Skripsi (Proses Penyaluran Beasiswa)

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Secara tegas, Negara dalam upaya memberikan perhatian kepada anak yatim diberikan ruang gerak yang cukup luas melalui amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 Bahwa "Fakir Miskin dan anak-anak terlantar dipelihara Negara". Dalam kenyataannya tidak semua manusia dilahirkan dalam kondisi beruntung. Di tengah masyarakat saat ini, pun tidak sedkit kaum yang kurang mampu yang tidak berdaya dalam menghadapi himpitan kehidupan. Kesempatan kaum kurang mampu untuk berusaha sangat terbatas. Sehingga akses terhadap kehidupan dan pendidikan yang layakpun, sulit mereka penuhi. Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak menegaskan bahwa setiap anak mempunyai hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan hak berpartisipasi dalam hal-hal yang menyangkut diri dan masa depannya. Selaras dengan itu, anak-anak yatim piatu mempunyai hak untuk mendapatkan pemeliharaan pendidikan serta perlindungan bagi kelangsungan hidupnya. Karenanya, bentuk santunan yang ideal adalah tidak terputus di tengah dan tidak terbatas kebutuhan konsumtif, tetapi juga pemberdayaan anak, yaitu melalui pendidikan. Menilik kondisi di masyarakat, sebagian besar pemberi bantuan dan penyantun anak yatim piatu, pada umumnya merasa telah cukup untuk menyerahkan bantuan finansial kepada panti asuhan atau anak kurang mampu, tanpa menyumbangkan pemikiran untuk penggunaan dana tersebut bagi pemberdayaan

1

2

anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya donatur telah memercayakan sepenuhnya pengelolaan dana tersebut kepada pihak pengasuh. Sedangkan dari pihak pengasuh, karena keterbatasan tenaga, pemikiran, dan kemampuan lainnya sering tidak berpikir tentang program yang menyangkut pemberdayaan anak, yang sangat dibutuhkan untuk masa depan mereka, yaitu pendidikan. Faktor lain yang menyebabkan kurangnya upaya pemberdayaan adalah adanya persepsi masyarakat tentang pengertian penyantunan anak yatim piatu, yang terbatas pada pemberian dana untuk biaya hidup dan konsumsi. Melalui program yang terpadu diharapkan bantuan anak kurang mampu khususnya yatim piatu bisa langsung menyentuh kebutuhan yang sangat mendasar termasuk kelangsungan pendidikannya. Tujuan program pemberdayaan antara lain adalah : 1. Membimbing anak yatim piatu menjadi anak yang berperestasi, mandiri dan ber-akhlakul karimah. 2. Menyiapkan masa depan anak yatim piatu agar menjadi mandiri dan produktif. 3. Melibatkan masyarakat dalam mendukung Program agar menjadi orang tua asuh bagi mereka. Selain itu di dalam Al-quran terdapat firman Allah Swt yang berbunyi :" Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjuran memberi makan orang miskin. Maka kecelakanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari

3

shalatnya, orang-orang yang berbuat ria, dan enggan (menolong) dengan barang berguna". (QS. 108 : 1-7). Seiring dengan telah berlalunya bencana gempa dan gelombang tsunami yang terjadi pada akhir tahun 2004 yaitu tanggal 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9 Skala richter yang menelan korban jiwa sebanyak 126.915 jiwa dengan jumlah korban luka-luka/selamat sebanyak 100.000 jiwa serta yang hilang mencapai 37.063 jiwa dan yang kehilangan tempat tinggal mencapai 517.000 jiwa

(http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Samudra_Hindia_2004). Dari sebagian korban yang selamat sekitar 20 ribu jiwa adalah anak-anak yang telah menjadi yatim piatu (http://www.merdeka.com/pernik/yatim-piatu-acehcapai-100-ribu-yeqf15s.html). Dari sekian banyak anak yatim piatu korban tsunami sebagian anak yatim piatu tersebut telah ditampung pada yayasan-yayasan yang terdapat di Provinsi Pemerintah Aceh baik di Banda Aceh maupun di Kabupaten lainnya. Tujuan penampung ini adalah untuk lebih memudahkan pemerintah mendata dan memberikan bantuan kepada anak-anak yatim piatu tersebut. Selain itu anakanak ini dapat dikoordinir dan dikelola sehingga mereka dapat melanjutkan hidupnya. Salah satu Yayasan yang terdapat di Kota Banda Aceh yaitu Yayasan Amal (Amal Humanity Foundation) Nanggroe Aceh Darussalam yang bekerja sama dengan Tsunami Education Fund UWCSEA Singapore. Yayasan Amal menampung sebanyak 56 orang anak yatim piatu, selain itu juga dilakukanya pemberdayaan anak yatim piatu dari segi pendidikan, dengan harapan mereka mampu memperoleh pendidikan dengan segala kemampuan mereka

4

sehingga mereka berprestasi dengan cara memberikan beasiswa kepada setiap anak yatim piatu melalui program TEF (Tsunami Education Fund). Bantuan beasiswa untuk anak yatim piatu tsunami diberikan berkelanjutan khususnya bagi anak-anak yatim piatu tsunami yang masih bersekolah mulai dari Taman Kanak-kanak sampai dengan tamat Sekolah Menengah Atas yang berlokasi di Kota Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar. Selain beasiswa program penyaluran beasiswa terhadap anak yatim piatu ini juga dilatih mentalitas mereka serta moralitas agar mereka lebih siap menghadapi kehidupan, serta konsultasi agar mereka dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi mereka pada suatu hari nanti. Berdasarkan uraian diatas maka perlu kiranya dilakukan suatu study ilmiah maka peneliti ingin mengangkat suatu permasalahan tentang penyaluran beasiswa kepada anak yatim piatu pada Yayasan Amal (Amal Humanity Foundation) Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka permasalahannya dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses penyaluran beasiswa yang dilakukan Yayasan Amal Naggroe Aceh Darussalam kepada anak yatim piatu tsunami ? 2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam melakukan kegiatan proses penyaluran beasiswa anak yatim piatu tsunami ?

5

3. Bagaimana kondisi anak yatim piatu sebelum dan setelah proses penyaluran beasiswa ?

3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui proses penyaluran beasiswa yang dilakukan Yayasan Amal Naggroe Aceh Darussalam kepada anak yatim piatu tsunami. 2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan proses penyaluran beasiswa anak yatim piatu tsunami. 3. Mengetahui kondisi anak yatim piatu sebelum dan setelah proses penyaluran beasiswa.

4. Kegunaan Penelitian Bagi peneliti diharapkan Penelitian ini berguna dalam usaha mengaplikasikan dan memperdalam pengetahuan dibidang Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian serta melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan study pada Fakultas Pertanian Universyitas Syiah Kuala. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan juga dapat berguna sebagai informasi bagi pemikir dan pekerja social serta pemerintah dalam mengambil kebijaksanaan penanganan masyarakat miskin khususnya terhadap anakanak yatim piatu.

