40
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL SISTEM INTEGUMEN (MO SI) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 1

SOP KKD KI-1

  • Upload
    kojizy

  • View
    98

  • Download
    11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kkd

Citation preview

Page 1: SOP KKD KI-1

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM DAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL SISTEM INTEGUMEN

(MO SI)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

1

Page 2: SOP KKD KI-1

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan

karuniaNya yang memungkinkan Buku Panduan Praktikum dan keterampilan klinik

dasar (BPPKD) Modul system integument (SI) dapat disusun untuk mahasiswa

kedokteran semester III.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada staf pengajar Departemen Histologi,

Mikrobiologi dan Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin yang sudah bekerja keras dan

bekerja sama dalam penyelesaian buku ini.

Buku Penuntun ini mencakup materi praktikum dan keterampilan klinik dasar yang

diselenggarakan selama pembelajaran modul system integument kurikulum 2013.

Materi praktikum diberikan secara terintegrasi dan disesuaikan dengan materi

kuliah serta masalah yang dapat dimunculkan pada pemicu, sehingga dapat

membantu mahasiswa dalam proses belajar dan menerapkannya di masa

mendatang.

Kami menyadari buku ini masih banyak kekurangannya, oleh sebab itu kami akan

menerima dengan senang hati kritik dan saran untuk perbaikan di

masamendatang.

Semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa, staf pengajar, dan semua pihak.

Terima kasih.

Jakarta, Desember 2014

Penyusun BPPKD

Modul Sistem Integumen

2

Page 3: SOP KKD KI-1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

Jenis Keterampilan dan praktikum pada SI 4

Keterampilan Lab 5

Praktikum Histo……………………………………………………………………….. 5

Pewarnaan Gram……………………………………………………………………… 6

Pewarnaan KOH……………………………………………………………………….. 15

Praktikum Jamur……………………………………………………………………… 17

Keterampilan anamnesis dan Pemeriksaan Fisik 22

Keterampilan anamnesis………………………………………………………………. 22

Pemeriksaan Fisik……………………………………………………………………… 23

Keterampilan Inspeksi kulit dengan UVA……………………………………………... 26

Keterampilan Prosedural 28

Tatalaksana Luka Akut……………………………………………………………….. 28

Kompres Terbuka dan Tertutup……………………………………………………… 30

3

Page 4: SOP KKD KI-1

KETERAMPILAN MODUL SISTEM INTEGUMEN

Keterampilan pada modul Integumen Terdiri 3 yaitu :

1. Keterampilan laboratorium2. Keterampilan Anamnesis dan pemeriksaan fisik3. Keterampilan prosedural

Daftar Topik Keterampilan Laboratorium

No. Praktikum Departemen Materi1. Histologi Histologi Mikroskopik

1. Kulit tebal (jari, telapak kaki)2. Kulit tipis (ketiak, kepala)

2. Keterampilan pewarnaan Gram

Mikrobiologi Mikroskopik Melakukan pewarnaan Gram

3. Keterampilan pewarnaan KOH

Mikrobiologi dan Kulit Mikroskopik Melakukan pewarnaan KOH

4 Mikrobiologi Mikrobiologi Makroskopik dan mikroskopik 1. Candida sp. 2. Trichophyton rubrum3. Trichophyton mentagrophytes4. Microsporum canis 5. Microsporum gypseum 6. Aspergillus7. Penicilium8. Malasezia furfur

Daftar Topik Keterampilan Anamnesis dan Pemeriksaan fisik

No. Bentuk keterampilan Departemen Materi12.

AnamnesisPemeriksaan fisik

Kulit AnamnesisPemeriksaan kulit : Inspeksi kulitlokasi, distribusi, bentuk/susunan, batas, ukuran, efloresensi primer dan sekunderInspeksi kukuInspeksi RambutPemeriksaan dengan sinar UVA (lampu Wood)

Daftar Topik Keterampilan Prosedural

No. Bentuk keterampilan

Departemen Materi

1. Prosedural Bedah Perawatan luka akut2. Prosedural Kulit Kompres

4

Page 5: SOP KKD KI-1

Keterampilan Laboratorium

1. Praktikum Histologi

Pengantar

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi organ dalam dengan lingkungan. Kulit memiliki struktur yang kompleks dengan fungsi yang bermacam-macam. Struktur dan fungsi kulit manusia bervariasi, dipengaruhi oleh iklim, umur, seks, ras, dan juga lokasi.

Kulit tersusun atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Epidermis terdiri dari beberapa lapisan sel. Dermis terdiri dari struktur fibril, protein kolagen dan jaringan penunjang. Subkutis ditandai dengan adanya sel dan jaringan lemak. Kulit mempunyai berbagai kelenjar dan adneksa misalnya kelenjar keringat, kelenjar palit, folikel rambut dan kuku.

Fungsi kulit sangat luas, tetapi fungsi utama kulit adalah proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, keratinisasi, dan estetis.

Tujuan pembelajaran

Mahasiswa mampu menjelaskan struktur histologi kulit dan mengaitkan dengan fungsinya.

