132
STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK SURIAH-ISRAEL PERIODE 2002-2008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Andhini Citra Pertiwi 109083000064 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM

MERESPON KONFLIK SURIAH-ISRAEL

PERIODE 2002-2008

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Andhini Citra Pertiwi

109083000064

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah
Page 3: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah
Page 4: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah
Page 5: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

iv

ABSTRAK

Skripsi ini membahas serta menganalisa strategi yang ditempuh Amerika

Serikat dalam merespon konflik Suriah dan Israel pada periode 2002-2008. Penelitian

ini menggunakan teori Regional Security Complex, konsep strategi Balance of Power

dan kepentingan nasional. Amerika Serikat menempuh langkah-langkah yang

kontradiktif dalam kasus ini, karena memilih strategi yang konfrontatif dan

kooperatif. Strategi Amerika Serikat dalam merespon Konflik Suriah – Israel tahun

2002 – 2008 didasari oleh National Security Strategy tahun 2002 yang

implementasinya adalah (1) mengadakan pembicaraan damai yaitu Konferensi

Jenewa dan Konferensi Anapolis; (2) mengadakan kerjasama kontra terorisme; (3)

memberikan bantuan ekonomi dan militer kepada Suriah dan Israel; (4)

mengeluarkan Syria Accountability Act; (5) menutup Kedutaan Besar AS di Suriah;

(6) mendukung tindakan konfrontatif Israel atas Suriah. Strategi ini ditempuh untuk

mencapai kepentingan nasional AS, adanya Doktrin Bush dan menjaga balance of

power di Timur Tengah.

KEYWORDS: BALANCE OF POWER; BUSH DOCTRINE; NATIONAL

INTEREST; US NATIONAL SECURITY STRATEGY; NEOCONSERVATIVE;

REGIONAL SECURITY COMPLEX; STRATEGY; SYRIA ACCOUNTABILITY

ACT;

Page 6: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobilalamin, puji syukur akan selalu penulis panjatkan kepada

Allah SWT karena berkat rahmat, kasih sayang dan ridha-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial di

Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat dan salam pun selalu tercurah

kepada baginda Rasulullah SAW, suri tauladan terbaik sepanjang masa yang telah

membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang dengan cahaya Al Quran.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada

lima sosok manusia yang paling penting dalam hidup penulis yaitu Mama Krisna

Sesnita, Papa Iswandi Taruhun, Abang (alm) Zacky Yudha Perwira, Abang Andhika

Yudha Perwira dan Adek Umar Mursid yang senantiasa mendoakan, menemani dan

berjuang bersama penulis.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi yang berjudul “Strategi Amerika

Serikat dalam Merespon Konflik Suriah-Israel Periode 2002 – 2008” adalah berkat

adanya bimbingan, arahan, bantuan, dukungan dan doa yang diberikan oleh berbagai

pihak kepada penulis. Untuk itu dengan ketulusan hati penulis ingin menghanturkan

rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Debbie Affianty M.Si, Kepala Jurusan HI UIN Jakarta sekaligus

pembimbing skripsi yang luar biasa bagi penulis. Terimakasih yang

setulus-tulusnya karena telah membimbing dan mendidik penulis dengan

penuh kesabaran, kepedulian, kecerdasan dan kebijaksanaan. Bahkan saat

sakit, beliau masih mengingat janji konsultasi dengan penulis. Penulis

juga memohon maaf yang sebesar-besarnya jika selama proses pembuatan

skripsi ini, seringkali merepotkan dan mengecewakan beliau. Penulis

benar-benar bersyukur dapat dibimbing oleh pendidik sehebat beliau.

2. Bapak Dr. Basham Al Khatib Charge d’Affaires Republik Arab Suriah

untuk Indonesia, yang telah berbaik hati menyediakan waktu (dan kopi

Suriah) untuk wawancara yang telah membuka wawasan penulis dalam

memandang permasalahan penelitian serta memberikan nasehat kepada

penulis untuk menjadi scholars muslim yang kritis terhadap tiap

informasi.

3. Ayahanda Drs. Armein Daulay M.Si, atas semua ilmu, nasehat dan

perhatian yang diberikan kepada penulis selama ini.

4. Bapak Agus Nilmada M.Si selaku Sekretaris Prodi HI FISIP UIN serta

Bapak dan Ibu Dosen Prodi Hubungan Internasional atas ilmu, nasehat

dan motivasinya selama ini. Semoga penulis dapat terus mengamalkan

ilmu yang telah diberikan, sehingga dapat menjadi amal jariyah yang tak

terputus bagi Bapak dan Ibu. Terimakasih juga kepada Pak Jajang yang

Page 7: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

vi

telah membantu kebutuhan administrasi penulis selama ini. Terimakasih

juga kepada seluruh civitas akademika dan staf serta karyawan FISIP UIN

Jakarta terutama Mbak Reni.

5. Mbak Endang dari Information Research Center US Embassy Jakarta,

segenap staf Perpustakaan Ali Alatas Kementerian Luar Negeri RI dan

staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta yang sangat membantu dalam

proses pengumpulan data-data skripsi ini.

6. Ibunda Ir. Yarsi Berlianti, terimakasih atas dukungannya kepada penulis

selama ini.

7. Segenap keluarga besar Kamil dan keluarga besar Taruhun yang telah

mencurahkan kasih sayang dan dukungan kepada penulis. Serta kepada

Ibunda Marhamah yang selalu menyemangati dan memberikan inspirasi

kepada penulis

8. Mbak Suhati atas segala nasehat serta dedikasinya dalam menyiapkan

makanan yang bergizi dan membersihkan rumah sehingga penulis nyaman

dan sehat dalam mencari ilmu dan mengerjakan skripsi.

9. Nekad Travelers: Marina Ika Sari, Mirna Asnur, Dyah Widowati

Kusumaningputri dan Putri Sri Tanjung yang telah menjadi saudari terbaik

penulis sehingga hari-hari penulis sebagai mahasiswa sangat seru dan

berwarna.

10. Sahabat-sahabat tersayang penulis: Elhumairoh Wijaya, Dwi Cahya

Yuliani, Aisyah Kemala, Mely Chintya Devi, Norman Hendrawan Gultom

dan Nuzulul Dina atas kebersamaan dan motivasinya agar penulis segera

lulus.

11. Fuzi Fauziah, yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam proses

pengesahan skripsi ini.

12. Teman-teman HI 2009 terimakasih untuk kebersamaannya selama ini

khususnya untuk kelas B: Dani, Dewi, Dwita, Anggi, Fadhli, Fajar, Valdy,

Ismet, Satria, Dafi, Bagus, Dimas, Risky, Eka, Rajif, Edwin, Heri, Nabiel,

Farhan, Noufal, Imam, Aziz, Fajri, Imi.

13. Kakak-kakak HI Angkatan 2007 sampai adik-adik HI angkatan 2011

terutama Peni, Detty, Isti, Mila dan Shofi serta seluruh civitas akademika

yang tidak penulis sebutkan disini tetapi akan terus penulis ingat

eksistensinya.

14. Pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah Cabang Pamulang dan IPM

Tangerang Selatan Periode 2012 – 2014, tempat penulis banyak belajar

tentang hidup.

15. Kepada kucing dan kelinci penulis yang selalu menemani penulis

begadang saat mengerjakan skripsi dan tugas – tugas kuliah. Juga kepada

brownies, beatypink dan si Putih yang setia menemani.

Page 8: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

vii

Terakhir dan yang paling spesial, terima kasih sedalam-dalamnya kepada

partner terbaik penulis, Indra Ramadhan yang selalu berada di sisi penulis

dalam suka maupun duka serta menjadi sharing partner dan think tank yang

bijaksana dalam menghadapi berbagai dinamika hidup. Serta kepada

keluarganya: Ibu, Bapak dan Adek yang warm dan sangat baik kepada

penulis.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang konstruktif akan sangat penulis hargai untuk

proses penyempurnaan tulisan ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menambah khazanah ilmu pengetahuan hubungan internasional khususnya

dalam ranah strategi.

Nuun Wal Qolami Wamaa Yasthuruun

Pondok Petir, 28 November 2014

Penulis,

Andhini Citra Pertiwi

Page 9: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK..................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR.................................................................................................v

DAFTAR ISI.............................................................................................................viii

DAFTAR TABEL......................................................................................................xi

DAFTAR ILUSTRASI..............................................................................................xii

DAFTAR SINGKATAN..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xv

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................1

1.2 Pertanyaan Penelitian.......................................................................6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................6

1.4 Tinjauan Pustaka ...........................................................................6

1.5 Kerangka Teoritis

1.5.1 Teori Regional Security Complex.....................................9

1.5.2 Strategi..............................................................................9

1.5.2 Kepentingan Nasional………………………………..…….12

1.5.3 Balance of Power…………………………………...….14

1.6 Metode Penelitian …………………………………………….....16

Page 10: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

ix

1.7 Sistematika Penulisan…………………………………………....17

BAB II : STRATEGI AS DALAM MERESPON KONFLIK SURIAH

DAN ISRAEL PERIODE 2002 – 2008

2.1 Posisi AS di Timur Tengah………………………………………20

2.2 Strategi AS dalam Merespon Konflik Suriah – Israel Periode

2002 – 2008…………………………………………………......25

2.2.1 Strategi Kooperatif AS dalam merespon Konflik Suriah –

Israel Periode 2002 – 2008………………………….....27

2.2.2 Strategi Konfrontatif AS dalam merespon Konflik

Suriah- Israel periode 2002 – 2008………………………….35

BAB III : KONFLIK SURIAH DAN ISRAEL PERIODE 2002 - 2008

3.1 Sejarah Konflik Suriah dan Israel ……………………………….40

3.2 Okupasi dan Aneksasi Dataran Tinggi Golan……………….......41

3.3 Konflik Perbatasan…………………………………………….....48

3.4 Konflik Pengaruh antara Suriah dan Israel di Lebanon……….....52

3.5 Aliansi Suriah dengan Iran dan Hizbullah…………………....56

Page 11: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

x

BAB IV : ALASAN AS MENJALANKAN BEBERAPA STRATEGI UNTUK

MERESPON KONFLIK SURIAH DAN ISRAEL

PERIODE 2002 – 2008

4.1 Mencapai Kepentingan Nasional di bidang Ekonomi, Kesehatan

dan Keamanan melalui Inovasi IPTEK …………………………70

4.2 Pengaruh dari Doktrin Bush……………………………………..75

4.3 Menciptakan Balance of Power di Timur Tengah………………86

BAB V : KESIMPULAN……………………………………………………92

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................xv

LAMPIRAN – LAMPIRAN.............................................................................................xxxiii

Page 12: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Supply Minyak Timur Tengah dengan Supply Minyak Dunia

Periode 2002 – 2008……………………………………….......... .............20

Tabel 2.2 Lima Negara Donor Terbesar di Timur Tengah Periode 2002 – 2008……23

Tabel 2.3 Sepuluh Negara yang Mendapatkan Bantuan Keuangan Terbesar dari AS

Tahun 2008……………………………………………………………......................30

Tabel 2.4 Bantuan Luar Negeri AS kepada Negara Arab periode 1946 – 2010……..31

Tabel 2.5 Peningkatan Bantuan Militer AS kepada Israel Periode 2006 – 2008…....32

Tabel 3.1 Perbandingan Perolehan Suara Koalisi March 8 dan March 14………….59

Tabel 4.1 Perdagangan AS – Suriah tahun 2006-2007................................................69

Tabel 4.2 Nilai Ekspor dan Impor AS – Israel Periode 2002 – 2008………………..70

Tabel 4.3 Ilustrasi Hubungan antara Prinsip Neokonservatisme dalam Pembuatan

Kebijakan Luar Negeri AS, Doktrin Bush dan National Security Strategy 2002…...80

Tabel 4.4 Military Balance Anggaran Militer Israel dan Suriah…………………….89

Page 13: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xii

DAFTAR ILUSTRASI

Ilustrasi 1.1 Model Strategi Art Lykke…………………………………………........10

Ilustrasi 2.1 Diagram Distribusi Bantuan Regional AS Tahun 2004………………..24

Ilustrasi 3.1 Peta Dataran Tinggi Golan……………………………………………..43

Ilustrasi 3.2. Penetapan Garis Perbatasan 1923, 1949 dan 1967………………........51

Ilustrasi 3.3 Pembagian Wilayah Suriah – Israel sesuai Resolusi DK PBB nomor 350

Tahun 1974 …………………………………………………………....51

Ilustrasi 4.1 Hubungan antara Prinsip Neokonservatisme, Doktrin Bush dan National

Security Strategy 2002…………………………………………....……79

Page 14: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xiii

DAFTAR SINGKATAN

AIPAC : American Israel Public Advisory Committee

AS : Amerika Serikat

BoP : Balance of Power

DK PBB : Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

FMF : Foreign Military Financing

PBB : Prserikatan Bangsa Bangsa

PM : Perdana Menteri

Page 15: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara dengan Charge d’Affaires Suriah untuk Indonesia……xxxiii

Page 16: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi ini membahas strategi Amerika Serikat dalam merespon konflik

Suriah – Israel periode 2002 – 2008. Republik Arab Suriah (Al-Jumhūriyyah al-

Arabiyyah as-Sūriyyah) dan Israel (Medīnat Yisrā'el) adalah dua negara yang

berada di Asia Barat. Sejarah kedua negara ini berawal dari kekalahan Kerajaan

Ottoman di Perang Dunia I tahun 1918. Kerajaan Otoman adalah kerajaan yang

berpusat di Anatolia (saat ini Turki) dan mendominasi Timur Tengah, Afrika

Utara dan Eropa bagian tenggara di abad ke-15 sampai ke-16 (Chary 2009:587).

Kekalahan Kerajaan Ottoman dalam Perang Dunia I menyebabkan wilayah-

wilayah Kerajaan Ottoman dikuasai oleh dua negara pemenang Perang Dunia I

yaitu Perancis dan Inggris (Smith dan Youngs 2010:2). Melalui Perjanjian Sykes

– Picot 1916, Perancis menguasai Suriah dan Lebanon. Di sisi lain, Inggris

menguasai Yordania (yang kemudian dibagi menjadi Palestina dan Israel) dan

Irak (Philips 2010:39). Liga Bangsa-bangsa mengesahkan hasil perjanjian Sykes

Picot secara resmi pada tahun 1922 (Philips 2010:40).

Pada 1944 Suriah memproklamirkan kemerdekaan dari Perancis (Philips

2010:41). Kemudian tahun 1958 Suriah bergabung dengan Mesir membentuk

United Arab Republic, namun pada 1961 United Arab Republic terpecah lagi dan

Suriah kembali menjadi Republik Arab Suriah (Philips 2010:44). Sedangkan

Inggris melalui Deklarasi Balfour 1917 membuka peluang berdirinya Negara

Page 17: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

2

Yahudi di tanah Palestina. Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya Resolusi 181

oleh Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pembagian wilayah

Palestina menjadi Israel, Palestina dan Kota Yerussalem yang berada di bawah

administrasi PBB. Pada 14 Mei 1948, sehari sebelum mandat Inggris berakhir,

Israel mendeklarasikan kemerdekaannya (Zannoti 2012:2).

Negara-negara Arab termasuk Suriah tidak setuju dengan kemerdekaan

Israel di atas tanah Palestina dan hendak mengagalkan pembentukan negara Israel,

oleh karena itu mereka menyerang Israel pada tahun 1948. Peristiwa ini dikenal

dengan Perang Arab – Israel I. Negara-negara Arab mengalami kekalahan dalam

perang ini karena Israel mendapatkan bantuan dari Amerika Serikat (AS)

(Foundation for Middle East Peace 1992:1).

Kemudian Suriah dan negara-negara Arab menyerang Israel lagi di tahun

1967. Pada perang Arab – Israel II ini, negara-negara Arab kembali mengalami

kekalahan karena alasan yang sama bahkan Israel berhasil mengokupasi beberapa

wilayah Arab seperti Dataran Tinggi Golan (dari Suriah), Semenanjung Sinai (dari

Mesir), Tepi Barat dan Gaza (menurut Resolusi 181 masuk dalam wilayah

Palestina) (Foundation for Middle East Peace 1992:1). Negara-negara Arab

kembali menyerang Israel di tahun 1974 untuk merebut daerah-daerah yang

diokupasi dalam Perang 1967, namun kembali gagal karena Israel tetap dibantu

oleh AS.

Negara-negara Arab yang mayoritas merupakan anggota Organization

Petroleum Exporting Country (OPEC) melakukan embargo minyak sebagai

Page 18: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

3

bentuk protes kepada AS dan Israel. Embargo yang dilakukan dari tahun 1973 –

1975 ini menyebabkan kenaikan harga minyak dunia dari 17.000 dollar AS per

barel pada tahun 1973 menjadi 53.940 dollar AS perbarel pada tahun 1974.

Kenaikan tajam harga minyak dunia ini menyebabkan resesi global (Darmstadter

2013:4).

Pada 1975, Presiden AS Richard Nixon mempertimbangkan strategi agar

negara-negara Arab menghentikan embargonya. Presiden AS Richard Nixon

memutuskan bahwa strategi yang paling tepat adalah dengan melibatkan diri

dalam proses perdamaian Arab – Israel (history.state.gov). Strategi ini berhasil

menghentikan embargo pada tahun 1975 dan membuat Israel – Mesir mencapai

kesepakatan damai di tahun 1984. Israel setuju mengembalikan Semenanjung

Sinai kepada Mesir dan Mesir setuju untuk membuka hubungan diplomatik

dengan Israel (history.state.gov).

Sedangkan proses perdamaian Suriah – Israel tidak berjalan dengan

signifikan. AS hanya berhasil memimpin kesepakatan gencatan senjata Suriah –

Israel tahun 1974. Padahal AS meyakini bahwa Suriah adalah negara penentu

terciptanya perdamaian di Timur Tengah sebagaimana pendapat Menteri Luar

Negeri AS Henry Kissinger:

“No war is possible without Egypt and no peace is possible without Syria”

(Tidak akan ada perang tanpa Mesir dan tidak akan ada perdamaian tanpa Suriah)

(Daoudy 2008:1).

Signifikansi Suriah sebagai penentu perdamain di Timur Tengah adalah

karena secara geostrategis Suriah berbatasan langsung dengan Israel dan secara

Page 19: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

4

ideologis, Suriah adalah penyeru Pan Arabisme bersama Mesir sehingga menjadi

inisiator bagi negara-negara Arab saat berperang melawan Israel. Pan Arabisme

menurut Adeed Dawisha dalam Danielson (2007:18) adalah kesatuan politik di

antara negara-negara Arab yang berada di Timur Tengah. Maksud kesatuan politik

ini adalah adanya hubungan politik-budaya yang membuat negara-negara Arab

saling bekerjasama di bidang ekonomi, sosial, politik serta dalam hal mendukung

atau menolak suatu isu di kawasan.

Arti penting Suriah membuat AS berusaha terus memimpin proses

perdamaian Suriah – Israel dengan meletakkan dasar perdamaian Suriah – Israel

pada Konferensi Madrid 1991. Presiden AS saat itu, Presiden George H.W Bush

menyusun kerangka perdamaian berdasarkan Resolusi DK PBB Nomor 232 dan

338 dan prinsip land for peace (tanah untuk perdamaian) (Migdalovitz 2010:5).

Proses ini terus berlanjut dan menemui titik terangnya pada Pertemuan Oslo tahun

1993 ketika Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin berjanji untuk mematuhi

resolusi tersebut dengan menyerahkan Dataran Tinggi Golan kepada Suriah sesuai

dengan garis batas 1967. Janji PM Rabin ini dikenal dengan istilah Rabin Deposit

(Daoudy 2008:1).

Pembicaraan damai selanjutnya membahas implementasi Rabin Deposit

namun terdapat sebuah tantangan dalam perkembangan implementasi Rabin

Deposit karena PM Rabin dibunuh pada tahun 1995. PM Shimon Peres yang

menggantikan PM Rabin menolak merealisasikan Rabin Deposit namun tetap

ingin melanjutkan proses perdamaian. Proses perdamaian terus dilanjutkan sampai

Page 20: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

5

tahun 2000 namun tidak mencapai titik temu dalam hal perbatasan dan pengaturan

keamanan (Daoudy 2008:14).

Pasca terhentinya proses perdamaian Suriah – Israel pada tahun 2000, AS

tidak melanjutkan proses perdamaian sampai terjadi peristiwa 9/11 tahun 2001.

Pasca 9/11 AS mengeluarkan National Security Strategy tahun 2002 yang berisi

landasan strategi AS dalam memandang dinamika hubungan internasional. Salah

satu isinya adalah tentang bagaimana AS merespon konflik regional untuk

mencapai perdamaian (US National Security Strategy 2002). Landasan strategi ini

berbeda dengan strategi yang sebelumnya diterapkan oleh Presiden Bill Clinton

yang selalu bersifat kooperatif dalam merespon konflik Suriah – Israel yaitu

melalui pembicaraan damai.

Amerika Serikat pada periode 2002 – 2008 menerapkan strategi yang

terkadang kooperatif dan terkadang bersifat konfrontatif dalam merespon Konflik

Suriah – Israel. Contohnya pada tahun 2003 dan 2007 AS mengadakan

pembicaraan damai namun pada tahun yang sama (2003) mendukung serangan

Israel ke penampungan pengungsi Palestina di Suriah. Pada tahun 2007 Israel

melakukan serangan ke lokasi yang diduga pengembangan reaktor nuklir Suriah

(www.bbc.com edisi 16 september 2014). Strategi AS yang terkadang kooperatif

dan terkadang konfrontatif dalam merespon konflik Suriah – Israel periode 2002 –

2008 menyebabkan tidak ada perkembangan berarti dalam proses perdamaian

Suriah – Israel. Strategi kontradiktif seperti apa yang digunakan AS dalam

merespon konflik Suriah – Israel dan mengapa AS memilih strategi tersebut

merupakan permasalahan yang menarik untuk diteliti.

Page 21: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

6

Periode 2002 - 2008 dipilih pasca kegagalan AS dalam memimpin

diplomasi perdamaian Suriah – Israel sejak Konferensi Madrid tahun 1991 sampai

Inisiasi Jenewa tahun 2000. Penelitian ini dimulai pada tahun 2002 karena AS

mengeluarkan National Security Strategy sebagai landasan baru kebijakan luar

negerinya. Penelitian ini tidak mengambil periode kontemporer karena diplomasi

perdamaian Suriah – Israel mulai ditangani Turki pada akhir 2008. Adapun peran

AS pada masa kontemporer hanya menangani konflik domestik Suriah.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini akan menjawab pertanyaan penelitian: Mengapa AS memilih

menggunakan beberapa strategi dalam merespon Konflik Suriah – Israel periode

2002 – 2008?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan AS dalam merespon konflik

Suriah – Israel periode 2002 – 2008

2. Untuk mengetahui mengapa AS melakukan strategi yang kontradiktif

dalam merespon Konflik Suriah – Israel periode 2002 - 2008

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai rujukan bagi penelitian

selanjutnya yang terkait dengan strategi AS dalam merespon konflik Suriah dan

Israel.

Page 22: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

7

1.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai strategi Amerika Serikat dalam merespon konflik

Suriah - Israel telah dilakukan oleh Windratmo Suwarno dalam sebuah artikel di

Jurnal CMES Volume V Nomor 1 Edisi Juli-Desember 2012, Pusat Studi Timur

Tengah, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Artikel ini berjudul Mediasi dalam

Hukum Internasional Studi Kasus: Mediasi AS dalam kasus Suriah – Israel tahun

1991-2000. Menurut Suwarno (2011:2) perundingan yang dimulai sejak tahun

1991 hingga tahun 2000 yang dilakukan melalui mediasi AS tidak dapat

mencairkan ketegangan hubungan antara kedua negara. Suwarno menggambarkan

peran mediasi AS dalam perundingan damai Suriah – Israel dan menjelaskan

konsensi-konsensi yang diberikan kedua belah pihak dalam mencapai kesepakatan

sesuai dengan hukum internasional (Suwarno 2012:18).

Pembeda antara penelitian Suwarno dan penelitian ini adalah dari segi tahun

penelitian dan kerangka pemikiran yang digunakan. Penelitian Suwarno periode

1991 – 2000 sedangkan penelitian ini mengambil rentan waktu 2002 – 2008.

Suwarno menggunakan konsep mediasi, sedangkan skripsi ini menggunakan teori

strategi, konsep balance of power dan konsep kepentingan nasional.

Selanjutnya penelitian tentang Konflik Israel – Suriah juga dilakukan oleh

Ruth Silaen dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” tahun 2011.

Skripsi ini berjudul “Latar Belakang Israel mempertahankan Dataran Tinggi

Golan pada masa pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu”.

