33
Sosiologi Ekonomi oleh Pheni Chalid Center for Social Economic Studies Jakarta 2009

Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

oleh

Pheni Chalid

Center for Social Economic Studies

Jakarta 2009

Page 2: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Pheni Chalid Sosiologi Ekonomi/Pheni Chalid Edisi 2, Cet. 2 Jakarta: Center for Social Economic Studies (CSES) Press, 2009 ISBN 979-922 19-1-0 Hak Cipta 2009 pada Penulis Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk cara penggunaan mesin fotocopy, tanpa izin dari penerbit. Cetakan Pertama, April 2005 Cetakan Kedua, Februari 2009 Cetakan Ketiga, March 2016 Hak Penerbitan pada Center for Social Economic Studies (CSES) Press Penulis Drs. Pheni Chalid, SF, MA, Ph.D CSES Press Gedung Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Jakarta-Indonesia Telp. (021) 7493318, 7496006, Fax. (021) 7496006 Email: [email protected]

Page 3: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

iii

Kata Pengantar

Pada awalnya buku ini merupakan catatan-catatan yang disarikan dari materi kuliah sosiologi ekonomi yang disampaikan oleh penulis kepada mahasiswa di Fakultas Ekonomi jurusan akuntansi dan manajemen serta mahasiswa pasca sarjana bidang studi ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembahasan sosiologi masih terbilang langka dalam

ranah ekonomi dan buku ini mencoba memberikan spektrum yang lebih luas terhadap persoalan ekonomi, tidak hanya dilihat dari dalam tapi juga berusaha melihat persoalan ekonomi dari luar, dengan memperhatikan variabel-variabel sosial yang sesungguhnya melekat (embedded) dalam aktivitas ekonomi.

Buku ini mencoba memberikan perspektif bahwa

memisahkan aspek sosial dari aspek ekonomi apalagi mendikotomikan antara keduanya merupakan perspektif yang kurang tepat dalam menganalisis fenomena ekonomi. Hal tersebut terlihat dari pembahasan mengenai trust. Sebagai teori yang ‘besar’ dalam konteks sosiologi ekonomi, trust merupakan produk sosial yang sarat dengan perhitungan-perhitungan rasional ekonomis dan terbentuk melalui interaksi sosial yang berulang-ulang.

Pertanyaan mengenai faktor apa yang melestarikan

suatu interaksi ekonomis, akan sulit dicarikan jawabannya hanya dengan menganalisisnya dari variabel ekonomi semata,

Page 4: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

iv

seperti faktor-faktor produksi atau teori permintaan dan penawaran, kecuali dengan menyertakan variabel-variabel sosial. Dalam konteks inilah sosiologi ekonomi mengisi ruang kosong kurang bisa diisi oleh ekonomi.

Edisi ini merupakan edisi revisi dan mengalami

perbaikan materi. Buku ini dapat hadir dihadapan pembaca tidak lepas dari peran Kurniawan Zein dan Isniati Kuswini yang menulis ulang materi kuliah yang disampaikan kepada para mahasiswa. Akhir kata, tentunya, berbagai kritikan dan masukan dari pembaca diperlukan untuk lebih memperbaiki kekurangan yang ada.

Jakarta, March 2016 Center for Social Economic Studies

Page 5: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel dan Gambar

Bab 1. Pendahuluan 1 Bab 2. Embeddedness Faktor Sosial dan Perilaku Dalam Perilaku Ekonomi 22

Bab 3. Trust dan Interaksi Ekonomi 53 Bab 4. Gender, Perdagangan dan Etnis 70 Bab 5. Social Capital dan Sumber Daya Ekonomi 95 Bab 6. Rasionalitas dalam Pertukaran 119

Page 6: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

vi

Bab 7. Moral Ekonomi 136 Bab 8. Sosiologi Uang 164 Bab 9. Ekonomi Informal 192 Daftar Pustaka Biodata Penulis

Page 7: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

vii

Daftar Tabel dan Gambar

Tabel 1. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di Negara Industri 87 Tabel 2. Gender dan Pilihan Kerja 88 Tabel 3. Gender dan Pilihan Komoditas Perdagangan 91 Tabel 4. Tipe dan Karaktristik Modal Sosial 98 Tabel 5. Stratifikasi Negara Berdasarkan Tingkat Pendidikan 106 Gambar 1. Tipe Masyarakat dan Model Pertukaran 128 Gambar 2. Idelologi, Pasar dan Pola Kekuasaan 162

Page 8: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Bab 1

Pendahuluan

iskursus sosiologi ekonomi berangkat dari dua disiplin

ilmu sosial yang sama-sama mapan, masing-masing

memiliki perspektif, metodologi dan teori dalam cara melihat

dan mempelajari perilaku individu, kelompok dan masyarakat.

Ilmu ekonomi melihat dan mempelajari indvidu,

kelompok dan masyarakat dari aspek produksi, konsumsi dan

distribusi. Tiga kata kunci ini merupakan konsep dasar yang

dikembangkan oleh ilmu ekonomi dalam ranah sosial.

Produksi merupakan rangkaian kegiatan untuk mengolah

bahan mentah menjadi barang jadi yang siap pakai. Tujuan

produksi adalah menciptakan atau menghasilkan barang.

Sedangkan distribusi merupakan rangkaian kegiatan untuk

mengantarkan barang yang selesai diolah dan siap pakai ke

tangan konsumen. Hal ini dapat dilakukan secara langsung

kepada konsumen atau melalui pasar1. Terakhir, konsumsi

yaitu kegiatan menggunakan barang hasil produksi sesuai

dengan kebutuhan.

