137
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HALUSINASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN Oleh : DILA YUNITA NIKSA SARAHWATI NIM : 201402010 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HALUSINASI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER

KABUPATEN MADIUN

Oleh :

DILA YUNITA NIKSA SARAHWATI

NIM : 201402010

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HALUSINASI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER

KABUPATEN MADIUN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

DILA YUNITA NIKSA SARAHWATI

NIM : 201402010

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

iii

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

iv

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim ...

Atas rahmat dan hidayahnya dari allah SWT skripsi ini dapat

diselesaikan dengan penuh perjuangan dan iringan doa. Oleh karena

itu skripsi ini dipersembahkan penulis untuk keluarga dengan

penderita halusinasi Indonesia agar dapat mengurangi stigma

tentang halusinasi di masyarakat. Penulis juga mempersembahkan

skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Kekambuhan Penderita Halusinasi Di Kecamatan Geger Kabupaten

Madiun” antara lain :

❖ Yang pasti pertama untuk kedua orang tua yang luar biasa

mengiringi proses skripsi ini yaitu sang pemimpin dalam

keluarga Bpk. Suparno serta seorang wanita terindah yang

diberikan dalam hidup Ibu Marjanah.

❖ Mempersembahkan untuk adek tercinta Amanda dan Amara

serta Saudara – saudara tercinta yang selalu memberikan

doa dan motivasi

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan..

❖ Untuk Bapak Aris Hartono, S.Kep.,Ns., M.Kes dan Bu Dian

Anisia W, S.Kep.,Ns., M.Kep yang telah sabar membimbing

dan mengajari saya, serta Ibu Asrina Pitayanti, S.Kep.,Ns.,

M.Kes selaku penguji. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih

kepada Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES BHM Madiun

atas seluruh ilmu, didikan dan bimbingan yang telah di

berikan.

❖ John Suwarno E. S, S.Kep.,Ns terimakasih telah membantu

dalam memberikan informasi dan arahan sebelum hingga

sesudah terwujudnya skripsi ini. Semoga Allah membalas

semua kebaikan dan ilmu yang diberikan.

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

vi

❖ Mempersembahkan untuk para sahabat-sahabat Pejuang

S.Kep angkatan 2015 yang telah bersama selama 4 tahun

mengarungi perjuangan kuliah

❖ Untuk Skuad Pak Aris dan Bu Dian terima kasih atas

dorongan semangat dan kerjasama kalian.

❖ Untuk semua teman-teman khususnya keperawatan 8a

angkatan 2015 dan teman-teman angkatan 2014 khususnya

Siti Nur Cholifah yang membantu jalannya penelitian sampai

terselesaikan skripsi ini. Terima Kasih banyak atas dorongan

semangat dan do`a kalian semuanya.

❖ Teruntuk Someone in my heart

Semangat dan kerja kerasmu .. membuka mata .. Bahwa

hidup ini butuh perjuangan ..Terima kasih atas support,

motivasi dan waktunya.

❖ Ungkapan terakhir Alhamdulillah Terima kasih ya Allah atas

rahmat dan Karunia-Mu.

~DYNS~

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

vii

MOTTO

Jika Orang tuamu tidak punya

nama besar untuk dibanggakan

Maka buat namamu menjadi

kebanggaan orang tua yang telah

membesarkan

~DYNS~

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

viii

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dila Yunita Niksa Sarahwati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 18 Juni 1994

Agama : Islam

Alamat : Ds. Mojorayung, RT/RW : 13/04,

Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

2001 – 2006 : SDN 2 Kanigoro

2006 – 2009 : SMPN 4 Madiun

2009 - 2012 : SMA Cokroaminoto Madiun

2015 – Sekarang : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Riwayat Pekerjaan : CV. Bagasindo Mandiri Madiun

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

x

ABSTRAK

Dila Yunita Niksa Sarahwati

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT

KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HALUSINASI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN

137 Halaman + 14 Tabel + 4 Gambar + 15 Lampiran

Halusinasi merupakan salah satu tanda dan gejala yang paling sering dijumpai

pada orang dengan gangguan jiwa. Penderita halusinasi mengalami kekambuhan

terjadi tiga sampai lima tahun setelah seseorang didiagnosa menderita halusinasi.

Dukungan keluarga dan teman merupakan salah satu obat penyembuhan yang

sangat berarti bagi penderita, sehingga sangat berpengaruh besar dalam proses

penyembuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan

antara dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pada penderita halusinasi

di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.

Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini sejumlah 60 keluarga pada penderita halusinasi di

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, besar sampel yang digunakan sejumlah 34

responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Proportional Random

Sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner pada setiap

variabel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Somers’D

dengan α 0,05.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa dukungan keluarga kategori baik dengan

kemandirian perawatan diri tergolong baik sebanyak 55.9%. Hasil analisa

Somers’D diperoleh nilai signifikansi ρ value = 0,000 < α = 0,05 artinya ada

hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pada penderita

halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun dengan keeratan hubungan

0.559 yang artinya keeratan hubungan dikategorikan sedang.

Dukungan keluarga sangat mempengaruhi tingkat kekambuhan penderita

halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin jarang

pula tingkat kekambuhan pada penderita halusinasi. Dan diharapkan keluarga

menyadari akan pentingnya dukungan terhadap anggota keluarganya yang

mengalami halusinasi didalam mencegah tingkat kekambuhan.

Kata kunci : dukungan keluarga, tingkat kekambuhan, halusinasi

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xi

ABSTRACT

Dila Yunita Niksa Sarahwati

THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SUPPORT WITH RECURRENCE

RATE OF HALLUCINATION PATIENTS IN IN THE WORKING PUSKESMAS

GEGER REGENCY OF MADIUN

137 pages + 14 Tables + 4 pictures + 15 Attachmant

Hallucination are one of the most common signs and symptoms in people with

mental disorders. Hallucinations sufferers recurrence occur three to five years

after a person was diagnosed with hallucination. Family and friend support was

one of the healing drugs that means so much to sufferers that it has a big

influence on the healing process.The purpose of this study was to analyze the

relationship between family support and recurrence rates in hallucination

patients in the district of Madiun regency.

This type of research was correlational with cross sectional approach. The

population in this research were 60 families in hallucination patients in Geger

Sub-District of Madiun District, the sample size was 34 respondents. The

sampling technique used was Proportional Random Sampling. Methods of data

collection using questionnaires on each variable. The statistical test used in this

study is Somers'D with α 0,05.

The results of was research that good category of family support with

recurrence rate was quite good as much as 55.9%. Somers'D analysis results

obtained significance value ρ value = 0.000 <α = 0.05 that there was the

relationship family support with recurrence rate hallucination patients in Geger

Sub-District of Madiun District with the relationship 0.559 which means the

relationship was average.

Family support greatly affects the recurrence rate of hallucination patients,

the better family support provided, the less recurrence rate in hallucination

patients. And the family is expected to realize the importance of support for family

members who experience hallucinations in preventing recurrence.

Keywords: family support, recurrence rate, hallucination

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................... i

Sampul Dalam ..................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv

Lembar Persembahan .......................................................................................... v

Motto ................................................................................................................... vii

Lembar Pernyataan.............................................................................................. viii

Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... ix

Abstrak ................................................................................................................ x

Abstract ............................................................................................................... xi

Daftar Isi.............................................................................................................. xii

Daftar Tabel ........................................................................................................ xv

Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii

Daftar Istilah........................................................................................................xviii

Daftar Singkatan.................................................................................................. xix

Kata Pengantar .................................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Halusinasi ....................................................................... 9

2.1.1 Pengertian Halusinasi ...................................................... 9

2.1.2 Etiologi Halusinasi........................................................... 9

2.1.3 Jenis Halusinasi ............................................................... 12

2.1.4 Tahap Halusinasi ............................................................. 13

2.1.5 Tanda dan Gejala Halusinasi ........................................... 14

2.1.6 Rentang Neurobiologi Halusinasi .................................... 15

2.1.7 Manifestasi Klinis Halusinasi .......................................... 18

2.1.8 Peran Keluarga dalam Perawatan Halusinasi .................. 20

2.2 Konsep Dukungan Keluarga........................................................ 25

2.2.1 Pengertian Dukungan dan Keluarga ................................ 25

2.2.1.1 Pengertian Dukungan........................................... 25

2.2.1.2 Pengertian Keluarga............................................. 25

2.2.2 Pengertian Dukungan Keluarga ....................................... 26

2.2.3 Fungsi Keluarga ............................................................... 26

2.2.4 Peran Keluarga................................................................. 28

2.2.5 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan ....................... 29

2.2.6 Sumber-Sumber Dukungan Keluarga .............................. 30

2.2.7 Bentuk Dukungan Keluarga ............................................ 30

2.2.8 Manfaat Dukungan Keluarga ........................................... 32

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xiii

2.2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga 33

2.2.10 Dukungan Keluarga Bagi Halusinasi............................... 36

2.3 Konsep Tingkat Kekambuhan ..................................................... 36

2.3.1 Pengertian Kekambuhan .................................................. 36

2.3.2 Gejala Kekambuhan......................................................... 37

2.3.3 Faktor-Faktor Penyebab Kekambuhan ............................ 37

2.3.4 Tindakan Mencegah Kekambuhan .................................. 40

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 42

1.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 43

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 44

4.2 Populasi dan Sampel.................................................................... 45

4.2.1 Populasi ........................................................................... 45

4.2.2 Sampel ............................................................................. 46

4.3 Teknik Sampling ......................................................................... 48

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 49

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............... 50

4.5.1 Identifikasi Variabel ........................................................ 50

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 50

4.6 Instrument Penelitian ................................................................... 51

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 52

4.7.1 Lokasi Penelitian ............................................................. 52

4.7.2 Waktu Penelitian .............................................................. 53

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 53

4.8.1 Pengumpulan Data........................................................... 53

4.8.2 Pengolahan Data .............................................................. 55

4.9 Teknik Analisa Data .................................................................... 60

4.9.1 Analisa Univariat............................................................. 60

4.9.2 Analisa Bivariat ............................................................... 60

4.10 Etika dalam Penelitian ................................................................. 61

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 64

5.2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 64

5.2.2 Data Umum Responden .................................................. 65

5.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ........................................................... 65

5.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .... 66

5.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Hubungan Keluarga Dengan Yang Sakit ......... 66

5.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir .......................................... 67

5.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan ........................................................... 67

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xiv

5.2.3 Data Khusus Responden .................................................. 67

5.1.3.1 Dukungan Keluarga Penderita Halusinasi di

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ............. 68

5.1.3.2 Tingkat Kekambuhan Penderita Halusinasi

di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ......... 69

5.1.3.3 Tabulasi Silang Dukungan Keluarga dengan

Tingkat Kekambuhan Penderita Halusinasi di

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ............. 70

5.2 Pembahasan ............................................................................... 71

5.2.1 Dukungan Keluarga Penderita Halusinasi di

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun .......................... 71

5.2.2 Tingkat Kekambuhan Penderita Halusinasi di

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ........................... 74

5.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Kekambuhan Penderita Halusinasi di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun .............................................. 75

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ...................................................................................... 78

6.2 Saran ............................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80

Lampiran-lampiran ............................................................................................. 83

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Tahap Halusinasi .............................................................................. 13

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 50

Tabel 4.2 Pembagian Kelompok Desa ............................................................. 54

Tabel 4.3 Interval Koefisien Korelasi Somer’s D ............................................ 61

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin ............................................................................................ 65

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 66

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Status Hubungan Keluarga Dengan Yang Sakit ........................... 66

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir ......................................................................... 67

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan .......................................................................................... 67

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pasien Skizofrenia ......... 68

Tabel 5.7 Deskripsi Kuesioner Dukungan Keluarga Pasien Skizofrenia

Berdasarkan 4 Indikator di Dukungan Keluarga di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun ................................................................ 68

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kekambuhan Penderita Halusinasi.... 69

Tabel 5.9 Deskripsi Kuesioner Tingkat Kekambuhan Penderita Halusinasi

Berdasarkan 3 Indikator di Dukungan Keluarga di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun ................................................................ 69

Tabel 5.10 Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Tingkat Kekambuhan Penderita Halusinasi ..................................... 70

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Respon Neurobiologi ..................................................................... 16

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................... 42

Gambar 4.1 Desain Penelitian Cross Sectional ................................................. 45

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................. 49

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan surat ijin pengambilan data awal ............................ 83

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 84

Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian ....................................................... 86

Lampiran 4 Surat Keterangan selesai Penelitian............................................. 87

Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................................. 88

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .................................... 89

Lampiran 7 Kisi – Kisi Kuesioner .................................................................. 90

Lampiran 8 Lembar Kuesioner Penelitian ..................................................... 91

Lampiran 9 Tabulasi Data Demografi ............................................................ 95

Lampiran 10 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ................................... 103

Lampiran 11 Distribusi Frekuensi Tingkat Kekambuhan ................................. 109

Lampiran 12 Hasil Uji SPSS ............................................................................. 110

Lampiran 13 Jadwal Kegiatan .......................................................................... 111

Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 112

Lampiran 15 Lembar Konsultasi Bimbingan .................................................... 114

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xviii

DAFTAR ISTILAH

Anonymity : Tanpa nama

Benfits ratio : Resiko

Bivariate : Analisis yang dilakukan untuk menganalisis

dua variabel

Coding : Memberi tanda kode

Confidentiality : Rahasia

Cross Sectional : Pengukuran/observasi data variable hanya satu kali

waktu

Data Entry : Memasukkan data

Door to Door : Pintu ke pintu

Editing : Memeriksa

Homicide : Pembunuhan

Informed Concent : Lembar persetujuan

Kuratif : Suatu kegiatan untuk penyembuhan penyakit

Multiple choice : Pilihan ganda

Preventif : Suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu

masalah/ penyakit

Promotif : Suatu kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat

Promosi kesehatan

Product Moment Pearson : Uji korelasi yang mengukur keeratan hubungan 2

variabel

Reinforcement : Penguatan

Rehabilitatif : Pemulihan atau proses menjaga agar seorang yang

sudah sembuh kembali bugar seperti semula

Respect Human Dignity : Prinsip menghargai hak asasi manusia

Right in Fair Treatment : Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil

Right to Full Disclosure : Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan

yang diberikan

Right to Justice : Prinsip keadilan

Right to Privacy : Hak dijaga kerahasiaannya

Right to Self Determination : Hak untuk ikut/tidak menjadi responden

Scoring : Pemberian skor

Self care group : Kelompok perawatan diri

Software : Perangkat lunak

Suicide : Bunuh diri

Tabulating : Tabulasi data

Univariate : Analisis yang dilakukan untuk satu variabel Atau

pervariabel

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xix

DAFTAR SINGKATAN

ADL : Activities of Daily Living

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

Kesbangpolinmas : Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat

SPSS : Statistical Package for the Social Sciences

WC : Water Closed

WHO : Word Health Organization

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xx

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan

Pada Penderita Halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten

Madiun” dengan baik. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan,

saran dan dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. dr. Sulistyo Widiantono, MM sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Madiun

2. drg. Sunu Setyowati sebagai Kepala Puskesmas Geger Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun

3. Kepala Desa yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk

melakukan penelitian.

4. Zainal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

5. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

6. Aris Hartono S.Kep.,Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing 1 yang selalu

membimbing dengan penuh ketelatenan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

7. Dian Anisia W, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing 2 yang

selalu membimbing dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. Asrina Pitayanti, S.Kep., Ns., M.Kes selaku ketua dewan penguji dalam

skripsi ini.

9. John Suwarno E.S, S.Kep., Ns sebagai penanggung jawab kejiwaan di

Puskesmas Geger Kecamatan Geger Kabupaten Madiun yang telah

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

xxi

membantu dalam memberikan informasi dan arahan sebelum hingga

sesudah terwujudnya skripsi ini.

10. Kedua Orang tua saya yang telah memberi dorongan dan semangat tanpa

henti.

