46
EPILEPSI Disusun oleh : Insyirah Muhammad Pembimbing : dr. Nova Dian Lestari Sp.S

Slide Lapkas Ich

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jscvsa

Citation preview

EPILEPSI

Disusun oleh :Insyirah Muhammad

Pembimbing : dr. Nova Dian Lestari Sp.S

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

•Epilepsi merupakan penyakit yang umum terjadi dan penting di masyarakat. Permasalahan epilepsi tidak hanya dari segi medik tetapi juga sosial dan ekonomi yang menimpa penderita maupun keluarganya

•World Health Organization menyebutkan, insiden epilepsi di negara maju berkisar 50 per 100.000 penduduk, sedangkan di negara berkembang 100 per 100.000 ribu.

BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : FRJenis Kelamin : Laki-laki CM : 10*7*96Umur : 22 tahunPekerjaan : PolisiSuku : AcehAgama : IslamAlamat : Banda Aceh

ANAMNESISKeluhan Utama : Kejang BerulangKeluhan Tambahan : -Riwayat Penyakit sekerang :

Pasien datang dengan keluhan kejang, pasien merasakan kejang saat melakukan apel pagi, pasien mengaku pusing dan pandangan menjadi gelap sebelum serangan kejang, di saat kejang berlangsung pasien mengaku tidak sadarkan diri. Kejang berlangsung selama 1-2 menit. Terkadang mulut pasien berbusa ketika kejang. Pasien langsung tertidur setelah bangkitan, dan tidak ada bangkitan setelah satu bangkitan. Keluhan kejang dirasakan pasien dari bayi, kemudian mereda, dan timbul kembali saat os masuk jenjang SMP, kemudian mereda kembali, setelah itu muncul kembali pada tanggal 30 juni 2015

ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Terdahulu : Riwayat kejang sejak bayi, tidak ada hipertensi, tidak ada diabetes militus.

Riwayat Penyakit Keluarga : pasien menyangkal bahwa terdapat riwayat penyakit keluarga seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, ginjal ataupun keganasan.

Riwayat Penggunaan Obat : Carbamazepin selama 2 tahun (sejak tahun 2012)

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Kesan SehatGCS : E4M6V5Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHgFrekuensi Nadi : 74 x/iFrekuensi Nafas : 18 x/iTemperatur : 36.50C

PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKepala : Normochepali Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung: Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-).

Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-). Mulut : bibir kering (-), bibir simetris, sianosis (-)

Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-).

PEMERIKSAAN FISIKThoraks : Paru Inspeksi : simetris, retraksi dinding dada (-/-) Palpasi : vocal fremitus kedua paru sama Perkusi : sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) JantungInspeksi : iktus kordis tidak terlihatPalpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistraPerkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra , Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistraAuskultasi : BJ I>II regular , murmur (-), gallop (-)

PEMERIKSAAN FISIK

AbdomenInspeksi : bentuk datar Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran Perkusi : timpani pada seluruh abdomen, asites (-) Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien tidak teraba. ExtremitasEkstremitasAtas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

STATUS NEUROLOGIS

Kesadaran : Compos Mentis- Kaku Kuduk : (-)- Kernig sign : (-) - Brudzinski I : Negatif - Brudzinski II : Negatif

MOTORIK Kekuatan Otot :

D S5555 55555555 5555

1111

STATUS NEUROLOGIS

SENSORIK Nyeri: Ektremitas Atas : dextra : Normal ; sinistra : Normal Ekstremitas Bawah: dextra : Normal ; sinistra : Normal

Raba: Ektremitas Atas: dextra : Normal ; sinistra : Normal Ekstremitas Bawah: dextra : Normal ; sinistra : Normal

Suhu: Ektremitas Atas : Tidak dilakukan Ekstremitas Bawah : Tidak dilakukan

STATUS NEUROLOGIS

NERVUS CRANIALIS : Dalam batas normalFUNGSI VEGETATIF

Miksi : baikDefekasi : baik

FUNGSI LUHUR :Dalam Batas Normal

STATUS NEUROLOGIS

REFLEK FISIOLOGIReflek bisep : (normoreflek)Reflek trisep : (normoreflek)Reflek patella : (normoreflek)Refleks tendo Achiles : (normoreflek) REFLEK PATOLOGISBabinski : (-/-)Chaddock : (-/-)Oppenheim : (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