Prosedur :

Cari dan pelajari :

a) Kulit tebal

Kulit telapak kaki:- Lapisan epidermis: stratum korneum yang tebal, stratum lusidum, stratum granulosum,

stratum spinosum, stratum basale.Sel melanosit pada stratum basale, rete ridges.

- Lapisan dermis: papilla dermis (stratum papilar), papil vascular, papil saraf, stratum reticular

- Lapisan hipodermis (subkutan): kelenjar keringat dan saluran keluarnya, jaringan ikat dan jaringan lemak, badan Vater Paccini

Kulit jari- Lapisan epidermis, dermis dan subkutis : sda- Badan Vater Paccini dan Badan Meissner

b) Kulit tipis (kulit ketiak)

- Lapisan epidermis: lapisan yang ada pada umumnya hanya stratum korneum, stratum spinosum dan stratum basale dengan lapisan yang jauh lebih sedikit dibandingkan pada kulit

5

Page 6: SOP KKD KI-1

tebal. Stratum granulosum hanya 1 – 2 lapis atau bahkan tidak ada, stratum lusidum pada umumnya tidak ada.Pigmen Melanin, melanosit

- Lapisan dermis: sel melanofor, folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, kelenjar apokrin

- Lapisan hipodermis (subkutan): jaringan lemak, jaringan ikat

c) Kulit kepala (DEMO)

- Lapisan epidermis: sda- Lapisan dermis: folikel rambut, kelenjar sebasea, M.Arektor pilli.

Batang rambut dan akar rambut: medula, korteks, kutikula.

Folikel rambut: sarung akar rambut dalam, kutikula sarung, lapisan Huxley, granula trikohialin, lapis Henle, sarung akar rambut luar, membrana kemaca, sarung jaringan ikat.

Waktu Praktikum

1 kali pertemuan selama 2 jam untuk tiap grup

Metoda Praktikum

1. Pretest selama : ±10 menit2. Kuliah pengantar selama: + 15 menit3. Pelaksanaan praktikum oleh mahasiswa secara mandiri dengan bimbingan para pembimbing

praktikum4. Membuat gambar sediaan histologi yang telah dipelajari

Sarana dan Prasarana

1. Ruang praktikum histologi berkapasitas maksimal 85 orang2. Perlengkapan penunjang praktikum: meja, kursi, mikroskop, alat audio visual3. Sediaan histologi:

1. Kulit tebal: kulit telapak kaki dan kulit jari2. Kulit tipis: kulit ketiak3. Kulit kepala (DEMONSTRASI)

Evaluasi:

Semua mahasiswa diharapkan mempelajari materi praktikum mengerjakan pre test.

2. Pewarnaan Gram

Pengertian :

Pewarnaan Gram termasuk pewarnaan diferensial.

Hingga saat ini pewarnaan Gram masih digunakan untuk mendeteksi adanya kuman

pada pemeriksaan sediaan langsung berbagai bahan pemeriksaan (sampel) yang berasal

dari bagian tubuh manusia seperti sputum, swab tenggorok, nanah, cairan otak dan

lainya.

6

Page 7: SOP KKD KI-1

Pemeriksaan mikroskopis sediaan langsung dengan pewarnaan Gram sangat membantu

untuk menentukan diagnosis awal dan dapat dilakukan pengobatan dengan pemberian

antibiotik pada kuman yang sulit dibiak.

Tujuan:

Setelah melakukan pewarnaan Gram mahasiswa mampu:

- menjelaskan prinsip dasar pewarnaan Gram dan prosedur kerja pewarnaan

Gram

- menginterpretasikan hasil pemeriksaan mikroskopik sediaan langsung

mengenai:

* Morfologi bakteri * Bakteri positif-gram atau negatif-gram* Infeksi monomikrobial atau polimikrobial

Pelaksana : Mahasiswa dan Instruktur

Peralatan :

Alat yang diperlukan

- Gelas alas

- Sengkelit (oese)

- Pensil kaca (dermatograph pencil)

- Lampu spiritus (bunsen)

- Penjepit slide/ gelas alas

- Rak untuk pewarnaan

- Kertas saring

- Mikroskop cahaya

- Kapas

- Eter alkohol untuk membersihkan lensa objektif mikroskop

Reagen yang diperlukan:

1. Ungu kristal karbol, zat warna yang dipakai pada awal pewarnaan Gram dan akan

mewarnai semua sel bakteri menjadi ungu.

2. Gram`s Iodine reagen ini berfungsi sebagai mordant.

3. Etil alkohol 95% yang berfungsi untuk mendenaturasi protein dan melarutkan lemak.

7

Page 8: SOP KKD KI-1

4. Safranin ( counterstain) yang dipakai sebagai zat warna terakhir.

Prosedur kerja :

A. Cara membuat sediaan bakteri:

1. Ambil sebuah gelas alas, layangkan sebentar di atas api untuk menghilangkan

lemak.

2. Buat lingkaran di bawah gelas alas kira kira berdiameter 3-4 cm dengan menggunakan pensil

kaca

3. Ambil sengkelit (oese) yang ujungnya berupa loop bakar ujungnya hingga berwarna merah

( steril).