11. Terimakasih juga untuk teman-teman Angkatan 2015 yang telah memberi

dorongan dan bantuan berupa apapun dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin

Wassalamualaikum Wr.Wb

Madiun, 06 Agustus 2019

Peneliti,

Dila Yunita Niksa Sarahwati

NIM. 201402010

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Halusinasi merupakan salah satu tanda dan gejala yang paling sering

dijumpai pada orang dengan gangguan jiwa. Keliat, B. A. dkk,(2010)

menyatakan bahwa halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada

individu yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi, merasakan

sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau

penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada. Tanda

gejala yang diperlihatkan klien dengan halusinasi yaitu klien tidak dapat

memusatkan perhatian/kurangnya konsentrasi, selalu berubah respon dari

rangsangan, gelisah, ketakutan, wajah tegang, perubahan sensori akut,

mudah tersinggung, disorientasi, ketidakmampuan memecahkan masalah,

sikap curiga dan bermusuhan, menyalahkan diri sendiri/orang lain serta

perubahan pola perilaku (Yusnipah, 2012). Menurut Hardianto (2009)

melaporkan bahwa penderita halusinasi mengalami kekambuhan terjadi

tiga sampai lima tahun setelah seseorang didiagnosa menderita halusinasi.

Penderita halusinasi membutuhkan perhatian dari orang lain atau

lingkungan terdekat seperti keluarga. Akan tetapi adanya beban bagi

keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi

mengakibatkan keluarga tidak mempedulikan dan bersikap keliru pada

penderita (Wirawan, 2006). Penderita halusinasi sering digambarkan

sebagai individu yang bodoh, aneh dan berbahaya. Karena pandangan

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

2

halusinasi yang salah dari masyarakat penderita tidak dibawa berobat

kerumah sakit karena keluarga malu dan dianggap berbahaya beberapa

penderita halusinasi yang dipasung (Hawari, 2003).

Gangguan jiwa di era globalisasi dan persaingan bebas seperti

sekarang ini cenderung dalam jumlah banyak dan menjadi salah satu

permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia. Menurut WHO (2016)

prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari

penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1% diantaranya

adalah gangguan jiwa berat. Dalam penelitian Yosep (2011)

memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami

gangguan kesehatan jiwa. Di indonesia dengan berbagai faktor yang

mempengaruhi seperti faktor biologis, psikologis dan sosial maka jumlah

kasus gangguan jiwa terus bertambah. Sehingga berdampak pada

penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk

jangka panjang. Di Indonesia sendiri pada tahun 2013 jumlah gangguan

jiwa berat terdapat 1,7 juta pasien dan gangguan jiwa ringan terdapat 19

juta pasien. Hasil riset kesehatan dasar (2013) bahwa prevalensi masalah

gangguan jiwa berat 0,17% atau secara absolute penduduk Indonesia yang

menderita gangguan jiwa sebanyak 400 ribu jiwa, sedangkan di Jawa

Timur menunjukkan 83.612 dari 38.005.413 jiwa yang mengalami

gangguan jiwa (Balitbang, 2013). Sedangkan data Dinas Kesehatan pada

tahun 2013, 2014 dan 2015 berturut-turut mengalami peningkatan, tahun

2013 sebanyak 1.408 orang, tahun 2014 sebanyak 1.869 orang dan tahun

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

3

2015 sebanyak 2.195 orang mengalami gangguan jiwa (Dinkes Kab.

Madiun, 2016).

Dalam menangani gangguan kesehatan jiwa sesuai kebijakan

pemerintah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

tentang kesehatan jiwa Bab IX kesehatan jiwa Pasal 148 1) Penderita

gangguan jiwa mempunyai hak yang sama sebagai warga negara. 2) Hak

sebagaimana dimaksud pada ayat tersebut meliputi persamaan perlakuan

dalam setiap aspek kehidupan kecuali peraturan perundang-undangan

menyatakan lain. Maka upaya kesehatan jiwa harus dilakukan secara

komprehensif (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif) dan pelayanan

ditujukan kepada individu,masyarakat serta keluarga. Menurut perawat di

Rumah Sakit Grhasia Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di

ruang kelas III rata-rata angka halusinasi mencapai 46,7% setiap bulannya

(Mamnu’ah, 2010). Tingginya angka penderita gangguan jiwa yang

mengalami gangguan halusinasi apabila tidak ditangani dengan baik akan

berakibat buruk bagi klien sendiri, keluarga, orang lain dan lingkungan.

Di Indonesia gangguan jiwa terbagi 7 masalah keperawatan utama

yaitu perilaku kekerasan, menarik diri / isolasi sosial,waham,resiko bunuh

diri,defisit perawatan diri, harga diri rendah,dan halusinasi. Ada beberapa

hal yang bisa memicu kekambuhan halusinasi, antara lain penderita tidak

minum obat,tidak kontrol ke dokter secara teratur, menghentikan sendiri

obat tanpa persetujuan dari dokter, dan adanya masalah kehidupan yang

berat dapat memicu stress, sehingga penderita kambuh dan perlu dirawat

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

4

di rumah sakit (Raharjo, 2014). Chaery (2009) menyatakan bahwa dampak

yang dapat ditimbulkan oleh penderita yang mengalami halusinasi adalah

kehilangan kontrol dirinya. Penderita akan mengalami panik dan

perilakunya dikendalikan oleh halusinasi. Pada situasi ini pasien dapat

melakukan bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide), bahkan

merusak lingkungan. Selain itu halusinasi juga akan berimbas pada

keluarganya, peningkatan beban keluarga penderita dengan halusinasi

tidak dapat bekerja dan bergantung kepada keluarga, dampak pada

psikologis keluarga terutama stress, hilangnya waktu produktif keluarga

penderita dapat mengakibatkan keadaan yang sangat membahayakan

seperti berisiko menimbulkan perilaku kekerasan dan lainnya.

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat

hubungannya dengan seseorang, tinggal bersama dan berinteraksi untuk

memenuhi kebutuhan antar individu. Dimana keluarga yang akan

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga itu sendiri dan

masyarakat yang lebih luas secara afektif, sosialisasi, maupun ekonomi.

Keluarga perlu memahami kebutuhan penderita, karena keluarga sebagai

pendukung utama yang memberikan perawatan langsung pada klien.

Keluarga harus memiliki 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor

untuk meningkatkan kemampuannya (Bloom, 1956 dalam Potter dan

Perry, 2009). Faktor penyebab yang bisa memicu kekambuhan pada

penderita halusinasi antara lain tidak rutin kontrol obat, tidak minum obat,

menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter, serta adanya

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

5

masalah kehidupan yang berat dapat memicu stress sehingga penderita

kambuh dan perlu dirawat dirumah sakit. Wiscarz (2016) menyatakan

bahwa bagi penderita halusinasi yang setia pada rejimen pengobatan maka

besarnya kekambuhan akan turun jika dikombinasikan antara obat,

pendidikan kelompok dan dukungan.

Berbagai upaya pengobatan dan teori model konsep keperawatan jiwa

telah dilaksanakan, akan tetapi masih banyak klien yang mengalami

perawatan ulang atau kekambuhan dan mondok di rumah sakit jiwa.

Dukungan keluarga dan teman merupakan salah satu obat penyembuhan

yang sangat berarti bagi penderita, sayangnya masyarakat sendiri justru

mengasingkan keberadaan penderita gangguan jiwa sehingga hal ini turut

mempengaruhi sikap keluarga terhadap penderita bahkan gangguan jiwa

dianggap sebagai penyakit yang membawa aib bagi keluarga, sehingga

keluarga menjadi stress, bingung, marah, cemas, tak berdaya,

menyalahkan satu sama lain, malu yang sering disebut sebagai beban

subjektif keluarga sehingga diputuskan untuk dibuang oleh keluarganya

sendiri (Sumarjo, 2004). Wirawan (2006) mengatakan bahwa anggota

keluarga penderita harus dilibatkan dan terlibat dalam perlakuan proses

kolaboratif sejauh mungkin. Anggota keluarga umumnya berkontribusi

untuk perawatan penderita dan memerlukan pendidikan, bimbingan dan

dukungan serta pelatihan membantu mereka mengoptimalkan peran

mereka. Pernyataan ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Sari

(2017) yang diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

6

antara dukungan keluarga dengan kekambuhan skizofrenia pada pasien

skizofrenia di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar

Bukittinggi. Dukungan keluarga berdasarkan aspek melibatkan klien

dalam kunjungan rutin ke Poliklinik Jiwa sebanyak 50% (cukup), aspek

keteraturan keluarga mengontrol pengobatan sebanyak 50% (cukup), dan

aspek memberikan dukungan mental-emosional sebanyak 70% (baik).

Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 11 Januari 2019 di

Puskesmas Geger terdapat 151 orang penderita gangguan jiwa yang

tersebar dalam 10 desa. Masalah yang banyak terjadi pada penderita

dengan gangguan jiwa yaitu halusinasi, dalam catatan kunjungan terakhir

terdapat 60 orang rata-rata mengalami halusinasi. Berdasarkan wawancara

yang dilakukan oleh peneliti ternyata ditemukan dari 10 responden didapat

8 pasien kambuh dan 2 pasien baru. Dari 8 orang yang kambuh rata’’

kambuh 70% pada tahun kedua setelah pulang dari rumah sakit. Dan total

pasien pasung sebanyak 15 orang, lepas pasung 13 orang, repasung/

pasung ulang 12 orang.

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang ’’Hubungan Antara Dukungan

Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan pada penderita Halusinasi di

Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun’’.

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menyusun rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu: ’’Apakah ada Hubungan Antara

Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan pada penderita

Halusinasi di wilayah kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun?’’

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara

dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pada penderita halusinasi

di wilayah kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi dukungan keluarga penderita halusinasi di

wilayah kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.

2. Untuk mengidentifikasi tingkat kekambuhan penderita halusinasi di

wilayah kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.

3. Untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan

tingkat kekambuhan pada penderita halusinasi di wilayah kerja

Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

8

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu keperawatan jiwa terkait dukungan keluarga

dengan tingkat kekambuhan pada penderita halusinasi.

2. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca

tentang penanganan terhadap tingkat kekambuhan pada halusinasi.

3. Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan dan berguna sebagai

dasar bagi penelitian selanjutnya dalam pengembangan tentang

kekambuhan pada halusinasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi informasi

bagi keluarga akan pentingnya dukungan keluarga terhadap anggota

keluarganya yang mengalami halusinasi dalam mengatasi kekambuhan dan

diharapkan pada peneliti selanjutnya bisa menganalisa faktor-faktor lain

untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Halusinasi

2.1.1 Pengertian Halusinasi

Halusinasi adalah distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respons

neurobiologis maladaptif. Penderita sebenarnya mengalami distorsi

sensorik sebagai hal yang nyata dan meresponnya. Halusinasi dapat

muncul dari salah satu panca indera (Wiscarz, 2016).

Halusinasi merupakan hilangnya kemampuan manusia dalam

membedakan rangsangan internal maupun rangsangan eksternal. Penderita

memberi pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan

yang nyata, misalnya penderita mengatakan mendengar suara padahal

tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati, 2010).

2.1.2 Etiologi Halusinasi

Menurut Yosep (2009), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:

1. Faktor Predisposisi

a. Faktor Perkembangan

Tugas perkembangan pasien terganggu misalnya rendahnya

kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan pasien tidak

mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri

dan lebih rentan terhadap stress.

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

10

b. Faktor Sosiokultural

Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi akan

merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada

lingkungan.

c. Faktor Biokimia

Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa, adanya

stress yang berlebihan dialami seseorang maka dalam tubuh akan

dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik

neurokimia. Akibat stress berkepanjangan menyebabkan

teraktivasinya neurotransmitter otak.

d. Faktor Psikologis

Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah

terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh

pada ketidakmampuan pasien dalam mengambil keputusan yang

tepat demi masa depannya. Pasien lebih memilih kesenangan

sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam hayal.

e. Faktor Genetik dan Pola Asuh

Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang

tua Halusinasi cenderung mengalami Halusinasi. Hasil studi

menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan

yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

11

2. Faktor Presipitasi

Menurut Stuart dan Sundeen yang dikutip oleh Jallo (2008), faktor

presipitasi terjadinya gangguan halusinasi:

a. Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang

mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme

pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan

untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh

otak untuk diinterpretasikan.

b. Stres Lingkungan

Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap

stresor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan

perilaku.

3. Mekanisme Koping

Tiap upaya yang diarahkanpada pelaksanaan stress, termasuk upaya

penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang

digunakan untuk melindungi diri. Terdapat 3 mekanisme yaitu :

a. Regresi : menjadi malas beraktifitas sehari – hari.

b. Proyeksi : menjelaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha

untuk mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.

c. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan

stimulus internal (Stuart, 2007).

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

12

4. Sumber Koping

Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang.

Individu dapat mengatasi stress dan anxietas dengan menggunakan

sumber koping dilingkungan. Sumber koping tersebut sebagai

modal untuk menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan

budaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman

yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang

berhasil.

2.1.3 Jenis Halusinasi

Jenis-jenis halusinasi menurut (Wiscarz, 2016) sebagai berikut:

1. Halusinasi pendengaran: Mendengarkan kegaduhan atau suara, paling

sering dalam bentuk suara. Suara yang berkisar dari kegaduhan atau

suara sederhana, suara berbicara tentang penderita, menyelesaikan

percakapan antara dua orang atau lebih tentang orang yang

berhalusinasi. Pikiran mendengar dimana penderita mendengar suara-

suara yang berbicara pada penderita dan perintah yang memberitahu

penderita untuk melakukan sesuatu dan kadang-kadang berbahaya.

2. Halusinasi penglihatan: Stimulus visual dalam bentuk kilatan atau

cahaya, gambar geometris, tokoh kartun, adegan, bayangan rumit dan

kompleks. Bayangan dapat menyenangkan atau menakutkan seperti

melihat monster.

3. Halusinasi penciuman/penghidu : Mencium tidak enak, busuk, tengik

seperti darah, urin, atau feses dan terkadang bau menyenangkan. Ini

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

13

sering terjadi pada seseorang pasca serangan stroke, kejang,atau

dimensia.

4. Halusinasi perabaan: Penderita mengalami nyeri atau

ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Merasa sensasi listrik

datang dari tanah, benda mati atau orang lain.

5. Halusinasi pengecapan: Penderita sering meludah, muntah, merasakan

seperti mengecap darah,urine seperti feses, atau yang lainnya.

6. Halusinasi kenestik: Penderita merasakan fungsi tubuh seperti darah

mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan

urine.

7. Halusinasi kinestetik: Penderita merasakan pergerakan sementara

berdiri tanpa bergerak.

2.1.4 Tahap Halusinasi

Menurut tim kesehatan jiwa Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia tahap-tahap halusinasi, karakteristik dan perilaku yang

ditampilkan oleh penderita yang mengalami halusinasi adalah :

Tabel 2.1 Tahap Halusinasi

Level Karakteristik Halusinasi Perilaku klien

TAHAP 1

Memberi nyaman

tingkat ansietas

sedang secara

umum halusinasi

merupakan suatu

kesenangan.

• Mengalami ansietas,

kesepian, rasa bersalah

dan ketakutan.

• Mencoba berfokus pada

pikiran yang dapat

meghilangkan ansietas.

• Pikiran dan

pengalaman sensori

masih dalam kontrol

kesadaran.

• Tersenyum atau tertawa

sendiri

• Menggerakkan bibir tanpa

suara

• Pergerakan mata yang

cepat

• Respon verbal yang lambat

• Diam dan berkonsentrasi

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

14

Level Karakteristik Halusinasi Perilaku klien

TAHAP 2

Menyalahkan,ting

kat kecemasan

berat secara

umum halusinasi

menyebabkan rasa

antipasi.

• Pengalaman sensori

yang menakutkan

• Merasa dilecehkan oleh

pengalaman sensori

tersebut

• Mulai merasa

kehilangan kontrol

• Menarik diri dari orang

lain

• Terjadinya peningkatan

denyut jantung, pernapasan

dan tekanan darah

• Perhatian dengan

lingkungan berkurang

• Konsentrasi dengan

lingkungan berkurang

• Konsentrasi terhadap

pengalaman sensorinya

• Kehilangan kemampuan

membedakan halusinasi

dengan realitas.