Skripsi ini menggunakan teori pembuatan keputusan dan konsep geopolitik.

Kesimpulan penelitian tersebut adalah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu

Page 23: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

8

menunjukkan respon yang berbeda dengan pendahulunya. Jika Perdana Menteri

(PM) Israel sebelumnya menerima tawaran untuk melepaskan Dataran Tinggi

Golan, PM Benjamin Netanyahu menolak untuk melepaskan Dataran Tinggi

Golan (Silaen 2011:11).

Pembeda penelitian Ruth Silaen dengan penelitian ini adalah subjek

penelitian. Subjek penelitian Ruth Silaen adalah Israel pada masa PM Netanyahu

sedangkan subjek penelitian ini adalah Amerika Serikat tahun 2002-2008. Selain

itu penelitian Ruth Silaen menggunakan teori pembuatan keputusan dan konsep

geostrategis sedangkan penulis menggunakan teori strategi, konsep balance of

power dan konsep kepentingan nasional untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Penelitian tentang Dataran Tinggi Golan juga dilakukan oleh Stale Bie

dalam disertasinya di Universitetet I Oslo tahun 2012. Disertasi ini berjudul

“Analisa Komparatif Negosiasi Israel dari Sinai ke Dataran Tinggi Golan”.

Penelitian ini menganalisa mengapa Semenanjung Sinai bisa dikembalikan kepada

Mesir melalui perjanjian damai sedangkan Suriah yang tidak membuat perjanjian

damai mengklaim memiliki Dataran Tinggi Golan. Hasilnya adalah tiga faktor

penjelas dari hasil perundingan damai Israel – Suriah tahun 1991 -2000. Pertama

mengenai taktik negosiasi; kedua, peran mediator; dan ketiga, opini publik Israel

(Bie 2012:5).

Pembeda penelitian Bie dengan penelitian ini adalah secara objek

penelitian, Bie mengambil studi komparasi antara negosiasi Israel – Mesir dengan

negosiasi Israel – Suriah. Sedangkan objek penelitian ini adalah strategi AS dalam

merespon konflik Suriah – Israel. Selanjutnya penelitian Bie menggunakan teori

Page 24: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

9

negosiasi untuk menjelaskan hasil negosiasi melalui tiga faktor: pertama, taktik

negosiasi; kedua, peran AS sebagai mediator; ketiga, opini publik Israel.

Sedangkan skripsi ini menggunakan teori regional security complex, strategi,

konsep balance of power dan konsep kepentingan nasional.

1.5 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini akan mengeksplorasi strategi yang dilakukan oleh AS dalam

merespon konflik Suriah – Israel dan mengapa AS melakukan strategi tersebut.

Oleh karena itu penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran: (1) teori

regional security complex; (2) strategi; (3) balance of power dan (4) kepentingan

nasional.

1.5.1 Teori Regional Security Complex

Menurut Buzan dan Waever (2003:40-44) security complex adalah

kelompok negara-negara yang memiliki fokus isu keamanan yang sama sehingga

kepentingan nasional di bidang keamanannya tidak bisa dipisahkan antara satu

dengan yang lain. Teori ini memiliki akar konstruktivis karena mengamati pola

pertemanan (amity) dan permusuhan (enmity) dalam sistem regional. Teori ini

menunjukan bahwa sistem regional bergantung pada aksi dan interpretasi aktor

tidak hanya sekedar refleksi dari balance of power.

1.5.2 Strategi

Menurut Harry R. Yarger (2006:1) strategi adalah seni dan ilmu dalam

membangun dan menggunakan power di bidang politik, ekonomi, sosio-

psikologis dan militer. Strategi diimplementasikan melalui arah kebijakan untuk

Page 25: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

10

menjaga dan mencapai kepentingan nasional. Strategi erat kaitannya dengan

perilaku negara dan aktor lainnya serta bagaimana negara merespon suatu

keadaaan. Menurutnya, strategi adalah keserasian antara tujuan/hasil (ends),

konsep strategi/ rangkaian aksi (ways) dan sumberdaya (means).

Menurut Axelrod dan Keohane (1985:226-227), politik internasional tidak

selalu berkaitan dengan perang antar negara melainkan tentang kerjasama antar

negara dalam berbagai isu dalam jangka waktu tertentu. Kerjasama ini disebabkan

adanya persamaan kepentingan, prediksi masa depan dan jumlah aktor dalam

politik internasional. Lebih jauh menurut Axelrod dan Keohane (1985:226-227)

strategi suatu negara berfokus pada interaksi antar negara dan usaha negara-

negara dalam membangun institusi yang memiliki prinsip, norma, nilai dan

prosedur tertentu dalam mengatur hubungan internasional.

Sedangkan Mearsheimer dalam Toft (2003:7) melihat tujuan dari tiap

negara adalah mencapai hegemon. Kondisi geografis dunia yang dibatasi oleh

perairan membuat hegemoni global sulit dicapai. Oleh karena itu great power

berusaha mencapai hegemoni regional. Menurut Mearsheimer ada dua strategi

untuk mencapai hegemoni regional: pertama secara langsung yaitu dengan

menambah power dan kedua secara tidak langsung yaitu dengan mencegah negara

revisionis menambah power nya (Toft 2003:4).

Revisionis adalah negara yang berusaha mengubah status quo yang dibuat

oleh great power dengan cara mengubah garis territorial internasional, ideologi

atau distribusi power dalam sistem global atau regional untuk mencapai

kepentingan nasionalnya (Plano dan Olton 1999:16).

Page 26: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

11

Amerika Serikat menggunakan Model Strategi Art Lykke yang dibuat oleh

Kolonel Arthur Lykke pada tahun 1989. Model Strategi Art Lykke

menitikberatkan empat hal dalam menentukan sebuah strategi yaitu ends

(tujuan/hasil), ways (konsep strategi/ rangkaian aksi), means (sumberdaya) dan

risk (resiko). Tujuan (ends) selalu menjawab pertanyaan apa yang ingin dicapai,

konsep (ways) menjawab pertanyaan bagaimana sumberdaya digunakan.

Sumberdaya (means) menjelaskan apa yang akan digunakan untuk mengeksekusi

konsep. Resiko (risk) adalah jarak antara apa yang ingin diraih, konsep dan

sumberdaya yang tersedia dengan tujuan yang ingin dicapai. Hubungan antara

tujuan (ends), konsep (ways), sumberdaya (means) dan resiko (risk) terlihat dalam

ilustrasi berikut (Bartholomees 2010:49-50).

Ilustrasi 1.1 Model Strategi Art Lykke

Sumber: Diolah dari Bartholomees (2010:48)

Tujuan mengekspresikan kepentingan nasional contohnya seperti

menciptakan stabilitas regional. Konsep harus berupa petunjuk pelaksanaan

tentang bagaimana sumberdaya akan digunakan contohnya konsep penangkalan.

Sumberdaya adalah sesuatu yang bersifat fisik dan dapat dihitung seperti tentara,

Strategi

Tuju

an

Konsep

Sum

berd

aya

Resiko

Page 27: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

12

persenjataan, sumberdaya organisasi seperti NATO dan Palang Merah

Internasional. Means merupakan hal-hal yang tidak terlihat seperti keinginan,

kapasitas industri dan intelektual. Keseimbangan antara tujuan, konsep dan

sumberdaya akan meminimalisir resiko, sedangkan ketidak-seimbangan antara

ketiganya akan mengakibatkan resiko kegagalan sebuat strategi semakin besar

(Bartholomees 2010:49-50).

Kalkulasi yang baik antara ends, ways dan means hanya bisa diperoleh

melalui strategic appraisal (taksiran strategi). Fungsi strategic appraisal adalah

untuk menghitung (secara kuantitas) dan menilai (secara kualitas) apa yang

diketahui, apa yang tidak diketahui dan apa yang penting bagi AS (Bartholomees

2010:53). Model Strategi Art Lykke dan strategic appraisal inilah yang akan

digunakan untuk menganalisa alasan AS dalam memilih strategi tertentu dalam

merespon Konflik Suriah – Israel periode 2002 – 2008.

1.5.3 Kepentingan Nasional

Menurut Morgenthau dalam Roskin (1994:5-6) kepentingan nasional

menurut kepentingannya terdiri dari vital dan sekunder. Kepentingan Vital adalah

kepentingan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup suatu negara, contohnya

usaha negara untuk menjaga kedaulatan wilayahnya. Kepentingan sekunder

adalah kepentingan yang tidak menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup suatu

negara jika tidak tercapai contohnya ekspansi sumberdaya alam yang dilakukan

suatu negara terhadap negara lain. Berdasarkan durasinya, kepentingan nasional

terbagi menjadi temporer dan permanen. Kepentingan nasional temporer adalah

yang bersifat sementara, contohnya dukungan AS terhadap Suriah dalam isu

Page 28: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

13

teorisme. Sedangkan kepentingan permanen adalah kepentingan yang berlangsung

dalam jang waktu yang lama seperti kepentingan AS untuk beraliansi dengan

Israel.

Berdasarkan kekhususannya, kepentingan nasional terbagi menjadi

kepentingan nasional yang bersifat umum dan khusus. Contoh kepentingan yang

bersifat umum adalah penerapan nilai-nilai AS seperti demokrasi secara universal.

Contoh kepentingan yang bersifat khusus adalah meredam aliansi Iran – Suriah.

Menurut kesesuaiannya, kepentingan nasional terbagi menjadi yang

komplementer dan konfliktual. Kepentingan nasional komplementer adalah

kepentingan yang saling melengkapi, contohnya kerjasama AS dengan Suriah dan

Israel dalam isu kontraterorisme. Sedangkan kepentingan konfliktual adalah

kepentingan nasional yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya

contohnya AS menginginkan perdamaian Suriah – Israel namun disisi lain AS

ingin mengamankan eksistensi negara sekutunya yaitu Israel (Roskin 1994:5-6).

Menurut U.S. Army War College kepentingan nasional terdiri dari

keamanan nasional, promosi nilai-nilai nasional, kepentingan ekonomi dan

menciptakan tatanan negara yang menguntungkan bagi negara tersebut

(Bartholomees 2010:56). Definisi kepentingan menurut U.S Army War College

inilah yang akan digunakan untuk memahami alasan AS memilih strategi tertentu

dalam merespon konflik Suriah – Israel periode 2002 – 2008.

Konsep kepentingan nasional digunakan untuk menjelaskan dua hal yang

saling berhubungan. Di satu sisi, kata kepentingan (interest)

Page 29: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

14

mengimplementasikan kebutuhan yang sesuai dengan suatu standar yang telah

disahkan, kemudian diklaim mengatasnamakan negara. Disisi lain, kepentingan

nasional juga digunakan untuk menjelaskan dan mendukung suatu kebijakan.

Kepentingan nasional bisa bersifat inklusif yaitu mengakomodir semua kelompok

kepentingan atau setidaknya kelompok kepentingan terbesar yang ada di AS,

contohnya kelompok neokonservatif. Selain itu kepentingan nasional juga bisa

bersifat eksklusif yaitu tidak mempertimbangkan rekomendasi dari kelompok

kepentingan di AS (Griffiths dan O’callaghan 2007:216-217).

1.5.4 Balance of Power (Perimbangan Kekuatan)

Menurut Hans J. Morgenthau Balance of Power atau yang selanjutnya

disebut sebagai BoP adalah aspirasi negara-negara untuk memperoleh power,

mempertahankan atau menumbangkan status quo dan membuat konfigurasi

power. Tujuan BoP menurut Morgenthau adalah untuk mencapai stabilitas sistem

(Morgenthau 2010:199-200). Power menurut Gilpin dalam Sheehan (1996:15)

adalah kemampuan aktor dalam mempengaruhi perilaku aktor lain.

Menurut Paul, Wirtz dan Fortman (2004:2) BoP berasal dari strategi

balancing yang dilakukan negara-negara di level sistemik (internasional) atau

subsistemik (regional) sebagai hasil dari equilibrium power di antara negara-

negara kunci. Tujuan dari balancing adalah untuk mencegah hegemon negara lain

dan jika usaha pencegahan ini sukses artinya BoP telah tercipta dalam sistem

internasional atau regional.

Page 30: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

15

Menurut Miller dalam Paul, Wirtz dan Fortman (2004:240) BoP regional

berdasarkan pada logika: pertama, BoP regional bergantung pada bagaimana great

power berhubungan dengan sistem regional. Great Power mempengaruhi sistem

regional karena kapabilitasnya yang superior dan memiliki sekutu yang kuat di

regional. Great Power melakukan BoP dengan cara mendukung/mengembargo

aktor di regional, memberikan bantuan ekonomi, investasi, sanksi dan transfer

teknologi. BoP regional kemudian dapat mempengaruhi BoP global sehingga

negara-negara great power berlomba untuk melalukan BoP regional untuk

mencapai hegemoni global. Kedua, setelah kompetisi BoP regional yang

dilakukan para great power, BoP regional akan terbentuk di antara negara-negara

kawasan yang memiliki power lebih rendah dari great power dan usaha hegemoni

global yang ingin dicapai sebuah negara great power akan gagal. Hasilnya tidak

ada satupun great power yang menjadi hegemoni global namun hanya menjadi

hegemoni regional. Ketiga, negara-negara yang tidak menjadi hegemon regional

akan melakukan bandwagon dan negara yang menjadi hegemon regional akan

melakukan balancing dari ancaman revisionis untuk menjaga status quo.

Keempat, dalam konflik regional seperti ini negara-negara cenderung melakukan

balancing kepada aktor lokal, khususnya negara revisionis.

BoP menurut Paul et al. (2004:2) terbagi menjadi tiga, yaitu hard

balancing, soft balancing dan assymetric balancing. Hard balancing adalah

strategi yang menunjukan adanya rivalitas yang tinggi antar negara-negara dengan

cara berlomba-lomba meningkatkan kapabilitas militernya dan membentuk aliansi

formal serta aliansi perlawanan untuk mengimbangi kapabilitas negara lawan. Soft

Page 31: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

16

Balancing adalah aliansi sembunyi-sembunyi yang berlangsung dalam jangka

waktu singkat. Biasanya dilakukan dengan cara pembangunan militer terbatas,

kerjasama yang bersifat ad hoc dan kolaborasi di institusi regional atau

internasional. Assymetric balancing adalah usaha negara dalam melakukan

balancing terhadap aktor non negara yang tidak memiliki kapabilitas militer

konvensional dan melakukan ancaman secara tidak langsung contohnya seperti

organisasi teroris.

Analisa dalam skripsi ini akan menitikberatkan pada metode AS dalam

menggunakan hard balancing di Timur Tengah. AS menjadikan Israel sebagai

aliansinya di Timur Tengah. Menurut Liska dalam Shehaan (1996: 59), aliansi

berperan penting untuk menghubungkan antara teori dan praktek dalam BoP serta

menghubungkan kebijakan AS dan Israel dalam mempengaruhi sistem regional

Timur Tengah. Aliansi dapat mendorong keseimbangan sejauh dapat mengatur

power negara-negara yang potensial menjadi revisionis di Timur Tengah, seperti

Suriah.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Taylor

dan Bogdan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data

deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat

diamati dari orang-orang yang diteliti (Suyanto dan Sutinah 2007:166).

Tahap-tahap penelitian kualitatif adalah menetapkan fokus penelitian

dengan menggunakan logika induktif. Dalam hal ini fokus penelitian skripsi ini

adalah strategi AS dalam merespon konflik Suriah – Israel periode 2002-2008.

Page 32: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

17

Kedua, menentukan setting dan subjek penelitian, yaitu konflik Suriah – Israel

tahun 2002 - 2008.

Ketiga, tahap pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara

dengan Kuasa Usaha Suriah untuk Indonesia yaitu Dr. Basham Al Khatib. Selain

itu penelitian ini juga menggunakan metode penelusuran data (Bungin 2009:108).

Data-data yang digunakan terdiri dari biografi, surat-surat pribadi, buku-buku,

jurnal, catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintah/swasta AS, Israel

dan Suriah, data yang tersimpan di website pemerintah AS, Israel, Suriah dan

PBB. Kemudian data-data ini juga diperoleh dari studi pustaka di Information

Research Center (IRC) US Embassy Jakarta, Perpustakaan Ali Alatas

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Perpustakaan Pusdiklat

Kementrian Luar Negeri Indonesia dan Perpustakaan Utama UIN Jakarta.

Tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisa data (Suyanto

dan Sutinah 2007:170-175). Penelitian ini mengelaborasi latar belakang

keterlibatan AS dalam konflik Israel-Suriah, strategi AS dalam merespon konflik

Israel – Suriah dan mengapa strategi AS terkadang bersifat koperatif , terkadang

konfrontatif (kontradiktif). Kemudian menganalisa dengan kerangka pemikiran

teori regional security complex, strategi, kepentingan nasional dan balance of

power. Tahap penyajian data yaitu penelitian disajikan dalam bentuk kata-kata

untuk membagi pemahaman peneliti mengenai penelitiannya kepada orang lain

(Suyanto dan Sutinah 2007:170-175).

Page 33: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

18

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Pertanyaan Penelitian

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4 Tinjauan Pustaka

1.5 Kerangka Teoritis

1.5.1 Teori Regional Security Complex

1.5.2 Strategi

1.5.3 Kepentingan Nasional

1.5.4 Balance of Power

1.6 Metode Penelitian

1.7 Sistematika Penulisan

BAB II : STRATEGI AS DALAM MERESPON KONFLIK SURIAH-

ISRAEL PERIODE 2002 – 2008

2.1 Posisi AS di Timur Tengah

2.2 Strategi AS dalam Merespon Konflik Suriah – Israel

Periode 2002 – 2008

2.2.1 Strategi Kooperatif AS dalam merespon Konflik Suriah –

Periode 2002 – 2008

2.2.2 Strategi Konfrontatif AS dalam merespon Konflik Suriah –

Israel periode 2002 – 2008

BAB III : KONFLIK SURIAH – ISRAEL PERIODE 2002 – 2008

3.1 Sejarah Konflik Suriah dan Israel

3.2 Okupasi dan Aneksasi Dataran Tinggi Golan

Page 34: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

19

3.3 Konflik Perbatasan

3.4 Konflik Pengaruh antara Suriah dan Israel di Lebanon

3.5 Aliansi Suriah dengan Iran dan Hizbullah

BAB IV : ALASAN AS MENJALANKAN BEBERAPA STRATEGI UNTUK

MERESPON KONFLIK SURIAH – ISRAEL PERIODE 2002 – 2008

4.1 Mencapai Kepentingan Nasional di bidang Ekonomi Kesehatan dan

Keamanan melalui Inovasi IPTEK

4.2 Pengaruh dari Doktrin Bush

4.3 Menciptakan Balance of Power di Timur Tengah

BAB V : KESIMPULAN

Page 35: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

20

BAB II

STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK

SURIAH- ISRAEL PERIODE 2002 – 2008

2.1 Posisi Amerika Serikat di Timur Tengah

Timur Tengah merupakan terminologi yang diberikan oleh Eropa untuk

mendeskripsikan kawasan geografis antara Eropa dan Asia Timur Jauh. Negara-

negara Timur Tengah yang sebagian besar termasuk dalam Benua Asia namun

sebagian lain masuk dalam Benua Afrika Utara (Owen 2008:1). Jumlah negara

Timur Tengah menurut website resmi Central Intelligence Agency (CIA)

berjumlah 17 negara ditambah 2 wilayah yaitu Gaza dan Tepi Barat (cia.gov).

Signifikansi Timur Tengah adalah letaknya yang strategis di antara Eropa dengan

Asia sehingga menjadi jalur transportasi dan perdagangan. Timur Tengah juga

merupakan produsen minyak terbesar di dunia, hal ini dapat dilihat dari tabel

perbandingan jumlah minyak yang dihasilkan Timur Tengah dibanding

keseluruhan kawasan lain di dunia.

Tabel 2.1 Perbandingan Supply Minyak Timur Tengah dengan Supply

Minyak Dunia Periode 2002 - 2008

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Dunia 77.100,67

79.606,39

83.102,08

84.701,22

84.665,07

84.607,68

85.760,17

Timur

Tengah

21.570,83

22.992,18

24.770,01

25.693,32

25.341,29

24.785,35

26.116,49

Persentase 28% 29% 30% 30% 30% 29% 30%

(dalam ribu barel) Sumber : Website US Energy Information Administration

Page 36: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

21

Dari tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa Timur Tengah periode 2002 – 2008

rata-rata menyediakan 30% dari total persediaan minyak dunia. Hal ini membuat

Timur Tengah memiliki bargaining position yang tinggi dalam dunia

internasional. Argumen ini terlihat dalam peristiwa embargo yang dilakukan

negara-negara Timur Tengah (mayoritas tergabung dalam Organization

Petroleum Exporting Countries) pada tahun 1973 – 1975. Negara-negara OPEC

mengembargo AS karena membantu Israel dalam Perang Arab - Israel. Efeknya

adalah terjadi kenaikan harga minyak dunia dari 17 dollar AS per barel pada tahun

1973 menjadi 53 dollar per barel pada tahun 1974 (Darmstadter 2013:4). Peristiwa

ini membuat AS menyadari arti penting Timur Tengah sehingga Presiden Nixon

memutuskan strategi yang paling tepat untuk menghentikan embargo dan menjaga

alur minyak dengan melibatkan diri dalam proses penyelesaian konflik Arab-

Israel (history.state.gov diakses pada November 2013).

Langkah awal yang dilakukan AS adalah dengan mengadakan Konferensi

Madrid tahun 1991 untuk membuat konsep dasar penyelesaian konflik di Timur

Tengah. Lahirlah konsep land for peace yaitu konsep untuk menukarkan

perdamaian, yang indikatornya seperti membuka hubungan diplomatik dan

kerjasama di berbagai bidang, dengan mengembalikan tanah yang diokupasi dan

aneksasi Israel pada Perang 1967. Konsep land for peace diterjemahkan dalam

Resolusi DK PBB Nomor 242 (history.state.gov). Setelahnya, AS terus

memimpin proses penyelesaian konflik di Timur Tengah dengan mengadakan

Konferensi Wye River tahun 1995-1996, Perundingan Shepherdstown tahun 2000

Page 37: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

22

hingga menemui kegagalan di Perundingan Jenewa tahun 2000 (Olmert 2011:204-

206).

Penjelasan proses sejarah keterlibatan AS tersebut menandakan bahwa AS

menjadi tumpuan utama dalam proses penyelesaian konflik Arab – Israel.

Menurut penulis ada empat hal yang membuat AS menjadi tumpuan utama dalam

penyelesaian konflik Arab – Israel yaitu: pertama, AS memiliki hubungan

diplomatik dengan delapan belas negara di Timur Tengah kecuali Iran (state.gov).

Kedua, ada persepsi bahwa konflik Arab – Israel adalah poxy war yang

disebabkan oleh Perang Dingin dimana negara super power memberikan

dukungan kepada negara tertentu untuk menjadi antagonis dan protagonis di

kawasan. Negara super power pada masa itu adalah AS dan Uni Soviet. Sejak

tahun 1973 keduanya berkompetisi untuk menjadi hegemon. Hegemoni global

hanya bisa dicapai dengan monopoli nuklir dan hal tersebut mustahil untuk

dicapai. Oleh karena itu keduanya berusaha menjadi hegemon regional (Toft

2003:6). Perang regional ini tidak secara langsung disebabkan oleh external great

power namun oleh atribut aktor lokal serta tujuan dan persepsi bersama yang

dibentuk oleh dukungan great power terhadap suatu negara (Miller 2004:154).

Contohnya, Suriah didukung oleh Uni Soviet dan Israel didukung oleh Amerika

Serikat sebelum keruntuhan Uni Soviet tahun 1991.

Ketiga, Pasca keruntuhan Uni Soviet, AS menjadi satu-satunya major power

di Timur Tengah sehingga bisa memberikan reward dan punishment bagi negara-

negara Timur Tengah agar ikut serta dalam proyek penyelesaian konflik yang

Page 38: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

23

dipimpin AS. Bukti bahwa AS menjadi major power di Timur Tengah dapat

terlihat dari posisi AS sebagai negara pendonor terbesar bagi Timur Tengah

seperti terlihat berikut.

