34
STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS 1. Pengertian Etika Etos (Yunani) Berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan benar tidaknya suatu perbuatan. Merupakan model perilaku dan standar yang diharapkan. Hal yang berhubungan dengan pertimbangan perawatan yang mengarah ke pertanggungjawaban moral yang mendasar asuhan keperawatan. 2. Penerapan Etika Dalam Keperawatan Maternitas a. Terhadap Individu Wajib menghormati kepercayaan individu. Menghormati nilai, adat, kebiasaan individu. Memegang teguh kerahasiaan informasi individu. b. Terhadap Praktik Keperawatan Bertanggung jawab melaksanakan tugas. Wajib memelihara standar keperawatan. Mempertimbangkan kemampuan individu dalam melimpahkan tanggung jawab. c. Terhadap Profesi Membantu perkembangan profesi. Berperan serta dalam memperbaiki standar keperawatan. 1

STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL

DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

1. Pengertian

Etika Etos (Yunani)

Berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan benar tidaknya

suatu perbuatan. Merupakan model perilaku dan standar yang diharapkan. Hal

yang berhubungan dengan pertimbangan perawatan yang mengarah ke

pertanggungjawaban moral yang mendasar asuhan keperawatan.

2. Penerapan Etika Dalam Keperawatan Maternitas

a. Terhadap Individu

Wajib menghormati kepercayaan individu.

Menghormati nilai, adat, kebiasaan individu.

Memegang teguh kerahasiaan informasi individu.

b. Terhadap Praktik Keperawatan

Bertanggung jawab melaksanakan tugas.

Wajib memelihara standar keperawatan.

Mempertimbangkan kemampuan individu dalam melimpahkan

tanggung jawab.

c. Terhadap Profesi

Membantu perkembangan profesi.

Berperan serta dalam memperbaiki standar keperawatan.

Meciptakan dan membina kondisi kerja yang adil ditinjau dari segi

sosial dan ekonomi.

d. Terhadap Profesi Lain

Mampu bekerjasam dengan membina hubungan baik masyarakat,

bangsa dan negara.

3. Masalah Etika Dalam Keperawatan Maternitas

a. Masalah Etika Ringan

Membicarakan rahasia klien

Membentak klien yang gelisah

1

Page 2: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

Membantu klien partus tanpa tabir

b. Masalah Etik Kompleks

Abortus

Amniosintesis

4. Kiat Keperawatan

Kemampuan perawat memberikan asuhan keperawatan secara konprhensif

dengan cara / pendekatan tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan

kenyamanan pada klien :

1. Menyusi yang peduli

2. Menyusui berbagi

3. Menyusui Tertawa

4. Menyusui Cryng

5. Menyusui adalah menyentuh

6. Menyusui membantu

Keperawatan adalah beliefing pada orang

lain

Keperawatan adalah diri belieping

Keperawatan adalah percaya

Keperawatan adalah belajar

Keperawatan adalah menghormati

Keperawatan mendengarkan

Keperawatan lakukan

Keperawatan adalah perasaan

Keperawatan adalah menerima

5. Kebijakan Pelayanan Keperawatan Maternitas

Memberikan pelayanan tenaga terlatih

Meningkatkan pengetahuan kesehatan

masyarakat

Meningkatkan penerimaan gerakan KB

Memberikan pendidikan dukun beranak

Meningkatkan system

2

Page 3: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

6. Peranan Perawat Dalam Keperawatan Maternitas

Suatu perilaku yang diharapkan, yang dikaitkan dengan standar, merefleksikan

tujuan dan nilai yang dilaksanakan pada situasi tertentu.

7. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Maternitas

Peranan atau tingkah laku perawatan yang diharapkan dan dinilai oleh

masyarakat dalm memberikan pelayanan ibu dan bayi baru lahir:

Sebagai pelaksana keperawatan (caregiver)

Sebagai pendidik (teacher)

Sebagai communicator

Sebagai penasehat (counselor)

Sebagai researcher

Sebagai pembela (advocate)

Sebagai manajer

8. Linkup Peran Maternitas

Membantu klien memperoleh kembali

kesehatannnya

Membantu yang sehat memelihara

kesehatannya

Membantu yang tidak bias disembuhkan

untuk mencegah masalah lebih lanjut

9. Kegiatan Dalam Keperawatan Maternitas

Promotif

Preventif

Kuratif

Rehabilitatif

10. Pelayanan Keperawatan Maternitas Terlambat

Identifikasi risiko tinggi dan komplikasi

obstetri (provider)

Pengambilan keputusan (pasien/klien dan

keluarga)

3

Page 4: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

Dating ke pusat rujukan (geografi,

transportasi)

Penanganan di tempat rujukan (rumah sakit)

11. Falsafah Keperawatan Maternitas

1. Keperawatan maternitas

dipusatkan pada:

a. Keluarga dan

masyarakat askep yang holistic

b. Menghargai klien dan

keluargai

c. Klien, keluarga,

masyarakat berhak keperawatan yang sesuai

2. Setiap individu berhak lahir

sehat-optimal

a. Wanita hamil dan

bayi yang di kandungnya

b. Wanita pasca

persalinan beserta bayinya

3. Pengalaman: kehamilan,

persalinan, gangguan kesehatan merupakan tugas perkembangan keluarga

dan dapat menjadi krisis situasi.