1 Pasar dalam konteks ini dibatasi pada pengertian pasar sebagai

locus (market place), bukan pasar pengertian sebagai sebuah sistem-pertukaran/transaksi.

D

Page 9: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

2

Berdasarkan tiga kata kunci produksi, konsumsi dan

distribusi, ilmuwan ekonomi menformulasikan berbagai asumsi

dan teori tentang berbagai permasalahan di seputar produksi,

seperti teori penawaran dan permintaan (supply and demand)

yang membicarakan lalu-lintas barang yang dipengaruhi oleh

tingkat penawaran dan permintaan.

Hubungan antara produksi, distribusi dan konsumsi

berlangsung dalam hubungan yang kompleks dan sangat

bervariasi. Penawaran dan permintaan merupakan hubungan

timbal-balik yang menjadi mekanisme utama dalam

bertransaksi. Dari mekanisme transaksional tersebut

kemudian tercipta mekanisme tentang harga. Mekanisme

penawaran dan permintaan dan mekanisme harga bukanlah

variabel yang masing-masing berdiri sendiri, akan tetapi

terintegrasi dalam media yang disebut dengan mekanisme pasar

(market mechanism).

Sementara ilmu sosiologi melihat dan mempelajari

individu, kelompok dan masyarakat dari aspek: perilaku,

orientasi dan interaksi. Perilaku sebagai tindakan aktual

dimotivasi oleh kesadaran atau orientasi yang tidak berdiri

sendiri, dipengaruhi oleh faktor luar seperti pranata nilai atau

budaya. Di sisi lain, indvidu sebagai makhluk sosial secara

alamiah akan melakukan interaksi dengan indvidu lainnya.

Dalam berinteraksi, setiap indvidu mengembangkan berbagai

bentuk komunikasi yang merepresentasikan orientasi dalam

Page 10: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

3

dirinya. Pola ini dapat terlihat dalam hubungan kelompok

seumur (peer group).

Variabel Sosial dalam Ekonomi

Berbagai pola dan sistem interaksi ekonomi tersebut

sesungguhnya berawal dari hubungan yang sederhana antara

individu dan masyarakat (interaksi sosial) dalam rangka

memenuhi kebutuhan terhadap hasil produksi atau jasa.

Kelangkaan barang yang dibutuhkan (scarcity) menjadi motor

utama di balik interaksi yang menggerakkan proses ekonomi

ini; mulai dari tingkatan yang sederhana dalam bentuk

kegiatan ekonomi subsisten, seperti penjualan langsung

kepada pemakai di area produksi, atau transaksi antara

pembeli dan penjual di sebuah warung kecil, hingga bergerak

menjadi tingkatan yang sangat maju, seperti ekspor-impor

antarnegara.

Apabila proses ekonomi sesungguhnya berawal dari

interaksi sosial, maka terdapat beberapa pertanyaan mendasar.

Apakah ekonomi itu sesungguhnya adalah fenomena sosial

atau semata-mata gejala ekonomi dan terpisah dari aspek

sosialnya? Atau saling berkaitan satu dengan lainnya?

Pada awal dominasi pikiran filosofis, kegiatan

ekonomi dan perilaku sosial tidak dapat dibedakan.

Page 11: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

4

Keduanya dinilai sebagai satu kesatuan. Pada saat ilmu

semakin terspesifikasi dan terspesialisasi, ilmu ekonomi mulai

terpisah dari ilmu sosial lainnya. Pemisahan ini berimplikasi

dalam melihat individu sebagai pelaku ekonomi yang diisolasi

dari sosialitasnya serta dianalisis sebagai agen yang

teratomisasi (berdaulat untuk dan dalam dirinya sendiri).

Perspektif neoklasik menjelaskan bahwa agen

ekonomi adalah individu yang independen dan rasional ketika

mengejar kepentingan diri (self-interest), dalam rangka

memaksimalkan manfaat atau keuntungan.2 Jika demikian

halnya, lalu bagaimana individu diperlakukan dan dianalisis

dalam konteks ekonomi? Jawabannya adalah uang. Uang

menjadi satu-satunya alat analisis untuk menjelaskan individu

dalam konteks ekonomi. Meskipun penjelasan yang diberikan

hanyalah menyentuh aspek materil dari ekonomi akan tetapi

dengan uang hasil analisis menjadi eksak dan terukur.

Uang sebagai alat analisis ekonomi memang dapat

memberikan penjelasan analisis ekonomi yang eksak dan

terukur. Hanya saja uang sebagai alat analisis ekonomi akan

sulit digunakan untuk mencari jawaban atas orientasi dan

perilaku ekonomi masyarakat. Seperti bagaimana persepsi dan

perilaku masyarakat tentang kerja, perubahan pola dan

2 David Dequech, Uncertainty and Economic Sociology: a Preliminary Discussion

– Focus on Economic Sociology, American Journal of Economics and Sociology, July, 2003

Page 12: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

5

distribusi kerja dalam masyarakat pra dan pasca industri.

Dengan kata lain bahwa terdapat variabel-variabel sosial yang

lebih dapat digunakan untuk menjelaskan permasalahan

ekonomi secara komprehensif. Keberadaan aspek-aspek

sosial dalam menganalisis proses ekonomi perlu dipahami

sebagai hal yang given bahwa ekonomi tidak dapat dilepas dari

aspek-aspek nonekonomi. Keynes3 ketika membuat sistem

keseimbangan memperhitungkan beberapa hal sebagai sesuai

yang given dari aspek nonekonomi, seperti kondisi sosial

politik terkini, keterampilan tenaga kerja, level perangkat

teknologi, tingkat persaingan, pola selera konsumen, sikap

penduduk terhadap pekerjaan, dan struktur sosial.

