24
ASPEK KONTRAKTUAL PERJANJIAN JASA KONSULTANSI UNTUK PEKERJAAN PERENCANAAN INFRASTRUKTUR (Djoko Soepriyono) 1. Latar Belakang Permasalahan Pembangunan infrastruktur memegang peranan penting dan vital dalam mendukung ekonomi, sosial-budaya, kesatuan dan persatuan terutama sebagai modal sosial masyarakat. Memfasilitasi interaksi dan komunikasi di antara kelompok masyarakat serta mengikat dan menghubungkan antar daerah yang ada di Indonesia. Pembangunan infrastruktur merupakan lahan usaha untuk mendongkrak perekonomian rakyat, berkembang cukup pesat, dan melibatkan orang perseorangan, badan usaha privat, khususnya di sektor jasa, yaitu jasa konstruksi. Pembangunan infrtstruktur di antaranya pembangunan jalan dan jembatan; bangunan gedung; bangunan bendungan; bangunan fasilitas tansportasi bandara dan pelabubuhan; bangunan umum; bangunan industri; penataan kawasan dan lain sebagainya. Baik yang diselenggarakan oleh pemerintah; investasi nasional/asing; maupun yang diselenggarakan oleh swasta dan masyarakat sendiri pada umumnya.

Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

  • Upload
    dodat

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

ASPEK KONTRAKTUAL

PERJANJIAN JASA KONSULTANSI UNTUK

PEKERJAAN PERENCANAAN INFRASTRUKTUR

(Djoko Soepriyono)

1. Latar Belakang Permasalahan

Pembangunan infrastruktur memegang peranan penting dan vital dalam mendukung

ekonomi, sosial-budaya, kesatuan dan persatuan terutama sebagai modal sosial masyarakat.

Memfasilitasi interaksi dan komunikasi di antara kelompok masyarakat serta mengikat dan

menghubungkan antar daerah yang ada di Indonesia. Pembangunan infrastruktur merupakan

lahan usaha untuk mendongkrak perekonomian rakyat, berkembang cukup pesat, dan

melibatkan orang perseorangan, badan usaha privat, khususnya di sektor jasa, yaitu jasa

konstruksi. Pembangunan infrtstruktur di antaranya pembangunan jalan dan jembatan;

bangunan gedung; bangunan bendungan; bangunan fasilitas tansportasi bandara dan

pelabubuhan; bangunan umum; bangunan industri; penataan kawasan dan lain sebagainya.

Baik yang diselenggarakan oleh pemerintah; investasi nasional/asing; maupun yang

diselenggarakan oleh swasta dan masyarakat sendiri pada umumnya.

Pelaksanaan pembangunan infrastruktur tersebut, pemerintah tidak bisa membangun

sendiri atau membiayai sendiri melalui dana APBN atau APBD dan pinjaman/asing.

Pemerintah harus melibatkan pelaku usaha jasa konstruksi, apakah dalam bentuk investasi

atau yang dibiayai oleh pemerintah dengan anggaran pendapatan belanjanya. Jasa konstruki

yaitu: a. jasa perencanaan untuk pekerjaan konstruksi; b. jasa pelaksana untuk untuk

pekerjaan konstruksi; dan c. jasa pengawasan untuk pekerjaan konstruksi. Jasa perencana dan

jasa pengawasan tersebut disebut jasa konsultansi1.

1Ketentuan Pasal 1 Angka 16 Perpres 54/2010 menyebutkan, bahwa jasa konsultansi adalah jasa layanan professional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware),

