53
STRATEGI INTEGRASI IMTAQ DALAM PEMBELAJARAN DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN KENAIKAN PANGKAT JABATAN GURU Oleh : N a m a : Drs. Nur Kholiq N I P : 19630108 198703 1004 PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

drs. Nur kholiq

Citation preview

Page 1: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

STRATEGI INTEGRASI IMTAQ

DALAM PEMBELAJARAN

DISUSUNDALAM RANGKA MEMENUHI

SALAH SATU PERSYARATAN KENAIKANPANGKAT JABATAN GURU

Oleh :N a m a : Drs. Nur KholiqN I P : 19630108 198703 1004

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARADINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

SMA NEGRI 1 KEMBANGJl. Bangsri – Keling, Km 6 Kembang 59453, Telp. (0291) 7730048

Page 2: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu kenyataan bahwa kemerosotan akhlak akhir-akhir ini tidak hanya menimpa

kalangan orang dewasa tetapi telah merembet pada kalangan pelajar tunas-tunas

muda. Orang tua, pendidik, dan mereka yang berkecimpung dalam bidang agama

dan sosial banyak mengeluh terhadap perilaku mereka yang tidak baik. Perilaku

mereka yang nakal, keras kapala, mabuk-mabukan, tawuran, pergaulan bebas,

pesta obat-obatan terlarang, bergaya hidup mewah dan pendek kata perilaku

mereka tidak mencerminkan pelajar yang berpendidikan.

Melihat kenyataan tersebut, dunia pendidikan bertekad untuk berbenah diri dan

mencari solusi yang tepat dalam upaya mengatasi krisis akhlak yang melanda para

pelajar. Para pemikir pendidikan menyerukan agar kecerdasan akal diikuti

kecerdasan moral dan pendidikan agama. Kiranya tepatlah kurikulum peningkatan

keimanan dan ketaqwaan (imtaq) sebagai solusinya.

Alasan pemilihan judul penelitian ini adalah pentingnya iman dan taqwa sebagai

ruh dan jiwa ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Pentingnya pengembangan

kurikulum berwawasan imtaq dapat dijelaskan melalui tiga hal, yaitu : (1) ditinjau

dari segi perundang-undangan ; (2) ditinjau dari segi kecerdasan emosional (EQ),

dan (3) ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual (ESQ).

1. Pentingnya imtaq ditinjau dari segi perundang-undangan

Pengembangan imtaq di sekolah sangat penting sebagai upaya untuk

mewujudkan tujuan pendidikan. Sesuai dengan UU NO. 20 Tahum 2003 pasal

3 yang berbunyi, “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar manjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.” Dalam pembukaan UUD 1945 dalam Diknas ( 2005 : 2 )

Page 3: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

menyebutkan bahwa konsep mencerdaskan kehidupan bangsa harus dimaknai

secara luas, yakni meliputi (a) kecerdasan intelektual, (b) kecerdasan

emosional, dan (c) kecerdasan spiritual. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional, pendidik hendaknya tidak hanya membina kecerdasan intelektual,

wawasan dan keterampilan semata, tetapi harus diimbangi dengan membina

kecerdasan emosional dan keagamaan. Dengan kata lain memberikan nilai-

nilai agama atau imtaq dalam ilmu penngetahuan atau memberikan moralitas

agama kepada ilmu.

Selaras dengan hal tersebut, dikatakan oleh Ahmad Djazuli dalam Diknas

( 2005 : 2 ) bahwa dalam tujuan pendidkan nasional, pembinaan imtaq

merupakan inti tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa pembinaan

imtaq bukan hanya tugas dari bidang studi pendidikan agama saja melainkan

tugas pendidikan secara keseluruhan sebagai suatu sistem. Artinya, sistem

pendidikan nasional dan seluruh upaya pendidikan sebagai satu sistem yang

terpadu harus secara sistematis diarahkan untuk menghasilkan manusia yang

utuh, sebagai ciri pokoknya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pasal 3

dikatakan bahwa manusia yang dicita-citakan ialah manusia yang berkembang

potensinya secara utuh yaitu manusia yang iman dan taqwa tehadap Tuhan

Yang Maha Esa dengan diimbangi pekerti yang mulia, memiliki ilmu

pengetahuan, cakap, sehat jasmani dan rohani, kreatif, mandiri, tanggung

jawab, serta memiliki sikap demokratis. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan secara terpadu dan harus

berpusat pada pendidikan keimanan dan ketaqwaan. Untuk mewujudkan

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa bukan

semata-mata tanggung jawab guru pendidikan agama akan tetapi merupakan

tanggung jawab semua guru bidang studi. Guru dalam menyusun program

pengajarannya harus terpadu. Keterpaduan yang dimaksud ialah keterpaduan

tujuan, keterpaduan materi, keterpaduan proses, dan keterpaduan lembaga

pendidikan.

Keterpaduan tujuan menjelaskan bahwa pencapaian tujuan pendidikan itu

merupakan tugas aparat pendidikan yang terkait, terutama kepala

Page 4: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

sekolah,semua guru (termasuk guru agama), semua pegawai sekolah dan segala

sesuatu yang berhubungan dengan sekolah. Karena keimanan dan ketaqwaan

menjadi inti tujuan, maka pendidikan keimanan dan ketaqwaan menjadi

tanggung jawab semua aparat tersebut.

Keterpaduan materi ialah keterpaduan materi pendidikan secara khas, hal ini

berkenaan dengan bahan ajar. Semua bahan ajar yang disampaikan hendaklah

dipadukan, tidak ada bahan ajar yang terpisah dengan bahan ajar yang lain.

Pengikat keterpaduan itu ialah tujuan pendidikan keimanan dan ketaqwaan.

Jadi selain tujuan mata pelajaran itu sendiri, hendaknya semua bahan ajar

mengarah kepada terbentuknya manusia beriman dan bertaqwa. Kurang bijak

kiranya jika ada bahan ajar yang bertentangan dengan ajaran agama, dan

merupakan suatu keharusan bahwa bahan ajar tersebut saling membantu.

Dalam keterpaduan proses para pendidik hendaklah menyadari bahwa semua

kegiatan pendidikan sekurang-kurangnya tidak berlawanan dengan tujuan

pendidikan keimanan dan ketaqwaan, bahkan dikehendaki semua kegiatan

pendidikan membantu tercapainya siswa yang beriman dan bertaqwa.

Keterpaduan lembaga pendidikan menghendaki agar semua lembaga

pendidikan , yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat bekerja sama secara

terpadu untuk mencapai lulusan yang beriman dan bertaqwa.

Melihat hal tersebut begitu pentingnya keterkaitan imtaq dengan semua aspek

yang melingkupi pendidikan. Jadi dalam konteks sebagai institusi, pendidikan

hendaknya dilaksanakan di lembaga formal (sekolah), informal (keluarga), dan

non formal (masyarakat), yang oleh Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar

Dewantara dalam Diknas ( 2005 : 7 ) disebut sebagai tripusat pendidikan.

2. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari segi kecerdasan emosional (EQ).

Kecerdasan emosional disebut dalam bahasa Inggris Emosional Quotient (EQ).

Kecerdasan emosional oleh Peter Salovey dan Jack Mayer dalam Howard E

Book ( 2002 : 30 ) dikatakan sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan,

meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami

perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam

sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.

Page 5: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

Berkaitan dengan kecerdasan emosional, Goleman dalam Abuddin Nata

(2000 : 47 ) mengatakan kecerdasan emosional sebagai kepiawaian,

kepandaian, dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri yang

berhubungan dengan orang lain disekiling mereka dengan menggunakan

seluruh potensi psikologis yang dimilikinya seperti inisiatif dan empati,

adaptasi, komunikasi, kerja sama, dan kemampuan persuasi yang secara

keseluruhan telah mempribadi pada diri sendiri.

Berdasarkan pengertian tersebut, titik pokok kecerdasan emosional terletak

pada pengarahan perasaan atau pengendalian perasaan (diri, jiwa, pribadi)

dalam rangka memadukan emosi dan intelektual menjadi pribadi yang baik

atau cerdas. Sejalan dengan hal ini berkaitan dengan apa yang dikatan oleh

Toshihiko Izutsu (1993 : 246) tentang hubungan kata salih dan iman. Salih dan

iman itu seperti bayangan yang mengikuti bentuk bendanya, di mana pun ada

iman, maka terdapat salihat atau perbuatan baik. Jadi seseorang yang memiliki

iman dan taqwa yang tinggi, pasti dia memiliki kecerdasan emosional yang

tinggi pula.

Menyikapi hal tersebut, begitu pentingnya wawasan imtaq diberikan pada

pendidikan di sekolah. Dengan memberikan wawasan imtaq pada pengetahuan

umum itu berarti memberikan nilai-nilai agama pada pengetahuan atau

kepandaian intelektual.