4. Bila biakan bakteri dalam perbenihan padat, maka harus dibuat suspensi bakteri dengan

cara:

a. mengambil 1 sampai 2 tetes air garam faal dengan sengkelit steril, letakkan di atas gelas

alas tersebut.

Kemudian bakar lagi ujung sengkelit sampai merah, buka tutup biakan bakteri dengan

memegang tutup kapas dengan jari kelingking dan manis tangan kanan anda (gbr1),

bakar mulut tabung biakan,

b. Kemudian ambil sedikit biakan bakteri dengan ujung sengkelit yang hanya

menyentuh permukaan biakan bakteri tersebut. Bakar kembali mulut tabung dan

sengkelit, lalu tutup tabung dengan kapas.

8

1

Page 9: SOP KKD KI-1

c. Sebarkan suspensi tersebut dengan gerakan berputar dari tengah melebar ke arah luar

5. Bila biakan bakteri dalam perbenihan cair/kaldu, tidak perlu membuat suspensi

bakteri dengan air garam faal. Sebaiknya biakan bakteri dalam kaldu diresuspensi

sedimennya dengan cara mengkocok terlebih dahulu.

Cappucino JG and Sherman N, 2011

6. Keringkan sediaan, lalu rekatkan dengan melayangkan di atas nyala api dua sampai tiga kali.

Cappucino JG and Sherman N, 2011

9

Page 10: SOP KKD KI-1

B. Teknik melakukan pewarnaan Gram

1. Sediaan bakteri yang telah direkat pada gelas alas diteteskan larutan ungu kristal karbol dan

diamkan selama 1 menit.

Cappucino JG and Sherman N, 2011

2. Cuci sediaan dengan air yang mengalir secara perlahan- lahan dengan arah sejajar aliran air.

Cappucino JG and Sherman N, 2011

10

Page 11: SOP KKD KI-1

3. Tuangkan larutan Gram`s iodin selama 1 menit.

Cappucino JG and Sherman N, 2011

4. Cuci sedian tersebut dengan air yang mengalir secara perlahan- lahan dengan arah sejajar

aliran air

Cappucino JG and Sherman N, 2011

11

Page 12: SOP KKD KI-1

5. Teteskan etil alkohol 95% di atas sediaan sampai tidak ada zat warna ungu yang mengalir.

Cappucino JG and Sherman N, 2011

6. Cuci sediaan dengan air yang mengalir secara perlahan- lahan dengan arah sejajar aliran air.

Cappucino JG and Sherman N, 2011

12

Page 13: SOP KKD KI-1

7. Teteskan zat warna safranin sebagai counterstain selama 45 detik

Cappucino JG and Sherman N, 2011

8. Cuci sediaan dengan air yang mengalir secara perlahan- lahan dengan arah sejajar aliran air.

Cappucino JG and Sherman N, 2011

9. Keringakan dengan kertas saring

Cappucino JG and Sherman N, 2011

13

Page 14: SOP KKD KI-1

10. Lihat sediaan yang telah diwarnai dibawah mikroskop dengan minyak emersi dan pembesaran

lensa objektif 100 kali.

Interpretasi hasil :

- Bakteri positif-gram berwarna ungu

- Bakteri negatif-gram berwarna merah

Rujukan:

CappucinoJG and Sherman N: Microbiology a Laboratory Manual, 9 th ed, San Francisco, Pearson BenjaminCummings, 2011.

14

Page 15: SOP KKD KI-1

Tortora GJ, unke BR, Case CL: Microbiology An Introduction.10th ed, United States of America Pearson Benjamin Cummings, 2010.

3. Pewarnaan KOH

PengertianPengertian keterampilan tatalaksana pemeriksaan KOH adalah merupakan pemeriksaan penunjang pada penyakit jamur kulit.

TujuanMampu melakukan pengambilan sampel, membuat sediaan dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan pasien secara lege artis.

PelaksanaInstruktur dan mahasiswa

Peralatan1. Sarung tangan 2. Kapas alkohol3. Gelas objek 4. Kaca penutup5. Bisturi nomor 20 6. Pinset7. Steroform

Prosedur Kulit :

Meminta izin persetujuan pasien Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70 % untuk menghilangkan

lemak, debu dan kotoran lainnya. Lalu keringkan sebentar. Sampel diambil dan dipilih dari bagian lesi yang aktif. Letakan hasil kerokan kulit

(skuama) diatas gelas objek. Beri keterangan pada preparat (nama dan lokasi pengambilam sampel)

Kuku : Meminta izin persetujuan pasien Bersihkan kuku yang sakit dengan kapas alkohol 70% untuk menghilangkan lemak,debu

dan kotoran lainnya. Lalu keringkan sebentar. Sampel yang diambil adalah masa detritus dari bawah kuku yang rusak atau dari bahan

kuku yang rusak. Keroklah bagian bawah kuku yang rusak atau pada permukaan kuku yang rusak , bila

perlu guntinglah kuku yang rusak tersebut. Letakan hasil kerokan kuku atau hasil guntingan kuku diatas gelas objek. Beri keterangan pada preparat ( nama dan lokasi pengambilan sampel)

