118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota Oleh: ISNA DIAN PARAMITASARI NIM. I 0606025 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Skripsi-Isna Dian Paramitasari

  • Upload
    aridjat

  • View
    106

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TUGAS AKHIR

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP

KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL

Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata-1

Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh:

ISNA DIAN PARAMITASARI

NIM. I 0606025

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

PENGESAHAN

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN

MASYARAKAT LOKAL

Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo

Oleh :

Isna Dian Paramitasari

NIM. I 0606025

Surakarta, Oktober 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Istijabatul Aliyah, ST, MT Murtanti Jani R, ST, MT

NIP. 196909223199702 2 001 NIP. 19720117 200003 2 003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program Studi

Fakultas Teknik UNS Perencanaan Wilayah & Kota

Fakultas Teknik UNS

Ir. Hardiyati, MT Ir. Galing Yudana, MT

NIP. 19561209 198601 2 001 NIP. 19620129 198703 1 002

Pembantu Dekan 1

Fakultas Teknik UNS

Ir. Nugroho Djarwanti, MT

NIP. 19561112 198403 2 007

Page 3: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka bersyukurlah” (Al Quran Surat Adh Dhuha : 11)

“Karena sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemiudahan “ (Al Quran Surat Alam Nasyrah : 5-6)

“If you have a dream, just come and get it. Protect Ur dream”

(Chirs Gardner, Pursuit of Happyness)

PERSEMBAHAN

Teruntuk Bapak, Ibu, Kakak, dan Adikku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa restu

Page 4: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

ABSTRAK

Kawasan Dataran Tinggi Dieng Di Kabupaten Wonosobo memiliki potensi

pariwisata yang sangat menonjol. Karena potensinya tersebut maka pemerintah

Kabupaten Wonosobo menunjukkan bukti nyata dengan diwujudkannya program-

program/ upaya pengembangan obyek dan daya tarik wisata. Adanya

pengembangan pariwisata dapat memberikan dampak positif dan negatif

khususnya bagi masyarakat lokal. Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai

dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng terhadap kehidupan

masyarakat lokal Desa Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pengembangan

pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal. Metode penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan indikator

penelitian yang meliputi aspek fisik, sosial budaya, dan ekonomi. Perumusan

indikator didasarkan pada parameter dampak positif dan negatif yang diambil

dari beberapa literatur yang ada. Teknik analisis yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata di

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ternyata memberikan

dampak positif dan negatif bagi masyarakat lokal baik dari aspek fisik, sosial

budaya, dan ekonomi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar

dampak pengembangan pariwisata yang terjadi merupakan dampak positif.

Dengan demikian maka, pengembangan pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo dapat menjadikan kehidupan masyarakat menjadi

lebih baik.

Kata Kunci : Pengembangan pariwisata, dampak, masyarakat lokal.

Page 5: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil „alamin, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT. Hanya karena rahmat dan limpahan karuniaNya, akhirnya Tugas

Akhir dengan judul “Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan

Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)”

dapat terselesaikan.

Penuyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan,

inspirasi serta dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak

langsung membantu penyelesaiannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang akan limpahan rahmatNya memberikan kekuatan serta

ketekunan dalam berusaha.

2. Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur UNS.

3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota

UNS.

4. Ibu Istijabatul Aliyah, ST, MT dan Ibu Murtanti Jani R, ST, MT selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbinganya sehingga Tugas Akhir ini

dapat terselesaikan.

5. Bapak, ibu, Mas Brama dan adikku Agil yang senantiasa memberikan

dukungan moral dan doa restu untuk penulis.

6. Bapak Setyo dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo

yang telah membantu dalam proses pencarian data.

7. Bapak Slamet selaku Kepala Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo dan warga Desa Dieng.

8. Sahabat-sahabatku, Ruli, Rini, Riri, dan Della terima kasih atas kebersamaan

selama ini, dukungan dan keceriaannya.

9. Semua sahabatku PWK UNS 2006 atas dukungannya

Page 6: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari

sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu penulis

harapkan dari berbagai pihak. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan

menambah pengetahuan. Amin....

Surakarta, Oktober 2010

Penulis

Page 7: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL… .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN… .................................................................... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................. iii

ABSTRAK. ................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR.. ................................................................................. v

DAFTAR ISI. ............................................................................................... vii

DAFTAR FOTO. ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR PETA. .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL.. ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN. ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN .. ....................................................................... 1

A. Latar Belakang … ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.. ................................................................... 4

C. Tujuan dan Sasaran.................................................................... 5

D. Batasan Penelitian.. ................................................................... 5

E. Sistematika Penulisan .............................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAMPAK PENGEMBANGAN

PARIWISATATERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT

LOKAL KAWASAN WISATA DIENG, DESA

DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN

WONOSOBO ............................................................................... 12

A. Tinjauan Umum Pariwisata

1. Pengertian Pariwisata ........................................................... 12

2. Sistem Pariwisata.. ............................................................... 12

3. Usaha Wisata… ................................................................... 13

4. Industri Pariwisata…. ........................................................... 14

5. Destinasi Wisata ................................................................... 14

6. Daya Tarik Wisata ............................................................... 14

7. Pengembangan Pariwisata .................................................... 15

B. Dampak Pengembangan Pariwisata ........................................... 17

1. Definisi Dampak… .............................................................. 17

2. Dampak Pengembangan Pariwisata.. .................................... 18

C. Penggunaan Lahan .................................................................... 23

D. Kebudayaan .............................................................................. 27

E. Pembangunan Berkelanjutan.. ................................................... 29

F. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang. ....................................... 31

Page 8: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAMPAK

PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP

KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL KAWASAN

WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN

KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO. .................................. 33

A. Pendekatan Penelitian. .............................................................. 33

B. Pendekatan Penyelesaian Masalah. ........................................... 33

1. Indikator Fisik. ..................................................................... 35

2. Indikator Sosial Budaya. ...................................................... 36

3. Indikator Ekonomi. .............................................................. 38

C. Tahap Penelitian. ...................................................................... 40

1. Tahap Persiapan. .................................................................. 40

2. Tahap Pelaksanaan. .............................................................. 40

D. Metodologi Penumpulan dan Pengolahan Data. ........................ 41

1. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi. ............................ 41

2. Kompilasi Data. ................................................................... 42

3. Validitas Data. ..................................................................... 43

E. Teknik Pengambilan Sampel. ................................................... 44

F. Teknik Analisis Data. ............................................................... 45

BAB IV GAMBARAN UMUM KAWASAN WISATA DIENG, DESA

DIENG, KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN

WONOSOBO .............................................................................. 51

A. Gambaran Umum Kabupaten Wonosobo…… .......................... 51

1. Kondisi Fisik Wilayah…….. ................................................ 51

2. Potensi Wilayah… ............................................................... 55

B. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kabupaten Wonosobo. ..... 58

1. Potensi Pengembangan Pariwisata. ....................................... 58

2. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten

Wonosobo. ........................................................................... 58

C. Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng Kabupaten

Wonosobo… ............................................................................ 60

1. Nilai Historikal dan Makna Kata Dieng.. .............................. 60

2. Karakteristik Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo. 62

D. Kondisi Pariwisata… ................................................................ 92

1. Sejarah Pengembangan dan Pengelolaan Obyek Wisata

Dieng Kabupaten Wonosobo ................................................ 92

2. Upaya Pengembangan Obyek Wisata Dieng ......................... 93

3. Potensi Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo ............. 96

4. Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata Dieng

Kabupaten Wonosobo ..........................................................102

Page 9: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

BAB V ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA

TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL

KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN

KEJAJAR, KABUPATEN WONSOSOBO… .............................103

A. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Ditinjau Dari

Aspek Fisik ..............................................................................103

1. Analisis Fisik Berdasarkan Parameter Kelengkapan Fisik ....103

2. Analisis Fisik Berdasarkan Parameter Tata Guna Lahan. ......125

B. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Ditinjau Dari

Aspek Sosial Budaya.. ................................................................136

1. Analisis Sosial Budaya Berdasarkan Parameter Kerukunan. .136

2. Analisis Sosial Budaya Berdasarkan Parameter Kebudayaan 139

3. Analisis Sosial Budaya Berdasarkan Parameter Keamanan. ..152

C. Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Ditinjau Dari

Aspek Ekonomi … ...................................................................161

Analisis Ekonomi Berdasarkan Parameter Perekonomian

Masyarakat. .............................................................................161

1. Analisis Tingkat Pendapatan. ...............................................161

2. Analisis Tingkat Pengangguran. ...........................................165

D. Keterkaitan Tiap Aspek Indikator Pengukuran Dampak

Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat

Lokal. .......................................................................................169

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.. ...................................173

A. Kesimpulan.. ............................................................................173

1. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan

Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Aspek Fisik. .......................173

2. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan

Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Aspek Sosial Budaya. ........174

3. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan

Masyarakat Lokal Ditinjau Dari Aspek Ekonomi..................174

B. Rekomendasi.. ..........................................................................176

1. Rekomendasi Bagi Pemerintah. ............................................176

2. Rekomendasi Bagi Penelitian Lanjutan. ...............................178

3. Rekomendasi Bagi Masyarakat.............................................179

4. Rekomendasi Bagi Pengembangan Pariwisata Kedepan. ......179

DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................180

Page 10: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

DAFTAR FOTO

Foto 4.1 Hutan Negara .......................................................................... 69

Foto 4.2 Ladang .................................................................................... 69

Foto 4.3 Telaga ..................................................................................... 69

Foto 4.4 Home Stay. .............................................................................. 70

Foto 4.5 Ojek Wisata. ............................................................................ 70

Foto 4.6 Restoran/ Rumah Makan. ........................................................ 71

Foto 4.7 Toko/ Kios. ............................................................................. 71

Foto 4.8 Toilet....................................................................................... 72

Foto 4.9 Mushola. ................................................................................. 73

Foto 4.10 Pusat Informasi dan Pos Keamanan. ........................................ 73

Foto 4.11 Tempat Peristirahatan Wisatawan. ........................................... 74

Foto 4.12 Koridor Jalan Obyek Wisata .................................................... 75

Foto 4.13 Koridor Jalan Wonosobo-Banjarnegara ................................... 75

Foto 4.14 Sub Terminal .......................................................................... 77

Foto 4.15 Area Parkir .............................................................................. 78

Foto 4.16 Tempat Sampah Pada Obyek Wisata ....................................... 80

Foto 4.17 Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) atau

Kontainer ................................................................................ 80

Foto 4.18 Ritual Kepercayaan ................................................................. 87

Foto 4.19 Ruwat Rambut Gimbal ............................................................ 88

Foto 4.20 Kesenian Kuda Kepang ........................................................... 89

Foto 4.20 Pertanian Kentang ................................................................... 90

Page 11: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian ............................................................... 9

Gambar 2.1 Lima Komponen Pariwisata.................................................... 16

Gambar 2.2 Diagram Hubungan Obyek Wisata dan Masyarakat ................ 19

Gambar 2.3 Diagram Dampak Pariwisata Pada Umumnya ......................... 22

Gambar 2.4 Hubungan Manusia-Lingkungan dan Perubahan ..................... 25

Gambar 2.5 Optimalisasi Tujuan Ekonomi, Sosial dan Ekologi ................. 31

Gambar 3.1 Alur Pengaruh Pengembangan Pariwisata Terhadap

Kehidupan Masyarakat Lokal ................................................. 46

Gambar 3.2 Skema Metodologi Penelitian ................................................. 50

Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Penduduk Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2000-2009 ................... 83

Gambar 4.2 Diagram Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009.......... 84

Gambar 4.3 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Tahun 2009 ............................................................................ 85

Gambar 4.4 Diagram Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010 .............. 91

Gambar 5.1 Skema Keterkaitan Tiap Aspek Indikator Pengukuran

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan

Masyarakat Lokal Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo. ........................................................... 170

Page 12: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

DAFTAR PETA

TA 1 Peta Kawasan Wisata Dieng ................................................... 7

TA 2 Peta Lokasi Penelitian ............................................................ 7

TA 3 Peta Administrasi Kabupaten Wonosobo ................................ 52

TA 4 Peta Orientasi Kabupaten Wonosobo Dari Jawa Tengah ......... 53

TA 5 Peta Potensi Wisata Kabupaten Wonosobo ............................. 57

TA 6 Peta Administrasi Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................ 64

TA 7 Peta Orientasi Desa Dieng Dari Kabupaten Wonosobo. .......... 65

TA 8 Peta Tata Guna Lahan ............................................................ 68

TA 9 Peta Jaringan Jalan Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................ 76

TA 10 Peta Lokasi Area Parkir dan Sub Terminal Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................. 79

TA 11 Peta Lokasi Pembuangan Sampah Sementara Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................. 81

TA 12 Peta Potensi Wisata Obyek Wisata Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo ............................................... 101

TA 13 Peta Persebaran Home Stay Setelah Pengembangan

Pariwisata Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo .............................................................................. 108

TA 14 Peta Persebaran Restoran Setelah Pengembangan Pariwisata

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ......... 114

TA 15 Peta Persebaran Toko Setelah Pengembangan Pariwisata

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ......... 118

Page 13: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Dieng Tahun

2006-2009 ................................................................................. 4

Tabel 3.1 Parameter Penilaian Dampak Positif dan Dampak Negatif

Pengembangan Pariwisata ......................................................... 34

Tabel 3.2 Penjabaran Indikator ................................................................. 39

Tabel 3.3 Identifikasi Data ........................................................................ 43

Tabel 4.1 Klasifikasi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo .................. 56

Tabel 4.2 Jenis Penggunaan Lahan ........................................................... 66

Tabel 4.3 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo Tahun 2000-2009 ................................... 82

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa

Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Tahun 2009 ............................................................................... 83

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 ............ 84

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009 ............ 85

Tabel 4.7 Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010. .............................. 91

Tabel 4.8 Upaya Pengembangan Pariwisata/ Kegiatan yang Dilakukan

Di Dieng. .................................................................................. 94

Tabel 4.9 Obyek Wisata Alam .................................................................. 97

Tabel 4.10 Obyek Wisata Budaya ............................................................... 99

Tabel 4.11 Obyek Wisata Buatan ................................................................ 100

Tabel 4.12 Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2004-Tahun 2009. .............. 102

Tabel 5.1 Jumlah Hotel/ Home Stay Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 104

Tabel 5.2 Kualitas Hotel/ Home Stay Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat

di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 105

Tabel 5.3 Jumlah Ojek Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata

di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 109

Tabel 5.4 Kualitas Ojek Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata

Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo .................................................. 110

Tabel 5.5 Jumlah Restoran/ Rumah Makan Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 111

Tabel 5.6 Kualitas Restoran/ Rumah Makan Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat

di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 112

Tabel 5.7 Jumlah Toko/ Kios Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Page 14: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo ................................................................................. 115

Tabel 5.8 Kualitas Toko/ Kios Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 116

Tabel 5.9 Kondisi Jalan Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata

di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ........ 120

Tabel 5.10 Kualitas Jalan Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat di Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 121

Tabel 5.11 Kondisi Parkir Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo ................................................................................. 123

Tabel 5.12 Kualitas Parkir Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakatdi Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 124

Tabel 5.13 Penggunaan Lahan Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo ................................................................................. 127

Tabel 5.14 Konversi Lahan Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo ................................................................................. 127

Tabel 5.15 Hasil Analisis Aspek Fisik ........................................................ 130

Tabel 5.16 Sikap Tolong-menolong Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo................................ 137

Tabel 5.17 Intensitas Terjadinya Konflik Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 137

Tabel 5.18 Kegiatan Pelestarian Tradisi dan Kesenian Tradisional

Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa

Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo .................... 140

Tabel 5.19 Kelestarian Tradisi dan Kesenian Tradisional Sebelum dan

Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo .................................................. 141

Tabel 5.20 Penggunaan Bahasa Daerah Dalam Berkomunikasi Sebelum

dan Sesudah Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ................................ 142

Tabel 5.21 Penguasaan Bahasa Asing Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 143

Tabel 5.22 Tingkat Pendidikan Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo ................................................................................. 145

Tabel 5.23 Pengaruh Pengembangan Pariwisata Terhadap Tingkat

Pendidikan di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Page 15: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

Wonosobo ................................................................................. 146

Tabel 5.24 Mata Pencaharian Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo ................................................................................. 149

Tabel 5.25 Mata Pencaharian Penduduk Sebelum dan Sesudah Adanya

Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 150

Tabel 5.26 Tingkat Kejahatan/ Kriminalitas Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Pariwisata di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 152

Tabel 5.27 Tingkat Kejahatan/ Kriminalitas Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Persepsi Masyarakat

di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ...... 153

Tabel 5.28 Hasil Analisis Aspek Sosial Budaya .......................................... 156

Tabel 5.29 Pendapatan Penduduk Sebelum dan Sesudah Adanya

Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 162

Tabel 5.30 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Tiap Bulan Sebelum

Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 163

Tabel 5.31 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Tiap Bulan Sesudah

Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 159

Tabel 5.32 Peluang Kerja/ Kesempatan Kerja Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Pariwisata Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo ............................................................... 166

Tabel 5.33 Hasil Analisis Aspek Ekonomi ................................................. 168

Page 16: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

LAPORAN ANTARA Kelompok 1 Prodi PWK-FT UNS

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran A : Form Kuesioner

2. Lampiran B : Form Wawancara

3. Lampiran C : Lembar Asistensi

Page 17: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh potensi andalan

dan unggulan yang dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan asli daerah

(PAD). Pengembangan diharapkan memiliki multiplier effect yang besar

bagi suatu daerah.

Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf

hidup masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja tetapi

meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya kebutuhan akan

rekreasi. Salah satu bentuk kebutuhan akan rekreasi adalah dengan

berwisata atau melakukan kunjungan ke obyek wisata.

Pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam

pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara

disamping sektor migas. Sebagai sumber devisa, pariwisata menyimpan

potensi yang sangat besar. Melihat trend pariwisata tahun 2020, perjalanan

wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang. Di beberapa negara,

pariwisata khususnya agritourism bertumbuh sangat pesat dan menjadi

alternatif terbaik bagi wisatawan (rakaiskandar.blogspot.com). Berdasar

fenomena yang ada, untuk kedepan, prospek pengembangan pariwisata

diperkirakan sangat cerah. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk

menggalakkan pembangunan di sektor pariwisata.

Adanya Otonomi daerah, secara formal terjadi pelimpahan wewenang

kekuasaan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah kabupaten/ kota

sebagai unit otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri termasuk

didalamnya sektor pariwisata. Hal ini merupakan stimulus dan kesempatan

bagi daerah untuk menggarap pariwisata dengan optimum sebagai sektor

yang berpeluang menjadi sektor unggulan sehingga dapat tercipta

kemandirian daerah (www.penulislepas.com).

Page 18: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

2

Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik

itu dampak positif maupun dampak negatif. Suatu tempat wisata tentu

memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan sekitarnya. “as tourism

grows and travelers increases, so does the potential for both positive and

negative impacts” (Gee, 1989, diperoleh dari www.jurnal-

sdm.blogspot.com). Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan

yang meningkat dapat menimbulkan dampak atau pengaruh yang positif

maupun negatif dan yang terkena dampak tersebut adalah masyarakat,

lingkungan, ekonomi, serta sosial (Lenner dalam “Tourism: Social,

conomic, Environment Impacts”, diperoleh dari www.jurnal-

sdm.blogspot.com).

Pengembangan pariwisata ini akan berdampak sangat luas dan

signifikan dalam pengembangan ekonomi, upaya-upaya pelestarian

sumber daya alam dan lingkungan serta akan berdampak terhadap

kehidupan sosial budaya masyarakat terutama masyarakat lokal.

Pengembangan kawasan wisata mampu memberikan kontribusi pada

pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja

serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaaan alam dan

hayati. Pengembangan pariwista sebagai salah satu sektor pembangunan

secara umum menjadi sangat relevan jika pengembangan pariwisata itu

sesuai dengan potensi daerahnya. Diharapkan pengembangan pariwisata

dapat berpengaruh baik bagi kehidupan masyarakat terutama masyarakat

lokal dan mampu mendorong pengembangan berbagai sektor lain baik

ekonomi, sosial maupun budaya. Dengan demikian maka, pembangunan

pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya

bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka

panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial

terhadap masyarakat (Piagam Pariwisata Berkelanjutan, 1995)

Pembangunan pariwisata berkelanjutan, seperti disebutkan dalam

Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995) adalah pembangunan yang dapat

didukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara

Page 19: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

3

etika dan sosial terhadap masyarakat. Artinya, pembangunan berkelanjutan

adalah upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas

hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan

pemeliharaan sumber daya secara berkelanjutan.

Kawasan Dataran Tinggi Dieng Di Kabupaten Wonosobo memiliki

potensi pariwisata yang sangat menonjol. Karena potensinya tersebut

maka pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan diresmikan sebagai

obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah.

Kawasan Wisata Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata

andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu daerah tujuan

wisata (DTW) di Jawa Tengah yang berpotensi memberikan kontribusi

terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Obyek wisatanya

bukan semata dataran tinggi itu sendiri, namun di area itu terdapat

berbagai obyek wisata berupa obyek wisata alam dan budaya berupa

peninggalan masa lampau. Adapun obyek wisata yang ada di Kawasan

Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

antara lain adalah :

1. Obyek Wisata Alam :

Telaga Warna, Telaga Pengilon, Goa Semar, Goa Sumur, Goa.

Jaran, dan Batu Tulis.

2. Obyek Wisata Budaya

Tuk Bimo Lukar, Kesenian Lengger, Kesenian Kuda Kepang, Ruwat

Rambut Gimbal/ Gembel.

3. Obyek Wisata Buatan

Dieng Plateau Theater (DPT).

Dengan adanya potensi wisata tersebut maka pemerintah Kabupaten

Wonosobo menunjukkan bukti nyata dengan diwujudkannya program-

program/ upaya pembangunan obyek dan daya tarik wisata serta

merangsang masyarakat untuk membuka usaha yang mendukung

pariwisata, guna memenuhi kebutuhan perjalanan dan persinggahan

wisatawan di Dieng.

Page 20: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

4

Adanya pengembangan pariwisata ini mampu menarik kunjungan

wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Dieng tidak hanya wisatawan

lokal saja tetapi juga wisatawan asing. Jumlah kunjungan wisatawan ke

Dieng dalam kurun waktu antara tahun 2006-2009 selalu mengalami

peningkatan.

Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan Di Obyek Wisata Dieng

Tahun 2006-2009

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa pengembangan pariwisata

akan memberikan dampak baik itu dampak positif maupun dampak

negatif, maka perlu adanya penelitian mengenai dampak-dampak yang

ditimbulkan dari pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng

terhadap kehidupan masyarakat lokal mengingat bahwa Kawasan Wisata

Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Kabupaten

Wonosobo dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di Jawa

Tengah.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, pokok permasalahan dari

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata Dieng

terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik, sosial

budaya, dan ekonomi?

Obyek Wisata Jumlah Wisatawan

2006 2007 2008 2009

Dieng 62161 85522 90698 156706

Page 21: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

5

C. Tujuan dan Sasaran :

Tujuan :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak

pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau

dari aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.

Sasaran :

Sasaran dari penelitian ini adalah :

1. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sebelum

pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan

ekonomi.

2. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sesudah

pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan

ekonomi.

3. Analisis dampak positif pengembangan pariwisata terhadap

kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari

aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.

4. Analisis dampak negatif pengembangan pariwisata terhadap

kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari

aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.

5. Memberikan rekomendasi pengembangan pariwisata berdasarkan

hasil analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan

masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

D. Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini dibagi kedalam tiga bagian, yaitu batasan

wilayah penelitian, batasan waktu penelitian, dan batasan materi

pembahasan.

Page 22: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

6

1. Batasan Wilayah Penelitian

Secara administratif Kawasan Wisata Dieng terbagi menjadi dua

wilayah yaitu Wilayah Kabupaten Banjarnegaran dan Wilayah

Kabupaten Wonosobo. Wilayah Kabupaten Banjarnegara terdiri dari

dua desa yaitu Desa Dieng Kulon (Dieng Barat) dan Desa

Karangtengah. Sedangkan Wilayah Kabupaten Wonosobo terdiri dari

dua desa yaitu Desa Dieng Wetan (Dieng Timur) dan Desa Jojogan.

Namun pada penelitian ini, wilayah penelitian akan dibatasi pada

Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo. Desa Dieng ini dibatasi oleh :

Sebelah Barat : Kabupaten Banjarnegara

Sebelah Timur : Desa Jojogan dan Desa Patakbanteng

Sebelah Utara : Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal

Sebelah Selatan : Desa Sikunang

Page 23: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

7

Page 24: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

8

2. Batasan Waktu Penelitian

Batasan waktu penelitian mencakup rentang waktu studi yang akan

dilakukan. Pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan

diresmikan sebagai obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah. Namun

baru dikembangkan secara pesat sejak tahun 2001. Dengan demikian,

batasan waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebelum tahun 2001 yaitu tahun 2000 hingga selama penelitian ini

berlangsung yaitu tahun 2010.

3. Batasan Materi Pembahasan

Batasan materi pembahasan mencakup batasan aspek-aspek kajian

yang akan dibahas dalam penelitian ini. Batasan materi pembahasan

dalam penelitian ini adalah dampak pengembangan pariwisata

terhadap kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa

Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ditinjau dari aspek

fisik, sosial budaya dan ekonomi.

Page 25: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

9

TEMA & JUDUL

PENDAHULUAN ANALISIS OUTPUT

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian

Latar Belakang :

Perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh potensi andalan

dan unggulan

Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf

hidup masyarakat.

Pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam

pembangunan Indonesia

Adanya Otonomi daerah, secara formal terjadi pelimpahan wewenang

kekuasaan dari pemerintah pusat terhadap pemerintah kabupaten/kota

sebagai unit otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri termasuk

didalamnya sektor pariwisata

Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik

itu dampak posotif maupun dampak negatif

Pariwisata berkelanjutan

Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan salah satu kawasan

pariwisata andalan Kabupaten Wonosobo dan menjadi salah satu

daerah tujuan wisata (DTW) di Jawa Tengah

Perlu adanya studi penelitian mengenai dampak-dampak yang

ditimbulkan dari pengembangan pariwisata Dieng terhadap

kehidupan masyarakat lokal

Rumusan Masalah :

Bagaimana dampak pengembangan pariwisata di Kawasan Wisata

Dieng terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari aspek fisik,

sosial budaya, dan ekonomi

Teori :

Teori Kepariwisataan

Teori Dampak

Pengembangan

Pariwisata

Metodologi :

1. Pengumpulan dan Pengolahan Data :

Pengumpulan Data dan Informasi

- Data Primer : Observasi lapangan,

wawancara, kuesioner, dokumentasi

lapangan

- Data Sekunder : Studi dokumen dan studi

pustaka

Kompilasi Data

Pengolahan data dari data mentah yang

diperoleh dari hasil survey lapangan maupun

survey instansional kemudian diseleksi sesuai

dengan aspek-aspek kajian

Validitas Data

Dengan cara triangulasi untuk memperoleh

keabsahan data

2. Analisis Data :

Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif

kualitatif

3. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis

Obyek Penelitian :

Kawasan Wisata Dieng,

Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten

Wonosobo

Kesimpulan :

Dampak

pengebangan

pariwisata terhadap

kehidupan

masyarakat lokal

(Kawasan Wisata

Dieng) ditinjau dari

aspek fisik, sosial

budaya dan ekonomi

Judul :

Dampak Pengembangan

Pariwisata Terhadap

Kehidupan Masyarakat

Lokal

Studi Kasus : Kawasan

Wisata Dieng

Kabupaten Wonosobo

Tujuan :

Untuk mengetahui dampak-dampak pengembangan pariwisata di

Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan

ekonomi.

Sasaran :

1. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sebelum

pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan

ekonomi

2. Pengidentifikasian kondisi masyarakat Desa Dieng sesudah

pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan

ekonomi

3. Analisis dampak positif pengembangan pariwisata terhadap

kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari

aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi

4. Analisis dampak negatif pengembangan pariwisata terhadap

kehidupan masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng ditinjau dari

aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi

5. Memberikan rekomendasi pengembangan pariwisata berdasarkan

hasil analisis dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan

masyarakat lokal di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Rekomendasi

Analisis :

Menganalisis dampak

pengembangan pariwisata

terhadap kehidupan

masyarakat lokal

Kondisi Masyarakat

Desa Dieng Sebelum

Pengembangan

Pariwisata

Kondisi Masyarakat

Desa Dieng Sesudah

Pengembangan

Pariwisata

Page 26: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

10

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendukung kelancaran penelitian dibutuhkan langkah-langkah

yang sistematis dalam penulisan. Sistematika penulisan dalam penelitian

ini, sebagai berikut:

Tahap I Pendahuluan

Tahap ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, sasaran penelitian, batasan dan

lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

Tahap II Tinjauan Pustaka Dampak Pengembangan Pariwisata

Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata

Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo

Tahap ini menguraikan teori-teori yang akan dipakai untuk

mendukung penelitian.

Tahap III Metodologi Penelitian Dampak Pengembangan Pariwisata

Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata

Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo

Bab ini menjelaskan gambaran terstruktur tahap demi tahap

proses pelaksanaan penelitian, membahas tentang tahapan

yang dilalui dalam penyelesaian masalah sesuai dengan

permasalahan yang ada mulai dari pendekatan penelitian,

pendekatan penyelesaian masalah, tahap-tahap dalam

penelitian, metodologi pengumpulan dan pengolahan data,

teknik pengambilan sampel data, teknik analisis data, serta

kesimpulan dan rekomendasi

Tahap IV Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Berisi gambaran umum yang berisi data fisik, data sosial

budaya dan data ekonomi Kawasan Wisata Dieng, Desa

Dieng, Kecamtan Kejajar, Kabupaten wonosobo.

Page 27: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

11

Tahap V Analisis Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap

Kehidupan Masyarakat Lokal Kawasan Wisata Dieng,

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Menguraikan analisis mengenai dampak pengembangan

pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari

aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi sesuai dengan kajian

pustaka dan berdasarkan metodologi yang telah dirumuskan

serta berdasarkan temuan dilapangan.

Tahap VI Kesimpulan dan Rekomendasi

Berupa kesimpulan dan rekomendasi yang dikemukakan dari

hasil analisis penelitian.

Page 28: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN

MASYARAKAT LOKAL

KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR,

KABUPATEN WONOSOBO

A. Tinjauan Umum Pariwisata

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional. Tak bias

dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi

dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan yang ingin

dicapai. Definisi pariwisata memang tidak dapat sama persis diantara para

ahli. Berikut adalah beberapa pengertian pariwisata :

a. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (UU No.10 Tahun

Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan).

b. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara

waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat lain , dengan

maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang

dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna

bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka

ragam (Oka Yoeti, 1997).

2. Sistem Pariwisata

Menurut Leiper (1990: 22-23) dan Cooper, et al., (1999: 4-8) (Dalam

Pitana, 2009), elemen-elemen dari sebuah sistem pariwisata yang

sederhana menyangkut sebuah daerah/ negara asal wisatawan, sebuah

daerah/ negara tujuan wisata, dan sebuah tempat transit serta sebuah

Page 29: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

13

generator yang membalik proses tersebut. Ada lima elemen pokok yaitu

traveler-generating region, departing traveler, transit route region, tourist

destination region, dan returning traveler. Namun demikian menyangkut

tiga elemen pokok yaitu elemen wisatawan, tiga elemen geografis

(gabungan dari travel generator, transit roaute, dan tourist destination)

dan elemen industri pariwisata.

Menurut Mathieson dan Wall (Dalam Pitana, 2009) terdapat tiga

elemen dalam pariwisata yaitu :

a. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata.

b. A statistic element, yaitu singgah di daerah tujuan.

c. A Conseguential element, merupakan akibat dari dua hal di atas yaitu

travel ke suatu destinasi wisata dan singgah di daerah wisata

(khususnya masyarakat lokal), yang meliputi dampak ekonomi, sosial

dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.

3. Usaha Wisata

Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/ atau

jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan

pariwisata. Usaha pariwisata meliputi, antara lain :

a. Daya tarik wisata;

b. Kawasan pariwisata;

c. Jasa transportasi wisata;

d. Jasa perjalanan wisata;

e. Jasa makanan dan minuman;

f. Penyediaan akomodasi;

g. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;

h. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan

pemeran;

i. Jasa informasi pariwisata;

j. Jasa konsultan pariwisata;

k. Jasa pramuwisata;

Page 30: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

14

l. Wisata tirta;

m. Spa.

4. Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling

terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/ atau jasa bagi pemenuhan

kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

5. Destinasi Wisata

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata

adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah

administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,

fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan

melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

6. Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan

kunjungan wisatawan. Berhasilnya suatu tempat berkembang menjadi

Daerah Tujuan Wisata (DTW) sangat tergantung kepada tiga faktor utama

(Samsuridjal & Kaelany, 1997 : 21, dalam Journal Ruas, Vol 4 No.1, Juni

2006) yaitu antara lain :

a. Atraksi, dapat dibedakan menjadi :

1) Tempat : umpamanya tempat dengan iklim yang baik,

pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah.

2) Kejadian/ peristiwa : kongres, pameran atau peristiwa-peristiwa

olah raga, festival dan sebagainya.

b. Mudah dicapai (Aksesibilitas) :

Tempat tersebut dekat jaraknya, atau tersedianya transportasi ke

tempat itu secara teratur, sering, mudah, nyaman, dan aman.

Page 31: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

15

c. Amenitas :

Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti tempat penginapan, restoran,

hiburan, transportasi lokal yang memungkinkan wisatawan bepergian

ke tempat itu serta alat-alat komunikasi lainnya.

7. Pengembangan Pariwisata

Ada beberapa hal yang menunjang atau menentukan pengembangan

suatu obyek wisata. Menurut Hadinoto, 1996, ada lima jenis komponen

dalam pariwisata yaitu :

a. Atraksi Wisata

Atraksi adalah daya tarik wisatawan untuk berlibur. Atraksi yang

diidentifikasikan (sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya,

dan sebagainya) perlu dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata.