4. Yakin bahwa kehamilan dan

persalinan adalah peristiwa yang normal, alamiah, partisipasi aktif

keluarga dibutuhkan untuk kepentingan kesehatan ibu dan bayi.

5. Awal kehamilan awal bentuk

interaksi keluarga.

6. Sikap, nilai, dan perilaku

sehat setiap individu dipengaruhi latar belakang, agama dan kepercayaan

7. Keperwawatan maternitas

berfungsi sebagai advocat/ pembela untuk melindungi hak klien

4

Page 5: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

8. Mempromosikan kesehatan

merupakan tugas penting bagi keperawatan maternitas generasi penerus

9. Keperawatan maternitas

memberi tantangan bagi peran perawat dan merupakan masyarakat.

10. yakin bahwa penelitian

keperawatan dapat menambah pengetahuan dalam menigkatkan mutu

pelayanan maternitas.

5

Page 6: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

ETIKA DALAM TINDAKAN OBSTETRI

Prinsip Dasar

1. Sejak dahulu seorang dokter menduduki tempat terkormat dalam

masyarakat dan adalah tugas dari para dokter yang tergabung dalam ikatan

profesi untuk denantiasa menjaga agar kedudukan tersebut tidak merosot.

Kedudukan terhormat dengan sendirinya membawa tanggung jawab yang

besar bagi para dokter dan ini tidak berarti bahwa perilaku dokter tidak

dipertanyakan lagi. Akhir-akhir ini masyarakat yang makin kritis sering

menyoroti profesi dokter sebagai akibat tingkah laku beberapa orang dokter,

yang di dalam maelakukan profesinya menyimpang dari nilai-nilai yang telah

di sepakati bersama oleh ikatan profesi kedokteran.

2. Sudah sejak pertengahan abad ke19 indonsia mangenal profesi dokter.

Sejak itu pula prilaku para dokter senantiasa di tuntun oleh persepsi dalam hati

nurani masing-masing mengenai nilai etis dalam menjalankan profesinya pada

waktu itu, di mana jumlah doter masih sedikit, bila seorang dokter melakukan

tindakan yang menyimpang dari norma-norma etik yang telah merupakan

kesepakatan bersama, akan turun martabatnya di taman sejawatnya.

3. Dengan bertambahnya jumlah dokter, perkembangan pesat dalam ilmu san

tknologi kedokteran yang menimbulkan masalah-msalah baru serta sorotan

yang makin tajam terhadapprofesi kedokteran,telah mendorong para dokter

untuk menentukan nilai-nilai etik yang dapat menjadi panduan bagi dokter-

dokter dalam melakukan profesinya.dari beberapa oertemuan kemudian

muncul apa yang di sebut kode etik kedokteran Indonesia. Kode etik ini secara

rasmi diakui oleh departemen kesehatan sebagai kode etik kedokteran bagi

para dokter di Indonesia (1983).dengan demikian, para dokter dalam

melakukan profesinya selain berpadu pada lapal sumpah dokter, juga pada

kode etik kedokteran.

4. Kode etik kedoteran, seperti kode etik profesi lain sebenanya adalah satu

tata cara prilaku yang telah di terima secara sukarela oleh anggota-anggotanya

yaitu satu pedoman yang telah dibuat oleh sendiri oleh profesi secara sukarela

6

Page 7: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

dan tidak merupakan undang-undang atau peraturan pemerintah. Pada

hakikatnya dokter sendirilah yang menenukan sikap atau tindakannya, sesuai

dengan nilai-nilai etik kedokteran dan norma-norma yang berlaku dalam

msyarakat. Seorang dokter harus merasa apa yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai kedokteran dan norma-norma yang berlaku dalam msyarakat dalam

praktek sehari-hari, ada tindakan yang menyimpang dari kode etik dan

sekaligus merupakan pelanggaran hukum, baik hukum perdata maupun.

Sebagai cotoh misalnya pada kasus kelalaian (Malpractic atau Negligence),

sehingga dokter yang bersangkutan dapat di ajukan ke pengadilan. Sebaliknya

banyak tindakan atau prilaku yang menurut KUHP tidak termasuk

pelanggaran, akan tetapi oleh profesi di anggap menyimpang dari kode etik.