Rambut : Meminta izin persetujuan pasien Rambut daerah lesi dicabut sampai akarnya dengan pinset. Letakan rambut tersebut diatas gelas objek. Beri keterangan pada preparat (nama dan lokasi pengambilan sampel)

15

Page 16: SOP KKD KI-1

Pembuatan sediaan

Mencuci tangan dan memakai sarung tangan

Mengerok sediaan dari kulit yang dicurigai menderita penyakit jamur, kulit diregangkan dengan menggunakan tangan kiri pemeriksa (ibu jari dan jari telunjuk). Bisturi membentuk sudut 30° dengan permukaan kulit

Teteskan 1 -2 tetes larutan KOH diatas kerokan kulit / kerokan kuku / rambut yang ada di atas gelas objek yang berisi sediaan yang hendak diperiksa.

Tutup dengan kaca penutup. Diamkan selama 15 menit untuk melarutkan jaringan atau untuk mempercepat proses ini, Preparat siap diperiksa dengan mikroskop.

Pemeriksaan sediaan

Menggunakan lensa objektif 10x kemudian diperbesar 40xCari apakah ada hifa dan atau spora yang tampak.

Pada sediaan yang dicari adalah adanya hifa dan spora.

16

S P O R A

Hifa panjang bersepta

Page 17: SOP KKD KI-1

4. Praktikum jamur

TUJUAN

Memahami morfologi berbagai macam jamur penyebab infeksi kulit dan jaringan penunjang

PERTUNJUKAN

1. Sediaan Candida sp2. Sediaan Trichophyton rubrum3. Sediaan Trichophyton mentagrophytes4. Sediaan Microsporum canis 5. Sediaan Microsporum gypseum 6. Aspergillus7. Penicilium8. Malasezia furfur

HASILPENGAMATAN

Candida sp. Trichophyton rubrum

17

Page 18: SOP KKD KI-1

Trichophyton mentagrophytes Microsporum canis

Microsporum gypseum Aspergillus

18

Page 19: SOP KKD KI-1

Penicilium Malasezia furfur

19

Page 20: SOP KKD KI-1

Metoda Praktikum

1. Kuliah pengantar selama: + 15 menit2. Pelaksanaan praktikum oleh mahasiswa secara mandiri dengan bimbingan para pembimbing

praktikum3. Membuat gambar sediaan jamur yang telah dipelajari

GAMBARAN KLINIS PENYAKIT INFEKSI VIRUS DAN JAMUR

Infeksi jamur pada kulit

1. Pitiriasis versikolor

Penyakit ini disebabkan oleh Malassezia furfur. Keluhan biasanya gatal ringan dan pseudoakromia akibat tidak terkena sinar matahari atau pengaruh toksis jamur terhadap pembentukan pigmen. Gambaran klinis berupa bercak berskuama halus berwarna putih sampai coklat hitam, bentuk teratur sampai tidak teratur, dan batas jelas sampai difus. Predileksi terutama di badan, ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala berambut.

2. Dermatofitosis

Penyakit pada kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan golongan jamur dermatofita. Dermatofita terdiri atas 3 genus, yaitu: Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Bentuk-bentuk klinis yang sering dijumpai berdasarkan lokalisasinya :

a. Tinea pedis dan manumTerdiri atas 3 bentuk klinis:- Interdigitalis : fisura, sisik halus, dan maserasi di sela jari- Moccasin foot : kulit menebal dan bersisik - Subakut : vesikel, vesikopustul, bula, dan koleret

b. Tinea unguiumTerdiri atas 3 bentuk klinis:- Subungual distal : permukaan kuku bagian distal hancur dan kuku rapuh- Leukonikia trikofita : warna keputihan di permukaan kuku- Subungual proksimal : kuku bagian proksimal rusak dan bagian distal utuh

c. Tinea kapitisTerdiri atas 3 bentuk klinis:- Grey patch : alopesia, rambut tercabut di atas akar

- Kerion : alopesia, radang berupa pembengkakan

- Black dot : alopesia, rambut patah pada muara folikel

d. Tinea kruris dan korporisMerupakan tinea glabrosa atau dermatofitosis pada kulit tidak berambut. Penderita merasa gatal dan mempunyai morfologi khas, yaitu kelainan berbatas tegas, bermacam-macam efloresensi kulit (polimorfi) dan batas tepi lebih aktif daripada bagian tengah. Tinea kruris mengenai daerah pubis dan sela paha serta dapat meluas ke gluteus. Tinea korporis mengenai badan, tungkai, dan lengan kecuali tangan dan kaki.

20

Page 21: SOP KKD KI-1

3. Kandidosis

Penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida. Dapat mengenai mukosa (mulut, vagina), kulit, kuku dan organ (bronki, atau paru) kadang menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Predileksi di lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan dan kaki, glans penis, dan umbilikus. Berupa bercak eritematosa berbatas tegas, bersisik, dan basah. Lesi tersebut dikelilingi oleh lesi satelit berupa vesikel dan pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah erosif.