Tanpa atraksi wisata, tidak ada peristiwa, bagian utama lain tidak akan

diperlukan.

b. Promosi dan Pemasaran

Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan

atraksi wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat

dikunjungi. Untuk perencanaan, promosi merupakan bagian penting.

c. Pasar Wisata (Masyarakat pengirim wisata)

Pasar wisata merupakan bagian yang penting. Walaupun untuk

perencanaan belum/ tidak diperlukan suatu riset lengkap dan

mendalam, namun informasi mengenai trend perilaku, keinginan,

kebutuhan, asal, motivasi, dan sebagainya dari wisatawan perlu

dikumpulkan dari mereka yang berlibur.

d. Transportasi

Pendapat dan keinginan wisatawan adalah berbeda dengan

pendapat penyuplai transportasi. Transportasi mempunyai dampak

besar terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata.

e. Masyarakat Penerima Wisatawan yang Menyediakan Akomodasi dan

Pelayanan Jasa Pendukung Wisata (fasilitas dan pelayanan)

Page 32: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

16

Bagian ini didominasi oleh pihak swasta. Keputusan mengenai

rencana pada bagian ini ada pada pihak swasta.

Gambar 2.1 Lima Komponen Pariwisata

Sumber : Hadinoto, 1996

Komponen penting dalam pengembangan pariwisata menurut George

Mclntyre (1993), Suatu pengembangan pariwisata yang berkelanjutan

memilki keterkaitan antara turis, warga setempat, dan pemimpin

masyarakat yang menginginkan hidup lebih baik. Dalam hal ini terlihat

jelas bahwa suatu tempat wisata harus berisikan komponen tersebut untuk

menjadi suatu obyek wisata yang baik.

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang

pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata menurut Suwantoro

(2001: 19-24) meliputi :

a. Obyek dan Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan

potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah

Pelayanan/ Fasilitas

Untuk akyivitas keikutsertaan pengunjung

Transportasi Mengangkut orang ke dan dari destinasi

Informasi/ Promosi

Membantu calon wisatawan untuk

mengetahiui/ menemukan atraksi yang

dapat dinikmati

Masyarakat di pasar wisata dengan

keinginan dan kemampuan untuk

berwisata

Atraksi

Menawarkan aktivitas

keikutsertaan pengunjung

Page 33: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

17

tujuan wisata. Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasar

pada :

1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,

nyaman dan bersih;

2) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya;

3) Adanya spesifikasi/ ciri khusus yang bersifat langka;

4) Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani

wisatawan;

5) Obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi (pegunungan,

sungai, pantai, hutan dan lain-lain);

6) Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena

memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-

upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah

karya manusia pada masa lampau.

b. Prasarana wisata

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan

manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya

di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi,

terminal, jembatan dan lain sebagainya.

c. Sarana wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang

diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati

perjalanan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di

daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat transportasi,

restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.

B. Dampak Pengembangan Pariwisata

1. Definisi Dampak

Dampak menurut kosa kata Bahasa Indonesia berarti akibat. Dampak

positif adalah dampak yang menguntungkan dan dampak negatif adalah

dampak yang merugikan.

Page 34: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

18

2. Dampak Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak baik

itu dampak positif maupun dampak negatif. Suatu tempat wisata tentu

memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan sekitarnya. “as tourism

grows and travelers increases, so does the potential for both positive and

negative impacts” (Gee, 1989, diperoleh dari www.jurnal-

sdm.blogspot.com). Pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan

yang meningkat dapat menimbulkan dampak atau pengaruh positif

maupun negatif dan yang terkena dampak tersebut adalah masyarakat,

lingkungan, ekonomi, serta sosial (Lenner dalam “Tourism: Social,

conomic, Environment Impacts”, diperoleh dari www.jurnal-

sdm.blogspot.com).

Masyarakat dalam lingkungan suatu obyek wisata sangatlah penting

dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang

dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap tempat

wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga

kerja yang memadai dimana pihak pengelola obyek wisata

memerlukannya untuk menunjang keberlangsungan hidup obyek wisata

dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat

kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Menurut Prof. Ir. Kusudianto

Hadinoto bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik,

tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf,

kualitas dan pola hidup komunitas setempat, tetapi juga peningkatan dan

pemeliharaan lingkungan yang lebih baik.

Bila dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat

memaksimalkan keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan.

Penduduk setempat mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya

pengembangan obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau

terlibat langsung dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan

kepariwisataan di daerah tersebut. Akan tetapi apabila suatu obyek wisata

tidak dikembangkan atau ditangani dengan baik atau tidak direncanakan

Page 35: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

19

dengan matang, dapat menyebabkan kerusakan baik secara lingkungan

maupun dampak-dampak negatif terhadap ekonomi maupun sosial. Hal ini

dapat dilihat dari diagram gambar menurut George Mclntyre (1993)

Gambar 2.2 Diagram Hubungan Obyek Wisata dan Masyarakat

Sumber : Landasan Teori Kepariwisataan, 2009, diperoleh dari

www.digilib.petra.ac.id.

Selain diagram di atas yang menunjukkan hubungan erat antara obyek

wisata dan masyarakat, George Mclntyre (1993) juga berpendapat bahwa

masyarakat lokal memiliki peran penting dalam keberlangsungan

kehidupan tempat wisata itu sendiri karena tempat obyek wisata tersebut

dapat mempengaruhi kehidupan mereka baik dalam kondisi lingkungan,

sosial maupun ekonomi.

Berikut adalah dampak-dampak dari pengembangan pariwisata :

a. Segi Lingkungan

Seperti dampak sosial budaya, segi ini lebih disoroti dampak

negatifnya, walaupun terdapat juga dampak positifnya. Adapun

dampak positif dan negatif adalah sebagai berikut :

Community/Local Authorities

Environment Supporters

Tourism Industry

Better

Quality

of Life

Page 36: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

20

Menurut Mill (Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009,

diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id.) :

Dampak positif :

1) Terpeliharanya kebersihan alam lingkungan untuk menarik

datangnya wisatawan

2) Terjaganya keistimewaan lingkungan, seperti hutan-hutan, pantai-

pantai hewan serta pemandangan alam.

Dampak Negatif :

1) Lingkungan yang rusak, seperti : meningkatnya kadar polusi baik

air, udara, suara dan kemacetan lalu lintas.

2) Pembukaan hutan untuk ladang luas, lokasi perumahan, jalan dan

parkir.

3) Hilangnya suasana alam karena hilangnya area hutan, kehidupan

satwa liar dan kesejukan udara.

b. Dampak Sosial Budaya

Menurut Mill (Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009,

diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id.). Dampak ini seringkali disoroti

sebagai dampak negatif dari perkembangan pariwisata, padahal

sebenarnya pariwisata juga membawa dampak positif dalam segi sosial

dan budaya. Adapun dampak positif dan negatif yaitu :

Dampak positif :

1) Terpeliharanya monument yang menyimpan nilai-nilai budaya dan

tempat-tempat yang bersejarah

2) Terpeliharanya kebudayaan tradisional, seni, tarian, adat istiadat

dan cara berpakaian.

Dampak negatif :

1) Rusaknya monument dan kebudayaan dan tempat-tempat

bersejarah karena ulah manusia.

2) Komersialisasi budaya.

3) Meningkatnya kriminalitas, konsumerisme masyarakat lokal dan

pelacuran.

Page 37: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

21

4) Terkikisnya nilai-nilai budaya dan norma-norma masyarakat

karena interaksi dengan masyarakat asing.

c. Dampak Ekonomi

Menurut Mill (Dalam Landasan Teori Kepariwisataan, 2009,

diperoleh dari www.digilib.petra.ac.id.). Secara ringkas, kegiatan

pariwisata dapat memberikan dampak di bidang ekonomi khususnya

mengenai :

Dampak positif :

1) Terbuka lapangan pekerjaan baru

2) Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat

3) Meningkatkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang

asing

4) Membantu menanggung beban pembangunan sarana dan prasarana

setempat

5) Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan

masyarakat yang memacu kegiatan ekonomi lainnya.

Dampak negatif :

1) Meningkatkan biaya pembangunan sarana dan prasarana

2) Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan pokok

3) Peningkatan yang sangat tinggi tetapi hanya musiman, sehingga

pendapatan masyarakat naik dan turun

4) Mengalirnya uang keluar negeri karena konsumen menuntut

barang-barang impor untuk bahan konsumsi tertentu.

Page 38: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

22

d. Dampak Pariwisata Pada Umumnya

Sumber : Wiwik D Pratiwi, Konsep-Konsep Pariwisata, Diperoleh Dari

http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/

Dampak Sosio-Ekonomi

Dampak

sosio-kultural

Pelanggaran Daerah-

Daerah sakral

Menjembatani

Perbedaan/Meningkatkan

Saling pengerian

Perilaku Wisatawan

Tidak Sesuai Norma/adat

Profesi Baru

Warung Makanan

Kios Cinderamata

Kepedulian Lokasi Terhadap Pelestarian Budaya

Pelanggaran/Terusiknya

Sistem Budaya & Religi

Efek demonstrasi

Peningkatan Pendapatan Individual & komunal

Dampak

Terhadap Lingkungan

Donasi Komunitas

Kebisingan Di Daerah

sakral

Kebanggaan Terhadap

Keberadaan Diri

Peningkatan Kemampuan Komunitas

Peningkatan

Pengetahuan/Wawasan

Penyediaan Sarana

Prasarana Pariwista

Tekanan Dari Luar

Untuk Menjadi Obyek

Wisata

Perilaku Wisman Yang

Ditiru

Penurunan Kualitas

Lingkungan

Peningkatan Kesadaran

Masyarakat Lokal Terhadap

Lingkungan

Perbaikan Kualitas

Lingkungan

Sampah Yang Dibuang

Tidak Pada Tempatnya

Vandalisme

Penyediaan

sarana/prasarana

Pariwisata

Keterangan :

Dampak Positif

Dampak Negatif

Gambar 2.3 Diagram Dampak Pariwisata Pada Umumnya

Page 39: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

23

C. Penggunaan Lahan

Lahan adalah suatu daerah permukaan bumi yang mempunyai sifat-sifat

agak tetap atau pengulangan sifat-sifat dari biosfer vertical di atas maupun di

bawah wilayah tersebut termasuk atmosfer, tanah, batuan, proses

pembentukan lahan, air, vegetasi dan fauna serta hasil kegiatan manusia masa

lampau ataupun masa sekarang dan perluasan sifat-sifat tersebut berpengaruh

terhadap penggunaan lahan sekarang maupun saat mendatang (FAO 1976

dalam Pangarso, 2001 diambil dari Nurhayati, 2004). Lahan sebagai

perwujudan luas mendatar ruang, dapat disebut sebagai salah satu sumber

daya utama perkembangan (Wijaya dalam Pangarso, 2001 diambil dari

Nurhayati, 2004). Lahan sebagai salah satu sumber daya alam, mempunyai

sifat tidak dapat diperbaharui, dalam arti keberadaannya sangat terbatas karena

tidak dapat ditambah luasannya. Lahan yang merupakan sumberdaya stategis

bagi pembangunan, karena hampir semua sektor pembangunan fisik

memerlukan lahan, seperti pertanian, kehutanan, perumahan, industri,

pendidikan dan transportasi. Sedangkan penggunaan lahan adalah suatu proses

yang berkelanjutan dalam pemanfaatan lahan bagi maksud-maksud

pembangunan secara optimal dan efisien (Sugandhy, 1989 : 1). Selain itu

penggunaan lahan dapat diartikan pula sebagai suatu aktivitas manusia pada

lahan yang langsung berhubungan dengan lokasi dan kondisi lahan (Soegino

dalam Sugandhy, 1989 : 2). Penggunaan lahan dapat diartikan juga sebagai

wujud atau bentuk usaha kegiatan pemanfaatan suatu bidang tanah pada suatu

waktu (Jayadinata, 1992 : 10). Adapun penggunaan suatu lahan dapat

dibedakan menjadi dua golongan (Sugandhy, 1989 : 1), yaitu :

1. Penggunaan lahan kaitannya dengan penggunaan potensi alamiah,

misalnya kesuburanya atau kandungan mineral di bawah permukaannya

dan;

2. Penggunaan lahan kaitannya dengan penggunaan sebagai ruang

pembangunan yang secara langsung tidak memanfaatkan potensi alami,

tetapi lebih ditentukan oleh adanya hubungan tata ruang dengan

Page 40: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

24

penggunaan-penggunaan lain yang telah ada, diantaranya ketersediaan

prasarana dan fasilitas umum.

Aktifitas dan Perubahan Penggunaan Lahan

Proses perubahan penggunaan lahan dari satu fungsi ke fungsi yang

lainnya merupakan dinamika tata ruang kota yang diakibatkan oleh

perkembangan dan dinamika penduduk disamping kekuatan potensi yang

dimiliki oleh lahan tersebut yang merupakan elemen-elemen sebagai unsur

terjadinya perubahan. Elemen-elemen yang membentuk lingkungan

merupakan unsur yang saling terkait satu sama lain, dimana perubahan

yang ditimbulkannya juga saling mempengaruhi antara satu dengan yang

lainnya (Detwyler & Marcus, 1982 dalam Bourne, 1982).

Pengertian perubahan guna lahan secara umum menyangkut

transformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu

penggunaan ke penggunaan lainnya. Perubahan guna lahan dapat terjadi

karena ada beberapa faktor yang menjadi penyebab. Manusia baik

perorangan maupun kelompok, dalam berinteraksi dengan lingkungan,

manusia menyesuaikan diri, memelihara dan mengelola lingkungannya.

Dari hubungan dinamik ini, timbul suatu bentuk aktivitas yang

menimbulkan beberapa perubahan (Bintarto, 1898 : 73-74), yaitu :

1. Perubahan perkembangan (development change), yaitu perubahan

yang terjadi setempat dan tidak perlu mengadakan perpindahan,

mengingat adanya ruang, fasilitas, dan sumber-sumber setempat.

2. Perubahan lokasi (locational change), yaitu perubahan yang terjadi

pada suatu tempat yang mengakibatkan gejala perpindahan suatu

bentuk aktivitas atau perpindahan sejumlah penduduk ke daerah lain

karena daerah asal tidak mampu mangatasi masalah yang timbul

dengan sumber dan swadaya yang ada.

3. Perubahan tata laku (behavioral change), yaitu perubahan tata laku

penduduk dalam usaha untuk menyesuaikan dengan perkembangan

Page 41: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

25

yang terjadi, dalam hal ini dilakukan restrukturisasi pola aktivitas di

suatu daerah.

Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan ketiga perubahan di atas

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.4 Hubungan Manusia-Lingkungan dan Perubahan

Menurut Chapin, Kaiser, dan Godschalk, perubahan lahan juga dapat

terjadi karena pengaruh perencanaan guna lahan setempat yang merupakan

rencana dan kebijakan guna lahan untuk masa mendatang, proyek

pembangunan, program perbaikan pendapatan, dan partisipasi dalam

proses pengembangan keputusan dan pemecahan masalah dari pemerintah

daerah. Perubahan lahan juga terjadi karena kegagalan mempertemukan

aspek pasar dan politis dalam suatu manajemen perubahan guna lahan.

Dilihat dari faktor-faktor penyebabnya, pada umumnya proses

pekembangan penggunaan lahan kota-kota di Indonesia dipengaruhi oleh

faktor penentu dari segi ekonomi (economic determinants). Menurut

Santoso (dalam Pangarso, 2001 diambil dari Nurhayati, 2004) secara

rasional penggunaan lahan oleh masyarakat biasanya ditentukan

berdasarkan pendapatan atau produktivitas yang biasa dicapai oleh lahan,

sehingga muncul konsep highest and best use artinya penggunaan lahan

terbaik adalah penggunaan yang dapat memberikan pendapatan tertinggi.

Lingkungan Manusia

Perubahan

Aktivitas

Perubahan Tata Laku Perubahan Lokasi Perubahan Perkembangan

Sumber : Bintarto, 1989 : 73

Page 42: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

26

Lahan dengan nilai lahan rendah, seperti lahan-lahan pertanian, berubah

menjadi aktivitas dengan nilai lahan yang lebih tinggi. Dan untuk

selanjutnya aktivitas yang telah ada ini berubah menjadi aktivitas lainnya

dengan diikuti peningkatan nilai lahan. Jadi, perubahan penggunaan lahan

terjadi karena pergantian kegiatan kurang produktif menjadi kegiatan lain

yang lebih produktif. Perubahan (konversi) penggunaan lahan yang

diartikan sebagai perubahan suatu jenis penyesuaian penggunaan lahan

dalam fungsinya sebagai ruang potensial, terhadap peningkatan kebutuhan

ruang untuk kegiatan ekonomi dan sosial berikut sarana dan prasarana

penunjang, serta masyarakat wilayah itu sendiri.

Lahan yang memiliki potensi ekonomi tinggi seperti kawasan

pariwisata akan cenderung mengalami pertumbuhan dan perubahan guna

lahan yang cepat.

Menurut Bourne (1982), ada empat proses utama yang menyebabkan

terjadinya perubahan guna lahan diperkotaan, yaitu :

1. Perluasan batas kota.

2. Peremajaan di pusat kota.

3. Perluasan jaringan infrastruktur terutama jaringan transportasi.

4. Tumbuh dan hilangnya pemusatan aktivitas tertentu, misalnya

tumbuhnya aktivitas industri dan pembangunan sarana rekreasi/ wisata.