Ilmu Ekonomi dan Analisis Sosiologis

Apabila variabel sosial dapat menjadi alat analisis

ekonomi, maka bagaimana sosiologi mendaftar, menformulasi

dan menerapkan veriabel-variabel tersebut dalam menjelaskan

fenomena ekonomi? Pada batas apa sosiologi beririsan

dengan ilmu ekonomi? Sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu

memiliki perangkat-perangkat dan wilayah analisis yang

berbeda dengan ilmu ekonomi, meski manusia sebagai

individu dan sekaligus anggota masyarakat merupakan obyek

3 J. Smelser, The Sociology of Economic Life, New Jersey: 1976, Prentice-Hall,

hal.33

Page 13: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

6

material bersama dari kedua disiplin tersebut. Sosiologi

berusaha memberikan kategorisasi, diferensiasi, simplifikasi,

dan generalisasi terhadap fakta sosial yang diamati. Dengan

demikian dapat disusun variabel-variabel yang dapat

dioperasionalisasikan dalam analisis. Regularitas, orientasi

sosial individu dan kelompok, struktur sosial, sanksi-sanksi,

norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen

observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan

dari aneka variabel itulah yang kemudian membentuk pola-

pola hubungan sosial yang berbeda satu sama lainnya. Variasi

inilah yang kemudian dijadikan objek kajian Sosiologi.

Berbeda dengan ekonomi, variabel yang

dikembangkan sosiologi tidaklah sederhana, ‘lempeng’ dan

garis lurus. Karena itu, saat menghubungkan antara variabel

dalam sosiologi memiliki titik rawan yang berlainan

tatanannya. Untuk setiap variabel terikat (dependent),

kemungkinan jumlah dan jenis yang menjadi variabel bebas

yang dapat mempengaruhinya sangatlah besar dan bervariasi.

Bila ekonomi melihat dalam konteks ekonomi

masyarakat dari aspek produksi, distribusi, dan konsumsi,

sosiologi melihat masyarakat dalam konteks ekonomi dalam

spektrum yang lebih luas. Sebab fokus sosiologi terarah

kepada aspek perilaku sosial yang bergerak dalam pola-pola

yang bermakna. Dengan kata lain, sosiologi sering

4 Smelser, Ibid, hal. 33

Page 14: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

7

memusatkan perhatiannya kepada orientasi individual

terhadap lingkungannya dan bagaimana cara-cara orientasi

tersebut mempengaruhi perilaku.

Untuk memperjelas perbedaan sudut pandang antara

ekonomi dan sosiologi ketika melihat individu dalam konteks

ekonomi, dapat diilustrasikan melalui perilaku individu dalam

kelompok kerja. Kapabilitas dan mobilitas seseorang ketika

melaksanakan tugas dalam tatanan kelompok kecil,

umpamanya dalam subunit kerja di perusahaan, lazim dalam

ekonomi dikaitkan secara langsung dengan kecerdasan,

latihan dan motivasi. Walau demikian, sosiologi tidak merasa

cukup dan membatasi hal yang mempengaruhi kapabilitas dan

mobilitas tersebut pada tiga faktor itu saja. Lebih jauh,

sosiologi mengembangkan analisisnya bahwa banyak faktor

yang dapat mempengaruhi kapabilitas dan mobilitas

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya, seperti

tingkat harmoni dan konflik dirinya dengan lingkungan kerja,

referensi dan disposisi, kehadiran dan ketidakhadiran, perilaku

orang lain yang memberikan tugas, dan lain-lain.

Studi Robert Michels yang memperbandingkan antara

partai politik dan serikat buruh dapat menjadi contoh

kompleksitas sosiologis dalam mendaftar dan menentukan

variabel-variabel ekonomi yang dianalisis.5 Kajian ini

berangkat dari permasalahan sistem wewenang oligarki yang

5 Ibid. hal, 39-41

Page 15: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

8

dikembangkan organisasi-organisasi besar. Menurut dia,

terdapat tiga set variabel yang menciptakan oligarki. Pertama,

ciri-ciri teknis dan administratif organisasi yang tidak

memungkinkan komunikasi dan koordinasi langsung terhadap

keputusan yang diambil banyak orang. Akibatnya, beban

tanggung jawab hanya ada pada kelompok kecil orang.

Kedua, kecenderungan psikologis massa yang mengidolakan

pemimpin. Ketiga, intelektualitas dan kultur pemimpin itu

sendiri. Konsekuensi oligarki, menurut Michels, adalah

sentralisasi kekuasaan. Hal tersebut disebabkan oleh

kecenderungan model kepemimpinan oligarki yang pada saat

berkuasa, berusaha mendapatkan akses kepada sumber daya,

menganggap dirinya sangat diperlukan dan menganggap

bahwa jabatan sebagai hal yang perlu dan suci.

Variabel-Variabel Sosial

Agama dan Nilai-nilai Tradisional

Agama dan nilai-nilai tradisional mendapat serangan

dari para teoritisi modernisasi-klasik. Kedua hal itu dituding

sebagai faktor yang tidak mendukung industrialisasi karena

sifatnya yang tidak rasional. Tetapi, kenyataannya, serangan

tersebut tidak sepenuhnya terbukti.