TAHAP 3

Mengontrol

tingkat kecemasan

berat pengalaman

sensori

(halusinasi) tidak

dapat ditolak.

• Penderita menyerah

dan menerima

pengalaman sensorinya

(halusinasi)

• Isi halusinasi menjadi

atraktil

• Kesepian bila

pengalaman sensori

berakhir

• Perintah halusinasi ditaati

• Sulit berhubungan dengan

orang lain

• Perhatian dengan

lingkungan kurang atau

hanya beberapa detik

• Tidak mampu mengikuti

perintah dari perawat,

tampak tremor dan

berkeringat

TAHAP 4

Menguasai tingkat

kecemasan, panik

secara umum,

diatur dan

dipengaruhi oleh

halusinasi.

• Pengalaman sensori

menjadi mengancam.

• Halusinasi dapat

berlangsung selama

beberapa jam atau hari.

• Perilaku panic

• Potensial untuk bunuh diri

atau membunuh

• Tindakan kekerasan agitasi,

menarik atau katatonik

• Tidak mampu merespon

terhadap lingkungan

• Tidak mampu berespon

terhadap lebih dari satu

orang.

Sumber : Keliat (2010)

2.1.5 Tanda dan Gejala Halusinasi

Menurut Keliat dikutip oleh Syahbana (2009), tanda dan gejala

halusinasi meliputi :

1. Bicara, senyum, dan ketawa sendiri.

2. Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat dan

respon verbal yang lambat.

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

15

3. Menarik diri dari orang lain dan berusaha untuk menghindari diri dari

orang lain.

4. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang

tidak nyata.

5. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.

6. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik

dan berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.

7. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan

lingkungannya) dan takut.

8. Sulit berhubungan dengan orang lain.

9. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah.

10. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.

11. Tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik, agitasi dan kataton.

2.1.6 Rentang Neurobiologi Halusinasi

Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi sensori, waham

merupakan gangguan pada isi pikiran. Keduanya merupakan gangguan

dari respons neurobiologi. Oleh karenanya secara keseluruhan, rentang

respons halusinasi mengikuti kaidah rentang respons neurobiologi.

Rentang respons neurobiologi yang paling adaptif adalah adanya pikiran

logis dan terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Rentang respons

yang paling maladaptif adalah adanya waham, halusinasi, isolasi sosial,

dan menarik diri.

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

16

Berikut adalah gambaran rentang respons neurobiologi :

Adaptif Maladaptif

Gambar 2.1 Respon Neurobiologi

Sumber : Wiscarz (2016).

Proses terjadinya halusinasi

1. Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma

sosial budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam

batas normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan

masalah tersebut. Respon adaptif meliputi:

a. Pikiran logis adalah pandangan yang mengarahkan pada

kenyataan

b. Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan

c. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul

dari pengalaman ahli

d. Perilaku cocok adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam

batas kewajaran

• Gangguan

pemikiran/wah

am

• Halusinasi

• Kesulitan

pengolahan

emosi

• Perilaku kacau

• Isolasi sosial

• Pikiran sesekali

terdistorsi

• Ilusi

• Reaksi emosional

berlebihan atau tidak

bereaksi

• Perilaku aneh atau

penarikan tidak biasa

• Pikiran Logis

• Persepsi akurat

• Emosi konsisten

dengan

pengalaman

• Perilaku cocok

• Hubungan sosial

harmonis

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

17

e. Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain

dan lingkungan.

2. Respon psikososial meliputi:

a. Proses pikiran sesekali terdistorsi adalah proses yang

menimbulkan gangguan dalam ekonomi.

b. Ilusi adalah miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang

penerapan yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena

rangsangan panca indra.

c. Emosi berlebihan atau berkurang.

d. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi

batas kewajaran.

e. Menarik diri yaitu percobaan untuk menghindari intraksi dengan

orang lain.

3. Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan

masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan

lingkungan, adapun respon maladaptif ini meliputi:

a. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh

dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan

bertentangan dengan kenyataan social

b. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi

eksternal yang tidak realita atau tidak ada

c. Kesulitan pengolahan emosi adalah sesuatu yang timbul dari hati

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

18

d. Perilaku kacau merupakan pola pembicaraannya tidak jelas dalam

susunan bahasa dan logika

e. Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh

individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan

sebagai suatu kecelakaan yang negatif mengancam.

2.1.7 Manifestasi Klinis Halusinasi

Menurut Kusumawati (2010) manifestasi klinik pada gangguan

persepsi sensori halusinasi adapun perilaku yang dapat teramati adalah

sebagai berikut:

1. Halusinasi penglihatan

a. Melirik mata kekiri dan kekanan seperti mencari siapa atau apa

yang sedang dibicarakan

b. Mendengar dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang

tidak berbicara atau pada benda seperti mebel

c. Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang

yang tidak tampak

d. Menggerak-gerakan mulut seperti sedang berbicara atau sedang

menjawab suara.

2. Halusinasi pendengaran

Adapun perilaku yang dapat teramati:

a. Tiba-tiba tampak tanggap, ketakutan atau ditakuti oleh orang lain,

benda mati atau stimulus yang tidak tampak.

b. Tiba- tiba berlari keruangan lain.

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

19

3. Halusinasi penciuman

Perilaku yang dapat diamati pada penderita gangguan halusinasi

penciuman adalah :

a. Hidung yang dikerutkan seperti, mencium bau yang tidak enak

b. Mencium bau tubuh

c. Mencium bau udara ketika sedang berjalan kearah orang lain

d. Merespon terhadap bau dengan panik seperti mencium bau api

atau darah

e. Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan

memadamkan api.

4. Halusinasi pengecapan

Adapun perilaku yang terlihat pada penderita yang mengalami

gangguan halusinasi peraba adalah:

a. Meludahkan makanan atau minuman

b. Menolak untuk makan, minum atau minum obat

c. Tiba-tiba meninggalkan meja makan

5. Halusinasi perabaan

a. Menggaruk-garuk permukaan kulit

b. Merasa ada serangga dipermukaan tubuh

c. Merasa seperti tersengat listrik

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

20

2.1.8 Peran Keluarga dalam Perawatan Halusinasi

1. Membantu mengenal halusinasi

a. Bina hubungan saling percaya dengan penderita.

Hubungan saling percaya dengan memfasilitasi penderita

agar merasa nyaman menceritakan pengalaman aneh

halusinasinya agar informasi tentang halusinasi yang dialami oleh

penderita dapat diceritakan secara komprehensif. Keluarga harus

sabar, memperlihatkan penerimaan yang tulus, dan aktif

mendengar ungkapan penderita saat menceritakan halusinasinya.

Hindarkan menyalahkan penderita atau menertawakan penderita

walaupun pengalaman halusinasi yang diceritakan aneh dan

menggelikan.

b. Mendiskusikan kapan muncul dan situasi penyebab halusinasi.

Membantu penderita mengenali halusinasi mengenai isi

halusinasi, waktu, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang

menyebabkan munculnya halusinasi, dan perasaan penderita saat

halusinasi muncul). Setelah penderita menyadari bahwa

halusinasi yang dialaminya adalah masalah yang harus diatasi,

maka selanjutnya penderita perlu dilatih bagaimana cara yang

bisa dilakukan dan terbukti efektif mengatasi halusinasi.

c. Meningkatkan kontak dengan realita

1) Bicara dengan pasien secara sering dan singkat

2) Ajak bicara pasien jika tampak pasien sedang berhalusinasi

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

21

3) Buat jadwal sehari-hari untuk menghindari kesendirian

4) Ajak bicara jika tampak penderita sedang berhalusinasi

d. Membantu penurunan kecemasan dan ketakutan

1) Temani pasien, cegah isolasi dan menarik diri

2) Terima halusinasi pasien tanpa mendukung dan

menyalahkan. Misalnya : “Saya percaya anda mendengar,

tetapi saya sendiri tidak mendengar”.

3) Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan

4) Tetap hangat, empati dan lemah lembut

e. Mencegah pasien melukai dirinya sendiri dan orang lain

1) Melakukan perlindungan

2) Kontak sering dengan personal

f. Tingkatkan harga diri

1) Identifikasi kemampuan pasien dan beri kegiatan yang sesuai

2) Beri kesempatan dan beri pujian atas kegiatan yang pasien

lakukan

3) Dorong supaya pasien melakukan kegiatan yang positif.

2. Keluarga melatih penderita untuk mengontrol halusinasi, meliputi:

a. Mengajarkan penderita menghardik halusinasi

Menghardik yaitu upaya mengendalikan halusinasi dengan cara

menolak halusinasi yang muncul. Klien dilatih untuk mengatakan,

”pergi pergi...kamu palsu...kamu tidak nyata...aku tidak mau

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

22

dengar...aku tidak mau lihat”. Ini dianjurkan untuk dilakukan bila

halusinasi muncul setiap saat.

b. Berinteraksi dengan penderita saat halusinasinya kambuh

Dengan bercakap-cakap dengan penderita, maka penderitaakan

terjadi teknik distraksi, fokus perhatian penderita saat terjadi

halusinasi beralih kepercakapan.

c. Mengajak penderita beraktivitas dengan menyusunkan kegiatan

harian

Kebanyakan halusinasi muncul akibat banyaknya waktu luang

yang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh penderita. Penderita

akhirnya asyik dengan halusinasinya. Untuk itu, penderita dilatih

menyusun rencana kegiatan dari pagi sejak bangun pagi sampai

malam menjelang tidur dengan kegiatan yang bermanfaat seperti

memasak, maka bersama, mencuci piring, menyapu lantai, dan

aktivitas lainnya. Keluarga harus selalu memonitor pelaksanaan

kegiatan tersebut sehingga penderita betul-betul tidak ada waktu

lagi untuk melamun tak terarah.

d. Menggunakan obat

Salah satu penyebab munculnya halusinasi adalah akibat

ketidakseimbangan neurotransmiter di syaraf (dopamin,

serotonin). Untuk itu, penderita perlu diberi penjelasan bagaimana

obat dapat mengatasi halusinasi, pemberian obat kepada penderita

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

23

harus patuh dan teratur untuk menjalankan pengobatan yang

optimal.

3. Pemenuhan ADL

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari penderita

(Fitria, 2009) yang meliputi :

a. Kebersihan diri : memandikan penderita dan melakukan

perawatan kulit, perawatan kuku dan kaki, perawatan mulut,

perawatan rambut, perawatan mata, telinga dan hidung dan

perawatan alat kelamin (Fitria, 2009).

b. Toileting : melepaskan dan memakaikan kembali pakaian untuk

toileting, membersihkan penderita setelah BAB/ BAK dengan

tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil (Fitria, 2009).

c. Berhias : mengambil pakaian, memakaikan pakaian, mengancing

baju dan celana, menggunakan kaos kaki, menggunakan alat

tambahan, memberikan penampilan pada yang memuaskan, dan

mengenakan sepatu secara tepat sesuai dengan iklim dan kondisi

sosial. Dan seluruh kegiatan ini tergantung pada kesukaan dan

budaya seseorang, penderita wanita memakai make up, mencukur

bulu ketiak dan alis merupakan bagian yang penting dari

kerapian. Sedangkan untuk pria mencukur merupakan sesuatu

yang penting sekali bagi penampilan dan harga diri mereka

(Fitria, 2009).

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

24

d. Makan dan minum : mempersiapkan makanan, perkakas makanan

dan minuman, mengajarkan berdoa sebelum makan dan sesudah

makan (Fitria, 2009).

4. Keluarga memodifikasi lingkungan rumah

Memanipulasi dan memodifikasi lingkungan akan berpengaruh

positif terhadap proses penyembuhan seperti membersihkan rumah,

menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dengan ruang yang

mudah dijangkau klien baik ruang makan, kamar mandi ataupun WC,

memberikan perhatian selama 24 jam, menghindarkan alat-alat yang

menyebakan pencideraan diri yang menimbulkan terjadinya

kecelakaan/luka, meminta klien berpartisipasi melakukan kegiatan

membereskan kamarnya sendiri (Stuart, 2007).

5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

Keluarga memutuskan tindakan yang tepat bagi penderita yang

sakit. Keluarga mengajak anggota keluarga lain berdiskusi bersama

dalam menentukan tempat pengobatan yang tepat untuk penderita.

Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami

keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, memanfaatkan

fasilitas kesehatan dengan mengunjungi balai kesehatan jiwa,

puskesmas, maupun rumah sakit. Keluarga datang ke pelayanan saat

obat pasien habis ataupun penderita yang mengalami gangguan jiwa

kambuh dan keluarga tidak mampu menanganinya (Stuart, 2007).

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

25

2.2 Konsep Dukungan Keluarga

2.2.1 Pengertian Dukungan dan Keluarga

2.2.1.1 Pengertian Dukungan

Dukungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu

yang didukung, sokongan, bantuan. Dukungan juga dapat diartikan sebagai

memberikan dorongan/motivasi atau semangat dan nasihat kepada orang

lain dalam situasi pembuat keputusan (Chaplin, 2011). Dari pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa dukungan adalah sesuatu yang diberikan

kepada seseorang, baik itu berupa motivasi dan nasehat agar dia bisa

bertahan dalam menghadapi sesuatu keadaan yang dihadapi atau

dijalaninya.

2.2.1.2 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan

didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan (Friedman, 2010). Sedangkan menurut Ali (2010), keluarga

adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,

perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu

dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu

budaya.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

26

2.2.2 Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan,

dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan

emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk sokongan atau

bantuan dari anggota keluarga yang meliputi sikap, tindakan dan

penerimaan terhadap anggota keluarga lainnya, sehingga anggota keluarga

merasa ada yang memperhatikan.

2.2.3 Fungsi Keluarga

Fungsi Keluarga menurut Friedman (2010) yaitu :

1. Fungsi Afektif

Fungsi internal keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikososial

anggota keluarga, seperti saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan,

saling mendukung antar anggota keluarga. Fungsi afektif keluarga

yang utama adalah mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan

angggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi afektif juga

dimanfaatkan untuk mempertahankan kepribadian dengan

memfasilitasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan

psikologis angota keluarga, peran keluarga dilaksanakan dengan baik

dengan penuh kasih sayang (Friedman, 2010). Untuk mengurangi

tingkat kekambuhan penderita halusinasi, fungsi afektif harus

dipenuhi dengan cara memberikan Reinforcement positif terhadap

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

27

kemampuan yang sudah dilakukan penderita dengan tujuan

meningkatkan harga diri positif.

2. Fungsi Sosialisasi

Fungsi mengembangkan dan melatih anggota keluarga untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan

dengan orang lain di luar rumah. Tujuan dari fungsi sosial agar

anggota keluarga menjadi lebih tempat melaksanakan sosialisasi dan

interaksi dengan anggotanya (Friedman, 2010). Keluarga dengan

anggota keluarga yang mengalami halusinasi diharapkan dapat

membantu penderita halusinasi agar mampu melakukan hubungan

sosial baik di dalam lingkungan keluarga itu sendiri maupun di luar

lingkungan seperti berinteraksi dengan tetangga sekitarnya,

berbelanja, memanfaatkan transportasi umum ataupun melakukan

interaksi dalam kelompok yang ada di wilayah tempat tinggalnya.

Perilaku penderita halusinasi membuat pola komunikasi keluarga

dengan pasien terganggu, hal ini menjadi tantangan bagi keluarga

untuk mengendalikan hubungan dan bagaimana menata lingkungan

masyarakat untuk menerima perubahan pola hubungan pasien.

