12
SPESIFIKASI TEKNIS LANJUTAN PEMELIHARAAN PERIODIK DENGAN HOTMIX PEMELIHARAAN PERIODIK 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Pekerjaan Pemeliharaan Periodik adalah rekonstruksi atau pengembalian kondisi jalan beraspal yang sesuai dengan mutu bahan dan perkerasan, garis, formasi, kelandaian dan yang ditujukkan dalan gambar rencana.  b) Rekonstruksi pada pengembalian kondisi dibatasi hanya pada rekonstruksi persegmen segmen c) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup pengembalian kondisi jalan yang telah rusak berat yang tidak termasuk pekerjaan  pemeliharaan rutin, antara lain lubang lubang dengan ukuran minimal 40 cm x 40 cm, kerusakan tepi perkerasan, keriting (corrugation)  pada permukaan jalan berasp al dengan kedalaman le bih dari 3 cm, retak dengan lebar lebih besar dari pada 3 mm, deformasi (sung kur atau deformasi plastis) dan retak struktural (retak susut), retak gelincir (sliding), retak runtuh) dengan kedalaman alur lebih dari 20 mm,  perataan setempat mino r dan perbaikan kemiringan melintang perkerasan. d) Tujuan pengembalian kondisi ini adalah untuk mengembalikan kekuatan struktur yang rusak sehingga relatif sama dengan kekuatan struktur pada segmen tersebut. Untuk lokasi yang telah dikembalikan kondisinya, sebelum pelapisan ulang dilaksanakan harus dilakukan  pemeliharaan rutin. 2) Penjadwalan Pekerjaan Pengembalian Kondisi Pekerjaan pengembalian kondisi harus dijadwalkan sedini mungkin dalam program pelaksanaan untuk memaksimumkan kemudahan akses bagi  pemakai jalan. Lokasi yang akan dioverlay harus dikembalikan kondisinya sampai lengkap sesuai dengan yang disyaratkan dalam Seksi dari Spesifikasi ini sebelum pekerjaan overlay dilaksanakan. Pekerjaan pengembalian kondisi harus segera dilaksanakan paling lambat 20 hari setelah penyerahan lapangan, dan pelaksanaan harus selesai selambat-lambatny a 120 hari setelah penyerahan lapangan atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. SELOKAN DAN SALURAN AIR 2.1.1 UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak dilapisi (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai dengan Spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian dan detail yang ditunjukkan pada Gambar. Selokan yang dilapisi dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam Gambar. b) Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang tidak terganggu  baik yang bersip at sementara maupun tetap, dan dalam pe nyelesaian pekerjaan ini h arus memenuhi ketentu an dalam kontrak in i. 2) Penerbitan Detail Pelaksanaan Detail pelaksanaan selokan, baik yang dilapisi maupun tidak, yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyerahkan hasil Pemerikasaan Lapangan sesuai dengan Seksi 1.2 dari Spesifikasi ini. 2.1.2 PERSYARATAN 1) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini a) Persiapan : Seksi 1.2  b) Pasangan batu de ngan Mortar untu k Selokan dan Salura n Air : Seksi 2.2 c) Gorong-goro ng : Seksi 2.3 d) Galian : Seksi 3.1 e) Timbunan : Seksi 3.2 f) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan : Seksi 10.1 2) Toleransi Dimensi Saluran a) Perbedaan elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus mempunyai permukaan yang cukup halus dan rata dan menjamin aliran yang bebas serta tanpa genangan bilamana a lirannya kecil.  b) Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang talah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik. 3) Persyaratan Kerja a) Pengajuan Kesiapan Kerja (1) Contoh bahan yang a kan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus diserahkan sebagaimana yang disyaratkan dalam butir 2.2.2.4) dari Spesifikasi ini. (2) Apabila pekerjaan pembentukan penampang selokan telah selesai, penyedia Jasa harus meminta persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum  bahan pelapis se lokan dipasang .  b) Kondisi Temp at Kerja Pengeringan temapt kerja dan pemeliharaan sanitasi di lapangan sesuai dengan ketentuan yang diberikan dalam butir 3.1.2.5) dari Spesifikasi ini. c) Utilitas Bawah Tanah Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Butir 3.1.2.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku juga pada pekerjaan yang dilaksanakan menurut Seksi ini. d) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Butir 3.1.2.4) dari Spesifikasi ini berlaku. e) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Butir 3.1.2.4) dari Spesifikasi ini berlaku. f) Timbunan Bahan timbunan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sifat -sifat bahan penghamparan, pemadatan dan jaminan mutu yang ditentukan dalam seksi 3.2 dari Spesifikasi ini.

Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh spesifikasi teknis metode pelaksanaan pembuatan jalan

Citation preview

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    SPESIFIKASI TEKNIS

    LANJUTAN PEMELIHARAAN PERIODIK DENGAN HOTMIX

    PEMELIHARAAN PERIODIK

    1) Uraiana) Yang dimaksud dengan Pekerjaan Pemeliharaan Periodik adalah rekonstruksi atau pengembalian kondisi jalan beraspal yang sesuai dengan

    mutu bahan dan perkerasan, garis, formasi, kelandaian dan yang ditujukkan dalan gambar rencana.

    b) Rekonstruksi pada pengembalian kondisi dibatasi hanya pada rekonstruksi persegmen segmenc) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup pengembalian kondisi jalan yang telah rusak berat yang tidak termasuk pekerjaan

    pemeliharaan rutin, antara lain lubang lubang dengan ukuran minimal 40 cm x 40 cm, kerusakan tepi perkerasan, keriting (corrugation)

    pada permukaan jalan beraspal dengan kedalaman lebih dari 3 cm, retak dengan lebar lebih besar dari pada 3 mm, deformasi (sungkur atau

    deformasi plastis) dan retak struktural (retak susut), retak gelincir (sliding), retak runtuh) dengan kedalaman alur lebih dari 20 mm,

    perataan setempat minor dan perbaikan kemiringan melintang perkerasan.

    d) Tujuan pengembalian kondisi ini adalah untuk mengembalikan kekuatan struktur yang rusak sehingga relatif sama dengan kekuatanstruktur pada segmen tersebut. Untuk lokasi yang telah dikembalikan kondisinya, sebelum pelapisan ulang dilaksanakan harus dilakukan

    pemeliharaan rutin.

    2) Penjadwalan Pekerjaan Pengembalian KondisiPekerjaan pengembalian kondisi harus dijadwalkan sedini mungkin dalam program pelaksanaan untuk memaksimumkan kemudahan akses bagi

    pemakai jalan. Lokasi yang akan dioverlay harus dikembalikan kondisinya sampai lengkap sesuai dengan yang disyaratkan dalam Seksi dari

    Spesifikasi ini sebelum pekerjaan overlay dilaksanakan.

    Pekerjaan pengembalian kondisi harus segera dilaksanakan paling lambat 20 hari setelah penyerahan lapangan, dan pelaksanaan harus selesai

    selambat-lambatnya 120 hari setelah penyerahan lapangan atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan.

    SELOKAN DAN SALURAN AIR

    2.1.1 UMUM

    1) Uraian

    a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak dilapisi (unlined) dan perataan kembali selokan lama yangtidak dilapisi, sesuai dengan Spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian dan detail yang ditunjukkan pada Gambar. Selokan yang dilapisi

    dibuat dari pasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam Gambar.

    b) Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang tidak terganggubaik yang bersipat sementara maupun tetap, dan dalam penyelesaian pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan dalam kontrak ini.

    2) Penerbitan Detail Pelaksanaan

    Detail pelaksanaan selokan, baik yang dilapisi maupun tidak, yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan

    diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyerahkan hasil Pemerikasaan Lapangan sesuai dengan Seksi 1.2 dari Spesifikasi ini.

    2.1.2 PERSYARATAN

    1) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

    a) Persiapan : Seksi 1.2

    b) Pasangan batu dengan Mortar untuk Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.2

    c) Gorong-gorong : Seksi 2.3

    d) Galian : Seksi 3.1

    e) Timbunan : Seksi 3.2

    f) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase,

    Perlengkapan Jalan dan Jembatan : Seksi 10.1

    2) Toleransi Dimensi Saluran

    a) Perbedaan elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap

    titik, dan harus mempunyai permukaan yang cukup halus dan rata dan menjamin aliran yang bebas serta tanpa genangan bilamana a lirannya

    kecil.

    b) Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang talah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan

    atau telah disetujui pada setiap titik.

