44
Stomatitis merupakan peradangan mukosa (selaput lendir) dalam rongga mulut atau sering disebut juga sebagai sariawan. Biasanya, stomatitis juga disertai dengan luka atau ulkus yang menyebabkan penderita kesulitan mengunyah dan menelan makanan. Disfagia didefinisikan sebagai kesulitan menelan makanan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran pencernaan atas, seperti esofagus. Ada tiga penyebab disfagia : 1. Gangguan sistem saraf menelan misalnya pada penderita pasca- stroke 2. Gangguan aliran makanan karena adanya massa atau tumor pada esofagus. 3. Pembengkakan faring pada penderita faringitis dan stomatitis. Penderita faringitis, stomatitis dan disfagia memerlukan modifikasi diet dalam bentuk kepadatan makanan. Dalam kasus tertentu penderita menerima makanan dengan cara nasogastric feeding (NGT), makanan yang diberikan berupa makanan cair penuh atau kental. Tujuan diet pada disfagia adalah memberikan makanan dan minuman secukupnya sesuai kebutuhan gizi dan keadaan pasien.Syarat diet : 1. Cukup energi, disesuaikan dengan ada tidaknya demam, biasanya faktor injurinya 1,1 – 1,2. 2. Protein diberikan dengan rasio kalori : nitrogen = 175 : 1. 3. Makanan diberikan dalam porsi kecil, mudah dicerna, dan frekuensi makannya sering. 4. Bentuk makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan daya terima pasien, mulai dari makanan cair penuh, kemudian makanan saring, baru makanan lunak. 5. Cukup cairan dan zat gizi lain. 6. Disfagia yang disebabkan oleh stroke tidak boleh diberikan makanan cair jernih untuk mencegah tersedak atau aspirasi. Kotoran berwarna hitam berarti menandakan adanya darah di dalam feses. Darah menjadi hitam akibat adanya pendarahan yang berasal dari saluran pencernaan bagian atas, yang meliputi kerongkongan, perut dan bagian atas dari usus kecil.

Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hai

Citation preview

Page 1: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

Stomatitis merupakan peradangan mukosa (selaput lendir) dalam rongga mulut atau sering disebut juga sebagai sariawan. Biasanya, stomatitis juga disertai dengan luka atau ulkus yang menyebabkan penderita kesulitan mengunyah dan menelan makanan. Disfagia didefinisikan sebagai kesulitan menelan makanan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran pencernaan atas, seperti esofagus. Ada tiga penyebab disfagia :

1. Gangguan sistem saraf menelan misalnya pada penderita pasca-stroke

2. Gangguan aliran makanan karena adanya massa atau tumor pada esofagus.

3. Pembengkakan faring pada penderita faringitis dan stomatitis.

Penderita faringitis, stomatitis dan disfagia memerlukan modifikasi diet dalam bentuk kepadatan makanan. Dalam kasus tertentu penderita menerima makanan dengan cara nasogastric feeding (NGT), makanan yang diberikan berupa makanan cair penuh atau kental.

Tujuan diet pada disfagia adalah memberikan makanan dan minuman secukupnya sesuai kebutuhan gizi dan keadaan pasien.Syarat diet :

1. Cukup energi, disesuaikan dengan ada tidaknya demam, biasanya faktor injurinya 1,1 – 1,2.

2. Protein diberikan dengan rasio kalori : nitrogen = 175 : 1.

3. Makanan diberikan dalam porsi kecil, mudah dicerna, dan frekuensi makannya sering.

4. Bentuk makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan daya terima pasien, mulai dari makanan cair penuh, kemudian makanan saring, baru makanan lunak.

5. Cukup cairan dan zat gizi lain.

6. Disfagia yang disebabkan oleh stroke tidak boleh diberikan makanan cair jernih untuk mencegah tersedak atau aspirasi.

Kotoran berwarna hitam berarti menandakan adanya darah di dalam feses. Darah menjadi hitam akibat adanya pendarahan yang berasal dari saluran pencernaan bagian atas, yang meliputi kerongkongan, perut dan bagian atas dari usus kecil.

2. Gastritis (radang perut)Gastritis merupakan kondisi yang ditandai oleh peradangan pada selaput perut. Penyebab paling umum adalah konsumsi alkohol berlebihan, infeksi bakteri, obat tertentu dan merokok.

Gejala gastritis meliputi kotoran berwarna hitam, sakit perut, gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah darah.

Dalam beberapa kasus, obat-obatan yang mengurangi produksi asam lambung atau menetralkan asam lambung mungkin dapat membantu dalam mengurangi gejala-gejala.

Kenapa feses berwarna hitam?1. Adanya darah di dalam feses. Darah menjadi hitam akibat adanya pendarahan yg berasal dari

Page 2: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

pencernaan bagian atas, yg meliputi: kerongkongan, perut, dan bagian atas dari usus kecil.2. Beberapa hari feses belum dikeluarkan (belum BAB selama berhati-hari).3. Banyak makan makanan yg mengandung zat besi tinggi.4. Minum obat/vitamin/suplemen penambah darah atau yg mengandung zat besi, spt: Sangobion, Hemabion.

Dari kisah Anda di atas, memang benar feses bisa berwarna hitam karena memang lambung sedang terluka, ada pendarahan dari pencernaan bagian atas. Tetapi jangan khawatir, setelah sakit maag mereda, dalam beberapa hari kemudian feses akan berubah warna spt biasanya.. Bisa juga krn pengaruh obat.. Yg jelas, Anda tidak perlu cemas berlebihan.. Kecuali jika anda menderita penyakit maag kronis, ktu perlu diwaspadai.. Setiap org pasti pernah mengalami feses berwarna hitam, termasuk anak-anak 2tahun sekalipun.. Apalagi ibu hamil, jika setiap hari mengkonsumsi suplemen penambah darah, maka setiap hari feses ya berwarna hitam..

- Melena: Darah berasal dari saluran cerna bagian atas, seperti: kerongkongan dan lambung,

darah berwarna kehitaman, berbau busuk.

- Hematoschezia: Darah berasal dari saluran cerna bagian bawah, seperti usus besar atau

anus, warnanya merah segar dan umumnya tidak berbau.Jenis Yang Dibahas: Dispepsia FungsionalDispepsia fungsional adalah dyspepsia yang paling sering ditemukan. Kriteria diagnosisnya terdapat rasa nyeri dan tidak nyaman pada abdomen atas yang dapat menetap maupun hilang timbul selama setidaknya satu bulan. Tapi tidak ditemukan kelainan organik pada pemeriksaan klinik, biokimia, ebdoskopi, mapun ultrasonografi.

Berdasarkan gejala yang dominan, dyspepsia fungsional dapat diklasifikasi menjadi beberapa sub grup berdasarkan keluhan/gejala yang paling dominan.

Pertama, dispepsia dengan gejala seperti ulkus atau ulcer-like dyspepsia. Pasien memperlihatkan gejala seperti ulkus kronik. Gejala khasnya, nyeri terlokalisasi di epgastrium, sembuh setelah makan ataupun pemberian antasida, timbul sebelum makan ataupun ketika lapar. Pasien juga dapat terbangun di malam hari karena nyerinya. Nyeri ulcer-like dyspepsia timbul periodik dengan relaps dan remisi.

Kedua, dispepsia tipe dismotil. Gejala karakteristiknya, rasa tidak nyaman yang diperburuk oleh makanan, rasa cepat kenyang, mual, muntah, dan kembung di abdomen atas. Ketiga, dispepsia nonspesifik atau campuran. Tipe ini timbul akibat banyaknya laporan tumpang tindih gejala antar sub grup.

Faktor PenyebabPerubahan dan gangguan pola makanan, terutapa pada pasien usia remaja dengan penurunan berat badan yang signifikan. Kemudian alkohol dan nikotin rokok, stress, tumor atau kanker saluran pencernaan, serta pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu lama. Obat-obatan tersebut seperti suplemen besi atau kalium, digitalis, teofilin, antibiotik oral, terutama eritromisin dan ampisilin.

Page 3: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

Diagnosis BandingGastroesophageal Reflux Disease (GERD). Umumnya, penderita penyakit ini sering melaporkan nyeri abdomen bagian atas epigastrum/uluhati yang dapat ataupun regurgitasi asam.

Irritable bowel syndrome (IBS) yang ditandai dengan nyeri abdomen (perut) yang rekuren, yang berhubungan dengan buang air besar (defekasi) yang tidak teratur dan perut kembung. Kurang lebih sepertiga pasien dispepsia fungsional memperlihatkan gejala yang sama dengan IBS. Sehingga dokter harus selalu menanyakan pola defekasi kepada pasien untuk mengetahui apakah pasien menderita dispepsia fungsional atau IBS.

Pankreatitis kronik. Gejalanya berupa nyeri abdomen atas yang hebat dan konstan. Biasanya menyebar ke belakang.

Penyakit psikiatrik juga dapat menjadi penyebab sindrom dispesia. Misalnya pada pasien gengan keluhan multisistem yang salah satunya adalah gejala di abdomen ternyata menderita depresi ataupun gangguan somatisasi.

Diabetes Mellitus (DM) dapat menyebabkan gastroparesis yang hebat sehingga timbul keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, mual, dan muntah. Lebih jauh diabetik radikulopati pada akar saraf thoraks dapat menyebabkan nyeri abdomen bagian atas.

