48
PERAN TOKOH AGAMA ISLAM DALAM DINAMIKA PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI DESA KETANONAGENG KECAMATAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Oleh: Supriyanto 3301411092 JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

PERAN TOKOH AGAMA ISLAM DALAM DINAMIKA

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI DESA KETANONAGENG

KECAMATAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh:

Supriyanto

3301411092

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

ii

Page 3: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

pada:

Hari : Senin

Tanggal : 18 April 2016

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Penguji I

Penguji II Penguji III

NoorochmatIsdaryanto,SS,M.SiNI

P 19711204 2010121001

Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd

NIP. 196205081988031002

Moh Aris Munandar, SSos, MM

NIP. 197207242000031001

Page 4: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lainnya yang terdapat dalam

skripsiini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 10 Maret 2016

Page 5: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Untuk Mendapatkan Kesuksesan, Keberanianmu Harus Lebih besar

Dari Pada Ketakutanmu.

Bali Ndesa Mbangun Desa (Kembali Ke Desa Membangun Desa)

(H. Bibit Waluyo)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Yang tercinta kedua orang tuaku

Ayahanda Carmin dan Ibunda Warniti

selalu mengiringi doa disetiap

langkahku.

2. Adik kandungku Maya Apriliani serta

keluarga besarku.

3. Teman-temanseperjuangan angkatan

2011 PPKN

4. Teman-teman civic family, kalian luar

biasa, semangat untuk sukses.

5. Almamaterku UNNES Universitas

Negeri Semarang.

Page 6: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“PERAN TOKOH AGAMA ISLAM DALAM DINAMIKA

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI DESA KETANONAGENG

KECAMATAN SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN”. Alhamdulillah

selama menyusun skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, kerjasama,

dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, MA, Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Tijan, M.Si, Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Universitas

Negeri Semarang

4. Prof. Dr. Masrukhi,M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Moh Aris Munandar, SSos, MM., Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan saran dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Drs Eko Handoyo Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan,

motivasi, saran, dan inspirasi dalam bidang akademik maupun

pengembangan diri.

Page 7: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

vii

7. Bapak dan Ibu Dosen dan seluru Staf dan Karyawan Jurusan Politik dan

Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

8. Seluruh Aparatur Pemerintah dan Masyarakat Desa Ketanonageng yang

telah membantu memberikan data dan informasi untuk penelitian.

9. Kedua orang tuaku Ayahanda Carmin dan Ibunda Warniti yang selalu

memberikan bimbingan, motivasi, inspirasi, doa dan segalanya buat

penulis.

10. Teman-teman Jurusan Politik dan Kewarganegaraan angkatan 2011.

11. Seluruh pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini, yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Tidak ada sesuatu apapun yang dapat penulis berikan, hanya ucapan

terimakasih dan lantunan doa kepada Allah SWT, semoga Allah memberikan

imbalan atas kebaikan yang telah diberikan berbagai pihak kepada penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.

Semarang, 10 Maret 2016

Page 8: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

viii

SARI

Supriyanto. 2016. Peran Tokoh Agama Islam dalam Dinamika Pembangunan

Masyarakat di Desa Ketanonageng Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan.

Skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd dan Dosen

Pembimbing II Moh Aris Munandar, SSos, MM. Halaman 78.

Kata Kunci: Peran Tokoh agama, pertisipasi masyarakat, pembangunan

masyarakat

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi awal mengenai

pembangunan masyarakat,dalam pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng

Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan yang dirasa kurang maksimal, yang

disebabkan minimnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sedangkan

kesuksesan program pembangunan harus melibatkan masyarakat agar tercapai

tujuan yang diharapakan dari pembangunan tersebut. Pokok permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimana peran tokoh agama dalam

meningkatkan pembangunan masyarakat, 2) Faktor pendukung peran tokoh

agama dalam pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng, 3) Faktor

penghambat peran tokoh agamadalam pembangunan masyarakat di Desa

Ketanonageng.

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah 1)

Untuk mengkaji peran tokoh agama dalam pembangunan masyarakat di Desa

Ketanonageng. 2) Untuk menjelaskan faktor pendukung peran tokoh agama dalam

pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng. 3) Untuk menjelaskan faktor

penghambatperan tokoh agama dalam pembangunan di Desa Ketanonageng.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian adalah di

Desa Ketanonageng. Fokus penelitian ini adalah peran tokoh agama dalam

pembangunan masyarakat di DesaKetanonageng, faktor pendukung peran tokoh

agama dalam pembangunan masyarakat Desa Ketanoageng, faktor penghambat

peran tokoh agama dalam pembangunan Desa Ketanonageng. Alat pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan

dokumentasi, Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran tokoh agama dilakukan

melalui kegiatan kegamaan seperti tahlilan dan pengajian, dalam perannya tokoh

agama (Kyai dan Makyai) memberikan pembinaan, penyuluhan, memotivasi

untuk ikut berpartisipasi dalam peranya memberikan motivasi tokoh agama

berperan dalam pembangunan fisik berupa materil yaitu mendirikan Madrasah

untuk membina generasi muda sebagai bentuk pembangunan fisik jangka panjang,

sedangkan dalam pembangunan non berupa imateril. Tokoh agama (Kyai dan

Makyai) dilakukan melalui pendekatan persuasif berupa pembinaandan

memberikan arahan kepada masyaraakat maupun nasehat tentang pembangunan

melalui kegiatan keagamaan seperti tahllian dan pengajian.Sertasebagai

penghubung komunikasi antara pemerintah desa dengan masyarakat melalui

kegiatan keagamaan. Faktor pendukung peran tokoh agama (Kyai dan

Page 9: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

ix

Makyai)dalam pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng berupa faktor

kharismatik, faktor pengetahuan ilmu agama yang mumpuni dan faktor prilaku

sehari-hari. Ketiga faktor pendukung tersebut sangat mempengaruhi masyarakat

untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, dimana figur seorang kyai dan

Makyai sangat dihormati dalam masyarakat, Kyai dan Makyai mempunyai

kedudukan tinggi dalam masyarakat, dengan pengaruhnya yang besar dalam

masyarakat akan mudah mempengaruhi masyarakat untuk ikut berpartisipasi

dalam pembangunan. Faktor penghambat peran tokoh agama (Kyai dan Makyai)

dalam pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng berupa tingkat kepadatan

penduduk dan kesibukan masyarakat hal tersebut menghambat partisipasi

masyarakat dalam kegiatan keagamaan seperti tahlillan dan pengajian. sedangkan

dalam perannya tokoh agama (Kyai dan Makyai) melalui kegiatan keagamaan

seperti tahlilan dan pengajian.

Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peranan

Kyai dan Makyai dalam meningkatkan partisipasi pembangunan, di Desa

Ketanonageng.Dengan memberikan pembinaan, penyuluhan, motivasi dan agar

masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangunan.Saran penulis pemerintah desa

hendaknya meningkatkan program-program pembangunan selanjutnya. Faktor

pendukung peran tokoh agama hendaknya lebih ditingkatkan lagi seperti

mengadakan kegiatan diluar kegiatan agama, untuk lebih mempererat tali

silahturahmi antar masyarakat.Faktor penghambat peran tokoh agama (Kyai dan

Makyai) dalam pembangunan berupa kepadatan penduduk dan kesibukan

masyarakat, hendaknya diperlukan peran dari beberapa pihak yang berpengaruh

dalam masyarakat untuk meningkatkan partisipasi pembangunan.

Page 10: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... v

PRAKATA .................................................................................................... vi

SARI .............................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 5

E. Batasan Istilah ............................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Peran danTokoh Agama(Ulama)................................ 10

1. Pengertian Peran ....................................................................... 10

2. Pengertian Tokoh Agama (Ulama) ........................................... 10

Page 11: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

xi

3. Agama Dalam Pembangunan ................................................... 12

B. Pembangunan Desa ..................................................................... 15

1. Pengertian Pembangunan Desa ............................................... 15

2. Strategi Pembangunan .............................................................. 17

3. Tujuan Pembangunan Desa ...................................................... 18

C. Masyarakat ................................................................................... 19

1. Pengertian Masyarakat ............................................................. 19

2. Macam-Macam Masyarakat ..................................................... 20

3. Pengembangan Masyarakat ...................................................... 22

D. Pengertian Desa ............................................................................ 23

E. Kerangka Berfikir ......................................................................... 25

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 28

B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 28

C. Fokus Penelitian............................................................................ 29

D. Sumber Data ................................................................................. 30

E. Tekhnik Pengumpulan Data .......................................................... 32

F. Validitas Data ................................................................................ 34

G. Metode Analisa Data .................................................................... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 37

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 37

2. Gambaran Umum Tokoh (Kyai dan Makyai) Di Desa

Ketanonageng Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan ........ 47

3. Peran Tokoh Agama (Kyai dan Makyai) Dalam

Meningkatkan Pembangunan Masyarakat

Di Desa Ketanonageng ............................................................ 49

4. Faktor Pendukung Peran Tokoh Agama Dalam

Pembangunan Masyarakat Desa Ketanonageng

Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan ................................ 68

Page 12: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

xii

5. Faktor Penghambat Peran Tokoh Agama Dalam

Pembangunan Masyarakat DesaKetanonageng

Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan ................................ 70

B.Pembahasan ................................................................................... 71

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan ...................................................................................... 76

B. Saran ............................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79

LAMPIRAN ................................................................................................. 80

Page 13: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Mata Pencaharian Masyarakat Desa Ketanonageng ............ 41

Tabel 2 : Pendidikan Masyarakat Desa Ketanonageng ..................... 44

Tabel 3 : Sarana Pendukung Kesehatan Desa Ketanonageng ............ 45

Tabel 4 : Tingkat Kepercayaan Masyarakat Desa Ketanonageng ...... 46

Page 14: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Kerangka Berfikir ................................................................ 25

Bagan 2 : Tahap Analisa Data Miles dan Huberman .......................... 36

Page 15: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kegiatan Pengajian Ibu-Ibu Desa Ketanonageng ............ 57

Gambar 2 : Forum Kegiatan Tahlilan Masyarakat

Desa Ketanonageng ......................................................... 61

Gambar 3 : Pelatihan Keterampilan Menjahit ..................................... 65

Gambar 4: Kegiatan Gotong Royong Pembuatan Saluran Air

Masyarakat Desa Ketanonageng ...................................... 66

Page 16: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-lampiran

Lampiran 1 Formulir Usulan Topik Skripsi

Lampiran 2 Surat Usulan Pembimbing Skripsi

Lampiran 3 SK Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi.

Lampiran 4 Pedoman Instrumen Penelitian

Lampiran 5 Pedoman Wawancara Untuk Kepala Desa Ketanonageng

Lampiran 6 Pedoman Wawancara UntukTokoh Agama Desa Ketanonageng

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Untuk Masyarakat Desa Ketanonageng

Page 17: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Permendagri No 66 tahun 2007. Tentang perencanaan

Pembangunan desa, pembangunan di desa merupakan model Pembangunan

partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan, pembangunan di desa bersama-

sama secara musyawarah, mufakat, dan gotong royong yang merupakan cara

hidup masyarakat yang telah lama berakar budaya wilayah Indonesia.

Sebagaimana disebutkan dalam pasal 5 Permendagri No 66 tahun 2007,

karakteristik pembangunan partisipatif diantaranya direncanakan dengan

pemberdayaan dan partisipatif. Pemberdayaan, yaitu upaya untuk

mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sedangkan partisipatif,yaitu

keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses

pembangunan.

Menurut Susanto (dalam Suyono,2013:41). Pembangunan

(development) secara umum identik dengan proses perubahan yang

direncanakan, atau perbaikan kondisi menuju kearah yang lebih.

Pembangunan adalah sebuah upaya mencapai kemajuan bagi umat manusia.

Secara umum pembangunan seringkali dikaitkan dengan pencapaian dan

peningkatan kesejahteraan secara ekonomi.

Menurut Misra (dalam Suyono,2013:42). Pembangunan adalah

meningkatakan pencapaian sasaran akan nilai budayanya yang menghasilkan

Page 18: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

2

kehidupan yang lebih bermutu. Ini menunjukan bahwa pembangunan bukan

saja pada pertumbuhan ekonomi semata namun yang lebih penting adalah

perbaikan kualitas diri, sosial dan lingkungan meningkat lebih baik.

Bryant dan White (dalam Handoyo, 2010:248). Mengartikan

pembangunan sebagai upaya meningkatkan kemampuan manusia untuk

mempengaruhi masa depannya.Ini artinyamanusia harus sejahtera jika ingin

memiliki kemampuan mempengaruhi masa depannya.