3. Fungsi Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga adalah memberikan

perawatan keluarga bagi seluruh anggota keluarganya. Tanggung

jawab utama keluarga pada fungsi ini adalah memulai dan

mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para professional

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

28

tenaga kesehatan (Friedman, 2010). Perawatan yang

berkesinambungan melalui berobat secara teratur, keterlibatan pasien

dalam aktifitas sehari-hari serta peran keluarga akan mengurangi

angka kejadian kekambuhan penderita halusinasi di rumah.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi meliputi ketersediaan sumber-sumber keluarga

secara finansial, dan pengalokasian sumber finansial dengan sesuai

melalui proses pengambilan keputusan. Kemampuan keluarga untuk

mengalokasikan sumber untuk memenuhi kebutuhan seperti sandang,

pangan, papan, dan perawatan kesehatan yang memadai merupakan

suatu perspektif tentang sistem nilai keluarga itu sendiri (Friedman,

2010). Salah satu beban yang dialami oleh keluarga dengan Halusinasi

adalah beban ekonomi yang harus dikeluarkan untuk pengobatannya.

Kemampuan keluarga juga harus mendukung anggota keluarga untuk

memanfaatkan sumber finansial yang tersedia agar pengobatan klien

tetap berkelanjutan.

2.2.4 Peran Keluarga

Peran keluarga adalah perilaku spesifik yang diharapkan oleh

seseorang dalam konteks keluarga yang menggambarkan seperangkat

perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu

(Setiadi, 2008). Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga

menurut Effendy (2007), peran keluarga dibagi menjadi 3 yaitu :

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

29

1. Peran ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak. Ayah

berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi

rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2. Peran ibu

Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan

pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok

dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari

nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peran anak

Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.2.5 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Menurut Friedman (2010) tugas keluarga dalam bidang kesehatan

dibagi menjadi 5 yaitu :

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang

tepat bagi keluarga.

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

30

3. Memberikan perawatan untuk anggota keluarga yang sakit atau yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usia yang

terlalu muda.

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

2.2.6 Sumber-Sumber Dukungan Keluarga

Berdasarkan sumbernya dukungan keluarga dibagi menjadi dua, yaitu :

Dukungan keluarga internal dan eksternal (Setiadi, 2008).

1. Dukungan keluarga internal

Dukungan keluarga internal berasal dari suami atau istri, atau dari

saudara kandung, atau dukungan dari anak.

2. Dukungan keluarga eksternal

Dukungan keluarga eksternal berasal dari sahabat, pekerjaan,

tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok

rekreasi, tempat ibadah, dan praktisi kesehatan.

2.2.7 Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2010) Keluarga memiliki bentuk dukungan yang

dibagi atas 4 dukungan, yaitu :

1. Dukungan Penilaian

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk

memahami kejadian penderita halusinasi dan strategi penatalaksanaan

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

31

yang digunakan pada penderita halusinasi. Dukungan penelian ini

terjadi bila ada ekspresi penelitian positif terhadap individu. Individu

yang dapat diajak bicara mengenai masalah yang terjadi pada

penderita berupa harapan positif, penyemangat, persetujuan ide-ide

atau perasaan dan perbandingan positif antara keluarga dengan

penderita. Dukungan keluarga dapat membantu dalam peningkatan

strategi individu dengan stratagei-strategi alternative berdasarkan

pengalaman positif.

2. Dukungan Informasional

Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab

bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,

memberikan nasihat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang apa

yang dilakukan. Keluarga juga menyediakan informasi dengan

menyarankan tentang dokter, terapi dan tindakan yang baik dan

spesifik untuk mengontrol emosi keluarga terhadap penderita. Pada

dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan

pemberi informasi.

3. Dukungan Instrumen

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmani seperti

pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata. Suatu

kondisi dimana benda atau jasa membantu dalam pemecahan masalah

secara praktis bahkan bantuan secara langsung. Misalnya : membantu

pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

32

transportasi, menjaga dan merawat orang yang sakit dengan membawa

ke jasa pelayanan kesehatan.

4. Dukungan Emosi

Dukungan ini meliputi memberikan individu rasa nyaman, merasa

dicintai saat mengalami kekambuhan atau proses penyembuhan,

bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian

sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada

dukungan emosional ini keluarga memberikan fasilitas berupa tempat

istirahat untuk individu dan memberikan semangat dalam proses

penyembuhan atau mencegah terjadinya kekambuhan.

2.2.8 Manfaat Dukungan Keluarga

Friedman (2010) mengatakan bahwa ada semacam hubungan yang

kuat antara keluarga dengan status kesehatan anggotanya. Dukungan

keluarga juga secara signifikan dan positif dihubungkan dengan kualitas

hidup termasuk kepuasan hidup, konsep diri, kesehatan dan fungsional.

Keluarga merupakan system pendukung sosial utama bagi anggota

keluarga, khususnya bagi penderita halusinasi. Karena keluarga dapat

memberikan dukungan yang penuh, sensitive terhadap kebutuhan anggota

keluarga, mempertahankan komunikasi yang efektif dan selalu berupaya

membantu meningkatkan harapan hidup bagi penderita halusinasi

(Hindrawati, 2008).

Manfaat dukungan keluarga sangat penting untuk proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat, jenis dukungan social berbeda-beda

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

33

namun demikian dapat membantu penderita bersosialisasi kembali,

menciptakan kondisi lingkungan suportif, menghargai penderita secara

pribadi, dan membantu pemecahan masalah penderita (Friedman, 2010).

2.2.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga menurut Setiadi (2008)

adalah :

1. Faktor internal

a. Tahap perkembangan

Artinya dukungan dapat ditemukan oleh faktor usia dalam hal

ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian

setiap rentang usia (bayi-lansia memiliki pemahaman dan respon

terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda).

b. Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk

oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar

belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan

kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk

kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan

dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang

kesehatan untuk menjaga kesehatan dirinya sehingga lebih

kooperatif dalam memberikan dukungan. Dukungan yang

diberikan pada lansia tergantung dari tingkat pengetahuan

keluarga. Keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

34

akan memberikan dukungan informasional kepada lansia untuk

mengikuti kegiatan posyandu lansia.

c. Faktor emosi

Faktor emosional juga mempengauhi keyakinan terhadap

adanya dukungan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang

mengalami respon stress dalam setiap perubahan hidupnya

cenderung berespon terhadap berbagai tanda sakit, mungkin

dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut

dapat mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum

terlihat sangat tenang mungkin mempunyai respon emosional

yang kecil selama ia sakit. Seseorang individu yang tidak mampu

melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit

mungkin akan menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya

dan tidak mau menjalani pengobatan.

d. Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang

menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang

dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan

kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.

2. Faktor eksternal

a. Praktik di keluarga

Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya

mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

35

Misalnya: penderita juga kemungkinan besar akan melakukan

tindakan pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama.

Misal : anak yang selalu diajak orang tuanya untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan

melakukan hal yang sama.

b. Faktor sosial ekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan resiko

terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang

mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya. Variabel

psikososial mencakup : stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan

lingkungan kerja. Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan

persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi

keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya. Semakin tinggi

tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap

terhadap gejala penyakit yang dirasakan. Sehingga ia akan segera

mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada

kesehatannya. Serta sebaliknya semakin rendah tingkat ekonomi

seseorang maka ia akan kurang tanggap terhadap gejala penyakit

yang dirasakan.

c. Latar belakang budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan

kebiassaan individu, dalam memberikan dukungan termasuk cara

pelaksanaan kesehatan pribadi. Keyakinan keluarga dan

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

36

masyarakat selama ini akan berpengaruh pada rendahnya

dukungan keluarga yang diberikan.

2.2.10 Dukungan Keluarga Bagi Halusinasi

Dukungan keluarga terjadi dalam semua tahap siklus kehidupan.

Dengan adanya dukungan keluarga, keluarga mampu berfungsi dengan

berbagai kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi

keluarga dalam kehidupan (Friedman, 2010). Sehingga dukungan keluarga

sangat berpengaruh besar dalam proses penyembuhan, apabila dukungan

keluarga tidak ada, maka keberhasilan penyembuhan dan pemulihan

pasien juga berkurang (Friedman 2010). Dengan demikian dukungan

keluarga berkaitan dengan kekambuhan halusinasi sehingga tidak dapat

diabaikan dalam penatalaksanaan halusinasi.

2.3 Konsep Tingkat Kekambuhan

2.3.1 Pengertian Kekambuhan

Kekambuhan merupakan suatu keadaan dimana muncul gejala yang

sama seperti sebelumnya dan mengakibatkan klien harus dirawat kembali

(Nasir, 2010). Keadaan sekitar atau lingkungan yang penuh stres dapat

memicu pada orang-orang yang mudah terkena serangan halusinasi, di

mana dapat ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami kekambuhan

lebih besar kemungkinannya daripada orang-orang yang tidak mengalami

kejadian buruk dalam kehidupan mereka.

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

37

2.3.2 Gejala Kekambuhan

Menurut Nasir, (2010) ada beberapa gejala kekambuhan yang perlu di

identifikasi oleh penderita dan keluarga yaitu:

1. Menjadi ragu-ragu dan serba takut

2. Tidak ada nafsu makan

3. Sulit tidur

4. Depresi

5. Tidak ada minat

6. Menarik diri

2.3.3 Faktor-Faktor Penyebab Kekambuhan

Orang dengan halusinasi diperkirakan akan kambuh 60% sampai 70%

dalam beberapa tahun pertama setelah diagnosis (Wiscarz, 2016).

Faktor-faktor penyebab penderita kambuh adalah:

1. Dokter (sebagai pemberi resep)

Minum obat secara teratur dapat mengurangi kambuh, namun

pemakaian obat neoroleptik yang lama dapat menimbulkan efek

samping tardive diskinesia yang dapat mengganggu hubungan sosial

seperti gerakan yang tidak terkontrol. Dokter yang memberi resep

diharapkan tetap waspada mengidentifikasi dosis terapeutik yang

dapat mencegah kambuh dan efek samping.

2. Perawat (sebagai penanggung jawab asuhan keperawatan)

Setelah penderita pulang kerumah, maka perawat komuniti tetap

bertanggung jawab atas program adaptasi penderita dirumah. Maka

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

38

perawat komuniti tetap bertanggung jawab atas program adaptasi

penderita dirumah. Penanggung jawab kasus memiliki kesempatan

yang lebih banyak bertemu dengan penderita dan keluarga sehingga

dapat mengidentifikasikan gejala dini dan segera mengambil tindakan

(Nasir, 2010).

3. Penderita

Penderita yang gagal minum obat secara teratur mempunyai

kecenderungan kambuh. Hasil penelitian menunjukkan 25% sampai

50% penderita yang pulang kerumah dari rumah sakit jiwa tidak

minum obat secara teratur. Penderita kronis khususnya sukar

mengikuti aturan minum obat karena adanya gangguan realita dan

ketidak mampuan mengambil keputusan, isolasi sosial, sistem

pendukung dan adanya gangguan fungsi dari penderita yang

menyebabkan kurangnya kesempatan penderita menggunakan koping

untuk menghadapi stress, akibatnya koping penderita akan melemah

dan tidak ada penambahan koping baru sehingga penderita tidak

berespon secara adaptif dalam menghadapi stress dan mudah masuk

ke keadaan krisis (Nasir,2010).

4. Keluarga

Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa faktor utama

penyebab penderita kambuh adalah karena keluarga tidak tahu cara

menangani penderita dirumah (Nasir, 2010). Menurut Vaugh dan

Synder (Keliat, 2007) keluarga yang tidak dapat mentolerir perilaku

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

39

penderita dapat mengakibatkan kambuhnya penderita seperti halnya

teori yang diungkapkan oleh stuard dan sundden (Yosep, 2009) bahwa

penderita halusinasi lebih banyak memiliki sikap bermusuhan dan

sikap berlebihan. Hal-hal yang perlu diperhatikan keluarga yang

anggota keluarganya mengalami halusinasi adalah:

a. Pengertian

1) Keluarga dapat mengerti tingkah laku penderita dan tahu cara

merespon perubahan perilaku penderita.

2) Keluarga jelas mengenal penyakit penderita secara teknis dan

prognosis.

3) Keluarga perlu mengetahui tentang perilaku yang di

indikasikan sebagai kekambuhan dan mencari pertolongan

sedini mungkin.

b. Mempunyai seseorang untuk diajak bicara seperti perawat (self

care grup)

c. Perilaku istirahat bagi keluarga tanpa disertai penderita

Secara umum keluarga tidak siap untuk menerima penderita yang

baru pulang dari rumah sakit, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor

sebagai berikut:

a. Adanya rasa pesimis terhadap masa depan penderita sehubungan

dengan adanya opini keluarga bahwa penderita tidak akan mampu

bertingkah laku normal.

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

40

b. Kurangnya pengakuan rumah sakit bahwa keluarga merupakan

salah satu sumber.

c. Kurangnya instruksi dan bimbingan terhadap keluarga tentang

bagaimana mereka harus berespon terhadap tingkah laku

penderita.

Selain anggapan keliru diatas ada juga anggapan lain yang

menyatakan bahwa penderita halusinasi tidak dapat diobati atau

disembuhkan. Anggapan ini tentu saja keliru karena bila terapi atau

pengobatan dapat dilakukan dengan teratur maka penderita halusinasi

bisa disembuhkan.

2.3.4 Tindakan Mencegah Kekambuhan

Menurut Wiscarz (2016). adapun pencegahan kekambuhan pada

penderita yaitu:

1. Mengidentifikasi gejala yang menandakan kambuh.

2. Mengidentifikasi gejala pemicu.

3. Memilih teknik manajemen gejala

4. Mengidentifikasi strategi koping untuk gejala pemicu.

5. Mengidentifikasi system pendukung apabila terjadi kekambuhan di

masa depan.

6. Dokumen tertulis rencana tindakan dan kuncinya adalah dukungan

dari orang-orang.

7. Memfasilitasi integrasi ke dalam keluarga dan masyarakat.

8. Menciptakan lingkungan yang sehat bagi penderita.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

41

9. Memberi pujian kepada penderita untuk segala perbuatannya yang

baik dari pada menghukumnya pada waktu berbuat kesalahan.

10. Mengikutkan penderita untuk kegiatan kebersamaan dengan sesama

anggota keluarga.

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

42

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan = = Diteliti = Berpengaruh

= Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Antara Dukungan Keluarga

Dengan Tingkat Kekambuhan Pada Penderita Halusinasi di

Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.

Faktor yang mempengaruhi Halusinasi :

1. Faktor Predisposisi :

Faktor perkembangan,

sosiokultural, biokimia,

psikologis, genetik dan pola

asuh

2. Faktor Presipitasi :

Biologis dan stres lingkungan

3. Mekanisme Koping :

Regresi, proyeksi dan menarik

diri

4. Sumber Koping :

Strategi koping

Tingkat

kekambuhan

Terapi psikososial :

1. Psikoterapi individual

2. Psikoterapi kelompok

3. Psikoterapi keluarga

Dukungan Keluarga :

1. Dukungan penilaian

2. Dukungan

informasional

3. Dukungan instrument

4. Dukungan emosi

1. Pola hidup

2. Pola tidur terganggu

3. Pemenuhan ADL

4. Modifikasi lingkungan

kurang

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

43

Gambar 3.1 menjelaskan tentang hubungan dukungan keluarga

dengan tingkat kekambuhan pasien halusinasi. Faktor yang mempengaruhi

Halusinasi adalah Faktor Predisposisi : (Faktor perkembangan,

sosiokultural, biokimia, psikologis, genetik dan pola asuh), Faktor

Presipitasi : (Biologis dan stres lingkungan), Mekanisme Koping :

(Regresi, proyeksi dan menarik diri) dan Sumber Koping : Strategi koping

dari beberapa faktor tersebut mempengaruhi tingkat kekambuhan pada

penderita halusinasi. Selain itu tingkat kekambuhan juga mempengaruhi

pola hidup, pola tidur terganggu, pemenuhan ADL dan modifikasi

lingkungan kurang. Terapi psikososial yang meliputi psikoterapi

individual, psikoterapi kelompok, dan psikoterapi keluarga. Psikoterapi

keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu tingkat kekambuhan pada

pasien halusinasi, seperti dukungan keluarga. Dukungan yang dapat

diberikan meliputi dukungan penilaian, dukungan informasional,

dukungan instrumen, dan dukungan emosi.