    3) Persyaratan Kerja

    a) Pengajuan Kesiapan Kerja

    (1) Contoh bahan yang akan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus diserahkan sebagaimana yang disyaratkan dalam butir 2.2.2.4) dari

    Spesifikasi ini.

    (2) Apabila pekerjaan pembentukan penampang selokan telah selesai, penyedia Jasa harus meminta persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum

    bahan pelapis selokan dipasang.

    b) Kondisi Tempat Kerja

    Pengeringan temapt kerja dan pemeliharaan sanitasi di lapangan sesuai dengan ketentuan yang diberikan dalam butir 3.1.2.5) dari Spesifikasi

    ini.

    c) Utilitas Bawah TanahKetentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Butir 3.1.2.5) dari Spesifikasi ini harus berlaku juga pada pekerjaan yang dilaksanakan

    menurut Seksi ini.

    d) Penggunaan dan Pembuangan Bahan GalianKetentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Butir 3.1.2.4) dari Spesifikasi ini berlaku.

    e) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan SementaraKetentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Butir 3.1.2.4) dari Spesifikasi ini berlaku.

    f) TimbunanBahan timbunan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan penghamparan, pemadatan dan jaminan mutu yang ditentukan

    dalam seksi 3.2 dari Spesifikasi ini.

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    PASANGAN BATU DENGAN MORTAR UNTUK SELOKAN DAN SALURAN AIR

    2.2.1 UMUM

    1) Uraian

    a) Yang dimaksud dengan Pasangan Batu dengan Mortar untuk Selokan dan Saluran Air adalah suatu bangunan yang berfungsi mengalirkan air

    permukaan ke saluran yang terbuat dari pasangan batu dengan campuran mortar.

    b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan apron (lantai golak),

    lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu

    dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh

    Direksi Teknik.

    c) Pekerjaan ini juga mencakup pembutan lubang sulingan (weep holes), termasuk penyediaan dan pemasangan cetakan lubang sulingan atau

    pipa.

    d) Dalam beberapa hal, bilamana mutu batu dan bentuknya cocok serta mutu kerjanya tinggi, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan

    penggunaan pasangan batu untuk struktur dengan daya dukung yang lebih besar seperti gorong-gorong pelat, tembok kepala gorong-gorong

    dan tembok penahan tanah.

    e) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini mencakup pembuatan selokan yang harus dilapis (linning), sesuai dengan Spesifikasi serta memenuhi

    alinyemen, ketinggian dan detail yang ditunjukkan dalam Gambar.

    2) Penerbitan Detail Pelaksanaan

    Detail pelaksanaan selokan, baik yang dilapisi maupun tidak, yang tidak dimasukkan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan

    2.2.2 PERSYARATAN

    1) Standar Rujukan

    Standar Nasional Indonesia (SNI):

    SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan

    SNI 15-2049-1994 : Semen Portland

    SNI 15-3759-1995 : Semen Aduk Pasangan

    AASHTO :

    AASHTO M45-04 : Aggregate for Masonry Mortar

    2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini :

    a) Persiapan : Seksi 1.2

    b) Selokan dan Saluran Air : Seksi 2.1

    c) Gorong-gorong : Seksi 2.3

    d) Drainase Porous : Seksi 2.4

    e) Beton : Seksi 7.1

    f) Adukan Semen : Seksi 7.8

    g) Pasangan Batu : Seksi 7.9

    h) Pasangan Batu Kosong/Bronjong : Seksi 7.10

    i) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase,

    Perlengkapan Jalan dan Jembatan : Seksi 10.1

    3)Toleransi Dimensi

    a) Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata

    pasangan batu dengan mortar di sekitarnya.

    b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar

    tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm

    dari profil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

    c) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar 10 cm.

    d) Profil akhiruntuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari

    profil yang ditentukan atau disetujui.

    4) Persyaratan Bahan

    a) Batu

    Batu harus terdiri atas batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan

    air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.

    (1) Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapatmungkin harus berbentuk persegi.

    (2) Mutu batu harus sesuai dengan Butir 7.10.2.4).b) dari Spesifikasi ini.(3) Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus

    mempunyai dimensi lebih besar dari 10 cm.

    b) Mortar

    Mortar harus merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8 dari Spesifikasi ini

    c) Drainase Porous

    Bahan yang digunakan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung saringan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus

    memenuhi ketentuan Seksi 2.4 Spesifikasi ini.

    5) Persyaratan Kerja

    a) Pengajuan Kesiapan Kerja

    (1) Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar, Penyedia Jasa harus

    mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing seberat 50 kg. Satu dari contoh batu akan disimpan

    oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan digunakan dalam

    pekerjaan.

    (2) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk

    pelapisan.

    b) Kondisi Tempat Kerja

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    Ketentuan yang disyaratkan dalam Butir 3.1.2.5) dari Spesifikasi ini tentang menjaga tempat kerja agar senantiasa kering dan menjamin fasilitas

    sanitasi yang memadai tersedia di lapangan untuk para pekerja, harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar.

    LAPIS FONDASI AGREGAT

    5.1.1 UMUM

    1) Uraian

    a) Lapis Fondasi Agregat adalah suatu lapisan pada struktur perkerasan jalan yang terletak diantara lapis permukaan dan lapis tanah dasar yang

    telah disiapkan. Lapis Fondasi Agregat terdiri dari 3 (tiga) kelas yang berbeda yaitu Kelas A, Kelas B dan Kelas C. Agregat Kelas A atau

    Agregat Kelas B digunakan untuk Lapis Fondasi, sedangkan Agregat Kelas C digunakan untuk Lapis Fondasi Bawah, bahu jalan dan

    perkerasan tanpa penutup aspal.

    b) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini mencakup pengadaan, pemasokan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat

    bergradasi di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai persyaratan dan detil yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana

    atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan memelihara lapis fondasi agregat yang telah selesai sesuai yang disyaratkan.

    c) Pengadaan, mencakup pemecahan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi

    ketentuan pada seksi ini. Lapis fondasi agregat pada seksi ini mencakup lapis fondasi bawah dan lapis fondasi.

    5.1.2 PERSYARATAN

    1) Standar Rujukan

    SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat untuk Tanah

    SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium

    SNI 03-1966-1990 : Metode Pengujian Batas Plastis Tanah

    SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Cassagrande.

    SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles

    SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir

    SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Kumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah dalam Agregat

    2) Toleransi Dimensia) Elevasi permukaan

    Elevasi permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Gambar Rencana, dengan toleransi:

    Bahan dan Lapisan Fondasi Agregat Toleransi Tinggi Permukaan

    Agregat Kelas C digunakan sebagai lapis fondasi bawah +1,5 cm

    -1,5 cm

    Agregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis fondasi jalan yang

    akan ditutup dengan Lapis Resap Ikat atau Pelaburan

    + 1 cm

    -1 cm

    b) Ketebalan Lapis Fondasi AgregatBahan dan Lapisan Fondasi Agregat Toleransi Ketebalan

    Agregat Kelas C digunakan sebagai lapis fondasi bawah +1 cm-1 cm

    Agregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis fondasi jalan yang

    akan ditutup dengan Lapis Resap Ikat atau Pelaburan

    +1 cm

    0 cm

    Tebal total minimum Lapis Fondasi Agregat Kelas A dan Kelas C atau Kelas B dan Kelas C tidak boleh kurang dari tebal yang disyaratkan.

    c) KerataanBahan dan Lapisan Fondasi Agregat Toleransi Kerataan

    Agregat Kelas C digunakan sebagai lapis fondasi bawah

    -1 cm

    Agregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis fondasi jalan yang

    akan ditutup dengan Lapis Resap Ikat atau Pelaburan +1 cm

    Pengukuran kerataan permukaan dengan mistar perata panjang 3 meter yang diletakkan sejajar dan melintang sumbu jalan, dilakukanseteklah semua bahan yang lepas dibersihkan.