Gangguan metabolisme, seperti hipotiroid dan hiperkalsemia juga dapat menyebabkan nyeri abdomen bagian atas.

Penyakit jantung iskemik kadang-kadang timbul bersamaan dengan gejala nyeri abdomen bagian atas yang diinduksi oleh aktivitas fisik.

Nyeri dinding abdomen yang dapat disebabkan oleh otot yang tegang, saraf yang terjepit. Cirinya terdapat tenderness terlokalisasi yang dengan palpasi akan menimbulkan rasa nyeri dan kelembekan tersebut tidak dapat dikurangi atau dihilangkan dengan meregangkan otot-otot abdomen.

Peranan Endoskopi Melihat banyaknya penyakit dasar yang bermanifestasi dalam bentuk keluhan dispepsia, diperlukan suatu perhatian pendekatan diagnostik yang baik. Terutama untuk menyingkirkan atau menegakkan penyebab yang dapat menimbulkan morbiditas yang berat bahkan kematian. Berbagai sarana

Page 4: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

penunjang dapat dipakai untuk mencari penyebab dispepsia. Selain keadaan klinik yang ditunjang pemeriksaan laboratorium dan radiologi, pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas memegang peran yang sangat penting.

Alat endoskopi saat ini dibuat semakin lentur/ fleksibel dan diameter yang lebih kecil. Gambar yang dihasilkan makin baik memungkinkan pemeriksaan ini berlangsung dengan nyaman dan komplikasi yang sangat minim.

Penanganan1. DiitMakan sedikit-sedikit, banyak mengandung susu. Makanan harus lembek, mudah dicerna, tidak merangsang, dan kemungkinan dapat menetralisir HCl. Pemberiannya dalam porsi kecil berulang kali. Dilarang makan pedas, asam dan alkohol.

2. AntasidaBerguna untuk menetralisir HCl, mengurangi rasa nyeri. Dianjurkan dimakan diantara waktu makan. Sediaan yang suspensi lebih efektif karena kapasitas buffering leih baik dari yang tablet.

3. Golongan Antagonis Histamin H2Seperti Simetidin, Ranitidin, Famotidin. Berfungsi menyetop produksi asam lambung

4. AntikolinergikMenghambat inervasi saraf kolinergik posrganglionik pada otot polos dan memblokir aksi asetilkolin pada sel parietal sehingga akan mengurangi sekresi asam lambung.

5. ProkinetikYang sering: Metoklopramid, domperidon; yang berfungsi mengurangi rasa mual

6. Sitoprotektifa. Golongan prostaglandin E, yang juga mempunyai sifat sebagai anti-sekretorik. Prostaglandin akan merangsang sekresi bikarbonat dan memproduksi lendir dari mukosa gastroduodenal, meningkatkan aliran darah di mukosa, serta memperbaharui sel epitel yang rusak.

b. Golongan protektif lokal, yang mampu membentuk rintangan mekanik. Mekanisme sitoprotektif meliputi; membentuk rintangan pada lapisan mukosa, merangsang sekresi bikarbonat oleh sel epitel, meningkatkan aliran darah yang adekuat. Contohnya sukralfat, adalah garam alumunium dan sukrose oktosulfat, merupakan zat yang tidak dapat diserap, yang secara klinis sangat efektif untuk membantu penyembuhan tukak serta mencegah kekambuhan.

PencegahanPola makan yang normal dan teratur. Pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur. Sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabe, alkohol dan pantang rokok. Bila harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.

Page 5: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

PENDAHULUANJaringan lunak mulut terdiri dari mukosa pipi, bibir, ginggiva, lidah, palatum, dan dasar mulut. Struktur jaringan lunak mulut terdiri dari lapisan tipis jaringan mukosa yang licin, halus, fleksibel, dan berkeratin atau tidak berkeratin. Jaringan lunak mulut berfungsi melindungi jaringan keras di bawahnya; tempat organ, pembuluh darah, saraf, alat pengecap, dan alat pengunyah. 1Secara histologis mukosa mulut terdiri dari 3 lapisan, yaitu: 1) Lapisan epitelium, yang melapisi di bagian permukaan luar, terdiri dari berlapis-lapis sel mati yang berbentuk pipih (datar) dimana lapisan sel-sel yang mati ini selalu diganti terus-menerus dari bawah, dan sel-sel ini disebut dengan stratified squamous epithelium. 2) Membrana basalis, yang merupakan lapisan pemisah antara lapisan ephitelium dengan lamina propria, berupa serabut kolagen dan elastis. 3) Lamina propria, Pada lamina propria ini terdapat ujung-ujung saraf rasa sakit, raba, suhu dan cita rasa. Selain ujung-ujung saraf tersebut terdapat juga pleksus kapiler, jaringan limf dan elemen-elemen penghasil sekret dari kelenjar-kelenjar ludah yang kecil-kecil. Kelenjar ludah yang halus terdapat di seluruh jaringan mukosa mulut, tetapi tidak terdapat di jaringan mukosa gusi kecuali di mukosa gusi daerah retromolar. Disamping itu lamina propria ini sebagian besar terdiri dari serabut kolagen, serabut elastin dan sel-sel fibroblast serta sel-sel daerah yang penting untuk pertahanan melawan infeksi. Jadi mukosa ini menghasilkan sekret, bersifat protektif dan sensitif. Mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau rangsangan-rangsangan yang bersifat merusak. Mukosa mulut dapat mengalami kelainan yang bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan kondisi herediter. Pada keadaan normal di dalam rongga mulut terdapat bermacam-macam kuman yang merupakan bagian daripada “flora mulut” dan tidak menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Jika daya tahan mulut atau tubuh menurun, maka kuman-kuman yang apatogen itu menjadi patogen dan menimbulkan gangguan atau menyebabkan berbagai penyakit/infeksi. Daya tahan mulut dapat menurun karena gangguan mekanik (trauma, cedera), gangguan kimiawi, termik, defisiensi vitamin, kekurangan darah (anemi), dsb. 1Pada individu tertentu dapat terjadi reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada mukosa mulut, begitu juga dengan faktor psikis dan hormonal. Ini semua dapat terjadi pada suatu gangguan mulut yang disebut “stomatitis”. Pada kesempatan ini penulis ingin membahas masalah tersebut, terutama jenis stomatitis apthosa yang paling sering dialami penderita.

DEFINISI

Stomatitis aphtosa atau sariawan adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Stomatitis aphtosa atau sariawan atau dalam bahasa kerennya oral thrush merupakan penyakit yang diakibatkan dengan adanya jamur pada mulut dan saluran kerongkongan. Jamur yang sekarang kebih dikenal dengan sebutan Candida albicans bukanlah jamur yang aneh dan berbahaya. Hampir di setiap jengkal tubuh kita mengandung jamur ini termasuk di daerah mukosa mulut dan alat kelamin, namun adanya jamur ini tidak menimbulkan keluhan yang berarti. Dulu jamur ini lebih dikenal dengan sebutan Jamur Monilia. Jamur ini sering menimbulkan keluhan dikarenakan daya tubuh manusia (imuno) yang menurun sehingga pertahanan terhadap jamur dan bakteri lainnya berkurang. Keadaan seperti ini biasanya terjadi setelah pemberian antibiotic dalam jangka panjang, infeksi virus pada saluran pernapasan, iritasi pada mulut akibat

Page 6: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

adanya pemasangan gigi palsu, kawat gigi; diabetes, HIV, kanker serta pemberian pengobatan dengan kortikosteroid dan penyakit imunodefisiensi (berkurangnya daya tahan tubuh). Dengan demikian penyakit yang ringan pada mulut ini bisa mengindikasikan penyakit yang lebih berat, oleh karena itu jangan pernah meremehkan penyakit sariawan ini. Meski penyakit ini tidak begitu berat namun tetap saja keberadaan penyakit ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

TIPE PENYAKITStomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:1. Sariawan akut : Bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

2. Sariawan kronis : Akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif.

FAKTOR PENYEBABAda beberapa faktor-faktor penyebab yang dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa ini, diantaranya:1. Hal pertama yang harus dipikirkan adalah keadaan gigi bagi si pasien, karena higiene gigi yang buruk sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang.2. Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulsersehingga dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa.3. Mengkonsumsi air dingin atau air panas.4. Alergi, bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE dan keterkaitan antara beberapa jenis makanan dan timbulnya ulser. Gejala timbul biasanya segera setelah penderita mengkonsumsi makanan tersebut5. Faktor herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan yang tinggi pada anak kembar, dan pada anak-anak yang kedua orangtuanya menderita stomatitis aphtosa.6. Kelainan pencernaan Gangguan saluran pencernaan, seperti Chorn disease, kolitis ulserativ, dan celiac disease sering disertai timbulnya stomatitis apthosa.7. Faktor psikologis (stress), diduga berhubungan dengan produksi kortison di dalam tubuh.8. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi). Terbentuknya stomatitis aphtosa ini pada fase luteal dari siklus haid pada beberapa penderita wanita.9. Pada penderita yang sering merokok juga bisa menjadi penyebab dari sariawan. Pambentukan stomatitis aphtosa yang dahulunya perokok, bebas simtom ketika kebiasaan merokok dihentikan.10. Jamur, namun biasanya hal ini dihubungkan dengan penurunan sistem pertahanan tubuh (imuno). Berasal dari kadar imunoglobin abnormal.11. Pada penggunaan obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering (misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari.12. Sedangkan sariawan yang dikarenakan kekurangan vitamin C sangat mungkin terjadi, karena bagi si pasien yang kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan jaringan dimukosa mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya mengakibatkan sariawan.13. Kekurangan vitamin B dan zat besi juga dapat menimbulkan sariawan.. Namun kondisi seperti itu dapat diatasi dengan sering memakan buah ataupun makan sayur-sayuran. Penyakit yang

Page 7: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

menjangkit ini biasanya dapat menyerang siapa saja dan tidak mengenal umur maupun jenis kelamin, termasuk pada bayi yang masih berusia 6-24 bulan.