6

5. Kerangka Pemikiran a. Pengertian Beasiswa Pengertian Beasiswa seperti yang dikutip dari www.wikipedia.org adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. (www.wikipedia.org/beasiswa) Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas) setelah selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung pada lembaga yang memberikan beasiswa tersebut.(Lahinta, 2003). Beasiswa adalah bantuan utuk membantu otang terutama bagi yang masih sekolah atau kutiah agar mereka dapat menyelesaikan tugasnya dalam rangka mencari ilmu pengetahuan Nngga setesai. Bantuan ini biasanya berbentuk dana untuk menunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oteh anak sekolah atau mahasiswa selama menampuh masa pendidikan di tempat belajar yang diinginkan. Namun bisa juga beasiswa ini di wujudkan dalam bentuk yang lain. Misalnya buku buku pelajaran. Fasilitas belajar serta hal lain yang tujuamya untuk memperlancar para penerima bantuan ini agar mereka bisa menyelesaikan pendidikannya tanpa ada gangguan terutama yang berhubungan dengan keuangan hingga tuntas atau lulus. (http://www.anneahira.com/beasiswa.htm)

7

b. Tujuan Pemberian Beasiswa Beberapa tujuan dari pemberian beasiswa iri antara lain adalah: 1. Untuk membantu para pelajar atau mahasiswa agar mereka bisa mencari ilmu sesuai dengan bidang yang ingin dikuasai, terutama bagi yang punya masalah dalam hal pembiayaan. 2. Menciptakan pemerataan suatu ilmu pengetahuan atau pendidikan kepada setiap orang yang membutuhkan. Memang kita punya hak untuk belajar agar mendapat ilmu pengetahuan yang cukup untuk bekal hidup di kemudian hari. Namun untuk mendapatkan suatu ilmu kadang kita perlu mengeluarkan biaya. Nah. beasiswa inilah yang akan membantu seseorang untuk mendapatkan ilmu tersebut. 3. Menciptakan generasi baru yang lebih plrtat dan cerdas. Karena dengan adanya bantuan beasiswa ini maka seseorang terutama kaum muda bisa punya kesempatan untuk mendapat pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Dari sini akan tercipta sumber daya manusia baru yang lebih mampu menjawab tantangan jaman yang terus maju ini. 4. Meningkatkan kesejahteraan. Setelah tercipta sumber daya manusia baru yang cerdas, diharapkan mereka ini bisa memberi bantuan lewat ide dan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya ketika menjalani masa pendidikan. Karena ilmu pengetahuan tersebut bisa diterapkan dalam masyarakat dengan tujuan untuk memajukan mereka sehingga kemakmuran dan kesejahteraan lebih mudah dicapai (http://www.anneahira.com/beasiswa.htm).

8

c. Syarat-syarat Pemberian Beasiswa Biasanya para pemberi beasiswa atau donatur ketika mau mengasihkan bantuannya akan mengajukan beberapa syarat antara lain adalah : 1. Penerima beasiswa termasuk orang yang tidak mampu secara ekonomi atau keuangan. Sehingga ketika mau memberikan bantuatnya tersebut. mereka akan melakukan pengecekan apakah orang yang bersangkutan benar-benar membutuhkan bantuan dana untuk melanjutkan sekolah atau kuliahnya. 2. Selain tidak mampu, penerima beasiswa juga harus punya prestasi terutama di bidang yang digelutinya. Misalnya ada seorang murid sekolah yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan dana pendidikan. Maka dia harus mempunyai nilai yang bagus di sekolah tempat dia belajar 3. Ketika mengajukan beasiswa seseorang juga dituntut punya semangat yang tinggi dalam belajar dan mencari ilmu pengetahuan. Karena para donatur tidak ingin pihak yang dibantu untuk melanjutkan sekolah tersebut hanya suka bersantai saja ketika menempuh pendidikan. 4. Syarat lainnya adalah penerima beasiswa punya jiwa sosial yang tinggi. Karena pemberi bantuan biasanya menginginkan bila telah selesai menempuh pendidikan, penerima bantuan tersebut mau menyumbangkan ilmu

pengetahuan yang dimilikinya kepada masyarakat banyak. Hal ini sering dilakukan melalui sistem ikatan

dinas.(http://www.anneahira.com/beasiswa.htm)

9

d. Kondisi Anak Yatim Piatu Pasca Tsunami di Aceh Pada tahun 2005 terdapat korban bencana gempa/tsunami di (NAD) yang tergolong usia anak (0-18 tahun) yang masih berstatus sebagai pengungsi. Jumlahnya lebih dari 60.316 anak (kelompok usia 0-14 tahun) atau 29,59% dari seluruh pengungsi, belum termasuk anak usia 15-18 tahun dalam kelompok umur 15-19 tahun (23.291 anak). Sedangkan menurut database The Family Tracing and Reunificat on Network (FTR) atau Jaringan Lembaga untuk Penelurusan dan Penyatuan Keluarga (terdiri dari Departemen Sosial RI, Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI, Dinas Sosial Provinsi NAD, UNICEF, ICRC, Cardi/IRC, LCO, Muhammadyah, Pusaka, dan Child Fund), sampai dengan 15 Mei 2006, bencana tsunami telah mengakibatkan 2831 anak telantar atau terpisah dari orang tua mereka pada Januari 2005 sampai Mei 2006. Sejumlah 700 anak di antaranya kehilangan kedua orang tua mereka, sedangkan 1301 anak tak mengetahui keberadaan orang tua mereka sehingga diduga kuat mereka pun telah menjadi yatim piatu (Depsos RI and Save The Children, 2006:ix). Sementara itu, pada Desember 2005 sampai Maret 2006, tim pekerja sosial Depsos RI dengan dukungan Pekerja Sosial Masyarakat dan UNICEF melakukan Rapid Assesment of Childrens Homes in post-Tsunami Aceh, yang menghasilkan data-data kondisi anak korban tsunami yang berada di panti-panti sosial anak/panti asuhan se-provinsi NAD (bukan dalam status pengungsi dan tinggal di barak-barak pengungsian atau di rumah-rumah keluarga). Menurut riset tersebut, pada Maret 2006 terdapat 207 panti asuhan aktif yang menampung 16.234 anak, terdiri dari

10

9.567 anak laki-laki (60%) dan 6.667 perempuan (40%). Dalam jumlah panti-panti asuhan tersebut terdapat 193 panti asuhan anak telantar atau yatim piatu dan 14 panti sosial anak penyandang cacat (Depsos RI and Save The Children, 2006:xi). Sampai dengan Maret 2006, anak-anak yang diasuh di panti-panti asuhan anak telantar se-NAD berjumlah 16.234 anak. Di antara seluruh anak asuh tersebut, 16,3%-nya adalah anak-anak korban tsunami (2.589 anak), terdiri dari 1.449 anak laki-laki dan 1.107 perempuan yang telantar/terpisah dari keluarganya, serta 21 anak laki-laki dan 12 perempuan yang cacat.

