Upload
phy-try-astoety-petron
View
266
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jkckhckk
BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. F
Umur
: 2,5 tahun
Pekerjaan: tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat
: Mojogedang - Karanganyar
No RM : 2527xx
MRS
: 18 Juni 2013
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan terhadap pasien di Poli THT pada tanggal 18 September 2012 pukul 10.30 WIB.
1. Keluhan Utama
: Telinga sebelah kiri terasa sakit
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poli THT RSUD Karanganyar dengan keluhan telinga sebelah kiri terasa sakit sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya keluhan muncul dan dirasakan pasien sejak pasien mengalami flu pada 2 minggu yang lalu, telinga terasa penuh dan seakan akan pendengaran berkurang. Keluhan dirasa memberat saat malam hari dan dirasa membaik saat pasien meminum obat., telinga tidak berdenging dan telinga tidak mengeluarkan cairan. Pasien tidak mengalami pusing berputar dan tidak mengalami demam. Pasien mengalami batuk dan pilek sejak 2 minggu yang lalu, batuk dengan dahak, namun dahak kadang susah keluar dan pilek dengan lendir kental warna kekuningan. Pasien tidak ada keluhan lain pada hidung, seperti nyeri, mimisan, hidung tersumbat dan gangguan membau. Pasien juga tidak mengeluhkan keluhan pada tenggorokan seperti nyeri tenggorok, nyeri telan, sulit menelan, rasa mengganjal pada tenggorokan, suara sengau, sakit gigi, keluar ludah banyak, nafas berbau. Pasien sempat memeriksakan diri ke Bidan Desa, dirasakan keluhan membaik sesaat, namun keluhan masih dirasakan mengganggu aktifitas pasien sehingga pasien memeriksakan diri ke RSUD Karanganyar.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat keluhan serupa sebelumnya: disangkal
b. Riwayat batuk pileksebelumnya: diakui
c. Riwayat Hipertensi
: disangkal
d. Riwayat DM
: disangkal
e. Riwayat Allergi
: disangkal
f. Riwayat Asma
: disangkal
g. Riwayat benturan kepala : disangkal
h. Riwayat Trauma Sebelumnya : disangkal
i. Riwayat Paparan suara keras
: disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat keluhan serupa
: disangkal
b. Riwayat Hipertensi
: disangkal
c. Riwayat DM
: disangkal
d. Riwayat Allergi
: disangkal
e. Riwayat Asma
: disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS LOKALIS
1. Pemeriksaan Telinga
a. Pemeriksaan Luar
INSPEKSI
AD : Bentuk telinga normal, deformitas (-), bekas luka (-), bengkak (-), hiperemis (-), sekret(-)
AS : Bentuk telinga normal, deformitas (-), bekas luka (-), bengkak (-), hiperemis (-), sekret(-)
PALPASI
AD : Tragus pain (-), manipulasi auricula tidak sakit
AS : Tragus pain (-), manipulasi auricula tidak sakit
b. Pemeriksaan Garpu Tala
Telinga kananTelinga kiri
Tes Rinne : (+)Tes Rinne : AD/AS (+/+)
Tes Weber : tidak ada lateralisasiTes Weber : lateralisasi (+)
Tes Swabach : sama dengan pemeriksaTes Swabach : memanjang
Kesimpulan : gangguan pendengaran telinga kiri
c. Pemeriksaan Otoskopi
AS : CAE udem (-), hiperemis (-), serumen (-), membran timpani hiperemis, discharge (-)
AD : CAE udem (-), hiperemis (-), serumen (-), membran timpani utuh, discharge (-)
2. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi : Deformitas (-), bekas luka (-), sekret (-), edema (-)
Palpasi : Krepitasi (-), nyeri tekan (-)
RINOSKOPI ANTERIOR
ND: Mukosa hiperemis (-), concha media dan inferior hipertrofi (-), concha hiperemis (-), secret (+), septum nasi deviasi (-), udem (-), massa dirongga hidung (-).
NS: Mukosa hiperemis (-), concha media dan inferior hipertrofi (-), concha hiperemis (-), secret (+), septum nasi deviasi (-), udem (-), massa dirongga hidung (-).
