112
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu(S.1) DETI NADIYANI 11135040 Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri Jakarta 2017

SKRIPSI - repository.bsi.ac.id · dapat mendiagnosa penyakit saluran pencernaan. Dalam penelitian ini dibuat sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit saluran pencernaan dengan web

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

SALURAN PENCERNAAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu(S.1)

DETI NADIYANI

11135040

Program Studi Sistem Informasi

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri

Jakarta

2017

ii

PERSEMBAHAN

Ilmu didapatkan dengan:kecerdasan, semangat, penuh kesabaran, biaya dalam

mencarinya, petunjuk guru, jangka waktu yang panjang.

(Imam Syafi’i)

Dengan mengucapkan puji dengan penuh rasa syukur kepada Allah ku yang maha

segala-galanya, skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Kedua Orang tuaku bapak Badiyan & Ibu Ponisem. Kalian adalah manusia

terhebat, terbaik, harta yang tak ternilai yang sekarang aku miliki. Yang

telah membesarkan, membimbing, mendukung, memotivasi memberi

semua apa yang kubutuhkan kalian terbaik untukku serta selalu

mendoakan aku untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan.

2. Kakak-kakaku (Gito Prasojo & Widia Astuti) yang selalu memberi

semangat dan motivasi. Terima kasih untuk semua doa dan bantuannya.

3. Teman – teman STMIK Nusa Mandiri 7AC. sukses selalu untuk kita

semua.

Saya percaya hasil sesuai dengan pengorbanan dan kerja keras yang

diperjuangkan.

iii

iv

v

vi

PANDUAN PENGGUNAAN HAK CIPTA

Skripsi sarjana yang berjudul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

Penyakit Saluran Pencernaan” adalah hasil karya tulis asli DETI NADIYANI

dan bukan hasil terbitan sehingga peredaran karya tulis hanya berlaku

dilingkungan akademik saja, serta memiliki hak cipta. Oleh karena itu, dilarang

keras untuk menggandakan baik sebagian maupun seluruhnya karya tulis ini,

tanpa seizin penulis.

Referensi kepustakaan diperkenankan untuk dicatat tetapi pengutipan atau

peringkasan isi tulisan hanya dapat dilakukan dengan seizin penulis dan disertai

ketentuan pengutipan secara ilmiah dengan menyebutkan sumbernya.

Untuk keperluan perizinan pada pemilik dapat menghubungi informasi

yang tertera dibawah ini:

Nama : DETI NADIYANI

Alamat : Jl. Bangun Harjo, RT 05/09 Pahonjean, Majenang

No. Telp : 085921863164

E-mail : [email protected]

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdullillah, penulis panjatkan kehadirat Allah, SW T, yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis

dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Dimana skripsi ini penulis sajikan

dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul skripsi, yang penulis ambil

sebagai berikut, “SISTEM PAKAR UNTUK M ENDIAGNOSA PENYAKIT

SALURAN PENCERNAAN”.

Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan

program Strata Satu (S1) STMIK Nusa Mandiri. Sebagai bahan penulisan diambil

berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sum ber

literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa

bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak

akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ketua STMIK Nusa Mandiri Jakarta.

2. Pembantu Ketua I STMIK Nusa Mandiri Jakarta.

3. Ketua Program Studi Sistem Informatika STMIK Nusa Mandiri Jakarta.

4. Ibu Titin Kristiana, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

5. Bapak/ibu dosen Sistem Informatika STMIK Nusa Mandiri Jakarta yang

telah memberikan penulis dengan semua bahan yang diperlukan.

6. Staff / karyawan / dosen di lingkungan STMIK Nusa Mandiri Jakarta.

7. Dr. Nuramri Wahyu Hapsari selaku kepala Puskesmas Cengkareng.

8. Staff Tata Usaha Puskesmas Cengkareng.

viii

9. Dr. Hendra Susanto, Dr. Rizqa Fadla Amalia, dan Dr. Restu Wahyuni

Herlambar yang telah membantu proses akusisi pengetahuan mengenai

penyakit pencernaan.

10. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spritual.

11. Rekan-rekan mahasiswa kelas 7AC.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu

persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon

kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa

yang akan datang.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Jakarta, 03 Februari 2017

Deti Nadiyani

ix

ABSTRAK

Deti Nadiyani (11135040), Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit

Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan pada tubuh berfungsi untuk menghancurkan makanan yang

masuk kedalam tubuh dari bentuk yang kasar menjadi lebih halus dengan bantuan

gigi dan enzim, selain itu juga berfungsi untuk membuang sisa-sisa makanan yang

sudah tidak diperlukan bagi tubuh. Seiring perubahan jaman yang dipicu oleh era

modernisasi dan globalisasi sangat mendukung dan berpengaruh kepada buruknya

gaya hidup dan pola makan sebagian besar masyarakat, mengakibatkan mereka

mendapatkan gangguan saluran pencernaan. Dikarenakan pengetahuan akan gejala

awal suatu penyakit yang kurang, perilaku dan pola pikir yang ingin hidup praktis,

sarana media penyimpanan informasi tentang saluran pencernaan yang masih

kurang keberadaan medis menjadi terhambat karena biaya yang mahal dan

sebagian masyrakat berfikir bahwa mendapatkan perawatan medis memerlukan

prosedur yang rumit dan cukup lama, dan mengakibatkan mendapatkan

pengobatan ala kadarnya, sehingga perlu adanya media bantu berupa sistem yang

dapat mendiagnosa penyakit saluran pencernaan. Dalam penelitian ini dibuat

sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit saluran pencernaan dengan web sebagai

media publikasinya, dan dihasilkan 9 jenis penyakit dan 32 gejala. S istem pakar

ini menggunakan metode forward chaining, perancangan diimplementasikan

dalam bahasa PHP dan MySQL.

Kata Kunci: Saluran Pencernaan, Sistem Pakar, Web, Forward Chaining

x

ABSTRACT

Deti Nadiyani (11135040), Expert Systems To Diagnose Gastrointestinal

Diseases

The digestive tract of the body serves to destroy the food taken into the body from

the rough shape becomes more refined with the help of dental and enzymes, but it

also serves to dispose of food scraps that are not needed for the body. As the era

of change triggered by the era of modernization and globalization are very

supportive and influential to the poor lifestyle and eating habits of most people,

they get the result in digestive disorders. Due to the knowledge of the early

symptoms of a disease that is less, behavior and mindset who want to live a

practical, means of storage of information about the digestive tract that is still

less where medical become obstructed due to the expensive cost and partly the

society thinks that getting medical care requires a complicated procedure and

quite a long time, and resulted in a perfunctory treatment, so it needs help in the

form of a media system that can diagnose gastrointestinal disease. In this study,

an expert system to diagnose gastrointestinal diseases with the web as a medium

for the publication, and produced 9 and 32 types of disease symptoms. This expert

system uses forward chaining method, the design is implemented in PHP and

MySQL.

Keywords: Gastrointestinal, Expert System, Web, Forward Chaining

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL SKRIPSI......................................................................... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH......................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................... v

LEMBAR PANDUAN PENGGUNAAN HAK CIPTA ................................. vi

Kata Pengantar ............................................................................................. vii

Abstrak......................................................................................................... ix

Daftar Isi ...................................................................................................... xi

Daftar Simbol ............................................................................................... xiii

Daftar Gambar .............................................................................................. xvi

Daftar Tabel ................................................................................................. xviii

Daftar Lampiran ........................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah .............................................................. 3

1.3. Perumusan Masalah.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3

1.4. Maksud dan Tujuan ............................................................. 4

1.5. Metode Penelitian ................................................................ 4

1.5.1. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 4

A. Observasi ............................................................. 4

B. Wawancara .......................................................... 5

C. Studi Pustaka ....................................................... 5

1.5.2. Model Pengembangan Sistem .................................. 5

1.6. Ruang Lingkup .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7

BAB II LANDASAN TEORI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

2.1. Tinjauan Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

2.1.1. Sistem Pakar (Expert sysytem) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

2.1.2. Model Pengembangan Perangkat Lunak .. . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

2.1.3. Model Pengembangan Perangkat Lunak Waterfall . . . . . 19

2.1.4. Desain Perangkat Lunak .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

2.1.5. Sistem Pencernaan Pada Manusia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29

2.2. Penelitian Terkait ................................................................. 34

BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN .............................................. 36

3.1. Tinjauan Institusi/Perusahaan ............................................... 37

3.1.1. Sejarah Institusi/Perusahaan ....................................... 37

3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi ............................ 40

xii

3.1.3. Kegiatan Usaha atau Organisasi ................................. 41

3.2. Pengumpulan Data Pakar ..................................................... 43

3.2.1. Objek Pakar ............................................................... 43

3.2.2. Hasil Wawancara ....................................................... 43

3.3. Algoritma Sistem Pakar ....................................................... 45

3.4. Basis Pengetahuan ............................................................... 46

3.4.1. Tabel Pakar ................................................................ 46

3.4.2. Rule-rule pada Pakar .................................................. 51

3.4.3. Pohon Keputusan Pada Pakar ..................................... 53

BAB IV RANCANGAN SISTEM DAN PROGRAM USULAN ............. 54

4.1. Analisa Kebutuhan Software ................................................ 54

4.1.1. Tahap Analisis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54

4.1.2. Use Case Diagram .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55

4.2. Desain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61

4.2.1. Database .................................................................... 61

4.2.2. Software Architecture ................................................ 63

4.2.3. User Interface ............................................................ 64

4.3. Code Generation .................................................................. 74

4.4. Testing ............................................................................... 78

4.4. Support .............................................................................. 82

4.5.1. Publikasi Web ........................................................... 82

4.5.2. Spesifikasi Hardware dan Software ............................ 83

BAB V PENUTUP .............................................................................. 84

5.1. Kesimpulan ..................................................................... 84

5.2. Saran .............................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIW AYAT HIDUP

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN

SURAT KETERANGAN RISET

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR SIMBOL

a. Simbol UML

Notasi Nama Keterangan

actor

Tidak boleh ada komunikasi langsung antar

actor, actor menggambarkan sebuah tugas

atau peran dan bukanya posisi sebuah

jabatan. Actor memberi input atau menerima

informasi dari sistem. Actor biasanya

menggunakan kata benda

Use Case

Use Case dibuat berdasarkan keperluan

actor, merupakan apa yang dikerjakan

sistem. Bukan bagaimana sistem

mengerjakan usecase biasanya

menggunakan kata kerja

Association

garis tanpa

panah

Ujung panah pada assosiation antara actor

dan use case mengindikasikan siapa atau

apa yang meminta interaksi antara actor dan

use case

Association

Associstion antara actor dan use case yang

menggunakan panah terbuka untuk

mengindikasikan bila actor berinteraksi

secara pasif dengan sistem

b. Simbol ERD

Notasi Nama Keterangan

Entitas Objek yang dapat didefinisikan dalam

lingkungan pemakai

Relasi

Menunjukan adanya hubungan diantara

sejumlah entitas yang berbeda

Atribut

Berfungsi untuk mendeskripsikan karakter

entitas (atribut yang berfungsi sebagai key

diberi garis bawah)

Garis Garis Sebagai penghubung antara relasi dan

entitas atau relasi dan entitas dengan atribut

xiv

c. Simbol Flowchart

Notasi Nama Keterangan

Terminator Permulaan atau akhir program

Garis Alur

(Flowline) Arah Aliran Program

Preparation Proses insidisasi atau pemberian harga awal

Process Proses perhitungan atau proses pengelolaan

data

Input atau

Output

Data

Proses input atau input data, parameter,

informasi

Predefined

Process

(Sub

Program)

Permulaan sub program atau proses

menjalankan sub program

Desicion

Perbandingan pernyataan, penyeleksian data

yang memberikan pilihan untuk langkah

selanjutnya

ON Page

Connector

Penghubung bagian-bagian flowchart yang

berada pada satu halaman

Off Page

Connector

Penghubung bagian-bagian flowchart yang

berada pada halaman berbeda

xv

d. Simbol Deployment Diagram

Notasi Nama Keterangan

Node

Merupakan server, workstation atau piranti

keras lain yang digunakan untuk

mendeploy komponen di dalam

lingkungan sebenarnya.

Component

Menggambarkan modul berisi code, baik

berisi source code maupun binary

code,baik library maupun executable, baik

yang muncul pada compile time, link time

maupun run time

Dependencies Menggambarkan software yang terdapat

pada sebuah hardware

e. Simbol Component Diagram

Notasi Nama Keterangan

Component

Menggambarkan modul berisi code, baik

berisi source code maupun binary code,

baik library maupun executable, baik yang

muncul pada compile time, link time

maupun run time.