Pembangunan sebagai usaha terencana untuk meningkatakan taraf

kesejahateraan kehidupan warga masyarakat. Pembangunan dalam hal ini,

dilihat pula sebagai usaha terencana untuk mengubah kebudayaan suatu

masyarakat yang semula kurang efektif dan kurang efesien, dalam hal

kegunaannya untuk memenuhi kebutuhan dan taraf kesejahateraan para

penduduknya, menjadi lebih efektif dan efesien dalam kegunaanya untuk

mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber daya energi yang ada dalam

lingkungan untuk peningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Handoyo

(2010:249).

Pembangunan desa merupakan modal dasar bagi pembangunan nasional

pada dasar pembangunan desa merupakan pembangunan yang melibatkan

masyarakat. Semakin tinggi peran serta masyarakat maka semakin cepat pula

pembangunan desa dapat terealisasi. Untuk melaksanakan pembangunan desa

perlu adanya peran dari berbagai pihak yang terilibat dalam pembangunan di

antaranya peran tokoh agama, dalam pelaksanaanya yaitu dengan

kemampuan tokoh agama dalam memotivasi masyarakat. Diharapakan

Page 19: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

3

dengan adanya peran tokoh agama, masyarakat mempunyai motivasi yang

besar sehingga partisipasi dalam pembangunan meningkat.Dengan demikian

pembangunan desa dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah dicita-

citakan.

Tokoh agama merupakan figur yang memiliki peran sentral dalam

masyarakat. Ia menjadi panutan masyarakat dalam berbagai bidang

kehidupan. Pada suatu masyarakat desa, tokoh agama merupakan kelompok

elit dalam struktur sosial, masyarakat, politik, ekonomi apalagi dalam bidang

keagamaan. Berbicara tentang tokoh agama sangat menarik bukan hanya

pengetahuaan yang luas tentang agama, tetapi juga dengan masalah-masalah

yang berkenaan dengan duniawi, tokoh agama juga mampu mempengaruhi

masyarakat dalam segala bidang kehidupan, sehingga peran tokoh agama

sangat diperlukan dalam pembangunan.Dengan pengaruhnya tokoh agama

dengan mudah mengajak masyarakat untuk ikut dalam pembngunan.

Peran tokoh agama diharapkan dapat mengatasi dan memecahkan

persoalan yang berkaitan dengan pembangunan desa. Pembangunan di desa

tidak hanya membutuhkan dana atau biaya yang sangat besar, cara dan arah

yang tepat atau penggunaan sumber daya alam dan manusia yang tepat

pembangunan dapat terealisasikan dengan baik.

Secara geografis Desa Ketanonageng merupakan wilayah bagian dari

Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan yang berbatasan langsung dengan

Kabupaten Pemalang. Desa Ketanonageng memiliki jangkauan wilayah

dengan ibu Kota Kabupaten Pekalongan sekitar 15 km. Jarak tersebut dapat

Page 20: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

4

ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit menggunakan kendaraan pribadi.

Sedangkan dengan IbuKota Kecamatan Sragi memiliki jangkauan wilayah

sekitar 5 km yang dapat ditempuh dalam waktu 15 menit.

Berdasarakan pengamatan penulis di Desa Ketanonageng sendiri

memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Selain itupenduduk Desa

Ketanonageng sendiri juga sebagian besar memiliki mata pencaharian

sebagai buruh tani dan petani. Selain itu terdapat usaha industri kecil

rumahan home industry, seperti banyaknya pabrik konveksi yang terdapat di

Desa Ketanonageng.

Hal demikian ini yang menarik penulis untuk melakukan penelitian

ilmiah secara mendalam untuk mengetahui bagaimana peran tokoh agama

dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, yang

notabennya sebagai panutan masyarakat, yang dituangkan dalam bentuk

tulisan skripsi dengan judul “PERAN TOKOH AGAMA ISLAM DALAM

DINAMIKA PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI DESA

KETANONAGENG KECAMATAN SRAGI KABUPATEN

PEKALONGAN”

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini berdasarkan

judul dan uraian diatas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peran tokoh agama dalam pembangunan masyarakat di

Desa Ketanonageng Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan?

Page 21: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

5

2. Apa sajakah faktor pendukung peran tokoh agama dalam proses

pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng Kecamatan Sragi

Kabupaten Pekalongan?

3. Apa sajahkah faktor penghambat peran tokoh agama dalam proses

pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng Kecamatan Sragi

Kabupaten Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian untuk mengadakan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengkaji peran tokoh agama dalam pembangunan masyarakat di

Desa Ketanonageng Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan?

2. Untuk menjelaskan faktor pendukung peran tokoh agama dalam proses

pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng Kecamatan Sragi

Kabupaten Pekalongan?

3. Untuk menjelaskan faktor penghambat peran tokoh agama dalam proses

pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng Kecamatan Sragi

Kabupaten Pekalongan?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan yang dapat dihubungkan dengan ilmu yang diperoleh

selama kuliah yang berkaitan dengan kondisi masyarakat, sehingga

Page 22: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

6

mendapatkan suatu pengalaman antara teori dan pengalaman di

lapangan.

b. Bagi civitas akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan.

c. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan contoh dalam

kaitanya sebagai calon profesi guru agar menjadi role model atau

panutan bagi lingkungan masyarakat sekitar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan. Khususnya bagi

masyarakat Desa Ketanonageng yangkurang berpatisipasi dalam

pembangunan, sehingga masyarakat sadar berpartisipasi dalam

pembangunan.

b. Perangkat Desa

Sebagai masukan kepada prangkat desa guna meningkatkan

pembangunan dari segi pembangunan fisik maupun segi non fisik

dalam upaya mewujudkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat

desa.Sebagai pemegang kebijakan tertinggi dalam pembangunan desa.

c. Tokoh agama (Kyai)

Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran tentang upaya yang

dilakukan dalam meningkatkan pembangunan desa dan memotivasi

Page 23: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

7

dalam mengarahkan proses pembangunan kepada masyarakat, sebagai

tokohyang menjadi panutan masyarakat.