DAERAH YANG TERINFEKSIBiasanya daerah yang paling sering timbul stomatitis aphtosa (sariawan) ini pada daerah mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit-langit dalam rongga mulut.

TIPE PENYAKITStomatitis aphtosa ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:1. Sariawan akut : Bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, dan sebagainya. Pada sariawan akut ini bila dibiarkan saja akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.2. Sariawan kronis : Akan sulit sembuh jika dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu dan terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif.

JENISNYA SECARA KLINISSecara klinis stomatitis aphtosa ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe, diantaranya:1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS)Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Yang ditandai oleh luka (ulser) bulat atau oval, dangkal, dengan diameter kurang dari 5mm, dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. Ulserasi pada MiRAS cenderung mengenai daerah-daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut. Ulserasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam jangka waktu 10-14 hari tanpa meninggal bekas.

2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS)Hanya sebagian kecil dari pasien yang terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis stomatitis aphtosa pada jenis ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, dan berlangsung selama 4minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan dan lamanya lesi.

3. Ulserasi herpetiformis (HU)Istilah ’herpetiformis’ digunakan karena bentuk klinis dari HU (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes initidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa.

5. PatofisiologiTubuh sebenarnya memiliki pertahanan tubuh alamiah terhadap serangan bakteri. Pertahanan ini disebut dengan sistem laktoperoksidase (LP-system). Sistem ini terdapat pada saliva atau ludah. LP system dapat berfungsi sebagai bakteriostatis terhadap bakteri mulut dan bakteriosid terhadap bakteri patogen jika tersedia ketiga komponennya. Yaitu enzim laktoperoksidase, dosianat, dan hydrogen peroksida (H2O2). Bakteri di dalam mulut dapat berkembang biak tak terkendali karena sistem laktoperoksidase yang merupakan pertahanan alami dalam saliva umumnya rusak. Hal ini

Page 8: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

dikarenakan seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat kimia, seperti perasa, pewarna, pengawet, bahkan yang memakai zat pembasmi hama.

Pemakaian deterjen (sodium laurit sulfat) yang berlebihan dalam pasta gigi juga dapat sebagai peneyebab dari rusaknya ludah. Bila dalam pemakaian yang berlebihan atau melebihi toleransi dapat dengan mudah merusak ludah dan menghancurkan sistem pertahanan alami. Tidak hanya itu, pemakaian antiseptik pada obat kumur atau pasta gigi juga dapat merusakkan LP system, sebab antiseptik ini bersifat bakteriosid sehingga dapat membunuh semua bakteri yang berada di dalam rongga mulut, yang dapat mengakibatkan lingkungan mukosa mulut menjadi rusak.Seperti telah diterangkan bahwa mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau rangsangan-rangsangan yang bersifat merusak. Dilain pihak mulut tidak dapat melepaskan diri dari masuknya berbagai jenis kuman ataupun berbagai pengaruh rangsangan antigenik yang bersifat merusak.

Rangsangan perusak yang masuk sesuai dengan potensinya akan ditanggapi oleh tubuh baik secara lokal atau sistemik. Tanggapan ini dapat berlangsung wajar, artinya tanggapan-tanggapan tersebut secara normal dapat dieleminasi melalui aksi fagositosis. Sebenarnya reaksi tubuh terhadap rangsangan yang merusak itu bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan peradangan tersebut. Tetapi kadang-kadang reaksi jaringan amat berlebih, melebihi porsi stimulusnya sendiri sehingga reaksi pertahanan yang tadinya dimaksudkan untuk melindungi struktur dan fungsi jaringan justeru berakhir dengan kerusakan jaringan sendiri.Dalam keadaan yang tidak wajar, (Trauma, Stres dll ) terjadi ketidak seimbangan immunologik yang melahirkan fenomena alergi dan defisiensi immunologi dengan efek kerusakan-kerusakan yang menyangkut komponen vaskuler, seluler dan matriks daripada jaringan. Dalam hal ini sistem imun yang telah dibangkitkan untuk melawan benda asing oleh porsi reaksi yang tidak seimbang akhirnya ikut merusak jaringan-jaringan sendiri disekitarnya. Misalnya pelepasan mediator aktif dari aksi-aksi komplemen, makrofag, sel plasma, sel limposit dan leukosit, histamin, serta prostaglandin.

GEJALAGejalanya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi satu atau dua hari yang kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut. Bercak luka yang ditimbulkan akibat dari sariawan ini agak kaku dan sangat peka terhadap gerakan lidah atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas yang dirasakan ini dapat membuat kita susah makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit ini biasanya juga banyak mengeluarkan air liur. Biasanya sariawan ini akan sembuh dengan sendirinya adalam waktu empat sampai 20 hari. Bila penyakit ini belum sembuh sampai waktu 20 hari maka penderita harus diperiksa lebih lanjut untuk menentukan apakah ada sel kankernya atau tidak. Pada stomatitis aphtosa yang berat, dapat digunakan suatu alat pelindung mulut yang bersih dengan pengolesan anestetik lokal dibawah alat tersebut.

CARA MENGATASINYADalam mengatasi sariawan ini, dapat menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep (yang mengandung antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Jika sariawan sudah terlalu parah, bisa digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila sudah kronis disertai dengan demam).

JENIS OBAT YANG DIPAKAIAda beberapa jenis obat yang dikenal di masyarakat dan bisa membantu meredakan keluhan akibat

Page 9: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

sariawan. Ada jenis obat berbentuk salep dengan kandungan kortikosteroid yang dioleskan pada luka sariawan. Ada juga obat tetes yang digunakan untuk meredakan sariawan ini dengan gentien violet, perak nitrat, atau obat kumur yang dapat membantu mengurangi rasa sakit pada penderita sariawan. Dan juga pemberian vitamin C atau zat besi dalam dosis tinggi pada penderita sariawan yang kekurangan zat-zat tersebut sering dapat menolong. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin, akan lebih baik bila diperoleh dari sayuran dan buah-buahan yang merupakan vitamin natural. Mengonsumsi vitamin natural lebih efetif dibandingkan dengan mengonsumsi suplemen. Bila dikonsumsi berlebihan tidak akan merusak tubuh, karena kelebihannya akan dikeluarkan oleh tubuh. Selain itu juga lebih mudah diserap oleh tubuh. Pada penderita sariawan kambuhan yang disertai kecemasan obat (faktor psikologis), pemberian obat dapat disertai dengan obat anticemas untuk mengatasi masalah psikologisnya. Dan jika sariawan sudah terlalu parah, bisa digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila sudah kronis disertai dengan demam).

PENCEGAHANDengan mengetahui penyebabnya, kita diharapkan dapat menghindari terjadinya stomatitis aphtosa (sariawan) ini, diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama pada makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Selain itu, anda juga dianjurkan untuk menghindari stress. Namun bila sariawan selalu hilang timbul, anda dapat mencoba dengan kumur-kumur air garam hangat dan berkonsultasi dengan dokter gigi dengan meminta obat yang tepat sariawannya.

Ada beberapa usaha lain yang dilakukan untuk mencegah munculnya sariawan. Misalnya, menjaga kesehatan umum terutama kesehatan pada mulut, menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan, menghindari pasta gigi yang merangsang, menghindari kondisi stress, menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, sering mengkonsumsi buah dan sayuran, terutama vitamin B, vitamin C, dan zat besi; serta menghindari makanan dan obat-obatan atau zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut.

http://www.slideshare.net/andimulawarman13/lp-dispepsia

A.    Definisi

dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa

tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.

Dispepsi adalah istilah non spesifik yang dipakai pasien untuk menjelaskan keluhan perut

bagian atas. Gejala tersebut bisa berupa nyeri atau tidak nyaman, kembung, banyak

flatus, rasa penuh, bersendawa, cepat kenyang dan borborygmi (suara keroncongan dari

perut).

Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti pencernaan.

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinisyang terdiri dari rasa tidak

enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalamikekambuhan. Keluhan

Page 10: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi

asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispepsia. pengertian dispepsia terbagi dua,

yaitu :

1.      Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai

penyebabnya.Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ

tubuh misalnyatukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang

empedu, dan lain-lain.

2.      Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bila

tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan

struktur organberdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi

(teropong saluranpencernaan).

Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri

atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat

kenyang, dan sering bersendawa. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak

teratur, makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu,

ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress.

Dyspepsia disebabkan oleh beragam hal yang dapat ditelusuri berdasarkan kategorinya.

a.       Non-ulcer dyspepsia adalah dyspepsia yang tidak diketahui penyebabnya karena –

biladiendoskopi – bagian kerongkongan, perut, atau duodenum terlihat normal,

tidak menunjukkan borok sama sekali. Diperkirakan 6 dari 10 penderita dyspesia

tergolongdalam kategori ini,

b.      Duodenal and stomach (gastric) ulcers yakni dyspesia yang disebabkan oleh borok

diusus duabelas jari atau lambung. Jenis ini kerap dinamai peptic ulcer,

c.       Duodenitis and gastritis atau radang di usus duabelas jari dan/atau lambung.