5. Satjipto rahardjo, seorang ahli dalam hukum social, menyatakan bahwa

praktek kedokteran tidak berlangsung dalam ruang hampa melainkan dalam

ruang yang penuh dengan jaringan nilai, kaidah serta lalu lintas prilaku dan

pikiran manusia. Berdasarkan pernyataan terdebut diatas, maka praktek dan

perkembangan kedokteran merupakan sesuatu yang dinamis, yaitu merpakan

hasil interaksi antara dunia kedokteran yang esoterik dengan lingkungannya.

Di dalam pengrtian interaksi tersebut tersimpan berbagai bentuk proses, baik

yang bersipat harmonis maupun yang komplik.

6. Sesuai dengan sipat yang selalu sosial –kontekstual sebagai akibat dari

perkembangan ilmu dan teknologi,maka banyak hal yang bisa di

permaslahkan keculi perkembangan dalam bidang biologi medik. Para dokter

sebagai mata rantai yang melakukan penerapan hasil-hasil dari ilmu tersebut

menepti kedudukan penting, baik sebagai ahli yang menguasai teknologi

pengobatan, maupun sebagai manusia yang mempunyai hati nurani.

7. Kode etik kedokteran pada dasarnya lebih dekat dengan mral daripada

hukum. Kode etik ini mengandung pertimbangan etis yang jelas dan oleh

karenanya dekat dengan moral. Kode Ektik Kedokteran tidak hanya

merisaukan perilaku dokter semata, tetapi perilaku yang mencerminkan

keluhuran profesi dan dengan didekasi terhadap profesi tersebut. Kalau kode

etik lalu dikitkan dengan moralitas positif, hal ini disebabkan oleh karena ia

7

Page 8: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

merupakan penerapan suatu keyakinan moral tertentu terhadap suatu profesi.

Hal ini berbeda dengan cara kerja hukum yang hanya merisukan perilaku

manusia yang menimbulkan dampak terhadap ketertiban umum. Pada saat-saat

tertentu, yaitu saat profesi kedokteran dihadapkan kepada peruban dan

tantangan baru, maka banyak sekali pemikiran etis muncul dangan kuat.

8. Tantangan bagi profesi kedokteran sekarang ini nampaknya berkaitan erat

dengan perlakuan kita terhadap manusia secara biologi. Memang tidak bisa

lain, sebab suatu kode etik profesi yang tidak mampu menuntun dunia

profesinya melewati tantangan tersebut dengan selamat menjadi tidak berarti

lagi sebagai suatu kede etik profesi. Kode Etik profesi bersifat dinamis, karma

moral disini dikaitkan dengan ilmu yang selalu berkembang. Lebih lanjut

harus disadari bahwa dari kode etik kedokteran tidak dapat diharapkan adanya

tuntunan yang persis dan rinci, oleh karenanya ia hanya dapat memberikan

tuntunan etis yang sangat umum sifatnya.

9. Dalam beberapa dasawarsa yang lalu mungkin harapan masyarakat dapat

terpenuhi, karena kondisi masyarakat masih memungkinkan dilaksanakan

kode etik kedokteran secara murni. Kini masyarakat telah berkembang

sedemikian rupa, sehingga nilai kriteria yang dipergunakan juga berubah.

ETIKA DALAM OBSTETRI OPERATIF

1. Sejarah menunjukkan bahwa nasalah eti dan medikolegal yang paling

sukar adalah yang berhubungan reproduksi manusia. Tolok ukur pelayanan

kebidanan dewasa ini tidak lagi di nilai dari kematian ibu saja, tetapi sudah

dilihat sejauh mana penurunan morbiditas maternal, bahkan ke morbiditas dan

mortalitas peritanal. Lebih dari itu, kehamilan adalah satu kondisi dimana

profesi kedokteran ikut serta. Disini ilmu kedokteran tidak hanya mengikut

sertakan seorang ibu, tetapi janin dan keluarga.

Tidaklah berkelebihan bila dikatakan bahwa dibidang kedokteran, ilmu

kebidanan memberika peluang yang berharga yang sedemikian luasnya dan

demikian beranggung jawab secara langsung bagi kesejahteraan dan

kebehagian seseorang, kelurga, masyarakat, bangsa dan negara. Ruang gerak

8

Page 9: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

seorang ahli obstetri-ginekologi meliputi setiap tahapan kehidupan,

mencangkup generasi demi generasi, menjangkau masalah kependudukan

negaranya, sekarang dan dihari depan.

2. Dalam bidang Obstetri Operatif diharapkan agar dapat ditegakkan standar

pelayanan yang baku, yang berarti bahwa derajat kemampuan dan

keterampilan para dokter setidak-tidaknya memenuhi satu setandar tertentu,

dalam menangani kasus obstetrik.