Page 16: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

9

Beberapa penelitian tentang agama dan nilai-nilai

tradisional dan budaya lokal memperlihatkan betapa kedua

hal tersebut menjadi pendorong bagi kemunculan kapitalisme.

Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Weber dalam bukunya

Economic and Society, dan secara gamblang dalam bukunya

Christian Ethics and the Spirit of Capitalism. Dalam buku terakhir

ini Weber memperlihatkan reifikasi dari agama Kristen

kepada kerja keras

Kerja keras dan hidup hemat merupakan etika

protestan dalam sekte Calvinis (tidak untuk sekte lainnya

seperti Luther atau Zwing Lie). Dua kata kunci itulah,

menurut Weber, yang menjadi spirit kemunculan kapitalisme.

Ajaran Kristen dipahami oleh sekte Calvin mengandung

ajaran untuk selalu bekerja keras di dunia ini dan berlaku

hemat atas apa yang telah didapat. Atas dasar dua variabel

tersebut, Weber membangun hipotesis bahwa agama memiliki

peran mendorong kemunculan semangat kapitalisme.

Tradisi dalam konsepsi sosiologi adalah upaya cerdas

yang dicapai dan dilakukan oleh masyarakat secara berulang-

ulang dan sebagai pengetahuan yang diwarisi secara turun-

temurun yang didukung oleh mekanisme sanksi. Aneka

tradisi yang dipandang sebagai penghalang bagi pembangunan

ekonomi harus dilihat sebagai tantangan untuk memberikan

jalan terhadap kekuatan pasar dan standarisasi proses dan

hasil industri. Standarisasi aneka proses dan produksi

Page 17: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

10

ekonomi adalah batu loncatan kepada masa depan yang

memprasaranai kemajuan.6

Di Jepang, agama Tokugawa dan nilai-nilai tradisional

memberikan kontribusi terhadap akselerasi pembangunan

ekonomi di sana. Proses industrialisasi di Jepang pertama kali

digerakkan bukan oleh kelas pedagang ataupun industriawan,

melainkan oleh kaum samurai. Terdapat suatu etika dalam

tradisi samurai yang memungkinkan nilai-nilai tradisional

tersebut dapat beradaptasi dan dapat pula dijadikan modal

utama dalam proses industrialisasi. Etika samurai

menekankan pengoperasian semua bentuk usaha dengan

memegang teguh janji demi negara, dan memberikan spirit

untuk bekerja keras dan tangguh dengan tetap

memperhatikan kepentingan dan rasa orang lain.7

Di Indonesia, kelas industriawan dan wiraswastawan

pada awalnya muncul dari kalangan santri, yang memiliki

keyakinan dan taat dalam menjalankan ajaran Islam. Industri

Batik di Solo dan Yogyakarta awalnya banyak dikerjakan oleh

kalangan santri, bukan dari kalangan priyayi. Dalam persepsi

kaum santri8, mandiri dalam ekonomi dengan cara berdagang

5 Patrick Aspers, The Economic Sociology of Alfred Marshall: An Overview,

American Journal of Economics and Sociology, October, 1999. 7 Robert. N. Bellah, Religi Tokugawa; Akar-akar Budaya Jepang,

Jakarta: 1992, Gramedia Pustaka Utama, hal. 92 8 Begitu pula industri batik di Pekalongan hingga tahun 80-an

didominasi secara keseluruhan oleh kaum santri.

Page 18: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

11

merupakan bagian dari ajaran Islam. Persepsi ini terbentuk

merujuk kepada sosok Nabi Muhammad s.a.w. sebagai

pedagang. Selain itu, dalam Islam terdapat ajaran yang

menunjukkan ke arah pencapaian ekonomis tertentu

mengiringi berbagai kewajiban, seperti zakat yang hanya dapat

dilakukan jika seseorang telah mencapai kekayaan dalam

jumlah tertentu dan kewajiban haji hanya berlaku bagi mereka

yang mampu, di antaranya dalam bidang ekonomi.

Selera konsumen merupakan satu variabel yang

dipakai oleh Keynes dalam membuat sistem keseimbangan

antara minat untuk memakai barang tertentu dengan tingkat

ketersediaannya. Selain itu, dari selera konsumen yang

berlaku dalam suatu masyarakat juga dapat diketahui alasan

yang menyebabkan pilihan jenis komoditas yang diproduksi di

suatu wilayah. Seperti jagung yang menjadi bahan pokok

makanan masyarakat Madura, menyebabkan jagung menjadi

komoditas utama yang ditanam untuk memenuhi kebutuhan

itu. Hal ini berimplikasi pada pembentukan pasar dan lokasi

yang jelas dalam pendistribusian jagung megikuti alur

permintaan dan penawaran.

Dalam diri masyarakat sebenarnya telah ditemukan

aktivitas ekonomi yang bersifat subsisten, yaitu masyarakat

memproduksi barang dan komoditas tertentu untuk dipakai

sendiri, bukan berorientasi pada pasar. Aktivitas ekonomi

masyarakat pada tingkat ini berlaku ukuran-ukuran

Page 19: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

12

rasionalitas tertentu yang menjadi referensi dalam tindakan

ekonomi di antara mereka, seperti rasionalitas kelompok.