Menganalogikan perubahan penggunaan lahan di kawasan pariwisata

dengan perubahan penggunaan lahan di perkotaan (Bourne, 1982), maka

empat proses utama yang menyebabkan terjadinya perubahan guna lahan

di kawasan pariwisata adalah :

1. Perluasan batas kawasan wisata, artinya adanya perkembangan kegiatan

wisata akan disertai dengan perkembangan fasilitas pelayanan wisata

serta komponen kegiatan pariwisata lainnya yang pada akhirnya akan

menyebabkan semakin meluasnya kawasan pariwisata sehingga terjadi

perluasan batas yang telah ditentukan sebelumnya menjadi lebih luas.

Page 43: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

27

2. Peremajaan di pusat-pusat kegiatan wisata, untuk memenuhi kepuasan

wisatawan, pusat-pusat kegiatan kepariwisataan seperti atraksi, rekreasi,

akomodasi, serta kegiatan penunjang lainnya hampir selalu harus

diremajakan dalam jangka waktu tertentu. Peremajaan yang biasanya

berbentuk penertiban ini memungkinkan terjadinya perpindahan/

migrasi dari perumahan atau perusahaan yang tadinya menempati pusat

kegiatan wisata yang diremajakan. Perpindahan ini biasanya mengarah

ke pinggiran pusat kgiatan yang pada akhirnya akan memperluas dari

kawasan pusat kegiatan itu sendiri.

3. Perluasan jaringan infrastruktur dan transportasi, kegiatan pariwisata

membutuhkan kualitas dan kinerja infrastruktur yang baik untuk

menarik wisatawan, hal ini juga bisa menarik penduduk dari kawasan

lain untuk bermigrasi karena kawasan wisata memiliki sarana prasarana

yang lebih baik dari pada asal mereka. Hal ini akan menyebabkan

meluasnya penggunaan lahan.

4. Tumbuh dan hilangnya pusat-pusat kegiatan wisata yang biasanya akan

dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk menarik keuntungan dari

adanya wisatawan, yang akhirnya akan memperluas penggunaan lahan.

Tumbuhnya pemusatan aktivitas pariwisata atau rekreasi di suatu

kawasan merupakan faktor penarik bagi penduduk untuk bertempat tinggal

dan berkegiatan di kawasan tersebut. Pemusatan aktivitas tersebut

biasanya akan disertai dengan bermunculnya berbagai aktivitas ekonomi

ikutannya yang menjanjikan harapan dari kualitas hidup yang lebih baik

berupa tersedianya lapangan pekerjaan. Meningkatnya harapan kualitas

hidup yang lebih baik tersebut akan membawa akibat semakin

meningkatnya kebutuhan akan lahan untuk bertempat tinggal.

D. Kebudayaan

Kebudayaan menurut Hoebel adalah sistem integrasi, sistem pola-pola

perilaku hasil belajar yang merupakan ciri khas suatu anggota masyarakat dan

Page 44: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

28

bukan merupakan warisan biologis, melainkan kebudayaan yang diwariskan

dari generasi ke generasi melalui proses belajar (Joyomartono, 1991 : 10

dalam Prastiasih, 2005).

Ralph Linton mendefinisikan kebudayaan sebagai “seluruh cara kehidupan

dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang

dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi, kebudayaan menunjuk pada

berbagai aspek kehidupan yang meliputi cara-cara yang berlaku, kepercayaan-

kepercayaan, sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas

untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.

1. Kebudayaan diperoleh dari belajar

Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara

belajar. Dia tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur

genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia

yang digerakkan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang

tingkah lakunya digerakkan oleh insting.

2. Kebudayaan milik bersama

Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan

seseorang atau individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok

manusia. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat

kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari

dan yang dimiliki bersama oleh para warga dari suatu kelompok

masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam Antropologi adalah

sekelompok orang yang tinggal disuatu wilayah dan yang memakai suatu

bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk tetangganya.

3. Kebudayaan sebagai pola

Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan

sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung

diperkuat dengan adanya pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola

kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari

masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam

keadaan tertentu.

Page 45: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

29

4. Kebudayaan bersifar dinamis dan adaptif

Kebudayaan dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan melengkapi

manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan

fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang

bersifat fisik-geografis maupun pada lingkungan sosialnya (Siregar, 2002 :

1-4).

Dalam kebudayaan terkandung pengertian yang mendasar, sebagaimana

dikemukakan Suparian (dalam Rohidi, 1994 : 4 diambil dari Prastiasih, 2005)

bahwa kebudayaan mengadung sebagai berikut :

1. Pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat yang

mempunyai kebudayaan tersebut;

2. Milik masyarakat, bukan milik daerah;

3. Pedoman menyeluruh yang bersangkutan;

4. Hasil dari perilaku terwujud dengan berpedoman pada kebudayaan yang

dimiliki masyarakat.

Unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan di semua bangsa di dunia

berjumlah tujuh buah, yang dapat disebut sebagai isi pokok dari setiap

kebudayaan yaitu : bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem

peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi,

dan kesenian (Koentjaraningrat, 1990: 80-81).

E. Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan menurut United Nations Conference on

Environment and Development (UNCED) yaitu pembangunan yang

memenuhi kebutuhan dari generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan

dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk pertama

kalinya muncul konsep yang mencoba mempertemukan aspek pembangunan

ekonomi dan konservasi lingkungan (ekologis). Konsep tersebut memiliki

makna yang luas dan menjadi payung bagi banyak konsep, kebijakan, dan

program pembangunan yang berkembang secara global. Pembangunan

berkelanjutan merupakan paradigma baru yang memiliki interpretasi konsep

Page 46: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

30

atau aksi yang beragam (Baiquni, 2002:34). Selanjutnya pembangunan

berkelanjutan didefinisikan dalam Caring For The Earth sebagai upaya

peningkatan mutu kehidupan manusia namun masih dalam kemampuan daya

dukung ekosistem (IUCN, UNEP dan WWF dalam Baiquni, 2002:34).

Konsep berkelanjutan merupakan konsep yang sederhana namun

kompleks, sehingga pengertian keberlanjutan pun sangat multi-dimensi dan

multi-interpretasi. Karena adanya multi-dimensi dan multi-interpretasi ini,

para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi pengertian yang telah

disepakati oleh Komisi Brundtland yang menyatakan bahwa pembangunan

berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat

ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi

kebutuhan mereka (Fauzi, 2004).

Haris (2000) dalam Fauzi (2004) melihat bahwa konsep keberlanjutan

dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu :

1. Keberlanjutan ekonomi

Diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan barang

dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan

menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak

produksi pertanian dan industri.

2. Keberlanjutan lingkungan

Sistem yang berkelanjutan secara lingkungan harus mampu

memelihara sumberdaya yang stabil, menghindari eksploitasi sumberdaya

alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut

pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi

ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.

3. Keberlanjutan sosial

Keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu

mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan,

pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.

Menurut Munasinghe (1993), pembangunan berkelanjutan mempunyai

tiga tujuan utama, yaitu tujuan ekonomi (economic objective), tujuan

Page 47: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

31

ekologi (ecological objective) dan tujuan sosial (social objective). Tujuan

ekonomi terkait dengan masalah efisiensi (efficiency) dan pertumbuhan

(growth). Tujuan ekologi terkait dengan masalah konservasi sumberdaya

alam (natural resources conservation). Tujuan sosial terkait dengan

masalah pengurangan kemiskinan (poverty) dan pemerataan (equity).

Dengan demikian, tujuan pembangunan berkelanjutan pada dasarnya

terletak pada adanya harmonisasi antara tujuan ekonomi, tujuan ekologi

dan tujuan sosial.

Dalam konteks pemikiran sekarang perlu mengoptimalkan pencapaian

tujuan ekonomi, sosial dan ekologi. Optimasi diperlukan untuk

menghindari kesalahan pembangunan akibat adanya anggapan

pertumbuhan tanpa batas sehingga sustainable development benar-benar

terwujud.

Gambar 2.5 Optimalisasi Tujuan Ekonomi, Sosial dan Ekologi

(Drakakis-Smith, 1995 : 663)

Sumber : Hastu Prabatmojdo, 2006 (Dalam Jurnal Perencanaan Wilayah

dan Kota, Vol. 17/ No.3, Desember 2006)

F. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang

Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam

pengembangan wilayah yang bertujuan untuk mendukung prinsip

Tujuan Ekonomi :

Pertumbuhan , pemerataan

dan efisiensi

Tujuan Sosial :

Perberdayaan, partisipasi

mobilitas sosial, kohesi sosial,

identitas budaya, kelembagaan

Tujuan Ekologi :

Integriitas ekosistem, daya

dukung, biodeversitas, isu global

Page 48: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

32

pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu meningkatkan

kualitas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidup. Penataan ruang tidak

hanya memberikan arahan lokasi investasi, tetapi juga memberikan jaminan

terpeliharanya ruang yang berkualitas dan mempertahankan keberadaan

obyek-obyek wisata sebagai aset bangsa.

Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-

pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable development guna

mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip

dasar dalam penataan ruang yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan

sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil

guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi

dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan

kepentingan kesejahteraan dan keamanan (UU No. 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang).

Page 49: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN

MASYARAKAT LOKAL

KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG, KECAMATAN KEJAJAR,

KABUPATEN WONOSOBO

Metode penelitian merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam suatu

penelitan. Untuk mengumpulkan dan memperoleh data yang relevan dan akurat,

diperlukan metode yang baik dan tepat.

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

Menurut Neuman, WL (2000) (Dalam Modul Bahan Ajar, Winny Astuti,

2007) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bersifat mendiskripsikan

(menggambarkan) suatu hal yang spesifik dari situasi tertentu (masalah/

subyek) tertentu. Hasil dari penelitian ini adalah gambaran detail dari suatu

masalah/ subyek tertentu. Penelitian ini digunakan untuk memecahkan atau

menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

Penelitian ini terfokus pada dampak pengembangan pariwisata terhadap

kehidupan masyarakat lokal yang ditinjau dari aspek fisik, sosial budaya dan

ekonomi.

B. Pendekatan Penyelesaian Masalah

Dalam penelitian ini, untuk dapat mengetahui dampak pengembangan

pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal maka, diperlukan adanya

data kondisi masyarakat sebelum pengembangan pariwisata dan kondisi

sesudah pengembangan pariwisata yang meliputi kondisi fisik, sosial budaya,

dan ekonomi.

Page 50: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

34

Pembahasan yang akan dilakukan adalah dengan menganalisis dampak

pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal sebelum dan

sesudah pengembangan pariwisata ditinjau dari tiga aspek yaitu fisik, sosial

budaya, dan ekonomi.

Dalam penelitian ini, dampak positif maupun negatif pengembangan

pariwisata mengacu pada parameter penilaian dampak pengembangan

pariwisata berdasarkan literatur dampak pengembangan pariwisata yang ada.

Adapun parameter penilaian tersebut adalah :

Tabel 3.1 Parameter Penilaian Dampak Positif dan Dampak Negatif

Pengembangan Pariwisata

No Aspek Dampak Positif Dampak Negatif

1. Fisik Perbaikan Kualitas

Lingkungan (terpenuhinya

kebutuhan sarana

prasarana)

Terjaganya keistimewaan

lingkungan

Penurunan kualitas

lingkungan

Konversi lahan yang besar

Hilangnya suasana alam

2. Sosial

Budaya Terpeliharanya kebudayaan

tradisioanal

Terpeliharanya monument

yang menyimpan nilai-nilai

kebudayaan tempat-tempat bersejarah

Pertukaran persilangan

budaya

Pembaharuan rasa bangga

terhadap kesenian

Kebanggaan terhadap

keberadaan diri

Peningkatan pengetahuan/

wawasan

Konflik antara wisatawan

dan masyarakat lokal

Perilaku negatif wisatawan

yang ditiru

Lunturnya karakteristik

budaya

Lunturnya identitas

masyarakat lokal

Meningkatnya kriminalitas,

konsumerisme masyarakat

lokal dan pelacuran

3. Ekonomi Peningkatan Pendapatan

Individual dan Komunal

Terbukanya lapangan kerja

baru

Menurunnya angka

pengaangguran

Pendapatan bias naik turun,

peningkatan hanya

musiman

Ketergantungan yang besar

pada pariwisata

Sumber : Miil, Pitana (2009), Konsep-konsep Pariwisata (Diperoleh dari

http://www.ar.itb.ac.id/wdp/archives/category/tourism-courses/ )

Page 51: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

35

Untuk mengetahui dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupan

masyarakat sebelum dan sesudah pengembangan pariwisata maka, diperlukan

suatu indikator penelitian yang meliputi tiga aspek yaitu fisik, sosial budaya,

dan ekonomi. Dalam menetukan indikator yang digunakan dalam penelitian

ini mengacu pada parameter penilaian dampak positif dan negatif

pengembangan pariwisata berdasar literatur yang ada. Adapun indikator

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Indikator Fisik

a. Parameter Kelengkapan Fisik

Indikator fisik berdasarkan parameter kelengkapan fisik akan

dibatasi pada :

1) Jumlah dan kualitas sarana pariwisata yang terdiri atas hotel/

home stay, alat transportasi, restoran/ rumah makan, dan toko/

kios.

2) Kuantitas dan kualitas prasarana pariwisata yang terdiri atas jalan

dan parkir.

Menurut Suwantoro (2001 : 19-24) unsur pokok yang harus

mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di

daerah tujuan wisata antara lain yaitu sarana wisata dan prasarana

wisata. Pengembangan pariwisata akan berhasil jika didukung dengan

ketersediaan sarana wisata dan prasarana wisata yang baik.

Untuk dapat melihat adanya peningkatan kualitas lingkungan

maka, dalam penelitian ini peningkatan kualitas lingkungan akan

dinilai berdasarkan parameter kelengkapan fisik yang dibatasi pada

ketersediaan sarana dan prasarana wisata karena pengembangan

pariwisata tidak akan terlepas dari penyediaan sarana dan prasarana

wisata.

Page 52: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

36

b. Parameter Tata Guna Lahan

Indikator fisik berdasarkan parameter tata guna lahan meliputi

jumlah lahan terkonversi. Dari beberapa penelitian yaitu Diarta, 2007;

George, 2004; McDonal, 2004; WTO, 1980; Lynn, 1994; McRae,

1997; McKean, 1997; Picard, 1996; Pitana, 2002; Shavit 2003;

Vikers, 1989: dan Yamashita, 2003 (Dalam Pitana, 2009) menyatakan

bahwa dampak pengembangan pariwisata terhadap lingkungan dan

alam bisa berupa pengambil-alihan lahan lindung atau konservasi

untuk fasilitas pariwisata. Mengacu dari beberapa penelitian di atas

maka indikator jumlah lahan terkonversi dalam penelitian ini akan

dilihat dari pengambil-alihan lahan lindung atau konservasi untuk

fasilitas pariwisata.

Indikator fisik diatas digunakan untuk mengetahui perubahan kondisi

fisik masyarakat Desa Dieng sebelum dan sesudah pengembangan

pariwisata sehingga dapat diketahui dampak positif dan negatif

pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau

dari aspek fisik.

2. Indikator Sosial Budaya

a. Parameter Kerukunan

Indikator sosial budaya berdasarkan parameter kerukunan

meliputi :

1) Tingkat Kerukunan Masyarakat

Keadaan yang harmonis dalam masyarakat dapat tercipta jika

masyarakat dalam kondisi rukun. Kondisi rukun terjadi jika semua

pihak berada dalam kondisi damai (jarang terjadi konflik) dan

suka tolong-menolong.

Keberadaan orang baru di suatu wilayah akan mengakibatkan

terjadinya keseimbangan baru pada sistem sosial di wilayah

tersebut. Keseimbangan baru tersebut dapat dicapai baik malalui

Page 53: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

37

mekanisme damai atau konflik. Tingkat penerimaan atau

akseptabilitas komunitas lokal terhadap datangnya wisatawan

pada suatu kawasan wisata akan menimbulkan reaksi pada tingkat

kerukunan masyarakat (damai atau konflik) dalam derajat tertentu

(Dalam Pitana, 2009).

Tingkat kerukunan dalam penelitian ini akan dinilai

berdasarkan sikap tolong menolong dan munculnya konflik dalam

masyarakat akibat pengembangan pariwisata.

b. Parameter Kebudayaan :

Unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan di semua bangsa

di dunia berjumlah tujuh buah, yang dapat disebut sebagai isi pokok

dari setiap kebudayaan, yaitu : bahasa, sistem pengetahuan, organisasi

sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian

hidup, sistem religi, dan kesenian (Koentjaraningrat, 1990 : 80-81).

Kebudayaan dalam penelitian ini akan dibatasi pada bahasa, sistem

pengetahuan, sistem mata pencaharian dan kesenian yang kemudian

akan dijabarkan kedalam indikator penelitian.

Indikator sosial budaya berdasarkan parameter kebudayaan dalam

penelitian ini meliputi :

1) Peningkatan kegiatan pelestarian tradisi dan kesenian tradisional.

