Upload
hadat
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAMPAK
GLOBALISASI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP TATA SOSIAL
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS IV
SD NEGERI 01 TLOBO JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
DWITA WIDY ASTYANTI
K7108132
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Dwita Widy Astyanti
NIM : K7108132
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENDESKRIPSIKAN DAMPAK GLOBALISASI TEKNOLOGI INFORMASI
TERHADAP TATA SOSIAL MELALUI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TLOBO JATIYOSO
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 17 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Dwita Widy Astyanti
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAMPAK
GLOBALISASI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP TATA SOSIAL
MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNINGSISWA KELAS IV
SD NEGERI 01 TLOBO JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
Dwita Widy Astyanti
K7108132
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRAK
Dwita Widy Astyanti. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN
DAMPAK GLOBALISASI TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP TATA
SOSIAL MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS IV
SD NEGERI 01 TLOBO JATIYOSO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN
2011/2012. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial
Melalui Model Problem Based Learning.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek
penelitian adalah siswa kelas IV SDN 01 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar yang
berjumlah 16 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik
pengumpulan data adalah dengan tes, observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data dan metode.
Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Prosedur penelitian adalah
dengan menggunakan model siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi.
Hasil penelitian, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas pada kondisi awal
adalah 67,25 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 37,5%. Pada siklus I,
nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,87 dengan presentase ketuntasan
klasikal sebesar 62,5%. Kemudian pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat
lagi menjadi 81,12 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 87,5%. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa melalui pembelajaran problem based
learning dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN 01 Tlobo,
Jatiyoso, Karanganyar dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial dari kondisi awal ke siklus I dan dari siklus I ke
siklus II.
Simpulan dari penelitian ini adalah kemampuan mendeskripsikan Dampak
Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial dapat ditingkatkan melalui
model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas IV SDN 01 Tlobo,
Jatiyoso, Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: kemampuan mendeskripsikan, Globalisasi Teknologi Informasi, Tata
Sosial, model pembelajaran Problem Based Learning.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ABSTRACT
Dwita Widy Astyanti. INCREASING OF SKILL IN DESCRIBING IMPACT
OF INFORMATION TECHNOLOGY GLOBALIZATION ON
PROCEDURES OF SOCIAL BY USING PROBLEM BASED LEARNING
MODEL AMONG FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 01
TLOBO OF JATIYOSO, KARANGANYAR OF 2011/2012 ACADEMIC
YEAR. Minithesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret
University of Surakarta. July 2012.
Purpose of the research is to increase student’s skill in describing impact of
information technology globalization on procedures of social by using Problem
Based Learning.
The research is a classroom action research. Subject of the research is fourth
grade students of SDN 01 Tlobo of Jatiyoso, Karanganyar amounting to 16
individuals consisted of 8 male and 8 female of students. Data sources of the
research are teacher and students. Data collecting technique by used test,
observation, interview and documentation study techniques. Data validity is
examined by using data and method triangulation. Data analysis of the research is
interactive analysis technique. Procedure of the research is cycle model. The
research is conducted in two cycles. Each cycle consists of four stages, namely,
planning, implementation, observation, and reflection.
Result on this research, it was found that average class grade of initial
condition was 67.25 and percentage of classical completeness was 37.5%. At
cycle I, the average class grade increased to 75.87 and percentage of classical
completeness was 62.5%. Then, at cycle II, the average class grade increased
further to 81.87 and percentage of classical completeness was 87.5%. Result of
the research indicated that the use of problem based learning model is able to
increase skill of fourth grade students of SDN 01 Tlobo of Jatiyoso, Karanganyar
in describing impact of information technology globalization on procedures of
social from initial condition to cycle I and from cycle I to cycle II.
Conclusion of the research is skill of describing impact of information
technology globalization on procedures of social can be increased by the use of
problem based learning model among fourth grade students of SDN 01 Tlobo of
Jatiyoso, Karanganyar of 2011/2012 Academic Year.
Key words: Skill of describing, impact of information technology globalization,
procedures of social, Problem Based Learning model
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
MOTTO
“Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu akan
selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(HR. Tirmidzy)
“Lakukan apa yang masih bisa kamu usahakan”
(Penulis
“Bersyukur atas sesuatu yang kita miliki dan bersabar atas ujian adalah kunci
kebahagiaan menjalani kehidupan.”
(Penulis)
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk orang-orang
terkasih yang selalu menyertai hari-hariku, terutama:
Ayah dan ibuku,
Terimakasih atas segala kasih sayang, dukungan, serta doa yang telah
kalian berikan kepadaku selama ini. Aku bangga
menjadi putri kalian.
Teman-teman PGSD kelas 8C
Bersama kalian aku merasakan apa itu sebuah perjuangan untuk meraih asa
dan cita-cita
Bapak dan ibu dosen pembimbing
Terimakasih kepada bapak Drs. Djaelani,M.Pd serta ibu Dra. Lies
Lestari, M.Pd. yang selalu sabar meluangkan waktu untuk membimbing
saya.
Almamaterku, UNS
Terimakasih telah mempertemukanku dengan orang-orang hebat
dan memberikanku banyak ilmu sebagai bekal
untuk menjalani kehidupanku kelak
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENDESKRIPSIKAN DAMPAK GLOBALISASI TEKNOLOGI INFORMASI
TERHADAP TATA SOSIAL MELALUI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TLOBO JATIYOSO
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai
pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Lies Lestari, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Djaelani, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SDN 01 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar yang telah memberi kesempatan
dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Sunaryo, S.Pd selaku guru kelas IV SDN 01 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar
yang telah memberikan bimbingan dan telah merelakan waktu untuk
berkolaborasi dengan penulis dalam penelitian ini.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
8. Para siswa kelas IV SDN 01 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar yang telah bersedia
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang turut dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 7
A. Kajian Pustaka ......................................................................... 7
1. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan .............................. 7
2. Hakikat Globalisasi .............................................................. 8
a. Sejarah Globalisasi ...................................................... 8
b. Pengertian Globalisasi ................................................. 8
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Teori Globalisasi ......................................................... 9
d. Ciri-ciri Globalisasi ..................................................... 10
e. Dampak Globalisasi .................................................... 11
3. Hakikat Teknologi Informasi ............................................... 12
4. Perubahan (Tata) Sosial ....................................................... 14
5. Hakikat Problem Based Learning (PBL) ............................. 17
a. Pengertian PBL ............................................................. 17
b. Karakteristik PBL ......................................................... 19
c. Kelebihan PBL.............................................................. 20
d. Kelemahan PBL ............................................................ 22
e. Langkah-langkah Pelaksanaan PBL ............................. 23
f. Penerapan Model PBL dalam Pembelajaran PKn ........ 23
6. Hakikat Kualitas Proses Pembelajaran. ................................ 25
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 26
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 28
D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 31
A. Setting Penelitian ................................................................... 31
B. Subjek Penelitian ..................................................................... 31
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................. 32
D. Sumber Data ............................................................................ 32
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33
F. Validitas Data .......................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 36
H. Indikator Kinerja ...................................................................... 38
I. Prosedur Penelitian .................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... . 51
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 51
B. Deskripsi Kondisi Awal (prasiklus) ......................................... 52
C. Pelaksanaan Tindakan (siklus) ................................................. 56
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
D. Hasil Penelitian ......................................................................... 97
E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 103
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 109
A. Simpulan ................................................................................... 109
B. Implikasi ................................................................................... 109
C. Saran ......................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 113
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Alur Kerangka Berpikir .............................................................................. 30
3.1. Bagan Siklus Analisis Interaktif ................................................................. 37
3.2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 39
4.1. Grafik Data Nilai PKn Siswa Kelas IV pada Kondisi Awal ...................... 55
4.2. Kesibukan Masyarakat dengan Komputer .................................................. 61
4.3. Balita Menikmati Laptop ............................................................................ 61
4.4. Gaya Rambut Anak Punk ........................................................................... 62
4.5. Perbandingan Alat Transportasi Tradisional dan Modern .......................... 62
4.6. Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus I .................................................... 70
4.7. Grafik Observasi Psikomotor Siswa Siklus I ............................................. 71
4.8. Grafik Nilai PKn mengenai Dampak Globalisasi Teknologi Informasi
Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV Siklus I ............................................ 74
4.9. Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus II ................................................... 90
4.10. Grafik Observasi Psikomotor Siswa Siklus II ............................................ 92
4.11. Grafik Nilai PKn mengenai Dampak Globalisasi Teknologi Informasi
Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV Siklus II ........................................... 95
4.12. Grafik Perkembangan Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ....................... 98
4.13. Grafik Perkembangan Psikomotor Siswa Siklus I dan Siklus II ................ 99
4.14. Grafik Perkembangan Ketuntasan pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II…… 101
4.15. Grafik Perbandingan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan siklus II ................ 102
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Distribusi Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV pada Kondisi Awal ............. 54
4.2. Frekuensi Observasi Afektif Siswa Kelas IV Siklus I ................................ 69
4.3. Frekuensi Observasi Psikomotor Siswa Siklus I ........................................ 71
4.4. Distribusi Nilai PKn mengenai Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV Siklus I............................ 73
4.5. Frekuensi Observasi Afektif Siswa Kelas IV Siklus II .............................. 90
4.6. Frekuensi Observasi Psikomotor Siswa Siklus II ....................................... 91
4.7. Distribusi Nilai PKn mengenai Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV Siklus II .......................... 94
4.8. Prosentase Perkembangan Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II .................... 98
4.9. Prosentase Perkembangan Psikomotor Siswa Siklus I dan Siklus II ............. 99
4.10.Tabel Ketuntasan Nilai PKn mengenai Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial pada Kondisi Awal (Pra Siklus), Siklus I
dan Siklus II……………………………………………………………… 100
4.11.Perkembangan Nilai Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan……………..101
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rincian Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian .....................................
2. Pedoman Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan Model
PBL (Pra-Siklus) ............................................................................................. 1
3. Deskripsi Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan Model
PBL (Pra-Siklus) .............................................................................................
4. Daftar Nilai Kognitif Pkn Mengenai Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV SDN 01 Tlobo Pra
Siklus ..............................................................................................................
5. Kuesioner Sikap Siswa Trehadap Pengaruh Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial SDN 01 Tlobo Jatiyoso Karanganyar ..........
6. Rubrik Penilaian Afektif (Sikap) Siswa ..........................................................
7. Rubrik Penilaian Psikomotor (Psikomotor) ....................................................
8. Silabus Mata Pelajaran PKn Kelas IV Semester II .........................................
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................................................
10. Kisi-kisi Soal Siklus I .....................................................................................
11. Diskusi Kelompok Siklus I (Pertemuan Pertama) ..........................................
12. Soal Evaluasi Siklus I (Pertemuan Pertama) ...................................................
13. Diskusi Kelompok Siklus I (Pertemuan Kedua) .............................................
14. Soal Evaluasi Siklus I (Pertemuan Kedua) .....................................................
15. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I dan II .............................
16. Kriteria Penilaian Siklus I ...............................................................................
17. Daftar Nilai Kognitif PKn Mengenai Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV SDN 01 Tlobo Siklus
I .......................................................................................................................
18. Instrumen Penilaian Afektif (Sikap) Siswa Siklus I .......................................
19. Instrumen Penilaian Psikomotor Siswa Siklus I .............................................
20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................................
21. Kisi-kisi Soal Siklus II ....................................................................................
116
117
119
121
122
124
126
127
132
141
143
145
146
148
149
150
151
152
154
156
166
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
22. Diskusi Kelompok Siklus II (Pertemuan Pertama) .........................................
23. Soal Evaluasi Siklus II (Pertemuan Pertama) .................................................
24. Diskusi Kelompok Siklus II (Pertemuan Kedua) ............................................
25. Soal Evaluasi Siklus II (Pertemuan Kedua) ....................................................
26. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ......................................
27. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II .....................................
28. Kriteria Penilaian Siklus II ..............................................................................
29. Daftar Nilai Kognitif PKn Mengenai Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV SDN 01 Tlobo Siklus
II ......................................................................................................................
30. Instrumen Penilaian Afektif (Sikap) Siswa Siklus II ......................................
31. Instrumen Penilaian Psikomotor Siswa Siklus I .............................................
32. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) .....................................................
33. Pedoman Penilaian Kemampuan Guru ...........................................................
34. Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran .................................................
35. Pedoman Wawancara dengan Guru Setelah Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) ......................................................................
36. Deskripsi Wawancara dengan Guru Setelah Menggunakan Model
Problem Based Learning (PBL) ......................................................................
37. Media Belajar ..................................................................................................
38. Foto Kegiatan Proses Pembelajaran siklus 1……………………….
39. Foto Kegiatan Proses Pembelajaran siklus 2 ..................................................
40. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus I Pertemuan 1 ..........................................
41. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus I Pertemuan 1 ..........................................
42. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus I Pertemuan 2 ..........................................
43. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus I Pertemuan 2 ..........................................
44. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus II Pertemuan 1 .........................................
45. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus II Pertemuan 1 ........................................
46. Bukti Nilai Siswa Tertinggi Siklus II Pertemuan 2 .........................................
47. Bukti Nilai Siswa Terendah Siklus II Pertemuan 2…………………....
48. Bukti Hasil Diskusi Kelompok Siklus 1 Pertemuan 1……………
168
170
171
172
175
176
178
179
180
182
184
188
201
203
205
208
210
213
216
217
218
219
221
222
223
226
228
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
49. Bukti Hasil Diskusi Kelompok Siklus 1 Pertemuan 2…………………
50. Bukti Hasil Diskusi Kelompok Siklus 2 Pertemuan 1…………………
51. Bukti Hasil Diskusi Kelompok Siklus 2 Pertemuan 2 ....................................
52. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS .....................................................................
53. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out ......................................................
54. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi…………………………..
55. Surat Keterangan Penelitian Kepala SDN 01 Tlobo .......................................
56. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..........................................
229
230
231
232
233
234
235
236
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang
karena merupakan bekal hidup bagi semua orang. Namun, pendidikan di
Indonesia memiliki banyak kekurangan dalam mencapai tujuan pendidikan
sekolah yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang. Agar perkembangan
pendidikan itu dapat meningkat sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
direncanakan hendaknya diadakan perbaikan dan peningkatan dalam
pembelajaran. Salah satunya yaitu peningkatan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SD, khususnya pada materi globalisasi.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang berorientasi
pada pembentukan watak/karakter warganegara yang mampu
memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga Negara yang baik, cerdas, dan terampil sesuai amanat
Pancasila dan UUD 1945 ( http://www.tuanguru.net/2011/12/model-
pembelajaran-berbasis-masalah-pkn.html, diunduh 18 Januari 2012).
Pembelajaran PKn diharapkan mampu membentuk siswa yang ideal
memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan
dihadapi. Lebih-lebih dalam kehidupan era globalisasi seperti sekarang ini.
Tujuan diberikannya pembelajaran PKn selain untuk membangun pengetahuan,
kemampuan serta keterampilan warga negara demokratis juga karena tuntutan
era globalisasi yang telah melahirkan konsep warga negara global yang multi
dimensional.
Globalisasi merupakan suatu proses tatanan masyarakat yang bersifat
mendunia dan tidak mengenal batas wilayah, dimana suatu kejadian, keputusan
dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi bagi
individu dan masyarakat di daerah lain. Globalisasi telah menghampiri seluruh
rakyat di belahan bumi manapun dengan membawa banyak dampak baik
positif maupun negatif. Semua aspek kehidupan baik ekonomi, politik, sosial
budaya maupun hankam akan terkena dampaknya. Menghindar atau bersifat
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tertutup dari dampak globalisasi adalah hal yang tidak mungkin, karena kita
adalah bagian dari masyarakat dunia. Untuk itu kita harus mempunyai sikap
dalam menghadapi globalisasi, sehingga kita tidak terhanyut dalam
menghadapi dampak globalisasi yang bersifat negatif.
Sebagai sebuah proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi,
dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dimensi
ruang yang dapat diartikan jarak semakin dekat atau dipersempit sedangkan
waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan pesatnya laju perkembangan
teknologi yang semakin canggih khususnya teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah
pendukung utama bagi terselenggaranya globalisasi. Dengan dukungan
teknologi informasi dan komunikasi, informasi dalam bentuk apapun dan untuk
berbagai kepentingan, dapat disebarluaskan dengan mudah sehingga dapat
dengan cepat mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup hingga budaya suatu
bangsa.
Teknologi informasi merupakan pendukung utama terselenggaranya
globalisasi, tidak menguasai teknologi informasi sama halnya dengan buta
huruf. Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang terletak
pada kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Jadi maju atau
tidaknya suatu negara sangat ditentukan oleh penguasaan terhadap informasi,
karena informasi merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun
negara. Globalisasi telah menghampiri seluruh rakyat di belahan bumi
manapun dengan membawa banyak dampak baik positif maupun negatif pada
hampir semua aspek kehidupan.
Perkembangan teknologi informasi di era global sangat terasa pada
gaya hidup masyarakat menjadi sedikit konsumtif, serba instan dan
meningkatnya ruang individual sehingga terkesan antisosial. Oleh karena itu
pendidikan mengenai globalisasi pada siswa SD sangatlah penting.
Menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme masih sangat diperlukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
seluruh bangsa Indonesia, lebih-lebih bagi siswa SD yang nantinya diharapkan
menjadi generasi penerus bangsa. Sehingga mereka lebih siap dalam
menghadapi arus globalisasi.
Para guru banyak yang mengeluh dalam melaksanakan pembelajaran
PKn SD khususnya pada materi globalisasi. Materi tersebut dirasa memerlukan
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi oleh peserta didik ditingkat
SD. Secara umum permasalahan umum yang timbul dari mata pelajaran PKn
adalah kurangnya ketertarikan siswa dengan materi-materi yang terkandung di
dalamnya. Mereka menganggap bahwa mata pelajaran PKn hanya
mengandalkan kegiatan menghafal saja. Sedangkan para siswa merasa tidak
begitu pandai menghafal dan memahami isi. Permasalahan tersebut juga terjadi
pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar.
Kurangnya antusias siswa dalam menerima pelajaran sebagai
indikator rendahnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran PKn. Menurut
siswa pembelajaran PKn khususnya globalisasi dianggap terlalu sulit untuk
dipelajari dan penyampaian materi yang kurang inovatif menyebabkan mereka
bosan. Hal demikian juga dibenarkan oleh guru kelas IV bahwa hasil belajar
siswa pada pembelajaran PKn pada materi globalisasi lebih rendah dari pada
pembelajaran lainnya. Kurang tertariknya siswa pada Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi salah satu penyebabnya.
Berdasarkan hasil pra survei dan wawancara (lihat lampiran 3 halaman
119) dan yang dilakukan di SD Negeri 01 Tlobo, penulis mencoba
mengidentifikasikan permasalahan yang ada bahwa pembelajaran
Kewarganegaraan yang selama ini berlangsung di SD Negeri 01 Tlobo, (1)
masih bersifat individual belum memanfaatkan potensi interaksi dan kerja
sama antar siswa, (2) minimnya umpan balik dari guru maupun teman sejawat
atau sesama teman belajar, (3) penyusunan rencana pembelajaran
kewarganegaraan, (4) penyediaan bahan ajar globalisasi kurang. Juga diperoleh
data bahwa kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi
masih sangat rendah. Guru telah mencoba berbagai metode yang dimiliki
namun belum dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Data yang diperoleh dari hasil pembelajaran dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial oleh guru kelas IV menunjukan bahwa
hanya 6 siswa atau 37,5 % dari 16 siswa yang nilai hariannya lebih dari batas
ketuntasan minimal (KKM 73) sedangkan yang belum tuntas masih 10 siswa
atau 63,5 % dari 16 siswa yang ada (lihat lampiran 4 halaman 121). Kenyataan
yang demikian dapat diindikasikan bahwa pengetahuan siswa mengenai
dampak globalisasi terhadap lingkungan sosial pada siswa kelas 4 SD Negeri
01 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar masih rendah. Kondisi ini dapat dijadikan
sebagai landasan yang melatarbelakangi adanya upaya peningkatan
kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi khususnya
teknologi informasi terhadap tata sosial.