RINOSKOPI POSTERIOR
Dinding belakang
: tdk ada kelainan
Muara tuba eustachii : tdk ada kelainan
Adenoid
: tdk ada kelainan
Tumor : tdk ada kelainan
3. Pemeriksaan Tenggorokan
PEMERIKSAAN OROFARING
Inspeksi: Mukosa faring hiperemis (-), granulasi (-), tonsil membesar (-), tonsil hiperemis (-), kripte melebar(-) , detritus (-), uvula dbn, palatum mole dbn.
Palpasi : limfadenopati (-), nyeri tekan (-)
LARINGOSKOPI INDIREK Epiglotis
: dbn
Aritenoid
: dbn
Plika vokalis
: dbn
Gerak plika vokalis: dbn
Subglotis
: dbn
Tumor
: (-)
4. Pemeriksaan Kepala Leher :
Kepala : dbn
Leher : nyeri tekan submandibula (-), edema (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium tidak dilakukan
E. USULAN PEMERIKSAAN
1. Laboratorium : darah rutin
2. Untuk mengetahui derajat tuli yang dialami : audiometer
F. DIAGNOSIS
Otitis Media akut stadium hiperemis
G. DIAGNOSIS BANDING
Tubair Cathar
H. TERAPI
Antibiotik
Cefixime Antiinflamasi
Metylprednisolon Dekongestan
Efedrin Antitusiv
GGI. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI TELINGA
B. PERBEDAAN SECARA UMUM PADA TULI TELINGA
TELINGA LUARTELINGA TENGAHTELINGA DALAM
FISIOLOGI
Aparat Konduksi
Menerima getaran Suara (aero dinamik)
Getaran udara Aparat Konduksi
Meneruskan Getaran (Aero Dinamik)
Gerakan Tulang Membran atau Gendang Telinga Aparat Persepsi
Menerima Getaran (Aero Dinamik mjd Mekanoelektrik)
Gerakan cairan Endo limfe menjadi gerakan Rambut getar dari Organo Corti sehingga timbul aliran listrik (Aksi Potensial)
PATOLOGI
Atresia (sejak lahir)
Radang
Tumor Tulang
Benda asing / luka
Kotoran Telinga Radang cairan
Tumor
Luka / Peradangan
Osikula kaku / perkapuran Radang
Endolimfe berlebihan
Luka / perdarahan
Perkapuran
Penuaan Degenerasi
Tumor bawaan
SIAPA YG TERKENA
Anak
Dewasa Anak
Dewasa Prenatal
Perinatal
Postnatal
Anak
Dewasa
SIFAT KETULIAN
Kuantitas Suara : Berkurang
Kwalitas Suara :
Tetap Baik Berkurang
Tetap Baik Berkurang menjadi hilang
Berubah / tidak jelas
KETULIAN
Tuli hantaran / konduksi / conductive hearingless
Prognose + Reversibel baik Tuli hantaran
Prognose reversible baik Tuli persepsi / saraf / tuli sensori neural hearingless
Irreversible jelek
DERAJAT KETULIAN
Ringan 25 40 db
Sedang 45 65 db Ringan 25 40 db
Sedang 45 65 dbRingan 25 40 db
Sedang 45 65 db
Berat 65 85 db
Total > 90 db
C. KLASIFIKASI DERAJAT KETULIAN
Threshold KlasDerajatKetulianThresholdRata frek.500 - 2000 lebihKemampuan mengertiPercakapan
25
40
55
70
90ANormal- 20 dBTidak ada keluhan
BRingan25 40 dBKesukaran pada nada bicara lemah
CSedang40 55 dBKesukaran pada nada bicara lemah
DBerat55 70 dBKesukaran pada nada bicara keras
EBerat70 90 dBMengerti hanya teriak
FTotal90 dB-Tidak mengerti meskidiperkeras
D. ETIOLOGI KELAINAN PADA TELINGA TENGAH
1. Kelainan congenital
a. atresia canalis auricularis externus
b. kolesteatom
2. Infeksi : OTITIS MEDIA
3. Trauma :
Haemotympanium
Dislokasi / Putus Osikula Auditiva
4. Tumor: Glomus Yugulare Tumor
5. Metabolisme:
Otoslerosis
Kolesteatoma
E. PATOGENESIS TERJADINYA OTITIS MEDIA