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual penelitian maka hipotesa yang

diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kekambuhan pada penderita halusinasi.

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

44

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, dalam penelitian ini, saya

menggunakan desain penelitian survey analitik yaitu survey atau penelitian

yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu

terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena

atau antara faktor risiko (fenomena yang menyebabkan pengaruh) dengan

faktor efek (suatu akibat dari adanya faktor risiko). Penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional yang artinya jenis penelitian

yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen

dan dependen hanya satu kali. Dalam penelitian ini variabel yang telah

diteliti yaitu hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan

pada penderita halusinasi di Wilayah kerja Puskesmas Geger Kabupaten

Madiun, yang dilakukan dengan satu kali pengamatan.

Desain penelitian yang telah dilakukan digambarkan dalam skema

cross sectional di bawah ini :

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

45

Gambar 4.1 Desain Penelitian cross sectional

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Dalam penelitian ini, populasi yang telah digunakan adalah semua

keluarga dengan penderita halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten

Madiun yang tersebar dalam 10 desa. Desa Pagotan 8 keluarga, Desa

Jatisari 13 keluarga, Desa Purworejo 5 keluarga, Desa Banaran 3

keluarga, Desa Geger 3 keluarga, Desa Uteran 4 keluarga, Desa Sareng 6

keluarga, Desa Klorogan 5 keluarga, Desa Slambur 5 keluarga dan Desa

Sumberejo 8 keluarga. Jumlah populasi 60 keluarga dan berkurang 10

responden karena digunakan untuk study pendahuluan awal. Total

populasi menjadi 50 keluarga dengan penderita halusinasi.

Populasi /

Sampel

Faktor Risiko (+)

Faktor Risiko (-)

Efek (+)

Efek (-)

Efek (+)

Efek (-)

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

46

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah anggota keluarga pasien halusinasi

di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun yaitu Desa Pagotan, Jatisari,

Purworejo, Banaran, Geger, Uteran, Sareng, Klorogan, Slambur, dan

Sumberejo.

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk

mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-

variabel kontrol ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang

diteliti. Kriteria sampel dalam penelitian meliputi kriteria inklusi dan

ekslusi yaitu sebagai berikut :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan telah diteliti. Kriteria inklusi

pada penelitian ini adalah :

a. Keluarga yang memiliki anggota keluarga yang di diagnosa

halusinasi (dengan memiliki gejala : bicara,senyum dan ketawa

sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang

cepat dan respon verbal yang lambat, menarik diri dari orang lain,

tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata,

terjadi peningkatan denyut jantung, perhatian dengan lingkungan

yang kurang atau hanya beberapa detik, curiga, bermusuhan, sulit

berhubungan dengan orang lain, ekspresi muka tegang, mudah

tersinggung, jengkel, tidak mampu mengikuti perintah dari

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

47

perawat, tampak tremor, berkeringat, perilaku panik, agitasi dan

kataton ).

b. Keluarga yang tinggal dengan anggota halusinasi secara langsung

(Ayah, Ibu, Suami, Istri, Anak, Cucu, Saudara, Sepupu).

2. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria ekslusi pada penelitian ini

adalah :

a. Penderita halusinasi yang tidak ada saat di tempat penelitian.

b. Penderita halusinasi yang tidak memiliki anggota keluarga.

3. Untuk menentukan besar sampel yang digunakan rumus Slovin

sebagai berikut :

n = N

1+N(d)2

Keterangan :

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat signifikansi (ρ)

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁 (𝑑)²

n = 50

1+50(0,12)

𝑛 =50

1 + 50(0,01)

𝑛 =50

1 + 0,5

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

48

𝑛 =50

1,5

n = 33,3

n = 34

Jadi, setelah dilakukan perhitungan didapatkan besar sampel kasus

sebanyak 34 responden.

4.3 Teknik Sampling

Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Proporsional Random Sampling dengan pembagian sebagai berikut :

Rumus : 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊 𝒅𝒊 𝑫𝒆𝒔𝒂

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒂𝒔𝒊 x besar sampel (n)

1. Desa Pagotan = 7

50𝑥 33 = 4,62 = 5 responden

2. Desa Jatisari = 12

50𝑥 33 = 7,92 = 8 responden

3. Desa Purworejo = 4

50 𝑥 33 = 2,64 = 3 responden

4. Desa Banaran = 2

50 𝑥 33 = 1,32 = 1 responden

5. Desa Geger = 2

50 𝑥 33 = 1,32 = 1 responden

6. Desa Uteran = 3

50 𝑥 33 = 1,98 = 2 responden

7. Desa Sareng = 5

50 𝑥 33 = 3,3 = 3 responden

8. Desa Klorogan = 4

50 𝑥 33 = 2,64 = 3 responden

9. Desa Slambur = 4

50 𝑥 33 = 2,64 = 3 responden

10. Desa Sumberejo = 7

50 𝑥 33 = 4,62 = 5 responden

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

49

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Kekambuhan Pada Penderita Halusinasi Di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun.

Populasi:

Semua keluarga dengan penderita halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ada 10

desa yaitu di Desa Jatisari, Pagotan,Purworejo, Banaran, Geger, Uteran, Sareng, Klorogan,

Slambur dan Sumberejo (sebanyak 60 orang anggota keluarga)

Sampel:

Sebagian anggota keluarga penderita halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun yaitu

Desa Jatisari, Pagotan, Purworejo, Banaran, Geger, Uteran, Sareng, Klorogan, Slambur dan

Sumberejo (sebanyak 34 orang anggota keluarga)

Tehnik Sampling:

Proposional random sampling

Desain Penelitian:

Survey Analitik dengan pendekatan waktu cross sectional

Variabel bebas :

Dukungan Keluarga

Pengumpulan Data

Menggunakan Kuesioner

Variabel terikat :

Tingkat Kekambuhan

Pengolahan data :

Editing, Coding, Scoring, Data Entry, tabulating.

Analisa Data:

Uji statistik Somers’D dengan α 0,05

Hasil dan kesimpulan

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

50

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Identifikasi Variabel

Macam jenis variabel meliputi independen dan dependen :

1. Independent variable (variabel bebas)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Dukungan Keluarga

penderita halusinasi.

2. Dependent variable (variabel terikat)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Kekambuhan

penderita halusinasi.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik

yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Definisi operasional

dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi dan replikasi.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Tingkat Kekambuhan pada penderita Halusinasi di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun.

Variabel Definisi

Operasional

Parameter/

Indikator Instrumen Skala Skor

Variabel

independent :

Dukungan

keluarga

Sikap tindakan

dan penerimaan

keluarga

terhadap

anggota

keluargannya

yang bersifat

mendukung

selalu siap

memberikan

pertolongan dan

bantuan jika

diperlukan

Dukungan

keluarga :

1. Dukungan

penilaian

2. Dukungan

informasio nal

3. Dukungan

instrumen

4. Dukungan

emosi

Kuesioner Ordinal Menggunakan skala

Likert dengan

pembagian :

4 = Selalu

3 = Sering

2 = Jarang

1 = Tidak pernah

Kategori skor :

1. Kurang (total skor

< 40)

2. Cukup (total skor

40-60)

3. Baik (total skor >

60)

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

51

Variabel Definisi

Operasional

Parameter/

Indikator Instrumen Skala Skor

Variabel

dependent :

Tingkat

Kekambuhan

Suatu keadaan

dimana muncul

gejala yang

sama seperti

sebelumnya dan

mengakibatkan

klien harus

dirawat kembali

dalam kurun

waktu satu

tahun

Tingkat

kekambuhan

ditentukan oleh

keluarga dari

beberapa gejala :

1. Bicara

sendiri

2. Ketawa

sendiri

3. Menyendiri

4. Mengamuk

5. Tidak nafsu

makan

6. Gelisah

Kuesioner Interval Tingkat

kekambuhan dalam

satu tahun dengan

skor :

1 = Tidak pernah

2 = 1 kali

3 = 2 kali

4 = > 2 kali

Kategori skor :

1. Tidak pernah

kambuh (satu

tahun terakhir)

2. Jarang kambuh

(tiga bulan

terakhir)

3. Sering kambuh

(satu bulan

terakhir)

4.6 Instrument Penelitian

Alat (instrumen) dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

variable X adalah dukungan keluarga, menggunakan instrument sesuai

dengan konsep berupa lembar kuesioner yang berisi 20 item soal dengan

menggunakan skala Likert. Pertanyaan dengan jawaban Selalu (4), Sering

(3), Kadang-kadang (2), Tidak Pernah (1). Kuesioner diambil dari (Dita

Samudra, 2014: 48). Untuk hasil uji dukungan keluarga dengan rumus

korelasi product momen pearson. Adapun ≤ 0,05 maka item dinyatakan

valid, begitupun sebaliknya jika signifikansinya > 0,05 maka item

pertanyaan dinyatakan tidak valid atau didasarkan pada nilai r, dimana

pertanyaan dinyatakan valid apabila r hitung > r table pada taraf

signifikansi 5%, sehingga pertanyaan dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian.

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

52

Untuk hasil uji validitas kuesioner dukungan keluarga diperoleh r

hitung antara 0,954 - 0,540 item pertanyaan dinyatakan valid jika r hitung

lebih besar dari r tabel (0,514) pada taraf signifikan 5% yaitu r hitung > r

tabel. Untuk hasil uji reliabilitas kuesioner tersebut dengan cara yang sama

dengan komputerisasi menggunakan tehnik Alpha Cronbach (α) dalam uji

reliabilitas r hasil adalah Alpha. Jika r alpha > r tabel pertanyaan tersebut

dinyatakan reliabel, begitu juga sebaliknya. Suatu instrument dikatakan

reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach > 0,6. Hasil dari uji

reliabilitas untuk kuesioner dukungan keluarga yang sudah valid menunjuk

nilai alpha 0,948 dan kuesioner variabel dukungan keluarga disini sudah

reliable karena nilai sudah memenuhi syarat yaitu 0,948 > 0,6.

Kuesioner variabel Y adalah tingkat kekambuhan menggunakan

instrument sesuai dengan konsep berupa kuesioner yang berisi pernyataan

dengan menggunakan multiple choise untuk menentukan tingkat

kekambuhan pasien.

Pertanyaan yang digunakan adalah angket tertutup atau terstruktur

dimana responden hanya tinggal menjawab atau memilih kolom yang

sudah disediakan (responden hanya memberikan tanda (√)).

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Geger

Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun.

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

53

4.7.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian telah dimulai dari bulan Januari sampai bulan Agustus

2019.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Dalam melakukan penelitian, prosedur yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Perijinan

Peneliti mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat ijin

dari Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun yang ditujukan kepada

kepala Puskesmas Geger Kabupaten Madiun untuk mengurus

pengambilan data awal. Kemudian mengajukan surat ijin penelitian

kepada Kepala KESBANGPOLINMAS Kabupaten Madiun untuk

melakukan penelitian di Desa Pagotan, Jatisari, Purworejo, Banaran,

Geger, Uteran, Sareng, Klorogan, Slambur, dan Sumberejo

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, setelah mendapatkan ijin

kemudian mengantarkan surat tembusan ke Dinas Kesehatan

Kabupaten Madiun dan Puskesmas Pembantu Kecamatan Geger.

Setelah mendapatkan izin, peneliti menemui calon responden

secara langsung dengan cara door to door, untuk mengadakan

pendekatan serta memberikan penjelasan kepada calon responden

mengenai penelitian yang telah dilakukan. Apabila calon responden

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

54

bersedia menjadi responden, maka dipersilahkan untuk

menandatangani lembar informed concent sebagai bukti ketersediaan

untuk menjadi responden dan apabila tidak bersedia menjadi

responden maka peneliti tetap menghormati keputusan tersebut.

Setelah responden menandatangani lembar inform concent

peneliti mengajukan pertanyaan yang ada pada lembar kuesioner

kemudian jawaban dari responden diisi pada lembar kuesioner

tersebut. Setelah kuesioner diisi oleh responden maka kuesioner

tersebut dikumpulkan kembali kepada peneliti pada saat itu juga,

kuesioner terkumpul, peneliti memeriksa kelengkapan data dan

jawaban dari kuesioner yang diisi oleh responden.

2. Proses Vulta

Selanjutnya dilakukan pengolahan data dari kuesioner yang telah

diisi oleh responden. Dalam penelitian ini peneliti mengajak 1 orang

teman untuk membantu jalannya penelitian. Penelitian dilakukan

selama 10 hari. Pembagian kelompok telah digambarkan pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.2 Pembagian Kelompok Desa

Hari Nama Desa

Senin Pagotan

Selasa Uteran

Rabu Purworejo

Kamis Jatisari

Jum’at Slambur

Senin Geger

Selasa Sareng

Rabu Sumberejo

Kamis Klorogan

Jum’at Banaran

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

55

4.8.2 Pengolahan Data

1. Memeriksa (editing).

Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut :

a. Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.

b. Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup

jelas atau terbaca.

c. Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaannya.

d. Apakah jawaban-jawaban pertanyaaan konsisten dengan jawaban

pertanyaan yang lainnya.

2. Memberi tanda kode (coding)

Coding mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan. Dalam penelitian jenis kalimat yang diberi kode

antara lain yaitu :

a. Data demografi

1) Jenis Kelamin

Laki –laki : diberi kode 1

Perempuan : diberi kode 2

2) Pendidikan

Tidak tamat SD : diberi kode 1

SD : diberi kode 2

SMP : diberi kode 3

SMA : diberi kode 4

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

56

Perguruan tinggi : diberi kode 5

3) Pekerjaan

Tidak bekerja : diberi kode 1

Pedagang : diberi kode 2

Petani : diberi kode 3

Pegawai negeri : diberi kode 4

Swasta : diberi kode 5

TNI / POLRI : diberi kode 6

4) Status hubungan keluarga dengan pasien

Anak : diberi kode 1

Orang tua : diberi kode 2

Suami/Istri : diberi kode 3

Saudara yang tinggal serumah dengan penderita : 4

5) Umur

31-43 : diberi kode 1

44-57 : diberi kode 2

58-71 : diberi kode 3

b. Variabel dukungan keluarga

Kriteria Kurang : diberi kode 1

Kriteria Cukup : diberi kode 2

Kriteria Baik : diberi kode 3

c. Variabel tingkat kekambuhan

Kriteria Tidak pernah : diberi kode 1

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

57

Kriteria Jarang : diberi kode 2

Kriteria Sering : diberi kode 3

3. Pemberian skor (scoring)

Scoring yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada

pertanyaan yang berkaitan dengan tindakan responden. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan bobot pada masing-masing jawaban,

sehingga mempermudah perhitungan.

Untuk menentukan kategori dukungan keluarga dan tingkat

kekambuhan menggunakan rumus Azwar (2011) yaitu :

Mean = 𝟏

𝟐 ( X max + 𝑋 𝑚𝑖𝑛 ) 𝑥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎n

Skor kuesioner dukungan keluarga:

1 = Tidak pernah

2 = Kadang-kadang

3 = Sering

4 = Selalu

Berikut keterangan untuk menentukan kategori dukungan

keluarga :

X max = 4

X min = 1

Mean = 1

2 ( X max + 𝑋 𝑚𝑖𝑛 ) 𝑥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛

1

2 ( 4 + 1 )𝑥 20

2,5 x 20 = 50

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

58

L max = 20 x 4 = 80

L min = 20 x 1 = 20

Standart Deviasi = 1

6 ( Lmax− 𝐿min)

1

6 ( 80 − 20)

1

6 × 60 = 10

Baik : jika skor jawaban x ≥ (µ + 1.σ)

x ≥ (50 + 1.10)

x ≥ 60

Cukup : jika skor jawaban (µ - 1.σ) ≥ x < (µ + 1.σ)

(50 – 1.10) ≥ x < (50 + 1.10)

40 ≥ x < 60

Kurang : jika skor jawaban x < (µ - 1.σ)

x < (50 – 1.10)

x < 40

Skor kuesioner tingkat kekambuhan

1 = Tidak pernah

2 = 1 kali

3 = 2 kali

4 = > 2 kali

Berikut keterangan menentukan kategori tingkat kekambuhan :

X max = 4

X min = 1

Mean = 12 ( X max+ 𝑋 min ) 𝑥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

59

1

2 ( 4 + 1)𝑥 3

1

2 𝑥 15 = 7,5

L max = 3 x 4 = 12

L min = 1 x 4 = 4

Standart Deviasi = 1

6 (Lmax− 𝐿min)

1

6 (12 - 4)

1

6 × 8 = 1,3

Sering : jika skor jawaban x ≥ (µ + 1.σ)

x ≥ (7,5 + 1.1,3)

x ≥ 8,8

Jarang : jika skor jawaban (µ - 1.σ) ≥ x < (µ + 1.σ)

(7,5 – 1.1,3) ≥ x < (7,5 + 1.1,3)

6,2 ≥ x < 8,8

Tidak pernah : jika skor jawaban x < (µ - 1.σ)

x < (7,5 – 1.1,3)

x < 6,2

4. Memasukkan data (entry)

Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan

ke dalam progam atau “software” computer. Dalam proses ini dituntut

ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak

maka terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data.

