skripsi baru qw

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antibiotik (Permenkes 2011). Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik diberbagai bagian rumahsakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada indikasi (Hadi,2009).Hasil penelitian dariAMRIN-studytahun 2012(Antimicrobial Resistance in Indonesia: Prevalence and Prevention)terbuktidari2494individudimasyarakat,43%Escherichiacoliresistenterhadapberbagaijenisantibioticantaralain:ampisilin(34%),kotrimoksazol(29%)dankloramfenikol(25%).Hasilpenelitian781pasienyangdirawatdirumahsakitdidapatkan81%Escherichiacoli,resistenterhadapberbagaijenisantibiotik,yaituampisilin(73%),Kotrimoksazol(56%),kloramfenikol(43%),siprofloksasin(22%),dangentamisin(18%)(Permenkes 2011).Pemberian antibiotika berlebihan pada anak tampaknya semakin meningkat dan semakin mengkawatirkan.Pemberian antibiotika berlebihan atau pemberian irasional artinya penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi penyakitnya.Di Indonesia belum ada data resmi tentang penggunaan antibiotika. Sehingga banyak pihak saat ini tidak khawatir dan sepertinya tidak bermasalah. Tetapi berdasarkan tingkat pendidikan atau pengetahuan masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari, tampaknya pemakaian antibiotika di Indonesia jauh banyak dan lebih mencemaskan dan secara tidak langsung mencegah tubuh kita agar tidak terinfeksi bakteri jahat (Health Kompas,2012).Prinsip penggunaan obat pada anak dalam praktek lebih banyak didasarkan atas prinsip pengobatan dewasa, karenanya hingga kini informasi praktis mengenai obat dan teraptik anak masih sangat terbatas. Msalah penggunaan obat pada anak tidak saja terbatas pada penentuan jenis obat dan perhitungan dosis tetapi juga meliputi frekuensi, lama dan cara pemberian. Keadaan ini sering menimbulkan terjadinya penggunaanobat yang tidak rasional (Farmasi Klinik UGM,2008).Frekuensi pemakaian antibiotik yang tinggi namun tidak diimbangi dengan ketentuan yang sesuai dapat menimbulkan dampak negatif. Salah satunya terjadinya resistensi. Resistensi antibiotik dapat memperpanjang masa infeksi, memperburuk kondisi klinis, dan beresiko perlunya penggunaan antibiotik tingkat lebih tinggi yang harganya relatif lebih mahal serta efektivitas toksisitasnya lebih besar (juliyah 2011).

Identifikasi Masalah

Apakah sudah tepatpola peresepan serta kerasionalan penggunaan antibiotikpada pasin pediatrikhususnya pada bayi dan anak-anakdiRS.dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor ?

Apakah terdapat perbedaan tingkat kerasionalan yang cukup besar pada penggunaan antibiotik dan pola peresepan pada pasien pediatri bayi dan anak-anak?

Batasan Masalah

Penelitian dilakukan pada pasienpediatribayi dan anakyang menerima peresepan menggunakan antibiotik.

Identifikasi dilakukan pada pasien yang mengalami penyakit infeksi akibat bakteri.

Hal-hal yang diukur mengenai kerasionalan dosis, indikasi, serta lama penggunaan obat-obat antibiotikserta pola peresepan antibiotik yang diberikan.

Penelitian hanya terbatas untuk pasien dengan rawat jalan di RS.dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor.