Jika permasalahan tersebut tidak segera diatasi maka anak akan sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang telah mendapatkan pengaruh
globalisasi. Lebih-lebih peserta didik kita yang nantinya diharapkan menjadi
generasi penerus bangsa sehingga mereka harus lebih siap dalam menghadapi
arus globalisasi yang tidak mungkin dapat kita hindari, karena kita adalah
bagian dari masyarakat dunia. Untuk itu kita harus mempersiapkan anak didik
kita agar tidak terhanyut dalam menghadapi dampak globalisasi yang bersifat
negatif. Salah satu cara mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul
adalah mengubah cara mengajar guru yang masih menggunakan model
konvensional yang bersifat monoton. Guru harus mampu memilih dan
menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
menghasilkan siswa yang aktif dan kreatif baik dalam beraktivitas maupun
keikutsertaan dalam memecahkan masalah. Salah satu model pembelajaran
yang fleksibel dan menuntut siswa aktif serta kreatif baik dalam mengikuti
proses pembelajaran maupun memecahkan masalah yang dihadapkan adalah
model pembelajaran Problem Based Learning.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mencoba menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran dampak
globalisasi. PBL dirancang untuk membantu siswa menjadi pelajar yang
mandiri dan meningkatkan keterampilan intelektual dan investigatif. Vygotsky
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dalam Sugiyanto (2009: 153) mengatakan bahwa intelek berkembang ketika
individu menghadapi pengalaman baru dan membingungkan. Dalam usaha
menemukan pemahaman ini individu menghubungkan pengetahuan baru
dengan pengetahuan sebelumnya dan mengkonstruksikan makna baru sehingga
dapat meningkatkan perkembangan intelektualnya. Siswa harus terlibat secara
psikologis dalam mencerna secara bermakna apa yang dipelajari. Untuk
merangsang siswa berfikir, mereka perlu diorientasikan pada situasi
bermasalah yang nyata, termasuk bagaimana belajar dengan menggunakan
fenomena di dunia nyata sekitar.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran PKn
khususnya dalam kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial diperlukan adanya model pembelajaran yang
tepat dalam penyampaiannya. Oleh karena itu penulis ingin melaksanakan
penelitian yang berjudul "Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Dampak
Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial Melalui Model Problem
Based Learning Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin diteliti pada penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran PKn khususnya materi dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial pada siswa kelas IV SD Negeri 01
Tlobo Jatiyoso Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi
terhadap tata sosial pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk:
1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran PKn khususnya materi dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial dengan penerapan model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Problem Based Learning pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial dengan penerapan model
Problem Based Learning pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dalam Pendidikan Kewarganegaraan, terutama mengenai
penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran PKn khususnya
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan diskusi kelompok dalam pemecahan masalah selain dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial siswa juga dapat
melatih tanggung jawab individu dan kerja sama dalam tim.
b. Bagi Guru
Mampu melaksanakan pembelajaran dengan model yang inovatif
sehingga mampu memberikan solusi pada kesulitan pelaksanaan
pembelajaran dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran PKn
khususnya dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial.
c. Bagi Sekolah
Menerapkan model pembelajaran yang bervariasi pada PKn, dapat
menumbuhkan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga tercipta
kualitas pembelajaran yang baik, aktif, kreatif dan inovatif. Selain itu
juga sebagai masukan dalam rangka pembinaan dan peningkatan
profesionalisme guru sehingga diharapkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran dapat ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan
Menurut Gardon dalam E. Mulyasa (2002: 39) kemampuan (skill)
adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam
memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan
belajar kepada peserta didik. Sedangkan menurut Desmita (2005: 257), ability
(kemampuan, kecakapan) merupakan suatu istilah umum yang berkenaan
dengan potensi untuk menguasai suatu keterampilan.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki
oleh individu yang berkenaan dengan potensi untuk melakukan tugas atau
pekerjaan serta untuk menguasai suatu keterampilan atau keahlian.
Deskripsi berasal dari kata decription yang berarti uraian atau lukisan.
Arti deskripsi menurut Keraf (1981:93) merupakan sebuah bentuk tulisan yang
bertahan dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dan
objek yang sedang dibicarakan. Kata deskripsi berasal dari kata Latin
describera yang berarti menulis atau membeberkan sesuatu hal.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sumarlam (2003:210) wacana deskripsi
pada dasarnya berupa rangkaian tuturan yang memaparkan atau melukiskan
sesuatu baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan
yang ingin dicapai oleh wacana ini adalah tercapainya pengalaman yang agak
imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pembaca atau pendengar merasa seolah-olah
mengalami atau mengetahuinya secara langsung (http://www.scribd.com/doc/
61595058/2/Hakikat-Deskripsi, diunduh 25 Januari 2012).
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa mendeskripsikan berarti
memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata. Pemaparan atau
penggambaran sangat bergantung pada kemampuan penulis atau pembicara.
Jika penulis atau pembicara mempunyai kemampuan melihat, mendengar,
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
merasakan, menghayati, memikirkan, dan merenungkan maka penggambaran
atau pemaparannya akan berkualitas. Artinya, siapapun yang membaca atau
mendengar akan terbawa dalam situasi yang sebenarnya. Seolah mereka berada
dalam suasana, tempat, peristiwa, kejadian yang dipaparkan atau digambarkan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan mendeskripsikan
adalah kecakapan atau penguasaan seseorang dalam memaparkan atau
menggambarkan dengan kata-kata baik suatu benda, tempat, peristiwa,
suasana, perbuatan dan perilaku seseorang, maupun karakter dan aspek
seseorang.
2. Hakikat Globalisasi
a. Sejarah globalisasi
Benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai
mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat
itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri Asia dan
Afrika yang didominasi perdagangan kaum muslim. Hingga akhirnya
eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Berbagai
teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat
ini, seperti komputer dan internet yang membawa pengaruh besar terhadap
difusi kebudayaan di dunia. Hal demikian terus berjalan dan sampai suatu
ketika perang dingin berakhir, komunisme di dunia runtuh yang seakan
memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam
mewujudkan kesejahteraan dunia. Negara-negara di dunia mulai
menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Hingga akhirnya
sekat-sekat antar negara pun mulai kabur.
b. Pengertian Globalisasi
Globalisasi diambil dari kata global yang berarti universal. Istilah
global menunjuk kepada sesuatu yang berkaitan dengan dunia secara
keseluruhan beserta dengan isinya. Jadi global memiliki pengertian
menyeluruh, dimana dunia ini tidak lagi dibatasi oleh batas negara, wilayah,
ras, warna kulit dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
John Huckle dalam Nursid Sumaatmadja (2005:1.5) menyatakan
bahwa globalisasi adalah “suatu proses dengan mana kejadian, keputusan
dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang
signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh”.
Sedangkan Nurani Soyomukti (2008:42) mengemukakan bahwa
globalisasi sebagai proses yang terkait dengan globalution, yaitu paduan
dari kata globalization dan evolution yang berarti hasil perubahan (evolusi)
dari hubungan masyarakat yang membawa kesadaran baru tentang
hubungan/interaksi antar umat manusia.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa globalisasi sebagai
suatu proses dimana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara. Hal ini dikarenakan setiap bangsa berkembang
berkat interaksi dengan bangsa lainnya. Kita harus terbuka dengan dunia
luar , tetapi kita harus tetap kokoh dengan akar budaya bangsa.
c. Teori Globalisasi
Cochrane dan Pain (http://artikel.sabda.org/globalisasi, diunduh 18
Januari 2012) menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi,
terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
1) Para globalis optimistis percaya bahwa globalisasi akan menghasilkan
masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab. Sedangkan bagi
globalis pesimis globalisasi adalah sebuah fenomena negatif sebagai
bentuk penjajahan barat terutama Amerika Serikat.
2) Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka
berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau jika
memang ada, terlalu dibesar-besarkan.
3) Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.
Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan
oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh
jika kita menyangkal keberadaan konsep ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
d. Ciri-ciri Globalisasi
Secara umum globalisasi ditandai dengan adanya masyarakat
terbuka. Dimana dalam bidang ekonomi ditandai dengan adanya pasar bebas
yang menuntut kemampuan, kreasi dan menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi. Sedang dalam bidang politik ditandai dengan
berkembangnya demokrasi dalam masyarakat yang demokratis, yang
menghargai nilai HAM, sebagai masyarakat madani yang menghargai hak
dan kewajiban.
Hamijoyo dalam Nursid Sukmaatmadja (2005: 1.5) menjelaskan
ciri-ciri yang berkaitan dengan globalisasi ini seperti berikut:
1. Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan
teknologi, transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan
organisasi dan manajemen yang tangguh.
2. Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolotik. Artinya saat
ini harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi, sosial politik dan
sekaligus mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan.
3. Adanya saling ketergantungan antar negara
4. Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal
gagasan, pembaharuan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode
pendidikan dan pengajaran menunjukkan globalisasi.
Proses globalisasi akan melahirkan kesadaran global dimana
manusia yang satu dan lainnya saling bergantung dan saling membutuhkan.
Hal tersebut sangat dimungkinkan dengan pesatnya kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi seperti sekarang ini. Globalisasi ditandai dengan
cepatnya perubahan, oleh karena itu kita harus menguasai IPTEK.
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi di dunia menurut Nugroho (2000):
1) Perubahan ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa
komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
2) Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
3) Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional).
4) Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Secara sangat sederhana bisa dikatakan bahwa globalisasi terlihat
ketika semua orang di dunia sudah memakai celana Levis dan sepatu
Reebok, makan Mc Donald, minum Coca-cola. Secara lebih esensial,
globalisasi nampak dalam bentuk Kapitalisme Global yang diwujudkan
melalui program IMF, Bank Dunia, dan organisasi perdagangan dunia
(WTO).
e. Dampak Globalisasi
Munculnya globalisasi tentunya membawa dampak positif dan
negatif di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
ideologi, sosial budaya dan lain- lain yang akan berdampak kepada nilai-
nilai nasionalisme terhadap bangsa termasuk Indonesia. Positif karena kita
dapat mengambil keuntungan dengan perkembangan ilmu dan kemajuan
dari negara lain, akan tetapi akan berubah menjadi dampak negatif apabila
kita tidak mempersiapkan diri dengan berbagai bekal pengetahuan, norma
dan ideologi yang kuat. Atau bisa dikatakan dengan adanya globalisasi kita
mendapatkan berbagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhan, namun hal
tersebut juga akan mengikis rasa nasionalisme yang ada pada masyarakat
dan lambat laun akan berdampak hilangnya jati diri bangsa.
Dari sekian banyak bidang kehidupan yang terkena dampak
globalisasi, peneliti membatasi hanya akan membahas dampak globalisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
terhadap tata sosial saja. Dampak positif globalisasi di bidang sosial adalah
para generasi muda mampu mendapatkan sarana-sarana yang
memungkinkan mereka memperoleh informasi dan berhubungan dengan
lebih efisien dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun dampak negatifnya
adalah bahwa generasi muda yang tidak siap akan adanya informasi hanya
akan meniru hal-hal yang tidak baik seperti adanya bentuk-bentuk
kekerasan, pergaulan bebas, tawuran, melukis di tembok-tembok, dan lain-
lain.
Perubahan sosial tentunya juga mempengaruhi aspek budaya
dimana merupakan segi yang paling rentan terkena dampak negatif
globalisasi khususnya teknologi informasi. Dari globalisasi sosial budaya
kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan
disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Akan tetapi hal
tersebut juga berdampak pada semakin bertambah globalnya berbagai nilai
budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya
berpakaian barat di negara-negara berkembang, hilangnya rasa cinta
terhadap produk dalam negeri yang menunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Hakikat Teknologi Informasi (TI)
Teknologi Informasi (TI), dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
Information technology (IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi
apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,
mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi. Contoh dari Teknologi
Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV,
peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern misalnya
ponsel.
TI adalah bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai
bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses,
perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
program , dan data konstruksi. Singkatnya, segala sesuatu yang membuat data,
informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual apapun,
melalui setiap mekanisme distribusi multimedia dianggap bagian dari TI.
Beberapa tugas yang TI lakukan termasuk manajemen data, jaringan, rekayasa
perangkat keras komputer, database dan desain perangkat lunak, serta
manajemen dan administrasi sistem secara keseluruhan.
Di era globalisasi teknologi informasi berperan sangat penting, tidak
menguasai teknologi informasi sama halnya dengan buta huruf. Perbedaan
utama antara negara maju dan negara berkembang terletak pada kemampuan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Jadi maju atau tidaknya suatu negara
sangat ditentukan oleh penguasaan terhadap informasi, karena informasi
merupakan modal utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menjadi senjata pokok untuk membangun negara.
Perkembangan teknologi informasi mempunyai dampak yang sangat
besar terhadap sistem informasi. Dampak yang nyata dirasakan pada
pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual digantikan
oleh komputer. Jadi semua memberikan kesempatan kepada penggunanya
untuk menggunakan komputer dalam melaksanakan kegiatannya. Oleh karena
itu penggunanya dituntut juga untuk menguasai di bidang software, hardware,
maupun brainware yang merupakan perangkat keras dan perangkat lunak
komputer.
Penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis teknologi, informasi dan
komunikasi (TIK) sudah makin tidak terhindari dalam kehidupan kita.
Diperlukan kemauan untuk menganalisis dampak yang mungkin terjadi saat
membuat keputusan untuk mengimplementasikan peralatan dan aplikasi
berbasis TIK dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah dampak-dampak
yang ditimbulkannya:
1. Kemudahan dalam berbagai hal
Semakin kompleks kebutuhan manusia, semakin mendesak
manusia untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Tidak terkecuali
kebutuhan akan teknologi yang dapat mempermudah aktivitas manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Kini, kemudahan didapat dari semakin cepat dan praktisnya alat teknologi
informasi. Salah satunya di dunia pendidikan, berbagai kemudahan
dirasakan oleh guru ataupun murid dalam mempelajari sesuatu. Dengan
internet, tanpa adanya tatap muka sekalipun proses belajar mengajar masih
dapat berlangsung.
2. Teknologi dapat mempengaruhi kreativitas
Di satu sisi, kemunculan blog serta kemudahan dalam membuat
website dan mengupload ide-ide yang inovatif memang dapat memacu
perkembangan kreativitas manusia. Namun, di sisi lain hal tersebut manusia
akan menjadi malas dan pada akhirnya kreativitas seseorang dapat menurun
jika ia tak pandai memanfaatkan teknologi untuk pengembangan dirinya.
3. Perubahan life style (gaya hidup)
Perkembangan teknologi informasi di era global sangat terasa pada
gaya hidup masyarakat. Walaupun semuanya serba cepat, praktis, dan
mudah, namun hal tersebut membuat gaya hidup kita menjadi sedikit
konsumtif, serba instan dan terkesan antisosial.
4. Kebutuhan komersial masyarakat meningkat
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa media komunikasi
yang hi-tech akan mempengaruhi minat penggunanya. Oleh karena itu, hal
ini digunakan oleh perusahaan jasa komunikasi dan perusahaan komersial
untuk memanfaatkan sifat konsumerisme masyarakat ini.
5. Individual Space meningkat
Meningkatnya ruang invidual karena telah memperoleh informasi
melalui media komunikasi yang canggih, misalnya internet. Orang akan
lebih menyukai duduk di depan komputer yang berinternet daripada
bersosialisasi dengan orang lain di dunia nyata. Dengan demikian, sosial
space akan menyempit dan digusur dengan individual space tersebut.
4. Perubahan (Tata) Sosial
Menurut perkembangan sejarah kehidupan manusia, sejak zaman
prasejarah sampai sekarang terjadi perubahan yang berlangsung secara
bertahap dan berkesinambungan. Manusia pada zaman purba memanfaatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kekayaan alam yang tersedia untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-
hari. Sekarang semua itu sudah berbeda. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang pesat terciptalah alat transportasi dan komunikasi.
Hal ini memungkinkan manusia dapat berhubungan satu sama lain walaupun
jaraknya sangat jauh.
Perubahan sosial muncul seiring dengan semakin majunya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut pandangan Weber
dalam Agus Salim (2002: 62) menyatakan bahwa sebelum terjadinya
perubahan teknologi terlebih dahulu telah terjadi perubahan gagasan baru
dalam pola pemikiran masyarakat.
Perkembangan teknologi informasi di era global sangat terasa pada
gaya hidup masyarakat. Walaupun semuanya serba cepat, praktis, dan mudah,
namun hal tersebut membuat gaya hidup kita menjadi sedikit konsumtif, serba
instan dan terkesan antisosial. Selain itu meningkatnya ruang invidual karena
telah memperoleh informasi melalui media komunikasi yang canggih, misalnya
internet. Orang akan lebih menyukai duduk di depan komputer yang
berinternet daripada bersosialisasi dengan orang lain di dunia nyata. Dengan
demikian, ruang sosial akan menyempit dan digusur dengan ruang individu
tersebut. Seperti Laeyendecker (1991: 24) yang menyatakan bahwa
“Individualisme menyatakan diri dalam perhatian menajam terhadap
kepribadian manusia yang dilukiskan dalam segala aspeknya”.
Gaya hidup tradisional di zaman globalisasi ini sudah semakin
berkurang dan bahkan cenderung ditinggalkan masyarakat sekarang ini.
Masyarakat cenderung memilih menerapkan gaya hidup modern daripada gaya
hidup tradisional karena semuanya serba mudah, cepat, dan ekonomis. Selama
ini, kita sudah terbiasa dengan prinsip “biar lambat asal selamat”. Prinsip
tersebut melambangkan bahwa kita belum mampu menghargai waktu yang
tepat dan optimal. Akibat globalisasi, gaya hidup masyarakat sudah mulai
berubah. Mereka sudah tahu betapa pentingnya waktu. Apabila kita
membuang-buang waktu, maka akan mengalami kerugian, sebab waktu tidak
bisa diputar kembali. Globalisasi juga berdampak buruk terhadap gaya hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
masyarakat. Contohnya ada sebagian masyarakat kita meniru gaya hidup
bangsa lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita, seperti mabuk-
mabukan, suka berpesta pora, berperilaku kasar serta kurang menghormati
orang yang lebih tua. Gaya hidup seperti itu harus kita jauhi karena tidak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Dengan adanya globalisasi makanan pokok masyarakat Indonesia
yang sebagian besar nasipun perlahan mulai ditinggalkan. Kebanyakan orang
mulai cenderung beralih mengonsumsi makanan yang cepat saji. Contoh
makanan yang ada karena globalisasi: pizza, spagheti, burger, hot dog,
hamburger, sushi, steak, puyunghai, dan donat. Contoh minuman: banyak
bermunculan minuman isotonik. Dengan adanya makanan cepat saji yang
berasal dari luar negeri membuat orang merasa bangga jika bisa memakannya.
Karena jika memakannya berarti disebut orang yang modern dan tidak
ketinggalan zaman. Makanan cepat saji tidak semuanya aman untuk kesehatan.
Selain gaya hidup dan makanan, globalisasi juga berdampak pada
bidang pakaian. Pada zaman dahulu pakaian sangat sederhana yang penting
bisa digunakan untuk menutup aurat, melindungi tubuh, serta menjaga
kesopanan. Pakaian digunakan sebagai trend, modelnya bermacam-macam.
Misalnya model atau bentuk pakaian sekarang ini kebanyakan pakaian minim
dan terbuka, yang dianggap tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia.
Contoh lain adalah baju jas yang merupakan budaya bangsa barat sudah
digunakan oleh sebagian masyarakat kita pada acara-acara resmi atau resepsi.
Begitu pula dengan celana jeans dan T-shirt. Masyarakat kita sudah terbiasa
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi juga merupakan contoh pengaruh dari globalisasi yang
paling terasa. Komunikasi adalah suatu hubungan seseorang dengan orang lain.
Dahulu komunikasi antara wilayah menggunakan jasa pos yaitu surat yang
sampainya bisa mencapai satu sampai dua hari, kemudian berkembang dengan
telepon rumah. Sarana yang digunakan misalnya telepon kabel, telepon seluler,
internet, e-mail, dan faksimile. Dengan adanya alat komunikasi yang canggih
kita dapat melakukan hubungan dengan siapa saja di dunia ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Globalisasi berkembang sangat cepat dan sudah melanda ke seluruh
dunia. Globalisasi sangat memengaruhi tingkah laku kehidupan masyarakat.
Kita tidak bisa menolak pengaruh globalisasi dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia. Pengaruh globalisasi yang positif berarti telah disaring oleh
Pancasila, sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan pengaruh negatif dari globalisasi berarti tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa, sehingga tidak perlu kita terapkan melainkan harus kita
hindarkan, karena dapat merusak bahkan membawa pengaruh yang lebih buruk
bagi perkembangan bangsa.
Untuk dapat menyikapi globalisasi yang terus berkembang dengan
pesat adalah dengan membentengi diri kita yaitu dengan agama. Dengan agama
kita dapat mengendalikan diri kita dari segala pengaruh. Dengan hal-hal
tersebut diharapkan kita dapat menyikapi dampak negatif dari globalisasi.
Contoh budaya asing yang harus kita tolak antara lain gaya hidup hedonistik
(hidup berhura-hura), sikap atheis (tidak mengakui Tuhan), berpakaian yang
sangat terbuka, individualistik, mabuk-mabukan, dan berjudi. Sebaliknya,
terhadap budaya asing yang positif kita harus mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, sikap etos kerja yang tinggi, menghargai
waktu, dan menepati janji.
5. Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian PBL (Problem Based Learning)
Secara umum, model diartikan sebagai barang atau benda tiruan
dari benda sesungguhnya. Secara khusus model diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Joyce dan
Weil dalam Soli Abimanyu (2008: 3.11) mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) pertama
kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an di Universitas Mc Master
Fakultas Kedokteran Kanada. Menurut Tan dalam Rusman (2011: 229) PBL
merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan
berpikir siswa betul-betul dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau
tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah,
menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan.
Tidak jauh berbeda dengan Tan, Donalds Woods dalam Taufiq
Amir (2009: 13) menyebutkan PBL lebih dari sekedar lingkungan yang
efektif untuk mempelajari pengetahuan tertentu. Ia dapat membantu
pemelajar membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan
masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi.
Barrows and Tamblyn (Graham Webb, 2011: 4) Problem Based
Learning is a method of learning in which the learners first encounter a
problem, followed by a systhematic, student centred enquiry process.
Although the purpose of using problem in Problem Based Learning is to
stimulate learning of information and concepts brought out by the problem
(rather than to solve the problems), PBL does teach both a method of
approaching and a attitude to words problem solving.
PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
cara bepikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Model ini digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi
berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Peran
guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, dan mendukung pembelajaran siswa.
Halizah Awang, and Ishak Ramly (2008: 18) Problem-based
learning (PBL) is one of the student centered approaches and has been
considered by a number of higher educational institutions in many parts of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
the world as a method of delivery. PBL is a total pedagogical approach to
education that focuses on helping students develop selfdirected learning
skills.
Tujuan PBL adalah menguasai isi belajar dari disiplin heuristik dan
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Dengan PBL siswa
akan belajar tentang kehidupan yang lebih luas, memiliki keterampilan
dalam memaknai informasi, kolaboratif dengan belajar tim serta memiliki
keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.
Dalam Inovasi Pendidikan melalui PBL, Taufiq Amir (2009: 27)
mengemukakan manfaat atau kelebihan PBL sebagai berikut:
1) Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar.
2) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan.
3) Mendorong untuk berpikir.
4) Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial.
5) Membangun kecakapan belajar (life long learning skills).
6) Memotivasi pemelajar.
b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Schmidt, Van der Molen, in Terry Barrett and sarah Moore (2011:
5) highlight three key roles of problems in PBL curricula, namely:
1) Increasing levels of curiosity in domains of study
2) Experiencing relevance of the curriculum as problems are perceived
as pertinent to future professions, and
3) Intregating learning from all curriculum component, PBL tutorials,
practice placements, lectures and skills training.
Para pengembang pembelajaran berbasis masalah dalam Mohamad
Nur (2011: 3) mendeskripsikan karakteristik model pembelajaran berbasis
masalah sebagai berikut.
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah dalam situasi kehidupan nyata
untuk menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya
berbagai macam solusi untuk situasi itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Berfokus pada keterkaitan interdisiplin. Masalah yang dipilih benar-
benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu
dari berbagai mata pelajaran.
3) Penyelidikan autentik, menghendaki siswa untuk melakukan
penyelidikan untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah.
4) Menghasilkan produk/karya yang menjelaskan atau mewakili bentuk
penyelesaian masalah yang mereka temukan baik dalam bentuk
laporan, model fisik, video, maupun program komputer.
5) Adanya kerjasama antar siswa sehingga memperbanyak peluang untuk
berbagi inkuiri dan dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial
dan keterampilan berpikir.
c. Kelebihan PBL
Yazdani dalam Mohammad Nur (2011: 33) mengemukakan
kelebihan pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
1. Menekankan pada makna, bukan fakta
Dengan mengganti metode ceramah dengan metode diskusi, siswa akan
terlibat dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mereka mendapatkan
pembelajaran yang bermakna.
2. Meningkatkan pengarahan diri
Ketika siswa berupaya keras dalam mencari solusi atas masalah yang
dihadapkan, diikuti rasa tanggung jawab mereka meningkat.
3. Pemahaman lebih tinggi dan pengembangan keterampilan yang lebih
baik
Siswa dapat berlatih pengetahuan dan keterampilan dalam konteks
fungsional, sehingga diharapkan mereka akan lebih baik dalam
penerapan pengetahuan dan keterampilan itu dalam bekerja kelak.
4. Keterampilan-keterampilan interpersonal dan kerja tim
Metode ini mengutamakan interaksi antar siswa dan keterampilan-
keterampilan interpersonal.
5. Sikap memotivasi diri sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Siswa berpikir pembelajaran berdasarkan masalah lebih menarik,
merangsang, menyenangkan, dan menawarkan cara belajar yang lebih
fleksibel dan mengasuh.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2010: 220) sebagai suatu model
pembelajaran PBL memiliki kelebihan:
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa tentang serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa.
4. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka
untuk memahami masalah kehidupan nyata.
5. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6. Bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada
dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti
oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku
saja.
7. Lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
9. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Bertolak dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa
kelebihan dari model pembelajaran PBL yaitu dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan dunia nyata, secara mandiri berdasarkan pengalaman yang
telah ada pada siswa itu sendiri kemudian dikaitkan dengan pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
baru sehingga membangun makna yang baru. Dengan demikian siswa akan
mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dan dapat
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
d. Kelemahan PBL
Sama halnya dengan model-model pembelajaran yang lain, dalam
mengembangkan atau mengimplementasikan model pembelajaran PBL ini
selain ada kelebihannya terdapat juga keterbatasannya. Yazdan dalam
Mohammad Nur (2011: 35) menyatakan ada enam keterbatasan dalam PBL.
Keterbatasan tersebut yaitu:
1. Hasil belajar akademik siswa sulit diukur.
2. Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan banyak.
3. Siswa dituntut untuk aktif dan mandiri. Hal ini merupakan kendala bagi
siswa pemula.
4. Guru bukan hanya sebagai penyaji informasi tetapi sebagai pembimbing
dan fasilitator.
5. Perumusan masalah-masalah yang sesuai merupakan hal yang tidak
mudah bagi siswa.
6. Asesmen yang valid atas program dan pembelajaran siswa.
Sedikit berbeda dengan Yazdan, Wina Sanjaya (2010: 220)
mengemukakan kelemahan dalam pembelajaran PBL sebagai berikut:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajarai sulit untuk dipecahkan maka mereka
akan merasa enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang ingin mereka pelajari.
Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas penulis menyimpulkan
bahwa kelemahan model pembelajaran PBL yaitu baik dalam perencanaan
maupun pelaksanaannya membutuhkan waktu yang cukup banyak. selain itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
rasa malu, ragu, dan tidak percaya diri pada siswa akan mengakibatkan
siswa kurang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga model PBL
tidak berjalan lancar.
e. Langkah-langkah Pelaksanaan PBL
Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2011: 243) mengemukakan
bahwa langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima
tahap, sebagai berikut ;
1. Orientasi siswa terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perangkat yang
dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah.
3. Membimbing pengalaman individual/kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan ekspresimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas
dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
f. Penerapan Model PBL dalam Pembelajaran PKn
Pendidikan kewarganegaraan di SD merupakan wahana untuk
mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang
demokratis dan bertanggung jawab dalam arti warga negara yang tau, mau,
dan sadar akan hak dan kewajibannya. Sehingga kelak siswa diharapkan
dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, bersikap baik, serta mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
mengikuti kemajuan teknologi modern dengan tetap memegang teguh nilai-
nilai nasionalisme.
Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, diperlukan model
pembelajaran interaktif, menarik, di mana guru lebih banyak memberikan
peran kepada siswa sebagai subjek belajar, dan lebih mengutamakan proses
daripada hasil. Selain itu, diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran
yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif, baik pikiran, pendengaran,
penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran yang dapat digunakan untuk melibatkan siswa secara
totalitas adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Model
pembelajaran ini berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah bersama
temannya serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan
dari guru ke siswa. Lebih jauh lagi, melalui model pembelajaran tersebut,
siswa mengerti makna belajar, manfaatnya, dan bagaimana mencapainya.
Muncul kesadaran bahwa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidup
mereka nantinya.
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
menitikberatkan pada pemecahan masalah-masalah di sekitar situasi
kehidupan nyata sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan-
keterampilan berpikir dan keterampilan sosial. Apalagi pada materi
globalisasi yang didalamnya terdapat masalah-masalah sosial yang
memiliki berbagai macam solusi alternatif.
Dalam pelaksanaannya nanti siswa akan melewati lima fase atau
tahap. Fase yang pertama siswa dihadapkan pada sebuah permasalahan
mengenai dampak globalisasi khususnya teknologi informasi terhadap tata
sosial yang tentunya memiliki banyak solusi dan kadang-kadang saling
bertentangan, tidak memiliki jawaban “benar” yang mutlak. Setelah itu
siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berupaya
untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan permasalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dihadapkan untuk kemudian menyatakan ide-idenya secara terbuka dan
bebas.
Fase yang kedua, guru mengorganisasikan siswa ke dalam
beberapa kelompok secara heterogen. Fase yang ketiga, setelah siswa
menerima orientasi tentang situasi bermasalah yang dimaksud dan telah
membentuk tim-tim studi, guru membagi situasi masalah yang lebih umum
menjadi sub-subtopik yang sesuai. Misalnya topik globalisasi dibagi
menjadi sub-subtopik seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dampak positif dan negatifnya, serta cara menyikapi dampak-dampak
tersebut.
Kemudian fase yang keempat, guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang cukup dari berbagai sumber dengan
menyodorkan berbagai pertanyaan untuk membuat siswa memahami
sepenuhnya masalah itu sehingga mereka mampu menciptakan dan
mengkonstruksi ide-idenya sendiri. Berikutnya, siswa mengajukan berbagai
macam idenya dalam bentuk hipotesis. Fase yang terakhir, guru meminta
siswa merekonstruksi cara berpikir dan kegiatan mereka selama
berlangsungnya berbagai fase pelajaran itu dengan mengajukan berbagai
pertanyaan.
6. Hakikat Kualitas Proses Pembelajaran
Menurut pendapat Yusuf Yudi Prayudi (2011) kualitas proses
pembelajaran yang baik paling tidak harus melibatkan 3 aspek yaitu aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Aspek kognitif difasilitasi lewat
berbagai aktifitas penalaran dengan tujuan adalah terbentuknya penguasaan
intelektual. Aspek afektif dilakukan lewat aktifitas pengenalan dan kepekaan
lingkungan dengan tujuan terbentuknya kematangan emosional. Sedangkan
aspek psikomotorik dapat difasilitasi lewat adanya praktikum dengan tujuan
terbentuknya keterampilan eksperimental.
Ketiga aspek tersebut bila dapat dijalankan dengan baik akan
membentuk kemampuan berpikir kritis dan munculnya kretifitas. Kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
inilah yang mendasari skill PBL yang diharapkan dapat meningkatkan
kreatifitas siswa yaitu diantaranya aktif bertanya, dapat bekerja sama dengan
baik, mampu menyelesaikan masalah dengan baik.
Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik maka
paling tidak harus terdapat empat tahapan:
1. Tahap berbagi dan mengolah informasi, kegitan di kelas, laboratorium dan
perpustakaan adalah termasuk dalam aktifitas untuk berbagi dan mengolah
informasi.
2. Tahap internalisasi, aktifitas dalam bentuk PR, tugas, paper, diskusi,tutorial
3. Mekanisme balikan, kuis, ulangan/ujian serta komentar dan survei.
4. Evaluasi, aktifitas asesmen yang berdasarkan pada test ataupun tanpa tes
termasuk asesmen diri.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang sesuai dengan
substansi yang akan diteliti. Ada beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian ini, yaitu:
Rina Yuni Ambarsari (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya
Magnet pada Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 2 Nadi Bulukerto Wonogiri
Tahun Pelajaran 2010/2011” yang menyimpulkan bahwa ada peningkatkan
kualitas proses pembelajaran gaya magnet setelah diadakan tindakan kelas dengan
model Problem Based Learning. Hal itu terlihat dengan meningkatnya nilai rata-
rata kelas. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 66, 25 %.
Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 77,98 %.
Penelitian Rina Yuni Ambarsari di atas relevan dengan penelitian ini.
Persamaannya yaitu terdapat pada variabel terikatnya yaitu penggunaan model
problem based learning dalam proses pembelajaran dengan subjek penelitian
siswa tingkat sekolah dasar. Selain memiliki persamaan, penelitian tersebut juga
memiliki perbedaan yaitu pada mata pelajaran dan materi pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
diteliti. Pada penelitian Rina Yuni Ambarsari meneliti mata pelajaran IPA materi
Gaya Magnet sedangkan penelitian ini meneliti mata pelajaran PKn materi
Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial. Selain itu
terdapat perbedaan pada tujuan yang ingin dicapai. Penelitian tersebut bertujuan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sedangkan penelitian ini
bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan materi.
Ratnasari Yulianti (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya
Penguasaan Unggah-ungguh BASA dalam Pembelajaran Bahasa Jawa Melalui
Model Problem Based Learning Siswa Kelas V SDN 1 Pracimantoro Semester II
Tahun Pelajaran 2010/2011” yang menyimpulkan bahwa penerapan model PBL
dapat meningkatkan penguasaan unggah-ungguh BASA dalam pembelajaran
Bahasa Jawa. Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan persentase jumlah
siswa yang nilainya mencapai KKM 70. Pada pra tindakan hanya 17,14 % siswa
yang mendapat nilai > 70, pada siklus I 42,86 % siswa telah mencapai KKM,
dan pada siklus II siswa yang telah mencapai KKM sebesar 74,29 %.
Penelitian Ratnasari Yulianti di atas relevan dengan penelitian ini.
Persamaannya yaitu terdapat pada variabel terikatnya yaitu penggunaan model
problem based learning dalam proses pembelajaran dengan subjek penelitian
siswa tingkat sekolah dasar. Selain memiliki persamaan, penelitian tersebut juga
memiliki perbedaan yaitu pada mata pelajaran dan materi pembelajaran yang
diteliti. Pada penelitian Ratnasari Yulianti meneliti mata pelajaran Bahasa Jawa
materi Unggah-ungguh BASA sedangkan penelitian ini meneliti mata pelajaran
PKn materi Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial.
Selain itu terdapat perbedaan pada tujuan yang ingin dicapai. Penelitian tersebut
bertujuan agar siswa dapat menguasai materi sedangkan penelitian ini bertujuan
meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan materi.
Rika Widyastuti (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Mendeskripsikan Proses Pembentukan Tanah Melalui Model
Problem Based Learning Pada siswa Kelas V SD Negeri Begajah 4 Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2009/2010 yang menyimpulkan bahwa penggunaan model PBL
dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan proses pemebentukan tanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pada siswa kelas V SD Negeri Begajah 4 Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan dari hasil
nilai rata-rata dan nilai tes akhir yang mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari
nilai rata-rata hasil tes pada kondisi awal 67,04 dengan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 55,56%, nilai rata-rata siklus I 69,15 dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 66,67%, nilai rata-rata hasil tes siklus II 74,52 dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 70,37% dan nilai rata-rata hasil tes akhir
84,93 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 93,39%.
Penelitian dari Rika Widyastuti relevan dengan penelitian ini.
Persamaannya adalah penggunaan problem based learning dalam proses
pembelajaran dengan subjek penelitian siswa tingkat sekolah dasar serta tujuan
yang ingin dicapai yaitu peningkatan kemampuan mendeskripsikan materi.
Sedangkan perbedaannya adalah mata pelajaran dan materi pembelajaran yang
diteliti. Pada penelitian Rika Widyastuti mata pelajaran yang diteliti IPA materi
Proses Pembentukan Tanah sedangkan penelitian ini mata pelajaran PKn materi
Dampak Globalisasi Teknologi Informasi terhadap Tata Sosial.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir
ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan
judul penelitian yang diambil, yaitu “Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan
Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata sosial Melalui Model
Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV SDN 01 Tlobo, Jatiyoso,
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”, peneliti akan menguraikan hasil
kegiatan awal sebelum tindakan, selama tindakan dan sesudah tindakan.
Pada observasi awal sebelum tindakan, siswa kelas IV SD Negeri 01
Tlobo dalam mata pelajaran PKn tentang dampak globalisasi teknologi informasi
terhadap tata sosial masih mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan atau
memahami materi sehingga ketuntasan hasil belajar siswa (nilai) tentang dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial masih tergolong rendah serta
keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan guru maupun berpendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
belum terlihat menonjol. Anggapan sebagian besar siswa tersebut terlihat dari
banyaknya nilai siswa yang masih dibawah KKM. Selain hal tersebut,
pembelajaran yang dilaksanakan guru masih menggunakan paradigma lama yaitu
menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga pengetahuan dan
pengalaman siswa kurang.
Bertolak dari permasalahan tersebut diperlukan sebuah tindakan atau
solusi yang dapat memperbaiki kualitas proses dan kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial.
Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada
proses pembelajaran dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial.
Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata bagi siswa untuk belajar cara berpikir kritis dan
ketrampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan dan konsep
yang esensial dari materi pelajaran. Pada saat pembelajaran dengan materi
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial, guru menggunakan
berbagai masalah sosial dalam kehidupan masyarakat pada umumnya yang
relevan atau terkait dengan materi. Dengan berbagai masalah belajar tersebut,
siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah/ pertanyaan yang
dihadapkan pada mereka. Dengan begitu siswa mampu menemukan makna dalam
pelajaran yang mereka terima dengan cara menghubungkan nilai dari materi atau
pokok bahasan yang diajarkan dengan konteks kehidupan keseharian mereka.
Sehingga apa yang mereka pelajari dapat lebih bermakna kemudian diikuti dengan
meningkatnya kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial dengan ketuntasan klasikal mencapai 80%
dengan nilai rata-rata kelas > 80.
Pada kondisi akhir dari penelitian ini, diduga dengan menggunakan
model pembelajaran problem based learning, kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata social akan
meningkat. Hubungan variabel model PBL dengan kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial
dapat digambarkan pada gambar 2.1 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2.1 : Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan
diatas, maka peneliti dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran PKn khususnya materi dampak globalisasi teknologi informasi
terhadap tata sosial pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial
pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso Karanganyar Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Kondisi Akhir
Diduga melalui model
pembelajaran PBL dapat
meningkatkan kemampuan siswa
dalam mendeskripsikan dampak
globalisasi teknologi informasi
terhadap tata sosial kelas IV SD
N 01 Tlobo
Kondisi
Awal
Pelaksanaan pembelajaran
masih tradisional yakni
berpusat pada guru
sedangkan siswa pasif
Kemampuan siswa
dalam mendeskripsi-
kan dampak
globalisasi TI terhadap
tata sosial rendah
Tindakan Guru menerapkan model
PBL dalam proses
pembelajaran PKn
Siklus I : Penerapan
model PBL dalam
pembelajaran PKn
(dampak globalisasi
teknologi informasi
terhadap tata sosial)
mencapai indikasi 80 %
Siklus II : Penerapan
model PBL dalam
pembelajaran PKn
(dampak globalisasi
teknologi informasi
terhadap tata sosial)
mencapai indikasi 80%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Tlobo yang terletak di
Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar dengan kepala sekolah yang
dijabat oleh Bapak Warno, S.Pd. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di
kelas IV.
Pemilihan SD Negeri 01 Tlobo sebagai lokasi penelitian adalah
berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1) Sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakan kegiatan penelitian
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah dan bersedia
memberikan data yang diperlukan peneliti.
2) Hasil pembelajaran PKn khususnya pada siswa kelas IV masih rendah.
3) Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian,
sehingga penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi
sekolah tersebut.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian diadakan pada semester genap tahun ajaran 2011/
2012 selama 7 bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012 sampai dengan Juli 2012.
Tahap penyusunan dan pengajuan proposal dimulai pada bulan Januari sampai
Februari, tahap perijinan dan persiapan penelitian dimulai pada bulan Februari
sampai Maret, pelaksanaan tindakan dimulai pada bulan Maret, tahap analisis
data sudah dimulai pada saat pelaksanaan tindakan yaitu pada bulan Maret,
terakhir penyusunan skripsi, sidang, revisi, dan penjilidan pada bulan April
sampai Juli. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian pada lampiran
1 halaman 116.
B. Subjek Penelitian
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri 01 Tlobo,
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Jatiyoso, Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 16 anak, yang
terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan dengan bapak Sunaryo, S.Pd
bertindak sebagai guru kelas IV. Kondisi semua siswa normal, tidak ada yang
berkebutuhan khusus.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitiani ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Dikategorikan sebagai bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena
penelitian ini berupa suatu tindakan dengan menggunakan model resources based
learning untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar PKn materi
oraganisasi sistem pemerintahan pusat siswa terkait kegiatan proses belajar
mengajar pada suatu kelas dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Iskandar
menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas tempat ia mengajar yang bertujuan
memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di
kelas” (2009: 20).
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan
model siklus. Rancangan penelitiannya (Suharsimi Arikunto dkk, 2008: 16)
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan atau planning
2. Tindakan atau acting
3. Pengamatan atau observing
4. Refleksi atau reflecting
D. Sumber Data
Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah:
1. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya. Sumber data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Teknik yang
dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain:
pendokumentasian proses pembelajaran, observasi, wawancara, dan tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).
Sumber data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: daftar
nilai, RPP, dan Silabus.
Informasi data tersebut diperoleh dari berbagai sumber data. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Informan (Nara Sumber)
Informan dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SDN 01 Tlobo,
Jatiyoso, Karanganyar. Nara sumber tersebut berfungsi untuk memberikan
informasi yang diperlukan peneliti melalui kegiatan wawancara yang
mendalam.
2. Observasi (Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan peneliti untuk mengamati bagaimana proses
pembelajaran PKn materi dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial dengan menggunakan model Problem Based Learning pada siswa kelas
IV SDN 01 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar.
3. Dokumen
Dokumen yang digunakan sebagai sumber data pada penelitian ini antara lain
dokumen tertulis mengenai hasil pengamatan keaktifan siswa dalam bertanya
dan keikutsertaan dalam diskusi pemecahan masalah pada saat proses
pembelajaran sebelum maupun sesudah tindakan. Dokumen tertulis mengenai
data nilai kompetensi siswa pada materi dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial yang diukur dengan tes. Selain itu arsip-arsip
yang mendukung penelitian seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan terakhir adalah foto-foto dan video pada saat
pembelajaran dengan menggunakan model PBL.