21

Page 22: SOP KKD KI-1

Keterampilan Anamnesis dan Pemeriksaan fisik

Pengertian keterampilan anamnesis

Pengertian keterampilan tatalaksana anamnesis pada pasien adalah mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari pasien maupun keluarganya semua hal yang berhubungan dengan penyakitnya.

Tujuan

Mampu mendapatkan informasi yang akurat sehingga akan dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis.

PelaksanaInstruktur dan mahasiswa

Peralatan1. Meja tulis beserta 2 kursi saling berhadapan 1 untuk pemeriksa dan 1 untuk pasien.2. Lembar rekam medis 3. Alat tulis4. Lampu periksa5. Kaca pembesar

Pendaftaran

Identitas:

Nama:

Jenis kelamin

Pekerjaan

pendidikan

Alamat:

Tempat dan tanggal lahir/Umur:

Status menikah/ tidak:

Prosedur 1. Menyapa pasien dengan sopan. 2. Persilahkan duduk di kursi yang telah disediakan3. Bertanyalah secara teliti agar dapat informasi yang diinginkan dan mendapatkan data

yang akurat dan benar

22

Page 23: SOP KKD KI-1

Anamnesis Keluhan Utama:

Apa yang dikeluhkan ? daerah keluhan / regio?

Sudah berapa lama / mulai sejak ?

Terus menerus / hilang timbul.

Keluhan tambahan:

Semua keluhan yang mungkin berhubungan dengan penyakit pada keluhan utama.

Riwayat penyakitnya: Pernah berobat sebelumnya kemana ? Berapa lama ? Hasilnya bagaimana ? Pernah menderita penyakit yang sama ? Bila Pernah sembuh atau tidak ?

Riwayat pernah alergi terhadap makanan atau obat tertentu ? Riwayat penyakit lain sedang atau pernah dialami? Riwayat penyakit dalam keluarga ? Apakah pernah dilakukan pemeriksaan laboratorium? Kapan ?

Keterampilan Pemeriksaan Fisik

PengertianDiagnosis penyakit kulit adalah EYE DIAGNOSTIC, jadi diagnosis ditegakkan dengan melihat dan bertanya karena pemeriksaan terutama dengan melihat. Namun seringkali keluhan di kulit mempunyai hubungan dengan kondisi kesehatan pasien tersebut secara keseluruhan, itu sebabnya harus diperiksa kondisi awal sebagai status generalis: Keadaan umum ,kesadaran, tensi, tinggi badan, berat badan. Penyakit sistemik yang mungkin ada. (Hal tersebut penting karena erat hubungannya dengan diagnosis dan terapi yang tepat termasuk cara terapi dan dosis terapi). Pada saat pemeriksaan perlu ada pendamping.

TujuanMahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kulit normal, kuku, rambut dan memahami terminologi lesi kulit.

Prosedur

1. Mahasiswa menyapa pasien dengan santun, kemudian bertanya ke pasien apa masalah yang sedang dihadapi (anamnesis) dan persilahkan pasien menunjukan bagian / daerah di kulit yang terkena masalah (pemeriksaan).

2. Pasien diminta persetujuannya untuk dilakukan pemeriksaan (informed concent) lisan.

3. Untuk pemeriksaan keseluruhan hanya pada pasien tertentu, yang berhubungan dengan lesi yang sangat luas atau yang dicurigai (Dengan sopan dan santun pasien

23

Page 24: SOP KKD KI-1

diminta untuk menanggalkan pakaian). Inspeksi dilakukan sesuai dengan keluhan, letak lesi dan dugaan diagnosis.

4. Dilakukan inspeksi per regio dengan menggunakan kaca pembesar (lup)

Regio Kepala:

Rambut Inspeksi : apakah terdapat rambut patah, kutu, kelainan shaft (batang) rambut, alopesia (sikatrikal, dan non sikatrikal), terdapat perubahan pigmen rambut,Kulit Kepala : makula, plak, tumor, vesikel/bula, erosi, ulkus, skuma.Palpasi : Test cabut/sisir, apakah rambut gampang tercabut dengan tarikan ringan.Tumor : Ukuran, konsistensi, suhu, nyeri, mobilitas, secret.Vesikel/bula : Nikosky signMakula : Diaskopi, wood’s lampPlak eritema : dilakukan kerokan (Auspitz sign, tetesan lilin)Sklerosis : dilakukan test mencubit untuk melihat apakah kulit dapat tercubit,

terangkat atau tidak. WajahInspeksi : Apakah terdapat madarosis, facies leonine, sklerosis, atrofi, makula, plak, tumor, vesikel/bula, erosi, ulkus, skuama.Palpasi :Tumor : ukuran, konsistensi, suhu, nyeri, mobilitas, sekret Vesikel/bula : Nikosky signMakula : Diaskopi, wood’s lampPlak eritema : dilakukan kerokan (Auspitz sign, tetesan lilin)Sklerosis : dilakukan test mencubit untuk melihat apakah kulit dapat tercubit, terangkat atau tidak.