Tabel 2.2 Lima Negara Donor Terbesar di Timur Tengah

Periode 2002 – 2008

(dalam juta dollar AS)

Negara 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Amerika

Serikat

575,09 2749,17 3759,59 11946,25 55564,24 4497,01 4197,70

Jerman 206,61 271,12 205,15 2259,43 664,82 2526,76 2263,37

Jepang 129,41 220,80 838,70 3680,65 1008,72 1041,12 2068,48

Norwegia 80,01 133,22 95,81 117,12 148,82 155,79 158,65

Belanda 77,77 129,59 211,46 196,50 79,15 71,23 205,11

Sumber: Website OECD (www.stats.oecd.org)

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pada periode 2002 – 2008, AS

adalah negara donor terbesar bagi Timur Tengah. Jumlah bantuan luar negeri AS

terus meningkat sejak tahun 2002 sebesar 575 juta dollar AS sampai 4 milyar

dollar AS pada tahun 2008. Jumlah tertinggi bantuan luar negeri terbesar AS ke

Timur Tengah diberikan pada tahun 2006 saat terjadi Perang Israel (yang

merupakan sekutu AS) dengan Hizbullah (yang merupakan sekutu Suriah dan

Iran).

Page 39: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

24

Keempat, usaha AS untuk menjaga hegemoninya di Timur Tengah dapat

dilihat dari anggaran bantuan luar negeri AS yang terbesar dialokasikan kepada

Timur Tengah.

Ilustrasi 2.1 Diagram Distribusi Bantuan Regional AS Tahun 2004

Sumber: CSR Report for Congress 2004:14

Diagram ini menunjukan bahwa Timur Tengah merupakan kawasan yang

sangat penting bagi AS. Hal ini dibuktikan dari alokasi bantuan luar negeri AS

kepada Timur Tengah tahun 2004 mencapai 39% dari total bantuan luar negeri

AS. Jumlah yang terbesar jika dibandingkan dengan kawasan lain seperti Afrika

yang hanya 18%, Asia Selatan 17%, Eropa/Eurasia 12%, Amerika Latin 11% dan

Asia Timur 3%.

Lebih jauh lagi, AS menilai Suriah sebagai kunci perdamaian Arab – Israel

karena letak Suriah yang berbatasan langsung dengan Israel serta pada tahun

penelitian Suriah memainkan peran yang penting dalam mendukung negara lain

seperti Palestina, Iran dan Lebanon dalam berkonfrontasi dengan Israel.

Timur Tengah

39%

Asia Selatan 17%

Eropa/Eurasia

12%

Amerika Latin 11%

Afrika 18%

Asia Timur 3%

Page 40: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

25

Signifikansi Suriah ini membuat AS merespon konflik Suriah – Israel sebagai

agenda utama AS di Timur Tengah sejak masa Presiden Nixon sampai Presiden

Clinton. Strategi yang digunakan oleh AS pada masa Presiden Nixon sampai

Presiden Clinton pun cenderung kooperatif dengan mengadakan dialog

perdamaian.

Namun pada masa Presiden George Walker Bush strategi yang digunakan oleh

AS dalam merespon konflik Suriah – Israel cenderung kontradiktif. Hal ini

ditegaskan dalam pernyataan Presiden George W Bush: “Not every effort has to

be an American effort. It is extremely important that the parties themselves are

taking responsibility” (Migdalovitz 2010:5). “Tidak semua upaya harus menjadi

upaya AS. Sangatlah penting bagi tiap negara melakukan kewajibannya”

(terjemahan penulis). Bagian selanjutnya akan mengelaborasi lebih jauh strategi

kontradiktif seperti apa yang dipilih Presiden George W. Bush dalam merespon

Konflik Suriah – Israel selama periode 2002 – 2008.

2.2 Strategi Amerika Serikat dalam Merespon Konflik Suriah – Israel

periode 2002 -2008

Kontradiktifsi strategi yang digunakan AS dalam merespon Konflik Suriah –

Israel periode 2002 – 2008 terlihat dalam National Security Strategy poin ketiga

mengenai dasar kerjasama dengan negara lain untuk menyelesaikan konflik

regional. Prinsipnya sebagai berikut:

Page 41: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

26

Pertama, Amerika Serikat harus menginvestasikan waktu dan sumberdayanya

untuk membangun hubungan internasional dan institusi yang dapat membantu

menangani krisis lokal saat krisis tersebut timbul.

Kedua, Amerika Serikat harus realistis tentang kemampuannya dalam

membantu negara-negara yang tidak ingin atau tidak siap untuk membantu dirinya

sendiri. Ketika pihak-pihak terkait telah siap atas perannya, maka barulah AS akan

bergerak dengan jelas (US National Security Strategy tahun 2002 poin ketiga).

Poin pertama dalam prinsip tersebut merekomendasikan agar AS ikut serta

dalam penyelesaian konflik lokal yang berpotensi meningkatkan potensi konflik

regional namun pada poin kedua AS diminta untuk realistis pada kemampuannya

dalam menolong negara lain, sehingga AS akan bergerak setelah negara-negara

menyadari perannya masing-masing. Sedangkan pada masa sebelum Presiden

George W. Bush, AS menjadi pihak yang aktif dalam mempersiapkan negara-

negara untuk memahami posisinya agar siap memulai proses perdamaian seperti

pada shuttle diplomacy yang dilakukan oleh Menlu Kissinger pada masa Presiden

Nixon sampai masa Presiden Clinton. Shuttle Diplomacy atau Diplomasi Ulang

Alik adalah diplomasi yang dilakukan dengan cara melakukan kunjungan resmi ke

negara-negara yang ingin diajak bekerjasama (Suryokusumo 2004:66). Oleh

karena itu implementasi dari dua prinsip dalam national strategy ini kontradiktif,

terbagi menjadi dua jenis strategi yaitu yang bersifat kooperatif dan strategi yang

bersifat konfrontatif.

Page 42: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

27

2.2.1 Strategi Kooperatif AS dalam merespon Konflik Suriah – Israel

periode 2002 – 2008

Strategi kooperatif AS dalam merespon Konflik Suriah – Israel periode

2002 – 2008 adalah mengadakan pembicaraan damai, memberikan bantuan

ekonomi kepada Suriah dan Israel dan mengadakan kerjasama dengan Suriah dan

Israel.

Strategi kooperatif pertama AS adalah mengadakan pembicaraan damai

melalui diplomasi ulang alik (shuttle diplomacy) dan dua konferensi dalam

periode penelitian (2002 – 2008). Pada 2002 Suriah diundang dalam pembicaraan

damai tidak resmi di Rice University. Kemudian pada 8 Januari 2003 Mantan

Duta Besar AS untuk Suriah sekaligus delegasi AS dari Intitut Baker Edward

Djerjian dan Senator Arlen Specter melakukan pembicaraan lanjutan dengan

delegasi Suriah di Damaskus untuk berdiskusi mengenai hubungan AS – Suriah,

perang melawan terror dan perdamaian Timur Tengah (AP 1/8/03 dalam

Leveret:181). Selanjutnya Menlu Powel bertemu dengan Presiden Assad di

Damaskus (International Herald Tribune, 5/3/03 dalam Leveret:184). Menurut

Kuasa Usaha Suriah untuk Indonesia Dr. Basham Alkhatib dalam wawancara

dengan penulis (22/4/2014), Menlu Powel memberikan prasyarat kepada Presiden

Assad jika ingin mendapatkan kembali Dataran Tinggi Golan maka Suriah harus

memutuskan hubungannya dengan Iran, Hizbullah dan Hamas dan mendukung

invasi AS ke Irak. Menurut Dr. Alkhatib Presiden Bashar Al-Assad menolak

prasyarat ini dan mengatakan bahwa tidak ada prasyarat untuk berunding dengan

Israel. PM Israel Ariel Sharon juga menolak rekomendasi AS untuk melanjutkan

Page 43: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

28

negosiasi perdamaian dengan Suriah sebelum Suriah menghentikan aliansinya

dengan Iran dan Hizbullah (AP, 9/14/04 dalam Leveret 186).

Selanjutnya, pada 11 September 2004 Wakil Menlu AS William Burns

bertemu dengan Presiden Assad di Damaskus untuk membahas prospek

perdamaian Suriah dan Israel, campur tangan Suriah dalam pemilihan umum di

Lebanon, dan kerjasama AS – Suriah dalam mengamankan perbatasan Suriah –

Irak (AFP 9/11/04; AP 9/12/04 dalam Leveret 2005:195). Sedangkan Israel

kembali menolak permintaan Suriah untuk melanjutkan negosiasi sampai Suriah

menghentikan dukungannya terhadap Hamas dan Suriah (AFP, 12/1/04 dalam

Leveret 2005:199).

Selain melalui diplomasi ulang alik, AS juga mengadakan Inisiasi Jenewa

tahun 2003. Konferensi ini utamanya membahas perdamaian Palestina – Israel.

Namun juga membahas garis batas Israel dengan negara Arab lainnya termasuk

Suriah - Israel sesuai dengan Resolusi DK PBB nomor 242 dan 338 yaitu garis

batas 4 Juni 1967. Inisiasi Jenewa tahun 2003 menghasilkan konsep two state

solution yaitu konsep yang menyatakan bahwa pendirian dua negara berdaulat di

atas tanah Palestina merupakan solusi untuk mencapai perdamaian bagi Israel dan

Palestina (Roadmap 2003:1).

Konsep two state solution ini dijabarkan oleh AS bersama Rusia, Uni

Eropa dan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dalam roadmap perdamaian pada 20

April 2003 (Gingrich 2005:86). Roadmap 2003 membahas fase-fase dalam

mewujudkan perdamaian, tenggat waktu, dan tahapan dalam menjalin hubungan

Page 44: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

29

politik, keamanan, ekonomi, humaniter dan pembangunan institusi di antara kedua

negara di bawah pengawasan Quartet. Target akhirnya adalah menciptakan

perdamaian Israel – Palestina pada tahun 2005 (Roadmap 2003:1).

Roadmap 2003 juga mencantumkan perdamaian Suriah dan Israel. Namun

menurut Presiden Assad dalam wawancara dengan harian Al Anbaa (5/26/03

dalam Leveret 2005:183-184), Roadmap 2003 tidak menyediakan langkah konkrit

menuju kesepakatan final. Menurut Presiden Assad, Suriah tidak mengerti

hubungan antara Suriah dan Lebanon dengan roadmap yang dibuat ini (New York

Times dalam Leveret 2005:183-184).

Selanjutnya AS mengadakan konferensi terakhir selama periode 2002-2008

yaitu Konferensi Annapolis di tahun 2007. Konferensi Annapolis telah

dipersiapkan sejak 2006 dan membahas posisi negara-negara Arab dan

kesiapannya untuk menjalin perdamaian dengan Israel. Menlu Condoleeza Rice

berkomunikasi dengan negara-negara peserta konferensi dan berusaha membantu

menetapkan perselisihan di beberapa isu (Fishere 2008:33). Konferensi Annapolis

mempertemukan seluruh pemimpin negara-negara Arab dengan Israel namun

tidak berhasil memberikan standar peningkatan hubungan Arab – Israel.

Konferensi ini juga tidak menghasilkan cara yang berarti untuk menyelesaikan

konflik Suriah – Israel (Mitha 2008:1)

Suriah berhasil menambahkan isu Dataran Tinggi Golan dalam agenda

Konferensi Annapolis. Hasilnya adalah langkah lanjutan dalam penyelesaian

Konflik Suriah – Israel pada 13 bulan setelah pertemuan. Arti penting Konferensi

Annapolis bagi Suriah adalah mulai berhentinya embargo AS kepada Suriah

Page 45: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

30

(melalui Syria Accountability Act 2005) sehingga AS mulai kembali melakukan

diplomasi ulang alik untuk menyelesaikan konflik Suriah – Israel (Scham

2007:13).

Strategi AS yang kedua adalah memberikan bantuan ekonomi kepada Suriah

dan Israel. Sejak tahun 1981 AS dan Israel telah menandatangani MoU kerjasama

strategis. Salah satu implementasinya adalah AS memberikan dukungan ekonomi

dan militer untuk membangun kekuatan Israel, memberikan status aliansi non

NATO dan menandatangani kesepakatan perdagangan bebas dengan Israel.

Bantuan militer (foreign military financing) dan bantuan ekonomi

(economic support fund) AS kepada Israel sejak tahun 1949 telah mencapai 115

milyar dollar (Eeisentadt dan Pollock 2012:3). Berikut adalah tabel yang

menunjukan bahwa Israel merupakan negara penerima bantuan keuangan terbesar

AS pada tahun 2008.

Tabel 2.3 Sepuluh Negara yang Mendapatkan

Bantuan Keuangan Terbesar dari AS Tahun 2008

Negara Total bantuan AS

(dalam juta dollar AS)

Populasi

pertengahan tahun

2007 (juta)

Rata-rata bantuan

AS perkapita

(dalam dollar AS)

Israel 2.380 7,3 326,02

Mesir 1.706 74,4 23,24

Afghanistan 1.058 31,9 33,16

Pakistan 738 169,3 4,36

Page 46: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

31

Jordan 688 5,7 120,70

Kenya 586 36,9 15,88

Afrika Selatan 574 47,9 11,98

Kolumbia 541 46,2 11,71

Nigeria 491 144,4 3,40

Ethiopia 456 77,1 5,91

Sumber: Cato Handbook for Policy Maker 2009:540

Tabel di atas mendeskripsikan bahwa pada tahun 2008, Israel merupakan

negara penerima bantuan terbesar AS di dunia. Total bantuan luar negeri AS ke

Israel tahun 2008 mencapai 2,38 milyar dollar AS. Bandingkan tabel bantuan luar

negeri AS diatas dengan tabel bantuan luar negeri AS kepada negara-negara Arab

khususnya Suriah, seperti terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 2.4 Bantuan Luar Negeri AS kepada Negara Arab periode 1946 - 2010

Negara Bantuan Militer

(dalam dollar AS)

Bantuan Ekonomi

(dalam dollar AS)

Total

Afghanistan 27 milyar 22 milyar 49 milyar

Bahrain 525 juta 13 juta 538 juta

Mesir 57 milyar 57 milyar 114 milyar

Iran 8 milyar 5 milyar 13 milyar

Irak 21 milyar 38 milyar 59 milyar

Lebanon 800 juta 2,6 milyar 3,4 milyar

Libya 99 juta 1,4 milyar 1,5 milyar

Pakistan 11 milyar 41 milyar 52 milyar

Page 47: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

32

Suriah 338.000 2,2 milyar 2.2 milyar

Yaman 166 juta 2 milyar 2,1 milyar

Sumber : George Washington University Project (fastfactusa.org)

Penulis membandingkan kedua tabel diatas dan menyimpulkan bahwa total

bantuan luar negeri AS kepada Israel dalam kurun waktu 1 tahun (tahun 2008)

lebih besar dari total bantuan luar negeri AS kepada Suriah dalam kurun waktu 64

tahun (1964-2010). Total bantuan luar negeri AS kepada Israel tahun 2008 adalah

2,38 milyar dollar AS sedangkan total bantuan luar negeri AS kepada Suriah

periode 1946 – 2010 hanya 2,2 milyar dollar AS.

Selanjutnya AS mendukung Israel saat Perang Israel – Hizbullah 2006 dan

Suriah mendukung Hizbullah. Oleh karena itu pasca kekalahan Israel dalam

Perang Israel – Hizbullah, Presiden Bush mengumumkan peningkatan bantuan

militer AS ke Israel secara keseluruhan pada sepuluh tahun setelahnya, mulai dari

tahun 2007. Kesepakatan ini akan diterapkan secara bertahap sejak tahun 2007

dan direncanakan pada tahun 2018 Foreign Military Financing (FMF) AS ke

Israel akan mencapai 3,1 milyar per tahun (Sharp 2010:7). FMF adalah bantuan

militer utama dari AS dalam bentuk perpanjangan pembiayaan untuk transfer

persenjataan dari AS ke Israel (Sharp 2010:7). Berikut adalah tabel peningkatan

bantuan militer AS kepada Israel periode 2006 – 2008.

Tabel 2.5 Peningkatan Bantuan Militer AS kepada Israel Periode 2006 –2008

(dalam juta dollar)

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

FMF 2.257,2 2.340,0 2.380,560

Sumber : Kementrian Luar Negeri AS dalam Sharp (2010:7)

Page 48: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

33

Tabel ini memperlihatkan peningkatan FMF AS pada tahun 2006 mencapai

2,25 milyar dollar AS. Jumlah ini terus meningkat pada tahun 2007 mencapai 2,34

milyar dollar AS dan terus meningkat menjadi 2,38 milyar dollar AS pada tahun

2008. Jumlah ini akan terus ditingkatkan sampai menjadi 3,2 milyar dollar AS

pertahun pada tahun 2018 (Sharp 2010:7).

Strategi kooperatif ketiga AS adalah mengadakan kerjasama kontra-

terorisme dengan Suriah dan Israel. Aliansi Suriah – Iran dalam mendukung

serangan Hizbullah ke Israel dianggap sebagai kegiatan terorisme oleh Amerika

Serikat. Presiden Bush yang pada periode 2002-2008 mengeluarkan deklarasi

perang global melawan terorisme (Global War on Terrorism), memberikan dua

jenis respon terhadap Suriah. Pertama mengecam, kemudian mengeluarkan

kebijakan yang konfrontatif seperti Syria Accountability Act; kedua, melihat

peluang kerjasama dengan Suriah. Syria Accountability Act akan dielaborasi lebih

jauh pada bagian strategi konfrontatif. Sedangkan yang dimaksud dengan AS

melihat peluang kerjasama dengan Suriah dijelaskan dalam ilustrasi berikut:

keinginan Suriah untuk memperoleh kembali Dataran Tinggi Golan merupakan

celah bagi AS agar Suriah mau memenuhi permintaan AS demi mendapatkan

kembali Dataran Tinggi Golan.

Kuasa Usaha Suriah untuk Indonesia, Dr. Basham Alkhatib dalam

wawancara (22/4/2014) dengan penulis mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri

AS Collin Powell saat menemui Presiden Assad tahun 2003 di Suriah meminta

Suriah membantu AS menghadapi Al Qaeda di Irak dan menghentikan aliansi

dengan Iran dan Hizbullah jika ingin memperoleh kembali Dataran Tinggi Golan.

Page 49: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

34

Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa ketika itu strategi AS adalah jika

Suriah bersedia bekerjasama dengan AS dalam memberantas terorisme, maka AS

akan kembali memimpin proses perdamaian Suriah dengan Israel.

Bentuk kerjasama yang diharapkan AS dari Suriah dan Israel terutama di

bidang intelijen. AS membagi tipe-tipe negara yang melakukan kerjasama

intelijen kontra-terorisme. Kontra Teorisme adalah doktrin yang mengarahkan

aksi AS, melemahkan teroris dan mengubah lingkungan tempat beroperasi teroris

sebagai tempat yang anti teorisme (Benjamin 2008:3). Pertama, aliansi tradisional

seperti Kanada, Inggris, Australia, Israel dan anggota NATO. Kedua, aliansi baru

seperti Pakistan, Yaman dan Uzbekistan. Ketiga, musuh tradisional seperti Suriah

dan Libya (Reveron 2008:5).

Strategi Intelijen Nasional AS memiliki tiga tujuan dalam membangun

hubungan intelijen. Pertama, mengikat dan memperkuat usaha intelijen bersama

yang bisa memberikan bantuan dalam mengidentifikasi dan melawan kelompok

organisasi teroris baik di luar maupun di dalam wilayah AS (Reveron 2008:9).

Kedua, berkoordinasi dengan erat dengan badan intelijen untuk saling bertukar

analisa dan taksiran mengenai ancaman dan pilihan untuk meresponnya. Ketiga,

memastikan pengetahuan yang berasal dari hubungan dengan intelijen dari luar

negeri, menginformasikan keputusan intelijen dan membangun pilihan yang

efektif dalam meresponnya (Reveron 2008:9).

Salah seorang pejabat senior Central Inteligence Agency (CIA) mengatakan

bahwa Suriah bukanlah satu-satunya sumber intelijen namun sangat membantu

bagi AS. Suriah juga yang memberikan informasi serangan Al Qaeda di instalasi

Page 50: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

35

AS di Bahrain sehingga serangan ini dapat dicegah. Kemudian pada 2003, AS

dengan informasi intelijen Suriah, berhasil menangkap pakar mikrobiologi Irak

bernama Huda Salih Ammash. Ammash adalah satu-satunya buronan perempuan

yang namanya tercantum dalam daftar 55 orang pejabat Irak di era Presiden

Saddam Hussein yang dicari AS. Menurut asumsi AS, Ammash ikut bertanggung

jawab dalam pengembangan senjata biologis di Irak (Sale, Richard dalam UPI

Inteligent Correspondent, www.upi.com).

Disisi lain AS juga mengadakan kerjasama kontraterorisme dengan Israel

untuk melindungi Israel dari Suriah dan aliansinya. Sharing intelijen AS – Israel

telah dimulai sejak tahun 1950. Kerjasama ini menyangkut aktivitas sensitif,

sharing informasi, pertukaran intelijen terkait dengan agen terorisme dan

bergabung dalam operasi ofensif cyberwarfare. Contoh operasi cyberwarfare AS

– Israel adalah meletakan virus Flame dan Stuxnet di jaringan computer pusat

pengembangan nuklir Iran (Eisenstadt dan Pollock 2012:10). Selain strategi yang

bersifat kooperatif AS juga melakukan strategi yang bersifat konfrontatif dalam

merespon Konflik Suriah – Israel pada periode 2002 – 2008.

2.2.2 Strategi Konfrontatif AS dalam merespon Konflik Suriah – Israel

periode 2002 – 2008

Strategi konfrontatif AS dalam merespon Konflik Suriah – Israel periode

2002 – 2008 adalah mengeluarkan Syria Accountability Act, menutup kedutaan

besar AS di Suriah dan mendukung tindakan konfrontatif Israel ke Suriah.

Strategi konfrontatif pertama AS adalah membuat Syria Accountability Act.

Syria Accountability Act adalah undang-undang yang dibuat untuk menekan

Page 51: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

36

Pemerintahan Presiden Assad untuk bekerja lebih keras dalam memerangi

terorisme baik di negaranya maupun diluar negeri. Ini merupakan pendekatan baru

yang memadukan hukuman sanksi ekonomi dengan tekanan diplomatik (Salhan

2004:1).

Syria Accountability disetujui oleh Senat AS pada 11 November 2003

dengan jumlah suara 89 (menerima) banding 4 (menolak) (Washington Times,

11/12/03 dalam Leveret 2005:187). Selanjutnya pada 20 November 2003 Syria

Accountability Act disetujui oleh House of Representatives dengan jumlah suara

408 (menerima) banding 8 (menolak) (AP, 11/20/03 dalam Leveret 2005:187).

Akhirnya Syria Accountability Act disahkan oleh Presiden Bush 12 Desember

2003 (New York Times, 12/14/03 dalam Leveret 196).

Konsekuensi dari Syria Accountability Act adalah otoritas finansial AS

dilarang bekerjasama dengan Bank Komersial Suriah pada Oktober 2004. Western

Union juga memutuskan kontraknya dengan Bank di Suriah. Western Union

memperluas jaringan dengan beberapa bank swasta yang baru berdiri di Suriah,

mengingat sebelumnya hanya bekerjasama dengan bank pemerintah (SR, 10/04 03

dalam dalam Leveret 196).

Pada akhir 2004 Pemerintahan Bush memberikan sanksi tambahan kepada

Suriah dengan membatasi perusahaan AS melakukan bisnis disana. Anggota

Dewan Keamanan Nasional mengatakan bahwa AS tidak akan bernegosiasi

dengan Suriah sampai dukungan terhadap kelompok teroris dihentikan. Syrian

Accountability Act menjadi stick bagi AS untuk mengatur Suriah dan tetap

Page 52: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

37

memberikan carrot bagi Suriah dalam bentuk kerjasama-kerjasama dalam

memerangi kelompok teroris seperti Al Qaeda dan Hizbullah (Salhan 2004:1).

Strategi konfrontatif kedua adalah AS menutup Kedutaan Besarnya di

Damaskus pada tahun 2005. Hal ini dipicu oleh peristiwa pembunuhan PM

Lebanon Rafik Hariri pada tahun 2005. Menurut AS, Suriah melakukan

pembunuhan ini karena pada 2004 DK PBB meminta pasukan Suriah dan Israel

keluar dari Lebanon. AS menganggap bahwa Suriah adalah dalang dalam

pembunuhan tersebut dengan fakta meninggalnya Ghazi Kanaan, kepala badan

intelijen Suriah untuk Lebanon karena bunuh diri. AS menganggap bahwa Kanaan

bunuh diri karena merasa bertanggung jawab atas meninggalnya Rafik Hariri. Ini

menyebabkan Hubungan AS – Suriah makin buruk, akibatnya AS menarik Duta

Besarnya dari Damaskus pada tahun 2005. Kedutaan Besar AS baru dibuka lagi

pada tahun 2010 (www.bbc.com). Namun Kuasa Usaha Suriah untuk Indonesia

Dr. Alkhatib dalam wawancara dengan penulis menyatakan bahwa Suriah tidak

terlibat dalam pembunuhan ini dan hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Saad

Hariri, putera PM Rafik Hariri yang juga pernah menjabat sebagai PM Lebanon.