E. Batasan Istilah

Untuk upaya agar penelitian lebih terarah diperlukan batasan-batasan

yang berkaitan dengan judul skripsi. Adapun batasan-batasan penggunaan

istilahnya yaitu:

1. Tokoh Agama (Kyai)

Kyai merupakan suatu kelompok kecil yang mempunyai pengaruh

cukup besar dalam masyarakat dan juga pola prilaku individu-individu dalam

kehidupan sehari-sehari. Soekanto (1985:126)

Berdasarkaan definisi diatas tokoh agama adalah figur yang mampu

memberikan contoh yang baik dalam masyarakat serta mampu memberikan

memotivasi masyarakat dengan kebaikan dan tauladan yang baik. Tokoh

agama dianggap sebagai panutan dalam masyarakat, sehingga diharapkan

mampu mempengaruhi masyarakat dalam kegiatan pembangunan. Tokoh

agama dalam penelitian saya adalah Kyai dimana mayoritas masyarakat Desa

Ketanonageng beragama islam.

2. Dinamika

Menurut Dumasari (2014:12) Pengakajian terhadap konsep dasar

pengembangan masyarakat dapat dilakukan berdasarkan tinjauan teoritis dan

praktis dari tinjauan sisi teoritis dipahami bahwa dinamika pengembangan

masyarakat berawal dari kegiatan pembangunan berorientasi ekonomi secara

Page 24: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

8

natural menjadi cita-cita bernegara dalam mencapai masyarakat

sejahtera,aman,sentosa,adil,makmur dan merata.

Berdasarkan definisi diatas dinamika dalam penelitian saya merupakan

pengembangan masyarakat yang berorientasikan pada kegiatan ekonomi,

untuk mencapai tingkat kesejahteraan dengan mengembangkan potensi

sumber daya manusia (SDM) malalui peningkatan pendapatan dengan usaha

produksi.

3. Pembangunan Desa

Ahmadi (2001: 222). Mekanisme pembangunan desa adalah merupakan

perpaduan yang serasi antara kegiatan partisipasi masyarakat dalam pihak

dan kegiatan pemerintah disatu pihak. Bahwa pada hakekatnya pembangunan

desa dilakukan oleh masyarakat sendiri. Sedangkan pemerintah memberikan

bimbingan, bantuan, pembinaan, dan pengawasan.

Berdasarkan definisi diatas pembangunan masyarakat adalah proses

pengembangan diri untuk mengembangkan sumber daya, potensi dan peluang

sehingga menjadi peningkatan kapasitas masyarakat dan mampu bersaing

dengan masyarakat lain dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan.

4. Desa

Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Desa sebagai

organisasi pemerintah terendah merupakan tumpuan segenap pelaksanaan

urusan pemerintahan dan pembangunan dengan berbagi potensi sumber daya

yang dimilikinya, keberadaan dan kehidupan desa sebagai kesatuan

Page 25: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

9

masyarakat dimana bertempat tinggal sejumlah penduduk yang berhak

mengatur rumah tangganya sendiri adalah suatu organisasi masyarakat yang

telah ada sejak lama mendahului terbentuknya Negara Republik Indonesia.

Adisasmita (2006:121).

Berdasarkan definisi diatas desa merupakan tempat tinggal masyarakat

yang bertujuan sama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dengan

memanfaakan potensi sumber daya alam yang dimilikinya serta berhak

mengatur rumah tangganya sendiri.

Page 26: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Peran danTokoh Agama ( Ulama)

1. Peran

Peran menurut Soekanto (2009:212-213), adalah proses dinamis

kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan

antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu

pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu

tergantung pada yang lain dan sebaliknya.

Sedangkan menurut Merton (dalam Raho 2007: 67). Mengatakan

bahwa peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan

masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran

disebut sebagai perangkat peran role-set. Dengan demikian perangkat peran

adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang

dimiliki oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus.

2. Pengertian Tokoh Agama (Ulama)

Ulama adalah orang yang tertanam akarnya pada masyarakat dan

tumbuh dari dan ditengah-tengah rakyat. Dawan (dalam Burhani 2001:147).

Mereka masih banyak mendapat dukungan dari rakyat.Ini menunjukan

bahwa para ulama sebenarnya berpotensi besar untuk berhasil membentuk

suatu masyarakat dengan sistem nilai dan tatanannya yang kokoh. Predikat

ulama memberikan konsekuensi bahwa ia adalah figur moral, anutan nilai,

Page 27: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

11

berwatak sosial, serta orang yang mampu memberikan suri tauladan yang

baik.

Menurut Greertz (dalam Burhani 2001:158) ulama memiliki fungsi

utama sebagai perantara atau pialang budaya (cultural broker). Pandangan

ini dilandasakan pada fenomena bahwa ulama menjadi penghubung antara

budaya lokal dan budaya asing.

Fachry Ali (dalam Burhani 2001:150) bukunya Agama Islam dan

Pembangunan bahkan menyebutkan bahwa ulama dengan nilai

kharismatiknya (operatif-mormatif) dapat membuat orang yang berada

dibawah cerpu hukum menaati hukum dan menafsirkan hukum secara

dengan kesadaran intrinsiknya.

Sebagai kelas menengah yang paling memiliki akar pada

masyarakat dan memliki fungsi utama sebagai perantara budaya (culutural

broker).Geertz (dalam Burhani 2001:158). Ulama sudah selayaknya

memberikan suri tauladan yang bagus dan berupaya sungguh-sungguh

untuk menumbuh suburkan kehidupan agamis (religius life).Keterpaduaan

attitude antara iman, ilmu dan amal bukan sekedar menjadi slogan yang

diucap-ucapkan dalam setiap ceramah namun benar-benar dihayati dan

dirasukan dalam hati dan sanubari ulama, sehingga mampu mempengaruhi

tindakannya dalam masyarakat peradaban (civil society) adil, terbuka,

demokratis dengan berdasarkan pada taqwa kepada Allah.Kehadiran

mereka ditengah-tengah masyarakat bukan menimbulkan kegaduhan dalam

arti negatif namun mesti menimbulkan suatu bentuk karya yang positif.

Page 28: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

12

3. Agama Dalam Pembangunan

Soejadmiko (dalam Burhani, 2001:190) pernah menulis bahwa

sejalan dengan berbagai teori tentang modernisasi dan pembangunan para

pembaharu umumnya berkencenderungan untuk mengahadapi agama

sebagai obyek, dan secara manipulative. Agama dilihat sebagai sumber

berbagai hambatan sosial dan mental yang perlu diatasi untuk

mensukseskan pembangunan.

