27
SATUAN OPERASI “STERILISASI” Dosen Pengampu Anak Agung Istri Sri Wiadnyani, S.TP., M.P OLEH KELOMPOK 4: SANDRA SEKARSARI (1411105023) ALMADEA SELA GRACIA GINTING (1411105024) NIDYA ELVIRA (1411105025) NI MADE INTEN KUSUMA DEWI (1411105026) FERDINANDUS OTNIEL SAHILATUA (1411105027) DEWA GEDE EKA PRAYOGA (1411105028) PRANITI RADYA ANDANA ILMA (1411105029) PUTU EKA DITYA MAHENDRA (1411105030) YESSICA KRISTANTI (1411105032) ANAK AGUNG ISTRI AGUNG MAHYUNI (1411105033) CORRY PERMATASARI SUHENDRA (1411105034) Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

So Sterilisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

apalah

Citation preview

Page 1: So Sterilisasi

SATUAN OPERASI

“STERILISASI”

Dosen Pengampu

Anak Agung Istri Sri Wiadnyani, S.TP., M.P

OLEH KELOMPOK 4:

SANDRA SEKARSARI (1411105023)

ALMADEA SELA GRACIA GINTING (1411105024)

NIDYA ELVIRA (1411105025)

NI MADE INTEN KUSUMA DEWI (1411105026)

FERDINANDUS OTNIEL SAHILATUA (1411105027)

DEWA GEDE EKA PRAYOGA (1411105028)

PRANITI RADYA ANDANA ILMA (1411105029)

PUTU EKA DITYA MAHENDRA (1411105030)

YESSICA KRISTANTI (1411105032)

ANAK AGUNG ISTRI AGUNG MAHYUNI (1411105033)

CORRY PERMATASARI SUHENDRA (1411105034)

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

2015

Page 2: So Sterilisasi

DAFTAR ISI

Page 3: So Sterilisasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau

praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya

pekerjaan kita di laboratorium. Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi

sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang bertanggung jawab.

Dalam melakukan suatu pekerjaan bidang praktikum mikrobiologi sangat

dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu

dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat

melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang.

Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan

dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat

membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Maka adanya

metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan

dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba

seefektif mungkin. Kurangnya pemahaman sterilisasi dapat menyebabkan

munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau

kontaminasi mikroba dari lingkungan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka kita tahu betapa pentingnya proses

sterilisasi dalam pengerjaan praktikum. Berikut materi sterilisasi yang akan

kita bahas pada makalah ini.

Page 4: So Sterilisasi

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah pengertian sterilisasi?

1.2.2 Apa saja metode sterilisasi?

1.2.3 Apa saja alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi ?

1.2.4 Apa keuntungan dan kerugian masing-masing metode sterilisasi ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sterilisasi.

1.3.2 Untuk mengetahui metode sterilisasi.

1.3.3 Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi

1.3.4 Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian masing-masing

metode sterilisasi.

2

Page 5: So Sterilisasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua,

baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Sterilisasi dalam mikrobiologi

berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam

bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan

steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas

seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam

larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme

juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau

oleh filtrasi  (Curtis, 1999).

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah

pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan

keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin

keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-

bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai

tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora

yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus,

stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara

lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2),

dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di

antaranya:

1. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan

masih berfungsi

2. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label

yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal

pelaksanaan  sterilisasi

3. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril

4. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu

mensteril selesai

3

Page 6: So Sterilisasi

5. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang

steril

6. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka

pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.

2.2 Metode Sterilisasi

A. Sterilisasi secara Fisik

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia

tidak akan berubah akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara

membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Berikut penjelasan

mengenai cara membunuh mikroorganisme :

a. Pemanasan kering

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami

dehidrasi sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara

sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan

yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak

menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak

efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak

mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan

serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk

mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup

karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat harus dibungkus, disumbat atau

ditaruh dalam wadah tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah

dikeluarkan dari oven.

4

Page 7: So Sterilisasi

b. Pemanasan basah

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein

penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap

dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya memakai uap air dalam

tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan

yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.

Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air

disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari

volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan

menyebabkan :

Penguraian gula

Degradasi vitamin dan asam-asam amino

Inaktifasi sitokinin zeatin riboside

Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar

Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada

temperatur yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan.

Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya

denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan

farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang

dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan

pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic

serta media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC

mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme

dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang

tahan pemanasan.