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data secara lengkap dan akurat sehubungan dengan masalah yang
diteliti, sebagai berikut:
1. Teknik in Dept Interview (Wawancara Mendalam)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Wawancara mendalam dilakukan untuk mengumpulkan data dari
informan terkait proses dan hasil pembelajaran kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial
sebelum, selama, dan sesudah tindakan. Dalam wawancara ini, narasumber
atau informannya adalah bapak Sunaryo, S.Pd (guru kelas IV) dan beberapa
siswa kelas IV SDN 01 Tlobo. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan
mengajukan beberapa pertanyaan tentang data yang berkenaan dengan aspek
permasalahan pembelajaran PKn materi “Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial”. Wawancara terhadap guru dilakukan secara
testruktur berdasarkan pada pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan.
Sedangkan wawancara kepada siswa dilakukan secara tidak terstruktur.
2. Teknik Observasi
Observasi sering disebut sebagai metode pengamatan yang artinya
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata (secara langsung).
Observasi atau pengamatan dilakukan di saat proses pembelajaran PKn materi
Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial untuk
mengumpulkan data perkembangan pemahaman atau pengetahuan siswa dalam
materi tersebut. Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Dari pengamatan tersebut diperoleh data pengamatan sikap siswa
dan kegiatan guru saat proses pembelajaran.
Pengamatan terhadap guru pengajar (peneliti) difokuskan pada RPP
dan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran PKn materi
“Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial” dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Pengamatan terhadap
siswa difokuskan pada sikap/perilaku siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan berdasarkan lembar observasi
yang sudah dipersiapkan.
3. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil kompetensi
siswa yaitu kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial. Peneliti melakukan penilaian melalui tes tertulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
baik secara berkelompok maupun individu. Tes juga bertujuan untuk
mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Teknis tes
ini dilaksanakan 2 kali yaitu pre-test untuk mengetahui kompetensi/
kemampuan awal siswa sebelum tindakan dan pos-test dilakukan setelah siswa
menerima pembelajaran menggunakan model PBL.
4. Kajian Dokumen
Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip
yang ada seperti kurikulum, RPP guru, buku atau materi pelajaran, dan arsip
nilai yang diberikan oleh guru (Sarwiji Suwandi, 2009:59). Kajian dokumen
ini dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip berupa KTSP SDN 01
Tlobo, RPP yang digunakan oleh guru kelas dalam pembelajaran PKn materi
“Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial”, dan nilai pre
tes yang dilakukan sebelum tindakan.
F. Validitas Data
Validitas atau keabsahan adalah kesahihan pengukuran atau penilaian
dalam penelitian. Sarwiji Suwandi (2008: 69) mengemukakan bahwa “Suatu
informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya
sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai
dasar yang kuat dalam menarik simpulan.” Teknik yang digunakan untuk
memeriksa validitas data dalam penelitian ini yaitu triangulasi. Triangulasi terdiri
atas menarik kembali rangkaian kausal yang paling masuk akal dari rancangan
program untuk pengerjaan hasil sementara (sampel kerja), untuk memperoleh
hasil akhir (angka uji), mencoba untuk bisa mendapatkan lebih dari satu ukuran
dari berbagai sumber untuk setiap kaitan dalam rangkaian (Miles & Huberman,
2009: 436). Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Trianggulasi Sumber, yaitu dengan mengkroscekkan data yang diperoleh
dengan informasi dari peserta didik, guru, serta kepala sekolah ataupun pihak-
pihak yang berhubungan.
2. Triangulasi Metode, yaitu mengumpulkan data dengan metode pengumpulan
data yang berbeda tetapi mengarah pada sumber data yang sama. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
menggunakan metode tes, observasi dan wawancara diharapkan didapat hasil
yang seakurat dan sebanyak mungkin mengenai anggota penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini merupakan suatu model analisis
interaktif dimana ada tiga komponen analisa yaitu reduksi data, penyajian data
(data display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Tujuan dari analisis data
ini adalah untuk mencari kebenaran dari data-data yang telah diperoleh, sehingga
dari sini bisa ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui
seleksi data mentah menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk
digunakan dan mendukung dalam penelitian ini adalah hasil observasi
keaktifan siswa dan hasil kompetensi siswa sebelum tindakan, hasil wawancara
dengan guru dan siswa, dan hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
serta hasil kompetensi siswa dalam pembelajaran PKn materi “Dampak
Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial” setelah siklus I dan
siklus II.
2. Display data (penyajian data)
Display data merupakan proses menampilkan data secara sederhana
dalam bentuk kata-kata, kalimat, naratif, tabel, matrik dan grafik dengan
maksud agar data yang telah dikumpulkan dikuasai oleh peneliti sebagai dasar
untuk mengambil kesimpulan yang tepat.
3. Penarikan Simpulan atau verifikasi
Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian
data. Penarikan simpulan dilakukan sebagai proses pengambilan intisari dan
sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat
yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu kesatuan yang jalin-menjalin pada
saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,
untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Oleh karena itu, penelitian ini
sifatnya kualitatif maka diberlakukan adanya objektifitas, subjektivitas, dan
kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah
dipahami bagi para pembaca secara mendalam.
Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut
dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan seperti pada gambar 3.1 sebagai
berikut :
Gambar 3.1. Bagan Siklus Analisis Interaktif
( Miller dan Huberman, 2007:20)
Dari bagan pada gambar 3.1 diatas, langkah yang akan ditempuh dalam
penelitian ini adalah:
1. Melakukan analisis awal, dengan cara mengumpulkan dokumen yang ada.
Dokumen tersebut antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan daftar nilai PKn peserta didik kelas IV SD Negeri 01 Tlobo.
2. Pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul selama proses
pembelajaran PKn berlangsung.
3. Mengembangkan bentuk sajian data yaitu menyusun sekumpulan informasi
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
4. Melakukan analisis data.
5. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
(Data Display)
Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
H. Indikator Kinerja
Indikator ketercapaian (kinerja) adalah rumusan indikator ketercapaian
yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau
keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Hal yang dijadikan sebagai
indikator ketercapaian dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial
dengan menggunakan model PBL pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo.
Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP PKn kelas IV
serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 73.
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, dengan ketentuan siklus
akan berhenti apabila pembelajaran dikatakan berhasil dengan nilai siswa dalam
pembelajaran PKn materi mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial dengan menggunakan model PBL secara klasikal
memperoleh nilai ≥ 73 (KKM) mencapai 80% dengan rata-rata nilai ≥ 80. Dan
apabila pada siklus II pembelajaran belum berhasil mencapai indikator yang telah
ditetapkan, maka siklus akan berlanjut sampai siklus ke-n sampai tercapainya
indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme
kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (2 siklus), yang dalam setiap siklusnya
tercakup 4 kegiatan, perencanaan, pelaksanaan (tindakan), observasi, dan
refleksi. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Suhardjono dalam Suharsimi
Arikunto dkk (2006: 74) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan proses
pengkajian sistem berdaur dalam suatu siklus. Sistem prosedur penelitian ini
digambarkan pada gambar 3.2 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Gambar 3.2 : Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto dkk (2006: 74))
Rancangan prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai
berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menyiapkan perencanaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian
yaitu penyusunan RPP sesuai SK dan KD (lampiran 9 halaman 132)
yang telah disesuaikan dengan prosedur model Problem Based
Learning.
2) Guru merancang situasi masalah yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan (Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata
Sosial).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Guru mengorganisasikan sumber daya sebagai sarana pendukung dalam
pembelajaran seperti tata ruang kelas dan perpustakaan.
4) Menyiapkan instrumen diskusi kelompok dan tes tertulis untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial.
5) Guru menyiapkan instrumen penilaian afektif (lampiran 6 halaman
124), instrumen penilaian psikmotor (lampiran 7 halaman 126) dan
lembar penilaian APKG (lampiran 32 halaman 184).
b. Tahap Pelaksanaan
Guru (peneliti) melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
dalam skenario pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan baik
pada siklus I maupun siklus II dilakukan 2 pertemuan. Adapun langkah-
langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus I sebagai berikut :
Pertemuan I
Kegiatan awal :
Guru melaksanakan kegiatan pra awal yang meliputi
mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas, berdoa bersama
kemudian presensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran. Apersepsi dengan menunjukkan beberapa gambar yang
berkaitan dengan globalisasi dan tanya jawab materi globalisasi.
Kegiatan Inti :
a) Eksplorasi
Siswa mengidentifikasi gambar yang ditunjukkan guru, apa perbedaan
transportasi yang digunakan masyarakat pada saat sebelum dan sesudah
adanya globalisasi. Siswa mendeskripsikan pengertian teknologi
informasi dan mengaitkannya dengan globalisasi. Kemudian guru
memotivasi siswa dengan menunjukkan gambar contoh kebudayaan
yang berkembang di dalam masyarakat secara global. Guru menggali
informasi pengetahuan siswa mengenai dampak globalisasi teknologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
informasi dengan meminta siswa menyebutkan contoh dampak
globalisasi di lingkungannya.
b) Elaborasi
Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai prosedur pelaksanaan
pembelajaran dengan model PBL. Guru mengorientasikan siswa pada
sebuah permasalahan untuk dipecahkan secara berkelompok dengan
memberikan lembar kerja diskusi (fase 1), lihat lampiran 11 halaman
143. Selanjutnya guru meminta siswa untuk menungkapkan hal-hal
yang tidak dimengerti dalam lembar kerja diskusi kemudian
membentuk siswa ke dalam 4 kelompok (fase 2). Dalam membentuk
kelompok guru menunjuk 4 siswa untuk menjadi ketua kelompok. Lalu
ke-empat siswa tersebut diminta mengambil 3 gulungan kertas yang
berisi nama siswa secara acak sebagai anggota kelompoknya masing-
masing yang salah satunya bertugas sebagai notulen. Setiap kelompok
mendapat permasalahan yang berbeda untuk dicarikan pemecahan
masalahnya (fase 3). Guru membimbing jalannya diskusi hingga waktu
diskusi habis. Kemudian ketua kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya (lampiran 48 halaman 227) serta diikuti kegiatan tanya
jawab dan berpendapat (fase 4). Setelah itu guru mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai refleksi terhadap diskusi siswa dalam pemecahan
masalah (fase 5).
c) Konfirmasi
Pemberian reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok.
Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang
dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa dalam
pemecahan masalah. Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan
berpartisipasi aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kegiatan Akhir:
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran (refleksi)
kemudian guru memberikan soal evaluasi secara individu (lampiran 12
halaman 145). Siswa diberikan tugas secara individu untuk memberikan
pendapat atas permasalahan dan memberikan pemecahannya sesuai pada
tugas kelompok masing-masing. Penyampaian pesan-pesan moral dari
guru. Salam penutup.
Pertemuan II
Kegiatan awal :
Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas (tindakan
preventif). Berdoa bersama kemudian presensi kehadiran siswa. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Apersepsi dengan mengulas materi
sebelumnya.
Kegiatan Inti:
a) Eksplorasi
Guru menunjukkan sebuah handphone kepada siswa, kemudian siswa
mengidentifikasi dampak handphone tersebut dalam kehidupan
masyarakat. Siswa berpikir terkait hal-hal yang harus dilakukan untuk
menyikapi dampak globalisasi teknologi informasi.
b) Elaborasi
Guru memberikan beberapa gambar permasalahan sebagai akibat
adanya globalisasi teknologi informasi (lampiran 13 halaman 146)
kepada setiap kelompok (fase 1). Setelah itu guru meminta siswa
untuk duduk sesuai kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya, siswa dikondisikan dalam kelompok belajar dan diberi
kesempatan untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak dimengerti
(fase 2). Setiap kelompok menyelesaikan permasalahan yang
diberikan oleh guru mengenai cara-cara menyikapi dampak negatif
dari globalisasi teknologi informasi sesuai bagiannya masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(fase 3). Guru membimbing jalannya diskusi hingga waktu diskusi
habis. Kemudian ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
(lampiran 49 halaman 228) serta diikuti kegiatan tanya jawab dan
berpendapat (fase 4). Setelah itu guru mengajukan beberapa
pertanyaan sebagai refleksi terhadap diskusi siswa dalam pemecahan
masalah (fase 5).
c) Konfirmasi
Pemberian reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok.
Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang
dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa dalam
pemecahan masalah. Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan
berpartisipasi aktif.
Kegiatan Akhir :
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran (refleksi)
kemudian guru memberikan soal evaluasi secara individu (lampiran 14
halaman 148). Penyampaian pesan-pesan moral dari guru. Salam
penutup.
c. Tahap Observasi / pengamatan Tindakan
Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan tindakan
dalam pembelajaran PKn materi “Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial” dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL). Pada tahap pengamatan ini dilakukan beberapa
hal, diantaranya sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan terhadap sikap atau kondisi siswa (penilaian
proses) siswa yaitu aspek afektif siswa (lampiran 18 halaman 152),
dan mengamati keaktifan siswa dalam bertanya maupun berpendapat
serta keikutsertaan siswa dalam diskusi pemecahan masalah atau
aspek psikomotor (lampiran 19 halaman 154).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2) Melakukan penilaian kemampuan mendeskripsikan dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial berpedoman pada
lembar penilaian tes tertulis yang telah disiapkan.
Tahap observasi berguna untuk mengetahui kekurangan-
kekurangan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap ini dilakukan pada
proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan.
d. Tahap analisis dan Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses
pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai siswa
tentang kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial dengan menggunakan model
problem based learning. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator
untuk membantu menemukan permasalahan pembelajaran yang akan
digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dalam perencanaan siklus
berikutnya. Penemuan masalah yang akan didiskusikan mengarah pada
kelebihan dan kelemahan proses dan hasil pembelajaran pada siklus I.
Temuan yang terdapat pada siklus I yaitu terjadi peningkatan
kualitas proses dan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial. Ketuntasan klasikal
hasil belajar mencapai 62,5% (10 siswa) dari 16 siswa (lampiran 17
halaman 151). Siswa juga sudah terlihat lebih aktif dan antusias
dibanding dengan kondisi awal. Namun, kondisi ini belum mencapai
indikator akhir ketercapaian penelitian sehingga perlu dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
Setelah berdiskusi dengan guru kelas IV, diperoleh temuan
mengenai hal-hal yang menyebabkan kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial kurang maksimal antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1) Keaktifan siswa masih tergolong rendah, hanya beberapa siswa yang
berani menjawab saat diberi pertanyaan oleh guru.
2) Keberanian siswa belum terlihat maksimal atau masih terdapat siswa
yang enggan memberikan pendapat dalam diskusi kelompok
pemecahan masalah.
3) Siswa kurang percaya diri, terlihat saat mempresentasikan hasil
diskusi masih malu-malu sehingga mendeskripsikannya terasa kaku.
4) Sebagian siswa masih kurang terampil berbicara di depan kelas,
masih terlihat diam karena lupa apa yang akan dikatakan.
5) Guru jarang menegur atau memperingatkan siswa yang tidak fokus
terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
6) Siswa belum dapat memanfaatkan waktu. Hal ini karena siswa tidak
memikirkan betapa terbatasnya waktu yang tersedia sehingga mereka
kurang bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
2. Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Guru membuat rencana pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn
materi Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial
sesuai SK dan KD yang telah ditentukan (lampiran 20 halaman 156)
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan
berlandaskan proses pembelajaran pada siklus I (Perbaikan).
2) Guru menyiapkan bagan pengaruh gobalisasi dan sikap terhadap
pengaruh globalisasi sebagai bahan untuk diskusi kelompok siswa
(lampiran 22 halaman 168 dan lampiran 24 halaman 171).
3) Guru menyiapkan soal evaluasi atau instrument test tertulis (lampiran
23 halaman 170 dan lampiran 25 halaman 172).
4) Guru menyiapkan lembar penilaian afektif (lampiran 6 halaman 124),
lembar penilaian psikomotor (lampiran 7 halaman 126), dan lembar
APKG (lampiran 32 halaman 184).
Perbaikan tindakan yang akan dilakukan dari hasil refleksi
siklus I yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1) Guru meningkatkan kulitas proses baik dari aspek afektif maupun
aspek psikomotor di dalam proses pembelajaran dengan menciptakan
kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa
untuk belajar.
2) Memberikan permasalahan yang lebih menarik dengan melakukan
diskusi kelompok kembali. Siswa yang belum aktif berdiskusi, perlu
dibangkitkan semangatnya sehingga diskusi yang dilaksanakan
bermanfaat untuk menyempurnakan hasil kerjanya.
3) Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil
berbicara di depan kelas saat mempresentasikan hasil diskusi maupun
saat menjawab pertanyaan dari guru dengan cara penguatan verbal dan
pemberian bintang bagi siswa yang aktif.
4) Guru menciptakan suasana kompetisi dengan membuat dua buah
bagan mengenai dampak globalisasi teknologi informasi dan cara
menyikapinya, sehingga kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup.
5) Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa
semakin berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan lebih
meningkatkan keaktifannya.
6) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya.
7) Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas diri saat pelaksanaan diskusi dalam
pemecahan masalah dan tidak menyimpang dari materi.
8) Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara
pendekatan individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada
proses pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Pada siklus II pelaksanaan tindakan berdasarkan hasil temuan
yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan siklus
tersebut dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata
pelajaran PKn tepatnya materi Dampak Globalisasi Teknologi Informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Terhadap Tata Sosial dengan model PBL. Langkah-langkah
pembelajarannya sebagai berikut:
Pertemuan I
Kegiatan awal:
Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas. Berdoa
bersama kemudian presensi kehadiran siswa. Menyampaikan tujuan dan
uraian kegiatan pembelajaran secara singkat dan jelas. Apersepsi dengan
tanya jawab terkait materi globalisasi pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti:
a) Eksplorasi
Siswa membaca buku sumber mengenai dampak globalisasi,
kemudian mengidentifikasi aspek-aspek kehidupan masyarakat yang
terkena dampak globalisasi teknologi informasi. Selanjutnya mencari
alternatif cara atau sikap untuk menghadapi hal tersebut.
b) Elaborasi
Guru mengorientasikan siswa pada sebuah permasalahan untuk
dipecahkan secara berkelompok dengan memberikan beberapa potong
kertas untuk dirangkai hingga membentuk suatu bagan mengenai
pengaruh globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial beserta
cara menyikapinya (fase 1), lihat lampiran 37 halaman 208. Guru
meminta siswa untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak dimengerti
mengenai permasalah yang diberikan kemudian meminta siswa untuk
duduk sesuai kelompok yang susdah terbentuk (fase 2). Setiap
kelompok melaksanakan diskusi sesuai tugas yang diberikan oleh guru
(fase 3). Guru membimbing jalannya diskusi hingga waktu diskusi
habis. Kemudian ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
(lampiran 50 halaman 229) serta diikuti kegiatan tanya jawab dan
berpendapat (fase 4). Setelah itu guru mengajukan beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pertanyaan sebagai refleksi terhadap diskusi siswa dalam pemecahan
masalah (fase 5).
c) Konfirmasi
Pemberian reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok.
Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang
dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan. Siswa dimotivasi agar lebih
semangat dan berpartisipasi aktif.
Kegiatan Akhir:
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran (refleksi)
kemudian guru memberikan soal evaluasi secara individu (lampiran 23
halaman 170). Siswa diberikan tugas secara individu untuk mengamati
acara di televisi kemudian menuliskan daftar acara beserta keterangannya
pada sebuah tabel (lampiran 24 halaman 171). Penyampaian pesan-pesan
moral dari guru. Salam penutup.
Pertemuan II
Kegiatan awal:
Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas, berdoa
bersama kemudian presensi kehadiran siswa. Menyampaikan tujuan
pembelajaran secara singkat dan jelas. Apersepsi dengan mengulas
materi sebelumnya dan tanya jawab terkait materi globalisasi.
Kegiatan inti:
a) Eksplorasi
Siswa menunjukkan tugas pertemuan sebelumnya mengenai tabel
pengamatan daftar nama acara televisi beserta keterangannya
kemudian siswa mengklasifikasikan acara-acara tersebut sesuai
kategorinya (SU, BO, A, DW). Selanjutnya mengidentifikasi acara
yang termasuk kategori apa yang boleh mereka saksikan dan mana
yang tidak boleh mereka saksikan beserta alasannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b) Elaborasi
Guru memberikan pengarahan untuk menindaklanjuti tugas pertemuan
sebelumnya, yaitu hasil tugas masing-masing siswa dikumpulkan
menjadi satu sesuai kelompok diskusi yang telah terbentuk kemudian
dari data tersebut dibuat grafik untuk dibandingkan dan diberi
komentar atau pendapat (fase 1). Guru meminta siswa untuk
mengungkapkan hal-hal yang tidak dimengerti mengenai permasalah
yang diberikan (fase 2). Setiap kelompok melaksanakan diskusi sesuai
tugas yang diberikan oleh guru (fase 3). Guru membimbing jalannya
diskusi hingga waktu diskusi habis. Kemudian ketua kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya (lampiran 51 halaman 230) serta
diikuti kegiatan tanya jawab dan berpendapat (fase 4). Setelah itu guru
mengajukan beberapa pertanyaan sebagai refleksi terhadap diskusi
siswa dalam pemecahan masalah (fase 5).
c) Konfirmasi
Pemberian reward (penguatan) kepada masing-masing kelompok.
Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang
dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan. Siswa dimotivasi agar lebih
semangat dan berpartisipasi aktif.