(http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_docman&task =doc_download&gid=147&Itemid=70)

BAB II METODE PENELITIAN

1. Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar, dimana penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling) dimana terdapat anak-anak yatim piatu tsunami yang mendapatkan bantuan beasiswa TEF bersekolah. Objek dari penelitian ini adalah anak-anak yatim piatu tsunami yang masih bersekolah dan menerima bantuan beasiswa Tsunami Education Fund UWCSEA Singapore yang disalurkan oleh Yayasan Amal (Amal Humanity Found) Nanggroe Aceh Darussalam. Sedangkan ruang lingkup penelitian dibatasi pada masalah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat pasca tsunami khususnya pemberian bantuan beasiswa untuk anak-anak yatim piatu tsunami oleh Yayasan Amal (Amal Humanity Foundation) Nanggroe Aceh Darussalam bekerja sama dengan Tsunami Education Fund UWCSEA Singapore. Adapun data yang disajikan pada penelitian ini adalah data mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

2. Populasi dan Teknik Sampling Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah murid-murid sekolah yang mendapatkan bantuan beasiswa TEF (Tsunami Education Fund) dari Yayasan Amal di Kota Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar. Populasi murid-murid tersebar pada beberapa

11

12

sekolah yang ada di Kota Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar yang berjumlah 278 orang murid yang terbagi kedalam beberapa tingkatan sekolah dari SD, SMP dan SMA. Metode pengumpulan data pada Yayasan Amal adalah metode study kasus. Metode kasus yaitu memusatkan perhatian dan mengungkapkan suatu kebenaran yang menitik beratkan hanya pada satu objek, dalam hal ini pada yaitu pada Yayasan Amal. Metode pengambilan sampel digunakan metode survey. Metode survey yaitu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang intitusi social dan ekonomi dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Pengambilan sampel dilakukan secara Stratified Random Sampling yaitu populasi dibagi dalam kelompok yang homogen lebih dahulu, atau salam strata (Nazir, 1983) dari 78 sekolah yang ada di Kota Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar diambil tiga sekolah sampel dari masing-masing jenjang yang berarti total dari sekolah sampel adalah Sembilan sekolah sampel. Yaitu tiga sekolah dari masingmasing jenjang yang jumlah muridnya lebih banyak mendapatkan bantuan beasiswa dari Yayasan Amal. Besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 20 %. Untuk lebih jelasnya besarnya sampel yang diambil dapat dilihat pada Table 1 dibawah ini.

13

Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel murid sekolah yang mendapatkan bantuan beasiswa TEF di Kota Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar. No 1. 2. 3. Sekolah Sampel SD SMP SMA Total Sumber : Data Primer, 2009 Pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dari wawancara dan observasi langsung terhadap murid-murid yang mendapatkan bantuan beasiswa TEF dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Adapun data sekunder diperoleh dari instansi-instansi pemerintah, laporan-laporan ilmiah, literature, studi pustaka yang menunjang data primer untuk masalah yang sedang diteliti. Populasi (orang) 54 93 131 278 Jumlah Sampel (orang) 11 19 26 56

3. Batasan Konsep a. Proses Penyaluran beasiswa : sistem penyaluran beasiswa oleh yayasan melalui proses perekrutan sampai proses evaluasi setelah pemberian beasiswa b. Anak yatim piatu tsunami adalah anak-anak korban bencana alam tsunami yang kehilangan (meninggal) kedua orang tuanya. c. Kendala merupakan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pemberian bantuan beasiswa untuk anak-anak yatim piatu. d. Profil adalah bentuk organisasi yang memberikan bantuan beasiswa untuk anak anakyatim piatu tsunami.

14

e. TEF (Tsunami Education Found) merupakan program UWCSEA Singapore untuk pemberian bantuan beasiswa untuk anak yatim piatu tsunami di kota Banda Aceh dan sebahagian Aceh Besar. f. Bantuan beasiswa adalah bantuan uang yang diberikan setiap bulannya untuk membantu keuangan sekolah bagi anak-anak yatim piatu yang masih bersekolah sebesar Rp. 160.000,-/bulan. g. Yayasan Amal Nanggroe Aceh adalah lembaga penyalur dana bantuan bea siswa yang bersumber dari TEF Singapore untuk anak anak yatim piatu tsunami yang berada di Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar.

4. Metode Analisis Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis kualitatif yang dipaparkan secara deskriptif. Penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran secara matematis, factual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki (Nazir, 1983). Deskriptif menggambarkan keadaan sebenarnya anak yatim piatu korban tsunami yang bersekolah di SD sampai dengan SMA dalam Kota Banda Aceh dan Sebahagian Aceh Besar. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk narasi berupa kalimat-kalimat yang menerangkan seluruh isi penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM ANAK YATIM PIATU

1. Letak geografis Kota Banda Aceh Kota Banda Aceh merupakan Ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yang terletak antara 2 - 6 lintang Utara dan 95 - 98 Bujur Timur. Luas wilayahBanda Aceh seluruhnya 61.359 Ha atau kisaran 61,36 Km2. Adapun batas - batas

wilayah Banda Aceh adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatas dengan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar

2. Jumlah Yayasan Sosial Anak Yayasan sosial anak yaitu yayasan yang lebih berkonsentrasi kepada penanganan anak, baik anak jalanan, anak terlantar maupun anak yatim piatu. Adapun jumlah Yayasan Sosial anak yang terdapat di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :

15

16

Tabel 2. Jumlah Yayasan Sosial Anak di Kota Banda Aceh No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Panti Panti Asuhan Penyantun Islam Panti Asuhan Muhammadiyah Yys. Amal Humanity Panti Asuhan BTRG Panti Asuhan Al-Jamiyatul Wasaliyah Panti Asuhan Darul Aitan YPPC Yys. Penyandang Anak Cacat Yysn Asah Asih Asuh P.A Nirmala PSMJ Na Guna (Anak) & Lanjut Usia Yys. Lembaga Pddk. Islam Markaz AlIslah 13 Bukesra Ulee Kareng DOI Kecamatan Desa/Kel Baiturrahman Setui Meuraxa Meuraxa Ulee kareng Syiah Kuala Kuta Alam Kuta Alam Kuta Alam Banda Jaya Bandar Baru Bandar Baru Lueng Bata Punge Blang Cut Blower Cireh Rukoh Beurawe Labui Kp. Keuramat Banda Jaya Jln. P. Nyak Makam Jln. P. Nyak Makam Lueng Bata

Sumber : Dinas Sosial Kota Banda Aceh, 20010 Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa jumlah Yayasan Sosial anak baik berupa yayasan maupun panti sebanyak 13 buah, dimana terdapat di 9 Kecamatan yang terdapat di Kota Banda Aceh.

3. Profil Yayasan Amal Yayasan Amal didirikan oleh Bapak Ir. M.Nazar pada tahun 1998 sebagai wadah pemberdayaan masyarakat kurang mampu termasuk didalamnya anak-anak yatim piatu tsunami. Dalam pelaksanaan operasional Yayasan dibantu oleh berbagai pihak pekerja temporer yang tidak digaji. Dalam penanganan penyaluran bantuan beasiswa yatim piatu tsunami ditangani oleh 3 orang tenaga relawan.