Pembakuan prosedur mempunyai dampak yang luas, yaitu disamping

memperbaiki pelayanan obstetrik dapat juga dipakai untuk mengkaji sejauh

mana seorang dokter spesialis kebidanan sudah melaksanakan kewajiban-

kewajibannya. Prosedur penanganan kasus-kasus yang gagal, seorang dokter

menolong persalinan operatif ini, dapat membela dirinya dari tuntutan

pengadilan profesi.

3. masyarakat makin maju, informasi ilmu makin mudah dicerna oleh

masyarakat, kepuasan pelayanan kesehatan makin menjadi tuntutan

masyarakat. Sebaliknya setiap dokter tidak dapat menjamin aknan

keberhasilan pengobatan ataupun tindakannnya, lagi pula pengobatan ataupun

tindakan untuk seseorang atau satu kasus tertentu, kadang-kadang dapat

beraneka ragam, namun demikian hanya satu cara saja yang harus dipilih oleh

dokter pada waktu itu.

Dewasa ini seorang dokter dituntut untuk memenuhi standar tertentu yang

diajukan oleh perkumpulan profesinya, demi untuk pelayanan yang baik dan

merata. Ada kalanya cara yang telah dipilihnya dengan seksama masih juga

tidak berhasil. Setiap dokter dapat membuat kesalahan, namun demikian

hendaknya kesalahan tersebut cukup beralasan dan jangan sekali-kali bahwa

kesalahan tersebut akibat dari keteledoran atau tidak dianutnya prosedur

penanggulangannya.

4. Obstetri operatif sering merupakan suatu tindakan yang segera harus

dilakukan. Satu tindakan yang sangat mempengaruhi kebahagiaan keluarga,

ibu dan anknya. Kebahagiaan ibu dan anknya, bahkan nyawanya sangat

tergantung dari tindakan operasi obstetrik ini. Seorang dokter kebidanan harus

9

Page 10: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

secara tajam menentukan diagnosisnya dan segera memilih tindakan tepat

dengan syarat-syarat yang ada pada waktu itu. Selama persalinan berlangsung

tugas seorang dokter terhadap pasien adalah memberikan pencegahan dan

pengobatan. Pada tahap awal selama persalinan berlangsung, dokter

mengamati proses-proses alami dan menentukan kapan, di mana dan

bagaimana ia dapat membatu proses alami ini.

5. Tindakan obstetrik harus selalu didasari oleh etika yang baik., pemikiran

yang jernih serta keterampilan yang baik. Tindakan dalam bidang obstetri

dengan mudah dapat melukai ibu dan anak, apalagi pada kasus yang berlarut-

larut, keluarga penderita yang menjengkelkan, dokter yang yang lelah, atau

harus menghadapi kasus yang mendadak menjadi sulit, ini semua dapat

membuat seorang dokter kehilangan kemampuannya untuk membuat

diagnosis yang tepat dan dapat membuat dokter bekerja secara tergesa-gesa,

sehingga dapat merugikan ibu atau anaknya, atau kedua-duanya. Tidak jarang

di beberapa tempat di kamar bersalin terpancang slogan dalam kata-kata

Latin” primum non nocere”, yang artinya “ yang penting jangan merugikan “

Dari para dokter kebidanan yang sudah berpengalaman sering diungkapkan

pula kata-kata Latin “ non vi sed arte” yang artinya “ jangan dengan kekuatan

tapi dengan keterampilan”. Merenung kembali apa yang telah dilakukan,

merupakan suatu tindakan yang terpuji. Mawas diri dengan menilai apakah

tindakan yang baru saja dilakukan merupakan tindakan yang terbaik. Apakah

tindakan yang sama juga akan dilakukan pada kasus yang sama, semua ini

merupakan pengalaman yang baik dan dapat meningkatkan kemampuan

perorangan.

6. Sudah menjadi kebiasaan bila terjadi keslahan, maka kesalahan tersebut

cenderung dilimpahkan pada pihak lain. Hal ini terutama terjadi bila cedera

yang dialami menimpa dirinya atau anggota keluarga yang dicintai misalnya

bayinya. Dalam obstetri penyebab tuntunan keluarga terutama tergantung dari

watak pribadi orang tua bayi, berat ringannya cedera, pribadi dokter dan

derajat pelayanan. Seorang dokter dalam kesibukannya pada waktu kelelahan

10

Page 11: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

atau bila sedang mengalami stress secara tidak sadar dapat saja membuat

kesalahan.