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

60

5. Tabulasi data (tabulating)

Tabulating yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. Tabel yang telah

ditabulasi adalah tabel yang berisikan data yang sesuai dengan

kebutuhan analisis.

4.9 Teknik Analisa Data

4.9.1 Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk menganalisis hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pada halusinasi.

Penyajiannya dalam bentuk distribusi dan prosentase dari setiap variabel.

Pada penelitian ini, peneliti menganalisa hubungan antara dukungan

keluarga dengan tingkat kekambuhan pada halusinasi. Semua karakteristik

responden dalam penelitian ini seperti : usia, jenis kelamin, hubungan

keluarga, tingkat pendidikan, dan pekerjaan berbentuk kategori yang

dianalisis menggunakan analisa proporsi dan dituangkan dalam tabel

distribusi frekuensi.

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakan

uji statistic. Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk

mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kekambuhan pada halusinasi. Uji statistic yang digunakan adalah uji

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

61

Somer’s D dengan α 0,05. Uji Somer’s D adalah salah satu uji Asosiatif

Parametris, yang mengukur hubungan antara 2 variabel dengan skala

ordinal yang dibentuk ke dalam tabel kontingensi. Data atau variabel

kategorik pada umumnya berisi variabel yang berskala ordinal. Adapun

pedoman signifikansi memakai panduan sebagai berikut: Bila p value < α

(0,05), maka signifikansi atau ada hubungan.

Apabila hasil perhitungan koefesien korelasi Somer’s D rs hitung > rs

tabel maka hipotesis alternative (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0)

ditolak, yaitu adanya Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan

Tingkat Kekambuhan pada Halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten

Madiun.

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi

Tabel 4.3 Interval Koefesien Korelasi Somer’s D

Interval Koefesien Korelasi Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : (Sugiyono, 2012)

4.10 Etika dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, saya telah melakukan semua penelitian dengan

memperhatikan etika penelitian. Saya memperhatikan etika dalam

penelitian sesuai dengan prinsip etika dalam penelitian dibedakan menjadi

3 bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan

prinsip keadilan.

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

62

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan

bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah

diberikan, tidak telah dipergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan subjek dalam bentuk apa pun.

c. Risiko (benfits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan

yang telah berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self

determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai

hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun

tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau telah berakibat terhadap

kesembuhannya, jika mereka seorang klien.

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

63

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

(right to full disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara terperinci

serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada

subjek.

c. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang

tujuan penelitian yang telah dilaksanakan, mempunyai hak untuk

bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada

informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang

diperoleh hanya telah dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau

dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama

(anonymity) dan rahasia (confidentiality).

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

64

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 - 28 Juni 2019 dengan

jumlah sampel sebanyak 34 responden dari keluarga dengan masalah

halusinasi. Dimana untuk penelitiannya dilakukan di Desa Pagotan, Desa

Uteran, Desa Purworejo, Desa Jatisari, Desa Slambur, Desa Geger, Desa

Sareng, Desa Sumberejo, Desa Klorogan, dan Desa Banaran,

penentuannya diambil sesuai dengan prosentase halusinasi yang ada di

sepuluh Desa tersebut yang berada di Kecamatan Geger Kabupaten

Madiun.

Puskesmas Geger merupakan Puskesmas Induk yang berada di

Wilayah Kecamatan Geger.Batas–batas wilayah Puskesmas Geger sebelah

utara Kecamatan Kaibon, sebelah timur Kecamatan Dagangan, sebelah

selatan Kecamatan Bangunsari dan sebelah barat Kecamatan

Kebonsari.Pelayanan dibuka setiap hari Senin-Jumat pukul 08.00 sampai

habis pasien.Tenaga kesehatan di Wilayah Kecamatan Geger terdapat satu

orang merupakan lulusan Sarjana Keperawatan khusus untuk menangani

Orang dengan Gangguan Jiwa salah satunya penderita halusinasi.

Sesuai dengan program Pemerintah Jawa Timur, Puskesmas Geger

mengadakan program pengobatan rutin setiap tiga bulan sekali bekerja

sama dengan pihak desa, program pengobatan dilakukan di balai desa

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

65

dengan didampingi keluarga dan aparat keamanan setempat, pihak

puskesmas memberikan obat injeksi dan pemberian obat oral. Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan peneliti terkait program kunjungan puskesmas

memberikan penjelasan kepada keluarga saat keluarga menanyakan terkait

dukungan keluarga.

Selain itu peneliti saat pengkajian didampingi oleh petugas kesehatan

dari puskesmas.Responden rutin kontrol datang langsung ke Puskesmas

setiap 10 hari / bila obat sudah habis.Sebagian besar mereka datang

bersama keluarga ada juga yang datang sendiri dengan kendaraan pribadi /

sepeda motor.

5.1.2 Data Umum Responden

Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden

berdasarkan sebaran populasi, karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, karakteristik responden berdasarkan umur, karakteristik

responden berdasarkan tinggal bersama keluarga yang sakit, karakteristik

responden berdasarkan status hubungan keluarga dengan yang sakit,

karakteristik responden berdasarkan pendidikan, dan karakteristik

responden berdasarkan pekerjaan.

5.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Bulan

Juni 2019 (n=34)

Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)

Laki-laki 16 47.1

Perempuan 18 52.9

Total 34 100.0

(Sumber : Lembar kuesioner identitas responden di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

bulan juni 2019)

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

66

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden

laki-laki sebanyak 16 responden (47.1%) dan jenis kelamin responden

perempuan sebanyak 18 responden (52.9%).

5.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Deskriptif Karakteristik Usia Responden di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun Bulan Juni 2019

Variabel N Mean Median Modus SD Min-Max

Usia 34 56.53 58.00 50 10.45 31-71

(Sumber : Lembar kuesioner identitas responden di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

bulan juni 2019)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa rerata usia responden 56

tahun, usia responden paling banyak 50 tahun, usia responden terendah 31

tahun dan tertinggi 71 tahun.

5.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Hubungan Keluarga

dengan yang Sakit

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Status Hubungan Keluarga dengan yang Sakit di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun Bulan Juni 2019

Hubungan dengan penderita Frekuensi (f) Persentase %

Anak 1 2.9

Orang tua 23 67.6

Suami / Istri 2 5.9

Saudara 8 23.6

Total 34 100.0

(Sumber : Lembar kuesioner identitas responden di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

bulan juni 2019)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar hubungan

penderita dengan keluarga sebagai orang tua sebanyak 23 responden

(67.6%) sebagian kecil hubungan penderita dengan keluarga sebagai anak

sebanyak 1 responden (2.9%).

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

67

5.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Bulan

Juni 2019

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase %

Tidak tamat SD 0 0

SD 4 11.8

SMP 16 47.1

SMA 14 41.1

Perguruan Tinggi 0 0

Total 34 100.0

(Sumber : Lembar kuesioner identitas responden di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

bulan juni 2019)

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar

pendidikan terakhir SMP sebanyak 16 responden (47.1%) dan responden

yang tamat SD sebanyak 4 responden (11.8%).

5.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Bulan Juni

2019

Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase %

Tidak bekerja 20 58.8

Pedagang 2 5.9

Petani 6 17.7

PNS 0 0

Wiraswasta 6 17.6

TNI/POLRI 0 0

Total 34 100.0

(Sumber : Lembar kuesioner identitas responden di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

bulan juni 2019)

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden tidak bekerja sebanyak 20 responden (58.8%) dan sebagian

kecil responden bekerja sebagai pedagang sebanyak 2 responden (5.9%).

5.1.3 Data Khusus Responden

Setelah mengetahui dari data umum dalam penelitian ini maka akan

ditampilkan hasil penelitian berdasarkan dengan data khusus yang

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

68

meliputi: Dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan penderita

halusinasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi serta tabulasi silang

tentang variabel independent dan variabel dependent.

5.1.3.1 Dukungan Keluarga Penderita Halusinasi di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pasien Halusinasi di

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Bulan Juni 2019

Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase %

Kurang 3 8.8

Cukup 12 35.3

Baik 19 55.9

Total 34 100.0

(Sumber : Lembar kuesioner identitas responden di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

bulan juni 2019)

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dukungan keluarga pada

penderita halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun dari 34

responden terdapat 19 responden (55.9%) dukungan keluarga tergolong

baik dan 3 responden (8.8%) dukungan keluarga tergolong kurang.

Tabel 5.7 Deskripsi Jawaban Kuesioner Responden Dukungan Keluarga

Penderita Halusinasi Berdasarkan 4 Indikator di Dukungan

Keluarga di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun bulan Juni

2019 (n = 34)

Indikator Hasil

Baik Cukup Kurang

Dukungan Penilaian 52.9% 38.3% 8.8%

Dukungan Informasional 50.0% 41.7% 8.8%

Dukungan Instrumental 52.9% 38.3% 8.8%

Dukungan Emosional 52.9% 38.3% 8.8%

Hasil penelitian berdasarkan 4 indikator dukungan keluarga penderita

halusinasi yaitu dukungan penilaian, dukungan informasional, dukungan

instrumental dan dukungan emosional.Didapatkan dukungan penilaian

dengankategori kurang 8.8%, cukup 38.3% dan baik 52.9%.Dukungan

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

69

informasional dengan kategori kurang 8.8%, cukup 41.7% dan 50.0%

baik.Dukungan instrumental dengan kategori kurang 8.8%, cukup 38.3%

dan baik 52.9%.Dan dukungan emosional dengan kategori kurang 8.8%,

cukup 38.3% dan baik 52.9%.

5.1.3.2 Tingkat Kekambuhan Penderita Halusinasi Dalam Satu Tahun Di

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kekambuhan di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun Bulan Juni 2019

Tingkat Kekambuhan Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak pernah 14 38.8%

Jarang 20 61.2%

Sering 0 0

Total 34 100.0

(Sumber : Lembar kuesioner tingkat kekambuhan penderita halusinasi di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun bulan Juni 2019)

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa tingkat kekambuhan

penderita halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun dari 34

respondenterdapat 20 responden (61.2%) tingkat kekambuhan tergolong

jarang dan 14 responden (38.8%%) tidak pernah kambuh.

Tabel 5.9 Deskripsi Jawaban Responden Tingkat Kekambuhan Penderita

Halusinasi Berdasarkan Tigaindikator di Dukungan Keluarga

di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun bulan Juni 2019) (n =

34)

Pernyataan Hasil

Tidak pernah Jarang Sering

Kekambuhan dalam satu bulan

terakhir 28.5 % 5.6 % 65.9 %

Kekambuhan dalam tiga bulan

terakhir 77.6 % 5.6 % 16.8 %

Kekambuhan dalam satu tahun

terakhir 91.6 % 2.8 % 5.6 %

Hasil penelitian berdasarkan 3 indikator yaitu satu bulan, tiga bulan

dan satu tahun. Didapatkan tingkat kekambuhan dalam satu bulan dengan

kategori tidak pernah 28.5.% penderita, jarang 5.6% penderita dan sering

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

70

65.9% penderita. Tingkat kekambuhan dalam tiga bulan dengan kategori

tidak pernah 77.6% penderita, jarang 5.6% penderita, dan sering 16.8%

penderita. Dan tingkat kekambuhan dalam satu tahun dengan kategori

tidak pernah 91.6% penderita, jarang 2.8% penderita dan sering 5.6%

penderita..

5.1.3.3 Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat

Kekambuhan Penderita HalusinasiDi Kecamatan Geger Kabupaten

Madiun

Tabel 5.10 Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Tingkat Kekambuhan Penderita Halusinasi di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun bulan Juni 2019

Dukungan

Keluarga

Tingkat Kekambuhan

Tidak pernah Jarang Sering Total

F % F % F % F %

Kurang 3 100.0 0 0 0 0 3 100.0

Cukup 2 5.6 10 94.4 0 0 12 100.0

Baik 5 14.0 14 86.0 0 0 19 100.0

Total 10 28.0 24 72.0 0 0 34 100.0

α = 0, 05 r = 0,559 ρ value = 0,000

Berdasarkan tabel 5.10 diatas menunjukan bahwa dukungan keluarga

dengan tingkat kekambuhan kurang 100% sebanyak 3 keluarga.Dukungan

keluarga cukup dengan tingkat kekambuhan tidak pernah 5.6% sebanyak 2

keluarga, tingkat kekambuhan jarang 94.4 sebanyak 10 keluarga dan

dukungan keluarga baik dengantingkat kekambuhan tidak pernah 14.0%

sebanyak 5 keluarga dan tingkat kekambuhan jarang 86.0% sebanyak 14

keluarga.

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Somers’D

dengan program SPSS versi 16.0 didapatkan ρ value = 0.000 < α =0.05,

artinya Ha diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

71

keluarga dengan tingkat kekambuhan penderita halusinasi di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun.Hasil uji statistik Somers’D bahwa r hitung

=0.559 yaitu positif yang berarti semakin baik dukungan keluarga maka

semakin jarang tingkat kekambuhan pada penderita halusinasi. Keeratan

hubungan dapat dilihat dari nilai r hitung = 0.559 yang dikategorikan

sedang (0.40 – 0.599) yang artinya keeratan hubungan dukungan keluarga

dengan tingkat kekambuhan pada penderita halusinasi di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun adalah sedang.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Dukungan Keluarga Penderita Halusinasi di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa

dukungan keluarga pada penderita halusinasi di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun yang termasuk dalam kategori dukungan keluarga

tergolong baik sebanyak 55.9%.Sesuai dengan kuesioner dukungan

keluarga dari 4 indikator ditemukan dukungan keluarga dengan kategori

baik sebanyak 52.9% keluarga pada indikator dukungan penilaian. Pada

dukungan penilaian dimana 52.9% keluarga memberikan dukungan

tergolong baik pada pernyataan nomer 2 yaitu keluarga menunjukkan

bahwa kita sebagai keluarga terdekat peduli terhadap penderita.

Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga merupakan support

sistem yang diberikan oleh keluarga dalam menghadapi masalah anggota

keluarganya. Keluarga merupakan orang yang paling dekat dan tempat

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

72

yang paling nyaman bagi penderita halusinasi.Keluarga dapat

meningkatkan semangat dan motivasi untuk berperilaku sehat, yaitu

dengan memberikan perawatan dan pengobatan yang layak. Dukungan

keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap

penderita halusinasi. Dukungan keluarga yang di wujudkan dalam bentuk

kasih sayang, adanya kepercayaan, kehangatan, perhatian, saling

mendukung dan menghargai antar keluarga.

Peneliti berpendapat bentuk dari dukungan penilaian merupakan suatu

respon positif yang diberikan oleh keluarga, dimana keluarga selalu

memberikan yang dibutuhkan penderita sebagai wujud dari kepeduliannya.