1

Page 2: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

Pembangunan infrastuktur tersebut, dalam pelaksanaan kegiatanya harus didukung

dengan perangkat regulasai yang benar-benar memberikan perlindungan hukum bagi

masyarakat. Hal ini terkait dengan rasa keadilan dan kepastian hukum, karena berbagai

peraturan perundang-undangan yang berlaku belum berorientasi, baik kepada kepentingan

pengembangan jasa konstruksi sesuai dengan karakteristik jasa konstruksi itu sendiri. Hal

tersebut mengakibatkan kurang berkembangnya iklim usaha yang mendukung peningkatan

daya saing secara optimal, maupun bagi kepentingan masyarakat. Maka dalam rangka

mengatur pembanguan infrastrukur tersebut, sejak tahun 1999 pemerintah telah menerbitkan

perundang-undangan yang terkait jasa konstruksi yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun

1999 tentang Jasa Konstruksi (disingkat UU Jasa Konstruksi), Lembaran Negara RI Tahun

1999 Nomor 54, beserta Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3833.

UU Jasa Konstruksi mengatur tentang kegiatan pembangunan infrastruktur. Undang-

undang tersebut berisi ketentuan umum, usaha jasa konstruksi, pengikatan pekerjaan

konstruksi, penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, kegagalan bangunan, peran masyarakat,

pembinaan, penyelesaian sengketa, sanksi, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.

Penjelasan UU jasa konstruksi dalam ketentuan umumnya menyebutkan, hahwa

dalam pembangunan ekonomi secara nasional, khususnya infrastruktur UU Jasa Konstruksi

mempunyai peranan penting dan strategis mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk

akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainya, baik berupa perkembangan maupun sarana

yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang, terutama

bidang ekonomi, sosial, dan budaya untuk mewujukan masyarakat adil dan makmur yang

merata material dan spitiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain

berperan mendukung berbagai bidang pembangunan infrastruktur, jasa konstruksi berperan

pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barang dan jasa,

Page 3: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

memberi lapangan pekerjaan bagi tenaga ahli, tenaga trampil, pekerja dan masyarakat yang

diperlukan dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi 2. Indutri barang dan jasa pendukung

jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja, pabrik kayu lapis, dan

lain sebagainya. Oleh karena itu pembangunan infrastuktur di Indonesia sangat pesat sekali.

Sejak Indonesia merdeka, dimulai sejak akhir tahun limapuluhan sampai awal tahun

enampuluhan ketika Presiden Soekarno mengkomando pembangunan di Indonesia. Di

antaranya pembangunan bendungan Karangkates-Jawa Timur, bendungan Jati Luhur-Jawa

Barat, bendungan Asahan-Sumatera Utara, Jembatan Semanggi, gelora Bung Karno, gedung

DPR/MPR, Monas, Masjid Istiqlal dan beberapa bangunan megah lainya saat itu, di

antaranya Hotel Indonesia, Hotel Samudera Beach, Wisma Nusantara dan masih banyak lagi.

Sejak awal tahun tujuh puluhan dicanangkanya Rencana Pembangunan Lima Tahun

yang dahulu dikenal dengan singkatan REPELITA oleh Presiden Suharto. Pembangunan

infrastruktur cukup pesat sekali baik yang dibiayai oleh pemerintah maupun swasta nasional,

juga dibarengi banyaknya perusahaan jasa konstruksi, kususnya jasa konsultansi yang

bergerak di bidang perencaan untuk pekerjaan konstruksi maupun non konstruksi oleh Badan

Usaha Milik Negara/BUMN atau swasta nasional/asing.

Sebelum lahirnya UU Jasa Konstruksi, pembangunan infrastruktur diatur oleh pasal-

pasal Kitab Undang Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) disingkat BW, Algemene

Voorwaaden Voor de Uitvoering bij Aanneming Van Openbare Werken 1941 atau disingkat

AV.41 yang sekarang di namakan Syarat-Syarat Umum untuk Pelaksanaan Pembangunan

Bangunan Umum yang Dilelangkan, atau disingkat SU.41, untuk pembangunan infrastruktur

pemerintah, proses pengadaanya dimulai melalui Keputusan Presiden Nomor 14A Tahun

1980 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapan dan Belanja Negara.

UU Jasa Konstruksi mengatur organ organesasi jasa konstuksi secara umum.