7. Untuk mengurangi tuntunan keluarga dan untuk pemikiran, perlu

diperhatikan beberapa hal

a) Agar mengikut sertakan keluarga dalam pengambilan keputusan,

yang artinya agar dokter memberikan informasi mengenai keadaan ibu

yang sedang menjalani persalinan, keadaan janin dan kemajuan proses

persalinannya.

b) Perlu diinformasikan risiko proses persalinan yang untuk beberapa

keadaan cukup tinggi akibatnnya.

c) Dokumentasi dalam catatan medik yang tepat dan kronologik,

mencerminkan derajat pelayanan, catatan mana dapat menjadi titik lemah

bila tidak dicatat secara cermat, sebaliknya dapat dimanfaatkan untuk

menangkis tuduhantuduhan bila pencatatannya baik.

d) Keterampilan dan sopan santun penolong perlu diperhatikan.

8. Untuk mengurangi kemungkinan tuntutan, maka di bawah ini dicantumkan

satu daftar yang perlu dicek, apakah hal-hal tersebut sudah dilaksanakan.

a) Melayani pasien dengan ramah tamahan.

b) Kenalilah watak pasien.

c) Ambilah anamnesis yang baik.

d) Peiksalah dengan penuh kesopanan dan pengertian.

e) Lakukan prosedur yang anda terampil mengerjakan.

f) Rujuklah bila terjadi kesulitan.

g) Dikomunikasikan pada penderita dan keluarganya.

h) Pengawasan yang selalu teratur.

i) Hargailah pendapat penderita untuk menerima atau menolak

pengobatan yang akan diberikan.

9. Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang dapat terjadi dalma

menjalankan pelayanan obstrettrik ysng di rekam oleh florida medical

association.

Di tinjau dari seringnya kejadian

11

Page 12: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

a. Diagnosisi yang kurang tepat

b. Kesalahan teknik operasi

c. Kesalahan obat

d. Perlukaan pada bayi

e. Infeksi luka operasi

f. Anestasi yang kurang tepat

g. Benda asing yang tertinggal

h. Kesalahan petugas kesehatan

Di tinjau dari derajat kesalahan

a. Perlukaan pada bayi

b. Anestesi yang kurang tepat

c. Perlukaan jalan lahir

d. Kesalaha petugas kesehatan

e. Diagnosis yang kurang tepat

f. Infeksi luka operasi

g. Kesalahan teknik operasi

h. Penderita kurang puas terhadap pelayanan

Ditinjau dari segi pembiayaan (Seringnya kejadian X% kesalahan)

a. Diagnosis yang kurang tepat

b. Kesalahan teknik operasi

c. Perlukaan pada bayi

d. Anesteesi yang kurang tepat

e. Kesalahan obat

12

Page 13: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

WANITA DALAM BERBAGAI MASA KEHIDUPAN

Setelah lahir,kehidupan wanita dapat di bagi dalam beberapa masa

bayi,masa kanak-kanak,masa pubertasmasa produksi ,masa klimaksterium,dan

masa senium.Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan ; karma

itu,gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat di katakan khas karma

merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa yang bersangkutan.

1. BAYI WANITA

Pada waktu bayi lahir cukup bulan,pembentukan genitelia interna udah

selesai; jumlah folikel primordial dalam kedua ovarium telah lengkap,yakni

sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan

selanjutnya.Tuba,uterus,vagina, dan genetalia eksterna sudah terbentuk;labia

majora biasanyamenutupi labia minora lebih kelihatan.

pada minggu pertama dan kedua kehidupan di luar,bayi masih

mengalami pengaruh estrogen yang sewaktu hamil memasuki tubuh janin

melalui plasenta.karna itu uterus bayi yang baru lahir agak lebih besar dari

pada uterus anak kecil.di samping itu, estrogen itu dapat menimbulkan

pembengkakan payu dara bayi wanita maupun pria selama 10 hari pertama

dari kehidupannya;kadang-kadang malahan di sertai dengan sekresi cairan

seperti air susu.selanjutnya, pada 10 -15 % dari bayi wanita dapat timbul

perdarahan per vaginam dalam minggu-minggu pertama,yang bersifat

withdrawal bleeding.

Biasanya genitelia bayi wanita yang baru lahir itu basah karna sekresi

cairan yang jerrnih.Epitel vagina relative tebal dan pH vagina 5; setelah 2-3

minggu, epitel vagina ini menjjadi tipis dan pH naik menjadi 7.pada 1/3

bayi wanita, endoserviks tidak terhenti pada ostium uteri eksternum,tetapi

menutupi juga sebagian dari porsio servisis uteri,sehingga terdapat apa yang

di namakan pseudoerosio kongenitalis.setelah + 11/ 2 tahun,erosion hilang

dengan sendirinya.

13

Page 14: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

Pada waktu lahir perbandingan seviks dan korpus uteri 1: 1 karena

hifertropi korpus ; setelah pengaruh estrogen tidak ada lagi,perbandingan

lambat laun menjadi 2 : 1 pada pubertas dengan pengaruh ekstrogen yang di

hasilkan sendiri oleh anak ,perbandingan berubah lagi,dan pada wanita

dewasa menjadi 1:2.