Begitu pentingnya hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Achmad

Djazuli dan kawan-kawan dalam Diknas ( 2005 : 92 ) dikatakan guru

diharapkan memberi nilai-nilai imtaq ke dalam materi pelajaran sehingga siswa

mengetahui dan menyadari bahwa imtaq dan IPTEK saling menjelaskan dan

memiliki sumber serta tujuan yang sama. Dengan diintegrasikanya imtaq dan

IPTEK diharapkan dapat menghilangkan pemikiran dikotomi antara agama dan

IPTEK yang telah lama berjalan di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan yang

dikatakan oleh Howard E Book ( 2002 : 100 ) bahwa IQ yang tinggi bisa

menjadi bumerang jika EQ tidak mengimbanginya. Jadi wawasan imtaq sangat

penting untuk memberikan dasar potensi psikologis seperti inisiatif dan empati,

adaptasi, komunikasi, kerjasama, dan kemampuan persuasi yang mempribadi.

Dasar inilah yang diharapkan membentuk pribadi yang cerdas dengan

kecerdasan intelektual dan emosional yang tinggi.

Page 6: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

3. Pentingnya wawasan imtaq ditinjau dari kecerdasan emosional spiritual (ESQ)

ESQ adalah kecerdasan emosional yang berdasar agama. Dasar agama yang

dipadukan dengan kecerdasar emosi akan melahirkan akhlak yang

baik.Kecerdasan emosi seperti yang dikatakan Goleman dalam Abudin Nata

(2003 : 47) yang diartikan sebagai kepiawaian, kepandaian, dan ketepatan

seseorang dalam mengelola diri sendiri merupakan akhlak suatu pribadi. Ary

Ginanjar (2001: XlV) juga mengatakan bahwa agama Islam bisa dijadikan

sebagai landasan pembangunan kecerdasan emosi dan spiritual, di mana suara

hati adalah suara Tuhan yang terdapat dalam 99 Asmaul Husna. Suara hati ini

terdapat dalam dasar agama Islam yaitu rukun iman dan rukun Islam. Jadi

wawasan imtaq sangat penting bagi ruh Iptek untuk membentuk pribadi siswa.

Penelitian ini juga berkaitan dengan penelitian Muhammad Samsul Arifin

(2000) dengan judul Respon Peserta Didik dan Orang Tua Terhadap Kegiatan

Pendidikan Agama ( Studi Kasus Pembinaan Ekstrakurikuler Agama di

Sekolah Menengah Umum Islam Malang ). Penelitian itu berisi tentang usaha-

usaha untuk menciptakan suasana yang Islami di lingkungan sekolah. Usaha ini

diciptakan dengan menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler PAI.

Ekstrakurikuler tersebut adalah pendidikan akhlak, baca tulis dan pemahaman

Qur’an, serta praktik sholat dan kuliah subuh. Penelitian itu merupakan bagian

dari strategi pengembangan Kurikulum Pendidikan berwawasan imtaq.

Penelitian Lina Hayati (2004) yang berjudul Manajemen Pendidikan Nilai Di

Sekolah Umum ( Kajian Tentang Internalisasi Nilai-Nilai ke- Islaman ) Studi

Pada Sekolah Menengah Umum Negeri 10 “Melati” Samarinda juga berkaitan

dengan nilai-nilai iman dan taqwa. Penelitian Lina Hayati isinya lebih

menekankan proses internalisasi nilai-nilai keislaman pada sekolah umum yang

dapat diinternalisasikan pada diri anak didik yang bernuansa pesantren. Dengan

kata lain penelitian Lina Hayati berusaha melihat keberhasilan upaya mendidik

anak dengan nilai-nilai keislaman yang dikondisikan seperti pesantren.

Dikatakan pula dalam penelitian itu bahwa keberhasilan internalisasi nilai-nilai

keislaman pada diri siswa ditentukan oleh upaya pelaku manajemen. Pelaku

manajemen yang dimaksud adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para

Page 7: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

guru, dan pihak asrama. Upaya internalisasi nilai-nilai keislaman pada siswa

dalam bentuk moral knowing, moral feeling, dan moral action yang

pelaksanaannya melibatkan semua pihak dalam mengintegrasikan pada

manajemen pendidikan nilai. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat

dikatakan bahwa internalisasi nilai-nilai keislaman pada siswa masih dilakukan

terpisah dengan IPTEK, walaupun telah melibatkan semua pelaku manajemen

pendidikan. Berbeda dengan penelitian Pengembangan Kurikulum Pendidikan

berwawasan Imtaq Di SMA Negeri Kota Malang, penelitian ini ingin melihat

upaya integrasi imtaq IPTEK, optimalisasinya, dan hasilnya.

Selain dua penelitian di atas, penelitian ini juga berkaitan dengan yang diteliti

oleh Sunarto ( 2001 ) dengan judul Internalisasi Nilai-Nilai Agama Melalui

Penciptaan Suasana Keagamaan di Lingkungan MTsN Malang I. Sunarto

meneliti suasana keagamaan yang terjadi di MTsN I Malang. Penciptaan

suasana keagamaan di MTsN I Malang dibagi menjadi tiga, yaitu melalui: (1)

peningkatan kualitas pegawai , baik guru maupun karyawan melalui tartil

Qur’an, kultum, pengajian insidental, dan penataran, (2) pemberian peran bagi

para guru dan karyawan agar mereka berperan aktif dalam penciptaan suasana

keagamaan di MTsN I Malang, dan (3) penyempurnaan sarana yang terkait

dengan penciptaan suasana keagamaan di MTsN I Malang. Penelitian Sunarto

merupakan bagian dari penelitian ini yang merupakan optimalisasi nilai-nilai

iman dan taqwa dari lingkungan sekolah. Berbeda dengan penelitian ini,ia tidak

hanya optimalisasi nilai-nilai imtaq pada lingkungan sekolah tetapi lebih

mengarah pada integrasi imtaq dan IPTEK pada semua aspek pendidikan.

Jadi berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini lebih mendalam. Kedalaman

penelitian ini tidak hanya pada lingkungaan pendidikan tetapi lebih pada integrasi

imtaq dan IPTEK yang diajarkan pada proses pendidikan.

B. Masalah1. Jangkauan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dikaji dari kebijakan sekolah, pelaksana

kurikulum, dan sasaran pendidikan.

Kajian dalam kebijakan sekolah dalam hal ini tertuju pada pengelola kebijakan

yaitu kepala sekolah. Bagaimana program kepala sekolah terhadap pengelolaan

Page 8: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

kurikulum pendidikan dalam pengembangan imtaq di SMAN di Kabupaten

Jepara ?.

Program kepala sekolah dapat dikaji administrasi kegiatan, fasilitas, supervisi,

penilaian, dan pelaporan kegiatan.

Pada kajian pelaksana kurikulum, tertuju pada guru. Bagaimana guru

mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq ?

Pada kajian sasaran pendidikan jelas tertuju pada siswa. Dari siswa antara lain

dapat dikaji: (1) karya siswa hasil pengembangan kurikulum berwawasan

imtaq, (2) bentuk perilaku dalam hasil pengembangan kurikulum berwawasan

imtaq, dan (3) keterampilan siswa dalam menjawab tantangan hidup.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan jangkauan masalah yang luas, penelitian ini perlu dibatasi agar

pembahasannya lebih khusus, lebih lengkap, dan lebih mendalam. Masalah

penelitian ini dibatasi pada kajian pelaksana kurikulum yaitu pengelola

kegiatan khususnya guru.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan kurikulum berwawasan imtaq

di SMA Negeri Kabupaten Jepara ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seperti apa

pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq di SMAN

Kabupaten Jepara dan berapa persen guru yang telah berhasil

mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq di SMAN

Kabupaten Jepara .

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk medeskripsikan tentang:

Page 9: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

a. macam strategi pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq;

b. cara-cara guru mengoptimalkan peningkatan imtaq terhadap siswa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ada dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penellitian ini berupa deskripsi tentang pengembangan

kurikulum pendidikan berwawasan imtaq. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan masukan terhadap kajian ilmu bidang pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat yang

berkepentingan dengan pendidikan. Mereka yang dapat memanfaatkan hasil

penelitian ini adalah penentu kebijakan, pengajar, dan mereka yang terkait

dengan pendidikan.

Manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ;

Bagi penentu kebijakan baik kepala sekolah maupun lembaga diatasnya, hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan untuk mengembangkan

kurikulum pendidikan lebih baik dan memberikan gambaran pelaksanaan

pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq.

Bagi pengajar, hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan cara-cara

mengembangkan kurikulum pendidikan yang berwawasan imtaq. Bagi mereka

yang terkait dengan pendidikan, hasil penellitian ini diharapkan memberikan

wawasan tentang hasil pengembangan kurikulum pendidikan berwawasan

imtaq.

E. Penegasan Istilah

Istilah yang perlu ditegaskan maknanya dalam penelitian ini adalah sebagai

bertikut:

1. Kurikulum pendidikan adalah perangkat mengajar yang dijadikan sebagai

dasar untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang berlaku di Indonesia.

