Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PENYALURAN
KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BANK SULSELBAR CABANG
BANTAENG
DARWIS ALWAHADAB AKHMAD
10572 03501 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
ii
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PENYALURAN
KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BANK SULSELBAR CABANG
BANTAENG
SKRIPSI
DARWIS ALWAHADAB AKHMAD
10572 03501 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA
TERHADAP PENYALURAN KREDIT
KONSUMTIF PADA PT. BANK SULSELBAR
CABANG BANTAENG
Nama Mahasiswa : DARWIS ALWAHADAB AKHMAD
No. Stambuk/Nim : 10572 03501 11
Fakultas / Jurusan : EKONOMI DAN BISNIS / MANAJEMEN
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diujikan pada hari sabtu, 11 juli 2011.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, Juni 2015
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Ismail Rasulong, SE., MM
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan Manajemen
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Moh. Aris Pasigai, SE., MM
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan diterima Oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Dengan surat
keputusan rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor 073 Tahun 1436
H / 2015 M dan telah dipertahankan di depan penguji pada hari sabtu tanggal 11
juli tahun 2015, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
17 Syawal 1436 H
Makassar,
04 juli 2015 M
Panitia Ujian :
1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd (………………...)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA (………………...)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (………………...)
(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : a). Dr. H. Mahmud Nuhung, MA (………………...)
b). Ismail Rasulong, SE, MM (………………...)
c). Samsul Risal, SE, MM (………………...)
d). Abd. Salam HB, SE, M.Si, AK.CA (………………...)
v
MOTTO
Aku yakin bahwa
Sesuatu yang kukerjakan dengan
Kejujuran, kesabaran dan kerja keras
Yang disertai dengan doa akan membawa
Berkah buatku.
Tiada kata terlambat
Selagi ada jalan terbentang di hadapanku
Walaupun berjuta rintangan aku tak
Akan goyah menghadapinya
Demi meraih cita-citaku.
Satu jalan menuju kesuksesanku
Adalah percaya pada diri sendiri
Akan kemampuan yang aku miliki.
“Jauh melangkah, banyak dilihat
Lama hidup, banyak dirsa”
Karya ini kupersembahkan kepada
Ayahanda, Ibunda dan Saudara-saudariku
tercinta
vi
ABSTRAK
Darwis Alwahadab Akhmad. 2015. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap
Penyaluran Kredit Konsumtif Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Terhadap Penyaluran Kredit Konsumtif Pada PT. Bank Sulselbar Cabang
Bantaeng.
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng. Sampel
penelitian adalah nasabah yang masuk pada tahun 2011 – 2014. Penelitian ini
menggunakan instrumen pengumpulan data melalui kuesioner.
Hasil penelitian diperoleh r sebesar 0,999883719 dengan r2 sebesar
0,999767451 yang menunjukkan pengaruh positif terbalik (negatif), artinya
apabila tingkat suku bunga turun, maka penyaluran kredit akan bertambah,
begitupun sebaliknya.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Taala, atas berkat Rahmat, Taufiq dan Karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
rampung. Namun mulai dari pembuatan proposal, penelitian sampai penyusunan,
kesabaran, doa, kerja keras serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat selesai. Oleh karenanya, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA dan
Bapak Ismail Rasulong, SE., MM selaku Pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini. Juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE., MM selaku Ketua Jurusan Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
4. Bapak dan Ibu dosen pengasuh jurusan Manajemen yang dengan setia
memberikan perkuliahan kepada kami selama masa perkuliahan
berlansung.
5. Teristimewa kepada Ayahanda Drs. Akhmad Nonci., MM. KPd dan
Ibunda Bintang yang telah mendidik, membimbing dengan perhatian yang
tulus ikhlas dan penuh kasih sayang dan tak henti-hentinya memberikan
dukungan moral, spiritual dan financial demi keberhasilan penulis. Serta
saudara-saudari tercinta Alatas Algunari, S.ip., M.Si, Adima Atmarhaeni,
S.Si., MM, Albaitul Damais, SE, Aldam Bani Putra, SE atas dukungan dan
doa restunya demi keberhasilan penulis.
6. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Menajemen, Khususnya Nasrullah
Yusuf, Nahdar Amna, Nur Amri Yahya, Jalil, Mustakim, Alfiansyah,
Zulfiansyah dan seluruh mahasiswa Angkatan 2011 yang sama-sama
berbagi suka dan duka dalam perkuliahan.
Penulis sadar akan ketidaksempurnaan dalam skripsi ini, oleh karenanya
penulis dengan senang hati menerima segala saran dan kritik untuk
penyempurnaannya.
ix
Dengan rasa syukur kehadirat Allah Rabbul Alamin, penulis memohon dengan
ikhlas semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini diberikan pahala yang setimpal, Amin.
Makassar, Juni 2015
penulis
x
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv
MOTTO ................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... ... 5
A. Pengertian dan Jenis-jenis Bank .................................................. 5
B. Pengertian dan Jenis-jenis Kredit.......................................... ...... 9
C. Tujuan dan Fungsi Kredit....................................................... ..... 15
D. Pengertian dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhi .
Bunga Kredit ............................................................................... 16
1. Pengertian Bunga Kredit ....................................................... 16
xi
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bunga Kredit ................ 17
E. Pengertian Kredit Konsumtif ..................................................... 17
F. Kerangka Pikir ............................................................................ 18
G. Hipotesis ...................................................................................... 20
III. METODE PENELITIAN ......................................................... 21
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 21
B. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 21
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 22
D. Populasi dan Sampel ................................................................... 22
E. Defenisi Operasional .................................................................. 23
F. Metode Analisis ......................................................................... 25
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................ 26
B. Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
Dan Job Description ................................................................... 28
C. Perkembangan Kredit Konsumtif PT. Bank Sulselbar
Cabang Bantaeng ....................................................................... 32
D. Tingkat Suku Bunga Kredit PT. Bank Sulselbar
Cabang Bantaeng ....................................................................... 35
E. Peyaluran Kredit konsumtif PT. Bank Sulselbar
Cabang Bantaeng ....................................................................... 37
F. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit
Konsumtif Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng ............ 40
xii
G. Pembahasanhasil Analisis Regresi ............................................. 43
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 45
B. Saran ............................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 47
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Pertumbuhan Portofolio Kredit Konsumtif ........................... 33
2. Suku Bunga PT.Bank Sulselbar Cabang Bantaeng ............... 35
3. Tabel Perhitungan Kredit Konsumtif ..................................... 37
4. Jangka Waktu Kredit Berdasarkan Perjanjian Kredit ............ 38
5. Pelunasan kredit berdasarkan Jatuh Tempo .......................... 39
6. kredit Konsumtif dalam Kaitannya Dengan Suku Bunga
Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng. ......................... 41
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Kerangka Pikir .......................................................................... 20
2. Struktur Organisasi ................................................................... 29
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kredit bagi suatu bank merupakan asset bank yang diberikan kepada
masyarakat, keberadaan kredit merupakan pendapatan terbesar bagi bank, bila
dibandingkan dengan sumber pendapatan lain. Pendapatan ini diperoleh dari
selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman atau dikenal dengan nama
spread. Selain pendapatan tersebut, dengan diberikannya kredit oleh bank kepada
masyarakat, bank juga akan mendapat pendapatan lain seperti provisi kredit dan
pendapatan administrasi kredit, olehnya itu pengelola kredit sangatlah penting
bagi industri perbankan. Karena apabila salah mengelola kredit maka hal ini akan
berdampak terhadap pendapatan bank, sekaligus dapat menurunkan image bank
dimata masyarakat.