Strategi konfrontatif yang ketiga adalah AS mendukung tindakan

konfrontatif Israel terhadap Suriah. Pada Oktober 2003, AS mendukung serangan

Israel ke perkemahan pengungsi Palestina yang berada di Suriah sebagai balasan

atas serangan kelompok Hamas terhadap Israel. Sementara di Irak, pejabat AS

mengancam akan melakukan aksi militer terhadap Suriah jika tetap menfasilitasi

kelompok revisionis melintasi perbatasannya (International Crisis Group 2007:6).

Page 53: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

38

AS menolak diadakannya pembicaraan lanjutan dengan Suriah tanpa

kehadiran Iran dalam konferensi perdamaian mengenai Irak dan menasehati Israel

untuk tidak melanjutkan negosiasi perdamaian. Hal ini sangat jelas bertentangan

dengan laporan Baker – Hamilton, yang merekomendasikan AS untuk

bekerjasama dengan Suriah dan melanjutkan pembicaraan damai antara Suriah

dan Israel (International Crisis Group 2007:6-7).

Kemudian ketika Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi

berkunjung ke Damaskus pada April 2007, Suriah menyampaikan keinginannya

untuk kembali ke meja perundingan tanpa syarat. Namun internal Israel belum

setuju untuk memulai perundingan kembali (International Crisis Group 2007:6-

7). Israel beralasan bahwa mereka tidak bersedia memulai perundingan kembali

dengan Suriah karena tidak ingin bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS

dalam mengisolasi dan menekan Suriah.

AS menolak anggapan bahwa AS menjadi penghalang bagi proses

perdamaian Suriah – Israel, AS menjelaskan jika Suriah serius dan Israel setuju

maka AS tidak akan menolak mengadakan proses perdamaian lanjutan. Namun

menurut AS fokus Suriah bukanlah pada Dataran Tinggi Golan melainkan pada

Lebanon. Hal ini diperlihatkan dari usaha Suriah untuk menghentikan pengadilan

dan pencarian fakta atas pembunuhan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri dan

menekankan pengaruhnya di Lebanon. Menurut AS, Suriah akan melakukan

apapun untuk mendapatkan kembali Dataran Tinggi Golan dan menjaga

pengaruhnya di Lebanon, oleh karena itu biaya di balik semua kesepakatan

dengan Suriah dengan Israel adalah Lebanon (International Crisis Group 2007:5).

Page 54: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

39

Presiden Bush dalam buku biografinya (Bush dalam Olmert 2011:208)

mengatakan bahwa PM Olmert mengumumkan bahwa Suriah tidak akan menjadi

target. Menurut Presiden Bush tidak membalas perlakuan Suriah terhadap Israel

merupakan kekeliruan yang membuat dukungan Suriah terhadap Hizbullah makin

besar. Hal ini dibuktikan dengan pemberian dukungan AS terhadap Perang Israel -

Hizbullah di Lebanon dan Dataran Tinggi Golan untuk melenyapkan Hizbullah.

Presiden Bush memberikan rekomendasi agar Israel menyerang Hizbullah dan

Suriah saja (Parry 2006:11).

Kemudian pada Oktober 2008 helikopter AS menyerang perbatasan Suriah

di Desa Hwijeh. Pemerintah Damaskus mengecam serangan yang menewaskan

delapan orang itu sebagai agresi serius. Seorang pejabat militer AS menyatakan

serangan oleh pasukan khusus itu ditujukan ke jaringan pejuang asing yang

berkaitan dengan Al-Qaeda, yang bergerak melewati Suriah menuju Irak

(Suaramerdeka.com edisi 29/10/2008).

Dari penjabaran strategi ini dapat disimpulkan bahwa strategi AS pada

periode penelitian (2002 – 2008) terlihat kontradiktif. AS mengadakan diplomasi

ulang alik dan konferensi damai dan tidak menggunakan kekerasan secara

langsung terhadap Suriah namun disisi lain mendukung aksi-aksi konfrontatif

Israel terhadap Suriah, memberikan sanksi dan menutup kedutaan besarnya di

Damaskus (Rabinovich 2010:3).

Page 55: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

40

BAB III

KONFLIK SURIAH – ISRAEL PERIODE 2002 - 2008

3.1 Sejarah Konflik Suriah dan Israel

Konflik antara Suriah – Israel dimulai sejak pendirian negara Israel di tanah

Palestina tahun 1948 yang ditandai dengan pecahnya Perang Arab – Israel I (tahun

1948-1949). Setelah itu, kembali terjadi konflik terbuka di antara keduanya pada

Perang Arab – Israel II (1967). Pada Perang Arab - Israel II, Israel berhasil

mengokupasi Dataran Tinggi Golan (dari Suriah), Sheeb’a Farms (dari Lebanon),

Semenanjung Sinai (dari Mesir) serta Gaza dan West Bank (dari Palestina)

(International Crisis Group Report 2007:5). Negara-negara Arab termasuk Suriah,

ingin merebut kembali daerah yang di okupasi oleh Israel sehingga terjadi Perang

Arab Israel III. Perang Arab – Israel III terjadi pada 1973 dan diakhiri oleh gencatan

senjata pada 1974 (International Crisis Group Report 2007:5).

Gencatan senjata 1974 antara Suriah – Israel dimediasi oleh AS dengan

membuat garis pemisah sepanjang 10.100 km (International Crisis Group Report

2007:5). Garis gencatan senjata ini diawasi oleh 1.000 pasukan keamanan PBB yang

tergabung dalam United Nation Disengagement Observer Force (UNDOF). Garis

gencatan senjata ini dibatasi oleh pagar logam dan pasukan Suriah - Israel hanya

boleh ditempatkan sejauh 25 kilometer dari batas ini, dengan jumlah maksimal 6.000

pasukan (International Crisis Group Report 2007:5).

Hingga tahun 2008, Suriah dan Israel masih dalam status gencatan senjata dan

belum mencapai perjanjian damai. Mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Dayan,

Page 56: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

41

yang menjadi salah satu pembuat kebijakan untuk mengokupasi Dataran Tinggi

Golan, mengatakan bahwa 80% Konflik Suriah – Israel dimulai dari provokasi Israel

(Repko 2007:1). Berikut adalah konflik yang terjadi antara Suriah – Israel pada

periode penelitian.

3.2 Okupasi dan Aneksasi Israel atas Dataran Tinggi Golan

Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang diokupasi oleh Israel pada 5

Juni 1967. Israel menganeksasi Dataran Tinggi Golan pada 15 Desember 1981

(Eiland 2009:5). Okupasi dan aneksasi ini ilegal dan bertentangan dengan hukum

internasional Konvensi IV Jenewa dan Resolusi DK PBB nomor 497 tahun 181.

Resolusi ini melarang okupasi melalui kekerasan, melarang Israel mengganti status

Dataran Tinggi Golan menjadi aneksasi, melarang negara lain mengakui kedaulatan

Israel atas Dataran Tinggi Golan dan menyerukan agar Israel menjaga hak

masyarakat pribumi yang berwarganegara Suriah (Human Rights Council Report

2009:2). Presiden AS saat itu Ronald Reagan juga menolak okupasi dan aneksasi

yang dilakukan oleh Israel atas Dataran Tinggi Golan (Repko 2007:1-2).

Dataran Tinggi Golan terdiri dari perbukitan seluas 444 mil persegi yang

berbatasan dengan Sungai Yarmouk di sebelah selatan, Sungai Jordan dan Laut

Galilee di Barat, Gunung Hermon di utara dan Wadi Al-Ruqqad di Timur (Daoudy,

2008 :8). Penduduk pribumi Golan berkewarganegaraan Suriah dan saat diokupasi

Israel tahun 1967 berjumlah 500.000 jiwa (Daoudy, 2008 :8). Pada tahun 1991, Israel

mengusir 130.000 penduduk pribumi Golan dan terus mengusir yang lainnya secara

Page 57: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

42

bertahap sampai hanya berjumlah 20.000 pada tahun penelitian (2008) (Daoudy 2008

:8). Setelah proses pengusiran ini, Israel mendirikan 20.000 permukiman ilegal disana

(Human Rights Council Report 2009:3).

Komposisi penduduk Golan tahun 2008 terdiri dari 20.000 Yahudi Israel,

17.000 Druze Suriah dan 3000 Alawites sehingga jumlahnya adalah 40.000 jiwa

(Eilland, 2009). Penduduk Golan yang termasuk dalam Yahudi Israel bermukim di

pusat Kota dan Kibbutzes sedangkan Druze Suriah terkonsentrasi dalam empat desa

di timur dan kaum Alawites di perbatasan Utara. Dataran Tinggi Golan pernah

dikuasai oleh Britania Raya, Perancis, Israel dan Suriah (Gurtler 2010:4).

Dataran Tinggi Golan tidak memiliki signifikansi sejarah dan religi seperti West

Bank bagi Israel. Namun, Yahudi telah membangun sinagog sejak tahun 23 SM di

Dataran Tinggi Golan. Sedangkan Suriah memiliki hubungan sejarah yang kuat

dengan Dataran Tinggi Golan karena mayoritas penduduk Golan adalah penduduk

Suriah dan merujuk pada perjanjian Sykes-Picot Dataran Tinggi Golan adalah milik

Suriah (Gurtler 2010:10).

Hak Suriah atas Dataran Tinggi Golan dipertegas kembali dalam Resolusi

Dewan Keamanan PBB nomor 497 tahun 1981. Resolusi ini menyatakan bahwa

okupasi dan aneksasi Israel di Dataran Tinggi Golan bertentangan dengan Piagam

PBB dan ilegal menurut hukum internasional. Oleh karena itu, melalui resolusi ini

PBB menghimbau agar Israel segera mengembalikan Dataran Tinggi Golan kepada

Suriah dan dalam proses pengembalian tersebut tetap menghargai hak-hak

Page 58: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

43

warganegara Suriah yang berada di Golan sesuai dengan Konvensi Jenewa 12

Agustus 1949 tentang perlindungan penduduk di masa perang (UNISPAL.org).

Resolusi inilah yang dijadikan sebagai landasan dalam proses perdamaian Suriah dan

Israel.

Ilustrasi 3.1 Peta Dataran Tinggi Golan

Sumber: Wingfield (2013:39)

Seperti terlihat dalam peta, Dataran Tinggi Golan secara geostrategis dan

militer sangat penting bagi Suriah dan Israel karena menjadi pembatas antara

Golan

Heights

Page 59: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

44

keduanya. Topografi Golan yang berupa pegunungan, menawarkan wilayah yang

ideal untuk meluncurkan serangan, melakukan aktivitas intelijen dan spionase

(Gurtler 2010:11). Israel menempatkan pasukan dan pos penjagaan di Gunung

Hermon yang jaraknya hanya 35 kilometer dari Damaskus sehingga Damaskus

berada di daerah yang rawan dari serangan Israel (Daoudy 2008:8).

Kemudian signifikansi Dataran Tinggi Golan dalam Sumber Daya Air pun

sangat krusial karena merupakan masalah yang sensitif bagi Suriah dan Israel. Suriah

pernah mengalami embargo air oleh Turki di tahun 1986. Ketika itu Turki

menghentikan persediaan air di Suriah sehingga menyebabkan krisis air, dampaknya

status Suriah ditingkatkan menjadi dalam keadaan bahaya, setengah juta petani

meninggalkan tanah pertaniannya dan melakukan urbanisasi ke kota-kota besar

(Bechor dalam Olmert 2011:208). Israel pun pernah diembargo air oleh negara-

negara Arab di tahun 1960an (pbs.org). Saat ini Dataran Tinggi Golan menopang

sepertiga dari sumber kebutuhan air bagi Israel (Olmert 2011:208).

Selanjutnya signifikansi Dataran Tinggi Golan dalam bidang ekonomi adalah

memberikan keuntungan dalam sektor pertanian dan pariwisata. Dataran Tinggi

Golan menyumbangkan 40% daging, 30% apel, 38% ekspor anggur, 32% kentang,

23% jagung, 50% ceri, 41% wool, 28% telur dan 6% susu bagi pasar domestik Israel

(El Abd, 2009:44). Mempertahankan Dataran Tinggi Golan berarti menjaga

swasembada pertanian Israel karena berpotensi menopang 70% dari kebutuhan Israel.

Pendapatan yang diterima Israel dari sektor pertanian dan pariwisata Dataran Tinggi

Page 60: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

45

Golan mencapai 500 juta shekel (mata uang Israel), senilai dengan 136 juta dollar AS

per-tahun (El Abd 2009:44).

Menurut Jeff Halper, koordinator Israeli Committee Againts House Demolitions

dalam Wingfield (2013:12-13), Israel memiliki tiga dimensi kebijakan untuk menjaga

kekuasaannya di Golan. Dimensi pertama, aksi militer dan kekerasan termasuk

menggunakan pemerintahan militer, bekerjasama, penahanan, memperpanjang masa

tahanan, pengusiran, memasang ranjau, menyiksa dan melakukan hal-hal yang brutal.

Dimensi kedua, birokrasi dan mekanisme hukum termasuk mengatur siapa yang

menduduki posisi penting di Golan, mengatur akses pekerjaan, memperketat izin

melakukan perjalanan, menggunakan lisensi dan surat izin sebagai teknik dalam

mengontrol hak-hak politik, kebijakan pajak yang diskriminatif dan pembangunan

rencana dan zona permukiman bagi warga Israel dan membatasi pertumbuhan

komunitas di daerah okupasi. Dimensi ketiga, mengatur penggunaaan lahan dengan

cara mengambil alih lahan, menghancurkan kota dan desa yang telah dibangun

sebelum okupasi, membangun permukiman untuk Israel, membangun jalan raya,

taman industri, area militer, zona keamanan, konservasi sumber daya alam, situs

arkeologi dan sejarah, lahan hijau, membangun industri pariwisata dan menguasai

sumber daya air dan sumber daya alam (Wingfield 2013:12-13).

Menurut Kuasa Usaha Suriah untuk Indonesia Dr. Basham Alkhatib dalam

wawancara dengan penulis (22/4/2014), bagi Suriah pengembalian Golan ke dalam

kedaulatannya merupakan bentuk perlindungan bagi para penduduk, sumber daya

Page 61: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

46

alam, identitas dan harga diri Suriah, karena secara identitas masyarakat Suriah yang

hidup di Golan sangat loyal terhadap Suriah. Hal ini terlihat saat Israel menganeksasi

Golan pada 1981 dan menawarkan pemberian kewarganegaraan Israel, sebagian besar

penduduk Suriah menolaknya. Hanya 1% penduduk Suriah di Golan yang mau

mengubah kewarganegaraannya menjadi warga negara Israel (Gurtler 2010:17).

Warga Suriah di Golan tetap memasang bendera Suriah, foto presiden Suriah dan

menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup seperti hiburan

pun mengikuti tradisi di Suriah. Mereka juga membentuk organisasi yang pro Suriah

untuk mengadvokasi saat pemerintah Israel melakukan diskriminasi, contohnya

organisasi Al Marsad (Gurtler 2010: 17).

Al Marsad adalah organisasi internasional yang berdiri pada tahun 2003 dan

berlokasi di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan. Al Marsad didirikan oleh

kelompok profesi yang berasal dari bidang hukum, kesehatan, pendidikan, jurnalis,

insinyur dan pegiat HAM. Al Marsad fokus dalam mengkaji dan mengadvokasi isu

Hak Asasi Manusia (HAM) di Dataran Tinggi Golan. Tujuan utama organisasi ini

adalah memonitor dan mendokumentasikan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh

Israel di Dataran Tinggi Golan dan menyampaikannya ke forum-forum internasional

(golan-marsad.org).

Signifikansi Dataran Tinggi Golan bagi Suriah dan Israel membuat keduanya

terus berkonflik untuk menguasainya. Hal ini terlihat dari pernyataan Presiden Bashar

Al-Assad dalam wawancara dengan Koran Austria Die Presse (19/12/2007): “Suriah

Page 62: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

47

tidak bisa mempercayai Israel selama tidak menghentikan agresinya di Timur Tengah

dan selama Israel tidak mengembalikan Dataran Tinggi Golan maka Suriah tidak

akan mengakui keberadaan Israel” (www.pressidenassad.net diakses pada 28 Oktober

2014).

Disisi lain konflik ini juga menjadi alasan bagi kedua negara untuk tidak

melakukan perang. Israel berada di pihak yang salah karena okupasi dan aneksasi ini

bertentangan dengan hukum internasional oleh karena itu jika bertindak lebih jauh

seperti melakukan perang terbuka dengan Suriah, akan menuai kecaman dari dunia

internasional dan kelompok revisionis yang beraliansi dengan Suriah. Revisionis

adalah aktor yang tidak puas dengan sistem internasional atau regional sehingga ingin

mengubah norma status quo yang telah dibuat oleh great power seperi Amerika

Serikat (Collins 2010 dalam e-ir.info.com).

Sedangkan jika Suriah ingin merebut Golan melalui jalur militer, AS akan

membantu Israel seperti pada perang Arab – Israel (tahun 1948-1974) sehingga

Suriah akan kalah. Oleh karena itu Dataran Tinggi Golan merupakan akar utama

konflik Suriah – Israel sekaligus penyanggah dan pengikat bagi kedua negara

(khususnya Suriah) untuk tetap bersedia mengikuti pembicaraan damai yang

dipimpin AS periode 2002 – 2008 (Gurtler 2010:12).

Page 63: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

48

3.3 Konflik Perbatasan

Konflik selanjutnya yang terjadi pada periode 2002-2008 adalah dalam masalah

perbatasan. Konflik ini disebabkan oleh perbedaan perspektif yang digunakan Suriah

dan Israel sebagai landasan dalam agenda negosiasi perbatasan pada Inisiasi Jenewa

tahun 2003 dan Konferensi Annapolis tahun 2007. Konflik perbatasan juga

merupakan penyebab gagalnya diplomasi perdamaian AS pada tahun 2000 (Nejad

2004:155). Terdapat tiga garis batas yang menjadi landasan perbatasan Suriah dan

Israel yaitu garis batas tahun 1923, garis batas tahun 1949 dan garis batas tahun 1967.

Pada 1923, Inggris dan Perancis membuat batasan wilayah antara Palestina

(sekarang termasuk Israel) dan Lebanon Raya (termasuk Suriah). Menurut garis batas

1923, hulu Sungai Jordan (yang terletak antara Danau Hula dan Laut Galilee) dan

seluruh Laut Galilee dan Yarmouk masuk dalam wilayah Palestina (sekarang Israel).

Antara Danau Hula dan Laut Galilee terdapat garis batas yang memanjang 12

kilometer sebelah timur Sungai Jordan dan lebar 10 meter, letaknya berada dibawah

Dataran Tinggi Golan (Ma’oz 2005:1). Garis batas ini terdapat di sepanjang timur

laut garis pantai Laut Galilee, persisnya selebar 10 meter sejajar dengan garis pantai.

Kedaulatan garis batas 12 kilometer ini berada di tangan Palestina (kini Israel). Suriah

mendapatkan akses untuk memancing, berenang dan menggunakan air di garis batas

selebar 10 meter tersebut sesuai dengan perpanjangan perjanjian antara Inggris dan

Perancis di tahun 1926. Karena Suriah sering mengakses daerah ini dan lebarnya

tidak signifikan maka secara de facto Suriah-lah yang menguasai garis wilayah

Page 64: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

49

sepanjang 12 kilometer dan lebar 10 meter ini sampai Perang Arab – Israel tahun

1967 (Hof 2009:4-5). Seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 3.2. Ilustrasi Penetapan Garis Perbatasan 1923, 1949 dan 1967

Sumber: Hof 2009:5

Signifikansi garis sepanjang 12 kilometer dan lebar 10 meter ini menurut

Sherman dalam Repko (2007:2) adalah siapapun yang mengusai garis ini maka akan

menguasai alur Laut Galilee. Hal ini dikarenakan air di daerah ini berasal dari Golan

Page 65: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

50

kemudian menjadi hulu bagi Laut Galilee. Laut Galilee sangat penting karena

menyediakan 33% dari seluruh persediaan air bersih bagi Israel (Repko 2007:2).

Posisi Suriah dan Israel pada Perang 1967 masih sesuai dengan perpanjangan

perjanjian Inggris dan Perancis tahun 1926. Pasca perang, untuk mengatur sengketa

perbatasan ini dibuatlah Armistice Demarcation Line (ADL) yaitu garis batas

sementara yang memisahkan negara-negara yang sedang berkonflik. ADL

menambahkan wilayah demiliterisasi sampai ke daerah hulu Galilee yang bernama

Mushmar Ha-Yarden. Kesimpulannya adalah ADL terdiri dari garis batas 1923

ditambah Mushmar Ha-Yarden (Hof 2009:5).

Kemudian saat terjadi Perang 1974, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atas

inisiatif Amerika Serikat mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 350

Tahun 1974. Resolusi ini berisi peta pemisahan kekuatan militer Suriah – Israel

menjadi daerah A dan daerah B. Daerah A merupakan batas kekuatan militer Israel

dan daerah B merupakan batas kekuatan militer Suriah. Antara daerah A dan B

ditempatkan pasukan PBB yang diberi nama United Nation Disengagement Observer

Forces (UNDOF) (Resolusi DK PBB Nomor 350 Tahun 1974). Berikut adalah

gambaran pembagian Suriah – Israel menurut Resolusi DK PBB Nomor 350 Tahun

1974.

Page 66: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

51

Ilustrasi 3.3 Pembagian Wilayah Suriah – Israel

sesuai Resolusi DK PBB Nomor 350 Tahun 1974

Sumber: UNDOF Website (www.undof.unmission.org)

diakses pada 4 September 2014

UNDOF berfungsi sebagai pengawas gencatan senjata antara Suriah dan Israel,

mengawasi pemisahan kekuatan militer antara Suriah dan Israel serta mengawasi

daerah pemisahan dan pembatasan sesuai dengan kesepakatan pasca Perang 1974

(www.undof.unmission.org). Area yang diawasi UNDOF panjangnya 75 kilometer

dengan lebar sekitar 10 km dan pusatnya 200 meter di bagian paling selatan

mengarah ke Gunung Hermon. Kekuatan UNDOF berjumlah 1.250 personil yang

berasal dari enam negara yang berasal dari negara-negara anggota PBB yang

diperbaharui setiap enam bulan sekali (www.undof.unmission.org)

Pada periode 2002-2008 konfigurasi pengaturan keamanan di perbatasan Suriah

– Israel masih bergantung pada UNDOF. Sedangkan untuk proses diplomasi

penyelesaian sengketa perbatasan masih terkendala di perbedaaan perspektif dasar

penentuan garis batas. Suriah menginginkan penetapan perbatasan sesuai dengan

Page 67: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

52

garis batas tahun 1967, yaitu seluruh daerah yang dikuasai Suriah sampai pada tahun

tersebut, yang kemudian diokupasi Israel harus dikembalikan kepada Suriah (Nejad

2004:207). Sedangkan Israel memberikan prasyarat untuk pengembalian daerah

tersebut yaitu dengan membuat konservasi alam di daerah-daerah okupasi yang kelak

akan dikembalikan Israel kepada Suriah. Strategi ini dipakai Israel agar daerah

okupasi seperti Dataran Tinggi Golan yang kaya akan sumber daya alam tidak

digunakan Suriah untuk mengancam Israel misalnya dengan melakukan embargo air

atau aktivitas militer dan spionase (Hof 2009:6).

3.4 Aliansi Suriah dengan Iran dan Hizbullah

Aliansi Suriah dan Iran mulai terbentuk pada tahun 1979 ketika Suriah menjadi

Negara Arab pertama yang mengakui kedaulatan Republik Iran yang dipelopori oleh

Ayatullah Khomeini (Trombetta 2007:2). Aliansi ini terus bertahan sampai periode

penelitian 2002-2008. Aliansi Suriah - Israel memiliki dua konotasi: secara ideologis

dan secara fisik. Secara ideologis aliansi ini merupakan kekuatan aktif yang berusaha

mengubah keadaan di Timur Tengah dan berkonfrontasi dengan kepentingan Barat

yang disimbolkan oleh AS dan Israel. Kedua, secara fisik aliansi ini dimulai dari Iran,

melewati Irak (ketika AS keluar dari Irak, aliansi ini akan berusaha melebarkan

pengaruhnya ke Irak) dan terus berlanjut sampai ke Suriah, Lebanon dan Palestina

(Amidror 2007:1). Oleh karena itu AS memberikan label Axis of Resistance kepada

aliansi Suriah, Iran dan Hizbullah (Olmert 2011:208).

