31
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam dengue (dengue fever) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini banyak terjadi di Indonesia. Penyakit ini didapat melalui gigitan nyamuk aydes aegepty yang merupakan vektor dari virus dengue. Angka kejadian yang tinggi membuat penyakit ini mendapat perhatian khusus dalam penanganannya. Demam dengue ( dengue fever ) dan demam berdarah dengue ( dengue haemorrhagic fever ) disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ada 4 jenis ( serotipe ) yaitu DEN 1, 2, 3 dan 4. Demam dengue mulai dikenal mulai abad ke-18 dan dulu dikenal sebagai penyakit demam lima hari. Infeksi virus dengue pertama kali disebut dengan dengue primer, sedangkan jika seseorang terinfeksi oleh virus dengue untuk kedua kalinya oleh serotipe yang lain disebut dengue sekunder. Infeksi DD/DBD dapat ditularkan pada manusia melalui gigitan vector nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Di Indonesia, nyamuk ini tersebar di seluruh Indonesia (terutama pada musim penghujan),

STASE ANAK Bismillah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran anak

Citation preview

Page 1: STASE ANAK Bismillah

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam dengue (dengue fever) merupakan penyakit yang disebabkan oleh

virus dengue. Penyakit ini banyak terjadi di Indonesia. Penyakit ini didapat

melalui gigitan nyamuk aydes aegepty yang merupakan vektor dari virus dengue.

Angka kejadian yang tinggi membuat penyakit ini mendapat perhatian khusus

dalam penanganannya.

Demam dengue ( dengue fever ) dan demam berdarah dengue ( dengue

haemorrhagic fever ) disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ada 4 jenis

( serotipe ) yaitu DEN 1, 2, 3 dan 4. Demam dengue mulai dikenal mulai abad ke-

18 dan dulu dikenal sebagai penyakit demam lima hari. Infeksi virus dengue

pertama kali disebut dengan dengue primer, sedangkan jika seseorang terinfeksi

oleh virus dengue untuk kedua kalinya oleh serotipe yang lain disebut dengue

sekunder.

Infeksi DD/DBD dapat ditularkan pada manusia melalui gigitan vector

nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Di Indonesia, nyamuk ini

tersebar di seluruh Indonesia (terutama pada musim penghujan), kecuali di daerah

pada ketinggian di atas 1000m dari permukaan laut. Nyamuk betina mengisap

darah vertebrata sedangkan nyamuk jantan menghisap air madu atau air gula dari

tanaman. Bila sudah dewasa, nyamuk mempunyai sayap berwarna hitam, badan

dan kaki berbercak putih, lalu bertelur di mana saja di wadah-wadah

penampungan air. Nyamuk ini mempunyai jarak terbang kira-kira 50 m dan

menggigit terutama siang hari, di dalam rumah atau tempat-tempat yang tidak

diterangi sinar matahari .

Gejala yang ditimbulkan oleh seseorang ketika terinfeksi virus ini

biasanya adalah demam, mual, nyeri kepala, nyeri belakang mata yang diikuti

menurunnya jumlah trombosit dan leukosit. Hal ini dapat menyebabkan pasien

jatuh dalam kondisi yang lebih berat seperti ddemam berdarah dengue (dengue

Page 2: STASE ANAK Bismillah

haemorraghic fever) yang diikuti perdarahan atau bahkan dengue sindrom syok

yang ditandai dengan kegagalan sirkulasi.

Pengetahuan mengenai penyakit dan penaganan yang tepat pada kasus,

memberikan hasil yang bermakana pada mortalitas dan disabilitas pasien.

1.2 Tujuan

Memenuhi tugas laporan kasus Clerkship FK Unisma pada Laboratorium

Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Malang mengenai dengue fever.

1.3 Manfaat

Mengetahui mengenai penyakit dan penaganan pada pasien dengan

infeksi virus dengue.

Page 3: STASE ANAK Bismillah

BAB IILAPORAN KASUS

2.1 STATUS PASIEN

A. Anamnesis

1. Identitas Pasien

Nama : An. Y

Umur : 4 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Nama Ayah : Tn. D

Pekerjaan : Swasta

Nama Ibu : Ibu. N

Pekerjaan : PNS

Agama : Kristen

Alamat : Malang

Suku : Jawa

Bangsa : Indonesia

Tanggal Periksa : 07 Maret 2015

2. Keluhan utama :

Terjadi Demam secara cepat, kadang-kadang naik dan turun sejak 3 Hari yang

lalu

3. Keluhan sekarang :

Keluhan disertai sakit kepala dan mual serta nafsu makan berkurang saat sakit,

tidak terdapat diare pada anak Y, sebelummya mengalami batuk pilek.

