111
SKRIPSI TINI EKASARI SOEWANDI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ALTERNATIF DI DALAM PEMERIKSAAN KEWAJARAN PERKIRAAN KREDIT PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KPKB) PADA BANK ”X” SURABAYA AWfyc Z7- FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 1990 0 1 AL'G 1r?2 > ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/224/2/gdlhub-gdl-s1-2013-soewanditi-25683-1... · skripsi tini ekasari soewandi penggunaan prosedur audit alternatif di dalam

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • SKRIPSI

    TINI EKASARI SOEWANDI

    PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ALTERNATIF DI DALAM PEMERIKSAAN KEWAJARAN

    PERKIRAAN KREDIT PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KPKB)PADA BANK ” X ” SURABAYA

    A W f y c

    Z7-

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA

    S U R A B A Y A

    19900 1 AL'G 1r ?2 >

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • Surabaya , A . h >. 1 C$ D

    Disetujui untuk diuji

    Oleh :

    Dosen Pembimbing :

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • Surabaya, ..............

    Disetujui dan diterima baik.

    Oleh :

    Dosen Pembimbing, Ketua Jurusan,

    (Drs. Hanny Wurangian, Ak) (Drs. Arsono Laksmono, Ak)

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • KATA PENGANTAR

    Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih, penulis

    berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan

    skripsi ini diajukan untuk memperlengkapi salah satu

    syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

    Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas. Airlangga.

    Untuk memenuhi syarat tersebut, penulis telah mengada-

    kan survei pada Bank "X" Surabaya.

    Untuk menjaga rahasia perusahaan, angka-angka

    yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

    angka-angka fiktif. Walaupun demikian inti persoalan

    tetap tidak akan menyimpang dari maksud penulisan

    skripsi ini.

    Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan

    banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Hanny Wurangian,

    Ak., yang telah membimbing dan mengarahkan penulisan

    skripsi ini.

    Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih

    pada staf dan karyawan Bank "X" Surabaya yang telah

    memberikan data, keterangan dan informasi-informasi

    yang sangat berguna bagi penulisan skripsi ini.

    i

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • Juga tidak lupa penulis ucapkan banyak terima

    kasih kepada keluarga dan teman-teman yang telah banyak

    membantu hingga selesainya penulisan skripsi ini.

    Semoga maksud penulisan skripsi ini dapat me-

    menuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh pimpinan

    Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.

    Surabaya, 3 0 Juli 1990

    Penulis,

    ii

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................ i

    DAFTAR ISI .................................... iii

    DAFTAR GAMBAR, ................................. vi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................... vii

    BAB I : PENDAHULUAN ......................... 1

    1 . Pandangan Umum .................. 1

    2. Penjelasan Judul ................ 4

    3. Alasan Pemiiihan Judul .......... 6

    4. Tujuan Penyusunan Skripsi ....... 7

    5. Sistematika Pembahasan .......... 8

    6. Metodologi Kerja................. 9

    6.1. Permasalahan ........ ....... 9

    6.2. Hipotesa Kerja ............ . 9

    6.3. Skope Analisa .............. 10

    6.4. Prosedur Pengumpulan dan Peng- olahan Data ................. 11

    BAB IX : PEMBAHASAN SECARA TEORITIS TENTANG PIUTANG DITINJAU DARI SEGI AKUNTANSI DANAUDITING ............................ 13

    1. Tinjauan Mengenai Piutang Dari SegiAkuntansi ..................... 13

    1.1. Pengertian Piutang ......... 13

    iii

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 1.2. Klasifikasi Piutang ......... 14

    1.3. Penilaian Piutang .......... 16

    2. Tinjauan Mengenai Piutang dari SegiAuditing ......................... 20

    2.1. Tujuan Pemeriksaan Piutang .. 20

    2.2. Pengendalian Intern ........ 21

    2.3. Evaluasi Internal Control atas Piutang ........... ......... 26

    2.4. Compliance Test ............ 29

    2.5. Substantive Test ........... 30

    2.6. Program Pemeriksaan Piutang . 31

    BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG BANK "X" DANSISTEM PENGENDALIAN INTERNNYA ...... 36

    1. Gambaran Umum Tentang Bank "X" ... 36

    2. Struktur Organisasi dan Job Description ................. . 39

    3. Gambaran Faktual atas Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor, Pencatatan Piutang Serta Tindakan Bila Kredit Tersebut Menunggak .......................... 42

    3.1. Flow Chart (Bagan Arus-) Dokumen 42

    Halaman

    iv

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • Halaman

    3.2. Internal Control Questionaires Tentang Sistem Pengendalian Intern yang Berhubungan Dengan Pemberian Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB), Pencatatan Piutang serta Tindakan Bila Kredit Menunggak ....... 54

    BAB IV : TINJAUAN TERHADAP PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ALTERNATIF DI DALAM PEMERIKSAAN KEWAJARAN PERKIRAAN KREDIT PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR PADA BANK "X", SURABAYA ............................. 58

    1. Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Intern ......................... 58

    2. Compliance Test ................... 61

    3. Substantive Test .................. 66

    4. Hasil Pemeriksaan ............ . 69

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ................ 73

    1 . Kesimpulan ........................ 73

    2. Saran .............. .......... . 75DAFTAR KEPUSTAKAAN

    v

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar : Halaman

    1. Struktur Organisasi Bank "X", Cabang Surabaya 40

    2. Bagan Arus Dokumen ......................... 43

    - Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB) ................... 43

    - Prosedur Pencatatan Piutang ............. 50

    - Prosedur Pemrosesan Kredit yang Menunggak 51

    vi

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran :

    1. Sample Dokumen yang Diuji Ketaatan (Compliatfce Test)

    2. Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang

    3. Kertas Kerja Pemeriksaan BPKB

    4. Kertas Kerja Pemeriksaan Tagihan/Angsuran Piutang yang Menunggak

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • M I L I IPESPUSTAXA.V I

    "UN1VERS1TAS A1KLAKOUA- I

    SU R A B A Y A |

    1 . Pandangan Umum

    Seiring dengan berkembangnya dunia usaha dan

    adanya deregulasi dari pemerintah, maka semakin banyak

    bermuncalan bank-bank baru, baik yang merupakan cabang

    ataupun bank yang benar-benar baru didirikan. Hal itu

    mengakibatkan persaingan antara bank-bank semakin

    kompetitif, sehingga bank-bank tersebut semakin ber-

    lomba untuk memuaskan kliennya dengan memberikan

    berbagai macam kemadahan dan menawarkan jasa perbankan

    yang baru, di samping berusaha untuk semakin efisien

    dalam beroperasi. Salah satu bentu.k dari jasa perbank

    an yang diberikan oleh Bank "X" adalah pemberian Kredit

    Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB).

    Dalam memberikan kredit tersebut, Bank "X" harus

    benar-benar memperoleh keyakinan bahwa kredit yang di-

    bsrikannya benar-benar dapat tertagih; Karena bila

    kredit tersebut macet/tidak dapat ditagih, tentunya

    akan merugikan Bank "X" sendiri, di samping pihak-pihak

    lain yang berkepentingan antara lain : deposan,

    pemerintah, dan nasabah.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 2

    Dengan kedudukannya yang demikian, pihak-pihak

    yang mempunyai kepentingan finansial di dalam perusaha-

    an perlu memperoleh media yang layak untuk mengambil

    keputusan sehubungan dengan kepentingannya terhadap

    perusahaan. Salah satu media yang layak adalah laporan

    keuangan. Agar laporan keuangan tersebut dapat me-

    menuhi kebutuhan pemakainya dan dapat diintepretasikan

    sama oleh masyarakat pemakai yang barkeduduka.n di luar

    perusahaan, maka laporan keuangan perlu disusun sesuai

    dengan prinsip akuntansi yang diterima umum (PAI).

    Untuk menjamin bahwa laporan keuangan telah di

    susun sesuai dengan PAI maka diparlukan se.seorang yang

    profesional dan independen untuk menilai kewajaran

    laporan keuangan secara obyektif. Oleh karena itu di-

    tunjuk seorang akuntan publik untuk melakukan pe

    meriksaan terhadap laporan keuangan untuk menentukan

    kewajaran laporan keuangan terssbut. Dalam kaitannya

    dengan hal tersebut, salah satu prosedur yang harus

    diterapkan adalah konfirmasi piutang (sesuai dengan

    Standard Auditing Procedures) bahwa :

    "Confirmation of receivables are generally accepted

    auditing procedures. The Independent auditor who issues

    on opinion must bear in mind that he has the burden of

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • justifiying the opinion expressed".^

    Tetapi mengingat bahwa piutang, dalam hal ini

    adalah Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB) yang

    diberikan oleh 3ank "XM kepada banyak debitur yang

    masing-masing jumlah individualnya relatif kecil, se-

    dangkan jumlah keseluruhannya sangat material (60% dari

    seluruh kredit yang diberikan oleh Bank "X"), maka

    sangat tidak efisien dan »fektif untuk menerapkan

    prosedur konfirmasi.

    Hal ini mengingat bahwa diperlukan biaya dan

    waktu yang banyak, di samping belum tentunya konfirmasi

    tersebut dijawab, dan juga auditor bslum cukup memper-

    oleh keyakinan mengenai collectibility Kredit Pemilikan

    Kendaraan Bermotor tersebut, sehingga auditor belum

    memperoleh keyakinan bahwa Kredit Pemilikan Kendaraan

    Bermotor disajikan secara wajar dalam laporan keuangan.

    Oleh karena itu dalam skripsi ini, penulis mem-

    bahas mengenai prosedur alternatif yang dapat dilakukan

    untuk memperoleh keyakinan akaa kewajaran perkiraan

    Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor dalam laporan ke

    uangan.

    ^Jercy D. Sullivan, SPA., Montgomery's Auditing, Tenth Edition, A. Ronald Press Publication, John Willeys & Sons, In?, 1985, hal. 527.

    3

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 4

    2. Penjelasan Judul

    Skripsi ini berjudul "Penggunaan Prosedur Audit

    Alternatif di dalam Pemeriksaan Kewajaran Perkiraan

    Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB) pada Bank

    "X"f Surabaya". Dari judul di atas penulis dapat men-

    jelaskan sebagai berikut :

    1. Penggunaan adalah aplikasi atau panerapan teori di

    dalam praktek dengan memperhatikan situasi dan kon-

    disi yang ada.

    2. Prosedur audit alternatif adalah langkah lain yang

    ^ harus diambil oleh auditor sehubungan dengan tidak

    dapat dilakukannya salah satu prosedur audit yang

    utama atau tidak memuaskannya hasil penerapan suatu

    prosedur audit yang utama.

    3. Pemeriksaan atau auditing, menurut Alvin A. Arreas

    adalah :

    Auditing is the process of accumulating and evaluating evidence by a competent independent person about quantifiable information of a specific economic entity for the purpose of determining and reporting upon the degree of correspondence between quantifiable information and established criteria.