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar II.I Komponen-komponen penting sistem pakar .............................. 15

2. Gambar II.2.Ilustrasi Model Waterfall .......................................................... 19

3. Gambar II.3.Notasi Flow Chart .................................................................... 28

4. Gambar II.4.(a) Flow Chart (b)Flow Graph .................................................. 28

5. Gambar II.5.Saluran pencernaan dari kerongkongan sampai anus,

beberapa kelenjar pencernaan hati dan pankreas ................................................ 30

6. Gambar III.1.Logo Puskesmas Cengkareng .................................................. 38

7. Gambar III.2.Struktur Oraganisasi Puskesmas Kecamatan Cengkareng ......... 40

8. Gambar III.3.Rancangan Algoritma Sistem Pakar ......................................... 45

9. Gambar III.4.Pohon Keputusan atau Desicion Tree ...................................... 53

10. Gambar VI.1.Use Case User atau Pengunjung ............................................ 55

11. Gambar VI.2.Use Case Admin ................................................................... 58

12. Gambar VI.3.Use Case mengelola data penyakit ........................................ 58

13. Gambar VI.4.Use Case mengelola data Admin ........................................... 60

14. Gambar VI.5.ERD (Entity Relationship Diagram) ...................................... 61

15. Gambar VI.6.Component Diagram Sistem Pakar

Diagnosa Penyakit Pencernaan ................................................................... 63

16. Gambar VI.7.Deployment Diagram Sistem Pakar

Diagnosa Penyakit Pencernaan ................................................................... 63

17. Gambar VI.8.Tampilan Login Admin......................................................... 64

18. Gambar VI.9.Tampilan Menu Home Admin ............................................... 64

19. Gambar VI.10.Tampilan Data Penyakit Admin .......................................... 65

20. Gambar VI.11.Tampilan Input Data Penyakit Admin ................................. 65

21. Gambar VI.12.Tampilan Data Gejala Adm in .............................................. 66

22. Gambar VI.13.Tampilan Input Data Gejala Adm in ..................................... 66

23. Gambar VI.14.Tampilan Data Solusi Admin .............................................. 67

24. Gambar VI.15.Tampilan Input Data Solusi Admin ..................................... 67

25. Gambar VI.16.Tampilan Data Kamus Adm in ............................................. 68

26. Gambar VI.17.Tampilan Input Data Kamus Adm in .................................... 68

27. Gambar VI.18.Tampilan Data Informasi RS Admin ................................... 69

28. Gambar VI.19.Tampilan Input Data Informasi RS Admin .......................... 69

29. Gambar VI.20.Tampilan Data Admin......................................................... 70

30. Gambar VI.21.Tampilan Ganti Password Admin ........................................ 70

31. Gambar VI.22.Tampilan Home User .......................................................... 71

32. Gambar VI.23.Tampilan Halaman Artikel .................................................. 71

33. Gambar VI.24.Tampilan Halaman Diagnosa .............................................. 72

34. Gambar VI.25.Tampilan Halaman Diagnosa .............................................. 72

35. Gambar VI.26.Tampilan Hasil Diagnosa .................................................... 73

xvii

36. Gambar VI.27.Tampilan Informasi RS Pengunjung .................................... 73

37. Gambar VI.28.Tampilan Menu Kamus ....................................................... 74

38. Gambar VI.29.Flowchart Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit

Saluran Pencernaan ................................................................................... 80

39. Gambar VI.30. Flowgraph Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit

Saluran Pencernaan .................................................................................... 81

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Manfaat dan Kekurangan Sistem Pakar ............................................ 11

Tabel III.1Pakar Saluran Pencernaan................................................................. 46

Tabel III.2 Gejala Penyakit Saluran Pencernaan ................................................ 47

Tabel III.3 Penyakit Saluran Pencernaan ........................................................... 48

Tabel III.4 Solusi Penyakit Saluran Pencernaan ................................................ 49

Tabel IV.1 Deskripsi use case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan

Halaman Home............................................................................... 55

Tabel IV.2 Deskripsi use case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan

Halaman Diagnosa ......................................................................... 56

Tabel IV.3 Deskripsi use case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan

Halaman Informasi Rumah Sakit .................................................... 56

Tabel IV.4 Deskripsi use case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan

Halaman Kamus ............................................................................. 57

Tabel IV.5 Deskripsi use case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan

Halaman Admin Mengelola Data Penyakit ...................................... 59

Tabel IV.6 Deskripsi use case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan

Halaman Admin Mengelola Data Admin ........................................ 60

Tabel IV.7 Daftar Harga Web Hosting… ............................................................ . 82

Tabel IV.8 Hardware dan Software Admin atau Pakar… .....................................83

Tabel IV.9 Hardware dan Software Client… ....................................................... 83

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar kuesioner riset (Wawancara Pakar) ................................................. A1

2. Kusioner riset (Post-Test)........................................................................... A2

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam organ yang membentuk sistem

organ dan semuanya saling berkaitan satu sama lain, salah satunya adalah sistem

organ yang ada pada tubuh manusia yaitu sistem pencernaan. Sistem pencernaan

pada tubuh manusia berfungsi untuk menghancurkan makanan yang masuk

kedalam tubuh manusia dari bentuk yang kasar menjadi bentuk yang lebih halus

dengan bantuan gigi dan enzim, pencernaan tersebut kemudian akan diubah dari

zat yang masih kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana untuk

mempermudah proses penyerapan sari–sari makanan, selain itu sistem pencernaan

juga berfungsi untuk membuang sisa–sisa makanan yang sudah tidak diperlukan

tubuh karena keberadaan zat tersebut akan menjadi racun bagi tubuh jika tidak

dikeluarkan.

Dipicu dengan era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang sangat

mendukung dan berpengaruh kepada buruknya gaya hidup dan pola makan

sebagian besar masyarakat, mengakibatkan mereka mendapatkan gangguan

saluran pencernaan.

Menurut Istiqomah dan Fadlil (2013:33) :

Dikarenakan pengetahuan akan gejala awal suatu penyakit yang kurang,

kesadaran akan kesehatan masyarakat yang masih rendah, kebiasaan

hidup, perilaku dan pola pikir dari masyarakat yang ingin hidup praktis ,

sarana media penyimpanan informasi tentang penyakit saluran pencernaan

yang masih kurang, serta minimnya jumlah tenaga medis merupakan

masalah yang dihadapi dalam kasus ini.

2

Selain pengetahuan penyakit yang kurang dan minimnya tenaga medis,

keberadaan medis menjadi terhambat karena biaya yang mahal dan sebagian

masyarakat berfikir bahwa untuk mendapatkan perawatan medis memerlukan

prosedur yang rumit dan waktu yang cukup lama, mengakibatkan masyarakat

melakukan pengobatan ala kadarnya, sehingga perlu adanya suatu media bantu

berupa sistem yang dapat mendiagnosa penyakit saluran perncernaan yang

desertai dengan saran atau solusi, tujuan dari sistem ini adalah kemudahan

pengkasesan, tidak memerlukan biaya mahal, tidak melalui prosedur yang rum it

dan waktu yang dibutuhkan sebentar.

Sistem ini dapat dituangkan kedalam program komputer yang disebut

dengan sistem pakar, menurut Jackson dalam Sutojo dkk (2011:160) “Sistem

pakar adalah program komputer yang mempresentasikan dan melakukan

penalaran dengan pengetahuan beberapa pakar untuk memecahkan masalah atau

memberikan saran” . Menurut Istiqomah dan Fadlil (2013:33) “Tujuan sistem

pakar sendiri bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk mengalihkan

pengetahuan manusia kedalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh

orang banyak dan tidak terbatas oleh waktu”.

Publikasi melalaui internet adalah salah satu cara yang tepat untuk

mempublikasikan sistem ini, selain efektif dan efesien pengguna internet dari

tahun ketahun semakin meningkat. Seperti yang disebutkan dalam survei APJII

(2016:13) “Bahwa penggunaan internet di Indonesia pada tahun 2014 adalah 88,4

juta sedangkan pada tahun 2016 mencapai 132,7 juta dari 265,2 juta orang di

Indonesia”, berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut maka dibuat

3

“Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Saluran Pencernaan” dengan

menggunakan internet sebagai media publikasi.

1.2. Identifikasi M asalah

Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan penelitian untuk

mengidetifikasi masalah yang terjadi terdiri dari :

1. Kurangnya informasi masyarakat tentang kesehatan mengakibatkan

penyakit menjadi parah ketika diobati paramedis.

2. Minimnya tenaga medis.

3. Biaya paramedis yang relatif mahal, sehingga sebagian masyarakat

melakukan pengobatan ala kadarnya tanpa menggunakan anjuran medis.

4. Prosedur yang rumit dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan

perawatan medis.

1.3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaiamana diagnosa penyakit saluran pencernaan dan penanganan

penyakit tersebut?

2. Bagaiamana membangun sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit

saluran pencernaan dengan memberikan solusi sesuai anjuran medis, biaya

yang tidak mahal, prosedur yang mudah, waktu yang singkat dalam sistem

tersebut serta kemudahan dalam pengaksesan?

4

1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah :

1. Dengan adanya sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit sistem

pencernaan dengan mempublikasikan melalui internet, diharapkan dapat

memberikan informasi, diagnosa dengan cara yang mudah dan biaya yang

tidak mahal.

2. Memberikan definisi dan penyebab dari penyakit tersebut.

3. Memberikan saran berupa jenis obat, dan pola hidup yang harus

diperbaiki.

Sedangkan tujuan dari penulisan ini adalah :

Sedangkan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu

syarat kelulusan Strata satu (S1) STMIK Nusa Mandiri Jakarta Program Studi

Sistem Informasi.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka pengembangan program dan pengumpulan data diperlukan

penulis menggunakan beberapa metode yaitu :

A. Observasi

Pada penelitian ini penulis melakukan observasi di Puskesmas

Cengkareng, penulis mengamati secara langsung bagaimana dokter

malakukan pemeriksaan kepada beberapa pasien yang terkena penyakit

saluran pencernaan, sampai dengan tindakan yang dilakukan dokter

untuk mengobati pasien.

5

B. Wawancara

Penulis juga mengadakan tanya jawab secara langsung kepada tiga

dokter yaitu dengan Dr. Rizqa Fadla Amalia, Dr. Hendra Susanto

selaku dokter umum pada Puskesmas Cengkareng dan Dr. Restu

Wahyuni Herlambar selaku dokter umum di Jakarta Butique Dental

Health, untuk mengetahui diagnosa penyakit dan solusi atau saran dari

penyakit saluran pencernaan.

C. Studi Pustaka

Selain menggunakan metode observasi dan wawancara penulis juga

menggunakan metode studi pustaka, dengan membaca buku-buku dan

karya ilmiah yang relevan dengan pokok pembahasan.

1.5.2. Model Pengembangan Sistem

1.5.2.1. Pengembangan Pakar

Pada pengembangan pakar penulis menggunakan Metode Inferensi , dan

bentuk infernsi penulis menggunkaan metode Forward chaining (Runut

Maju). Tahap awal dalam metode Forward dimulai dari pengumpulan

data, fakta yang diperoleh sehingga berakhir dengan menghasilkan

kesimpulan.

1.5.2.2. Pengembangan Software

A. Analisa Kebutuhan Software

Pada tahap ini penulis mendata kebutuhan software sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit saluran pencernaan, berisi gejala–gejala yang

6

dirasakan pasien, hasil diagnosa, dan saran solusi dari setiap yang

terdiagnosa baik secara medis.

B. Desain

Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah

disebutkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini penulis menekankan

kepada perancangan alur program, pembuatan database dan desain

program yang sesuai dengan kebutuhan sistem dan mudah dimengerti bagi

pengguna yang akan menjalankan aplikasi sistem pakar.

C. Code Generation

Pembuatan program nantinya dalam bentuk terstruktur menggunakan

bahasa PHP dan MySQL untuk membuat sistem pakar. Implementasi

sistem pakar dalam penelitian ini berupa situs web yang dapat

mendiagnosa penyakit saluran pencernaan.

D. Testing

Dalam proses pengujian penulis menggunakan Whitebox testing.

Keunggulan dari whitebox testing yaitu kesalahan logika dimana akan

mendeteksi kondisi–kondisi yang tidak sesuai dan mendeteksi proses

pengulangan akan berhenti, ketidak sesuaian asumsi dengan kenyataan

untuk dianalisa dan diperbaiki, kesalahan ketik akan mendeteksi bahasa

pemprograman yang bersifat case sensitive.

Cara kerja dari pengujian whitebox testing yaitu menggambarkan kode

program kedalam graph yaitu node dan edge, basic path pengukuran

kompleksitas kode program, data flow testing mendeteksi penyalahgunaan

7

data sebuah program, cyclomatic complexity yang menyediakan ukuran

kuantitatif dari kompleksitas logika program.

E. Support (Hardware / Insfrastruktur)

Perangkat pendukung yang diperlukan untuk pembuatan aplikasi sistem

pakar ini adalah sebagai berikut:

Perancangan sitem pakar ini membutuhkan dua hal pokok pendukung agar

sistem yang dibangun dapat di implementasikan sesuai dengan planning

penulis yaitu pendukung hardware dan software.

Software yang digunakan penulis dalam membuat sistem pakar ini adalah :

Sistem Operasi Windows8, Database MySQL, Web Server XAMPP,

Adobe Dreamweaver CS6, Adobe Photoshope CS3, dan Web Browser.

Sedangkan Hardware yang digunakan penulis dalam membuat sistem

pakar ini adalah:

Processor, Ram IGB, hardisk 500 MB, Monitor, Keyboard, Mouse,

Printer.

1.6. Ruang Lingkup

Berdasarkan permasalahan diatas, pembatasan masalah dalam penulisan

skripsi ini adalah penulis meneliti mengenai penyakit saluran pencernaan d isertai

dengan saran atau solusinya, aplikasi sistem pakar ini dipublikasian melalui

internet cara diagnosa penyakitnya adalah dengan pengunjung menjawab

pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan dengan jawaban “ya” atau “tidak”,

kemudian setelah pertanyaan selesai maka akan keluar diagnosa penyakit,

pengertian, penyebab penyakit, jenis obat yang dapat dikomsusmsi beberapa pola

8

hidup yang harus dirubah kemudian user juga dapat melihat klinik ataupun tenaga

medis yang dapat di kunjungi.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Sistem Pakar (Expert System)

Merupakan salah satu disiplin ilm u dalam kecerdasan buatan atau

Artific ial Intellegence , menurut Sutojo dkk (2011:3) Artific ial Intellegence dapat

diartikan “Kawasan penelitian, aplikasi dan intruksi yang terkait dengan

pemprograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan

manusia adalah cerdas”. Beberapa disiplin ilmu dalam Artific ial Intellegence

selain sistem pakar

1. Pengolahan bahasa alami (Natural laluage procesing).

2. Pengenalan ucapan (Speech ).

3. Robotika dan sistem sensor (Robotic and sensory system ).

4. Computer vision.

5. Inttelegent Computer – Aiided Intruction.

6. Game Playing.

2.1.1.1.Pengertian Sistem Pakar

Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General-purpose problem

solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon. Saat ini ada beberapa

sistem pakar yang dibuat, seperti MYCIN (diagnosis penyakit), DENDRAL

(Identitikasi struktur molekul campuran yang tidak dikenal), XCON dan XSEL

10

(konfigurasi sistem komputer besar), SOPHIE (analisis sirkuit elektronit),

Prospector, FOLIO, DELTA dan ada beberapa yang lain.

Beberapa pengertian sistem pakar menurut para ahli :

1. Menurut Turban (dalam Sutojo dkk, 2011:160).

“Sistem pakar adalah sebuah sistem yang menggunakan pengetahuan manusia

dimana pengetahuan manusia tersebut dimasukan kedalam sebuah komputer

dan kemudian digunakan untuk menyelsaikan masalah-masalah yang biasanya

membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia”.

2. Menurut Jackson (dalam Sutojo dkk, 2011:160).

“Sistem pakar adalah program komputer yang mempresentasikan dan

melakukan penalaran dengan pengetahuan beberapa pakar yang memecahkan

masalah atau memberi saran”.

3. Giarratono dan Rilley (dalam Merlina dan Hidyat, 2012:1).

“Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru

kemampuan seorang pakar”.

