan hubungan komunikasi langsung ke masing-masing publik terkait. Pihak sales melakukan komunikasi langsung kepada dealers untuk menjelaskan duduk perkara krisis terjadi, dan dari pihak marketing melakukan komunikasi langsung kepada media dalam menanggapi pertanyaan dari media.

    Lebih lanjut dalam fase strategy, untuk langkah ke empat tujuan dari TVMI adalah menjaga reputasinya untuk tetap dapat bersaing di industry consumer electronics, dengan melakukan langkah reaktif dengan tetap membuka hubungan komunikasi dengan publiknya baik Eksternal maupun Internal dengan respon strategy public Relations sebagai berikut :

    Tabel 1.2. Respon Strategi PR

    Isu Pelayanan Service

    Respon strategi komunikasi yang dilakukan bersifat Rectifying Behavior Strategies dengan sikapCorrective Action dimana PT Toshiba Visual Media Network Indonesia (TVMI) melakukan tindakanperbaikan atau memperbaikin kerusakan dengan jalan ;

    a. Menjawab keluhan pelanggan melalui layanan customer service dengan pendekatan interpersonal.b. Penggantian unit baru atas produk yang mengalami kerusakan.Kategori strategi komunikasi yang dijalankan melalui pendekatan interpersonal communication kepada pelanggan dalam kasus ini End User.

    Isu Kualitas Produk

    Respon strategi komunikasi pada kasus ini bersifat Vocal Commiseration Strategies dengan sikapConcern dimana PT Toshiba Visual Media Network Indonesia (TVMI) melakukan komunikasi kepadapihak pelanggan dengan jalan.a. Menyetujui pada apa yang terjadi dimana kualitas produk yang di luncurkan tidak kompetitif baikdari segi inovasi produk maupun harga jual, namun tidak mengakui kekurangannya.Kategori strategi komunikasi yang dijalankan melalui pendekatan interpersonal communication kepada pelanggan khususnya Dealer dengan taktik komunikasi persuasi meyakinkan dealer atas apa yang terjadibukan suatu masalah besar.

    Isu Penurunan Pangsa Pasar

    Respon strategi komunikasi pada kasus ini bersifat Diversionary Response Strategies denggan sikapConcessions dimana PT Toshiba Visual Media Network Indonesia (TVMI) menggunakan pengalihan isudengan cara ;a. Melakukan promosi lewat Media Iklan untuk produk terbaru.Kategori strategi komunikasi yang dijalankan melalui pendekatan Advertising and promotional mediadengan beriklan di media massa.

    Isu Penjualan Pabrik TV di Indonesia

    Respon strategi komunikasi pada kasus ini bersifat Strategic Inaction: Silence dimana PT Toshiba VisualMedia Network Indonesia (TVMI) melakukan sikap tertutup tanpa memberitahukan fakta sebenarnyadengan cara ;a. Melakukan konfirmasi melalui hubungan telepon kepada media, namun tidak memberikanketerangan apapun yang membenarkan kondisi isu tersebut.Kategori strategi komunikasi yang dijalankan melalui pendekatan interpersonal communication kepada media.

    Isu Internal PT Toshiba Visual MediaNetwork Indonesia (TVMI)

    Pada kasus ini strategi komunikasi yang digunakan untuk ke internal bersifat Vocal CommiserationStrategies dengan sikap Apology yang memberikan keterangan bahwa perusahaan sedang dalam keadaankrisis secara finansial dengan strategi komunikasi yang dijalankan melalui Organizational Media lewatemail yang secara periodik dikirimkan kepada seluruh karyawan berisi himbauan-himbauan baik efisiensimaupun langkah-langkah yang harus diambil secara bersama untuk menghadapi krisis manajemen.

  • 130

    Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

    Selanjutnya kepada tahapan ke enam Using Effective Communications, pada hakikatnya yang dilakukan oleh PTVMI adalah melalui sebuah pesan informatif dengan melalui komunikasi persuasi berdialog kepada publiknya dengan taktik strategi komunikasi melalui pendekatan Interpersonal Communication. Dengan strategy komunikasi Interpersonal ini adalah suatu keuntungan strategis untuk TVMI dimana dalam mengolah pesan dan cara penyampaiannya dapat dikendalikan melalui perencanaan yang matang, dan dapat di sesuaikan untuk publik tertentu, baik internal maupun eksternal .

    Pendekatan dalam berkomunikasi dengan publiknya yang dilakukan TVMI selanjutnya adalah menjalankan program kegiatan promosi melalui iklan di media serta mengadakan kegiatan press conference dengan meluncurkan produk terbarunya yang besar harapannya adalah isu yang terjadi di dalam organisasi TVMI tidak mengganggu roda bisnis TVMI.

    Langkah selanjutnya masih dalam tahap krisis akut yaitu fase taktik dalam mengimplementasikan perencanaan strategi adalah dengan menetapkan anggaran untuk melancarkan beberapa program strategi Public Relation yang sayangnya tidak dilakukan oleh TVMI.