Sebagai contoh, dalam masyarakat petani pilihan terhadap

teknologi yang mendukung produksi pertanian didasari oleh

logika dan rasionalisasinya sendiri. Pilihan terhadap

penggunaan cangkul oleh petani di wilayah Jawa sebagai alat

bercocok tanam dan pupuk kandang merupakan pilihan yang

dipengaruhi atas logika dan rasionalisasi yang berlaku di

antara mereka pada masa itu, yaitu karena keterbatasan

pilihan teknologi dan kemudahan mendapatkan pupuk

kandang. Ini merupakan pilihan rasionalitas masyarakat.

Masyarakat petani memiliki perhitungan rasionalitas

tersendiri atas ekspektasi dari pekerjaan yang dilakukan. Apa

lagi hasil dari pertanian adalah satu-satunya harapan

pendapatan yang tidak boleh meleset. Maka, dapat dipahami

apa sebabnya petani cenderung menghindari tindakan

spekulasi. Karena itu, memperkenalkan teknologi baru

kepada masyarakat petani dalam rangka mendorong ke arah

industrialisasi perlu memperhatikan secara seksama logika dan

rasionalisasi yang mereka pahami. Belajar dari berbagai

pengalaman pengembangan dan pelatihan petani dapat

dikemukakan bahwa, jika ingin memodernisasi petani, jalan

yang paling tepat adalah memberi contoh dan menghadirkan

langsung contoh-contoh sukses yang dapat ditiru.

Page 20: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

13

Ikatan Kekeluargaan

Selain agama dan tradisi, kelompok solider (solidarity

group) yang bersumber dari ikatan kekeluargaan (kinship) juga

merupakan faktor sosial yang berhubungan dengan ekonomi9.

Ikatan kekeluargaan merepresentasikan hubungan sosial-

afektif yang amat dalam berdasarkan fakta biologis kelahiran

dan hukum perkawinan, yang kemudian diikuti intensitas

hubungan yang tercipta antara sesama anggota keluarga.

Jenis peran dan aktivitas seseorang dalam masyarakat

banyak dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan posisinya

dalam keluarga. Lebih kentara pada masyarakat tradisional,

peranan seseorang secara ekonomis acap tersubordinasi ke

dalam pertimbangan keluarga, yang di dalamnya tugas-tugas

tertentu diberikan sesuai dengan tingkatan usia anggota

keluarga dan distribusi kerja. Tanggung jawab lebih banyak

diberikan berdasarkan jenis kelamin (domestic division of labor).

Meskipun telah terjadi perubahan secara besar-besaran

tentang fungsi seseorang berdasarkan gender dan tingkat

umur, pola tersebut masih terus berlangsung, sekalipun dalam

masyarakat modern. Anak-anak yang masih tergolong muda

tidak diperkenankan bekerja, sebagian pekerjaan dengan

spesifikasi tertentu untuk anak laki-laki dan selebihnya untuk

perempuan.

9 Slater dan Tonkiss, Market Society, Market and Modern Social Theory,

Cambridge, United of Kingdom, 2000, Polity Press., hal. 9-13

Page 21: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

14

Gambaran mengenai pengaruh signfikan ikatan

kekeluargaan terhadap perkembangan ekonomi dapat dijejaki

dari bagaimana Familiisme10 atau sumberdaya keluarga11

memiliki kontribusi terhadap perkembangan ekonomi seperti

kelahiran kapitalisme di Cina. Melalui sistem famili yang

dipegang teguh, seorang pemilik industri pemintalan kapas

akan memperoleh keuntungan ekonomis secara cuma-cuma

dengan cara mempertahankan tenaga kerja yang disuplai dari

sistem kekeluargaan pada usaha industri. Apabila terjadi

kebangkrutan atau kemunduran dalam satu usaha, dengan

sistem hubungan kerja paternalisme tersebut, pekerja akan

menarik diri secara individual dengan memilih untuk

mengundurkan diri daripada melakukan tindakan kolektif,

seperti pemogokan masal yang jauh lebih merugikan.

Selain berfungsi sebagai aktiva positif terhadap

perkembangan ekonomi, ikatan kekeluargaan juga

memberikan efek negatif terhadap kemajuan ekonomi.

Sebab, ikatan kekeluargaan sering meletakkan individu ke

dalam suatu jaringan loyalitas. Penerapan cara ini akan

membuat mandul kalkulasi rasional ekonomi yang seharusnya

selalu menyertai setiap tindakan ekonomi. Struktur bisnis

dengan sistem keluarga di Prancis pada awal perkembangan

kapitalisme di sana tidak dapat berkembang karena tidak

10 Suwarsono dan Alvin Y.So, Perubahan Sosial dan Pembangunan,

LP3ES: 1991. hal. 56 11 Robert W. Hefner (ed.), Budaya Pasar, Jakarta, LP3ES: 2001. hal. 19

Page 22: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

15

memberikan kesempatan bagi keluarga untuk mencari modal

dari luar. Padahal, pengembangan usaha selalu membutuhkan

investasi. Selain itu, tidak ada pemisahan antara anggaran

keluarga dengan perusahaan.

Dengan rekruitmen pegawai, perusahaan yang

dikembangkan dengan sistem keluarga di Prancis kerap tidak

didasarkan atas kompetensi bisnis yang dimiliki oleh yang

bersangkutan. Di berbagai negara Asia terdapat

kecenderungan –meski tidak dapat digeneralisir– anggota

keluarga tidak dilibatkan dalam aktivitas usaha. Alasan yang

melatari kondisi ini adalah bahwa keluarga dipandang

berpotensi memunculkan kecemburuan sosial di antara

pekerja lain, memiliki tingkat kepatuhan yang rendah terhadap

majikan, serta terlalu banyak tuntutan.