2) Perubahan penguasaan bahasa.

3) Perubahan tingkat pendidikan.

4) Perubahan mata pencaharian.

c. Parameter Keamanan

Indikator sosial budaya berdasarkan parameter keamanan

meliputi:

1) Tingkat kriminalitas

Kriminalitas atau tindak kriminal adalah segala sesuatu yang

melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Pizam et al, 1982 (Dalam Pitana,

2009) pariwisata berpotensi sebagai faktor penentu munculnya

Page 54: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

38

berbagai bentuk kriminal. Bentuk kriminalitas/ kejahatan bisa

berupa kejahatan terhadap wisatawan maupun kejahatan oleh

wisatawan. Tingkat kriminalitas dalam penelitian ini diukur dari

banyaknya kejadian kriminalitas/ kejahatan akibat pengaruh

pengembangan pariwisata.

Indikator sosial budaya diatas digunakan untuk mengetahui

perubahan kondisi sosial budaya masyarakat Desa Dieng sebelum dan

sesudah pengembangan pariwisata sehingga dapat diketahui dampak

positif dan negatif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan

masyarakat lokal ditinjau dari aspek sosial budaya.

3. Indikator Ekonomi

a. Parameter Perekonomian Masyarakat

Indikator ekonomi berdasarkan parameter perekonomian

masyarakat meliputi :

1) Tingkat Pendapatan

Pendapatan dalam penelitian ini adalah penghasilan yang

diperoleh setelah melakukan usaha di sektor pariwisata.

Masyarakat mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan

mendapat upah dari pekerjan di sektor pariwisata.

2) Tingkat Pengangguran

Tingkat pengangguran dapat dikurangi dengan semakin

banyaknya peluang kerja/ kesempatan kerja. Kersempatan kerja

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya serapan

angkatan kerja masyarakat di dalam wilayah penelitian akibat

adanya aktivitas pariwisata yang berlangsung di dalam kawasan.

Semakin banyak peluang kerja di dalam kawasan maka pengaruh

positif yang diberikan oleh aktivitas dalam menciptakan lapangan

kerja dan mengurangi tingkat pengangguran semakin besar.

Page 55: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

39

Dalam penelitian ini tingkat pengangguran akan dinilai dari

besarnya kesempatan kerja masyarakat lokal Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada sektor usaha

wisata yang berkembang seiiring dengan pengembangan

pariwisata. Besarnya kesempatan kerja dapat mengurangi tingkat

pengangguran yang ada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo.

Indikator ekonomi diatas digunakan untuk mengetahui perubahan

kondisi ekonomi masyarakat Desa Dieng sebelum dan sesudah

pengembangan pariwisata sehingga dapat diketahui dampak positif

dan negatif pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat

lokal ditinjau dari aspek ekonomi.

Tabel 3.2 Penjabaran Indikator

No Aspek Parameter Indikator

1. Fisik Kelengkapan Fisik Jumlah dan Kualitas

Sarana Pariwisata :

a. Hotel/ Home Stay b. Alat Transportasi

c. Restoran/ Rumah

Makan d. Toko/ Kios

Kuantitas dan Kualitas

Prasarana Pariwisata :

a. Jalan b. Parkir

Tata Guna Lahan Jumlah Lahan Terkonversi

2. Sosial Budaya Kerukunan Tingkat Kerukunan

Masyarakat

Kebudayaan Peningkatan Kegiatan

Pelestarian Tradisi dan

Kesenian Tradisional

Perubahan Penguasaan Bahasa

Perubahan Tingkat

Pendidikan

Perubahan Mata Pencaharian

Keamanan Jumlah Kriminalitas

Page 56: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

40

3. Ekonomi Perekonomian

Masyarakat

Tingkat Pendapatan

Tingkat Pengangguran

C. Tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan yang meliputi :

a. Konsultasi dengan dosen pembimbing tentang tema penelitian.

b. Merumuskan masalah, tujuan dan sasaran terkait dengan tema yang

telah ditentukan.

c. Orientasi atau eksplorasi teori secara menyeluruh dan observasi awal

di lapangan.

d. Melakukan proses perijinan kepada instansi yang terkait pada wilayah

penelitian untuk mempermudah proses pengumpulan data/ informasi

(survey).

e. Penyusunan desain survey untuk menentukan data-data apa saja yang

dibutuhkan.

2. Tahap Pelaksanaan

Adapun tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan meliputi :

a. Pengumpulan Data dan Informasi

Pada tahap pengumpulan data ini, hal yang dilakukan adalah

mencari data-data yang diperlukan dalam penelitian baik itu data

primer maupun data sekunder.

b. Kompilasi Data

Kompilasi data merupakan tahap pengolahan data dari data mentah

yang diperoleh dari hasil survey lapangan maupun survey

instansional.

c. Analisis Data

Setelah data tersusun secara sistematis sehingga dapat memberikan

informasi yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan, tahap

selanjutnya adalah tahap analisis data. Tahap analisis data merupakan

Sumber : Analisis Peneliti, 2010

Page 57: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

41

tahap yang dilakukan untuk menganalisis dampak pengembangan

pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal.

d. Kesimpulan dan Rekomendasi.

Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dari penelitian yang

telah dilakukan dan memberikan saran-saran/ rekomendasi-

rekomendasi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

D. Metodologi Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi

Pada tahap pengumpulan data ini, hal yang dilakukan adalah mencari

data-data yang diperlukan dalam penelitian baik itu data primer dari hasil

survey lapangan maupun data sekunder dari hasil survey instansional.

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dari hasil survey lapangan secara

langsung. Teknik pengumpulan data yang dilkakukan :

1) Observasi lapangan

Pengamatan secara langsung di lokasi penelitian yaitu di

Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo.

2) Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

membantu dan melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat

diungkap dengan teknik observasi. Wawancara dilakukan secara

langsung dengan informan yang terdiri dari aparat Desa Dieng,

masyarakat setempat (Desa Dieng), tokoh masyarakat Desa Dieng,

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, serta

pihak-pihak lain yang terkait.

3) Kuesioner

Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui

penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan untuk diisi langsung

Page 58: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

42

oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat

Desa Dieng, Kecamatan Dieng, Kabupaten Wonosobo.

4) Dokumentasi Lapangan

Dokumentasi digunakan untuk mempermudah melakukan

pengamatan dilapangan, mempermudah dalam melakukan

pengeditan dan kajian data selanjutnya serta memperoleh

gambaran suasana di lapangan. Untuk mendokumentasikan kondisi

di Kawasan Wisata Dieng, Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo dilakukan dengan fotografi digital.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari hasil survey instansional. Teknik data

yang dilakukan adalah :

1) Studi dokumen

Dengan menelaah data-data yang diperoleh dari desa/

kelurahan maupun instansi/ lembaga lain yang terkait.

2) Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang

relevan sebagai acuan dalam mendukung penelitian.

2. Kompilasi Data

Setelah tahap pengumpulan data dilakukan, tahap selanjutnya adalah

tahap kompilasi data. Kompilasi data merupakan tahap pengolahan data

dari data mentah yang diperoleh dari hasil survey lapangan maupun

survey instansional kemudian diseleksi sesuai dengan aspek-aspek kajian

yaitu fisik, sosial budaya dan ekonomi serta disistematiskan sehingga

dapat tersusun sebuah data yang informatif sesuai dengan kebutuhan dan

dapat digunakan pada tahap selanjutnya yaitu tahap analisis.

Page 59: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

43

3. Validitas Data

Validitas merupakan keakuratan data yang telah dikumpulkan yang

nantinya akan dianalisis dan ditarik kesimpulannya pada akhir penelitian.

Usaha untuk memperoleh validitas data dilakukan dengan triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan

atau sebagai bahan pembanding terhadap data itu (Lexy J Moleong :

1995). Pengecekan ini dilakukan dengan cara menanyakan pada informan

mengenai informasi yang didapat dari hasil interpretasi yang dilakukan

peneliti baik dari hasil observasi lapangan, wawancara, kuesioner,

maupun dokumentasi sehingga akan diperoleh keabsahan data.

Tabel 3.3 Identifikasi Data

No Jenis Data Macam Data Metode Sumber

Data

Hasil

Primer Sekunder

1. Data Fisik

sarana dan

prasarana

pariwisata

Tata guna

lahan

√ Studi dokumen,

dokumenta-

si

Kantor Desa,

Bappeda,

Disparbud

Kab. Wonosobo,

BPS

Sarana

pariwisata :

- Hotel

- Alat

transporta-si

- Restoran/

rumah makan

- Toko/

Kios

Prasarana

penunjang

pariwisata :

- Jalan

- Terminal

- Parkir

Tata guna

lahan

Page 60: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

44

2. Data sosial

budaya:

Kependudu-

kan

Interaksi

Sosial

Kebudayaan

Keamanan

Studi

dokumen, wawancara,

observasi,

dokumenta-

si

Kantor

Desa, Wawancara

dan

kuesioner

masyarakat setempat,

dan tokoh

masyarakat, Disparbud

Kab.

Wonosobo

Jumlah

Penduduk

Tingkat

Pandidikan

Mata

Pencaharian

Penduduk

Kegiatan

sosial

masyarakat

Pola

Perilaku

Masyarakat

Kebudayaan

Masyarakat

Kriminalitas

Tindak

Asusila

3. Data Ekonomi :

Tingkat

Pendapatan

Kesempatan

Kerja

Studi

dokumen,

wawancara,

Kantor

Desa,

Wawancara dan

kuesioner

masyarakat setempat,

BPS,

Disparbud Kab.

Wonosobo

Pendapatan

penduduk

Kegiatan

ekonomi

Jumlah

tenaga kerja

4. Peta Dasar

Studi

dokumen

Kantor

Desa Dieng,

BPS,

Disparbud Kab.

Wonosobo

Peta Dasar

Kawasan

Wisata Dieng

Peta

Administrasi

Desa Dieng

Sumber : Analisis Kebutuhan Data, 2010

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-

ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Untuk itu,

selalu dipilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya sebagai

Page 61: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

45

sumber data yang mantap serta mengetahui permasalahan yang diteliti secara

mendalam (Sutopo, 1993: 27).

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memilih informan kunci (key

informant) yang dipandang paling mengetahui permasalahan, terutama kepala

desa, para pelaku usaha wisata, dan informan kunci lainnya yang merupakan

masyarakat Desa Dieng (bekerja di sektor pariwisata maupun non pariwisata)

dengan batasan waktu tinggal minimal 5 tahun.

Informan kunci ini dapat menunjuk informan lain yang dipandang

mengetahui lebih banyak hal-hal yang perlu diungkapkan melalui penelitian

ini, sehingga jumlah informan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan,

dan berhenti apabila data telah cukup terkumpulkan (Yulianto Bambang

Setyadi dalam Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 8, No. 2, 2007: 97-109).

F. Teknik Analisis Data

Tahap analisis data ini bertujuan untuk mengetahui dampak

pengembangan pariwisata terhadap kehidupan masyarakat lokal ditinjau dari

aspek fisik, sosial budaya dan ekonomi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif

kualitatif yang dilengkapi dengan data kuantitatif.

Analisis deskriptif kualitatif merupakan teknik analisis yang

mentransformasikan data mentah kedalam bentuk data yang mudah

dimengerti dan diinterprestasikan, serta menyusun dan menyajikan data

menjadi informasi yang jelas.

Page 62: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

46

a. Aspek Fisik

Analisis dampak pengembangan pariwisata ditinjau dari aspek

fisik ini dilakukan dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif.

Analisis ini dilakukan berdasarkan indikator fisik yang telah

ditentukan.

b. Aspek Sosial Budaya

Aspek sosial budaya dianalisis menggunakan pendekatan

analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini dilakukan berdasarkan

indikator sosial budaya yang telah ditentukan.

c. Aspek Ekonomi

Analisis aspek ekonomi ini dilakukan dengan pendekatan

analisis deskriptif kualitatif yang dilengkapi data kuantitatif.

Analisis ini dilakukan berdasarkan indikator ekonomi yang telah

ditentukan.

1) Pendapatan Penduduk

Pengembangan pariwisata dapat menyebabkan terjadinya

perubahan tingkat pendapatan penduduk yang dipicu dari

munculnya usaha wisata yang muncul seiring dengan

pengembangan pariwisata yang ada. Tingkat pendapatan ini

merupakan gabungan dari pendapatan pokok dan sampingan

Sumber : Analisis Peneliti, 2010

Gambar 3.1 Alur Pengaruh Pengembangan Pariwisata

Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal

Kondisi Masyarakat Desa Dieng Sebelum

Pengembangan Pariwisata

Kondisi Masyarakat Desa Dieng Sesudah

Pengembangan Pariwisata

Dampak Pengembangan Pariwisata

Pengembangan

Pariwisata

Page 63: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

47

yang dimiliki oleh masyarakat kemudian dibagi dengan jumlah

responden yang diambil dalam penelitian ini. Tingkat

pendapatan penduduk dihitung dengan menggunakan rumus :

Tingkat Pendapatan Rata-rata = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

2) Kesempatan Kerja

Ketersediaan lapangan kerja akan berpengaruh terhadap

kesempatan kerja dan berusaha. Kesempatan kerja yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah besarya serapan angkatan

kerja masyarakat di dalam wilayah penelitian akibat adanya

aktivitas pariwisata yang berlangsung di dalam kawasan.

Semakin banyak peluang kerja di dalam kawasan maka

pengaruh positif yang diberikan oleh aktivitas dalam

menciptakan lapangan kerja dan mengurangi tingkat

pengangguran semakin besar. Untuk mengetahui kesempatan

kerja masyarakat setempat maka dapat dianalisis dengan

menggunakan teknik The Employment and Population

Multiplier Model. The Employment and Population Multiplier

Model digunakan untuk memprediksi jumlah employment

(tenaga kerja) pada suatu kawasan. Teknik ini untuk

mengetahui ratio antara service jobs ekonomi basis jumlah di

dalam kawasan (Es) yaitu lapangan kerja industri pariwisata

terhadap jumlah penduduk usia produktif (P) yaitu :

β = 𝐸𝑠

𝑃

Keterangan :

β = Ratio jumlah industri pariwisata dan jumlah penduduk

usia produktif

Page 64: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

48

E = 𝐸𝑝

1−βy

Peluang Kerja Penduduk setempat = 𝐸𝑝

𝐸 𝑥 100 %

Es = Service jobs sector basis di wilayah penelitian

( Jumlah lapangan kerja atau industri pariwisata)

Kemudian dihitung proporsi pekerja yang terdapat di dalam

kawasan terhadap jumlah penduduk yaitu :

y = 𝑃

𝐸

Keterangan :

y = Proporsi pekerja terhadap jumlah penduduk produktif

E = Jumlah pekerja di industri pariwisata

Berdasar hasil perhitungan tersebut maka akan dapat

diperkirakan jumlah penduduk setempat yang dapat bekerja di

dalam industri pariwisata. Perkiraan jumlah penduduk yang

dapat bekerja dapat dihitung dengan metode berikut :

Keterangan :

Ep = Jumlah penduduk yang dapat bekerja pada industri

pariwisata yang terdapat pada kawasan penelitian.

Dari perhitungan tersebut di atas maka dapat dihitung pula

presentase peluang kerja penduduk setempat terhadap tenaga

kerja yang ada saat ini yaitu :

Kemudian penghitungan peluang kerja penduduk setempat

dikategorikan sebagai berikut :

Page 65: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

49

≤ 50% maka kesempatan kerja penduduk wilayah

penelitian mempunyai nilai yang rendah

≥ 50% maka kesempatan kerja penduduk wilayah

penelitian mempunyai nilai yang tinggi

Page 66: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

50

Gambar 3.2 Skema Metodologi Penelitian

Tahap Pengumpulan Data

Tahap Persiapan

Tahap kompilasi Data

Tahap Analisis Data

Tujuan dan Sasaran Penelitian

TOPIK :

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal

Observasi Awal Ekslporasi Teori

Rumusan Masalah

Data Primer Data Sekunder

Pengumpulan Data

Desain Survey

Analisis Data

Kesimpulan Dan

Rekomendasi

Analisis Deskriptif

Kualitatif

Fisik Ekonomi Sosial Budaya

Sosial Budaya Fisik Ekonomi

Kesempatan Kerja

Tingkat Pendapatan

Kependudukan Interaksi Sosial

Kebudayaan Sarana Prasarana Penggunaan

Lahan

Identifikasi & Kompilasi Data Kondisi Sebelum dan Sesudah Pengembangan Pariwisata

Page 67: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

51

BAB IV

GAMBARAN UMUM KAWASAN WISATA DIENG, DESA DIENG,

KECAMATAN KEJAJAR, KABUPATEN WONOSOBO

A. Gambaran Umum Kabupaten Wonosobo

1. Kondisi Fisik dan Wilayah

a. Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Wonosobo terletak antara 7˚11̍ dan

7˚36̍ Lintang Selatan, 109˚43̍ dan 110˚04̍ Bujur Timur. Kabupaten

Wonosobo berjarak 120 km dari ibu kota Propinsi Jawa Tengah dan

520 km dari ibu kota negara (Jakarta) dengan ketinggian berkisar

antara 270 meter sampai dengan 2.250 meter di atas permukaan laut.

b. Administrasi Wilayah

Kabupaten Wonosobo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah. Ibu kotanya adalah Wonosobo. Kabupaten Wonosobo adalah

daearah otonomi yang dikepalai oleh bupati dan dibagi menjadi lima

belas (15) kecamatan. Luas wilayahnya 984,68 km persegi atau 3.03%

luas Jawa Tengah. Adapun batas administrasinya adalah :

Sebelah Timur : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang

Sebelah Selatan : Kabupaten Purworejo

Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara

Sebalah Utara : Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal

Page 68: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

52

Page 69: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

53

Page 70: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

54

c. Kondisi Topografi

Topografi Wilayah Kabupaten Wonosobo berbukit dan bergunung,

terletak pada ketinggian antara 200 m sampai 2.250 m diatas

permukaan laut. Kelerengan merupakan suatu kemiringan tanah

dimana sudut kemiringan dibentuk oleh permukaan tanah dengan

bidang horizontal dan dinyatakan dalam presentase. Kabupaten

Wonosobo dibagi menjadi 6 wilayah kemiringan, yaitu :

1) Wilayah dengan kemiringan antara 0,00-2,00 % seluas 3.702,395

Ha atau 3,76 % dari luas wilayah, banyak dijumpai di Kecamatan

Leksono dan Kecamatan Watumalang;

2) Wilayah dengan kemiringan antara 2,01-8,00 % seluas 12.052,479

Ha atau 12,24 % dari luas wilayah, terdapat di 11 Kecamatan

selain Watumalang dan Leksono;

3) Wilayah dengan kemiringan antara 8,01-15,00 % seluas

37.969,247 Ha atau 38,56 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di

13 Kecamatan;

4) Wilayah dengan kemiringan antara 15,01-25,00 % seluas

10.280,056 Ha atau 10,44 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di

semua Kecamatan;

5) Wilayah dengan kemiringan antara 25,01-40,00 % seluas 10.