    3. Post-Crisis State (Tahap paska krisis) Tahap paska krisis terjadi ketika krisis telah diatasi dan perusahaan

    berusaha menghitung besarnya kerugian finansial dan reputasi. Selain itu perusahaan melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan selama krisis dan mengindetifikasi perubahan-perubahan yang harus dilakukan berkaitan dengan krisis yang telah terjadi.

    Kerugian perusahaan dilihat dari penurunan pangsa pasar dari 23.4% di tahun 2011 menjadi hanya 4.1% sampai awal tahun 2017, rata-rata penjualan diatas 35 ribu unit hanya menjadi 12 ribu unit perbulannya. Sedangkan untuk melihat kondisi kesehatan brand Toshiba sendiri, pada tahun 2016 TVMI melakukan Brand Health Check dimana posisi Toshiba masih cukup mumpuni untuk kembali bersaing di Industry Consumer Electronics. Sebagai langkah awal adalah meluncurkan produk terbarunya di pasar Indonesia.

  • Suraya dan Rizki Irwansyah, Strategi Public Relations...

    131

    Tabel 1.3. Brand Health Check Television

    Sumber : TNS Brand Image Study Television 2016

    Melihat dari pemaparan bahasan di atas mengenai sembilan langkah strategis public relations yang dikemukan oleh Smith (2011), adalah suatu langkah yang mengindikasikan suatu langkah strategi Public Relations dalam krisis management yang ideal, namun satu hal yang perlu diperhatikan dari kesembilan langkah ini peneliti menilai dari anggapan yang dikemukakan Clarke L Caywood dalam bukunya The Handbook of Public Relations and Integrated Communications (2012:196) menyatakan :

    Justifying the budget of crisis planning involves elementary cost-benefits analysis. First the initial cost of creating a plan is relatively small, and second, the potential cost of not planning can be astronomical. The initial financial impact of losing product, of a strike, or of a damage reputation can be easily calculated and result in big number-frankly, a much bigger number that is readily attributed to a crisis

    Sembilan langkah tersebut perlunya suatu langkah dimana strategy Public Relation selain mengembangkan langkah taktis baik dalam strategy komunikasi maupun melaksanakan program kegiatan yang di rencanakan dalam melayani organisasi internal dan kepentingan publik, adalah melihat esensi dari upaya meminimalisir faktor resiko ketidak pastian.

  • 132

    Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

    Langkah-langkah yang diambil berdasarkan ketajaman informasi yang di dapat dari segala aspek, baik itu dari kondisi pasar, analisa trend yang ada maupun suatu informasi mengenai lingkungan pesaing guna melihat kondisi di kemudian hari apakah langkah yang dituju sesuai strategi menjadi efektif atau tidak, ataupun dapat memprediksi turning point yang terjadi di kemudian hari.

    Peneliti menilai bahwa krisis yang terjadi di dalam TVMI jika tidak di tangani dengan spesifik perencanaan yang matang akan membuat kondisi dari Brand Toshiba punah dari pasar Indonesia. TVMI tidak memiliki perencanaan khusus dalam menangani krisis secara sistematis, krisis akan membuat suatu perusahaan atau organisasi kembali pulih atau menjadi terpuruk adalah bagaimana dari perusahaan tersebut menanggapi krisis yang tentunya dalam mengambil langkah – langkah yang tepat dan efektif. Oleh sebab itu, peneliti menyarankan kepada TVMI untuk mempersiapkan strategi public relations yang efektif untuk menghadapi krisis yang masih berlangsung.

    KesimpulanAnalisa dari data primer yang didapat dengan melakukan wawancara

    dan data sekunder dengan melihat laporan market share, maupun article media dan di tambah dimana peran peneliti adalah sebagai observasi partisipan maka dapat diambil suatu kesimpulan dimana TVMI tidak memiliki suatu strategi komunikasi yang bersifat terstruktur, adapun respon strategi komunikasi yang dilakukan adalah suatu reaksi berdasarkan kondisi kondisi yang terjadi.

    Penggunaan pesan informatif melalui komunikasi persuasi dengan melakukan dialog kepada publiknya adalah taktik strategi komunikasi yang dijalankan melalui pendekatan interpersonal communication. Namun hal ini sangat di sayangkan karena, tidak ada pengorganisasian dari sisi pembuatan Crisis Management Team dalam mengelola krisis yang terjadi. Adapun hal ini terjadi karena ukuran organisasi di dalamnya tidak mencukupi dan kondisi keuangan yang sangat pelik membuat focus dari TVMI harus mengedepankan sisi kondisi laju bisnis agar terus bergerak maju dengan alokasi anggaran untuk aspek lainnya.

    TVMI belum sepenuhnya keluar dari kondisi krisis yang terjadi, penurunan minat pasar yang semakin melorot masih terjadi. Langkah strategi yang dijalankan sepenuhnya dilakukan dengan upaya memaksimalkan serta menjaga citra Brand Toshiba dengan tetap melakukan perencanaan

  • Suraya dan Rizki Irwansyah, Strategi Public Relations...