Menurut Widya, (2008) menyatakan “meningkatnya persaingan antar
bank, baik terhadap perhimpunan dana masyarakat dan pelemparan dana
kemasyarakat, maka setiap bank memiliki strategi tersendiri agar dapat mencapai
tujuan tersebut”. Salah satu upaya pengelolaan kredit dengan cara menetapkan
suku bunga pada level minimum agar dana yang dikucurkan tersebut dapat
diterima oleh masyarakat sekaligus dapat pula dikembalikan pada waktu yang
ditentukan”.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan adanya indikasi yang
kuat tentang hubungan antara suku bunga dengan penyaluran kredit pada
1
2
masyarakat. Di lapangan sering ditemukan fenomena daya tarik nasabah terhadap
pilihan kredit untuk pemenuhan kebutuhan. Kredit konsumtif ( Multi Guna )
ditawarkan dengan suku bunga rendah minat masyarakat untuk melakukan
transaksi peminjaman cenderung lebih besar. Dasar inilah, merupakan landasan
pikiran peneliti untuk kembali memperkuat hasil peneliti terdahulu yaitu ;
“Pengaruh tingkat suku bunga terhadap penyaluran kredit, diperoleh koefisien
determinasi ( r2 ) sebesar 11,025%. Hasil analisis tersebut menunjukkan
bahwa perubahan tingkat suku bunga mempunyai dampak yang positif
terhadap penyaluran kredit”. ( Widya, 2012 ).
Fenomena kredit rekening koran pada prinsipnya pemegang rekening bisa
mengambil atau menyetor untuk mengurangi beban bunga asalkan jumlah
maksimum yang diambil tidak melebihi batas maksimum kredit ( hapid, 2010 ).
Keluesan kredit ini menyebabkan biaya bunganya sering agak tinggi dan di
lengkapi dengan berbagai persyaratan kredit. Walau demikian nasabah tetap
berminat sebagai pelanggan. Hal ini menunjukan bahwa persoalan suku bunga
tidak menjadi persyaratan pokok bagi nasabah yang membutuhkan dana. Untuk
itu kredit multi guna yang di mainkan oleh PT. Bank Sulselbar Bantaeng sebagai
landasan pemikiran untuk melihat hubungan antara suku bunga dengan
penyaluran kredit sekaligus sebagai judul deskripsi yang diajukan yaitu ;
“Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit Konsumtif Pada PT.
Bank Sulselbar Cabang Bantaeng”.
Lending Rate atau bunga kredit adalah balas jasa yang diberikannya dana
bank kepada debitur. Dan yang harus diperhatikan adalah tingkat suku bunga
3
kredit yang berlaku, artinya semakin tinggi suku bunga khususnya bunga kredit,
maka makin kurang nasabah yang mengambil kredit sehingga dapat menurunkan
asset bank tersebut. Sebaliknya apabila suku bunga rendah maka minat nasyarakat
untuk mengambil kredit lebih besar, maka pendapatan yang akan diterima bank
sangat besar, olehnya itu pihak bank harus memperhatikan bunga kredit, artinya
disesuaikan dengan aturan dari Bank Indonesia.
PT. Bank Sulselbar merupakan salah satu Bank yang didirikan untuk
membantu pemerintah dalam menghimpun dana dari masyarakat dan usaha
pemberian kredit untuk jangka pendek. Dalam memberikan kredit, bank ini
berkonsentrasi pada masyarakat kalangan ekonomi menengah keatas. Keberadaan
bank ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam berusaha sekaligus
membantu pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memilih Judul dalam penulisan
Proposal ini yaitu :” Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit
Konsumtif Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
masalah pokok dalam penelitian yang diangkat adalah :
“Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap penyaluran kredit
konsumtif pada Bank Sulselbar Cabang Bantaeng”?
4
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada permasalahan pokok diatas, maka tujuan penelitian adalah :
Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap penyaluran kredit
konsumtif.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Sebagai bahan acuan dan bahan pustaka untuk penelitian lanjutan pada
obyek yang sama disamping sebagai reference buat Mahasiswa yang akan
melaksanakan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan dan informasi kepada pihak bank dalam
menentukan arah kebijakan di masa yang akan datang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank Dan Jenis Bank
Istilah bank berasal dari bahasa Italia yakni Banko yang berarti meja, hal
ini karena orang yang bekerja menggunakan meja ditepi jalan sebagai sarana
dalam melayani orang yang hendak berhubungan dengan mereka. Adapun
kegiatan yang dilakukan meliputi tukar menukar uang, tempat penitipan barang
berharga serta memberikan pinjaman pada para pelanggannya.
Perkembangan peradaban yang semakin maju, menuntut adanya perbaikan
dari sistem perbankan yang telah ada baik dari segi administrasinya maupun dari
segi manajemen. Hal ini disesuaikan dengan keadaan dan situasi pada negara
masing-masing, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan usaha tukar menukar
uang yang dijalankan pada masa lalu merupakan penyebab munculnya usaha yang
di laksanakan dewasa ini.
Berikut ini dikemukakan pengertian bank menurut pendapat para ahli :
Menurut Parera (2004 : 137). Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali
pada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk–bentuk kredit lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Menurut ikatan akuntan Indonesia ( 2002 : 31.1 ) “Bank adalah lembaga
yang berperan sebagai perantara keuangan ( financial intermediary ) antara pihak
5
6
yang memiliki dan pihak yang memerlukan dan, serta lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran”.
Menurut Kasmir dalam (2000:25), menyatakan bahwa Bank merupakan
badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang akan kredit baik uang
yang diterimanya petaruh orang lain, maupun dengan jalan mengeluarkan uang
baru sebagai uang kertas dan uang logam.
Sedangkan menurut Suyatno (2002 :19) menyatakan bahwa Bank adalah
suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai jenis jasa seperti
memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap uang,
bertindak sebagai penyimpan benda-benda berharga dan membiayai perusahaan.
Undang-undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998, dinyatakan bahwa
bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan diatas, maka
fungsi bank adalah :
1. Mengurus dan mengelola dana-dana yang dikumpulkan oleh pemerintah,
perusahaan dan masyarakat sehubungan dengan penerbitan dan penebusan
saham-saham dan obligasi.
2. Sebagai bentuk untuk penyaluran dana kepada masyarakat.
3. Sebagai tempat untuk menyimpan dana masyarakat
4. Sebagai tempat penciptaan uang giral dan uang kartal.
7
Sementara dalam jenis dan tugas pokok perbankan di indonesia dibagi
menjadi dua jenis bank, yaitu :
1. Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
perkembangannya.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yakni bank yang hanya menerima simpanan
hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
Berdasarkan kredit usaha yang dijalankan menurut Kasmir (2000 : 37),
maka tugas-tugas bank umum sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
4. Membeli, menjual dan meminjam atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya seperti :
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang akseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan
surat-surat yang dimaksud diatas.
b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat
yang dimaksud diatas.
c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
8
d. Sertifikat bank indonesia (SBI)
e. Obligasi
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 Tahun.
5. Menerima pembayaran dari tagihan atau surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
6. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga.
Sementara untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR), menurut Kasmir (2000:
40), usaha yang dijalankan meliputi :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan pemerintah.
4. Menetapkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.
Selanjutnya bank umum menurut Kasmir (2000:56) dapat digolongkan
menjadi beberapa macam yaitu :
1. Bank umum Milik Pemerintah (BUMN) yang meliputi :
a. Bank Negara Indonesia (BNI) 1946, dalam tugas dan usahanya diarahkan
kepada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi nasional
dengan sektor pembiayaan diutamakan pada sektor industri.
b. Bank Tabungan Negara (BTN), dalam tugas dan uasaha bank diarahkan
untuk usaha perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi
9
nasional dengan jalan melakukan usaha menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk tabungan.
c. Bank Rakyat Indonesia (BRI), tugas dan usaha bank diarahkan untuk
perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan
prioritas kredit pada sektor koperasi, tani dan nelayan.
d. Bank Mandiri, dalam tugas dan usaha menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk deposito, giro dan tabungan serta pemberian kredit pinjaman
jangka menengah pada sektor industri.