Istilah yang paling tepat untuk menggambarkan hubungan dalam aliansi Suriah,

Iran dan Hizbullah adalah proxy (wakil) dan client (klien). Hizbullah merupakan

Page 68: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

53

klien yang mewakili Suriah – Iran untuk berhadapan dengan Israel di Lebanon (El-

Hokayem 2007:1). Presiden Bashar Al-Assad dalam sebuah interview (19/12/2007)

dengan Koran Austria Die Presse (dalam website resmi Presiden Assad

pressidentassad.net) menggambarkan aliansinya dengan Iran: “Iran adalah negara

yang sangat penting di Timur Tengah dan Damaskus tidak ingin kehilangan aliansi

dengan Iran. AS mencoba mengisolasi Suriah karena menolak kebijakannya seperti

dalam invasi Irak, namun hal ini tidak akan sukses mengisolasi Suriah karena Suriah

memiliki hubungan yang baik dengan Iran”. Lebih jauh mengenai Hizbullah,

Presiden Assad menilai: “Hizbullah adalah pergerakan yang kuat di Lebanon. Tanpa

Hizbullah, perdamaian dan kestabilan tidak akan tercipta di Lebanon.”

Hizbullah adalah organisasi Islam Syiah sekaligus partai politik dan organisasi

kesejahteraan sosial yang didirikan pada tahun 1982. Hizbullah didirikan oleh para

pelajar yang pulang dari kota Najaf (Iran) yang dibimbing oleh Ayatulloh Khomeini

(pemimpin Revolusi Islam Iran) dengan Hussein al-Musawi sebagai pemimpinnya

(Addis dan Blanchard 2011:1). Pendirian Hizbullah merupakan respon dari okupasi

Israel di Lebanon tahun 1982. Markas Hizbullah berpusat di Lebanon, namun

aktivitas pergerakannya berskala regional bahkan internasional (Addis dan Blanchard

2011:1).

Aliansi Suriah dengan Iran dan Hizbullah memperuncing konfliknya dengan

Israel. Hal ini terlihat dalam perang antara Israel dan Hizbullah yang terjadi pada

tahun 2006 (Goodarzi 2013:48). Menurut Israel, perang ini dipicu oleh penculikan

dua tentara Israel oleh Hizbullah. Israel kemudian mulai melakukan serangan udara

Page 69: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

54

sejak tanggal 12 sampai 16 Juli 2006 (Matthews 2008:33-36). Tujuan serangan ini

adalah untuk memaksa Hizbullah keluar dari Lebanon Selatan. Hasan Nasrullah

pemimpin Hizbullah mengatakan bahwa Israel telah memulai perang terbuka, maka

Hizbullah membalasnya dengan mengirimkan roket ke Israel (Matthews 2008:33-36).

Serangan udara berbalas ini kemudian dilanjutkan dengan perang secara langsung

mulai 17 Juli – 14 Agustus 2006. Israel merasa tersudut di Maroun al Ras dan Bint

Jbeil dan memilih untuk mundur yang menandai kemenangan Hizbullah dalam

perang ini (Matthews 2008:49-50).

Kemenangan Hizbullah dalam perang melawan Israel tidak terlepas dari

bantuan Suriah dan Iran. Iran menyerahkan persediaan senjata untuk Hizbullah di

bandara Suriah kemudian Suriah mengirimnya ke Lebanon untuk menyuplai

Hizbullah melalui Lembah Beeka (G.Sullivan dan W. Sullivan 2006:61). Iran yang

mengatur target roket dan misil atau menjadi pusat kontrol bagi Hizbullah dan

menjaga agar Israel tidak sampai menembakkan nuklir dengan menyiapkan Zelzal

(roket jarak jauh). Sedangkan Suriah berperan sebagai pusat intelijen bagi Hizbullah

dengan mengumpulkan informasi terkait pergerakan Israel (G.Sullivan dan W.

Sullivan 2006:61).

Israel merespon keterlibatan Suriah dalam Perang Israel – Hizbullah dengan

mengirimkan pesawat tempur untuk menyerang Istana Presiden Suriah di Latakia

pada 2006. Serangan ini merupakan peringatan untuk menghentikan dukungan Suriah

terhadap Hizbullah (Salem 2008:5). Pasca Perang Israel – Hizbullah tahun 2006

potensi konflik Suriah – Israel makin meningkat. Hal ini dikarenakan, kemenangan

Page 70: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

55

Hizbullah membuat mindset yang telah dibangun pasca Perang Arab – Israel bahwa

militer Israel tidak terkalahkan telah terbantahkan. Asumsi ini dibuktikan oleh

pernyataan Kepala Intelijen Militer Israel (AMAN) Mayor Jendral Amos Yadin

kepada Majalah Jane’s Defence Weekly dalam (Cordesman 2007:12) sebagai berikut :

“Suriah akan mengambil hikmah dari perang Israel – Hizbullah

2006, yaitu tentang efektivitas advanced anti-tank weapons dalam

melawan pertahanan baja Israel dan keterbatasan Angkatan Udara Israel

dalam menghadapi roket api di area yang dekat dengan permukiman

penduduk. Sebelum Perang Israel – Hizbullah 2006, Suriah tidak

memikirkan opsi untuk berkonfrontasi secara militer dengan Israel, namun

dengan kemenangan Hizbullah maka opsi tersebut akan sangat

dipertimbangkan oleh Suriah.”

Implementasi dari asumsi ini adalah adanya pengembangan senjata yang

dilakukan aliansi Suriah – Iran untuk meningkatkan kemampuan misil untuk

Hizbullah. Contohnya pada tahun 2006 jangkauan misil Hizbullah hanya mampu

mencapai kota Haifa di Israel dan pada 2008 misil Hizbullah telah mampu mencapai

pusat Israel yaitu kota Tel Aviv (Ospina dan Gray 2014:4).

Lebih jauh lagi menurut Israel dan AS, aliansi Iran dan Suriah juga berusaha

mengembangkan nuklir sejak tahun 2004 dengan bantuan dari Rusia dan Korea Utara

(world-nuclear.org). Untuk merespon kerjasama pengembangan senjata Suriah – Iran

ini maka pada September 2007, Israel menyerang Al Kibar yaitu suatu daerah di

Suriah bagian utara. Israel menyatakan bahwa serangan itu untuk menghentikan

pembangunan fasilitas nuklir Suriah (www.bbc.com diakses pada 4 Juli 2014).

Page 71: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

56

3.5 Konflik Pengaruh antara Suriah dan Israel di Lebanon

Konflik selanjutnya yang terjadi antara Suriah - Israel pada periode 2002 –

2008 adalah konflik pengaruh di Lebanon. Akar konflik ini bermula ketika Suriah

dan Lebanon di bawah mandat Perancis tergabung menjadi Suriah Raya. Perancis

tidak menetapkan garis batas yang pasti antara Suriah dan Lebanon. Sehingga ketika

Suriah dan Lebanon menjadi negara berdaulat, kedua negara belum mengadakan

pembicaraan mengenai garis batas yang tetap. Akibatnya, salah satu daerah bernama

Sheeb’a Farms yang pada peta Perancis masuk ke dalam teritorial Suriah, dikelola

secara administratif oleh Lebanon (Kaufman 2006:2). Tahun 1950, Suriah mulai

mengambil alih daerah perbatasan ini dan membangun pos militer dan mendaftarkan

warga Sheb’a Farms menjadi warga negara Suriah (Kaufman 2006:2).

Kemudian Israel mengokupasi Sheb’a Farms, Desa Kfar-Shuba dan Desa

Ghajar bersamaan dengan Dataran Tinggi Golan pada Perang Arab – Israel 1967.

Menurut Israel daerah-daerah ini adalah milik Suriah. Namun Suriah mengklaim

bahwa daerah tersebut adalah milik Lebanon. Israel menilai bahwa klaim tersebut

merupakan strategi Suriah untuk menciptakan ambiguitas untuk menjaga eskalasi

permusuhan di perbatasan Israel dan Lebanon serta mencegah diadakannya negosiasi

perdamaian secara bilateral (El-Ezzi 2012:75). Namun asumsi Israel ini dibantah oleh

Duta Besar Suriah untuk Indonesia Dr. Basham Alkhatib dalam wawancara dengan

penulis (22/4/2014). Menurut Dr. Alkhatib Suriah mendukung Lebanon memperoleh

kembali Sheeb’a Farms atas dasar persaudaraan, sama seperti dukungan Suriah

terhadap pengembalian Gaza dan Tepi Barat kepada Palestina.

Page 72: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

57

Dalam bidang militer Suriah telah menempatkan pasukannya di Lebanon sejak

Perang Saudara Lebanon tahun 1976 sampai tahun 2005 dan menguasai 9 banding 10

keseluruhan wilayah Lebanon saat okupasi Israel tahun 1982. Okupasi Israel di

Lebanon berlangsung dari tahun 1982 – 2000 (El-Ezzi 2012:74). Okupasi ini

bertujuan untuk: pertama, menghilangkan ancaman Palestine Liberation

Organization (PLO) ke perbatasan Israel bagian Selatan; kedua, menghancurkan

infrastruktur PLO di Lebanon; ketiga mengusir militer Suriah yang berada di Beeka

Valley dan mengurangi pengaruh Suriah di Lebanon; keempat, membangun

pemerintahan yang stabil di Lebanon dan memperkuat posisi Israel di Tepi Barat

(Solley 1987:1).

Walaupun dalam masa okupasi Israel, hegemoni Suriah di Lebanon tetap

terlihat melalui Perjanjian Thaif tahun 1989 yang menyatakan bahwa Suriah dan

Lebanon adalah saudara dan tidak akan saling mengancam satu sama lain (Perjanjian

Thaif 1989:8). Implementasi perjanjian Thaif adalah Suriah menambah jumlah

pasukannya dari 15.000 pada 1976 menjadi 40.000 setelah tahun 1990an (setelah

okupasi Israel). Pasukan Suriah baru keluar dari Lebanon saat terjadi peristiwa

pembunuhan PM Rafiq Hariri pada 14 Februari 2005 (Saliba 2007:1). Israel dan AS

menuduh Suriah menjadi dalang dalam pembunuhan ini karena PM Hariri

mendukung Resolusi DK PBB Nomor 1599 Tahun 2004 yang menghimbau agar

seluruh pasukan asing (termasuk Suriah) keluar dari Lebanon dan menghormati

kedaulatan Lebanon. Namun hal ini dibantah oleh Dubes Suriah untuk Indonesia

Page 73: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

58

dalam wawancara dengan penulis (22/4/2014). Menurutnya, anak dari PM Rafik

Hariri, yaitu Saad Hariri membantah keterlibatan Suriah dalam pembunuhan ayahnya.

Dalam bidang politik, Suriah dan Israel secara aktif melakukan proxy war

dengan mencari dukungan dari partai tertentu di Lebanon. Contohnya saat penarikan

diri Suriah tahun 2005 terjadi Revolusi Cedar yang membuat suara partai politik

Lebanon terbagi menjadi dua yaitu: pertama, Koalisi March 8 yaitu kelompok Pro

Suriah yang melakukan demonstrasi 8 Maret 2005 di pusat kota Beirut untuk

menuntut agar pasukan Suriah tetap berada di Lebanon. March 8 terdiri dari

Hizbullah, Lebanese Democratic Party, Lebanese Communist Party, Amal

Movement, Armenian Revolutionary Fed, Ba’ath Arab Socialist Party, Worker’s

League, Al Marada, Syrian Social Nationalist Party dan Free Patriotic Movement

(Schweizer 2009:30-33). Sedangkan Israel mendukung Koalisi March 14 yaitu

kelompok anti Suriah yang merespon kelompok March 8 dengan ikut berunjuk rasa

menuntut penarikan diri tentara Suriah dari Lebanon. March 14 terdiri dari Future

Movement, Progressive Socialist Party, Democratic Renewal, Phalangist, Lebanese

Democratic Left Movement, Lebanese Forces, Armenian Democratic Liberal Party

dan Social Demokrat Hunchakian Party (Schweizer 2009:30-33).

Pasca protes di bulan Maret 2005 ini sampai tahun 2008, konfigurasi partai

politik Lebanon tetap terpecah menjadi koalisi partai yang pro Suriah (March 8) dan

koalisi partai yang pro Israel (March 14) (Chambers 2009:2). Perbandingan perolehan

suara March 8 dan March 14 dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Page 74: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

59

Tabel 3.1 Perbandingan Perolehan Suara Koalisi March 8 dan March 14

Sumber: Chambers (2009:2)

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kompetisi yang dinamis

antara koalisi March 8 yang pro terhadap Suriah dengan koalisi March 14 yang pro

terhadap Israel. Pada Pemilu Parlemen tahun 2005 koalisi March 14 unggul dengan

perolehan 72 kursi sedangkan koalisi March 8 hanya memperoleh 56 kursi.

Sedangkan pada tahun 2009, koalisi March 8 unggul dengan perolehan 71 kursi

sedangkan koalisi March 14 hanya memperoleh 57 kursi. Siapapun yang

memenangkan pemilu di Lebanon akan memberikan dampak yang signifikan pada

Page 75: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

60

hubungan Lebanon – Suriah dan Lebanon – Israel melalui proses legislasi di

Kongres.

Kemenangan kelompok March 8 pro Suriah di Kongres Lebanon akan

melanggengkan hubungan Suriah – Lebanon dan membatasi hubungan Lebanon

dengan Israel. Dari segi ekonomi, Lebanon memberikan kesempatan pada 300.000

warga Suriah yang tidak mendapatkan lapangan pekerjaan di Suriah. Jumlah ini bisa

meningkat sampai satu juta jiwa pekerja saat musim panen pertanian dan

pembanguna gedung-gedung baru (seperti revitalisasi pasca Perang Israel – Hizbullah

2006). Perputaran pembayaran di bidang tenaga kerja antara Suriah – Lebanon bisa

mencapai satu milyar dollar AS pertahunnya. Dalam bidang perdagangan, 35%

ekspor Lebanon bergantung pada jasa transit yang di sediakan Suriah. Hal ini tentu

mendapatkan keuntungan bagi Suriah karena jumlah perputaran uangnya mencapai

600-700 juta dollar AS pertahun. Selain itu dalam kebijakan finansial, pasca

diberlakukannya sanksi ekonomi AS kepada Suriah melalui Syrian Accountability Act

maka aktivitas finansial Suriah bergantung pada Bank Lebanon yang banyak

membuka cabang di Suriah. Terakhir yang terpenting, jika partai Pro-Suriah

memenangkan pemilihan umum di Kongres Lebanon, maka aliansi Suriah –

Hizbullah – Iran dapat terus terjaga sebagai senjata saat berkonflik dengan Israel

(Yacoubian 2006:3-4).

Sedangkan jika partai Pro Israel March 14 yang memenangkan pemilihan

umum di Lebanon, maka Israel dapat mempengaruhi pemerintah Lebanon untuk

memutuskan hubungan dengan Suriah. Israel juga bisa mempengaruhi pemerintah

Page 76: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

61

untuk membatasi aktivitas Hizbullah yang dianggap sebagai kelompok revisionis

yang beraliansi dengan Suriah dalam berkonflik dengan Israel.

Dari segi legislasi, contoh nyata kompetisi March 8 dan March 14 terjadi saat

dialog nasional tahun 2006. Saat itu PBB merekomendasikan agar Pemerintah

Lebanon meratifikasi Resolusi DK PBB nomor 1595 tentang pembentukan tim

pencari fakta untuk mengusut pembunuhan PM Rafiq Hariri. Koalisi March 14

mengajukan rancangan perundang-undangan yang pada poin ketiga berbunyi “jika

pelaku pembunuhan telah ditemukan maka tidak hanya pelaku tersebut yang

bertanggung jawab namun juga otoritas yang menaungi pelaku tersebut serta negara

lain yang berafiliasi dengan otoritas tersebut”. Koalis March 8 merasa keberatan

dengan draft poin ketiga ini karena merasa, perundang-undangan ini merupakan

usaha March 14 yang di back-up oleh AS dan Israel untuk mengintervensi tim

pencari fakta yang akan dibuat pasca ratifikasi dengan tujuan akhir menjadikan

Hizbullah dan Suriah sebagai terdakwa dalam pembunuhan PM Rafik Hariri (Salem

2006:2). Perbedaan antara March 8 dan March 14 juga terlihat saat ratifikasi Resolusi

DK PBB nomor 1701 tentang gencatan senjata Israel- Hizbullah dan Resolusi DK

PBB nomor 425 tentang invasi Suriah di Israel (Salem 2006:4).

Page 77: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

62

BAB IV

ALASAN PEMILIHAN STRATEGI AS DALAM MERESPON KONFLIK

SURIAH – ISRAEL PERIODE 2002 -2008

AS telah memimpin usaha perdamaian Suriah – Israel selama lima puluh tahun.

Presiden George W. Bush membuat strategi yang sangat berbeda dibandingkan

dengan pendahulunya dalam merespon Konflik Suriah dan Israel. Presiden Nixon

sampai Presiden Clinton lebih menggunakan strategi persuasif dengan cara

mengadakan diplomasi damai untuk membujuk Suriah dan Israel ke meja

perundingan, sedangkan Presiden George W. Bush menggunakan strategi yang

terkadang kooperatif terkadang konfrontatif.

Menteri Keuangan AS Paul O’Neill menyampaikan pendapat Presiden Bush

mengenai konflik Suriah – Israel:

“Kita akan memperbaiki ketimpangan yang terjadi dalam periode

Presiden Clinton. Kita akan lebih cenderung memihak Israel dan kita

akan konsisten. Presiden Clinton telah melampaui batas oleh karena

itu AS dalam masalah. Jika kedua belah pihak tidak menginginkan

perdamaian maka tidak ada cara untuk memaksa mereka berdamai.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh AS untuk mewujudkan perdamaian

Timur Tengah adalah kegagalan sejarah. Presiden Bush tidak ingin

mengulangi kegagalan dari pendahulunya yang terlalu menfokuskan

diri pada konflik Timur Tengah namun tidak kunjung berhasil

mencapai perdamaian” (Foundation for Middle East Peace 2002:5).

Presiden George W. Bush sebagai pembuat strategi (strategist) memiliki pilihan

untuk menggunakan power secara koersif atau persuasif untuk mencapai tujuan

Page 78: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

63

(Bartholomees 2010:45). Presiden George W. Bush juga bisa memilih apakah AS

mau merespon konflik Suriah – Israel atau menolak meresponnya.

Walaupun telah mengeluarkan penyataan demikian, AS sebagai great power

tetap merespon dinamika konflik Suriah – Israel periode 2002 – 2008. Untuk

memahami proses pemilihan strategi AS penulis akan mengelaborasi tahapan

pembuatan strategi (Strategic Appraisal) agar terlihat jelas mengapa strategi tersebut

diambil. Pertama, AS menentukan level pembuatan strategi yaitu National Security

Strategy tahun 2002 sebagai landasan pemilihan kebijakan tertinggi Amerika Serikat.

Kedua, AS menentukan kepentingan nasionalnya. Menurut U.S. Army War

College, AS memiliki tiga kepentingan utama yaitu keamanan fisik, promosi nilai-

nilai AS dan kemakmuran ekonomi. Tiga kepentingan ini kemudian menghasilkan

tiga grand strategy yaitu memelihara keamanan AS, mendukung perekonomian AS

dan mempromosikan nilai-nilai AS. Donald E. Nuechterlein memberikan dua

tambahan kepentingan utama lagi yaitu keamanan dalam negeri dan membuat tatanan

dunia yang menguntungkan bagi AS dan sekutunya (Bartholomees 2010:56).

Langkah ketiga adalah menentukan intensitas kepentingan. Intensitas

kepentingan dalam teori strategi menurut U.S Army War College dan Neuchterlein

(dalam Bartholomees 2010:56) terbagi menjadi empat yaitu survival, vital, penting

dan peripheral. Intensitas Kepentingan AS dalam merespon konflik Suriah – Israel

periode 2002 - 2008 tergolong dalam kepentingan nasional yang penting karena bila

Page 79: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

64

tidak dipenuhi akan menyebabkan kerusakan dengan cepat dan akan berimbas pada

kepentingan nasional yang utama.

Keempat, Pemerintah AS mengumpulkan informasi secara komprehensif

mengenai dinamika konflik Suriah Israel beserta potensi konflik dan perdamaian di

antara kedua negara (Bartholomees 2010:56). Informasi yang dikumpulkan oleh

pemerintah AS mengenai konflik Suriah – Israel periode 2002 – 2008 seperti yang

terangkum dalam laporan Carol Migdalovitz (2010:52) seorang ahli Timur Tengah

dalam lembaga penelitian Kongres AS (Congressional Research Service). Salah satu

informasi yang dibahas dalam laporan ini terkait dengan alasan dukungan AS pada

serangan Israel ke reaktor nuklir Suriah pada 6 September 2007. Laporan ini

menyebutkan bahwa pada 24 April 2008, Penasehat Kebijakan Keamanan Nasional

Stephen Hadley dan Direktur Central Inteligent Agency (CIA) Michael Hayden dan

Direktur Federal Bureau Intelligence (FBI) Mike McConnel hadir di Kongres AS.

Mereka melaporkan bahwa target serangan Israel ke Suriah tanggal 6 September 2007

adalah reaktor nuklir Suriah di daerah Deir ez-Zor yang pembangunannya didukung

oleh Korea Utara. Menurut Hayden reaktor tersebut mampu memproduksi satu

senjata pemusnah masal jika tidak segera dihancurkan oleh Israel (Migdalovitz 2010:

53).

Informasi lainnya berasal dari laporan Iraq Study Group, yaitu sebuah

kelompok yang dibentuk oleh Kongres AS pada Maret 2006. Iraq Study Group

diketuai oleh Mantan Menteri Luar Negeri AS James A. Baker dan mantan anggota

Page 80: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

65

Kongres AS dari Partai Demokrat Lee H. Hamilton sebagai wakil ketuanya, bersama

10 orang anggota kongres aktif yang terdiri dari lima orang Anggota Kongres dari

Partai Republik dan lima orang dari Partai Demokrat. Tujuan pembentukannya adalah

untuk mencari solusi bagi konflik Irak (Beehner 2006 dalam cfr.org).

Iraq Study Group menyimpulkan bahwa Irak akan stabil dan kepentingan

nasional AS di Timur Tengah dapat terpenuhi jika AS memiliki komitmen yang kuat

dan komprehensif dalam memimpin perdamaian di semua lini khusunya Suriah dan

Israel. Iraq Study Group membuat laporan (2007:39) yang memberikan rekomendasi

agar AS bersikap kooperatif dalam merespon Konflik Suriah - Israel karena:

1. Tidak ada solusi militer yang bisa menyelesaikan konflik di Timur Tengah;

2. Adanya aksioma yang berbunyi jika proses politik berhenti maka akan terjadi

kekerasan pada level realitas;

3. Kepedulian AS kepada Israel sebagai sekutu, agar tidak terus berada dalam

situasi perang abadi;

4. Satu-satunya basis untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah adalah

Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 242 dan 338 dengan prinsip land for

peace;

5. Perdamaian abadi hanya bisa dicapai melalui negosiasi perdamaian seperti yang

terjadi pada Israel – Mesir dan Israel – Yordania;

Page 81: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

66

Untuk itu Iraq Study Group merekomendasikan Suriah agar:

1. Menaati Resolusi DK PBB nomor 1701 bulan Agustus 2006, tentang

penghormatan atas kedaulatan Lebanon;

2. Suriah harus mau bekerjasama dengan AS dalam investigasi pembunuhan

Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri dan Mantan Menteri Perindustrian

Lebanon Pierre Amine Gemayel;

3. Suriah harus menghentikan pemberian bantuan kepada Hizbullah dan Iran;

4. Suriah harus menggunakan pengaruhnya untuk membebaskan tentara

Israel yang ditawan oleh Iran dan Hizbullah;

5. Suriah harus berhenti ikut campur dalam pemilihan umum di Lebanon;

6. Suriah harus menghentikan bantuannya kepada kelompok revisionis

Palestina;

7. Komitmen Suriah untuk mempengaruhi Hamas agar memahami hak Israel

untuk berdaulat;

8. Suriah harus mengamankan perbatasannya dengan Irak;

Sebagai ganti prasyarat ini, Israel harus mengembalikan Dataran Tinggi Golan.

AS juga akan memberikan jaminan keamanan Israel berupa pasukan internasional di

perbatasan, termasuk tentara AS jika diminta oleh kedua negara (Laporan Iraq Study

Group 2007:39).

Page 82: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

67

Pentingnya informasi ini sebagai pertimbangan dalam memilih strategi yang

diungkapkan oleh Presiden George W. Bush saat publikasi Laporan Iraq Study Group

di Washington DC tanggal 7 Desember 2006:

“and truth of the matter is, a lot of reports in Washington are never

read by anybody. To show you how important this one is, I read it and

Tony Blair read it”(BBC 7 Desember 2006).