    Alvin A. Arens/James K. Loebbecke, Auditing An Integrated Approach, Seco.id Edition, Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, i-Iew Jersey, U.S.A., 1981, hal. 3.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 5

    4. Kewajaran artinya tidak terdapat kekeliruan atau

    penyelewengan yang mempunyai pengaruh yang material

    terhadap laporan keuangan.

    5. Perkiraan adalah suatu pos atau chart of account di

    dalam neraca.

    6. Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor adalah salah

    satu bentuk pinjaman yang diberikan oleh Bank "X"

    kepada masyarakat. Dalam hal ini Bank "X" mengadakan

    perjanjian dengan showroom Kendaraan Bermotor yang

    akan menjadi penanggung (Avalist) dari konsumen yang

    membeli kendaraan bermotor secara kredit, kemudian

    showroom tersebut menghubungkan konsumen pembeli

    kendaraan bermotor tersebut dengan Bank "X". Selain

    itu bank "X" juga memberikan KPKB kepada nasabah

    (non avalist).

    7. Bank "X" adalah obyek penelitian yang dilakukan pe

    nulis .

    Dengan demikian, dari judul skripsi ini secara

    keseluruhan terkandung maksud untuk membahas tentang

    langkah-langkah yang harus dilakukan oleh auditor untuk

    sampai pada keyakinannya akan kewajaran penyajian per

    kiraan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor sehubungan

    dengan tidak dilakukannya prosedur audit yang utama dan

    umum dilakukan dalam rangka pemeriksaan atas perkiraan

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 6

    Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor yaitu konfirmasi

    piutang.

    3. Alasan Pemilihan Judul

    Bank memperoleh pendapatan/income dari selisih

    bunga antara pemberian pinjaman kepada masyarakat

    dengan deposito dari masyarakat. Salah satu bentuk pem

    berian pinjaman dari Bank "X" kepada masyarakat adalah

    dengan memberikan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor

    (KPKB).

    Oleh karena itu pemeriksaan (audit) yang ter-

    penting terhadap perkiraan Kredit Pemilikan Kendaraan

    Bermotor harus ditujukan kepada collectibility dari

    Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor tersebut, di

    samping untuk menentukan existensi, accuracy of amount valuation dan rightsnya.

    Dalam pemeriksaan terhadap perkiraan Kredit Pe

    milikan Kendaraan Bermotor ini, penulis menganggap

    bahwa prosedur konfirmasi yang merupakan prosedur yang

    harus dilakukan pada pemeriksaan piutang kurang tepat

    untuk digunakan. Hal ini mengingat bahwa jumlah debitur

    sangat banyak, sedangkan jumlah pinjaman individualnya

    relatif kecil. Di samping itu auditor juga harus mem

    peroleh keyakinan bahwa para debitur akan dapat me-

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 7

    lunasi kewajibannya. Hal ini menyababkan penulis ber-

    keinginan untuk menggunakan prosedur audit alternatif

    dalam pemeriksaan perkiraan Kredit Pemilikan Kendaraan

    Bermotor (KPKB) yang lebih efektif dan efisien dalam

    waktu dan biaya, tanpa mengurangi kompetensi daripada

    bukti-bukti yang dikumpulkan untuk mendukung pendapat

    yang diberikan auditor atas pemeriksaan terhadap

    laporan keuangan. Oleh sebab itu penulis memilih judul

    "Penggunaan Prosedur Audit Alternatif di dalam Pe

    meriksaan Kewajaran Perkiraan Kredit Pemilikan Kendara

    an Bermotor Pada Bank "X", Surabaya".

    4. Tuiuan Penyusunan Skripsi

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memberi

    kan gambaran tentang bagaimana seorang auditor me-

    rencanakan suatu pemeriksaan, khususnya di dalam pe

    meriksaan perkiraan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor

    pada Bank "X", Surabaya bila prosedur yang utama yaitu

    konfirmasi tidak dilaksanakan, tanpa mengurangi kom

    petensi bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukung

    pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan,

    khususnya terhadap parkiraan Kredit Pemilikan Kendaraan

    Bermotor.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 8

    Untuk itu penulis ingin rnenerapkan teori-teori

    audit yang diperoleh dalam memeriksa perkiraan Kredit

    Pemilikan Kendaraan Bermotor mengingat bahwa kredit

    tersebut mempunyai keunikan tersendiri yaitu jumlah

    debiturnya banyak dengan piutang individualnya yang

    relatif kecil, sehingga penulis dapat menarik kesimpul

    an mengenai hubungan antara teori dan praktek.

    5. Sistematika Pembahasan

    Bab I : Memberikan gambaran umum mengenai pokok

    permasalahan yang akan dibahas.

    Bab XI : Menfirangkan berdasarkan literatur mengenai

    Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor yang

    lazim disebut sebagai piutang ditinjau

    dari segi akuntansi dan auditing.

    Bab III : Memberikan gambaran umum tentang Bank "XM

    Bab XV : Berisi tinjauan terhadap prosedur pe

    meriksaan alternatif terhadap perkiraan

    Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor se-

    hubungan dengan tidak dilaksanakannya

    prosedur yang utama yaitu konfirmasi di

    dalam rangka pemeriksaan umum terhadap

    Laporan Keuangan Bank "X", Surabaya.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 9

    Bab V : Berisi kesimpulan dari analisa data dan

    saran yang dapat dipergunakan sebagai per-

    timbangan dalam pemeriksaan.

    6. Metodologi Kerja

    6.1. Permasalahan.

    Perkiraan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor

    merupakan perkiraan yang sangat penting dalam laporan

    keuangan Bank "X", karena merupakan 60% dari total

    pinjaman yang diberikan Bank "X" kepada masyarakat.

    Oleh karena itu kelangsungan hidup Bank "X" sangat ter-

    gantung dari collectibility Kredit Pemilikan Kendaraan

    Bermotor tersebut. Mengingat jumlah debiturnya sangat

    banyak sedangkan jumlah piutang individualnya relatif

    kecil, sehingga bila prosedur konfirmasi sebagai

    prosedur yang harus dilakukan tersebut dilaksanakan,

    maka akan memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit di samping belum tentu konfirmasi tersebut memperoleh

    jawaban yang memuaskan, sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung pendapat yang

    diberikannya atas kewajaran laporan keuangan.

    6.2. Hipotesa Kerja*

    Karena tujuan utama pemeriksaan terhadap per-

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 10

    kiraan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor adalah untuk

    memperoleh keyakinan bahwa kredit tersebut wajar

    {existence, accuracy valuation, rights) dan dapat

    diterima kembali pembayarannya (collectibility), maka

    prosedur konfirmasi sebagai prosedur yang utama yang

    harus dilaksanakan dapat digantikan dengan prosedur alternatif yang meliputi :

    - Pemeriksaan terhadap kemampuan membayar debitur yang

    ditunjukkan oleh referensi gaji dari perusahaan di

    mana debitur bekerja/rekening koran bila debitur se- orang wiraswasta.

    - Subsequent collection (jumlah pembayaran dan ketepat- an waktu pembayaran).

    - Pemeriksaan terhadap BPKB dan kecukupan asuransi ken

    daraan bermotor yang dibeli oleh debitur.

    Ketiga prosedur tersebut harus dilaksanakan secara ber-

    samaan.

    6.3. Ruang Lingkup.

    Bank "X" memberikan berbagai macam jenis

    pinjaman kepada masyarakat antara lain : Kredit Pe

    milikan Kendaraan Bermotor dan berbagai macam penarikan

    dana dari masyarakat, dalam usahanya untuk memperoleh

    income.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • Dalam skripsi ini, pembahasan dibatasi pada pe

    meriksaan terhadap perkiraan Kredit Pemilikan Kendaraan

    Bermotor. Hal ini mengingat kemampuan penulis yang ter-

    batas dan juga waktu yang diberikan untuk menyelesaikan

    skripsi ini, serta mengingat bahwa pemeriksaan terhadap

    perkiraan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor sangat

    penting karena sebagian besar (60%) dari pinjaman yang

    diberikan oleh Bank "x" merupakan Kredit Pemilikan Ken

    daraan Bermotor sehingga auditor harus memperoleh ke

    yakinan bahwa Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor Ler-

    sebut akan dapat ditagih (collectible) karena hal ini

    sangat mempengaruhi kelangsungan hidup/kesehatan Bank

    "X", yang pada akhirnya juga mempengaruhi pendapat

    auditor terhadap kewajaran laporan keuangan Bank "X".

    6.4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data.

    - Library Research

    Mengumpulkan dan mempelajari literatur dan karya

    ilmiah yang ada hubungannya dengan pembahasan

    skripsi ini, terutama yang menyangkut pembahasan

    dari segi teoritis.

    - Field Research

    Mengadakan observasi pada Bank "X11, mengadakan

    wawancara dengan staf/karyawan yang ada hubung-

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • M I L I KPERPUST AK.AAN

    ’UNIVERS1TAS AIKLAWOOA"

    S U R A B A Y A 12

    annya dengan pembahasan skripsi ini.

    Analisis Data

    Data yang telah dikumpulkan, kemudian dianalisa,

    dan dihubungkan dengan teori yang telah di-

    kemukakan untuk kemudian ditarik kesimpulan dan

    saran.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • BAB II

    PEMBAHASAN SECARA TEORITIS TENTANG PIUTANG DITINJAU DARI SEGI AKUNTANSI DAN AUDITING

    1. Tiniauan Mengenai Piutang dari Segi Akuntansi

    Bank "X" memberikan pinjaman kepada masyarakat

    dalam bentuk pemberian Kredit Pemilikan Kendaraan

    Bermotor (KPKB). Dalam hal ini KPKB tersebut dapatlah

    kita sebut sebagai piutang Bank "X" kepada masyarakat.

    Oleh karena itu penulis akan menggunakan istilah

    piutang untuk membahas landasan teori.

    Piutang merupakan hal yang penting, bagi banyak

    perusahaan, terutama bagi bank, karena merupakan se-

    bagian besar aktiva Bank. Oleh karena itu sangatlah

    penting untuk menciptakan kebijaksanaan kredit dan

    prosedur penagihan yang efektif untuk memastikan

    pelunasan piutang secara teratur dan untuk mengurangi

    kerugian dari piutang tak tertagih. Pengendalian intern

    yang memadai dan akuntansi yang tepat untuk piutang

    mempunyai psngaruh yang besar bagi kemampuan perusahaan

    untuk menghasilkan laba.

    1.1. Pengertian Piutang.

    Pengertian piutang dari segi akuntansi adalah

    hak terhadap pihak lain yang diharapkan akan dipenuhi

    13

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • dengan penerimaan kas. Dalam hal ini Smith and Skousen

    mendefinisikan piutang sebagai berikut :

    In its broadest sense, the term receivables is applicable to all claims against others for money, goods or services. For accounting purposes, however, the term is generally employed in a narrower sense to designate claims expected to be settled by the receipt of cash.