2.1.1.2.Manfaat dan kekurangan Sistem Pakar

Sistem Pakar menjadi sangat populer karena banyak kemampuan dan

manfaatnya, selain kemampuan ada juga beberapa kekurangannya (Sutojo dkk,

2011:160) :

Tabel II.1. Manfaat dan Kekurangan Sistem pakar

Manfaat Sistem Pakar Kekurangan Sistem Pakar

1. Meningkatkan produktivitas

2. Membuat orang awam bekerja

layaknya pakar

1. Sistem Pakar tidak 100% benar

2. Sulit dikembangkan karena

keterbatasan keahlian dan

11

3. Meningkatkan kualitas

4. Dapat atau mampu menangkap

pengetahuan dan kepakaran

seseorang

5. Memudahkan akses pengetahuan

6. Andal dan dapat digunakan sebagai

media pelengkap penelitian.

keterbatasan pakar

3. Biaya sangat mahal untuk

membuat dan memelihara.

Sumber (sutojo dkk, 2011:160)

2.1.1.3.Representasi Pengetahuan

Menurut Merlina dan Hidayat (13:2012) Representasi pengetahuan adalah:

komponen untuk membentuk model mental yang menggambarkan objek

dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang dilakukan

terhadap suatu objek, dan merupakan metode yang digunakan untuk

mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis

pengetahuan untuk menangkap sifat-sifat penting problem dan membuat

informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan problema.

Salah satu untuk merepresentasikan pengetahuan dapat menggunakan :

1. Tabel Keputusan

Disusun dengan format spread sheet (kolom dan baris), dibagi menjadi dua bagian

yang pertama dikembangkan suatu daftar atribut, dan untuk tiap atribut dirinci

semua kemungkinan nilai, kemudian daftar kesimpulan dikembangkan. Akhirnya,

kombinasi atribut yang berbeda disesuaikan terhadap kesimpulan.

2. Pohon Keputusan pada sitem pakar

Adalah sebuah jawaban akan sebuah sistem atau cara yang dikembangkan untuk

membantu mencari dan membuat keputusan untuk masalah-maslah tersebut

dengan memperhitungkan berbagai macam faktor yang ada didalam lingkungan

masalah tersebut. Dengan pohon keputusan, manusia dapat dengan mudah

mengidentifikasi dan melihat hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi

12

suatu masalah dan dapat mencari penyelsaian terbaik dengan memperhitungkan

faktor-faktor tersebut.

Pohon keputusan juga dapat menganalisis nilai resiko dan nilai suatu informasi

yang terdapat dalam suatu alternatif pemecahan masalah. Peranan pohon

keputusan sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan (desicion support tool).

3. Logika

Adalah bentuk representasi yang paling tua. Proses logika adalah proses

membentuk kesimpulan atau menarik suatu inferensi berdasarkan fakta yang ada,

Input dari proses logika berupa premis atau fakta-fakta yang diakui kebenarannya

sehingga dengan melakukan penalaran pada proses logika dapat dibentuk suatu

inferensi atau kesimpulan yang benar pula.

Dua penalaran yang dapat dilakukan untuk mendapat konklusi

a. Penalaran Deduktif : Dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan

konklusi yang lebih khusus

b. Penalaran Induktif : Dimulai dari fakta-fakta khusus untuk mendapatkan

kesimpulan umum.

4. Jaringan Semantik

Merupakan jaringan data dan informasi, yang menunjukan hubungan antar

berbagai objek dimana informasi yang terhubung tersebut adalah informasi yang

propolsional (suatu pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah).

5. Bingkai (Frame)

Struktur data yang mengandung semua informasi atau pengetahuan yang relevan

dari suatu objek. Pengetahuan ini diorganisasi dalam struktur hierarkis khusus

yang memungkinkan pemprosesan pengetahuan. Bingkai merupakan aplikasi dari

13

pemprograman berorientsi objek dalam AI dan Sistem pakar. Pengetahuan dalam

bingkai dibagi-bagi kedalam slot atau atribut yang dapat mendeskripsikan

pengetahuan secara deklaratif ataupun prosedural.

6. Kaidah Produksi

Disajikan dalam aturan-aturan yang berbentuk pasangan kejadian-aksi (condition-

action) : “IF keadaan terpenuhi atau terjadi THEN Suatu aksi terjadi”. Sistem

pakar yang berbasis pengetahuannya disajikan dalam bentuk aturan produk

disebut sistem berbasis-aturan (rule-based system). Kondisi dapat terdiri dari

banyak bagian, demikian pula dengan aksi. Urutan keduanya juga dapat

dipertukarkan bentuknya.

7. Object-Atribut_value (OAV)

Objek dapat berupa bentuk fisik atau konsep. Attrubute adalah karakteristik atau

sifat dari objek tersebut. Value (nilai) takaran spesifik dari atributte tersebut pada

situasi tertentu, dapat berupa numeric, string, atau bolean. Sebuah objek bisa

memiliki beberapa attribute, bisas disebut OAV multi-attribute.

2.1.1.4.Area permasalahan Sistem Pakar

Beberapa area permasalahan yang biasanya ada pada aplikasi sistem pakar

menurut Sutojo, dkk (2011:162), adalah :

1. Interpretasi adalah menghasilkan deskripsi situasi berdasarkan data -data

masukan.

2. Prediksi memperkirakan akibat yang mungkin terjadi dari situasi yang ada.

3. Diagnosis adalah menyimpulkan suatu keadaan berdasarkan gejala -gejala

yang diberikan (symptoms).

14

4. Desain adalah melakukan perancangan berdasarkan kendala -kendala yang

akan dilakukan.

5. Planning adalah merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan.

6. Monitoring adalah membandingkan hasil pengamatan dari suatu kesalahan

sistem.

7. Debugging menentukan penyelsaian dari suatu kesalahan sistem.

8. Reparasi adalah melaksanakan rencana perbaikan.

9. Instruction adalah melakukan intruksi untuk diagnosis, debugging, dan

perbaikan kinerja.

10. Kontrol adalah melakukan kontrol terhadap hasil interpretasi, diagnosis,

debugging, monitoring, dan perbaikan tingkah laku sistem.

2.1.1.5.Struktur Sistem Pakar

Ada dua bagian penting dari sistem pakar, yaitu lingkungan

pengembangan (development enviroment) dan lingkungan konsultasi

(consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan oleh pembuat

sistem pakar untuk membangun komponen-komponennya dan memperkenalkan

pengetahuan ke dalam knowledge base (basis pengetahuan). Lingkungan

konsultasi digunakan oleh pengguna untuk berkonsultasi sehingga pengguna

mendapatkan pengetahuan dan nasihat dari sistem pakar layaknya berkonsultasi

dengan seorang pakar (Sutojo dkk, 2011:161)

15

Motor InferensiAksi Yang

direkomendasi

Antarmuka

Perbaikan Pengetahuan

Fasilitas Penjelasan

Rekayasa Pengetahuan

PengetahuanPakar

BlackBoard

RencanaSolusi

AgendaDeskripsiMasalah

User

Fakta-faktaTentang kejadian tertentu

Lingkungan Konsultasi Lingkungan Pengembang

Basis Pengetahuan

Fakta : Apa yang diketahui tentang area domainRule : Logical reference

Sumber (Sutojo dkk, 2011:167)

Gambar II.1. Komponen-kompenen penting sistem pakar

Keterangan :

1. Akuisisi Pengetahuan

Subsistem ini digunakan untuk memasukan pengetahuan dari seorang pakar

dengan cara merekayasa pengetahuan agar bisa diproses oleh komputer dan

menaruhnya kedalam basis pengetahuan dengan format tertentu (dalam bentuk

representasi pengetahuan). Sumber-sumber pengetahuan bisa diperoleh dari

pakar, buku, dokumen, multemedia, basis data, laporan riset khusus, dan

informasi yang terdapat di dalam Web (Sutojo dkk, 2011:167).

2. Basis pengetahuan

Basis Pengetahuan mengandung pengetahuan yang diperlukan untuk

memahami, memformulasikan, dan menyelsaikan masalah (Sutojo dkk,

2011:188).

Menurut Istiqomah dan Fadlil (2013:32) basis pengetahuan berisi

pengetahuan-pengetahuan dalam penyelsaian masalah, tentu saja didalam

domain tertentu. Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahaun yang sangat

umum digunakan, yaitu:

16

a. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)

Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan

menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila

kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu pada permasalahan

tertentu, dan pakar dapat menyelsaikan masalah tersebut secara berurutan.

b. Penalaran berbasis kasus (Case-Bases Reasoning)

Pada penalaran berbaisis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi

yang telah dicapai sebelum nya, kemudian akan diturunkan suatu solusi

untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada).

3. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Menurut Sutojo, dkk (2011:168) Mesin Inferensi adalah:

Sebuah program yang berfungsi untuk memandu proses penalaran

terhadap suatu kondisi berdasarkan kepada basis pengetahuan yang ada,

memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model dan fakta yang disimpan

dalam basis pengetahuan untuk mencapai solusi atau kesim pulan. Dalam

prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi pengadilan, yaitu strategi

yang berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran.

Ada tiga teknik pengendalian yang digunaka n, yaitu forward chaining,

backward chaining, dan gabungan dari kedua teknik tersebut, yaitu:

a. Forward Chaining (Runut Maju)

Menurut Istikomah dan Fadlil (2013:32) Forward Chaining merupakan

pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF

terlebih dahulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih

dahulu untuk menguju hepotesis.

Dalam metode pencarian ini yang digunakan adalah Depth-First search

(DFS), Breadth-First Search (BFS) atau Best First Search (Sutojo dkk,

2011:171).

17

a. Depth-First search (DFS)

Pencarian dimulai dari simpul akar terus kelevel 1 dari kiri kekanan dalam

1 level sebelum berpindah kelevel berikutnya.

b. Breadth-First Search (BFS)

Pencarian dimulai dari simpul akar ke level yang lebih tinggi , proses ini

dilakukan terus hingga solusianya ditemukan atau jika mememui jalan

buntu.

c. Best First Search

Bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode dari keduanya.

b. Backward Chaining

Menurut Istikomah dan Fadlil (2013:32) Backward Chaining adalah

pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan

(THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih

dahulu, dan unutuk menguji kebenaran hipotesis tersebut, harus dicari

fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan.

4. Daerah kerja (Black Board)

Untuk meareakan hasil sementara yang akan dijadikan sebagai bahan

keputusan dan untuk menjelaskan sebuah masalah yang sedang terjadi, Sistem

pakar membutuhkan blackboard, yaitu area pada memori yang berfungsi

sebagai basis data. Tiga tipe keputusan yang dapat direkam pada blackboard

(Sutojo dkk, 2011:168) :

a. Rencana :bagaimana menghadapi masalah

b. Agenda :aksi-aksi potensial yang sedang menunggu untuk

dieksekusi

18

c. Solusi :calon aksi yang akan dibangkitkan.

5. User Interface (Antar Muka)

Digunakan sebagai media komunikasi antara pengguna dan sistem pakar.

Komusikasi ini paling bagus bila disajikan dalam bahasa alami (natural

language) dan dilengkapi dengan grafik, menu, dan formulir elektronik. Pada

bagian ini akan terjadi dialog antar sistem pakar dan pengguna.

6. Explanation Subsystem / Justifier (Subsistem Penjelasan)

Berfungsi untuk memberi penjelasan keapada pengguna, bagaimana suatu

kesimpulan dapat diambil.

7. Knowledge Refining System (Sistem Perbaikan Pengetahuan)

Diperlukan untuk menganalisis pengetahuan, belajar dari kesalahan masa lalu

kemudian memperbaiki pengetahuan sehingga dapat dipakai dimasa

mendatang. Kemampuan analisis diri seperti ini diperlukan oleh program agar

dapat menganalisis alasan-alasan kesuksesan dan kegagalan dalam mengambil

kesimpulan. Dengan cara ini basis pengetahuan yang lebih baikdan penalaran

yang lebih efektif akan didapatkan.

8. User (Pengguna)

Pada Umumnya pengguna sistem pakar bukanlah seorang pakar (non-expert)

yang membutuhkan solusi, saran, atau pelatihan ( training) dari berbagai

permasalahan yang ada.

2.1.2. Model Pengembangan Perangkat Lunak

Atau siklus pengembangan perangkat lunak atau sering disebut System

Development Life Cycle, beberapa pengertian menurut para ahli:

19

S is tem / R ekayasa Inform as i

A nalisa P engkodean P engujian D esain

1. Rosa dan Salahudin (2013:26)

“SDLC adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat

lunak dengan menggunakan model-model dan metedologi yang digunakan

orang untuk mengembangkan sistem -sistem perangkat lunak sebelumnya

(berdasarkan best pracitce atau cara-cara yang sudah teruji baik).”

2. Nugroho, dkk (2009:17)

“Periode waktu yang diawali dengan keputusan untuk mengembangkan produk

perangkat lunak dan berakhir setelah perangkat lunak diserahkan, umumnya

siklus pengembangan ini terdiri dari tahap analisis kebutuhan, perancangan,

penerapan, pengujian dan instalasi serta pemeriksaan.”

2.1.3. Model Pengembangan Perangkat Lunak Waterfall

Menurut Rosa dan Shalaluddin (2013 :28) “Model SDLC air terjun

waterfall sering juga disebut model sekuensial liner (sequential linear) atau alur

hidup klasik (classic life cycle)”. ModeSl air terjun menyediakan pendekatan alur

hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai analisis, desain,

pengkodean, pengujian dan tahap pendukung (support).

SSumber: Rosa (2013:29)

Gambar II.2. Ilustrasi Model Waterfall

20

Menurut Rosa dan Shalaluddin (2013:29) berikut adalah langkah-langkah dalam

pembuatan program menggunakan model waterfall:

1. Analisa kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk

mengspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat

lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat

lunak pada tahap ini perlu untuk didokumen tasikan.

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah multi langkah yang fokus pada desain

pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur

perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini

mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisa kebutuhan ke

representasi desain agar desain dapat diimplementasikan menjadi program

pada tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini

juga perlu didokumentasikan.

3. Pembuatan kode program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari

tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat

pada tahap desain.

4. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logik dan

fungsionalnya dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini

dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran

yang dihasilkan sesuai dengan keinginan.

21

Model air terjun sangat cocok digunakan kebutuhan pelanggan sudah sangat

dipahami dan kemungkinan terjadinya perubahan selama pengembangan

perangkat lunak kecil. Hal positif dari model air ter jun adalah struktur tahap

pengembangan sistem jelas, dokumentasi dihasilkan disetiap tahap

pengembangan, dan sebuah tahap dijalankan setelah tahap sebelumnya sesuai

dijalankan (tidak ada tumpang tindih pelaksanaan tahap).