2. Bank Umum Milik Daerah (BUMD), untuk semua bank milik pemerintah
daerah, tugas dan usahanya yakni untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah dengan usaha pemberian kredit.
3. Bank Umum Swasta Nasional (BUMS), bank ini merupakan milik swasta yang
didirikan untuk membantu pemerintah dalam menghimpun dana dari
masyarakat dan usaha pemberian kredit untuk jangka pendek.
B. Pengertian Dan Jenis Kredit.
Pengertian kredit, sebaiknya diketahui terlebih dahulu asal usul istilah
kredit, agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda-beda terhadap istilah kredit itu.
Istilah kredit berasal dari kata latin “Credere” atau “credo” berarti saya percaya.
Sedangkan kata “Credo” itu sendiri merupakan kombinasi dari dua kata yaitu
“cred” berarti percaya dan “do” berarti tempat. Berdasarkan uraian diatas, maka
istilah kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan yang ditempatkan
10
kepada orang lain, bahwa yang bersangkutan dimana yang akan datang akan
memenuhi segala sesuatunya sebagaimana telah disepakati bersama.
Selanjutnya, dalam undang-undang pokok perbankan No.10 (1998)
dinyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak ketiga, dalam hal ini maka pihak peminjam berkewajiban melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah
ditetapkan.
Selanjutnya Suyatno (2002:13), mengatakan bahwa kredit adalah hak
untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada
waktu diminta atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-
barang sekarang. Sedangkan Kohler (1996:5), mengatakan bahwa kredit adalah
kemampuan untuk melaksanakan suatau pinjaman denagn janji bahwa waktu
pembeyarannya di-tangguhkan pada suatu jangka waktu yang telah disepakati.
Pengertian sebelumnya, menunjukkan bahwa kredit adalah kepercayaan
yang merupakan salah satu persyaratan dalam pemberian kredit, bukan saja
ditujukan pada diri si peminjam tetapi juga kepada keadaan harta bendanya,
kesanggupannya membayar dan sebagainya.
Selanjutnya Winardi (1994:23), mengatakan bahwa sebuah perjanjian
pembayaran dikemudian hari berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa diterima
pada masa sekarang. Demikian pula Hasibuan (1996:87), mengatakan bahwa
kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama
bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
11
Berdasarkan kedua pengertian di atas menunjukkan, bahwa tiap-tiap
perjanjian dimana jasa dan balas jasa terpisah oleh waktu (sekarang berjasa dan
kelak akan mendapatkan balasan) dalam azasnya dapat dinamakan kredit. Atas
dasar pengertian itu maka penjualan barang yang dilakukan sekarang dan
pembayarannya dilakukan kelak, peminjaman uang sekarang yang baru akan
dilunasi kelak dan sebagainya dapat dinamakan pemberian kredit. Kredit dapat
juga berarti suatu pembukuan pada bagian kiri atau kanan sebuah perkiraan dalam
sistem pembukuan.
Perkiraan merupakan ganjalan ekonomi yang mempunyai arti penting,
karena dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat pada
umumnya. Berdasarkan kenyataan bahwa perkreditan merupakan ukuran bagi
suatu penilai tentang pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Untuk memperbesar kredit, maka barang-barang modal yang telah ada
dimanfaatkan kesemuanya dan orang dapat menciptakan barang-barang model
baru dan mendapatkan pelunasan dan atau usaha produksi baru. Ia akan memiliki
fungsi pembentuk modal masyarakat dan pendorong peningkatan pendapatan
nasional. Kredit yang dikeluarkan oleh bank dan dana yang jumlahnya lazim dan
melebihi dari pada jumlah deposito yang ada, biasanya dipergunakan oleh para
pengusaha untuk :
a. Pembelian barang-barang modal dan investasi (kredit investasi)
b. Pembiayaan perusahaan (kredit perusahaan), dan
c. Peredaran barang (kredit sirkulasi).
12
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap
kita berbicara mengenai kredit, tidak akan terlepas dari kegiatan dan fungsi bank
dan senantiasa memberikan prestasi dan kontra prestasi bagi masyarakat. Dan
bahkan kegiatan yang paling banyak memberikan hasil bagi bank adalah kredit.
Adapun jenis-jenis kredit perbankan dapat ditinjau dari beberapa sudut
(bahagian) sebagai berikut :
1. Menurut jangka waktunya
a. Kredit jangka pendek, kredit yang berjangka waktu maksimal 1 (satu)
tahun.
b. Kredit jangka menengah, adalah kredit yang mempunyai jangka waktu 1
(satu) tahun sampai 3 (tiga) tahun.
c. Kredit jangka penjang, adalah kredit yang berjangka waktu lebih dari 3
(tiga) tahun.
2. Menurut sifatnya
a. Perjanjian kredit, yaitu yang diberikan dengan perjanjian tertulis lebih
dahulu antara lain penetapan besarnya plafon kredit, suku bunga, jangka
waktu, jaminan dan cara-cara pembayaran kembali dan sebagainya.
b. Tanpa perjanjian kredit, yaitu kredit yang diberikan tanpa perjanjian
tertulis lebih dahulu, dan termasuk dalam golongan ini yaitu :
- Overdraft kerena penarikan, adalah penarikan rekening koran nasabah
yang melampaui saldo kredit sehingga mengakibatkan saldo debet
pada rekening yang bersangkutan itu tidak ada fasilitas kredit
berdasarkan perjanjian tertulis.
13
- Overdraft karena pembebanan bunga, yaitu pembebanan bunga dan
biaya-biaya lainnya terhutung, yang menyebabkan pelampauan plafon
kredit sebagaimana tercantum dalam perjanjian tertulis.
- Kredit yang diberikan yang hanya disertai akses atau dengan jaminan
surat berharga.
3. Menurut colectibilitynya
Pengertian colectibility kredit ialah keadaan pembayaran pokok pinjaman
dan bunga oleh nasabah terlihat pada tata usaha bank.
Berdasarkan colectibilitynya pinjaman dapat digolongkan atas 5 (lima) macam,
yaitu :
a. Lancar, yaitu pinjaman yang pembayaran pokok dan bunganya berjalan
dengan sesuai pinjaman yang bersangkutan, termasuk perubahannya yang
disetujui oleh bank.
b. Kurang lancar, adalah pinjaman yang pembayaran pokoknya tidak
dilakukan sesuai dengan perjanjian pinjaman yang bersangkutan misalnya :
- Pinjaman yang telah jatuh tempo tidak diperpanjang akan tetap dan
belum melampaui waktu tiga bulan.
- Adanya tunggakan pembayaran pokok lewat waktu tiga bulan,dan
tunggakan bunga satu bulan dan berdasarkan penilaian bank debitur
dapat melunasi hutangnya dan seluruh bunganya.
- Khusus pinjaman akses yang yang jangka waktunya telah lewat dan
belum diperpanjang akan tetapi belum melampaui tiga bilan dan
14
berdasarkan penilaian bank, debitur masih dapat melunasi hutangnya dan
seluruh bunganya
c. Diragukan, adalah pinjaman yang telah jatuh tempo dan lewat tiga bulan
dan berdasarkan penilaian bank, debitur tidak dapat membayar kembali
hutangnya dan bunganya, hanya diharapkan pelunasan sekarang. Kurangnya
50 % dari saldo debetnya pinjaman tanpa perjanjian kredit dan tanpa akses
yang berdasarkan penilaian bank diharapkan dapat siperoleh pelunasan
sekurang-kurangnya 50 % dari saldo debetnya.
d. Macet, yaitu pinjaman yang tidak dapat dikatagorikan dari tiga jenis tersebut
diatas, dan menurut penilaian bank, hanya dapat diharapkan pelunasannya
kurang dari 50 % dari saldo debetnya.
e. Kredit dalam pengawasan, adalah sebelum pemberian kredit terlebih dahulu
diadakan penelitian atau analisis kredit.