949,638 Ha atau 11,12 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di

Kecamatan Garung, Watumalang, dan Leksono;

6) Wilayah dengan kemiringan diatas 40,00 % seluas 13.667,354 Ha

atau 13,88 % dari seluruh luas wilayah, terdapat di Kecamatan

Kejajar.

d. Kondisi Iklim

Wonosobo beriklim tropis dua musim yaitu kemarau dan

penghujan. Suhu udara rata-rata 24˚-300˚ C di siang hari, turun

menajdi 200˚ C pada malam hari. Pada bulan Juli - Agustus turun

menjadi 15˚-200˚ C di siang hari. Hujan turun hampir sepanjang tahun

dengan curah hujan 3.224 mm.

Page 71: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

55

2. Potensi Wilayah

Kabupaten Wonosobo dikenal dengan nama Paris Van Java, karena

memiliki ciri-ciri alami yang sama dengan Paris. Wonosobo berasal dari

dua kata, yaitu Wono dan Sobo. “Wono” berarti hutan, sedangkan “Sobo”

berarti mengunjungi. Jadi, Wonosobo berarti sebuah kawasan hutan yang

bergunung-gunung dan memiliki keunikan serta keindahan alam yang

mampu menarik minat orang untuk mengunjunginya.

Potensi Kabupaten Wonosobo yang mempunyai nilai jual tinggi adalah

pariwisata, baik pariwisata alam, pariwisata buatan maupun pariwisata

budaya. Potensi ini didukung dengan aksesibilitas regional yang bagus,

dikaitkan dengan kota-kota utama tempat kedatangan wisatawan

mancanegara maupun nusantara. Potensi pariwisata yang tinggi tersebut,

perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, serta pelaku

usaha wisata yang handal.

Selama ini potensi pasar wisata, selalu didominasi wisatawan

mancanegara, terutama dari Belanda. Wonosobo merupakan daerah wisata

kedua setelah Borobudur. Ini menjadi kelebihan yang dimiliki Kabupaten

Wonosobo.

Berdasar karakteristiknya obyek-obyek wisata di Kabupaten

Wonosobo dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu obyek wisata alam

(WA), obyek wisata budaya (WB), dan obyek wisata buatan/ rekreasi

(WR).

Page 72: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

56

Tabel 4.1

Klasifikasi Obyek Wisata Di Kabupaten Wonosobo

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KAbupaten Wonosobo, 2007

No Kawasan Wisata Jenis

Wisata

Lingkup

Pelayanan

1. Dieng WB Internasional

Ondo Bhudo

Batu Kelir

Telaga Pengilon

2. Mangli WA Lokal

3. Kledung Pass WA Nasional

4. Kalianget WA Lokal

5. Telaga Menjer WA Lokal

6. Makam Kanjeng Selomerto

WB Lokal

7. Makam Jogonegoro WB Lokal

8. Mandi Surodilogo WA Lokal

9. Tuk Bimo Lukar WA Lokal

10. Mata Air Serayu WA Lokal

11. Wadaslintang WR Nasional

Page 73: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

57

Page 74: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

58

B. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kabupaten Wonosobo

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 1 Tahun

1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo, potensi

pengembangan pariwisata dan strategi pengembangan sektor pariwisata

Kabupaten Wonosobo adalah :

1. Potensi Pengembangan Pariwisata

Kawasan pariwisata adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan

pariwisata. Kawasan pariwisata harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Mempunyai keindahan alam dan keindahan panorama;

b. Kebudayaan masyarakatnya bernilai tinggi dan diminati oleh

wisatawan;

c. Adanya bangunan peninggalan budaya atau mempunyai nilai sejarah

yang tinggi;

d. Radius ±2 km dari obyek wisata;

e. Daerah penyangga obyek wisata adalah kawasan ±5 km dari obyek

wisata yang bersangkutan.

Potensi pengembangan pariwisata berdasarkan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut :

a. Kawasan Poros Dieng (Kecamatan Kejajar)

b. Telaga Menjer (Kecamatan Garung)

c. Gelanggang Renang Mangli (Kecamatan Wonosobo)

d. Kalianget (Kecamatan Wonosobo)

e. Waduk Wadaslintang (Kecamatan Wadaslintang)

f. Surudilogo (Kecamatan Kertek)

2. Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Wonosobo

Strategi pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Wonosobo

berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonosobo adalah

sebagai berikut :

Page 75: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

59

a. Aspek Fisik

Peningkatan sarana dan prasarana pariwisata termasuk sarana

penunjangnya agar lebih manarik wisatawan dan menjadikan obyek

wisata yang ada di Kabupaten Wonosobo satu paket dengan obyek

wisata di sekitarnya.

b. Aspek Sosial Ekonomi

1) Mengembangkan obyek wisata yang memiliki potensi yang tinggi,

sebagai upaya menarik wisatawan lebih banyak lagi untuk

berkunjung ke Kabupaten Wonosobo.

2) Menyediakan fasilitas wisata yang memadai.

3) Melakukan promosi obyek wisata dan daya tarik melalui Sapta

Pesona.

4) Melakukan pembinaan dan kerjasama wisata melalui berbagai

lembaga sebagai upaya pelestarian budaya dan peningkatan bidang

pariwisata.

Pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo diarahkan

sebagai berikut :

a. Kawasan Unggulan

Kawasan wisata ini memiliki obyek wisata langka disertai daya

tarik wisata yang kuat, tidak dijumpai di wilayah lain serta sudah teruji

oleh pasar domestik dan internasional yang mantap dan mampu

memberikan dampak pembangunan secara cepat dan menyeluruh.

Kawasan unggulan wisata di Kabupaten Wonosobo yaitu Kawasan

Wisata Dieng yang meliputi obyek wisata Telaga Warna, Telaga

Pengilon, dan Kawasan Candi Dieng, Agrowisata Tambi.

b. Kawasan Andalan

Kawasan wisata ini merupakan kawasan wisata yang cukup

potensial dikembangkan dan mampu menarik wisatawan antara lain

Kawasan Wisata Telaga Menjer, Pemandian Kalianget, Gelanggang

Renang Mangli, Waduk Wadaslintang, Sendang Surodilogo,

Page 76: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

60

Agrowisata Bedakah, Agrowisata Tanjungsari, Desa Wisata Giyanti,

Curug Winong, Desa Wisata Sendangsari.

c. Kawasan Potensial Pengembangan

Kawasan ini merupakan kawasan yang memiliki potensi

pengembangan tetapi saat ini belum dikembangkan karena memiliki

keterbatasan dalam aksesibilitas dan sarana pendukung. Kawasan

potensial pengembangan antara lain Air Terjun Sikarim, Pemandian

Air Panas Somogede, Gunung Kembang, Mata air Wonojoyo, Candi

Bongkotan Watu Tedeng, Hutan Wisata Patanara, Wana Wisata

Ngebrak, Grojogan Sijurug Dumajaran dan Wisata Gunung Kelir.

C. Gambaran Umum Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo

Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan wisata yamg

menyajikan perpaduan sumberdaya alam berupa iklim yang sejuk,

pemandangan yang indah, fenomena alam yang menakjubkan, dan

ketenangan, serta sumberdaya budaya seperti peninggalan sejarah dan

kehidupan masyarakat yang memberi banyak peluang bagi wisatawan untuk

melakukan berbagai kegiatan wisata maupun rekreasi. Selain untuk kegiatan

kepariwisataan kawasan ini juga menawarkan banyak peluang untuk

penelitian dan industri dengan banyak potensi sumberdaya alam yang

melimpah seperti geologi, vulkanologi, pertanian, dan pertambangan.

Berdasarkan arahan pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Wonosobo,

Kawasan Wisata Dieng diarahkan sebagai kawasan unggulan.

1. Nilai Historikal dan Makna Kata Dieng

Sejarah Kawasan Dataran Tinggi Dieng tidak terlepas dari kisah

berdirinya Wonosobo. Ini diperkirakan sekitar abad ke-17 atau tahun 1600

Masehi, yaitu dengan datangnya 3 orang yang bernama Kyai Kolodete,

Kyai Walik dan Kyai Karim. Mereka datang dengan sanak keluarganya.

Saat itu Wonosobo masih merupakan hamparan kawasan hutan belantara.

Mereka diyakini sebagai bapak pendiri Kota Wonosobo. Kyai Walik

Page 77: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

61

sebagai tokoh perancang tata kota, Kyai Karim sebagai tokoh petak sendi-

sendi dasar pemerintahan. Tetapi Kyai Kolodete dan keluarganya

memisahkan diri dan membuka Dataran Tinggi Deng.

Setelah Kawasan Dataran Tinggi Dieng dibuka oleh Kyai Kolodete,

ternyata Kawasan Dataran Tinggi Dieng sudah terlebih dahulu dihuni oleh

manusia. Hal tersebut berdasarkan data dan fakta historis mengenai

keberadaan candi-candi Dieng, tentu daerah ini jauh-jauh hari (abad 5-7

M) telah dihuni oleh manusia. Bahkan para ahli sejarah di daerah ini telah

berdiri kerajaan Mataram Hindu. Maharaja Sanjaya membangun keraton

(kerajaannya) tepat di tengah Kota Wonosobo yang kini menjadi Pasar

Wonosobo dan menjadikan Dataran Tinggi Dieng sebagai pusat

spiritualnya.

Dikisahkan di dalam pewayangan bahwa ada suatu masa dimana

Pulau Jawa belum berpenghuni dan dalam keadaan yang berantakan. Pulau

Jawa ini terus menerus bergejolak. Batara Guru, sebagai dewa tertinggi

kemudian mengambil bagian puncak dari Gunung Himalaya dan

ditancapkan di tengah-tengah Pulau Jawa sebagai pasak Pulau Jawa. Pasak

tersebut kemudian di sebut sebagai Dieng. Dengan ditempatkanya Dieng

di tengah-tengah Pulau Jawa, maka Pulau Jawa tidak lagi bergejolak,

tenang dan dapat ditempati oleh manusia.

Berdasarkan penelitian dan pengamatan ahli geologi dan vulkanologi,

yang tentu saja bersifat esoteric. Dataran Tinggi Dieng, pada masa archaic

(purba) diyakini sebagai tempat berdirinya “gunung primordial” atau

“gunung kosmik” yang tak terkira tinggi dan besarnya. Akibat proses

geologis dan vulkanologis, gunung itu akhirnya terpenggal dan sisa-sisa

penggalan itu membentuk Dataran Tinggi Dieng. Sementara bagian atas

tercerai barai membentuk gunung dan bukit-bukit yang berserak disana-

sini yang saat ini terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Dataran tinggi sisa

peristiwa purba inilah yang kemudian diidentifikasikan sebagai Dataran

Tinggi Dieng.

Page 78: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

62

Kata Dieng berasal dari bahasa Sansekerta Di yang artinya adalah

tempat yang tinggi atau gunung dan Hyang yang artinya ruh leluhur atau

dewa-dewa atau suatu yang diyakini sebagai dewa atau ruh leluhur atau

bahkan Tuhan atau makhluk-makhluk ilahiyah pada umumnya. Selain itu,

Hyang juga sering dimaknai sebagai kahyangan, nirwana atau surga, yakni

tempat bersemayamnya ruh leluhur atau dewa-dewa, Tuhan, atau

makhluk-makhluk ilahiyah tersebut.

Sebagian lagi percaya bahwa kata Dieng berasal dari bahasa

Indonesia kuno yaitu Di dan Hyang yang artinya kediaman para dewa.

Selain itu, Dieng juga dapat dirunut makna katanya dari bahasa Kawi,

yakni Di yang bersal dari kata Hadi atau adi yang artinya cantik, indah,

molek dan sebagainya yang mengandung pemaknaan serba, paling, dan

sifat-sifat superelatif lainnya seperti tinggi atau puncak tertinggi,

misterius, transenden, atau segala yang bermakna serba sempurna atau

ultimate, dari kesadaran akan makna dari misteri kesempurnaan sebuah

tatanan dan iman, juga kemakmuran dan ketuhanan.

2. Karakteristik Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo

a. Kondisi Fisik dan Wilayah

1) Kondisi Geografis

Dieng merupakan dataran tinggi tertinggi kedua di dunia

setelah Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa. Dataran pada posisi

geografis 7˚12̍ Lintang Selatan dan 109˚54̍ Bujur Timur, berada

pada ketinggian 6.802 kaki atau 2093 m dpl.

2) Administrasi Wilayah

Secara administratif Kawasan Dieng terbagi menjadi dua

wilayah yaitu wilayah Kabupaten Banjarnegara dan wilayah

Kabupaten Wonosobo.

Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai lokasi penelitian

adalah Dieng Wetan (Dieng Timur) yang terletak di Wilayah

Page 79: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

63

Kabupaten Wonosobo. Adapun batas administrasinya sebagai

berikut :

Sebelah Barat : Kabupaten Banjarnegara

Sebelah Timur : Desa Jojogan dan Desa Patakbanteng

Sebelah Utara : Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal

Sebelah Selatan : Desa Sikunang

Page 80: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

64

Page 81: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

65

Page 82: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

66

3) Hidrologi

Di Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdapat sumber mata air

yang merupakan hulu dari Kali Serayu dengan sumber dari Bima

Lukar yang merupakan hulu dari Kali Tulis dengan sumber air

dari kaki Gunung Perahu.

Sumber-sumber air di Kawasan Dataran Tinggi Dieng banyak

dimanfaatkan oleh penduduk sekitar kawasan utuk pengairan areal

pertanian.

4) Klimatologi

Keadaan iklim di daerah Dieng, secara umum hampir sama

dengan iklim di wilayah lain di Kabupaten Wonosobo yang silih

berganti antara musim penghujan dan musim kemarau sepanjang

tahun. Dengan ketinggian 2093 m dpl, menyebabkan udara di

daerah ini cukup dingin. Suhu udara maksimal rata-rata 20,41˚C

dan suhu terendah adalah 15˚C. Puncak terendah terjadi pada

bulan Juli-Agustus, suhu turun sampai dibawah 0˚C. Hal ini

menyebabkan pada bulan-bulan ini sering terjadi hujan es bahkan

terkadang salju. Selain cuaca cepat sekali berubah antara keadaan

berawan dan cerah.

Curah hujan di daerah Dieng cukup tinggi yakni mencapai

3.217,5 mm/tahun dengan jumlah hujan rata-rata tahunan

sebanyak 114 hari.

5) Tata Guna Tanah

Tabel 4.2

Jenis Penggunaan Lahan

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)

1. Pekarangan 10,064

2. Tegalan 79,936

3. Hutan Negara 181,000

4. Rawa/Telaga 9,000

5. Perkebunan 0

6. Lainnya 2,000

Luas Total 282,000

Sumber : Kecamatan Kejajar Dalam Angka, 2009

Page 83: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

67

Mayoritas penggunaan lahan di Desa Dieng adalah hutan negara

yaitu seluas 181,000 Ha.