Hubungan keluarga dan ekonomi berjalan dengan

saling mempengaruhi. Di satu sisi ia menjadi aktiva bagi

perkembangan ekonomi, di sisi lain juga membawa

perubahan terhadap struktur keluarga. Atau, dengan kata

lain, struktur keluarga berubah secara drastis karena maraknya

industrialisasi. Struktur keluarga dalam masyarakat industri

memperlihatkan bahwa proses industrialisasi dan urbanisasi

telah melahirkan sistem keluarga tunggal atau keluarga inti.

Keluarga jauh, meskipun ada, hampir tidak berpengaruh sama

sekali terhadap kehidupan satu keluarga.

Page 23: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

16

Etnis

Sebagai bagian dari fakta sosial, etnisitas menjadi

bagian dari interaksi sosial tradisional. Etnisitas dapat

dimengerti sebagai pengelompokan manusia karena

perbedaan bawaan dan kelahiran dari aspek warna kulit,

bahasa, lingkungan, yang kesemuanya itu merupakan ciri-ciri

bawaan. Para sosiolog menggunakan istilah etnis untuk

menyebutkan setiap bentuk kelompok – baik kelompok ras

atau bukan kelompok ras – yang secara sosial dianggap berada

dan telah mengembangkan subkulturnya sendiri.12

Interaksi anggota-anggota dalam satu etnis yang sama

berlangsung intensif dan relatif lebih tinggi daripada interaksi

dengan anggota etnik yang berbeda. Pertimbangan etnisitas

dijadikan kriteria inisasi untuk seleksi. Seperti dalam

hubungan perkawinan terdapat kecenderungan untuk lebih

memilih dari kelompok atau golongan yang sama. Suatu hal

yang alami bahwa penilaian stereotip dan prejudice mewarnai

bentuk penilaian hubungan antar individu atau kelompok

dengan etnis yang berbeda.

Tingkat interaksi dalam kolompok etnis tertentu

berpengaruh langsung terhadap akses dan derajat

pengetahuan anggotanya tentang fluktuasi pasar. Untuk

12 Paul. B. Horton dan Chester L. Hunt, Sosiologi (terj.), Jakarta, 1992,

Penerbit Erlangga.

Page 24: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

17

menyiasati agar tidak terlalu mahal dalam membeli sesuatu

komoditas atau memilih jasa, masyarakat cenderung berpaling

kepada anggota dari kelompok etnis yang sama, kerena

terdapat kepercayaan tradisional yang relatif lebih besar

terhadap sesama mereka. Koherensi etnis dalam interaksi

ekonomi selanjutnya berkembang menjadi sebuah jaringan

kerja sesama etnis yang memberikan kontribusi besar

terhadap kemajuan ekonomi.

Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa aspek agama

dan nilai- nilai tradisional dalam budaya dapan menjadi

variabel yang memberikan kontribusi terhadap tindakan-

tindakan ekonomi.

Struktur dan Stratifikasi Dalam struktur sosial, terdapat stratifikasi yang

membedakan kelas dan status sosial antara individu atau

kelompok. Istilah struktur sosial adalah suatu konsep yang

dipakai untuk menjelaskan karakteristik interaksi yang

berulang di antara dua orang atau lebih. Unit dasar dari

struktrur sosial itu tidaklah menunjuk pada pengertian orang,

tapi kepada aspek-aspek interaksi tertentu dari orang-orang,

seperti peranan suami-istri dalam rumah tangga. Konsep ini

dipakai untuk mengindikasikan pola peranan seseorang dalam

masyarakat yang dapat diidentifikasi dari fungsi dan peran

Page 25: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

18

sosialnya, seperti struktur agama, struktur pendidikan, dan

struktur ekonomi.

Stratifikasi hadir dalam masyarakat, menurut Talcott

Parson (1966, 1977), sebagai bagian dari proses evolusi sosial.

Masyarakat memiliki kapasitas untuk beradaptasi dengan

lingkungannya dan stratifikasi merupakan strategi masyarakat

untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan mereka. Menurut

Parson, apabila setiap orang diperlakukan dengan derajat yang

sama, peran-peran seperti kepemimpinan yang bertujuan

untuk mengatasi tantangan dan permasalahan sosial tidaklah

dibutuhkan. Adanya stratifikasi menyebabkan peran

kepemimpinan dibutuhkan dan berkonsekuensi

mendatangkan reward dan prestise. Stratifikasi Parson terlihat

sangat optimis dengan mengabaikan sebab-sebab lain dari

adanya stratifikasi, seperti eksploitasi. Karena dalam

masyarakat industri, eksploitasi kelas kapitalis berjalan

sistematis melalui sarana-sarana mesin produksi. Gerhard

Lenski (1996) mengemukakan teori stratifikasi berdasarkan

asumsi bahwa manusia mementingkan diri sendiri dan selalu

berusaha menyejahterakan dirinya. Individu berperilaku

menurut kepentingannya sendiri, bekerja sama dengan orang

lain apabila terkait dengan kepentingan dirinya sendiri, dan

akan berkompetisi dengan orang lain apabila melihat peluang

untuk dirinya. Kesamaan kalkulasi ekonomi memungkinkan

individu dapat bekerja sama dan perbedaan kalkulasi itu pula

yang menyebabkan terjadinya konflik stratifikasi. Karena itu,

Page 26: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

19

menurut Lenski, yang menjadi sebab stratifikasi adalah

surplus produksi ekonomi.