4. Menurut penggunaannya, adalah pinjaman yang diberikan berdasarkan tujuan
penggunannya yang dapat dilihat dari sudut produktuvitasnya seperti :
a. Kredit modal kerja terdiri dari :
- kredit modal kerja perdagangan
- kredit modal kerja produksi
b. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberkan dengan tujuan
menambah/membeli alat-alat produksi yang tepat dan bahan lama yang bisa
disebut barang modal. Kredit semacam ini biasanya diberikan kepada
perusahaan industri yang mempunyai jangka waktu panjang.
15
C. Tujuan Dan Fungsi Kredit
Berdasarkan pengertian dan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa kredit mempunyai fungsi dan tujuan penting. Fungsi kredit dalam
perdagangan dan perekonomian pada umumnya menurut Sinungan (1997 :173)
adalah:
1. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang .
2. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang.
3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalulintas uang.
4. Kredit meningkatkan gairah berusaha masyarakat.
5. Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi.
6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
7. Kredit juga sebagai alat hubungan internasional.
Fungsi-fungsi tersebut pada hakekatnya diarahkan untuk mencapai tujuan
kreedit yaitu memperlancar operasi perusahaan. Fasilitas kredit menyebabkan
modal yang ada pada masyarakat dapat digunakan lebih produktif, memperlancar
peredaran uang dan memperlancar arus barang dan jasa. Dewasa ini kredit pada
umumnya dan kredit kelayakan pada khususnya (kredit yang langsung menyentuh
kepentingan masyarakat), sudah menjadi salah satu kebutuhan masyarakat
terutama masyarakat masyarakat pedesaan yang mayoritas berpengasilan rendah.
Tujuan dasar kredit dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang tidak boleh merugikan tujuan lainnya, bahkan harus saling menunjang atau
dapat dicapai bersama. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dan
16
melalui suatu analisa dan penelitian yang cermat untuk mencegah terjadinya
kerugian bagi bank.
D. Pengertian Dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Bunga Kredit
1. Pengertian Bunga Kredit
Bunga kredit adalah balas jasa yang diberikan oleh nasabah kepada pihak
bank. Menurut Kasmir (2000:7), bunga kredit adalah harga yang harus dibayar
oleh debitur kepada bank. Selanjutnya Sinungan (1997:27) mengatakan bahwa
bunga kredit merupakan suatu ganti rugi atas penggunaan dana oleh nasabah.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat diketahui bahwa bunga kredit
merupakan keuntungan yang diterima atas peminjaman uang kepada nasabah dan
sebaliknya bagi nasabah merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan pihak
nasabah atas penggunaan fasilitas kredit bank.
Bank di Indonesia saat ini terlihat pada neraca bank didominasi oleh kredit
sehingga pendapatan bunga kredit masih sangat dominan dibandingkan dengan
pendapatan non bunga atau free based income. Dengan demikian bahwa
penetapan bunga kredit suatu bank merupakan kebijaksanaan yang penting dan
strategis sehingga dalam pengambilan keputusan tingkat suku bunga yang harus
diberikan senantiasa memperhatikan seluruh faktor yang mempengaruhinya dan
dalam pelaksanaannya harus didukung dengan perangkat administrasi (perjanjian
kredit dan sistem perhitungan dan pencatatan) yang baik.
17
.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bunga Kredit
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan bunga kredit.
Menurut Sinungan (1997:45), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
bunga kredit, yaitu :
a. Keadaan Ekonomi dan Keuangan.
Berdasarkan keadaan pasar uang, termasuk jumlah uang yang beredar
makin meningkat maka bunga kredit perlu dinaikkan demikian pula sebaliknya
apalagi uang yang beredar dipasar rendah maka bunga kredit harus diturunkan.
b. Degree Of Risk.
Penentuan atau penetapan bunga kredit perlu diperhatikan resiko dari
kredit tersebut.
c. Hubungan Dengan Nasabah.
Apabila hubungan antara bank dengan nasabah semakin baik, maka perlu
diberikan special rate atau bunga khusus untuk debitur dan bunga kredit yang
diberikan juga rendah, agar nasabah betah dan tetap memilih bank kita.
d. Cost Of Money.
Bila cost of money dikeluarkan bank tinggi, maka bunga kredit yang
diberikan bank juga tinggi. Sebaliknya apabila cost of money rendah maka bunga
kredit bank pun rendah.
E. Pengertian Kredit Konsumtif
Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan
dana . Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi
18
beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah.
Pinjaman jangka panjang merupakan suatu pinjaman yang di berikan oleh bank
atau lembaga-lembaga keuangan bukan bank yang jangka waktunya lebih dari
satu tahun. Biasanya pinjaman jangka menengah dan pinjaman jangka
panjangmengikat kedua belah pihak dan di tuangkan dalam satu „Akad Kredit‟
yang berisi : (1) jumlah pinjaman dan angsurannya ; (2) tingkat bunga kredit yang
di bebankan ; (3) syarat-syarat perjanjian kredit (covenants) ; (4) agunan kredit ;
(5) hal-hal yang dianggap perlu sepertoi denda atau penalti atas keterlambatan
pembayaran angsuran (hafid, 2010). Pada prekteknya kredit yang diberikan bank
umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis.
Salah satu diantaranya adalah kredit konsumtif.
Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumtif secara
pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan,
karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
Sebagai contoh kredit untuk perumahan kerdit dan mobil pribadi, kredit perabotan
rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya (Widya, 2012).
F. Kerangka Pikir
Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam kegiatan dan
fungsi bank, kredit tidak terlepas dan senantiasa memberikan prestasi dan kontra
19
prestasi bagi masyarakat dan bahkan kegiatan yang paling banyak memberikan
hasil bagi bank adalah kredit.
Penyaluran kredit, tingkat suku bunga sangat berperan penting bagi bank
itu sendiri. Yang harus diperhatikan adalah tingkat suku bunga kredit yang
berlaku, artinya semakin tinggi suku bunga khususnya bunga kredit, maka makin
kurang nasabah yang mengambil kredit sehingga dapat menurunkan asset bank
tersebut. Sebaliknya apabila suku bunga rendah maka minat nasyarakat untuk
mengambil kredit lebih besar, sehingga pendapatan yang akan diterima bank
sangat besar. Olehnya itu, pihak bank harus memperhatikan bunga kredit, artinya
disesuaikan dengan aturan dari Bank Indonesia.
Penetapan suku bunga kredit banyak faktor yang harus diperhatikan suatu
bank untuk menerapkan tingkat suku bunga itu sendiri disamping harus tetap
mengacu kepada tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Faktor
inilah yang menjadi acuan buat bank untuk menetapkan tingkat suku bunga yang
akan diberlakukan pada wilayah bank itu sendiri.
Untuk penetapan bunga kredit bagi suatu bank masih merupakan
kebijaksanaan yang penting dan strategis sehingga dalam pengambilan keputusan
tingkat bunga yang harus diberikan senantiasa memperhatikan seluruh faktor yang
mempengaruhinya dan dalam pelaksanaannya harus didukung dengan perangkat
administrasi yang baik.