Ketentuan Pasal 1 Angka 2 UU Jasa Konstruksi menyebutkan, bahwa pekerjaan konstruksi 2 Penjelasan I.Umum,1. UU Jasa Konstruksi

Page 4: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

merupakan layanan jasa keahlian profesional, baik secara orang perseorangan maupun dalam

bentuk badan usaha. Apakah berbadan hukum dan atau badan usaha tidak berbadan hukum.

Pekerjaan konstruksi merupakan keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan

dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan mencakup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal,

elektrikal, dan tata lingkungan masing masing beserta kelengkapanya, untuk mewujudkan

suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Pekerjaan perencanaan juga termasuk layanan yang

dihasilkan oleh jasa konsultansi. Dari pengertian tersebut terdapat tiga layanan untuk

pekerjaan konstruksi sebagai penyedia jasa,subyek hukum, layanan tersebut adalah:

a. layanan jasa perencanaan pekerjaan konstruksi atau disebut dengan jasa konsultansi atau konsultan yaitu yang memberikan layanan jasa rekayasa; perencanaan; perancangan dalam pekerjan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan penyusunan dokumen karya perncanaan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam bentuk gambar-gambar; rencana kerja dan syarat-syarat (umum, administrasi dan teknis); rencana anggaran biaya.

b. layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau pemborong yaitu yang memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan pekerjaan persiapan samapai dengan seratau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari serah terima pekerjaan yag terakhir dalam bentuk fisik/atau bangunan dan dilengkapi dengan dokumen pelaksanaanya.

c. layanan jasa pengawasan pekerjaan konstruksi atau disebut dengan jasa konsultansi atau konsultan yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa pengawasan baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi yang dikerjakan oleh pelaksana konstruksi, sampai dengan serah terima yang terakir, dilengkapi dengan dokumen pengawasan3.

Ketiga layanan diatas, disebut jasa konstruksi untuk pekerjaan konstruksi, yang

produk akirnya adalah infrastruktur dalam bentuk fisik bangunan, bangunan gedung, jalan

dan jembatan, bendungan dan karya intelektual hasil olah pikir (brainware) yang tertuang

dalam bentuk dokumen karya perencanaan, terdiri atas gambar desain dan gambar kerja

secara detail atau biasa disebut DED (desaint engineering detail), beserta dokumen teknik

lainnya, serta Rencana Kerja dan Syarat (yang disingkat RKS), Rencana Analisa Biaya atau

RAB.

3Djoko Soepriyono, Kegagalan Bangunan dan Undang-undang Jasa Konstruksi Media Dinamika Konsultan Nasional Bisnis Konsultan Edisi 02 Tahun II Nopember 2005.

Page 5: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

PerencanaanPek.

Konstruksi

PelaksanaanPek.

Konstruksi

PengawasanPek.

Konstruksi

Jasa Konsultansi(Konsultan)

KonsultanPengawas

Konsultan Perencana

Non Konstruksi

Konstruksi(rekayasa;

perencanaan;perancangan)

PengawasanPek.

Konstruksi

Pelaksana Konstruksi/Pemborong/

Kontraktor/Anemer

Konstruksi

Infrastruktur/Bangunan

Arsitek Sipil Mekanikal

Elektrikal Tata Lingkungan

Jasa Konstruksi(Layanan Jasa)

Lingkup layanan pekerjaan konstruksi sesuai Penjelasan Pasal 1 Angka 2 UU Jasa

Konstruksi:

1. Pekerjaan arsitektural mencakup antara lain: pengolahan bentuk dan masa bangunan berdasarkan fungsi serta persyaratan yang diperlukan setiap pekerjaan konstruksi;

2. Pekerjaan sipil mencakup antara lain : pembangunan pelabuhan, bandar udara, jalan kereta api, pengamanan pantai, saluran irigasi/kanal, bendungan, terowongan, gedung, jalan dan jembatan, reklamasi rawa, pekerjaan pemasanban perpipaan, pekerjaan pemboran, dan pembukaan lahan;

3. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan pekerjaan pemasangan produk-produk rekayasa industri.Pekerjaan mekanikal mencakup antara lain : pemasangan urbin, pendirian dan pemasangan instalasi pabrik, kelengkapan instalasi bangunan, pekerjaan pemasangan perpipaan air, minyak, dan gas.