F. ETIOLOGI TERJADINYA OTITIS MEDIA
Beberapa penyebab dari terjadinya otitis media adalah Kuman Bakteri Piogenik sebagai berikut :
Streptokokus Hemolitikus
Stafilokokus Aureus
Pneumokokus
Hemofilus Influenza
Esheria Colli
Streptococcus Au Haemoliticus
Poteusvulgaris
Pseuomonas Auregenosa
G. TAHAPAN (STADIUM) OTITIS MEDIA
1. Stadium Oklusi Te
2. Stadium Hiperemesis (Std Presuporasi)
3. Stadium Suporasi
4. Stadium Perforasi
5. Stadium Resolusi
Stadium OMATanda-Tanda Di MTTerapi
Stadium Oklusi Et Retraksi MT
+ Normal
+ Keruh
+ Efusi
Kausa Alergi
Virus Sulit Dibedakan1) Dekkongestan ( Membuka Et
- R/ Tetes Hidung (Hcl Efidrin 0.5% (A))
(Hcl Efidrin 1% (B))
2) Antibiotika >< Kuman
Stadium Hiperemis
(Presupurasi) Venal Injction
Hyperamie
Oedeme
Sekret Eksudat Sulit Terlihat1) Antibiotika : Penisilin
Ampisilin
Eritromisin
2) Tetes Hidung
3) Analgesik
Ab Adekuat ( 7 Hari
>< Mastoiditis
>< Gangguan Pendengaran
>< Kekambuhan
Stadium Supurasi-Bulging ( Miringotomi
-Menderita, Sakit
Nadi, Suhu Naik
Nyeri Telinga Hebat
Ruptur Mt1) Antibiotika
2) Miringotomi
STADIUM PERFORASIRuptur MT
Nanah / Sekret Keluar
+ Pulsasi
Anak Jadi tenang
Suhu Turun ( Tidur Nyenyak
- Sekret 7 10 hari hilang ; perforasi menutup - Cuci Telinga
H2023%
3-5 Hari
- Antibiotik Adequat
STADIUM RESOLUSI1) MT Normal
2) Sekret Keluar dari perforasi MT
( Kering ( Resolusi
1) Kronik (>6 Minggu)
Perforasi tetap dengan Sekret Hilang / timbul
OMA tdk Perforasi ( Otitis Media Serosa + Cairan dari cavum timpani
OMA + Sekret >>>(3 minggu ( OMA ( Sub Akut
OMSK 1) Resolusi
2) Tidak Resolusi
Antibiotik + 3 Minggu
+ Mastoiditis
DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto D. Mangunkusumo E. Wardani RS. Hidung. Dalam : BukuAjar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher.Editor : Seopardi EA. Iskandar N. Bashiruddin J. Restuti RD. Edisikeenam. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2007. H: 118-1222.Irawati N. Poerbonegoro NL. Kasakeyan E. Rinitis Vasomotor.Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepaladan Leher. Editor : Seopardi EA. Iskandar N. Bashiruddin J. RestutiRD. Edisi keenam. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2007. H: 135-373.
Hilger PA. Hidung : Anatomi dan Fisiologi Terapan. Dalam : BoiesBuku Ajar Penyakit THT. Editor : Adams GL. Boies LR. Higler PA.Edisi keenam. Jakarta EGC. 1997. H: 173-1884.Ars, Bernard, 2008. Chronic Otitis Media Pathogenesis Oriented Therapeutic Management. Netherland : Kugler PublicationsMawson, Stuart R., 1974. Diseases of The Ear Third Edition. London : Edward Arnold PublishersSoepardi, Efiaty A., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti Ratna D., 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Membrane timpani
Canalis akustikus eksternus
Concha nasi inf
Concha nasi media
Septum nasi
Concha nasi media
Concha nasi sup
Septum nasi
Muara tuba
Tonsila palatina
uvula
orofaring
Cartilage arytnoidea
Plika vestibularis
epiglotis
Plika vokalis
Arkus faringeal
1