Dengan nada yang seragam Gilles Kepel (dalam Burhani

2001:190). Doktor ilmu sosial dari Paris, juga mencatat bahwa agama

seringkali diyakini sebagai penghalang kemajuan karena itu agamawan

sering ditekan hingga titik paling minim hanya untuk membaca kitab suci,

imam doa kematian, dan lebih tragis lagi bahkan gerakan keagamaan

dibunuh atau dihancurkan.

Guna menepis padangan miring terhadap agama dalam

pembangunan Burhani (2001:191). Mengungkapkan agama memang tidak

cukup sekedar diajukan berbagai jargon keagamaan atau

memproklamirkan bahwa agama pro demokrasi, pro pembangunan dan

pro keadilan sosial.Untuk merespon tantangan-tantangan manusia tidak

mempuni sekedar disuguhi dalil-dalil normatif agama yang anti

kemiskinan, anti korupsi, dan anti keterbelakangan.Perlu dipaparkan

secara kreatif, inovatif, rasional dan bahkan revolusioner upaya yang lebih

kongret dalam realitas sosial untuk mengahadapi berbagi problem

Page 29: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

13

masyarakat yang tersimpul didalam usaha pembangunan serta implikasi-

implikasinya yang lebih adil dilihat dari sudut etika sosial keagamaan.

Ada fungsi agama yang takalah penting dibandingkan terlibat

dalam problem kasuistis manusia tidak ada maksud untuk menyatakan

bahwa keterlibatan itu tidak penting dengan argumen bahwa problem-

problem insidental dan temporal itu hanyalah percikan percikan saja dari

masalah umat manusia secara umum yaitu problem kemanusiaanya.

Burhani (2001:193).

Di sinilah fungsi strategis agama. Nottingham (dalam Burhani

2001:193). Menyebut fungsi tersebut sebagi nilai-nilai atau dapat pula kita

katakan sebagai falsafah hidup.Dengan kekuatan fisik memang berbagai

pihak dalam masyarakat dapat dipersatukan dalam satu barisan atau mau

mengorbankan kepentingan pribadi demi terpenuhinya kepntingan

masyarakat secara keseluruan. Namun sejarah menjadi aksi bahwa

tindakan itu tidak efektif dan hanya dapat bertahan dalam beberapa saat.

Agama dengan aura dan sanksi sakral kadang dapat pula berupa ganjaran

dan hukuman psikologis mampu mendorong terciptanya persetujuan

masyarakat mengenai sifat dan isi kewajiban sosial mereka.

Pandangan Webber (dalam Ishomuddin 2002:56) mempunyai

beberapa pandangan yang sama dengan marx menyangkut fungsi-fungsi

politik dan sosial dari agama. Webber melihat agama melakukan fungsi-

fungsi yang sangat berbeda untuk berbagai strata sosial dalam masyarakat

yang mempunyai statifikasi sosial. Bagi strata sosial yang mempunyai

Page 30: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

14

hak-hak istimewa, dilandaskannya agama terutama berfungsi sebagai suatu

alat untuk melegitimasi atau membenarkan posisi sosial mereka yang

berkuasa dan memiliki hak-hak istimewa kelas. Untuk strata yang tidak

mempunyai hak-hak istimewa dipihak lain, agama terutama penting

sebagai suatu alat kompensasi dalam kehidupan sekarang.

Ishomuddin (2002:59). Dalam upaya mewujudkan stabilitas

nasional dan kesatuan bangsa bangsa Indonesia jauh-jauh telah

memperhatikan agama sebagai sutu-satunya faktor yang paling

menentukan tujuan Negara yang multireligius ini.Untuk itu pemerintah

selalu mengembangkan pemikiran dalam membina kerukunan hidup

beragama. Agama di Indonesia mempunyai arti/posisi dan peranan/fungsi

yang sangat penting dalam pembangunan nasional yaitu sebagai berikut.

a) Sebagai faktor motivatif, agama memberikan dorongan

batin/motif akhlak dan moral manusia yang mendasari dan

melandasi cita-cita dan perbuatan manusiadalam seluruh

aspek hidup dan kehidupan termasuk segala usaha dalam

pembangunan

b) Agama sebagai faktor kreatif dan inovatif memberikan

dorongan semangat untuk berkerja kreatif dan produktif

dengan penuh dedikasi untuk membangun kehidupan dunia

yang lebih baik dan kehidupan akhirat yang baik pula. Oleh

karena itu, disamping berkerja kreatif dan produktif, agama

mendorong pula adanya pembaharuan dan penyempurnaan

(inovatif).

c) Agama merupakan faktor integratif, baik individual

maupun sosial dalam arti bahwa agama mengintegrasikan

dan menyerasikan segenap aktivitas manusia baik sebagai

Page 31: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

15

orang-seoarang maupun anggota masyarakat yaitu integrasi

dan keserasian insane yang taqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa serta dan integrasi dan keserasian antara manusia

sebagai mahluk sosial dalam hubunganya dengan sesame

dan lingkungannya denagn kata lain integrasi dan

keserasian anatara mengejar kebaikan dunia dan akhirat.

d) Dalam fungsinya sebagi faktor sbulimatif agama berfungsi

menyadukan dan menguduskan segala perbuatan manusia,

sehingga perbuatan manusia, bukan saja bersifat

keagamaan saja, tetapi juga setiap perbuatan dijalankan

dengan tulus ikhlas dan penuh pengabdian karena

keyakinan agama, bahwa segala pekerjaan yang baik

merupakan bagian pelaksanaan ibadah insan, sang

pencipta/al khalik/Tuhan Yang Maha Esa.

e) Agama sebagai faktor sumber inspirasi budaya bangsa

Indonesia melahirkan hasil budaya fisik berupa cara

berpakaiaan yang sopan dan indah, gaya arsitektur dan lain-

lain, serta hasil budaya nonfisik seperti seni budaya yang

bernafaskan agama, kehidupan beragama yang jauh dari

syirik dan musyrik.

B. Pembangunan Desa

1. Pengertian Pembangunan Desa

Pembanngunan desa mempunyai makna membangun

masyarakat pedesaan dengan mengutamakan pada aspek kebutuhan

masyarakat. Adisasmita (2006:4)

Suparno (2001:46). Menegaskan bahwa pembangunan desa

dilakukan dalam rangka imbang yang sewajarnya antara pemerintah

dengan masyarakat. Kewajiban pemerintah adalah menyediakan

Page 32: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

16

prasarana-prasarana, sedangkan selebihnya disandarkan kepada

kemampuan masyarakat itu sendiri.