4. Pekerjaan elektrikal mencakup antara lain : pembangunan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan instalasi kelistrikan, telekomunikasi beserta kelengkapannya;

5. Pekerjaan tata lingkungan mencakup antara lain: pekerjaan pengoalahan dan penataan akhir bangunan maupun lingkungannya.

Bagan 01 : Organ Organesasi Jasa Konstruksi

Page 6: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

Kelima nya dengan produk akir adalah bangunan hasil dari pekerjaan konstruksi,

bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat

kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau air. Dalam pengertian menyatu

dengan tempat kedudukan terkandung makna bahwa proses penyatuannya dilakukan melalui

penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Pengertian menyatu dengan tempat kedudukan

tersebut dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan adanya asas pemisahan horisontal

dalam pemilikan hak atas tanah terhadap bangunan yang ada di atasnya, sebagaimana asas

hukum yang dianut dalam Undang-undang mengenai agraria.

Hasil pekerjaan konstruksi ini dapat juga dalam bentuk fisik lain, antara lain : dokumen,

gambar rencana, gambar teknis, tata ruang dalam (interior), dan tata ruang luar (exterior),

atau penghancuran bangunan (demolition).

Pengertian bangunan adalah secara umum, secara kusus bangunan adalah bangunan

gedung, yaitu Ketentuan Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung, bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhya berada di atas dan/atau di

dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,

baik untuk hunian atau temapt tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,

budaya, maupun kegiatan khusus.

Pengertian secara umum tentang bangunan jalan, Ketentuan Pasal 1 Angka 1 Undang-

Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang

meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,

di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,

jalan lori, dan jalan kabel.

Page 7: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

Jasa konstruksi dalam menjalankan kegiatan pembangunan infrastruktur, ketiganya

terikat dengan perjanjian, yang tertuang dalam kontrak kerja konstruksi, karena kontrak kerja

konstruksi merupakan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa

dengan penyedia jasa yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban. Ketentuan Pasal 1 Angka

5 UU Jasa Konstruksi, kontrak kerja konstruksi merupakan keseluruhan dokumen yang

mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan

pekerjaan konstruksi. Ketentuan Pasal 1 Angka 22 Perpres 54/2010, menyebutkan bahwa

perjanjian adalah perikatan disebut juga kontrak pengadaan jasa. Kontrak pengadaan

barang/jasa yang selanjutnya disebut kontrak adalah perjanjian tertulis antara pejabat

pembuat komitmen dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola, yang

obyeknya/lingkup pekerjaan adalah pekerjaan konstruksi termasuk juga jasa konsultansi

untuk pekerjaan perencanaan proyek infrastruktur.

Konsultan perencana dan konsultan pengawas pada dasarnya adalah perusahan di

bidang jasa, yaitu jasa konsultansi atau usaha jasa konsultan. Pengertian jasa konsultansi

sesuai Ketentuan Pasal 1 Angka 16 Perpres 54 Tahun 2010, jasa konsultansi adalah jasa

layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang

mengutamakan adanya olah pikir (brainware). Dalam ketentuan tersebut mengatur pekerjaan

konstrusi dan pekerjaan non konstruksi. Sementara itu, usaha jasa konsultan adalah setiap

badan usaha yang melayani jasa konsultan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku

di Indoesia dan di negara di mana jasa konsultan tersebut dilaksanakan, serta menjalankan

usaha yang tidak bertentangan dengan etika dan tata laku profesi 4.