    1.2. Klasifikasi Piutang.

    Piutang dapat diklasifikasikan menurut berbagai

    cara antara lain :

    1.2.1. Klasifikasi piutang berdasarkan cara perolehan

    piutang.

    - Piutang dagang.

    Piutang yang terjadi karena transaksi pen

    jualan barang dan jasa secara kredit.

    - Piutang lain-lain (piutang non dagang).

    Piutang yang terjadi karena transaksi lain-

    lain, misalnya penjualan surat-surat berharga,

    atau aktiva selain barang dan jasa, pinjaman

    yang diberikan- kepada pemegang saham, kar-

    yawan, direktur dan perusahaan cabang, dari

    pembelian dibayar di muka dari restitusi pajak

    *Jay M. Smith Jr. and Fred Skousen, Intermediate Accountingt Eight Edition, South - Western Publishing Co, Cincinnati 1984, hal. 204.

    1 4

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 15

    yang belum dibayarkan dari piutang bunga dan

    deviden, dari piutang pesanan saham dan se-

    bagainya.

    1.2.2. Klasifikasi piutang berdasarkan jangka waktu

    jatuh temponya.

    - Piutang jangka pendek.

    Piutang yang diharapkan untuk dapat tertagih

    dan jangka waktu satu tahun atau kurang.

    Semua piutang usaha diklasifikasikan sebagai

    piutang jangka pendek dan tiap-tiap piutang

    bukan usaha memerlukan analisa tersendiri

    untuk menentukan apakah piutang itu akan dapat

    dilunasi dalam waktu satu tahun atau tidak.

    - Piutang jangka panjang.

    Piutang yang diharapkan untuk dapat tertagih

    dalam waktu lebih dari satu tahun.

    1.2.3. Klasifikasi piutang berdasarkan debiturnya :

    - Piutang individual.

    Piutang yang umumnya besar dan langganan tidak

    banyak.

    - Piutang kolektif, piutang yang umumnya jumlah-

    nya kecil dan langganannya banyak, mis :

    pelanggan PLN, pelanggan PAM.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 16

    1.3. Penilaian Piutang.

    Mengenai penilaian piutang, Eldon S. Hendriksen

    mengemukakan bahwa :

    Receivables and monetary securities should be valued in term of the cash to be received in the future. Since the cash is not availabe until after a waiting period, the receivable is not worth its maturity value (the amount finally due under the contract).^

    Jadi nilai piutang adalah nilai dari kas yang akan

    diterima di masa yang akan datang yang dinilai

    sekarang. Piutang tidak dicatat sebesar nilai jatuh

    temponya. Ini berlaku untuk piutang yang di dalamnya

    terkandung unsur bunga.

    Adanya penjualan sebuah mesin dengan term loan

    harga Rp. 2.500.000,- dengan syarat pembayaran 2 tahun,

    bunga 10%/tahun flat, maka piutang dicatat sebesar

    Rp. 2.500.000,- bukan Rp. 3.000.000,- (Rp.2.500.000,~ +

    (2 x 0,1 x 2.500.000).

    Selain itu, piutang yang terjadi dari penjualan

    barang atau jasa harus dilaporkan sebesar nilai reali-

    sasi bersihnya atau nilai kas yang diharapkan. Ini berarti piutang harus dicatat sebesar jumlah penjualan

    kredit bersih.

    Eldon S. Henriksen, Accounting Theory, Third Editionf Richard D. Irwin Inc., Illinois, 1 987, hal. 298.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 17

    Faktor lain dari penilaian piutang adalah per-

    lakuan terhadap ketidakpastian tertagihnya piutang.

    Tidak seluruh piutang perusahaan akan dapat tertagih.

    Jumlah yang tidak tertagih tersebut harus diantisipasi-

    kan terhadap piutang dalam periode penjualan yang

    bersangkutan. Jumlah piutang yang diperkirakan tidak

    tertagih dicatat sebagai debit pada perkiraan biaya dan

    kredit pada perkiraan penyisihan. Bila terdapat bukti

    yang pasti bahwa sebagian dari suatu piutang atau

    seluruh piutang tersebut tidak dapat ditagih, piutang

    tersebut harus dihapus dengan mendebit perkiraan pe

    nyisihan dan mengkredit perkiraan piutang.

    Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan sebagai berikut:

    Piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Jumlah bruto piutang harus tetap disaji- kan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima.^

    Estimasi tidak tertagihnya piutang dapat di-

    dasarkan pada persentase tertentu dari penjualan suatu

    periode atau pada persentase tertentu dari jumlah

    piutang pada akhir suatu periode. Bila didasarkan pada

    penjualan, saldo yang ada pada perkiraan penyisihan

    Ikatan Akuntan Indonesia 1984, Prinsip Akuntansi Indonesia, Jakarta, 1984, hal. 33.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 18

    yang diakibatkan oleh periode yang lalu diabaikan.

    Misalnya ditetapkan bahwa estimasi piutang yang tidak

    tertagih adalah satu persen dari penjualan periode ter

    sebut yang berjumlah Rp. 1.000.000,00, maka yang di-

    bebankan ke perkiraan biaya piutang tidak tertagih

    adalah satu persen dari Rp. 1.000.000,00 tanpa memper-

    hitungkan saldo yang ada pada perkiraan penyisihan

    untuk piutang tidak tertagih. Sebaliknya bila didasar-

    kan pada jumlah piutang, maka saldo permulaan penyisih

    an yang ada disesuaikan atau dikoreksi untuk mencapai

    saldo baru sesuai dengan persentase tertentu yang

    ditetapkan terhadap piutang.

    Ada dua macam cara yang dapat dilakukan bila

    besarnya penyisihan untuk piutang tak tertagih didasar-

    kan pada saldo piutang, yaitu penyisihan tersebut di

    sesuaikan sehingga saldonya menjadi sebesar persentase

    tertentu terhadap piutang atau penyisihan tersebut

    disesuaikan menjadi suatu jumlah yang ditentukan dengan

    menganalisa umur piutang.

    Bila penyisihan untuk piutang tak tertagih

    didasarkan pada analisa terhadap umur piutang, maka

    masing-masing piutang dianalisa untuk menetapkan apakah

    piutang tersebut belum jatuh tempo atau telah jatuh

    tempo. Piutang-piutang yang telah jatuh tempo diklasi-

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 19

    fikasikan menurut lamanya piutang tersebut telah mele-

    wati saat jatuh tempo yang telah ditetapkan.

    Selain metode-metode penyisihan untuk piutang

    tak tertagih, yang telah disebutkan di atas, terdapat

    metode penghapusan secara langsung, yaitu menghapus

    secara langsung suatu piutang bila telah ditetapkan

    bahwa piutang tersebut tidak akan dapat ditagih, misal-

    nya debitur telah meninggal tanpa ahli waris yang

    jelas. Penghapusan piutang tak tertagih dan mengkredit

    perkiraan piutang. Karena kerugian akibat tak tertagih

    nya piutang telah dapat ditentukan dengan pasti, maka

    banyak perusahaan menganggap bahwa metode ini lebih

    sederhana dan mudah untuk diterapkan.

    Walaupun metode ini sederhana dan mudah diterap

    kan tetapi metode ini bertentangan dengan teori

    akuntansi mengenai mempertemukan pendapatan dan biaya

    yang digunakan untuk memperoleh pendapatan tersebut

    dalam periode yang sama. Dengan metode ini dapat

    terjadi pendapatan telah diakui pada periode yang lalu,

    yaitu dalam periode terjadinya piutang, sedangkan biaya

    diakui pada tahun berikutnya, yaitu bila ternyata

    piutang tersebut tidak bisa tertagih. Oleh karena itu

    metode ini tidak dianjurkan untuk diterapkan.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 2 0

    2. Tinjauan Mengenai Piutang dari Segi Auditing

    Tujuan pemeriksaan umum atas laporan keuangan

    yang dilakukan oleh akuntan publik adalah untuk me-

    nyatakan pendapat apakah posisi keuangan dan hasil

    usaha serta perubahan posisi keuangan perusahaan telah

    disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip

    akuntansi yang berlaku.

    Untuk mencapai tujuan tersebut harus diperoleh

    bukti-bukti atas pembukuan perusahaan dan dilakukan

    evaluasi terhadap bukti-bukti serta catatan-catatan

    perusahaan selama proses pemeriksaan.

    Adapun proses pemeriksaan atas perkiraan piutang

    adalah serangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk

    sampai pada suatu kesimpulan mengenai kelayakan per

    kiraan piutang yang tercantum pada laporan keuangan.

    2.1. Tujuan Pemeriksaan Piutang.

    2.1.1. Untuk menentukan ketelitian jumlah piutang yang

    dibukukan (accuracy of amount).

    2.1.2. Untuk menentukan bahwa piutang-piutang yang ada

    memang ada dan tidak fiktif/valid (existence).

    2.1.3. Untuk menentukan bahwa piutang-piutang yang ada

    memang dapat ditagih (collectible) karena walau-

    pun debitur itu tidak fiktif tetapi jika piutang

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 21

    dari debitur tersebut tidak dapat ditagih, pi

    utang tersebut sebenarnya dicantumkan terlalu

    besar dalam neraca/overstated (valuation).

    2.1.4. Untuk menentukan ketepatan penyajian di neraca

    (proper presentation in the balance sheet) pada

    jumlah kas yang diharapkan untuk diterima (cash

    collectible amounts). Piutang harus disajikan

    sebesar jumlah kas yang diharapkan atau sebesar

    nilai realisasi bersihnya, yaitu setelah di-

    kurangi potongan penjualan dan retur penjualan

    atau penyisihan untuk retur tersebut.

    2.1.5. Untuk menentukan secara simultan ketepatan pen

    catatan pendapatan, potongan-potongan penjualan

    dan kerugian atas piutang tak tertagih.

    2.2. Pengendalian Intern.

    Definisi pengendalian intern atau internal

    control menurut Statement of Auditing Procedure (SAP)

    No. 33 adalah sebagai berikut :

    Internal Control Comprises the plan of organization and all of the coordinate methods and measures adopted within a business to safeguard its assets, check the accuracy and reability of its accounting data, promote operational efficiency and encourage

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • adherence to prescribed managerial policies.^

    Dari definisi tersebut dapat diuraikan lebih

    lanjut bahwa internal control meliputi pengendalian

    akuntansi (accounting control) dan pengendalian admi-

    nistratif (administrative control), yang masing-masing

    pengertiannya adalah sebagai berikut :

    a. Pengendalian akuntansi (accounting control) meliputi

    rencana organisasi dan semua prosedur serta metode

    yang terutama menyangkut dan berkaitan langsung

    dengan pengamanan aktiva dan dapat dipercayainya

    catatan akuntansi. Dalam pengendalian ini terutama

    meliputi sistem otorisasi dan persetujuan

    (approval), pemisahan fungsi dalam hal pembukuan dan

    pelaporan akuntansi mengenai operasi serta penyim-

    panan aktiva, pengendalian secara fisik atas aktiva

    dan pemeriksaan intern (internal audit).

    b. Adapun pengendalian administratif (administrative

    control) meliputi rencana organisasi dan semua pro

    sedur serta metode yang terutama menyangkut dan

    berkaitan dengan efisiensi operasi serta ketaatan

    terhadap kebijaksanaan manajemen. Pengendalian ini

    AArthur W. Holmes and David C. Burns, Auditing Standards and Procedures, Ninth Edition, Richard D. Irwins Inc., Illinois, 1979, hal. 110.