4. Riwayat penyakit dahulu

Penrnah mengalami Ispa dan tidak pernah mengalami hal serupa.

5. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat sakit gula : disangkal

Page 4: STASE ANAK Bismillah

Riwayat penyakit jantung : disangkal

6. Riwayat pengobatan :

Minum obat panas Parasetamol, tidak memberikan efek penurunan panas

secara berarti.

7. Riwayat Sosial Ekonomi :

Ekonomi keluarga Tn. D cukup dan Keluarga Tn D menggunakan BPJS.

8. Riwayat Imunisasi :

Ibu mengatakan imunisasi anak Y lengkap.

Hepatitis (+) :pada saat lahir, 1 bulan, 6 bulan

Polio (+) : pada saat lahir, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan

BCG (+) : 2 bulan

DPT (+) :2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 bulan

Campak (+) : 9 bulan

9. Riwayat gizi :

Makan tidak teratur, 2-3 kali sehari, banyak mengkonsumsi sayuran.

10. Anamnesis Sistem

Kulit : Warna kulit putih, pucat (-), gatal (-), kulit kering (-).

Kepala : Sakit kepala (+), pusing (-), rambut putih (-), rambut

mudah rontok (-), luka pada kepala (-)

Mata : Pandangan mata berkunang-kunang (-/-), penglihatan

kabur (-/-), ketajaman penglihatan berkurang (-/-)

Hidung : Tersumbat (-/-), mimisan (-/-)

Telinga : Pendengaran berkurang (-/-), berdengung (-/-),

keluar cairan (-/-), nyeri (-/-)

Mulut : Sariawan (-), mulut kering (-), lidah pahit (-)

Tenggorokan : Sakit menelan (-), serak (-)

Leher : Nyeri tengkuk (-), Kaku (-), Benjolan (-)

Pernafasan : Sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-)

Kadiovaskuler : Nyeri dada (-), berdebar-debar (-)

Gastrointestinal : Mual (+), muntah (-), diare (-), konstipasi

(-), nyeri perut (-), Feses (N)

Page 5: STASE ANAK Bismillah

Genitourinaria : BAK lancar, warna kuning, nyeri (-)

Neurologik : Kejang (-), lumpuh (-), kesemutan dan rasa

tebal (-)

Muskuloskeletal : Kaku sendi (-), nyeri sendi (-), nyeri otot

(-), lemah otot (-)

Ekstremitas :

o Atas kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)

o Atas kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)

o Bawah kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-)

o Bawah kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-)

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

o Kesan : Tampak Lemah

o Kesadaran : Compos mentis

o GCS : 456

2. Tanda Vital

o Tensi : 100/70 mmHg

o Nadi : 82 x/menit

o Pernafasan : 22 x/menit

o Suhu : 37.9 oC

o BB : 15 Kg

o TB : -

3. Kulit

Warna putih, sianosis (-), jaundice (-), turgor (N), makula (-), pustula (-),

papula (-), tumor (-)

4. Kepala

Bentuk normocephal, luka (-), makula (-), papula (-), nodul (-). Rambut:

mudah dicabut (-), warna hitam pekat.

Page 6: STASE ANAK Bismillah

5. Mata

Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil

isokor (3mm/3mm), sekret (-)

6. Hidung

Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas (-/-)

7. Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), sianosis (-), bibir

simetris

8. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-), pendengaran berkurang (-/-), nyeri

tekan tragus (-/-)

9. Tenggorokan

Hiperemi (-), tonsil (-)

10. Thoraks

Bentuk normochest, simetris, pernafasan thorakoabdominal, retraksi (-),

pembesaran kelenjar limfe (-) stridor (-)

12. Abdomen

I : Dinding perut datar, spider nevi (-)

A : Peristaltic (+) normal

P : Timpani seluruh lapang perut

P : Supel, nyeri tekan (-) pada regio hipocondria dextra, Mc. Burney (-),

hepar dan lien tidak teraba

13. Sistem Collumna Vertebralis :

Inspeksi : Deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-)

Page 7: STASE ANAK Bismillah

C. RESUME

An. Y datang ke Rumah Sakit Islam Malang dengan di Antar Kedua

Orang Tuanya Karena Badan nya panas naik turun sejak 3 hari sebelumnya, ibu

pasien menjelaskan pasien merasa mual, sakit kepala dan nafsu makan berkurang

semenjak sakit, sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal serupa.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien tampak lemah, kesadaran

compos mentis, GCS 456, tensi 110/70 mmHg, HR 72x/menit, RR 22x/menit, dan

suhu 37,9 0.