2.1.4. Desain Perangkat Lunak

2.1.4.1.Basis Data (Database)

Menurut Saputra (2011:1) “Database atau memiliki istilah lain Basis Data

merupakan suatu kumpulan data yang sering berhubungan dan berkaitan dengan

subjek tertentu pada tujuan tertentu pula. Hubungan antara data ini dapat dilihat

oleh adanya fie ld ataupun kolom”. Basis data merupakan aspek yang sangat

penting dalam sistem informasi dimana basis data merupakan gudang

penyimpanan data yang akan diolah lebih lanjut. Basis data menjadi penting

karena dapat menghindari duplikasi data, hubungan antara data yang tidak jelas,

organisasi data, dan juga update yang rumit.

1. MySQL

Menurut Saputra (2011:5) “MySQL merupakan standar penggunaan database

didunia untuk pengelolaan data”. My Strukture Query Language merupakan

sebuah program pembuat database yang bersifat open source sehingga kita

dapat menggunakannya secara gratis. Pada umumnya, perintah yang paling

sering digunakan dalam MySQL adalah select (mengambil), insert

(menambah), update (mengubah), dan delete (menghapus). Selain itu,

22

MySQL juga menyedikan perintah untuk membuat database, field, ataupun

index untuk menambah atau menghapus data.

Menurut Saputra (2011:7) berikut beberapa kelebihan yang dimiliki oleh

MySQL tersebut:

1. Bersifat open source, yang memiliki kemampuan untuk dapat

dikembangkan lagi.

2. Menggunakan bahasa SQL (Structure Query Language) , yang

merupakan standar bahasa dunia dalam pengelolaan data.

3. Pemprosesan database sangat cepat dan stabil.

4. Sangat mudah dipelajari (easy of use).

5. Memiliki dukungan support (group) pengguna MySQL.

6. Dapat berjalan diberbagai sistem operasi.

7. Dapat digunakan secara bersamaan tanpa mengalami masalah.

2. Personal Home Page (PHP)

Menurut Saputra (2011:1) “PHP atau Hypertext Preprocessor adalah suatu

bahasa pemprograman yang difungsikan untuk membangun suatu website

dinamis”. PHP menyatu dengan kode HTML maksudnya adalah beda

kondisi, HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka

layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya sehingga dengan

adanya PHP tersebut sebuah web akan sangat mudah di-maintenance.

PHP (Personal Home Page) pertama kali dibuat oleh Rasmus Leedorf pada

tahun 1995, seorang programmer Unix dan Perl. PHP adalah bahasa

pemprograman yang berfungsi untuk membuat website dinamis maupun

aplikasi website. PHP merupakan salah satu pemprograman tingkat tinggi.

23

PHP juga bersifat free license (gratis) yang dapat dipakai oleh siapa saja.

Untuk dapat menggunakan PHP maka kita harus menguasai dasar -dasar

HTML.

Saat ini versi PHP sudah mencapai 5.x.x, yang memiliki fitur cukup banyak,

menjadikan bahasa pemprograman PHP mendapatkan penghargaan dari

masyarakat dunia, melalui Zend Tecnologies (Zend Engine) sebagai

pengembangnya.

2.1.4.2.Entity Relationship Diagram

Menurut Simarmata dan Paryudi (2006:67) “Entity Relationship Diagram

adalah alat pemodelan data utama dan akan membantu mengorganisasi data dalam

suatu proyek kedalam entitas-entitas dan menentukan hubungan antar entitas”.

Entity Relationship Diagram adalah alat pemodelan data utama dan akan

membantu mengorganisasi data dalam suatu proyek ke dalam entitas-entitas dan

menentukan hubungan antar entitas. Dalam pembuatan Entity Relationsship

Diagram (ERD) memerlukan komponen diantaranya:

a. Entitas (Entity)

Entitas adalah suatu yang nyata atau abstrak dimana kita akan menyimpan

data.

b. Relasi (Relationship)

Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antara satu atau lebih entitas,

misalnya proses pembayaran pegawai. Kardinalitas menentukan kejadian

entitas untuk satu kejadian pada entitas yang berhubungan.

24

c. Atribut (Attribute)

Atribut adalah ciri umum semua atau sebagian besar instansi pada entitas

tertentu. Sebutan lain atribut adalah properti, elemen data, dan field.

2.1.4.3.Pemprograman Terstruktur

Dalam buku Rekayasa Perangkat Lunak, Rosa dan Salahudin (2013:67)

Pemprograman terstruktur adalah “Konsep atau pradigma atau sudut pandang

pemprograman yang membagi-bagi program berdasarkan fungsi-fungsi atau

prosedur-prosedur yang dibutuhkan komputer”.

Modul-modul biasanya dibuat dengan mengelompokan fungsi-fungsi dan

prosedur-prosedur yang diperlukan proses tertentu. Fungsi dan prosedur ditulis

secara sekuensial atau terurut dari atas kebawah sesuai dengan kebergantungan

antar fungsi atau prosedur (fungsi atau prosedur yang dapat dipakai oleh fungsi

atau prosedur dibawahnya harus yang sudah ditulis atau dideklarasikan diatasnya).

2.1.4.4.Unified Modeling Language (UML)

Menurut Nugroho, dkk (2009:170) “UML merupakan bahasa standar

untuk visualisasi, spesifikasi, kontruksi dan pendokumentasian dari artifak dari

sebuah software, dan dapat digunakan untuk semua tahapan dalam proses

pengembangan sistem mulai dari analisis, desain, sampai implementasi”.

Sedangkan menurut Menurut Rosa dan Shalaluddin (2013:133) “UML adalah

standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan

requitment, membuat analisis dan desain serta menggambarkan arsitektur dalam

pemprograman berorientasi objek.”

25

Pada UML 2.3 terdiri 13 macam diagram yang dikelompokandalam 3 kategori,

(Rosa dan Shalaluddin, 2013:140), yaitu :

1. Structure Diagrams

Merupakan kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu

struktur statis dari sistem yang dimodelkan. Structure Diagrams terdiri dari

class diagram, object diagram, component diagram, composite structure

diagram, package diagram, deployment diagram.

2. Behavior Diagrams

Merupakan kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan

kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.

Behavior Diagram terdiri dari use case diagram, activity diagram, state

machine diagram.

3. Intraction Diagrams

Merupakan kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan

interaksi sistem dengan sis tem lain maupun interaksi antar subsistem pada

suatu sistem. Intraction Diagrams terdiri dari sequence diagram,

communication diagram,timing diagram, interaction overview diagram.

Beberapa pengertian dari diagram UML :

1. Use Case

Menurut Nugroho, dkk (2009:170) “Adalah diagram yang menggambarkan

actor, use case dan relasinya”.

Sedangkan menurut Rosa dan salahudin (2013:155) use case adalah :

Merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang

akan dibuat, use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau

lebih aktor dengan sistem informasi yang dibuat, secara kasar use case

digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam sebuah

26

sistem informasi dan siapa saja yang ada didalam sebuah sistem

informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.

2. Activity Diagram

Menurut Nugroho, dkk (2009:170) “Adalah diagram yang menggambarkan

aktifitas-aktifitas, objek, state, transisi state dan event.” Sedangkan menurut

Rosa dan salahudin (2013:155) activity diagram adalah “Diagram yang

menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktifitas dari sebuah sistem

atau proses bisnis menu yang ada pada perangkat lunak.” Yang perlu

diperhatikan disini adalah diagram aktifitas menggambarkan aktifitas sistem

bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktifitas yang dapat dilakukan oleh

sistem.

3. Component Diagram

Menurut Nugroho, dkk (2009:170) “Component Diagram Menggambarkan

komponen dan relasi antara komponen tersebut”, menurut Rosa dan

salahudin (2013:148) “Component Diagram dibuat untuk mewujudkan

organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen sistem yang

dibutuhkan dan ada didalam sistem.”

4. Deployment Diagram

Menurut Nugroho, dkk (2009:171) Menggambarkan komponen, titik awal

dan relasi antara komponen tersebut. Menurut Rosa dan Salahudin

(2013:148) “Diagram yang menunjukan konfigurasi komponen dalam proses

eksekusi aplikasi”.

27

2.1.4.5.User Interface

Menurut Juleha dan Mazia (2015:243) User Interface :

Merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna dengan sistem. User

interface dapat menerima informasi dari pengguna dan memberikan

informasi kepada pengguna untuk membantu mengarahkan alur

penelusuran masalah sampai ditemukan suatu solusi. Dalam sistem pakar

berfungsi untuk menginputkan pengetahuan baru ke dalam basis

pengetahuan sistem pakar, menampilkan penjelasan sistem dan

memberikan panduan pemakaian sistem secara menyeluruh step by step

sehingga user mengerti apa yang akan dilakukan terhadap suatu sistem .

Pada penelitian ini user interface yang digunakan adalah jenis grapichal user

interface (GUI), dimana pengguna berinteraksi dengan sistem operasi melalui

gambar-gambar grafik, ikon, menu. Elemen-elemen utama dari GUI bisa

diringkas dalam konsep WIMP (window, icon, menu, pointing device).

2.1.4.6.White Box Testing

Menurut Nugroho (2009 : 125) “White-Box Testing atau yang disebut dengan

glass-box testing adalah metode desain kasus uji yang menggunakan struktur

kontrol desain prosedural unutuk memperoleh kasus uji”. Dengan menggunkaan

metode pengujuian white-box, rekayasa sistem dapat melakukan kasus uji yang :

1. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah

digunakan paling tidak satu kali.

2. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false

3. Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional

mereka

4. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.

28

2.1.4.7.Basis Path Testing

Diperkenalkan pertama kali oleh Tom McCable. Metode ini

memungkinkan perancangan kasus uji untuk mengukur kompleksitas logis dari

rancangan prosedural dan menggunakanya sebagai pedoman untuk menetapkan

sekumpulan jalur eksekusi dasar (basis set). Kasus uji yang dilakukan untuk

menggunakan basis set tersebut dijamin untuk menggunakan setiap statement

dalam program paling tidak sekali selama pengujian. Dalam Juleha dan Mazia

(2015:239) “Cara kerja dari pengujian whitebox testing yaitu menggambarkan

kode program kedalam graph yaitu node dan edge, basic path pengukuran

kompleksitas kode program, data flow testing mendeteksi penyalahgunaan data

sebuah program, cyclomatic complexity yang menyediakan ukuran kuantitatif dari

kompleksitas logika program”.

Sumber : Nugroho dkk (2009:119)

Gambar II.3. Notasi Flow Graph

Contoh Penggunaan dapat dilihat dibawah ini :

(a) (b)

Sumber : Nugroho dkk (2009:119)

Gambar II.4. (a) Flow Chart (b) Flow Graph

29

Untuk menentukan jalur independen dapat digunakan nilai Kompleksitas

Siklomatis. Kompleksitas siklomatis adalah metriks perangkat lunak yang

merupakan ukuran kuantitatif terhadap kompleksitas logika suatu program. Bila

metriks ini digunakan untuk Basis Path Testing, maka nilai yang terhitu ng untuk

kompleksitas siklomatis menentukan jumlah jalur independen dalam basis set

suatu program dan memberikan batas atas bagi jumlah pengujian yang harus

dilakukan untuk memastikan bahwa semua statemen telah dieksekusi sedikitnya

satu kali. Kompleksitas Siklomatis dapat dihitung melalui rumus Dalam Nugroho

(2009:120):

V(G) = E – N + 2

Dimana V(G) Kompleksitas S iklom atis, E adalah jumlah edge, dan N adalah

jumlah node.

2.1.5. Sistem Pencernaan Pada Manusia

Menurut Nurcahyo (2008:18) “Sistem pencernaan tersusun atas saluran

pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan berperan

sebagai alat untuk menerima, mengunyah, menghancurkan, menyimpan,

mencerna, menyerap (Absorpsi), dan mengleminasi makanan”.

Pencernaan makanan memiliki peran sebagai berikut (Nurcahyo, 2008:18):

1. Menghancurkan makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.

2. Menyerap sari-sari makanan oleh selaput lendir usus.

3. Mengeluarkan sisa-sisa makanan melalui dubur atau anus.

30

Sumber : Nurcahyo (2008 : 18)

Gambar II.5. Saluran pencernaan dari kerongkongan sampai anus,

beberapa kelenjar pencernaan hati dan pankreas

Saluran pencernaan menurut Nurcahyo (2008:19) “Adalah sekumpulan

alat-alat tubuh yang berfungsi menerima makanan, mencernanya menjadi nutrien,

menyerap serta mengeluarkan sisa-sisa proses tersebut”. Saluran pencernaan

dimulai dari mulut sampai dubur atau anus yang panjangnya mencapai kurang

lebih 10 meter diantaranya adalah:

1. Mulut

Mulut atau tepatnya rongga mulut merupakan satu kesatuan alat-alat

pencernaan yang bekerja bersama-sama dalam penerimaan, pengunyahan dan

penelanan makan. Rongga mulut terdapat alat-alat pencernaan seperti gigi,

lidah, bibir, pipi bagian dalam dan langit mulut merupakan tempat masuknya

makanan dan air kesaluran pencernaan dan juga muara dari kelenjar lidah.

2. Faring

Faring (pharynx) atau pangkal kerongkongan antara pernafasan dan

pencernaan. Pada faring juga digunakan sebagai bagian dari alat untuk

menimbulkan suara seperti bersuara, berbunyi, atau bernyayi.

31

3. Kerongkongan

Atau dapat disebut esofagus (oesophagus) merupakan saluran panjang berotot

yang menghubungkan ronga mulut dengan lambung. Pada batas antara

oesophagus dengan lambung terdapat sfinger esofagi (sphincher esohagii)

yang berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk kedalam lambung

tidak kembali ke oesophagus. Makanan ketika melewati kerongkongan

didirng dengan menggunakan gerakan otot yang disebut gerak peristatik.

4. Lambung

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar membentuk

seperti kantung. Lambung berfungsi untuk menampung, menyampur dan

mencerna makanan. Makanan setelah melewati kerongkongan masuk kedalam

lambung selanjutnya akan merangsang sekresi asam lambung (HCI) dan

pepsinogen. Pepsinogen selanjutnya oleh asam lambung diaktifkan menjadi

enzim pepsin. Dengan demikian, makanan selama berada didalam lambung

akan dicerna secara kimiawi akan dicerna secara kimiawi oleh asam lambung

dan enzim pepsin.

5. Usus Halus

Usus halus dibedakan mejadi tiga bagian yaitu duedenum, jejunum, dan ileum.

Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2 sampai 3 meter.

Duedenum merupakan tempat pencernaan makanan secara sempurna menjadi

partikel-partikel sari makanan yang diserap oleh m ukosa usus. Jenjum dan

ileum merupakan tempat penyerapan sari-sari makanan.

