Upload
iwan-kurnia
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/27/2019 Solusi Desain Arsitektur Kontextual
1/3
Solusi Desain Arsitektur Kontextual
Monday, February 5, 2007 3:03:22 PM
Oleh: Revalo Suffi Hertanto
KONTEKSTUALISME muncul dari penolakan dan perlawanan terhadap arsitektur modern yang
antihistoris, monoton, bersifat industrialisasi, dan kurang memerhatikan kondisi bangunan lama
di sekitarnya.
KONTEKSTUALISME selalu berhubungan dengan kegiatan konservasi dan preservasi karena
berusaha mempertahankan bangunan lama khususnya yang bernilai historis dan membuatkoneksi dengan bangunan baru atau menciptakan hubungan yang simpatik, sehingga
menghasilkan sebuah kontinuitas visual.
Brent C Brolin dalam bukunya Architecture in Context (1980) menjelaskan, kontekstualisme
adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru denganlingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, kontekstualisme merupakan sebuah ide tentang
perlunya tanggapan terhadap lingkungannya serta bagaimana menjaga dan menghormati jiwadan karakter suatu tempat.
Lalu bagaimana penerapan kontekstualisme itu dalam sebuah bentuk desain arsitektur? Seringorang beranggapan kontekstualisme hanya berusaha meniru bangunan lama sehingga terlihat
sama pada bangunan baru atau hanya untuk memopulerkan langgam historis arsitektur tertentu.
Namun, sebenarnya tidaklah seperti itu.
Bila melihat definisi di atas, secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama,
kondisi bangunan lama yang bisa dilihat dari bentuk, material, skala bangunan dan lain-lain. Dankedua, karakter dan jiwa tempat bangunan tersebut berada yang bisa dilihat dari motif atau pola
desain setempat. Dari beberapa hal tersebut dapat dijabarkan beberapa pendekatan desain
arsitektur kontekstual yang bervariasi atau tidak sekadar meniru.
Pertama, mengambil motif-motif desain setempat, seperti bentuk massa, pola atau irama bukaan,
dan ornamen desain yang digunakan.
Salah satu contoh pendekatan ini adalah rumah-rumah di Ponte Vecchio, Florence, Italia.
Rumah-rumah tersebut merupakan bangunan baru yang mengadaptasi gaya Renaisans yang ingin
menggantikan bangunan lama yang hancur saat Perang Dunia II. Kontinuitas visual terlihat dari
bentuk massa dan irama bukaan atau jendela.
Kedua, menggunakan bentuk-bentuk dasar yang sama, tetapi mengaturnya kembali sehingga
tampak berbeda.
Hal ini dapat terlihat dari desain bangunan Butterfield House di Kota New York. Keterkaitan
visual bangunan apartemen tersebut dengan bangunan di sekitarnya dapat dilihat dari penggunanelemen balkon, namun sudah dengan penyelesaian desain berbeda. Bangunan lama mempunyai
7/27/2019 Solusi Desain Arsitektur Kontextual
2/3
bentuk bukaan yang datar pada balkon, sedangkan pada Butterfield House, bentuk bukaan pada
balkon terlihat melengkung dan menonjol ke luar. Walaupun terdapat perbedaan desain pada
balkon, kedua bangunan tetap terlihat menyatu karena memiliki bentuk dasar atau pola yangsama.
Ketiga, melakukan pencarian bentuk-bentuk baru yang memiliki efek visual sama ataumendekati yang lama.
Contoh pendekatan ini adalah New Housing di Zwolle, Belanda. Pencarian bentuk-bentuk barupada bangunan terlihat pada penggunaan atap gable dengan versi lebih modern.
Keempat, mengabstraksi bentuk-bentuk asli (kontras). Dalam arsitektur kontekstual hubungan
yang simpatik tidak selalu ditunjukkan dengan desain harmonis yang biasanya dicapai denganpenggunaan kembali elemen desain yang dominan yang terdapat pada bangunan lama. Hubungan
simpatik tersebut bisa dicapai dengan solusi desain yang kontras. Bentuk-bentuk asli pada
bangunan lama tidak digunakan langsung, namun bisa diabstraksikan ke dalam bentuk baru yang
berbeda.
Contohnya, desain bangunan Woll Building, Carlton Gardens, dan St James, London. Elemenbukaan pada bangunan lama yang memiliki ukuran kecil, diabstraksikan pada bangunan baru
dengan bentuk lebih besar dan transparan dengan tetap menjaga pola-pola atau ritme dari bukaan
pada bangunan lama.
Arsitektur kontekstual Indonesia
Indonesia banyak memiliki peninggalan bangunan lama bersejarah yang mengandung nilaihistoris tinggi, khususnya bangunan kolonial pada masa penjajahan Belanda.
Salah satu yang masih terjaga kelestariannya adalah bangunan kolonial di Kota Bandung. Di kotaini dapat terlihat bangunan lama yang sudah dikonservasi atau preservasi sehingga terjaga
kelestariannya dengan tambahan bangunan baru yang memiliki kontinuitas visual atau saling
terkait antara yang satu dan yang lain.
Pendekatan desain arsitektur kontekstual yang dilakukan bervariasi, dari yang sifatnya harmonis
dengan mengambil motif desain setempat sampai yang sifatnya kontras dengan
mengabstraksikan bentuk asli.
Beberapa contoh di antaranya yaitu Gedung DPRD Jawa Barat di Jalan Diponegoro. Bangunan
tersebut banyak mengambil motif desain bangunan lama yang bisa dilihat dari elemen atap,bukaan, dan komposisi massanya.
Contoh lain adalah Grand Hotel Preanger di Jalan Asia Afrika Nomor 81. Bangunan tersebutmengambil bentuk arsitektur Art Deco yang disesuaikan dengan bangunan lama dengan
tambahan fasilitas modern dalam unsur lansekap.
Bank Indonesia di Jalan Braga Nomor 108 hampir sama seperti contoh pertama dalam
7/27/2019 Solusi Desain Arsitektur Kontextual
3/3
menyelesaikan desain kontekstualnya.
Sementara Bank ABN Amro di Jalan Jawa Nomor 1 desain bangunan barunya kontras denganbangunan bank yang lama, namun tetap terlihat selaras atau kontekstual karena di antara kedua
bangunan tersebut terdapat sambungan berupa bangunan peralihan yang transparan.
Solusi desain arsitektur kontekstual tidak hanya menyelaraskan keberadaan bangunan lama
dengan bangunan baru, namun juga turut menjaga dan melestarikan warisan budaya atau
peninggalan sejarah berupa bangunan lama yang bisa dijadikan aset nasional dan obyek wisatadari sebuah negara.
Revalo Suffi Hertanto, ST Alumnus arsitektur ITBhttp://my.opera.com/evolvering/blog/show.dml/733691