17
Trauma Cedera Otak (cedera primer) Gangguan suplai untuk sel (oksigen, darah, dan nutrisi) Gangguan metabolismesel Syok Hipotensi, sistolik <9mmHg atau turun !"mmHg Takikardi, denyut nadi # $%menit, kecil, lemah%tak teraba Hiper&entilasi akibat anoksia 'aringan ST * + - $ -O./+ 0G. $1 2pa makna suara berkumur yang didapatkan saat pemeriksaan 3 ila penderita mengalami penurunan kesadaran maka pangkal lidah kemungkinan akan 'atuh kebelakang dan menyumbat hipo4aring1 51 2pa makna dari tanda &ital korban 3 Vital sign Tekanan darah turun 6adi naik 3. 4. Agus Purwidianto dan Budi Sampurna. Kedaruratan Medik Edisi Rev. 2000. Binarupa Aksara. 77 meningkat erkurangnya oksigen di dalam tubuh kita akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia 1 Hipoksia ini dikenal dengan istilah sesak napas1 8rekuensi napas pada keadaan sesak napas lebih cepat daripada keadaan normal1 Oleh karena itu, bila sesak napas i berlangsung lama maka akan memberikan kelelahan pada otot otot pernapasan1 0elelahan otot otot napas akan

Step 7 Lbm 1 Modul Kgd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sgd

Citation preview

STEP 7 LBM 1MODUL KGD

1. Apa makna suara berkumur yang didapatkan saat pemeriksaan ?Bila penderita mengalami penurunan kesadaran maka pangkal lidah kemungkinan akan jatuh kebelakang dan menyumbat hipofaring.

2. Apa makna dari tanda vital korban ?Vital sign Tekanan darah turun Nadi naik3. TraumaCedera Otak (cedera primer)Gangguan suplai untuk sel (oksigen, darah, dan nutrisi)Gangguan metabolismeselSyokHipotensi, sistolik 100/menit, kecil, lemah/tak terabaHiperventilasi akibat anoksia jaringan 4. Agus Purwidianto dan Budi Sampurna. Kedaruratan Medik Edisi Rev. 2000. Binarupa Aksara.RR meningkat Berkurangnya oksigen di dalam tubuh kita akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Hipoksia ini dikenal dengan istilah sesak napas. Frekuensi napas pada keadaan sesak napas lebih cepat daripada keadaan normal. Oleh karena itu, bila sesak napas ini berlangsung lama maka akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2. Gas CO2 yang tinggi ini akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan menekan pusat napas yang ada di sana. Keadaan ini dikenal dengan istilah henti napas.Rab,T., Agenda gawat darurat, jilid 2

5. Usaha apa yang perlu dilakukan jika jalan nafas masih tersumbat selain Jaw thrust ?

6. Apa makna dari GCS korban (GCS 8) ?Secara Kuantitatif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )1. Menilai respon membuka mata (E)(4) : spontan(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)(1) : tidak ada respon

2. Menilai respon Verbal/respon Bicara (V)(5) : orientasi baik(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya aduh, bapak)(2) : suara tanpa arti (mengerang)(1) : tidak ada respon

3. Menilai respon motorik (M)(6) : mengikuti perintah(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).(1) : tidak ada respon

Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :(Compos Mentis(GCS: 15-14) / Apatis (GCS: 13-12) / Somnolen(11-10) / Delirium (GCS: 9-7)/ Sporo coma (GCS: 6-4) / Coma (GCS: 3))

Ingat: trauma kepala berat jika GCS 8 trauma kepala sedang jika GCS antara 9 dan 12 trauma kepala ringan jika GCS 13http://www.bt.cdc.gov/masscasualties/pdf/glasgow-coma-scale.pdf

Indikasi jaw thrust?

Tindakan jaw thrust (mendorong rahang) dilakukan dengan cara memegang sudut rahang bawah (angulus mandibulae) dan mendorong rahang bawah kedepan. keuntungan melakukan tindakan ini adalah dapat sekaligus melakukan fiksasi kepala agar selalu pada posisi segaris (in line),dan mengurangi cidera leher.