    2 2

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • M I L I is:FEK1"USTA!L \a n

    "UNIVERS1TAS AiALANUUA"

    SU R A B A Y A

    berhubungan secara tidak langsung dengan catatan

    akuntansi. Dalam kontrol ini lazimnya termasuk

    laporan pelaksanaan (performance report), analisa

    statistik, penelitian waktu dan gerak (time and

    motion study), program latihan pegawai dan kontrol

    atas kualitas (quality control).

    Setiap perusahaan menghadapi risiko di dalam

    usaha untuk mencapai tujuannya, dan untuk menanggula-

    nginya dibutuhkan suatu sistem pengeidalian intern yang

    baik. Secara umum, suatu sistem pengendalian intern

    dikatakan baik jika tidak seorang pun dalam suatu per-

    asahaan b-arada dalam kedudukan sedemikian rupa sehingga

    orang tersebut dapat membuat kesalahan dan terus me-

    lakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan tanpa diketahul dalam waktu yang lama.

    Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa sistem

    internal control yang baik meniliki karakteristik-

    karakteristik tertentu sebagai berikut :

    a. Suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya pemisahan partanggungjawaban fungsi secara tepat.

    b. Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat untuk memungkinkan accounting control yang memadai terhadap hutang, aktiva, pendapatan, dan biaya.

    c. Praktek yang sehat yang harus diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari setiap bagian organisasi.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 24

    d. Klasifikasi dan kualitas pegawai yang cocok dengan tanggung jawabnya.-'

    Sehubungan. dengan karakteristik-karakteristik di

    atas, maka untuk sistem pengendalian intern yang baik

    atas piutang harus dipenuhi syarat-syarat antara lain

    sebagai berikut :

    1. Fungsi penjualan harus dipisahkan dari fungsi pem

    bukuan.

    2. Pembukuan atas penjualan dipisahkan dari fungsi pe-

    nerimaan kas sebagai hasil penagihan piutang.

    3. Retur, potongan harga dan penghapusan piutang harus

    disetujui oleh pejabat yang berwena.ig, yang terpisah

    dari fungsi penerimaan uang.

    4. Pejabat yang berwenang memutuskan penjualan kredit

    harus terpisah dari bagian penjualan.

    5. Pembukuan pada kartu piutang harus langsung dari

    dokumen-dokumen dasar.

    6. Kartu piutang harus diverifikasi secara periodik

    oleh petugas indepeaden. Saldo piutang harus dikon-

    firmasi langsung kepada debitur.

    7. Daftar analisa umur piutang dibuat secara periodik.

    Ikatan Akuntan Indonesia, Norma Pemeriksaan Akuntan, Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta 1936, hal. 34.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 25

    8. Faktur penjualan, konosemen, dan nota-nota harus

    bernomor tercetak dan pemakaiannya dipertanggung- jawabka:*! dengan baik.

    Adapun penjabaran dari syarat-syarat di atas

    pada perusahaan adalah sebagai berikut :

    1. Saldo buku tambahan piutang secara teratur dicocok-

    kan dengan saldo menurut buku besar.

    2. Secara periodik dibuat daftar analisa umur piutang.

    3. Piutang yang sukar ditagih secara periodik diteliti

    oleh pejabat yang berwenang.

    4. Dibentuk pehyisihan untuk piutang yang meragukan

    dalam jumlah yang tepat.

    5. Piutang yang tidak tertagih disetujui dahulu oleh

    yang barwenang.

    6. Piutang yang telah dihapus tetap diawasi dalam hal

    penagihan di kemudian hari.

    7. Dokumen-dokumen pendukung terjadinya piutang diberi

    nomor urut tercetak.

    8. Rekening koran dikirimkan kepada semua langganan

    secara teratur.

    9. Rekening koran disiapkan oleh orang yang tidak

    melakukan pembukuan atas kas/bank dan tidak ber-

    tugas membukukan piutang.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 26

    10. Rekening koran dikirimkaa kepada langganan oleh

    orang yang tidak menyelenggarakan pembukuan piutang.

    11. Perbedaan-perbedaan dan jumlah yang masih diperde-

    batkan menurut surat langganai diselesaikan o h ih

    personil yang bukan kasir dan pemegang buku

    piutang.

    12. Potongan harga dan penghapusan piutang disetujui

    oleh pejabat yang berwenang.

    13. Terdapat pemisahan fungsi antara yang menyelenggarakan pembukuan piutang dan kasir.

    14. Petugas yang membukukan piutang diganti secara bergilir.

    15. Untuk semua psngiriman barang dikirimkan fakturnya.

    16. Batas penjualan kredit kepada tiap-tiap langganan

    dipatuhi.

    2.3. Evaluasi Internal Control atas Piutang.

    Perlunya dilakukan evaluasi atas internal

    control oleh akuntan publik disebabkan karena diharus-

    kan oleh Norma Pemeriksaan Akuntan, norma pelaksanaan

    pemeriksaan yang kedua,yang berbunyi sebagai berikut :

    Sistem pengendalian intern yang ada harus di- pelajarl dan dinilai secukupnya untuk menentukan dapat atau tidaknya sistem tersebut diandalkan

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 27

    sebagai dasar untuk menetapkan luasnya pengujian yang harus dilakukari serta prosedur pemeriksaan yang akan digunakan. °

    Sehubungan dengan norma tersebut di atas, dalam hal pe

    ngendalian intern atas piutang auditor terutama berke-

    pentingan terhadap akuntansi (accounting control),

    yaitu pengendalian yang menyebabkan dapat dipercayainya

    data akuntansi dan adanya perlindungan terhadap aktiva

    serta catatan-catatan perusahaan. Hal ini disebabkan

    karena tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan

    terhadap piutang terutama adalah untuk menilai kewajar

    an dari perkiraan piutang tersebut, dalam hubungannya

    dengan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusaha

    an.

    Ada beberapa media yang dapat digunakan oleh

    auditor untuk mengevaluasi sistem internal control.

    Media-media tersebut adalah :

    1. Daftar pertanyaan (^uestionaire).

    Suatu rangkaian daftar pertanyaan yang telah distan-

    dardisasi sebagai alat untuk mengumpulkan informasi

    /nengenai sistem internal control perusahaan.

    2. Uraian tertulis (narrative record).

    Yaitu suatu uraian tertulis yang lengkap dari sistem

    6Ibid., hal. 12.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 28

    internal control perusahaan.

    3. Checklist.

    Suatu rangkaian instruksi yang harus diikuti oleh

    auditor dalam rangka mengevaluasi sistem internal

    control perusahaan.

    4. Bagan alur (flowchart).

    Suatu penyajian bagan alur dari bagian-bagian yang

    ada di perusahaan. Bagan alur ini memberikan gambar

    an mengenai prosedur-prosedur yang terkoordinasi

    dari suatu perusahaan.

    Dalam pelaksanaan tugas auditor, bantuan yang

    diberikan oleh hasil pemeriksaan terhadap sistem pe

    ngendalian intern perusahaan besar artinya. Auditor

    menaruh perhatian yang besar terhadap sistem pengen

    dalian intern perusahaan, karena melalui pemeriksaan

    terhadap sistem pengendalian intern dapat ditentukan

    luasnya ruang lingkup pemeriksaan. Bila sistem pengen

    dalian intern perusahaan adalah baik, maka suatu ke-

    salahan atau penyelewengan akan dapat ditemukan dalam

    waktu yang singkat. Jadi adanya sistem pengendalian

    intern yang baik dapat menimbulkan keyakinan atas dapat

    dipercayainya catatan keuangan perusahaan. Dengan

    demikian luasnya ruang lingkup pemeriksaan dapat

    dibatasi.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 29

    Arthur W. Holmes, dalam bukunya "Auditing

    Standards and procedures" menyebutkan bahwa tujuan

    auditor mempelajari dan mengevaluasi sistem pengendali

    an intern yang ada, terutama dalam pengendalian

    akuntansi (accounting control) adalah sebagai berikut :

    a. Untuk mengukur memadai tidaknya sistem internal control sebagai salah satu dasar untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan.

    b. Untuk membantu sebagai dasar bukti adanya ke- lemahan atau kekuatan (strength) operasi (pelaksanaan) internal control.

    c. Untuk membantu sebagai pegangan/petunjuk mengenai scope pemeriksaan apakah perlu -xiendetail atau tidak.

    d. Untuk membantu sebagai dasar bagi rekomendasi yang mungkin diperlukan, supaya sistem internal control lebih sempurna.

    2.4. Compliance Test.

    Compliance test dilakukan untuk memperoleh ke

    yakinan bahwa internal control yang telah dinilai cukup

    kuat oleh auditor berjalan seperti yang digariskan.

    Apabila sistem internal control perusahaan tidak dapat

    diandalkan atau sistem internal control dapat diandal- kan namun lebih efisien untuk langsung mengadakan

    substantif tsst, maka auditor memilih untuk tidak

    menjalani tahap compliance test. Apabila dari hasil

    Ruchyat Kosasih, Auditing Prinsip dan Prosedur, Edisi Ketiga, Yogyakarta, 1977, hal. 34.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 30

    compliance test, prosedur internal control yang telah

    diyakini semula ternyata berjalan dengan baik, maka

    substantive test dapat dibatasi sehingga pemeriksaan

    akan lebih efisien tanpa mengurangi mutu keprofesian.

    Namun bila hasil compliance test tidak memuaskan, maka

    keuntungan ini tidak dapat diraih, namun ia dapat

    memberikan tambahan informasi berupa ikhtisar kelemahan

    pengawasan sebagai dasar untuk memberikan usulan per-

    baikan serta dapat menyerahkan auditor dalam mendisa.in

    prosedur pemeriksaan substantif.

    2.5. Substantive Test.

    Substantive test dilakukan untuk memperoleh

    bukti keabsahan, kelayakan perlakuan akuntansi atas

    transaksi dan saldo rekening. Kesalahan dalam jumlah

    uang merupakan salah satu indikasi yang jelas tentang

    penyajian yang salah atas rekeningnya. Luasnya prosedur

    pemeriksaan yang akan diterapkan bergantung pada per-

    timbangan mengenai sistem internal control, pengaruh

    rekening terhadap laporan keuangan secara keseluruhan,

    sifat dan materialitas rekening, hubungan antar tran

    saksi atau rekening, dan perluasan atas kesalahan.