2. MASA KANAK-KANAK

Yang khas dari masa kanak-kanak ini ialah bahwa perangsangan oleh

hormone kelamin sangat kecil,dan memang kadar estrogen dan hormon

gonadotropin sangat rendah.karena itu ,alat-alat geneital pada masa ini tidak

memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai permulaan

pubertas.asiditas vagina yang rendah memudahkan terjadinya infeksi.

Apusan secret vagina memperlihatkan sel-sel parabasal.

Dalam masa kanak-kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat pada

pertumbuhan badan.

Pada masa kana-kanak sudah nampak perbedaan antara anak pria dan

wanita,terutama dalam tingkah lakunya; tetapi perbedaan ini di tentukan

terutama oleh lingkungan dan pendidikan.

3. MASA PUBERTAS

Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa.tidak ada batas yang tajam antar akhir masa kanak-kanak dan

awal masa pubertas, akan tetapi dapat di katakana bahwa pubertas mulai

dengan awal berfungsinyas ovarium. Pubertas berakhir pada saat ovarium

sudah berfungsi dengan mantap dan teratur.

secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya cirri-cirri klamin

skunder,dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi.pubertas pada

wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih

selama 4 tahun.

Awal pubertas jelas di pengaruhi oleh bangsa,iklim,gizi,dan

kebudayaan.pada abad ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas

kea rah umur yang lebih muda,yang di terangkan dengan meningkatnya

kesehatan umum dan gizi.

14

Page 15: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

Kejadian yang penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang

cepat,timbulnya ciri –ciri kelamin sekunder ,menarche,dan perubahan

psikis.apa yang primer menyebabkan mulainya pubertas belum di ketahui

ialah bahwa ovarium mulai berfungsi di bawah pengaruh homon

gonadotropin dari hipofisis,dan hormone ini di keluarkan atas pengaruh

releasing pactor dari hipotalamus.dalam ovarium folikel mulai tumbuh dan

walaupun folikel-folikel itu tidak sampai menjadi matang karna sebelumnya

mengalami etresia,namun folikel-folikel tersebut sudah sanggup

mengeluarkan estrogen.pada saat yang kira-kira bersamaan korteks kelenjar

suprarenal mulai membentuk androgen,dan hormone ini memegang peranan

dalam pertumbuhan badan.

Pengaruh peningkatan hormone yang pertama-tama nampak ialah

pertumbuhan badan anak yang lebih cepat,terutam ekstremitasnya,dan badan

lambat laun mendapat bentuk sesuai dengan jenis kelamin.walaupun ada

pengaruh hormone somatotropin,di duga bahwa pada wanita kecepatan

pertumbuhan terutama di sebabkan oleh estrogen.estrogen ini pula yang

pada suatu waktu menyebabkan penutupan garis epifisis tulang-

tulang,sehingga pertumbuhan badan berhenti.pengaruh estrogen yang lain

ialah pertumbuhan genitalia interna,genitalia eksterna,dan cirri-ciri kelamin

skunder.dalam masa pubertas genitalia interna dan genitalia eksterna lambat

laun tumbuh untuk mencapai bentuk dan sifat seperti pada masa dewasa.

Perkembangan dalam bidang rohani ialah penyesuaian diri dalam alam

terlindung serta aman menuju kea rah alam berdiri sendiri dan bertanggung

jawab;dari alam pikiran egosentrik ke alam pikiran yang lebih mateng.

4. GANGGUAN DALAM MASA PUBERTAS

Pubertas Dini ( pubertas perokok )

Hormone gonadotropin di produksi sebelum anak berumur

8tahun,hormone ini merangsang ovarium,sehingga ciri-ciri kelamin

skunder timbul,menarche dan kemampuan reproduksi terdapat sebelm

waktunya.

15

Page 16: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

Pubertas dini kalau cirri-ciri skunder timbul sebelum umur 8 tahun atau

kalau sudah ada haid sebelum umur 10 tahun

Dalam kepustakaan di kabarkan ada anak berumur 5 tahun 8 bulan =

melahirkan bayi

Pengobatan dapat di coba dengan pemberian MPA ( Medroksi

Progesteron Acetat ) 100 mg IM tiap 14 hari = untuk mencegah haid

Pubertas Tarda

Pubertas terlambat jika gejala-gejala pubertas baru datang antara umur

14-16 tahun

Di sebabkan oleh paktor :Herediter, Gangguan kesehatan,kekurangan

gizi

Perdarahan Dalam Masa Pubertas

Perdarahan banyak pada wanita usia 12 – 20 tahun di sebut

Perdarahan Jupenil ( Juvenile Bleeding )