EEGInterpretasi : •Perekaman dilakukan dalam keadaan sadar tanpa premedikasi•Tampak latar belakang berupa gelombang alpha 10-11 Spd•Pada stimulasi HV tampak gelombang tajam di T4•Pada stimulasi photic tidak ditemukan kelainan•Kesan EEG: abnormalitas adanya aktifitas gelombang epileptiform

Diagnosis

Diagnosis Klinis :Kejang disertai gangguan kesadaran awal kejang

Diagnosis Etiologi :Epilepsi Idiopatik

Diagnosis Topis : -

Diagnosis Kerja : Epilepsi Bangkitan umum tonik-klonik

Penatalaksanaan

•Carbamazepine 200mg 3x1•Asam folat 1x1•Sohobion 1x1

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

•Epilepsi adalah : Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan berulang (≥ 2 bangkitan, > 1 occasion)

•Akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermitten disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron

•Manifestasi klinik dari bangkitan serupa (stereotipik)

•Berlangsung secara mendadak dan sementara

•Dengan atau tanpa perubahan kesadaran

•Bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked)

•Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja di seluruh dunia

•Bukan merupakan penyakit menular atau penyakit jiwa

•Bukan pula sebagai akibat kutukan/ guna-guna

•Dapat diobati sehingga penyandang epilepsi dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik

Bangkitan parsialCetusan yang tidak sinkron pada beberapa bagian sel saraf

Bangkitan umumCetusan mengenai kedua hemisfer secara bersamaan

GAMBARAN KLINIS

Bangkitan parsial sederhana

•Tidak terjadi gangguan kesadaran•Bangkitan dapat berupa gerakan motorik, sensorik, otonom, atau psikis•Bangkitan tergantung pada lokasi bangkitan di dalam otak. •Bangkitan dapat berupa gerakan motorik yang dimulai dari tangan, kaki atau muka yang kemudian menyebar pada sisi yang sama

Bangkitan parsial kompleks

•Terdapat gangguan kesadaran•Dapat diawali dengan aura•Sering diikuti oleh gerakanyang tidak bertujuan seperti mengunyah, menelan, dan kegiatan motorik lainnya tanpa tujuan yang jelas•Terdapat periode bingung setelah kejang berhenti

Bangkitan parsial umum sekunder

•Berkembang dari bangkitan parsial sederhana atau kompleks yang dalam waktu singkat menjadi bangkitan umum•Bangkitan umum yang terjadi biasanya bersifat kelojotan keempat anggota gerak

Bangkitan umum lena (absence)

•Gangguan kesadaran secara mendadak, berlangsung beberapa detik•Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien diam tanpa reaksi•Mata memandang jauh ke depan•Mungkin terdapat automatisme•Pemulihan kesadaran segera tanpa perasaan bingung•Sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula

Bangkitan mioklonik

•Gerakan mioklonus berupa gerakan seperti menyentak, yang tiba-tiba, sangat singkat, Tidak semua gerakan mioklonus adalah kejang•Dapat berlangsung single atau berturutan•Benda yang dipegang di tangan dapat terlempar

Bangkitan umum klonik

•Gerakan yang bersifat berulang-ulang,ritmis•Pola yang bergantian antara gerakan –istirahat (jerk-relax, jerk-relax,...)

Bangkitan umum tonik

•Kontraksi otot yang kaku pada tubuhatau anggotagerak•Umumnya berlangsung sekitar 30 detik•Mata mendelik ke atas atau ke satu sisi•Selama terjadinya bangkitan, wajah dapat terlihat distorsi oleh karena adanya kontraksi otot, dan nafas terganggu•Dapat diikuti dengan kebingungansetelahkejang

Bangkitan umum tonik klonik•Dapat didahului denganjeritan, sentakan•Pasien kehilangan kesadaran, kaku (fase tonik) selama 10-30 detik, diikuti gerakan kejang kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusaataumengompol•Selesai bangkitan pasien menjadi lemas dan tampak bingung•Pasien sering tidur setelah bangkitan

Bangkitan atonik

•Tiba-tiba hilangnya tonus postural•Head drop•Dapat jatuh/drop attack•Berlangsung sangat singkat

Status EpileptikusSuatu keadaan di mana penderita

mengalami bangkitan yang berkepanjangan atau mengalami bangkitan berturut-turut tanpa diselingi oleh pulihnya kesadaran