    Substantive test meliputi proses analisa terperinci

    atas transaksi dan saldo, termasuk pengiriman konfir-

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 31

    masi, penghitungan kembali, dan lain-lain. Keseluruhan-

    nya disusun untuk rnengidentifikasikan kesalahan dalam

    jumlah uang yang mempunyai pengaruh besar dalam

    penyajian laporan keuangan, serta temuan-temuan baru

    atas kelemahan sistem internal control.

    2.6. Program Pemeriksaan Piutang.

    Program Pemeriksaan atas Piutang yang lazim

    dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :

    1. Dapatkah dari langganan daftar yang memuat perinci-

    an saldo piutang, lebih baik bila daftar saldo

    piutang tersebut juga mengelompokkan piutang ber

    dasarkan umurnya, sehingga daftar saldo ini sekali-

    gus menjadi aging schedule. Pada dasarnya daftar

    ini merupakan daftar yang saldo-saldonya diambil

    dari kartu-kartu piutang atau disebut juga buku

    besar pembantu (subsidiary ledger).

    2. Periksa kebenaran penjumlahan pada daftar saldo

    tersebut.

    3. Cocokkan aaldo-saldo piutang yang tercantum pada

    daftdr saldo tersebut dengan saldo menurut saldo

    buku besar pembantu.

    4. Cocokkan saldo total piutang pada daftar dengan

    saldo piutang menurut buku besar.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 32

    5. Pilih debitur-debitur yang aka.i dikirimi surat pdr-

    mintaan pengukuhan saldo (confirmation request).

    6. Periksa secara sampling pe.igelompokan piutang me-

    nurut umurnya. Hal ini dilakukan dengan memeriksa

    tanggal jatuh tempo faktur dan mencocokkan jumlah

    yang terdapat dalam kolom umur tertentu pada aging

    schedule yang bersangkutan. Beri perhatian khusus

    kepada piutang yang sudah lama jatuh tempo dan

    saldonya makin lama makin meningkat, Ini mungkin

    berarti bahwa pemberian kredit kepadanya harus

    dihentikan, atau mungkin juga debitur sudah

    melunasi hutangnya tetapi pelunasan tersebut tidak

    dicata-’: dalam buku perusahaan dan uangnya disele-

    wengkan oleh karyawan perusahaan.

    7. Hubungkan pemeriksaan terhadap piutang dengan pe

    meriksaan terhadap penjualan, yaitu dengan jalan

    menentukan cut off yang tepat. Hal ini dilakukan

    untuk memastikan bahwa penjualan dalam tahun

    berjalan tela.n dicatat semuanya, sedangkan

    penjualan yang dilakukan pada tahun sebelumnya dan

    sasjdahnya tidak dibukukaa dalam tahun berjalan.

    8. Melakukan pemeriksaan atas penerimaan hasil tagihan

    setelah tanggal neraca (subsequent collection)

    terutama bila hasil konfirmasi tidak memuaskan.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 33

    Howard F. Stettier dalam bukunya "Auditing

    Principles" mengatakan sebagai berikut :

    if no reply can be secured from a major confirmation request, or if confirmation is not practicable or reasonable from some other reason, alternative procedures may be employed to determine the validity of the accounts. Reference to subsequent payment of an account ordinarily constitutes the best alternative indication of validity.

    Should the nonresponce customer have made no subsequent payment, the auditor may refer to other evidence to ascertain whether a valid receivable exists. Such evidence would include the shipping departement's notice of shipment, accompanied possibly by a receipted copy of the bill of lading, the customer's purchase order

    Jadi apabila hasil konfirmasi piutang tidak

    memuaskan, harus dilakukan prosedur audit alter-

    natip yang berupa penelitian terhadap hasil tagihan

    atas piutang setelah tanggal neraca, beserta bukti

    pendukungnya, misalnya bukti penyetoran bank yang

    telah disetujui oleh bank yang bersangkutan. Bukti

    ini adalah kuat karena bank tidak akan mengesahkan

    bukti tersebut bila jumlah yang tercantum padanya

    tidak cocok dengan jumlah yang disetor. Bila

    debitur tidak melakukan pembayaran sesudah tanggal

    8Howard F. Stettier, Auditing Principles, Fourth Edition, Prentice-Hall, Inc New Yersey, 1977, hal. 171.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 34

    neraca, harus dilakukan penelitian yang lebih

    kritis terhadap dokumen-dokumen pendukung terjadi-

    nya piutang dari debitur tersebut.

    9. Menentukan besarnya penyisihan untuk menampung

    kemungkinan tidak tertagihnya suatu piutang. Per

    kiraan penyisihan untuk piutang meragukan merupakan

    perkiraan penilai aktiva (asset valuation account).

    Dengan adanya perkiraan ini, diharapkan piutang

    yang tercantum dalam neraca dapat menunjukkan

    gambaran yang wajar.

    10. Periksa secara teliti piutang-piutang yang bersaldo

    kredit. Piutang yang bersaldo kredit dapat terjadi

    antara lain karena hal-hal sebagai berikut :

    a. Terjadi kesalahan pembukuan.

    b. Perkiraan tersebut merupakan perkiraan kompen-

    sasi antara hutang dan piutang. Misalnya jika

    perusahaan menjual produknya kepada perusahaan

    B, tetapi perusahaan juga membeli produk per

    usahaan B. Hutang terhadap perusahaan B menjadi

    pengurang saldo piutang B. Pada suatu saat saldo

    perkiraan tersebut dapat menunjukkan saldo

    debet, pada saat lain saldo kredit.

    c. Debitur mungkin melakukan kelebihan pembayaran

    yang akan diperhitungkan dengan penjualan kredit

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 35

    berikutnya.

    d. Debitur membayar dalam jumlah tepat, tetapi se

    telah pembayaran dilakukan ternyata barang yang

    dibeli tidak sesuai dengan purchase order,

    sehingga barang tersebut dikembalikan.

    11. Periksa apakah ada piutang yang dijadikan jaminan

    di bank atau dijual kepada Bank. Jaminan atau

    syarat penjualan harus diteliti dari perjanjian

    kredit dan hal ini harus diungkapkan pada catatan

    atas laporan keuangan.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • GAMBARAN UMUM TENTANG BANK "X"

    BAB III

    1. Gambaran Umum tentang Bank MXM

    Dari riwayat cikal bakalnya, Bank "X" dilahirkan

    tiga puluh tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 22

    Januari 1957 dengan nama "Indonesian Agricultural Bank

    ing Corporation PT" dengan singkatan Indabank. Nama

    ini berganti menjadi "PT Bank Pengayoman" (19 Desember

    1963) dan diubah lagi menjadi "Bank X" (20 Pebruari

    1970). Sementara itu merger dengan Bank Surabaya Putra

    dengan tetap mempertahankan nama Bank "X". Karena ter-

    jadinya salah urus (mismanagement) di Bank "X" pada

    tahun 1984, maka sejak itu Bank Indonesia mengambil

    alih sementara kepengurusan Bank "X", sambil mencari

    sponsor baru guna menggantikan kepemilikan yang lama.

    Pada tanggal 20 Desember 1985 terjadi pemindahan kepemilikan bank yaitu oleh PT Prahabima yang diikuti oleh

    perubahan kepengurusan bank dan perbantuan tenaga dari

    Bank Indonesia ditarik secara bertahap. Pada akhir

    tahun 1986, berdasarkan akta notaris oleh notaris

    Hendra Karyadi S.H., tertanggal 31-12-1986, disahkan

    penambahan modal yang ditempatkan dan modal yang di-

    setor.

    36

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 37

    Sarana pemasaran Bank "X" yang terutama, adalah

    meningkatkan, baik kuantitas maupun kualitas layanan

    jasa perbankan kepada nasabah. Dari tahun ke tahun ke-

    percayaan masyarakat dalam menggunakan jasa layanan

    Bank "x" semakin meningkat. Untuk menjaga kualitas

    layanan tersebut dan juga untuk tidak mengecewakan

    nasabah, Bank "X" merasa perlu melakukan perluasan

    usaha dengan membuka cabang-cabang baru. Diharapkan

    dengan dibukanya cabang-cabang baru tersebut, dapat me-

    menuhi semua kebutuhan nasabah Bank "X" dan memudahkan

    nasabah mencapai lokasi terdekat, karena memang

    semboyan Bank "XM adalah mengutamakan layanan pribadi

    untuk kepuasan nasabah.

    Jasa layanan Bank "X" yang telah mendapat keper-

    cayaan masyarakat antara lain : Rekening koran, depo-

    sito berjangka dan tabungan. Selain itu Bank "X" juga

    telah mengembangkan berbagai jenis pelayanan jasa

    perbankan pribadi misalnya kartu kredit, ATM (Automatic Teller Maschine), jasa pembayaran listrik dan jasa-jasa

    lain yang memudahkan keperluan rumah tangga nasabah.

    Sebagai Bank Umum Swasta Nasional, Bank "X"

    menyadari kev/ajiban utamanya dalam mengisi pembangunan

    ekonomi Indonesia. Hal tersebut terlihat dari kegiatan

    Bank "X" dalam membantu para pengusaha industri jenis

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 38

    apapun dari industri, hulu sampai hilir yaitu dengan

    memberikan berbagai macam jenis kredit langsung se-

    perti, Pinjaman Revolving Regular (PRR), Pinjaman

    Rekening Koran {PRK), Pinjaman Tetap dengan Cicilan

    (PTC), Pinjaman Tetap Transaksi Khusus (PTK) maupun

    kredit yang tidak langsung seperti Bank Garansi.

    Selain itu Bank "X" juga menyediakan berbagai

    jenis kredit untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya antara

    lain : kredit personal dan profesi yang membantu

    melengkapi sarana pribadi, profesi dan keperluan rumah

    tangga lainnya, kredit pemilikan rumah yang membantu

    mempercepat rencana untuk memiliki rumah pribadi dalam

    waktu singkat, Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor yang

    memudahkan pemilikan kendaraan bermotor (KPKB).

    Di samping berbagai jenis kredit tersebut, Bank

    "X" juga sedang mengembangkan beberapa jenis kredit

    baru untuk lebih memenuhi kebutuhan nasabah.

    Bank "X" mengalami perkembangan yang pesat ter-

    utama sejak tahun 1987, di mana Bank "X" telah meng

    alami pertambahan modal. Hal ini ditunjukkan dengan

    semakin meningkatnya jumlah asset, jumlah realisasi

    pinjaman serta jumlah pengerahan dana masyarakat (giro,

    tabungan, deposito).

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 2. Struktur Organisasi dan Job Description

    Struktur organisasi Bank "X", cabang Surabaya

    ditunjukkan pada halaman berikut. Dari bagan struktur

    organisasi tersebut dapat dilihat bahwa pada struktur

    organisasi Bank "X" telah terdapat pemisahan fungsi

    antara bagian marketing, kredit dan bagian operasi.