Terapi konserpatif medikamentosa,mis : Progesteron seperti

Norethisteron ( Primolut N ) 3X5 mg perhari atau Norethinodrel ( 2X10

mg / hr )

Obat terus di berikan untuk 3 minggu,biarpun perdarahan sudah

berhenti

Jika pengobatan medikamentosatidak menolong dan perdarahan

banyak terpaksa di lakukan kuretase

Masa Reproduki

Masa yang penting bagi wanita dan berlangsung ± 33 tahun

Terjadi ovulasi ± 450 kali,berdarah selam 1800 hari

Klimakterium dan menopause

5. MASA REPRODUKSI

Masa ini merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan

berlangsung kira-kira 33 tahun.Haid pada masa ini paling teratur dan siklus

pada alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan.Paada masa ini

terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali,dan selama ini wanita berdarah selama

16

Page 17: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

1800 hari.biarpun pada umur 40 tahun ke atas perempuan masih dapat di

hamilkan,fertilitas menurun cepat sesudah umur tersebut.

Karena isi buku ini sebagian besar membahas tentang fisiologi

danpatologi dalam masa reproduksi,maka pembicaraan masa reproduksi

dalam bab ini singkat saja.

6. KLIMAWKTERIUM DAN MENOVAUSE

Pengertian engenai klimakterium,menopause,dan senium berbeda-beda.

Karna itu, di kemukakan dahulu definisi-definisi yang kiranya paling masuk

akal.

1. Klimakterium (Bahasa Yunani: tangga )merupakan masa peralihan

antara masa reproduksi dan masa senium.

2. Menovause adalah haid terkhir atau saat terjadinya haid terakhir.bagian

klimakterum sebelum menovause di sebut pascamenovause.

3. Senium adalah masa sesudah pascamenovause, ketika telah tercapai

keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi

gangguan vegetatif maupun fsikis.

a. Klimakterium

Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu

masa peralihan yang normal,yang berlangsung beberapa tahun

sebelum dan beberapa tahun sesudah monovause.Kita menjumapi

kesulitan dalam menentukan awal dan akhir klimakterium, tetapi

dapat di katakana abhwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun

sebelum menovause berdasarkan endokrinologik (kadar astrogen dan

kadar hormone gonedottropin naik),dan - jika ada - gejala-gejala

klinis.

Klimakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah

menovause.pada saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai yang

rendah yang sesuai dengan keadaan senium, dan gejala-gejala

neurovegetatif telah terhenti.dengan demikian,lamanya klimakterium

lebih kurang 13 tahun.

17

Page 18: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

Mengenai dasarnya klimakterium dapat di katakana,bahwa

jikalau pubertas di sebabkan oleh mulainya sintesis hormon

gandotropin oleh rangsangan hormone itu.hal ini di sebabkan oleh

karna ovarium menjadi tua;boleh di anggap bahwa ovarium menjai

lebih dahulu tua dari pada alat-alat tubuh alinnya.

Proses menjadi tua sudah mulai pada umur 40 tahun.jumlah

folikel pada ovarium waktu lahr + 750000 buah;padawaktu

menovause tinggal beberapa ribu buah.tambahan pula folikel yang

tersisa ini rupanya juga lebih resisten terhadap rangsangan

gonadotropin. Dengan demikian, siklus ovarium yang terdiri atas

pertumbuhan folikel,ovulasi,dan pembentukan korpus luteum lambat

laun terhenti. Pada wanita di atas 40 tahun siklus haid untuk 25%

tidak di sertai ovulasi,jadi bersifat anovulatoar.

Pada klimakterium terdapat penurunan produksi estrogen dan

kenaikan hormon gonadotropin.kadar hormone akhir ini terus tetap

tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopause,kemudian mulai

menurun.tinggi kadar hormone ganadotropin di sebabkan oleh

berkurangnya produksi estrogen,sehingga native feedback tehadap

pproduksi gonadotropin berkurang.

Pada wanita dalam klimakterium terjadi perubahan-perubahan

tertentu,yang dapat menimbulkan gangguan-gangguan ringan atau

kadang-kadang berat.walaupun klimakterium merupakan masa

perubahan, umumnya masa itu di lalui oleh wanita-wanita tanpa

banyak keluhan;hanya pada sebagian kecil (25% pada wanita eropa,

agak kurang pada wanita Indonesia) di temukan keluhan yang kukup

berat yang menyebabkan wanita bersangkutan meminta pertolongan

dokter. Perubahan dan gangguan itu sifatnya berbeda-beda menurut

waktunya klimakterium.pada permulaan kimaktetrium kesuburan

menurun,pada masa pramenopause terjadi kelainan

perdarahan,sedangkan terutama pada masa pascamenopause terdapat

gangguan vegetatif,psikis, dan organis.