Mengapa pasien tidak sadar?Adanya sumbatan jalan nafas yang menyebabkan kesulitan bernafas dan pasien akan berusaha untuk bernafas sehingga ada kelelahan dari otot pernafasan yang akan menyebabkan penumpukan sisa pembakaran O2 ( Co2 ). CO2 yang tinggi akan mempengaruhi ssp yang nantinya akan menekan pusat nafas sehingga hentu nafas. Bisa juga karena terhentinya aliran darah ke otak dari jantung yang menagalami dekompensasi oksigen akibat gagal nafas dan menyebabkan iskemik pada otak sehingga ada penurunan kesadaran. IPD FK UI

Kapan sumbatan jalan nafas menyebabkan pasien tidak sadar?

7. Apa saja yang menyebabkan jalan nafas pasien tersumbat ?1. Adanya edema jalan napas o/k infeksi, reaksi alergi, trauma tumpul1. Benda asing1. Tumor1. Trauma pada daerah laring1. Spasme otot laring, cth: pada tetanus, asma1. Kelumpuhan otot abduktor pita suara1. Kelainan kongenital1. Trauma lidah jatuh ke belakang (karena kesadaran yang menurun, kelemahan di N.IX dan otot tidak bekerja dengan maksimal) shg menutup nasofaring

Penyebab sumbatan yg sering kita jumpai adalah dasar lidah, palatum mole, darah atau benda asing yg lain. Dasar lidah sering menyumbat jalan nafas pada penderita koma, karena pada penderita koma otot lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang faring. hal ini sering terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi.Benda asing seperti tumpahan atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat ditelan atau dibatukkan oleh penderita yg tidak sadar dapat menyumbat jalan nafas. Penderita yg mendapat anestesi atau tidak, dapat terjadi laringospasme an ini biasanya terjadi oleh karena rangsangan jalan nafas atas pada penderita stupor atau koma yg dangkal.Sumbatan nafas juga dapat trjdi pad jalan nafas baigian bawh, dan ini terjadi sebagai akibat bronkospasme, sembab mukosa, sekresi mukosa, masuknya isi lambung atau benda asing ke dalam paru.(Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP)

TraumaTrauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri, atau kasus percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang rawan sekitar, misalnya aritenoid, pita suara dll. Benda AsingBenda Asing tersebut dapat tersangkut pada : LaringTerjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot nafas tambahan, atau dapat pula terjadi sianosis. Gangguan oleh benda-benda asing ini biasanya terjadi pada anak-anak yg disebabkan oleh berbagai biji-bijian dan tulang ikan tg tdk teratur bentuknya.

Saluran nafasBerdasarkan lokasi benda-benda yg tersangkut dalam saluran nafas maka dibagi atas : Pada TrakheaBenda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di dalam bronkhus, karena dapat menimbulkan asfiksia. Benda asing didalam trakea tidak dapat dikeluarkan, karena tersangkut di dalam rima glotis dan akhirnya tersangkut dilaring dan menimbulkan gejala obstruksi laring Pada BronkhusBiasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab) Edema jalan nafas :dapat disebabkan infeksi(difteria), reaksi alergi atau akibat intrumentasi (pemasangan pipa endotrakeal, bronkoskopi ) dan trauma tumpul Benda asing Tumor : kista laring, papiloma laring, karsinoma larings : biasa sumbatan terjadi perlahan-lahan Trauma daerah larings Spasme otot larings : tetanus, reaksi emosi Kelumpuhan otot abduktor pita suara (abductor paralysis) : terutama bila bilateral Kelainan kongenintal : laryngeal web, fistula trakeoesofagus yang menimbulkan laringotrakeamalasia(Kedaruratan medik,pedoman penatalaksanaan praktis, agus purwadianto,2000)

8. Apakah fraktur mandibula kiri memperberat sumbatan nafas korban dan bagaimana mekanisme nya ?

9. Apa saja tanda obstruksi jalan nafas ?a.Mendengkur(snoring), berasal dari sumbatan pangkal lidah. Cara mengatasi :chin lift, jawthrust, pemasangan pipa orofaring/nasofaring, pemasangan pipa endotrakeal.b.Berkumur (gargling), penyebab : ada cairan di daerah hipofaring. Cara mengatasi : finger sweep, pengisapan/suction.c.Stridor (crowing), sumbatan di plika vokalis. Cara mengatasi :cricotirotomi, trakeostomi.