    3) Bahana) Sumber Bahan

    Bahan Lapis Fondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 1.2.7 tentang Logistik, dari

    Spesifikasi ini.

    b) Penyedis Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan 50 kg contoh agregat yang akan digunakan untuk dijadikan rujukan selamapelaksanaan pekerjaan.

    c) Fraksi Agregat KasarAgregat kasar (tertahan pada saringan 4,75 mm) harus terdiri atas partikel yang keras dan awet.

    Agregat kasar Kelas A yang berasal dari batu kali harus 100% mempunyai paling sedikit dua bidang pecah.

    Agregat kasar Kelas B yang berasal dari batu kali harus 65% mempunyai paling sedikit satu bidang pecah.

    Agregat kasar Kelas C berasal dari kerikil.

    d) Fraksi Agregat halusAgregat halus (lolos saringan 4,75 mm) harus terdiri atas partikel pasir atau batu pecah halus dengan atau tanpa clay.

    e) Sifat-sifat Bahan yang DisyaratkanAgregat untuk lapis fondasi harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, harus

    memenuhi ketentuan gradasi yang diberikan dalam Tabel 5.1.2-1 dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.1.2-2.

    f) Pencampuran Bahan untuk Lapis Fondasi Agregat

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    Untuk memperoleh homogenitas campuran dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan bahan lapis fondasi, harus langsung dari instalasi

    pemecah batu atau pencampur yang disetujui oleh Direksi Teknis, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk

    memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak

    dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan dengan grader, loader atau backhoe kecuali dengan alat khusus pulvimixer.

    Tabel 5.1.2-1 Gradasi Lapis Fondasi Agregat

    Ukuran saringan Persen berat yang lolos, %

    ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas C

    3 75 100

    2 50 100 75-100

    1 37,5 100 88-100 60-90

    1 25,0 77-100 70-85 45-78

    3/8 9,50 44-60 40-65 25-62

    No. 4 4,75 27-44 25-52 13-45

    No. 10 2,0 17-30 15-40 8-36

    No. 40 0,425 7-17 8-12 7-23

    No. 200 0,075 2-8 2-8 5-16

    Tabel 5.1.2-2 Sifat-sifat Lapis Fondasi Agregat

    Sifat-sifat Kelas A Kelas B Kelas C

    Abrasi dari Agregat Kasar (SNI 03-2417-1990 mak. 40 % mak. 40 % mak. 40 %

    Indeks Plastis (SNI-03-1966-1990 dan SNI-03-1967-1990) mak. 6 mak. 6 mak. 6

    Hasil kali indek Plastisitas dengan % Lolos Saringan No. 200 mak. 25 - -Batas Cair (SNI 03-1967-1990) mak. 25 mak. 25 mak. 25

    Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah dalam Agregat

    (SNI-03-4141-1996)0 % mak. 1 % mak. 1 %

    CBR (SNI-03-1744-1989 min. 90 % min. 65 % min. 35 %

    Perbandingan persen lolos #200 dan #40 mak. 2/3 mak. 2/3 mak. 2/3

    4) Peralatan

    a) Umum

    Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pada Spesifikasi ini harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan

    dirawat agar supaya selalu dalam keadaan baik. Peralatan yang disediakan oleh sub-penyedia Jasa atau pemasok untuk kepentingan Penyedia

    Jasa harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan Processing harus direncanakan,

    dipasang, dioperasikan dan dengan kapasitas sedemikian sehingga dapat mencampur agregat, air secara merata sehingga menghasilkan

    campuran yang homogen. Apabila instalasi pencampur digunakan maka instalasi pencampur tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu untuk

    memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar.

    b) Alat Penghampar

    Alat penghampar agregat harus menggunakan peralatan mekanis yang mampu menyebarkan bahan lapis fondasi agregat dengan lebar dan

    toleransi permukaan yang diinginkan serta tidak menimbulkan segregasi.

    c) Alat PemadatAlat pemadat roda besi dengan penggetar, pemadat roda besi tanpa penggetar atau pemadat roda karet, dapat digunakan untuk pemadatan

    fondasi agregat.

    d) Alat pengangkute) Dump truk yang akan digunakan, bak penampungnya tidak boleh bocor dan dilengkapi terpal yang digunakan pada saat pengangkutan bahan

    ke lokasi pekerjaan dan menjamin tidak banyak terjadinya penguapan air sepanjang perjalanan.

    f) Peralatan-peralatan lainPeralatan-peralatan lain yang termasuk dalam daftar berikut ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup dan ditambah dengan peralatan

    lain yang diminta oleh Direksi Teknis antara lain:

    (1) Mistar pengecek kerataan permukaan(2) Alat penabur butiran halus manual

    5) Persyaratan Kerja

    a) Pengajuan Kesiapan kerja

    (1) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal di bawah ini paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sebelum tanggal

    yang diusulkan dalam penggunaan setiap bahan untuk pertama kalinya sebagai Lapis Fondasi Agregat :

    (a) Dua contoh bahan masing-masing minimum 50 kg bahan, satu disimpan oleh Direksi Teknis sebagai rujukan selama Periode

    Kontrak.

    (b) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk Lapis Pondasi Agregat, bersama dengan hasil pengujian

    laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang ditentukan dalam Pasal 5.1.4 terpenuhi.

    (2) Penyedia Jasa harus mengirim secara harian hal-hal di bawah ini dalam bentuk tertulis kepada Direksi Teknis segera setelah selesainya

    setiap ruas pekerjaan dan sebelum persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas Lapis Fondasi Agregat :

    (a) Hasil pengujian kepadatan dan kadar air seperti yang disyaratkan dalam Butir 5.1.3.3)

    (b) Hasil pengujian kerataan permukaan dan data hasil pengukuran elevasi dan tebal hasil pemadatan yang menyatakan toleransi yang

    disyaratkan dalam Butir 5.1.2.3).

    b) Cuaca yang Diizinkan Untuk Bekerja

    Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun hujan dan pemadatan tidak boleh dilakukan

    setelah hujan atau bila kadar air bahan tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam Butir 5.1.3.3).c).

    c) Pengaturan Lalu LintasPengaturan Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.2, dalam Spesifikasi ini.

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    5.1.3 PELAKSANAAN

    1) Pekerjaan Persiapan untuk Lapis Fondasi Agregat

    a) Apabila Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu

    jalan lama harus diperbaiki terlebih dahulu sesuai dengan Seksi 8.1 dan Seksi 8.2, dalam Spesifikasi ini.

    b) Apabila Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lama atau tanah dasar baru, maka lapisan ini harus diselesaikan

    sepenuhnya sesuai dengan Seksi 3.3, Seksi 4.1, Seksi 4.2, atau Seksi 5.1, dalam Spesifikasi ini.

    c) Sebelum pekerjaan Lapisan Fondasi Agregat akan dilaksanakan, maka lapisan dasar yang akan dilapisi harus telah disiapkan memenuhi

    persyaratan dan telah ditangani sesuai dengan butir a) dan b) di atas, dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis

    dengan panjang paling sedikit 60 meter secara menerus. Untuk penyiapan tempat-tempat yang kurang dari 60 meter karena tidak cukup

    ruang, seluruh daerah itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis fondasi agregat dihampar.

    d) Apabila lapis Fondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Direksi Teknis

    dalam kondisi tidak rusak, maka harus dilakukan penggaruan atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama dengan greder agar

    diperoleh tahanan geser yang lebih baik.

    2) Pengahamparan

    a) Material Lapis Fondasi Agregat setelah ditempatkan harus segera dihampar dan dipadatkan agar tidak terjadi penurunan kadar air.

    b) Bahan Lapis Fondasi Agregat harus diangku ke badan jalan dan harus segera dihampar dan dipadatkan agar tidak terjadi penurunan kadar aiar

    sehingga kadar air pemadatan yang merata dalam rentang yang disyaratkan dalam Butir 5.1.3.3).c). Kadar air dalam bahan harus tersebar

    secara merata.

    c) Setiap lapis harus dihampar pada ketebalan yanga merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan.

    Apabila diperlukan penghamparan lebih dari satu lapis, maka laipsan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.

    d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis fondasi. Tebal padat maksimum tidak

    boleh melebihi 20 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis.