Operasional perkreditan Bank Sulselbar Cabang Bantaeng mengeluarkan
produk berupa kredit kemudian ditetapkan tingkat suku bunga, dan tingkat suku
20
bunga akan mempengaruhi penyaluran kredit konsumtif, dan tentunya dari jumlah
penyaluran kredit akan menjadi keuntungan PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas,
dapat dirangkum dalam skema sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pikir
G. Hipotesis
Dengan mengacu pada masalah pokok dan landasan teori yang di kemukakan,
maka diduga bahwa “ Tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap
penyaluran kredit konsumtif (Kredit Multi Guna )pada PT. Bank Sulselbar
Cabang Bantaeng”.
BANK SULSELBAR
BANTAENGTAENG
KREDIT KONSUMER
TINGKAT SUKU BUNGA
JUMLAH PENYALURAN KREDIT KONSUMER
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Bantaeng, dimana Bank Sulselbar
Cabang Bantaeng dijadikan sebagai obyek penelitian. Bank Sulselbar berlokasi di
Jl. Andi Manappiang No. 1 Pasorongi Bantaeng. Dan penelitian ini dilaksanakan
selama 2 (dua) bulan.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian
dan mengumpulkan data yang diperlukan.
2. Dokumentasi
Penelitian Pustaka (Library Research) yaitu pengumpulan data teoritis dengan
cara menelaah berbagai buku literatur dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas.
21
22
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari bank dalam bentuk
informasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari pihak bank seperti
jumlah kredit yang disalurkan.
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari bank
berdasarkan hasil observasi dengan pimpinan dan karyawan.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen bank, berupa
laporan tertulis yang dibuat secara berkala.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pengertian populasi menurut Singarimbun dan Efendi adalah
jumlah keseluruhan dari unit yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam
penelitian ini menggunakan elemen orang yaitu nasabah bank. Jumlah
keseluruhan nasabah bank yang bergerak di perkreditan konsumtif (
kredit Multi guna ) di PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng sebagai
populasi penelitian.
Adapun jumlah nasabah yang dimaksud adalah banyaknya nasabah
yang melakukan peminjaman kredit 3 ( tiga ) tahun berturut-turut yaitu ;
tahun 2012, 2013, dan 2014.
23
2. Sampel
Sampel adalah populasi yang terpilih menjadi responden dalam
penelitian. Sehubungan dengan kuantitas populasi yang ada dalam
penelitian ini banyak maka secara proporsional di tetapkan 5% dari N
(populasi penelitian). Kelompok populasi penelitian yang menjadi
bagian populasi sasaran menjadi responden dalam rangka pengumpulan
data.
E. Definisi Operasional
Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana dan investasi
(loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam
menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung
(Boediono 1994 : 96). Berdasarkan defenisi tersebut, tingkat suku bunga
diberlakukan sebagai variabel pengaruh (X).
Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumtif secara
pribadi (Widya: 2012). Pengertian lain di sebutkan bahwa kredit konsumtif yaitu,
kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang tertentu bukan keperluan usaha
(aktivitas produktif) melainkan untuk (konsumtif) dan merupakan pinjaman yang
bersifat nonrevoling (Helmi : 2009). Untuk itu pengertian penyaluran kredit
konsumtif adalah tersalurnya dana terhadap nasabah untuk kepentingan bukan
usaha (aktivitas produktif). Pengertian tersebut (penyaluran kredit konsumtif)
dalam penelitian ini dijadikan sebagai variabel terpengaruh (Y)
24
Fungsi kredit dalam perdagangan dan perekonomian pada umumnya
menurut Sinungan (1997:173) adalah:
1. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang .
2. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang.
3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalulintas uang.
4. Kredit meningkatkan gairah berusaha masyarakat.
5. Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi.
6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
7. Kredit juga sebagai alat hubungan internasional.
4. Bunga kredit adalah balas jasa yang diberikan oleh nasabah kepada pihak
bank. Menurut Kasmir (2000 : 7), bunga kredit adalah harga yang harus
dibayar oleh debitur kepada bank.
5. Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan bunga kredit. Menurut
Sinungan (1997: 45) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
bunga kredit, yaitu: Keadaan Ekonomi dan Keuangan, Degree Of Risk,
Hubungan dengan nasabah, Cost Of Money.
6. Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumtif secara
pribadi. Kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang
atau badan usaha.
25
F. Metode Analisis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka analisis yang digunakan
adalah :
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu menjelaskan perubahan tingkat suku bunga dan
peningkatan jumlah kredit.
2. Analisis regresi sederhana, yaitu untuk melihat pengaruh tingkat suku
bunga terhadap jumlah kredit yang tersalur dengan persamaan sebagai
berikut :
Y = a - b X
Dimana : Y = Jumlah kredit yang disalurkan
X = Tingkat suku bunga kredit
a = Konstanta
b = Parameter yang dihitung
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat suku bunga dengan jumlah
kredit yang disalurkan dapat dihitung Koefisien Korelasinya dan Koefisien
Determinasinya menggunakan Aplikasi SPSS.
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Berdirinya bank pembangunan daerah Sulawesi selatan cabang bantaeng ,
tidak terlepas dari sejarah berdirinya BPDSS (Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Selatan ), yang berkantor pusat di Makassar. Bank pembangunan daerah
Sulawesi selatan didirikan atas dasar surat keputusan penguasa perang daerah
Sulawesi selatan –tenggara no. 004/KPTS/Perda/SST/1961 tanggal 2 januari
1961,yang ditanda tangani oleh M.Yusuf selaku panglima KODAM (Komando
Daerah Militer) XVI Hasanuddin. Surat keputusan ini dikuatkan dengan akte
Notaris A.Raden Kadirman di Jakarta No.67 tanggal 13 Juli 1961 dengan nama
PT.Bank Pembanguan Daerah Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1962 keluarlah undang-undang no.13 tentang ketenruan pokok-
pokok Bank Pembangunan Daerah. Tindak lanjut dari undang-undang itu adalah
Peraturan Daerah No. 002 Tahun 1964 tentang Pendirian Pembanguna Daerah
dengan status milik daerah.
Pada tahun 1967 keluar lagi peraturan No. 002 tahun 1967 tentang
Pemisahan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Dengan demikian
Bank Pembangunan Sulawesi Selatan berkedudukan di Makassar sedangkan Bank
Sulawesi Tenggara berkedudukan di kendari.
26
27
Pada tahun 1967 terbitlah Undang-Unadang Nomor 14 tentang Pokok-
Pokok Perbankan, yaitu Bank Pembangunan Daerah mempunyai status yang sama
dengan Bank Umum.
Pada tahun 1974, terbitlah Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 yang
mana Bank Pembangunan Daerah ditunjuk sebagai pemegang kas daerah untuk
mengelolah operasionalnya.
Cabang-cabang Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan di masing-masing
Daerah tingkat II termasuk Bank Pembangunan Daerah Cabang Bantaeng
dibentuk berdasarkan surat keputusan Mentri Keuangan urusan serta Bank
Indonesia No. 96/UBS/65/ tanggal 22 september 1965.
Pada tahun 2004 Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan berubah
status menjadi PT.Bank Sulsel sesuai akta pendirian No. 19 tgl 27 Mei 2004 yang
ditandatangani notaris Mestarianie Habie,SH, di Makassar.
Pada tahun 2005 keluar surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No.7/25/Ket.GBI/2005 tgl 10 Mei 2005 tentang perubahan bentuk Badan Hukum
perusahaan daerah Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan menjadi
perseroan Terbatas yang mana PT.Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan
yang disingkat PT.Bank Sulsel dan sesuai surat Bank Indonesia
No.7/343/DPID/PR2 tgl 10 Mei 2005 perihal persetujuan pengalihan izin usaha
dariBadan Hukum lama (Perusahaan Daerah) Kepada Badan Hukum baru
(Perseroan Terbatas). Perubahan status ini mulai berlaku sejak 31 Mei 2005
tentang perubahan bentuk Hukum Perusahaan daerah Bank Sulawesi Selatan
28
menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan yang
disingkat PT.Bank Sulsel.