Radangtersebut bisa saja ringan atau parah, tergantung luksnya. Gastritis akut

dapatdisebabkan oleh karena stres, zat kimiam isalnya obat-obatan dan alkohol,

makananyang pedas, panas maupunasam. Pada para yang mengalami stres akan

terjadiperangsangan sarafsimpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan

produksiasamklorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam

lambungakan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun

makananyang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi

untuk  menghasilkan mukus,mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya

untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa

lambungkarena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel

mukosagaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama

daerahfundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan

produksiHCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri

iniditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa

Page 11: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

lambungakibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan).

Eksfeliasi selmukosa gaster akan mengakibatkan erosipada sel mukosa. Hilangnya sel

mukosaakibat erosi memicu timbulnya perdarahan.Perdarahan yang terjadi dapat

mengancamhidup penderita, namundapat juga berhenti sendiri karena proses

regenerasi, sehinggaerosimenghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.

Helicobacter pylorimerupakan bakteri gram negatif. Organisme inimenyerang sel

permukaan gaster,memperberat timbulnya desquamasi seldan muncullah respon radang

kronis padagaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia

d.      Acid reflux, oesophagitis and GERD. Acid reflux terjadi ketika zat asam keluar

darilambung dan naik ke kerongkongan.Acid reflux bisa menyebabkan esofagitis

(radangkerongkongan) atau gastro-oesophageal reflux disease (GERD – acid reflux,

denganatau tanpa esofagitis). Manifestasi klinis GERD dapat berupa gejala yang

tipikal(esofagus) dan gejala atipikal (ekstraesofagus). Gejala GERD 70% merupakan

tipikal,yaitu :

Heart burn. Heart burn adalah sensasi terbakar di daerah retrosternal. Gejalaheart burn

adalah gejala yang tersering,

Regurgitasi. Regurgitasi adalah kondisi di mana material lambung terasa dipharing.

Kemudian mulut terasa asam dan pahit. Kejadian ini dapatmenyebabkan komplikasi

paru-paru,

Disfagia. Disfagia biasanya terjadi oleh karena komplikasi berupa striktur.

 

B.     Etiologi

Tidaklah mengherankan bahwa penyakit gastrointestinal telah banyak dikaitkan dengan

dispepsia. Namun, banyak penyakit non-gastrointestinal juga telah dikaitkan dengan

dispepsia. Contoh yang terakhir termasuk diabetes, penyakit tiroid, hiperparatiroidisme

(kelenjar paratiroid yang terlalu aktif), dan penyakit ginjal berat. Tidak jelas, bagaimana

penyakit non-gastrointestinal dapat menyebabkan penyakit dispepsia. Penyebab kedua

yang penting dari dyspepsia adalah obat. Ternyata bahwa banyak obat yang sering

dikaitkan dengan dispepsia, misalnya, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs

seperti ibuprofen ), antibiotik, dan estrogen ). Pada kenyataannya, kebanyakan obat

dilaporkan menyebabkan dispepsia dalam setidaknya beberapa pasien.

Seperti telah dibahas sebelumnya, dispepsia sebagian besar (bukan karena penyakit

non-gastrointestinal), namun diyakini disebabkan fungsi abnormal dari otot-otot organ

saluran pencernaan atau saraf mengontrol organ. Kontrol saraf pada saluran pencernaan

sangatlah kompleks. Sebuah sistem saraf bekerja sepanjang saluran pencernaan dari

kerongkongan ke anus di dinding otot dari organ-organ. Saraf ini berkomunikasi dengan

saraf lain yang melakukan perjalanan ke dan dari sumsum tulang belakang. Saraf dalam

Page 12: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

sumsum tulang belakang pada gilirannya berjalanan ke dan dari otak. Dengan demikian,

fungsi abnormal dari sistem saraf di dispepsia mungkin terjadi pada organ pencernaan

otot, sumsum tulang belakang, atau otak.

Sistem saraf mengontrol organ-organ pencernaan, seperti organ lainnya, mengandung

kedua saraf sensorik

dan motorik. Saraf-saraf terus menerus merasakan apa yang terjadi pada aktivitas dalam

organ dan menyampaikan informasi ini ke saraf di dinding organ. Dari sana, informasi

dapat disampaikan ke sumsum tulang belakang dan otak. Informasi diterima dan

diproses di dinding organ, sumsum tulang belakang, atau otak. Kemudian, berdasarkan

pada masukan sensorik dan cara input diproses, perintah (respon) dikirim ke organ

melalui saraf motorik. Dua dari respon-respon motor yang paling umum dalam usus kecil

adalah kontraksi atau relaksasi otot organ dan pengeluaran cairan dan / atau lendir

dalam organ.

Seperti telah disebutkan, fungsi abnormal dari saraf organ-organ pencernaan, setidaknya

secara teoritis, mungkin terjadi dalam organ, sumsum tulang belakang, atau otak. Selain

itu, kelainan mungkin terjadi dalam saraf sensorik, saraf motorik, atau di pusat-pusat

pengolahan di usus, sumsum tulang belakang, atau otak.

Beberapa peneliti berpendapat bahwa penyebab penyakit-penyakit fungsional adalah

kelainan pada fungsi saraf sensorik. Misalnya, aktivitas normal, seperti peregangan dari

usus kecil oleh makanan dapat menimbulkan sinyal sensorik yang dikirim ke sumsum

tulang belakang dan otak, di mana mereka dianggap menyakitkan. Peneliti lain

berpendapat bahwa penyebab penyakit-penyakit fungsional adalah kelainan pada fungsi

saraf motorik. Misalnya, perintah abnormal melalui syaraf-syaraf motor mungkin

menghasilkan kejang yang menyakitkan (kontraksi) dari otot-otot. Yang lain berpendapat

bahwa abnormal disebabkan oleh pusat pengolahan yang berfungsi dan bertanggung

jawab untuk penyakit fungsional salah menafsirkan sensasi normal atau mengirim

perintah yang abnormal ke organ. Bahkan, beberapa penyakit fungsional mungkin

disebabkan oleh disfungsi sensor, disfungsi motor, atau disfungsi baik sensorik dan

motorik. Lainnya mungkin karena kelainan di dalam pusat pengolahan.

Sebuah konsep penting yang relevan dengan mekanisme beberapa potensi (penyebab)

penyakit fungsional adalah konsep “hipersensitivitas visceral”. Konsep ini menyatakan

bahwa penyakit yang mempengaruhi organ-organ pencernaan sangat “peka” sehingga

mengubah respon saraf-saraf atau pusat pengolahan untuk sensasi yang berasal dari

organ. Menurut teori ini, penyakit seperti colitis (peradangan usus besar) dapat

menyebabkan perubahan permanen dalam kepekaan saraf atau pusat pengolahan usus

besar. Sebagai hasil dari peradangan sebelumnya, rangsangan normal dirasakan sebagai

abnormal (misalnya, sebagai hal yang menyakitkan). Dengan demikian, kontraksi usus

besar yang normal mungkin menyakitkan. Tidak jelas apa penyakit sebelum dapat

mengakibatkan hipersensitivitas pada orang, meskipun penyakit menular (bakteri atau

virus) dari saluran pencernaan disebutkan paling sering. Visceral hypersensitivity telah

ditunjukkan secara jelas pada hewan dan manusia. Perannya dalam penyakit-penyakit

Page 13: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

fungsional yang umum belum jelas saat ini.

Penyakit dan kondisi lain dapat memperburuk penyakit-penyakit fungsional, termasuk

dyspepsia. Kecemasan dan / atau depresi mungkin faktor memperburuk paling sering

diakui untuk pasien dengan penyakit fungsional. Faktor lain yang memberatkan adalah

siklus menstruasi . Selama periode haid, wanita seringkali mencatat bahwa gejala

fungsional mereka buruk. Hal ini sesuai sewaktu hormon wanita, estrogen dan

progesteron berada pada tingkat tertinggi. Selain itu, telah diamati bahwa mengobati

wanita yang memiliki dispepsia dengan leuprolida (Lupron), obat injeksi yang menutup

produksi tubuh estrogen dan progesteron, yang efektif dalam mengurangi gejala

dispepsia pada wanita premenopause. Observasi ini mendukung peran hormon dalam

intensifikasi gejala fungsional.

Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran cerna atas akibat proses penuaan,

terutama pada ketahanan mukosa lambung. Kadar asam lambung lansia biasanya

mengalami penuruna hingga 85%.

Dispepsia dapat disebabkan oleh kelainan organik, yaitu :

a.    Gangguan penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak gaster atau duodenum,

gastritis, tumor, infeksi bakteri Helicobacter pylori.

b.  Obat-obatan: anti inflamasi non steroid (OAINS), aspirin, beberapa jenis antibiotik,

digitalis, teofilin dan sebagainya.

c.  Penyakit pada hati, pankreas, maupun pada sistem bilier seperti hepatitis,

pankreatitis, kolesistitis kronik.

d.  Penyakit sistemik seperti diabetes melitus, penyakit tiroid, penyakit jantung koroner.