Leher dan BadanInspeksi : Apakah terdapat lesi berupa bercak, tumor, sklerosis, atrofi, macula, plak, tumor, vesikel/bula, erosi, ulkus, skuama.Palpasi :Tumor : ukuran, konsistensi, suhu, nyeri, mobilitas, secret Vesikel/bula : Nikosky signMakula : Diaskopi, wood’s lampPlak eritema : dilakukan kerokan (Auspitz sign, tetesan lilin)Sklerosis : dilakukan test mencubit untuk melihat apakah kulit dapat tercubit, terangkat atau tidak.

EkstremitasInspeksi : Apakah terdapat lesi berupa bercak, tumor, sklerosis, atrofi, tattoo, pooping sign, lecet.Inspeksi pada ekstremitas apakah terdapat Raynauld PhenomenonPalpasi :Tumor : ukuran, konsistensi, suhu, nyeri, mobilitas, secret Vesikel/bula : Nikosky signMakula : Diaskopi, wood’s lampPlak eritema : dilakukan kerokan (Auspitz sign, tetesan lilin)

24

Page 25: SOP KKD KI-1

Sklerosis : dilakukan test mencubit untuk melihat apakah kulit dapat tercubit, terangkat atau tidak. Palpasi pada ekstremitas apakah terdapat gangguan vaskularisasi

Setelah dilakukan inspeksi dan palpasi kepala lalu dilakukan pencatatan secara sistematis mencakup :

1. Lokasi : tempat dimana ada lesi (Regio)2. Distribusi :

a. Bilateral : mengenai kedua belah badanb. Unilateral : mengenai sebelah badanc. Simetrik : mengenai kedua belah badan yang samad. Soliter : hanya satu lesie. Herptiformis : vesikel berkelompokf. Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satug. Diskret : terpisah satu dengan yang lainh. Regional : mengenai daerah tertentu badani. Generalisata : tersebar pada sebagian besar tubuhj. Universal : seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%)

3. Bentuk/susunan :a. Bentuk : khas ( bentuk yang dapat dimisalkan, seperti : bulat, lonjong, seperti

ginjal, dll), dan tidak khas ( tidak dapat dimisalkan)b. Susunan :

I. Liniar : seperti garis lurusII. Sirsinar/anular : seperti lingkaran

III. Polisiklik : bentuk pinggir yang sambung menyambung membentuk lingkaran.

IV. Korimbiformis : susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-anaknya4. Batas : tegas dan tidak tegas5. Ukuran :

Milier : sebesar kepala jarum pentul Lentikular : sebesar biji jagung Numular : sebesar uang logam dengan Ø 3 cm – 5 cm Plakat : lebih besar dari numular

6. Efloresensi :Primer : Makula : bercak pada kulit berbatas tegas berupa perubahan warna

semata, tanpa penonjolan atau cekungan. Papul : penonjolan di atas permukaan kulit, sikumskrip, Ø kecil dari 0,5 cm,

bersisikan zat padat. Plak : papul datar, Ø lebih dari 1 cm Urtika : penonjolan yang disebabkan edema setempat yang timbul mendadak

dan hilang perlahan-lahan. Nodus : tonjolan berupa massa padat yang sirkumskrip, terletak dikutan atau

subkutan, dapat menonjol Vesikel : gelembung berisi cairan serum, memiliki atap dan dasar, Ø

kurang dari 0,5 cm. Bula : vesikel yang berukuran lebih besar. Pustul : vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap dibagian bawah

vesikel disebut hipopion.

25

Page 26: SOP KKD KI-1

Kista : ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel.

Sekunder : Skuama : sisik berupa lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Krusta : kerak, keropeng, yang menunjukan cairan badan yang mengering Erosi : lecet kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui

stratum basal, ditandai dengan keluarnya serum. Ekskoriasi : lecet kulit yang disebabkan kehilangan jaringan melewati

stratum basal (sampai ke stratum papilare), ditandai dengan keluarnya darah selain serum.

Ulkus : tukak, borok disebabkan hilangnya jaringan lebih dalam dari ekskoriasi, memiliki tepi, dinding, dasar, dan isi.

Likenifikasi : penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas. Kelainan mukosa Kelainan rambut Kelainan kuku Pembesaran kelenjar getah bening regional (sesuai dengan status

dermatologis

7. Pasien dipersilahkan memakai kembali pakaian.8. Pasien diberitahukan tentang hasil pemeriksaan fisik dan diberitahukan pemeriksaan

sudah selesai.

Keterampilan inspeksi kulit dengan sinar uva (wood’s lamp)

Pengertian

Lampu Wood atau yang disebut juga long-wave UV radiation (UVR) atau cahaya hitam secara umum terdiri dari cahaya merkuri tekanan tinggi yang mengandung filter barium silikat , nikel okside 9% yang disebut sebagai “Wood's filter.” Filter ini bersifat radioopaque terhadap semua cahaya antara 320-400 nm dengan puncak pada 365 nm. Gambaran fluoresens jaringan akan muncul pada saat cahaya Wood's (UV) diabsorbsi dengan radiasi gelombang panjang yang dapat dilihat. Radiasi dari lampu Wood biasanya rendah yaitu < 1 mw/cm2.