32

a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)

Adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan

menghubungkan keusus kosong (jenjum) usus dua belas jari merupakan

bagian terpendek dari usus halus.

b. Usus Kosong

Usus kosong (jenjum) bagian kedua dari usus halus, yang terletak diantara

usus dua belas jari dan usus penyerapan ( ileum). Pada manusia dewasa,

panjang bagian usus kosong kurang lebih 1 sampai 2 meter. Permukaan

dalam usus kosong berupa membran mukus dan jonjot usus (vili), yang

memperluas permukaan dari usus untuk penyerapan sari-sari makanan.

c. Usus Penyerapan (ileum)

Adalah bagian terakhir dari usus halus, panjang usus penyerapan pada

dewasa kurang lebih 2 sampai 4 meter. Ileum memiliki keasaman (pH)

antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin

B12 dan garam. Jejanum dan ileum merupakan tempat absorpsi zat-zat

makanan. Proses penyerapan (absorpsi) zat-zat makanan meliputi disfusi,

osmosis, dan transpor aktif.

6. Usus Besar

Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus halus dan rektrum.

Fungsi utama usus besar adalah menyerap air dan mineral tertentu. Kolon

dapat dibedakan menjadi bagian kolon menanjak, kolon melintang, kolon

menurun, kolon sigmoid, dan rektrum. Bagian dari usus buntu hingga

pertengahan kolon melintang sering disebut dengan “kolon kanan”, sedangkan

bagian sisanya sering d isebut “kolon kiri”.

33

Usus besar berupa kantong-kantong dengan pita (taenia), usus besar

merupakan tempat untuk :

a. Penyerapan air dan mineral yang terserap diusus halus

b. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri komersial (secara alami ada

dan tidak menggangu kesehatan) (eschericia).

c. Menghasilkan gas.

d. Sintesis vitamin K.

Usus buntu atau umbai cacing (apendiks) adalah organ tambahan pada usus

buntu yang lebih banyak berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena

banyak mengandung nodus limfatikus. Pada orang dewasa, umbai cacing

berukuran 10 cm tetapi berfariasi dari 2 sampai 20 cm.

7. Rektrum

Rektrum adalah organ terakhir dari usus besar yang berakhir di dubur.

Rektrum merupakan kantung yang berfungsi menampung tinja ( faece). Organ

ini berfungsi sebagai tempat menyimpan sementara tinja. Jika rektrum telah

penuh dengan tinja, maka menimbulkan rangsangan yang disebabkan adanya

peregangan pada dinding rektrum sehingga timbul keinginan untuk membuang

air besar (defekasi). Jika defikasi tidak terjadi, sering kali material akan

dikembangkan keusus besar, dimana penyerapan air akan kembali dilakukan,

Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, maka akan terjadi

pengerasan tinja dan konstipasi.

8. Dubur

Dubur (anus) merupakan sebuah lubang yang menghubungkan rektrum

dengan lingkungan luar tubuh yang terletak dibagian tengah bokong. Pada

34

dubur terdapat otot polos yang berperan sebagai ketup nuskuler yang sering

disebut sfingter otot (disebah dalam dan luar). Salah sa tu dari otot stringfer

merupakan otot polos yang bekerja tanpa perintah, sedangkan lainnya

merupakan otot rangka rintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka.

Tinja dibuang dalam tubuh melalui proses defekasi atau buang air besar

(BAB), yang merupakan fungsi anus.

2.2. Penelitian Terkait

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berjudul “Sistem Pakar Untuk

Mendeteksi Penyakit Saluran Pencernaan” menurut Julaeha dan Mazia (2015:1) :

Kesehatan merupakan bagian terpenting bagi manusia. Gangguan yang sering

terjadi salah sa tunya pada pencernaan yang bisa terjadi oleh anak kecil, dewasa

dan usia lanjut. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit ini sehingga para

penderita mempercayakan kepada dokter atau pakar tanpa memahami penyakit

tersebut dapat ditangani send iri atau harus ditangani secara medis, tetapi

keberadaan dokter menjadi terhambat dikarenakan biaya pengobatan yang relatif

mahal. Sehingga kurangnya minat masyarakat untuk berobat ke dokter. Dari latar

belakang tersebut maka dibuat sistem pakar untuk mendeteksi penyakit saluran

pencernaan, yang bertujuan agar masyarakat bisa membantu masyarakat untuk

mengetahui informasi dugaan awal dari penyakit saluran penceraan dan

membantu mengetahui diagnosis serta memberikan petunjuk penanganan penyakit

saluran pencernaan sampai dengan memberikan solusi bagi kesembuhan

penderita. Observasi dilakukkan kepada tiga dokter umum di RSUP Fatmawati,

metode dalam pembuatan aplikasi adalah Forward Chaining dan

diimplementasikan menggunkan java Netbeans serta database menggunakan

Microsoft access, testing yang digunakan adalah whitebox testing.

Dalam penelitian yang berjudul “Pembuatan Situs Sistem P akar Untuk

Mendiagnosa Gangguan Sistem Pencernaan Pada M anusia” menurut Wardhani

dan Onny (2014:453) :

Karena kurangnya kesadaran konsumen tidak menyadari komposisi makanan,

sehingga berakibat buruk pada organ di sistem pencernaan. Tergangguanya organ

di sistem pencernaan mengakibatkan berbagai penyakit yang timbul yang dapat

menggangu proses pencernaan makanan. Keterlambatan mendapatkan informasi

penyakit, membuat penderita terlambat mendapatkan penanganan dari dokter.

Maka dibuatlah situs web sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan sistem

pencernaan disertai nilai kepastian dengan metode certainy factor, agar penderita

mendapatkan informasi penyakit yang dideritanya. Dalam penelitian ini bahasa

pemprograman yang digunakan adalah PHP dan My SQL.

35

Sedangkan penelitian dengan judul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit

Saluran Pencernaan Menggunakan Metode Dempster Shafer” menurut Istiqomah

dan Fadlil (2013:32):

Penyakit saluran pencernaan merupakan penyakit yang berbahaya dan

menyebabkan kematian nomor 6 di dunia, dikarenakan pengetahuan yang kurang

akan gejala awal suatu penyakit yang kurang, kesadaran akan kesehatan

masyarakat yang masih rendah, kebiasaan hidup, perilaku dan pola pikir dari

masyarakat yang ingin hidup praktis, sarana media penyampaian informasi

tentang penyakit yang masih kurang, serta minimnya jumlah tenaga medis

merupakan masalah yang dihadapi dalam kasus ini, sehingga perlu adanya media

bantu berupa sistem yang dapat memberikan solusi yang jelas bagi pasien atau

masyakat umum dan bagi tenaga medis diharapkan membantu dalam

penangananya memberikan solusi yang tepat, dengan hanya memperhatikan

gejala-gejala yang dialami. Subjek dalam penelitian ini adalah sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit saluran pencernaan. Pada penelitian ini menggunakan

metode ketidakpastian Dempster Sahfer. Langkah pengembangan sistem pakar ini

di awali analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, implementasi, integrasi

dan pengujian sistem dengan black box dan alpha test. Perancangan sistem

diimplementasikan ke dalam bahasa menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft

Access dan menggunakan metode Dempster Shafer untuk mendapatkan nilai

kepastian.

36

BAB III

ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM BERJALAN

3.1. Tinjauan Perusahaan

Penelitian dalam penyusunan Skripsi ini dilakukan pada Puskesmas

Kecamatan Cengkareng yang berlokasi di JL. Raya Kamal No. 2 Cengkareng.

Puskesmas Kecamatan Cengkareng merupakan unit kesehatan pemerintahan yang

bergerak dibidang pelayanan jasa.

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Puskesmas Kecamatan Cengkareng

Puskemas Kecamatan Cengkareng merupakan salah satu Puskesmas milik

pemerintah dari 44 Puskesmas Kecamatan yang ada di Provinsi DKI Jakarta.

Puskesmas Kecamatan Cengkareng memliki luas wilayah 2.654 Km2 dengan

jumlah penduduk sasaran sebanyak 545.854 jiwa. Puskesmas Kecamatan

Cengkareng membawahi 9 Puskesmas kelurahan yaitu : Puskesmas Kelurahan

Cengkareng Barat I, Puskesmas Kelurahan Cengkareng Barat II, Puskesmas

Kelurahan Cengkareng Timur, Puslesmas Kelurahan Duri Kosambi I, Puskesmas

Kelurahan Duri Kosambi II, Puskesmas Kelurahan Kapuk I, Puskesmas

Kelurahan Kapuk II, Puskesmas Kelurahan Rawa Buaya, dan Puskesmas

Kelurahan Kedaung Kaliangke.

Dasar Hukum dari Puskesmmas Kecamatan Cengkareng adalah :

1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1992 tentang Perlindungan Konsumen.

3. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

37

4. Undang-undang Nomor 34 tahun 1999 Pemerintah Propinsi daerah Khusus

Ibukota Jakarta.

5. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kerja Kesehatan.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2001 tentang Bentuk dan Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat.

8. Keputusan Presiden Nomor 56 tahun 1995 tentang Majelis Disiplin Tenaga

Kesehatan.

9. Kep. Menkes 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Badan.

10. Kep. Menkes 1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Praktik

Perawat Gigi.

11. Kep. Menkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.

12. Kep. Menkes 544/Menkes/SK/VI/2002 tentang registrasi dan Izin Kerja

Refraksi Optision.

13. Permenkes 512/2007 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter

Gigi.

14. Permenkes 357.Menkes/per/V/2006 Registrasi dan Izin Kerja Radiografer.

15. Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI No.

0195/Yanmed/RSKS/1987 tanggal 7 Maret 1987 tentang larangan melakukan

operasi diluar institusi Rumah Sakit.

16. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 7106/2003 tanggal 3

September 2003 tentang peraturan hari dan jam kerja pegawai yang bertugas

di Puskesmas Provinsi DKI Jakarta.

38

17. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 2359/2005 tanggal 5 April

tentang Tata cara Pelaksanaan Perizinan Sarana Kesehatan Pemerintah di

Povinsi DKI Jakarta.

Gambar III.1. Logo Puskesmas Kecamatan Cengkareng

Seiring berkembang Puskesmas Kecamatan Cengkareng hingga saat ini

Untuk mewujudkan tujuan tersebut Kecamatan Cengkareng memiliki visi, misi,

serta motto sebagai berikut

Visi

Cengkareng Sehat Untuk Semua Tahun 2017.

Misi

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kesehatan perorangan dengan prinsip

pelayanan kesehatan prima.

2. Penguatan bidang kesehatan masyarakat melalui upaya promotif dan preventif

sampai dengan tingkat RT.

3. Meningkatkan kemitraan lintas dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan.

4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan.

Upaya pokok yang sudah berjalan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng :

1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (Ruang Bersalin).

39

2. Upaya Keluarga Berencana.

3. Upaya Peningkatan Gizi.

4. Upaya Kesehatan Lingkungan.

5. Upaya Pencegahaan dan Pemberantasan Penyakit Menular.

6. Upaya pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena kecelakaan.

7. Upaya Penyuluhan Kesehatan.

8. Upaya kesehatan Kerja.

9. Upaya kesehatan Gigi dan Mulut.

10. Upaya kesehatan Jiwa.

11. Upaya Laboratorium Sederhana.

12. Upaya Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan.

13. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

14. Upaya Kesehatan Remaja.

15. Dana Sehat (BPJS/Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

40

3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Oraganisasi

Sumber : Kantor Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Cengkareng

Gambar III.2. Struktur Oraganisasi Puskesmas Kecamatan Cengkareng

Kelembagaan BLUD Puskesmas Cengkareng di dalam melaksanakan

prosedur kerjanya, masing-masing jabatan mempunyai tugas pokok, fungsi dan

tanggungjawab.

SUB KELOMPOK

JABATAN FUNGSIONAL

K E P A L A P U SK E SM A S

C E N G K A R E N G

P U SK E SM A S

K E L U R A H A N

K O O R D IN A T O R

P E L A Y A N A N

K O O R D IN A T O R

P E N U N JA N G

SA T U A N

P E L A Y A N A N

K E SE H A T A N

SA T U A N

P E L A Y A N A N

P E N U N JA N G

SU B B A G IA N

T A T A U S A H A

41

3.1.3. Kegiatan Usaha atau Oraganisasi

Puskesmas Kecamatan Cengkareng merupakan suatu instansi pemerintah

di bidang jasa kesehatan. Adapun kegiatan yang ada di Puskesmas Kecamatan

Cengkareng antara lain :

1. Pelayanan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng terdiri dari dua pelayanan,

yaitu :

a. Pelayanan dalam gedung

Bentuk pelayanan ini adalah :

1) Pelayanan Poli Umum

2) Pelayanan Poli MBTS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)

3) Pelayanan Poli PKPR (Pelayanan Keshatan Peduli Remaja)

4) Pelayanan Poli Paru

5) Pelayanan Poli Gigi

6) Pelayanan Poli Gizi

7) Pelayanan Poli Mata

8) Pelayanan Poli PTM (Penyakit Tidak Menular)

9) Pelayanan Poli Lansia

10) Pelayanan Poli KIA (Kesehatan Ibu & Anak)

11) Pelayanan Poli Imunisasi

12) Pelayanan Poli KB

13) Pelayanan Poli Pelayanan 24 jam.

14) Pelayanan Poli TFC (Terafutik Feeding Center)

15) Pelayanan Poli Kebidanan

16) Pelayanan Poli Laboratorium

42

17) Palayanan Poli Radiologi

18) Pelayanan Poli Ruang Bersalin

19) Palayanan Poli Metadon dan LJSS (Layanan Jarum Suntik Steril)

20) Pelayanan Poli Mandiri

21) Pelayanan Poli Kesehatan Kerja

22) Pelayanan Poli Apotik

b. Pelayanan Luar Gedung

Bentuk pelayanannya antara laian:

1) Program Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan :

a) BIAS anak sekolah

b) Imunisasi dewasa

c) Penatalaksanaan penyakit kusta

d) Pengendalian dan penanggulangan penyakit DBD

e) Pelaksanaan TB paru

f) Penanggulangan penyakit HIV, metadon, dan IMS (Inveksi

Menular Seksual)

2) Pembinaan dan pelayanan kesehatan lansia.