Kegiatan Akhir:
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran (refleksi)
kemudian guru memberikan soal evaluasi secara individu (lampiran 25
halaman 172). Penyampaian pesan-pesan moral dari guru. Salam
penutup.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan oleh guru kelas IV terhadap pelaksanaan
tindakan oleh peneliti dalam proses kegiatan pembelajaran PKn materi
“Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial” dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
model problem based learning. Pada tahap pengamatan dilakukan
beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa sebagai penilaian proses
(lampiran 30 halaman 180 dan lampiran 31 halaman 182) dan kerja
guru di dalam proses pembelajaran PKn dengan model PBL di kelas
dengan berpedoman pada lembar observasi aktivitas siswa dan
terhadap kinerja guru (lampiran 32 halaman 184).
2) Melakukan penilaian kemampuan siswa dalam mendeskripsikan
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial dengan
berpedoman pada lembar penilaian tes evaluasi (lampiran 29 halaman
179).
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis
semua data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara dan
evaluasi. Sasaran pada siklus II yaitu kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso Karanganyar
meningkat dan siswa yang mendapat nilai sama atau di atas KKM atau
dikatakan tuntas sebanyak 87,5 % (14 siswa) dari 16 siswa (lampiran 29
halaman 179). Berdasarkan data tersebut, kualitas proses dan
kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial sudah mencapai indikator ketercapaian
penelitian sehingga siklus (tindakan) dapat dihentikan. Hal ini
membuktikan bahwa penggunaan model Problem Based Learning dalam
pembelajaran PKn kelas IV telah berhasil meningkatkan kemampuan
siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso Karanganyar dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dikemukakan tentang: (A) Deskripsi lokasi
penelitian (B) Deskripsi kondisi awal (prasiklus), (C) Pelaksanaan tindakan
(siklus), (D) Hasil penelitian, dan (E) Pembahasan hasil penelitian. Penelitian
tindakan dilakukan dalam 2 siklus dengan empat tahap dalam setiap siklusnya.
Tahapan tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi.
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Tlobo, yang beralamatkan di
jalan Jatiyoso-Jatipuro Karanganyar. Sekolah ini berstatus negeri dengan Nomor
Statistik Sekolah (NSS) 101031311005 yang dikepalai oleh Bapak Warno, S.Pd.
Secara geografis SD Negeri 01 Tlobo terletak di Desa Belang, Kelurahan Tlobo,
Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar. Letak SD Negeri 01 Tlobo cukup
strategis karena berada di dekat pemukiman penduduk dan terletak dipinggir jalan
raya Jatiyoso-Jatipuro.
Data personil ketenagaan SD Negeri 01 Tlobo terdiri dari satu kepala
sekolah, enam guru kelas, satu guru Agama Islam, satu guru Penjaskes, satu guru
Bahasa Inggris, satu penjaga sekolah, satu petugas TU, dan satu petugas
perpustakaan. Semua personil telah melaksanakan tugasnya masing-masing
dengan baik sesuai dengan tanggungjawabnya.
Jumlah peserta didik SD Negeri 01 Tlobo pada tahun pelajaran
2011/2012 adalah 157 peserta didik. Dengan perincian sebagai berikut: kelas I
sebanyak 26 peserta didik, kelas II sebanyak 28 peserta didik, kelas III sebanyak
29 peserta didik, kelas IV sebanyak 16 peserta didik, kelas V sebanyak 29 peserta
didik, dan kelas VI sebanyak 29 peserta didik. Peserta didik SD Negeri 01 Tlobo
berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda.
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat
peraga untuk berbagai mata pelajaran tersedia. Alat peraga tersedia di dalam
kelas, tetapi alat peraga tersebut tidak dimanfaatkan oleh guru dengan baik dalam
proses pembelajaran. Selain itu di sekolah tidak ada tempat khusus untuk
menyimpan alat peraga tersebut. Alat peraga tersebut menjadi tidak terawat
dengan baik, sehingga banyak alat peraga yang rusak.
B. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)
Pengamatan kondisi awal (prasiklus) dilakukan untuk mengetahui
keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses
penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan
guru dan siswa serta pengamatan proses pembelajaran berbicara di kelas.
1. Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa
Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan pada hari Sabtu, 21
Januari 2012. Peneliti sebagai pewawancara sedangkan bapak Sunaryo, S.Pd
(guru kelas IV) dan beberapa siswa kelas IV sebagai narasumber. Wawancara
terhadap guru kelas IV dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya pedoman
wawancara sudah disusun (lampiran 2 halaman 117). Setting wawancara
bertempat di ruang Kepala Sekolah pada waktu istirahat pukul 09.00 WIB.
Hal yang peneliti tanyakan kepada guru yaitu tentang pelaksanaan dan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn yang pernah diterapkan oleh guru
pada waktu sebelumnya. Hasil wawancara tersebut diindikasikan bahwa terjadi
permasalahan dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 01
Tlobo Jatiyoso Karanganyar. Menurut guru, pembelajaran PKn masih sulit
untuk dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat siswa terhadap
pelajaran PKn dan kurangnya usaha penerapan guru mengenai model inovatif
tentang pembelajaran PKn, sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar
PKn siswa.
Pendapat tersebut juga didukung oleh hasil wawancara dengan
beberapa siswa kelas IV mengenai minat mereka terhadap pelajaran PKn.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Pelaksanaan wawancara kepada siswa dilakukan pada waktu istirahat kedua
pukul 11.00 WIB di ruang kelas IV. Wawancara terhadap siswa dilakukan
secara tidak terstruktur artinya tanpa mempersiapkan pedoman wawancara dan
pertanyaan diberikan secara langsung (spontan) sesuai kemampuan atau
pemahaman peneliti. Siswa menyatakan kurang berminat terhadap pelajaran
PKn. Pada umumnya mereka menyatakan kurang suka mengikuti pembelajaran
PKn di kelas karena mereka menganggap bahwa pelajaran PKn hanya
mengandalkan kegiatan menghafal saja. Sedangkan para siswa merasa tidak
begitu pandai menghafal dan memahami isi. Mereka juga menyatakan kurang
suka dengan cara guru yang kurang inovatif dalam menyampaikan materi
sehingga membuat mereka bosan.
2. Hasil Pre Tes
Pre tes pada pembelajaran PKn di kelas IV dilaksanakan pada awal
pelaksanaan tindakan siklus I hari Rabu, 21 Maret 2012 pukul 07.15 WIB. Pre
tes tersebut bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
mendeskrepsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial
sebelum menggunakan model pembelajaran problem based learning. Peneliti
bertindak sebagai guru/pengajar dan guru kelas IV (bapak Sunaryo, S.Pd)
bertindak sebagai observer. Observer mengamati proses pembelajaran PKn
yang sedang berlangsung dengan berpedoman pada lembar observasi penilaian
proses. Sedangkan, untuk pengamatan terhadap proses pembelajaran dilakukan
secara menyeluruh tanpa lembar pengamatan khusus.
Sebagai gambaran awal hasil pengamatan yaitu kegiatan proses
pembelajaran PKn di kelas IV masih banyak terdapat kekurangan, antara
lain:
(1) Guru kurang baik dalam perencanaan pembelajaran, hal itu terbukti
dengan tidak mempersiapkan RPP terlebih dahulu sebelum mengajar.
(2) Guru kurang memperhatikan aspek afektif dan psikomotor siswa saat
mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(3) Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran karena guru menggunakan
metode yang konvensional dalam pembelajaran. Siswa cenderung pasif di
dan kurang tertarik dengan pembelajaran.
(4) Posisi guru saat mengajar lebih banyak di depan dan kurang memberikan
perhatian kepada siswa yang duduk paling belakang.
(5) Proses pembelajaran PKn kurang efektif dan efisien yang masih bersifat
individu. Padahal dalam kenyataannya penerapan pembelajaran PKn
memerlukan model inovatif yang melibatkan siswa untuk berperan aktif
dalam proses pembelajaran sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dan
siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna.
Agar lebih jelas, berikut adalah daftar distribusi frekuensi hasil belajar
PKn siswa kelas IV SDN 01 Tlobo pada kondisi awal atau sebelum
menggunakan model Problem Based Learning secara singkat (lihat lampiran 4
halaman 121) yang tersaji pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV pada
Kondisi Awal
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah (xi) Fi.xi
Presentase
(%) Keterangan
1 43 - 48 1 45,5 45,5 6,25 Tidak Tuntas
2 49 - 54 1 51,5 51,5 6,25 Tidak Tuntas
3 55 - 60 2 57,5 115 12,5 Tidak Tuntas
4 61 - 66 1 63,5 63,5 6,25 Tidak Tuntas
5 67 - 72 5 69,5 347,5 31,25 Tidak Tuntas
6 73 - 78 6 75,5 453 37,5 Tuntas
Jumlah 16 1076 100
Nilai rata-rata = 67,25
Ketuntasan klasikal = 37,5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Data penilaian pembelajaran PKn sebelum diadakan tindakan pada
siswa kelas IV SDN 01 Tlobo pada tabel 4.1 tersebut dapat disajikan dalam
grafik pada gambar 4.1 dibawah ini :
Gambar 4.1 Grafik Data Nilai PKn Siswa Kelas IV pada Kondisi Awal
Nilai kemampuan siswa dalam pembelajaran PKn prasiklus pada tabel
4.1 dan gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai
dalam interval 43-48 sebanyak 1 siswa (6,25%), interval nilai 49-54 terdapat 1
siswa (6,25%), interval nilai 55-60 sejumlah 2 siswa (12,5%), interval nilai 61-
66 terdapat 1 siswa (6,25%), interval nilai 67-72 sejumlah 5 siswa (31,25%),
dan terdapat 6 siswa (37,5%) mendapat nilai dalam interval 73-78. Nilai rata-
rata kelas adalah 67,1 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 6 siswa (37,5%)
dari jumlah siswa. Hasil ini menunjukkan kualitas hasil pembelajaran PKn
siswa pada kondisi awal masih rendah sehingga perlu diupayakan peningkatan.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya guru dan peneliti
melakukan diskusi untuk mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam
pelaksanaan pembelajaran, sehingga dicapailah kesepakatan bahwa peneliti akan
melakukan penelitian tindakan kelas bersama guru kelas IV sebagai kolaborator
dengan judul ”Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Dampak Globalisasi
Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial Melalui Model Problem Based
Learning Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso Karanganyar Tahun
6,25% 6,25%
12,5%
6,25%
31,25%
37,5%
0
1
2
3
4
5
6
7
43-48 49-54 55-60 61-66 67-72 73-78
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pelajaran 2011/2012”. Melihat penyebab rendahnya kemampuan tersebut yang
bersumber dari siswa yaitu pada rendahnya aspek afektif dan psikomotor maka
peningkatan proses pada penelitian ini lebih memfokuskan pada kedua aspek
tersebut. Sedangkan, hasil pembelajaran difokuskan pada aspek kognitif yakni
peningkatan kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi dan jumlah
ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning.
C. Pelaksanaan Tindakan (Siklus)
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Pada pelaksanaannya peneliti bertindak
sebagai pengajar dan guru kelas IV sebagai observer.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu
21 Maret 2012 (pertemuan 1) dan Sabtu 24 Maret 2012 (pertemuan 2).
Tahapan-tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rencana tindakan
yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus I ini untuk
mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan
dicapai adalah meningkatnya kualitas proses pembelajaran dan sebesar 80 %
siswa tuntas dari hasil tes kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial. Tahap-tahap perencanaan pada
siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan
silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas IV semester
II materi globalisasi (lampiran 9 halaman 132).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Standar Kompetensi:
3. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.
Kompetensi Dasar:
4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di
lingkungannya.
4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di
lingkungannya.
Indikator:
Kognitif
1. Siswa dapat menjelaskan makna globalisasi.
2. Siswa dapat mendeskripsikan dampak positif globalisasi di
lingkungannya.
3. Siswa dapat mendeskripsikan dampak negatif globalisasi di
lingkungannya.
4. Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan untuk
menghadapi pengaruh globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial.
Afektif
5. Siswa mampu memberikan contoh dampak teknologi informasi
terhadap tata sosial di lingkungannya.
6. Siswa mampu menentukan sikap atau tidakan yang harus dilakukan
untuk menhgadapi pengaruh globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial di lingkungannya.
Psikomotor
7. Siswa mampu mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial di lingkungannya.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dirancang
dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2x35
menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35 menit.
Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber dan media
pembelajaran, dan teknik penilaian.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas IV yang biasa
digunakan setiap hari. Ketika diskusi berlangsung, tempat duduk atau
kursi diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat melakukan
diskusi dengan baik.
b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial. Sebagai hasilnya
adalah siswa dapat mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial . Sedangkan materi pada pertemuan II
mempelajari tentang hal-hal yang harus harus dilakukan untuk
menyikapi adanya pengaruh globalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah gambar. Media pembelajaran pada siklus I berupa
gambar yang berkaitan dengan globalisasi, gambar contoh kebudayaan
yang berkembang di dalam masyarakat secara global.
3) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, Pelaksanaan Pembelajaran Guru,
dan Penilaian Proses Siswa
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan
hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan.
Lembar observasi RPP dibuat untuk menilai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran peneliti oleh guru kelas IV. RPP merupakan kerangka
prosedural yang sangat penting dalam perancanaan pembelajaran
sehingga perlu dibuat penilaian. Lembar pengamatan penilaian proses
siswa meliputi aspek afektif dan psikomotor siswa dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pelaksanaan pembelajaran PKn. Pengamatan siswa ini berfungsi sebagai
hasil penilaian nontes kualitas proses. Sedangkan lembar observasi
yang dibuat untuk guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya
kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa
penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes tertulis
secara individu sebagai hasil kemampuan siswa dalam mendeskripsikan
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial sesuai
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Untuk instrumen nontes dinilai
berdasarkan hasil observasi penilaian proses siswa yang dilakukan
oleh peneliti dengan berdasarkan lembar penilaian proses siswa dalam
pembelajaran PKn yang meliputi aspek afektif dan aspek psikomotor
siswa selama pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Maret 2012 dan
pertemuan kedua pada hari Sabtu, 24 Maret 2012. Pelaksanaan tindakan
tersebut dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 01 Tlobo.
Dalam pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai guru/
pengajar proses kegiatan pembelajaran PKn materi globalisasi dengan
menggunakan model problem based learning, sedangkan guru kelas IV
(bapak Sunaryo, S.Pd) melakukan observasi atau pengamatan terhadap
jalannya proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan aktif
yang mengendalikan dan mengamati jalannya pembelajaran PKn di dalam
kelas.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Pada pertemuan pertama yang diajarkan kepada siswa kelas IV
terlebih dahulu adalah mengenai makna globalisasi dan dampaknya terhadap
tata sosial di lingkungan sekitar. Sebelum memulai pembelajaran guru
(peneliti) melakukan kegiatan pra awal yakni membuka pembelajaran
dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas
sebagai tindakan preventif (pencegahan) terhadap penghambat jalannya
proses pembelajaran. Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua
kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih mengenal dan
mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari
itu. Pertemuan pertama, siswa masuk semua sesuai jumlah siswa kelas IV
yaitu ada 16 siswa.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajarannya mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara
singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas
pada hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran pada pertemuan
pertama yaitu siswa mampu menjelaskan makna globalisasi dengan benar
dan siswa mampu mendeskripsikan dampak positif dan dampak negatif
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial di lingkungannya
dengan baik. Setelah itu, guru memberikan apersepsi sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan pandangan
tentang materi globalisasi yang akan dipelajari siswa. Apersepsi
diberikan dengan menunjukkan beberapa gambar yang berkaitan dengan
globalisasi dan tanya jawab materi globalisasi.
Gambar tersebut yaitu seperti pada gambar 4.2 dan gambar 4.3
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Gambar 4.2. Kesibukan Masyarakat dengan Komputer
Gambar 4.3. Balita Menikmati Laptop
2) Kegiatan Inti
Masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu sekitar 50
menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat
tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan
tindakaneksplorasi agar guru mampu menggali pemahaman awal yang
ada pada diri siswa.
a) Eksplorasi
Siswa mengidentifikasi gambar yang ditunjukkan guru
mengenai perbedaan gaya hidup masyarakat serta transportasi yang
digunakan masyarakat pada saat sebelum dan sesudah adanya
globalisasi. Siswa mendeskripsikan pengertian teknologi informasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
mengaitkannya dengan globalisasi. Kemudian siswa menyebutkan
contoh dampak globalisasi di lingkungannya.
Gambar tersebut yaitu seperti pada gambar 4.4 dan gambar
4.5 sebagai berikut:
Gambar 4.4. Gaya Rambut Anak Punk
Gambar 4.5. Perbandingan Alat Transportasi Tradisional dan
Modern
b) Elaborasi
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman
materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan
siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari
guru tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan model PBL.
Pelaksanaan pembelajaran tersebut sebagai berikut:
(1) Fase 1, guru mengorientasikan siswa pada sebuah permasalahan
untuk dipecahkan secara berkelompok dengan memberikan
lembar kerja diskusi (lampiran 11 halaman 143).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
(2) Fase 2, guru meminta siswa untuk menungkapkan hal-hal yang
tidak dimengerti dalam lembar kerja diskusi kemudian
membentuk siswa ke dalam 4 kelompok. Dalam membentuk
kelompok guru menunjuk 4 siswa untuk menjadi ketua kelompok.
Lalu ke-empat siswa tersebut diminta mengambil 3 gulungan
kertas yang berisi nama siswa secara acak sebagai anggota
kelompoknya masing-masing yang salah satunya bertugas sebagai
notulen.
(3) Fase 3, setiap kelompok mendapat permasalahan yang berbeda
untuk dicarikan pemecahan masalahnya , caranya seperti yang
sudah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Permasalahan untuk
kelompok 1 yakni mengenai gaya rambut yang warna-warni atau
gaya pakaian ketat memakai rantai, kelompok 2 mengenai adanya
pasar swalayan, masyarakat menjadi lebih mudah membeli
barang-barang yang sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, kelompok 3 mengenai masyarakat di
perkotaan yang sudah tidak mengenal budaya gotong royong dan
sibuk dengan urusannya masing-masing, sedangkan kelompok 4
mengenai adanya telepon dan handpone, orang-orang dapat
berhubungan dengan saudara atau teman di tempat yang jauh.
Setiap kelompok bertugas memberikan pendapat mengenai
permasalahan masing-masing kemudian menggolongkannya ke
dalam dampak positif ataukah negatif setelah itu diberi alasannya.
Guru membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi hingga
waktu diskusi habis.
(4) Fase 4, setelah diskusi selesai kemudian ketua kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya (lampiran serta diikuti
kegiatan tanya jawab dan berpendapat dari kelompok lain.
(5) Fase 5, guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai refleksi
terhadap diskusi siswa dalam pemecahan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
c) Konfirmasi
Kegiatan inti pada konfirmasi, guru memberian reward
(penguatan) kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan
kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru
memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa dalam pemecahan
masalah. Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi
aktif.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit.
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran (refleksi)
kemudian guru memberikan soal evaluasi secara individu (lampiran 12
halaman 145). Selanjutnya siswa diberikan tugas secara individu untuk
memberikan pendapat atas permasalahan dan memberikan
pemecahannya sesuai pada tugas kelompok masing-masing. Hal ini
merupakan tindak lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaian
pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan
bersikap yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses
pembelajaran dengan salam.
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan cara
atau hal-hal yang harus dilakukan untuk menyikapi pengaruh atau dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial di lingkungan
masyarakat. Kegiatan pra awal yang guru (peneliti) lakukan tidak berbeda
jauh dari pertemuan I karena dimulai awal masuk sekolah (jam pertama)
yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan
dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan)
terhadap penghambat jalannya proses pembelajaran. Kemudian berdoa
bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran
siswa untuk lebih memahami dan mengetahui jumlah siswa yang masuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
maupun yang tidak masuk pada hari itu. Jumlah siswa yang hadir kurang
lengkap hanya ada 15 siswa.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajarannya mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih
5 menit. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa
secara singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah
yang jelas pada hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran yang
akan dicapai yaitu siswa mampu menentukan sikap terhadap pengaruh
globalisasi khususnya teknologi informasi di lingkungannya.Setelah itu,
guru memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar
siswa dan menyamakan pandangan tentang materi globalisasi yang akan
dipelajari siswa. Apersepsi diberikan dengan mengulas materi yang telah
diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
2) Kegiatan Inti
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan
durasi waktu sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti
pembelajaran terdapat tiga (3) bentuk tindakan yakni eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran
dilakukan tindakan eksplorasi agar guru mampu menggali pemahaman
awal yang ada pada diri siswa.
a) Eksplorasi
Guru menunjukkan sebuah handphone kepada siswa,
kemudian siswa mengidentifikasi dampak positif maupun dampak
negativf dari handphone tersebut dalam kehidupan masyarakat sehari-
hari. Selanjutnya siswa berpikir terkait hal-hal atau alternatif cara apa
saja yang harus dilakukan untuk menyikapi dampak globalisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
teknologi informasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat agar
tidak terhanyut dalam pengaruh globalisasi yang bersifat negatif.
b) Elaborasi
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan
proses kerjasama dalam pembelajaran antara guru dan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran tersebut yaitu sebagai berikut:
(1) Fase 1, dalam kegiatan elaborasi guru memberikan beberapa
gambar permasalahan sebagai akibat adanya globalisasi teknologi
informasi (lampiran 13 halaman 146) kepada setiap kelompok.