Pada kuesioner dukungan keluarga indikator kedua mengenai

dukungan informasional tergolong cukup sebanyak 41.7%, dimana 41.7%

keluarga memberikan dukungan dengan kategori cukup pada pernyataan

nomer 6 yaitu keluarga senantiasa memberikan informasi kekambuhan

yang benar. Sesuai dengan teori yang ada menyebutkan bahwa keluarga

berfungsi sebagai penyebar dan pemberi informasi yang disediakan

keluarga dapat digunakan olehindividu untuk mengatasi persoalan yang

dialami penderita halusinasi (Friedman et al, 2010).

Peneliti berpendapat bahwa keluarga senantiasa memberikan

informasi kekambuhan yang benar karena keluarga ingin ada kemajuan

dari tingkat kekambuhan penderita dan keluarga bisa memberikan

pengobatan yang sesuai dengan masalah yang dialami penderita.

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

73

Pada kuesioner dukungan keluarga indikator ketiga mengenai

dukungan instrumental tergolong baik sebanyak 52.9%, dimana 38.3%

keluarga memberikan dukungan dengan kategori cukup pada pernyataan

nomer 12 yaitu keluarga meluangkan waktu untuk menemani penderita

agar tetap menjaga kesehatannya. Dukungan instrumental meliputi

dukungan yang bersifat bio, psiko, sosial dan spiritual.Kebutuhan biologis

adalah kebutuhan dasar maupun kebutuhan materi yang harus dipenuhi

keluarga (Friedman et al, 2010).

Peneliti berpendapat bahwa keluarga harus meluangkan waktu untuk

menemani penderita agar tetap menjaga kesehatannya, karena dengan

meluangkan waktu untuk penderita maka penderita merasa ada yang

peduli dengan keadaannya.

Sedangkan pada kuesioner dukungan keluarga indikator keempat

mengenai dukungan emosional tergolong baik sebanyak 52.9%, dimana

38.3% keluarga memberikan dukungan dengan kategori cukup pada

pernyataan nomer 19yaitu keluarga mendengarkan curhatan hati penderita

ketika sedih. Secara emosional, dukungan dari keluarga menunjukan hal

positif dan baik. Setiap keluarga memberikan dukungan yang membuat

penderita halusinasi yaituanggota keluarganya ada yang memperhatikan

dan keluarga selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik agar anggota

keluarganya dapat sembuh (Hartanto, 2014).

Peneliti berpendapat bahwa keluarga mendengarkan curhatan hati

penderita ketika sedih, karena keluarga merupakan orang terdekat dengan

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

74

penderita dan tempat paling nyaman bagi penderita untuk menyampaikan

perasaan penderita, selain itu keluarga bisa memberi masukan bagi

penderita tentang masalah yang dialaminya.Pernyataan ini didukung oleh

penelitian Muntiaroh dkk (2012) yang menunjukkan bahwa sebagian besar

keluargamempunyai rasa simpati kepada penderita halusinasi, dan

sebagian kecil keluarga tidak mendukung penderita halusinasi.

5.2.2 Tingkat Kekambuhan Penderita Halusinasi di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun

Hasil penelitian tabel 5.8 menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan

pada penderita halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun yang

termasuk dalam 3 indikator didapatkan hasil satu tahun terakhir kambuh

dengan kategori tidak pernah 38.8% penderita dan jarang 61.2% penderita.

Berdasarkan data tersebut diketahui penderita yang jarang mengalami

kekambuhan lebih banyak dibandingkan dengan yang sering mengalami

kekambuhan. Hal ini sesuai dengan kuesioner dukungan keluarga pada

indikator dukungan penilaian keluarga mengamati perilaku penderita

ketika terdapat kemajuan tingkat kekambuhan. Menurut opini peneliti

bahwa penderita jika mendapatkan perawatan yang baik maka akan

mempengaruhi penurunan angka kekambuhannya. Untuk menekan angka

kekambuhannya penderita mendapatkan dukungan dari keluarga seperti

dukungan informasional, dimana keluarga senantiasa memberikan

informasi kekambuhan yang benar dengan kategori cukup sebanyak

41.7%. Dukungan informasional merupakan dukungan dimana keluarga

berfungsi sebagai kolektor dan diseminator yaitu penyebar informasi.

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

75

Ketika ada anggota keluarga yang sakit dan harus dirawat di rumah sakit

serta membutuhkan pertolongan, maka keluarga mulai mencari informasi

yang berhubungan dengan masalah kesehatan yang sedang dialami oleh

anggota keluarga. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui konsultasi

dengan tenaga kesehatan professional (Friedman, 2010).

Karakteristik penelitian Fitriani (2006) juga hampir sama dengan

penelitian ini kesamaan itu terletak pada karakteristik tentang usia,

pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan SLTA adalah yang sering dijumpai

dengan jumlah 16 responden dengan prosentase 47.1% dan dikarakteristik

pekerjaan tidak bekerja menjadi angka paling tinggi dengan 20 responden

prosentase 58.8%.

5.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan

Penderita Halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Hasil uji Somers’D menunjukkan bahwa ρ value = 0.000 < α = 0.05

artinya Ha diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan

keluarga dengan tingkat kekambuhan penderita halusinasi di Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun. Hasil uji statistik Somers’D bahwa r hitung =

0.559 yaitu positif yang berarti semakin baik dukungan keluarga maka

semakin menurun pula tingkat kekambuhan pada penderita halusinasi.

Keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai r hitung = 0.559 yang

dikategorikan sedang (0.40– 0.599) yang artinya keeratan hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan penderita halusinasi di

Kecamatan Geger Kabupaten Madiun adalah sedang.

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

76

Dari hasil analisa data diperoleh dukungan keluarga dengan tingkat

kekambuhan dalam satu tahun terakhir yaitu tergolong jarang. Dukungan

yang baik merupakan dominan penting bagi seseorang yang dapat

merasakan perasaan saling memiliki antara satu sama lain sehingga

tercipta hubungan yang saling mendukung (Setiadi, 2008). Menurut

Setiadi (2008), bahwa dukungan keluarga dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

meliputi, tahap perkembangan (usia), pendidikan atau tingkat pengetahuan,

faktor emosi, dan spiritual.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Muhammad Ali (2014) yang berjudul Hubungan dukungan keluarga

terhadap kekambuhan pasien gangguan jiwa di RSKD Provinsi Sulawesi

Selatan. Bahwa hasil penelitiannya menunjukkan mayoritas keluarga

pasien gangguan jiwa sangat mendukung sebanyak 30 responden (63.5%),

dan mayoritas keluarga sebanyak 30 responden (57.7%) mengatakan

tingkat kekambuhan pasien gangguan jiwa.

Dari hasil penelitian di atas peneliti berpendapat bahwa dukungan

keluarga yang baik pada penderita halusinasi semakin terkontrol

kekambuhannya. Dukungan keluarga terhadap penderita halusinasiharus

terus diberikan, seperti dukungan penilaian dimana keluarga mengamati

perilaku penderita ketika terdapat kemajuan tingkat kekambuhan.Selain itu

keluarga sebagai orang yang paling dekat dengan penderita berfungsi

merawat, membimbing, mengamati dan menjaga anggota keluarga yang

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

77

mengalami halusinasi untuk mendapatkan hal-hal yang terbaik guna proses

penyembuhan.

Hal ini sesuai teori Friedman (2010) yang menyebutkan bahwa

keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu: dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan

emosional. Jika dukungan tersebut ada pada keluarga penderita, maka akan

berdampak positif pada penderita.

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

78

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dukungan keluarga yang menjadi responden pada penderita halusinasi

di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun adalah sebagian besar baik.

2. Tingkat Kekambuhan pada penderita halusinasi di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun adalah sebagian besar jarang.

3. Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pada

penderita halusinasi di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun dengan ρ

value 0.000. Nilai keeratan sedang yaitu 0.559 berarah positif yang

berarti semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

jarang tingkat kekambuhan penderita halusinasi.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Hubungan Antara

Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan Pada Penderita

Halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun, peneliti

ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Puskesmas Geger dapat memberikan saran kepada keluarga dengan

penderita halusinasi untuk lebih ditingkatkan asuhan keluarganya dan

lebih memperhatikan diskusi bersama keluarga. Agar keluarga lebih

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

79

leluasa menceritakan keluh kesahnya yang mungkin saja selama ini

belum tersampaikan.

2. Bagi Kades setempat atau perangkat desa lain lebih memperhatikan

keluarga penderita halusinasi terkait sarana transportasi ke instansi

kesehatan seperti berobat ke puskesmas jika ada keterbatasan waktu.

3. Kepada keluarga lebih mendukung dalam dukungan informasional yang

senantiasa memberikan informasi kekambuhan penderita. Selain itu

keluarga juga diharapkan mengupayakan kepekaan pada setiap individu

didalam keluarga untuk lebih menghargai dan memberikan perasaan

nyaman kepada penderita.

4. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian mengenai

dukungan keluarga dengan menggunakan metode lain dengan jangka

waktu yang lebih lama untuk meningkatkan kemampuan keluarga.

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

80

DAFTAR PUSTAKA

Ali, dan Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Chaery. 2009. TAK: Persepsi Sensori. Online. Http://www.schizophrenia.com/

[12 Desember 2017]

Chaplin. 2011. Kamus Lengkap Psikologi, penerjemah Kartini Kertono, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Depkes RI. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. (Online),

http://www.riskesdas.co.id. Diakses pada Desember 2017.

Effendy, dan Nasrul. 2007. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Edisi II. Jakarta : EGC.

Fitria, dan Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan

Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Fitriani, N. 2006. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Perawatan

Jiwa Di Rumah Dengan Tingkat Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di RSJD

Surakarta. Skripsi tidak dipublikasikan. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Friedman, dan Marilyn. 2010. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Edisi 5,

Jakarta : EGC.

Hardianto. dan Handoko. (2009). Gangguan Jiwa Harus Ditangani Sejak Awal.

Diambil pada tanggal 25 November 2013 dari

http://www.komnasham.go.id/portal/files/suar%20edisi%20juli%202009.p

df

Hartanto, S, dkk. 2014. Studi Etnobotani Famili Zingiberaceace dalam Kehidupan

Masyarakat Lokal di Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi,

Riau. Jurnal Biosaintifika. 6 (2).

Hawari. 2003. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:

Balai Penerbit FK UI.

Jallo. 2008 dalam Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Keliat, B. A. dkk. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :

EGC.

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

81

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Balitbang Kementrian

Kesehatan RI.

Kusumawati. 2010. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC.

dan Yudi, H. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba

Medika.

Laporan Puskesmas Geger. 2017. Prevalensi Halusinasi di Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun. Puskesmas Geger.

Mamnu’ah. 2010. Stres dan Strategi Koping Anggota Keluarga Merawat yang

Mengalami Halusinasi.Jurnal Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta :

Stikes „Aisyiyah Yogyakarta.

Muntiaroh dkk, 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang

Skizofrenia Dan Dukungan Keluarga Pada Klien Skizofrenia Di Rumah

Sakit Jiwa Daerah dr Amino Ghondohutomo Semarang. Jurnal

Keperawatan Jiwa. Volume 2, No 1, 192-196 : Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Nasir. Abdul dan, Muhith. 2010. Dasar-dasar Keperawatan jiwa,. Pengantar dan

Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Potter. Patricia A. dan Anne G. P. 2009. Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi

7. Jakarta: Salemba Medika.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Mulia.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumarjo. 2004. Dukungan Keluarga. Jtptunimus-gdl-herlisdian-7616-3-babii.pdf.

Diakses pada september 2017.

Stuart, G. W. dan Laraia, M. T. 2005. Principles and Practice of Psychiatric

Nursing, Elsevier Mousby, Alih Bahasa Budi Santosa, Philadelphia.

Stuart, G. W. dan Laraia, M. T. 2007. Principles and Practice of Psychiatric

Nursing. St. Louis: Mousby.

, dkk. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa

Stuart. Penerbit: Elsevier.

Wirawan. 2006. Masalah Keluarga Penyebab Terbesar. Dibuka pada website

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/112006/06/11lapsus05.htm/05

September 2009.

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

82

World Health Organization (WHO). 2016. World Health Statistic, Geneva.

Diakses pada September 2017.

Yoseph, dan Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.

,2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: Penerbit Refika Aditama.

Yusnipah. 2012. Tingkat Pengetahuan Keluarga dalam Merawat Pasien

Halusinasi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.

Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin
Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

83

Lampiran 1

Surat Izin Pengambilan Data Awal

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

84

Lampiran 2

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

85

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

86

Lampiran 3

SURAT BALASAN IZIN PENELITIAN

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

87

Lampiran 4

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

88

Lampiran 5

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi

Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun,

Nama :Dila Yunita Niksa Sarah Wati

NIM : 201402010

Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Hubungan Antara

Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan Pada Penderita Halusinasi di

Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun”. Sehubungan dengan ini,

saya mohon kesediaan saudara untuk bersedia menjadi responden dalam

penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi saudara akansangat

kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya ucapkan

terima kasih.

Madiun, Juni 2019

Peneliti,

Dila Yunita Niksa SarahWati

NIM : 201402010

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

89

Lampiran 6

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah saya mendapatkanpenjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

yang bernama Dila Yunita Niksa SarahWati mengenai berjudul “Hubungan

Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan Pada Penderita

Halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun”. Saya

mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi

pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data

yang diperlukan dengan sebenar-benarnya. Demikian penyataan ini saya buat

untuk dipergunakan sesuai keperluan.

Madiun, Juni 2019

Responden,

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

90

Lampiran 7

KISI – KISI KUESIONER

Dukungan Keluarga

No Uraian Nomer Soal

1 Dukungan Penilaian 1,2,3,4,5

2 Dukungan Informasional 6,7,8,9,10

3 Dukungan Instrumental 11,12,13,14,15

4 Dukungan Emosional 16,17,18,19,20

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

91

Lampiran 8

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kekambuhan

di Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Petunjuk pengisian :

Jawablah pertanyaan berikut dengan mengisi jawaban atau memberikan tanda

centang (√) pada kotak yang tersedia di bawah ini!

Lembar Kuesioner Data Demografi

Tanggal wawancara :

Nomer Responden :

Lembar Kuesioner Data Demografi

1. Jenis kelamin : Laki – laki Perempuan

2. Usia : ....... Tahun

3. Tinggal bersama keluarga : Iya Tidak

4. Status hubungan keluarga Anak Orang tua

Suami Istri

Saudara yang tinggal serumah

5. Pendidikan : Tidak tamat SD

SMP SMA

Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan : Tidak bekerja Petani

Pedagang Pegawai negeri

Swasta TNI/POLRI

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

92

Lembar Kuesioner Dukungan Keluarga

Petunjuk pengisian : Berilah tanda check list (√) pada kotak yang telah disediakan

sesuai dengan jawaban anda.

Keterangan : Selalu (SL) = bila dilakukan sepenuhnya

Sering (SR) = bila dilakukan sebagian

Kadang-kadang (KD) = bila dilakukan hanya sedikit

Tidak pernah (TP) = bila tidak pernah dilakukan

No Pertanyaan SL SR KD TP

Dukungan Penilaian

1 Keluarga membimbing penderita agar tetap menjaga

kondisi kesehatan

2 Keluarga menunjukkan bahwa kita sebagai keluarga

terdekat peduli terhadap penderita

3 Keluarga menghormati setiap keputusan yang

diungkapkan oleh penderita

4 Keluarga menyarankan penderita agar tetap menjalin

hubungan sosial dengan orang lain

5 Keluarga mengamati perilaku penderita ketika terdapat

kemajuan tingkat kekambuhan

Dukungan Informasional

6 Keluarga senantiasa memberikan informasi

kekambuhan yang benar

7 Keluarga menyarankan penderita untuk rutin kontrol/

berobat ke pelayanan kesehatan terdekat

8 Keluarga mengingatkan hal-hal yang harus dihindari

yang dapat membuat penderita terserang penyakit

9 Keluarga mengingatkan penderita untuk minum obat

yang diberikan dokter

10 Keluarga mencari informasi tentang masalah kesehatan

yang dialami penderita

Dukungan Instrumental

11 Keluarga memberi fasilitas (alat mandi, makan) yang

diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari

dalam proses perawatan

12 Keluarga meluangkan waktu untuk menemani

penderita agar tetap menjaga kesehatan

13 Keluarga menyediakan transportasi untuk

mempermudah dalam perawatan kesehatan

14 Keluarga memberikan uang kepada penderita

15 Keluarga mengantar kemana penderita akan pergi

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

93

No Pertanyaan SL SR KD TP

Dukungan Emosional

16 Keluarga senantiasa memberikan pujian yang positif

bagi penderita

17 Keluarga memberikan perhatian dengan menciptakan

suasana lingkungan rumah yang aman

18 Keluarga memberikan kepercayaan kepada penderita

dalam proses perawatan

19 Keluarga mendengarkan curhatan hati penderita ketika

sedih

20 Keluarga memberikan kasih sayang kepada penderita

dalam proses perawatan

Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

94

Lembar Kuesioner Tingkat Kekambuhan

Isilah angket dengan jujur sesuai dengan waktu satu/tiga bulan/satu tahun pasien

mengalami kekambuhan. Apapun jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya.