Peranan jasa konsultansi dalam dunia jasa konstruksi sebagaimana dimaksud,

terutama melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi, apabila karya perencanaanya baik

dan profesional maka hasilnya baik dan bisa dipertanggung jawabkan, sebaliknya jika karya

4Ketentuan BAB I Angka 2 Anggaran Dasar Ikatan Nasional Konsultan Indonesia, sesuai perubahan ke sebelas dilakukan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa yang dilaksanakan di Jakarta, dan disahkan pada Tanggal 16 Januari 2009.

Page 8: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

perencaanya salah dan tidak sesuai kaidah keteknikan, kerangka acuan kerja, dapat saja

berakibat vatal dan dimungkinkan terjadi kegagalan banguanan atau kegagalan pelaksanaan

konstruksi, sehingga dapat menimbulkan sengketa jasa konstruksi.

Di Indonesia jasa konsultansi atau usaha jasa konsultan (biasa disebut konsultan)

terbentuk dengan didirikanya organesai asosiasi perusahaan jasa konsultan yang independen

diberi nama Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (disingkat Inkindo) pada tanggal 20 Juli

1979 di Jakarta, sebagai hasil fusi dari Ikatan Konsultan Indonesia (IKINDO) yang didirikan

pada tanggal 10 Febuari 1970, dan Persatuan Konsultan Teknis Pembangunan Indonesia

(PKTPI) yang didirikan pada tanggal 8 Oktober 19715.

Konsultan adalah perorangan atau kumpulan orang yang terhimpun dalam suatu usaha

jasa konsultan dengan memberikan jasa berupa: nasehat, opini, pandangan, pertimbangan,

informasi saran, rekomendasi, mencari dan menemukan jalan keluar pemecahan masalah,

berdasarkan keunggulan, keahlian, dan kompetensi profesionalnya yang standar, bermutu,

lengkap, sahih, dan dapat dipercaya (reliable); kepada pihak yang memerlukan, denagn sikap

dan cara yang jujur, berintegritas, independen, imparsial, serta mematuhi dan tunduk pada

prinsip-prinsip kode etik dan tata laku profesional6. Anggota Inkindo kini sersebar keseluruh

Indonesia. Inkindo didirikan dengan tujuan membentuk iklim usaha jasa konsultan yang

kondosif, serta membina kompentensi anggotanya melalui upaya pembinaan, pengembangan,

dan perlindungan, guna menunjang pembanguan nasional dan mampu bersaing di tingkat

global7, yang beranggotaan badan usaha jasa konsultan yang terdaftar.

Layanan jasa konstruksi untuk pekerjaan konstruksi sangat di minati oleh masyarakat.

Terbukti banyaknya masyarakat mendirikan badan usaha di bidang jasa konstruksi untuk

pekerjaan konstruksi, karena pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah

5Ibid6Ibid.7Ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Ikatan Nasional Konsultan Indonesia, sesuai perubahan ke sebelas

dilakukan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa yang dilaksanakan di Jakarta, dan disahkan pada Tanggal 16 Januari 2009..

Page 9: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (disingkat APBN), Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (disingkat APBD), Bantuan Luar Negeri (disingkat BLN) atau pinjaman

asing dan atau swasta nasional/asing yang tersebar di seluruh Indonesia pada umumnya8. Jasa

konsultansi merupakan pendukung dari terselenggarakanya pembanguan infrastruktur

tersebut.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Persetujuaan

Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing The World Trade

Organization) merupakan pintu gerbang liberalisasi ekonomi di Indonesia, sehingga swasta

asing atau modal asing atau investasi asing atau pinjaman/bantuan luar negeri ikut serta

dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, kususnya untuk jasa konstruksi, lebih kusus

lagi jasa konsultansi/konsultan perencana dan pengawas.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (disingkat UU Pemerintah Daerah)

telah memberi kewenangan kepada daerah kabupaten/ kota dan provinsi diseluruh Indonesia

untuk membangun pembangunan infrastruktur didaerahnya sesuai dengan kepentinganya

yang melibatkan jasa konstruksi dari dana APBN/APBD/BLN atau swasta nasional dan

masyarakat. Kondisi tersebut dalam pembangunan infrastruktur yang diselenggarakan oleh

pemerintah memerlukan perangkat hukum yang jelas. Dalam rangka perlindungan hukum

bagi pengguna jasa, penyedia jasa, dan masyarakat, maka diperlukan UU Jasa Konstruksi.