17

Adapaun visi dan misi yayasan amal, yaitu : a. Visi; sebagai wadah pemberdayaan masyarakat kurang mampu. b. Misi; untuk membantu dan membangun serta mencerdaskan bangsa melalui pendidikan, pemberdayaan ekonomi. Sosial kemasyarakatan dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam penanganan pemberdayaan anak yatim piatu tsunami yayasan berkontribusi dibidang pendidikan untuk membantu anak-anak yatim piatu tsunami khususnya dengan membangun kembali fasilitas sekolah yang terkena bencan tsunami Aceh 26 Desember 2004 antara lain membangun seluruh fasilitas belajar mengajar SMPN 4 Peunayoeng Banda Aceh serta membangun lapangan basket, seluruh mobiler belajar mengajar SMP negeri 9 Peunayoeng Banda Aceh dan lapangan basket serta kursi dan meja komputer MAN Model Banda Aceh juga pemberian pakaian, sepatu dan sepeda bagi anak yatim piatu yang sangat kurang mampu. Adapun pihak yayasan amal ikut membangun dan membantu sarana dan prasarana belajar mengajar dilokasi tsunami adalah untuk mempercepat adanya perubahan pola pikir anak-anak dan masyarakat tentang tsunami agar membangun kembali keinginan kehidupan bersekolah dan tersedianya kembali sekolah bagi anakanak yatim piatu yang sekolahnya hancur terkena bencana tsunami.

4. Sejarah Yayasan Yayasan Amal merupakan salah satu yayasan yang bergerak dibidang sosial. Awal yayasan ini berdiri sebelum tsunami pada awal Januari tahun 1998 oleh Bapak

18

Ir. M. Nazar. Namun dikarenakan kesibukan beliau maka aktivitas yayasan baru lancar ketika setelah tsunami pada tanggal 1 Januari 2005. Pada saat itu keadaan Banda Aceh sangat tidak teratur, dikarenakan dilihat pada saat setelah tsunami banyak rumah yang hancur dan banyak juga orang yang terluka yang memerlukan obat-obatan dan pakaian maka tahap awal dilakukannnya pertolongan dengan menyalurkan obat-obatan dan pakaian ketempat-tempat yang susah dijangkau pada saat itu, setelah masalah itu selesai barulah dipikirkan bagaimana mereka bisa mendapatkan rumah, maka yayasan amal bekerja sama dengan soroptimish internasional untuk membangun rumah di Lamreh pada tahun 2005 bagi korban tsunami, mengingat banyak anak yatim piatu tsunami maka pada tahun itu juga mulai memberi bantuan untuk pendidikan; dimulai dengan membangun kembali SMPN 4 peunayong Banda Aceh yang hancur oleh tsunami dan beberapa sarana olah raga untuk beberapa sekolah di kota Banda Aceh yang bekerja sama dengan UWCSEA Singapore dan dilanjutkan dengan pemberian bantuan beasiswa kepada anak-anak yatim piatu tsunami yang berada di Banda Aceh dan Aceh Besar. Sampai saat ini Yayasan Amal masih bekerja sama dengan UWCSEA Singapore untuk memberikan batuan beasiswa kepada anak yatim piatu tsunami yang masih bersekolah di sebehagian Aceh Besar dan Kotamadya Banda Aceh.

5. Struktur Organisasi Yayasan Setiap lembaga baik lembaga pemerintah maupun swasta kegiatannya diatur melalui struktur organisasi yang telah ditetapkan. Masing-masing lembaga maupun

19

yayasan memiliki struktur organisasi yang berbeda-beda, hal ini tergantung pada besar kecilnya yayasan yang dijalankan. Organisasi merupakan struktur sosial yang dibentuk untuk mengkoordinasi kegiatan 2 orang atau lebih, melalui suatu pembagian kerja dan hirarki otoritas guna melaksanakan pencapaian tujuan umum tertentu. Struktur organisasi yang jelas akan dapat menjelaskan wewenang dan tanggung jawab antar satu bidang. Pada Yayasan Amal, tipe struktur organisasi yang diterapkan adalah tipe organisasi garis karena pengendalian dan pengawasan kerja langsung ditengani oleh ketua yayasan yang menjabat sebagai pimpinan dalam yayasan. Organisasi garis merupakan tipe organisasi yang tertua dan paling sederhana. Menurut Su`ud (2004:48), Organisasi garis merupakan suatu organisasi di mana pimpinan dipandang sebagai sumber kekuatan tunggal. Segala keputusan atau kebijaksanaan dan tanggung jawab ada pada satu tangan. Organisasi garis ini pada umumnya digunakan dalam organisasi kecil. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi Yayasan Amal (Humanity Foundation) Nanggroe Aceh Darussalam dapat dilihat pada gambar berikut: Pembina Pengawasan Pengurus Ketua Sekretaris Bendahara Gambar 1. Struktur Organisasi Yayasan Amal (Humanity Foundation) Nanggroe Aceh darussalam

20

6. Program Yayasan Adapun program kerja Yayasan Amal 1. Berusaha mengadakan kerja sama dengan mitra kerja dalam dan luar negeri 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai permintaan mitra kerja 3. Melaksanakan monitoring program 4. Merencanakan pembukaan lembaga pendidikan menengah umum dengan nama MADNAD COLEGE untuk menampung siswa.siswi yang tidak lulus seleksi masuk sekolah negeri 5. Melaksanakan pekerjaan pembangunan dan pembukaan Balai Persalinan dan Perawatan serta Pemberdayaan Motivasi Kesehatan untuk membantu masyarakat pasca tsunami 004 dengan alamat Jalan Utama No. 88 90 Komplek Perumahan PNS Pemda NAD, Biluy Resort Lampenerut Aceh Besar 6. Melaksanakan evaluasi dan publikasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Anak Yatim Piatu Karakteristik Anak Yatim Piatu Tsunami merupakan gambaran dari anak yatim piatu di daerah penelitian, yang meliputi jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, keberadaan saat kejadian tsunami, jumlah saudara sebelum dan sesudah tsunami, tempat tinggal sebelum tsunami dan tempat tinggal setelah tsunami. Karakteristik ini mengambarkan sosok dan keadaan anak yatim piatu baik fisik maupun status pada saat setelah tsunami dan belum mendapatkan bantuan yang berpengaruh terhadap fisik dan kemampuannya untuk menghadapi masa depan dan harapan serta beban dalam kehidupan masa depan juga setelah mendapat bantuan dari Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk lebih jelasnya keadaan karakteristik anak yatim piatu tsunami pada dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Jenis Kelamin Anak Yatim Piatu Tsunami pada Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam, Tahun 2009. Jenis Kelamin Laki-Laki Wanita Total Jumlah Responden (Orang) 30 26 56 Persentasen (%) 53,57 46,43 100