2.2 Diagnosa Banding

1. Dengue Fever

2. Dengue Hemorragic Fever

3. Typhoid Fever

4. Malaria

Page 8: STASE ANAK Bismillah

2.3 Pemeriksaan Penunjang

Hematologi

No Jenis HasilPemeriksaan

Nilai Normal

1 Hemoglobin 12.5 g/dl (11.5-13.5)

2 Leukosit 2.64 - /mm3 (5.0-14.5 ribu)

3 Trombosit 107 - /mm3 (150-440 ribu)4 Hematokrit 36.2 % (34-40)

5 Eritrosit 4.34 /mm3 (4.11-5,95 juta)

6 PDW 14.5 fl (9-13)7 MPV 8.45 fl (7,2-11,1)

8 Index MCV MCH MCHC

83.423.834.4

fl (75-87)pg (24-30)% (31-37)

9. Diff :BasofilEosinofilLimfositMonositNeutrofilLarge. Imm cellAtyp. Limfosit

0.30,5 –

50.5 +19.4 +29.3 –

4.60.1

0-11-6

30-452-8

50-70

10 LED 12

Page 9: STASE ANAK Bismillah

HASIL PEMERIKSAAN WIDAL

Salmonella Thyposa

Salmonella Thyposa O (-) (-) Negatif

Salmonella Thyposa H (+) (+) 1:160

Salmonella Thyposa O-B (-) Negatif

Salmonella Parratypi O-B (+) 1:160

HASIL PEMERIKSAAN SEROLOGI

Ig G Negatif

Ig M Negatif

2.4 DIAGNOSA KERJA

Suspect Dengue Fever

2.5 Planning Pemeriksaan Penunjang

- Darah Lengkap

- SGOT-PT

- NS1

2.6 Planning Tata Laksana

Edukasi :

- Tirah baring selama demam

- Monitor

Page 10: STASE ANAK Bismillah

suhu

Trombosit

Farmakologi :

- Paracetamol sirup 3x1 ½ sendok teh

Terapi Cairan (Rehidrasi):

Pemberian IVFD RA dengan kebutuhan cairan =

10 Kg I : 100

10 Kg II : 50

Terapi Cairan An.Y

15 Kg = (10x100=1000) + (5x50=250) = 1250

(1250cc x 15 Tetes) x (24x60) = 18750/1440 = 13 Tetes / menit.

Page 11: STASE ANAK Bismillah

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Dengue Fever

Demam dengue (dengue fever, DF) adalah penyakit yang terutama

terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam,

nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash)

dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan

bola mata, rasa mengecap yang terganggu, trombositopenia ringan dan bintik-

bintik perdarahan (petekie) spontan.1

Infeksi virus dengue, dapat tidak bergejala ( asimtomatik ), ataupun

bermanifestasi klinis ringan yaitu demam tanpa penyebab yang jelas

( undifferentiated febrile illness ), demam dengue ( DD ), dan bermanifestasi berat

yaitu demam berdarah dengue ( DBD ) tanpa syok atau dengan syok yang disebut

sindroma syok sindrom ( SSS ) atau dengue shock syndrome ( DSS ). Tanda

penyakit DD/DBD umumnya adalah demam dan tanda perdarahan dan tanda lain

seperti pembesaran hati ( hepatomegali ).3

3.2 Epidemiologi dan Faktor Resiko Dengue Fever

Infeksi virus Dengue di Indonesia sejak abad ke- 18. Infeksi virus dengue

menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai demam lima hari atau juga disebut

sebagai demam sendi. Disebut demikian karena demam yang terjadi menghilang

dalam lima hari, disertai dengan nyeri pada sendi, nyeri otot, dan kepala

Diperkirakan lebih dari 50 juta kasus infeksi virus Dengue terjadi tiap

tahunnya dengan jumlah rawat inap sebesar 500.000 dan angka kematian lebih

dari 20.000 jiwa di dunia. Tahun 2006 di Indonesia didapatkan laporan kasus

dengue sebesar 106.425 orang dengan tingkat kematian 1,06%. Peningkatan kasus

setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan terjadinya tempat

Page 12: STASE ANAK Bismillah

perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi,

kaleng bekas, dan tempat penampungan air lainnya).