    Bagian marketing dikepalai oleh seorang manajer

    marketing yang membawahi tiga divisi yaitu divisi

    corporate yang memberikan layanan jasa kepada perusaha-

    an-perusahaan besar, divisi retail yang memberikan

    layanan kepada perusahaan-perusahaan kecil dan divisi

    consumer yang melayani konsumen perseorangan masing-

    masing divisi ini membawahi beberapa orang account

    officer.

    Bagian administrasi kredit dikepalai oleh se

    orang manajer administrasi kredit yang bertanggung

    jawab mengenai kelengkapan persyaratan kredit yang akan

    diberikan serta membawahi :

    - Petugas bagian legal/hukum yang bertugas memeriksa

    apakah setiap peraturan terhadap kredit yang diberi

    kan kepada nasabah sesuai dengan ketentuan hukum yang

    berlaku.

    - Petugas administrasi kredit : yang melaksanakan

    administration filling dan administration reporting.

    39

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 40

    x

    Sumber

    : Intern

    Peru

    saha

    an.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 41

    - Petugas investigator (analis) yang bertugas untuk

    mengadakan penyelidikan lapangan dan analisa nasabah,

    memperoleh informasi dari Bank Indonesia dan bank

    lainnya tentang character nasabah serta memperoleh

    informasi pasar.

    - Bagian administration consumer, bertugas untuk mem-

    buat filling per customer dan menangani dokumentasi

    per customer.

    - Bagian appraisal, bertugas menilai jaminan dari

    nasabah untuk memperoleh kredit, menilai jaminan yang

    disita Bank "X" dan hal-hal lain yang berhubungan

    dengan penilaian terhadap aktiva dan passiva nasabah.

    Bagian operasi dikepalai oleh seorang manajer

    operasi yang bertanggung jawab terhadap operasional

    Bank "X". Manajer operasi membawahi dua divisi yang

    masing-masing mempunyai tugas untuk membuat rencana

    operasi, mengkoordinasi pelaksanaan rencana, mengarah-

    kan serta mengevaluasi rencana. Kadiv I membawahi pe

    tugas bagian kas dan petugas bagian sundries : Kadiv II

    membawahi petugas bagian loan (pinjaman), deposito,

    giro, accounting dan umum. Bagian loan (pinjaman) di

    kepalai oleh seorang kepala bagian yang bertugas untuk

    membuat suatu perencanaan yang berhubungan dengan

    pinjaman, mengkoordinasikan pelaksanaan rencana dan

    mengevaluasi rencana dan membawahi :

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 42

    - Petugas KPDK yang bertugas memasukkan data-data

    fasilitas yang diberikan Bank "X" kepada nasabah ke

    dalam kartu pinjaman diberikan (KPDK).

    - Petugas administrasi yang bertugas mencatat KPDK ke

    dalam tiap-tiap kartu fasilitas per customer (Kartu

    Pinjaman yang Diberikan/KPD) serta mencatat pelunasan

    angsuran pinjaman.

    - Petugas journal keeper bertugas untuk membukukan

    jurnal-jurnal yang dibuat oleh petugas processor.

    - Petugas processor : bertugas membuat ticket-ticket

    journal, membantu petugas journal keeper.-

    - Petugas utility, petugas ini dapat berfungsi untuk

    melaksanakan tugas petugas-petugas lainnya, termasuk

    tugas kepala bagian pinjaman bila salah seorang dari

    petugas tersebut berhalangan. Dalam kegiatan sehari-

    harinya petugas utility ini membantu kepala bagian

    pinjaman.

    3. Gambaran Faktual atas Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor, Pencatatan Piutang serta Tindakan Bila Kredit Tersebut Menunggak

    3.1. Flow Chart (Bagan Arus) Dokumen :

    Bank "X" telah membuat bagan arus dokumen yang

    harus dilaksanakan oleh setiap petugas yang berhubungan

    dengan pemberian kredit pemilikan kendaraan bermotor,

    pencatatan serta pelunasannya sebagai berikut :

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • GAMUAR 2

    DAGAN ARUS DOKUHI’N43

    Perusahaan ; PT Dank X

    Disiapkann Oleh PT Dank X

    Tgl. Mei 1900

    B^gan A r u s Dckumen : P e b e r i a n QPKB

    Bagan A r u s Dokumen No . 1

    l l a l aman 1 t l o r i 7

    UraianNo.

    Qperasi

    Petugas Account officer mcwawancarai

    Calon debitur yang datang dengan mem-

    bawa dokumen persyaratan kredit yang

    terdin dari (OPK).

    Untuk keterangan :

    1. KTP/SIH Pemohon

    2. K T P / S I H Istri/Suami

    3. Kartu Keluarga

    4. Akte Pendirian

    r>. SlUP

    6. Tanda daftar usahu

    7. NPWP

    8. U/K 3 bulan

    0. Rcfcrensi gaji d a n perusahaan

    tcmpiit bekcrja

    0. Pcrsetujuan lstri/Suami

    ntuk Uadan Hukum

    . Aktc Pendirian

    . SIUP % *

    . KTP/SIM DitckUir

    . KTP/S1M Komisaris

    . NPWP

    . Tanda daftar Usaha

    . R/K 3 bulan

    . Data Keuangan

    . Persetujuan Komisaris

    etugas Account Officer juga nenyuruh

    alon debitur untuk mengisi aplikosi

    .rcdit U ’ermohonan Kredit Kendaraan

    lermotor ) -

    Marketing

    Petugas Account Officer

    Ke h

    Ke ha 1 . 5

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • DAGAN AIUJS DOKUHHN 44Perusahaan : l»T Bank X

    Disiapkan oleh : PT Dank X

    Tanggal : Mei 1990

    Bagan Arus Dokumen Pemberian KPKB

    Bagan Arus Dokumen : no. 1

    llalaman : 2 dari 7

    Urainn

    Petugas account officer memeriksa ke-

    Lengkapon dokumen dan memutuskan apakah

    KP K0 dapat diberikan atau tidfik, bila

    KPKD dapat diberikan, ia akan membuat

    Tanda Terima Dokuincn (TTD) untuk di

    berikan kepada debitur dan menyiapkan

    wpp dan PPK ran

  • 45

    DAGAN ARUS DOKUMRN

    Perusahaan : PT Dank X

    Disiapkan oleh : PT Oank X

    Tanggal : Moi lOUO

    Bagan Arus Dokumen : Pemberian KPKB

    Bagan Arus Dokumen : no. 1

    llalaman : 3 Oari 7

    Uraian

    Seksi administasi kredit

    menerima DPK, DPKJ, WPF

    don PPK dan mcnyiapkan

    data untuk kcpentingan

    surveyor

    No. Operasi

    Dokumen-dokumen pengikat-

    an diperiksa oleh manajer

    Credit dan mcmoriksa dan ,

    mcmbc r i c.i la t.i n-ea tatan

    pada WI’F ilan I’PK

    dari hal 3

    kr

  • 46

    DAGAN AIMIS DOKUMKN

    Perusahaan : PT Dank X Baqan Arus Dokumen : Pemberian KPKU

    Disiapkan oleh : PT Dank X Dayan Arus Dokumen : no. 1

    Tanggal : Mei 1990 llalaman : 4 dari 7

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 47

    UAGAN AltUii DOKUMKN

    Perusahaan

    Disiapkan oleh

    Tanygal

    l»T Bank X

    PT Dank X

    Mei I9y0

    ------- 1Uraian

    Manajer krod it monyetujui

    wcwcnang penyodi.i.in fasi

    litas (WPF) dan I’orintah

    Peinbukuan (PPK)

    wri' dan ITK d i m m b a k n n

    pcrscbujuan konubc sesuai

    dungjn Lirujkat kcwcnangnn*

    nya

    No. Operas

    10

    IVigan Anus IX>ktin»:n : I’miljoi' mm KI’KD

    Dayan Arus [lokuir-n : no. 1

    l la laman : 4 d a r i 7

    dari ha I. 4

    l idak

    koillJ lit' sou ioi

    ya

    kumitc? yunior

    [fursetu juan poryclujuan

    komi.be komi to

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 48

    13AGAN Al

  • 49

    DAGAN AllUS DOKUMEN

    Perusahaan • p*r Dank X li^gan Arus UokujMcn : Pcrobcrian KJ’KD

    Disiapkan oleh : PT Dank X Uagan Arus Dokurccn : no. 1

    Tanggal : Mci 1990 Ilalamnn : 7 dari 7

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 50

    UAGAN AI DOKUMKN

    Perusahaan

    Disiapkan oleh

    .Tnngga I

    PT Dank X

    PT Dank X

    Mci 1030

    Uraian

    Derdasarkan WPF, PPK dan

    T1UN, petugas adminis-

    trasi, mencatat Kartu

    Pinjaman diberikan (KI’P),

    membuat tile

    Gila ada pelimasan, maka

    processor akan menyini-

    kan dalam KPD

    N o . operasi

    16

    Bagan A r u s Dokumen : P e n c a t a t a n p iu ta 'n g

    Bagan A r u s Dokumen : n o . 2

    Ha laman : I d a r i 1

    dari hal 7

    Pinjaman/1pan

    Petugas administrasi

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 51

    DAGAN ARUS DOKUMEN

    Perusahaan : PT Dank X

    Disiapkan oleh : PT Dank X

    Tanggal : Mei 1990

    Dagan Arus Dokumen : pQrroscsa'n kredit >

  • 52

    Pi?rusahaan- s PT Bank X

    Disiapkan oleh s PT. Bank X

    Tanggal ; Moi 1TJ0

    HAGAN AllUS DOKUMRN

    Dagan Arus dokumen : Pomrosonan kredit ynng momin^'

    Hagan Arus Dokumen : no. 3

    llalaman : 2 dari 2

    Uraian No.Ol.crasj

    Petugas coll''cl:oi* akan

    menarik kendaraan bcir-

    motor debitui' yang me-

    nunggak liga kali

    Col lector

    Pennriknn

    kendoraan

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 53

    Untuk KPKB yang dijamin oleh avalist, proses lebih

    sederhana, karena Bank "X" tidak perlu mengadakan

    survey lapangan (sudah dilakukan oleh dealer).