No 1 2

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat Jenis kelamin anak yatim piatu tsunami yang ditampung pada Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam yaitu terdiri dari 53,57 persen anak laki-laki dan 46,43 persen anak perempuan. Hal ini menunjukkan

21

22

bahwa anak yatim piatu yang banyak ditampung pada Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam adalah anak laki-laki, hal ini umumnya dipengaruhi oleh sifat anak laki yang mandiri dan keras. Sedangkan untuk umur anak-anak yatim piatu tsunami pada Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam yaitu berkisar dari 9 tahun sampai 16 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Umur Anak Yatim Piatu Tsunami pada Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam, Tahun 2009. Umur (Tahun) 16 Total Jumlah Responden (Orang) 0 11 19 26 56 Persentase (%) 0 19,64 33,93 46,43 100,00

No 1 2 3 4

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa umur 14 tahun, dimana umur 9 12 tahun 19,64 persen, yang berumur 13 16 tahun 33,93 persen dan sisanya yang lebih dari 16 tahun sebanyak 46,43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak yatim yang terdapat di Yayasan Amal adalah anak yang berumur diatas 16 tahun, dimana pada umumnya mereka sudah bisa mandiri dan mengurus segala keperluan mereka. Untuk tingkat pendidikan anak-anak yatim piatu tsunami di Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam yaitu mulai dari SD, SMP dan SMA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

23

Tabel 5.

Pendidikan Anak Yatim Piatu Tsunami pada Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam, Tahun 2009. Pendidikan (Tahun) SD SMP SMA Total Jumlah Responden (Orang) 11 19 26 56 Persertase (%) 19,64 33,93 46,43 100,00

No 1 2 3

Berdasarkan Tabel 5 dapat diihat tingkat pendidikan anak yatim piatu tsunami dimana rata-rata tamatan SMA. Dimana jumlah anak yang berpendidikan SMA masing-masing 26 orang, atau 46,43 persen.

4.2. Proses Penyaluran Beasiswa 4.2.1. Penentuan Penerima Beasiswa Bantuan beasiswa anak yatim piatu tsunami mulai dilaksanakan pada bulan mei 2005. Gagasan pemberian bantuan beasiswa untuk anak yatim piatu tsunami awalnya timbul atas pertanyaan donatur UWCSEA Singapore Mr. Skillicorn dengan Mrs. Susan saat berkunjung ke Banda Aceh pada bulan maret 2005, pada peletakan batu pertama dimutainya pembangunan kembali gedung SMPN 4 Banda Aceh oleh Yayasan Amal. Saat itu mereka mempertanyakan setelah gedung ini dibangun kembali oleh Yayasan Amal siapa yang akan bersekolah disini?, dan apabila masih hidup darimana biaya anak-anak tersebut untuk sekolah apalagi bila orang tua mereka tidak selamat. Dan berapa kira-kira yang selamat dan orang tuanya hilang, tolong diinventarisir supaya kami bisa membantu untuk memberikan bantuan beasiswa agar mereka dapat bersekolah kembali. Kemudian pada bulan april 2005

24

mereka menyampaikan bahwa pelaksanaan realisasi sudah dapat dilakukan pada bulan mei 2005 karena donatur sudah menyediakan dana yang hanya untuk anakanak yatim piatu tsunami yang bersekolah dibanda aceh dan sekitar aceh besar yang terjangkau dilaksanakan oleh yayasan amal paling jauh Krueng Raya, Jantho dan Lhook nga sebab pada saat itu banyak anak-anak yang sudah mengungsi disekitar daerah tersebut. 4.2.1.1.Kondisi Anak Yatim Piatu di Yayasan Amal Kondisi anak yatim piatu tsunami pada umumnya mereka hidupnya terlantar dan sebagian besar mereka tinggal dengan family atau kerabat dari orang tua mereka, tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan kehidupan yang tidak layak, ada sebagian mereka bekerja untuk diri mereka dan sebagian lagi mereka bekerja untuk orang lain. Kondisi inilah yang banyak dijumpai di sekitar kita. Yayasan Amal sebagai salah satu yayasan sosial yang mempunyai program visi dan misi terhadap pemberdayaan anak yatim piatu mempunyai peran penting terhadap kelanjutan masa depan anak yatim piatu korban tsunami di Aceh secara keseluruhan dan Banda Aceh khususnya. Adapun anak yatim piatu yang berada di yayasan Amal (Amal Humanity Foundation) umumnya berasal dari Aceh Besar dan Banda Aceh. Umumnya anakanak yatim piatu tersebut diterima oleh Yayasan Amal dalam kondisi yang sangat menyedihkan dimana mereka dalam kondisi yang tidak stabil baik dari sisi psikologis maupun mentalitasnya, dan juga sebagian mereka terlantung-lantung di emperan toko di Kota Banda Aceh.

25

Sejak berdirinya Yayasan Amal 1998 dan baru mulai beraktivitas pada pertengahan 2005 Yayasan Amal telah menampung sebanyak 56 orang anak yatim piatu yang terdiri dari 30 anak laki-laki dan sisanya sebanyak 26 orang anak perempuan. Anak-anak terlebih dahulu ditampung baik secara asrama maupun mereka tinggal di rumah keluarganya. kemudian mereka dibimbing dan dibina untuk memulihkan kondisi mereka baik psikologis maupun mental anak sebelum program Yayasan diterapkan. 4.2.1.2.Jumlah Saudara Yang dimiliki Anak Yatim Piatu Tsunami Jumlah saudara yang dimiliki oleh para anak yatim piatu tsunami pada Yayasan Amal sebelum dan sesudah bencana alam gempa dan tsunami dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Jumlah Saudara Yang dimiliki Anak Yatim Piatu Tsunami Sebelum dan Sesudah Bencana Alam Gempa dan Tsunami pada Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam, Tahun 2009. Jumlah Saudara Sebelum Tsunami Sesudah Tsunami Selisih Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah saudara yang dimiliki oleh para anak yatim piatu baik sebelum tsunami maupun sesudah tsunami sangat berbeda, dimana sebelum tsunami 144 orang dari 56 responden, akan tetapi setelah bencana tsunami sebanyak 49 orang menjadi korban. Total Saudara (Orang) 144 95

No 1 2

26

4.2.1.3.Keberadaan Anak Yatim Piatu Tsunami Sebelum Bencana Gempa dan Gelombang Tsunami Selain masalah jumlah saudara keberadaan mereka saat terjadinya gempa dan gelombang tsunami juga merupakan kondisi yang sangat berpengaruh terhadap phsykologi, dan mentalitas anak tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat keberadaan anak saat bencana gempa dan gelombang tsunami pada Tabel 7 berikut : Tabel 7. Keberadaan Anak Yatim Piatu Tsunami pada Yayasan Amal Nanggroe Aceh Darussalam, Tahun 2009. Keberadaan Anak (Tahun) Di Dalam Rumah Di Luar Rumah Total Jumlah Responden (Orang) 12 44 56 Persentase (%) 21,43 78,57 100,00

No 1 2

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 12 orang anak berada di dalam rumah, sedangkan sisanya berada diluar rumah sebanyak 78,57 persen. Penentuan penerima bantuan beasiswa bagi anak yatim piatu tsunami oleh donatur dari UWCSEA Singapore menyebutkan mereka akan memberi bantuan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan mereka menamatkan Sekolah menengah atas (SMA), sehingga mereka punya bekal ilmu untuk melanjutkan kehidupannya untuk bekerja lebih baik dikemudian hari.