2. Iman dan taqwa. Iman adalah keyakinan yang dimiliki oleh seseorang yang

bersifat abstrak. Taqwa adalah sebagai perwujudan iman yang berbentuk

tingkah laku yang baik.

Page 10: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

3. Pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah strategi guru dalam

menyampaikan imtaq pada kegiatan belajar mengajar.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Iman dan Taqwa dalam Kurikulum

Iman adalah keyakinan dalam hati mengenai ke-Esa-an dan ke-Maha Kuasa-an Allah

yang diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan melalui amal perbuatan yang baik.

Taqwa adalah sikap batin dan perilaku seseorang untuk tetap konsisten

melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. (Diknas. 2005: 2).

Berdasakan definisi di atas dapat dikatakan bahwa taqwa adalah perwujudan iman

kepada Allah dalam bentuk perilaku seseorang. Perihal iman, Rusjdi Hamka ( 1986 :

9 ) mengatakan dalam Hadits Nabi bahwa iman atau islam itu tersusun dari 69

tingkat. Tingkat tertinggi adalah mengakui ke-Esa-an Allah, mengakui ke-Rasulan

Muhammad, dan tingkat terendah menyingkirkan duri dari jalan lalu lintas manusia.

Berdasarkan tingkatan iman tersebut yang melahirkan kebudayaan Islam oleh Ibnu

Khaldun ( dalam Rusjdi. 1986:10) dijabarkan dalam 17 perbuatan yang menunjukkan

tanda-tanda seorang raja yang beriman. 17 perbuatan perwujudan iman tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Aktif menegakkan perbuatan baik dan menghidupkan sifat-sifat yang baik.

2) Suka menolong.

3) Memaafkan orang lain selagi bisa dimaafkan.

4) Melayani dan melindungi pihak yang lemah.

5) Murah hati terhadap tetamu.

6) Memelihara fakir miskin.

7) Sabar dalam kesusahan.

8) Jujur dalam kata dan tingkah laku.

9) Menghormati agama dan para alim ulama.

10) Menghormati guru dan orang yang lebih tua.

11) Tiada sombong dan takabbur.

12) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik.

13) Memiliki semangat persatuan.

14) Menghargai dan menghormati lawan.

Page 11: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

15) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak.

16) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan.

17) Giat bekerja, tahan uji, tidak putus asa dan seterusnya.

Muhammad Nawawi ( 1996: 1) Menjelaskan bahwa iman memiliki 77

cabang iman. Tujuh puluh tujuh cabang iman itu adalah sebagai berikut:

1) Iman kepada Allah ;

2) Iman kepada Malaikat ;

3) Iman kepada kitab-kitab Allah ;

4) Iman kepada para nabi ;

5) Iman kepada hancurnya alam ;

6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ;

7) Iman kepada takdir ;

8) Iman kepada hasyr ;

9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ;

10) Cinta kepada Allah ;

11) Takut kepada siksa Allah ;

12) Mengharap rahmat Allah ;

13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ;

14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;

15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;

16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ;

17) Mencari ilmu ;

18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;

19) Mengagungkan dan memuliakan Al qur’an ;

20) Bersuci ;

21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ;

22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ;

23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;

24) I’tikaf ;

25) Haji ;

26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ;

27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;

28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ;

Page 12: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ;

30) Memerdekakan budak yang muslim ;

31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ;

32) Menepati janji ;

33) Bersyukur ;

34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;

35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;

36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ;

37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;

38) Menghindari makan dan minuman yang haram ;

39) Menghindari dari harta yang haram ;

40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ;

41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;

42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ;

43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;

44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ;

45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ;

46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ;

47) Bertaubat ;

48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ;

49) Taat kepada pemerintah ;

50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ;

51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;

52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ;

53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;

54) Malu kepada Allah ;

55) Bersikap baik kepada orang tua ;

56) Menyambung tali persaudaraan ;

57) Budi pekerti yang baik ;

58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ;

59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ;

60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ;

61) Mencintai ahli agama ;

Page 13: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

62) Menjawab salam dari orang islam ;

63) Menjenguk orang sakit ;

64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ;

65) Mendoakan orang islam yang bersin ;

67) Menghormati tetangga ;

68) Menghormati tamu ;

69) Menyembunyikan cela orang lain ;

70) Sabar ;

71) Zuhud ;

72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ;

73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;

74) Kedermawanan ;

75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ;

76) Merukunkan antara orang islam ;

77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya.

Berdasarkan 77 cabang iman dan 17 perbuatan sebagai wujud iman tersebut dapat

disimpulkan menjadi 85 perbuatan sebagai wujud taqwa. Ke 85 perbuatan tersebut

akan diungkap kembali dalam kerangka teori.

B. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK

Strategi secara harfiah bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran secara khusus. Strategi pada bahasan ini adalah cara yang

digunakan untuk menyampaikan wawasan imtaq dalam pengajaran ilmu pengetahuan

dan teknologi. Adapun model-model pembelajaran imtaq adalah sebagai berikut.

1. Model Rusli Yunus dan Warnadi dalam Mata Pelajaran Geografi

Dalam pelajaran geografi, Rusli Yunus dan Warnadi (2003: 1) mengatakan bahwa

pelajaran geografi berfungsi untuk mengembangkan sikap rasional dan bertanggung

jawab dalam menghadapi gejala geosfir dan permasalahannya yang timbul sebagai

sunatullah maupun sebagai akibat intraksi manusia dengan lingkungannya. Al Qu’an

yang diwahyukan kepada nabi Muhammad Saw. merupakan kitab yang sarat dengan

kajian geografi, silih bergantinya siang dan malam, diciptakan awan dan langit,

Page 14: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

diturunkannya hujan, diciptakannya laut dengan berbagai potensinya, tentang gunung

dengan berbagai gejala geosfir lainya banyak diungkapkan dalam firman Allah SWT

Untuk memberikan dasar imtaq pada pengejaran geografi dapat dilihat tulisan Rusli

Yunus dan Warnadi ( 2003 : 3 – 58 ). Tulisan tersebut berisi tujuh pokok bahasan.

Berikut akan dijelaskan dua pokok bahasan, yaitu pengertian dasar pengetahuan

geografi dan keanekaan bentuk muka bumi dan sesuatu yang dilukiskan dalam

geografi yang meliputi atmosfir, hidrosfir, biosfir, dan lethosfir.

Bumi yang terbentuk berlapis-lapis dijelaskan di dalam Al Qur’an surat Al-Ankabut

ayat 44, yang artinya Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak, sesungguhnya

pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang

beriman. Selain itu juga dijelaskan dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 22 yang

artinya Dia menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan

Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu

segala buah-buahan sebagai rizqi untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan

sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. Dari penjelasan tentang lapisan

penyusun bumi dan penjelasan dalam Al Qur’an tentang penyusunan bumi,

diharapakan dapat menambah keimanan tentang kekuasaan dan Maha Agung Allah

yang berhak disembah.

Pada pokok bahasan keanekaan bentuk muka bumi, dijelaskan tentang litosfir, gejala

vulakanisme, tektonik dan bentuk permukaan bumi, dan lahan potensial dan lahan

kritis. Sebagai contoh pembahasan tentang tektonik dan bentuk permukaan bumi

sebagai berikut. Peristiwa tektonik yang berupa gempa bumi, tanah longsor,

tenggelamnya suatu wilayah maupun terangkatnya suatu wilayah merupakan

peristiwa alam yang menunjukkan bahwa bumi bersifat dinamis atau selalu

mengalami perubahan. Gejala lain yang menunjukkan perubahan bumi adalah

berpindahnya aliran sungai, terbentuknya delta, tenggelamnya pulau, dan sebagainya.

Peristiwa tersebut berkaitan dengan bekerjanya gaya-gaya geologi yang

menyebabkan perubahan-perubahan pada bumi, baik bagian dalam maupun bagian

luar. Berkaitan dengan bumi yamg bersifat dinamis berkembang teori kontraksi, teori

laurasiagondutama, teori pergeseran benua dan teori lempeng tektonik. Teori tersebut

saling berbantah satu mengalahkan yang lain yang satu mengatakan bahwa bumi ini

statis sedang yang lain mengatakan bahwa bumi ini dinamis. Perkembangan teori

tersbut menunjukkan usaha manusia dalam mencari kebenaran. Pada dasarnya

Page 15: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

tentang dinamika bumi telah dijelaskan dalam Al Qur’an jauh lebih dahulu sebelum

teori-teori tersebut ada. Firman Allah SWT. dalam QS. Ar Ra’du ayat 31 yang

artinya “Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung

dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang

sudah mati dapat berbicara (tentu Al Qur’an itu Dia) sebenarnya segala urusan itu

kepunyaan Allah SWT.”. Ayat diatas mengisyaratkan bahwa bumi ini dapat

terpecah-pecah dalam pecahan (lempeng). Dan dalam ayat lain dikemukakan tentang

adanya gerakan benua yang secara terus menerus dan perlahan. Ayat tersebut

terdapat dalam QS. An Naml ayat 88 yang artinya “Dan kamu lihat gunung-gunung

itu kamu sangka mereka tetap ditempatnya, padahal mereka berjalan seperti jalannya

awan”. Dengan dasar Al Qur’an yang telah ditunjukkan diharapkan pengetahuan

tentang dinamika bumi dapat memperteguh keimanan siswa tentang Qodrat dan

Iradat Allah SWT.