Pada tahun 2011, keluarlah surat keputusan Gubernur Bank Indonesia
Nomor : 13/32/KEPGBI/2011 tentang perubahan izin usaha atas nama PT. Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT.Bank Sulsel menjadi izin
usaha atas nama PT.Bank Pembangunan Daerah Dan Sulawesi Selatan Barat
disingkat PT. BANK SULSELBAR.
B. Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng dan Job
Description
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng berdasarkan
surat keputusan direksi PT. Bank Sulselbar dengan pengalihan kegiatan
operasional kantor pusat ke PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng. Struktur
organisasi dapat dilihat sebagai berikut :
29
STRUKTUR ORGANISASI
BANK SULSELBAR CABANG BANTAENG
PEMIMPIN
CABANG
Sumber. PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
b. Job Description
a. Seksi Pemasaran
Memasarkan kredit, dana dan jasa Bank kepada nasabah / calon
nasabah.
1. Menjual produk kredit , dana dan jasa bank kepada nasabah / calon
nasabah.
2. Memproses permohonan kredit
KEPALA KASDA
PEMIMPIN
SEKSI
PEMASARAN
PEMIMPIN SEKSI
AKUNTANSI DAN
ADM TRANSAKSI
PEMIMPIN SEKSI
UMUM
KANTOR KAS
30
3. Memproses permohonan kredit non komersial kepada pegawai
negeri dan swasta
4. Melaksanakan pembinaan nasabah dan penagihan
5. Mengelola kredit kolektibilitas I, II, dan III (non komersial dan
komersial)
6. Memproses adminitrasi fasilitas kredit termasuk bank garansi,
dukungan bank dan perhitungan bunga pinjaman.
7. Melakukan pemantauan kolektibilitas pinjaman perdebitur (non
komersial dan komersial)
8. Membuat laporan pengkreditan
9. Mengusahakan penyelesaian kredit macet (kolektibilitas IV dan V)
serta kredit yang dihapusbukuan
10. Membantu kantor pusat dalam upaya penyelesaian kredit macet
melalui pengadilan negri, KP2LN ataupun lembaga lelan
b. Seksi keuangan
1. Mengendalikan / mengawasi data VBS (Virtual Bankking Sistem)
dan data output komputer atas transaksi-transaksi
2. Menangani transaksi-transaksi yang dibukukan ke dalam rekening-
rekening financial kantor cabang bantaeng
3. Menganalisa dan melaporkan data informasi mengenai kondisi dan
posisi financial kantor cabang maupun rekening nasabah
4. Menyiapkan data laporan financial
5. Mengendalikan dan memantau dana kantor cabang
31
6. Membuat laporan kantor cabang
7. Menangani penyelesaian adminitrasi transaksi kliring
8. Menangani penyelesaian adminitrasi transaksi tranfer
9. Melakukan entry transaksi keuangan (pemindahan dan kliring) ke
dalam sistem
10. Menangani penyelesaian bunga deposito tabungan dan pinalty
rekening nasabah
c. Seksi Umum
1. Mengelola masalah kepegawaian kantor cabang
2. Mengadminitrasikan surat-surat keluar maupun masuk
3. Melaksanakan perhitungan gaji serta hak dan kewajiban lainnya,
baik pegawai organik maupun pegawai kontrak atau magang
4. Membuat laporan daftar hadir dan gaji pegawai setiap bulan
5. Membuat laporan pajak pegawai
6. Mengelola keperluan logistic kantor cabang
7. Mengelola adminitrasi umum kantor cabang
8. Menyiapkan laporan lain dan statistic cabang
d. Kepala kasda
Bertugas untuk melaksanakan pekerjaan, penerimaan,
menyimpan, membayar, atau menyerahkan dan mempertanggung
jawabkan uang serta surat berharga untuk kepentingan daerah
e. Kordinator kantor kas
32
1. Menangani transaksi-transaksi yang di bukukan ke dalam rekening-
rekening financial kantor kas
2. Menganalisa dan melaporkan data informasi mengenai kondisi dan
posisi financial kantor kas maupun rekening nasabah
3. Menyiapkan data laporan financial
4. Membuat laporan kantor kas
5. Menangani penyelesaian adminitrasi transaksi kliring
6. Menangani penyelesaian adminitrasi transaksi tranfer
7. Melakukan entry transaksi keuangan (pemindahan dan kliring) ke
dalam sistem
8. Melakukan pembayaran gaji pegawai dan transaksi kas daerah
lainya
C. Perkembangan Kredit Konsumtif PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
Pertumbuhan asset yang cukup pesat sejak pertengahan tahun kredit 2011 -
2012 kondisi itu memungkinkan PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng.
melakukan ekspansi dalam bidang perkreditan. Hal ini dapat dilihat pada
pertumbuhan portofolio. yg menunjukkan adanya kontribusi dari sektor kredit
konsumtif cukup mengesankan / menggembirakan. Gambaran kontribusi
pertumbuhan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
33
Tabel 1
Pertumbuhan Portofolio Kredit Konsumtif
Kredit
konsumtif
(Rp)
Tota Kredit
(Rp)
Persentase
%
2011 125.023.300.000 193.911.300.000 64,5
2012 159.793.100.000 213.796.200.000 74,7
2013 192.342.400.000 230.994.900.000 83,3
2014 225.124.700.000 261.052.300.000 86,2
Sumber : PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng, 2015
Pada tahun 2011 kredit konsumtif sebesar Rp. 125.023.300.000 mencapai
64,5% dari total kredit Rp. 193.911.300.000. tahun 2012 dengan jumlah kredit
konsumtif Rp. 159.793.100.000 naik menjadi 74,7% dari total kredit Rp.
213.796.200.000. sedangkan tahun 2013 dengan jumlah kredit konsumtif Rp.
192.342.400.000 atau mencapai 83,3% dari total kredit Rp. 230.994.900.000.
untuk tahun 2014 dengan jumlah kredit konsumtif Rp.225.124.700.000 mencapai
86,2% dari total kredit sebesar Rp. 261.052.300.000.
Bersadarkan deskripsi data pertumbuhan pertofolio kredit konsumtif
tersebut, setiap tahun mengalami pertumbuhan sebagai berikut: (1) tahun 2011 ke
tahun 2012 masing-masing 64,5% dan 74,7% perubahan persentase tersebut
mencapai 10,2%; (2) untuk tahun 2012 ke tahun 2013 masing 74,7% dan 83,3%
menunjukkan pada tahun tersebut jumlah kredit konsumtif mengalami
pertumbuhan sebesar 8,6%; (3) untuk tahun 2013 ke tahun 2014 juga mengalami
34
pertumbuhan jumlah kredit konsumtif sebesar dari 83,3% menjadi 86,2%
menunjukkan bahwa selisi pertumbuhan pada tahun tersebut mencapai 2,9%.
Berdasarkan perubahan persentase pertumbuhan portofolio kredit
konsumtif dari tahun 2011 sampai 2014 yaitu 64,5% menjadi 86,2% sehingga
besaran perubahan persentase jumlah kredit konsumtif terhadap total kredit pada
PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng sebesar 21,7%.
Saat ini PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng, telah memiliki beberapa
produk Kredit Konsumtif yang meliputi :
- Kredit Pemilikan Rumah – KPR
- Kredit Umum Lainnya - KUL
- Kredit multi Guna - KMG
Perlu disadari bahwa produk-produk kredit konsumtif adalah produk-
produk standar yang bersifat massal. Dengan sifatnya yang demikian maka
terdapat beberapa faktor yang sangat menentukan yaitu produk, custumer,
teknologi, pelayanan dan saluran distribusi. Karena itulah dalam usaha
pengembangannya, Kredit Konsumtif PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng,
selalu menekankan pada peningkatan efisiensi dan cost-effectiveness dalam hal
menyiapkan produk yang lebih menarik, memberkan pelayanan yang berkualitas
dan memelihara hubungan yang lebih baik dengan nasabah/mitra kerjasama dalam
rangka mempertahankan loyalitas.