    Bagan arus dokumen untuk pemberian kredit dan

    akuntansinya sama dengan bagan arus dokumen untuk KPKB

    yang tidak dijamin oleh avails dengan pengecualian pada

    tahap operasi 2, 3, 4, 5, 6 , 7, 8 dan 9 (lihat bagan

    arus dokumen). Jadi untuk KPKB yang dijamin oleh

    avalist, mempunyai tahap 1 yang lebih kompleks. Pe

    tugas account officer setelah menerima dokumen persya-

    ratan kredit dari dealer memeriksa kelengkapan dokumen

    persyaratan kredit, membuat WPF, PPK dan TTD serta

    mengisi dokumen pengikatan kredit dan jaminan yang ke-

    mudian ditandatangani oleh debitur. Setelah tahap 1 ini

    selesai, operasi selanjutnya langsung tahap 1 0 yaitu

    meminta pendapat dari komite kredit apakah kredit dapat

    diberikan atau tidak. Tahapan selanjutnya baik untuk

    KPKB yang dijamin oleh avalist maupun yang non avalist adalah sama.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 54

    3.2. Internal Control Qaestionaires Ten tang Sistem Pengendalian Internyang Berhubungan dengan Pemberian Kredit Pemilikan Kendaraan Bar- motor (KPKB Pencatatan Piutang Serta Tindakan Bila Kredit Me- nunggak.

    Ya ridak Kcmentar

    1. Apakah setiap panberian kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor telah disetujui oleh pejabat yang berwenang?

    V

    2. Apakah setiap debitur yang me- minta KPKB diperiksa referensi gajinya atau rekening korannya?

    V

    3. Apakah ada Avalist/penjamin untuk tiap debitur?

    V ada debitur yang tidak dijamin oleh avalist (jumlahnya kecil).

    4. Apakah untuk pemberian KPKB, setiap BPKP debitur ditahan?

    V

    5. Apakah untuk kendaraan bermotor yang dimiliki oleh debitur me- lalui KPKB diasuransikan dalam

    i jumlah yang cukup?i

    V ada master agreement dengan perusahaan asu- ransi

    6. Apakah petugas bagian kredit, dalam memberikan KPKB mempunyai hubungan dengan :a. Bagian pemasaran?b. Bagian pencatatan piutang?

    VV

    I

    |7. Apakah untuk tiap debitur ter- sedia kartu piutang?

    V dengan kartu pinjaman program.

    j8. Apakah kartu-kartu piutang ter- sebut selalu cocok dengan general ledger?

    V

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 55

    ’ — 11 - "■ • — 1 ------ Ya Tidak Kdmentar

    9. Apakah klien selalu membuat daftar piutang, beserta bagian piutang yang jatuh tempo?

    V

    10. Apakah petugas yang menangani pemberian KPKB berbeda dengan petugas yang melakukan pencatatan piutang?

    V

    11. Apakah ada pemisahan fungsi an tar a petugas pencatatan piutang dan petugas penerimaan/ pengeluaran kas?

    V

    »1

    12. Apakah petugas yang menangani pencatatan piutang dirotasi pada saat-saat tertentu?

    | IV petugas yang menangani

    pencatatan piutang i (dalam hal ini petugasi

    ! achunistrasi) hanya j mencatat berdasarkan | dokumen-dokumen saja. I

    13. Apakah setiap pembayaran yang terlambat dari jadwal yang di tentukan dikontrol?

    _____ _____________ __________

    V terlambat satu minggu bagian pinjaman me- ngirimkan Surat Peri- ngatan I kepada debitor, terlambat duai minggu, bagian pinjaman mengirimkan Surat Peringatan XI terlam- bat tiga minggu, bagian pinjaman mengirimkan Surat Peringatan III, terlambat empat minggu, bagian pinjaman menegur dealer dan meminta pembayaran dari dealer.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 56

    Ya |Tidak' i

    Komentar 1

    14. Apakah ada sanksi terhadap pembayaran yang terlambat? V

    i

    i j Ii 1

    Pembayaran yang terlambat kurang dari empat hari, tidak di- kenakan sanksi, keter- lambatan lebih dari empat hari dikenakan denda 2/00 (dua promil per hari) dari jumlah cicilan. Hal ini tercantum dalam perjanjian kredit.

    15. Apakah ada pencatatan/kontrol terhadap debitur yang menunggak? v i

    Pencatatan /daf tar debitur yang menunggak, sebagai warning kepada dealer/avalist.

    V Menunggak satu kali,meminta pelunasan dari avalist, menunggak dua kali meminta pelunasan dari avalist. Apabila menunggak tiga kali dan avalist tidak dapat membayar, maka

    1 dilakukan penyitaan i kendaraan bermotor. Tercantum dalam per- janjian kredit.

    17. Apakah sanksi/tindakan yang dj V ■ Ya, ada policynyaberikan kepada debitur yang !terlambat membayar atau me inunggak telah mendapat otori-sasi dari petugas yang berwenang?

    16. Apakah tindakan debitur yang menunggak diberikan sanksi atau tindakan-tindakan lain?

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 57

    Ya ridak Kanentar

    18. Apakah klien mempunyai hubung- V Karena sebagian besarj an dengan kepolisian untuk KPKB dijamin oleh ava

    memperoleh informasi bahwa list, tetapi sekarangBPKB debitur adalah sah (asli)̂ sedang diusahakan se-

    I bab perusahaan sedang! ! irenggiatkan KPKB non

    avalist dalam mengha-dapi persaingan.

    Bank "X" memperoleh jaminan dari avalist

    | bahwa BPKB kendaraan i bermotor akan diserah- ! kan kepada Bank "X".Untuk itu Bank "X"

    ' memberikan waktu empat j fculan kepada dealer/] avalist untuk mengurus BPKB, apabila dalam waktu empat bulan BPKB

    1 belum selesai, maka : pencairan dana dihen- tikan, lima bulan BPKB

    j belum selesai diurus, dealer harus rrBmbayar; hutangnya kepada Bank: "X".

    19. Apakah klien selalu memonitor adanya BPKB yang hilang?

    V

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • BAB IV

    TINJAUAN TERHADAP PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ALTERNATIF DI DALAM PEMERIKSAAN KEWAJARAN PERKIRAAN KREDIT

    PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR PADA BANK "X", SURABAYA

    1. Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Intern

    Berdasarkan struktur organisasi dan job des-

    criptionnya, serta operasi yang computerized, maka

    dapat dikatakan bahwa pada Bank "X" telah terdapat :

    1 . Pemisahan pertanggungjawaban dan fungsi secara

    tepat.

    2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat

    untuk memungkinkan accounting control.

    3. Praktek yang sehat yang harus diikuti dalam pe-

    laksanaan tugas dan fungsi dari setiap bagian orga

    nisasi.

    4. Klasifikasi dan kualitas pegawai yang cocok dengan

    tanggung j awabnya.

    Yang berarti bahwa secara garis besar, sistem pengen

    dalian intern pada Bank "X" cukup memadai.

    Karena penulis membahas tentang pemeriksaan

    kewajaran perkiraan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor

    (KPKB), maka penulis akan mengadakan evaluasi lanjutan

    terhadap pengendalian intern yang berhubungan dengan

    53

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • proses pemberian Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor

    (KPKB), pencatatan serta pelunasannya. Untuk itu pe-

    nulis telah memperoleh bagan arus dokumen dari Bank "X"

    yang berhubungan dengan pemberian Kredit Pemilikan

    Kendaraan Bermotor seperti yang telah penulis sajikan

    pada bab III skripsi ini. Selain itu penulis juga telah

    membuat internal control questionaire seperti yang

    penulis sajikan pada bab III skripsi ini.

    Evaluasi terhadap bagan arus dokumen dan inter

    nal control questionaires yang berhubungan dengan pem

    berian Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor di Bank "X",

    Surabaya adalah sebagai berikut :

    1. Setiap petugas mempunyai fungsi dan tanggung jawab

    yang jelas. Tidak ada tumpang tindih pekerjaan se-

    hingga pertanggungjawaban tiap petugas jelas.

    2. Adanya otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat

    untuk memungkinkan internal control. Dalam pemberian

    KPKB, ada prosedur yang harus dilalui mulai dari pe-

    nerimaan calon debitur oleh bagian marketing hingga

    pencatatan piutang oleh petugas bagian pinjaman, di

    mana dalam melaksanakan tiap prosedur, setiap pe

    tugas harus mendapat otorisasi dari pihak yang ber-

    wenang dan dalam melaksanakan tugasnya terdapat

    check dan recheck antar petugas.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • (SO

    3. Adanya dokumen dan catatan yang memadai setiap

    transaksi selalu didukung oleh dokumen yang memadai

    dan petugas selalu mengadakan pencatatan berdasarkan

    dokumen yang ada. Dalam mengadakan pencatatan Bank

    "X" telah mempergunakan "computerized system" yang

    memungkinkan ketepatan dan kecepatan dalam mengolah

    data.

    4. Adanya perlindungan fisik terhadap harta dan catatan

    perusahaan. Pada Bank "X", setiap kendaraan ber

    motor yang dijaminkan, harus diasuransikan dengan

    jumlah yang memadai. BPKB kendaraan bermotor di-

    simpan dalam lemari tahan api. Catatan-catatan di-

    susun dalam filling cabinet. Hal ini memungkinkan

    terjadinya perlindungan maksimum terhadap kehilangan

    dan kerusakan harta dan catatan perusahaan.

    Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis

    berkesimpulan bahwa tidak ada hal-hal yang dapat me-

    lemahkan internal control Bank "XM atas pemberian Kredit Kendaraan Bermotor, pencatatan piutang, pelunas-

    an piutang dan tindak lanjut bila terjadi piutang

    (angsuran) yang menunggak.

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 6 1

    2. Compliance Test

    Setelah mempelajari sistem pengendalian intern

    Bank "X", dan penulis berkesimpulan bahwa sistem pe

    ngendalian intern Bank "X" baik, dan dapat diandalkan,

    maka penulis mengadakan compliance test yang bertujuan

    untuk menguji efektivitas pengendalian intern, hal ini

    dapat dilihat pada halaman 72.

    Pada compliance test ini, penulis memeriksa

    beberapa sample dari perjanjian kredit dan dokumen-

    dokumen pendukungnya. Penulis hanya mereproduksi sebuah

    sample saja, yang lainnya tidak direproduksi di dalam

    skripsi ini, mengingat keterbatasan waktu, dan dalam

    semua sample yang diperiksa, menunjukkan hasil yang

    sama dengan sample yang direproduksi dalam skripsi ini.

    Compliance test untuk sample yang penulis arsip-

    kan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

    Petugas account officer (Anita) menerima dokumen per-

    syaratan kredit yang terdiri dari aplikasi/permohonan

    Kredit Kendaraan Bermotor, KTP/SIM pemohon, Kartu

    Keluarga dan Referensi gaji atas nama debitur (Heru

    Pratomo) dari dealer Karunia Motor. Dalam hal ini

    Karunia Motor telah mengevaluasi bahwa Heru Pratomo

    layak diberi Kredit Kendaraan Bermotor. Pada formulir

    aplikasi kredit telah tercantum bahwa Heru Pratomo

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 62

    Daftar pertanyaan untuk compliance test yang berhubungan dengan pemberian

    Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB), pencatatan piutang, pelunasan

    dan tindakan bila angsuran menunggak.

    Ada Tidak Komentar

    1. Pilih sample dari perjanjian kredit KPKB, periksa apakah :1.1. Dalam dokumen pemberian KPKB

    terdapat persetujuan (tanda tangan) dari pejabat yang berwenang ?