Masing-masing kelompok mendapatkan gambar yang berbeda
yakni kelompok 1 mendapat gambar anak-anak yang gemar
mengunjungi warung internet, kelompok 2 mendapat gambar
pelajar yang melakukan konvoi dengan seragam yang dicorat-
coret untuk merayakan kelulusannya, kelompok 3 mendapat
gambar siswa-siswi yang jalan-jalan ke suatu mall setelah pulang
sekolah dengan masih mengenakan seragam sekolah, sedangkan
kelompok 4 mendapat gambar gaya hidup masyarakat yang
senang berbelanja menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal
yang kurang penting.
(2) Setelah itu guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok
yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, siswa
dikondisikan dalam kelompok belajar dan diberi kesempatan
untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak dimengerti (fase 2).
(3) Setiap kelompok menyelesaikan permasalahan yang diberikan
oleh guru mengenai cara-cara menyikapi dampak negatif dari
globalisasi teknologi informasi sesuai bagiannya masing-masing
(fase 3). Guru membimbing jalannya diskusi hingga waktu
diskusi habis.
(4) Kemudian ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
serta diikuti kegiatan tanya jawab dan berpendapat (fase 4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(5) Setelah itu guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai refleksi
terhadap diskusi siswa dalam pemecahan masalah (fase 5).
c) Konfirmasi
Kegiatan konfirmasi, guru memberikan reward (penguatan)
kepada masing-masing kelompok dan pemberian hadiah kepada
kelompok terbaik. Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan
kesulitan yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi
siswa dalam pemecahan masalah. Siswa dimotivasi agar lebih
semangat dan berpartisipasi aktif.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 15 menit.
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk
refleksi yang dilakukan guru. Kemudian guru memberikan soal evaluasi
secara individu (lampiran 14 halaman 148). Guru juga menyampaikan
pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar,
hidup rukun, membantu orang tua, dan bersikap yang baik dalam
kehidupan. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.
c. Observasi
Tahap observasi siklus I pada hari Rabu dan Sabtu, 21-24 Maret
2012 yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran. Selain observasi siswa, peneliti juga
mempersiapkan lembar observasi kinerja bagi guru beserta pedoman
penilaiannya (lampiran 33 halaman 188). Proses pengamatan dilakukan oleh
guru kelas IV terhadap RPP, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru
(peneliti), dan penilaian proses siswa ketika mengikuti pembelajaran PKn
materi Globalisasi dengan model problem based learning. Kegiatan
pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan.
Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) RPP yang
dijadikan pedoman mengajar guru (peneliti), (2) berlangsungnya proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
pelaksanaan pembelajaran terkait sikap siswa dan kegiatan guru selama
pembelajaran berlangsung, (3) hasil penilaian tes unjuk kerja kemampuan
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial dengan model problem based learning oleh siswa. Dalam pengamatan
ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan proses
pembelajaran. Sementara guru kelas IV sebagai pengamat inti dengan duduk
di tempat paling belakang agar bisa mengamati dan menilai proses
pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar
diperoleh gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial dengan menggunakan model
problem based learning sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengajar sangat penting karena sebagai prosedur
mengajar guru di dalam kelas. RPP yang digunakan oleh peneliti sudah
termasuk kategori baik. Secara garis besar RPP yang disusun sudah
relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada
dengan sistematika yang runtut dan tujuan pembelajaran yang jelas
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2) Penilaian Proses (Sikap Siswa)
Di dalam proses pembelajaran siswa sudah terlihat lebih aktif
dan bersungguh-sungguh dibandingkan dengan kondisi awal. Secara
klasikal terdapat peningkatan terhadap aspek afektif dan aspek
psikomotor pada diri siswa saat pembelajaran berlangsung. Dari data
pengamatan aspek afektif siswa pada siklus I (lampiran 18 halaman 152)
diperoleh hasil observasi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
a) Sebagian siswa tidak memilih menyaksikan televisi jika di televisi
menayangkan acara anak kesukaan mereka di saat jam belajar.
b) Sebagian siswa kurang menyukai model pakaian budaya barat yang
berkembang saat ini.
c) Sebagian besar siswa lebih menyukai makanan cepat saji daripada
makanan tradisional.
d) Sebagian siswa lebih memilih berbelanja di swalayan dibandingkan di
toko atau pasar tradisional.
e) Sebagian siswa tidak setuju dengan kebiasaan pelajar yang merayakan
kelulusannya dengan konvoi dan mewarnai seragam sekolah.
f) Sebagian siswa kurang setuju jika seorang pelajar tidak mengganti
chanel televisi meskipun acara yang sedang ditayangkan tidak sesuai
dengan usia mereka.
g) Sebagian siswa setuju dengan masyarakat yang membeli barang yang
tidak diperlukan saat berbelanja di swalayan.
h) Sebagian siswa kurang setuju dengan seorang anak yang lebih
memilih bermain playstation dibandingkan membantu orang tua.
i) Sebagian siswa setuju dengan masyarakat yang tidak mematikan
televisi/radio saat adzan dikumandangkan.
j) Sebagian siswa kurang setuju dengan seseorang yang kurang
menghargai waktu.
Data penilaian proses siswa aspek afektif pada siklus I dapat
dimasukkan ke dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Frekuensi Data Afektif Siswa Siklus I
No Kriteria Aspek Afektif Frekuensi Prosentase
1 Sangat Rendah 1 6,25%
2 Rendah 3 18,75%
3 Sedang 4 25%
4 Tinggi 6 37,5%
5 Sangat Tinggi 2 12,5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui penilaian afektif siswa,
terdapat 1 siswa (6,25%) yang mendapat kriteria sangat rendah, 3 siswa
(18,75%) mendapat kriteria rendah, 4 siswa (25%) mendapat kriteria
sedang, 6 siswa (37,5%) penilaian afektifnya termasuk kriteria tinggi dan
2 siswa (12,5%) termasuk kriteria sangat tinggi. Berdasarkan data dalam
tabel 4.2 tersebut dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.6 sebagai
berikut:
Gambar 4.6 Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus I
Dari pengamatan pada siklus I diperoleh data hasil observasi
aspek psikomotor siswa sebagai berikut:
a) Siswa kurang terampil dalam mengatur peran dalam diskusi
pemecahan masalah dampak globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial.
b) Siswa kurang tepat dalam menyiapkan alat pelajaran dan
menggunakan media.
c) Sebagian siswa masih salah menjawab pertanyaan baik dari guru
maupun dari teman.
d) Sebagian siswa belum merapikan kembali meja kursi dengan baik.
e) Masih banyak siswa tidak dapat menyimpulkan hasil diskusi dengan
benar sesuai dengan materi dampak globalisasi teknologi informasi
terhadap tata sosial.
6,25%
18,75%
25%
37,5%
12,5%
0
1
2
3
4
5
6
7
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Fre
kue
nsi
Sikap Siswa (Kriteria afektif)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dari lembar observasi psikomotor siswa pada siklus I (lampiran
19 halaman 154) yang dilakukan oleh observer diperoleh data pada tabel
4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3. Frekuensi Observasi Psikomotor Siswa Siklus I
No Kriteria Aspek Psikomotor Frekuensi Prosentase
1 Sangat Rendah 2 12,5%
2 Rendah 3 18,75%
3 Sedang 6 37,5%
4 Tinggi 4 25%
5 Sangat Tinggi 2 12,5%
Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui penilaian psikomotor siswa
sejumlah 2 siswa (12,5%) mendapat kriteria sangat rendah, 3 siswa
(18,75%) mendapat kriteria rendah, 6 siswa (37,5%) mendapat kriteria
sedang, 4 siswa (25%) mendapat kriteria tinggi dan 2 siswa (12,5%)
penilaian psikomotornya mencapai kriteria sangat tinggi. Berdasarkan
data tersebut maka dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.7 berikut
ini:
Gambar 4.7 Grafik Observasi Psikomotor Siswa Siklus I
12,5%
18,75%
37,5%
25%
12,5%
0
1
2
3
4
5
6
7
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Fre
kue
nsi
Kriteria Penilaian Psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
3) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Dari data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan diperoleh
hasil observasi (lampiran 34 halaman 201) sebagai berikut:
a) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru sudah memeriksa kesiapan siswa dan
mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dengan baik.
b) Pada kegiatan membuka pelajaran, guru sudah melakukan absensi,
menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta merencanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik.
c) Penguasan guru terhadap materi pembelajaran sudah baik yakni sudah baik
dalam mengaitkan materi materi pembelajaran dengan pengetahuan lain
serta sesuai dengan realitas kehidupan dan juga cukup baik dalam
menyampaikan materi yang diajarkan.
d) Guru sudah menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran dengan
baik yaitu sudah baik dalam menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning sehingga pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai,
guru sudah baik dalam memberi pelajaran secara runtun, bersifat kontekstual
serta guru baik dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang ditentukan.
e) Guru sudah baik dalam pemanfaatan masalah nyata di sekitar lingkungan
sebagai sumber belajar/ media pembelajaran, menghasilkan pesan yang
menarik, dan sudah sangat baik untuk melibatkan siswa dalam pemecahan
masalah.
f) Pada proses pembelajaran, guru sudah baik dalam memicu dan memelihara
keterlibatan siswa. Guru sudah baik dalam menumbuhkan keaktifan siswa,
menumbuhkan antusias siswa baik dalam bertanya maupun menjawab,
bersikap terbuka dan hangat kepada siswa.
g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil dengan baik yakni guru
sudah baik dalam memilih dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
tujuan.
h) Guru sudah baik dalam penggunaan bahasa baik secara lisan maupun
tertulis.
i) Guru sudah baik dalam menutup pelajaran serta memberikan motivasi bagi
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Sehingga disimpulkan nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru
termasuk kategori baik. Sedangkan kekurangan/catatan yang diberikan
oleh observer yaitu guru kurang memperhatikan dan menegur siswa yang
ramai. Kesan kerja guru masih perlu ditingkatkan.
4) Hasil penilaian tes unjuk kerja kemampuan siswa dalam mendeskripsikan
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial dengan
model problem based learning
Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data
nilai kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial (lampiran 17 halaman 151). Data
nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai PKn mengenai Dampak
Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas
IV Siklus I
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah (xi) Fi.xi
Prosenta
se (%) Keterangan
1 61 - 66 0 63,5 0 0 Tidak Tuntas
2 67 - 72 6 69,5 417 37,5 Tidak Tuntas
3 73 - 78 4 75,5 302 25 Tuntas
4 79 - 84 5 81,5 407,5 31,25 Tuntas
5 85 - 90 1 87,5 87,5 6,25 Tuntas
Jumlah 16
1214 100
Nilai rata-rata = 75,87
Tingkat Ketuntasan = 62,5 %
Tabel 4.4 di atas menunjukkan prosentase siswa yang belum
dan sudah tuntas KKM. Dari 16 siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 01 Tlobo Jatiyoso, terdapat sebesar 37,5% siswa belum tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
KKM yang terbagi dalam kelas 67-72. Sisanya sebesar 62,5% siswa
sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 73-78 sebesar 25%, pada
kelas 79-84 sebesar 31,25%, dan pada kelas 85-90 sebesar 6,25%. Dari
tabel tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada
siklus I mencapai 62,5% atau 10 siswa sudah tuntas. Sedangkan siswa
yang tidak tuntas 37,5% atau 6 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas maka kemampuan siswa
dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas IV SDN 01
Tlobo dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.8 dibawah ini :
Gambar 4.8. Grafik Nilai PKn mengenai Dampak Globalisasi
Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV Siklus I
Pada gambar di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing
kelas. Pada kelas 61- 66 terdapat sebanyak 0 siswa, pada kelas 67-
72 terdapat sebanyak 6 siswa, pada kelas 73-78 terdapat 4 siswa, pada
kelas 79-84 terdapat sebanyak 5 siswa, dan pada kelas 85-90 terdapat
1 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 16 siswa, masih terdapat 6 siswa
yang belum tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
ketuntasan hasil kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial yang memperoleh
0 %
37,5%
25%
31,25%
6,25%
0
1
2
3
4
5
6
7
61-66 67-72 73-78 79-84 85-90
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
nilai ≥ 73 (KKM) pada siklus I belum mencapai 80%, sehingga
pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus II.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran PKn khususnya materi dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial siklus I baik proses maupun hasil telah
menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal (pra tindakan).
Keberhasilan proses pembelajaran PKn siklus I dapat dilihat dari beberapa
indikator berikut ini:
1) Afektif
Sikap siswa terhadap pembelajaran PKn materi globalisasi
dengan penerapan model problem based learning di siklus I, telah
menunjukkan peningkatan meskipun belum maksimal. Siswa yang
termasuk kriteria sangat rendah mencapai 6,25% dan siswa yang
termasuk kriteria sangat tinggi 18,75%. Sedangkan sisanya termasuk
dalam kriteria rendah, sedang dan tinggi. Siswa tampak tertarik dan lebih
antusias mengikuti pembelajaran dengan model PBL, sehingga perhatian
siswa pun lebih terfokus pada pelajaran. Adapun indikator pengukuran
sikap siswa dapat diukur dari hasil angket mengenai materi yang telah
diisi oleh siswa.
2) Psikomotor
Siswa menunjukkan peningkatan keterampilan psikomotor
dalam mengikuti pembelajaran PKn materi globalisasi. Siswa yang
termasuk kriteria sangat tinggi mencapai 31,25%. Sedangkan sisanya
termasuk dalam kriteria rendah, sedang dan tinggi. Adapun indikator
pengukuran psikomotor siswa dapat diukur dari jumlah siswa yang
menampakkan keaktifannya dalam mengatur peran dalam diskusi
pemecahan masalah, menyiapkan alat pelajaran dan penggunaan media,
menjawab pertanyaan guru maupun teman, merapikan kembali meja dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
kursi setelah diskusi kelompok, dan menyimpulkan hasil diskusi.
Terlebih pada saat melakukan diskusi pemecahan masalah, mereka
terlihat kurang berperan dalam mengemukakan pendapat dan sering
bercanda dengan sesama teman kelompoknya.
Selain meningkatkan kualitas proses pembelajaran dari uraian di
atas, penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) ini juga meningkatkan hasil pembelajaran kemampuan siswa
dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial . Hal ini terbukti dari 16 siswa, 10 siswa atau sekitar 62,5% telah
mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 73 (KKM).
Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari kondisi awal dengan
nilai rata-rata kelas sebesar 67,25 meningkat menjadi 75,87.
Namun, selain ada keberhasilan juga masih terdapat kekurangan
dari tindakan pada siklus I yang menyebabkan hasil pembelajaran PKn
materi globalisasi kurang maksimal. Setelah berdiskusi dengan guru kelas
IV, diperoleh simpulan mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai siswa
kurang maksimal antara lain:
1) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan
meggunakan model pembelajaran problem based learning.
2) Keaktifan siswa juga belum terlihat maksimal atau masih malu menjawab
pertanyaan ataupun mengemukakan pendapat.
3) Sikap siswa atau aspek afektif maupun psikomotor perlu ditingkatkan
karena mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa.
4) Hasil diskusi kelompok pemecahan masalah yang disusun oleh siswa
masih terdapat banyak kekurangan sehingga isi pokok materi belum
tergambarkan.
5) Sebagian siswa masih kurang terampil berbicara di depan kelas dalam
mendeskripsikan hasil pemecahan masalah yang mereka diskusikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
bersama, masih terlihat diam karena malu atau lupa apa yang akan
dikatakan.
6) Guru jarang menegur atau memperingatkan siswa yang tidak fokus
terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pada umumnya siswa belum dapat memanfaatkan waktu. Hal ini
karena siswa tidak memikirkan betapa terbatasnya waktu yang tersedia
sehingga mereka kurang bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
2. Siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus II dilaksanakan
pada hari Rabu, 28 Maret 2012 (pertemuan 1) dan Sabtu, 31 Maret 2012
(pertemuan 2).
Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru
kelas IV yang sekaligus bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara
yang tepat untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Tahap ini
dilakukan pada hari Senin, 26 Maret 2012 di ruang kelas IV SDN 01 Tlobo
setelah dilaksanakannya siklus I. Proses pembelajaran PKn materi globalisasi
pada siklus II ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah
perbaikan dari tindakan siklus I, yaitu:
1) Guru meningkatkan kulitas proses dari aspek afektif dan juga aspek
psikomotor siswa di dalam proses pembelajaran dengan menciptakan
kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk
belajar.
2) Memberikan permasalahan yang lebih menarik dengan melakukan diskusi
kelompok kembali. Siswa yang belum aktif berdiskusi, perlu dibangkitkan
semangatnya sehingga diskusi yang dilaksanakan bermanfaat untuk
menyempurnakan hasil kerjanya.
3) Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil berbicara
di depan kelas saat mempresentasikan hasil diskusi maupun saat menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
pertanyaan dari guru dengan cara penguatan verbal dan pemberian bintang
bagi siswa yang aktif.
4) Guru menciptakan suasana kompetisi dengan membuat dua buah bagan
mengenai dampak globalisasi teknologi informasi dan cara menyikapinya
(lampiran 37 halaman 208), sehingga kegiatan pembelajaran tampak lebih
hidup.
5) Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa semakin
berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan lebih meningkatkan
keaktifannya.
6) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar mempunyai
rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya.
7) Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan daya imajinasi dan
kreativitas diri saat pelaksanaan diskusi dalam pemecahan masalah dan
tidak menyimpang dari materi.
8) Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara pendekatan
individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses
pembelajaran.
Adapun tahapan-tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru kelas IV mendiskusikan rencana tindakan
yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus II ini untuk
mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan
dicapai adalah 80 % siswa tuntas dari hasil tes kemampuan mendeskripsikan
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial.
Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan
silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas IV semester
II materi globalisasi (lampiran 20 halaman 156).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Standar Kompetensi:
3. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.
Kompetensi Dasar:
4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di
lingkungannya.
4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di
lingkungannya.
Indikator:
Kognitif
1. Siswa dapat menjelaskan makna globalisasi.
2. Siswa dapat mendeskripsikan dampak positif globalisasi di
lingkungannya.
3. Siswa dapat mendeskripsikan dampak negatif globalisasi di
lingkungannya.
4. Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan untuk
menghadapi pengaruh globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial.
Afektif
5. Siswa mampu memberikan contoh dampak teknologi informasi
terhadap tata sosial di lingkungannya.
6. Siswa mampu menentukan sikap atau tidakan yang harus dilakukan
untuk menhgadapi pengaruh globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial di lingkungannya.
Psikomotor
7. Siswa mampu mendeskripsikan dampak positif dan negatif globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial di lingkungannya.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dirancang
dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2x35
menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan:
identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan (skenario) pembelajaran, sumber dan media
pembelajaran, dan teknik penilaian.
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas IV yang biasa
digunakan setiap hari. Ketika diskusi berlangsung, tempat duduk atau
kursi diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat melakukan
diskusi dengan baik.
b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I siklus II mempelajari tentang
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial dan cara
menyikapinya. Sedangkan materi pada pertemuan II mengulang
materi tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam menyikapi dampak
atau pengaruh globalisasi teknologi informasi yang masuk dalam
kehidupan masyarakat.
c) Guru menyiapkan bagan pengaruh gobalisasi dan sikap terhadap
pengaruh globalisasi (lampiran 37 halaman 208) sebagai bahan untuk
diskusi kelompok siswa. Bagan tersebut terdiri dari 4 aspek yakni
pengaruh globalisasi teknologi informasi dalam bidang gaya hidup,
makanan, pakaian dan komunikasi. Dimana ke empat aspek tersebut
diuraikan satu per satu mengenai kondisi masing-masing aspek baik
sebelum maupun setelah terkena dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial.
d) Mempersiapkan hadiah yang akan diberikan kepada siswa sebagai
siswa teladan dan kelompok diskusi terbaik untuk memotivasi siswa
agar lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
3) Menyiapkan Lembar Observasi: Pelaksanaan Pembelajaran Guru
(APKG), dan Penilaian Proses Siswa
Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan
hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan.
Lembar observasi APKG (lampiran 32 halaman 184) dibuat untuk
menilai Pelaksanaan Pembelajaran oleh guru kelas IV. Lembar
pengamatan penilaian proses siswa lebih diutamakan pada aspek afektif
dan psikomotor siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran PKn
materi globalisasi. Pengamatan siswa ini berfungsi sebagai hasil
penilaian nontes kualitas proses. Sedangkan lembar observasi yang
dibuat untuk guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya
kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
4) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa
penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes tertulis
secara individu sebagai hasil kemampuan siswa dalam mendeskripsikan
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial sesuai
kompetensi dasar yang ingin dicapai. Untuk instrumen nontes dinilai
berdasarkan hasil observasi penilaian proses siswa yang dilakukan
oleh peneliti dengan berdasarkan lembar penilaian proses siswa dalam
pembelajaran PKn yang meliputi aspek afektif dan aspek psikomotor
siswa selama pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret 2012 dan
pertemuan kedua pada hari Sabtu, 31 Maret 2012. Pelaksanaan tindakan
tersebut dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Pada pertemuan pertama siklus II yang diajarkan kepada siswa
kelas IV terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi
globalisasi. Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit.
Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan pada pra awal yakni membuka
pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan
mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan). Kemudian
berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi
kehadiran siswa untuk mengetahui jumlah kehadiran siswa. Jumlah siswa
yang hadir pada pertemuan I lengkap yaitu 16 siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
siswa secara singkat dan jelas. Tujuan pembelajaran pada pertemuan
pertama yaitu siswa mampu menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan
untuk menghadapi pengaruh globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial dengan benar dan siswa mampu menentukan sikap atau tidakan
yang harus dilakukan untuk menghadapi pengaruh globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial di lingkungannya. Setelah itu, guru
memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan
membuka wawasan siswa tentang globalisasi. Apersepsi diberikan
dengan mengulas materi yang pernah diberikan pada siklus I secara garis
besarnya.
2) Kegiatan Inti
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan
durasi waktu sekitar 50 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti
pembelajaran terdapat tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Secara sistematika, awal inti pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dilakukan tindakan eksplorasi agar guru mampu menggali pemahaman
awal yang ada pada diri siswa.
a) Eksplorasi
Siswa membaca buku sumber kemudian mengidentifikasi
aspek-aspek kehidupan masyarakat yang terkena dampak globalisasi
teknologi informasi, serta mencari alternatif cara atau sikap untuk
menghadapi hal tersebut agar dapat memanfaatkan pengaruh
globalisasi yang bersifat positif dan terhindar dari pengaruh
globalisasi yang bersifat negatif. Selanjutnya siswa membantu guru
memasang sebuah bagan kosong (judul: pengaruh globalisasi) dan
guru menunjukkan lembaran-lembaran jawaban yang telah didesain
untuk dipasang menjadi jawaban pada bagan kosong yang tersedia.
b) Elaborasi
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi, dalam kegiatan
elaborasi guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran sebagai berikut:
(1) Mengorientasikan siswa pada sebuah permasalahan untuk
dipecahkan secara berkelompok yaitu dengan memberikan
beberapa potong kertas untuk dirangkai hingga membentuk suatu
bagan mengenai pengaruh globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial beserta cara menyikapinya (fase 1), lihat lampiran 22
halaman 168. Bagan tersebut terdiri dari 4 aspek yakni pengaruh
globalisasi teknologi informasi dalam bidang gaya hidup, makanan,
pakaian dan komunikasi. Dimana ke empat aspek tersebut
diuraikan satu per satu mengenai kondisi masing-masing aspek
baik sebelum maupun setelah terkena dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial.
(2) Guru meminta siswa untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak
dimengerti mengenai permasalah yang diberikan kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang susdah
terbentuk (fase 2).
(3) Setiap kelompok melaksanakan diskusi sesuai tugas yang diberikan
oleh guru (fase 3). Guru membimbing melakukan pendekatan dan
mengarahkan diskusi kelompok hingga waktu diskusi habis.
(4) Kemudian ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
(lampiran 51 halaman 231) serta diikuti kegiatan tanya jawab dan
berpendapat (fase 4). Presentasi tersebut mengenai penjabaran atau
pendeskripsian kondisi aspek-aspek tata sosial yang meliputi aspek
gaya hidup, pakaian, makanan dan komunikasi dari sebelum
sampai setelah terkena dampak globalisasi teknologi informasi.
(5) Setelah itu guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai refleksi
terhadap diskusi siswa dalam pemecahan masalah (fase 5).
c) Konfirmasi
Kegiatan konfirmasi, guru memberikan reward (penguatan)
kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan kesempatan untuk
menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi
hasil diskusi siswa dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Siswa
dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif. Untuk
kelompok terbaik diberikan hadiah yang sudah dipersiapkan oleh
guru.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 15 menit.
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk
refleksi kemudian guru memberikan soal evaluasi secara individu
(lampiran 25 halaman 172). Siswa juga diberikan tugas secara individu
untuk mengamati acara di televisi kemudian menuliskan daftar nama
acara beserta keterangannya pada sebuah tabel (lampiran 24 halaman
171). Guru menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam kehidupan.
Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan cara
atau hal-hal yang harus dilakukan untuk menyikapi pengaruh atau dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial di lingkungan
masyarakat. Kegiatan pra awal yang guru (peneliti) lakukan tidak berbeda
jauh dari pertemuan I karena dimulai awal masuk sekolah (jam pertama)
yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan
dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan).
Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan
presensi kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir lengkap ada 16 siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang guru lakukan adalah
sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih
5 menit. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
siswa. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa mampu
mendeskripsikan dampak positif dan negatif globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial di lingkungannya dengan baik dan mampu
menentukan sikap atau tidakan yang harus dilakukan untuk menghadapi
pengaruh globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial di
lingkungannya secara tepat.
Setelah itu, guru memberikan apersepsi sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan pandangan
tentang materi globalisasi yang akan dipelajari siswa. Apersepsi
pertemuan II diberikan dengan mengulas garis besar materi yang telah
diberikan pada pada pertemuan I siklus II. Kemudian guru mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi.
2) Kegiatan Inti
Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan
durasi waktu sekitar 45 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti
pembelajaran terdapat tiga (3) bentuk tindakan yakni eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran
dilakukan tindakan eksplorasi agar guru mampu menggali pemahaman
awal yang ada pada diri siswa.
a) Eksplorasi
Siswa menunjukkan tugas pertemuan sebelumnya yakni
mengenai tabel daftar acara televisi beserta keterangannya (lampiran
24 halaman 171). Kemudian siswa mengklasifikasikan acara-acara
tersebut sesuai kategorinya (SU, BO, A, DW). Setelah itu siswa
mengidentifikasi acara-acara yang termasuk dalam kategori apa yang
boleh mereka saksikan dan yang tidak boleh mereka saksikan beserta
alasannya. Selanjutnya siswa belajar dalam kelompok untuk saling
melengkapi dan membantu satu sama lain.
b) Elaborasi
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi, dalam kegiatan
elaborasi guru memberikan pengarahan untuk menindaklanjuti tugas
pertemuan sebelumnya, sebagai berikut:
(1) Hasil tugas masing-masing siswa dikumpulkan menjadi satu sesuai
kelompok diskusi yang telah terbentuk kemudian dari data tersebut
dibuat grafik untuk dibandingkan dan diberi komentar atau
pendapat (fase 1).
(2) Guru meminta siswa untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak
dimengerti mengenai permasalah yang diberikan (fase 2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
(3) Setiap kelompok melaksanakan diskusi sesuai tugas yang diberikan
oleh guru (fase 3). Guru membimbing jalannya diskusi hingga
waktu diskusi habis.
(4) Kemudian ketua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
serta diikuti kegiatan tanya jawab dan berpendapat (fase 4). Hasil
diskusi berupa tabel data yang berisi nama daftar acara televisi
beserta keterangannya (lampiran 51 halaman 231). Kemudian data
dari tabel tersebut dibuat dalam bentuk grafik agar terlihat jelas
perbandingannya. Setelah itu diberi komentar atau pendapat atas
kesimpulan yang di dapat dari grafik yang telah dibuat tersebut.
(5) Setelah itu guru mengajukan beberapa pertanyaan sebagai refleksi
terhadap diskusi siswa dalam pemecahan masalah (fase 5).
c) Konfirmasi
Kegiatan konfirmasi, yaitu pemberian reward (penguatan)
kepada masing-masing kelompok dan pemberian hadiah siswa
teraktif. Siswa diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan
yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil diskusi siswa
dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Siswa dimotivasi agar
lebih semangat dan berpartisipasi aktif. Untuk kelompok terbaik
dalam diskusi juga diberikan hadiah yang sudah dipersiapkan oleh
guru.
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 20 menit.
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk
refleksi yang dilakukan kemudian guru memberikan soal evaluasi secara
individu (lampiran 25 halaman 172). Hasil pembelajaran sudah
menunjukkan peningkatan dari yang sebelumnya. Guru mengucapkan
terimakasih atas perhatian, kerjasama, dan kesungguhan siswa. Guru juga
menyampaian pesan-pesan moral kepada siswa. Kemudian guru menutup
pembelajaran dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
c. Observasi
Tahap observasi siklus II pada hari Rabu dan Sabtu, 28-31 Maret
2012 dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru
kelas IV bapak Sunaryo, S.Pd. Pengamatan menggunakan lembar observasi
yang sudah dipersiapkan. Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu (1)
RPP yang dijadikan pedoman mengajar peneliti (lampiran 20 halaman 156),
(2) berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran terkait sikap siswa
(penilaian proses) dan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. (3)
hasil penilaian tes unjuk kerja kemampuan mendeskripsikan dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial dengan model problem
based learning oleh siswa.
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar
diperoleh gambaran tentang jalannya pembelajaran dari mata pelajaran PKn
tentang kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial dengan model problem based learning sebagai
berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru
Pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengajar sangat penting karena sebagai prosedur
mengajar guru di dalam kelas. RPP peneliti dinilai oleh guru kelas IV
dengan lembar pengamatan RPP yang sudah dipersiapkan. Secara garis
besar RPP yang disusun sudah relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ada dengan sistematika yang runtut dan tujuan
pembelajaran yang jelas mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2) Sikap Siswa (Penilaian Proses)
Pengamatan sikap siswa selama pembelajaran ini adalah bentuk
penilaian kualitas proses. Di dalam proses pembelajaran siklus II siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
sudah terlihat lebih aktif dan bersungguh-sungguh dibandingkan dengan
siklus I. Secara klasikal terdapat peningkatan terhadap aspek afektif dan
aspek psikomotor pada diri siswa saat pembelajaran berlangsung. Dari
pengamatan aspek afektif pada siklus II (lampiran 30 halaman 180)
diperoleh data hasil angket siswa sebagai berikut:
a) Siswa sudah tidak memilih menyaksikan televisi jika di televisi
menayangkan acara anak kesukaan mereka di saat jam belajar.
b) Siswa kurang setuju dengan maraknya model pakaian budaya barat
yang berkembang di masyarakat kita saat ini.
c) Siswa lebih menyukai makanan tradisional daripada makanan cepat
saji.
d) Siswa tetap memilih berbelanja di toko atau pasar tradisional
dibandingkan di swalayan.
e) Siswa sangat tidak setuju dengan kebiasaan pelajar yang merayakan
kelulusannya dengan konvoi dan mewarnai seragam sekolah.
f) Siswa memilih mengganti chanel televisi jika acara yang sedang
ditayangkan tidak sesuai dengan usia mereka.
g) Siswa tidak setuju dengan masyarakat yang membeli barang yang
tidak diperlukan saat berbelanja di swalayan.
h) Siswa tidak setuju dengan seorang anak yang lebih memilih bermain
playstation dibandingkan membantu orang tua.
i) Siswa tidak setuju dengan masyarakat yang tidak mematikan
televisi/radio saat adzan dikumandangkan.
j) Sebagian siswa kurang setuju dengan seseorang yang kurang
menghargai waktu.
Data penilaian proses siswa aspek afektif pada siklus II dapat
dimasukkan ke dalam tabel 4.5 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel 4.5. Frekuensi Observasi Afektif Siswa Siklus II
No Kriteria Aspek Afektif Frekuensi Prosentase
1 Sangat Rendah 0 0%
2 Rendah 1 6,25%
3 Sedang 3 18,75%
4 Tinggi 8 50%
5 Sangat Tinggi 4 25%
Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui penilaian afektif siswa,
sudah tidak ada siswa yang mendapat kriteria sangat rendah, 1 siswa
(6,25%) mendapat kriteria rendah, 3 siswa (18,75%) mendapat kriteria
sedang, 8 siswa (50%) penilaian afektifnya termasuk kriteria tinggi dan 4
siswa (25%) termasuk kriteria sangat tinggi. Berdasarkan data dalam
tabel 4.5 tersebut dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.9 sebagai
berikut:
Gambar 4.9. Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus II
Dari pengamatan pada siklus II diperoleh data hasil observasi
aspek psikomotor siswa sebagai berikut:
a) Siswa terampil dalam mengatur peran dalam diskusi pemecahan
masalah dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial.
0%
6,25%
18,75%
50%
25%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Fre
kue
nsi
Sikap Siswa (Kriteria afektif)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
b) Siswa terampil dalam menyiapkan alat pelajaran dan menggunakan
media.
c) Sebagian siswa telah menjawab pertanyaan baik dari guru maupun
dari teman.
d) Sebagian siswa sudah merapikan kembali meja kursi dengan baik.
e) Siswa telah dapat menyimpulkan hasil diskusi dengan benar sesuai
dengan materi dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial.
Dari lembar observasi psikomotor siswa pada siklus II yang
dilakukan oleh observer diperoleh data pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Frekuensi Observasi Psikomotor Siswa Siklus II
No Kriteria Aspek Psikomotor Frekuensi Prosentase
1 Sangat Rendah 0 0%
2 Rendah 1 6,25%
3 Sedang 2 12,5%
4 Tinggi 8 50%
5 Sangat Tinggi 5 31,25%
Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui penilaian psikomotor siswa,
tidak ada siswa yang mendapat kriteria sangat rendah, 1 siswa (6,25%)
mendapat kriteria rendah, 2 siswa (12,5%) mendapat kriteria sedang, 8
siswa (50%) mendapat kriteria tinggi dan 5 siswa (31,25%) penilaian
psikomotornya mencapai kriteria sangat tinggi. Berdasarkan data tersebut
maka dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.10 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Gambar 4.10. Grafik Observasi Psikomotor Siswa Kelas IV Siklus II
3) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Dari data observasi dalam siklus II selama 2 kali pertemuan diperoleh
hasil observasi (lampiran 34 halaman 201) sebagai berikut:
a) Pada kegiatan pra pembelajaran, guru sudah memeriksa kesiapan siswa dan
mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran dengan sangat baik.
b) Pada kegiatan membuka pelajaran, guru sudah melakukan absensi,
menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta merencanakan kegiatan
pembelajaran dengan sangat baik.
c) Penguasan guru terhadap materi pembelajaran sudah sangat baik yakni sudah
baik dalam mengaitkan materi materi pembelajaran dengan pengetahuan lain
serta sesuai dengan realitas kehidupan dan juga sangat baik dalam
menyampaikan materi yang diajarkan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya
siswa yang sudah mulai mengerti tentang materi yang disampaikan guru
hingga mulai bertanya apa yang belum mereka mengerti.
d) Guru sudah menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran dengan
baik yaitu sudah sangat baik dalam menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning sehingga pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
dicapai dan maksimal, guru sangat baik dalam memberi pelajaran secara
runtun, bersifat kontekstual serta guru sangat baik dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan.
0%
6,25%
12,5%
50%
31,25%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Fre
kue
nsi
Kriteria Penilaian Psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
e) Guru sangat baik dalam pemanfaatan masalah nyata di kehidupan
masyarakat sebagai sumber belajar/ media pembelajaran, menghasilkan
pesan yang menarik, dan sudah sangat baik untuk melibatkan siswa dalam
pemecahan masalah.
f) Pada proses pembelajaran, guru sudah memicu dan memelihara keterlibatan
siswa dengan sangat baik. Guru sudah sangat baik dalam menumbuhkan
keaktifan siswa, menumbuhkan antusias siswa baik dalam bertanya maupun
menjawab, bersikap terbuka dan hangat kepada siswa. Hal itu dibuktikan
guru memodifikasi pertanyaan-pertanyaan dalam kuis-kuis sehingga siswa
antusias dan berlomba-lomba untuk memecahkannya. Selain itu guru juga
memberikan papan skor siswa yang mana memacu semangat siswa untuk
menjawab dan menunjukkan diri mereka aktif.
g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil dengan baik yakni guru
sudah sangat baik dalam memilih dan melakukan penilaian akhir sesuai
dengan tujuan.
h) Guru sudah baik dalam penggunaan bahasa baik secara lisan maupun
tertulis.
i) Guru sudah baik dalam menutup pelajaran serta memberikan motivasi
Sehingga nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru termasuk
dalam kategori sangat baik. Berdasarkan rata-rata nilai tersebut
menunjukkan kualitas pembelajaran dari guru meningkat dibandingkan
dengan siklus I.
4) Hasil penilaian tes unjuk kerja kemampuan siswa dalam mendeskripsikan
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial dengan
model problem based learning
Setelah diadakan tes tindakan pada siklus II diperoleh data
nilai kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial (lampiran 29 hlaman 179). Data
nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.7 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai PKn mengenai Dampak
Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV
Siklus II
No Interval Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah (xi) Fi.xi
Prosentase
(%) Keterangan
1 61-66 1 63,5 63,5 6,25 Tidak Tuntas
2 67-72 1 69,5 69,5 6,25 Tidak Tuntas
3 73-78 4 75,5 302 25 Tuntas
4 79-84 5 81,5 407,5 31,25 Tuntas
5 85-90 2 87,5 175 12,5 Tuntas
6 91-96 3 93,5 280,5 18,75 Tuntas
Jumlah 16
1298 100
Nilai rata-rata = 81,12
Tingkat Ketuntasan = 87,5 %
Tabel 4.7 di atas menunjukkan prosentase siswa yang belum
dan sudah tuntas KKM. Dari 16 siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 01 Tlobo Jatiyoso, terdapat sebesar 12,5% siswa belum tuntas
KKM yang terbagi dalam kelas 61-66 sebesar 12,5% dan kelas 67-72
sebesar 6,25%. Sisanya sebesar 87,5% siswa sudah tuntas KKM yang
terbagi pada kelas 73-78 sebesar 25%, pada kelas 79-84 sebesar 31,25%,
pada kelas 85-90 sebesar 12,5% dan pada 91-96 sebesar 18,75%. Dari
tabel 4.9 tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa
pada siklus II mencapai 87,5% atau 14 siswa sudah tuntas. Sedangkan
siswa yang tidak tuntas 12,5% atau 2 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 4.7 di atas maka kemampuan siswa
dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial setelah diadakan tindakan siklus II pada siswa kelas IV SDN
01 Tlobo dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.11 dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Gambar 4.11 Grafik Nilai PKn mengenai Dampak Globalisasi
Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial Siswa Kelas IV Siklus II
Pada gambar 4.11 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-
masing kelas. Pada kelas 61-66 terdapat sebanyak 1 siswa, pada
kelas 67-72 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 73-78 terdapat 4
siswa, pada kelas 79-84 terdapat sebanyak 5 siswa, pada kelas 85-90
terdapat 2 siswa, dan pada kelas 91-96 sebanyak 3 siswa. Dengan
jumlah keseluruhan 16 siswa, masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas
KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial yang memperoleh nilai ≥ 73 (KKM) pada
siklus II sudah mencapai 87,5%, sehingga tindakan dapat dihentikan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran PKn khususnya materi dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial siklus II baik proses maupun hasil telah
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus I.
Keberhasilan proses pembelajaran PKn siklus II dapat dilihat dari beberapa
indikator berikut ini:
6,25% 6,25%
25%
31,25%
12,5%
18,75%
0
1
2
3
4
5
6
61-66 67-72 73-78 79-84 85-90 91-96
Fre
kue
nsi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
1) Afektif
Sikap siswa terhadap pembelajaran PKn materi globalisasi
dengan penerapan model problem based learning di siklus I, telah
menunjukkan peningkatan meskipun belum maksimal. Dari siklus I yang
termasuk kriteria sangat rendah 6,25% menjadi 0% pada siklus II dan
siswa yang termasuk kriteria sangat tinggi dari 18,75 pada siklus I
meningkat menjadi 25% pada siklus II. 1 siswa masih tergolong rendah
sedangkan sisanya termasuk dalam kriteria sedang dan tinggi. Siswa
tampak tertarik dan begitu antusias mengikuti pembelajaran PKn dengan
model PBL, sehingga perhatian siswa pun lebih terfokus pada pelajaran.
2) Psikomotor
Siswa yang menunjukkan peningkatan keterampilan psikomotor
dalam mengikuti pembelajaran PKn materi globalisasi. Pada kondisi awal
yang termasuk kriteria sangat tinggi dari 18,75% meningkat menjadi
31,25%. Hanya 1 siswa yang masih tergolong kriteria rendah sedangkan
sisanya termasuk dalam kriteria sedang dan tinggi. Pada saat melakukan
diskusi pemecahan masalah, mereka sudah terlihat berperan dalam
mengemukakan pendapat dan sudah tidak bercanda dengan sesama
teman kelompoknya.
Selain meningkatkan kualitas proses pembelajaran dari uraian di
atas, penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) ini juga meningkatkan hasil pembelajaran kemampuan siswa
dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial. Hal ini terbukti dari 16 siswa, 14 siswa atau 87,5% telah
mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 73 (KKM).
Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari siklus I dengan nilai
rata-rata kelas sebesar 75,87 meningkat menjadi 81,12 pada siklus II.
Bertolak dari perbaikan pada siklus I dibuktikan bahwa
penggunaan model (problem based learning) pada siklus II ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial. Hal ini terbukti dari 16 siswa, 14 siswa atau sebesar 87,5% telah
mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 73 (KKM).
Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 62,5%
meningkatkan menjadi 87,5%.
Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses
pembelajaran PKn materi globalisasi pada siklus II sudah dapat diatasi
dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan
kurang bersungguh-sungguh. Namun, secara garis besar siswa merasa
termotivasi dalam belajar, senang hati, dan antusias dalam melakukan
kegiatan karena siswa belajar sambil bekerja sama dengan temannya secara
kompak. Selain itu, peningkatan kualitas hasil kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial pada siklus II sudah mencapai indikator ketercapaian yaitu 87,5% dari
jumlah siswa yang ada. Oleh karena itu, penelitian dapat dihentikan dan
dinyatakan berhasil.
D. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari
hubungan antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap
observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari
analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kualitas proses dan hasil
siswa kelas IV SDN 01 Tlobo dalam pembelajaran PKn pada aspek kemampuan
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial
dengan model problem based learning. Peningkatan kualitas proses ditunjukkan
dari sebaran frekuensi sikap (afektif) siswa dan psikomotor siswa yang semakin
tinggi (meningkat).
1. Perkembangan hasil observasi afektif siswa dari siklus I hingga siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Tabel 4.8 Prosentase Perkembangan Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II
No. Kriteria Afektif Prosentase
Siklus I Siklus II
1. Sangat Rendah 6,25% 0%
2. Rendah 18,75% 6,25%
3. Sedang 25% 18,75%
4. Tinggi 37,5% 50%
5. Sangat Tinggi 12,5% 25%
Tabel 4.8 di atas menunjukkan adanya peningkatan prosentase
pengamatan sikap siswa (afektif) dari siklus I sampai siklus II. Secara klasikal
aspek afektif siswa dalam proses pembelajaran terjadi peningkatan. Dari tabel
4.8 perbandingan prosentase pengamatan sikap siswa di atas dapat dibuat
grafik pada gambar 4.12 sebagai berikut:
Gambar 4.12. Grafik Perkembangan Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II
Dari hasil observasi afektif siswa menunjukkan adanya peningkatan.
Pada siklus I penilaian afektif siswa sejumlah 6,25% siswa mendapat kriteria
sangat rendah, 18,75% siswa mendapat kriteria rendah, 25% siswa mendapat
kriteria sedang, 37,5% siswa mendapat kriteria tinggi dan 12,5% siswa yang
mendapat kriteria sangat tinggi. Sedangkan pada siklus II penilaian afektif,
tidak ada siswa yang mendapat kriteria sangat rendah, 6,25% siswa mendapat
6.25%
18.75%25%
37.50%
12.50%
0%6.25%
18.75%
50%
25%
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Sangat Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
siklus I siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
kriteria rendah, 18,75% siswa mendapat kriteria sedang, 50% siswa mendapat
kriteria tinggi dan 25% siswa yang mendapat kriteria sangat tinggi.
2. Perkembangan hasil observasi psikomotor siswa dari siklus I hingga siklus II
dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9. Prosentase Perkembangan Psikomotor
Siswa Siklus I dan Siklus II
No. Kriteria Afektif Prosentase
Siklus I Siklus II
1. Sangat Rendah 12,5% 0%
2. Rendah 18,75% 6,25%
3. Sedang 37,5% 12,5%
4. Tinggi 25% 50%
5. Sangat Tinggi 12,5% 31,25%
Tabel 4.9 di atas menunjukkan adanya peningkatan prosentase
pengamatan psikomotor dari siklus I sampai siklus II. Secara klasikal aspek
psikomotor siswa dalam proses pembelajaran terjadi peningkatan. Dari tabel
4.9 perbandingan prosentase pengamatan psikomotor siswa di atas dapat dibuat
grafik pada gambar 4.13 sebagai berikut:
Gambar 4.13. Grafik Perkembangan Psikomotor Siswa pada Siklus I dan
Siklus II
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Pro
sen
tase
Psikomotor Siswa
Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Dari grafik pada gambar 4.13 di atas menunjukkan adanya
peningkatan perkembangan psikomotor siswa dari siklus I ke siklus II. Pada
siklus I penilaian psikomotor siswa sejumlah 12,5% siswa mendapat kriteria
sangat rendah, 18,75% siswa mendapat kriteria rendah, 37,5% siswa mendapat
kriteria sedang, 25% siswa mendapat kriteria tinggi dan 12,5% siswa yang
mendapat kriteria sangat tinggi. Sedangkan pada siklus II penilaian
psikomotor, tidak ada siswa yang mendapat kriteria sangat rendah, 6,25%
siswa mendapat kriteria rendah, 12,5% siswa mendapat kriteria sedang, 50%
siswa mendapat kriteria tinggi dan 31,25% siswa yang mendapat kriteria sangat
tinggi. Hasil tersebut telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.
3. Perkembangan hasil kognitif (ketuntasan) siswa dari pra tindakan hingga siklus
II dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10. Tabel Ketuntasan Nilai PKn mengenai Dampak Globalisasi
Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial pada Kondisi Awal (Pra Siklus),
Siklus I dan Siklus II
Dari tabel 4.10 di atas menunjukkan adanya peningkatan prosentase
hasil kognitif siswa dari prasiklus sampai siklus II. Secara klasikal aspek
kognitif siswa dalam proses pembelajaran terjadi peningkatan yang cukup
signifikan. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya prosentase ketuntasan
klasikal, yakni semula pada prasiklus hanya mencapai 37,5% meningkat
menjadi 62,5% pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi sebesar
87,5%. Dari tabel 4.10 perbandingan prosentase hasil kognitif siswa di atas
dapat dibuat grafik pada gambar 4.14 sebagai berikut:
No Keterangan Kondisi
Prasiklus Siklus I Siklus II
1. Ketuntasan (%) 37,5 62,5 87,5
2. Belum Tuntas (%) 62,5 37,5 12,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Gambar 4.14. Grafik Perkembangan Ketuntasan pada Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II
Berikut ini akan dijelaskan perkembangan nilai siswa secara lebih
terperinci pada tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11. Perkembangan Nilai Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
Aspek yang
Ditinjau Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Nilai terendah 47 67 61
Nilai tertinggi 76 86 95
Rata-rata nilai 67,25 75,87 81,12
Ketuntasan klasikal 37,5% 62,5% 87,5%
Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II di
atas dapat digambarkan menjadi grafik seperti gambar 4.15 berikut ini:
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
prasiklus siklus I siklus II
Belum Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Gambar. 4.15 Grafik Perbandingan Nilai Kognitif Siswa Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
Dari data pada tabel 4.11 dan gambar 4.15 di atas penilaian kognitif
siswa menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan tersebut dapat diuraikan
seperti berikut:
1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 47; pada siklus I naik
menjadi 67; namun pada siklus II turun lagi menjadi 61.
2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal 76; pada siklus I naik
menjadi 86; dan pada siklus II naik lagi menjadi 95.
3) Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan yaitu pada tes awal sebesar
67,25; pada siklus I naik menjadi 75,87; dan pada siklus II naik lagi menjadi
81,12.
4) Untuk ketuntasan klasikal dalam arti prosentase siswa yang tuntas belajar
(KKM 73) pada tes awal hanya 37,5% (6 dari 16 siswa), pada siklus I naik
menjadi 62,5% (10 dari 16 siswa), dan pada siklus II tersisa 2 siswa yang
masih mendapat nilai dibawah KKM.
47
76
67.25
37.5
67
86
75.87
62.561
95
81.1287.5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasikal %
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
5) Pada siklus I 62,5% siswa mendapat nilai > 73 dan pada siklus II 87,5% siswa
telah mendapat nilai > 73. Dari hasil tersebut telah mencapai indikator kinerja
yang telah ditetapkan.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan kualitas kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial, baik proses maupun hasil kemampuan
mendeskripsikan dampak globalisasi dengan menggunakan model problem based
learning pada siklus I dan siklus II. Secara garis besar, penelitian ini telah
berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti pada bagian
bab I.
Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar
kualitas proses dan hasil pembelajaran PKn materi globalisasi dari prasiklus dan
setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan
model problem based learning.
Pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut :
a. Prasiklus
Pada prasiklus terlihat bahwa sikap (afektif) dan psikomotor siswa
dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran masih tergolong rendah.
Mereka menganggap PKn adalah pelajaran yang sulit, yang hanya
mengandalkan hafalan saja. Sedangkan siswa merasa kurang mampu untuk
menghafal suatu materi pelajaran. Hal itu berdampak pada aspek kognitif siswa
yang rendah juga. Pembelajaran PKn masih menggunakan cara konvensional
yaitu siswa diberi materi dengan metode ceramah dan penugasan. Sesekali
siswa diberi pertanyaan namun jika tidak bisa menjawab diberi hukuman.
Suasana pembelajaran terkesan kaku karena siswa justru merasa takut untuk
menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini membuat siswa tidak antusias
mengikuti pembelajaran PKn yang diberikan oleh guru. Akibatnya presentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
nilai kualitas proses secara klasikal yang meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor masih rendah. Terbukti persentase nilai ketuntasan klasikal pada
tindakan awal ini masih rendah yaitu kognitif 37,5% (lampiran 4 halaman 121).
Kualitas proses yang rendah berimbas pada kualitas hasil
pembelajaran PKn menjadi rendah. Terbukti dengan banyaknya siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai PKn yang diperoleh siswa masih
rendah. Pada prasiklus siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 10 siswa,
sedangkan yang sudah tuntas KKM sebanyak 6 siswa atau 37,5%. Nilai
terendah pada prasiklus adalah 47 dan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah
76.
Nilai dalam pembelajaran PKn prasiklus siswa yang mendapat nilai
dalam interval 43-48 sebanyak 1 siswa (6,25%), interval nilai 49-54 terdapat 1
siswa (6,25%), interval nilai 55-60 sejumlah 2 siswa (12,5%), interval nilai 61-
66 terdapat 1 siswa (6,25%), interval nilai 67-72 sejumlah 5 siswa (31,25%),
dan terdapat 6 siswa (37,5%) mendapat nilai dalam interval 73-78. Nilai rata-
rata kelas adalah 67,1 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 6 siswa (37,5%)
dari jumlah siswa. Nilai rata-rata ini dapat dikatakan rendah karena nilai
yang diperoleh siswa pun juga masih rendah. Oleh karena itu dilakukan
tindakan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa.
b. Siklus I
Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti
adanya peningkatan kualitas proses dan hasil kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial.
Dalam proses pembelajaran PKn materi globalisasi siklus I ini peneliti
menggunakan model problem based learning, siswa menyelesaikan sebuah
permasalahan secara berkelompok. Proses pembelajaran terkesan lebih hidup
dan menyenangkan meskipun hasilnya belum maksimal karena siswa baru
pertama kali belajar dengan model ini. Siswa lebih berminat dan terlihat aktif
dalam pembelajaran. Kerjasama dan kesungguhan siswa sangat jelas terlihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
karena model problem based learning ini dilakukan secara kelompok yang
mengutamakan kerjasama dan keseriusan dari anggota kelompoknya.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran PKn ini dibuktikan dengan nilai
prosentase kualitas proses yaitu aspek afektif dan psikomotor siswa sudah
mencapai 70%.
Pada siklus I kualitas hasil kemampuan siswa dalam mendeskripsikan
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial yang ingin dicapai
adalah 80% siswa dapat tuntas KKM. Hal ini berarti dalam siklus I
diharapkan sebanyak 13 siswa memperoleh nilai di atas KKM. Dilihat dari
banyaknya siswa yang tuntas KKM diketahui hanya sebanyak 10 siswa atau
62,5% yang sudah tuntas dan masih terdapat 6 siswa atau 37,5% yang
belum tuntas KKM (lampiran 17 halaman 151). Dengan jumlah ketuntasan
seperti itu dapat dikatakan indikator kinerja siklus I belum tercapai.
Pengamatan dari tindakan pada siklus I ditemukan beberapa hal yang
terkait faktor-faktor penilaian kemampuan siswa dalam mendeskripsikan
dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial yaitu: pertama,
Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan meggunakan
model pembelajaran problem based learning. Kedua, keaktifan siswa belum
terlihat maksimal atau masih malu menjawab pertanyaan ataupun
mengemukakan pendapat. Selain itu sebagian siswa masih kurang terampil
berbicara di depan kelas dalam mendeskripsikan hasil pemecahan masalah
yang mereka diskusikan bersama, masih terlihat diam karena malu atau lupa
apa yang akan dikatakan.
Peningkatan kualitas proses dan hasil pada siklus I belum memuaskan
dan masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dan diharapkan
kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian
ini dilanjutkan ke siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
c. Siklus II
Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan kualitas proses dan hasil
yang cukup signifikan dari tindakan sebelumnya. Dilihat dari proses
pembelajaran PKn materi globalisasi dengan model problem based learning,
siswa semakin aktif yang ditandai dengan banyaknya siswa yang lebih antusias
dan memperhatikan jalannya proses pembelajaran. Prosentase afektif siswa
secara klasikal mencapai 93,75% (lampiran 30 halaman 180). Prosentase
psikomotor klasikal siswa meningkat menjadi 93,75% (lampiran 31 halaman
182) ditandai dengan banyaknya siswa yang lebih aktif. Kerja sama dari siswa
dalam kelompoknya juga semakin meningkat, siswa lebih bertanggung jawab
sebagai bagian dari kelompoknya. Selain itu siswa lebih serius untuk mengikuti
pembelajaran dengan model problem based learning.
Kualitas hasil kemampuan siswa dalam mendeskripsikan dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial siklus II terjadi
peningkatan. Indikator ketercapaian kualitas hasil pada siklus II adalah 80%
atau sebanyak 13 siswa mampu tuntas KKM dalam pembelajaran
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial.
Dari 16 siswa kelas IV setelah diadakan tindakan siklus II terdapat 14
siswa atau 87,5% tuntas KKM dan 2 siswa atau 12,5% belum tuntas KKM
(lampiran 29 halaman 179). Hal ini dibuktikan dengan naiknya jumlah
frekuensi pada tiap kelas interval. Dari 16 siswa kelas IV ditunjukkan pada
kelas 67-72 saat siklus I terdapat 6 siswa meningkat menjadi 1 siswa.
Setelah tindakan siklus II nilai terendah terdapat pada kelas 61-66
sebanyak 1 siswa atau 6,25%, pada kelas 67-72 sebanyak 1 siswa atau
6,25%, pada kelas 73-78 sebanyak 25%, pada kelas 79-84 sebanyak 5 siswa
atau 31,25%, pada kelas 85-90 sebanyak 2 siswa atau 12,5%, dan pada pada
kelas 91-96 sebanyak 2 siswa atau 12,5%. Dilihat dari nilai rata-rata klasikal
siswa juga terdapat peningkatan. Nilai rata-rata klasikal pada prasiklus hanya
sebesar 67,25 meningkat pada siklus I menjadi sebesar 75,87 dan meningkat
lagi menjadi 81,12 pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Peningkatan kualitas poses dan hasil kemampuan siswa dalam
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial
dengan menggunakan model problem based learning pada siklus II sudah
mencapai indikator ketercapaian. Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan dapat
dihentikan dan terbukti dinyatakan berhasil.
Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas IV
hasil belajar PKn siswa khususnya mengenai Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial sebelum menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) masih tergolong rendah, siswa yang tuntas hanya 37,5%
(lampiran 2 halaman 117). Hal itu dikarenakan faktor dari guru yang belum
kreatif dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat dan pengajaran guru
yang terkadang selalu ceramah dan hanya memberi tugas saja tanpa memberi
penjelasan sehingga siswa kurang maksimal dalam menyerap dan memperoleh
materi pelajaran PKn mengenai Dampak Globalisasi Teknologi Informasi
Terhadap Tata Sosial.
Sedangkan hasil wawancara setelah menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran PKn
mengenai Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial
(lampiran 36 halaman 205) terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial, selain itu ketuntasan belajar PKn siswa juga meningkat.
Hal itu dikarenakan penggunaaan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dalam pembelajaran PKn mengenai Dampak Globalisasi
Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial dapat meningkatkan kualitas proses
belajar siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna serta
memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami materi. Siswa mencari
dan menemukan sendiri informasi melalui kegiatan diskusi pemecahan masalah
nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga memperoleh
pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. Mengingat banyaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
kelebihan yang dimiliki model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
maka kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran PKn mengenai
Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap Tata Sosial dengan
menggunakan model PBL menjadi tidak berarti.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil belajar PKn mengenai Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial siswa kelas IV SDN 01 Tlobo, Jatiyoso,
Karanganyar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yakni pembelajaran berdasarkan masalah. Hal ini terjadi
karena penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
menjadikan pembelajaran PKn mengenai Dampak Globalisasi Teknologi
Informasi Terhadap Tata Sosial menjadi lebih bermakna sehingga hasil belajar
siswa meningkat. Hasil belajar tersebut dilihat dari meningkatnya kemampuan
siswa dalam mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial. Jadi penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial siswa kelas IV SDN 01 Tlobo,
Jatiyoso, Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menggunakan model problem based learning dalam
pembelajaran PKn materi dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata
sosial pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Tlobo Jatiyoso Karanganyar
dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan model problem based learning dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran PKn khususnya materi dampak globalisasi teknologi informasi
terhadap tata sosial siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso Karanganyar
tahun pelajaran 2011/2012.
2. Penerapan model problem based learning dapat meningkatkan kemampuan
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial
siswa kelas IV SD Negeri 01 Tlobo Jatiyoso Karanganyar tahun pelajaran
2011/2012. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan
yaitu pada tes awal sebesar 67,25; pada siklus I naik menjadi 75,87; dan pada
siklus II naik lagi menjadi 81,12. Sedangkan ketuntasan klasikal dalam arti
prosentase siswa yang tuntas belajar (KKM 73) pada tes awal hanya 37,5% (6
dari 16 siswa), pada siklus I naik menjadi 62,5% (10 dari 16 siswa), dan pada
siklus II mencapai 87,5% dengan tersisa 2 siswa yang masih mendapat nilai
dibawah KKM.
B. IMPLIKASI
Penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses
dan peningkatan hasil belajar PKn dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal
dari guru maupun siswa. Disamping itu, keberhasilan suatu pembelajaran juga
dipengaruhi oleh model dan media yang digunakan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Faktor dari guru meliputi: kemampuan guru dalam
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
mengembangkan dan menyampaikan materi, keterampilan dalam mengelola kelas,
kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan
menggunakan sumber dan media belajar sebagai perantara dalam menyampaikan
materi. Sedangkan faktor dari siswa meliputi: keaktifan dan pengetahuan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran PKn mengenai Dampak Globalisasi Teknologi Informasi Terhadap
Tata Sosial pada siswa kelas IV SDN 01 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar tahun
2011/2012. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus,
dimana model siklus yang digunakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan
pada hari Rabu dan Sabtu, tanggal 21 dan 24 Maret 2012 dan siklus II
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012 dan hari Sabtu tanggal 31
Maret 2012. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat tahap kegiatan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini
dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus
perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus
sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari
pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis
perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penerapan model
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan
mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial pada
siswa kelas IV SDN 01 Tlobo, Jatiyoso, Karanganyar tahun 2011/2012.
Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial melalui model Problem Based Learning, dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
dipertimbangkan untuk menambah model pembelajaran bagi guru dalam
memberikan materi pelajaran.
2. Pembelajaran PKn melalui model Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi dampak globalisasi
teknologi informasi terhadap tata sosial.
3. Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan strategi dan model
pembelajaran yang tepat dengan model Problem Based Learning untuk
meningkatkan kemampuan mendeskripsikan dampak globalisasi teknologi
informasi terhadap tata sosial khususnya dan pelajaran lain pada umumnya.
4. Mendorong siswa untuk lebih belajar mandiri, berfikir logis, sistematis, dan
kritis dalam menjawab pertanyaan maupun memecahkan masalah serta
mengembangkan kreativitas dan inisiatifnya untuk menunjang proses
pembelajaran.
5. Menunjukkan pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi
dan inovatif, salah satunya model Problem Based Learning yang terbukti
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, tidak membosankan
sehingga terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara guru dan siswa.
6. Sebagai masukkan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keefektifan
strategi guru dalam mengajar serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran
yang berlangsung sehubungan dengan hasil belajar siswa yag akan dicapai.
Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan guru melalui penggunaan model,
metode, sumber belajar, dan media pembelajaran yang tepat bagi siswa.
7. Pembelajaran PKn tentang dampak globalisasi teknologi informasi terhadap
tata sosial menggunakan model Problem Based Learning ini dapat digunakan
dan dikembangkan oleh guru dalam menghadapi masalah yang sejenis yang
pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa terutama untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan materi.
C. SARAN
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
1. Bagi Siswa
Peserta didik harus lebih meningkatkan keberanian menyampaikan
gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan materi pembelajaran
sebagai hasil belajar. Siswa juga harus menyikapi dengan baik dampak
globalisasi teknologi informasi terhadap tata sosial, untuk itu siswa perlu
mengikuti pembelajaran PKn materi globalisasi dengan penuh kesungguhan
agar siswa memiliki pengetahuan dan lebih selektif dalam menyikapi pengaruh
atau dampak globalisasi pada kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan
merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga peserta
didik menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif
dan bermakna. Hal ini membuat peserta didik tidak mudah bosan dan tetap
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b. Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan model
pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan terhadap
peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan
keterampilan tertentu, serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda
dan bervariasi.
c. Guru kelas hendaknya menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) dalam kegiatan belajar - mengajar khususnya pada
pembelajaran PKn materi dampak globalisasi, karena model problem based
learning lebih efektif dan inovatif.
3. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengupayakan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran
dengan berbagai macam model pembelajaran seperti model Problem Based
Learning agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.