3) Perkesmas (Peran Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)

4) UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)

5) Survaylence Penyakit

6) Peningkatan kesehatan gizi dan mulut

7) Pengingkatan kesehatan gizi ibu dan anak

8) Penatalaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat

9) Kesehatan dan keselamatan kerja

43

10) Kesehatan lingkungan

3.2. Pengumpulan Data Pakar

3.2.1.Objek Pakar

a. Dr. Hendra Susanto

Tanggal lahir : 11 November 1977

Almamater : Universitas Atmajaya

Lama bekerja : 6 Tahun

Bagian : Dokter Umum

b. Dr. Rizqa Fadla Amalia

Tanggal lahir : 08 Juli 1983

Almamater : Universitas Tri Sakti

Lama bekerja : 4 Tahun

Bagain : Doker Umum

c. Dr. Restu Wahyuni Herlambar

Tempat tanggal lahir : 25 Mei 1985

Almamater : Universitas Tarumanagara

Lama bekerja : 3 Tahun

Bagain : Dokter Umum

3.2.2.Hasil Wawancara

Saluran pencernaan adalah suatu penyakit yang bisa terjadi dari saluran

cerna atas sampai bawah, penyakit ini sering dijumpai di masyarakat umum dan

penyebabnya berbagai macam, diantaranya adanya infeksi virus ataupun bakteri

44

yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi sehari-hari seperti

makanan yang kurang matang, sampai dengan cuci piring yang kurang bersih.

Dalam pengobatannya sendiri akan di lakukan pemeriksaan dasar fisik kemudian

akan diberikan pengobatan sesuai dengan gejala yang dialami atau yang

disebutkan dengan pengobatan simptomatsis, jika memang pengobatan tersebut

tidak berfungsi maka pasein akan di anjurkan ke dokter internist atau dokter

saluran pencernaan (gastroenterologi).

Beberapa tahap dalam pendeteksian penyakit ini yaitu terdiri dari

pemeriksaan dasar fisik, LEB, tes fases jika belum terdeteksi maka akan di

lakukan USG untuk mengetahui apa penyakit yang di derita, kemudian akan

dilakukan tindakan untuk mengatasi penyakit tersebut. Beberapa penyakit saluran

pencernaan yang sering terjadi diantaranya: Gastr itis, Kolotis Uselratif,

Pankreatitis Akut, Diare Akut atau Gastroentritis, Infeksi Saluran Bawah (Usus

Besar), Hemeoroid Grade I, Hemeoroid Grade II, Hemeoroid Grade III, dan Usus

Buntu (Apendiks).

45

3.3. Algoritma Sistem Pakar

Gambar III.3 Rancangan Algoritma Sistem Pakar

sta rt

Inp ut G e ja la

Y a ng D ira sa ka n

G e ja la = = Ba sis

Pe nge ta hua n

D a ta H a sil

Konsulta si

E n d

Ce k Kaidah

be rbasis

atur an

46

3.4. Basis Pengetahuan

3.4.1.Tabel Pakar

Tabel III.1. Pakar Saluran Pencernaan

P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 P09

G1 √ √ √

G2 √ √ √ √ √

G3 √ √ √

G4 √ √

G5 √ √

G6 √ √ √

G7 √

G8 √

G9 √

G10 √

G11 √

G12 √

G13 √

G14 √

G15 √

G16 √

G17 √

G18 √

G19 √

G20 √

G21 √ √

G22 √

G23 √

G24 √

G25 √

G26 √ √ √

G27 √ √ √

G28 √

G29 √

G30 √

G31 √

G32 √

Solusi S01 S02 S03 S04 S05 S06 S07 S08 S09

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

47

Keterangan:

a. Baris pertama menerangkan rule macam -macam penyakit saluran

pencernaan.

b. Kolom pertama menunjukan macam-macam gejala dari penyakit.

c. Tanda checklist merupakan gejala apa saja yang ada pada penyakit

tersebut.

d. Baris terakhir menjelaskan solusi dari penyakit yang dihasilkan dari gejala.

Tabel III.2. Gejala Penyakit Saluran Pencernaan

No. Kode

Gejala Nama Gejala

No.

Kode

Gejala Nama Gejala

1 G01 Demam

17 G17 Nafsu makan

menurun

2 G02 Mual Hingga

Muntah 18 G18

Nyeri abdomen

tidak bisa diatasi

dengan analgesic

brasant

3 G03 Kembung

19 G19 Kejang perut

4 G04 Konstipasi

(sembelit) 20 G20 Bab cair

5 G05 Penurunan Berat

Badan 21 G21 Lemas

6 G06 Nyeri Perut

22 G22 Mulas

7 G07

Nyeri Epigastrium

dan hilang setelah

makan atau setelah

pemberian antasid

23 G23 Bab berdarah

8 G08 Lidah terasa pahit

24 G24 Lendir pada BAB

9 G09

Nyeri tidak enak di

ulu hati atau perut

kiri atas

25 G25 Sulit bab karena

ada pembengkakan

10 G10 Muntah darah

26 G26

BAB berdarah

dengan warna

merah segar

11 G11 Buang air besar

berwarna hitam 27 G27 Nyeri bagian anus

12 G12

Anoreksia (Tidak

ada nafsu makan

dan menginginkan

kurus)

28 G28

Benjolan dari anus

dan belum keluar

48

13 G13 Diare

29 G29

keluar benjolan

dari dalam anus

dan secara spontan

bisa masuk sendiri

14 G14 Nyeri ketika perut

ditekan 30 G30

keluar benjolan

dari dalam anus

dan secara manual

harus dimasukan (

didorong) oleh

tangan

15 G15 Nyeri perut hebat

31 G31

Nyeri diperut

dibagian kanan

bawah

16 G16

Nyeri perut

melintang tembus

sampai pungung

disertai muntah

32 G32

BAB > 3 Kali dan

beberapa jam

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Tabel III.3. Penyakit Saluran Pencernaan

No. Kode

Penyakit Nama Penyakit Pengertian Dan Penyebab

1 P01 Gastritis

Adalah adanya erosi ulcerasi di dinding

lambung bagian dalam bisa di mukosa

lambung sampai dengan otot-otot lambung

Penyebab : Pola makan (makan telat),

Fikiran, Infeksi bateri seperti Hilocobacter

plylori

2 P02 Kolotis Uselratif

Adalah penyakit usus inflamatorik,

bersama dengan penyakit crohn dan

penyakit ini sering kambuh, Penyebab :

belum diketahui karena golongan penyakit

inflammatory

3 P03 Pankreatitis Akut

Adalah infeksi dibagian pankreas

Peradangan yang terjadi di bagian pankreas

dan biasanya terjadi dari 7 sampai 14 hari,

Penyebab : Alkohol, Inveksi virus atau

efek samping penggunaan obat

4 P04 Diare Akut atau

Gastroentritis

Adalah infeksi bakteri di saluran

pencernaan bawah atau atas atau yang

disebut diare atau disentri. Penyebab :

mengkomsumsi atau minuman yang kotor

dan terkontaminasi.

5 P05

Infeksi Saluran

Bawah (Usus

Besar)

Peradangan yang terjadi diusus besar,

Penyebab : Adanya infeksi bakteri yang

sering adalah bakteri amuba, kontaminasi

makanan, makanan bakar yang kurang

matang dan makanan yang kurang bersih

49

6 P06 Hemeoroid Grade

I

pembengkakan yang berisi pembuluh darah

yang membesar, dalam grade ini (otot

ataupun bagian dari anus) belum keluar.

Penyebab : kehamilan, hereditas,

konstipasi atau diare kronik, penggunaan

toilet yang berlama-lama, posisi tubuh,

misal duduk dalam waktu yang lama, dan

obesitas

7 P07 Hemeoroid Grade

II

pembengkakan yang berisi pembuluh darah

yang membesar, dalam grade ini keluar

benjolan (otot ataupun bagian dari anus)

keluar dan secara spontan bisa masuk.

Penyebab : kehamilan, hereditas,

konstipasi atau diare kronik, penggunaan

toilet yang berlama-lama, posisi tubuh,

misal duduk dalam waktu yang lama, dan

obesitas

8 P08 Hemeoroid Grade

III

pembengkakan yang berisi pembuluh darah

yang membesar, dalam grade ini keluar

benjolan (otot ataupun bagian dari anus)

dan secara manual harus dimasukan (

didorong) oleh tangan. Penyebab :

kehamilan, hereditas, konstipasi atau diare

kronik, penggunaan toilet yang berlama-

lama, posisi tubuh, misal duduk dalam

waktu yang lama, dan obesitas

9 P09 Usus Buntu

(Apendiks)

Terjadinya Peradangan atau infeksi pada

bagian apendiks atau bagain usus yang

tidak terpakai pada tubuh. Penyebab : Pola

makan yang kurang serat dan makanan

bijian yang terjebak pada usus buntu

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Tabel III.4. Solusi Penyakit Saluran Pencernaan

No. Kode

Solusi Solusi

1 S01

Pola Hidup : Pola makan yang harus di ubah (makan sedikit tetapi

sering), kurangi stress atau fikiran, kurangi makanan yang asam, santan.

Jenis Obat : PPL 2 x 20mg, Anox 2 x 1000mg, Antagonis Reseptor Hz,

Inhibitor Pump Proton (mengendalikan jumlah asam lambung),

antikolinergik dan antasid.

50

2 S02

Pola Hidup: Edukasi untuk pasien serta diet atau nutrisi yang bergizi

hindari makanan yang tinggi serat (insoluble) seperti : kubis, brokoli,

jagung manis, kulit buah seperti apel dan anggur dan konsumsi makanan

seperti : buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah dikupas, bubur.

Jenis Obat : Antispamodik, antikolinergik misalnya Papaveria 3x1

sehari, Sufasalazine.

3 S03

Pola hidup: Mengurangi atau menghentikan konsumsi minuman

beralkohol. Menghindari atau membatasi makanan berkolesterol tinggi ,

seperti daging berlemak, makanan berminyak, dan mentega.

Mengonsumsi makanan kaya serat seperti sayur, buah, dan biji -bijian

utuh. penerapan diet dan olahraga secara teratur diperlukan sebagai

langkah pencegahan. Kondisi anemia, malnutrisi dan dehidrasi, Diet

rendah serat, suplementasi vitamin, besi atau asalam folat. Jenis obat :

Salisilat ,sulfisalazine, Kortikosteroid, Agen Imonosupreasar, Diet

Elenatal atau dapat dilakukan Operasi

4 S04

Pola Hidup: Mencuci tangan sebelum makan, menjauhi makanan yang

kebersihannya diragukan dan tidak minum air keran. Memisahkan

makanan yang mentah dari yang matang, Utamakan bahan makanan yang

segar. Jenis Obat : Oralit, RL (Ringer Laktat), NACL Isotoma + 1 ampul

Na Bikarbonat 7,5% 50 ml.

5 S05

Pola hidup: Perbanyak Konsumsi Serat, kurangi komsumsi bumbu

berlebihan, perbaiki pola makan , Jenis Obat : Pengobatan semantik dan

antibiotik bertujuan untuk membunuh bakteri, rehidrasi dan pemberian

oralit

6 S06

Jenis Obat : pengobatan konservatif. antara lain koreksi konstipasi jika

ada, meningkatkan konsumsi serat, laksatif, dan menghindari obat -obatan

yang dapat menyebabkan kostipasi seperti kodein, mengkonsumsi

suplemen serat untuk memperbaiki gejala dan perdarahan. Obat

antiinflammasi digabungkan dengan anestesi lokal, vasokonstriktor,

lubricant, emollient dan zat pembersih perianal (mengurangi rasa tidak

nyaman/sakit) Pola Hidup : meningkatkan konsumsi cairan,

menghindari konstipasi dan mengurangi mengejan saat buang air besar,

kurangi komsumsi makanan pedas

7 S07

Jenis Obat : pengobatan konservatif. antara lain koreksi konstipasi jika

ada, meningkatkan konsumsi serat, laksatif, dan menghindari obat -obatan

yang dapat menyebabkan kostipasi seperti kodein, mengkonsumsi

suplemen serat untuk memperbaiki gejala dan perdarahan.Obat

antiinflammasi digabungkan dengan anestesi lokal, vasokonstriktor,

lubricant, emollient dan zat pembersih perianal(mengurangi rasa tidak

nyaman/sakit), pada grade ini dianjurkan untuk melakukan operasi Pola

Hidup : meningkatkan konsumsi cairan, menghindari konstipasi dan

mengurangi mengejan saat buang air besar, kurangi komsumsi makanan

pedas

8 S08

Jenis Obat : pengobatan konservatif. antara lain koreksi konstipasi jika

ada, meningkatkan konsumsi serat, laksatif, dan menghindari obat -obatan

yang dapat menyebabkan kostipasi seperti kodein, mengkonsumsi

suplemen serat untuk memperbaiki gejala dan perdarahan. Obat

antiinflammasi digabungkan dengan anestesi lokal, vasokonstriktor,

51

lubricant, emollient dan zat pembersih perianal (mengurangi rasa tidak

nyaman/sakit), pada grade ini dianjurkan untuk melakukan operasi. Pola

Hidup : meningkatkan konsumsi cairan, menghindari konstipasi dan

mengurangi mengejan saat buang air besar, kurangi komsumsi makanan

pedas

9 S09

Pola Hidup : Konsumsi makanan berserat, tidak menahan buang air

besar, banyak konsumsi air putih. Jenis Obat : Jika Kronis dapat

diberikan antibiotik dan penghilang rasa sakit apa bila akut maka adanya

operasi

Sumber : Hasil Penelitian (2016)

3.4.2.Rule-rule Pada Pakar

Rule 1 :

Jika mual hingga muntah dan Kembung dan Nyeri epigastrium dan hilang setelah

makan atau pemberian antasid dan Lidah terasa pahit dan Nyeri tidak enak di

uluhati atau perut kiri atas dan Muntah darah dan Buang air besar berwarna hitam

maka Gastritis

Rule 2 :

Jika demam dan konstipasi (sembelit) dan penurunan berat badan dan nyeri perut

dan anoreksia (tidak ada nafsu makan dan menginginkan kurus) dan diare dan

nyeri ketika perut ditekan maka Kolotis Uselratif

Rule 3 :

Jika Mual hingga muntah dan kembung dan konstipasi (sembelit) dan nyeri perut

hebat dan nyeri perut melintang tembus sampai pungung dan nafsu makan

menurun dan nyeri abdomen tidak bisa di atasi dengan analgesic brasant maka

Pankreatitis Akut

52

Rule 4 :

jika demam dan mual hingga muntah dan penurunan berat badan dan nyeri perut

dan kejang perut dan BAB cair dan lemas dan Mulas dan BAB sudah >3 kali dan

berlangsung beberapa jam maka Diare atau Gastroentritis

Rule 5 :

jika Mual hingga muntah dan kembung dan nyeri perut dan BAB berdarah dan

lendir pada BAB dan sulit BAB karena ada pembengkakan maka infeksi saluran

bawah (Usus Besar)

Rule 6 :

jika BAB berdarah dengan warna merah segar dan nyeri bagian anus dan benjolan

dari dalam anus dan belum keluar maka Hemoroid Grade I

Rule 7 :

Jika BAB berdarah dengan warna merah segar dan nyeri bagian anus dan keluar

benjolan dari dalam anus dam secara spontan masuk sendiri maka Hemoroid

Grade II

Rule 8 :

Jika BAB berdarah dengan warna merah segar dan nyeri bagian anus dan keluar

benjolan dari dalam anus dan secara manual harus dimasukan (didorong) dengan

tangan maka Hemoroid Grade III

Rule 9 :

Jika demam dan mual hingga muntah dan lemas dan Nyeri diperut bagian kanan

bawah maka Usus buntu

53

3.4.3.Pohon Keputusan Pada Pakar

Gambar III.4. Pohon Keputusan (Decision Tree)

54

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN WEB

4.1. Analisa Kebutuhan Software

4.1.1. Tahapan Analisis

1. Analisa Kebutuhan User atau pengguna

A. Pengunjung atau User

A.1. User dapat melihat artikel mengenai kesehatan.