4.2.2. Verifikasi Penerima Beasiswa Pendataan dan pengecekan untuk akurasi jumlah anak yatim paitu tsunami yang akan diberikan bantuan oleh UWCSEA Singapore melalui Yayasan Amal

27

dilakukan dengan kunjungan ke sekolah-sekolah yang sudah mulai aktive melakukan proses belajar mengajar serta ke barak-barak /shelter penampungan korban tsunami dengan menjumpai kepala-kepala sekolah serta ketua-ketua barak, para petugas dari TEF Singapure bersama-sama dengan petugas dari Yayasan Amal bersama-sama mencatat dan memberi identitas dengan melakukan pertanyaan serta memfoto anakanak yang sudah didata. Setelah nama dan identitas anak yatim piatu tsunami yang akan menerima bantuan beasiswa sudah akurat, pihak yayasan amal dan TEF membicarakan dengan Bank Syariah Mandiri untuk membicarakan sistem pelayanan dan pembukuan sebagai nasabah bagi anak yatim piatu tsunami yang akan menerima bantuan disalurkan melalui Bank Syariah mandiri Cabang Utama Banda Aceh, setelah pembicaraan selesai bank syariah mendiri memberikan pelayanan khusus kepada anak-anak yatim piatu tsunami yang mendapatkan bantuan beasiswa TEF melalui yayasan amal. Pada Tahap awal bank syariah mandiri memberikan pelayanan pencatatan nasabah untuk pembuatan buku dilakukan dengan menunjuk petugas khusus untuk melayani pembuatan buku tabungan hal ini dilakukan adalah untuk mempercepat proses administrasi pada hari tersebut, mengingat pada saat itu anak-anak sudah terkonsentrasi (berkumpul) di kantor Bank Syariah mandiri Cabang Banda Aceh, untuk selanjutnya pihak bank mandiri bersedia menyalurkan kepada masing-masing rekening tersebut atas dasar permintaan penyaluran dari Yayasan Amal untuk meminta menyalurkan sejumalah dana dari rekening Induk Yayasan amal untuk disalurkan kepada masing-masing rekening anak yatim piatu tsunami sesuai jumlah yang ditetapkan oleh Yayasan Amal.

28

4.2.3. Kebutuhan Dana Oleh Penerima Beasiswa Dalam menjalankan sebuah yayasan tentunya diperlukan sumber dana, dimana dana tersebut digunakan untuk menjalankan program yang telah direncanakan. Hal ini juga berlaku seperti yang dialami oleh Yayasan Amal (Amal Humanity Foundation) dimana dalam program penyaluran beasiswa yang telah dicanangkan tentunya sangat memerlukan dana yang besar. Adapun kebutuhan dana oleh penerima beasiswa yaitu untuk SD, SMP dan SMA jumlahnya bervariasi, hal ini disesuakan dengan kebutuhan hidup mereka. Adanya perbedaan kebutuhan dana antara masing-masing tingkatan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya aktivitas belajar mereka, dimana semakin tinggi aktivitas belajar mereka, maka akan semakin besar biaya yang dibutuhkan. Pada tahap awal penyaluran setiap anak yatim piatu dari bulan mei sampai dengan bulan Otober 2005 mendapatkan Rp. 85.000,- kemudia setelah dilihat perkembangan dan kelayakan, kebutuhan, pembelanjaan anak-anak untuk kebutuhan sekolah masih sangat kurang memadai maka pihak Yayasan memberitahukan kepada pihak donatur agar dapat disetujui untuk menaikkan bantuan beasiswa kepada anak yati piatu tsunami sebesar Rp. 100.000,- mulai bulan November 2005 sampai dengan desember 2006. Mengingat agar anak-anak tidak merasa akan pengaruh kenaikan harga barang maka pemberian bantuan dinaikkan menjadi Rp. 125.000,- mulai pada bulan Januari 2007 sampai dengan Maret 2008, penyesusaian dilakukan lagi pada bulan April 2008 menjadi Rp. 160.000 hingga saat ini mengingat kenaikan Adm Bank Syariah yang dibebankan kepada masing-masing anak yatim piatu tsunami yang sebelumnya mereka tidak dipungud biaya administrasi sama sekali dan atas

29

kebijakan bank menetapkan biaya Administrasi atas setiap rekening tanpa terkecuali masing penerima beasiswa senilai Rp.6000,Besarnya biaya yang dibutuhkan sangat bervariasi, sedangkan dana bantuan yang diberikan bersifat konstant, yaitu besarnya dana yang diberikan tetap setiap bulannya, dimana untuk kebutuhan dana tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 berikut : Tabel 8. Kebutuhan Dan Sumber Dana Program Pemberdayaan Anak Yatim Piatu Tsunami, di Kota Banda Aceh Tahun 2009. Sumber Biaya (Rp/Bln) Kebutuhan Dana Yayasan Keluarga Dermawan (Rp/Bln) Amal 150.000 160.000 250.000 450.000 850.000 160.000 160.000 480.000 90.000 190.000 280.000 100.000 100.000

No. 1. 2. 3. SD SMP SMA

Uraian

Jumlah Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat besarnya kebutuhan dana yang digunakan untuk program penyaluran beasiswa anak yatim piatu tsunami pada Yayasan Amal dimana dijelaskan kebutuhan dan sumber dana menurut jenjang sekolah yang mereka dapatkan masing-masing yaitu : 1) Jenjang pendidikan dasar (SD) membutuhkan biaya untuk kebutuhan sekolah setiap bulan sebesar Rp. 150.000,- yang seluruhnya mencukupi dari bantuan beasiswa Yayasan Amal. 2) Jenjang pendidikan menengah pertama (SMP) membutuhkan biaya untuk kebutuhan sekolah setiap bulan sebesar Rp. 250.000,- yang masing-masing mereka peroleh Rp. 160.000,-/bulan dari bantuan beasiswa Yayasan Amal dan Rp. 90.000,-/bulan dari bantuan saudara/keluarga.

30

3) Jenjang pendidikan menengah pertama (SMP) membutuhkan biaya untuk kebutuhan sekolah setiap bulan sebesar Rp. 450.000,- yang masing-masing mereka peroleh Rp. 160.000,-/bulan dari bantuan beasiswa Yayasan Amal dan Rp. 90.000,-/bulan dari bantuan saudara/keluarga serta Rp. 100.000,/bulan dari para dermawan. Berdasarkan kebutuhan dan sumber dana tersebut dapat terlihat bahwa sebagian dana yang dimiliki hanya bersifat kecil, tentunya sangat diharapkan pada anak yatim piatu tersebut dapat menggunakan biaya yang sangat minim tersebut untuk biaya pendidikannya.

4.2.4. Penyaluran Beasiswa kepada Penerima Sistem penyaluran pada awalnya dilakukan dengan sistem setoran memakai slip setoran kepada setiap penerima bantuan beasiswa, mengingat jumlah penerima bantuan mencapai 576 anak maka pihak Yayasan mengajukan kemudahan kepada bank agar dapat memfasilitasi sistem penyaluran dengan memakai sistem permintaan pemotongan rekening untuk disalurkan kepada masing-masing sesuai daftar yang diajukan setiap bulannya kepada bank oleh Yayasan amal. Setiap anak dianjurkan agar mengecek rekeningnya masing-masing setiap bulan diatas tanggal 7 apakah rekening mereka sudah tercatat oleh bank pada buku mereka atas penyaluran bantuan beasiswa yang disalurkan oleh Yayasan amal melalui bank syariah mandiri.

31

4.2.5. Realisasi Penyaluran Beasiswa Sehubungan dengan visi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat kurang mampu dan misi untuk membantu dan membangun serta mencerdaskan bangsa melalui pendidikan, pemberdayaan ekonomi, sosial kemasyarakatan dan pelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian program pemberdayaan yang telah dijalankan oleh Yayasan Amal yaitu pemberdayaan anak yatim piatu yang putus sekolah dan tidak mempunyai biaya diakibatkan kedua orang tua telah tiada. Program tersebut dilaksanakan dengan cara mendata anak yatim piatu dari beberapa desa yang tersebar di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Atas pemberian bantuan beasiswa TEF yang disalurkan oleh yayasan amal anak-anak dapat merasakan manfaatnya serta meningkatkan gairah usaha mereka untuk bersekolah lebih baik dan dapat mengurangi beban trauma akibat pengaruh bencana tsunami yang menimpa mereka. Saat ini anak-anak yang menerima bantuan beasiswa TEF sudah ada yang melanjutkan kuliah pada fakultas kedokteran, fakultas teknik, fakuftas keguruan, fakultas syariah, fakultas ekonomi, kebidanan menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas pengabdian dan perhatian yang dilakukan oleh pihak yayasan amal dan donatur UWCSEA Singapore a. Kondisi Anak Yatim Piatu Sebelum dan Setelah Penyaluran Beasiswa Adapun kondisi anak yatim piatu tsunami sebelum dan setelah penyaluran beasiswa terdapat perbedaan yang mencolok, dimana dapat dibedakan kedalam 4 katagori sebagai berikut

32

Tabel 9. Kondisi Anak Yatim Piatu Pada Yayasan Amal Sebelum dan Sesudah Program Penyaluran Beasiswa Anak Yatim Piatu Tsunami, Tahun 2009 Sebelum Penyaluran Beasiswa Tidak Terbantu Tidak Ada Tidak Berprestasi Setelah Penyaluran Beasiswa Sangat terbantu Ada Peningkatan Prestasi Meningkat

No. 1 2 3 Pendidikan

Kondisi

Motivasi Berprestasi Keberhasilan Pendidikan (Prestasi)

Buat kedalam kuesioner (sistem link kert) Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa kehidupan anak-anak yatim piatu tsunami pada umumnya sebelum penyaluran beasiswa memprihatinkan, mereka hidup tanpa bekal dengan keluarga yang menampung hidup dalam kemiskinan sehingga mereka sering terjadi kekurangan pangan, pakaian serta kebutuhan pendidikan yang mempengaruhi motivasi serta prestasi dan keberhasilan dalam

pendidikan dikarenakan tidak terjaminnya kebutuhan dasar hidup sebagai dukungan pokok. Kehidupan anak yatim piatu tsunami berangsur-angsur berubah dan menjadi lebih baik setelah melakukan penyaluran beasiswa kebutuhan dukungan pokok unsur dasar mereka sekolah menjadi lebih baik serta kebutuhan pakaian dan pendidikan mereka mulai terpenuhi sehingga motivasi dan prestasi serta keberhasilan pendidikan meraka menjadi lebih baik disamping kebutuhan pangan dan jaminan hidup mereka juga menjadi baik. 1. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu target utama dalam pencapaian program penyaluran beasiswa yang dilakukan oleh Yayasan Amal, dimana dengan tingkat

33

pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan akan menciptakan kesempatan lebih baik kepada anak yatim piatu tsunami tersebut. Pendidikan yang dijalankan pada program penyaluran beasiswa anak yatim piatu tsunami oleh Yayasan Amal, adalah dengan memberikan tunjangan pendidikan setiap bulannya kepada anak tersebut, dimana hasilnya dapat dilihat tingkat prestasi mereka setiap semesternya. 2. Pakaian Pakaian merupakan kelompok sandang, dimana pakaian berfungsi untuk menciptakan kepercayaan diri, dimana dengan pakaian yang layak akan memberikan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi kepada sia anak tersebut. Dengan adanya pakaian yang layak tentunya si anak dapat bergaul lebih leluasa dan bisa diterima oleh semua orang. 3. Motivasi Berprestasi Motivasi Berprestasi merupakan bagian daripada proses untuk mencapai terwujudnya prestasi yang lebih baik. Motivasi dapat timbul dari dalam maupun dari luar si anak tersebut. Dari dalam yaitu berasal dari kondisi physikologi anak tersebut serta mentalitas anak, sedangkan dari luar yaitu berasal dari lingkungan baik dari keluarga maupun orang di sekitarnya. Dengan adanya motivasi tersebut diharapkan akan memacu para anak yatim tersebut untuk berprestasi lebih baik sehingga mereka dapat memperoleh prestasi baik dalam pendidikan maupun diluar pendidikan.

34

4. Keberhasilan Pendidikan Keberhasilan pendidikan merupakan salah satu target dimana dengan adanya keberhasilan pendidikan, maka program pemberdayaan anak yatim piatu tersebut dapat dikatakan telah berhasil. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari tingkat prestasi dan pencapaiannya. Keberhasilan pendidikan yang dimiliki oleh anak yatim piatu tsunami yaitu mereka telah dapat berprestasi lebih baik dibandingkan mereka belum tergabung dalam yayasan atau menjadi anak binaan yayasan Amal.

4.3. Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Upaya Penyaluran Beasiswa Anak Yatim Piatu Tsunami Kendala-kendala yang dihadapi oleh petugas Yayasan Amal dalam upaya penyaluran beasiswa anak yatim piatu tsunami memberikan kemudahan bantuan kepada mereka : 1. Laporan Sekolah (Raport) Raport digunakan sebagai indikator terhadap aktivitas persekolahan anakanak oleh Yayasan Amal dalam keberlanjutan pemberian bantuan beasiswa untuk anak yatim piatu tsunami. Penyampaian foto copy raport harus dipenuhi setiap semester oleh anak-anak yang mendapatkan bantuan beasiswa. Keterlambatan dalam penyampaian foto copy raport oleh anak-anak TEF menjadi permasalahan setiap semester sehingga terjadinya keterlambatan pembuatan amprahan penyaluran mencapai 1 bulan lamanya setiap awal semester, hal ini terjadi pada bulan Januari dan Juli setiap tahunnya.

35

Untuk mendidik dan mengatasi keterlambatan penyaluran yang diakibatkan oleh terlambatnya penyerahan raport oleh anak-anak TEF maka Yayasan Amal menyampaikan kepada mereka pemberian sanksi kepada setiap anak yang terlambat tidak diberikan rapel atas keterlambatan raport tersebut dan hanya diberikan bantuan mulai pada bulan penyampaian raport diterima pihak Yayasan. 2. Disparitas Sekolah dan tempat tinggal Luas dan jauhnya cakupan letak antara tempat tinggal serta satu sekolah dengan sekolah lainnya dan perbedaan tingkatan sekolah juga tempat anak-anak TEF bersekolah sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama pada saat pengecekan dilakukan oleh petugas Yayasan untuk melihat kebenaran aktifitas anak-anak TEF tersebut masih bersekolah. Hal ini selalu dilakukan setiap awal semester setelah anak-anak menyampaikan foto copy raport dikarenakan ada ditemui anak-anak TEF yang tidak bersekolah lagi namun ianya masih menyampaikan foto copy raport.

4.4. Langkah-Langkah yang Dilakukan Dalam Penyaluran Beasiswa Anak Yatim Piatu Tsunami 1. Pra Aktivitas Agar anak-anak TEF dapat memanfaatkan bantuan secara tepat waktu untuk dapat digunakan sesuai kebutuhan penunjang sekolah maka pihak Yayasan mengupayakan dengan cara mengidentifikasi terhadap anak-anak yang selalu terlambat menyampaikan raport dengan memanggil pihak keluarga tempat anak-anak TEF tinggal serta menanyakan kenapa raport tidak dapat dihantarkan tepat waktu pada petugas Yayasan.

36

Atas informasi yang telah teridentifikasi penyebab keterlambatan maka pihak Yayasan mengambil inisiatif berkoordinasi dengan pihak sekolah (Kepala Sekolah) tempat anak-anak TEF bersekolah memohon agar dapat membantu menyampaikan kepada masing-masing wali kelas untuk dapat menyampaikan foto copy raport setiap semester kepada petugas Yayasan yang datang ke Sekolah. 2. Aktivitas Dari data keadaan posisi sekolah dan tempat tinggal anak-anak TEF yang telah diterima petugas Yayasan setiap awal bulan membuat daftar rincian berupa nota perintah bayar pada Bank Syariah Mandiri. Anak-anak TEF selambat-lambatnya pada minggu kedua setiap bulannya sudah dapat memanfaatkan bantuan beasiswa tersebut. Disamping itu, untuk peningkatan prestasi dan minat sekolah anak-anak TEF pihak Yayasan berusaha setiap tahunnya melihat perkembangan mereka serta berusaha memperhatikan kebutuhan guna menunjang kemajuan sekolah dengan memberikan sepeda, sepatu dan alat-alat olah raga. Hal ini dilakukan setiap adanya pertemuan evaluasi tahunan yang dihadiri oleh semua anak-anak TEF dan pihak donatur UWCSEA Singapore serta unsur Yayasan Amal. Kegiatan ini merupakan kegiatan khusus sebagai bentuk perhatian berupa bonus yang dapat diterima oleh beberapa anak yang mempunyai bakat dan prestasi tersendiri atas kerjasamanya (cooperative) dengan teman-teman disekolahnya. 3. Keberlanjutan (kedepan) Komitmen Donatur UWCSEA Singapore dan Yayasan Amal dalam program pemberian bantuan beasiswa bagi anak-anak yatim piatu tsunami yang bersekolah di

37

Banda Aceh dan sebahagian sekitar Aceh Besar, bantuan diberikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan mereka tamat Sekolah Menengah Umum (SMU) yang diperkirakan membutuhkan waktu sampai dengan 15 tahun sejak tahun 2005 dan akan berakhir tahun 2020.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan 1. Yayasan Amal telah melakukan pemberdayaan kepada anak yatim piatu tsunami dengan memberikan bantuan beasiswa dengan dana yang bersumber dari donator TEF UWCSEA Singapore. 2. Motivasi pemberdayaan dilakukan untuk membantu meringankan anak yatim piatu korban tsunami untuk dapat memperoleh kemampuan bersekolah agar mereka dapat menempuh hidup kedepan secara mandiri setelah mendapatkan pendidikan. 3. Proses penyaluran bantuan berupa beasiswa untuk anak-anak yatim piatu tsunami mulai sekolah Taman Kanak-kanak sampai dengan mereka tamat Sekolah Menengah Umum. 4. Besarnya bantuan beasiswa yang diberikan diperhitungkan benar-benar dapat membantu mereka bersekolah serta disesuaikan menurut perkembangan kondisi perekonomian di Indonesia

2. Saran Diharapkan bantuan proses penyaluran beasiswa; 1. Dapat dilanjutkan dengan baik oleh yayasan amal bersama dengan donatur TEF UWCSEA Singapore sampai dengan seluruh anak yatim piatu tsunami

38

39

yang bertempat tinggal di Banda Aceh dan sebahagian Aceh Besar seluruhnya benar-benar telah terbantu. 2. Adanya tambahan donatur lainnya yang dapat bekerja sama dengan Yayasan Amal sehingga dapat diberikan bantuan beasiswa berkelanjutan bagi anakanak yatim piatu tsunami hingga tamat S1 bagi anak-anak yatim piatu tsunami yang mempunyai minat dan prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burham. M. 2010. Penelitian Kualitatif. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Cook, Sarah & Peter, Macaulay. 1997. Pemberdayaan Yang Tepat. PT. Elex Media Kompotindo, Jakarta Ife, Jim. 1995. Community Development: Creating Community Alternative, Vision, Analysis and Practice. Longman, Australia. Krisdarto, 1990. Perilaku Organisasi. PT. Sinar Baru. Bandung. Nazir, M. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Parson, Ruth J. 1994. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran. Lembaga Studi Pembangunan-STKS, Bandung. Suhendra, K. 2006. Peranan Birokrasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Alfabeta, Bandung. Su`ud Hassan. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia Dalam Agribisnis. YCMC, Jakarta. Su`ud Hassan. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Aplikasi Perencanaan Perusahaan dan Pembangunan. YCMC, Jakarta. Swift, C & G. Levin. 1987. Empowerment: An Emerging Mental Helty Technology. Journal of Primary Prevention, USA Wrihatnolo, R. Randy & Dwidjowito,R.N. 2007. Manajemen Pemberdayaan. PT. Elex Media Kompotindo, Jakarta.

Agus Lahinta, 2003. KONSEP RANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KANDIDAT PENERIMA BEASISWA (Studi Kasus pada TPSDM Propinsi Gorontalo) www.wikipedia.org/beasiswa

email ai : [email protected]

40