37
Dwi Bakti Guntoro – Kanreg 2 BKN Surabaya Tlpn 082192255217, email : [email protected]

Sosialisasi Asn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Aparatur Sipil Negara

Citation preview

Slide 1

UU No 05 TAHUN 2014TentangAPARATUR SIPIL NEGARA

Dwi Bakti Guntoro Kanreg 2 BKN Surabaya Tlpn 082192255217, email : [email protected]

PERSETUJUAN RUU ASN OLEH DPR RI 19 DESEMBER 2013

Independensi dan Netralitas KompetensiKinerja/ Produktivitas KerjaIntegritasKesejahteraanKualitas Pelayanan PublikPengawasan dan AkuntabilitasTUJUAN UTAMA UU ASN

Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitifMenerapkan prinsip fairnessPenggajian, reward and punishment berbasis kinerjaStandar integritas dan perilaku untuk kepentingan publikManajemen SDM secara efektif dan efisienMelindungi pegawai dari intervensi politik dan dari tindakan semena-mena.Memberlakukan SISTEM MERIT melalui:PRINSIP DASAR UU ASNSistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

UNDANG-UNDANGAPARATUR SIPIL NEGARAUNDANG UNDANGPOKOK KEPEGAWAIANSTRUKTUR:XV Bab141 PasalSTRUKTUR:VI Bab41 PasalPEGAWAI:Pegawai Negeri SipilPegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

PEGAWAI:Pegawai Negeri SipilTentara Nasional IndonesiaKepolisian Negara RIJABATAN:Jabatan AdministrasiJabatan FungsionalJabatan Pimpinan Tinggi

JABATAN:Jabatan StrukturalJabatan FungsionalUU ASN DAN UU POKOK KEPEGAWAIAN

BAB I KETENTUAN UMUMBAB II ASAS, PRINSIP, NILAI DASAR, KODE PERILAKU,KODE ETIKBAB III JENIS, STA -TUS, & KEDUK ASN BAB IV FUNGSI, TUGAS, PERAN ASNBAB V JABATAN ASNBAB VI HAK DAN KEWAJIBAN ASNBAB VII KELEMBAGAANBAB VIII MANAGEMEN ASNBAB IX PENGISIAN JABATAN PIM TINGGIBAB X PEGAWAI ASN YANG MENJADI PEJABAT NEGARABAB XI ORGANISASIBAB XII SISTEM INFORMASI ASNBAB XIII PENYELE SAIAN SENGKETABAB XIV KETENTUAN PERALIHANBAB XV KETENTUAN PENUTUPSISTEMATIKA UU ASN

nilai dasar;kode etik dan kode perilaku;komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;kualifikasi akademik;jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; danprofesionalitas jabatan

ASN SEBAGAI PROFESI BERLANDASKAN PADA PRINSIP:

JENIS, STATUS & KEDUDUKAN ASNJENISPNSPasal 1 butir 3 & Pasal 7PPPKPasal 1 butir 4 & Pasal 7STATUSBerstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional;Menduduki jabatan pemerintahan.Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan UU.Melaksanakan tugas pemerintahan.KEDUDUKANBerkedudukan sebagai unsur aparatur negaraMelaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinanHarus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik

Fungsi:pelaksana kebijakan publik;pelayan publik; danperekat dan pemersatu bangsa FUNGSI DAN PERANPEGAWAI ASNPeran Pegawai ASN: Sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

Jabatan AdministrasiJabatan FungsionalJabatan Pimpinan TinggiJabatan Administratormemimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunanJafung keahlian: a) ahli utama; b) ahli madya; c) ahli muda; dan d) ahli pertama.Jafung keterampilan: a) penyelia; b) mahir; c) terampil; dan d) pemulaJabatan Pengawasmengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksanaJabatan Pelaksanamelaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunanJabatan pimpinan tinggi utama;Jabatan pimpinan tinggi madya; danJabatan pimpinan tinggi pratamaDIISI TNI, POLRI Non PNSJABATAN ASNDIISI DARI PEGAWAI ASNDIISI TNI, POLRI Non PNSJabatan ASN tertentu

KELEMBAGAAN DALAM KEBIJAKAN DAN MANAGEMEN ASNPRESIDENKEMENPAN-RBLANBKNNON-STRUKTURAL INDEPENDENKASNPresiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN, mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:KemPAN merumuskan kebijakanLAN melaksanakan diklat dan kajianBKN mengelola pegawai ASNKASN menjamin perwujudan sistem merit