5

Page 8: So Sterilisasi

c. Pemanasan dengan Bakterisida

Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak

stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena

dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan

yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu

100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida

yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat

dan 0,2% klorokresol.

d. Air mendidih

Air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi

jarum spoit, penutup karet dan alat bedah. Bahan-bahan ini tertutupi oleh air

mendidih kurang lebih 20 menit, setelahsterilisasi bahan-bahan dipindahkan

dan air dengan pinset yang telah disterilkan menggunakan pemijaran untuk

meningkatkan efisiensi pensterilan dari air 5% fenol 1-2% Na carbonat atau

23% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat bahan-bahan logam.

e. Pemijaran

Memakai api gas dengan nyala api tidak berwarna atau api dari lampu

spiritus. Cara ini sangat sederhana, cepat dan menjamin sterilitas bahan / alat

yang disterilkan, sayang penggunaannya hanya terbatas untuk beberapa alat /

bahan saja. Seluruh permukaan alat harus berhubungan langsung dengan api

selama tidak kurang dari 20 detik. Benda-benda yang dapat disterilkan berupa

logam (pinset, penjepit krus), gelas / porselin (sudip, batang pengaduk, kaca

arloji, tabung reaksi, mulut wadah, erlemeyer, botol). Mortir dan stamper

disiram dengan alkohol mutlak kemudian dibakar. Bahan obat  ( ZnO, NaCl,

Talk )

B. Sterilisasi Dengan Fraksinasi

a. Tyndalisasi

6

Page 9: So Sterilisasi

Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang

mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat

disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu

tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada

suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai

merupakan proses memanaskan medium atau larutan menggunakan uap

selama 1 jam setiap hari selama 3 hari berturut- turut

b. Pasteurisasi

Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’ atau

720C selama 15’ untuk membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.

Proses pasteurisasi sendiri tidak menyebabkan dampak yang berarti secara

fisik bagi makanan. Tidak ada peubahan rasa ataupun aroma. Pada

pasteurisasi juga tidak terjadi perubahan warna. Namun dari segi nutrient,

banyak dampak-dampak yang diakibatkan oleh pasteurisasi. Berdasarkan

beberapa penelitian, pateurisasi dapat merusak 38% vitamin B kompleks.

Selain itu, terjadi denaturasi protein selama proses ini berlangsung, dan

presipitasi mineral tidak terlihat

C. Sterilisasi Secara Kimia

Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik dan desinfektan.

Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu

serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa

bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di

pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol,

fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin,

deterjen, logam-logam b0erat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-

propilakton (Volk, 1993)

Mekanisme Kerja Antiseptika dan Desinfektansia :

Penginaktifan enzim tertentu

7

Page 10: So Sterilisasi

Denaturasi protein

Mengubah permeabilitas membran sitoplasma bakteri

 Intekalasi ke dalam DNA

 Pembentukan khelat

Faktor-faktor yang mempengaruhi potensi desinfektan

Konsentrasi bahan

Waktu

pH

Temperatur

Sifat Mikroorganisme

Bahan-bahan khusus

D. Sterilisasi Secara Mekanik

Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan.

Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

Filtrasi

Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan cairan melalui suatu bahan

penyaring yang memiliki pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme

dengan ukuran tertentu. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang

peka terhadap panas seperti serum, toksin kuman, antibiotik dan sebagainya.

Macam-Macam Filter Yang Digunakan Di Laboratorium

Saringan seitz, terbuat dari asbest

Saringan Barkefeld, terbuat dari tanah  diatomae

Saringan chamberland, terbuat dari porcelin

Saringan Fritted glass, terbuat dari gelas.

Diameter pori  0,40 μm dan 0,75 μm untuk filtrasi  bakteria, sedang pori 0,22

μm harus bebas dari virus

E. Sterilisasi Secara Radiasi

8

Page 11: So Sterilisasi

Sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar X dan sinar  katoda yang

berkecepatan tinggi. Diserap oleh banyak bahan seluler utamanya asam nukleat.

Sinar ultraviolet digunakan untuk mensterilkan ruangan ataupun tempat kerja

yang memerlukan sterilitas (laminar air flow). sterilisasi dapat tercapai setelah

semalam atau antara 18-24 jam. Contohnya Sinar X dan sinar gamma dapat

membunuh mikroba karena merusak DNA dan menyebabkan ionisasi komponen

sel lainnya.radiasi dengan sina x atau sinar gamma sering di gunakan untuk

sterilisasi benda – benda yang tidak tahan suhu tinggi .miaslnya pompa suntik dari

plastik obat- obatan,alat operasi.

a. Sinar Infra-Merah

Metode ini adalah bentuk sterilisasi dengan udara panas, yang baik

digunakan untuk mensterilkan alat-alat dari gelas dan metal dimana alat-

alat tersebut dilewatkan selama 10 menit pada satu ruang yang disinari

sinar infra-merah dengan temperatur 190˚C.

b. Sinar Ultra-Violet

Dipakai untuk menghilangkan mikroorganisme dari udara, mensterilkan

kamar/ruangan, mensterilkan alat-alat dari plastik dan lain-lain bahan yang

tidak tahan panas. Radiasi dengan sinar ultra-violet juga digunakan untuk

sterilisasi air minum. Semua bentuk bakteri, jamur dan virus  akan

dimatikan oleh sinar dengan kekuatan <300 nm. Termasuk Protozoa dan

algae juga dapat dirusak atau dihambat pertumbuhannya.

2.3 Alat-alat untuk Sterilisasi

1. Oven (Hot Air Sterilizer)

Digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas

yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang

didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum

dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu ukur, batang

pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat yang terbuat dari

kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya

9

Page 12: So Sterilisasi

keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-

alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai

mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes, tabung reaksi,

Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah ditutup dengan

kapas, dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk batang pengaduk

dibungkus seperti biasa. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak

terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada

umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan

kedalam oven dengan temperature 170-180 oC selama 1-2 jam. Setelah

pemanasan selesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini

bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang

mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan

untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170oC – 180 oC

(Lachman, 1994).