    V

    Terdapat tanda tangan manajer administrasi kredit

    1.2. Apakah dalam perjanjian kredit KPKB dicantumkan mengenai jumlah piutang, jangka v/aktu pem- bayaran, dan tingkat bonga ?

    V

    1.3, Apakah dalam pemberian KPKB, terdapat persetujuan dari avalist ten tang jaminan untuk melunasi hutangnya di kemudian hari ?

    V

    Terdapat dalam master agreement yang me- liputi :- jumlah fasilitas- tingkat bunga- ketentuan bila ter- jadi kredit/angsur- an yang menunggak

    1.4. Apakah ada perjanjian dengan perusahaan asuransi ten tang pertanggungj awaban kendaraan bermotor ?

    V

    Debitur harus meng- asuransikan kendaraan bermotor dengan kla- usula minimal "Total loss” yang disertai dengan Banker’s Clause

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 63

    Ada Tidak Kanentar

    1.5. Apakah klien mempunyai referensi gaji yang disahkan oleh perusahaan dimana debitur be- kerja, atau surat konfirmasi dengan pihak bank lain bahwa debitur mempunyai rekening di bank tersebut ?

    V

    1.6. Apakah klien memeriksa ke- aslian BPKB dan memperoleh keyakinan dari kepolisian bahwa BPKB tersebut sah ? V

    Bila BPKB belum se- lesai, maka dealer harus membuat surat pemyataan bahwa dealer akan menyerah- kan langsung ke Bank "X" bila BPKB telah selesai. Pengikatan jaminan dengan FDO atas kendaraan bermotor yang dibeli.

    2. Pilih sample dari bukti pembayaran (kwitansi), periksa apakah 2.1. Apakah dalam kwitansi/bukti

    pembayaran angsuran terdapat persetujuandari pihak yang berwenang dan tanda tangan dari debitur ?

    V

    2.2. Apakah jumlah yang tercantum dalam kwitansi sama dengan jumlah yang tercantum dalam "proof of cash" ?

    V

    3. Pilih sample dari kartu pinjarran program periksa apakah :3.1. Dalam kartu pinjaman program

    tercantum jumlah pokok pinjaman, jangka waktu pembayaran, tingkat bunga dan sebagai- nya yang sama dengan yang tercantum dalam dokumen pemberian KPKB ?

    V

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 64

    Ada Tidak Kanentar

    3.2. Pembayaran angsuran piutang beserta pembayaran bunganya telah dicatat dengan benar (verifikasi) oleh petugas ter- tentu dan disetujui oleh pe- jabat yang berwenang ?

    V

    Pada kartu pinjaman program, setiap pen- debetan/pengkreditan selalu ditandatangani oleh petugas yang mencatat dan petugas yang memeriksa.

    3.3. Apakah jumlah pembayaran yang tercantum dalam kartu pinjaman program sama dengan yang tercantum dalam kwitansi pembayaran ?

    V

    3.4. Apakah pembayaran yang terlambat dan dikenakan denda telah dicatat oleh petugas tertentu dan disetujui oleh pejabat yang berwenang ?

    VPada kartu pinjaman program, setiap pen- debetan/pengkreditan selalu ditandatangani oleh petugas yang mencatat dan petugas yang memeriksa.

    3.5. Daftar debitur yang menunggak telah diketahui dan disetujui oleh pejabat yang berwenang ?

    VDaftar debitur yang menunggak merupakan warning kepada dealer

    3.6. Tindakan/sanksi tertentu terhadap debitur yang menunggak telah disetujui oleh pejabat yang berwenang ?

    Terdapat dalam perjanjian kredit

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 65

    telah diwawancarai oleh staf dari Karunia Motor (ada

    tanda tangan dari Susi) dan disetujui oleh Adi Suwiji,

    Direktur Karunia Motor (ada tanda tangan Adi Suwiji dan

    cap perusahaan. Setelah memeriksa kelengkapan dokumen

    persyaratan kredit tersebut, maka Anita membuat Tanda

    Terima Dokumen (TTD) yang diberikan kepada dealer dan

    menyiapkan formulir Wewenang Penyediaan Fasilitas (WPF)

    dan Perintah Pembukuan (PPK) rangkap 3. WPF dan PPK

    diberikan kepada komite kredit untuk dimintakan per-

    setujuan (karena kredit untuk Bapak Heru Pratomo ter

    sebut kurang dari Rp. 50.000.000,- maka cukup disetujui

    oleh komite kredit yunior saja). Setelah komite kredit

    menyetujui pemberian kredit, maka bagian administrasi

    consumer membuatkan costomer file untuk Bapak Heru

    Pratomo, dan memasukkan data register aplikasi kredit

    dan register BPKB yang belum diterima ke dalam

    komputer. Costumer file kemudian diperiksa oleh petugas

    administrasi consumer lainnya untuk menentukan ke-

    sesuaiannya dengan program yang telah diatur dalam

    policy pemberian Kredit Kendaraan Bermotor. Karena per-

    mintaan kredit untuk Bapak Heru Pratomo ini tidak

    sesuai dengan program dalam hal tingkat bunga 10

    (lebih rendah daripada policy) dan tidak dikenakan

    provisi (policy dikenakan provisi), maka perlu diminta-

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • kan persetujuan dari komite kredit (WPF dan PPK di-

    tandatangani oleh komite kredit). Setelah mendapat per

    setujuan dari komite kredit, maka manajer kredit mem-

    bubuhkan tanda tangan pada WPF dan PPK serta mencairkan kredit (Bapak Heru Pratomo menandatangani Tanda Terima

    Uang oleh Nasabah/TTUN). Berdasarkan WPF dan PPK serta

    TTUN, bagian pinjaman (petugas administrasi) membukukan

    dalam Kartu Pinjaman Diberikan (KPD), dan petugas

    processor akan memproses data-data tersebut menurut

    siklus akuntansinya. Bila ada pelunasan, maka petugas

    administrasi akan membukukan dalam Kartu Pinjaman Di

    berikan (KPD).

    Berdasarkan urut-urutan dalam proses pemberian

    Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB) tersebut

    dapatlah disimpulkan bahwa pengendalian intern pada

    Bank "X" telah dilaksanakan dengan baik. Dokumen pen-

    dukung yang akan diuji ketaatan (compliance test) ter- dapat di dalam lampiran.

    3. Substantive Test

    Berdasarkan hasil compliance test, penulis ber-

    kesimpulan bahwa pengendalian intern telah ditaati dan

    telah berjalan dengan efektif. Oleh karena itu penulis

    dapat mengurangi substantive test tanpa harus me-

    66

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 67

    ngurangi kompetensi dari bukti-bukti yang dikumpulkan

    untuk mendukung pendapat yang diberikan atas laporan

    keuangan Bank "X".

    Mengingat bahwa jumlah debitur sangat banyak

    (^ 2 . 0 0 0 debitur) dengan jumlah pinjaman individual

    relatif kecil (antara Rp. 5.000.000,- hingga

    Rp. 20.000.000,-), maka penulis tidak melakukan pro

    sedur konfirmasi. Dalam hal ini penulis beranggapan

    bahwa prosedur konfirmasi kurang tepat untuk diterapkan

    karena akan menghabiskan waktu dan biaya, di samping

    belum tentunya permintaan konfirmasi dijawab. Selain

    itu dalam pemeriksaan terhadap KPKB ini penulis juga

    lebih menekankan pada .collectibilitynya.

    Program pemeriksaan yang dilaksanakan pada pe

    meriksaan perkiraan KPKB adalah sebagai berikut :

    1. Minta daftar pinjaman program kendaraan bermotor

    (Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor/KPKB) yang

    berisi perincian nama debitur, dan jumlah piutang.

    Karena jumlah debitur sangat banyak sedangkan jumlah

    piutang individualnya kecil, maka Daftar Pinjaman

    Program Kendaraan Bermotor ini tidak direproduksi

    dalam skripsi ini.

    2. Periksa kebenaran penjumlahan pada daftar saldo

    tersebut. Dalam hal ini Bank "x" telah menerapkan

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 68

    computerized system.

    3. Cocokkan saldo-saldo piutang yang tercantum dalam

    kartu pinjaman program per customer dengan saldo

    menurut Daftar Pinjaman Program Kendaraan Bermotor

    {Sampling).

    4. Cocokkan saldo piutang pada daftar Pinjaman Program

    Kendaraan Bermotor dengan saldo piutang menurut buku

    besar.

    5. Cocokkan/periksa Kartu Pinjaman Program per customer

    dengan perjanjian kredit (sampling).

    6 . Untuk perjanjian kredit yang diperiksa, mintalah

    BPKB nya dan periksa apakah BPKB tersebut sesuai

    dengan yang tercantum pada perjanjian kredit.

    7. Periksalah daftar piutang yang menunggak. Piutang

    yang menunggak untuk Kredit Pemilikan Kendaraan

    Bermotor yang dijamin oleh avalist, periksa bukti

    pembayaran oleh avalist. Pemeriksaan terhadap

    piutang yang menunggak, agar auditor dapat memberi

    kan "management letter" sehubungan dengan warning

    terhadap dealer, perubahan pemberian fasilitas

    kepada dealer, perubahan policy pemberian Kredit

    Pemilikan Kendaraan Bermotor.

    8 . Periksa daftar BPKB yang belum diterima per dealer

    (berisi nama nasabah, nomor BPKB, jenis kendaraan

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • bermotor yang dibeli, harga on the road) dan

    cocokkan saldonya dengan daftar BPKB yang belum di-

    terima. Pemeriksaan ini dilakukan agar auditor

    dapat memberikan "management letter" sehubungan

    dengan warning kepada dealer dan tindakan-tindakan

    yang perlu diambil oleh Bank "X".

    9. Hubungkan pemeriksaan terhadap piutang (Kredit Pe

    milikan Kendaraan Bermotor) dengan pemeriksaan ter

    hadap pendapatan bunga, dan bunga yang akan di-

    terima.

    1 0 . Melakukan pemeriksaan atas penerimaan hasil tagihan

    setelah tanggal neraca (subsequent payment).

    4. Hasil Pemeriksaan

    Dalam pemeriksaan atas laporan keuangan Bank "X"

    yang berakhir pada tanggal 31 Des-ember 1 989, dan ter-

    utama untuk perkiraan Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB) penulis menemukan hal-hal sebagai ber-

    ikut :

    - Untuk KPKB melaui avalist, tunggakan-tungg&kan seperti

    yang tercantum dalam daftar tunggakan, telah penulis

    telusuri pembayarannya oleh avalist dalam bulan

    Januari, Pebruari dan Maret 1990. Pemeriksaan tersebut

    menunjukkan bahwa tunggakan-tunggakan pada:'31 Desember

    69

    ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SKRIPSI PENGGUNAAN PROSEDUR AUDIT ... TINI EKASARI

  • 70

    1969 tela