Dispepsia fungsional dibagi 3, yaitu :

a.    Dispepsia mirip ulkus bila gejala yang dominan adalah nyeri ulu hati.

b.    Dispepsia mirip dismotilitas bila gejala dominan adalah kembung, mual, cepat

kenyang.

c.    Dispepsia non-spesifik yaitu bila gejalanya tidak sesuai dengan dispepsia mirip ulkus

maupun dispepsia mirip dismotilitis.

Peranan pemakaian OAINS dan infeksi H. Pylori sangat besar pada kasus-kasus dengan

kelainan organik. Penyebab dispepsia secara rinci adalah:

1. Menelan udara (aerofagi)

2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung

3. Iritasi lambung (gastritis)

4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis

Page 14: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

5. Kanker lambung

6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)

8. Kelainan gerakan usus

9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi

10. Infeksi Helicobacter pylori

Dyspepsia organik Dyspepsia fungsional

-          Ulkus peptik kronik (ulkus

ventrikuli, ulkus

duodeni)-          Gastro-esophageal

reflux disease  (GORD), dengan

atau tanpa esofagitis.

-          Obat : OAINS, Aspirin

-          Kolelitiasis simtomatik

-          Pancreatitis kronik

-          Gangguan metabolik

(uremia, hiperkalsemia,

gastroparesis DM)

-          Keganasan (gaster,

pancreas, kolon)

-          Insufisiensi vaskula

mesenterikus

-          Nyeri dinding perut

-          Disfungsi sensorik-

motorik

gastroduodenum-          Gast

roparesis

idiopatik/hipomotilitas

antrum

-          Disritmia gaster

-          Hipersensitivitas

gaster/duodenum

-          Faktor psikososial

-          Gastritis H. pylori

-          Idiopatik

 

 

C.    Faktor Predisposisi

Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit dan pola hidup. berikut ini berbagai

penyakit (kondisi medis) yang dapat menyebabkan keluhan dispepsia :

a.       Dispepsia fungsional (nonulcer dyspepsia). Dispepsia fungsional adalah rasa tidak

nyaman hingga nyeri di perut bagian atas yang setelah dilakukan pemeriksaan

menyeluruh tidak ditemukan penyebabnya secara pasti. Dispepsia fungsional adalah

penyebab maag yang paling sering.

Page 15: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

b.      Tukak lambung (stomach ulcers). Tukak lambung adalah adanya ulkus atau luka  di

lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang dirasakan terus menerus,

bersifat kronik (lama) dan semakin lama semakin berat.

c.       Refluks esofagitis (gastroesophageal reflux disease)

d.      Pangkreatitis

e.       Iritable bowel syndrome

f.       Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti

inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan

peradangan pada lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali maka

kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya secara

terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan maag.

g.      Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau

infeksi berat dapat menyebabkan gastritis serta pendarahan pada lambung.

h.      Malabsorbsi (gangguan penyerapan makanan)

i.        Penyakit kandung empedu

j.        Penyakit liver

k.      Kanker lambung (jarang)

l.        Kanker esofagus (kerongkongan)(jarang)

m.    Penyakit lain (jarang)

 

D.    Patofisiologi

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti

nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi

kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan

erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian

dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya

kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa

impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan Dengan

kriteria tidak adanya kelainan organik pada SCBA, maka teori patogenesisnya sangat

bervariasi. Berbagai usaha telah dicoba untuk menerangkan korelasi yang ada antara

keluhan dengan sedikitnya temuan kelainan yang ada secara konvensional.

Page 16: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

 

E.     Manifestasi Klinis

a.    Nyeri perut (abdominal discomfort),

b.    Rasa perih di ulu hati,

c.     Mual, kadang-kadang sampai muntah,

d.   Nafsu makan berkurang,

e.    Rasa lekas kenyang,

f.     Perut kembung,

g.    Rasa panas di dada dan perut,

h.    Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi

dispepsia menjadi 3 tipe :

1.    dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia), dengan gejala :

-       nyeri epigestrium terlokasi.

-       Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid.

-       Nyeri saat lapar.

-       Nyeri episodik

2.    dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia), dengan

gejala :

-       mudah kenyang.

-       Perut cepat terasa penuh saat makan.

-       Mual.

-       Muntah

-       Uuper abdominal bloating.

-       Rasa tak nyaman bertambah saat makan.

Page 17: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

3.    dispepsia non spesefik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)

 

G.    Komplikasi

Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya komplikasi

yang tidak ringan. Salah satunya komplikasi dispepsia yaitu luka di dinding lambung

yang dalam atau melebar tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam

lambung. Bila keadaan dispepsia ini terus terjadi luka akan semakin dalam dan dapat

menimbulkan komplikasi pendarahan saluran cerna yang ditandai dengan terjadinya

muntah darah, di mana merupakan pertanda yang timbul belakangan. Awalnya

penderita pasti akan mengalami buang air besar berwarna hitam terlebih dulu yang

artinya sudah ada perdarahan awal. Tapi komplikasi yang paling dikuatirkan adalah

terjadinya kanker lambung yang mengharuskan penderitanya melakukan operasi.

 

H.    Penatalaksanaan

Penatalaksanaan non farmakologis

1)    Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

2)    Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang

berlebihan, nikotin rokok, dan stres

3)    Atur pola makan

Penatalaksanaan farmakologis yaitu:

Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam

mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya pun

masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo.

Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan

antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah

terjadinya muntah)

Penatalaksanaan yang tepat pada pasien dengan dispepsia, antara lain :

1.      Edukasi kepada pasien untuk mengenali dan menghindari keadaan yang potensial

mencetuskan serangan dispepsia

2.      Modifikasi pola hidup

Page 18: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

Menghindari jenis makanan yang dirasakan sebagai faktor pencetus. Pola makan porsi

kecil tetapi sering dan makanan rendah lemak.

3.      Obat-obatan

Obat-obatan yang dianjurkan adalah golongan antasida, anti sekresi dan prokinetik

dapat digunakan untuk mengurangi keluhan.

Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu :

- Antasid 20-150 ml/hari

Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam

lambung. Campuran yang biasanya terdapat dalam antasid antara lain Na bikarbonat, AL

(OH)3, Mg (OH)2 dan Mg trisilikat. Pemakaian obat ini sebaiknya jangan diberikan terus-

menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa nyeri. Mg trisilikat dapat

dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat

nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk

senyawa MgCl2.

- Antikolinergik

Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu

pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asam

lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.

- Antagonis reseptor H2

Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial

seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor H2 antara lain

simetidin, roksatidin, ranitidin dan famotidin.

Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)Sesuai dengan namanya,

golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses

sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol,

lansoprazol dan pantoprazol.

- Sitoprotektif

Prostaglandin sintetik seperti misoprostol (PGE) dan enprestil (PGE2). Selain bersifat

sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi

meningkatkan sekresi prostaglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki

mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat

mukosa, serta membentuk lapisan protektif (sebagai site protective), yang senyawa

dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).

Page 19: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

- Golongan prokinetik

Obat yang termasuk golongan prokinetik, yaitu sisaprid, dom peridon dan

metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan

refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung

(acid clearance)

 

I.       Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang harus bias menyingkirkan kelainan serius, terutama kanker

lambung, sekaligus menegakkan diagnosis bila mungkin. Sebagian pasien memiliki

resiko kanker yang rendah dan dianjurkan untuk terapi empiris tanpa endoskopi. berikut

merupakan pemeriksaan penunjang:

a.    Tes Darah

Hitung darah lengkap dan LED normal membantu menyingkirkan kelainan serius. Hasil

tes serologi positif untukHelicobacter pylori menunjukkan ulkus peptikum namun belum

menyingkirkan keganasan saluran pencernaan.

b.    Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)

Endoskopi adalah tes definitive untuk esofagitis, penyakit epitellium Barret, dan ulkus

peptikum. Biopsi antrum untuk tes ureumse untuk H.pylori (tes CLO).

Endoskopi adalah pemeriksaan terbaik masa kini untuk menyingkirkan kausa organic

pada pasien dispepsia. Namun, pemeriksaan H. pylori merupakan pendekatan

bermanfaat pada penanganan kasus dispepsia baru. Pemeriksaan endoskopi

diindikasikan terutama pada pasien dengan keluhan yang muncul pertama kali pada usia

tua atau pasien dengan tanda alarm seperti penurunan berat badan, muntah, disfagia,

atau perdarahan yang diduga sangat mungkin terdapat penyakit struktural.

Pemeriksaan endoskopi adalah aman pada usia lanjut dengan kemungkinan komplikasi

serupa dengan pasien muda.Menurut Tytgat GNJ, endoskopi direkomendasikan sebagai

investigasi pertama pada evaluasi penderita dispepsia dan sangat penting untuk dapat

mengklasifikasikan keadaan pasien apakah dispepsia organik atau fungsional. Dengan

endoskopi dapat dilakukan biopsy mukosa untuk mengetahui keadaan patologis mukosa

lambung.

c.    DPL : Anemia mengarahkan keganasan

d.   EGD : Tumor, PUD, penilaian esofagitis

Page 20: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

e.    Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium termasuk hitung darah

lengkap, laju endap darah, amylase, lipase, profil kimia, dan pemeriksaan ovum dan

parasit pada tinja. Jika terdapat emesis atau pengeluaran darah lewat saluran cerna

maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan barium pada saluran cerna bgian atas.