    3) Pemadatan

    a) Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok danmemadai dan disetujui oleh Direksi Teknis, hingga kepadatan akhir mencapai paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum

    modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1734-1989, metode D.

    b) Direksi Teknis dapat memerintahkan agar digunakan mesin pemadat beroda karet untuk pemadatan lanjutan untuk menghasilkan ikatanbutiran yang lebih baik dan stabil. Alat pemadat roda besi berpenggetar hanya digunakan untuk pemadatan awal.

    c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 2% di bawah kadar air optimum sampai 2% di ata s kadarair optimum, kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang

    ditentukan oleh Sni 03-1743-1989, metode D.

    d) Pelaksanaan pemadatan memanjang harus dimulai dari sisi terendah dan bergerak ke sisi tertinggi bergeser dalam arah melintang demikianjuga di adaerah super-elevasi.

    e) Pemadatan harus dilakukan dengan tumpang tindih satu lajur dengan lajur lainnya selebar tebal lapisan.f) Pemadatan yanag berbatasan dengan kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris

    mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui Direksi Teknis.

    5.1.4. PENGENDALIAN MUTU

    1) Pengujian

    a) Jumlah data pendukung bahan yang diperlukan untuk persetujuan awal harus seperti yang diperintahkan Direksi Teknis, namun harusmencakup seluruh jenis pengujian yang disyaratkan dalam Butir 5.1.2.4), minimum 3 (tiga) contoh yang mewakili setiap sumber bahan

    yang diusulkan, dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.

    b) Bahan baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis ata mutu bahan Lapis Fondasi Agregat yang diusulkan, bilamenurut pendapat Direksi Teknis, terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya maka seluruh jenis pengujian bahan harus

    diulangi lagi.

    c) Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan keseragaman bahan yang dibawa kelokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, tetapi setiap 1000 meter kubik bahan yang

    diproduksi paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari 5 (lima) pengujian indeks plastisitas, 5 (lima) pengujian gradasi partikel, dan 1

    (satu) uji penentuan kepadatan kering maksimim (SNI 03-1743-1989, metode D), dan 1 (satu) pengujian CBR>

    d) Kepadatan dan kadar air bahan yanag dipadatkan harus secara rutin diperiksa, menggunakan SNI 03-2828-1992. Pengujian harusdilakukan pada seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Teknis. Pengujian pada setiap segmen tidak

    boleh berjarak lebih dari 100 m dan tidak boleh kurang dari 30 m.

    e) Sebelum pemadatan, segregasi dan kerataan harus sudah diperbaiki.2) Perbaikan terhadap Lapis Fondasi Agregat yang Tidak Memenuhi Ketentuan

    a) Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Butir 5.1.2.3),atau yang permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan, harus diperbaiki dengan penggaruan

    sedalam setengah tebal lapisan dengan mengurangi atau menambahkan bahan garuan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan

    dengan pembentukan dan pemadatan kembali.

    b) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal rentang kadar air seperti yang disyaratkan dalam Butir 5.1.3.3) atauseperti yang diperintahkan Direksi Teknis, harus digaru dan dilanjutkan dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup secara

    bertahap serta digaru kembali hingga kadar air campuran merata.

    c) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang ditentukan dalam rentang kadar air yang disyaratkan dalam Butir5.1.3.3) atau seperti yang diperintahkan Direksi Teknis, harus digaru secara berulang-ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang

    disetujui disertai waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif lain, apabila pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh dengan cara

    tersebut di atas, maka Direksi Teknis dapat memerintahkan agar bahan tersebut diganti dengan bahan lain yang memenuhi ketentuan.

    d) Perbaikan atas Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yangdiperintahkan oleh Direksi Teknis dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan pemadatannya

    kembali.

    3) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat pengujian kepadatan atau lainnya harus segera ditutup kembali oleh Penyedia

    Jasa dengan bahan Lapis Fondasi Agregat dengan menambah semen + 4% dan dipadatkan dengan energi pemadatan yang sesuai dengan energi

    pemadatan yang sesuai dengan energi pemadatan SNI 03-1743-1989 (56 kali tumbukan modified proctor).

    PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

    1) Cara Pengukurana) Lapis Fondasi Agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan yang sudah dipadatkan. Volume yang diukur harus didasarkan

    atas pengukuran tebal rata-rata dari berkas galian titik uji dan dalam rentang tebal toleransi pada butir 5.1.2.3) dengan lebar dan panjang

    sesuai Gambar Rencana, yang diukur tegak lurus dan mengikuti sumbu jalan dengan jarak antara 25 meter.

    b) Pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan tanah dasar yang baru atau perkerasan lama dan bahu jalan lama dimana Lapis Fondasi Agregat akandihampar tidak diukur atau dibayar menurut Seksi ini, tetapi harus dibayar terpisah dari harga penawaran yang sesuai untuk Penyiapan Badan

    Jalan dan Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama atau Bahu Jalan yang ada menurut Seksi 3.3, Seksi 8.1 dan Seksi 8.2, dalam Spesifikasi

    ini.

    2) Pengukuran dan Pekerjaan Yang DiperbaikiApabila perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi ketentuan telah diperintahkan oleh Direksi Teknis sesuai dengan Butir

    5.1.4.2), kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akn dibayar seandainya pekerjaan semula telah diterima. Tidak

    ada pembayaran tambahan yanag dilakukan untuk pekerjaan tambahan tersebut atau juga kuantitas yang diperlukan untuk perbaikan

    pekerjaan tersebut. Bila penyesuaian kadar air telah diperintahkan oleh Direksi Teknis sebelum pemadatan, tidak ada pembayaran tambahan

    yang dilakukan untuk penambahan air atau pengeringan bahan atau untuk pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk mendapatkan kadar air

    yang memenuhi ketentuan.

    3) Dasar PembayaranKuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan diatas, harus dibayar pada Harga Satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk masing-

    masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang harga serta pembayarannya

    harus merupakan konpensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan,

    pemeliharaan permukaan akibat dilewati oleh lalu lintas, dan semua biaya lain-lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang

    sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam seksi ini.

    Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran

    5.1 (1) Lapis Fondasi Kelas A Meter Kubik

    5.1 (2) Lapis Fondasi Kelas B Meter Kubik

    5.1 (3) Lapis Fondasi Kelas C Meter Kubik

    LAPIS RESAP IKAT LAPIS PEREKAT

    Persyaratan Bahan

    a) Bahan Lapis Resap Ikat(1) Aspal untuk Lapis Resap Ikat haruslah salah satu dari berikut ini :

    (a) Aspal emulasi yang digunakan dapat salah satu dari aspal emulsi pengikatan sedang (CMS) yang memenuhi SNI 03-4798-1998 atauaspal emulsi pengikatan lambat (CSS) yang memenuhi SNI 03-4798-1998.

    (b) Aspal cair yang digunakan dapat salah satu dari aspal cair penguapan sedang sesuai dengan SNI 03-4798-1998 atau aspal cairpenguapan cepat sesuai SNI 03-4800-1998. Kedua aspal cair tersebut harus dibuat dari aspal keras Pen 60 atau Pen 80, yang

    memenuhi RSNI S-01-2003, diencerkan dengan minyak tanah (kerosen) atau bensin (premium). Tipe aspal cair yang digunakan

    harus sesuai dengan tujuan penggunaannya.

    (2) Bilamana lalu lintas diizinkan lewat diatas Lapis Resap Ikat maka harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasilpenyaringan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang

    dari 98 persen harus lolos saringan 3/8 (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos saringan No. 8 (2,36 mm).

    b) Bahan Lapis Perekat(1) Aspal emulsi kationik jenis penguapan cepat (CRS-1 atau CRS-2) harus memenuhi ketentuan SNI 03-4798-1998.(2) Aspal cair penguapan cepat (RC 250) harus memenuhi ketentuan SNI 003-4800-1998. Aspal cair tersebut dibuat dari aspal keras Pen

    60 atau Pen 80 yang memenuhi ketentuan RSNI S-01-2003, diencerkan dengan bensin (premium).

    c) Takaran dan Temperatur Pemakaian Aspal(1) Penyedia Jasa harus melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan tingkat takaran

    yang tepat (liter per meter persegi) dan percobaan tersebut dapat diulangi sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, bila jenis

    permukaan yang akan disemprot atau jenis dari aspal berubah. Takaran pemakaian Lapis Resap Ikat ditunjukkan pada Tebel 6.1.2-1,

    sedangkan untuk Lapis Perekat ditunjukkan pada Tabel 6.1.2-2.