UU Jasa Kontruksi memberi perlindungan hukum kepada para pihak yang terlibat dalam jasa

konstruksi/pembangunan infrastruktur di Indonesia. Perangkat hukum tersebut di antaranya

adalah perjanjian atau perikatan atau kontrak yang dilakukan oleh para pihak yaitu pengguna

jasa dengan penyedia jasa. Hal ini agar dapat memberi kepastian hukum, rasa keadilan, dan

azas manfaat bagi pengguna jasa, penyedia jasa, maupun masyarakat, yang terlibat jasa

konstruksi di Indonesia. 8 Djoko Soepriyono, op.cit.

Page 10: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

Ketentuan Pasal 1 Angka 1 UU Jasa Konstruksi menjelaskan bahwa, jasa konstruksi

adalah layanan jasa konsultansi perencana pekerjaan konstruksi, layanan pekerjaan pelaksana

konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaaan konstruksi. Obyek hukum

sebagai lingkup pekerjaan dari jasa konsultansi diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 4

Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang

Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (disingkat PP 4/2010) dan Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (disingkat Perpres

54/2010), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2011 tentang Pembagian

Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi (disingkat Permen PU 08/2011).

Proses pengadaan jasa atau pelelangan/seleksi biasa disebut tender diatur oleh

Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (disingkat PP 29/2000),

sedangkan Pengadaan jasa konstruksi oleh pemerintah/yang di biayai dengan dana APBN,

APBD, BLN yang ada unsur dana APBN atau APBD berlaku ketentuan dari PP 29/2000 dan

Perpres 54/2010 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 07/PRT/M/2011 tentang

Standar dan Pedoman Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi (disingkat Permen PU

07/2011).

Ditinjau dari aspek yuridis, dasar hukum perjanjian adalah pasal-pasal dalam Buku III

BW tentang perjanjian/perikatan, serta pasal-pasal BW tentang pemborongan, UU Jasa

Konstruksi beserta Peraturan Pemerintah (disingkat PP) nya, dan Perpres 54/2010. Untuk

syarat-syarat sahnya perjanjian berpedoman pada Ketentuan Pasal 1320 BW, yakni

diperlukan empat syarat yaitu: a) sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; b) kecakapan

untuk membuat suatu perikatan; c) suatu hal tertentu; dan d) suatu sebab yang halal.

Aspek yuridis jasa konstruksi, syarat sahnya tidak hanya berpedoman 1320 BW, tetapi

harus berpedoman ketentuan UU Jasa Konstruksi, khususnya Pasal 8. Ketentuan Pasal 17

Page 11: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

ayat 5 UU Jasa Konstruksi tentang pengikatan para pihak, menyebutkan pemilihan penyedia

jasa hanya boleh di ikuti penyedia jasa yang memenuhi persyaratan. Hal tersebut

sebagaimana di maksud Pasal (8) dan Pasal (9), Pasal 8 dan Pasal 9 yang merupakan

persyaratan usaha yang harus di penuhi terkait syarat sahnya melakukan perikatan dalam

kontrak kerja konstruksi, yang berkaitan dengan keahlian dan ketrampilan.

Ketentuan Pasal 8 UU Jasa Konstruksi menjelaskan bahwa perencana konstruksi

pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi yang berbentuk badan usaha harus: a)

memenuhi ketentuan perizinan usaha dibidang jasa konstruksi; b) memiliki sertifikat

klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. Pasal 9 UU Jasa Konstruksi mengatur

orang perseorangan yang terlibat dalam penyelenggaraan jasa kontruksi.yang unsur nya

sebagai berikut:

a. memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi;b. memiliki sertifikat badan usaha (SBU) yang telah klasikasi sub layanan jasa dan

tingkatan kemampuan/gred;c. tenaga ahli yang dipekerjan oleh badan usaha harus memiliki sertifikat keahlian.