 

J.      Pemeriksaan Fisik

Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien dyspepsia yang belum diinvestigasi

terutama hasrus ditujukan untuk mencari kemungkinan adanya kelainan organik sebagai

kausa dispepsia. Pasien dispepsia dengan alarm symptoms kemungkinan besar didasari

kelainan organik. Menurut Wibawa (2006), yang termasuk keluhan alarm adalah:

1.    Disfagia,

2.    Penurunan Berat Badan (weight loss),

3.    Bukti perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena, hematochezia, anemia

defisiensi besi,atau fecal occult blood),

4.    Tanda obstruksi saluran cerna atas (muntah, cepat penuh).

Pasien dengan alarm symptoms perlu dilakukan endoskopi segera untuk menyingkirkan

penyakit tukak peptic dengan komplikasinya, GERD (gastroesophageal reflux disease),

atau keganasan.

 

K.    Pencegahan

Pola makan yang normal, dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan

dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang berkadar

asam tinggi, cabai, alkohol dan, pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu

penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu

fungsi lambung. Berikut adalah 11 solusi mencegah gangguan pencernaan

1.     biasakan makan teratur

2.     Kunyah makanan dengan baik supaya enzim ptialin dalam kelenjar ludah dapat

melakukan fungsinya dengan sempurna

3.      Jangan makan terlalu banyak

4.      Jangan berbaring setelah makan

Page 21: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

5.      Hindari waktu makan yang terlalu ber-dekatan supaya proses mencerna tidak

terganggu (interval 2-3 jam)

6.      Jangan makan sambil minum (setiap cairan yang dikonsumsi dengan makanan

padat akan mengurangi aktivitas cairan pencernaan yang terlibat dalam proses

pencernaan)

7.      Tingkatkan konsumsi makanan sumber serat

8.      Konsumsi makanan probiotik

9.      Kurangi konsumsi makanan pembentuk asam (protein hewani dan karbohidrat

sederhana)

10.  Jangan makan makanan yang terlalu panas atau dingin (dapat mengiritasi lapisan

dinding lambung)

11.  Kurangi stress

Disfagia,Dispepsia,GERD

DISFAGIA

• DEFINISI

Sulit menelan merupakan suatu gejala atau keluhan yang diakibatkan adanya kelainan di dalam saluran pencernaan yang paling atas, yakni orofaring dan esophagus. Keluhan ini akan bermanifestasi bila terdapat gangguan gerakan-gerakan pada otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari mulut ke lambung. Beberapa keluhan lain yang dapat menyertai keluhan sulit menelan adalah nyeri waktu menelan ( odinofagia), rasa terbakar di leher hingga dada, rasa mual dan muntah, muntah darah (hematemesis), berak berdarah (melena) batuk dan berat badan berkurang. Manifestasi klinik yang sering ditemukan ialah sensasi makanan yang tersangkut di daerah leher atau dada ketika menelan. Lokasi rasa sumbatan di daerah dada dapat menunjukkan kelainan di esofagus bagian torakal. Tetapi bila sumbatan berada di leher, kelainannya terletak di faring atau esofagus bagian servikal.Manifestasi klinik yang sering ditemukan ialah sensasi makanan yang tersangkut di daerah leher atau dada ketika menelan. Lokasi rasa sumbatan di daerah dada dapat menunjukkan kelainan di esofagus bagian torakal. Tetapi bila sumbatan berada di leher, kelainannya terletak di faring atau esofagus bagian servikal.PENYEBAB DISFAGIA

• Disfagia mekanik, terjadi karena sumbatan rongga esofagus oleh masa, peradangan, penyempitan, atau penekanan dari luar

• Disfagia motorik…karena adanya kelianan pada sistem syaraf yang berperan dalam proses menelan.

Page 22: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

• Disfagia karena gangguan emo0si berat atau disfagia psikogenik

• Kelaianan congenital atau bawaan

• Trauma

• Benda asing

• Penyakit degeneratif

• Pembagian gejala dapat menjadi dua macam yaitu disfagia orofaring dan disfagia esophagus

• - Gejala disfagia orofaringeal adalah kesulitan mencoba

• menelan, tersedak atau menghirup air liur ke dalam paru

• paru saat menelan, batuk saat menelan, muntah cairan

• melalui hidung, bernapas saat menelan makanan, suara

• lemah, dan berat badan menurun.

• - Sedangkan gejala disfagia esofagus adalah sensasi

• tekanan dalam dada tengah, sensasi makanan yang

• menempel di tenggorokan atau dada, nyeri dada, nyeri

• menelan, rasa terbakar di dada yang berlangsung kronis,

• belching, dan sakit tenggorokan.

GEJALA DISFAGIADisfagia juga dapat disertai dengan keluhan lainnya, seperti :- rasa mual- muntah- regurgitasi- hematemesis- melena- anoreksia- hipersalivasi- batuk- dan berat badan yang cepat berkurang.

Kesulitan menelan dapat terjadi pada semua kelompok usia, akibat dari kelainan kongenital, kerusakan struktur, dan/atau kondisi medis tertentu. Masalah dalam menelan merupakan keluhan yang umum didapat di antara orang berusia lanjut. Oleh karena itu, insiden disfagia lebih tinggi pada orang berusia lanjut dan juga pada pasien stroke. Kurang lebih 51-73% pasien stroke menderita disfagia. - disfagia motorik disebabkan oleh kelainan neuromuscular yang berperan dalam proses menelan. Lesi di pusat menelan di batang otak, kelainan saraf otak n.V, n.VII, n.IX, n.X dan n.XII, kelumpuhan otot faring dan lidah serta gangguan peristaltik esofagus dapat menyebabkan disfagia.

Page 23: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

Kelainan otot polos esofagus akan menyebabkan gangguan kontraksi dinding esofagus dan relaksasi sfingter esofagus bagian bawah, sehingga dapat timbul keluhan disfagia. Penyebab utama dari disfagia motorik adalah akalasia, spasme difus esofagus, kelumpuhan otot faring, dan scleroderma esofagus. - Disfagia dapat juga timbul karena terdapat gangguan emosi atau tekanan jiwa yang berat (factor psikogenik). Kelainan ini disebut globus histerikus.Proses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur yang berperan dalam proses menelan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan. Keberhasilan mekanisme menelan ini tergantung dari beberapa faktor yaitu ukuran bolus makanan, diameter lumen esofagus yang dilalui bolus, kontraksi peristaltik esofagus, fungsi sfingter esofagus bagian atas dan bagian bawah, dan kerja otot-otot rongga mulut dan lidah.Integrasi fungsional yang sempurna akan terjadi bila sistem neuromuscular mulai dari susunan saraf pusat, batang otak, persarafan sensorik dinding faring dan uvula, persarafan ekstrinsik esofagus serta persarafan intrinsik otot-otot esofagus bekerja dengan baik sehingga aktivitas motorik berjalan lancar. Kerusakan pada pusat menelan dapat menyebabkan kegagalan aktivitas komponen orofaring, otot lurik esofagus, dan sfingter esofagus bagian atas. Oleh karena otot lurik esofagus dan sfingter esofagus bagian atas juga mendapat persarafan dari inti motor n.vagus, aktivitas peristaltik esofagus masih tampak pada kelainan otak. Relaksasi sfingter esofagus bagian bawahterjadi akibat peregangan langsung dinding esofagus.

TERAPI DISFAGIA

• BEDAH

• MEMODIFIKASI MAKANAN..

• Ex:..makan dengan –posisi duduk, jika makanan tiba2 berhenti maka cobalah untuk berdiri meregangkan bagian atas tubuh, jangan makan sambbil berbaring, jika otot rahang dan lidah lemah perlu dilatih agar kuat.

KOMPLIKASI

• Aspirasi trakea bahan tertelan

• Sekresi oral

• Peunomonia akut

• Paru-paru kronis

• Penurunan berat badan’

PENCEGAHAN

• Makan dengan posisi duduk

• Makan dengan perlahan-lahan, tenang, kunyahlah makanan hingga lembut

• Pastikan mulut dalam keadaan kososng sebelum memasukan makanan berikutnya

PENYAKIT DISPEPSIA

Page 24: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

DEFINISI

Adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada,yang sering dirasakan sebagai adanya gas,perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar diperut.

Dispepsia dibedakan menjadi 2 yaitu

1.Dispepsia organik

jika keluhan yang timbul disebabkan karena kelainan organ tubuh seperti tukak lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan sebagainya. Selain itu, obat-obatan rematik, beberapa antibiotik, penyakit diabetes melitus, dan penyakit jantung juga dapat menimbulkan dispepsia organik.

2.Dispepsia fungsional

berupa keluhan dispepsia yang telah berlangsung beberapa minggu tanpa didapat kelainan atau gangguan struktural organ tubuh berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi.

berupa keluhan dispepsia yang telah berlangsung beberapa minggu tanpa didapat kelainan atau gangguan struktural organ tubuh berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi.

• * Dispepsia mirip ulkus (luka/ tukak). Gejala utamanya adalah nyeri pada ulu hati.* Dispepsia mirip dismotilitas. Gejala utamanya adalah kembung, mual, dan cepat sekali merasa kenyang.* Dispepsia non spesifik, gejala utamanya tidak jelas masuk ke dalam kelompok pertama dan kedua.