Pembangunan pedesaan adalah suatu strategi yang dirancang

untuk meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi kelompok

masyarakat tertentu warga desa yang miskin.Strategi ini mengandung

antara mereka yang mencari kehidupan di daerah pedesaan kelompok

ini mencangkup para petani kecil, petani penyewa dan yang tidak

memiliki tanah. Harun dan Elvinaro ( 2011:294).

Menurut Waterston (dalam Usman 2012:45) ada enam elemen

dasar yang melekatdalam program pembangunan semacam ini yaitu:

a) Pembangunan pertanian dengan mengutamakan padat

karya (labour intensive)

b) Memperluas kesempatan kerja

c) Intensifikasi tenaga kerja skala kecil,dengan cara

mengembangkan industri kecil di pedesaan

d) Mandiri dan meningkatkan partisipasi dalam porses

pengambilan keputusan

e) Mengembangkan daerah perkotaan yang mampu

memberi dukungan pada pembangunan pedesaan dan

f) Membangun kelembagaan dan mampu melakukan

kordinasi proyek multisektor.

Page 33: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

17

2. Strategi Pembangunan

Strategi yang dianggap tepat untuk mensinegrikan otoritas dan

sumberdaya negara dengan potensi dan partisipasi masyarakat tersebut

adalah community development tidak mengherankan bahwa strategi

community development ini sangat mendominasi pelaksanaan

pembangunan masyarakat di Negara-negara yang sedang berkembang

pada era 1950-an. Pada era tersebut PBB ternyata juga memiliki peran

cukup besar dalam membantu usaha pembangunan.Banyak konsultan

PBB terutama yang mempunyai keahlian dibidang community

development ditempatkan diberbagai. Negara yang sedang berkembang

termasuk Indonesia. Sangat wajar pula apabila konsep community

development yang digunakan adalah oleh PBB yang digunakan pada

era itu adalah suatu proses yang merupakan usaha masyarakat sendiri,

yang diintegrasikan dengan otoritas pemerintah guna memperbaiki

kondisi sosial, ekonomi dan cultural komunitas, mengintegrasikan

komunitas kehidupan nasioanal dan mendorong kontribusi yang

optimal bagi kemajuan nasional Conyers (dalam Soetomo,2013:38-

39).

Dalam dinamika penerapan strategi ini juga dijumpai adanya

berbagai penyempurnaan, baik konsep maupun jabaran

implementasinya. penyempurnaan ini didasarkan pada pengolahan

umpan balik terhadap berbagai persoalan yang timbul dalam

pelaksanaan sebelumnya.Salah satu contohnya adalah setelah

Page 34: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

18

diterapkan beberapa waktu dirasakan penerapan strategi ini dianggap

lebih menonjolkan aspek sosialnya terutama solidaritas sosial,

pengorganisasian sosial untuk memperkokoh integritas sosial dalam

komunitasnya padahal sasaran pembangunan masyarakat melalui

strategi ini adalah peningkatan kondisi kehidupan baik sosial, ekonomi

maupun kultural. Oleh sebab itu dalam pelaksanaanya kemudian porsi

aspek ekonomi ditambah sehingga community development yang

diterapkan merupakan proses pembangunan sosial dan

pengorganisasian sosial yang mengandung pembangunan ekonomi

atau merupakan proses pembangunan ekonomi yang berwatak sosial.

Sanders (dalam Soekanto 2013:40).

3. Tujuan Pembangunan Desa

Tujuan pembangunan pedesaan jangka panjang adalah

terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang

secara langsung dilakukan melalui peningkatan kesempatan kerja,

kesempatan berusaha dan pendapatan berdasarakan pendekatan bina

lingkungan, bina usaha dan bina manusia.

Sedangkan tujuan pembangunan pedesaan jangka pendek adalah

peningkatan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaan ekonomi dan

dalam pemanfaatan sumber daya manusia (SDM), dan sumber daya

alam (SDA).

Tujuan pengembangan pedesaan secara spasial dapat

dirumuskan yaitu terciptanya kawasan pedesaan yang mandiri,

Page 35: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

19

berwawasan lingkungan, selaras, serasi, dan bersinegri.Dengan

kawasan-kawasan pedesaan lain melalui pembangunan holistik dan

berkelanjutan untuk terwujudnya masyarakat yang damai, demokratis,

berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera. Adisasmita (2006:22).

C. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Menurut Ralp Lintion (dalam Soekanto,2002:24). Masyarakat

adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan berkerja sama

cukup lama,sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai suatu

kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas oleh

masyarakat setempat. Manusia secara kodrati merupakan mahluk

sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain, hubungan ini

terwujud dalam suatu kesatuan yang disebut dengan masyarakat.

Menurut Maclver dan Page, masyarakat adalah suatu sistem

kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai

kelompok dan penggolongan, pengawasan tingkah laku serta

kebebasan-kebebasan manusia ( Soekanto,2002:24)

Menurut J.L Gilin dan J.P. Gillin, masyarakat adalah kelompok

manusia yang tersebar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan

perasaan yang sama, masyarakat itu meliputi pengelompokan-

pengelompokan yang lebih kecil (Ahmadi,2003:106)

Menurut Shadily (1993:47-50). Masyarakat adalah golongan

besar atau kecil terdiri beberapa manusia yang dengan paksaan atau

Page 36: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

20

sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu

sama lain. Pendapat lain masyarakat adalah sistem cara kerja dan

prosedur dari otoritas dan saling membantu meliputi kelompok-

kelompok dan pembagian sosial lain sistem dari pengawasan tingkah

laku manusia dan kebebasan.

2. Macam-macam Masyarakat

Lebih lanjut lagi menurut Santosa (2004:85-86). Secara garis

besar bahwa masyarakat dapat dibagi menjadi masyarakat sederhana

dan masyarakat modern.

1) Masyarakat sederhana.

Masyarakat sederhana apabila dibandingkan dengan

masyarakat yang komplek yang terlihat kecil, organisasinya

sederhana sedangkan penduduknya tersebar.Kecilnya

masyarakat tadi disebabkan oleh perkembangan teknologi yang

lambat, pengangkutan dan hubungan yang lambat,

memperkecil ruang lingkup hubungan dengan masyarakat lain,

teknik berburu dan mengerjakan tanah sederhana, serta

memperkecil kemungkinan mengadakan ekploitasi.