2. Model H M Husni dan Safril dalam Mata Pelajaran Ekonomi

a. Model I

H.M Husni dan Syafril (200 : 9-12 ) menjabarkan tentang harga keseimbangan dan

harga pasar. Tentang pengertian harga, kecenderungan pembeli ialah menginginkan

harga murah kualitas barang bagus, sedanmgkan penjual cenderung mendapatkan

keuntungan yang banyak. Dalam QS. An Nisa’ ayat 29 disebutkan Yang artinya ”Hai

orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan

jalan batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku suka sama suka diantara

kamu”. Dengan prinsip ekonomi harga diatas yang didasari Al Qur’an diharapkan

pengertian siswa tentang harga dalam berusaha tetap mencari untung dengan jalan

yang diridai Allah SWT. Dengan pemaduan ini diharapkan keimanan dan

ketaqawaan akan tumbuh dalam berusaha. Berkaitan dengan harga pasar, yaitu harga

yang diperolah dari hasil tawar menawar antara pembeli dengan penjual, ternyata

sangat dipengaruhi oleh faktor produksi, faktor produksi yang berupa alam, tenaga

kerja, modal dan kewirausahaan yang dikehandaki dalam islam agar masiang-masing

faktor terbentuk secara adil. Adil dalam hal membayar faktor produksi yang

dilakukan oleh pemakai jasa. Berkaitan dengan harga pasar atau membayar harga

dengan adil, dijelaskan dalam QS. As- Syura ayat 183 yang artinya “Dan janganlah

Page 16: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan jannganlah kamu merajalela dimuka

bumi denngan membuat kerusakan.” Dan QS Hud ayat 85 disebutkan yang artinya

“Dan Syu’eb berkata : Hai kaumku cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil

dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka janganlah kamu

membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan”. Dengan pembatasan

dan penguatan harga pasar dan pembayaran harga yang adil yang dijelaskan oleh Al

Qur’an diharapkan dapat memupuk iman dan taqwa siswa sehingga mereka dalam

setiap berusaha selalu bertujuan untuk mencari rida Allah Swt.

b. Model II

Husni dan Syafril ( 2001: 44 ) menjelaskan materi kewirausahaan sebagai berikut.

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam

menangani kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan

cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka

memberikan pelajaran yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang lebih

besar. Berkaitan dengan semangat, sikap, dan perilaku diatas sejalan dengan sabda

Rasul Saw. yang artinya “ Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seakan-akan kamu

akan hidup selama-lamannya, dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seakan-

akan kamu akan mati besuk hari”.

Kewirausahaan ini juga berdasarkan QS. Ar Ra’du ayat 11 yang artinya

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum sehingga

mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”. Dengan dasar ini

diharapkan akan tumbuh semangat berwirausaha dari diri sendiri.

c. Model III

Husni dan Syafril (2001 : 31 ) menjelaskan materi koperasi sebagai berikut.

Koperasi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan anggota bila dijalankan

dengan cakap, jujur, dan sesuai dengan ajaran agama. Allah berfirman dalam QS Al

Maidah :2 yang artinya betolong- tolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan

taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.

Dengan Firman Allah tersebut, diharapkan terwujud perilaku tolong menolong pada

sesama manusia. Dari penjelasan di atas, Hasan dan Syafril berusaha menjelaskan

imtaq dengan mewujudkannya dalam perilaku manusia pada sesamanya.

3. Model Muhsin Lubis dan Wiwik Widayana dalam Mata Pelajaran Fisika

Page 17: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

Muhsin Lubis dan Wiwik Widayana ( 2001 : 3 ) menjelaskan pokok besaran dan

satuan sebagai berikut. Untuk mengaitkan konsep besaran dan satuan dalam fisika

dengan Al Qur’an guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa, guru agar

menghubungkan dengan surat Al Qomar ayat 49 yang artinya “Sesungguhnya Kami

menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. Kemudian dihubungkan dengan surat

Al Furqan ayat 2 yang artinya “Dia telah menciptakan segala sesuatu dan

menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi rapinya”. Kedua ayat tersebut memberi

isyarat bahwa kata ukuran yang terdapat di alam ini dapat dinyatakan dalam dua

peran. Peran pertama sebagai bilangan dengan sifat dan ketelitian yang terkandung di

dalamnya. Peran kedua sebagai hukum dan aturan.

Ukuran keduanya tersusun dalam suatu sistematika yang sangat rapi denngan

keterkaitannya satu sama lain. Telah teruji bahwa hukum-hukum fisika akan selalu

berlaku kapan dan dimanapun saja. Bahkan ada kecenderunngan tidak saja pada

benda mati atau disebut materi atau zat, namun juga pada perilaku makhluk hidup

termasuk manusia. Hal tersebut sangat dimungkinkan karena dalam ilmu fisika sifat

atau gejala fisis dari suatu benda selalu dinyatakan dalam simbol yang mempunyai

nilai atau harga tertentu. Benda lain yang sejenis mempunyai simbol yang sama

namun diberi nilai yang lain. Sebagai contoh suatu kawat baja mempunyai perilaku

tertentu bila ditarik dinyatakan dengan sebutan elastisitas.

Kawat lain dari bahan yang lain akan mempunyai simbol elastisitas yang sama

namun harga yang berlainan pula. Jadi jelas bahwa segala sesuatu telah ditetapkan

Allah SWT dengan ukuran tertentu . Demikianlah yang dicontohkan dalam pokok

bahasan besaran dan satuan. Dengan contoh diatas diharapkan siswa dapat

menggunakan pengetahuannya untuk meningkatkan kecerdasan spiritualnya

sehingga mampu menjawab tantangan hidupnya.

4. Model Rosman Yunus dan Aceng dalam Mata Pelajaran Biologi

a. Model I

Rosman Yunus dan Aceng (2003 : 2 )menjelaskan pokok bahasan keanekaragaman

hayati sebagai berikut. Makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu

dunia hewan ( flora ) dan dunia tumbuhan ( fauna ). Makhluk hidup tersebut masin-

masing memiliki ciri yang spesifik ditinjau dari keaneragaman jenis. Ciri-ciri

tersebut meliputi variasi bentuk,jumlah, dan sifat lain yang terlihat pada tingkat yang

Page 18: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

berbeda-beda, denngan menggunakan daya kemampuan akal pikiran manusia dalam

mengamati dan memahami keanekaragaman jenis. Tingkatan yang berbeda dapat

kita amati langsung dari obyek makhluk hidup yang ada di sekeliling kita. Contoh

yang kita kenal adalah jenis tumbuhan kelapa, siwalan/lontar, aren dan pinang.

Semua jenis tumbuhan itu memiliki persamaan ciri dan perbedaan ciri. Persamaan

dan perbedaan sifat atau ciri yang dimiliki makhluk hidup yang sejenis maupun tidak

sejenis ditentukan oleh keanekaragaman gen (plasma/nuthfah) yang dimiliki oleh

mkhluk hidup itu.

Penjelasan keanekaragaman makhluk hidup ini terdapat dalam QS. Al Faathir ayat

27 yang artinya “Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari

langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beranekaragam

jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis patah dan merah yang

beraneka macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat”. Dan disebutkan pula

pada surat yang sama pada ayat 28 yang artinya “Dan demikian pula diantara

manusia, binatang-binatang melata, dan banatang-binatang ternak ada bermacam-

macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara

hamba-hamba-Nya hanyalah ulama’(orang yang mengetahui kebesaran dan

kekuasaan Allah) sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.

Kedua ayat tersebut dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan bagi setiap insan

yang memiliki budi dan akal untuk mempelajari dan memperhatikan ke-Esaan Allah

Swt. dan berbagai makhluk ciptaan-Nya. Ada dua kemungkinan sikap manusia

dalam mengkaji dan menghayati firman Allah dengan menggunakan ilmu yang

dilikinya itu, yaitu apakah mereka akan tunduk, takut, dan bersyukur kepada Yang

Maha Pencipta, atau manusia itu akan merasa bangga, takabbur, dan sombong

dengan penemuan-penemuan ilmu dengan kajian akal pikirannya itu.

Sikap yang pertamalah yang diharapkan dari pemaduan IPTEK dan imtaq sehingga

pendidikan betul-betul membuahkan hasil.

b. Model II

Rosman dan Aceng (2003 : 23-25 ) mencontohkan pada bahasan alat indra sebagai

berikut. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, diberi kelebihan oleh

Allah dari pada makhluk lain. Kelebihan itu adalah manusia diberi akal sebagai alat

berfikir dan mengingat, menciptakan dan dilengkapi oleh organ koordinasi dan

komunikasi dengan lingkungannya. Organ tersebut adalah alat indra, yaitu mata alat

Page 19: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

indra penglihatan, telinga alat indra mendengar, kulit alat indra peraba, hidung alat

indra pembau, dan lidah alat indra pengecap. Firman Allah yang berkenaan dengan

indra adalah QS. An Nahl ayat 78 yang artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari

perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui. Tetapi amat sedikit kamu bersyukur”.