Implementasi dari syarat sahnya kontrak kerja konstruksi yang terkait dengan Pasal 9

UU Jasa Konstruksi diatur Ketentuan Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 dari PP 28/2000 dan

Ketentuan Pasal 20 ayat (1) PP 29/2000 kontrak kerja konstruksi pada dasarnya dibuat secara

terpisah sesuai tahapan dalam pekerjaan konstruksi yang terdiri atas: 1. kontrak kerja

konstruksi untuk pekerjaan perencanaan; 2. kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan

pelaksanaan; 3. kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan pengawasan.

Penjelasan ketentuan Pasal 20 ayat (1) PP 29/2000 kontrak kerja konstruksi harus

dituangkan dalam dokumen tertulis yang terpisah pada masing-masing penyedia jasa, yaitu

perencana konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi.

Pengadaan jasa konstruksi untuk perencanaan konstruksi oleh pemerintah yang di

biayai dengan dana APBN,APBD,BLN atau yang ada unsur APBN atau APBD berlaku

ketentuan Perpres 54/2010 beserta perubahanya, Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan

Page 12: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

Barang/Jasa Pemerintah disingkat Perlem LKPP yang terkait pengadaan jasa pekerjaan

konstruksi dan jasa konsultansi, Permen PU 07/2011, Permen PU 08/2011. Pada prinsipnya

perundangan tersebut mengatur pengadaan barang/jasa, termsuk juga jasa untuk pekerjaan

konstruksi yang dimulai proses pengadaan, pelaksanaan kegiatan, dan penerimaan.

Ditinjau dari aspek sosiologis kontrak kerja konstruksi, dapat menimbulkan sengketa,

yakni sengketa tata usaha negara, sengketa perdata, sengketa persaingan usaha tidak sehat,

dan sengketa pidana/kusus. UU Jasa Konstruksi mengaturnya. Sengketa yang dapat

menimbulkan tanggung gugat dan tanggung jawab. Sengketa tersebut timbul pada saat: a)

proses pengadaan/selesksi; b) pada saat melaksanakan kegiatan (kontrak sedang

berlangsung); c) sepuluh tahun setelah dihitung sejak diserah terima pekerjaan yang

kedua/FHO (final hand over). Sengketa tersebut timbul disebabkan antara lain: a) diakibatkan

oleh memalsu dokumen; b) kegagalan bangunan; c) kegagalan pelaksanaan konstruksi; d)

wanprestasi, e) prestasi pisik belum mencapai 100% dinyatakan 100%; f) putus kontrak kerja

konstruksi; g) unsur perbuatan melanggar hukum lain nya yang ada kaitanya dengan kontrak

kerja konstruksi; dan h) adanya unsur kerugian negara. Sengketa kontrak kerja konstruksi

terjadi antara: 1. penguna jasa dengan penyedia jasa; 2. penyedia jasa dengan sesama

penyedia jasa; 3. pengguna jasa dan penyedia jasa dengan masyarakat.

Sengketa tersebut sengketa perdata; sengketa tata usaha negara; sengketa terkait dengan

persaingan usaha; dan sengketa pidana.

Beberapa contoh kasus sengketa jasa konstruksi akibat kegagalan pelaksanaan

konstruksi, kegagalan bangunan, perbuatan melanggar hukum, diantaranya:

1) Tahun 2008 runtuh nya jembatan plengkung tiga sendi panjang bentang 24 meter di

Kecamatan Sukolilo-Surabaya pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi sedang

berlangsung, sengketa pidana di persidangan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor Register

1802/Pid.B/2009/PN.Sby;

Page 13: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

2) Sengketa kontrak kerja konstruksi kasus putus kontrak gugatan melalui BANI, pemohon

dari jasa konsultansi.