KEWENANGAN & HUBUNGAN OTORITAS LEMBAGAMenteri/Kementerian PANRB BKNPerumusan dan penetapan kebijakan, Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan,Pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;Penyelenggaraan manajemen ASN Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan NSPK manajemen ASN( Mengelola Pegawai ASN )LANKASNPenelitian, pengkajian kebijakan manajemen ASN, Pembinaan dan penyelenggaraan Diklat ASNMonitoring, evaluasi kebijakan, dan rekomendasi yang mengikat untuk menjamin perwujudan sistem merit & pengawasan penerapan asas, kode etik, dan kode perilaku ASN

KOMISI APARATUR SIPIL NEGARASifat dan Kedudukan: (Pasal 27)a. Lembaga Non StrukturalMandiri, bebas dari intervensi politik

2. Tujuan : (Pasal 28)menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN;mewujudkan ASN yang profesional, berkinerja tinggi, sejahtera, dan berfungsi sebagai perekat NKRI;mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif, efisien, terbuka, dan bebas KKN;mewujudkan Pegawai ASN yang netral dan tidak diskriminatif dalam pelayanan;menjamin terbentuknya profesi ASN yang dihormati; danmewujudkan ASN yang dinamis dan berbudaya pencapaian kinerja.

FUNGSI DAN TUGAS KASNFungsimengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik/perilaku, penerapan Sistem Merit.Tugasmenjaga netralitas Pegawai ASN; melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; danmelaporkan pelaksanaan tugas kepada Presiden.Dalam melakukan tugasnya KASN dapat:melakukan penelusuran data dan informasi pada Instansi Pemerintah;melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi Pegawai ASN; menerima laporan terhadap pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;melakukan penelusuran data dan informasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; danmelakukan upaya pencegahan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.

WEWENANG KASNWewenang (Pasal 32)mengawasi setiap tahapan proses pengisian JPT;mengawasi & mengevaluasi penerapan asas, nilai dasar, kode etik/perilaku;meminta informasi dari pegawai ASN dan masyarakat;memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; danmeminta klarifikasi dan/atau dokumen yang diperlukan. Tindak lanjut hasil pengawasan (Pasal 33)Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b, KASN berwenang untuk memutuskan adanya pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.

TINDAK LANJUT KEPUTUSAN KASNAda pelanggaranHasil pengawasan KASNTidak ada pelangaranKeputusan KASN: pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASNPPK dan PyB wajib menindaklanjutiDitindaklanjutiTidak DitindaklanjutiKASN merekomendasikan kepada Presiden untuk menjatuhkan sanksi terhadap PPK dan PyB yang melanggar prinsip Sistem Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan.Sanksi sebagaimana dimaksud berupa:peringatan; teguran;perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran;hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dansanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEWENANGAN MENJATUHKAN SANKSIPenjatuhan Sanksi atas pelanggaran Sistem Merit: Presiden selaku pemegang kekuasan tertinggi pembinaan ASN, terhadap keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian; danMenteri PANRB terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang, dan terhadap Pejabat Pembina Kepegawaian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

SUSUNAN KEANGGOTAAN KASNKASN, terdiri atas: (Pasal 35)1 (satu) orang Ketua merangkap anggota.1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota5 (lima) orang anggota.Unsur keanggotaan:terdiri dari unsur pemerintah dan/atau non-pemerintahSyarat menjadi Anggota KASNWNI; setia dan taat kepada Pancasila dan UUDNRI 1945;berusia paling rendah 50 (lima puluh) tahun pada saat mendaftarkan diri;tidak sedang menjadi anggota parpol dan/atau tidak sedang menduduki jab.politik;mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas;memiliki kemampuan, pengalaman, dan/atau pengetahuan di bidang manajemen SDM;berpendidikan paling rendah strata dua (S2) di bidang AN, manajemen SDM, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain; tidak merangkap jabatan pemerintahan dan/atau badan hukum lainnya; dantidak pernah dipidana penjara.