QS. Al A’raf ayat 179 yang artinya “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi

neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi

tidak dipergunakannya memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata

(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan

mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-

ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.

Mereka itulah orang-orang yang lalai”. Dengan dasar firman Allah tersebut

diharapkan siswa mewujudkan perilaku bersyukur atas nikmat Allah pada dirinya.

c. Model III

Sumber Daya Alam pada pelajaran biologi dijelaskan oleh Rosman dan Aceng (2003

: 18) sebagai berikut. Sumber daya alam digolongkan menjadi tiga, yaitu ;

Pertama, berdasarkan kegunaannya terdiri atas sumber daya alam penghasil bahan

baku dan sumber daya alam lingkungan hidup. Kedua, berdasrkan jenisnya meliputi

sumber daya alam biotik (hayati) dan sumber daya alam fisik (nonhayati). Ketiga,

berdasarkan sifatnya meliputi sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui dan

sumber daya alam kekal.

Pemanfaatan dan penggalian sumber daya alam yang merupakan anugerah dari

Tuhan Sang Pencipta yang diamanatkan pada makhluk-Nya untuk dikelola dengan

baik dan dipikul selama hidupnya. Makhluk yang menerima amanat Allah adalah

manusia. Allah berfirman dalam QS Al-Ahzab : 72 yang artinya sesungguhnya kami

telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka

semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan

mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.

Sesungguhnya manusia amat zalim dan amat bodoh. Berdasarkan firman Allah

tersebut diharapkan siswa dapat berperilaku menjaga amanat Allah terhadap sumber

daya alam.

d. Model IV

Rosman Yunus dan Aceng (2003 : 10) menguraikan pembahasan virus sebagai

berikut. Dalam kehidupan manusia, pada umumnya sebagian besar virus bersifat

Page 20: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

merugikan atau menimbulkan penyakit pada tumbuh-tumbuhan, hewan, dan

manusia. Telah banyak jenis penyakit pada manusia yang penyebabnya virus yang

ditemukan oleh pakar biologi, antara lain influenza, polio, kanker, Aids.

Segala macam jenis penyakit yang penyebabnya virus maupun bukan, dicari cara

pengobatan untuk penyembuhan secara kimiawi dengan obat-obatan dan secara

biologi dengan cara vaksinasi. Banyak yang telah dapat ditanggulangi secara medis,

tetapi masih banyak yang belum dapat ditemukan terutama untuk penyakit yang

disebabkan virus.

Dari bahasan di atas perlu disampaikan wawasan imtaq tentang penyakit AIDS.

Golongan berisiko tinggi untuk tertular AIDS adalah orang yang sering berganti-

ganti pasangan baik homo maupun hetero seksual, penerima darah, dan bayi yang

menerima ASI penderita AIDS. Sikap disiplin, perilaku atau akhlak individu manusia

itulah yang menjadi landasan pokok dalam usaha menanggulangi penularan segala

jenis penyakit termasuk AIDS. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw,

yaing artinya sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan akhlak.

Allah juga berfirman dalam QS Al-Hujurat : 13 yang artinya ... . sesungguhnya orang

yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa....QS Al-Isra ayat 32

juga menyebutkan yang artinya dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya

zina itu adalah perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk. Dan, QS Al-A’raaf ayat 80

dan 81 menyebutkan yang artinya ... mengapa kamu mengerjakan perbuatan

faahiayah (homoseksualis) itu yang belum pernah dikerjakan.... “ Sesunguhnya kamu

mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka) bukan kepada wanita,

malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.

5. Model Syaeful Anwar dan Sri Setiono dalam Mata Pelajaran Kimia

a. Model I

Syaeful Anwar dan Sri Setiono (2001 : 11) dalam pokok bahasan persamaan reaksi

menjelaskan sebagai berikut. Dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat 1 yang artinya

“Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendakinya”.

Sebagai contoh reaksi antara air dengan gas karbondioksida menghasilkan glukosa

dan gas oksigen yang dituliskan dalam bentuk simbol : 6CO2 + 6H2O ----> C6H2O6

+ 6O2. Simbol-simbol tersebut mengungkapkan peryataan reaksi kimia diatas,

Page 21: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

disebut juga persamaan reaksi kimia. Penulisan persamaan reaksi yang lengkap

mengikuti aturan sebagai berikut:

1) senyawa atau zat yang bereaksi dan zat hasil reaksi ditulis dalam bentuk simbul

kimia;

2) wujud zat atau keadaan zat pada saat reaksi dinyatakan dalam singkatan berikut : s

= padat, l = cair, g = gas, aq = larutandibelakang simbol kimia dalam tanda kurung;

3) zat-zat yang bereaksi (reaktan) ditulis lebih dahulu (ditulis sebelah kiri) dan

dipisahkan dengan tanda -----> dan zat-zat hasil reaksi ( produk ), ditulis sebelah

kanan tanda panah; dan

4) harus memenuhi hukum ketetapan massa, yang digambarkan dalam bentuk

koefisien reaksi, dan hukum ketetapan muatan.

Berbagai jenis reaksi kimia dapat dituliskan persamaan reaksinya dengan cara diatas,

namun dengan persamaan reaksi tidak dapat ditentukan produk yang dihasilkan suatu

reaksi. Hasil reaksi hanya dapat ditentukan dari eksperimen.

Dengan persamaan reaksi pernyataan suatu reaksi kimia menjadi lebih sederhana.

Perhitungan-perhitungan kuantitas zat yang terlibat dalam suatu reaksi mudah untuk

dilakukan.

Pentingnya persamaan reaksi dalam ilmu kimia terletak pada sifat keteraturan yang

berlaku pada zat-zat dalam reaksi. Ini merupakan hukum Allah SWT. (sunatullah)

yang tidak pernah akan berubah-ubah. Dengan sifat Rahman dan RahimNya,

sekaligus keMahakuasaan-Nya. Dia menetapkan hukum-hukum yang terjadi pada

suatu perubahan kimia. Hukum-hukum tersebut antara lain hukum ketetapan massa

yang pertama kali dicetuskan oleh A Lavoisier dalam hukum perbandingan tetap dari

proust.

Pengamatan dan eksperimen yang sungguh-sungguh oleh A Lavoisier, telah

membuka pintu hidayah ilmu untuknya, yakni menemukan suatu hukum Allah pada

alam semesta ini. Hukum itu disebut dengan hukum ketetapan massa (conservation

of mass) yang berbunyi massa zat-zat sebelum reaksi selalu sama dengnan massa

zat-zat hasil reaksi tersebut. Dalam peristiwa reaksi kimia tidak ada massa yang

hilang ataupun bertambah.

Keteraturan (sunatullah) lain ditemukan oleh J Proust, yakni didalan suatu senyawa

perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa tersebut adalah tetap. Contoh

garam dapur atau NaCL yang memilih susunan unsur nstrium (Na) dan unsur clor

Page 22: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

(Cl) memilih perbandingan 23 : 35,5. Contoh lain karbondioksida (CO2) memilih

perbandingan massa karbon dengan oksigen 3 : 8 . Dimanapun kita berada

menemukan senyawa-senyawa itu, selalu berbanding unsur-unsurnya tetap.

Demikianlah keteraturan hukum Allah yang menciptakan bumi seisinya. Dengan

dasar Al-Qur’an seperti di atas diharapkan menumbuhkan kecerdasan spiritual dalam

bersikap untuk menentukan jalan hidupnya.

b. Model II

Syaeful dan Sri Setiono (2001 : 39) menjelaskan pembahasan pencemaran

lingkungan sebagai berikut. Pencemaran adalah masuknya zat-zat baru ke dalam

lingkungan (udara, air, dan tanah) atau meningkatnya salah satu komponen zat dalam

lingkungan yang berakibat terganggunya proses kehidupan secara normal.

Contoh pencemaran oleh hujan asam. Hujan asam terjadi akibat reaksi SO3 atau

karbon trioksida dengan air. SO3 berasal dari reaksi SO2 dengan udara. SO2 adalah

zat yang dihasilkan oleh asap pabrik atau kendaraan bermotor. Pencemaran

lingkungan tidak hanya terjadi pada lingkungan udara. Lingkungan air dan tanah

juga telah terjadi pencemaran. Pemenuhan kebutuhan dan pola gaya hidup yang tidak

terkendali menjadi pendorong kuat pencemaran. Hidup tidak disiplin dan tidak peduli

terhadap lingkungan telah menjadi hal yang biasa. Buangan pabrik, sampah-sampah

plastik, logam dialirkan ke sungai yang berakibat pencemaran air. Penggunaan pupuk

yang berlebihan tanpa didasarkan ilmu yang benar telah menimbulkan kualitas tanah

menurun untuk pertanian. Pencegahan terhadap pencemaran telah banyak dilakukan

namun tidak berhasil. Kunci utama pencegahannya terletak pada ulah tangan ,

keinginan, dan nafsu manusia. Allah berfirman dalam QS Ar-Ruum : 41 yang artinya

telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan

manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sbagian dari akibat perbuatan

mereka, agar mereka kembali. Berdasarkan firman tesebut, diharapkan siswa dapat

mewujudkan perilaku memelihara lingkungan berdasarkan ilmu yang didapatnya

bukan malah merusak.