Tanda dan GejalaTanda Objektif :a. LookLihat apkah penderita kesadaran berubah. Bila penderita gelisah, kemungkinan paling besar adalah Hipoksia.Pada Trauma kapitis penderita gelisah disebabkan : Hipoksia Buli-bulipenuh Nyeri dari tempat lain (fraktur dsb) Trauma kapitisnya sendirib. ListenPernafasan yang berbunyi adalah pernapasan yang terobtrusksi= Mengorok : lidah jatuh ke belakang= Gurgling : darah atau cairan= stridor disebabkan obstruksi parsial faring/laringc. FeelRasakan pergerakan udara ekspirasi, tentukan apakah trakea terletak di garis tengah.Buku Panduan Basic Trauma and Life Support

Benda Asing di LaringStridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dengan otot-otot tambahan, dapat pula terjadi sianosisBenda Asing di TrakheaLebih berbahaya daripada didalam bronkhus karena dapat menimbulkan asfiksia. terdengar stridor dan akhirnya trjdi sianosis yg disertai dgn edemaBenda Asing di BronkhusBiasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besarBenda Asing di TrankeobronkialPasien mengalami batuk yg hebat dan bersin-bersin selama beberapa menit. Batuk ini diikuti wheezing (mengi) dan ila tdk terdapat riwayat asma, maka hal ini harus dicurigai sbg benda asing, terutama bila wheezing (mengi) terdapat di unilateral.

Berdasarkan tingkat obstruksi yg trjdi pda saluran nafas dibagi mnjdi 3 bagian, yaitu :a. Dimana obstruksi yg tjd dpt menganggu ventilasi, maka hanya ditemukan wheezing tanpa ditemukan gangguan pada parenkim parub. Bila terjadi obstruksi parsial, maka dapat terjadi check valve phenomen atau empisema paruc. Bila terjadi obstuksi total, maka akan terjadi atelektasis(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)

Terdengar suara nafas tambahan, seperti : Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan). Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja

Dapat dibagi atas 4 stadium (jackson):

Sesak nafas, stridor inspirator, retraksi suprasternal : keadaan umum masih baik Gejala stadium 1 + retraksi epigastrium : penderita mulai gelisah Gejala stadium 2 + retraksi supra/infraklavikular, penderita sangat gelisah dan sianotik Gejala stadium 3 + retraksi interkostal, penderita berusaha sekuat tenaga untuk menghirup udara : lama kelamaan terjadi paralisis pusat pernafasan, penderita menjadi apatik dan akhirnya meningggal

10. Mengapa terjadi darah keluar dari mulut dan apa artinya ?11. Mengapa pasien tetap tidak sadarkan diri setelah dilakukan suction dan OPA ?Sementara menunggu craniotomi, apa yang dilakukan ?Indikator jalan nafas sudah terbebas ?Jika sumbatan jalan nafas tetap berlangsung, apa akibatnya ?12. Bagaimana anatomi dan fisiologi saluran pernafasan ?13. Cedera lain apa saja yang mungkin terjadi ?14. Bagaimana cara melakukan primary survey ? Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis perlukaan, tanda-tanda vital, dan mekanisme trauma. Pada penderita yang terluka parah terapi diberikan berdasarkan prioritas. Tanda vital harus dinilai secara cepat dan efisien.Proses Primary survey ini merupakan ABC nya trauma , dan berusaha untuk mengenali keadaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu, dengan berpatokan pada urutan berikut :Aairway (jalan nafas) : mengontrol jalan nafasBbreathing (bantuan nafas) : menjaga pernafasan dengan ventilasiCcirculation (bantuan sirkulasi) : dengan kontrol perdarahanDdefbrilation (terapi listrik) : status neurologisEexposure / environmental control : buka baju penderita, tetapi cegah hipotermia