A.2. User dapat melakukan diagnosa penyakit saluran pencernaan dengan

mengisi gejala-gejala yang dirasakan kemudian akan keluar hasil

diagnosa.

A.3. User dapat informasi rumah sakit untuk penyakit saluran pencernaan.

A.4. User dapat mencari kosa kata mengenai bahasan yang tertera di

website di menu kamus.

B. Admin Atau Pakar

B.1. Admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data penyakit.

B.2. Admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data gejala.

B.3. Admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data solusi.

B.4. Admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data kamus.

B.5. Admin dapat menambah, mengedit dan menghapus data informasi

rumah sakit.

B.6. Admin dapat menambah dan menghapus data admin.

B.7. Admin dapat mengubah password data admin.

55

4.1.2. Use Case Diagram

1. Use Case User atau Pengunjung

Gambar IV.1. Usecase User atau Pngunjung

Tabel IV.1.

Deskripsi Use Case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan Halaman Home

Use Case Name Use Case User atau Pengunjung

Requirement A1

Goal Pengunjung dapat memahami isi web, dapat melihat

artikel mengenai saluran pencernaan

Pre-Conditions Pengunjung memilih menu Home

Post-Condition

Sistem menampilkan halaman utama kemudian akan

menampilkan halaman yang diinginkan user atau

pengunjung (artikel, atau diagnosa)

Primary actor User atau Pengunjung

Main Flow / Basic Path 1. Pengunjung memilih menu Home

2. Sistem menampilkan materi Home

Invariant A 1. Pengujung memilih menu diagnosa

2. Sistem menampilkan Daftar Gejala

Invarian B 1. Pengujung memilih Artikel yang dinginkan

2. Sistem menampilkan Artikel

56

Tabel IV.2.

Deskripsi Use Case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan Halaman Diagnosa

Use Case Name Use Case User atau Pengunjung

Requirement A2

Goal Pengunjung dapat mengetahui kemungkinan penyakit

pada saluran pencernaan

Pre-Conditions Pengunjung telah melakukan konsultasi

Post-Condition Sistem menampilkan hasil diganosa berupa penyebab

pengertian yang telah disamakan dengan basis data

Failed end conditions Pengunjung batal melakukan konsultasi

Primary actor Pengunjung

Main Flow / Basic Path 1. Pengunjung memilih menu Diagnosa

2. Sistem menampilkan daftar gejala

3. Pengunjung memilih gejala sesuai yang dialami

dan melanjutkan

4. Sistem mengirim hasil konsultasi ke basis

pengetahuan

5. Sistem menampilkan hasil diagnosa

Invarian A 1. Pengunjung melihat informasi tentang penyakit

saluran pencernaan

Tabel IV.3.

Deskripsi Use Case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan Halaman Informasi

Rumah Sakit

Use Case Name Use Case User atau Pengunjung

Requirement A3

Goal Pengunjung dapat melihat informasi mengenai rumah

sakit saluran pencernaan

Pre-Conditions Pengunjung memilih menu Informasi RS

Post-Condition Sistem menampilkan informasi rumah sakit saluran

57

pencernaan

Failed end conditions -

Primary actor User atau Pengunjung

Main Flow / Basic Path 1. Pengunjung memilih menu Informasi RS

2. Sistem menampilkan Informasi RS

Tabel IV.4.

Deskripsi Use Case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan Halaman Kamus

Use Case Name Usecase User atau Pengunjung

Requirement A4

Goal Pengunjung dapat melihat istilah mengenai saluran

pencernaan

Pre-Conditions Pengunjung memilih menu Kamus

Post-Condition Sistem mengeluarkan hasil sesui keyword yang

diketikan

Failed end conditions Sistem tidak menemukan keyword yang diketikan

Primary actor User atau Pengunjung

Main Flow / Basic Path

1. User Atau Pengunjung memilih menu Kamus

2. Sistem menampilkan istilah-istilah saluran

pencernaan

3. User atau pengunjung mengetikan keyword

4. Sistem menampilkan sesuai keyword yang

diketikan

58

1. Use Case Admin Atau Pakar

Gambar IV.2. Use Case Admin

A. Use Case Admin Mengelola data Penyakit

Gambar IV.3. Use Case mengelola data penyakit

59

Tabel IV.5.

Deskripsi Use Case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan Halaman Admin

Mengelola data Penyakit

Use Case Mengelola Data Penyakit

Requirements B1

Goal Pakar dapat menambahkan data penyakit baru

Pre- Conditions Pakar telah melakukan login

Post- Conditions Sistem melakukan validasi dan menyamakan username dan

password dengan database

Failed end Conditions Gagal login, username dan password salah

Primary Actors Pakar

Main Flow / Basic

Path

1. Pakar memilih menu data penyakit

2. Sistem menampilkan halaman data penyakit

3. Pakar mengklik link input data penyakit untuk menambah

data

4. Sistem menampilkan form tambah penyakit

5. Pakar mengisi data penyakit lambung yang baru kemudian

mengklik tombol simpan

6. Sistem menyimpan data penyakit baru ke database

7. Sistem kembali menampilkan halaman data penyakit.

Invariant A :

1.Pakar memilih tombol "Edit"

2. Sistem menampilkan form edit penyakit

3. Pakar mengedit data penyakit

4. sistem mengubah data penyakit pada basis pengetahuan dan

menampilkan kembali data penyakit yang telah diubah

Invariant B :

1.Pakar memilih data penyakit

2.Pakar memilih tombol "Hapus"

3.Sistem menampilkan dialog konfirmasi penghapusan data

4.Pakar memilih tombol "Yes"

5.Sistem menghapus data penyakit pada basis pengetahuan.

60

B. Use Case Data Admin

Gambar IV.4. Use Case mengelola data admin

Tabel IV.6.

Deskripsi Use Case Sistem Pakar Penyakit Saluran Pencernaan Halaman Admin

Mengelola data Admin

Use Case Name Mengelola data admin

Requirement B6

Goal Admin dapat menambah dan menghapus data admin

Pre-Conditions Admin Telah login

Post-Condition Data admin tersimpan dan terhapus

Failed end conditions Gagal login, username dan password salah

Primary actor Admin

Main Flow / Basic Patth 1. Admin melihat data penyakit

2. Admin menambah data penyakit

2. Admin menyimpan data Penyakit

Invarian A

1. Admin Memilih data admin

2. Admin memilih tombol hapus sistem akan menapilkan

dialog konfirmasi penghapusan

3. Pakar memilih tombol Yes

4. Sistem menghapus data admin

61

4.2. Desain

4.2.1.Database

1. ERD

Gambar IV.5. ERD (Entity Relationship Diagram )

2. Spesifikasi File

Nama File : File Penyakit

Akronim : penyakit

Type File : Master Organisasi File index Sequential

Akses File : Random Access File

Primary Key : idpenyakit

Panjang Record : 16 byte

62

No. Element Data Akronim Type Data Size Keterangan

1 Id_Penyakit idpenyakit Varchar 3 Primary Key

2 Nama_Penyakit nama Varchar 35

3 Penyebab penyebab Text

4 Id_Gejala idgejala Varchar 20 Foreign Key

5 Id_Solusi idsolusi Varchar 3 Foreign Key

Nama File : File Gejala

Akronim : gejala

Type File : Master Organisasi File index Sequential

Akses File : Random Access File

Primary Key : idpenyakit

Panjang Record : 16 byte

No. Element Data Akronim Type Data Size Keterangan

1 Id_Gejala idgejala Varchar 3 Primary Key

2 Nama_Gejala namagejala Text

3 Id_Penyakit idpenyakit Varchar 25 Foreign Key

Nama File : File Solusi

Akronim : solusi

Type File : Master Organisasi File index Sequential

Akses File : Random Access File

Primary Key : idsolusi

Panjang Record : 16 byte

No. Element Data Akronim Type Data Size Keterangan

1 id_solusi idsolusi Varchar 5 Primary Key

2 Keterangan keterangan Text

3 id_penyakit idpenyakit Varchar 3 Foreign Key

63

4.2.2. Software Architecture

1. Component Diagram

Gambar IV.6.

Component Diagram Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pencernaan

2. Deployment Diagram

Gambar IV.7.

Deployment Diagram Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pencernaan

Port 3360

Port 80

64

4.2.3. User Interface

1. Tampilan Menu Login Admin

Gambar IV.8. Tampilan Login Admin

2. Tampilan Menu Home Admin

Gambar IV.9. Tampilan Menu Home Admin

65

3. Tampilan Data Penyakit Admin

Gambar IV.10. Tampilan Data Penyakit Admin

4. Tampilan Input Data Penyakit Admin

Gambar IV.11. Tampilan Input Data Penyakit Admin

66

5. Tampilan Data Gelaja Admin

Gambar IV.12. Tampilan Data Gejala Admin

6. Tampilan Input Data Gejala Admin

Gambar IV.13. Tampilan Input Data Gejala Admin

67

7. Tampilan Data Solusi Admin

Gambar IV.14. Tampilan Data Solusi Admin

8. Tampilan Input Data Solusi Admin

Gambar IV.15. Tampilan Input data Solusi Admin

68

9. Tampilan Data Kamus Admin

Gambar IV.16. Tampilan Data Kamus Admin

10. Tampilan Input Data Kamus

Gambar IV.17. Tampilan Input Data Kamus Admin

69

11. Tampilan Data Informasi RS Admin

Gambar IV.18. Tampilan Data Informasi RS Admin

12. Tampilan Input Data Informasi RS

Gambar IV.19. Tampilan Input Data Informasi RS

70

13. Tampilan Data Admin

Gambar IV.20. Tampilan Data Admin

14. Tampilan Ganti Password Admin

Gambar IV.21. Tampilan Ganti Password Admin

71

15. Tampilan Halaman Home User

Gambar IV.22. Tampilan Home User

16. Tampilan Halaman Artikel

Gambar IV.23. Tampilan Halaman Artikel

72

17. Tampilan Halaman Diagnosa

Gambar IV.24. Tampilan Halaman Diagnosa

18. Tampilan Proses Diagnosa

Gambar IV.25. Tampilan Halaman Diagnosa

73

19. Tampilan Hasil Diagnosa

Gambar IV.26. Tampilan Hasil Diagnosa

20. Tampilan Informasi RS Pengunjung

Gambar IV.27. Tampilan Informasi RS Pengunjung

74

21. Tampilan Menu Kamus

Gambar IV.28. Tampilan Menu Kamus

4.3. Code Generation

1. Script Form Diagnosa Penyakit Saluran Pencernaan

<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">

<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">

<head>

<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8" />

<title>Diagnosa</title>

</head>

<body>

<h3><font color="#FF0000">Silahkan memilih beberapa gejala berikut ini sesuai

dengan gejala yang anda rasakan!</font></h3>

<?php

include"koneksi.php";

$jml=1;

$data=mysql_query("SELECT * FROM gejala ORDER BY idgejala ASC");

?>

<form name="form1" action="?module=hasildiagnosis" method="post">

<table width="578" border="1" bordercolor="#000000" align="center">

<?php

75

$i=1;

while($t1=mysql_fetch_array($data)){

if($i==1){

?>

<tr>

<th width="43" rowspan="2" scope="col"><?php echo $jml; ?></th>

<?php } ?>

<th rowspan="2" scope="col"><div align="justify"><?php echo

$t1['namagejala'];?></div></th>

<th width="174" scope="col"><label>

<div align="justify">

<label>

<input type="radio" name="pilihan[<?php echo $t1['namagejala'];?>]" id="radio"

value="<?php echo $t1['idgejala']; ?>" required />

</label>

Ya

<label>

<input type="radio" name="pilihan[<?php echo $t1['namagejala'];?>]" id="radio2"

value="Tidak" required/>

</label>

Tidak</div>

</label></th>

</tr>

<tr>

<?php

if($i==1){

?>

<th scope="col">&nbsp;</th>

</tr>

<?php

$i=0;$jml++;}$i++;

}

?>

</table>

<p align="center">

<input type="submit" name="submit" id="submit" value="Diagnosis" />

</p>

</form>

<p>&nbsp;</p>

</body>

</html>

2. Script Hasil Diagnosa

<?php

include "koneksi.php";

?>

<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">

<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">

<head>

76

<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8" />

<title>Hasil Konsultasi</title>

</head>

<body>

<h2><font color="#FF0033">Hasil Konsultasi </font></h2>

<?php

if (isset($_POST['submit']))

{

if (isset($_POST['pilihan']))

{

foreach ($_POST['pilihan'] as $key => $value)

{

if (substr($value,0,1) == "G")

{

$value = "Ya";

}

echo "Gejala #$key &raquo;"." $value<br>";

}

?><form action="" method="post"><input name="aaa" type="hidden"

value="<?php

foreach ($_POST['pilihan'] as $value)

{

if ($value == "Tidak") {

$xx = "";

}

else { $xx = "$value"; }

echo $xx;

}

?>" size="40"/>

<label>

</label>

<input type="submit" name="hasill" value="Proses" />

</form>

<?php

}

}

?>

<?php if (isset($_POST['hasill']))

{

$xx = $_POST['aaa'];

$q = mysql_query("SELECT * FROM penyakit WHERE idgejala =

'$xx'");

$qq = mysql_fetch_array($q);

$num = mysql_num_rows($q);

?>

<table width="594" bo rder="0">

<tr>

77

<th height="40" colspan="2" scope="col"><div align="left">ANDA

KEMUNGKINAN MENGALAMI :

<?php

echo $qq['nama'];