Seluruh wilayah Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit

DBD karena virus penyebab clan nyamuk penularnya tersebarluas baik di rumah

maupun tempat- tempat umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter

diatas permukaan laut. Pada saat ini seluruh propinsi di Indonesia sudah terjangkit

penyakit ini baik di kota maupun desa terutama yang padat penduduknya dan arus

transportasinya lancar. Menurut laporan Ditjen PPM clan PLP penyakit ini telah

tersebar di 27 propinsi di Indonesia. Dari 300 kabupaten di 27 propinsi pada tahun

1989 (awal Pelita V ) tercatat angka kejadian sebesar 6,9 % dan pada akhir Pelita

V meningkat menjadi 9,2 %. Pada kurun waktu yang sama angka kematian

tercatat sebesar 4,5 %.

Demam berdarah tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat dan

Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan distribusi kejadian tinggi

dan merata. Mortalitas akibat penyakit ini dikarenakan kebocoran plasma dan

syok.

Beberapa faktor resiko yang diketahui berkaitan dengan peningkatan angka

kejadian dan tranmisi virus yaitu :

1. Vektor

Perkembangan vektor, kebiasaan vektor menggigit, jumlah vektor dan penyebaran

vektor

2. Pejamu

Penderita di lingkungan, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis

kelamin

3. Lingkungan

Curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk

Page 13: STASE ANAK Bismillah

3.3 Etiologi Demam Dengue

Demam dengue ( dengue fever ) dan demam berdarah dengue ( dengue

haemorrhagic fever ) disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ada 4 jenis

( serotipe ) yaitu DEN 1, 2, 3 dan 4. Demam dengue mulai dikenal mulai abad ke-

18 dan dulu dikenal sebagai penyakit demam lima hari. Infeksi virus dengue

pertama kali disebut dengan dengue primer, sedangkan jika seseorang terinfeksi

oleh virus dengue untuk kedua kalinya oleh serotipe yang lain disebut dengue

sekunder.2

3.4 Karakteristik Virus Dengue

Dengue merupakan penyakit tropis dan virus penyebabnya bertahan dalam

suatu siklus yang melibatkan manusia dan Aedes aegypti. Aedes aegypti adalah

sejenis nyamuk rumah yang lebih senang menggigit manusia di siang hari.

Dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina, yang lebih menyukai untuk

menyimpan telurnya di dalam wadah yang berisi air bersih dan terletak di sekitar

habitat manusia.

Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor

pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan

Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan

menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah

menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa

inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat

mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.

Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke

keturunannya melalui telur (transovarial).4

Virus dengue dapat menyebabkan manifestasi klinis yang bermacam-macam

dari asimtomatik sampai fatal. Demam dengue atau dengue fever (DF) merupakan

manifestasi klinis yang ringan, sedang DBD atau dengue hemorrhagic fever /

dengue shock syndrome (DHF/DSS) merupakan manifestasi klinik yang berat

Beberapa faktor resiko yang berperan dalam berkembangnya demam dengue

menjadi DHF adalah:8

Page 14: STASE ANAK Bismillah

Jenis dan serotipe virus (DHF bisa terjadi pada infeksi primer oleh virus

serotipe tertentu)

Adanya antibodi anti-dengue akibat infeksi sebelumnya atau akibat

berpindahnya antibodi dari ibu ke janin yang dikandungnya

Faktor genetik (misalnya faktor ras tampaknya berperan karena

berdasarkan data, di Kuba DHF lebih banyak ditemukan pada orang kulit

putih)

Usia (di Asia Tenggara, DHF lebih banyak menyerang anak-anak,

sedangkan di Amerika DHF bisa menyerang semua kelompok umur)

Resiko yang lebih tinggi pada infeksi sekunder

Resiko yang lebih tinggi dari lokasi dimana lebih dari 2 serotipe virus

beredar secara bersamaan pada kadar yang tinggi (transmisi

hiperendemik).