18

Page 19: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

Gangguan negatif biasanya berupa rasa panas dengan keluarnya

keringat malam,dan perasaan jantung berdebar-debar. Dalam masa

pascamenopause, dan seterusnya dalam senium,terjadi atrofi alat-alat

genital.ovarium menjadi kecil dan dari seberat 10-12g pada wanita

dalam masa reproduksi menjadi 4g pada wanita berumur 60 tahun.

Uterus juga lambat laun mengecil dan endometrium mengalami

atrofi.biarpun demikian,uterus masih tetap dapat bereaksi terhada

pestrogen pemberian estrogen dari luar yang diikuti dengan

penghentiannya,dapat menimbulkan withdrawal bleeding. Epitel

vagina juga menipis,tetapi oleh karna masih ada estrogen,walaupun

kurang dalam klimakterium,atrofi selaput lender vagina belum

seberapa jelas,dan apus vagina memperlihatkan gambaran campuran

(spread pattern).mamma mulai menjadi lembek dan proses ini

berlangsung terus dalam senium.

Sumber estrogen dalam klimkaterium selain ovarium mungkin

juga glandula suprarenal;sumber utama dalam pascamenopause ialah

kompersi dari androstenedion.

Meabolisme sekitar menopause memperlihatkan beberapa

perubahan,misalnya hiperlipemi yang mungkin merupakan salah satu

paktor ke arah bertambahnya penyakit koroner pada masa ini.pada

wanita yang banyak merokok,yang diberi estrogen,dan yang

menderita hipertensi,kemungkinan timbulnya penyakit tersebut di

atas lebih besar lagi.

b. Menopause

Menopause ialah haid terakhir,atau saat terjadinya haid

tertkhir.diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea

sekurang-kurangnya satu tahun.berhentinya haid dapat didahului

oleh siklus haid yang lebih panjang,dengan perdarahan yang

berkurang.umur waktu terjadinya menopause di pengaruhi oleh

keturunan,kesehatan umum,dan pola kehidupan.ada kecendrungan

dewasa ini unuk terjadinya menopause pada umur yang lebih

19

Page 20: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

tua.misalnya, pada tahun 1915 menopause di katakana terjadi sekitar

umur 44 tahun,sedangkan pada tahun 1950pada umur yang

mendekati 50 tahun.penelitian agoestina dalam tahun 1982 di

bandung menunjukkan bahwa pada umur 48 tahun,50% dari wanitsa

Indonesia telah mengalami menopause.

Menopause rupanya ada hubungan dengan menarhce. Makin

menarche terjadi,makin lambat menopause timbul;sebaliknya, makin

lambat menarche terjadi,makin cepat menopause timbul.pada abad

ini umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul

menopause makin lambat terjadi,sehingga masa produksi akan

semakin lebih panjang,walaupun demikian,di negar-negara maju

rupa-rupanya menarche tidak bergeser lagi ke umur yang lebih

muda; tanpaknya batas maksimal telah tercapai.

Menopause yang artificial karna operasi atau radiasi umumnya

menimbulkan keluhan yang lebih banyak di bandingkan dengan

menopause alamiah.

c. Senium

Pada senium telah tercapai keadaan keseimbangan hormonal

yang baru, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun

psikis, yang mencolok dalam masa ini ialah kemunduran alat-alat

tubuh dan kemampuan fisik yang mengalami proses ketuaan. Dalam

masa senium terjadi pula osteoporosis dengan intensitas berbeda

pada masing-masing wanita.Walaupun sebab-sebabnya belum jelas

betul, namun berkurangnya pengaruh hormone steroid dan

berkurangnya aktivitas osteoblast memegang peranan dalm hal ini.

Gangguan Senium

Atropi alat-alat genetalia dan jaringan sekitarnya.

Meningkatnya proses katabolisme protein -> jaringan yang

banyak dipengaruhi adalah tulang, otot, dan kulit.

Seperti: osteoposis, atrofi mukosa vagina, ureteritis dan sistitis

20

Page 21: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa. (1999). Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. EGC: Jakarta

Bari, SA, dkk.(2000) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatal. EGC: Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Bedah Kebidanan EGC: Jakarta

21

Page 22: STANDAR ETIK DAN ASFEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

TUGAS MAKALAH

MATERNITAS I TENTANG

STANDAR ETIK DAN ASPEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN

MATERNITAS

WANITA DALAM BERBAGAI MASA KEHIDUPAN

Di Susun Oleh

YULIANA METRI DEWI

032001007096

PEMERINTAH PRODUKSI NUSA TENGGARA BARAT

DINAS KESEHATAN

AKADEMI KEPERAWATAN

22