Petunjuk pengisian : Berilah tanda check list (√) pada tempat yang telah

disediakan sesuai dengan jawaban anda.

Untuk kerjasama dan perhatiannya, peneliti mengucapkan terimakasih.

1. Dalam satu bulan ini berapa kali Pasien mengalami kekambuhan?

a. ( ) Tidak Pernah

b. ( ) 1 kali

c. ( ) 2 kali

d. ( ) Lebih dari 2 kali

2. Dalam tiga bulan terakhir berapa kali Pasien mengalami kekambuhan?

a. ( ) Tidak Pernah

b. ( ) 1 kali

c. ( ) 2 kali

d. ( ) Lebih dari 2 kali

3. Dalam satu tahun terakhir berapa kali Pasien mengalami kekambuhan?

a. ( ) Tidak Pernah

b. ( ) 1 kali

c. ( ) 2 kali

d. ( ) Lebih dari 2 kali

Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

95

Lampiran 9

DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

No_

Resp

Jenis

Kelamin Umur

Tinggal

Bersama

Keluarga

Status

Hubungan

Keluarga

Pendidikan Pekerjaan

1 1 66 1 1 3 5

2 2 50 1 1 4 5

3 1 56 1 1 4 5

4 2 62 1 1 4 1

5 2 47 2 2 3 1

6 1 45 1 1 4 1

7 1 69 1 1 3 3

8 1 50 1 1 3 1

9 1 70 1 1 4 1

10 1 45 1 1 4 1

11 1 50 1 4 2 1

12 1 49 1 2 2 3

13 1 44 1 2 3 5

14 1 50 1 1 4 1

15 2 65 2 3 3 1

16 2 64 1 2 3 1

17 1 60 1 2 2 3

18 2 43 1 2 3 1

19 2 71 1 2 3 1

20 1 56 1 1 3 3

21 2 49 1 1 4 1

22 2 60 1 1 3 1

23 2 45 2 2 3 1

24 2 48 1 1 4 5

25 2 62 1 1 4 2

26 2 68 1 1 3 1

27 2 62 1 1 3 1

28 2 70 1 3 2 1

29 1 66 1 1 3 3

30 1 66 1 1 3 3

31 1 69 1 1 4 5

32 2 31 1 1 4 2

33 1 46 1 1 4 1

34 1 68 1 1 4 1

Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

96

DATA DUKUNGAN KELUARGA

NoResp DK

1

DK

2

DK

3

DK

4

DK

5

DK

6

DK

7

DK

8

DK

9

DK

10

DK

11

DK

12

DK

13

DK

14

DK

15

DK

16

DK

17

DK

18

DK

19

DK

20

Jml

DK

Kt

DK

1 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 59 2

2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 70 3

3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 65 3

4 3 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 54 2

5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 70 3

6 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 1 2 3 4 3 3 3 66 3

7 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 1 3 4 3 3 4 66 3

8 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 60 2

9 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 2 1 1 1 30 1

10 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 65 3

11 3 4 2 3 3 4 3 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 68 3

12 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 59 2

13 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 1 2 3 3 3 59 2

14 3 4 4 3 2 4 3 4 1 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 64 3

15 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 67 3

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 78 3

17 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 59 2

18 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 52 2

19 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 3 3 3 70 3

20 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 67 3

21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 58 2

22 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 65 3

Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

97

NoResp DK

1

DK

2

DK

3

DK

4

DK

5

DK

6

DK

7

DK

8

DK

9

DK

10

DK

11

DK

12

DK

13

DK

14

DK

15

DK

16

DK

17

DK

18

DK

19

DK

20

Jml

DK

Kt

DK

23 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 68 3

24 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 52 2

25 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 25 1

26 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 70 3

27 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 50 2

28 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 1

29 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 65 3

30 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 68 3

31 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 48 2

32 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 64 3

33 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 52 2

34 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 61 3

Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

98

DATA TINGKAT KEKAMBUHAN

No_Resp TK_1bln TK_3bln TK_1thn Jml_TK Kt_tk

1 1 2 1 4 1

2 1 1 2 4 1

3 4 1 1 6 2

4 4 1 1 6 2

5 1 1 3 5 1

6 4 1 1 6 2

7 4 1 1 6 2

8 4 1 1 6 2

9 3 1 1 5 1

10 4 1 1 6 2

11 1 3 1 5 1

12 1 4 1 6 2

13 1 2 1 4 1

14 4 1 1 6 2

15 4 1 1 6 2

16 3 1 1 5 1

17 4 1 1 6 2

18 4 1 1 6 2

19 4 1 1 6 2

20 4 1 1 6 2

21 1 3 1 5 1

22 3 1 1 5 1

23 1 4 1 6 2

24 3 1 1 5 1

25 2 1 1 4 1

26 4 1 1 6 2

27 4 1 1 6 2

28 2 1 1 4 1

29 4 1 1 6 2

30 4 1 1 6 2

31 1 1 4 6 2

32 1 3 1 5 1

33 3 1 1 5 1

34 1 4 1 6 2

Page 121: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

99

Pengolahan Data

SPSS 16

Statistics

Jenis_ Kelamin Umur

Tinggal_Bersama_ Keluarga

Status_Hubungan_Keluarga Pendidikan Pekerjaan

N Valid 34 34 34 34 34 34

Missing 0 0 0 0 0 0

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 16 47.1 47.1 52.9

Perempuan 18 52.9 52.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

UmurResponden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 31 1 2.8 2.8 2.9

43 1 2.8 2.8 5.9

44 1 2.8 2.8 8.8

45 3 8.3 8.3 17.6

46 1 2.8 2.8 20.6

47 1 2.8 2.8 23.5

48 1 2.8 2.8 26.5

49 2 5.6 5.6 32.4

50 4 11.1 11.1 44.1

56 2 5.6 5.6 50.0

60 2 5.6 5.6 55.9

62 3 8.3 8.3 64.7

64 1 2.8 2.8 67.6

65 1 2.8 2.8 70.6

66 3 8.3 8.3 79.4

68 2 5.6 5.6 85.3

69 2 5.6 5.6 91.2

70 2 5.6 5.6 97.1

71 1 2.8 2.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 122: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

100

Descriptives

Statistics

Umur

N Valid 34

Missing 0

Mean 56.53

Std. Error of Mean 1.793

Median 58.00

Mode 50

Std. Deviation 10.454

Variance 109.287

Skewness -.319

Std. Error of Skewness .403

Kurtosis -.848

Std. Error of Kurtosis .788

Range 40

Minimum 31

Maximum 71

Sum 1922

Percentiles 25 47.75

50 58.00

75 66.00

UmurPenderita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 19 1 2.8 2.8 2.9

22 2 5.6 5.6 8.8

23 1 2.8 2.8 11.8

24 1 2.8 2.8 14.7

27 1 2.8 2.8 17.6

29 1 2.8 2.8 20.6

30 1 2.8 2.8 23.5

32 1 2.8 2.8 26.5

33 2 5.6 5.6 32.4

36 2 5.6 5.6 38.2

37 1 2.8 2.8 41.2

38 1 2.8 2.8 44.1

40 1 2.8 2.8 47.1

41 3 8.3 8.3 55.9

42 1 2.8 2.8 58.8

43 2 5.6 5.6 64.7

44 2 5.6 5.6 70.6

45 1 2.8 2.8 73.5

Page 123: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

101

46 3 8.3 8.3 82.4

48 3 8.3 8.3 91.2

51 1 2.8 2.8 94.1

56 1 2.8 2.8 97.1

68 1 2.8 2.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Tinggal_Bersama_Keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Iya 34 100.0 100.0 100.0

Tidak 0 0 0 0

Total 34 100.0 100.0

Status_Hubungan_Keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Anak 1 2.9 2.9 42.3

Orang Tua 23 67.6 67.6 97.1

Suami/Istri 2 5.9 5.9 67.6

Saudara yang tinggalserumahdenganpenderita

8 23.6 23.6 91.2

Total 34 100.0 100.0

Page 124: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

102

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 4 11.8 11.8 31.8

SMP 16 47.1 47.1 68.2

SMA 14 41.1 41.1 100.0

Total 34 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidakbekerja 20 58.8 58.8 64.7

Pedagang 2 5.9 5.9 20.8

Petani 6 17.7 17.7 35.5

Swasta 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 125: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

103

Lampiran 10

Hasil Distribusi Frekuensi Kuesioner Dukungan Keluarga Tiap Indikator

Kategori DK 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup 3 8.8 8.8 8.8

Baik 20 58.8 58.8 67.6

4 11 32.4 32.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup 2 5.9 5.9 5.9

Baik 16 47.1 47.1 52.9

4 16 47.1 47.1 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 2 5.9 5.9 5.9

Cukup 10 29.4 29.4 35.3

Baik 18 52.9 52.9 88.2

4 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 3 8.8 8.8 8.8

Cukup 2 5.9 5.9 14.7

Baik 20 58.8 58.8 73.5

4 9 26.5 26.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 126: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

104

Kategori DK 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 3 8.8 8.8 8.8

Cukup 8 23.5 23.5 32.4

Baik 17 50.0 50.0 82.4

4 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 3 8.8 8.8 8.8

Cukup 2 5.9 5.9 14.7

Baik 21 61.8 61.8 76.5

4 8 23.5 23.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 2 5.9 5.9 5.9

Cukup 4 11.8 11.8 17.6

Baik 13 38.2 38.2 55.9

4 15 44.1 44.1 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 3 8.8 8.8 8.8

Cukup 7 20.6 20.6 29.4

Baik 15 44.1 44.1 73.5

4 9 26.5 26.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 127: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

105

Kategori DK 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 4 11.8 11.8 11.8

Cukup 2 5.9 5.9 17.6

Baik 19 55.9 55.9 73.5

4 9 26.5 26.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 4 11.8 11.8 11.8

Cukup 10 29.4 29.4 41.2

Baik 17 50.0 50.0 91.2

4 3 8.8 8.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 1 2.9 2.9 2.9

Cukup 1 2.9 2.9 5.9

Baik 14 41.2 41.2 47.1

4 18 52.9 52.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 2 5.9 5.9 5.9

Cukup 6 17.6 17.6 23.5

Baik 20 58.8 58.8 82.4

4 6 17.6 17.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 128: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

106

Kategori DK 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 3 8.8 8.8 8.8

Cukup 3 8.8 8.8 17.6

Baik 15 44.1 44.1 61.8

4 13 38.2 38.2 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 2 5.9 5.9 5.9

Cukup 5 14.7 14.7 20.6

Baik 13 38.2 38.2 58.8

4 14 41.2 41.2 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 5 14.7 14.7 14.7

Cukup 14 41.2 41.2 55.9

Baik 11 32.4 32.4 88.2

4 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 2 5.9 5.9 5.9

Cukup 5 14.7 14.7 20.6

Baik 18 52.9 52.9 73.5

4 9 26.5 26.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 129: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

107

Kategori DK 17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 2 5.9 5.9 5.9

Cukup 3 8.8 8.8 14.7

Baik 22 64.7 64.7 79.4

4 7 20.6 20.6 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 3 8.8 8.8 8.8

Cukup 5 14.7 14.7 23.5

Baik 19 55.9 55.9 79.4

4 7 20.6 20.6 0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 3 8.8 8.8 8.8

Cukup 8 23.5 23.5 32.4

Baik 19 55.9 55.9 88.2

4 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kategori DK 20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 3 8.8 8.8 8.8

Cukup 3 8.8 8.8 17.6

Baik 20 58.8 58.8 76.5

4 8 23.5 23.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 130: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

108

Jumlah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 23 1 2.9 2.9 2.9

25 1 2.9 2.9 5.9

30 1 2.9 2.9 8.8

48 1 2.9 2.9 11.8

50 1 2.9 2.9 14.7

52 3 8.8 8.8 23.5

54 1 2.9 2.9 26.5

58 1 2.9 2.9 29.4

59 4 11.8 11.8 41.2

60 1 2.9 2.9 44.1

61 1 2.9 2.9 47.1

64 2 5.9 5.9 52.9

65 4 11.8 11.8 64.7

66 2 5.9 5.9 70.6

67 2 5.9 5.9 76.5

68 3 8.8 8.8 85.3

70 4 11.8 11.8 97.1

78 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Kt_DK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 3 8.8 8.8 8.8

Cukup 12 35.3 35.3 44.1

Baik 19 55.9 55.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 131: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

109

Lampiran 11

Hasil Distribusi Frekuensi Kuesioner Tingkat Kekambuhan

Statistics

TK_1 TK_2 TK_3 Jumlah Kt_TK

N Valid 34 34 34 34 34

Missing 0 0 0 0 0

Tingkat Kekambuhan 1 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidakpernah 11 28.5 28.5 32.4

Jarang 2 5.6 5.6 7.1

Sering 21 65.9 65.9 68.5

Total 34 100.0 100.0 100.0

Tingkat Kekambuhan 3 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidakpernah 26 77.6 77.6 80.5

Jarang 2 5.6 5.6 8.0

Sering 6 16.8 16.8 21.0

Total 34 100.0 100.0 100.0

Tingkat Kekambuhan 1 tahun

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidakpernah 31 91.6 91.6 95.5

Jarang 1 2.8 2.8 4.5

Sering 2 5.6 5.6 9.5

Total 34 100.0 100.0 100.0

Kt_TK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidakpernah 14 38.8 38.8 41.2

Jarang 20 61.2 61.2 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 132: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

110

Lampiran 12

Hasil Uji Korelasi

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan

Pada Penderita Halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Geger

Kabupaten Madiun

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan_Keluarga * Tingkat_Kekambuhan

34 100.0% 0 .0% 34 100.0%

Dukungan_Keluarga *

Tingkat_Kekambuhan_Crosstabulation

Count

Tingkat_Kekambuhan

Total Tidakpernah Jarang

Dukungan_Keluarga Kurang 3 0 3

Cukup 2 10 12

Baik 5 14 19

Total 10 24 34

Hasil Uji Korelasi Somers’D Directional Measures

Value

Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal by Ordinal

Somers' d Symmetric .559 .180 .959 .000

Dukungan_Keluarga Dependent

.557 .215 .959 .000

Tingkat_Kekambuhan Dependent

.560 .155 .959 .000

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Page 133: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

111

Lampiran 13

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No. Kegiatan

Bulan

Jan

2019

Feb

2019

Mar

2019

Apr

2019

Mei

2019

Jun

2019

Jul

2019

Agst

2019

1 Pembuatandankonsuljudul

2 Bimbingan proposal

3 Penyusunan proposal

4 Ujian proposal

5 Revisi proposal

6 Pengambilan data

7 Bimbinganpenelitian

8 Penyusunanskripsi

9 Ujianskripsi

10 Revisiskripsi

Page 134: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

112

Lampiran 14

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 135: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

113

Page 136: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

114

Lampiran 14

Lembar Konsultasi Bimbingan

ASUS
Rectangle
ASUS
Typewriter
5
Page 137: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/655/1/1.pdf · 2020. 1. 23. · halusinasi, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin

115