3.5 Patogenesis

Infeksi virus dengue mengaktivasi antibodi terhadap virus oleh CD4 dan

CD8. Fagositosis oleh monosit menyebabkan replikasi virus pada monosit

sehingga virus bereplikasi di makrofag. Selain itu akan terjadi pembentukan

aktivitas komlemen C3a dan C5a. Infeksi makrofag menyebabkan produksi

interferon gama dan aktivasi TNFα,IL-1, PAF, IL-6, hiatamin yang menyebbakan

disfungsi nedotel sehingga terjadi kebocoran plasma. Kondisi yang terjadi terus

menerus akan menyebabkan penurunan volume intravaskuler sehingga dapat

terjadi shock. Trombositopenia disebabkan oleh pemendekan masa hidup dan

supresi tulang. Koagulopati konsumtif terjadi akibat interaksi virus dengan

endotel.5

3.6 Differential Diagnosa

Demam pada fase akut mencakup spektrum infeksi bakteri dan virus yang

luas. Pada hari-hari pertama diagnosis DD sulit dibedakan dari DBD, Malaria,

Thypoid fever dan ITP yang disertai demam. Demam Pada hari ke 3-4,

kemungkinan diagnosis DD dan akan menjadi DBD, apabila gejala klinis lain

seperti manifestasi perdarahan dan pembesaran hati menjadi nyata. Kesulitan

Page 15: STASE ANAK Bismillah

kadang-kadang dialami dalam membedakan syok pada DBD dengan sepsis; dalam

hal ini trombositopeni dan hemokonsentrasi disamping penilaian gejala klinis lain

seperti tipe dan lama demam dapat membantu. Semua penyakit dengan demam

tinggi mendadak meliputi : Faringitis akut; ISK akut; Infeksi susunan saraf akut;

Malaria; Proses supurasi; Chikungnya dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis

banding.6

3.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium (Darah Lengkap)

Leukosit : dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis

relatif ( >45% dari total leukosit).

Trombosit : terdapat trombositopenia pada hari ke-3 – 8

Hematokrit : Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan

hemtokrit ≥20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam

2. Pemeriksaan Serologi

Dilakuan pemeriksaan IgG dan IgM

IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi

sekunder igG mulai terdeteksi hari ke-2

IgM : terdeteksi mulai hari ke-3, menghilang setelah 60-90 hari

3. Faal Hepar (SGOT/SGPT)

Pada pemeriksaan faal hepar akan ditemukan terjadinya peningkatan SGOT/SGPT

akibat kerja hepar yang berlebih.

4. NS 1

Antigen NS 1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari

kedelapan. Sensitivitas NS 1 berkisar 63% - 93,4% yang setara dengan gold

standar kultur virus.

3.8 Tatalaksana

Pada dasarnya terapi DF adalah bersifat suportif dan simtomatis.

Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran

Page 16: STASE ANAK Bismillah

plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan.

Dalam pemberian terapi cairan, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah

pemantauan baik secara klinis maupun laboratoris.7

Terapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring (pada

trombositopenia yang berat) dan pemberian makanan dengan kandungan gizi yang

cukup, lunak dan tidak mengandung zat atau bumbu yang mengiritasi saluran

cerna. Sebagai terapi simptomatis, dapat diberikan antipiretik berupa parasetamol,

serta obat simptomatis untuk mengatasi keluhan dispepsia. Pemberian aspirin

ataupun obat antiinflamasi nonsteroid sebaiknya dihindari karena berisiko

terjadinya perdarahan pada saluran cerna bagaian atas (lambung/duodenum).7

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Dasar Penegakan Diagnosis

4.1.1 Anamnesa

Pasien biasanya mengalami demam dan tidak enak badan. Gejala prodormal

terjadi selama 2-3 hari. Beberapa gejala yang mengikuti adalah :

1. sakit kepala

2. nyeri retro orbita

Page 17: STASE ANAK Bismillah

3. nyeri sendi dan nyeri otot

4. keluhan gastrointestinal seperti mual dan muntah

5. lemah

6. Anorexia

7. Nyeri tenggorokan

8. Gejala perdarahan ringan seperti ptekie,

Pada kondisi yang lebih parah, pasien dapat mengeluh nyeri perut, BAB

bewarna hitam, muntah, kejang (pada anak). Jika terjadi shock syndrom, maka

pasien akan gelisah dan mengalami gejala gagal sirkulasi seperti berdebar, gelisah

dan kulit basah dan dingin.