3) Sengketa tata usaha negara, gugatan diajukan oleh warga akibat penyelenggaraan

pembangunan Rumah Sakit Akademik Universitas Brawijaya (RSAUB) Malang sesuai

putusan PTTUN berdasarkan putusan Nomor 161/B/2010/PT.TUN.SBY jo Nomor

15/G/2010/PTUN.SBY, mencabut IMB pembangunan RSUB No.

640/0232/35.73.407/2010 tertanggal 29 Januari 20109;

4) Balai Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Kota Surabaya Roboh, sengketa

pidana di persidangan PN Surabaya Nomor Register Perkara: 3433/Pid.B/2010/PN.Sby;

5) Sengketa putus kontrak paket proyek jalan di Kecamatan Hadiwarno Kabupaten Pacitan

antara satuan kerja Balai Besar Pelaksaan Jalan dan Jembatan Wilayah V Kementerian

Pekerjaan Umum dengan pelaksana kontruksi/pemborong, akibat pemborong tidak

menyelesaikan pekerjaan, sengketa perdata di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan Nomor Register Perkara:172/Pdt.G/2012/PN.JKT.Sel.

6) Sengketa tata usaha negara, putus kontrak jasa konstruksi putusan Nomor Register

04/G/2011/PTUN.SBY.

7) Tahun 2011 runtuhnya bangunan atas jembatan Mahakam II Kutai Kertanegara-

Kalimantan Timur (proses pemeriksaan di Polda Kaltim);

Beberapa kasus paket proyek sejak diserah terimakan pekerjaan yang kedua/FHO

hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan disingkat BPK dan/atau BPKP yang menimbulkan

kerugian negara. Berita dari media Jawa Pos “Baru Dua Bulan Selesai, Tanggul Rp 4,2

milyar Hancur“ terjadi sejak diserah terimakan pekerjaan yang kedua/FHO, jelas ada

kerugian negara. Dari uraian tersebut dapat menimbulkan sengketa hukum yang terkait

dengan perjanjian/kontrak kerja konstruksi, yang timbul dari perjanjian. Kasus tersebut

9 http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/view/378532/

Page 14: Web viewMaka dalam rangka mengatur pembanguan infrastrukur ... Indutri barang dan jasa pendukung jasa kontruksi tersebut misalnya industri pabrik semen, pabrik baja,

melibatkan jasa konsultansi untuk pekerjaan perencanaan, pelaksana pekerjaan untuk

pemborongan, jasa konsultansi untuk pekerjaan pengawasan10.

Penyelesaian sengketa jasa konstruksi dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar

pengadilan berdasarkan pilihan secara suka rela dari para pihak yang bersengketa.

Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku untuk tindak pidana bagi

penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Jika dipilih upaya penyelesaian sengketa di luar

pengadilan, cara penyelesaian di luar pengadilan diatur oleh Undang-Undang Nomor 30

Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (disingkat UU

Arbitrase). Sedangkan sengketa melalui pengadilan hanya dapat ditempuh, apabila upaya

tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa. Pilihan

sengketa yang timbul akibat persaingan usaha dapat ditempuh melalui Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (disingkat KPPU); sesuiai Ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (disingkat UU

Persaingan Usaha).

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, jasa konstruksi untuk pekerjaan

perencanaan pembangunan infrastruktur yang diselenggarakan oleh pemerintah, mempunyai

karakteristik tersendiri. Untuk itu diperlukan perjanjian dalam bentuk pengikatan para pihak

yang tertuang dalam kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja kontruksi harus dapat memberi

kepastian hukum dan rasa keadilan. Dalam rangka perlindungan hukum kepada pengguna

jasa dan penyedia jasa, masyarakat, masyarakat jasa konstruksi di Indonesia.

Demikian dan Terima Kasih.

10Jawa Pos, Baru Dua Bulan Selesai Tanggul Rp. 4.2 Milyar hancur, Kamis tanggal 10 Januari 2012