    Tabel 6.1.2-1 Takaran Pemakaian Lapis Resap Ikat

    Jenis AspalTakaran (liter per meter persegi) pada

    Lapis Fondasi Agregat Lapis Fondasi

    Aspal Cair 0,41,3 0,21,0

    Aspal Emulsi

    Tabel 6.1.2-2 Takaran Pemakaian Lapis Perekat

    Jenis Aspal Takaran (liter per meter persegi) pada

    Perkerasan Beraspal Perkerasan Kaku

    Permukaan Baru atau

    Aspal Lama yang licin

    Permukaan Porous dan

    terekspos

    Permukaan

    Baru

    Permukaan Aus

    atau licin

    Aspal Cair 0,100,15 0,150,35 0,150,20 0,150,25Aspal Emulsi 0,150,20 0,200,50 0,200,25 0,200,35

    (2) Temperatur penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 6.1.2.3, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Temperaturpenyemprotan untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari yang ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat

    diperoleh dengan cara interpolasi.

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    Tabel 6.1.2-3 Temperatur Penyemprotan

    Jenis Aspal Rentang Temperatur

    Aspal cair penguapan cepat (RC-250) 65-105

    Aspal cair penguapan sedang (MC-70) 45-85

    Aspal cair penguapan lambat (MC-30) 25-65

    Aspal Emulsi -

    Aspal Cair 160-170

    Catatan : Tindakan yang sangat hati-hati harus dilaksanakan bila memanaskan setiap aspal cair.(3) Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan

    yang menurut pendapat Direksi Teknik, telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya Penyedia

    Jasa.

    4) Persyaratan Peralatana) Ketentuan Umum

    Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan yang terdiri dari penyapu mekanis dan atau kompresor, alat Aspal Distributor,

    peralatan untuk memanaskan aspal dan peralatan yang sesuai untuk meratakan kelebihan aspal.

    b) Alat Aspal Distributor(1) Aspal Distributor harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin penggerak sendiri, memenuhi peraturan keselamatan

    jalan. Bilamana dimuati penuh maka tekanan ban pada pengoperasian dengan kecepatan penuh tidak boleh melampaui tekanan

    yang direkomendasi pabrik pembuatnya.

    (2) Sistem tangki aspal, pemanasan, pemompaan dan penyemprotan harus sesuai dengan ketentuan pengamanan dari Institute ofPetroleum, Inggris.

    (3)

    Aspal Distributor harus dilengkapi dengan batang semprot dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang samayaitu 10 1 cm dan dapat mensirkulasikan aspal secara penuh. Batang semprot harus terpasang dan dilengkapi dengan pipa

    semprot tangan yang dapat diatur menyemprot ke bawah.

    (4) Lat Penyemprot, harus dirancang, dilengkapi, dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga aspal mendapat pemanasandengan merata dan dapat disemprotkan secara merata dengan berbagai variasi lebar permukaan, pada takaran yanag ditentukan

    dalam rentang 0,15 sampai 2,4 liter per meter persegi.

    CAMPURAN BERASPAL PANAS

    UMUM

    1) Uraiana) Yang dimaksud dengan Campuran Beraspal Panas adalah campuran yang terdiri atas kombinasi agregat yang dicampur dengan aspal.

    Pencampuran dilakukan di Unit Pencampus Aspal (UPA) sedemikian rupa sehingga permukaan agregat terselimuti dengan seragam. Untuk

    mengeringkan agregat dan memperoleh kekentalan aspal yang mencukupi dalam mencampur dan mengerjakannya, maka kedua-duanya

    dipanaskan masing-masing pada temperatur tertentu.

    b)

    Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini mencakup pembuatan lapisan campuran beraspal panas untuk lapis perata, lapis fondasi, lapispermukaan antara dan lapis aus, yang dihampar dan dipadatkan di atas lapis fondasi atau dan permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai

    dengan Spesifikasi ini dan Gambar Rencana.

    c) Semua jenis campuran dirancang menggunakan prosedur khusus yang diberikan di dalam Spesifikasi ini, untuk menjamin bahwa rancanganyang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan yang sesuai.

    2) Jenis Campuran BeraspalJenis campuran dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada Gambar Rencana.

    a) Latasir (Lapis Tipis Aspal Pasir/Sand Sheet) Kelas A dan BLatasir adalah lapis penutup permukaan jalan yang terdiri atas agregat halus atauu pasir atau campuran keduanya dan aspal keras yang

    dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu. Pemilihan Kelas A dan B terutama tergantung pada

    gradasi pasir yang digunakan.

    b) Lataston (Lapis Tipis Aspal Beton/HRS)Lapis Lataston pada dasarnya adalah lapis permukaan yang berupa mortar pasir aspal yang diberi sisipan butiran kasar dan dapat terdiri dari

    Lataston adalah lapis permukaan yang terdiri atas Lapis Aus (Lataston Lapis Aus/HRS-WC) dan Lapis Permukaan Antara (Lataston Lapis

    Permukaan Antara/HRS-Base) yang terbuat dari agregat yang bergradasi senjang dengan dominasi pasir dan aspal keras yang dicampur,dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur t ertentu.

    Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka campuran harus dirancang sampai memenuhi semua ketentuan yang diberikan dalam

    Spesifikasi. Dua kunci utama adalah :

    (1) Gradasi yang benar-benar senjang, tercermin dimana butiran-butiran lolos nomor 30 paling sedikit 80% dari butiran-butiran lolosnomor 8. Untuk material Lataston hampir selalu dilakukan pencampuran pasir alam dan agregat halus pecah mesin.

    (2) Rongga udara pada kepadatan membal (refusal density) harus memenuhi ketentuan yang ditunjukkan dalan Spesifikasi ini,c) Laston (Lapisan Aspal Beton/AC)

    Laston adalah lapis permukaan atau lapis fondasi yang terdiri atas Laston Lapis Aus (AC-WC), Laston Lapis Permukaan Antara (AC-BC)

    dan Laston Lapis Fondasi (AC-Base).

    Setiap jenis campuran AC yang menggunakan bahan Aspal Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan Asbuton atau Aspal Multigrade atau

    aspal keras Pen 60 atau Pen 40 yang dicampur dengan Asbuton butir disebut masing-masing sebagai AC-WC modified, AC-BC Modified,

    dan AC-Base Modified.

    6.3.2 PERSYARATAN

    1) Standar RujukanStandar Nasional Indonesia (SNI) :

    SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar

    SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles

    SNI 03-2432-1991 : Metode Pengujian Daktilitas bahan-bahan aspal

    SNI 06-2433-1991 : Metode Pengujian titik nyala dan titik bakar dengan alat cleveland open cup

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    SNI 06-2434-1991 : Metode Pengujian titik lembek aspal dan ter

    SNI 03-2439-1991 : Metode Pengujian kelekatan agregat terhadap aspal

    SNI 06-2440-1991 : Metode Pengujian kehilangan berat minyak dan aspal dengan cara A

    SNI 06-2441-1991 : Metode Pengujian berat jenis aspal padat

    SNI 03-2456-1991 : Metode Pengujian penetrasi bahan-bahan bitumen

    SNI 03-3407-1994: Metode Pengujian sifat kekekalan bentuk batu terhadap larutan natrium sulfat dan magnesium sulfat

    SNI 03-3640-1994 : Metode Pengujian kadar aspal dengan cara ekstraksi menggunakan alat soklet

    SNI 03-4142-1996: Metode Pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200 (0,075 mm)

    SNI 03-4428-1997: Metode Pengujian agregat halus atau pasir yang mengandung bahan plastis dengan cara setara pasir.