4.1.2 Pmeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah darah lengkap. Beberapa

parameter yang dapat menunjang diagnosis adalah sebagai berikut :

1. Leukosit

Dapat normal atau turun . Hari ke-3 dapat terjadi limfositosis relatif

(>45% dari total) disertai adanya limfosit plasma biru >15%

2. Trombosit

Terdapat trombositopenia pada hari 3-8

Page 18: STASE ANAK Bismillah

3. Hematokrit

Kebocoran plasma apabila peningkatan ≥20% dari awal. Biasanya

meningkat pada hari ke-3

4. Hemostasis

Dilakukan apabila terjadi perdarahan dan dicurigai ada kelainan

pembekuan

5. Protein, SGOT/SGPT, ureum kreatinin apabila terdapat gangguan

fungsi organ

6. Elektrolit untuk memantau hasil terapi cairan

7. Imunoserologi IgM, IgG dan NS-1

IgM meningkat mulai hari 3-5, bertahan hingga 3 minggu kemudian

IgG meningkat mulai hari ke 14

NS1 terdeteksi mulai awal demam hari 1-8. Sensitiv 63-93% dan

spesifik 100%

Pemeriksaan radiologis diperlukan apabila terdapat kecurigaan efusi

pleura. USG dapat dilakukan untuk melihat ada tidaknya acites

4.2 Penatalaksanaan

Demam dengue (Dengue Fever/DF)

Bed rest

Analgetik dan antipiretik (hindari asetosal dan ibuprofen)

Cairan rumatan (bila perlu pasang infus)

Demam dengue ringan tidak perlu rawat inap tapi pantau keadaan klinis

dan laboratorium tiap hari

Page 19: STASE ANAK Bismillah
Page 20: STASE ANAK Bismillah
Page 21: STASE ANAK Bismillah

4.3 Prognosa

Demam Dengue jika ditangani dengan segera dan tepat penanganan maka

akan memiliki prognosa dubia et Bonam.

Page 22: STASE ANAK Bismillah

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pasien An.Y didiagnosa dengan suspect dengue fever dari anamnesa,

pemeriksaan fisik dan penunjang. Pada pemeriksaan ditemukan penurunan

Trombosit dan Leukosit, disertai sakit kepala dan mual. Tetapi pada serologi Ig G

dan Ig M mempunyai Hasil negatif. Dari tes Widal menunjukkan hasil yang tidak

signifikan untuk mengarah ke Thypoid Fever.

5.2 Saran

1. Pasien sebaiknya dilakukan observasi lebih lanjut hingga jumlah trombosit

dapat stabil walaupun keluhan sudah tidak ada. Pemeriksaan rumple leed untuk

melihat perdarahan sebaiknya dilakukan. Pemeriksaan serologi spesifik bisa

dilakukan apabila dirasa perlu dan persetujuan pasien.

2. Memberikan KIE keluarga Pasien disarankan untuk menjaga pola makan

pasien, mengurangi aktifitas diluar ruangan, lebih banyak istirahat untuk

memulihkan kondisi, dan menjaga kebersihan diri maupun lingkungan sekitar.

3. Menjelaskan kepada pasien dalam pencegahan penyakit Dengue Fever seperti;

Menggunakan prinsip 3 M yaitu menguras kamar mandi, menutup tempat

penampungan air, dan mengubur benda-benda bekas, atau dengan memberikan

serbuk abate pada kamar mandi agar tidak menjadi sarang jentik nyamuk,

melakukan penyemprotan kamar dengan obat nyamuk atau menggunakan lotion

anti nyamuk pada siang hari, serta selalu menjaga kerapian ruangan agar tidak

menjadi sarang nyamuk.

Page 23: STASE ANAK Bismillah

DAFTAR PUSTAKA

1. Hendarwanto.1996. Dengue dalam : H.M. Noer. Sjaifoellah : Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FK UI : 417-426.

2. Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tatalaksana

Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue pada Anak. Dalam Naskah

lengkap Demam Berdarah Dengue ; Pelatihan bagi Peatih Dokter Spesialis

Anak & Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dalam Tatalaksana Kasus DBD.

Balai Penerbit FK-UI, 2000 ; 80-135.

3. Hendarwanto. Dengue dalam Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-3,

1996. Balai Penerbit FK-UI.417-26.

4. Staf pengajar FK UI. Infeksi Virus: Dengue. 2005. Buku Kuliah Ilmu

Penyakit Dalam Jilid 3. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI; hlm

1709-1713.

5. Soegijanto S. 2002 Patogenesa dan Perubahan Patofisiologi Infeksi Virus

Dengue. www.pediatrikcom/buletin/20060220-8ma2gi-buletindoc ; [cited

2010]; Available from: www.pediatrikcom/buletin/20060220-8ma2gi-

buletindoc.

6. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. 2006. Demam Berdarah

Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jilid III. Perhimpunan

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Pusat Penerbitan Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

7. Pohan, Herdiman. dan Khie Chen. Diagnosis dan Terapi Cairan pada

Demam Berdarah Dengue. 2009. Medicinus: Medical Journal of

Pharmaceutical Development and Medical Application; Vol.22 No.1; hlm

3-7.