6. Model Zaidan Hendy dan Sunarno dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

a. Model I

Zaidan Hendy dan Sunarno (2001 : 27) mencontohkan penjelasan kaitan tema dan

amanat dalam novel Salah Asuhan dengan masalah sosial dan budaya sebagai

Page 23: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

berikut. Dikatakannya tema cerita Salah Asuhan adalah salah didikan. Orang tua

Hanafi mengharap dia menjadi anak yang berpendidikan, ternyata Hanafi keliru

menyerap pendidikan yang didapatkannya. Hanafi menjadi angkuh, sombong

terhadap ibunya, pamannya, istrinya, masyarakat, dan budaya kampung halamannya.

Hanafi tergila-gila pada gadis barat bernama Corrie. Dia tergila-gila pada pergaulan

dan budaya barat dan hanya kulitnya saja yang didapatkannya.

Amanat cerita Salah Asuhan adalah agar kita hati-hati memberikan pendidikan

(menyekolahkan) anak-anak jangan sampai salah asuhan. Jangan sampai anak-anak

kita menjauhi budaya timur dan bersikap kurang ajar terhadap orang tua. Sikap

tersebut telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber dari Allah.

Dari bahan pelajaran itu, selain diajarkan kaitan tema dan amanat novel dapat

diberikan pula wawasan imtaq bahwa seorang muslim hendaknya mengetahui dan

mengamalkan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang sikap dan perbuatan yang

menyangkut hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan

manusia. Allah berfirman dalam QS Al-Israa’ : 23 yang artinya “Dan Tuhanmu

memerintahkan supaya kamu jangan menyembah melainkan kepada-Nya, dan

hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah

seorang diantara keduanya atau dua-duanya telah berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali engkau mengatakan kepada keduanya

perkataan “ah” dan jangan engkau membentak mereka, dan ucapkanlah kepada

mereka perkataan yang mulia. Demikianlah hendaknya harapan dari cerita bahwa

seorang anak dapat bergaul dan menghormati orang tuanya.

b. Model II

Zaidan Hendy dan Sunarno memaparkan kompetensi dasar membaca dalam hati

bagian dari buku, surat kabar, atau majalah dengan tema tertentu, menemukan

gagasan atau pengalaman dalam bacaan sebagai berikut. Subtema bacaan dijabarkan

dalam judul Manusia sebagai Modal Dasar Kerja. Berikut petikan paragraf pertama .

Kahadiran manusia sebagai tenaga kerja sudah ada sejak ia mulai melibatkan dirinya

sebagai buruh atau karyawan suatu perusahaan. Modal usaha yang terbesar dan

terpenting di dalamnya adalah daya kerja dengan perkembangan lingkungan yang

sempat mempengaruhinya. Karena peranan yang menentukan itu, suatu penelitian

tentang sumber daya manusia dan upaya pemanfaatannya secara terus menerus,

Page 24: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

selalu dilakukan oleh para ahli sesuai dengan arus kemajuan dan tuntutan manusia itu

sendiri.

.... (Drs A.R Artoyo, Tenaga Kerja Perusahaan Balai Pustaka, Jakarta).-

Dari bacaan di atas diketahui, sumber daya manusia yang berkualitas sangat

berharga. Menurut islam manusia berkualitas adalah manusia yang beriman, berilmu,

beramal, berdisiplin, ikhlas, dan ikhsan. Karena itu Islam mengajarkan agar kita

beriman, berilmu dan beramal, berdisiplin, ikhlas, dan ikhsan. Salah satu cara untuk

menjadikan manusia agar berilmu adalah banyak membaca dari berbagai sumber

intisari yang didapatkan dari bacaan dan dikembalikan kepada ajaran Al-Qur’an

untuk dijadikan sebagai pegangan, seperti dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Makna ayat

tersebut adalah “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha

Pemurah.Yang mengajari (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajari

manusia apa yang belum diketahuinya.

c. Model III

Zaidan Hendy dan Sunarno (2001 : 46 ) menjelaskan kompetensi dasar menyimak

gaghasan, pendapat, dan pesan yang disampaikan melalai pidato atau ceramah

sebagai berikut. Dalam pembelajaran menyimak gagasan melalui pidato, dapat

dilihat petikan pidato sebagai berikut ;

Hadirin yang berbahagia.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato berjudul Proyek

Kali Bersih.

Saudara-saudara!

Kapan kita bisa melihat Kali Ciliwung bersih? Mungkin 100 tahun lalu atau cuma

dalam angan-angan. Atau mungkin 15 tahun lagi? Impian ini bukan mustahil

terwujud. Inilah yang setidakya diharapkan oleh Gerakan Kali Bersih (GKB).

Melengkapi gerakan itu, hari Minggu lalu sebuah kegiatan di jalan Penjernihan I,

Pejompongan, Jakarta Pusat, diresmikan Gubernur Soerjadi Soedirjo sebagai pusat

semua aktivitas pembersihan sungai yang membelah ibukota Republik Indonesia

ini....

Page 25: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

Setelah menyimak pidato tersebut ternyata untuk membuat kali menjadi bersih,

memerlukan perencanaan yang matang, biaya yang tidak sedikit, penyadaran

masyarakat, dan waktu yang lama. Oleh karena itu, kebersihan dalam Islam

mempunyai kedudukan yang tinggi. Hadits Nabi menyatakan bahwa kebersihan

adalah setengah dari iman. Hadits riwayat Imam Dailami juga menyatakan

kebersihan yang artinya agama islam itu adalah agama yang besih maka, tidak akan

masuk surga kecuali orang yang selalu menjaga kebersihannya.

Sesungguhnya Allah amat cinta kepada orang-orang yang suci bersih. Setelah

menyimak pidato tersebut ternyata untuk membuat kali menjadi bersih, memerlukan

perencanaan yang matang, biaya yang tidak sedikit, penyadaran masyarakat, dan

waktu yang lama. Oleh karena itu, kebersihan dalam Islam mempunyai kedudukan

yang tinggi. Hadits Nabi menyatakan bahwa kebersihan adalah setengah dari iman.

Hadits riwayat Imam Dailami juga menyatakan kebersihan yang artinya agama islam

itu adalah agama yang bersih, maka tidak akan masuk surga kecuali orang yang

selalu menjaga kebersihannya. Sesungguhnya Allah amat cinta kepada orang-orang

yang suci bersih.

7. Model Hamzah Busroh dan Moh Enong dalam Mata Pelajaran Kesenian

Hamzah Busroh dan Muh Enong (2003:7) memberikan wawasan imtaq terhadap

kesenian sebagai berikut. Wawasan imtaq ini berkaitan dengan materi musik, tari,

dan teater daerah setempat. Hal penting dalam pembahasan ini adalah adanya upaya

untuk mengaitkan antara unsur yang ada dalam penciptaan dan penyajian musik, tari,

dan teater daerah setempat serta pengaruhnya terhadap pendengar dan penonton.

Masalah tersebut akan bernilai islami atau tidak bergantung pada proses

penciptaannya. Pada tahap penyajian musik, tari, dan teater, tidak menutup

kemungkinan terjadi penyalahgunaan. Suatu musik, tari, dan teater disusun dengan

niat dan pesan-pesan yang benar tetapi disajikan dengan ekspresi yang berlebihan,

hasilnya akan sangat buruk. Ada hal yang dapat disampaikan dari Hadits yang

diriwayatkan Bukhari, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Rubayyi binti Muawwiz yang

mengatakan bahwa Rasulullah Saw datang ke rumah pada saat pesta pernikahannya,

lalu Nabi duduk. Tak lama kemudian beberapa orang jariah (wanita) menabuh rebana

sambil menyanyikan lagu-lagu yang memuji orang tua mereka yang syahid dalam

perang Badar. Tiba-tiba salah seorang wanita itu berkata, “Diantara kita ini ada Nabi

Page 26: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

Saw yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada hari esok tetapi Rasulullah

Saw segera bersabda yang artinya tinggalkan omongan itu. Teruskanlah apa yang

kamu (nyanyikan) tadi. Dengan kata lain musik, tari, dan teater yang diperbolehkan

adalah yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.

Strategi ini juga terlihat dalam pembahasan materi Pameran dan Pergelaran. Pameran

merupakan kegiatan dalam memperkenalkan karya seni antara penciptanya dengan

orang lain. Pameran dilakukan pada karya-karya seni rupa yang dihasilkan oleh

siswa seperti seni lukis, karikatur, kolase, seni kriya, gambar-gambar dan kaligrafi.