Page 84: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

68

Page 85: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

69

6) Sarana Prasarana Pariwisata Obyek Wisata Dieng

Sarana prasarana penunjang obyek wisata merupakan

pendukung kelancaran kegiatan pariwisata yang ditujukan untuk

memberikan kenyamanan kepada wisatawan.

a) Sarana Pariwisata di Obyek Wisata Dieng

Sarana pariwisata yang ada di Obyek Wisata Dieng

Kabupaten Wonosobo antara lain adalah :

Hotel/ Home Stay

Home Stay merupakan rumah-rumah penduduk yang

disewakan untuk memenuhi kebutuhan akan penginapan

Foto 4.1 Hutan Negara

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Foto 4.2 Ladang Foto 4.3 Telaga

Sumber : Foto Pribadi, 2010 Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 86: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

70

para wisatawan. Saat ini, di Desa Dieng terdapat 15 home

stay yang dikelola sendiri oleh masyarakat. Rata-rata home

stay menyewakan 3-4 kamar yang terdiri dari satu atau dua

tempat tidur. Harga setiap kamarnya sudah ditentukan

untuk semua home stay yaitu Rp. 150.000,00 tiap kamar.

Alat Transportasi

Alat transportasi yang merupakan alat penghubung

Kawasan Wisata Dieng ini adalah berupa mikrobus

dengan trayek Wonosobo-Dieng-Batur pulang pergi.

Mikrobus memenuhi kebutuhan aksesibilitas di eksternal

kawasan yang menghubungkan Dieng dengan wilayah lain

disekitarnya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan

aksesibilitas di internal Kawasan Wisata Dieng dilayani

oleh jasa ojek.

Foto 4.4 Home Stay

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Foto 4.5 Ojek Wisata

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 87: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

71

Restoran/ Rumah Makan

Di Desa Dieng terdapat 13 rumah makan dengan

kondisi baik. Rumah makan mayoritas dikelola oleh

masyarakat Dieng sendiri. Rumah makan-rumah makan ini

sangat mendukung kegiatan pariwisata yang ada di Dieng.

Toko/ Kios

Di Desa Dieng, saat ini terdapat 81 buah toko/ kios

yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Mayoritas toko/

kios yang ada di Desa Dieng kondisinya baik.

Foto 4.6 Restoran/ Rumah Makan

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Foto 4.7 Toko/ Kios

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 88: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

72

Toilet

Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng yaitu di

Komplek Telaga Warna dan Dieng Plateau Theater (DPT)

disediakan sarana penunjang pariwisata seperti toilet.

Kebutuhan air bersih pada masing-masing toilet diambil

dari sumur. Toilet yang disediakan kondisinya baik. Di

dalam Komplek Telaga Warna terdapat lima unit toilet dan

dua terdapat di Dieng Plateau Theater (DPT).

Mushola

Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng juga

disediakan fasilitas peribadatan khususnya untuk umat

muslim yaitu mushola. Terdapat 1 Mushola di Komplek

Telaga Warna dan 1 mushola di Dieng Plateau Theater

(DPT). Kondisi mushola yang disediakan baik.

Foto 4.8 Toilet

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 89: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

73

Pusat Informasi dan Pos Keamanan

Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng Kabupaten

Wonosobo ini juga disediakan pusat informasi dan pos

keamanan untuk pelayanan kepada wisatawan yang

datang. Pusat informasi dan pos keamanan berada di

dalam Komplek Telaga Warna yang dikelola oleh Balai

Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah.

Foto 4.9 Mushola

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Foto 4.10 Pusat Informasi dan Pos

Keamanan

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 90: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

74

Tempat Peristirahatan Wisatawan

Pada masing-masing obyek wisata juga disediakan

tempat peristirahatan untuk wisatawan. Kondisi tempat

peristirahatan tersebut baik.

b) Prasarana Pariwisata di Obyek Wisata Dieng

Jalan

Sebagian besar dari keseluruhan obyek wisata di

Kawasan Obyek Wisata Dieng tersebut terhubungan oleh

koridor jalan yang berkesinambungan dengan kondisi yang

baik. Lebar jalan pada koridor jalan ini yaitu lebar 4 meter.

Koridor jalan ini merupakan koridor jalan pendukung

aksesibilitas internal kawasan. Aksesibilitas internal

adalah akses dalam kawasan itu sendiri yang

menghubungkan antar obyek wisata.

Selain itu di sekitar Kawasan Wisata Dieng juga

dilintasi jalan kolektor yang menghubungkan Wilayah

Kabupaten Wonosobo dengan Wilayah Kabupaten

Banjarnegara. Koridor jalan ini merupakan jalan provinsi

kelas IV. Kondisi jalan baik dengan lebar jalan bervariasi

antara 4-8 meter. Koridor jalan ini merupakan koridor

jalan pendukung aksesibilitas eksternal kawasan.

Aksesibilitas eksternal merupakan akses yang

Foto 4.11 Tempat Peristirahatan Wisatawan

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 91: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

75

menghubungkan kawasan dengan wilayah lain di

sekitarnya.

Foto 4.12 Koridor Jalan Obyek Wisata

Foto 4.13 Koridor Jalan Wonosobo-Banjarnegara

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 92: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

76

TA 9 Peta Jaringan Jalan Di Desa Dieng

Page 93: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

77

Sub Terminal

Di Dieng terdapat 1 sub terminal yang berada dibawah

pengelolaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sejauh ini

keberadaan sub terminal belum termanfaatkan dengan

baik. Mikrobus cenderung mengambil dan menurunkan

penumpang di luar sub terminal.

Area Parkir

Area parkir tersedia atau berlokasi pada masing-

masing obyek wisata yaitu pada komplek Telaga Warna

dan Dieng Plateau Theater (DPT). Area parkir dikelola

oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Wonosobo dengan tenaga penjaga parkir bekerjasama

dengan masyarakat Dieng melalui Karang Taruna. Area

parkir di Komplek Telaga Warna dapat menampung ±30

mobil. Pada hari libur, area parkir di Komplek Telaga

Warna tidak dapat menampung seluruh kendaraan

pengunjung sehingga badan jalan digunakan untuk parkir.

Sedangkan pada Dieng Plateu Theater (DPT) area parkir

yang disediakan tidak luas hanya dapat menampung ±10

mobil sehingga badan jalan dimanfaatkan untuk area

parkir pengunjung.

Foto 4.14 Sub Terminal

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 94: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

78

Foto 4.15 Area Parkir

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 95: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

79

Page 96: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

80

Persampahan

Di dalam Kawasan Obyek Wisata Dieng, juga tersedia

tempat sampah yang digunakan untuk menampung sampah

yang ada pada tiap obyek wisata. Tidak ada pengelolaan

khusus sampah-sampah yang berasal dari obyek wisata.

Pengelolaan bergabung dengan pengelolaan sampah desa.

Pengelolaan sampah dilakukan secara terpusat, sampai

dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA).

Sampah-sampah yang berasal dari masing-masing obyek

wisata tersebut diangkut ke tempat pembuangan sampah

sementara (TPS) atau kontainer oleh petugas kebersihan.

Sampah-sampah dari kontainer kemudian diangkut ke

tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang berada di

luar Desa Dieng oleh petugas kebersihan. Di Desa Dieng

terdapat dua TPS atau kontainer. Pengelolaan sampah ini

dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Pada saat

ini juga telah dikembangkan sistem pengelolaan sampah

dengan composting untuk mengolah sampah-sampah

organik. Pengelolaan sampah dengan composting berada

di Desa Sikunang dengan kapasitas pengelolaan sampah

mencapai 5 ton/hari.

Foto 4.16 Tempat Sampah

Pada Obyek Wisata

Foto 4.17 Tempat Pembuangan

Sampah Sementara (TPS) atau

Kontainer

Sumber : Foto Pribadi, 2010 Sumber : Foto Pribadi, 2010

Page 97: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

81

Page 98: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

82

b. Kondisi Sosial Budaya

1) Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dari tahun ketahun selalu mengalami

peningkatan. Rata-rata pertumbuhan penduduk Desa Dieng yaitu 1.9% pertahun.

Tabel 4.3

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Tahun 2000-2009

No Desa 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Rata-rata

Pertumbuhan

Penduduk

1. Dieng 1.836 1.859 1.887 1.910 1.945 2.081 2.102 2.112 2.139 2.170 1.9%

Sumber : Kecamatan Kejajar Dalam Angka

Page 99: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

83

2) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Tahun 2009

Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2009

No Desa 0-14 Th 15-29 Th 30-44 Th 45-59 Th >60 Th

Jumlah L P L P L P L P L P

1 Dieng 244 262 318 333 284 281 148 124 97 79 2170

1836185918871910

1945

2081210221122139

2170

1600

1700

1800

1900

2000

2100

2200

2000200120022003200420052006200720082009

Pertumbuhan Penduduk

Gambar 4.1

Grafik Pertumbuhan Penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Tahun 2000-2009

Page 100: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

84

Tabel 4.5

Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009

Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2009

Menurut data penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo Pada Tahun 2009, jumlah penduduk sebanyak

2170. Komposisi penduduk menurut umur adalah sebagai berikut:

Penduduk belum produktif (di bawah 14 tahun) : 506 jiwa

(23.3%)

Penduduk usia produktif (15 – 59 tahun) : 1488 jiwa

(68.6%)

Penduduk tidak produktif (60 tahun ke atas) : 176 jiwa

(8.1%)

Dari perbandingan komposisi di atas, terlihat bahwa penduduk di

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo didominasi

oleh penduduk yang termasuk dalam kelompok penduduk usia

produktif.

Gambar 4.2

Diagram Komposisi Penduduk Menurut Umur

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Tahun 2009

No Desa

Belum

Produktif

(0-14 Th)

Produktif

(15-59 Th)

Tidak

Produktif

(60-ke atas)

Jumlah

L P L P L P

1 Dieng 244 262 750 738 97 79 2170

23,3%

68,6%

8,1%

Komposisi Penduduk Menurut Umur

dan Jenis Kelamin

Belum Produktif

Produktif

Tidak Produktif

Page 101: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

85

3) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tabel 4.6

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009

Desa

Mata Pencaharian

Petani Buruh

Tani Peternak Penggalian Nelayan Industri

Bangu-

nan

Dieng 671 101 - - - 10 49

Lanjutan

Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2009

Dari jumlah penduduk yang bekerja di Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada tahun 2009 yaitu sebesar 1174

mayoritas penduduk bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebesar

671 jiwa (58.8%). Selain itu ada pula penduduk yang

bermatapencaharian sebagai buruh tani yaitu sebesar 101 jiwa (8.8%),

Industri sebesar 10 jiwa (0.9%), Bangunan 49 jiwa (4.3%), Pedagang

66 jiwa (5.8%), Transportasi 32 jiwa (2.8%), PNS 24 jiwa (2.1%),

Polisi sebesar 2 jiwa (0.2%), Pensiunan 13 jiwa (1.1%) dan yang

bekerja pada sektor lainnya adalah 174 jiwa (15.2%). Sedangkan

penduduk yang bermata pencaharian sebagai peternak, penggalian,

nelayan, dan TNI (0%)

Gambar 4.3

Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

Tahun 2009

Desa Mata Pencaharian

Pedagang Transportasi PNS TNI Polisi Pensiunan Lainnya

Dieng 66 32 24 - 2 13 174

58,8%

8,8%0,0%0,0%

0,0%

0,9%

4,3%5,8%

2,8%2,1%

0,0%

0,2%1,1%

15,2%

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Petani Buruh TaniPeternak PenggalianNelayan IndustriBangunan PedagangTransportasi PNSTNI PolisiPensiunan Lainnya

Page 102: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

86

4) Kebudayaan Masyarakat Dieng

Sebagian besar penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo terdiri dari Suku Jawa Pegunungan.

Masyarakat Dieng merupakan masyarakat yang agamis. Agama

Islam merupakan agama mayoritas di Dieng. Pada umumnya

penduduk merupakan pemeluk Agama Islam yang patuh dan taat.

Meskipun demikian, mereka tidak menutup diri terhadap pengaruh

modernisasi dalam kehidupan sehari-hari, hanya mereka masih

segan untuk melepaskan cara hidup tradisional seperti dalam acara

adat perkawinan dan khitanan. Dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat hidup rukun dan saling menghormati satu sama lain.

Sejak pariwisata dikembangkan di Dieng yaitu tahun 1970 dan

bahkan tahun 2001 ada pengembangan yang pesat namun sejauh

ini masyarakat masih mempertahankan pola hidup mereka seperti

sebelum adanya pengembangan pariwisata yaitu pola hidup yang

agamis. Masyarakat masih tetap hidup rukun dan saling

menghormati. Mereka bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik

antar penduduk dan wisatawan yang datang ke Dieng. Selain itu

masyarakat juga memiliki jiwa kekeluargaan yang cukup tinggi

dan jiwa kegotongroyongan yang masih terpupuk hingga sekarang.

Di Dieng terdapat pula peninggalan masa lampau, kesenian dan

tradisi khas yang masih lestari hingga saat ini. Sejak adanya

pengembangan pariwisata di Dieng maka peninggalan masa

lampau, kesenian dan tradisi khas yang ada di Dieng dijadikan

sebagai salah satu daya tarik wisata. Adapun peninggalan masa

lampau, kesenian dan khas yang dijadikan sebagai salah satu daya

tarik wisata yaitu :

Tuk Bimo Lukar

Tuk Bimo Lukar adalah mata air yang keluar dari batu

purba, menurut cerita nama Bimo Lukar dimaksudkan sebagai

tempat dimana Sang Bima mensucikan diri (melukar/ melepas).

Page 103: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

87

Tuk Bimo Lukar juga merupakan mata air Sungai Serayu yang

diyakini bisa membuat awet muda apabila seseorang mencuci

mukanya di Tuk Bimo Lukar. Pada masa penyebaran Agama

Hindu, Sungai Serayu digambarkan sebagai kiasan dari Sungai

Gangga di India. Pada masa Kerajaan Hindu, air di tempat ini

digunakan untuk ritual keagamaan dan untuk menyucikan diri

sebelum masuk ke lingkungan candi. Bentuk Tuk Bimo Lukar

melambangkan lingga dan yoni. Air mengalir dari lingga ke atas

yoni, melambnagkan kesuburan, dan bentuk jaladwara

(pancuran air) yang merupakan peninggalan dari masa kerajaan

Hindu di Dieng masih tetap ada.

Banyak orang datang mengambil air dari Tuk Bimo Lukar

ini untuk acara ritual kepercayaan maupun keagamaan sampai

sekarang.

Ruwat Rambut Gimbal

Ruwat Rambut Gimbal merupakan tradisi yang berlangsung

secara turun temurun. Di Dieng banyak anak yang berambut

gimbal/ gembel adalah bawaan sejak lahir yang dianggap balak.

Untuk melepas balak harus diruwat melalui Upacara Tradisi

Foto 4.18 Ritual Kepercayaan

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Wonosobo

Page 104: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

88

Ruwat Rambut Gimbal. Permintaan anak yang diruwat akan

dipenuhi sesuai dengan permintaannya, apabila tidak terpenuhi

maka rambut gimbal tersebut tumbuh kembali. Anak rambut

gimbal ini diyakini bahwa anak tersebut adalah titipan dari Kyai

Kolodete, tokoh yang membuka Wilayah Dieng untuk menjadi

permukiman penduduk

Kalau sudah diadakan Upacara Ruwat Rambut Gimbal dan

permintaan anak yang diruwat telah dipenuhi maka tidak lama

setelah itu rambut akan tumbuh normal. Upacara Ruwat Rambut

Gimbal ini biasa diadakan ketika bulan Syura.

Kesenian Lengger

Kesenian Lengger merupakan kesenian yang ada di Dieng.

Kesenian Lengger merupakan tarian tradisional yang dibawakan

oleh seorang anak laki-laki yang dirias seperti wanita. Tarian

Lengger mengisahkan sayembara yang dibuat oleh Raja

Brawijaya yang telah kehilangan putri kesayanganya yaitu Dewi

Sekartaji.

Foto 4.19 Ruwat Rambut Gimbal

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo

Page 105: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

89

Kesenian Lengger ini biasa dipentaskan pada saat Lebaran

atau pada saat ada adanya permintaan untuk pementasan.

Gambar selengkapnya, lihat tabel 4.10 Obyek Wisata Budaya.

Kesenian Kuda Kepang

Disamping Kesenian Lengger di Dieng juga terdapat

kesenian Kuda Kepang. Kesenian Kuda Kepang ini dibawakan

oleh tujuh penari sebagai pemimpin dan enam penari sebagai

prajurit. Tarian ini didasarkan pada cerita Raden Panji Asmoro

Bangun yang sedang mencari kekasihnya bernama Dewi

Sekartaji.

Seperti halnya Kesenian Lengger, Kesenian Kuda Kepang

ini juga biasa dipentaskan pada saat Lebaran atau pada saat ada

permintaan untuk pementasan.

c. Kondisi Ekonomi

Penduduk Dieng mayoritas bermata pencaharian sebagai petani

Sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian.

Didukung dengan lahan pertanian yang subur mampu memberikan

penghasilan yang cukup tinggi bagi masyarakat sehingga tingkat

perekonomian mereka semakin meningkat. Tanaman kentang merupakan

komoditas tanaman pertanian andalan petani Dieng disamping tanaman

Foto 4.20 Kesenian Kuda Kepang

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Wonosobo

Page 106: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

90

sayur-sayuran lainnya. Pemasaran kentang disamping ke berbagai daerah

juga diekspor. Sebagai selingan, ditanam juga sayuran lain seperti kubis,

sawi, bawang putih, kacang Dieng (kacang babi), paprika, dll.