Sumber : Advanced Trauma Life Support

15. Bagaimana cara melakukan secondary survey ?

Survei Sekunder hanya dilakukan bila ABC pasien sudah stabil Bila sewaktu survei sekunder kondisi pasien memburuk maka kita harus kembali mengulangi PRIMARY SURVEY. Semua prosedur yang dilakukan harus dicatat dengan baik. Pemeriksaan dari kepala sampai ke jari kaki (head-to-toe examination) dilakukan dengan perhatian utama : Pemeriksaan kepala Kelainan kulit kepala dan bola mata Telinga bagian luar dan membrana timpani Cedera jaringan lunak periorbital Pemeriksaan leher Luka tembus leher Emfisema subkutan Deviasi trachea Vena leher yang mengembangPemeriksaan neurologis Penilaian fungsi otak dengan Glasgow Coma Scale (GCS) Penilaian fungsi medula spinalis dengan aktivitas motorik Penilaian rasa raba / sensasi dan refleks Pemeriksaan dada Clavicula dan semua tulang iga Suara napas dan jantung Pemantauan ECG (bila tersedia)http://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdf

16. Bagaimana menilai GCS ?Secara Kuantitatif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )1. Menilai respon membuka mata (E)(4) : spontan(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)(2) : tidak ada respon

2. Menilai respon Verbal/respon Bicara (V)(5) : orientasi baik(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya aduh, bapak)(2) : suara tanpa arti (mengerang)(1) : tidak ada respon

3. Menilai respon motorik (M)(6) : mengikuti perintah(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).(2) : tidak ada respon

17. Apa saja macam sumbatan jalan nafas ? Sumbatan jalan nafas total Tidak terdengar suara nafas atau tidak terasa adanya aliran udara lewat hidung atau mulut Adanya retraksi pd daerah supraklavikula dan sela iga bila penderita msh bs bernafas spontan dan dada tdk mengembang pd wktu inspirasi Sumbatan jalan nafas parsial Terdengar aliran udara yg berisik dan kadang2 disertai retraksi Bunyi lengking menandakan adanya laringospasme, bunyi seperti org kumur menandakan adanya sumbatan oleh benda asing(Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof.DR.Dr.I.Riwanto,SpBD,FK UNDIP, 2000 )Obstruksi yg trjdi dibagi menjadi 3 yaitu :a. Obstruksi totalTerjadi perubahan yg akut berupa hipoksemia yg menyebabkan terjadinya kegagalan pernafasan secara cepat. Sementara kegagalan pernafasan sendiri menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi kardiovaskuler dan menyebabkan pula terjadinya kegagalan SSP dimana penderita kehilangan kesadaran secara cepat diikuti dengan kelemahan motorik bahkan mungkin pula terdapat renjatan (seizure0. Kegagalan fungsi ginjal mengikuti kegagalan fungsi darah dimana terdapat hipoksemia, hiperkapnia, dan lambat laun terjadi asidosis respiratorik dan metabolikb. Fenomena Check Valveyaitu udara dapat masuk, tetapi tdk keluar. keadaan ini menyebabkan terjadinya empisema paru, bahkan dapat terjadi empisema mediastinum atau empisema subkutanc. Udara dapat keluar masuk walaupun terjadi penyempitan saluran nafas dari 3 bentuk keadaan ini, Obstruksi total adalah keadaan yg terberat dan memerlukan tindakan yg cepat. dalam keadaan PCO2 tinggi dgn kecepatan pernafasan 30/menit dlm usaha kompensasi maksimal. Di atas keadaan ini, pasien tidak dapat mentoleransi. Bila terjadi hipoksemia, menandakan fase permulaan terjadinya kegagalan pernafasan.(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)

18. Penyebab syok pada pasien ?

(Agus Purwadinanto dan Budi Sampurna. 2000. Kedaruratan Medik Edisi Revisi Pedoman Penatalaksanaan Praktis. Jakarta : Binarupa Aksara)

(Michael Jay Bresler dan George L. Sternbach. 2007. Manual Kedokteran Darurat Edisi 6 Jakarta : EGC)