Karya yang akan dipamerkan hendaknya mendapat seleksi, terutama karya-karya

yang bernuansa islam. Bentuk pergelaran dapat berupa karya seni tari, seni musik,

dan seni drama.

Pemberian wawasan imtaq dapat berupa batasan-batasan dalam pameran atau

pergelaran yang mengacu pada tuntunan Qur’an dan Hadits, walaupun bukan dalil

secara langsung. Karya-karya yang hendak digelar hendaknya dipilih sedemikian

rupa dengan memperhatikan kaidah-kaidah antara lain : (1) lirik lagu tidak sedih atau

putus asa, (2) gaya dan penampilan pelakunya sopan, (3) dalam tarian tidak

dilakukan berpasang-pasangan pria-wanita, (4) memakai busana muslim. Adapun

pelaksanaannya perlu memperhatikan persiapan : (1) pembentukan panitia, (2)

tempat dan waktu, (3) golongan masyarakat yang akan mengunjungi, (4) seleksi

karya, dan (5) antara pameran dan pergelaran diusahakan waktunya tidak bersamaan.

8. Model Abudin Nata dalam Kegiatan Belajar di luar Jam Pelajaran

Abudin Nata (2003 : 23) menawarkan solusi alternatif sebagai berikut ;

Pertama, dengan mengubah orientasi dan fokus pengajaran agama yang semula

bersifat subject matter oriented menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada

pengalaman. Subject matter oriented adalah pengajaran yang berpusat pada

pemberian pengetahuan agama yang berupa memahami dan menghafal ajaran agama

sesuai kurikulum. Orientasi pengajaran pada pengalaman, yaitu pembentukan sikap

keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama. Pembiasaan hidup

seperti pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari. Contoh setiap kegiatan

selalu diawali dengan membaca basmallah.

Kedua, dengan memberikan kegiatan ekstrakurikuler pada penekanan pengalaman

agama dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ekstra ini antara lain shalat berjamaah,

Page 27: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

pesantren kilat, qiyamul lail, berpuasa sunnah, memberikan santunan kepada fakir

miskin, dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.

Ketiga, dengan cara meningkatkan perhatian, kasih sayang, bimbingan, dan

pengawasan yang diberikan oleh kedua orang tua di rumah. Ketika anak berada di

rumah kedua orang tuanya menanyakan tentang kemajuan dan berbagai masalah

yang dihadapi anak-anaknya. Misalnya menanyakan kegiatannya di sekolah,

program, dan agenda yang harus dicapai serta rencana-rencana lainnya.

Keempat, dengan cara melaksanakan tradisi keislaman yang didasarkan pada Al-

Qur’an dan Al-Sunnah yang disertai dengan penghayatan akan makna dan pesan

moral yang terkandung di dalamnya.Tradisi keislaman yang bernuansa sikap

keagamaan antara lain mengaqiqahi anak, mengajarkan sikap sopan santun pada

orang tua atau kepada yang lebih tua, mencium tangan orang tua, mengunjungi orang

sakit, dan mengajari shalat saat anak mulai berumur 7 tahun. Dengan melaksanakan

tradisi ini diharapkan akan membentuk karakter keislaman seseorang.

Kelima, pembinaan sikap keagamaan dengan memanfaatkan berbagai mas media

yang tersedia, seperti radio, surat kabar, buku bacaan, televisi, dan sebagainya.

Informasi dari mass media tersebut hendaknya diintegrasikan dengan pengajaran

yang ada di sekolah dan di rumah tangga. Oleh sebab itu kesungguhan untuk

memanfaatkan berbagai media tersebut harus masuk ke dalam kebijakan rumah

tangga sekolah.

Lima cara mensiasati kekurangan jam pelajaran agama di sekolah di atas dapat

dikatakan sebagai optimalisasi peningkatan imtaq terhadap siswa yang dapat

dilaksanakan di dalam maupun di luar jam pelajaran.

C. Kerangka Teori

Berdasarkan kajian pustaka dari berbagi sumber dapat dirumuskan dalam kerangka

teori penelitian sebagai berikut ;

1. Iman dan Taqwa

Ada 85 perbuatan sebagai wujud taqwa sebagai berikut.

1) Iman kepada Allah ;

2) Iman kepada Malaikat ;

3) Iman kepada kitab-kitab Allah ;

4) Iman kepada para nabi ;

Page 28: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

5) Iman kepada hancurnya alam ;

6) Iman kepada kebangkitan manusia dari kematian ;

7) Iman kepada takdir ;

8) Iman kepada hasyr ;

9) Iman kepada surga dan neraka jahannam ;

10) Cinta kepada Allah ;

11) Takut kepada siksa Allah ;

12) Mengharap rahmat Allah ;

13) Tawakal ( pasrah ) kepada Allah ;

14) Cinta kepada nabi Muhammad Saw. ;

15) Mengagungkan derajat nabi Muhammad Saw. ;

16) Kikir dengan memegang teguh agama islam ( teguh pendirian ) ;

17) Mencari ilmu ;

18) Menyebarluaskan ilmu syariat ;

19) Mengagungkan dan memuliakan Al qur’an ;

20) Bersuci ;

21) Menjalankan sholat 5 waktu pada waktunya dengan sempurna ;

22) Membayar zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya ;

23) Berpuasa di bulan Ramadhan ;

24) I’tikaf ;

25) Haji ;

26) Berjuang melawan orang kafir untuk menolong agama islam ;

27) Mebentengi kaum muslim dari serangan orang kafir ;

28) Bertahan di dalam kancah perang dan tidak melarikan diri darinya ;

29) Menyerahkan harta jarahan perang kepada pemimpin atau pembantunya ;

30) Memerdekakan budak yang muslim ;

31) Bersedia membayar kifarah ( denda ) ;

32) Menepati janji ;

33) Bersyukur ;

34) Menjaga lisan dari hal-hal yang tidak layak ;

35) Menjaga kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah ;

36) Menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya ;

37) Tidak membunuh kepada sesama manusia muslim ;

Page 29: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

38) Menghindari makan dan minuman yang haram ;

39) Menghindari dari harta yang haram ;

40) Menghindari pakaian, perhiasan, dan perabot yang haram ;

41) Menghindari permainan sia-sia yang dilarang ;

42) Sederhana dalam memberikan nafakah, tidak berlebihan dan tidak irit ;

43) Tidak menyimpan dendam dan kedengkian ;

44) Tidak mencela kaum muslimin dihadapan ;

45) Ikhlas dalam setiap amal perbuatan karena Allah ;

46) Merasa bahagia dengan ketaatan kepada Allah ;

47) Bertaubat ;

48) Melakukan penyembelihan qurban, aqiqah, dan hadiah ;

49) Taat kepada pemerintah ;

50) Berpegang teguh pada nilai yang dianut jamaah ;

51) Menjalankan hukum diantara manusia secara adil ;

52) Memerintahkan kepada kebaaikan dan mencegah dari kejahatan ;

53) Tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan ;

54) Malu kepada Allah ;

55) Bersikap baik kepada orang tua ;

56) Menyambung tali persaudaraan ;

57) Budi pekerti yang baik ;

58) Memperlakukan hamba sahaya dengan baik ;

59) Ketaatan seorang hamba kepada tuannya ;

60) Menjaga hak-hak istri dan anak-anak ;

61) Mencintai ahli agama ;

62) Menjawab salam dari orang islam ;

63) Menjenguk orang sakit ;

64) Melakukan shalat jenazah untuk orang yang islam ;

65) Mendoakan orang islam yang bersin ;

67) Menghormati tetangga ;

68) Menghormati tamu ;

69) Menyembunyikan cela orang lain ;

70) Sabar ;

71) Zuhud ;

Page 30: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

72) Cemburu dan tidak membiarkan pria bergaul bebas denngan wanita lain ;

73) Berpaling diri dari percakapan yang tidak bermanfaat ;

74) Kedermawanan ;

75) Menghormati orang tua dan mngasihi anak kecil ;

76) Merukunkan antara orang islam ;

77) Mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirinya;

78) Melayani dan melindungi pihak yang lemah;

79) Tiada sombong dan takabur;

80) Suka mendengarkan terhadap kritik yang lebih baik;

81) Memiliki semangat persatuan;

82) Menghargai dan menghormati lawan;

83) Menempatkan orang yang layak dalam pekerjaan yang layak;

84) Menjauhi hidup mewah yang cenderung kepada pemborosan; dan

85) Giat bekerja, tahan uji, tidak putu asa .

2. Strategi Integrasi Imtaq dalam Pembelajaran IPTEK

Berdasarkan model-model pembelajaran Imtaq dalam beberapa mata pelajaran

seperti yang telah dijelaskan terdahulu, dapat disimpulkan menjadi 6 strategi.