Untuk menciptakan tingkat pertumbuhan kredit yang tinggi, strategi
pengembangan pemasaran Kredit Konsumtif PT. Bank Sulselbar Cabang
Bantaeng, dilakukan melalui program unggulan yaitu :
35
1) Program Implant Banking
Adalah fasilitas kredit konsumtif yang diberikan kepada karyawan suatu
perusahaan secara kolektif, bekerjasama dengan perusahaan atau koperasi
karyawan (Kopkar) khusus dalam hal-hal pembayaran angsuran pinjaman.
Dengan target market perusahaan atau koperasi karyawan dari perusahaan yang
cukup bonafit, program ini dimaksudkan sebagai suatu program pembiayaan
kolektif yang diberikan kepada perusahaan (financial outsourcing) untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Hingga perusahaan koperasi karyawan
yang telah memanfaatkan fasilitas ini.
D. Tingkat Suku Bunga Kredit PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis
kreditnya. Pembebanan disini maksudnya metode perhitungan yang akan
digunakan, sehingga mempengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah
bunga yang dibayar akan mempengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Dimana
jumlah angsuran terdiri dari hutang/pokok pinjaman dan bunga.
Tabel 2
Suku bunga PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
Tahun Suku Bunga
%
2011 18,5
2012 15,5
2013 12,5
2014 9,5
∑ 56,00 %
Sumber : PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng, 2015
36
Tingkat suku bunga kredit pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng,
terlihat pada tahun 2011 sebesar 18,5%, tahun 2012 sebesar 15,5%. Tahun 2013,
sebesar 12,5%. Tahun 2014 sebesar 9,5% ini dilakukan oleh karena, PT. Bank
Sulselbar Cabang Bantaeng.
Meskipun hal ini dilakukan namun terlihat dari akhir tahun 2011 sampai
dengan akhir tahun 2014, jumlah kredit yang diberikan menunjukkan
peningkatan.
Sistem pembebanan bunga pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
adalah Flat Rate dimana pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah
pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama
sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas.
Sesuai dengan pembebanan bunga dengan metode flat rate, maka setiap
bulan bunga yang dibayar adalah tetap sampai kredit tersebut lunas. Hal ini juga
berarti jumlah angsurannya pun sama setiap bulannya contoh : nasabah A
memperoleh kredit sebesar Rp. 60.000.000 untuk jangka waktu satu tahun, tingkat
bunga ditetapkan PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng sebesar 9,5% pertahun.
Untuk menghitung Pokok Pinjaman (PP) perbulan PP = Jumlah Pinjaman
(JP) dibagi Jumlah Waktu (JW) = Rp. 60.000.000/12 bulan = Rp. 5.000.000).
sedangkan untuk menghitung suku bunga perbulan adalah: BG=bunga kali
nominal pinjaman dibagi 12 bulan dikali 1 = Rp. 475.000. sehingga jumlah
ansuran setiap bulan mencapai Rp. 5.475.000.
37
Untuk lebih jelasnya disajikan tabel perhitungan kredit konsumtif yang
mencakup uraian ansuran dari bulan pertama sampai bulan terakhir dalam satu
tahun tertentu (lihat tabel 3)
Tabel 3
Tabel Perhitungan Kredit Konsumtif
(Dalam Ribuan Rupiah)
Bulan Sisa pinjaman Pokok
Pinjaman Bunga Angsuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
55.000,-
50.000,-
45.000,-
40.000,-
35.000,-
30.000,-
25.000,-
15.000,-
15.000,-
10.000,-
5.000,-
0
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
850,-
850,-
850,-
850,-
850,-
850,-
850,-
850,-
850,-
850,-
850,-
850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
5.850,-
60.000,- 10.200,- 70.200,-
Sumber : Data diolah
E. Penyaluran Kredit Konsumtif PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
Ada beberapa jenis kredit yang terdapat pada PT. Bank Sulselbar Cabang
Bantaeng salah satu diantaranya adalah kredit konsumtif. Dimana kredit ini
mengandung pengertian bahwa kredit ini hanya digunakan untuk dkonsumtif
38
secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau
badan usaha.
Di tengah kondisi perekonomian nasional yang masih belum kondusif,
dunia perbankan ikut merasakan dampaknya. Walaupun demikian, PT. Bank
Sulselbar Cabang Bantaeng berhasil meningkatkan volume penyaluran kredit
sebesar Rp. 125.023.300.000 dari tahun 2014 yang jumlahnya Rp.
225.124.000.000.
Tabel 4
Jangka Waktu Kredit Berdasarkan Perjanjian Kredit
(Dalam Rupiah)
2011 2012 2013 2014
0 -1 Thn 20.000.000 - - -
1 – 2 Thn 401.000.000 517.000.000 512.400.000 739.000.000
2 – 5 Thn 6.267.500.000 6.209.000.000 6.208.000.000 7.745.000.000
Lbh 5 Thn 118.334.800.000 153.067.100.000 185.622.000.000 216.640.000.000
125.023.300.000 159.793.100.000 192.342.400.000 225.124.000.000
Sumber : PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng, 2015
39
Tabel 5
Pelunasan kredit berdasarkan Jatuh Tempo
(Dalam rupiah)
2011 2012 2013 2014
0 -1 Thn - - - -
1 – 2 Thn 10.500.000 72.000.000 14.000.000 43.000.000
2 – 5 Thn 239.000.000 157.000.000 173.000.000 70.000.000
Lbh 5 Thn 1.768.000.000 2.929.000.000 3.401.000.000 3.145.000.000
2.017.500.000 3.158.000.000 3.588.000.000 3.258.000.000
Sumber : PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng, 2015
Dengan kanaikan tersebut, pada akhir tahun 2014 portofolio kredit
menjadi sebesar Rp. 261.052.300.000 atau mengalami pertumbuhan 49%
dibanding tahun 2014. Pertumbuhan tersebut merupakan growth tertinggi
sepanjang perjalanan bisnis PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng. Peningkatan
portofolio kredit terjadi karena keberhasilan dalam meningkatkan penyaluran
kredit baik dalam bentuk Rupiah.
Dengan kenaikan tersebut pada akhir tahun 2014 portofolio kredit menjadi
sebesar Rp. 261.052.300.000 atau mengalami pertumbhan 86% dibanding tahun
2011. pertumbuhan tersebut merupakan growth tertinggi sepanjang perjalanan
bisnis PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng.
40
Kredit konsumtif merupakan penyumbang terbesar dan total portofolio
kredit retail. Selama tahun 2014, PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng berhasil
meningkatkan kredit konsumtif.
Selain itu, sebagai wujud dukungan terhadap program pemerintah
mengembangkan usaha mikro, PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng menyalurkan
kredit usaha mikro melalui kerjasama dengan BPR yang mempunyai tingkat
kesehatan serta reputasi yang baik.
Program ini merupakan bentuk kerjasama dengan institusi pemerintah
untuk memberikan kredit secara kolektif kepada karyawan. Institusi yang
dimaksud dapat merupakan perusahaan atau koperasi karyawan perusahaan yang
bersangkutan.
Untuk mendukung penyaluran kredit konsumen telah dibentuk Consumer
Loan Center/CLC yang merupakan pusat pengembangan dan mempercepat proses
pengajuan kredit. Dengan adanya CLC, Proses pengajuan kredit lebih efisien dan
memudahkan nasabah. Selama tahun 2005, telah dibentuk 3 CLC.
F. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Penyaluran Kredit Konsumtif
Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng.
Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah kredit
yang tersalurkan Pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng,digunakan analisis
regresi linear sederhana dengan persamaan :
41
Y = a - bX
Dimana: Y = Jumlah Kredit yang disalurkan
X = Tingkat suku bunga kredit
a = Konstanta
b = Parameter yang dihitung
tehnik perhitungan disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 6
kredit Konsumtif dalam Kaitannya Dengan Suku Bunga
Pada PT. PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
(Dalam Rupiah)
Tahun
Suku
Bunga
Kredit
Konsumtif X Y X2 Y
2
(X) (Y)
2011 18,5 125.023,3 2.312.931,05 342,25 15.630.825.543
2012 15,5 159.793,1 2.476.793,05 240,25 25.533.834.808
2013 12,5 192.342,4 2.404.280,00 156,25 36.995.598.838
2014 9,5 225.124,7 2.138.684,65 90,25 50.681.130.550
∑ 56,00 702.283,5 9.332.688,75 829,00 128.841.389.738
42
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, dapat di peroleh hasil sebagai
berikut :
∑X = 56,00 ∑Y = 702.283,5
∑Y2 = 128.841.389.738 ∑X
2 = 829,00
∑XY = 9.332.688,75 n = 4
berdasarkan data diatas,selanjutnya dapat di hitung nilai koefisien atau
parameter a dan b sebagai berikut :
n. ∑XY - ∑X. ∑Y
b =
n. ∑X2 – (∑X)
2
(4).( 9.332.688,75) – (56) (702.283,5)
b =
(4).( 829) – (56)2
37.330.755.000.000 - 39.327.876.000.000,00
b =
3.316,00 - 3.136,00
-1.997.121.000.000
b =
180,00
b = -11.095.116.666,6667
Dan nilai koefisien a adalah :
a = Y – b. X
= 175.570.875 – (-11.095.116.666,6667).14,000
= 175.570.875 – (-155.331.633.333)
= 330.902.508.333,33
43
Y = a - b.X
Y = 330.902.508.333,33300 – 11.095.116.666,6667 X
Y = 330.902.508.333
Nilai b pada persamaan diatas menunjukkan bahwa apabila suku bunga
meningkat sebesar 1%, maka penyaluran kredit akan berkurang sebesar Rp.
11.095.116.666,6667.
Berdasarkan hasil analisis data lapangan dengan menggunakan aplikasi
SPSS memperoleh nilai r = 0,999883719 menunjukkan bahwa ada korelasi positif
antara suku bunga dengan penyaluran kredit. Dimana suku bunga diturunkan
maka penyaluran kredit meningkat dan ketika suku bunga dinaikkan maka
penyaluran kredit berkurang.
Sementara nilai r2
(determinasi) mencapai 0,999767451 memberikan
pernyataan atau menunjukkan bahwa pengaruh suku bunga bersifat terbalik
(negatif), artinya apabila tingkat suku bunga turun maka penyaluran kredit akan
bertambah, begitupun sebaliknya.
G. Pembahasan Hasil
Penyaluran kredit kepada nasabah banyak faktor yang menentukan lancar
tidaknya. Salah satu diantaranya adalah tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga
sangat berperan penting bagi sebuah bank yang mengelola sistim perkreditan.
Bunga kredit adalah balas jasa yang diberikan oleh nasabah kepada pihak bank.
Bunga kredit merupakan ganti rugi atas penggunaan dana oleh nasabah. Oleh
sebab itu penetapan bunga kredit suatu bank merupakan kebijakan yang penting
44
dan strategis dalam perbankan, sehingga dalam pengambilan keputusan tentang
tingkat suku bunga harus memperhatikan seluruh faktor yang mempengaruhinya.
Teori-teori tersebut merupakan deskripsi yang mendukung masalah pokok
dalam penelitian ini berdasarkan hipotesis di duga “ tingkat suku bunga
berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit ”. Hipotesis tersebut
setelah pengolahan dan analisis data ditemukan adanya korelasi yang kuat dengan
nilai r = 0,999883719 yang memberi petunjuk bahwa ada hubungan antara tingkat
suku bunga dengan tingkat penyaluran kredit konsumtif. Hubungan ini
memberikan indikasi bahwa hipotesis yang diajukan diterima. Disamping itu
pengaruh antara tingkat suku bunga dengan penyaluran kredit konsumtif bersifat
terbalik negatif, artinya ketika suku bunga diturunkan maka penyaluran kredit
meningkat. Tetapi ketika suku bunga dinaikkan penyaluran kredit mengalami
penurunan. Hal ini dibuktikan melalui hasil hitung koefisien determinasi dengan
nilai r2
= 0,999767451. Dengan demikian anggapan sementara (hipotesis) yang
diajukan didukung oleh data lapangan.
45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit
konsumtif, hal ini dapat dilihat dari hasil uji statistik menggunakan regresi
linear sederhana.
2. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana
diperoleh persamaan regresi Y = 330.902.508.333 yang menunjukkan bahwa
apabila suku bunga menurun sebesar 1% maka penyaluran kredit akan
meningkat sebesar Rp. 11.095.117
3. berdasarkan hasil analisis regresi aplikasi SPSS ditemukan r = 0,999883719
dan r2
= 0,999767451 yang membuktikan bahwa hipotesis penelitian didukung
oleh data lapangan.
45
46
B. Saran
1. Dalam rangka meningkatkan penyaluran kredit, maka disarankan agar
ketentuan dan prosedur penyaluran kredit yang ditetapkan bank dapat
disederhanakan.
2. Dari pembahasan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan turunnya
tingkat suku bunga dapat meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan.
Oleh karena itu, disarankan agar pihak bank dapat menjaga kestabilan
tingkat suku bunga kredit.
47
DAFTAR PUSTAKA
A. Abdurrachman. 2000., Dasar-Dasar Perbankan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Dendawijaya, Lukman. 2001., Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta
Dendawijaya, Lukman. 2005., Manajemen Perbankan Edisi Kedua, Ghalia
Indonesia, Jakarta
Hafid, H. Ibrahim 2010. Manajemen Keuangan Perusahaan. Makassar. Pustaka
Refleksi.
Hartono, Tony. DR. 2006. Mekanisme Ekonomi Dalam Konteks Ekonomi
Indonesia. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Info Bank – Majalah Analisis – Stategi Perbankan, No. 308, Volume XXVI
Kasmir. 2000., Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Marsuki. 2005., Analisis Sektor Perbankan Moneter dan Keuangan Indonesia,
Mitra Wacana Media, Jakarta
Sagir, H. Soeharsono. 2009. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia Perlu Sinerji
Antara Kebijakan Fiskal. Rawa Mangun-Jakarta. Prenada Media Group (
Media Grafika ).
Siamat, Dahlan.2004., Manajemen Bank Umum. Intermedia, Edisi Kelima, Jakarta
Siamat, Dahlan. 2005., Manajemen Lembaga Keuangan, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta
Sinungan, Much. Darsyah. 1997., Uang dan Bank, Rineka Cipta, Cetakan
Pertama, Jakarta
Suyatno, Thomas dkk. 1997., Kelembagaan Perbankan, Gramedia Pustaka Utama
Edisi Kedua, Jakarta
Undang-Undang Perbankan Republik Indonesia No.10 tahun 1998., Tentang
Perbankan, Jakarta
Yusuf, H. M. Syahrial, DR. SE. 2010. Spiritual Entrepreneurship Quotient ( Kiat
Islami Meraih Sukses Sebagai Pengusaha Dunia Bahagia Akhirat Surga ).
Jakarta. PT. Lentera Ilmu Cendekia.