“sesungguhnya, banyak laporan di Washington yang tidak dibaca

oleh orang-orang. Untuk menunjukan betapa pentingnya laporan ini,

saya dan Tony Blair (Perdana Menteri Inggris) membacanya”

(terjemahan penulis).

Laporan Migdalovitz tentang informasi yang diberikan pejabat AS di Kongres

merupakan salah satu gambaran informasi yang dipertimbangkan oleh AS untuk

memilih strategi konfrontatif. Disisi lain laporan Iraq Study Group merupakan salah

satu sumber informasi yang dipertimbangkan oleh AS dalam memilih strategi

kooperatif.

Setelah mengumpulkan informasi, Pemerintah AS melakukan langkah kelima

yaitu mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor strategi. Faktor strategi adalah hal-hal

yang berpotensi untuk menambah atau mengurangi pencapaian kepentingan nasional.

Pada proses ini Pemerintah AS mempertimbangkan strategi apa yang paling

berpotensi dalam mencapai kepentingan nasional, bisa berupa mempromosikan,

menghalangi, melindungi atau mengancam Suriah dan Israel (Bartholomees

2010:58). Pada tahap ini pemerintah AS memilih melakukan strategi yang kooperatif

untuk mengamankan kepentingan nasional AS di Timur Tengah dan strategi yang

konfrontatif untuk mengamankan Israel.

Page 83: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

68

Selanjutnya dari proses evaluasi faktor strategi, Pemerintah AS menjalani

proses keenam dalam pembuatan strategi yaitu menentukan faktor kunci strategi

berdasarkan ends, ways dan means. Faktor kunci berasal dari interaksi AS dengan

Suriah dan Israel serta dari prioritas kepentingan nasional yang tercantum dalam US

National Security Strategy tahun 2002.

Hubungan AS – Suriah periode 2002 – 2008 diwarnai sejumlah isu seperti

peran Suriah di Lebanon, hubungan Suriah dengan Hizbullah dan Iran, pembunuhan

Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri, dugaan pengembangan senjata pemusnah

massal Suriah yang bekerjasama dengan Korea Utara, hubungan Suriah – Rusia,

permasalahan pengungsi Irak di Suriah dan dinamika konflik Suriah – Israel (Sharp

2008:9-24).

Terkait dengan pembunuhan PM Lebanon Rafiq Hariri dan dugaan keterlibatan

Suriah, Menteri Luar Negeri AS Condoleeza Rice memanggil pulang Duta Besar AS

untuk Suriah Margaret Scobey (Sharp 2008:24). Kemudian pada Perang Israel –

Hizbullah 2006, AS kembali menyadari ancaman Suriah atas stabilitas Lebanon

(Sharp 2008:28). Hal ini membuat penasehat kebijakan AS untuk Timur Tengah

terpecah menjadi dua pendapat dan akhirnya sepakat mengirimkan surat rekomendasi

kepada Presiden George W. Bush agar Suriah diundang dalam Konfrensi Annapolis

(Sharp 2008:28-29).

Page 84: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

69

Lebih jauh lagi dari sisi ekonomi, pasca di masukannya Suriah ke dalam daftar

negara pendukung terorisme, AS memberikan berbagai sanksi dalam bidang ekonomi

melalui Syrian Accountability Act (Sharp 2008:31-32).

Dalam bidang perdagangan hubungan AS – Suriah diperlihatkan dalam tabel

statistik berikut:

Tabel 4.1 Tabel perdagangan AS – Suriah tahun 2006 – 2007

(dalam juta dollar AS)

2006 2007

Ekspor AS ke Suriah $221,4 $356,7

Impor AS dari Suriah $188,4 $159,4

(dalam juta dollar AS)

Sumber Sharp (2008:25)

Tabel tersebut menunjukan bahwa ekspor AS ke Suriah pada tahun 2006

mencapai 221,4 juta dollar AS. Jumlah ini menungkat menjadi 356,7 juta dollar AS

pada tahun 2007. Sedangkan impor AS ke Suriah menurun dari 188,4 juta dollar pada

tahun 2006 menjadi 159,4 juta dollar AS pada tahun 2007.

Ketujuh, Pemerintah AS merumuskan strategi baik yang kooperatif maupun

yang konfrontatif dalam merespon Konflik Suriah – Israel periode 2002 - 2008. Pada

proses ini Presiden George W. Bush bersama pejabat-pejabat terkait, sebagai pembuat

strategi AS harus memiliki kompetensi sistem berfikir yang kreatif, kritis, etis dan

mempertimbangkan waktu (thinking in time) dalam merumuskan strategi

Page 85: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

70

(Bartholomees 2010:63). Dalam proses ini pemerintah AS mempertimbangkan

faktor-faktor alami seperti geografi, populasi, sumberdaya alam serta pertimbangan

sosial yang terdiri dari faktor ekonomi, militer, politik dan psikologis-sosial

(Bartholomees 2010:63). Pemerintah AS juga mempertimbangkan dimensi strategi

yaitu penduduk, masyarakat, kebudayaan, politik, etik, ekonomi dan linguistik,

organisasi, administrasi, informasi dan intelijen, teori strategi dan doktrin, teknologi,

operasional, komando, geografi, perselisihan, musuh dan waktu (Bartholomees

2010:64). Elaborasi dari faktor-faktor dan tahapan-tahapan tersebut membuat penulis

menyimpulkan bahwa alasan Amerika Serikat memilih strategi yang terkadang

konfrontatif dan terkadang koperatif dalam merespon konflik Suriah – Israel periode

2002 – 2008 adalah sebagai berikut.

4.1 Amerika Serikat Ingin Mencapai Kepentingan Nasional Bidang

Ekonomi, Kesehatan dan Keamanan melalui Inovasi IPTEK

Amerika Serikat sebagai great power terbesar (sejak berakhirnya Perang

Dingin) membutuhkan pembaharuan dan revitalisasi ekonomi, militer dan keamanan

untuk menjaga perannya dalam kepemimpinan regional dan global. Salah satu

langkah yang ditempuh guna mencapai hal itu ialah melalui inovasi ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK). Nilai strategis Israel sebagai enam besar negara dengan

inovasi terbesar di dunia membuat AS lebih memprioritaskan keamanan Israel

dibandingkan dengan mengakomodir keinginan Suriah untuk mencapai perdamaian

(Eeisentadt dan Pollock 2012:xii).

Page 86: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

71

Kepentingan AS di bidang ekonomi terlihat dari nilai ekspor dan impor AS –

Israel. Pada periode 2002 – 2008, nilai impor AS dari Israel selalu lebih besar dari

nilai ekspor AS ke Israel yang terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.2 Nilai Ekspor dan Impor AS – Israel Periode 20002 – 2008

(dalam juta dollar AS)

Tahun Ekspor Impor Balance

2002 7.026,7 12.415,7 -5.389

2003 6.892,1 12.786,6 -5.876,5

2004 9.169,1 14.551,5 -5.382,4

2005 9.373,3 16.830,5 -7.093,1

2006 10.964,8 19.166,8 -8.201,9

2007 12.887,5 20.794,4 -7.906,9

2008 14.486,9 22.335,8 -7.849

Sumber: Website resmi US Departement of Commerce United States Bureau

Pada periode 2002 – 2008, AS selalu mengalami defisit perdagangan dengan

Israel sekitar 5.384 – 8.201 juta dollar AS. Impor barang dari Israel ke AS mayoritas

dalam bidang pertanian, bahan-bahan kimia, peralatan manufaktur, alat-alat optik,

fotografi, kesehatan, bahan perakitan kapal laut, roket dan pesawat, senjata dan

amunisi (Website Resmi Biro Statistik Israel www1.cbs.gov.il).

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa ekspor AS ke Israel sebesar 12,8 milyar dollar AS

dan impor dari Israel ke AS sebesar 20,7 milyar dollar AS. Maka jumlah intensitas

perdagangan AS – Israel tahun 2007 mencapai 33,6 milyar dollar AS (Website resmi

Page 87: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

72

US Departement of Commerce United States Bureau). Jika jumlah ini dibandingkan

dengan intensitas perdagangan AS – Suriah tahun 2007 yang hanya berjumlah 356,7

juta dollar AS (ekspor AS ke Suriah) dan 159,4 juta dollar AS (impor AS dari Suriah)

dan totalnya 516,1 juta dollar AS. Maka besar intensitas perdagangan AS – Israel

mencapai 65 kali lipat intensitas perdagangan AS – Suriah tahun 2007 (Sharp

2008:25). Israel juga merupakan negara pemasaran barang dan jasa AS urutan ke-19

di dunia (Pomerantz 2007:131).

Defisit perdagangan AS terhadap Israel juga memperlihatkan keunggulan Israel di

bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi (IPTEK),

kesehatan, obat-obatan dan keamanan. Dalam bidang pembangunan Sumber Daya

Manusia (SDM), Israel berhasil menciptakan 10 dari 1.000 lapangan kerja bagi

pekerja AS, baik dalam spesialisasi bidang teknologi informasi, pembangunan

sumber daya medis, dan pertahanan. Di bidang teknologi informasi, Israel masuk

dalam dua puluh besar penanam investasi langsung di AS (Eeisentadt dan Pollock

2012:xii).

Keunggulan Israel membuatnya menjadi negara yang potensial bagi kepentingan

nasional AS. Oleh karena itu sejak tahun 1981 AS – Israel telah menandatangani

Memorium of Understanding sebagai kerangka berpikir dalam mengadakan

konsultasi dan kerjasama peningkatan ketahanan nasional kedua negara. AS – Israel

juga telah menandatangani nota kesepahaman Strategic Defence Innitiative sejak

tahun 1986 dan isu yang menjadi perhatian dalam kerjasama ini terus berkembang

seperti dalam pembuatan sistem pertahanan dari peluru balistik. Pada tahun 2007, AS

Page 88: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

73

juga menjadikan Israel sebagai partner penelitian strategis dalam usaha

kontraterorisme (Zanoti 15-16).

AS – Israel juga melakukan sharing peningkatan teknologi keamanan nasional

dan intelijen. Hasil sharing ini adalah AS memiliki teknologi kapal tanpa awak yang

sangat berguna dalam mengumpulkan informasi intelijen dan pertempuran. Israel

juga merupakan salah satu negara di dunia yang paling aktif dalam mengembangkan

pelindung kendaraan lapis baja, perisai roket jarak dekat, teknik perlindungan

pasukan dan penggunaan teknologi robotik (Blackwill dan Slocombe 2011:9-10).

Sehingga dengan melakukan kerjasama keamanan dengan Israel AS bisa

meningkatkan kualitas kendaraan lapis bajanya, meningkatkan kualitas roket jarak

dekat dan perlindungan pasukan dengan teknologi robotik.

AS dan Israel juga mengadakan kerjasama cybersecurity yang substansial. Israel

adalah penemu intel (chip komputer), penemuan ini menyumbangkan 40% dari

keuntungan perusahaan komputer AS. Desain dan teknik algoritma Israel merupakan

kunci untuk mengamankan transaksi finansial dan telekomunikasi AS. Keunggulan

Israel di bidang teknologi informasi membuat sebagian besar perusahaan teknologi

tinggi AS seperti Microsoft, Apple, Cisco, Abbott Laboratories, IBM, Google, GE,

dan General Motors meletakkan pengaturan inkubator teknologinya di Israel

(Eeisentadt dan Pollock 2012:xii).

Page 89: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

74

AS juga memperoleh kepentingan nasionalnya dengan keunggulan Israel

dibidang teknologi penelitian kesehatan dan obat-obatan. Sebagian besar perusahaan

manufaktur obat-obatan Israel beroperasi di AS. Contohnya perusahaan Israel

bernama Teva yang menjadi manufaktur obat-obatan generik terbesar di dunia

sebagian besar perusahaannya beroperasi di AS. Perusahaan Teva tersebar di 30

wilayah di seluruh AS dan menyerap lebih dari 7.000 tenaga kerja. Teva juga

membantu AS menghemat anggaran kesehatan sebesar 217 milyar dollar AS karena

memberikan harga murah untuk obat-obat generik (website resmi Teeva

tevagenerics.com). Israel juga merupakan negara dengan jumlah pemilik hak paten

dibidang peralatan kesehatan terbanyak didunia. Institut Weizman telah

mengeluarkan ribuan produk kesehatan dan mendapatkan royalti dengan jumlah

terbesar di dunia. Lebih jauh lagi dari 322 milyar dollar AS pasar peralatan kesehatan

dunia, pasar Israel mencapai 1,8 milyar. Jika dihitung sebagai pendapatan perkapita

maka Israel urutan keempat di dunia produsen alat-alat kesehatan (Eeisentadt dan

Pollock 2012:xiii).

Lebih jauh lagi teknik, prosedur dan produk obat-obatan dan kesehatan Israel

telah diterapkan di AS. Hal ini membuat Israel telah berkontribusi secara langsung

bagi kesehatan dan ekonomi AS dengan mengurangi biaya kesehatan, membuka

lapangan kerja baru, meningkatkan produktifitas pekerja AS dan menambah

kesuksesan manufaktur biomedis AS (Eeisentadt dan Pollock 2012:xiii).

Page 90: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

75

4.2 Doktrin Bush sebagai Konsep Pembuatan National Security Strategy 2002

Alasan kedua yang menjadi pertimbangan AS dalam merespon Konflik Suriah –

Israel periode 2002 – 2008 adalah adanya Doktrin Bush. Doktrin Bush merupakan

salah satu landasan pemikiran yang mengilhami pembuatan National Security

Strategy 2002 serta implementasi strategi yang dipilih AS dalam merespon Konflik

Suriah – Israel periode 2002 - 2008. Doktrin Bush memiliki empat elemen utama.

Pertama, kepercayaan mengenai rezim domestik negara. Kedua, sebuah kebijakan

baru bernama preventive war. Ketiga, kemampuan bertindak secara unilateral sesuai

kebutuhan. Keempat, menciptakan hegemoni Amerika Serikat (Jervis 2003:366).

Doktrin pertama yaitu kepercayaan akan pentingnya rezim domestik negara dalam

menentukan kebijakan luar negeri dan menentukan waktu yang tepat untuk

mentransformasikannya ke politik internasional. Amerika Serikat memiliki pihak

yang menentang hubungan AS - Suriah dan menentang strategi kooperatif untuk

merespon konflik Suriah - Israel. Kelompok penentang ini disebut dengan kelompok

Neokonservatif.

Neokonservatif generasi pertama awalnya merupakan terminologi yang

digunakan oleh Michael Harrington untuk menamai sekelompok orang Amerika,

yang mayoritas keturunan Yahudi dan anti terhadap Uni Soviet. Kemudian

Neokonservatif generasi kedua (yang ada pada periode penelitian) berkembang

menjadi kelompok intelektual yang mendukung kebijakan luar negeri Hawkish (Celik

2005:21).

Page 91: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

76

Kebijakan Luar Negeri Hawkish adalah kebijakan luar negeri yang cenderung

menggunakan aksi koersif, kekuatan militer dan meragukan efektivitas dari sebuah

konsesi yang berbentuk negosiasi (Kahneman dan Renshon, 2006 dalam artikel

foreignpolicy.com). Kelompok Neokonservatif dengan patron Hawkish dalam

pemerintahan AS periode 2002 - 2008 diwakili oleh Wakil Presiden Dick Cheney dan

Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld serta tokoh-tokoh sentral dalam pemerintahan

AS seperti John Bolton (Duta Besar AS untuk PBB), Wolfowitz (Wakil Menteri

Pertahanan AS kemudian menjabat sebagai Presiden Bank Dunia), Douglas Feith

(Wakil Menteri Pertahanan), Richard Perle (Ketua Defense Policy Board Advisory

Committee) dan David Wurmser (Penasehat Kebijakan Timur Tengah AS) (Heilburnn

106-107).

Neokonservatif sebagai ideologi dalam kebijakan luar negeri AS mempunyai lima

prinsip yaitu internasionalisme, keunggulan (primacy), unilateralisme, militerisme

dan demokrasi. Internasionalisme yaitu keyakinan bahwa AS harus memainkan peran

aktif dalam sistem internasional untuk menjamin pencapaian kepentingan

nasionalnya. Keunggulan, yaitu menjaga tatanan dunia yang unipolar dengan AS

sebagai pemimpinnya dan mencegah munculnya negara pesaing yang dapat

mengubah sistem regional atau internasional. Unilateralisme yaitu menggunakan

power AS secara unilateral untuk menjaga keamanan dan perdamaian dunia.

Militerisme maksudnya untuk menjaga keunggulan dan kemampuan bertindak secara

unilateral, AS harus memiliki kapabilitas militer yang melebihi negara-negara lain

Page 92: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

77

yang ada di dunia. Prinsip terakhir adalah demokrasi yang merupakan salah satu nilai

fundamental AS yang harus disebarkan ke seluruh dunia (Vaisse 2010:3-7).

Hubungan antara kelompok neokonservatif AS dengan Israel menurut Jacob

Heilbrunn dalam MacDonald (2008:1) adalah neokonservatisme yang merupakan

seperangkat pemikiran yang dibentuk oleh pengalaman imigran Yahudi yang

mengalami holocaust dan pada abad 21 ini berjuang melawan totalitarianism.

Kelompok neokonservatif telah menjadikan Suriah target konfrontasi AS jauh

sebelum peristiwa 9/11 yaitu sejak dikeluarkannya laporan strategi clean break tahun

1996. Clean Break adalah laporan strategi yang ditulis oleh kelompok Neokonservatif

AS yang terdiri dari Richard Perle, James Colbert, Charles Fairbanks, Douglas Feith,

Robert Loewenbarg, David Wurmser dan Meyrav Wurmser sebagai rekomendasi

bagi pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghadapi

tantangan ketika ia menjabat. Isinya adalah rekomendasi untuk membatalkan konsep

land for peace yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan Israel dan agar Israel

fokus pada realitas regional balance of power dengan pendekatan realpolitik dan

menggantungkan diri pada aksi dan sumberdaya AS (Institute for Research: Middle

Eastern Policy Inc. 2003:2).

Isi dari Strategi Clean Break adalah agar Perdana Menteri Netanyahu, dalam

berkonflik dengan Suriah harus melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan

dukungan Kongres AS, meyakinkan AS untuk mempertanyakan legitimasi

pembicaraan damai yang telah dilakukan dengan Suriah, menangkal Suriah dengan

melakukan serangan langsung, menolak konsep land for peace untuk mengembalikan

Page 93: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

78

Dataran Tinggi Golan dan melakukan pembicaraan dengan Suriah dan Iran terkait

masalah (Lebanon Institute for Research: Middle Eastern Policy Inc. 2003:3).

Menteri Pertahanan Israel Shaul Mofaz mengatakan bahwa “kami memiliki

sebuah daftar masalah panjang dengan Suriah yang menurut kami harus dibereskan

oleh Suriah dan wajar jika itu harus dilakukan melalui tangan AS” (Mearsheimer

dan Walt 2010:433). Pernyataan ini menandakan adanya usaha Israel untuk

mempengaruhi pemerintah AS dalam memilih strategi pro- Israel dalam kaitannya

dengan Konflik Suriah – Israel.

Jika Kelompok Neokonservatif merupakan sekumpulan orang-orang yang

disatukan dengan ideologi neokonservatisme, maka ada pula institusi legal yang

mengimplementasikan prinsip-prinsip neokonservatif. Institusi yang berideologi

neokonservatif diantaranya American Israel Public Affairs Committee (AIPAC),

American Jewish Committee (ACJ), American Jewish Congress, American for Peace

Now, Anti – Defamation League, Foundation for Middle East Peace, The Israel

Project dan S. Daniel Abraham Center for Middle East Peace (Zanotti 2012:34).

Seluruh institusi pro-Israel ini disebut sebagai kelompok Lobi Israel oleh Profesor

John Mearsheimer dan Stephen M. Walt dalam bukunya “Dahsyatnya Lobi Israel”

(2010:174).

Salah satu kelompok yang penulis bahas adalah American Israel Public Affairs

Committee (AIPAC) yang mempromosikan legislasi strategi konfrontatif terhadap

Suriah di Kongres AS (Mearsheimer dan Walt 2010:432). AIPAC adalah organisasi

Zionis-Amerika yang didirikan oleh I.L Kenen pada tahun 1959. AIPAC

Page 94: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

79

mengandalkan kontak dengan para legislator untuk mengamankan kepentingan Israel

di AS (Mearsheimer dan Walt 2010:185-186). Contoh keberhasilan kelompok

neokonservatif dan AIPAC dalam melobi pemerintahan Presiden Bush dan Kongres

adalah disetujuinya Syrian Accountability Act 2003.

Presiden Bush awalnya menolak Syrian Accountability Act yang diajukan

Kongres pada 2002 karena takut legislasi itu dapat merusak upaya penciptaan

stabilitas di Irak dan dapat membuat Suriah menghentikan pemberian informasi

intelijen yang berguna kepada Washington dalam menangani Al Qaeda. Kongres

setuju menunda legislasi ini sampai Baghdad benar-benar dikuasai AS. Setelah

Presiden Irak Saddam Hussein jatuh dari kekuasannya maka kelompok

neokonservatif dan AIPAC kembali melobi Presiden Bush dan Kongres

(Mearsheimer dan Walt 2010:432).

Akhirnya Presiden Bush setuju menandatangani Syrian Accountability Act

walaupun dengan keengganan. Keengganan ini dibuktikan dari pernyataan salah satu

pejabat senior di Gedung Putih bernama Flyn Leverett bahwa:

”Dalam komunikasinya dengan Presiden Suriah, Presiden Bush selalu

mengakui kerjasama AS dan Suriah efektif dalam membendung Al

Qaeda. Meloloskan Syrian Accountability Act sama artinya dengan

memutuskan simbiosis mutualisme ini dan Presiden Bush mengakui

bahwa strategi konfrontasi ini bisa membuat AS menanggung resiko”

(Mearsheimer dan Walt 2010:436).

Pengesahan Syrian Acountability Act memperlihatkan keberhasilan Kelompok

Neokonservatif dan Kelompok Lobi Israel dalam mempengaruhi Presiden George W.

Bush. Oleh karena itu, menurut penulis prinsip-prinsip ideologi Neokonservatif juga

Page 95: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

80

mempengaruhi pembuatan doktrin Presiden Bush. Kemudian Doktrin Bush

mempengaruhi US National Security Strategy tahun 2002. Asumsi penulis ini senada

dengan pendapat Vaisse (2010:9) bahwa pemerintahan Presiden Bush banyak

dipengaruhi oleh kelompok neokoservatif karena Presiden Bush menjadikan tokoh

neokonservatif seperti Paul Wolfowitz dan Richard Perle sebagai penasehat strategi

AS di Timur Tengah.

Ilustrasi 4.1 Hubungan antara Prinsip Neokonservatisme, Doktrin Bush dan

National Security Strategy 2002

Sumber: Ilustrasi dibuat oleh penulis berdasarkan penjabaran Prinsip Neokonservatif

(Vaisse 2010:3-7), Doktrin Bush (Jervis 2003:365) dan US National Security Strategy

2002

Hubungan dari isi prinsip neokonservatif, Doktrin Bush dan US National

Security Strategy 2002 penulis ilustrasikan dalam sebuah tabel sebagai berikut.

Prinsip

Neokonservatif

me

Doktrin

Bush

National

Security

Strategy 2002

mempengaruhi mempengaruhi

Page 96: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

81

Tabel 4.3 Tabel Ilustrasi Hubungan antara Prinsip Neokonservatisme dalam

Pembuatan Kebijakan Luar Negeri AS, Doktrin Bush dan National Security

Strategy Tahun 2002

Prinsip

Neokonservatisme

Doktrin Bush US National Security

Strategy 2002

1. Internasionalisme Kepercayaan mengenai

rezim domestik negara

dalam pembuatan

kebijakan Luar Negeri

AS dan menentukan

waktu yang tepat untuk

mentransformasikannya

dalam politik

Internasional

Memperjuangkan

aspirasi martabat

kemanusiaan

Membangun agenda

kerjasama dengan

global power

lainnya

Bekerjasam dengan

negara lain untuk

mencegah konflik

regional

2. Keunggulan AS harus memiliki

keunggulan untuk

menciptakan stabilitas

dan perdamaian di level

regional dan

Mentransformasikan

institusi keamanan

nasional AS untuk

menghadapi

Page 97: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

82

internasional tantangan dan

peluang di abad 21

Mempromosikan era

baru pertumbuhan

ekonomi melalui

pasar bebas dan

perdagangan bebas

3. Unilateralisme Unilateralisme

4. Militerisme Preventive War Memperkuat Aliansi

untuk melawan

terorisme global dan

mencegah serangan

kepada AS dan

Aliansi AS

(termasuk Israel)

Mencegah musuh

menggunakan

senjata masal untuk

mengancam AS,

sekutu, negara-

negara sahabat AS

5. Demokrasi Memperluas

Page 98: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

83

lingkaran

pembangunan

dengan keterbukaan

masyarakat dan

pembangunan

infrastruktur

demokrasi

Sumber: Prinsip Neokonservatif (Vaisse 2010:3-7), Doktrin Bush (Jervis 2003:365)

dan US National Security Strategy 2002

Doktrin kedua Presiden Bush yaitu preventive war yang kemudian dituangkan

dalam US National Security Strategy 2002, terinspirasi dari prinsip militerisme

kelompok neokonservatif dengan patron hawkish-nya. Hal ini diungkapkan oleh

Profesor John Mearsheimer dalam Kabalan (2010:13), menurutnya neokonservatif

percaya bahwa AS adalah negara dengan power terbesar di dunia dan power ini harus

digunakan untuk membentuk tatanan dunia yang sesuai dengan kepentingan AS.