2) Masyarakat modern

a) Perbedaan masyarakat desa dan masyarakat kota.

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.

Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat

kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda

Page 37: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

21

dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang

menonjol pada masyarakat kota yaitu:

(1) Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan

dengan kehidupan keagamaan di desa.

(2) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya

sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain, yang

penting disini adalah manusia perorangan atau

individu.

(3) Pembagian kerja diantara warga-warga Kota juga

lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

(4) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan

pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota

dari pada warga desa.

(5) Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada

faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

(6) Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat

penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.

(7) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di

kota-kota, sebab Kota biasanya terbuka dalam

menerima pengaruh.

Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam

hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku

keseharianmereka. Masyarakat pedesaan juga ditandai

dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama

warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat

yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai

Page 38: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

22

perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi

masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena

beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling

mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung

jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan

bersama di dalam masyarakat.

3. Pengembangan Masyarakat

Ruang lingkup setiap proses pengembanganmasyarakat juga

mengedepankan tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam

gerakan atau upaya yang dilakukan untuk membantu warga keluar dari

belitan permasalahan kemiskinan dan keterbelakangan atau

ketidakadilan. Pengembangan masyarakat termasuk pembangunan

sosial yang propoor.

Midgley (dalam Dumasari,2014:23). Mendefinisikan

pembangunan sosial sebagai proses perubahan sosial yang terencana

dan disuatu keutuhan. Pelaksanaan pembangunan sosial khususnya

pengembangan masyarakat dimaksudkan untuk melengkapi

keberlangsungan pembangunan ekonomi.

Pengembangan masyarakat diakui memiliki ruang lingkup luas.

Menurut Freire (dalam Dumasari,2014:24).Salah satu inti dari

pengembangan masyarakat sebagai usaha mengangkat rakyat dari

kelemahan, kesempitan, kemisikinan, keterpencilan, kekumuhan, dan

ketidaakberdayaan menuju keinsyafan, kemauan, kesadaran, untuk

Page 39: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

23

bergerak berubah ke keadaan perilaku yaang lebih berkualitas ialah

melalui fase penyadaran diri (conscienzacione).

Ife (dalam Dumasari,2014:25). Menjelaskan ruang lingkup

pengembangan masyarakat sebagai bagian penting dari pembangunan

sosial meliputi tiga hal berikut:

1) Tingkatan atau drajat

2) Sampai seberapa banyak kebutuhan masyarakat terpenuhi

3) Sampai seberapa kesempatan meningkatkan kelayakaan

dan taraf hidup diperluas pada berbagai lapisan masyarakat.

D. Pengertian Desa

Desa menurut H.A.W. Widjaja dalam bukunya yang berjudul

“Otonomi Desa” menyatakan bahwa desa adalah sebagai kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat

istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai pemerintah Desa adalah

keanekaragaman, partisipasi otonomi asli, demokratis masyarakat (Widjaja

2003:3).

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang

Desa.desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Page 40: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

24

Menurut Undang-Undang Desa Nomor 6 tahun 2014 pasal 1 Desa

adalah desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki bataswilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsamasyarakat, hak asal usul, dan/atau

hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

menyebutkan bahwa kewenangan desa meliputi.

1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul.

2. Kewenangan lokal berskala desa.

3. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 41: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

25

E. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori dan beberapa definisi yang ada, maka

kerangka berfikir yang ada dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Keterangan

Pembangunan merupakan adalah suatu proses untuk mengubah,

membangun, dan mengembangkan, membangkitkan kemampuan yang ada secara

mandiri dan terencana agar tercapai cita-cita pembangunan yang diinginkan yaitu

terwujudya pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, dan makmur

berdasarkan pancasila. Titik pusat dan tujuan dari pembangunan adalah

meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia yang sebagian bertempat tinggal di

desa.

Peran tokoh agama dalam

pembangunan Desa Ketanonageng

Dinamika pembangunan

masyarakat di Desa

Ketanonageng

Partisipasi masyarakat dalam

pembangunan

Faktor pendukung

peran tokoh agama

pembangunan

Kesejahteraan

masyarakat

Faktor penghambat

peran tokoh agama

pembangunan

Page 42: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

26

Pembangunan di Desa Ketanonageng sering menjumpai berbagai masalah

diantaranya masyarakat kurang berpatisipasi dalam pembangunan, untuk itu

diperlukan peran dari tokoh agama untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam pembangunan. Dimana tokoh agama merupakan tokoh yang menjadi

penutan masyarakat, dalam segala hal bidang kehidupan dengan pengaruhnya

tokoh agama mengajak masyarakat Desa Ketanonageng untuk ikut partisipasi

dalam pembangunan. Tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan tidak

akan berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan bersama yang bertujuan untuk

kesejahteraan masyarakat,

Peran Tokoh agama di Desa Ketanonageng seringkali menjumpai faktor-

faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan tersebut. Dalam hal ini

faktor yang mempengaruhi pembangunan masyarakat meliputi faktor penghambat

peran tokoh agama dalam pembangunan dan faktor pendukung peran tokoh agama

dalam pembangunan. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi dalam

pembangunan karena hal tersebut sebagai bentuk dukungan tokoh agama dalam

pembangunan.

Oleh karena itu peran tokoh agama dalam pembangunan diharapakan

dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, sehingga tujuan utama dari

pembangunan dapat terealisasikan, berupa kesejahteraan masyarakat. Dinamika

pembangunan ditentukan pula oleh pelaksanaan pembangunan masyarakat

meliputi bidang agama, bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan bidang

keamanan. Dari dulu sampai sekarang yang dipengaruhi oleh faktor pendukung

dan faktor penghambat serta peran masyarakat dalam pembangunan

Page 43: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

27

tersebut.Dinamika pembangunan masyarakat di Desa Ketanonageng dalam

pelaksanaanya telah melibatkan peran tokoh agamadalam pembangunan sebagai

tokoh yang berpengaruh untuk meningkatkan partisipasi mayarakat dalam

pembangunan.