    SNI 03-6399-2000 : Tata cara pengambilan contoh aspal

    SNI 03-6721-2002 : Metode Pengujian Kekentalan aspal cair dengan alat saybolt

    SNI 03-6757-2002 : Metode Pengujian berat jenis nyata campuran beraspal padat menggunakan benda uji kering permukaan jenuh

    SNI 03-6819-2002 : Spesifikasi agregat halus untuk campuran beraspal

    SNI 03-6877-2002 : Metode Pengujian kadar rongga agregat halus yang tidak dipadatkan

    SNI 03-6885-2002 : Metode Pengujian noda aspal minyak

    SNI 03-6893-2002 : Metode Pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal

    SNI 03-6894-2002 : Metode Pengujian kadar aspal dan campuran beraspal cara sentrifus

    RSNI M-01-2003 : Metode Pengujian campuran beraspal panas dengan alat Marshall

    RSNI M-04-2004 : Metode Pengujian kelarutan aspal

    RSNI M-06-2004 : Cara uji campuran beraspal panas untuk ukuran agregat maksimum dari 25,4 mm (1 inci) sampai dengan 38 mm (1,5 inci)

    dengan alat Marshall

    RSNI T-01-2005 : Cara uji butiran agregat asar berbentuk pipih, lonjong atau pipih dan lonjong

    AASHTO :

    AASHTO T283-89 : Resistancy of compacted bituminous mixture to moisture induced damaged

    AASHTO T301-95 : Elastic recovery test of bituminous material by means of a ductilometer

    AASHTO T165-97 : Effect of water on cohesion of compacted bituminous paving mixtures

    ASTM :

    ASTM E 102-93 : Saybolt furol viscosity of asphaltic material at high temperature

    British Standard :

    BS 598 Part 104 (1989) : The compaction procedur used in the percentage refusal density test

    2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi ini

    a) Persiapan : Seksi 1.2b) Lapis Resap Perekat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1

    3) Toleransia) Toleransi tebal lapisan ditunjukkan pada Tabel 6.3.2-1b) Bilamana campuran beraspal (khususnya Lataston dan Laston) yang dihampar lebih dari satu lapis, toelransi tebal seluruh lapisan tidak boleh

    lebih dari toleransi lapis teratas yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.2-1

    c) Seluruh tebal lapisan tidak boleh lebih dari toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.2-1Tabel 6.3.2-1 Tebal Nominal Minimum Lapisan Beraspal dan Toleransi

    Jenis Campuran SimbolTebal Nominal Minimum

    (mm)

    Toleransi Tebal

    (mm)

    Latasir Kelas A SS-A 15

    Latasir Kelas B SS-B 20

    LatastonLapis Aus HRS WC 30

    4Lapis Permukaan Antara HRS-BC 35

    Laston

    Lapis Aus AC-WC 40 3

    Lapis Permukaan Antara AC-BC 50 4Lapis Fondasi AC-Base 60 5

    d) Toleransi kerataan harus memenuhi ketentuan beikut ini :(1) Kerataan Melintang

    Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang diletakkan tegak lurus sumbu jalan tidak boleh melampaui 4 mm untuk lapis

    aus, 6 mm untuk lapis permukaan antara dan 8 mm untuk lapis fondasi.

    (2) Kerataan MemanjangSetiap ketidakrataan individu bila diukur dengan mistar lurus atau mistar lurus beroda (rolling) sepanjang 3 m yang diletakkan sejajar

    dengan sumbu jalan tidak boleh melampaui 5 mm.

    e) Perbedaan elevasi melintang untuk lapis aus, lapis antara dan lapis fondasi tidak boleh lebih 5% dari kemiringan rencana.f) Perbedaan elevasi sumbu jalan atau tepi-tepi untuk setiap 5 m panjang untuk lapis aus tidak boleh lebih dari 5 mm, lapis permukaan antara

    tidak boleh melampaui 8 mm dan untuk lapis fondasi tidak boleh melampaui 10 mm dari elevasi yang dihitung dari penampang memanjang

    yang ditunjukkan dalam Gamabar Rencana.

    4)

    Persyaratan Rencanaa) Agregat

    (1) Umum(a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar campuran beraspal, yang proporsinya dibuat sesuai

    dengan rumus perbandingan campuran (lihat Pasal 6.3.2.5)), memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.2-2

    sampai dengan Tabel 6.3.2-3.

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    (b) Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Teknik. Bahan harus ditumpuk sesuai denganketentuan dalam seksi 1.11 dari Spesifikasi ini.

    (c) Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus sudah menumpuk setiap fraksi agregat untuk campuran beraspal, paling sedikituntuk kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukan persediaan harus dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan campuran

    beraspal satu bulan berikutnya.

    (d) Dalam pemilihan sumber agregat, Penyedia Jasa dianggap sudah memperhitungkan penyerapan aspal aoleh agregat. Variasi kadaraspal akibat tingkat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat diterima sebagai alasan untuk negosiasi kembali harga satuan dari

    Campuran beraspal.

    (e) Penyerapan air oleh agregat maksimim 3%(f) Berat jenis (bulk specific gravity) agregat kasar dan halus minimum 2,5 dan perbedaannya tidak boleh lebih dari 0,2.

    2)Agregat Kasar

    a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan saringan No.8 (2,36 mm) dan haruslah bersih, keras, awet dan bebas darilempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 6.3.2-2.

    b) Fraksi agregat kasar harus batu pecah dan harus disiapkan dalam ukuran nominal. Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalahsatu saringan yang lebih besar dari ukuran nominal maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal maksimum adalah satu

    saringan yang lebih kecil dari saringan pertama (teratas) dengan bahan tertahan kurang dari 10%.

    c) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.2-2.d) Agregat kasar untuk Latasir Kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih.

    Tabel 6.3.2-2. Ketentuan Agregat Kasar

    Pengujian Standar Nilai

    Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium sulfat SNI 03-3407-1994 Maks. 12%

    Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991 Maks. 40%

    Kelekatan agregat terhadap SNI 03-2439-1991 Min. 95%

    Angularitas SNI 03-6877-2002 95/90 (*)

    Partikel Pipih dan Lonjong (**) RSNI T-01-2005 Maks. 10%

    Material lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1%

    Catatan :

    (*) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka

    bidang pecah dua atau lebih.

    (**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1 : 5

    e) Fraksi agregat kasar harus dirumpuk terpisah dan harus dipasok ke Unit Pencampur Aspal (UPA) dengan melalui pemasokpenampung dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat diekndalikan dengan baik.

    f) Batas-batas yang ditentukan dalam Tabel 6.3.2-2.g) Pembatasan lolos saringan No.200 < 1%, pada saringan kering karena agregat kasar yang dilekasti lumpur tidak dapat dipisahkan pada

    waktu pengeringan sehingga tidak dapat dilekati aspal.

    (3) Agregat Halus(a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau pensaringan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos

    saringan No. 8 (2,36) sesuai SNI 03-6819-2002

    (b) Fraksi-fraksi agregat kasar, agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditumpuk.(c) Pasir boleh digunakan dalam campuran beraspal. Persentase maksimum yang diijinkan untuk laston (AC) adalah 10%.(d) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu

    pecah halus harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal 6.3.2.4).a).(1) Agar dapat memenuhi ketentuan

    Pasal ini batu pecah halus harus diproduksi dari batu yang bersih.

    (e) Agregat pecah halus dan pasir harus dipasok ke Unit Pencampus aspal dengan melalui pemasok penampung dingin (cold binfeeds) yang terpisah sedemikian rupa sehingga rasio agregat pecah halus dan pasir dapat dikontrol dengan baik.

    (f) Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6.3.2-3.Tabel 6.3.2-3 Ketentuan Agregat Halus

    Pengujian Standar Nilai

    Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 Min 50%

    Material Lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 8%

    Angularitas SNI 03-6877-2002 Min 45%

    4)Bahan Pengisi (Filler)

    Bahan pengisi yang ditambahkan harus dari semen portland, bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak dikehendaki dan tidak

    menggumpal.

    Debu abtu (stonedust) dan bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan penyaringan

    sesuai SNI 03-4142-1996 harus mengandung bahan yang lolos saringan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75% dari yang lolos saringan

    No.30 (600 micron) dan mempunyai sifat non plastis.