Sehingga penggunaan power secara militer akan lebih efektif dibandingkan dengan

diplomasi.

Doktrin Bush dan prinsip militerisme melahirkan strategi baru bernama

preventive war. Berdasarkan National Security Strategy tahun 2002, AS boleh

menyerang negara lain terlebih dahulu (preventive war) jika diperlukan demi alasan

Page 99: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

84

keamanan untuk menghentikan negara yang jahat beserta aliansi grup terorisnya

sebelum negara teroris tersebut menjadi ancaman dan menggunakan weapon of mass

destruction (senjata pemusnah masal). Maka bisa dikatakan perang melawan teror

yang dicanangkan Presiden Bush sebagai alasan untuk membela Israel dari Suriah,

merupakan strategi ofensif yaitu menyerang sebelum musuh menyerang duluan

(Azpiroz 2012:180). Hal ini terlihat jelas dari dukungan AS pada serangan Israel ke

Suriah pada tahun 2003, Perang Israel – Hizbullah tahun 2006 dan penyerangan

perbatasan di Desa Hwijeh pada 2008.

Kemudian, prinsip kemampuan bertindak unilateral. Ini merupakan karakteristik

dari kelompok Neokonservatif yang tidak percaya pada institusi multilateral (Celik

2005:27). Menurut kelompok Neokonservatif hanya dominasi great power seperti

AS-lah yang bisa mendominasi penentuan norma dunia tentang mana yang boleh

dilakukan negara-negara dan mana yang tidak. Oleh karena itu AS tidak

mempertimbangkan norma saat memilih strategi karena AS-lah yang paling

berwenang membuat norma tersebut. Contohnya saat gagal memimpin perdamaian

antara Suriah dan Israel, padahal dari segi kapabilitas AS adalah negara yang paling

mampu menyukseskan perdamaian ini. AS tidak mempertimbangkan norma dan

stereotype aktor-aktor lainnya akan penciptaan perdamaian abadi, AS hanya

mempertimbangkan kepentingan AS.

Lebih jauh lagi Amerika Serikat sebagai great power memiliki kapabilitas untuk

bertindak sesuai dengan kepentingannya tanpa mementingkan kepentingan aktor lain.

Page 100: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

85

AS akan menjadi aktor rasional yang menunjukan pencarian strategi yang tetap dan

menginginkan pilihan yang lebih disukai. Preferensi ini bisa berupa: sikap egois,

menghancurkan diri sendiri, dan lain-lain. Oleh karena itu strategi AS terhadap Suriah

terkesan eksklusif sehingga bersifat kontradiktif mengikuti lingkungan strategis. AS

tidak membutuhkan saran dari PBB maupun aktor lain untuk menentukan strateginya.

Contoh tindakan unilateral AS adalah melakukan veto terhadap tiap resolusi yang

akan dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengenai Israel.

Selanjutnya menciptakan hegemoni AS. Kelompok Neokonservatif berpendapat

bahwa AS sedang menghadapi tantangan dalam mengatur sistem dunia yang unipolar

pasca keruntuhan Uni Soviet. Agar sistem unipolar ini langgeng maka AS harus

mengerahkan segenap kemampuannya untuk menyebarkan nilai-nilai Amerika

Serikat seperti demokrasi ke seluruh dunia. Menurut Kelompok Neokonservatif,

otoritarian dan teokrasi merupakan akar dari gerakan anti-Amerika dan lahirnya

kelompok teror seperti Hizbullah di Timur Tengah. Usaha menciptakan hegemoni ini

berkaitan erat dengan Doktrin Bush dan dukungan Neokonservatif terhadap strategi

baru bernama preventive war atau perang pencegahan untuk meredam kelompok-

kelompok teror ini dalam menghalangi usaha AS untuk menyebarkan nilai-nilai AS

ke seluruh dunia (Celik 2005:27).

Untuk menjaga hegemoninya di Timur Tengah, AS melakukan usaha-usaha

manajemen hegemoni. Usaha-usaha ini dilakukan melalui strategi balancing yang

bertumpu pada aliansi AS – Israel untuk meredam Suriah yang dianggap sebagai

Page 101: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

86

negara revisionis pasca dimasukkan dalam daftar negara pendukung terorisme oleh

Departemen Luar Negeri AS (Country Reports of Terrorism 2008:282).

4.3 AS menciptakan Balance of Power (BoP) di Timur Tengah

Politik Internasional Timur Tengah didominasi oleh beragam konflik (yang bisa

berkembang menjadi eksternalisasi konflik domestik dan bilateral), perang saudara

dan intervensi eksternal dari great power. Great power pada era perang dingin adalah

Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet. Keduanya tertarik untuk berperan dalam

dinamika Timur Tengah karena sumber daya minyak yang dimiliki Timur Tengah,

lokasinya yang strategis sebagai jalur penghubung Asia dan Eropa serta kepentingan

politik dan ekonomi. Keterlibatan AS dan Uni Soviet mempengaruhi politik regional

khususnya ketika AS dan Uni Soviet berkompetisi melakukan balancing dengan adu

pengaruh terhadap beberapa negara di Timur Tengah atau ketika AS sebagai satu-

satunya great power yang tersisa melakukan manajemen hegemoni. Kompetisi

balancing antar great power dan manajemen hegemoni ini akan menciptakan balance

of power dan mencegah lahirnya hegemoni regional karena negara-negara akan

cenderung beraliansi dengan great power (bandwagoning) (Paul, Wirtz dan Fortmann

2004:202). Oleh karena itu kehadiran negara-negara revisionis seperti Suriah dan Iran

akan dimarjinalkan dan mendapat penangkalan dari great power.

Pasca Perang Dingin dan keruntuhan Uni Soviet balance of power berubah dari

bipolar yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat ke unipolar hanya AS saja. Menurut

analisa penulis, AS menjaga aliansi dengan Israel untuk menjaga hegemoninya

melawan negara-negara yang pernah berada di bawah pengaruh Uni Soviet seperti

Page 102: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

87

Suriah. Sejarah mencatat bahwa keberpihakan negara-negara Arab begitu dinamis

sehingga sering berubah aliansi contohnya Suriah pada Perang Teluk 1990 – 1991

mendukung AS namun saat invasi AS ke Irak tahun 2003 menentang AS. Maka Israel

yang non-Arab adalah sekutu yang paling loyal dan tepat untuk mengakomodir

keinginan dan kepentingan AS di Timur Tengah.

Lebih jauh lagi bagi AS, peran penting Israel di Timur Tengah adalah sebagai

buck-catcher yaitu negara yang menerima tanggung jawab untuk menghadapi

aggressor dari negara buck-passer (AS) (Toft 2003:8). Israel akan membantu AS

menghadapi aktor-aktor di kawasan yang masuk dalam terminologi “musuh” bagi AS

seperti Hizbullah. Keberadaan Israel membuat AS tidak harus selalu turun langsung

dalam menghadapi Hizbullah contohnya Perang Israel – Hizbullah tahun 2006. AS

hanya memberikan bantuan kepada Israel dan Israel-lah yang menyerang Hizbullah

secara langsung.

Menurut analisa penulis konflik Israel dengan Suriah dan negara-negara Arab lain

yang menolak keberadaan Israel juga memberikan keuntungan sendiri pada AS, yaitu

membuat Suriah dan negara-negara Arab tergantung pada AS untuk mendapatkan

kembali daerah yang telah diokupasi oleh Israel melalui jalur diplomasi. Oleh karena

itu, menurut analisa penulis AS harus menjaga kapabilitas militer Israel agar aktor

lain di Timur Tengah, tidak bisa mengalahkan Israel dengan jalur militer. Jika Suriah

bisa mendapatkan kembali Dataran Tinggi Golan dengan jalur militer maka Suriah

dan negara-negara Arab tidak memerlukan peran AS lagi di kawasan. Jika negara-

negara di Timur Tengah yang sebagian besar merupakan negara OPEC tidak merasa

Page 103: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

88

membutuhkan AS lagi maka ketika terjadi konflik yang disebabkan oleh keberadaan

dan okupasi Israel serta kepentingan AS yang eksklusif maka skenario terburuk (bagi

AS), yaitu embargo minyak seperti tahun 1973 akan terulang lagi. Selain itu jika

tidak ada pengaturan balance of power dari great power seperti AS maka eskalasi

konflik di Timur Tengah akan meningkat seperti munculnya aktor-aktor revisionis

yang ingin mengubah tatanan regional yaitu Iran, Hizbullah, Al Qaeda, Israel, Suriah,

Irak dan akan terjadi perlombaan pengembangan senjata nuklir untuk menciptakan

imperium dan hegemoni di Timur Tengah, seperti yang sudah mulai marak terjadi

pada periode 2002-2008.

AS sebagai Great Power dalam BoP berperan sebagai balancer (Shehaan

1996:77). Fungsi balancer adalah mencegah lahirnya hegemoni suatu negara atau

aliansi terhadap negara-negara lain atau bahkan membuat sebuah imperium dalam

sistem internasional. AS sebagai balancer akan mengeluarkan kebijakan yang penting

dalam menjaga keseimbangan power di Timur Tengah. Implementasinya bisa melalui

fleksibilitas diplomatik, memberikan dukungan bagi Israel untuk melawan Suriah,

atau bahkan melakukan aksi militer terhadap Suriah (Shehaan 1996:65-66).

Balancing (penyeimbangan) adalah mengambil langkah bertanggung jawab secara

langsung untuk menghalangi aggressor (penyerang) yang potensial melalui

pembangunan internal (penyeimbangann internal) atau dengan formasi aliansi

internasional (penyeimbangan eksternal) atau kombinasi dari keduanya (Toft 2003:8).

Lebih jauh lagi Organski dalam Sheehan (1996:54) mengidentifikasi metode yang

digunakan oleh negara-negara untuk menjaga Balance of Power yaitu meningkatkan

Page 104: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

89

kemampuan militer, memperluas territorial, membangun buffer zone, beraliansi, ikut

campur dalam masalah internal negara lain atau memecah belah dan menaklukan.

Dalam hal ini, AS meningkatkan kapabilitas militer Israel dengan memberikan

bantuan keuangan yang jumlahnya selalu meningkat, dari tahun 1987 ke tahun 1990

jumlahnya 2,3 milyar dollar AS, tahun 1991-1994 jumlahnya 2,7 milyar dollar AS,

tahun 1995 – 1998 jumlahnya 2,6 milyar dollar kemudian tahun 1999 – 2002

jumlahnya naik drastis menjadi 7 milyar dollar (Cordesman dan Popescu 2007:17).

Jumlah ini merupakan jumlah bantuan militer terbesar yang diberikan AS diantara

negara di Timur Tengah lainnya. Dibandingkan dengan Suriah yang pada tahun 1987

– 1990 mendapatkan bantuan dari Rusia senilai 5,3 milyar dollar AS, tahun 1991 –

1994 turun drastis menjadi 500 juta dollar AS, tahun 1995 – 1998 senilai 200 juta

dollar AS dan tahun 1999 – 2002 senilai 100 juta dollar AS. Jumlah bantuan militer

ini memperlihatkan usaha AS dan Rusia untuk tetap menjaga pengaruhnya dan

menciptakan superioritas militer.

Bantuan ekonomi dan militer yang diberikan AS digunakan oleh Israel untuk

melakukan balancing militer terhadap Suriah dan negara-negara Arab lainnya.

Berikut adalah perbandingan anggaran belanja militer Israel dan Suriah dalam

periode penelitian 2002 – 2008.

Page 105: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

90

Tabel 4.4 Military Balance Anggaran Militer Israel dan Suriah

(dalam Milyar Dollar AS)

Sumber: Cordesman 2010:38

Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah anggaran militer Israel jauh lebih besar

dibandingkan dengan jumlah anggaran militer Suriah. Aliansi AS menjadi peran

penting dalam membentuk perimbangan konvensional di Timur Tengah.

Perimbangan konvensional adalah waktu dan intensitas sumber daya, maksudnya

negara-negara bisa membuat perubahan signifikan bagi kekuatan dan kelemahan

angkatan militernya dengan perencanaan yang matang, sumberdaya yang memadai

dan pembangunan militer yang tertata dengan baik. Perimbangan militer merupakan

kombinasi dari anggaran belanja negara di bidang militer, bantuan luar negeri,

kapasitas industri nasional dan strategi yang efektif dan perencanaan militer yang bisa

mencapai balance of power di Timur Tengah. Dengan usaha balancing yang

dilakukan AS ini, militer Israel tetap unggul secara kualitas meskipun hanya memiliki

jumlah personil militer yang terbatas (Cordesman 2010:4).

Kemudian AS juga melakukan balancing diplomatik dengan cara menveto

resolusi PBB yang di inisiasi oleh Suriah dan tidak menguntungkan bagi Israel.

Contohnya draft resolusi nomor s/2002/1385 tanggal 20 Desember 2002 terkait

Negara 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Israel 9,672 7,865 10,925 10,864 11,967 10,044 10,098

Suriah 2,020 1,594 1,7431 1,382 1,877 1,551 2,020

Page 106: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

91

dengan pembunuhan Ian Hook staf PBB dan penyerangan kantor World Food

Programme di Kamp Pengungsian Jenin, Tepi Barat. Selanjutnya AS juga menveto

draft resolusi nomor s/2003/891 tanggal 16 September 2003 tentang keputusan Israel

untuk mengganti Pemimpin Otoritas Palestina Yasser Arrafat. AS juga menveto draft

resolusi nomor 14 Oktober 2003 tentang pembangunan pagar keamanan oleh Israel di

Tepi Barat. Kemudian AS menveto draft resolusi nomor s/2004/783 tanggal 5

Oktober 2004, draft resolusi nomor s/2006/508 tanggal 13 Juli 2006 dan draft

resolusi nomor s/2006/878 tanggal11 November 2006 tentang himbauan penghentian

operasi militer Israel di Gaza dan penarikan pasukan dari daerah tersebut (Okhovat

2011:60-61).

Aliansi AS dan Israel pada akhirnya berusaha menciptakan balance of power

untuk meredam kemungkinan saling menghancurkan antara Arab dan Israel serta

meredam kebangkitan negara-negara revisionis yang ingin mengubah tatanan politik

di Timur Tengah. Suriah dan negara-negara Arab tidak akan menghancurkan Israel

karena Israel memiliki sekutu yang sangat kuat (AS) dan senjata nuklir. Israel pun

tidak akan menghancurkan Arab karena menyadari kapabilitas militer-nya yang

walaupun tergolong superior di Timur Tengah namun masih belum bisa mengalahkan

gabungan negara-negara Arab tanpa bantuan AS. Pola seperti ini membuat tidak akan

ada perdamaian abadi di Timur Tengah jika AS sebagai great power tidak

mengizinkan dan tidak benar-benar menjadikan perdamaian sebagai kepentingan

nasionalnya. Maka penciptaan BoP merupakan salah satu alasan pemilihan strategi

Page 107: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

92

kontradiktif AS, fungsinya adalah untuk melindungi Israel namun tetap membuka

peluang hubungan dengan Suriah.

Lebih jauh lagi balancing dengan strategi kontradiktif yang dilakukan AS

bertujuan untuk membuat tatanan regional yang menguntungkan bagi AS. Tatanan

regional dimana AS berperan sebagai balancer membuat AS menjadi satu-satunya

negara yang mampu menciptakan stabilitas di Timur Tengah. Efeknya negara-negara

di Timur Tengah seperti Israel, Arab Saudi dan Turki akan cenderung memilih untuk

beraliansi dengan AS. Negara revisionis seperti Suriah juga akan memilih

bekerjasama dengan AS karena ingin mendapatkan wilayahnya kembali melalui

negosiasi perdamaian yang dipimpin oleh AS.

Ketika proses strategic appraisal ini selesai maka Pemerintah AS akan

mendapatkan rekomendasi kepentingan nasional apa yang AS miliki dalam merespon

Konflik Suriah - Israel, mengidentifikasi sumberdaya yang tepat untuk mencapai

kepentingan ini serta resiko dari strategi yang dipilih. Hasil akhirnya, strategi yang

dipilih akan menciptakan efek yang sesuai harapan dan merealisasikan kepentingan

nasional (Bartholomees 2010:64).

Page 108: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

92

BAB V

KESIMPULAN

Amerika Serikat merupakan great power yang telah melibatkan diri dalam

proses penyelesaian Konflik Timur Tengah, salah satunya konflik Suriah - Israel,

sejak resolusi Perang 1973. Awal mula keterlibatan AS dalam proses perdamaian

Suriah – Israel adalah ketika negara-negara Arab melakukan embargo minyak kepada

AS karena dukungan AS terhadap Israel dalam Perang Arab – Israel 1973. Konflik

Suriah – Israel yang terjadi pada periode penelitian (2002 -2008) disebabkan oleh

okupasi dan aneksasi Israel atas Dataran Tinggi Golan tahun 1967, Konflik

perbatasan, Aliansi Suriah dengan Iran dan Hizbullah dan Konflik perebutan

pengaruh di Lebanon.

Ada empat hal yang membuat AS menjadi satu-satunya tumpuan dalam

penyelesaian Konflik Arab – Israel. Pertama, AS menjalin hubungan diplomatik yang

luas dengan negara-negara Timur Tengah, khususnya Israel. Kedua, superioritas

perekonomian AS memungkinkan AS untuk memimpin perdamaian di Timur Tengah

dengan cara memberikan bantuan ekonomi dan teknologi bagi pihak-pihak yang

bersedia terlibat dalam proses perdamaian. Ketiga, pasca Perang Dingin, keruntuhan

Uni Soviet menyebabkan negara-negara aliansinya yang berada di Timur Tengah,

seperti Suriah bersedia meminta AS memimpin proses perdamaian. Keempat, AS

adalah satu-satunya aktor yang berhasil mengadakan direct talks antara negara-negara

Page 109: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

93

yang berkonflik sehingga mengubah perang terbuka menjadi cold peace melalui

perjanjian damai dan gencatan.

Secara umum strategi AS dalam konflik Suriah – Israel membawa lima fungsi

yaitu pertama, membangun kontak jika kedua pihak tidak berusaha berhubungan.

Kedua, menyelidiki posisi yang menentukan titik temu dan menentukan target yang

akan dicapai. Ketiga, menyediakan persuasi, tekanan dan insentif yang dibutuhkan.

Keempat, menyarankan solusi yang dapat menjembatani kedua belah pihak. Kelima,

menawarkan jaminan yang dapat dipercaya atas implementasi (Fishere, 2008:28).

Tujuan negosisasi Suriah – Israel terbagi menjadi dua hubungan yaitu hubungan

antara kedaulatan di Golan dan perdamaian penuh dan hubungan antara penarikan diri

dan normaliasi. Secara spesifik, landasan Strategi Amerika Serikat dalam merespon

konflik Suriah – Israel pada periode 2002 – 2008 dituangkan dalam National Security

Strategy tahun 2002. Poin National Security Strategy yang dipegang teguh oleh AS

untuk merumuskan strategi adalah bekerjasama dengan negara lain untuk

menyelesaikan konflik regional yaitu Konflik Suriah – Israel.

Strategi ini memiliki dua prinsip. Pertama, Amerika Serikat harus

menginvestasikan waktu dan sumberdayanya untuk membangun hubungan

internasional dan institusi yang dapat membantu menangani krisis lokal saat krisis

tersebut timbul (US National Security Strategy tahun 2002). Kedua, Amerika Serikat

harus realistis tentang kemampuannya dalam membantu negara-negara yang tidak

Page 110: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

94

ingin atau tidak siap untuk membantu dirinya sendiri. Ketika pihak-pihak terkait telah

siap atas perannya maka AS akan bergerak dengan jelas (US National Security

Strategy tahun 2002).

Implementasi dari strategi ini adalah mengadakan pembicaraan damai untuk

mengakomodir Suriah dan Israel yaitu Inisiasi Jenewa tahun 2003 dan Konferensi

Annapolis tahun 2007. Kemudian mengadakan shuttle trip untuk mengunjungi Suriah

dan Israel untuk mempersiapkan dimulainya pembicaraan damai. Kedua,

meningkatkan kerjasama dan memberikan bantuan kepada Israel. Ketiga,

mengadakan kerjasama kontra-terorisme dengan Suriah dan Israel. Keempat,

memberikan tekanan kepada Suriah melalui Syria Accountability Act dan menutup

Kedubes AS di Suriah. Kelima mendukung tindakan konfrontatif Israel terhadap

Suriah.

Strategi ini cukup menarik untuk diteliti karena terkadang bersifat konfrontatif

dan terkadang kooperatif. Oleh karena itu penulis menggunakan teori strategi, konsep

balance of power dan kepentingan nasional untuk menganalisa alasan AS memilih

strategi yang kontradiktif ini. Hasilnya penulis menemukan alasan AS memilih

strategi ini adalah pertama, mengamankan kepentingan AS, bukan untuk mencapai

perdamaian Suriah – Israel. Kedua sebagai implementasi dari Doktrin Bush. Ketiga,

AS ingin menciptakan balance of power di Timur Tengah.

Page 111: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xv

DAFTAR PUSTAKA

Abdou, Mahmoud M.A. 2012 The Middle East Process and U.S Special Interest

Groups. Jerman: Heidelberg University Thesis.

Al-Rousan, Mogammad Ali. 2013. American – Israeli relations during Presiden

Bill Clinton Reign. European Scintific Institute.

Amidror, Yaakov. 2007. The Hizballah – Syria – Iran Triangle. Middle East of

International Affairs Vol 11 No.1.

Axelrod, Robert dan Robert O. Keohane. 1985. “Achieving Cooperation under

Anarchy: Strategies and Institutions”. World Politics, Vol. 38 No. 1: 226-

227. The John Hopkins University Press. Diunduh pada 2 Januari 2015

(http://links.jstor.org/sici?sici=0043-

8871%28198510%2938%3A1%3C226%3AACUASA%3E2.0.CO%3B2-

A)

Azpiroz, Maria Luisa. 2013. Framming as A Tool for Mediatic Diplomatic

Analysis: Study of George W. Bush’s Political Discourse in The War on

Terror. Communicaton & Society Communication Y Sociedad.

BBC 7 Desember 2006. The Misunderestimated President? diakses pada 24

Desember 2014 (http://news.bbc.co.uk/2/hi/7809160.stm)

BBC 16 September 2014. Syria Profile diakses pada 24 Desember 2014

(http://www.bbc.com/news/world-middle-east-14703995).

Page 112: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xvi

BBC News. 2014. “Robert Ford is The First US Abassador to Syria Since 2005”

edisi 16 Januari. Diunduh pada 24 Desember 2014.

(http://www.bbc.com/news/world-middle-east-12202821)

Beehner, Lionel. 6 Desember 2006. The Baker Hamilton Commision (aka Iraq

Study Group). Council On Foreign Relations

(http://www.cfr.org/iraq/baker-hamilton-commission-aka-iraq-study-

group/p12010).

Bie, Stale. 2012. Tesis “From Sinai to The Golan Heights: A Comparative

Analysis of Israeli Peace Negotiations”. Master Thesis in Political Science

Institute of Political Science Universitet I Oslo

Biro Statistik Israel, Website Resmi. Data jenis komoditas Ekspor Israel ke AS

pada tahun 2008 diuduh pada 24 Desember 2014

(http://www.cbs.gov.il/fortr/?MIval=%2Fimpexp%2Fimpexp_bycountries

_e.html&TypeOfActivity=1&SortingType=1&FYY=2008&LYY=2011&

SumOrDetail=2&MyContinent=4&MyCountry=505&TypeOfPresentation

=2&MyYear=2008&SortBy=2)

Blackwill, Robert D. Dan Walter B. Scolombe. 2011. Israel A Strategic Asset for

The United States. The Washington Institute for Near East Policy.