Pesatnya kemajuan dalam perekonomian sekarang ini, maka sebagian

dari mereka sudah mengalihkan mata pencaharian ke bidang lain seperti

bidang perdagangan, kepegawaian sebagai karyawan di kantor-kantor

pemerintahan. Meskipun ada sebagian penduduk yang sudah mengalihkan

mata pencaharian ke bidang lain tetapi mayoritas penduduk masih

bermatapencaharian sebagai petani. Data mata pencaharian penduduk

dapat dilihat pada tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2009.

Sejak adanya pengembangan pariwisata di Dieng tahun 1970 dan

pengembangan yang pesat mulai tahun 2001 maka, dapat memberikan

keuntungan tersendiri bagi masyarakat setempat. Didukung dengan tingkat

kunjungan wisata baik wisatawan domestik maupun asing di Dieng yang

meningkat dalam kurun waktu tahun 2006-2009 maka, pada umumnya

penduduk mendapat keuntungan/ penghasilan tambahan dari hasil

pertanian ataupun bekerja pada sektor-sektor penunjang wisata atau usaha

pariwisata seperti membuka home stay yang dikelola oleh masyarakat

Sumber : Foto Pribadi, 2010

Foto 4.21 Pertanian Kentang

Page 107: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

91

sendiri, bekerja pada home industry yang mayoritas pekerjanya adalah ibu-

ibu, berdagang terutama makanan khas Dieng maupun aneka kerajinan,

menjadi pengelola obyek wisata, bergerak dalam bidang jasa lain yaitu

ojek wisata, penjaga parkir, menjadi guide lokal, dll.

Tabel 4.7 Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010

No Kelompok Pendapatan Frekuensi

(Responden)

1. 0-499.999 2

2. 500.000-999.999 7

3. 1.000.000-1.499.999 11

4. 1.500.000-1.999.999 13

5. 2.000.000-2.499.999 6

6. 2.500.000-2.999.999 8

7. 3.000.000-3.499.999 3

Total 50

Gambar 4.4 Diagram Tingkat Pendapatan Penduduk Tahun 2010

Mayoritas pendapatan penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo adalah antara Rp. 1.500.000, 00 – Rp. 1.999.999,00

dengan presentase 26%.

Sumber : Hasil Kuesioner, 2010

4% 14%

22%26%

12%

16%

6%

Tingkat Pendapatan Penduduk 2010

0-499.999500.000-999.9991.000.000-1.499.9991.500.000-1.999.9992.000.000-2.499.9992.500.000-2.999.9993.000.000-3.499.999

Page 108: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

92

D. Kondisi Pariwisata

1. Sejarah Pengembangan dan Pengelolaan Obyek Wisata Dieng

Kabupaten Wonosobo

Pada mulanya Obyek Wisata Dieng merupakan suatu daerah yang liar

belum dikembangkan dan dikelola sama sekali. Pada tahun 1914

ditemukan oleh orang Belanda kemudian dikembangkan dan dipromosikan

ke Eropa pada tahun 1920.

Sekitar akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, sudah banyak

wisatawan berkunjung dan berwisata ke Dieng Plateau. Akan tetapi pada

saat itu belum didukung dengan jalan dan sarana transportasi yang

memadai.

Pada tahun 1970 Dieng mulai dikembangkan dan diresmikan sebagai

obyek wisata oleh Gubernur Jawa Tengah. Namun pengembangan Obyek

Wisata Dieng secara pesat dilakukan mulai tahun 2001.

Setelah diresmikan oleh Gibernur Jawa Tengah tahun 1970 Obyek

Wisata Dieng dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Pada

Tahun 1993 mulai ada pembagian pengelolaan obyek wisata. Pada

mulanya semua Obyek Wisata Dieng dikelola oleh Pemerintah Kabupaten

Wonosobo kemudian dilakukan pembagian pengelolaan dengan

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Untuk obyek wisata yang masuk

dalam Wilayah Kabupaten Banjarnegara dikelola oleh Pemerintah

Banjarnegara melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Banjarnegara dan yang masuk dalam Wilayah Kabupaten Wonosobo

dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Wonosobo. Namun pada saat itu pengelolaan Obyek

Wisata Dieng masih dilakukan secara bersama-sama antar kedua wilayah

yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.

Setelah adanya otonomi daerah, tahun 2000-an mulai dikelola masing-

masing daerah. Kemudian pada tahun 2002 dibuat keputusan bersama

Bupati Banjarnegara dengan Bupati Wonosobo Nomor : 485 Tahun 2002,

Page 109: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

93

Nomor : 17 Tahun 2002 tentang kerjasama pengelolaan dan

pengembangan Kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Pada Tahun 2006 dibuat juga perjanjian kerjasama antara Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Banjarnegara, dan Pemerintah

Kabupaten Wonosobo Nomor : 556/2796, Nomor : 050/582, Nomor

556/742/2006 tentang uji coba pelaksanaan pungutan karcis masuk terusan

Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Obyek dan daya tarik wisata yang

dikenai tiket terusan adalah Telaga Warna/ Pengilon, Dieng Plateau Theter

(DPT) di Kabupaten Wonosobo dan Kawah Sikidang, Komplek Candi

Arjuna di Kabupaten Banjarnegara. Kemudian dibuat dua pos tiket terusan

yang terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten

Banjarnegara dan di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo dengan penjaga tiketnya terdiri dari dua orang dari pihak

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan dua orang dari pihak Pemerintah

Kabupaten Wonosobo. Pengadaan karcis tiket terusan disediakan oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pembagian hasil pendapatan karcis

tiket terusan yaitu 50 % untuk pihak Pemerintah Kabupaten Wonosobo

dan 50% untuk Pemerintah Banjarnegara.

2. Upaya Pengembangan Obyek Wisata Dieng

Berikut adalah beberapa upaya/ kegiatan yang dilakukan di Dieng

dalam rangka untuk menunjang pengembangan Obyek Wisata Dieng.

Page 110: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

94

Tabel 4.8

Upaya Pengembangan Pariwisata/ Kegiatan yang Dilakukan Di Dieng

No Tahun Upaya Pengembangan Pariwisata/ Kegiatan

1. 2001 Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput

Obyek Wisata Dieng,dll.

Perbaikan jalan

2. 2002 Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput

Obyek Wisata Dieng,dll.

3. 2003 Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti

stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll.

4. 2004 Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti

stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll.

5. 2005 Peresmian Dieng Plateau Theater (DPT)

Pengadaan tanah ganti rugi untuk pembangunan

DPT

Renovasi TIC Dieng

Pembangunan sarana gedung DPT

Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti

stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll.

6. 2006 Sharing sekretariat bersama BPP Kawasan Dieng

antara Wonosobo-Banjarnegara

Revisi film DPT

Ganti rugi tanah untuk terminal, pasar sayur, dan

pasar buah

Ganti rugi untuk jalan putar kendaraan Kawasan

Wisata Dieng

Ganti rugi tanah untuk pembangunan gapura

Kawasan Wisata Dieng

Renovasi lanjutan TIC Dieng

Pengadaan film untuk DPT

Pengadaan sarana kelengkapan DPT

Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti

stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll.

7. 2007 Pengadaan shelter Telaga Warna, Goa Semar, loket

karcis terusan

Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

Page 111: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

95

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti

stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput Obyek Wisata Dieng,dll.

Perbaikan jalan

8. 2008 Penataan, penguasaan pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah TBL

Penyusunan dan pengumpulan data inventaris

kebutuhan penyusunan dokumen perencanan DED

PT. Dieng Djaja

Pembangunan gedung TIC Dieng

Pengelolaan obyek wisata DT. Dieng

Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti

stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput

Obyek Wisata Dieng,dll.

9. 2009 Penataan/ pengaspalan tempat parkir

Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti

stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput

Obyek Wisata Dieng,dll.

10. 2010 Penataan, penguasaan pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah TBL

Road Show untuk promosi wisata. Upaya promosi

wisata ini juga didukung oleh mass media seperti

stasiun-stasiun televisi (TV) swasta yang meliput

Obyek Wisata Dieng,dll.

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo dan

Hasil Wawancara Pengelola Obyek Wisata Dieng, 2010

Upaya pengembangan dalam bentuk bangunan fisik untuk fasilitas

penunjang obyek wisata tidak banyak dilakukan karena Obyek Wisata

Dieng ini merupakan obyek wisata alam, disamping itu juga karena obyek

wisata ini termasuk daerah konservasi alam sehingga jika dilakukan

pengembangan dalam wujud bangunan fisik maka akan berbenturan

dengan hukum konservasi alam. Didalam hukum konservasi alam tidak

diperkenankan untuk mengembangkan kawasan lebih dari 20%. Untuk itu,

saat ini khusus untuk komplek Telaga Warna dikelola oleh Departemen

Kehutanan, Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam,

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah.

Page 112: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

96

3. Potensi Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo

Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian yaitu Desa Dieng,

Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo meliputi keindahan fisik alam,

kesenian dan kebudayaan masyarakat, maupun beberapa obyek wisata

buatan. Disamping mempunyai alam yang indah, Dieng terkenal juga

dengan peninggalan-peninggalan kunonya. Potensi alam yang ada meliputi

panorama alam. Ditunjang dengan hawa yang sejuk, topografi yang

berbukit menjadikan suatu potensi dengan suasana yang bervariasi.

Potensi budaya yang ada dan menunjang adalah pola kehidupan

masyarakat desa, tradisi dan adat istiadat yang tetap dipertahankan.

Potensi pariwisata yang ada di wilayah penelitian adalah sebagai

berikut :

a. Obyek Wisata Alam

Merupakan perpaduan antara kehidupan alam pegunungan dan

kejadian alam yang mengagumkan. Obyek wisata alam ini ada secara

alami dan bukan merupakan ciptaan/ buatan manusia. Adapun obyek

wisata alam yang ada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

Wonosobo adalah sebagai berikut :

Page 113: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

97

Tabel 4.9

Obyek Wisata Alam

No Obyek Wisata Gambaran Umum

1. Telaga Warna Telaga warna merupakan salah satu telaga yang ada di Dataran Tinggi

Dieng. Telaga ini memiliki pesona

tersendiri karena tidak henti-hentinya membiaskan aneka warna yang

cemerlang dari dasar telaga. Warna

yang ada di Telaga Warna diakibatkan adanya air belerang yang

muncul di permukaan air.

2. Telaga Pengilon

Telaga ini berada di sebelah Telaga Warna. Telaga Pengilon tersebut

berkilau seperti kaca cermin. Konon

telaga ini airnya sangat jernih, hingga bisa digunakan untuk bercermin

3. Gua Semar Goa ini berupa lubang batu dengan

pintu kecil dan sempit. Orang yang masuk kedalamnya harus dengan

merangkak. Goa ini sering digunakan

oleh orang-orang yang mempunyai

keyakinan kejawen/ kebatinan untuk bersemedi agar mendapatkan

kekuatan/ wibawa dan kekayaan. Gua

ini memilki kedalaman kira-kira 4 meter.

4. Gua Sumur Goa yang berupa lubang batu ini

keadaanya terbalik karena goanya

berada di bawah batu besar yang di bagian atasnya sebagian merupakan

jalan masuk menurun. Sepertihalnya

Goa Semar, Goa Sumur ini juga sering digunakan untuk bersemedi

agar mendapat kekuatan/ wibawa dan

kekayaan. Berhadapan dengan goa menjorok sebuah sumur. Dengan

melempar batu ke dalamnya, maka

akan terdengar suara air. Sumber air

yang ada di dalam Gua Sumur di sebut “Tirta Prawitasari” dan di lokasi

inilah umat Hindu sering mengadakan

Page 114: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

98

Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2005 dan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Wonosobo

b. Obyek Wisata Budaya

Obyek wisata budaya merupakan obyek wisata fisik dan

kebudayaan seperti kesenian, peninggalan bersejarah, adat istiadat

masyarakat (upacara tradisional, tata kehidupan sehari-hari), cultural

events, special event dan lain sebagainya. Adapun obyek wisata

budaya yang ada di Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo

adalah sebagai berikut :

upacara ritual yang disebut Muspe/

Mabakti.

5. Goa Jaran (Kuda) Letak Goa Jaran tidak jauh dari Goa Semar dan Goa Sumur. Goa ini tidak

digunakan untuk semedi. Goa ini

dikenal dengan Goa Jaran menurut cerita dahulu kala ada seekor kuda

betina kelelahan dan berhenti di

depan goa itu. Oleh karena kedinginan, kuda itu masuk ke dalam.

Begitu keesokan harinya kuda itu

keluar dari goa, kuda itu hamil.

6. Batu Tulis/ Semar Terletak di komplek Hutan Wisata Dieng. Merupakan sebuah batu besar

dengan ukuran 36 m3 dan pada Batu

Tulis/ Semar secara alamiah terukir

sebuah profil yakni profil manusia, sehingga batu tersebut ada yang

memberi nama Batu Semar.

Disamping itu, konon pernah ditemukan sebuah prasasti yang

bertuliskan huruf sansekerta dengan

demikian ada pula nama lain dari

Batu Semar ini yaitu Batu Tulis.

Page 115: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

99

Tabel 4.10

Obyek Wisata Budaya

No Obyek Wisata Gambaran Umum

1. Tuk Bimo Lukar Obyek wisata ini berupa sumber mata

air yang dipercaya dapat membuat

orang awet muda. Tuk Bimo Lukar ini merupakan sumber mata air

Sungai Serayu yang terletak di pintu

Dataran Tinggi Dieng. Tuk Bimo

Lukar adalah sebuah mata air dengan pancuran yang terbuat dari batu

purba. Menurut cerita Bimo Lukar

dimaksudkan sebagai tempat dimana Sang Bimo melukar (melepas)

pakaiannya untuk disucikan.

2. Tarian Tradisional

a. Kesenian Lengger

Tarian tradisional yang ada di Dieng

yaitu berupa kesenian Lengger. Tarian yang dibawakan oleh seorang

anak laki-laki yang dirias seperti

wanita. Tarian Lengger mengisahkan sayembara yang dibuat oleh Raja

Brawijaya yang telah kehilangan putri

kesayanganya yaitu Dewi Sekartaji.

b. Kesenian Kuda Kepang Kesenian Kuda Kepang ini

dibawakan oleh tujuh penari sebagai

pemimpin dan enam penari sebagai prajurit. Tarian ini didasarkan pada

cerita Raden Panji Asmoro Bangun

yang sedang mencari kekasihnya bernama Dewi Sekartaji.

Page 116: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

100

3. Ruwat Rambut Gimbal Ruwat rambut gimbal merupakan

upacara tradisi yang berlangsung secara turun menurun. Di Dieng

banyak anak yang berambut gembel/

gimbal adalah bawaan sejak lahir

yang dianggap balak. Untuk melepas balak harus diruwat melalui Upacara

Tradisi Ruwatan Rambut Gembel.

Permintaan anak yang diruwat akan dipenuhi sesuai permintaannya,

apabila tidak terpenuhi maka rambut

gembel/ gimbal tersebut akan tumbuh kembali.

Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2005 dan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Wonosobo

c. Obyek Wisata Buatan

Obyek wisata buatan merupakan salah satu daya tarik wisata yang

diciptakan oleh manusia. Adapun obyek wisata buatan yang

merupakan daya tarik wisata di Dieng, Kecamatan Kejajar Kabupaten

Wonosobo adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11

Obyek Wisata Buatan

Sumber : RTBL Kawasan Dieng, 2005 dan Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Wonosobo

No Obyek Wisata Gambaran Umum

1 Dieng Plateau Theater Pusat interpretasi alam dan budaya

Kawasan Dataran Tingi Dieng yang

diberi nama Dieng Plateau Theater (DPT) dibangun pada pertengahan

tahun 2005 atas prakarsa Gubernur

Jawa Tengah. DPT merupakan obyek wisata buatan yang berupa bangunan

theater yang memutar film tentang

potensi wisata dan sumber daya alam Dataran Tinggi Dieng serta aktifitas

vulkanik Gunung Dieng. Bangunan ini

terhubung dengan obyek Telaga

Warna. DPT berada di lereng bukit Sikendil Desa Dieng, Kecamatan

Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Page 117: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

101

Page 118: Skripsi-Isna Dian Paramitasari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Kawasan Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo)

Isna Dian Paramitasari I0606025

102

4. Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata Dieng Kabupaten Wonosobo

Tabel 4.12

Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2004 – Tahun 2009

No Obyek

Wisata

Jumlah Wisatawan

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Wisnu Wisman Wisnu Wisman Wisnu Wisman Wisnu Wisman Wisnu Wisman Wisnu Wisman

1. Dieng 59.530 6.605 57.763 6.848 57.468 4.693 79.963 5.559 82.951 7.747 143.594 13.112

Jumlah 66.135 64.611 62.161 85.522 90.698 156.706

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo

Tingkat kunjungan wistawan ke Dieng antara kurun waktu tahun 2004 – tahun 2006 mengalami penurunan sedangkan

pada kurun waktu tahun 2006 – tahun 2009 tingkat kunjungan wisatawan ke Dieng mengalami peningkatan.