ASISTEN KASNKASN dibantu oleh: Asisten Pejabat Fungsional keahlian yang dibutuhkanSekretariatSyarat sebagai asisten KASN:- diangkat dan diberhentikan oleh ketua KASN berdsrkan persetujuan rapat KASN;dapat berasal dari PNS maupun non-PNS yang memiliki kualifikasi akademik paling rendah S2 di bidang AN, manajemen publik, manajemen SDM, psikologi, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain yang berkaitan dengan manajemen SDM.tidak sedang menjadi anggota dan/ pengurus parpol, tidak merangkap jabatan, serta diseleksi secara terbuka dan kompetitif.memiliki dan melaksanakan nilai dasar, kode etik dan kode perilaku serta diawasi oleh anggota KASN

PENGANGKATAN & PEMBERHENTIAN ANGGOTA KASNPenetapan (Pasal 37 ayat (1))Presiden menetapkan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KASN dari anggota KASN terpilih yang diusulkan oleh tim seleksi.Masa Jabatan (Pasal 37 ayat (2))Ketua, Wakil Ketua, dan anggota KASN ditetapkan untuk masa jabatan 5 tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk 1 kali masa jabatan.Pemberhentian : (Pasal 37 ayat (3)) meninggal dunia; mengundurkan diri; tidak mampu jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai anggota KASN;dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah memperoleh kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan; ataumenjadi anggota partai politik dan/atau menduduki jabatan negara.

SELEKSI ANGGOTA KASNMenjamin Netralitas Anggota KASN:Anggota KASN yang berasal dari PNS diberhentikan sementara dari jabatan ASN. Anggota KASN yang berasal dari PPPK diberhentikan statusnya dari PPPK.Anggota KASN yang berasal dari non-pegawai ASN harus mengundurkan diri sementara dari jabatan dan profesinya.Tim Seleksi Anggota KASN:Beranggotakan 5 (lima) orang yang dibentuk oleh Menteri.Tim seleksi dipimpin oleh Menteri dan melakukan tugas selama 3 (tiga) bulan.Anggota tim seleksi harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang ASN, rekam jejak yang baik, integritas moral, dan netralitas.Melakukan proses seleksi anggota KASN dengan mengumumkan secara terbuka lowongan tersebut kepada masyarakat secara luas, melakukan penilaian pengetahuan, kompetensi, integritas moral, rekam jejak calon, dan uji publik.Tim seleksi menyampaikan 2 (dua) kali jumlah anggota KASN untuk dipilih dan ditetapkan oleh Presiden.

MAJELIS KEHORMATAN KASNKASN memiliki dan melaksanakan kode etik dan kode perilaku.Dalam hal terjadi pelangggaran kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud, Presiden membentuk Majelis kehormatan kode etik dan kode perilaku.Majelis kehormatan kode etik dan kode perilaku terdiri atas: -5 (lima) orang yang berasal dari luar KASN dan -memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi di bidang ASN, rekam jejak yang baik, integritas moral, dan netralitas, serta -berusia paling rendah 55 (lima puluh lima) tahun.

PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN (PPK)Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan MENETAPKAN pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada:Menteri di kementerian;Pimpinan lembaga di LPNK;sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara;gubernur, di provinsi; dan bupati/walikota, di kabupaten/kota.

Presiden dapat mendelegasikan kewenangan PEMBINAAN Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekretaris jenderal/sekretariat lembaga negara, sekretariat lembaga nonstruktural, sekretaris daerah provinsi dan kabupaten/kota.PEJABAT YANG BERWENANG (PYB)

PEJABAT YANG BERWENANGPresiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekjen/ sekretariat LN, sekretariat LNS, Sekda provinsi dan kabupaten/kota.Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGISifat: Kompetitif dan TerbukaSeleksi: Dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi yang dipilih dan diangkat oleh PPK berkoordinasi dengan KASNProsesPimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan pada tingkat NASIONALPimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat NASIONAL, PROPINSI, atau ANTAR INTANSI dalam 1 (satu) KABUPATEN/KOTA.

JABATAN ADMINISTRASI58 TAHUNJABATAN FUNGSIONALJABATAN PIMPINAN TINGGI60 TAHUNJabatan Administratormemimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi

Jabatan Pengawasmengendalikan pelaksanaan kegiatan

Jabatan Pelaksanamelaksanakan kegiatan pelayanan dan administrasi pemerintahan dan pembangunanJabatan fungsional keahlian, terdiri atas:ahli utama; ahli madya; ahli muda; dan ahli pertama.

Jabatan fungsional keterampilan, terdiri atas:penyelia;mahir;terampil; danpemula.JPT utama;JPT madya; danJPT pratama.

Berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai ASN melalui:kepeloporanpengembangan kerja sama; danketeladanan.Batas Usia Pensiun PNSSurat Kepala BKN No : K.26-30/V.7-3/99 Tgl. 17-1- 2014

BUP Lanjutan ..PNS yang menduduki Jabatan Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural Eselon I dan Eselon II) belum berusia 60 (enam puluh) tahun tetapi keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai PNS telah ditetapkan mencapai BUP 56 (lima puluh enam) tahun atau lebih dan pemberhentiannya ditetapkan berlaku terhitung mulai akhir Januari 2014 dan seterusnya, berlaku ketentuan berikut :Apabila tidak diberhentikan dari jabatannya, maka BUP 60 (enam puluh) tahun;Apabila diberhentikan dari jabatannya, maka BUP 58 (enam puluh) tahun;Apabila tidak diberhentikan dari jabatannya dan usianya lebih dari 58 (lima puluh delapan) tahun, maka diberhentikan dengan hormat sebagai PNS terhitung mulai akhir bulan pemberhentian dari jabatannya.

Seorang PNS lahir 18 Januari 1958, menduduki jabatan Kepala Dinas di Kab. A ( eselon II.B) Golongan Ruang IV/c dan sekarang masih aktif sebagai kepala dinas, pada bulan Januari 2014 yang bersangkutan genab berusia 56 th dan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan telah diberhentikan dari jabatannya terhitung akhir Januari 2014. dengan berlakunya UU Nomor 5 Tahun 2014 maka, BUP PNS yang bersangkutan adalah 58 Th.Seorang PNS lahir 31 Maret 1958, menduduki jabatan Kepala Dinas di Kab. A ( eselon II.B) Golongan Ruang IV/c dan sekarang masih aktif sebagai kepala dinas, pada bulan Maret 2014 yang bersangkutan genab berusia 56 th dan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan telah diberhentikan dari jabatannya terhitung akhir Maret 2014. dengan berlakunya UU Nomor 5 Tahun 2014 maka, BUP PNS yang bersangkutan adalah : 58 Th. Apabila sampai akhir maret 2014 Surat Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian tentang Pemberhentian dari jabatan masih berlaku dan tidak ditinjau kembali/dicabut.

Contoh : Apabila diberhentikan dari jabatannya, maka BUP 58 (enam puluh) tahun;

Dalam hal terdapat PNS sebagaimana dimaksud pada huruf b angka 1) dan angka 2) telah diberhentikan dengan hormat sebagai PNS karena mencapai BUP 56 (lima puluh enam) tahun atau lebih dan pemberhentiannya ditetapkan berlaku terhitung mulai akhir Januari 2014 dan seterusnya, berlaku ketentuan sebagai berikut:Apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan baik yang sudah diterima maupun yang belum diterima oleh yang bersangkutan dan masih bersedia melaksanakan tugas, maka keputusan pemberhentian dan kenaikan pangkat pengabdiannya (apabila mendapat kenaikan pangkat pengabdian) ditinjau kembali;Lanjutan . . .Apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan, baik yang sudah diterima maupun yang belum diterima oleh yang bersangkutan tetapi tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, maka mengajukan surat pernyataan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas secara tertulis bermaterai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian, dan keputusan pemberhentian serta pemberian kenaikan pangkat pengabdiannya yang sudah ditetapkan (apabila mendapat kenaikan pangkat pengabdian) tetap berlaku;

Dalam hal terdapat PNS yang sebelumnya menduduki Jabatan Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama (sebelumnya dikenal sebagai pejabat struktural Eselon I dan Eselon II) dan sedang menjalani masa bebas tugas atau masa persiapan pensiun, maka berlaku ketentuan sebagai berikut :Apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau MPP telah berusia 58 (lima puluh delapan) tahun atau lebih diberhentikan dengan hormat sebagai PNS terhitung mulai akhir bulan berakhirnya masa bebas tuga atau MPP dan diberikan hak-hak kepegawaian sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan ; Apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau MPP belum berusia 58 (lima puluh delapan) tahun dan yang bersangkutan masih bersedia melaksanakan tugas, maka ditugaskan kembali dengan ketentuan tidak berhak lagi mengajukan masa bebas tugas atau MPP pada saat akan mencapai BUP 58 (lima puluh delapan) tahun;Lanjutan . . .