Adapun strategi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Strategi Terjemah

Strategi ini cenderung bersifat menjelaskan ilmu dengan memberikan dasar

pengetahuan Al-Qur’an dan Hadits. Strategi ini terlihat dalam model Rusli

Yunus dan Warnadi dalam mata pelajaran geografi, model I H.M Husni dan

Syafril dalam mata pelajaran fisika, model I Rosman Yunus dan Aceng dalam

mata pelajaran biologi, dan model I Syaeful Anwar dan Sri Setiono dalam mata

pelajaran kimia.

b. Strategi Aktualisasi Imtaq dalam Perilaku Kehidupan Manusia

Strategi ini berusaha memberikan dasar Imtaq dalam pembelajaran yang

berhubungan dengan perilaku kehidupan manusia. Strategi ini dibedakan

menjadi 3, yaitu (1) aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri;

(2)aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada sesamanya; dan (3)

aktualisasi Imtaq dalam perilaku manusia pada lingkungan ala sekitar.

Strategi tersebut terlihat dalam model-model berikut. Strategi aktualisasi Imtaq

dalam perilaku manusia pada diri sendiri terlihat dalam model II H.M Husni

Page 31: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

dan Syafril dalam mata pelajaran ekonomi dan model II Rosman Yunus dan

Aceng dalam mata pelajaran biologi. Strategi aktualisasi Imtaq dalam perilaku

manusia pada sesamanya terlihat dalam model III H.M Husni dan Syafril

dalam mata pelajaran ekonomi. Strategi aktualisasi Imtaq dalam perilaku

manusia pada lingkungan alam sekitar terlihat dalam model III Rosman Yunus

dan Aceng dalam mata pelajaran biologi.

c. Strategi Integrasi Imtaq

Integrasi berarti penyatuan. Dalam strategi ini ada dua integrasi, yaaitu (1)

integrasi dengan bahan pelajaran atau pelajaran dan (2) integrasi dengan

keterampilan berbahasa. Bahan pelajaran dalam hal ini adalah alat yang

digunakan untuk menyampaikan pelajaran atau kompetensi dasar yang

diajarkan. Pelajaran dalam hal ini adalah kompetensi dasar yang diajarkan.

Keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis.

Strategi tersebut terlihat dalam model berikut. Strategi Integrasi Imtaq dengan

bahan pelajaran atau pelajaran terlihat dalam model I Zaidan Hendy dan

Sunarno. Dan, strategi integrasi Imtaq dengan keterampilan berbahasa terlihat

dalam model II Zaidan Hendy dan Sunanrno dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia.

d. Strategi Menyelipkan Materi Imtaq

Menyelipkan adalah memasukkan sesuatu yang tidak sama di antara dua

benda. Strategi menyelipkan materi Imtaq adalah memasukkan Imtaq dalam

pembelajaran tetapi di luar pokok pembicaraan. Strategi ini terlihat dalam

model III Zaidan Hendy dan Sunarno dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

e. Strategi Pengarahan Pengetahuan dengan Imtaq

Pengarahan pengetahuan dalam hal ini adalah memberi tempat atau wadah

terhadap pengetahuan. Jika pengetahuan diibaratkan air, maka ia akan berubah

sesuai tempat. Pengetahuan dalam hal ini cenderung pada bidang kesenian.

Stategi ini terlihat dalam model Hamzah Busroh dan Moh Enong dalam mata

pelajaran kesenian.

f. Strategi Optimalisasi Imtaq

Pemberian wawasan Imtaq terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi selain

diberikan di luar jam pelajaran di kelas juga dapat diberikan di luar jam

Page 32: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

pelajaran. Strategi ini terlihat dalam model Abudin Nata dalam kegiatan di luar

jam pelajaran.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Ada 12 macam strategi guru dalam mengembangkan kurikulum pendidikan

berwawasan imtaq , yaitu : 1) terjemah; 2) aktualisasi imtaq dalam perilaku manusia

pada diri sendiri dengan metode ceramah; 3) aktualisasi imtaq dalam perilaku

manusia dengan sesamanya menggunakan metode ceramah; 4) aktualisasi imtaq

dalam perilaku manusia terhadap lingkungan alam sekitar menggunakan metode

ceramah; 5) penggabungan strategi aktualisasi imtaq dalam perilaku manusia pada

diri sendiri dengan perilaku manusia pada sesamanya menggunakan metode

ceramah; 6) penggabungan strategi aktualisasi imtaq dalam perilaku manusia pada

diri sendiri dengan perilaku manusia pada lingkungan alam sekitar menggunakan

metode ceramah; 7) aktualisasi imtaq dalam perilaku manusia pada diri sendiri

menggunakan metode penugasan terstruktur; 8) integrai imtaq dengan bahan

pelajaran menggunakan metode ceramah; 9) integrasi imtaq dengan bahan pelajaran

menggunakan metode diskusi dan penugasan; 10 ) integrasi imtaq dengan bahan

pelajaran atau pengetahuan yang diajarkan menggunakan metode ceramah; 11)

menyelipkan materi imtaq dalam bahan pelajaran; dan 12) menyelipkan materi imtaq

dalam pelajaran atau pengetahuan yang diajarkan.

Adapun urutan frekuensi terbanyak sampai dengan paling sedikit yang dilakukan

oleh guru dalam mengembangkan kurikulum pendidikan berwawasan imtaq adalah

sebagai berikut. Pertama, aktualisasi imtaq dalam perilaku kehidupan manusia

sebanyak 56,8%. Kedua, integrasi imtaq sebanyak 14,9%. Ketiga,terjemah sebanyak

14,2%. Keempat menyelipkan materi imtaq sebanyak 8,5%.

B. Saran

Adapun saran –saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.

1) Kepada kepala sekolah hendaknya memberikan himbauan sesering mungkin

dengan melakukan evaluasi yang optimal.

2) Kepada bapak ibu guru pengajar hendaknya menyampaikan imtaq dengan

seoptimal mungkin dengan jalan meminta saran pada guru pendidikan agama.

Page 33: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

3) Kepada peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang efektifitas kurikulum

pendidikan berwawasan imtaq terhadap anak didik dan perilaku yang muncul

dari pengembangan kurikulum tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Agustian, Ary Ginanjar.2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ. Jakarta: Arga.

Adisasmita, H.M. Yusuf dan Anwar Sugianto. 2001.Suplemen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk Peningkatan Imtaq Siswa SLTA. Jakarta:

DepdiknasAnwar, Sjaeful dan Sri Setiono. 2001. Suplemen Kimia Untuk Peningkatan Imtaq

Siswa SLTA. Jakarta: Depdiknas.Arifin, Muhammad Samsul. 2000. Tesis Respon Peserta Didik dan Orang Tua

Terhadap Kegiatan Pendidikan Agama ( Studi Kasus PembinaanEkstrakurikuler Agama di Sekolah Menengah Umum Islam Malang).Asrori, A. Ma’ruf dan A. Labib Asrori. 1996. Qomi’uth Thughyan Mahligai 77

cabang iman. Surabaya : Al – Miftah .Busrah, Hamzah dan Muh. Enong. 2003. Suplemen Kesenian Untuk Peningkatan

Imtaq Siswa SLTA. Jakarta: Depdikna.Djazuli, Achmad dkk. 2005. Peningkatan Wawasan Keagamaan (Islam) Guru Bukan

Pendidikan Agama SLTP dan SLTA. Jakarta: Depdiknas.Hamka, H Rusjdi. 1986. Etos Iman, Ilmu dan Amal dalam Gerakan Islam. Jakarta :

Pustaka Panjimas.Hayati, Lina. 2004. Tesis Manajemen Pendidikan Nilai di Sekolah Umum Kajian

Tentang Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman) Studi Pada Sekolah Menengah Umum Negeri 10 “Melati” Samarinda.

Hasni, H.M dan Syafril. 2001. Suplemen Ekonomi Untuk Peningkatan Imtaq Siswa SLTA. Jakarta: Depdiknas.

Hendy, Zaidan dan Sunarno. 2001. Suplemen Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Peningkatan Imtaq Siswa SLTA . Jakarta: Depdiknas.

Muhaimin, dkk. 2004. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan (Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di Indonesia). Bogor: Kencana.

Stein, Steven J. dan Howard E. Book. 2002 Ledakan EQ 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Bandung: Kaifa.

Sunarto. 2001. Tesis Internalisasi Nilai-Nilai Agama Melalui Penciptaan Suasana Keagamaan di Lingkungan MTsN Malang I.

Yunus, M. Rusli dan Warnadi.2001. Suplemen Geografi Untuk Peningkatan Imtaq Siswa SLTA. Jakarta: Depdiknas.

Yunus, Rosman dan Aceng Mahmud Fasha.2003. Suplemen Biologi Untuk Peningkatan Imtaq Siswa SLTA. Jakarta: Depdiknas.

Page 34: Strategi Integrasi Imtaq Dalam Pembelajaran

32

------------.2005. Pedoman Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa SMP/SMA/SMK. Jakarta: Depdiknas.