Page 44: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarakan hasil penelitian dan hasil pemabahasan pada bab IV

dapat disimpulkan bahwa:

1. Peran yang dilakukan tokoh agama (Kyai dan Makyai) dalam mengajak

masyarakat untuk ikut berpartsipasi dalam pembangunan, melalui kegiatan

keagamaan seperti tahlilan dan pengajian. Dalam kegiatan seperti tahlilan

dan pengajian tokoh agama (Kyai dan Makyai) memberikan penyuluhan,

pembinaan, memotivasi masyarakat dan meningkatkan partisipasi proses

pembangunan. Peran dalam memberikan motivasi tokoh agama berperan

berupa memberikan materi/dana dan dalam bentuk fisik berupa

mendirikan fasilitas madrasah yang dipercayakan kepada Ustad untuk

mendidik generasi muda, sebagai bentuk dukungan dari pembangunan

fisik dalam jangka panjang, dalam pembangunan non fisik tokoh agama

(Kyai dan Makyai) berupa tenaga secara sukarela untuk memberikan

pembinaan dan arahan kepada masyarakat melalui kegiatan kegamaan

seperti tahlilan dan pengajian. Dengan pengaruhnya tokoh agama (Kyai

dan Makyai) akan mudah mengajak masyarakat untuk berpatisipasi dalam

pembangunan. Tokoh agama juga terlibat langsung dalam kegiatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa, seperti ikut dalam kegiatan

keterampilan menjahit dan ikut kerja bakti dalam pembuatan saluran air.

Keikutsertaan tokoh agama (Kyai dan Makyai) secara langsung

Page 45: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

77

merupakan motivasi tersendiri bagi masyarakat sehingga partisipasi

masyarakat dalam kegiatan pembangunan meningkat.

2. Tokoh agama (Kyai dan Makyai) merupakan panutan masyarakat dimana

figur seorang tokoh agama sangat disegani dan dihormati dalam

masyarakat, kaitan yang sesuai dengan akademik peneliti, sebagai calon

profesi guru, diharapakan menjadi role model, dan panutan bagi

lingkungan sekolah.

3. Faktor pendukung peran Tokoh agama (Kyai dan Makyai) dalam

pembangunan berupa faktor kharismatik, pengetahuan ilmu agama yang

mempuni dan prilaku sehari-hari dalam masyarakat, dengan ketiga faktor

tersebut tokoh agama (Kyai dan Makyai) akan dengan mudah mengajak

masyarakat untuk ikut berpatisipasi dalam pembangunan keagamaan.

4. Faktor penghambat peran Tokoh agama (Kyai dan Makyai) dalam

pembangunan yaitu berupa kepadatan penduduk masyarakat Desa

Ketanonageng dan kesibukan masyarakat, kedua faktor tersebut

merupakan faktor penghambat peran tokoh agama dalam pembngunan

dengan kepadatan penduduk tentu menghambat Kyai dan Makyai akan

sulit dalam melakukan pembinaan masyarakat, dan faktor kesibukan

masyarakat merupakan faktor yang juga menghambat peran tokoh agama

(Kyai dan Makyai) dalam pembangunan dimana mayoritas masyarakat

Desa Ketanonageng bermatapencaharian sebagai petani dan wirausaha

rumahan home industry hal teserbut menghambat masyarakat untuk ikut

Page 46: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

78

dalam kegiatan keagamaan sedangkan peran yang dilakukan Kyai dan

Makyai melalui kegaiatn keagamaan, seperti tahlilan dan pengajian.

B. Saran

Berdasarakan simpulan dari hasil penelitian, saran peneliti sebagai

berikut:

1. Agar pembangunan berjalan sesuai yang dicita-citakan hendaknya

antara pemerintah desa untuk lebih mengembangkan program-program

pembangunan, dalam melaksanakan pembangunan diperlukan peran

dari dari beberapa tokoh yang berpengaruh, seperti peran tokoh agama

(Kyai) dan Ustadzah dalam pembangunan masyarakat yang dilakukan

melalui kegiatan kegamaan hal itu harus tetap dipupuk dan

ditingkatkan lagi sehingga partisipasi masyarakat dalam pembangunan

meningkat.

2. Melihat faktor pendukung peran tokoh agama (Kyai dan Makyai)

hendaknya lebih ditingkatkan lagi seperti mengadakan kegiatan diluar

kegiatan keagamaan untuk lebih mempererat tali silahturahmi antar

masyarakat.

3. Dari faktor penghambat peran tokoh agama dalam pembangunan

hendaknya perlu berkerjasama dengan beberapa pihak yang

berpengaruh dalam masyarakat untuk melakukan pembinaan kepada

masyarakat dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan.

Page 47: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita Rahardjo 2006 Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta:

Graha ilmu.

Ahmadi, A, Uhbiyati, N. 2001.Ilmu pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

2003. Ilmu sosial dasar mata kuliah dasar umum.

Jakarta: Raneka cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Awang azam 2010 implementasi pemberdayaan pemerintah desa Yogyakarta:

Pustaka belajar.

Burhani,ahmad najib 2001 islam dinamis. Jakarta: buku kompas.

Dumasari 2014 dinamika pengembangan masyarakat partisipatif Yogyakarta:

Pustaka belajar.

Handoyo eko 2010 etika dan pembangunan semarang: widya karya.

Harun, Rochajat dan Ardianto, Elvirano.2011. Komunikasi Pembangunan dan

Perubahan Sosial.Jakarta: Rajawali Pers.

Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta:

Paradigma.

Moleong Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif.,Bandung:Remaja Rosdakarya.

Permendagri No 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005. Tentang Kewenangan Desa.

Raho, Bernard 2007, Teori sosiologi modern. Jakarta: Prestasi pustakarya

Safi’I,H.M 2008 pradigma baru kebijakan pembangunan ekonomi daerah.

Malang: Averroes press.

Santoso slamet 2004 dinamika kelompok Jakarta: Bumi aksara.

Shadily, hasan. 1993. Sosiologi untuk masyarakat Indonesia. Jakarta :PT Citra

Aditya Bakti.

Soetomo,2013, Pemberdayaan masyarakat,Yogyakarta:Pustaka pelajar.

Page 48: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27468/1/3301411092.pdf · Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan P. olitik dan Kewarganegaraan, Fakultas

Soekanto,Soerjono. 2002. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono.2010. metode pendidikan (pendekatan kauantitaif,kalitatif dan R&D).

Bandung: alfabeta.

Suparno, A.Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi : Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanto hempiri, suprajan 2003 pembangunan masyarakat dari pembangunan

sampai perberdayaan yogjakarta: Aditya media.

Suyono haryono 2013 pemberdayaan masyarakat di era global. Bandung:

alfabaeta.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa.

Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa. Jakarta: Rajawali Pers.