    133

    strategi Media Relations dengan tetap melakukan komunikasi kepada media untuk memberikan informasi terkait kondisi krisis dan terus membangun serta memelihara kontak dengan media melalui media conference.

    Meluncurkan produk baru adalah suatu strategy adaptif untuk meluruskan citra dari Toshiba dan juga sebagai langkah program pengendalian dengan mengadakan dialog langsung dengan pihak eksternal khususnya media, serta membangun hubungan baik dengan pihak luar organisasi yang berkenaan untuk memperluas jaringan pemberitaan positif di media massa pun dilakukan seperti bloger melalui forum maupun kanal lainnya

    Peran Public Relation sangat di perlukan oleh TVMI, selain sebagai potret dari sebuah organisasi, Public Relation merupakan fungsi manajemen proaktif yang melakukan upaya memantau trends, kejadian, issue-issue yang dapat timbul dan menganggu hubungan-hubungan penting di perusahaan.

    Secara keseluruhan dari penelitian ini dapat diambil suatu bukti bahwa peran Public Relations dan strategi komunikasi dalam krisis manajemen adalah hal yang sangat penting dalam suatu organisasi perusahaan. Krisis harus direspon dengan baik oleh perusahaan, dengan perencanaan strategi yang terstruktur, berdasarkan data dan fakta serta dilakukan oleh Public Relations sebagai jembatan antara organisasi dengan publiknya.

    Public Relations adalah suatu proses yang dilakukan menuntut ketajaman analisis dan daya kreatifitas yang tinggi, membangun citra dan reputasi organisasi lewat kacamata public melalui potret aktivitas di media massa sehingga citra dan reputasi organisasi tetap dapat terjaga dalam sebuah kompetisi pasar yang sangat tajam.

    Peneliti menyarankan dalam sudut pandang secara praktis, peran Public Relations dalam sebuah organisasi perusahaan belum menjadi komponen pilihan utama bagi organisasi dalam sudut pandang untuk mendapatkan manfaat yang besar. Beberapa perencanaan yang terjadi di tempuh dengan menggunakan jasa konsultan, dan ada pula yang menjadikan seorang Marketing berperan sebagai Public Relation.

    Public Relation dalam menjalankan peran tidak sepenuhnya berbicara image perusahaan semata, bermain dengan strategi komunikasi dan bergerak berdasarkan kebutuhan image perusahaan. Public Relation juga harus terjun dalam kondisi persaingan pasar dan ikut serta dalam memantau produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan.

  • 134

    Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

    Daftar PustakaArdianto, E. dan Erdinaya, L.K. (2005). Komunikasi Massa. Bandung:

    Simbiosa Rekatama Media.

    Breakenridge, Deirdre K. (2012). Social media and public relations: Eight new practices for the PR professional. New Jersey: Pearson Education

    Caywood, Clarke. L. (2012). The Handbook of Strategic Public Relations and Integrated Marketing Communications. New York : McGraw Hill

    Devlin, Edward S, (2007), Crisis Management Planning and Execution. New York : Auerbach Publications, Taylor & Francis Group

    Effendy, Onong Uchjana, (2005) Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

    Fearn-Banks, K. 1996. Crisis Communications: A casebook Approach . Mahwah NJ: Lawrence Erlbaum.

    Hariadi, (2005). Manajemen strategis. Yogyakarta:BPFE

    Henslowe, Philip. (2003). Public Relations A Practical Guide To The Basic. New Delhi : Crest Publishing House

    Kasali, Rhenald. (2002). Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti

    Kotler, Philip dan Kevin Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke 13. Diterjemahkan oleh Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.

    Moh Nazir. (2005). Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia

    Moleong, Lexy. J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

    Mulyana, Deddy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya

    Putra, I Gusti Ngurah. (1999) Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.

    Rakhmat, Jalaluddin. (1998). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

    Rangkuti, Freddy. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

  • Suraya dan Rizki Irwansyah, Strategi Public Relations...

    135

    Ruslan, Rosady. (1995). Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. Jakarta : PT RajaGrafindo Perkasa

    ------- (2001), Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsep dan Aplikasi). Jakarta : PT RajaGrafindo Perkasa

    Rumanti, Maria. A. (2002). Dasar-Dasar Public Relations; Teori dan Praktik. Jakarta : Grasindo

    Schiffman, Leon dan Leslie L. Kanuk. (2008). Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Diterjemahkan oleh: Zoelkifli Kasip. Jakarta: Indeks

    Smith, Ronald D. (2011). Strategic Planning For Public Relations. New Jersey : Taylor and Francis or Routledge

    Timothy. Coombs W. (2010) The Handbook of Crisis Communication. In Handbooks in Communication and Media. Singapore : Blackwell Publishing

    Tjiptono, Fandy. (2002). Strategi Pemasaran. Yogyakarta. Penerbit ANDI Offset