(gambar Oven (Hot Air Sterilizer))

2. Autoklaf

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan

bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C. Suhu

dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi

10

Page 13: So Sterilisasi

memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding

dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu

1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan

digunakan suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu

tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian

di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C, sedangkan untuk

autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi

maka air akan mendidih pada suhu 1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku

untuk sea level, jika di laboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka

pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada

ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya

tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan

mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf  lama kelamaan

akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi

autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup

uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf  naik. Pada saat

tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai

dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai,

sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga

mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.

Untuk mendeteksi bahwa autoklaf  bekerja dengan sempurna dapat

digunakan mikroba penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora

yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara

komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam

autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu ditumbuhkan pada

media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja

dengan baik. Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan

autoklaf adalah :

1. Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan

enzim

11

Page 14: So Sterilisasi

2. Pelarut organik, seperti fenol

3. Buffer dengan kandungan detergen

Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi

coklat) dan hancurnya substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai

berikut :

1. Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau

senyawa fosfat

2. Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone)

atau senyawa garam mineral lain

3. Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar

4. Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf

5. Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0

Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total

volumenya, sisa ruang dibirkan kosong. Jika mensterilkan media 1 liter

yang ditampung pada erlenmeyer 2 liter maka sterilisasi diatur dengan

waktu 30 menit.

(gambar autoklaf)

3. Mesin Pasteurisasi

Alat-alat pasteurisasi bergantung pada tipe produk yang akan dihasilkan.

Pada makanan dalam kemasan, digunakan 

a. Steam tunnels 

12

Page 15: So Sterilisasi

Tunnel tersebut dibagi menjad beberapa heating zone. Lalu water

spraymemanaskan kemasan, ketika kemasan tersebut melewati tiap zona

pada conveyor. Pemanasan ini dilakukan pada temperatur pasteurisasi

yang diinginkan, biasanya dibawah titik didih air. Ketika makanan dalam

kemasan tersebut akan keluar dari satu heating zone, makanan tersebut

sekaligus didinginkan dengan menggunakan water spray juga.

(Steam tunnels)

b. Plate Heat Exchangers

Pada pasteurisasi dalam makanan yang tidak dimasukkan dalam kemasan,

digunakan alat bernama Plate heat exchangers. Terdiri dari beberapa plat

stainless steel tipis yang terikat pada metal frame. Plate-plat tersebut

membentuk channel parallel. Lalu makanan cair dan medium pemanas

dilewatkan di channel dengan pola alir counter-current. Setelah melalui

pemanasan, makanan cair tersebut didinginkan.

13

Page 16: So Sterilisasi

(Plate Heat Exchangers)

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing Metode Sterilisasi

1. Sterilisasi Panas Kering

Keuntungan :

1. Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnyadari semua mikroorganisme (Lachman: 1263).

2. Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektifdisterilkan dengan uap air panas (Ansel: 413).

3. Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadahyang kering seperti pada zat kimia kering atau larutan bukan air (Ansel: 414).

Kerugian:

1. Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu diatas

kira-kira 140 C (Lachman: 1263).

2. Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap

air panas, maka diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktuyang

lebih panjang (Ansel: 413).

2. Sterilisasi Uap Panas

Keuntungan :

14

Page 17: So Sterilisasi

1. Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan

padatemperatur yang relatif rendah daripada tidak ada kelembaban(Ansel:

412).

2. Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahanyang dapat

tahan terhadap temperatur yang digunakan dan penembusan

uap tetapi tidak timbul efek yang tidak dikehendakiakibat uap air (Ansel :

413).

3. Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudahdibunuh (Ansel :

413).

4. Dipergunakan untuk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut operasi

dan instrument (Ansel :413).

5. Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif(Scoville`s

408).

Kerugian :

1. Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak,sediaan

berminyak dan sediaan yang tidak dapat ditembus olehuap air atau

pensterilan serbuk terbuka yang mungkin rusak olehuap jenuh (Ansel :

413). 

2. Spora-spora yang kadar airnya rendah, sukar dihancurkan (Ansel :413).

 

15

Page 18: So Sterilisasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua

mikroba hidup dan spora-sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu :

Sterilisasi Fisik, Sterilisasi Fraksinasi, Sterilisasi secara Kimia, Sterilisasi secara

Mekanik, Sterilisasi secara Radiasi.

Alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi antara lain: 1. Oven (Hot Air

Sterilizer), 2. Autoklaf, 3. Mesin Pasteurisasi. Masing-masing metode sterilisasi

mempunyai keuntungan dan kerugian.

3.2 Saran

Sterilisasi membutuhkan ketelitian dalam pengerjaannya, pelaksana

diharapkan berhati-hati karena apabila terjadi kesalahan pada proses sterilisasi

pelaksana harus mengulang kembali agar tidak terjadi kesalahan hasil penelitian

pada proses penelitian tersebut.

16