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif: Ekonomi, Komunikasi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya h.108. Jakarta: Predana Media.

Page 113: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xvii

Bartholomees, Jr. 2010. The US Army College Guide To National Security Issues

Volume 1 Theory of War and Strategy: 49-53. Pennsylvania: Director,

Strategic Studies Institute, U.S Army War College.

Beehner, Lionel. 2006. The Baker Hamilton Commission Council on Foreign

Relations Website diunduh pada 6 Januari 2014

(http://www.cfr.org/iraq/baker-hamilton-commission-aka-iraq-study-

group/p12010)

Ben-Meir, Alon. 2010. Common strategic interests balancing support for Israel

against other American interests. American Diplomacy Publishers.

Benjamin, Daniel. 2008. Strategic Counterterrorism. Foreign Policy at Brookings

Intitution :Washington D.C.

Bradbury, Edward. 2009. US Diplomacy From Wilson to Bush. Review Company

Ltd.

Buzan, Barry dan Ole Waever. 2003. Regions and Powers The Structure of

International Security. New York: Cambridge University Press.

Cato Institute. 2009. Cato Hand Book for Policy Maker 7th

Ed. Washington D.C:

Cato Institute.

Celik, Arif. 2005.Thesis The Role of Neoconservative Ideas In The Security

Policies of The First George W. Bush Administration. Departement of

International Relations Bilkent University Ankara.

Page 114: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xviii

Chary, Frederick B. 2009. Warfare In The Age of Expansion: 587. Diunduh pada

24 Desember 2014

(http://salempress.com/store/pdfs/weapons_warfare.pdf)

CIA, Website Resmi diunduh pada 24 Desember 2014

(https://www.cia.gov/library/publications/the-world

factbook/wfbExt/region_mde.html)

Cordesman, Anthony H. 2011. Terrorism Center Reporting Terrorism in The

Middle East and Central Asia, Augus 2010. Washington D.C: Center for

Strategic and International Studies.

Cordesman, Anthony H, Arleigh A. Burke dan Aram Nerguizan. 2010. The Arab

– Israel Military Balance: Conventional Realities and Assymetric

Challenge. Washington D.C. : Center for Strategic and International

Studies.

Cordesman, Anthony H. dan George Sullivan. 2007. Lesson of the 2006 Israel –

Hizbullah War. Washington D.C: Center for Strategic and International

Studies.

Cordesman, Anthony H. dan Ionut C. Popescu. 2007. Israel and Syria: The

Military Balamce and Prospect of War. Washington D.C: Center for

Strategic and International Studies.

Page 115: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xix

Cordesman, Anthony H. 2007. The Israeli “Nuclir Reactor Strike” and Syrian

Weapons of Mass Destruction: Backgroun Analysis. Washington D.C:

Center for Strategic and International Studies.

Collins, Bennet. 7 Oktober 2010. USA: Status Quo or Revisionist Power?

Diunduh pada 27 Maret 2014 (http://www.e-ir.info/2010/10/07/usa-status-

quo-or-revisionist-power/#_ftn12)

Daalder, Ivo H. dan James M. Lindsay. 2003. The Bush Revolution: The

Remaking of America’s Foreign Policy. The Brookings Institution.

Daoudy, Marwah. 2008. “A Missed Chance For Peace: Israel and Syrians

Negotiations Over The Golan Heights”. Journal of International Affairs

Columbia University: 1-14.

Danielson, Robert Eugene. 2007. Nasser and Pan Arabism: Explaining Egypt’s

Rise In Power. Washington DC : Naval Postgraduate School.

Darmstadter, Joel. 2013. Recalling the Oil Shock of 40 Years Ago h.4. Resources

For The Future.

El Ezzi, Ghassan. 2006. Israel and Peace in Lebanon: A Lebanese Perspective.

Eisenstadt, Michael dan David Pollock. 2012. Asset Test: How the United States

Benefits from Its Alliance with Israel. Washington D.C : The Washington

Institute for Near East Policy.

EMAP Businesss International. 2005. Damascus looks to old ally for support.

Page 116: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xx

--------------------------------------. 2007. Tel Aviv calls for direct peace talks with

Damaskus; lack of US participation raises daibts over success of

negotiations.

Elridge, Alyssa. 2013. No Exit: The Bush Doctrine and Continuity in U.S Middle

East Policy. Stanford Journal of Muslim Affairs.

Facethefactus. Org George Washington University Project.2013. “US Aid From

1964-2010”. diunduh pada 15 Januari 2014

(http://www.facethefactsusa.org/facts/Billions-cant-buy-peace-in-the-

Middle-East)

Fishere, Ezzedine Choukri. 2008. “Againts Conventional Wisdom: Mediating

Arab – Israeli Conflict” h.33. Center for Humanitarian Dialogue.

Foundation for Middle East Peace. 1992. Report on Israel Settlement in Occupied

Territories. Washinton D.C: Foundation for Middle East Peace

Gingrich, Newt. 2005. Defeat of Terror, not Roadmap Diplomacy, Will Bring

Peace. Middle East Quarterly.

Griffiths, Martin; Terry O’Callaghan dan Steven C. Roach. 2007. International

Relations: The Key Concepts Second Editio h. 216-217. Routledge Taylor

and Francis Group.

Goodarzi, Jubin. 2006. Syria and Iran: Diplomatic Alliance and Power Politics in

The Middle East. New York: Tauris Academic Study.

Page 117: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxi

Golan Al-Marsad. Website resmi Organisasi Golan Al Marsad diunduh pada 24

Desember 2014 (www.golan-marsad.org);

(https://www.facebook.com/pages/Al-Marsad-Arab-Human-Rights-

Centre-in-Golan-Heights/1430895697124379);

(https://twitter.com/golanmarsad)

Hadar, Leon T. 2007. A Diplomatic Road to Damascus: The Benefit of U.S

Engagement with Syria. California: The Independent Institute.

Heilburnn, Jacob. 2004. The Neoconservative Journey dalam Peter Berkowitz,

Varieties of Conservatism in America. Hoover Institution Press.

Hinnebusch, Raymond. 2005. Resisting American Hegemony: The Case of Syria.

University of St. Andrews.

Hof, Frederic C. 2009. Mapping Peace between Syria and Israel. Washington

D.C : United States Institue for Peace .

Holsti, K.J. 1987. Politik Internasional Kerangka Analisa. Jakarta : Pedoman

Ilmu Karya.

International Crisis Group. 2007. Restrating Israel – Syriah Negotiations Middle

East Report No.63.

Institute for Research Middle Eastern Policy Inc. 2003. Clean Break or Dirty

War? Israel Foreign Policy Directive to The United States. Middle East

Foreign Policy Brief.

Iraq Study Group. 2006. Iraq Study Group Report.

Jervis, Robert. 2003. Understanding Bush Doctrine. Political Science Quarterly.

New York: The Academy of Political Science Volume 118 No.3.

Page 118: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxii

Jones, David T. 2009. Innocent Abroad: An Intimate Account of American Peace

Diplomacy in the Middle East. American Diplomacy Publisher.

Jentleson, Bruce, Andrew M. Exum dan Melissa G. Dalton. 2012. Strategic

Adaptation Toward a New U.S Strategy in The Middle East. Washinton

D.C : Center for New American Security.

Kabalan, Hasan. 2012. US Foreign Policy In The Middle East 2003-2008: The

Power of Neoconservatism. Thesis School of Arts and Sciences Lebanese

American University.

Kaim, Markus. 2008. Great Powers and Regional Orders. United States: Ashgate

Publishing Company.

Kahneman, Daniel dan Jonathan Renshon. 27 Desember 2006. Why Hawks Win.

Diunduh pada 1 November 2014

(http://www.foreignpolicy.com/articles/2006/12/27/why_hawks_win)

Krause, Peter dan Stepehen Van Evera. 2009. Public Diplomacy: Ideas for the

war of ideas. Wiley Periodicals, Inc.

Kurtzer, Daniel. 2012. Balancing Commitments and National Interests. American

Diplomacy Publishers.

Leary, Kimberlyn. 2009. Engaging extremists: diplomacy through

deradicalization. President and Fellows of Harvard College, through the

John F. Kennedy School of Government. by the President and Fellows of

Harvard College.

Page 119: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxiii

Leverett, Flynt. 2005. The Road Ahead Middle East Policy In The Bush

Administration’s Second Term. Washington D.C: The Brookings Institute.

MacDonald. 2008. The Neoconservative Mind, Review They Knew They Were

Right The Rise of Neocons. The Occidental Quarterly Vol 8 No. 3.

Mandel, Daniel. 2002. U.S. diplomacy: even-handed, empty-handed. Middle East

Quarterly.

Ma’oz, Moshe. 2005. Can Israel and Syria Reach Peace? Obstacle, Lessons and

Prospects. The James A. Baker III Institute For Public Policy Rice

University.

MEDD Middle East Economic Digest. 1994 a. Syria attacks Golan vore proposal.

EMAP Business International.

-----------------------------------------------. 1994 b. It depends on Rabin: Israel, Syria

and Lebanon. EMAP Business International.

Migdalovitz, Carol. 2007. “Israel – Palestinian Peace Process: The Annapolis

Confrence” h.5. CSR Report for US Congress.

Miller, Benjamin. 2007. State, Nations and Great Powers: The Sources of

Regional War and Peace h.154. New York: Cambridge University Press.

Mitchell, George J, dkk. 2001 Sharm El-Sheikh Fact-Finding Committee Report

“Mitchell Report”.

Mitha, Farooq. “Whats Next for Syria After Annapolis Confrence” h.1. diunduh

pada 24 Desember 2014

Page 120: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxiv

(http://www.gellermithalaw.com/pdf/What%27s%20next%20for%20Syria

%20after%20Annapolis.pdf)

Morgenthau, Hans J dan Kenneth W. Thompson. 2010. Politik Antar Bangsa

(edisi terjemahan) h. 199-200. Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Morris, Mary E. 1993. The Persistence of External Interest in the Middle East.

National Defense Research Institute (RAND).

New York Times diunduh tanggal 12 Desember 2014

(http://www.nytimes.com/interactive/2008/05/21/world/middleeast/20080

521_MIDEAST_PRIMER.html?ref=golanheights&_r=0)

OECD, Website Resmi. “Negara-negara Penyumbang Dana Terbesar Bagi Timur

Tengah. Diunduh pada 24 Desember 2014

(http://stats.oecd.org/qwids/#?x=1&y=6&f=2:249,4:1,7:1,9:85,3:51,5:3,8:

85&q=2:249,13,81,82,83,85,91,95,131,141,147,167,183,134,191,223,G9+

4:1,2+7:1+9:85+3:51+5:3+8:85+1:29,27,3,4,5,6,58,7,8,9,10,11,60,12,13,1

4,61,15,16,17,18,62,19,63,75,20,21,22,23,24,176,192+6:2002,2003,2004,

2005,2006,2007,2008&lock=CRS1)

Olmert, Josef. 2011. “Israe’ – Syria; The Elusive Peace”. Digest of Middle East

Studies Volume 20 No. 2 h. 204-206. Policy Studies Organization Wily

Periodicals Inc.

Okhovat, Sahar. 2011. The United Nations Security Council: Its Veto Power and

Its Reform. Sydney: Centre for Peace and Conflict Studies.

Page 121: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxv

Oren, Michael. 2011. Continuity and change: Israel's relationship with the United

States and the world. Georgetown University, Edmund A. Walsh School

of Foreign Service Washinton D.C : The Saban Center .

Osinga, Frans. 2007. Science, Strategy and War: The Strategic Theory of John

Boyd. New York : Routledge.

Ottaway, Marina. 2008. Diplomacy in the Middle East: Arab allies their own

agendas. Harvard International Relations Council, Inc.

Owen, Roger. 2008. One hundred years of Middle Eastren Oil h.1. Brandaies

University.

Otterman, Sharon. 2005. MIDDLE EAST: The Road Map to Peace.

Parry, Robert. 13 Agustus 2006. Israel Leaders Fault Bush on War dalam

Consortiumnews.com diakses pada 24 Desember 2014

(https://consortiumnews.com/2006/081206.html)

Paul, T.V. James, J. Wirtz dan Michel Fortman. 2004. Balance of Power: Theory

and Practice in 21st Century h. 2, 240. California: Stanford University

Press.

PBS.org. 2002. what role have natural resources played in the politics and

economy of the middle east. Diunduh pada 24 Desember 2014

(http://www.pbs.org/wgbh/globalconnections/mideast/questions/resource/)

Philips, Douglas A. 2010. Syria. New York : Infobase Publishing.

Page 122: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxvi

Plano, Jack C. dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Jakarta :

CV. Putra A. Bardin.

Pomerantz, Sherwin. 2007. Economic Cooperation Israel and The United States:

From Modest Beginnings to a Vibrant State.

Pressident Assad, Website Resmi diakses pada 24 Desember 2014

(http://www.presidentassad.net/index.php?option=com_content&view=cat

egory&id=99&Itemid=468)

Pressman, Jeremy. 2006. The United States and the Israel Syria War. Brandeis

University.

Procon.org diakses pada 24 Desember 2014

(http://israelipalestinian.procon.org/view.backgroundresource.php?resourc

eID=934 )

Quandt, William. 2005. Peace Process American Diplomacy and The Arab –

Israeli Conflict Since 1967. Berkeley and Los Angeles: Brookings

Intitution Press and University of California Press.

Roskin, Michael G. 1994. National Interest: From Abstraction to Strategy.

Strategic Study Institute: US Army War College.

Rabinovich, Itamar. 2010. How to Talk and How Not to Talk to Syria: Assesing

Obstacle to and Opportunities in a Future Israeli-Syrian-American Peace

Negoitation.

Page 123: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxvii

Repko, Elliot M. 2007. The Journal of International Policy Solutions The Israeli

– Syrian Conflict: Prospect for a Resolution. George Washington

University Elliot School of International Affairs.

Reveron, Derek S. 2008. “Counterterrorism and Inteligence Cooperation”. Journal

of Global Change and Governance Volume I No. 3 h.5,9.

Rhynhold, Jonathan. 2010. Is the pro-Israel lobby a block on reaching a

comprehensive peace settlement in the Middle East? Berghahn Books

Inc.

Roskin, Michael G. 1994. National Interest: From Abstraction to Strategy: 5-6.

Director Strategis Studies Institute: US Army War College.

Rubin, Michael.2009.The Enduring Iran-Syria-Hizbullah Axis. Middle East

Forum. Diunduh pada 14 Desember 2014

(http://www.meforum.org/2531/iran-syria-hezbollah-axis)

Scham, Paul. 16 November 2007. “Annapolis, Nomber 2007: Hopes and Doubts”

h.13. diunduh pada 25 Maret 2014

(http://www.mei.edu/content/annapolis-november-2007-hopes-and-

doubts).

Salem, Paul. 2008 Syrian – Israeli Peace: A Possible Key to Regional Change.

Carnegie Endowment for International Peace.

Page 124: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxviii

Sharp, Jeremy M. 2010. “US Foreign Assitance to the Middle East: Historical

Background, Recent Trends and The FY 2011 Request” h.7.

Congressional Research Service.

Sharp, Jeremy M. dan Alfred B. Prados. 2007. Syria: U.S Relations and Bilateral

Issues. Congressional Research Service.

Schwab, Klaus dan Michael E. Porter. 2008. The Global Competitiveness Report

2008 -2009. Jenewa: World Economi Forum.

Shalom, Zaki. 2011. The White House Middle East policy in 1973 as A Catalyst

for The Outbreak of The Youm Kippur War. Indiana University Press.

Shindler, Colin. 2008. A History of Modern Israel. Cambridge University Press.

Silva, Marta. 2010 The Annapolis Confrence: a chronic case of too little, too

late? George Washington University: Washington D.C.

Sale, Patrick. Syria Helped US Catch Mrs. Anthrax diunduh pada 14 Desember

2014 (http://www.upi.com/Top_News/2003/05/08/Syria-helped-US-catch-

Mrs-Anthrax/86331052404164/)

Sheehan, Michael. 1996. The Balance of Power: History and Theory h.59.

London and New York : Routledge Taylor and Francais Group.

Silaen, Ruth. 2011. “Latar Belakang Israel Mempertahankan Dataran Tinggi

Golan Pada Masa Pemerintahan Benjamin Netanyahu”. Skripsi S1 Jurusan

Page 125: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxix

Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Veteran Yogyakarta.

Smith, Ben dan Tim Youngs. 2010. “Middle East Peace Process: historical

background and a detailed chronology from 1990 to 2010”. International

Affairs and Defend Section: 2. Library House of Common

Suaramerdeka.com. Serangan Amerika ke Suriah dikecam diakses pada 24

Desember 2014

(http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/10/29/36790/Sera

ngan.Amerika.ke.Suriah.Dikecam)

Suwarno, Windratmo. 2012. “Mediasi dalam Hukum Internasional. Studi Kasus:

Mediasi AS dalam Konflik Suriah – Israel 1991-2000”. Jurnal CMES Vol.

V No.1: 2-18. Pusat Studi Timur Tengah Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial h.166, 170-175.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Teeva, Website Resmi diunduh pada 24 Desember 2014

(http://www.tevagenerics.com/about-teva-generics/who-we-are).

The Economist. 1995. Opening The Road to Damascus. Economist Intelligence

Unit N.A. Incorporated.

Page 126: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxx

Thomas, Michael. 2007. American Policy Toward Israel: The power and limits

and beliefs. New York: Routledge.

Toft, Peter.2005. John J. Mearsheimer: An Offensive Realist between Geopolitics

and Power h.6. Copenhagen: University of Copenhagen.

United Nations Website. 2003. “Security Council Meets in Emergency Session

Following Israel Air Strike Againts Syria”. Diunduh pada 12 Agustus

2014 (http://www.un.org/News/Press/docs/2003/sc7887.doc.htm).

United Nations Information System on The Question of Palestine (UNISPAL).

1981. “Resolusi 497 tahun 1981”. diunduh pada 2 Januari 2015

(http://unispal.un.org/UNISPAL.NSF/0/73D6B4C70D1A92B7852560DF

0064F101)

United States Departement of Commerce United States Bureau. “Trade In Goods

with Israel”. diunduh pada 13 September 2014

(https://www.census.gov/foreign-trade/balance/c5081.html)

United States Energy Information Administration Website. “Total Oil Supply

2002 – 2008”. Diunduh pada 24 Desember 2014

(http://www.eia.gov/cfapps/ipdbproject/iedindex3.cfm?tid=5&pid=53&ai

d=1&cid=ww,&syid=2002&eyid=2008&unit=TBPD)

United States President. 2002. National Security Strategy of The United States.

The White House.

Page 127: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxxi

United States Departement of State. 2013a. “Milestones 1969-1976: Oil Embargo

1973-1974”.diunduh pada 24 Desember 2014

(https://history.state.gov/milestones/1969-1976/oil-embargo)

------------------------------------------. 2013b. “US Relations With Iran”. Diunduh

pada 24 Desember 2014 (http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/5314.htm)

United States Departement of State Publication Office of the Coordinator for

Counterterrorism. 2009. Country Reports on Terrorism 2008.

United States Departement of Trade, Official Website diakses pada 24 Desember

2014 (https://www.census.gov/foreign-trade/balance/c5081.html#2002)

Vaisse, Justin. 2010. Why Neoconservatism Still Matters. Foreign Policy at

Brookings.

Walker, Edward.2002. Hizbullah is a terrorist organization. Middle East Institute

Middle East Quarterly.

Walt Stephen M. dan Mearsheimer. 2010. Dahsyatnya Lobi Israel. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Waltz, Kenneth. 1979. Theory of International Politics. US: Addison-Wesley

Publishing Company.

Wilcox Jr., Philip C. 2009. Brokering Mideast peace. The Christian Century

Foundation.

Page 128: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxxii

World Nuclear Association diakses pada 24 Desember 2014 (http://www.world-

nuclear.org/info/Safety-and-Security/Non-

Proliferation/Appendices/Nuclear-Proliferation-Case-Studies/)

Yarger, Harry R. 2006. Strategic Theory for The 21st Century: The Little Book on

Big Strategy.

Zayani, Mohammed. 2008. Courting and containing the Arab street: Arab public

opinion, the Middle East and U.S. public diplomacy. Association of Arab-

American University Graduates.

Zannoti, Jim. 2012. Israel: Background and U.S Relations. Congressional

Research Service.

Page 129: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxxiii

Lampiran 1

Wawancara penulis bersama Kuasa Usaha Suriah untuk Indonesia,

Dr. Basham Alkhatib pada tanggal 22 April 2014.

Berikut kutipan wawancaranya:

1. Dr. Basham Alkhatib (Charge d’Affaires)

2. Andhini Citra Pertiwi (Me)

Ambassador : “What can I do for you?”

Me : “First I want you to know that our pray belongs to your country. May

Allah gives you strength and patience through the sad day. Sir, related

to my thesis, I want to know how is the economic, social and political

conditions in Golan Heights?”

Ambassador : “Amin, Thank you. Don’t worry the storm will be passed because we

always believe in Allah SWT. Talking about the Golan Heights, it

cannot be separated with the others Israeli occupied territory, such as

Palestine and Lebanon". Israel occupied those territory after 1967 war

and it's contrary to UN charter. Golan Heights is our territory, the

Golan tree is belongs to Syrian, The Golan water is belong to Syrian

and the Golan People is Syrian. So we will do everything to take it

back. The Israeli only takes an advantage from Golan natural resources

and they don't stop to build settlement and nothing US can do to stop it

because Israel is their ally.”

Me : “So what was the US role to resolve that?”

Ambassador : “The US did nothing to resolve that.”

Me : “How about 2003 peace map and Annapolis Conference?”

Page 130: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxxiv

Ambassador : “Yes, US held that, but the main purpose was not for creating

everlasting peace in Middle East. But only for US interest. You know

what, in 2003 US Secretary of State Colin Powell met my president

and he said "I can help you to take Syrian territory back, but you

should agree with US invasion in Iraq and you should end your

relationship with Iran, then you also should help us to combat terrorist

in the region. After hearing that, my president decided to walk out

from that meeting. From 1991 Madrid Conference until now we

always stand for not only to taking back our territory but also to

support Palestine and Lebanon to obtain their right. What do you see

from implementation of US peace conference for Middle East? Israel

still continued settlement construction, Palestinian still haven't a

sovereign state, Iraq situation remains poorly and the conflict still go

on so the innocent people still become a victim.”

Me : “Why is it always like that sir?”

Ambassador : “Because, like i said before, US only seeking for their interest. If their

interest is diplomacy, so they'll do diplomacy and if their interest is

war, so they'll do war.”

Me : “How about the incentive sir? Did US give an incentive to Syria to

join in peace conference?”

Ambassador : “Yes a little incentives but every incentives had a consequences and

the consequences is always related to their interest.”

Me : “How about your opinion about bush diplomacy in Syria after 9/11

and after Iraq war?”

Page 131: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxxv

Ambassador : “If you talk about US, you don't talk about leader characteristic but

you talk about US system. So i think there was no big differences

between Bush Jr or Bush Sr or the others US president.”

Me : “In some President Bush speech, he mentioned Syria as a part of axis

of evil by supporting Hezbullah in creating terror. According to his

speech, the true Syrian mission behind that was to improve the

bargaining position of the Golan Heights issues in any peace talks that

the US held. What's your opinion?”

Ambassador : “Who is the real terrorist in here? who's been stealing the others

country natural resources, who's been occupying the others country

territory, who's attacking Palestinian, who's been never stop to fulfill

their interest? That's the real terrorist I think.”

Me :” In 2005, the US embargoed Syrian because allegedly participating in

the killing of Lebanese Prime Minister Rafiq Hariri. After that US -

Syrian relation was stretchable. What is your opinion about that?"

Ambassador : “There was cool fact about that news. With the God permission, the

sons of Al Hariri, his name is Saad Hariri declared that Syria was not

involved in his father assassination. So, it is more than enough to clear

that news."

Me : “What is the solution to resolve Israel - Syrian Conflict?”

Ambassador : “First, from governmental level, our stands is always clear. We

accepted normalization with Israel if they gives back our territory

included Lebanon dan Palestine territory according to the 1967

international border. Second we should have new civilization and

cultural project which needed cooperation with the others Arab and

Muslim Country including Indonesia. That project can increase our

Page 132: STRATEGI AMERIKA SERIKAT DALAM MERESPON KONFLIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39517/3/ANDHINI... · Sejarah kedua negara ini berawal dari ... Pada 1944 Suriah

xxxvi

mutual understanding and solidarity, so our bargaining position in

international arena could be stronger”.

Me : “What is your hope for US to resolve this conflict?”

Ambassador : “We don’t hope to US. We only hope to God. Because Allah who has

everything. And we only can hope to the other Arab or Muslim

country like Indonesia.”