TujuanMembantu menegakan diagnosis pada :

Tinea kapitis – biru kehijauan Tinea versikolor – kuning keemasan Eritrasma – Merah membara (Coral Red) Kelainan pigmentasi :

a. Superfisial/permukaanb. Dalam

PelaksanaInstruktur dan mahasiswa

26

Page 27: SOP KKD KI-1

PeralatanLampu Wood atau lampu UVA (Money detector)Ruang gelap

Prosedur1. Lampu Wood secara ideal harus dipanaskan terlebih dahulu selama 1 menit. 2. Ruangan pemeriksaan dalam keadaan gelap total.3. Pemeriksa sebelumnya beradaptasi dengan keadaan gelap supaya dapat melihat kontras

dengan jelas. 4. Cahaya berada 4 - 5 cm dari lesi.5. Hal-hal yang yang perlu dihindari sebelum pemeriksaan yaitu : mencuci lokasi lesi

dengan sabun karena dapat memberikan false negative dilusi pigmen, penggunaan topikal ointment termasuk petrolatum karena dapat memberikan fluoresens keunguan, asam salisilik dengan fluoresens hijau dll

Keterampilan Prosedural

Tatalaksana luka akut (cuci luka & jahit luka)

27

Page 28: SOP KKD KI-1

PengertianPengertian keterampilan tatalaksana luka akut adalah keterampilan untuk melakukan tatalaksana pada luka akut, yakni mencuci dan/menjahit luka

TujuanMampu melakukan tindakan pencucian dan penjahitan luka pada pasien secara lege artis.

PelaksanaInstruktur dan mahasiswa

Peralatan1. Set bedah minor steril (needle holder, 3 klem mosquito, pinset sirurgis, pinset

anatomis, gunting jaringan, gunting kassa, gagang bisturi, kom besar, kom kecil, jarum otot, jarum kulit)

2. Sarung tangan steril3. Povidon iodine4. Larutan normal saline, RL, atau aquadest5. Duk/ duk lubang steril6. Anestetik local (Lidocain 2%)7. Spuit 3 cc8. Spuit 10 cc9. Kain kassa steril 10. Sikat steril11. Benang gut12. Benang silk13. Kain tulle/salep antibiotik14. Plester (micropore®)15. ATS – TT

ProsedurA. PERSIAPAN

1. Informed consent2. Cuci tangan3. Pakai sarung tangan

B. PENCUCIAN LUKA1. Melakukan desinfeksi area luka dengan cairan antiseptik (povidon iodine) pada

tepi luka secara sirkuler menjauhi luka2. Memasang duk/duk lubang sehingga hanya area luka dan tepi luka yang sudah

didesinfeksi saja yang terlhat.3. Melakukan injeksi obat anestesi lokal secara infiltrasi di sekeliling luka pada

daerah yang sudah didesinfeksi (sebelum diinjeksi diaspirasi dahulu, injeksikan obat sambil ditarik)

4. Menunggu 1-2 menit (10 menit untuk anestesi blok) agar obat sudah bekerja dan mengetesnya dengan cara menusukkan jarum spuit atau jepit dengan pinset pada tepi luka sambil bertanya sakit atau tidak.

5. Membersihkan luka dengan normal saline, aquadest, RL, (jangan gunakan povidone iodine, alkohol, atau H2O2)

6. Menilai luka dengan pencahayaan yang optimal (kedalaman luka, dasar luka, dan jaringan apa saja yang cedera)

7. Menyikat luka secara perlahan jika diperlukan (pada luka yang kotor sekali untuk membersihkan debris atau kotoran).

28

Page 29: SOP KKD KI-1

8. Melakukan irigasi luka sebanyak-banyaknya sampai secara makroskopis terlihat bersih

9. Melakukan eksisi jaringan nekrotik dan tepi luka jika diperlukan10. Melakukan hemostasis dan repair jaringan yang diperlukan11. Melakukan eksplorasi luka jika diperlukan. Lihat kemungkinan adanya ruptur

tendon, syaraf, atau pembuluh darah besar.C. PENJAHITAN LUKA

1. Menempatkan jarum jahit pada needle holder kira-kira 1/3 bagian ujung jarum yang tumpul.

2. Menjepit tepi luka dengan pinset lalu menusukkan jarum jari pada kulit mengambil jarak 1/4 inchi (0,5-0,6 cm) dari tepi luka yang satu dgn sudut 90o

3. Mengarahkan jarum jahit sampai ke tepi luka seberangnya dengan mengambil jarak yang sama

4. Menjepit jarum yang sudah menembus sisi seberang luka dengan needle holder, lalu tarik jarum sampai menyisakan benang ± ½ - 1 inch (±1 - 2cm)