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    b) Gradasi Agregat GabunganGradasi agregat gabungan untuk campuran beraspal, ditunjukkan dalam Tabel 6.3.2-4. Gradasi agregat gabungan Laston harus berada di dalam

    batas-batas titik kontrol (control point) dan harus berada di luar Daerah Larangan dan sebagaimana yang ditentukan dalam Tabel 6.3.2-4.

    Tabel 6.3.2-4 Gradasi Agregat Gabungan

    Ukuran Saringan% Berat Yang Lolos

    Latasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC) 2

    ASTM (mm) Kelas A Kelas B WC Base WC BC Base

    1%2 37,5 100

    1% 25 100 90-100

    3/4 19 100 100 100 90-100 Maks. 90

    %2 12,5 90-100 90-100 90-100 Maks.90

    3/8 9,5 100 75-85 65-100 Maks.90

    No.4 4,75 100

    No.8 2,36 50- 35- 28-58 23-49 19-45

    No.16 1,18

    No.30 0,600 35-60 15-35

    No.200 0,075 10-15 8-13 6-12 2-9 4-10 4-8 3-7

    DAERAH LARANGAN

    No.4 4,75 - - 39,5

    No.8 2,36 39,1 34,6 26,8-

    No.16 1,18 25,6- 22,3- 18,1-

    No.30 0,600 19,1- 16,7- 13,6-

    No.200 0,300 15,5 13,7 11,4

    Catatan :

    1. Untuk HRS-WC dan HRS-Base, harus dijaga kesenjangannya, dimana paling sedikit 80% dari butiran yang lolos saringan No.8 harus jugalolos saringan No.30 (0,600 mm).

    2. Untuk AC, digunakan titik kontrol gradasi agregat, berfungsi sebagai batas-batas rentang utama yang harus ditempati oleh gradasi-gradasitersebut. Batas-batas gradasi ditentukan pada saringan ukuran nominal maksimum, saringan menengah (2,36 mm) dan saringan terkecil

    (0,075 mm).

    c) Aspal(1) Aspal yang digunakanharus salah satu dari jenis Aspal Keras Pen 40, Aspal Keras Pen 60, Aspal Polimer, Aspal dimodifikasi dengan

    Asbuton dan Asplam Multigrade yang memenuhi persyaratan pada Tabel 6.3.2-6, Tabel 6.3.2-7, Tabel 6.3.2-8 dan Tabel 6.3.2-9, dan

    campuran yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan campuran beraspal yang diberikan pada salah satu Tabel 6.3.2-11 sampai dengan

    Tabel 6.3.2-14 sesuai dengan jenis campuran yang ditetapkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Direksi Teknis.

    (2) Pengambilan contoh aspal harus dilaksanakan sesuai dengan SNI 03-6399-2000. Pengambilan contoh bahan aspal dari setiap truk tangkiharus dilaksanakan pada bagian atas, tengah, dan bawah. Contoh pertama yang diambil harus langsung diuji di laboratorium lapangan untuk

    memperoleh nilai penetrasi dan titik lembek. Aspal di dalam truk tangki tidak boleh dialirkan ke dalam tangki penyimpanan sebelum hasil

    pengujian tersebut memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini. Bilamana hasil pengujian tersebut lolos pengujian, tidak berarti aspal dari truk

    tangki yang bersangkutan diterima secara final kecuali aspal dan contoh yang mewakili telah memenuhi semua sifat-sifat aspal yang

    disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Kegagalan dipenuhinya salah satu uji sebagai yang disyaratkan tetap menjadi tanggung jawab Penyedia

    Jasa.

    (3) Campuran beraspal harus di ekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI 03-3640-1994. Setelah konsentrasi larutan aspal yangterekstraksi mencapai 200 ml, partikel mineral yang terkandung harus dipisahkan dengan alat sentrifugal. Pemisahan ini dianggap telah

    terpenuhi bilamana kadar abu dlam aspal yang diperoleh kembali tidak melebihi 1% (dengan pengapian). Aspal harus diperoleh kembali

    dari larutan sesuai dengan prosedur SNI 03-6894-2002.

    Tabel 6.3.2-5 Persyaratan Aspal Keras Pen 40 dan Pen 60

    No Jenis Pengujian MetodePersyaratan

    Pen 40 Pen 60

    1 Penetrasi, 25C; 100 gr; 5 detik; SNI 06-2456-1991 40-59 60-79

    2 Titik Lembek, C SNI 06-2434-1991 51-63 48-58

    3 Titik Nyala, C SNI 06-2433-1991 Min.200 Min.200

    4 Daktilitas 25C, cm SNI 06-2432-1991 Min. 100 Min. 100

    5 Berat Jenis SNI 06-2441-1991 Min.1,0 Min.1,0

    6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen RSNI M 04-2004 Min. 99 Min. 99

    7 Penurunan berat (dengan SNI 06-2440-1991 Maks. 0,8 Maks. 0,8

    8 Penetrasi setelah penurunan SNI 06-2456-1991 Min.58 Min.54

    9 Daktilitas setelah penurunan SNI 06-2432-1991 - Min 50

    10 Uji noda aspal

    -Standar Naptha XyleneHephthane Xylene

    SNI 03-6885-2002 Negatif Negatif

    11 Kadar paraffin, % SNI 03-3639-2002 Maks. 2 Maks. 2

    Catatan: Apabila uji noda aspal disyaratkan, Direksi Teknik dapat menentukan salah satu pelarut yang akan digunakan.

    Tabel 6.3.2-6 Persyaratan Aspal Polimer

    No Jenis Pengujian MetodePersyaratan

    Plastome Elastome

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    1 Penetrasi, 25C; 100 gr; 5 detik; SNI 06-2456-1991 50-70 60-75

    2 Titik Lembek, C SNI 06-2434-1991 Min. 56 Min. 54

    3 Titik Nyala, C SNI 06-2433-1991 Min.232 Min.232

    4 Berat Jenis SNI 06-2441-1991 Min.1,0 Min.1,0

    5 Kekentalan pada 135C, cSt SNI 06-6721-1991 150-1500 Maks.200

    6 Stabilitas Penyimpanan pada 163C SNI 06-2434-1991 Homogen* Maks. 2

    7 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen % berat RSNI M 04-2004 Min. 99 Min. 99

    8 Penurunan berat (dengan SNI 06-2440-1991 Maks. 1,0 Maks. 1,09 Perbedaan Penetrasi setelah RTFOT, terhadap asli SNI 06-2456-1991 Maks. 10

    Maks. 20

    Maks. 10

    Maks. 20

    10 Perbedaan Titik Lembek setelah RTFOT, terhadap asli

    -Kenaikan titik lembek C

    SNI 06-2434-1991 Maks. 62

    Maks. 2

    Maks. 2

    11 Elastic recovery residu RTFOT, AASHTO T301-95 - Min.45

    Catatan: Pada permukaan tidak terjadi lapisan (kulit), kerut dan tidak terjadi endapan.

    Tabel 6.3.2-7 Persyaratan Aspal Dimodifikasi Dengan Asbuton dan Bitumen

    Asbuton Modifikasi

    No Jenis Pengujian MetodePersyaratan

    Plastome Elastome

    1 Penetrasi, 25C; 100 gr; 5 detik; SNI 06-2456-1991 40-55 40-60

    2 Titik Lembek, C SNI 06-2434-1991 Min. 55 Min. 55

    3 Titik Nyala, C SNI 06-2433-1991 Min.225 Min.225

    4 Daktilitas 25C, cm SNI 06-2432-1991 Min. 50 Min. 100

    5 Berat Jenis SNI 06-2441-1991 Min.1,0 Min.1,0

    6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen % berat RSNI M 04-2004 Min. 90 Min. 99

    7 Penurunan berat (dengan TFOT SNI 06-2440-1991 Maks. 2 Maks. 1

    8 Penetrasi setelah kehilangan SNI 06-2456-1991 Min. 55 Min. 65

    9 Daktilitas setelah TFOT, % asli SNI 06-2432-1991 Min. 50 Min. 50

    10 Mineral Lolos Saringan No.100 SNI 03-1968-1991 Min.90* -

    Catatan: *Hasil Ekstraksi

    Tabel 6.3.2-8 Persyaratan Aspal Multigrade

    No Jenis Pengujian Metode Persyaratan

    1 Penetrasi, 25C; 100 gr; 5 detik; SNI 06-2456-1991 50-70

    2 Titik Lembek, C SNI 06-2434-1991 Min. 55

    3 Titik Nyala, C SNI 06-2433-1991 Min. 225

    4 Daktilitas 25C, cm SNI 06-2432-1991 Min. 100

    5 Berat Jenis SNI 06-2441-1991 Min. 1,0

    6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % RSNI M 04-2004 Min. 99

    7 Penurunan berat (dengan TFOT), SNI 06-2440-1991 Maks. 0,8

    8 Penetrasi setelah penurunan berat, % asli SNI 06-2456-1991 Min. 60

    9 Daktilitas setelah penurunan berat, % asli SNI 06-2432-1991 Min. 50

    PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

    1)

    Pengukuran Pekerjaana) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran campuran beraspal haruslah berdasarkan pada beberapa penyesuaian di bawah ini :(1) Untuk bahan lapisan permuakaan (misalnya SS, HRS-WC dan AC-WC) jumlah per meter persegi dari bahan yang dihampar dan

    diterima, yang dihitung sebagai hasil perkalian dari panjang ruas yang diukur dan lebar yang diterima.