Surplus ekonomi dalam perspektif Lenski, didorong

oleh kemajuan teknologi. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa peralihan teknologi dari masyarakat agraris ke

masyarakat industrialis menyebabkan surplus ekonomi yang

menyebabkan perebutan di antara individu yang

berkonsekuensi masyakarat menjadi terstratifikasi. Stratifikasi

juga terdapat dalam masyarakat pra-industri dalam derajat

yang berbeda. Pertanyaan yang muncul dari teori Lenski

adalah, apa yang mendorong masyarakat atau individu

menggunakan teknologi untuk mendatangkan surplus

ekonomi? Lalu bagaimana apabila tidak terjadi surplus? Dan,

bagaimana memulainya?

Michael Harner (1970), Morton Fried (1967), dan

Rasser Blumberg (1978) memiliki kesamaan perspektif bahwa

tekanan penduduk telah menghilangkan apa yang dinamakan

dengan kepemilikan bersama, dan perbedaan akses terhadap

sumber daya menjadi tak terelakkan. Suatu kelompok pada

akhirnya memaksa kelompok lain bekerja lebih keras untuk

menghasilkan surplus ekonomi melebihi apa yang

dibutuhkan. Sejak kemajuan teknologi mengiringi tekanan

pertumbuhan penduduk, surplus ekonomi dimungkinkan.

Peningkatan tekanan penduduk dan teknologi menjadikan

perbedaan akses terhadap sumber daya dan stratifikasi dalam

Page 27: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

20

masyarakat semakin real. Proses ini berjalan dalam kontinum

waktu yang terus menerus. Pemikiran Michael Harner,

Morton Fried, dan Rasser Blumberg merupakan deviasi

terhadap teori kelangkaan (scarcity).

Stratifikasi dalam struktur ekonomi menunjukkan

perbedaan pola dan tingkat produksi, serta pendapatan.

Perbedaan tersebut terjadi merupakan determinasi dari

penguasaan teknologi dan keahlian yang dimiliki. Pada

masyarakat agraris, proses produksi berlangsung lamban dan

tidak terorganisir. Daya dukung yang dimiliki, seperti

teknologi, juga dilakukan dengan cara-cara yang masih

sederhana dan padat karya-bahkan hingga saat ini tentunya

berpengaruh langsung terhadap pendapatan masyarakat

agraris yang memiliki tingkat pendapatan rendah dan hasil

produksi yang terbatas.

Pada masyarakat industri pola produksi dikerjakan

dengan cara-cara yang sangat maju, terorganisir, modern, dan

berbasiskan teknologi yang telah termekanisasi. Sehingga

proses produksi dapat dijalankan lebih cepat dalam kuantitas

yang massal dan tidak terbatas. Karena itu, tingkat

pendapatan dalam masyarakat industri pun menjadi lebih

tinggi dibandingkan dengan masyarakat agraris. Jika

dibandingkan antara kedua pola produksi ini, akan kita

temukan aneka perbedaan di antara keduanya.

Page 28: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

Sosiologi Ekonomi

21

Stratifikasi dalam masyarakat agraris bersifat

sederhana dan belum bervariasi sebagaimana stratifikasi

dalam masyarakat industri. Namun bagi Karl Marx,

masyarakat petani tidak dapat dikatakan telah menciptakan

kelas sosial tersendiri karena tidak ada petani yang hidup

dalam pola produksi pertanian yang bersifat individual,

terpisah dari yang lain. Penolakan atas stratifikasi dalam

masyarakat agraris bertumpu pada pandangan Marx terhadap

penguasaan atas faktor produksi yang masih belum

terindividualisasi. Sedangkan stratifikasi dalam masyarakat

industri banyak ditentukan oleh prestasi individu dalam

mengambil bagian dalam aneka penawaran pekerjaan dan

pengisian pos-pos pekerjaan yang muncul dalam proses

produksi, karena industrialisasi telah melahirkan beragam

jenis pekerjaan yang dapat dimasuki oleh setiap anggota

masyarakat yang memiliki kualfikasi keahlian. ‘Booming’

pekerjaan di sektor industri tidak saja menciptakan prakondisi

dalam bentuk kualifikasi keahlian tertentu namun juga telah

merubah perilaku produksi dan persepsi masyarakat mengenai

pekerjaan. Identifikasi paling mudah dapat dilihat dari adanya

mobilisasi masyarakat petani memasuki bidang-bidang

pekerjaan di sektor industri.

Page 29: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

211

Daftar Pustaka

Auster, Carol J., 1996. Sociology of Work, California, 1996, Pine

Grass Forga Press

Beckert, Jens, Economic Action and Embeddedness: The Problem of

Structure Action, John F. Kennedy Institute, 1999.

Bellah, Robert N., 1992. Religi Tokugawa; Akar-akar Budaya

Jepang, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Bendix, Richard dan Seymour Martin Lipset, (ed.), 1966.

Class, Status, and Power; Social Stratification in

Comparative Prespectives, New York, The Press Collier

McMillan Publishing.

Budiman, Arief, 1985. Pembagian Kerja Secara Seksual, Sebuah

Pembahasan Sosiologis tentang Peran Wanita dalam

Masyarakat, Jakarta PT Gramedia.

____________, 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta

PT Gramedia Pustaka Utama

Burt, Ronald S., 1992. Structural Holes: The Social Structure of

Competition. Cambridge, Harvard University Press.