?>

</div> <div align="left"></div></th>

</tr>

<tr>

<td colspan="2"></td>

</tr>

<tr>

<td align="justify" bgcolor="#FFFFFF"><div

align="left"><strong>Pengetian dan Penyebab:</strong></div></td>

<td align="justify" bgcolor="#FFFFFF"><div

align="justify"><strong>

<label><?php

echo $qq['penyebab'];

?></label>

</strong></div></td>

</tr>

<tr>

<td width="165" align="justify"

bgcolor="#FFFFFF"><strong>SOLUSI : </strong></td>

<td width="367" align="justify"

bgcolor="#FFFFFF"><strong><strong>

<?php

$t=$qq['idsolusi'];

$vn=mysql_fetch_array(mysql_query("SELECT *

FROM solusi WHERE idsolusi='$t'"));

if ($num == 0)

{

echo "<br>Hasil Tidak di temukan,

<br>Ada kemungkinan anda tidak mengalami penyakit Saluran Pencernaan

Gastroentritis, Kolotis uselratif, Pankreatitis Akut, Diare Akut atau Gastro Entritis,

Infeksi Saluran Bawah (Usus Besar), Hemeoroid Grade I, Hemeoroid Grade II,

Hemeoroid Grade III, dan Usus Buntu (Apendiks),<br>untuk informasi leb ih lanjut

priksakan diri anda pada dokter.";

}

echo "<br>".$vn['keterangan'] ;

?>

</strong></strong></td>

</tr>

</table>

<p>&nbsp;</p>

<a href="?module=diagnosis" >[Selesai]</a>

</body>

</html>

<?php

}

?>

78

4.4. Testing

1. Script Hasil Diagnosa

<?php

include "koneksi.php";

?>

<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN"

"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">

<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">

<head>

<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8" />

<title>Hasil Konsultasi</title>

</head>

<body>

<h2><font color="#FF0033">Hasil Konsultasi </font></h2>

<?php

if (isset($_POST['submit']))

{

if (isset($_POST['pilihan']))

{

foreach ($_POST['pilihan'] as $key => $value)

{

if (substr($value,0,1) == "G")

{

$value = "Ya";

}

echo "Gejala #$key &raquo;"." $value<br>";

}

?><form action="" method="post"><input name="aaa" type="hidden"

value="<?php

foreach ($_POST['pilihan'] as $value)

{

if ($value == "Tidak") {

$xx = "";

}

else { $xx = "$value"; }

echo $xx;

}

?>" size="40"/>

<label>

</label>

<input type="submit" name="hasill" value="Proses" />

</form>

<?php

}

}

?>

79

<?php if (isset($_POST['hasill']))

{

$xx = $_POST['aaa'];

$q = mysql_query("SELECT * FROM penyakit WHERE idgejala =

'$xx'");

$qq = mysql_fetch_array($q);

$num = mysql_num_rows($q);

?>

<table width="594" border="0">

<tr>

<th height="40" colspan="2" scope="col"><div align="left">ANDA

KEMUNGKINAN MENGALAMI :

<?php

echo $qq['nama'];

?>

</div> <div align="left"></div></th>

</tr>

<tr>

<td colspan="2"></td>

</tr>

<tr>

<td align="justify" bgcolor="#FFFFFF"><div

align="left"><strong>Pengetian dan Penyebab:</strong></div></td>

<td align="justify" bgcolor="#FFFFFF"><div

align="justify"><strong>

<label><?php

echo $qq['penyebab'];

?></label>

</strong></div></td>

</tr>

<tr>

<td width="165" align="justify"

bgcolor="#FFFFFF"><strong>SOLUSI : </strong></td>

<td width="367" align="justify"

bgcolor="#FFFFFF"><strong><strong>

<?php

$t=$qq['idsolusi'];

$vn=mysql_fetch_array(mysql_query("SELECT *

FROM solusi WHERE idsolusi='$t'"));

if ($num == 0)

{

echo "<br>Hasil Tidak di temukan,

<br>Ada kemungkinan anda tidak mengalami penyakit Saluran Pencernaan

Gastroentritis, Kolotis uselratif, Pankreatitis Akut, Diare Akut atau Gastro Entritis,

Infeksi Saluran Bawah (Usus Besar), Hemeoroid G rade I, Hemeoroid Grade II,

Hemeoroid Grade III, dan Usus Buntu (Apendiks),<br>untuk informasi lebih lanjut

priksakan diri anda pada dokter.";

}

echo "<br>".$vn['keterangan'] ;

80

?>

</strong></strong></td>

</tr>

</table>

<p>&nbsp;</p>

<a href="?module=diagnosis" >[Selesai]</a>

</body>

</html>

<?php

}

?>

Secara garis besar alogritma pada pengujuan white box adalah sebagai berikut:

Gambar VI.29.

Flowchart Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Saluran Penyakit Pencernaan

81

Maka dapat di gambarkan dengan flowgraph sebagai berikut :

Gambar VI.30.

Flowgraph Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Saluran Pencernaan

Kompleksitas Siklomatis (pengukuran kuantitatif terhadap kompleksitas logis

suatu program) dari grafik alir dapat di peroleh dengan perhitungan: V(G) = E –

N + 2

Sehingga Kompleksitasnya

V(G)= 5 - 6 + 2 = 1

Basis set yang dihasilkan dari jalur independen secara linier adalah jalur sebagai

berikut: 1-2-3-4-5-6

Ketika aplikasi dijalankan, maka terlihat bahwa salah satu basis set yang

dihasilkan adalah 1-2-3-4-5-6 dan terlihat bahwa simpul telah dieksekusi satu kali.

Berdasarkan pengamatan ketentuan tersebut dari segi kelayakan software sistem

ini telah memenuhi syarat.

1

2

6

5

4

3

82

4.5. Support

4.5.1. Publikasi Web

Publikasi website Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Saluran Pencernaan

berbasis web dengan Menggunakan Metode Forward Chaining ini menggunakan

hosting web ke idhostinger.com. Berikut daftar harga untuk hosting web ke

idhostinge.com :

Tabel IV.7.

Daftar Harga Web Hosting

Type Harga Spesifikasi Hosting

Free Gratis Disk Space = 2000 MB

Data Transfer 100 GB

Script Auto Installer 50 script

Backup Data Terbatas

Garansi Uptime 99%

Bayar 38.000 per bulan Disk Space Unlimitied

Data Transfer Unlimitied

Script Auto Installer 60 script

Backup Data Mingguan

Garansi Uptime 99,5%

Berdasarkan daftar harga diatas, penulis memilih web hosting type free untuk

mencoba menghosting dan menjalankannya di web server, dikarenakan spesifikasi

layanan web hosting gratis cukup untuk memenuhi kebutuhan minimal website

sistem pakar untuk Diagnosa Penyakit Saluran Pencernaan Berbasis Web dengan

Menggunakan Metode Forward Chaining.

83

4.5.2. Spesifikasi Hardware Dan Software

Kebutuhan hardware yang digunakan antara lain : Processor, Memory, Monitor,

Hard Disk, Keyboard, Mouse . Kebutuhan software meliputi : Sistem Operasi,

Software Aplikasi, dan Software Database.

Tabel IV.8.

Spesifikasi Hardware dan Software Admin / Pakar

Kebutuhan Keterangan

Sistem Operasi Widows 7

Processor Intel Dual Core 1017 1.6 GHz - 2M Cache

RAM 2 GB

Hard Disk 500 GB 5400 rpm HHD

Monitor 14 Inch/Cel1017U/2 GB/DOS

Keyboard Standart

Mouse Standart

Browser Mozilla Firefox, Google Chrome

Software Adobe Dreamweaver, Adobe Photoshop, Php

MyAdmin

Tabel IV.9.

Tabel Hardware dan Software Client

Kebutuhan Keterangan

Sistem Operasi Windows 7

Processor Intel Dual Core 1017 1.6 GHz - 2M Cache

RAM 2 GB

Hard Disk 500 GB 5400 rpm HHD

Monitor 14 Inch/Cel1017U/2 GB/DOS

Keyboard Standart

Mouse Standart

Browser Mozila Firefox, Google Chrome, Internet Explorer

84

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang dibangun pada sistem yang dibangun

pada sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit saluran pencernaan dengan

menggunakan web sebagai media publikasinya, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan adalah berikut :

1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dihasilkan sebuah perangkat

website untuk mendiagnosa penyakit saluran pencernaan sebanyak 9 jenis

penyakit, jumlah gejala sebanyak 32 gejala, dan masing-masing penyakit

memililki penyebab, pengetian dan solusi penyakit.

2. Dengan adanya sistem pakar ini menambah informasi tentang diagnosa

penyakit saluran pencernaan baik dari segi gejala dan pengertian penyakit

ataupun penyebab penyakit serta solusi penyakit tersebut, selain diagnosa

juga dapat menambah informasi mengenai informasi Rumah Sakit saluran

pencernaan.

3. Website yang dihasilkan mampu mendiagnosa penyakit saluran

pencernaan berdasarkan gejala yang dimasukan dan dapat m emberikan

data mengenai penyakit yang diderita berupa nama dan pengertian

penyakit, penyebab, solusi dengan publikasi melalui website sehingga

memudahkan masyarakat umum untuk mengaksesnya.

4. Dari segi kelayakan aplikasi bahwa jalur dalam tahap testing terpenuhi

maka aplikasi ini layak untuk digunakan.

85

5.2. Saran

Saran-saran yang penulis kemukakan dapat meningkatkan hasil yang lebih

memuaskan dan bermanfaat bagi masyarakat dan penelitian yang akan datang

untuk mendiagnosa penyakit saluran pencernaan. Berikut saran yang dapat

disampaikan :

1. Memperbanyak jenis penyakit saluran penceranaan.

2. Memperbanyak lagi untuk informasi rumah sakit, dokter ataupun artikel-

artikel mengenai penyakit saluran pencernaan.

3. Mengimplementasikan dalam aplikasi mobile seperti android maupun

IOS.

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Cahirul, Subhan Hadil, Karen Susteyo, Agus Triyanto, Bambang

Pujicahyono, Fadhiya Djunaidy, Ike Kusumangtyas, Yonda Nurtaqwa.2016.

Jakarta: APJII (Asoiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia).

Frieyadie, 2007. Belajar Sendiri Pemrograman Data Base Menggunakan Foxprog.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Hidayat, Rahmat. 2010. Cara Praktis Membangun Website Gratis. Jakarta: PT . Elex

Media Komputindo.

Istiqomah, Yasida Nur dan Abdul Fadlil. Sistem pakar Untuk Diagnosa Penyakit

Saluran Pencernaan Menggunakan Dempster Shaper. E -ISSN 2338-5197.

Yogyakarta: Jurnal Sarjana Teknik Informatika Vol.1, 1 Juni 2013. 2013.

Julaeha, Siti dan Lia Mazia. 2015. Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Saluran

Pencernaan. ISSN 2089-8711. Jakarta : Jurnal Sistem Informasi. Vol.IV, No.2

Agustus 2015. 2015.

Merlina, Nita dan Rahmat Hidayat. 2012. Perancangann Sistem Pakar. Studi Kasus:

Sistem Pakar Kenaikan Jabatan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nugroho, Eddy Prasetyo, Kom ala Ratnasari, kurniawan Nur Ramdhani, dan Budi

Laksono putro. 2009. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Politeknik

Telkom.

Nurcahyo, Heru.2008. Ilmu Kesehatan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Rizky, Soetam. 2011. Trik dan Solusi Jitu Pemrograman PHP. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo Kompas Gramedia.

Rosa, A.S, dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung:

Informatika.

Saputra, Agus. 2011. Panduan Praktis Menguasai Database Server MySQL. Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo.

Simarmata, Janner, dan Imam Paryudi. 2006. Basis Data. Yogyakarta: C.V AND I

OFFSET.

Sutojo, T, Edi Mulyanto, Vincent Suhartono. 2011. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta:

C.V ANDI OFFSET.

Sutopo, Edi. 2007. Pengenalan Dasar-dasar Pembuatan Web. Bandung: OASE

Media.

Wardhani, Yunita Dwi Indah dan Onny Marleen. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

Gangguan Sistem Pencernaan Pada Manusia. ISSN 2302:3740. Depok: Jurnal

Sistem Informasi Vol. 8 Oktober 2014.2014.

LAMPIRAN A1

Daftar Pertanyaan Pakar

1. Apa saja Penyakit Saluran Percernaan?

2. Dari yang disebutkan apa definisi dari penyakit tersebut?

3. Apa saja gejala-gejala mengenai penyakit tersebut dan disebabkan oleh

apa penyakit tersebut?

4. Dari penyakit tersebut bagaimana penanganan dan apa saja jenis obat yang

dapat di konsumsi?

5. Pola hidup atau kebiasaan apa yang harus dirubah dari pasien setelah

menderita penyakit tersebut?

LAMPIRAN A2

KUESIONER PENILAIAN APLIKASI SISTEM PAKAR

UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SISTEM PAKAR (BERBASIS

WEB)

Nama : .................

Umur : ..................

Pendidikan : ..................

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Berilah tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang anda pilih.

SB (Sangat Baik), B (Baik), CB (Cukup Baik), KB (Kurang Baik), SKB

(Sangat Kurang Baik).

No Kriteria Penilaian

Jawaban

SB B CB KB SKB

5 4 3 2 1

1 Tampilan Web yang disajikan

2 Kemudahan untuk membaca tulisan

3 Komposisi warna dalam website

4 Struktur menu yang disajikan

5 Konsistensi tampilan layar untuk

setiap menu

6 Desain setaip Layout

7 Kemudahan Dalam Mendapat Informasi

7.1. Informasi Rumah Sakit

7.2. Informasi mengenai penyakit

7.3. Informasi Bahasa dalam saluran

pencernaan

8 Diagnosa

8.1. Tampilan halaman diagnosa

8.2.Pemahaman dari pertanyaan atau

bahasa yang diberikan saat proses

diagnosa

8.3.Kemudahan dalam proses

diagnosa

8.4. Hasil dari proses diagnosa

8.5. Kecepatan diagnosa

8.6.Pemilihan Gejala sudah

mewakilkan sesuai dengan yang

dirasakan

9 Manfaat

9.1. Keselurahan isi web

9.2. Informasi Rumah Sakit

9.3. Informasi mengenai penyakit

9.4. Hasil Diagnosa

10 Kepuasan

10.1. Keselurahan isi web

10.2. Informasi Rumah Sakit

10.3. Informasi mengenai penyakit

10.4. Pemahaman dari pertanyaan

atau bahasa yang diberikan saat

proses diagnosa

10.5. Proses & Hasil Diagnosa

11 Kelayakan

11.1. Keselurahan isi web

11.2. Informasi Rumah Sakit

11.3. Informasi mengenai penyakit

11.4. Proses & Hasil Diagnosa

Kritik dan Saran :