GEJALA

• Rasa nyeri yang tajam, perih,terbakar di ulu hati- dapat ditunjuk dengan 1 jari

• Sebab : rangsangan asam lambung

• Muntah darah (hematemesis)

• Buang air berdarah (melena)

PENGOBATAN

• Pengobatan:

• Menetralkan asam lambung di dalam lambung

• Mengurangi produksi asam lambung

• Memperkuat pertahanan mukosa lambung

Page 25: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

• Intervensi dini terhadap sakit maag yaitu dengan mengonsumsi obat yang bisa menetralkan atau menghambat produksi yang berlebihan dari asam lambung (jenis antasid). Bisa juga diberikan obat yang memperbaiki motilitas lambung. Apabila setelah dua minggu obat yang diberikan tidak bermanfaat, biasanya dokter akan memeriksa dengan peralatan khusus.

• Obat-obatan juga dapat menyebabkan sindrom dispepsia, seperti suplemen besi atau kalium, digitalis, teofilin, antibiotik oral, terutama eritromisin dan ampisilin. Mengurangi dosis ataupun menghentikan pengobatan dapat mengurangi keluhan dispepsia. Penyakit psikiatrik juga dapat menjadi penyebab sindrom dispesia. Misalnya pada pasien gengan keluhan multisistem yang salah satunya adalah gejala di abdomen ternyata menderita depresi ataupun gangguan somatisasi. Gangguan pola makan juga tidak boleh dilupakan apalagi pada pasien usia remaja dengan penurunan berat badan yang signifikan.

etiologi

Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jikaanda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus(saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal inimenyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obatanti- inflammatory, dapatmenyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan.

DEVINISI GERD

• GERD (Gastro Esophageal Reflux Disease),yakni penyakit saluran cerna bagian atas (sekitar kerongkongan) dan merupakan gangguan saluran cerna bagian atas yang terjadi karena adanya aliran balik secara spontan dari isi lambung ke kerongkongan.isi lambung terdiri dari berbagai zat,salah satunya ialah Asam Lambung.

ASAM LAMBUNG

• Asam lambung diproduksi oleh lambung.zat ini berfungsi mengurai makanan hingga mudah diserap oleh tubuh.meskipun asam lambung sangat kuat,dinding lambung memiliki lapisan pelindung sehingga tidak rusak sekalipun setiap hari dipercik oleh cairan asamnya,ketika orang sedang stres,produksi asam lambung meningkat.bila hal itu sering terjadi,asam lambung akan merusak dan mengiritasi dinding lambung sehingga timbul barbagai gejala dan keluhan yang mengganggu aktivitas sehari2.

FAKTOR-FAKTOR PEMICU ASAM LAMBUNG NAIK KE KERONGKONGAN ( EKSOFAGUS )

• Fakta menunjukkan, semakin bertambahnya usia seseorang, kekuatan otot cincin pada perbatasan kerongkongan dengan lambung melemah sehingga cairan lambung mudah naik ke kerongkongan.

• Tekanan tinggi pada lambung bisa disebabkan kegemukan. Orang gemuk jika tidur terlentang sehabis makan, maka akan membuat tekanan di lambung tinggi sehingga makanan dari lambung bisa naik ke kerongkongan.

Page 26: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

• Namun, GERD tidak hanya mengancam pada seseorang yang mengalami kegemukan saja. Pasien asma, wanita hamil dan gangguan kejiwaan atau stres psikis pun bisa terserang penyakit ini.

GEJALA PENYAKIT GERD

• Gejala penyakit ini ialah nyeri ulu hati dan dada, sulit menelan, sering sendawa, batuk kronis terutama di malam hari dan radang tenggorokan. Namun gejala yg paling khas adalah rasa (sensasi) seperti terbakar dibagian belakang tulang dada dan naiknya aliran rasa asam kerongga mulut hingga lidah terasa pahit dan asam (regurgitasi). Gejala itu mirip maag, sehingga banyak orang terkecoh seolah penyakit maag. Memang sama-sama akibat peningkatan asam lambung, tetapi lokasinya berbeda. Kalau maag gangguannya dilambung, sedangkan GERD di kerongkongan (diatas lambung).

• Penyakit ini tergolong sindrom dispepsia, yang menggambarkan adanya kumpulan atau gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati.

KOMPLIKASI : PERADANGAN KERONGKONGAN

• Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal kelompok usia. GERD tidak segera diatasi dengan baik akan menyebabkan komplikasi antara lain radang, pendarahan, penyempitan pada kerongkongan dan lebih jauh dapat menyebabkan KANKER. Komplikasi lain adalah kesulitan menelan, pencetus asma dan batuk menahun. Menyadari bahayanya komplikasi, maka segera berobat jika merasakan gejala-gejala seperti itu.

PENGOBATAN : KENDALIKAN ASAM LAMBUNG

• Untuk mengatasi efek negatif dari GERD dapat dilakukan dengan mengendalikan produksi asam lambung. Hal itu bertujuan mengurangi ketidaknyamanan akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan.

• Penderita disarankan menghentikan kebiasaan merokok, alkohol, soda dan kopi, teh, coklat. Batasi pula mengonsumsi daging kambing, sebab makanan ini sulit dicerna. Turunkan berat badan hingga mencapai berat ideal. Lakukan olahraga secara teratur sesuai kemampuan. Jenis olahraga pilih sesuai kesukaan, hanya selama olahraga harus sungguh-sungguh agar banyak berkeringat. Banyak keringat menunjukkan terjadinya pembakaran lemak dalam jumlah yang besar. Untuk memperlancar pengeluaran lemak yang terbakar, sehabis olah raga minum air putih dalam jumlah yg banyak.

PENCEGAHAN GERD

• Agar tidak terkena GERD, berikut adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman (dan pengobatan) :

• Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan cincin bawah kerongkongan, seperti makanan dengan tingkat keasaman tinggi dan berlemak (hamburger, jeruk, tomat), kopi, teh, alkohol, dan cokelat.

• Bagi porsi makan Anda menjadi beberapa kali dalam porsi yang lebih kecil daripada makan berlebihan dalam sekali waktu. Jangan makan larut malam. Jangan berbaring segera setelah makan.

Page 27: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

• Kontrol berat badan dan hentikan rokok. Capai berat badan yang ideal sebab kegemukan akan memberi tekanan ekstra pada cincin bawah kerongkongan.

• Hentikan rokok karena tembakau akan meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan cincin bawah kerongkongan.

• Hindari bungkuk ke depan kecuali memang harus karena hal ini meningkatkan tekanan pada cincin bawah kerongkonga.

• Jangan gunakan ikat pinggang ketat atau pakaian yang ngepres. Naikkan posisi kepala tempat tidur Anda 6-10 inci karena berbaring datar menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan.

• Cek atau konsultasikan dengan dokter sebelum minum obat-obat penghilang rasa sakit (analgesik NSAID) yang dapat membuat gejala-gejala GERD menjadi lebih parah.

• Pastikan bahwa dokter Anda mengetahui semua jenis obat yang Anda minum. Hindari stress karena stress bisa memicu peningkatan asam lambung.

Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak enak di perut bagian ulu hati (NN, 2004). Pendapat lain menyebutkan bahwa dispepsia adalah kelainan di dalam tubuh akibat reaksi tubuh terhadap keadaan sekeliling yang menimbulkan gangguan ketidakseimbangan metabolisme yakni makanan di dalam saluran pencernaan, terutama menyerang usia produktif 30 - 50 tahun (NN, 2002). Sedangkan menurut Mansjoer, Triyanti, Savitri, Wardhani dan Setiowulan, (1999:488) dispepsia merupakan kumpulan keluhan gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Ahli lain berpendapat bahwa dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari kelainan saluran makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas, perih, mual, yang kadang¬kadang disertai rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksia, kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam dari mulut (Hadi, 1995:153).Sehingga dapat disimpulkan bahwa dispepsia merupakan kumpulan keluhan yang meliputi rasa nyeri pada ulu hati, perih, mual, rasa panas di dada , anoreksia, lekas kenyang, kembung, dan regurgitasi akibat gangguan sistem pencernaan.

2. PenyebabMenurut Hadi (1995), penyebab dispepsia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan dispepsia fungsional.a. Dispepsia organik (dispepsia yang penyebabnya sudah pasti) Jarang ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun. Penyebabnya antara lain sebagai berikut.1). Dispepsia tukak (ulcus like dyspepsia) Gejala yang ditemukan biasanya nyeri ulu hati pada waktu tidak makan (night pain)

2). Dispepsia tidak tukak Gejalanya sama dengan dispepsia tukak, bisa pada klien gastritis, duodenitis, tetapi pada pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda tukak. 3). Refluks gastroesofagusGejala berupa rasa panas di dada dan regurgitasi terutama setelah makan.4). Penyakit saluran empedu

Page 28: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

Keluhan berupa nyeri mulai dari perut kanan atas atau ulu hati yang menjalar ke bahu kanan dan punggung.5). Karsinoma a). Kanker esofagus Keluhan berupa disfagia, tidak bisa makan, perasaan penuh di perut, penurunan berat badan, anoreksia, adenopati servikal, dan cegukan setelah makan.b). Kanker lambung Yang paling umum adalah adenokarsinoma yaitu tumor epitel. Keluhan berupa rasa tidak nyaman pada epigastrik, tidak bisa makan„ dan perasaan kembung setelah makan.c). Kanker pankreas Gejala yang paling umum antara lain penurunan berat badan, ikterik, dan nyeri daerah punggung atau epigastrik.d). Kanker hepar Gejala berupa nyeri hebat pada abdomen dan mungkin menyebar ke skapula kanan, penurunan berat badan, epigastrik terasa penuh, dan anoreksia.6). Obat-obatan Golongan Non Steroid Inflammatory Drugs (NSID) dengan keluhan berupa rasa. sakit atau tidak enak di daerah ulu hati, disertai mual dan muntah.7). Pankreatitis Keluhan berupa mendadak yang menjalar ke punggung, perut terasa makin tegang dan kencang.8). Sindrom malabsorpsi Keluhan berupa nyeri perut, nausea, anoreksia, sering flatus dan perut kembung.