Chalid, Pheni, 2005. Keuangan Daerah, Investasi, dan

Desentralisasi: Tantangan dan Hambatan, Jakarta,

Kemitraan

Damsar, 1997. Sosiologi Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo

Persada.

Duncan, Hugh Dalziel, 1997. Sosiologi Uang (terj.), Yogyakarta,

Pustaka Pelajar

Effendi, Tadjoedin Noer, 2000. Pembangunan, Krisis dan Arah

Reformasi, Solo, Muhammadiyah University Press.

Page 30: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

212

Durkheim, Emile, 1933, The Division of Labor in Society (trans.),

by G. Simpson, New York.

Fukuyama, Francis, 1995, The Social Virtues and The Creation of

Properity, London, Hamish Hamilton London.

Gorz, A. 1978. The Division of Labor: the Labor Process and Class

Struggle in Modern Capitalism. Sussex, Harvester.

Granovetter, Mark dan Richard Swedberg (ed.), 1992. The

Sociology of Economic Life, San Francisco, Westview

Press.

Hatta, Mohammad, 1985, Pengantar ke Jalan Sosiologi Ekonomi,

Jakarta, Inti Dayu Press.

Hefner, Robert W., (ed.), 2001. Budaya Pasar, Jakarta, LP3ES.

Hirsh, Fred, 1977. Social Limits to Growth, London, Routledge

and Kegan Paul Ltd.

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt, 1992. Sosiologi (terj.),

Jakarta, Penerbit Erlangga.

Johnson, Doyle Paul, 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern

(terj.), Jakarta, PT. Gramedia.

Kasali, Rhenald, 1997. Sembilan Fenomena Bisnis, Jakarta, PT

Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat, 1985. Women, Work and Ideology in the Third

World. London, Tavistock Publications.

Maliki, Abdurrahman, 2001. Politik Ekonomi Islam (terj.),

Bangil, Al-Izzah.

Mannan, M. Abdul, 1995. Teori dan Praktek Ekonomi Islam

(terj.), Yogyakarta, PT Dana Bhakti Wakaf.

Manning, Chris dan T. N. Effendi, ed., 1985. Urbanisasi,

Pengangguran dan Sektor Informal di Kota, Jakarta,

Gramedia.

Page 31: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

213

Manulang, M., 1985. Pengantar Teori Ekonomi Moneter, Jakarta,

Ghalia Indonesia.

Omori, Takashi, 2003. Economic Effects of Social Capital,

Economic and Social Research Institute, Cabinet

Office, Government of Japan.

Sayer, Andrew, 2004. Market, Embeddedness and Trust: Problem

of Polysemy and Idealism, Centre for Research on

Innovation and Competition, University of

Manchaster.

Sanderson, Stephen K., 1991. Makro Sosiologi, Sebuah

Pendekatan Terhadap Realitas Sosial (terj.), Jakarta, PT

Raja Grafindo.

Sen, Amartya, 2001. Masih Adakah Bagi Kaum Miskin (terj.),

Bandung, Mizan.

Slater, Don dan Fran Tonkiss, 2000. Market Society, Market

and Modern Social Theory, Cambridge, United of

Kingdom, Polity Press.

Smelser, Neil J, 1976. The Sociology of Economic Life, New

Jersey, Prentice-Hall.

Smelser, Neil J dan Richard Swedberg, ed, 1994, The

Handbook of Economic Sociology, West Sussex,

Princeton University Press.

Suwarsono dan Alvin Y. So, 1991. Perubahan Sosial dan

Pembangunan, Jakarta LP3ES.

Suparlan, Parsudi (peny.), 1995. Kemiskinan di Perkotaan,

Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Turner, Jonathan H., 1991. The Structure of Sociological Theory,

California, Wadsworth Publishing Company.

Page 32: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

214

Jurnal/Hasil Penelitian

Aspers, Patrick, 1999. The Economic Sociology of Alfred Marshall:

An Overview, American Journal of Economics and

Sociology, October.

Chalid, Pheni, 2004. Ekonomi Informal Pasca Jumatan dan

Majelis Taklim, Laporan Penelitian, Jakarta, Center of

Social Economic Studies (CSES).

Dequech, David, 2003. Uncertainty and Economic Sociology: A

Preliminary Discussion – Focus on Economic Sociology,

American Journal of Economics and Sociology, July.

Deflem, Mathieu, 2003. The Sociology of The Sociology of Money:

Simmel and The Contemporary Battle of The Classic;

Journal of Classical Sociology, Vol. 3.

Evers, Hans Dieter, 1991. Ekonomi Bayangan, Produksi

Subsisten dan Sektor Informal, Jakarta, Prisma, Vol. 5.

Subangun, Emmanuel, 1991. Sektor Informal di Indonesia Dari

Titik Pandang Non-Akademik, Jakarta, Prisma, Vol. 5.

Uslaner, Eric M., Trust and Economic Growth in The Knowledge

Society, University of Maryland,

www.bsos.umd.edu/gypt/uslaner

Vriend, Nicolass J., 1996. Rational Behaviour and Economic

Theory, Journal of Economic Behaviour and

Organization, USA, 1996, Santa Fe Institute, USA,

vol. 29

Page 33: Sosiologi Ekonomi · 2017. 1. 3. · norma-norma, dan nilai-nilai merupakan elemen-elemen observasi sosiologi terhadap fakta-fakta sosial.4 Hubungan dari aneka variabel itulah yang

215

Wirahadikusumah, Miftah, 1991. Sektor Informal Sebagai

Bumper pada Masyarakat Kapitalis, Jakarta, Prisma,

Vol. 5.