    (2) Untuk bahan lapisan perkuatan (misalnya HRS-Base, AC-BC dan Ac-Base) jumlah meter kubik dari bahan yang telah dihampardan diterima, yang dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi dan tebal yang diterima.

    b) Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan kuran dari tebal minimum yang dapatditerima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis (tapered) di sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lainnya.

    Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi ketentuan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi tidak akan diterima untuk

    pembayaran.

    c) Campuran beraspal yang dihampar langsung di atas permukaan aspal lama yang dilaksanakan pada kontrak terdahulu yang menurutpendapat Direksi Pekerjaan memerlukan koreksi bentuk yang cukup besar (lapis aus, antara, fondasi dan juga yang bersifat sebagai

    perata), harus dihitung berdasarkan tebal rata-rata yang diterima yang dihitung berdasarkan berat campuran beraspal yang diperoleh

    dari penimbangan muatan di rumah timbang setelah dikurangi sejumlah volume/berat yang tidak digunakan dibagi dengan luas

    penghamparan aktual dan kepadatan lapangan hasil pengujian benda uji inti (core), dan luas lokasi penghamparan yang diterima.Bilamana tebal rata-rata campuran beraspal yang diperlukan melebihi dari tebal rancangan (diperlukan untuk perbaikan bentuk), maka

    tebal rata-rata yang ditentukan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan harus berdasarkan atas perhitungan tebal rata-rata yang diperlukan

    (diterima).

    d) Kecuali yang disebutkan dalam c) di atas, maka tebal campuran beraspal yang diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar daritebal nominal rancangan yang ditunjukkan dalam Tabel 6.3.2.1) di atas atau tebal rancangan yang ditentukan dalam Gambar Rencana.

  • 5/23/2018 Spesifikasi Teknis Kerja Proyek ( CONTOH PENAWARAN/BIDDING)

    Direksi Pekerjaan dapat menyetujui atau menerima suatu ketebalan yang kurang berdasarkan pertimbangan teknik atau suatu ketebalan

    lebih untuk lapis perata seperti yang diijinkan menurut Pasal 6.3.5.1).c) dari Spesifikasi ini maka pembayaran campuran beraspal akan

    dihitung berdasarkan luas atau volume hamparan yang dikoreksi menurut butir h) di bawah dengan menggunakan faktor koreksi berikut

    ini :

    Tidak ada penyesuaian luas atau volume hamparan seperti di atas yang dapat diterapkan untuk ketebalan yang melebihi tebal nominal

    rancangan bila campuran beraspal tersebut dihampar di atas permukaan yang juga dikerjakan dalam kontrak ini, kecuali jika

    diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan atau ditunjukkan dalam Gambar Rencana.

    e) Lebar hamparan campuran beraspal yang akan dibayar harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dan harus diukur dengan pitaukur oleh Penyedia Jasa dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan tegak lurus sumbu jalan dan tidak

    termasuk lokasi hamparan yang tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi hamparan. Interval jarak pengukuran memanjang

    harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi harus selalu berjarak sama dan tidak kurang dari 25 meter. Lebar yang

    akan digunakan dalam menghitung luas untuk pembayaran setiap lokasi perkerasan yang diukur, harus merupakan lebar rata-rata yang

    diukur dan disetujui.

    f) Pelapisan campuran beraspal dalam arah memanjang harus diukur sepanjang sumbu jalan dengan menggunakan prosedur pengukuranstandar ilmu ukur tanah.

    g) Bilamana Direksi Pekerjaan menerima setiap campuran beraspal dengan kadar aspal rata-rata yang lebih rendah dari kadar aspal yangditetapkan dalam rumus perbandingan campuran. Pembayaran campuran beraspal akan dihitung berdasarkan luas atau volume

    hamparan yang dikoreksi menurut butir (h) di bawah dengan menggunakan faktor koreksi berikut ini. Tidak ada penyesuaian yang akan

    dibuat untuk kadar aspal yang optimum yang dilampaui dalam rumus Perbandingan Campuran.

    h) Luas atau volume yang digunakan untuk pembayaran adalah :Luas atau volume seperti disebutkan pada butir a) di atas x Ct x Cb, Bilamana tidak terdapat penyesuaian maka faktor koreksi Ct dan

    Cb diambil satu.

    i) Bilamana perbaikan pada campuran beraspal yang tidak memenuhi ketentuan telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai denganPasal 6.3.3.3) dari Spesifikasi ini, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan dibayar bila pekerjaan

    semula dapat diterima. Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan atau kuantitas tambahan yang diperlukan untuk perbaikan

    tersebut.

    j) Kadar aspal aktual (kadar aspal efektif + penyerapan aspal) yang digunakan Penyedia Jasa dalam menghitung harga satuan untukberbagai campuran beraspal yang termasuk dalam penawarannya haruslah berdasarkan perkiraannya sendiri. Tidak ada penyesuaian

    harga yang akan dibuat sehubungan dengan perbedaan kadar aspal yang disetujui dalam Rumus Perbandingan Campuran dan kadar

    aspal dalam analisa harga satuan dalam penawaran.

    2) Dasar PembayaranKuantitas yang sesuai dengan ketentuan diatas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang

    ditunjukkan di bawah ini dan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh

    untuk mengadakan dan memproduksi dan mencampur serta menghampar semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan, pengujian, perkakas

    dan perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

    Nomor Mata

    PembayaranUraian Satuan Pengukuran

    6.3.(1) Latasir Kelas A (SS-A), (t=....cm) Meter Persegi

    6.3.(2) Latasir Kelas B (SS-B), (t=....cm) Meter Persegi

    6.3.(3) Lataston Lapis Aus (HRS-WC), (t=....cm) Meter Persegi

    6.3.(4) Lataston Lapis Fondasi (HRS-Base) Meter Kubik

    6.3.(4a) Lataston Lapis Fondasi Perata (HRS-Base L) Ton

    6.3.(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC), (t=....cm) Meter Persegi

    6.3.(5b) Laston Lapis Aus Modifikasi (AC-WC Mod. L), (t=...cm) Meter Persegi

    6.3.(5c) Laston Lapis Aus Perata (AC-WC L) Ton6.3.(5d) Laston Lapis Aus Modifikasi Perata (AC-WC Mod L) Ton

    6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC) Meter Kubik

    6.3.(6b) Laston Lapis Antara Modifikasi (AC-BC Mod) Meter Kubik

    6.3.(6c) Laston Lapis Antara Perata (AC-BC L) Ton

    6.3.(6d) Laston Lapis Antara Modifikasi Perata (AC-BC Mod L) Ton

    6.3.(7a) Laston Lapis Fondasi (AC-Base) Meter Kubik

    6.3.(7b) Laston Lapis Fondasi Modifikasi (AC-Base Mod) Meter Kubik

    6.3.(7c) Laston Lapis Fondasi Perata (AC-Base L) Ton

    6.3.(7d) Laston Lapis Fondasi Modifikasi Perata (AC-Base Mod L) Ton

    Sabtu, 21 Juni 2014

    CV. HERLINA RATNA DEWI

    (HERLINA RATNA DEWI)

    Direktur