9). Gangguan metabolisme Sebagai contoh diabetes dengan neuropati sering timbul komplikasi pengosongan lambung yang lambat sehingga menimbulkan nausea, vomitus, perasaan lekas kenyang. Hipertiroid menimbulkan rasa nyeri di perut, vomitus, nausea, dan anoreksia.b. Dispepsia fungsional (dispepsia yang tidak ada kelainan organik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran cerna)Penyebabnya antara lain : 1). Faktor asam lambung klien Klien biasanya sensitif terhadap kenaikan produksi asam lambung dan hal tersebut menimbulkan nyeri.2). Kelainan psikis, stres, dan faktor lingkungan Stres dan faktor lingkungan diduga berperan pada kelainan fungsional saluran cerna, menimbulkan gangguan sirkulasi, motilitas, clan vaskularisasi.3). Gangguan motilitas Mekanisme timbulnya gejala dispepsia mungkin dipengaruhi oleh susunan saraf pusat, gangguan motilitas di antaranya : pengosongan lambung lambat, abnormalitas kontraktif, refluks gastroduodenal.Penyebab lain dispepsia antara lain sebagai berikut : a. Menurut NN (2004)1). Adanya kuman H. pylori 2). Gangguan motilitas atau gerak mukosa lambung3). Makanan yang berlemak

Page 29: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

4). Kopi, alkohol, rokokb. Perubahan pola makan dan pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu lama (NN, 2002).

3. Patofisiologi Menurut Soeparman dan Waspadji (1990 : 125) partofisiologi dispepsia adalah sebagai berikut :Lambung menghasilkan asam pepsin lambung

Agresif terhadap mukosa lambung clan duodenum

Hipersekresi Faktor agresi meningkat Hiperasiditas

Menurunkan faktor resistensi

Tukak lambung

4. Tanda dan Gejala dispepsia

Lambung menghasilkan asam pepsin lambung yang sifatnya mencerna semua jaringan hidup termasuk mukosa lambung dan duodenum. Tetapi lambung dan duodenum dilindungi oleh barier epitel dari autodigesti. Karena pengaruh obat-obatan, alkohol atau garam empedu akan merusak sistem barier mukosa epitel sehingga menurunkan faktor resistensi. Stres, faktor psikis, lingkungan, clan obat-obatan seperti kafein juga akan berpengaruh pada sekresi asamlambung. Peningkatan tersebut akan mencerna sistem barier mukosa epitel (autodigesti) sehingga menyebabkan tukak lambung lalu timbul gejala dispepsia. 4. Manifestasi Minisa. Adanya gas di perut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang, mual, tidak nafsu makan, dan perut terasa panas (NN, 2004).b. Rasa penuh, cepat kenyang, kembung setelah makan, mual, muntah, sering bersendawa, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan dada atau regurgitasi asam lambung ke mulut (NN, 2002).c. Menurut Mansjoer, Triyanti, Savitri, Wardhani, dan Setiowulan (1999 : 488), pembagian dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tigabulan, yaitu sebagai berikut. 1). Rasa sakit dan tidak enak di ulu hati. 2). Perih, mual, sering bersendawa, dan regurgitasi. 3). Keluhan,dirasakan terutama berhubungan dengan adanya stress. 4).Berlangsung lama dan sering kambuh5). Sering di,sertai ansietas dan depresi 4. KomplikasiKomplikasi yang mungkin muncul pada dispepsia, diambil dari ulkus peptikum, yaitu perdarahan gastrointestinal, stenosis pilorus, dan perforasi (Corwin, 2000 :526).

5. Pemeriksaan K1inis Pemeriksaan klinis menurut Selamihardja (1997) adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui adanya kuman H. pylori dapat dilakukan pemeriksaan melalui beberapa cara.a. Pemeriksaan non invasif

Page 30: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

Pemeriksaan ini dilakukan melalui pemeriksaan serologi (pemeriksaan serum darah; positif atau tidak). Hasil positif menunjukkan adanya infeksi oleh H. Pylori.b. Pemeriksaan invasif Berupa pemeriksaan histologi atau patologi anatomi serta pemeriksaan CLO (Campylobacter Like Organism). Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pencampuran hasil biopsi jaringan pencernaan dengan zat khusus. Selang 24 jam campuran tersebut akan menunjukkan hasil negatif dalam warna kuning dan hasil positif jika berwarna merah. Hasil positif menunjukan adanya kuman H. pylori.c. Pemeriksaan dengan sistem PCR (Polymerase Chain Reaction) Dilakukan dengan cara penyedotan cairan perut melalui selang yang dimasukkan lewat lubang hidung. Kemudian cairan tersebut diperiksa menggunakan mikroskop. Jika penderita terinfeksi H. pylori maka pada mikroskop akan tampak kuman tersebut.d. Entero test Menggunakan kapsul bertali nilon yang ditelan dengan bantuan air, tepi ujung tali tetap ditahan di luar mulut. Tali nilon tersebut akan menyerap cairan dari perut. Setengah jam kemudian pasien dapat menarik tali nilon secara perlahan keluar dari mulut. Cairan yang menempel pada tali dites di laboratorium. Hasil positif terinfeksi akan ditunjukkan oleh adanya kumpulan kuman H. pylori pada sampel cairan perut.Pemeriksaan klinis lain yang dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada organ-organ tubuh antara lain : a. Endoskopi Untuk mengetahui ada tidaknya luka di orofaring, warna mukosa menentukan ada tidaknya refluks esofagitis.b. USG (Ultra Sonografi) c. Bila diduga ada kelainan di pankreas, kelainan tiroid, dan tumor.

6. Terapi atau PengobatanMenurut Manan (2001) pengobatan yang diberikan pada penderita dispepsia adalah :a. Suportif Ditujukan terhadap perubahan pola kebiasaan terutama mengenai jenis makanan yang berpengaruh.b. Medikamentosa Pemakaian antasid dalam jangka pendek dapat mengurangi keluhan pasien. Obat-obat golongan anti asam yang bekerja sebagai penghambat pompa proton dengan dosis optimal pada saat awal terapi dan dilanjutkan setengah dosis pada tahap berikutnya. Metode pengobatan terbaru menurut Genval (1999 : 18) yang dituliskan oleh Manan (2001) dalam artikelnya yang berjudul penyakit Refluks Gastroesofageal - Esofagitis Refluks Pengobatan Masa Kini yaitu pengobatan satu obat dengan cara step down, yang dianjurkan adalah pemakaian PPI (proton pump inhibitor), dengan cara dosis awal dua kali, dilanjutkan dengan empat minggu setengah dosis awal. PPI generasi pertama yaitu golongan omeprarol, hansoprazol, dan pantopra-r.ol, sedangkan PPI generasi kedua yaitu esomeprazol.

7. Pencegahan a. Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, tidak mengkonsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabe, alkohol., dan

Page 31: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

pantang rokok, gunakan obat: secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung (NN, 2002)b. Hindari makan bakmi berlebihan, khususnya dalam keadaan perut kosong karena air abu yang menguningkan bakmi sangat tajam bagi lambung (Manan, 1997).

http://www.slideshare.net/ElistiaTripuspita/dispepsia-organik-pleno

Kenapa feses berwarna hitam?1. Adanya darah di dalam feses. Darah menjadi hitam akibat adanya pendarahan yg berasal dari pencernaan bagian atas, yg meliputi: kerongkongan, perut, dan bagian atas dari usus kecil.2. Beberapa hari feses belum dikeluarkan (belum BAB selama berhati-hari).3. Banyak makan makanan yg mengandung zat besi tinggi.4. Minum obat/vitamin/suplemen penambah darah atau yg mengandung zat besi, spt: Sangobion, Hemabion.

Dari kisah Anda di atas, memang benar feses bisa berwarna hitam karena memang lambung sedang terluka, ada pendarahan dari pencernaan bagian atas. Tetapi jangan khawatir, setelah sakit maag mereda, dalam beberapa hari kemudian feses akan berubah warna spt biasanya.. Bisa juga krn pengaruh obat.. Yg jelas, Anda tidak perlu cemas berlebihan.. Kecuali jika anda menderita penyakit maag kronis, ktu perlu diwaspadai.. Setiap org pasti pernah mengalami feses berwarna hitam, termasuk anak-anak 2tahun sekalipun.. Apalagi ibu hamil, jika setiap hari mengkonsumsi suplemen penambah darah, maka setiap hari feses ya berwarna hitam..

Page 32: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa
Page 33: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa
Page 34: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa
Page 35: Stomatitis Merupakan Peradangan Mukosa

Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik (menghambat

pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah)