64
SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS SEL KULTUR PRIMER SEL FIBROBLAS DARI JARINGAN DAUN TELINGA RUSA BAWEAN (Axis kuhlii) PADA MEDIUM TCM 199 DAN MEM Oleh : WORO WULANDARI KALANJATI SURABAYA – JAWA TIMUR FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2006 ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

SKRIPSI

PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS SEL KULTUR PRIMER SEL FIBROBLAS DARI JARINGAN

DAUN TELINGA RUSA BAWEAN (Axis kuhlii) PADA MEDIUM TCM 199 DAN MEM

Oleh :

WORO WULANDARI KALANJATISURABAYA – JAWA TIMUR

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA 2006

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 2: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS SEL

KULTUR PRIMER SEL FIBROBLAS DARI JARINGAN

DAUN TELINGA RUSA BAWEAN ( Axis kuhlii )

PADA MEDIUM TCM 199 DAN MEM

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga

Oleh :

WORO WULANDARI KALANJATINIM 060112859

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Sri Mulyati, M.Kes., drh Dadik Rahardjo, M.Kes., drh Pembimbing I Pembimbing II

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 3: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Setelah mempelajari dan menguji dengan sungguh – sungguh, kami

berpendapat bahwa tulisan ini baik ruang lingkup maupun kualitasnya dapat

diajukan sebagai skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan.

Menyetujui

Panitia Penguji,

Chairul Anwar, M.S., drh Ketua

Dr. Suwarno, M.Si., drh Nove Hidajati, M.Kes., drh Sekretaris Anggota

Sri Mulyati, M.Kes., drh Dadik Rahardjo, M.Kes., drh

Anggota Anggota

Surabaya, 02 Februari 2006 Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Airlangga, Dekan,

Prof. Dr. Ismudiono, M.S., drh. NIP. 130 687 297

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 4: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS SEL KULTUR PRIMER SEL FIBROBLAS DARI JARINGAN

DAUN TELINGA RUSA BAWEAN (Axis kuhlii) PADA MEDIUM TCM 199 DAN MEM

WORO WULANDARI KALANJATI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat konfluensitas dan viabilitas sel fibroblas pada kultur primer jaringan antara medium TCM 199 dan MEM dari jaringan daun telinga Rusa Bawean. Peubah yang diamati adalah konfluensitas sel (tumbuh homogen dan meratanya sel sebagai sel monolayer sampai menutupi cover glass) dan viabilitas sel (perbandingan jumlah sel yang hidup (viable) dan sel yang mati (non viable)), dengan metode Dye exclusion menggunakan pewarnaan Hoescht 33342 PI dan dipersentase pada masing- masing medium.

Dalam waktu kurang lebih 43 hari dikultur di dalam inkubator 5% CO2 dan diganti medium secara berkala, maka sel yang telah dinyatakan konfluen (homogen dan merata) secara mikroskopik, ditripsinasi, kemudian dilakukan penghitungan sel dengan cara : suspensi sel yang telah ditripsinasi dimasukkan ke dalam bilik Haemocytometer. Setelah diketahui tingkat konfluensitasnya maka diketahui bahwa medium MEM mencapai waktu konfluen terlebih dahulu (pada hari ke-41 dengan jumlah sel terbanyak mencapai 2,72 x 105 sel/ml), sedangkan pada medium TCM 199 (pada hari ke-43 dengan jumlah sel terbanyak mencapai 2,05 x 105 sel/ml). Uji viabilitas dengan metode Dye Exclusion ini menunjukkan bahwa pada medium TCM 199 (mencapai rata- rata 61,91%) memiliki viabilitas yang lebih tinggi dibanding dengan medium MEM (mencapai rata- rata 59,62%).

Secara statistik disimpulkan bahwa tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada tingkat konfluensitas dan viabilitas sel pada kultur primer sel fibroblas dari jaringan daun telinga Rusa Bawean (Axis kuhlii) antara medium TCM 199 dengan MEM.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 5: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan

rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan naskah ini tepat

pada waktunya.

Kemajuan bioteknologi telah mendorong pembuktian ilmiah tentang usaha

konservasi satwa liar, khususnya Rusa Bawean dengan metode kultur jaringan.

Hal itu yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan penulisan skripsi

tentang ‘PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS SEL

KULTUR PRIMER SEL FIBROBLAS DARI JARINGAN DAUN

TELINGA RUSA BAWEAN (Axis kuhlii) PADA MEDIUM TCM 199 DAN

MEM’.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tentunya tak luput dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan rasa hormat penulis menyampaikan

rasa terima kasih kepada Ibu Sri Mulyati, M.Kes., Drh selaku pembimbing

pertama dan Bapak Dadik Rahardjo, M.Kes., Drh selaku pembimbing kedua yang

banyak memberikan bimbingan, saran dan nasehat yang sangat berguna hingga

selesainya makalah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

Bapak Chairul Anwar, M.S., Drh, Bapak Dr. Suwarno, M.Si., Drh, Ibu Nove

Hidajati, M.Kes., Drh selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan

saran untuk kesempurnaan penyusunan makalah ini.

Demikian pula penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak

Prof. Dr. Ismudiono, MS., Drh selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Airlangga yang telah memberikan fasilitas dalam menempuh

pendidikan. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

Ir. Suyadi, MS., dan Ibu Ir. Nurul Isnaini, MP., dosen pengajar Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya Malang, yang banyak membimbing penulis

dalam melakukan penelitian. Serta Ibu Widjiati, M.S., Drh yang telah sudi

meluangkan waktunya untuk membantu mengkoreksi naskah ini.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 6: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Kepada Papa dan Mama tercinta serta saudara – saudaraku, Mbak Devi

dan Mbak Viskasari yang banyak memberikan masukan serta kritik yang

membangun, rasa terima kasih yang tak terhingga atas dukungan moral dan doa

restunya sehingga penulis bisa menyelesaikan studi ini. Demikian juga penulis

ucapkan terima kasih kepada Yang tersayang Mas Sendy Hernawan dan tak lupa

kepada Krishna Murti dan keluarga khususnya, teman- teman angkatan 2001

FKH Unair, Andi Mahakista, temanku senasib seperjuangan di penelitian ini,

teman- teman KMPV Pet and Wild Animals, Catur, Aris, Bowo, Nanang, Fadjar,

Jelieta, Yenny, Nophie, Theresia, Kharisma, Danas, teman- teman Kos TC 45

Malang (Lisna, Ijo, Mbak Nana, Mbak Ika, Mbak Apri, Ibom, Dwi, dll) dan juga

temen – teman Lab Kultur Universitas Brawijaya Malang (Mbak Hely, Mbak Ifa,

Pak Dono, Mbak Wati, Yuli, Linda), serta semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu atas segala bantuannya.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap

semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Surabaya, Januari 2006

Penulis

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 7: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Rusa Bawean adalah termasuk hewan hampir punah, seperti yang telah

diobservasi, diestimasi dan diduga, jumlah populasinya berkurang hingga 70%

selama hampir 10 tahun ini yang disebabkan oleh perburuan liar dan perusakan

habitat di P. Bawean (http://www.redlist.org/info/categories_criteria2001.html).

Hewan ini endemik berada di Indonesia khususnya di Pulau Bawean sekitar 150

km sebelah Utara Jawa Timur (http://www.animalinfo.org/country/indones.htm).

Rusa Bawean termasuk dalam satwa yang dilindungi berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pertanian no 421/Kpts/ Um/ 8/1970 dengan status jarang dan

langka, juga termasuk dalam “Red Data Book” International Union for the

Conservation of Natural Resources (IUCN) (2002) (http://www.redlist.org/

info/categories_criteria2001.html) dengan status “ jarang “(rare) serta termasuk

dalam daftar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species)

Appendix I (CITES 2000) (http://www.cites.org/eng/append/I_II. html). Usaha

konservasi eksitu (usaha penangkaran jenis di luar P. Bawean) dan insitu

(perlindungan dan pembinaan populasi di P. Bawean) telah dilakukan

(Jarso,1998).

Berbagai usaha pelestarian satwa tersebut oleh pemerintah dan pihak swasta

telah dilakukan, akan tetapi tidak memberikan kontribusi yang nyata, maka dari

itu sebagai alternatif usaha penangkaran perlu dilakukan kriopreservasi sel donor

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 8: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

dan konservasi germplasm (plasma nutfah) Rusa Bawean dengan kultur jaringan

sebagai salah satu teknik bioteknologi yang berharga untuk melestarikan satwa

langka, khususnya Rusa Bawean. Pertimbangan lain dari peneliti adalah bahwa

populasi Rusa Bawean tersebut dapat dijumpai dekat dengan laboratorium yang

digunakan dalam penelitian ini, jauh dari habitat aslinya di Pulau Bawean. Tempat

tersebut adalah Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pembangunan

Pertanian, Loka Penelitian Sapi Potong, Grati-Pasuruan.

Teknik kultur jaringan telah dipergunakan secara luas pada berbagai disipilin

ilmu sebagai alat untuk penelitian ilmu dasar (basic science) seperti biologi sel

dan molekuler, penelitian biomedis sampai pada aplikasi di tingkat industri seperti

produksi monoclonal antibody, memperbanyak vaksin anti virus. Kajian mengenai

kultur jaringan diawali pada tahun 1885 oleh Wiehelm Roux yang melakukan

kultur jaringan otak embrio ayam di luar tubuh (in vitro) dengan mempergunakan

garam fisiologis. Sejak saat itu kajian terhadap teknik kultur jaringan di luar tubuh

terus berlanjut. Ross Harrison (1907) dan kemudian Carrel (1912) menciptakan

teknik kultur jaringan sebagai metode untuk mempelajari sifat-sifat sel hewan

secara terkontrol dan bebas dari variasi sistemik yang dapat muncul pada hewan

normal dalam keadaan homeostasis ataupun stress (Djuwita,2002).

Teknik kultur jaringan untuk memproduksi sel fibroblas diambil dari sel

somatik atau stem cell yang telah berhasil diaplikasikan pada hewan domestik

seperti pada sapi (Wells,et al.,1999;Lanza et al.,2001; Bruggerhoff et al.,2002),

pada babi (Koo et al.,2000; Boquest et al., 2002;Li et al., 2002), pada kuda (Li et

al.,2002), pada kelinci (Suyadi et al.,2002a;2002b;2002c;2003d), pada kambing

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 9: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

(Keefer,et al.,2001; Reggio et al., 2001; Keefer et al., 2002), dan pada hewan

coba tikus (Kato et al., 1999). Sel fibroblas dalam kultur in vitro digunakan

sebagai materi genetik (nuclear) untuk memproduksi reconstructed embryos yang

baru dengan teknik kloning nuclear transfer (Wells,2001). Kloning nuclear

transfer telah banyak digunakan pada beberapa spesies hewan domestik untuk

memproduksi keturunan yang baru dan sehat. (Lanza et al.,2001; Boquest

et al.,2002; Keefer et al., 2002).

Teknik kultur sel dan kultur jaringan dari sel somatik dan kloning nuclear

transfer telah sukses dilakukan pada beberapa hewan. Walaupun begitu belum ada

informasi yang jelas mengenai teknik – teknik tersebut diaplikasikan pada satwa

langka, khususnya Rusa Bawean .

Sebagai langkah awal menuju ke arah kloning nuclear transfer dan kultur

primer jaringan pada Rusa Bawean tersebut maka dilakukanlah penelitian ini.

Dipilihnya bagian telinga dari (Axis kuhlii) Rusa Bawean karena mudah

dilakukan seksi pada satwa tersebut dengan meminimalisir stress, luka dan

pendarahan. Besar harapan bahwa penelitian ini akan dapat memberikan

sumbangan informasi bagi pemanfaatan kultur jaringan sebagai salah satu metode

preservasi satwa langka khususnya Rusa Bawean di Indonesia. Digunakannya sel

fibroblas dari potongan daun telinga Rusa Bawean ini karena sel – sel tersebut

mempunyai kemampuan untuk tumbuh dengan cepat dan melekat pada petri dish

pada kondisi in vitro dengan komposisi medium yang sesuai (Budiono,2002).

Dalam penelitian ini hanya menggunakan kultur primer jaringan saja karena

dengan kultur primer yang pertama dilakukan pada Rusa Bawean ini maka dapat

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 10: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

dijadikan informasi awal yang menjanjikan untuk dilakukannya long term culture

serta kriopreservasi sel donor berikutnya dalam rangka mewujudkan kloning

nuclear transfer terhadap Rusa Bawean ini. Keuntungan lain dari kultur primer ini

adalah dapat dipelajari sifat fisiologi, biokimia ataupun kajian histologi yang tidak

berbeda jauh dengan kondisi in vivo, sehingga bagi peneliti lain yang ingin

mendalami tentang hal tersebut, dapat meminimalisir stress dan kematian yang

dapat terjadi pada saat dilakukannya perlakuan – perlakuan penelitian pada Rusa

Bawean.

Kultur primer jaringan dari daun telinga (auricula elastica) Rusa Bawean

memerlukan suatu kondisi yang kondusif dan mirip dengan kondisi in vivo. Untuk

itu diperlukan medium yang tepat dan disertai dengan lingkungan in vitro yang

sesuai.

Beberapa jenis medium kultur jaringan sintetik telah jamak digunakan pada

berbagai jenis penelitian menggunakan jaringan hewan. Medium yang banyak

dipakai di Indonesia adalah TCM 199 (Tissue Culture Medium 199) dan MEM

(Minimum Essential Medium) buatan pabrik siap pakai. Keduanya merupakan

jenis medium sederhana yang banyak dipakai terutama pada kultur primer sel

fibroblas. Belum jelas diketahui dari penelitian – penelitian sebelumnya, apakah

pertumbuhan kultur primer jaringan pada MEM lebih baik dan lebih cepat bila

dibandingkan dengan hasil yang didapat pada TCM 199. Hal itulah yang menjadi

dasar dilakukannya penelitian awal yang sederhana ini.

Sebagai tolak ukur dari penilaian terhadap medium mana yang lebih baik

dalam kultur primer sel fibroblas ini, maka digunakan penilaian terhadap

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 11: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

konfluensitas dan viabilitas sel fibroblas pada kultur primer. Konfluensitas adalah

tumbuh homogen dan meratanya sel fibroblas pada dasar cover glass menjadi sel

monolayer pada kultur primer jaringan yang dihitung pada saat menjelang waktu

konfluen dengan menggunakan metode penghitungan dengan haemocytometer.

Viabilitas adalah perbandingan jumlah sel yang hidup (viable) dengan sel yang

mati (non viable) yang dihitung pada saat kultur telah mencapai waktu konfluen,

ditripsinasi dan distaining dengan pewarnaan Hoescht 33342 PI dan dihitung di

bawah mikroskop fluorescence secara handlycounter (metode dye exclusion)

(Doyle et al,1998;Freshney,1989).

Jika setelah dilakukan uji konfluensitas dan viabilitas sel fibroblas pada kultur

jaringan ditemukan bahwa kedua uji tersebut lebih baik pada medium TCM 199

dibandingkan pada medium MEM, maka penelitian ini dapat dijadikan informasi

dasar untuk penelitian selanjutnya dalam memilih medium yang lebih sesuai

untuk mewujudkan teknik kloning nuclear transfer pada Rusa Bawean ini.

1.2 Rumusan masalah

Apakah terdapat perbedaan konfluensitas dan viabilitas sel fibroblas pada

kultur primer jaringan daun telinga (auricula elastica) Rusa Bawean (Axis kuhlii)

antara medium TCM 199 dan MEM ?

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 12: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

1.3 Landasan Teori

Rusa Bawean adalah satwa yang aktif di siang hari (diurnal), tetapi mampu

menyesuaikan diri menjadi aktif di malam hari (nocturnal). Bertubuh kecil,

dengan panjang 1,40m dan tinggi 0,65 m. Hidup terpisah dalam kelompok kecil di

daerah kawasan padang rumput terbuka.

Rusa Bawean termasuk dalam satwa langka yang dilindungi berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Pertanian no 421/Kpts/ Um/ 8/1970 dengan status jarang

dan langka, termasuk dalam “Red Data Book” International Union for the

Conservation of Natural Resources (IUCN) (2002) (http://www.redlist.org/

info/categories_criteria2001.html) dengan status “ jarang “ (rare) juga termasuk

dalam daftar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species)

Appendix I (CITES 2000) (http://www.cites.org/eng/append/I_II. html).

Kultur jaringan adalah salah satu teknik yang digunakan untuk penelitian ilmu

dasar dan terapan. Sebagaimana teknik-teknik yang lain, penerapan kultur

jaringan untuk penelitian memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.

Keuntungannya adalah : faktor resiko kimiawi lingkungan dapat dikontrol (seperti

pH, suhu, tekanan osmotik, kadar O2 dan CO2) yang dapat diatur secara tepat serta

kondisi fisiologis yang dapat dipertahankan secara konstan, karakterisasi serta

homogenitas sampel Kerugiannya adalah : membutuhkan keahlian dan

keterampilan tertentu, jumlah sel yang dihasilkan sangat terbatas, dan adanya

faktor ketidakstabilan cell line.

Agar kultur jaringan ini dapat memberikan hasil sesuai yang diharapkan dan

meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi, maka ada beberapa hal yang perlu

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 13: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

diperhatikan, antara lain : sterilitas harus selalu terjaga dengan baik, substrat

(polyesterene yang telah diperlakukan khusus dengan radiasi sinar γ atau secara

khemis), medium (TCM 199 dan MEM), suhu 36,5º C- 37,0 ºC, pH medium 7,2-

7,6, osmolaritas 260 – 320 mOsm/liter, kelembaban 90-100% (Freshney,1994).

Sebagai tolak ukur dari kualitas dan kuantitas medium terhadap pertumbuhan

sel fibroblas pada medium kultur maka dilakukan uji konfluensitas dan uji

viabilitas sel fibroblas. Apabila konfluensitas dan viabilitas sel pada salah satu

medium lebih baik maka untuk selanjutnya, dapat dijadikan patokan medium yang

cocok dan optimal untuk kelanjutan dari kultur jaringan sel fibroblas Rusa

Bawean dalam mewujudkan teknik nuclear transfer.

Pengertian dari konfluensitas adalah tumbuh dan meratanya sel fibroblas pada

dasar cover glass menjadi sel monolayer setelah dilakukan tripsinasi sel, lalu

dihitung dengan haemocytometer pada hari menjelang waktu konfluen (antara hari

ke- 40 sampai hari ke- 43) dan dicantumkan pula bukti foto mikroskopis

perkembangan pertumbuhan sel dimulai pada hari ke-7 hingga hari ke-43.

Viabilitas adalah jumlah sel hidup dibandingkan dengan sel mati pada setiap

cawan plastik polyesterene diukur dengan menggunakan metode Dye exclusion

(menggunakan pewarnaan Hoescht 33342 PI dan dilihat dibawah mikroskop

fluorescence) kemudian dihitung dengan handlycounter pada hari menjelang

waktu konfluen (antara hari ke-40 sampai hari ke-43) ( Freshney 1989).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 14: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Membuktikan bahwa teknik kultur jaringan dapat dijadikan sebagai alternatif

baru dalam rangka konservasi satwa langka, khususnya Rusa Bawean (Axis

kuhlii).

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui bahwa terdapat perbedaan lama tercapainya waktu konfluen

sel fibroblas pada kultur primer jaringan daun telinga Rusa Bawean

(Axis kuhlii) pada medium TCM 199 dibanding pada medium MEM.

2. Mengetahui bahwa terdapat perbedaan tingkat viabilitas sel fibroblas pada

kultur primer jaringan daun telinga Rusa Bawean (Axis kuhlii) pada

medium TCM 199 dibanding pada medium MEM.

1.5 Manfaat penelitian

• Memberikan informasi tentang pentingnya usaha kultur jaringan sebagai

salah satu cara konservasi satwa langka khususnya Rusa Bawean (Axis

kuhlii).

• Memberikan informasi tentang penggunaan medium yang tepat untuk

kultur sel fibroblas dari jaringan daun telinga Rusa Bawean.

• Memberikan wacana awal tentang beberapa sifat pertumbuhan jaringan

pada medium kultur (in vitro).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 15: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

1.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas hipotesis penelitian yang

diajukan adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan konfluensitas dan viabilitas sel pada kultur primer

jaringan ikat fibroblas dari telinga Rusa Bawean (Axis kuhlii) antara medium

TCM 199 dan medium MEM.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 16: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rusa

Rusa adalah satu diantara kelompok Artiodactyla liar terpenting di dunia.

Rusa termasuk dalam famili Cervidae dari sub ordo Ruminansia (Soemarno,1990;

Jarso, 1998). Rusa memiliki ciri – ciri anatomi yang khas yaitu tanduk bercabang

yang umumnya dimiliki oleh semua pejantan, kecuali pada jenis Muschus

muschiferus dan Hydropotes mermis dapat dijumpai pula pada rusa- rusa betina

(Jarso,1998).

Di Indonesia terdapat bermacam- macam spesies maupun sub spesies rusa

yang pada umumnya merupakan hewan liar dan hidup di hutan – hutan.

Di Sumatra terdapat Cervus unicolor equines dan Muntiacus muncak Sumatra, di

Kalimantan terdapat Cervus unicolor brookei dan Muntiacus muncak Borneo, di

Jawa terdapat Cervus timorensis dan Muntiacus muncak Java, di Sulawesi

terdapat Cervus timorensis maccassaricus, di Maluku dan Irian Jaya terdapat

Cervus timorensis moluccensis, sedangkan di Nusa Tenggara, dan Bali terdapat

Cervus timorensis timorensis, Cervus timorensis floresiensis, Muntiacus muncak

Bali dan Muntiacus muncak lombok (Blouch,1990).

Disamping itu masih ada sub spesies – sub spesies yang hidup liar di pulau-

pulau terpencil misalnya Axis kuhlii di Pulau Bawean, Cervus timorensis

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 17: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

laroneiotes di Pulau Peucang Jawa Barat, Muntiacus muncak Biliton di Pulau

Biliton (Soemarno,1990).

2.1.1 Rusa Bawean (Axis kuhlii)

2.1.1.1 Klasifikasi Rusa Bawean

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Sub ordo : Ruminantia

Infra order : Pecora

Family : Cervidae

Subfamily : Cervinae

Genus : Axis

Spesies : Axis kuhlii

Nama lokal (Whitehead, 1993)

Menjangan Bawean (Bahasa Jawa)

Rusa Bawean (Indonesia)

Uncal Bawean (Bahasa Sunda)

Menurut Lydekker (1898) dikutip oleh Jarso (1998), genus Axis mempunyai 5

spesies, yaitu : Axis alfredi di Filipina sebelah timur, P. Samara dan Leyle, Axis

culionensis di P. Calamian bagian barat Filipina, Axis porcinus di India dan

Ceylon dan Birma, Axis axis di India, Ceylon, Axis kuhlii di P. Bawean.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 18: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

2.2 Sel

Teori sel menyatakan bahwa semua makhluk hidup - hewan, tumbuhan atau

protozoa- disusun oleh sel-sel dan produk sel. Teori ini dikemukakan berdasarkan

penelitian yang dimulai pada awal abad ke 19 oleh Mirbel,1802; Ohen,1805;

Dutrochet,1824; Turpin,1826 dan pada akhirnya tahun 1839 dua orang Jerman,

Matthias Schleiden dan Theodor Schwann, mengemukakan asas yang paling dasar

bagi pengertian kita sekarang mengenai tubuh, yaitu bahwa semua makhluk terdiri

dari sejumlah sel yang pada dasarnya sama dalam hal struktur dan fungsinya

(Nourse,1986).

Telaah selanjutnya tentang sel – apakah sel itu, apakah kerjanya dan

bagaimana caranya bereproduksi – telah mengungkapkan bahwa sel merupakan

dunia tersendiri yang luar biasa rumitnya. Salah satu keajaiban sel adalah

ketidakseimbangan antara kecilnya ukuran dan fungsinya yang luar biasa. Setiap

sel begitu kecil sehingga jutaan sel dapat terdapat dalam delapan sentimeter kubik

jaringan tubuh. Namun tiap sel merupakan laboratorium kimia yang kesibukannya

hampir tidak dapat dibayangkan dan dengan pembagian pekerjaan yang sangat

teratur (Nourse,1986).

Pada mahluk hidup bebas dan bersel tunggal (mikroba) bentuk dasar sel ialah

bundar. Oleh pengaruh gerakan dan cara hidup bentuk asli ini berubah jadi

lonjong atau menggepeng, sedang pada mahluk bersel banyak bentuk dasar itu

kubus. Bentuk berubah dari yang asli oleh faktor : letak dan sifat. Sel yang

terletak paling dalam jaringan atau pada jaringan yang bermitosis memiliki bentuk

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 19: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

asli tadi. Makin kepinggir dan dekat permukaan makin gepeng atau memanjang,

disebabkan dorongan sel tetangga atau tekanan atmosfir (Yatim, 2003).

Sel mempunyai dua bagian : inti yang mengandung bahan genetik asam

deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA), dan sitoplasma yang agak

kental disekelilingnya. Pembungkus sitoplasma adalah selaput sel, yang

menampung isi sel dan mengeluarkan bahan- bahan yang tidak diperlukan, tetapi

membiarkan lewatnya makanan yang cocok maupun zat yang tidak berguna.

Inti, yakni markas besar sel, mengendalikan kegiatan utama dalam

sitoplasma;namun saat yang terindah adalah waktu reproduksi, ketika kromosom

yang mengandung DNA membelah. Dalam sitoplasmalah pekerjaan harian sel

dilakukan. Setiap komponennya, atau yang disebut organel, merupakan spesialis

dengan ketrampilan khusus yang luar biasa. Satu tipe menghancurkan makanan

yang dibiarkan masuk oleh selaput sel dan mengubahnya menjadi energi. Yang

lain yaitu ribosom menyediakan tempat untuk sintesis protein dan untuk

reproduksi, fungsi utama sel pada umumnya. Lisosom adalah organel yang berisi

enzim yang membantu pencernaan molekul bahan gizi. Mitokondria sering

dikenal sebagai pembangkit tenaga listrik sel sebab banyak dari reaksi yang

menghasilkan energi berlangsung mitokondria. Jenis lainnya membungkus protein

yang terbentuk untuk diangkut kesetiap bagian tubuh yang memerlukannya.

Agar dapat berfungsi secara efisien, sel memerlukan bantuan dari tubuh secara

keseluruhan yaitu : makanan untuk memberikan bahan mentah bagi pelepasan

energi, oksigen untuk membantu penghancuran makanan, air untuk mengangkut

bahan anorganik seperti kalsium dan sodium. Bila kebutuhannya telah terpenuhi,

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 20: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

2.3 Kultur Jaringan

Kultur primer jaringan ialah menanam jaringan hidup yang diambil dari tubuh

yang masih segar atau masih hidup, ditaruh dalam larutan fisiologis atau serum

darah atau medium kultur yang diinkubasi dalam jangka waktu tertentu hingga

pertumbuhan sel terlihat, lalu diamati dibawah mikroskop inverted.

Kajian mengenai kultur jaringan diawali pada tahun 1885 oleh Wiehelm Roux

yang melakukan kultur jaringan otak embrio ayam di luar tubuh (invitro) dengan

mempergunakan garam fisiologis. Sejak saat itu kajian terhadap teknik kultur

jaringan di luar tubuh terus berlanjut. Sampai pada tahun 1907, Ross Harrison dan

kemudian Carrel (1912) menciptakan teknik kultur jaringan sebagai metode untuk

mempelajari sifat-sifat sel hewan secara terkontrol dan bebas dari variasi sistemik

yang dapat muncul pada hewan normal dalam keadaan homeostasis ataupun

stress.

Harrisson telah melakukan propagasi sel yang diperoleh dari jaringan katak

(hewan berdarah dingin), sehingga tidak memerlukan inkubasi. Disamping itu

karena regenerasi jaringan merupakan hal yang umum terjadi pada vertebrata

tingkat rendah, maka diperkirakan pertumbuhan sel akan lebih mudah

dibandingkan mamalia. Hal ini mengakibatkan para peneliti lebih tertarik untuk

mengembangkan teknik kultur jaringan pada hewan mamalia. Ada beberapa

faktor lainnya seperti rangsangan dari ilmu kedokteran bahwa kondisi normal dan

patologis pada manusia akan lebih mendekati kepada kondisi hewan mamalia.

Terjadinya perkembangan hewan laboratorium, terutama yang memiliki genetik

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 21: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

murni, mengakibatkan mamalia menjadi pilihan utama dalam penelitian yang

memanfaatkan kultur jaringan.

Dalam rangka pemanfaatan dan penerapan teknik kultur jaringan sebagai salah

satu metode preservasi satwa langka, diperlukan pemahaman mengenai biologi

dan pertumbuhan sel baik dalam lingkungan in vivo maupun in vitro, disamping

prinsip-prinsip dasar dalam melakukan kultur in vitro. Pada dasarnya teknologi ini

merupakan teknologi yang menggunakan teknik- teknik isolasi sel dari pembiakan

sel in vitro. Menurut Wang (2004), stem cell memiliki pertumbuhan yang sangat

potensial yang dapat berubah menjadi beberapa tipe sel yang berbeda di dalam

tubuh. Bertindak sebagai sistem perbaikan untuk tubuh, secara teoritis stem cell

dapat membelah tanpa batas untuk mengisi kembali sel –sel yang lain selama

hewan atau manusia masih hidup. Stem cell membelah, masing – masing sel yang

baru memiliki kemampuan untuk menjadi stem cell atau menjadi tipe sel yang lain

dengan fungsi khusus yang lain, seperti menjadi sel otot, sel darah merah dan sel

otak. Salah satu problem dalam aplikasi teknologi stem cell adalah isolasi dan

kultur sel secara berkesinambungan (Juwita,2005).

Secara garis besar ada tiga pokok bahasan dalam teknik kultur jaringan in

vitro yaitu: (1) Persiapan dan teknik aseptik (sterilisasi), (2) Pembuatan kultur

primer, serta (3) Pemeliharaan kultur, propagasi dan preservasi sel.

Untuk dapat menuju kearah tersebut perlu adanya teknik- teknik khusus yang

sifatnya kompleks dan rumit. Oleh sebab itu pengetahuan dan keterampilan dalam

mengungkap fenomena sub seluler perlu dikuasai oleh setiap orang yang tertarik

melakukan kajian dalam bidang tersebut. Kultur jaringan adalah salah satu teknik

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 22: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

yang digunakan untuk penelitian ilmu dasar dan terapan. Sebagaimana teknik-

teknik yang lain, penerapan kultur primer jaringan untuk penelitian memiliki

beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungannya adalah : faktor resiko kimiawi

lingkungan dapat dikontrol (seperti pH, suhu, tekanan osmotik, kadar O2 dan CO2)

yang dapat diatur secara tepat serta kondisi fisiologis yang dapat dipertahankan

secara konstan, karakterisasi serta homogenitas sampel maksudnya adalah sampel

jaringan sangat heterogen dalam komposisi sel. Replika sampel walaupun berasal

dari satu jaringan variasi dalam kandungan tipe sel sangat heterogen. Setelah

menjalani 1- 2 pasase, kultur sel tetap dapat diasumsikan homogen atau paling

tidak seragam. Pada setiap subkultur setiap replika akan menjadi identik,

karakterisasi dari cell lines untuk beberapa generasi dapat diabaikan. dan

ekonomis. Kerugiannya adalah : membutuhkan keahlian dan keterampilan

tertentu, jumlah sel yang dihasilkan sangat terbatas, dan adanya faktor

ketidakstabilan cell line. Agar kultur primer jaringan ini dapat memberikan hasil

sesuai yang diharapkan dan meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi, maka

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : substrat, suhu, pH medium.

Jika kultur primer jaringan tidak diberi medium cocok maka sel- sel akan

segera mati oleh autolisis, baik oleh karena suhu maupun tekanan udaranya. Dan

apabila kultur primer jaringan dikultur untuk jangka waktu yang beberapa lama

sebaiknya diberi bahan nutrisi yang cukup , serta agar jangan kemasukan kuman

harus pula diberi antibiotik. Medium kultur harus pula diganti satu waktu tertentu

agar tidak keracunan oleh ampas metabolismenya sendiri yang menumpuk di

tempat.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 23: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Dahulu medium yang dipakai ialah serum darah dan ekstrak jaringan embrio,

tetapi kini lebih praktis dipakai medium sintetis buatan pabrik, yang telah diatur

secara terinci kadar bahan kimia yang terkandung didalamnya. Kultur jaringan

dipakai untuk mengamati metabolisme serta proses pembelahan sel, baik yang

normal maupun yang abnormal (seperti sel kanker), mekanisme infeksi virus dan

bakteri intraseluler, dan lain-lain (Yatim,1992).

Menurut Djuwita (2002) pemanfaatan teknik kultur jaringan pada dasarnya

dilakukan sebagai model fungsi fisiologis in vivo. Dengan demikian pada kultur

jaringan ataupun sel ada dua hal yang perlu diupayakan proliferasi atau

multiplikasi dan fungsi ekspresi diferensiasi sel. Proses proliferasi pada dasarnya

menyangkut pertumbuhan sel, pemahaman dan pengenalan yang baik terhadap

siklus pertumbuhan sel serta faktor-faktor yang berperanan di dalam proses

pertumbuhan sel ataupun jaringan yang akan dipergunakan sangat diperlukan.

Fungsi ekspresi diferensiasi sel berkait erat dengan interaksi dan komunikasi sel,

karenanya pemahaman mengenai sifat-sifat sel seperti heterogenitas sel, interaksi

dan komunikasi sel serta susunan tiga dimensi jaringan juga diperlukan.

2.3.1 Siklus dan pertumbuhan sel

Sel merupakan unit dasar struktural maupun fungsional dari semua makhluk

hidup. Untuk itu sel mengandung sistem molekuler dan biokimiawi yang sangat

terorganisir sehingga mampu menyimpan informasi, menterjemahkan informasi

kedalam sintesis suatu molekul seluler, serta menggunakan sumber-sumber energi

untuk menjalankan aktivitasnya. Kemampuan sel yang paling mendasar adalah

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 24: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

kemampuannya untuk tumbuh. Pada tingkat seluler, pertumbuhan ini disertai

dengan penambahan molekul-molekul protein, asam nukleat, karbohidrat, lipid

serta komponen seluler lainnya.

Pada saat sel tumbuh, membran plasma harus mengalami perluasan untuk

memungkinkan terjadinya peningkatan volume internal. Seperti yang diketahui,

sel tidak dapat secara terus menerus meluas tanpa batas, karenanya pertumbuhan

sel harus disertai dengan pembelahan sel sehingga dihasilkan sel anak. Pada

makhluk multiseluler, pembelahan sel terjadi dalam rangka meningkatkan

populasi sel ataupun pergantian sel pada saat dewasa.

Pada hewan itu sendiri, pertumbuhan dan pembelahan sel terjadi hanya sampai

masa dewasa tercapai, yaitu suatu keadaan yang dicapai tidak lebih dari 50 sampai

60 generasi. Pada orang dewasa, pembelahan sel jarang terjadi kecuali pada sel-sel

tertentu seperti sel kulit, usus, membran mukosa dan sumsum tulang, serta sel-sel

yang membelah pada masa penyembuhan luka. Pembelahan sel pada hewan dapat

dianggap jarang kecuali pada embrio yang sedang berkembang, sedangkan sel-sel

yang diperoleh dari jaringan selain embrio telah mendapatkan signal yang

membatasi atau terminasi pertumbuhan.

Pada sel eukaryotik, satu periode pertumbuhan dan pembelahan sel dikenal

dengan siklus sel. Siklus sel melibatkan baik komponen inti maupun sitoplasma.

Pembelahan inti (nuclear) meliputi penggandaan dan pemisahan kromosom, dan

dikenal dengan mitosis, sedangkan pembelahan sitoplasma dikenal dengan

sitokinesis.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 25: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Pada inti sel, satu siklus terbagi dalam mitosis yang terdiri dari tahap profase,

metaphase, anaphase dan telofase serta interfase, yang terdiri dari tiga fase yaitu

Gap 1 (G1), Sintesis (S), dan Gap 2 (G2). Sintesis DNA sendiri terjadi pada fase

S, sedangkan pada fase G1 dan G2 terjadi proses pembentukan protein-protein

yang berperan dalam proses mitosis maupun sitokinesis.

Panjang satu siklus sel bervariasi tergantung sumber dan tipe sel, namun

secara umum dalam sistem kultur, panjang siklus sel dari berbagai tipe sel hampir

sama, yaitu berkisar antara 18- 24 jam pada sel mamalia. Dibandingkan dengan

sel bakteri yang membelah setiap 25-30 menit, maka penelitian dengan

mempergunakan sel hewan akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Panjang

siklus sel dalam sistem kultur (generation time) dapat ditentukan dengan cara

menghitung jumlah sel di bawah mikroskop pada interval waktu tertentu atau

dengan perhitungan jumlah massa sel mempergunakan alat spektrofotometer.

Sel yang tumbuh dalam kultur biasanya mengikuti standar yang pasti.

Keterlambatan mengikuti urutan periode pertumbuhan exponensial disebut fase

log. Ketika densitas sel (sel/ cm2 substrat) sampai pada tingkat dimana semua

permukaan substrat terpenuhi , atau ketika konsentrasi sel (sel/ ml medium)

melewati kapasitas dari medium yang menyebabkan pertumbuhan berhenti atau

berkurang banyak sehingga medium harus diganti lebih sering atau dilakukan

subkultur (Freshney,2000).

Menurut Budiono (2002), pertumbuhan sel dalam sistem kultur secara umum

dibagi dalam 3 fase, yaitu :

1. Lag Phase

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 26: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Merupakan waktu mengikuti proses subkultur dan reseeding, yaitu masa

dimana belum terdapat peningkatan jumlah sel. Pada masa tersebut konsentrasi sel

adalah sama atau hampir sama dengan konsentrasi pada waktu subkultur

(10 4 sel /ml). Merupakan periode adaptasi, dimana sel mengganti elemen -

elemen glycocalyx yang hilang waktu tripsinasi, pelekatan pada substrat dan

penyebaran sel. Pada masa penyebaran sitoskeleton muncul kembali. Enzim

polymerase meningkat, diikuti dengan sintesis DNA dan protein struktural baru.

Beberapa produk khusus dari sel akan menghilang dan tidak akan muncul kembali

sampai proliferasi sel terhenti pada konsentrasi sel tinggi.

2. Log Phase

Merupakan periode peningkatan jumlah sel secara eksponensial dan saat

pertumbuhan mencapai konfluen proliferasi akan terhenti setelah 1 atau 2 siklus

berikutnya. Waktu log phase tergantung pada konsentrasi awal sewaktu dilakukan

seeding, kecepatan pertumbuhan sel, serta kepekatan dimana proliferasi sel akan

terhambat oleh kepekatan. Pada log phase fraksi pertumbuhan akan mencapai

90% - 100 %

3. Plateu Phase

Mendekati akhir dari log phase, kultur menjadi konfluen yaitu permukaan

substrat untuk pertumbuhan sel sudah terpakai dan sel saling berhubungan dengan

lingkungan sekitarnya. Setelah mencapai konfluen kecepatan tumbuhnya akan

berkurang, dan pada beberapa kasus proliferasi sel akan terhenti setelah 1- 2

siklus.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 27: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Pada tahap ini kultur mencapai tahap plateu atau stationari, dan fraksi

pertumbuhan akan turun mencapai 0% - 10 % (Djuwita,2002).

Gambar 2.9 Siklus Pertumbuhan Sel (Djuwita,2002)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 28: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung mulai bulan Mei sampai Desember 2005 yang

dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Kultur dan Mikroteknik,

Fakultas Biologi Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium Fisiologi dan

Reproduksi, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang

3.2 Materi Penelitian

3.2.1 Bahan penelitian

Bahan yang digunakan adalah :

Sumber jaringan : Potongan bagian apex dari daun telinga (auricula

elastica) Rusa Bawean segar

Medium : Tissue Culture Medium 199 (TCM 199) GIBCO Powder,

Minimum Essential Medium (MEM) GIBCO Powder, Phosphat Buffered Saline

(PBS) GIBCOBRL , Aquadest (PT. Otsuka Indonesia), Destilled water steril

(DW steril) (PT.Otsuka Indonesia), Fetal Bovine Serum (FBS) (Sigma-

Aldrich,Germany), Antibiotik Penicillin G dan Streptomycin, Gentamycin

(PT Meiji Indonesia), Trypsin, Hoesctch 33342 dan PI.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 29: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

3.2.2 Alat – alat

Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

Substrat : cawan plastik polysterene 35mm x 10mm (Corning Inc, USA), cawan

kaca, cover glass, Tabung Falcon (Becton Dickinson Labware), Inkubator CO2

(Nuaire), Laminar Air Flow (Gelman Sciences Australia), Waterbath (Grant,

England), Freezer (Lieherr), Kulkas (Coolmax LG), Oven (Memmert),

Autoclave, Timbangan elektronik (Sartorius), Mikroskop Inverted (Nikon, Japan),

Mikroskop fluoresence (Nikon, Japan), Sentifus (Hermle), Stearer , Vortex,

Gelas Bekker, Gelas Ukur, Pipet Pasteur, Mikropipet (Costar), Blue Tip, Yellow

Tip, Tabung reaksi, Syringe (Terumo), Alat bedah (Pinset, gunting, scalpel,

blade), Mikrofilter 0,22 µm (Whatman), Parafilm (American Can

Company,Greenwich), Haemocytometer (Superior,Germany), Magnetic stirrer,

Bunsen.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Variabel penelitian

3.3.1.1 Klasifikasi variabel

a. Variabel bebas

Penggunaan medium TCM 199 dan MEM

b. Variabel tergantung

Konfluensitas dan viabilitas kultur primer sel fibroblas dari jaringan daun telinga (auricula elastica) dari Rusa Bawean

c. Variabel kendali

Jenis jaringan dan spesies hewan coba

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 30: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

3.3.1.2 Definisi operasional variabel

1. Medium TCM 199 dan MEM

Merupakan buatan pabrik (GIBCO) siap pakai, dalam bentuk powder.

Yang selanjutnya dibuat dalam medium stock (Cara pembuatan dan

komposisi medium di lampiran 10 dan 11).

2. Konfluensitas sel pada kultur jaringan Rusa Bawean

Konfluensitas adalah tumbuh homogen dan meratanya sel fibroblas pada

dasar cover glass menjadi sel monolayer pada kultur primer jaringan dari

potongan daun telinga Rusa Bawean yang dihitung pada saat menjelang

waktu konfluen dengan menggunakan metode penghitungan dengan

haemocytometer.

Setelah didapatkan jumlah sel, maka dimasukkan dalam rumus

(Freshney,2000) :

C = n , dengan C: Konsentrasi sel V n : Jumlah sel V: Volume = 0,1 mm3 = 1 x 10 -4 ml.

3. Viabilitas sel pada kultur jaringan ikat Rusa Bawean

Viabilitas sel adalah persentase perbandingan jumlah sel yang hidup

(viable), ditunjukkan dengan warna sel biru, dengan sel yang mati (non

viable), ditunjukkan dengan warna sel merah, yang dihitung pada saat

kultur telah mencapai waktu konfluen, ditripsinasi dan distaining dengan

pewarnaan Hoescht 33342 PI dan dihitung di bawah mikroskop

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 31: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

fluorescence secara handlycounter (metode dye exclusion) (Doyle et

al,1998;Freshney,1989).

Setelah didapatkan jumlah sel yang viable dengan sel yang non viable

selanjutnya dimasukkan dalam rumus :

% Viabilitas = Total sel viable x 100% Total jumlah sel ( viable + non viable)

4. Jenis jaringan

Jaringan yang dipilih adalah jaringan dari potongan daun telinga (auricula

elastica) bagian apex Rusa Bawean. Dipilihnya sel – sel fibroblas tersebut

mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan melekat pada petri dish pada

kondisi in vitro dengan komposisi medium yang sesuai (Budiono,2002)

dan meminimalisir stress, luka dan pendarahan pada Rusa Bawean itu

sendiri.

5. Jenis hewan coba

Sampel penelitian adalah potongan jaringan daun telinga (auricula

elastica) Rusa Bawean (Axis kuhlii).

Sampel diambil secara random dan memenuhi persyaratan :

1. Rusa Bawean (Axis kuhlii)

2. Umur 1- 3 tahun

3. sehat, ditandai gerakan yang aktif

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 32: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Konfluensitas

Tingkat konfluensitas sel fibroblas kultur primer jaringan daun telinga

(auricula elastica) Rusa Bawean, ditetapkan mulai dari waktu awal kultur dimulai

sampai saat sel- sel fibroblas berkembang dan menempel pada dasar serta

menutupi seluruh luas permukaan dari cover glass (homogen dan merata). . Waktu

konfluen ditunjukkan dengan ditemukannya jumlah sel yang terbanyak diantara

hari – hari tersebut, meskipun suatu plate dikatakan telah konfluen secara fisik

(pengamatan mikroskop) belum tentu plate tersebut telah mencapai waktu

konfluen

Kultur primer yang telah mencapai konfluen dilanjutkan dengan tripsinasi

dan kemudian dihitung jumlah selnya jika sel telah membulat atau tidak melekat

pada cover glass seperti ditunjukkan pada gambar 4.1. Menurut Bries (1993),

enzim protease mendegradasi protein sehingga menyebabkan protein yang

terdapat pada cytoskeleton dari permukaan sel fibroblas terdegradasi dan

mengubah morfologi dari sel tersebut. Sel fibroblas mempunyai kemampuan

untuk bersosialisasi membentuk jaringan dengan cara berkomunikasi secara

intraseluler menggunakan cytoskeleton, sehingga untuk mengisolasi diperlukan

tripsin yang dapat merusak protein yang terdapat pada cytoskeleton. Sel yang telah

ditripsin dapat dihitung jumlahnya dengan menggunakan haemocytometer.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 33: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Gambar 4.1 Morfologi Sel Fibroblas pada Saat Tripsinasi (Gambar seizin Hely, 2005)

Penghitungan dilakukan dengan menggunakan haemocytometer dan

dihitung dengan menggunakan rumus :

C = n x 104 dimana C = Konsentrasi sel, n = Jumlah sel . 9

Rumus tersebut merupakan equation dari rumus C = n / 10-4 karena

menurut Freshney (2000) apabila ditemukan konsentrasi sel rendah < 100/mm2

maka penghitungan sel dihitung pada 9 bilik hitung Neubauer 1mm2.

Hasil perhitungan tingkat konfluensitas pada penelitian ini tercantum

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Sel Fibroblas ( jumlah sel per ml x 105 ) Saat Mencapai Waktu Konfluen Pada Medium TCM 199 dan MEM

Jenis Medium TCM 199 MEM

KULTUR PRIMER Jenis Sel

Lama Kultur Jumlah sel / ml x

105

Lama Kultur Jumlah sel /ml

X 105

40

1,27 40

1,72

41 1,61 41 2,72

42 1,94 42 2,38

Fibroblas

43 2,05 43 2,33

Keterangan : Warna biru menunjukkan waktu konfluen

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 34: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Bila digambarkan dalam bentuk grafik, maka pertumbuhan jumlah sel

fibroblas di hari – hari sekitar waktu konfluen tercapai adalah sebagai berikut :

Grafik Konfluensitas

0

20

40

60

80

100

7 14 21 28 35 41 43

Hari ke...

Pers

enta

se

TCMMEM

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

JUMLAH SEL

40 41 42

TCM MEM

43HARI KE-

Gambar 4.2 Jumlah Sel Fibroblas yang Bertahan Hidup Pada Hari ke-40 s/d ke-43

pada Medium TCM 199 dan MEM.

Berikut adalah gambaran persentase penyebaran pertumbuhan sel fibroblas

(tingkat konfluensitas) antara medium TCM 199 dan MEM :

Gambar 4.3 Gambaran Pertumbuhan Sel Fibroblas pada Medium TCM 199 dan MEM sampai Mencapai Waktu Konfluen (100%).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 35: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Gambaran foto mikroskopis penyebaran pertumbuhan sel fibroblas pada

medium TCM 199 yang diambil pada saat kultur primer mencapai hari ke-7, 14,

32, 41 dan 43 terlihat jelas seperti di bawah ini :

(a) Hari ke - 7 (b) Hari ke - 14 (c) hari ke - 32 (d) Hari ke – 41

Keterangan : Tanda panah biru menunjukkan daerah perifer dari cover glass yang belum terisi sel

(e) Hari ke – 43 Keterangan : Tanda panah biru menunjukkan bahwa pertumbuhan sel telah memenuhi ujung-ujung batas cover glass, terlihat bahwa pada medium TCM 199 waktu konfluen baru tercapai pada hari ke-43 kultur.

Gambar 4.4 Foto Pertumbuhan Sel Fibroblas pada Medium TCM 199 dari hari ke -7 s/d ke – 43.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 36: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Gambaran foto mikroskopis penyebaran pertumbuhan sel fibroblas pada

medium MEM yang diambil pada saat kultur primer mencapai hari ke-7, 14, 32,

41 dan 43 terlihat jelas seperti di bawah ini :

(a) Hari ke - 7 (b) Hari ke - 14

(c) hari ke - 32 (d) Hari ke – 41 Keterangan : Tanda panah biru menunjukkan

bahwa daerah perifer pada cover glass telah terisi sel (waktu konfluen tercapai)

(e) Hari ke – 43 Keterangan : Tanda panah biru menunjukkan bahwa

pertumbuhan sel telah memenuhi ujung-ujung batas cover glass, terlihat pada medium MEM konfluen pada hari ke – 43 kultur

Gambar 4.5 Foto Pertumbuhan Sel Fibroblas pada Medium MEM dari hari ke -7 s/d ke – 43.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 37: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

4.1.2 Viabilitas

Ketahanan hidup suatu sel dapat dilihat salah satunya dengan mengetahui

jumlah sel yang mampu bertahan hidup. Sel yang terwarnai merah disebabkan

karena membran seluler mengalami kerusakan akibat pengaruh tripsin yang

merusak protein membran seluler sehingga Hoescht 33342 PI dapat masuk ke

dalam sel untuk mewarnai inti sel fibroblas seperti tampak pada gambar 4.6.

Menurut Wolf (2000), pemberian tripsin dapat merusak permukaan sel dengan

cara merusak protein – protein yang terdapat pada permukaan sel. Penghitungan

dilakukan dengan cara handlycounter antara sel yang viable dan yang non viable.

Setelah didapatkan penghitungan sel maka kita cari persentase viabilitasnya

dengan menggunakan rumus :

% Viabilitas = Total sel viable x 100% Total jumlah sel ( viable + non viable)

Gambar 4.6 Sel Fibroblas Pascatripsinasi dengan Pewarnaan Hoescht 33342 PI (Warna Biru menunjukkan

Sel yang Viable, Warna Merah menunjukkan Sel Non Viable). ( 1 skala = 0,01 mm ) (Gambar seizin Hely, 2005)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 38: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Tabel berikut akan menunjukkan hasil persentase viabilitas sel fibroblas pada

kultur primer jaringan daun telinga (auricula elastica) Rusa Bawean pada

medium TCM 199 dan MEM.

Tabel 4.2 Persentase Viabilitas (%) Sel Fibroblas yang Bertahan Hidup Saat Diwarnai dengan Hoescht 33342 PI pada Medium TCM 199 dan MEM

Jenis Medium TCM 199 MEM

Jumlah Sel yang Bertahan Hidup

Jumlah Sel yang Bertahan Hidup Jenis Sel

Lama Kultur

Biru/ merah (viable / non-

viable)

Viabilitas (%)

Lama Kultur

Biru/ merah (viable /

non-viable)

Viabilitas

(%) Hari ke-

40 78/59

56,93

Hari ke-40

58/43

57,42

41 81/57

58,69

41 65/65

50

42 65/37

63,72

42 90/38

70,31

Fibroblas

43 69/32 68,31 43 62/40 60,78

Rata – Rata

61,91

59,62

Keterangan : Yang diwarnai hijau menandakan saat tercapainya waktu konfluen

4.2 Analisis hasil penelitian

Hasil penghitungan rata – rata dan standar deviasi konfluensitas sel fibroblas

antara medium TCM 199 dan MEM adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Rata – rata dan Standar Deviasi Tingkat Konfluensitas Sel Fibroblas pada Kultur

Primer Jaringan Daun Telinga Rusa Bawean antara Medium TCM 199 dan MEM

Konfluensitas sel fibroblas µ SD µ ± SD

pada kultur primer jaringan

( sel/ml x 105 )

TCM 199 1,72 0,3464 1,72±0,3464

MEM 2,29 0,4123 2,29±0,4123

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 39: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Hasil analisis Chi Square konfluensitas sel fibroblas pada kultur primer jaringan :

Tabel 4.4 Uji Chi Square Tingkat Konfluensitas Sel Fibroblas pada Kultur Primer

Jaringan Daun Telinga Rusa Bawean antara Medium TCM 199 dan MEM

Konfluensitas sel fibroblas α X2 Tabel X2 Penelitian

pada kultur primer jaringan

(sel/ml x 10 5 )

TCM 199 dengan MEM 0,05 7,815 0,0936

X2 tabel ≥ X2 penelitian ( 0,0936 ) sehingga Ho diterima Hasil penghitungan rata – rata dan standar deviasi viabilitas sel fibroblas antara

medium TCM 199 dan MEM, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Rata – rata dan Standar Deviasi Tingkat Viabilitas Sel Fibroblas pada Kultur Primer Jaringan Daun Telinga Rusa Bawean antara Medium TCM 199 dan MEM % Viabilitas sel fibroblas µ SD µ ± SD

pada kultur primer jaringan

TCM 199 61,91 4,52 61,91± 4,52

MEM 59,62 8,42 59,62 ± 8,42

Hasil analisis Chi Square viabilitas sel fibroblas pada kultur primer

jaringan daun telinga (auricula elastica) Rusa Bawean tercantum pada tabel di

bawah ini. Tabel 4.6 Uji Chi Square Tingkat Viabilitas Sel Fibroblas pada Kultur Primer Jaringan

Daun Telinga Rusa Bawean antara Medium TCM 199 dan MEM % Viabilitas sel fibroblas α X2 Tabel X2 Penelitian

pada kultur primer jaringan

TCM 199 dengan MEM 0,05 7,815 1,28

X2 tabel ≥ X2 penelitian ( 1,28 ) sehingga Ho diterima

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 40: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

BAB V

PEMBAHASAN

Keberhasilan sistem kultur primer jaringan tergantung antara lain pada

tersedianya segala keperluan sel , substrat, suhu, pH dan medium, dalam

menjalani pembelahan awal. Proses perkembangan sel secara in vitro memerlukan

lingkungan yang optimum artinya mampu menciptakan kondisi menyerupai

lingkungan in vivo seperti di dalam tubuh hewan tersebut, serta dapat sebagai

tempat penyediaan nutrisi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme.

Suatu medium harus memiliki fungsi mekanis, fisik dan biokimiawi. Ketiga

fungsi itu harus saling mendukung untuk memberikan lingkungan yang sesuai

bagi kelangsungan hidup sel secara in vitro. Pada saat ini perkembangan teknik

biakan in vitro sangat bervariasi, mulai dari penggunaan medium dengan sistem

subkultur sampai dengan medium zat kimia murni atau chemically defined

medium (Kim dkk,1993).

Salah satunya adalah penggunaan medium untuk kultur primer jaringan dari

daun telinga (auricula elastica) Rusa Bawean adalah TCM 199 dan MEM yang

paling sering dipakai. Pada penelitian ini akan diperlihatkan perbedaan lama

tercapainya waktu konfluen pertumbuhan sel (tingkat konfluensitas) dari kultur

jaringan fibroblas serta persentase viabilitasnya pada kedua jenis medium tersebut

di atas. Penilaian tingkat konfluensitas dilakukan menggunakan metode

perbandingan gambaran mikroskopik (seperti terlihat di foto - foto bab

sebelumnya), metode penghitungan jumlah sel secara handlycounter dan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 41: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

haemocytometer, serta metode dye exclusion untuk menentukan persentase

viabilitas sel di kedua jenis medium tersebut.

Tingkat konfluensitas sel pada hari ke-7 medium MEM pertumbuhannya

terlihat lebih banyak (10%) menyebar disekitar eksplan dibanding dengan

medium TCM 199 (5%) (fase lag). Lebih cepatnya kultur primer tumbuh pada

medium MEM pada hari ke-7 tersebut dikarenakan kandungan kalsium yang lebih

banyak dibanding pada TCM sehingga kepermeabelan sel lebih baik, sehingga

transport zat-zat nutrisi dari medium ke eksplan lebih cepat sehingga proliferasi

sel kultur juga lebih cepat tercapai.

Pada hari ke-14 pertumbuhannya hampir sama antara medium MEM dan

TCM 199 (15%). Lalu pada hari ke-32 pada medium MEM jauh terlihat lebih

merata penyebaran pertumbuhannya , sekitar 70%, dibandingkan dengan medium

TCM 199 pada hari yang sama, sekitar 45% (fase log).

Pada hari ke- 41 pada medium MEM telah mencapai waktu konfluen

sedangkan pada medium TCM 199 belum tercapai, ditunjukkan oleh tanda panah

biru sebagai daerah perifer pada cawan plastik polysterene yang belum ditumbuhi

sel, sedangkan pada hari ke-43, terlihat konfluen secara mikroskopik, merata

penuh, baik pada medium MEM ataupun TCM 199 (fase plateu).

Hasil viabilitas (perbandingan jumlah sel hidup dan mati) menunjukkan

bahwa pada medium TCM 199 tingkat viabilitasnya lebih tinggi (61,91± 4,52)

dibanding dengan medium MEM (59,62 ± 8,42). Perbedaan lainnya yang

signifikan adalah viabilitas sel pada medium TCM 199 pada hari ke-40 sampai ke

hari-43 mengalami peningkatan (hari ke-40=56,93%; hari ke-41=58,69%; hari ke-

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 42: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

42=63,72% hari ke-43=68,31%) sedangkan pada medium MEM menunjukkan

pada saat tercapainya waktu konfluen yaitu pada hari ke-41, tingkat viabilitasnya

hanya mencapai 50 %. Pada hari ke-42 dimana konfluensitasnya sebesar 2,38 x

105 sel/ml, viabilitasnya mencapai 70,31 % dan pada hari ke-43 konfluensitasnya

sebesar 2,33 x 105 sel/ml, viabilitasnya mencapai 60,38%. Hal ini menunjukkan

bahwa pada saat tercapainya waktu konfluen, viabilitas sel pada medium MEM

lebih rendah dibandingkan dengan medium TCM pada saat yang sama dan

cenderung menurun setelah mencapai waktu konfluen.

Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, walaupun medium MEM

waktu konfluennya lebih cepat tercapai (hari ke-41) dibandingkan dengan medium

TCM 199 (hari ke-43), tidak berarti jumlah sel yang viable (hidup) saat waktu

konfluen pada MEM lebih banyak dibandingkan TCM 199 (50% dibanding

68,31%).

Untuk melihat ada tidaknya signifikansi secara statistik penggunaan medium

pada penelitian ini (TCM 199 dan MEM) terhadap perbedaan tingkat

konfluensitas serta viabilitas sel fibroblas pada kultur primer jaringan Rusa

Bawean, maka dilakukan uji statistik Chi Square.

Bila hasil perhitungan uji Chi square dari tabel standar Chi square lebih besar

dibandingkan dengan perhitungan dari data penelitian (X2 Tabel ≥ X2 Penelitian,

pada level signifikansi α 0,05), maka Ho diterima. Artinya bahwa, tidak ada

perbedaan tingkat konfluensitas dan viabilitas sel pada kultur primer sel fibroblas

dari jaringan daun telinga (auricula elastica) Rusa Bawean (Axis kuhlii ) yang

signifikan antara yang ditanam pada medium TCM 199 dengan MEM, sebaliknya,

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 43: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

bila X2 Tabel ≤ X2 Penelitian, pada level signifikansi α 0,05, maka Ho ditolak.

Artinya, didapatkan perbedaan tingkat konfluensitas dan persentase viabilitas sel

pada kultur primer sel fibroblas dari jaringan daun telinga Rusa Bawean (Axis

kuhlii) yang signifikan antara yang ditanam pada medium TCM 199 dengan

MEM.

Dari uji Chi Square, didapatkan hasil perhitungan X2 penelitian lebih kecil

dibandingkan dengan X2 dari table Chi square. Dari hasil uji Chi Square , dapat

disimpulkan bahwa Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna

pada tingkat konfluensitas sel fibroblas pada kultur primer dari jaringan daun

telinga Rusa Bawean (Axis kuhlii) antara medium TCM 199 dengan medium

MEM.

Hasil hitung uji Chi square pada persentase viabilitas sel antara kedua medium

tersebut pada saat dan setelah konfluensitas tercapai, didapatkan bahwa X2 tabel

(7,815) yang lebih besar dibandingkan dengan X2 penelitian (1,28) sehingga Ho

diterima. Artinya, secara statistik, tidak ada perbedaan persentase viabilitas yang

signifikan antara medium TCM 199 dan MEM.

Penyebab terjadinya hal tersebut diantaranya dapat disebabkan oleh rusaknya

sel – sel yang akan dihitung karena proses tripsinasi. Menurut Bries (1993),

enzim protease mendegradasi protein sehingga menyebabkan protein yang

terdapat pada cytoskeleton dari permukaan sel fibroblas terdegradasi dan

mengubah morfologi sel tersebut, akibatnya, tripsin merusak protein yang terdapat

pada cytoskeleton dan sel menjadi lisis.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 44: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Penyebab lainnya adalah rendahnya kualitas sel pada medium MEM

dikarenakan nutrisi dan kandungan asam aminonya yang kurang lengkap

dibandingkan medium TCM 199, sehingga sel lebih mudah rusak. Selain itu,

umur kultur primer jaringan ini cukup lama yaitu ± 43 hari , sehingga menurut

Wildan Yatim (2003) makin tinggi umur sel maka makin banyak bagian yang aus

akibat proses metabolisme yang makin lemah dan keliru, menyebabkan sel itu

rusak dan mati.

Dalam medium MEM terkandung asam amino : L – Arginine [126 mg/l ],

L - Glutamine [ 292 mg/l], L -Glysin (-), L -Alanine (-), L-Isoleusin [52 mg/l], L-

Prolin [-], L-Serine [ -] dan kalsium sebesar 265 mg/l, dengan demikian

metabolisme respirasi dan jumlah mitokondrialebih banyak sehingga proliferasi

sel lebih cepat tercapai. Sedangkan dalam medium TCM 199 terkandung asam

amino : L – Arginine [ 70 mg/l], L – Glutamine [100 mg/l], L-Glysin [50 mg/l],

L-Alanine [ 25 mg/l], L-Isoleusin [ 20 mg/l], L – Prolin [40mg/l], L-Serine [ 25

mg/l] dan kalsium sebesar 186 mg/l, dengan demikian pada medium TCM 199,

nutrisi sel dari asam amino dan protein lebih banyak sehingga viabilitas sel lebih

tinggi.

Ada beberapa asam amino yang jumlah konsentrasinya lebih besar pada

medium MEM dibandingkan pada medium TCM 199 (Arginine, glutamine dan

isoleusin), pada medium TCM 199 didapatkan kandungan asam amino essensial

yang jenisnya lebih beragam seperti L-Glysin, L-Alanine, L-Serin (pada medium

MEM tidak ada).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 45: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Perbandingan konsentrasi beberapa jenis asam amino antara medium TCM

199 dan MEM antara lain : konsentrasi L – Arginine pada TCM 199 dan MEM

adalah 1: 2 ; konsentrasi L – Glutamine pada TCM 199 dan MEM adalah 1: 3 ;

konsentrasi L- Isoleucine pada TCM 199 dan MEM adalah 1: 2 . Diketahui bahwa

dalam medium TCM 199 memiliki lebih sedikit kandungan ion kalsium (separuh)

dibanding pada medium MEM.

Lebih banyaknya jenis asam amino yang terkandung di dalam TCM 199,

maka proses metabolisme asam amino khususnya dalam reaksi metabolisme sel

lebih baik, hal ini berpengaruh pada proses anabolisme dan katabolisme sel serta

pada reaksi pernafasan sel, yang kesemuanya bertujuan menghasilkan ATP yang

akan digunakan sel untuk berproliferasi dan berdiferensiasi nantinya, sehingga

viabilitas sel yang bertahan hidup bisa dipastikan lebih besar nantinya.

Kalsium berperan dalam menjaga permeabilitas membran sel, karena di

dalam membran plasma terjadi penukaran materi antara sel dan lingkungannya.

Na+, K+ dan Ca+ secara aktif ditransport melintasi membran sel dengan

perantaraan saluran protein membran integral. Bersamaan dengan transport aktif,

difusi dan osmosis itulah nutrisi sel juga ditransport. Kalsium banyak berperan

dalam pengaturan sedemikian banyak proses, sehingga kalsium sering disebut

sebagai “messenger kedua” sebagai perantara respon - respon seluler untuk

berbagai stimulus dengan cara yang analog terdapat pengaturan kerja nukleotida

siklik. Kerja kalsium tampaknya melalui reseptor protein intrasel,kalmodulin,

yang mengikat ion- ion kalsium bila konsentrasinya mengikat sebagai respon

terhadap stimulus. Kalmodulin telah ditemukan dalam setiap sel berinti. Bila Ca2+

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 46: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

terikat pada kalmodulin, ia mengatur aktivitas sejumlah besar enzim, termasuk

yang berperan dalam metabolisme siklik nukleotida, fosforilasi protein, fungsi

sekresi, dan metabolisme glikogen (Martin et al,1992). Hal itulah yang

menyebabkan lebih cepat tercapainya waktu konfluen pada medium MEM (akibat

lebih aktifnya metabolisme mitokondria dan sistem respirasi sel) dibanding pada

medium TCM 199 yang kadar kalsiumnya jauh lebih rendah (Junqueira et al,

1995).

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal dalam rangka preservasi

germplasm (plasma nutfah) dari Rusa Bawean dan menuju arah nuclear transfer

kloning untuk long-term culture yang bisa dijadikan salah satu usaha pelestarian

satwa langka Rusa Bawean.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 47: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Waktu konfluen pertumbuhan sel fibroblas pada kultur primer jaringan daun

telinga Rusa Bawean lebih cepat tercapai pada medium MEM (pada hari ke-41,

dengan jumlah sel terbanyak mencapai 2,72 x 105 sel/ml) dibandingkan pada

medium TCM 199 (pada hari ke-43 dengan jumlah sel terbanyak mencapai

2,05 x 105 sel/ml).

2. Viabilitas sel fibroblas pada kultur primer di medium MEM lebih rendah

(mencapai rata- rata 59,62%) dibandingkan pada medium TCM 199 (mencapai

rata- rata 61,91%).

3. Secara statistik diambil kesimpulan bahwa, tidak didapatkan perbedaan tingkat

konfluensitas dan persentase viabilitas sel fibroblas pada kultur primer jaringan

daun telinga Rusa Bawean yang bermakna pada medium TCM 199 dengan

MEM.

6.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang subkultur dari jaringan daun

telinga Rusa Bawean dan pengaruh pemberian serum yang berbeda seperti EBS

(Estrus Bovine Serum) dan EGS (Estrus Goat Serum).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 48: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

RINGKASAN

WORO WULANDARI KALANJATI. Konfluensitas dan viabilitas sel

fibroblas pada kultur primer jaringan dari daun telinga (auricula elastica) Rusa

Bawean dilakukan dengan mengkultur potongan daun telinga Rusa Bawean

dalam medium TCM 199 dan MEM selama kurang lebih 43 hari di dalam

inkubator 5% CO2 dan disertai dengan penggantian medium kultur secara berkala

untuk mencegah keracunan oleh ampas metabolisme.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Kultur dan

Mikroteknik, Fakultas Biologi Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium

Fisiologi dan Reproduksi, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa terdapat perbedaan lama

tercapainya konfluensitas kultur primer sel fibroblas dari jaringan daun telinga

Rusa Bawean (Axis kuhlii) pada medium TCM 199 dibanding pada medium MEM

dan membuktikan bahwa terdapat perbedaan viabilitas kultur primer sel fibroblas

dari jaringan daun telinga Rusa Bawean (Axis kuhlii). Kesemuanya itu agar

tercapai tujuan pelestarian satwa langka, khususnya Rusa Bawean, melalui

bioteknologi kultur jaringan sebagai salah satu faktor pendukung ke arah teknik

pengembangan kloning nuclear transfer.

Penelitian ini menggunakan potongan jaringan daun telinga bagian apex dari

Rusa Bawean yang kemudian dikultur dengan menggunakan dua medium yang

berbeda yaitu Tissue Culture Medium 199 (TCM 199) dan Minimum Essential

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 49: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Medium (MEM ) hingga konfluen (homogen dan merata) selama kurang lebih 43

hari di dalam inkubator 5% CO2.

Peubah yang diamati adalah konfluensitas (sel kultur tumbuh homogen dan

merata sebagai satu lapis monolayer pada cover glass) dan viabilitas

(perbandingan jumlah sel hidup (viable) dengan yang mati (non viable) dengan

pewarnaan Hoescht 33342 dan PI) kultur primer sel fibroblas dari jaringan daun

telinga Rusa Bawean (Axis kuhlii) pada medium TCM 199 dan MEM. Data yang

didapat akan dianalisis secara deskriptif dan uji Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu konfluen pertumbuhan sel pada

kultur primer sel fibroblas dari jaringan daun telinga Rusa Bawean (Axis kuhlii)

lebih cepat tercapai pada medium MEM (pada hari ke-41, dengan jumlah sel

terbanyak mencapai 2,72 x 105 sel/ml) dibandingkan pada medium TCM 199

(pada hari ke-43 dengan jumlah sel terbanyak mencapai 2,05 x 105 sel/ml).

Sedangkan viabilitas sel fibroblas pada kultur primer di medium MEM lebih

rendah (mencapai rata- rata 59,62%) dibandingkan pada medium TCM 199

(mencapai rata- rata 61,91%).

Secara statistik dengan Uji square diambil kesimpulan bahwa, tidak

didapatkan perbedaan yang bermakna antara tingkat konfluensitas dan viabilitas

sel pada kultur primer sel fibroblas dari jaringan daun telinga Rusa Bawean

(Axis kuhlii) pada medium TCM 199 dengan MEM.

Hasil penelitian tersebut memberikan informasi yang berharga bahwa apabila

kita menginginkan kultur jaringan untuk mengamati morfologi, fisiologi, proses

biokimia dan kajian histologi dari sel fibroblas Rusa Bawean, yang membutuhkan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 50: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

waktu konfluen lebih cepat tanpa melihat viabilitas sel maka digunakan medium

MEM, sedangkan apabila kita menginginkan kultur sel untuk keperluan subkultur

dan cell lines dalam long-term culture sel fibroblas Rusa Bawean maka digunakan

medium TCM 199, dengan alasan pada medium TCM 199 menunjukkan hasil

viabilitas yang lebih tinggi oleh karena kandungan asam aminonya yang lebih

lengkap.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 51: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

DAFTAR PUSTAKA

Animal Info. 2002. Animal Info – Rusa Bawean (Axis kuhlii).

http://www.animalinfo.org/country/indones.html.11 September 2005. Blouch, R. A., and A. Atmosoedirdjo. 1987. Preliminary report on the status of

the Bawean deer (Axis kuhli). In Threatened Deer: Proceedings of a Working Meeting of the Deer Specialist Group of the Survival Service Commission. Morges, Switzerland: IUCN. p. 49-55.

Blouch, R. A., and S. Atmosoedirdjo. 1987. Biology of the Bawean deer and

prospects for its management. In Biology and Management of the Cervidae. Edited by C. M. Wemmer. Washington, D. C.: Smithsonian Institution Press. p. 320-327.

Blouch, R. 1990. Kuhl’s Deer, Bawean Island, Indonesia. Tiger Paper 7(1):22–

23. Boquest, A., C. G. Grupen, S.J. Jarrison, S.M. Mellfatrick, R.J. Ashman, J.F.

d’Apice, M.B. Nottle. 2002. Production of cloned pigs from cultured fetal fibroblast cells. Biol Reprod 66. 1283 – 1287.

Bries, T.W., A. Van de Voorde, dan H. Vanderstichele. 1993. Characterization of

Immortalized Mouse Fibroblas Cell Lines. In Vitro cell. Dev. Biol. Anim. 29A:847-854.

Bruggerhoff, K., V. Zakhartchenko, H. Wenigerkind, H.D. Reinenbach, K. Prelle,

Schernthaner, R. Alberio, H. Kuchenhoff, M. Stojkovic, G. Brem, S. Hiendleder, E. Wolf. 2002. Bovine somatic cell nuclear transfer using recipients oocytes recovered by ovum pick-up:Effect of maternal lineage of oocyte donors. Biol Reprod. 66.367-373.

Budiono, A. 2002. Teknik Aseptis dan Upaya mencegah Kontaminasi pada Kultur

Jaringan. Modul Pelatihan Dosen Universitas. Bogor. Modul VII. Budiono, A. 2002. Identifikasi dan karakterisasi sel. Modul Pelatihan Dosen

Universitas. Bogor. Modul VIII. CellBiology. 2005. Junction between cell. www.kenbiorefs.com/cellchem.html.

02 Desember 2005 Chandra, B. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran

EGC.Jakarta.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 52: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

CITES (Convention on the International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna). 2000. Appendix 1, diadopsi oleh Conference of the Parties, valid from 19 July 2000. Available online at http://www.cites.org/eng/append/I_II.shtml

Djuwita, I. 2002.Biologi Kultur Jaringan. Modul Pelatihan Dosen Universitas.

Bogor. Modul I. Djuwita, I. 2002. Pemeliharaan Kultur dan Preservasi Sel. Modul Pelatihan Dosen

Universitas. Bogor. Modul X. Doyle, A., J.B Griffiths.1998. Cell and Tissue Culture Laboratory Procedures in

Biotechnology. John wiley and Sons Ltd.London. Fahrudin, M. 2002. Pembuatan (Inisiasi) Kultur Primer. Modul Pelatihan Dosen

Universitas. Bogor. Modul IX. Freshney,R.I. 1989.Animal Cell Culture : a practical approach. IRL Press. Oxford.

England. Freshney, R.I. 1994. Culture of Animal Cell : a manual basic technique. Wiley-

liss,Inc. New York. United Stated of America. Freshney, R.I. 2000. Culture of Animal Cell. Wiley-liss,Inc. New York. United

State of America. Geist, V. 1998. Three-pronged Old World Deer. In Deer of the World: Their

Evolution, Behaviour, and Ecology. By Valerius Geist. Mechanicsburg, PA: Stackpole Books, 1998. p. 55-80.

Hely. 2005. Pengaruh konsentrasi DMSO dan lama pembekuan pada suhu

ekuilibrasi terhadap viabilitas sel fibroblas kulit fetus kambing hasil kultur in vitro setelah proses pembekuan. Tesis . Program Pasca Sarjana. Universitas Brawijaya. Malang

Huffman, B. 1999. Bawean deer, Kuhl’s deer, Axis kuhlii.

http://www.ultimateungulate.com/Artiodactyla/Axis_kuhlii.html. 18 Juni 2005

IUCN. 2002. The 2002 IUCN Red List of Threatened Species.

http://www.iucn.org/ssc/redlist2002/rl_news.htm. 11 September 2005 IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources).

2002. IUCN Red List of Threatened Species.http://www.redlist.org/. 11 September 2005.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 53: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Jarso, Andi.1998. Pola Penangkaran Rusa Bawean. Laporan PKL Fakultas Kehutanan IPB .Bogor.

Junqueira, C.L, J. Carneiro, O.K. Robert. Alih bahasa : Tambayong Jan,Dr. 1995.

Histologi Dasar. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta. Juwita, Hengky. 2005. Tugas Akhir : Pengaruh trypsin-EDTA 0,25% terhadap

viabilitas dan konfluensitas sel granulose kambing pada kultur primer dan subkultur pertama. Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.

Kato, Y., A. Yabuuchi, N. Motosugi, J.Y. Kato, Y. Tsunoda.1999. Developmental

potential of mouse follicular epithelial cells and cumulus cells after nuclear transfer. Biol Reprod.62,1110-1114.

Keefer, C.L., R. Keyston, A. Lazarris, B. Bhatia, I. Begin, A.S. Bilodeau, F. J.

Zhou, N. Kafidi, B. Wang, H. Baldassarre, C. N. Karatzas. 2002. Production of cloned goats after nuclear transfer using adult somatic cells. Biol Reprod.66,199-203.

Kim,J.H.; H. Funahashi;K. Niwa dan K. Okuda. 1993. Glucosa Requirement at

different developmental stages of in vitro maturated, in vitro fertilized bovine oocytes in medium.J.Theriogenology 39 ;875-886.

Koo, D.B., Y.K. Kang, Y.H. Choi, J.S. Park, S.K. Han, I.Y. Park, S.U. Kim, K.K.

Lee, D.S. Son, W.K.Chang, Y.M. Han. 2000. In vitro development of reconstructed porcine oocytes after somatic cell nuclear transfer.63,986-992.

Lanza RP, Cibelli JB, Blackwell C, Cristofalo VC, Francis MK, Baerlocher GM,

Mak J, Schertzer M, Chavez EA, Sawyer N, Lansdrop PM, West MD. 2000. Extension of cell life-span and telomere length in animals cloned from senescent somatic cells. Science. Vol 288, 665-669.

Li X, Morris LHA, Allen WR. 2002. In vitro development of horse oocytes Li X,

Morris LHA, allen WR. 2002. In vitro development of horse oocytes reconstructed with the nuclei of fetal and adult cells. Biol Reprod. 66, 1288-1292.

Martin, B. M. 1994. Tissue Culture Technique. Birkhauser. Boston. Hal : 129-

131. Martin, D.W., V.W. Rodwell, D.K. Granner, P.A. Mayes. alih bahasa Iyan

Darmawan. 1992. Biokimia Harper Ed 20. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 54: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

MEM. 2005. Minimum Essential Medium- Glossary Term. (www.alumni.ca/-blank3a/glossary/mem.htm ).17 September 2005.

Murray, A.W, T. Hunt, eds. 1993. The Cell Cycle: An Introduction. New York: Oxford University Press. 251p.

Nourse,A.E. 1986. Pustaka Ilmu LIFE, TUBUH. Tira Pustaka Jakarta. Jakarta

RedList. 2001. 2001 Categories & Criteria (Version 3.1.). http://www.redlist.org/ info/categories_criteria2001.html.11 September 2005.

Reggio BC, James AN, Gree HL, Gavin WG, Behboodi E, Echelard Y, Godke RA. 2001. Cloned transgenic offspring resulting from somatic cell nuclear transfer in the goat: oocytes derived from both follicle-stimulating hormone-stimulated and nonstimulatied abattoid-derived oovaries. Biol. Reprod. 65, 1528-1533.

Rodiah. 1996. Pengaruh penambahan serum, kombinasi FSH,LH, estrogen dan lama inkubasi terhadap pematangan oosit sapi madura. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Surabaya

Setijanto, H. 2002. Tinjauan ulang terhadap Biologi sel : Struktur dan Metabolisme Sel. Modul Pelatihan Dosen Universitas. Bogor. Modul I.

Soemarno. 1990. Rusa ruminansia yang tangguh. Peternakan Indonesia. Edisi

Agustus. No 65. Ditjen Peternakan. Soenardirahardjo,B.P. 1990. Kajian Manipulasi Mudigah pada Tikus, Disertasi,

Institut Pertanian Bogor. Supriatna,I. dan F.H. Pasaribu. 1992. Invitro ferilisasi, transfer embrio dan

pembekuan embrio. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat antar Universitas Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.

Suyadi, M. Amin, S. Luck, W. Saar and Schueler. 2002a. Nuclear Transfer –

Cloning in Mammals using Somatic Cell Line as a Nuclei Donor. Proc. International Sem. IASI. Hamburg, Germany.2002 ( Dokumen dalam CD- ROM)

Suyadi, S. Luck, W. Saar and Schueler. 2002b. Embryo- Micromanipulation for

cloning in Rabbits. Proc. International Seminar. ISTECS. Berlin, Germany.2002. (Dokumen dalam CD- ROM)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 55: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Suyadi, S. Luck, W. Saar and L. Shueler. 2002. Preliminary results on Nuclear Transfer- Cloning in Rabbits – The Test of Culture Medium. Proc International Seminar. ISTECS. Berlin. Germany.2002 ( Dokumen dalam CD-ROM)

Suyadi, W. Saar and L. Schueler. 2003. Production of Identical Embryos by

Nuclear Transfer in Rabbits for Studying Imprinting Mechanism. Proc. DAADBMBF. Berlin. Germany.2003.

Tazawa,T., K. Takagaki., H. Matsuya., T. Nakamura, M. Sasaki, M. Endo. 1998.

A novel 4-methylumbelliferyl-[beta]-d-xyloside derivative, sulfate-O-3-xylosyl[beta]1-(4-methylumbelliferone), isolated from culture medium of human skin fibroblasts, and its role in methylumbelliferone-initiated glycosaminoglycan biosynthesis. Oxford Journals Oxford University Press.www.oxford-journal.com.28 November 2005.

Toelihere,M.R. 1981. Fisiologi reproduksi pada ternak. Edis I. Penerbit

Angkasa.Bandung. Wells, D.N., Misica, P.M., Tervit, H.R. 1999. Production of cloned calves

following nuclear transfer with cultured adult mural granulosa sells. Biol Reprod. 60,996-1005.

Wells, D.N. 2001. Nuclear transfer from established cell lines. Encyclopedia of

life science/www. els.net. 11 September 2005. Whitehead, K. G. 1993. The Whitehead Encyclopedia of Deer. Stillwater, MN:

Voyageur Press, Inc. Wolf, J,B. 2000. Types of Cells Grown In Culture.

http://www.research.umbc.edu/-jwolf/method5.htm. Diakses 18 Oktober 2005.

Yatim,Wildan. 2003. Biologi Modern. Penerbit Tarsito Bandung. Bandung. Yatim, Wildan. 1992. Biologi Sel Lanjut. Penerbit Tarsito Bandung. Bandung.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 56: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Perbedaan Komponen Antara Medium TCM 199 dan

MEM (Freshney,1994)

Komponen TCM 199 (mg/l) MEM (mg/l) Amino Acids L – alanine 25.0 - L – arginine HCl 70.0 126 L – aspartic acid 30.0 - L – cystine - 24 L – cystine, 2Na 23.7 - L - cysteine HCl.H2O 0.0987 - L – glutamic acid 66.8 - L – glutamine 100 292 Glycine 50.0 - L – histidine HCl.H2O 21.9 42.0 L – hydroxyl proline 10.0 - L – isoleucine 20.0 52.0 L – leucine 60.0 52.0 L – lysine HCl 70.0 73.1 L – methionine 15.0 15.0 L – phenylalanine 25.0 33.0 L – proline 40.0 - L - serine 25.0 -

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 57: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

L – threonine 30.0 48.0 L – tryptophan 10.0 10.0 L – tyrosine - 36.0 L – tyrosine 2Na 49.7 - L – valine 25.0 47.0 Vitamins L- ascorbic acid 0.050 - D-Ca pantothenate 0.010 1.00 Calciferol 0.100 - Choline chloride 0.500 1.00 Folic acid 0.010 1.00 i – inositol 0.050 2.00 Nicotinamide 0.025 1.00 Pyridoxal HCl 0.025 1.00 Riboflavin 0.010 0.10 Thiamin HCl 0.010 1.00 Pyridoxine HCl 0.025 - Para- aminobenzoic acid 0.050 - Nicotinic acid 0.025 - Menaphthone sodium bisulfphat 0.019 - Vitamin A acetate 0.115 - Inorganic salts CaCl2 (anhyd) - 200 CaCl2.2H2O 186.0 - Fe(NO3)3.9H2O - - KCl 400 400 KH2PO4 60.0 - MgCl2.6H2O - - MgSO4.7H2O 200 200

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 58: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Komponen TCM 199 (mg/l) MEM (mg/l) NaCl 8,000 6,800 NaHCO3 350 2,200 NaHPO4.H2O - 140 Na2HPO4 (anhyd) 47.5 - Na2HPO4.7H2O - - CuSO4.5H2O - - FeSO4. 7H2O - - ZnSO4.7H2O - - Other components D-glucose 1,000 1,000 D-galactose - - Lipoic acid - - Phenol red 17.0 10.0 Sodium pyruvat - - Thymidine - - Hypoxanthine 0.30 -

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 59: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Lampiran 12. Alat- Alat Penelitian

Keterangan Gambar : Laminar Air Flow

Keterangan Gambar : Cawan plastik polyesterene, cawan petri, cover glass, pipet Pasteur, Mikropipet, Blue tip, bunsen, tabung sentrifus, tabung reaksi

Keterangan Gambar : Mikroskop Inverted

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 60: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Keterangan Gambar : Autoclave Keterangan Gambar : Oven

Keterangan Gambar : Inkubator CO2 Keterangan Gambar : Sentrifuser

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 61: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Lampiran 13. Langkah- langkah Penelitian

Keterangan Gambar : Tempat pengambilan sampel di Departemen Pertanian, Loka Penelitian Sapi Potong, Grati – Pasuruan.

Keterangan Gambar: Teknik Pengambilan sampel pada Rusa Bawean

Keterangan Gambar : Pencacahan dan pencucian sampel jaringan dalam tabung sentrifus

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 62: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

Keterangan Gambar : Penanaman sampel pada medium kultur

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 63: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati

Page 64: SKRIPSI PERBEDAAN KONFLUENSITAS DAN VIABILITAS …repository.unair.ac.id/21293/2/gdlhub-gdl-s1-2006-kalanjatiw-1409... · Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Perbedaan konfluensitas Dan Viabilitas Sel Kultur ... Woro Wulandari Kalanjati