Apabila pada saat berakhirnya masa bebas tugas atau MPP belum berusia 58 (lima puluh delapan) tahun dan tidak bersedia melaksanakan tugas kembali, maka yang bersangkutan mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis bermaterai kepada PPK. Keputusan pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai PNS ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan;Lanjutan . . .

BUP pejabat Adminidtrator, Pejabat Pengawas, Pejabat Pelaksana (sebelumnya dikenal sebagai pejabat Eselon III kebawah dan fungsional umum) adalah 58 (lima puluh delapan) tahun;Terhadap pejabat tersebut huruf e) diatas belum berusia 56 (lima puluh enam) tahun tetapi keputusan pemberhentian dengan hormat sebagai PNS telah ditetapkan karena mencapai BUP 56 (lima puluh enam) tahun dan pemberhentiannya ditetapkan berlaku terhitung mulai akhir Januari 2014 dan seterusnya berlaku ketentuan sebagai berikut :Apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan baik yang sudah diterima maupun yang belum diterima oleh ybs dan masih bersedia melaksanakan tugas, maka keputusan pemberhentian dan kenaikan pangkat pengabdiannya (apabila mendapat KP pengabdian) ditinjau kembali;Apabila keputusan pemberhentiannya telah ditetapkan baik yang sudah diterima maupun yang belum diterima oleh ybs tetapi tidak bersedia lagi melaksanakan tugas, maka mengajukan surat pernyataan tidak bersedia lagi melaksanakan tugas secara tertulis bermaterai kepada PPK dan keputusan pemberhentian sera pemberian KP pengabdiannya yang sudah ditetapkan tetap berlaku.BUP untuk Pejabat Administrator. . .

Terhadap pejabat tersebut huruf e) diatas sedang menjalani masa bebas tugas atau MPP, berlaku ketentuan sbb:Apabila pada saat berakhirnya masa tugas atau masa MPP mencapai usia 56 56 (lima puluh enam) tahun dan masih bersedia melaksanakan tugas, maka ditugaskan kembali dengan ketentuan tidak berhak lagi mengajukan masa bebas tugas atau MPP pada saat akan mencapa BUP 58 (lima puluh delapan) tahun;Apabila pada saat berakhirnya masa tugas atau masa MPP mencapai usia 56 56 (lima puluh enam) tahun dan tidak bersedia melaksanakan tugas kebali, maka ybs melakukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis bermaterai kepada PPK;BUP bagi pejabat fungsional yang tidak ada perpanjangan BUP nya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku saat ini, akan diatur lebih lanjut dengan PP.Dalam hal terdapat PNS yang diberhentikan sementara dari jabatan negeri karena ditahan oleh pihak berwajib karena menjadi tersangka tindak pidana dan belum berumur 56 tahun pada desember 2013, maka BUP nya 58 tahun.Lanjutan . . .

Dalam hal terdapat PNS yang diberhentikan dari jabatan organik karena diangkat menjadi pejabat negara atau Kepala Desa, dan belum berusia 56 tahun pada desember 2013, maka BUP nya 58 tahun;BUP bagi PNS yang menduduki jabatan lain yang ditentukan UU (antara lain : guru, dosen, jaksa, dan panitera (dinyatakan tetap berlaku))Lanjutan . . .

ORGANISASI ASNKEDUDUKAN: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI untuk menyalurkan aspirasinya.

TUJUAN : Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; danMewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

FUNGSI :Pembinaan dan pengembangan profesi ASN;Memberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap dugaan pelanggaran sistem merit dan masalah hukum dalam melaksanakan tugas;Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi;Menyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi ASN RI sesuai dengan peraturan perudang-undangan

Tujuan: Efisiensi, Efektivitas, Akurasi Pengambilan Keputusan dalam manajemen ASN. Sifat: Nasional dan terintegrasi antar instansi. Pembangunan dan pemutakhiran Data secara berkala. Berbasis TI yang mudah diaplikasikan, mudah diakses dan memiliki sistem keamanan terpercaya. Pengelola: BKN dan dapat digunakan/diakses oleh instansi terkait baik untuk keperluan update data maupun untuk pengambilan keputusan. SISTEM INFORMASI ASN

BKN/Kanreg

Stakeholders lainnya

Instansi Pemerintah Pusat/Daerah

Bappetarum

PT. Askes

PT Taspen

Sekian dan Terimakasih

Building 2

House

Building 1

Town hall

Public house

Public house