5. Membuat simpul jahitan dengan membuat loop 2x dengan needle holder, lalu tarik (1 putaran simpul)

6. Mengulangi sampai 3-4x putaran untuk memastikan simpul jahitan kuat (tiap putaran dilakukan secara berlawanan arah)

7. Simpul jahitan jangan ditempatkan di atas luka 8. Memotong ujung benang sehingga menyisakan ¼ inchi (± 0,5 - 0,6 cm) dari

simpul --------- 1 jahitan.9. Jahitan berikutnya dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas10. Lepaskan duk11. Membilas area penjahitan dengan normal saline, aquadest setril, atau RL12. Memberikan antibiotika topikal (salep/kain tulle) dan membalutnya dengan kasa

steril dan fixasi dengan plester13. Memberikan antibiotika oral, toxoid tetanus dan ATS jika ada indikasi 14. Melepas sarung tangan, mencuci tangan, dan mengeringkannya15. Memberi informasi pada pasien mengenai kapan penggantian perban, waktu

kontrol luka atau pengangkatan jahitan dan mengedukasi pasien16. Menginformasikan pada pasien jika dalam 24 jam ada tanda-tanda infeksi atau

komplikasi (perdarahan) pada area penjahitan maka segera kontrol luka17. Mencatat tanggal, waktu tindakan dan semua prosedur yang sudah dilakukan,

jumlah jahitan, terapi yang diberikan (antibiotik, profilaktik tetanus), tanda tangan, dan nama jelas.

D. PROSEDUR PENGANGKATAN JAHITAN1. Waktu pengangkatan jahitan bervariasi (rata-rata 7-10 hari dari waktu penjahitan)

tergantung dari lokasi dan seberapa luka2. Jika pada jahitan terdapat nanah atau tanda infeksi sesegera mungkin diangkat3. Peralatan yang diperlukan untuk mengangkat jahitan adalah gunting dan pinset.

Caranya menjepit simpul jahitan dan menyisipkan gunting di bawah simpul lalu gunting sedekat mungkin dengan kulit.

18. Menarik benang simpul lalu menempatkannya di kassa19. Menghitung jumlah jahitan jika semuanya sudah diangkat, lalu mencocokkaannya

dengan rekam medis.Tatalaksana Kompres Terbuka dan Tertutup

Pengertian

29

Page 30: SOP KKD KI-1

Ketrampilan untuk melakukan tatalaksana mengompres pada penyakit kulit, meliputi kompres terbuka dan kompres tertutup.

Kompres terbuka merupakan proses penguapan serta absorbsi bahan yang tidak diinginkan dari permukaan kulit.

Kompres tertutup merupakan proses oklusif dan dapat untuk memasukan bahan yang diinginkan melalui permukaan kulit.

Tujuan :

1. Mampu melakukan tindakan cara pengobatan topikal kompres terbuka untuk mendinginkan, membersihkan , dan mengeringkan secret pada keadaan lesi yang akut dan eksudativ.

2. Mampu melakukan tindakan kompres tetutup untuk memanaskan lesi pada proses peradangan yang dalam.

Pelaksana :

Instruktur dan mahasiwa.

Sikap ;

menghormati, menghargai pasien dan bersikap profesional.

Peralatan :

1. 1 kom kecil, 1 Neir beikeen, 2 pinset anatomis, gunting kasa, gunting biasa.2. Sarung tangan.3. Larutan bahan kompres (sol NaCl 0,9%, sol KmnO4 0,01%, sol Rivanoli 0,1%).4. Kain kasa steril.5. 1 lembar plastik bening.6. Plester Hipoalergenik.7. Kasa gulung.8. Kapas.

Prosedure :

Kompres terbuka :

1. Menjelaskan dan meminta izin2. Mencuci kedua tangan.3. Meletakkan bengkok dibawah lesi.4. Memakai sarung tangan.5. Meletakkan kasa steril kedalam mangkok sesuai dengan kondisi lesi.6. Menuang bahan kompres kedalam mangkok kecil, sampai kasa terendam seluruhnya.7. Mengambil kasa yang terendam dengan 2 pinset dan memerasnya.8. Menutupkan kasa lembab tersebut ke lesi maksimal 4 lembar.9. Ditunggu selama 15-30 menit dan dapat diulang beberapa kali sampai lesi tampak bersih. 10. Proses dapat diulangi 2-3 kali per hari dengan mengganti kasa yang baru yang sudah direndam

(sesuai kondisi lesi).11. JIKA saat akan mengangkat kasa sesudah kompres ternyata kering, harus dibasahi dulu dengan

cairan kompres.

30

Page 31: SOP KKD KI-1

Kompres tertutup :

1. Menjelaskan dan meminta izin2. Mencuci kedua tangan.3. Meletakkan bengkok dibawah lesi.4. Memakai sarung tangan.5. Meletakkan kasa steril kedalam mangkok sesuai dengan kondisi lesi.6. Menuang bahan kompres kedalam mangkok kecil, sampai kasa terendam seluruhnya.7. Mengambil kasa yang terendam dengan 2 pinset dan memerasnya.8. Menutupkan kasa lembab tersebut ke lesi maksimal 4 lembar.9. Menutup dengan selembar plastic.10. Menutup dengan kapas kering yang dibungkus kasa, kemudian diplester atau di verban dengan

durasi selama beberapa jam maksimal 1 hari. 11. Member informasi kepada pasien bahwa cara ini dapat diulangi dengan prosedur yang sama

namun perhatikan kondisi lesi.12. Melepas sarung tangan , mencuci dan mengeringkan.13. Mencatat semua tindakan kedalam catatan medis.

31