Etiologi epilepsi

1.Idiopatik : penyebabnya tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi genetik.Kelainan genetika initidak selalu berartiditurunkan2. Kriptogenik : Dicurigai terdapat faktor penyebab namun tidak dapat ditemukan3. Simptomatik : disebabkan oleh kelainan pada otak, kelainan kongenital, tumor otak, gangguan peredaran darah otak, kelainan akibat proses penuaan

DIAGNOSIS

Ada 3 langkah untuk menuju diagnosis epilepsi,yaitu :1. Memastikan apakah kejadian yang bersifat menunjukkan bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi2. Apabila benar bangkitan epilepsi, maka tentukan termasuk jenis bangkitan apa3. Pastikan epilepsi apa yang ditunjukkan oleh bangkitan tadi, dan tentukan etiologinya

Diagnosis epilepsi ditegakkan atas :

1. Adanya gejala dan tanda klinis dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2 kali)

2. Ditunjang gambaran gelombang epilepsi pada EEG

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG)•Sebaiknya dilakukan pada saat bangun, tidur, dengan stimulasi fotik, hiperventilasi, stimulasi tertentu sesuai pencetus bangkitan.

2. Pemeriksaan pencitraan otak (brain imaging)•Semua kasus yang diduga ada kelainan struktural•Adanya perubahan bentuk bangkitan•Terdapat kelainanpadapemeriksaansaraf•Bangkitan pertama di atas usia 25 tahun

3.Pemeriksaan laboratorium•Pemeriksaan darah , meliputi hematologi lengkap, elektrolit, kadar gula, fungsi hati, fungsi ginjal, dan lainnya atas indikasi•Pemeriksaan cairan serebrospinal, bila dicurigai infeksi otak

TERAPI

Tujuan terapi :•Tercapainya kualitas hidup optimal untuk pasien•Menghentikan bangkitan•Mengurangi frekuensi bangkitan•Mencegah timbulnya efek samping obat•Menurunkan angka kesakitan dan kematian

TERAPI

Pada keadaan tertentu atau bila pengobatan medikamentosa tak berhasil, perlu di pertimbangan tindakan bedah Epilepsi fungsional :• Penderita mengalami kondisi refrakter • Penderita dengan lesi yang mungkin baik bila

dilakukan pembedahan

Tipe bangkitan Oae lini pertama OAE lini kedua

Bangkitan parsial (sederhana atau kompleks)

Fenitoin, karbamasepin, asam valproat Acetazolamid, clobazam, clonazepam, ethosuximide, felbamate, gabapentin, lamotigrine, levetiracetam, oxcarbazepine, tiagabin, topiramate, vigabatrin, Phenobarbital, pirimidone

Bangkitan umum sekunder Karbamasepin, phenitoin, asam valproat

Idem diatas

Bangkitan umum tonik klonik Karbamasepin, phenitoin, asam valproat, Phenobarbital

Acetazolamid, clobazam, clonazepam, ethosuximide, felbamate, gabapentin, lamotigrine, levetiracetam, oxcarbazepine, tiagabin, topiramate, vigabatrin, Phenobarbital, pirimidone

Bangkitan lena Asam valproat. Athosuximide (tidak tersedia di Indonesia)

Acetazolamid, clobazam, clonazepam, lamotigrine, Phenobarbital, pirimidone

Bangkitan mioklonik Asam valproat clobazam, clonazepam, ethosuximide, lamotigrine, Phenobarbital, pirimidone, piracetam

Pemilihan OAE Berdasarkan Bangkitan Epilepsi

Penghentian OAE

Syarat umum untuk menghentikan OAE :1.Bebas dari bangkitan selama minimal 2 tahun2.Gambaran EEG normal3.Harus dilakukan secara bertahap yang diatur oleh dokter

PROGNOSIS

•Faktor yang mempengaruhi remisi antara lain : lamanya bangkitan, etiologi, tipe bangkitan, umur awal terjadinya bangkitan, kepatuhan penderita•Penderita epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas bangkitan minimal 2 tahun•60-70% dapat terkontrol dengan obat epilepsi first line•10% terkontrol dengan golongan obat baru

•Bila lebih dari 5 tahun sesudah bangkitan terakhir, obat dihentikan dan penderita tidak mengalami bangkitan lagi, maka dikatakan telah mengalami remisi•Sekitar 30% penderita tidak akan mengalami remisi•Sesudah terjadinya remisi masih terdapat kemungkinan terjadinya bangkitan ulang atau relaps di kemudian hari.

TERIMA KASIH