Kerangka Pemikiran

Indikasi yang tepat dan benar dalam pemberian antibiotika pada anak adalah bila penyebab infeksi tersebut adalah bakteri. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) indikasi pemberian antibiotika adalah bila batuk dan pilek yang berkelanjutan selama lebih 1014 hari.yang terjadi sepanjang hari (bukan hanya pada malam hari dan pagi hari). Batuk malam dan pagi hari biasanya berkaitan dengan alergi atau bukan lagi dalam fase infeksi dan tidak perlu antibiotikaIndikasi lain bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas > 39C dengan cairan hidung purulen, nyeri, pembengkakan sekitar mata dan wajah. Pilihan pertama pengobatan antibiotika untuk kasus ini cukup dengan pemberian Amoxicillin, Amoxicillinm atau Clavulanate. Bila dalam 2 3 hari membaik pengobatan dapat dilanjutkan selama 7 hari setelah keluhan membaik atau biasanya selama 10 14 hari.Indikasi lainnya adalah radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih. Pada anak usia 4 tahun hanya 15% yang mengalami radang tenggorokan karena kuman ini. Penyakit yang lain yang harus mendapatkan antibiotika adalah infeksi saluran kemih dan penyakit tifus Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur darah atau urine. Apabila dicurigai adanya infeksi saluran kemih, dilakukan pemeriksaan kultur urine. Setelah beberapa hari akan diketahui bila ada infeksi bakteri berikut jenis dan sensitivitas terhadap antibiotika. Untuk mengetahui penyakit tifus harus dilakukan pemeriksaan darah Widal dan kultur darah gal. Anak usia di bawah 5 tahun yang mengalami infeksi virus sering mengalami overdiagnosis penyakit Tifus. Sering terjadi kesalahan persepsi dalam pembacaan hasil laboratorium karena spesifitas tes Widal tidak terlalu baik.Sebagian besar kasus penyakit pada anak yang berobat jalan penyebabnya adalah virus. Dengan kata lain seharusnya kemungkinan penggunaan antibiotika yang benar tidak besar atau mungkin hanya sekitar10 15% penderita anak. Penyakit virus adalah penyakit yang termasuk self limiting disease atau penyakit yang sembuh sendiri dalam waktu 5 7 hari. Sebagian besar penyakit infeksi diare, batuk, pilek dan panas penyebabnya adalah virus. Secara umum setiap anak akan mengalami 2 hingga 9 kali penyakit saluran napas karena virus. Sebaiknya jangan terlalu mudah mendiagnosis (overdiagnosis) sinusitis pada anak. Bila tidak terdapat komplikasi lainnya secara alamiah pilek, batuk dan pengeluaran cairan hidung akan menetap paling lama sampai 14 hari setelah gejala lainnya membaikSebuah penelitian terhadap gejala pada 139 penderita pilek(flu) karena virus didapatkan bahwa pemberian antibiotik pada kelompok kontrol tidak memperbaiki cairan mucopurulent dari hidung. Antibiotika tidak efektif mengobati Infeksi saluran napas Atas dan tidak mencegah infeksi bakteri tumpangan. Sebagian besar infeksi Saluran napas Atas termasuk sinus paranasalis sangat jarang sekali terjadi komplikasi bakteri.Pemberian antibiotika yang berlebihan dan tidak terkendali saat ini membuahkan akibatnya. Beberapa ahli kesehatan di penjuru dunia mulai menemukan sebuah bakteri superbug atau bakteri yang kebal terhadap antibiotika(Health Kompas,2012).

Hipotesis

Masihbisaterjadikurang rasionalnya penggunaan antibiotik meliputi dosis yang diberikan, indikasi penyakit yang dialami serta lama penggunaan obat-obat antibiotikpada pasien pediatri bayi dan anak-anak.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengamatipola peresepan serta kerasionalan penggunaan antibiotik pada pasien pediatribayi dan anak-anak di Instalasi Rawat JalanRS.dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor.

Manfaat Penelitian

Bagi peneliti : sebagai pengetahuan mengenai pola peresepan serta kerasionalan penggunaan antibiotik khususnya pada pasien pediatriuntuk bayi dan anak-anak.

BagiInstansi Rumah Sakit : hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaranserta masukanpada tenaga farmasi dan dokter mengenai pola peresepan dan kerasionalan penggunaan antibiotik pada pasien pediatriuntuk bayi dan anaksehingga diperoleh pengobatan yang efektif dan aman.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

AntibiotikDefinisi

Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil.Mekanisme Kerja

Cara kerjanya yang terpenting adalah perintangan sintesa protein sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi. Misalnya kloramfenikol, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida, dan linkomisin. Selain itu beberapa antibiotik bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan sefalosporin) atau membran sel (polimiksin, zat-zat polyen dan imidazol).Antibiotika tidak aktif terhadap kebanyakan virus kecil, mungkin karenavirus tidak memiliki proses metabolisme sesungguhnya dari metabolisme tuan rumah.Aktifitas antibiotik

Pada umunya aktifitas dinyatakan dengan satuan berat (mg), kecuali zat-zat yang belum dapat diperoleh 100% murni terdiri dari campuran beberapa zat misalnya, polimiksin B, basitrasin, dan nistatin, yang aktifitasnya selalu dinyatakan dalam satuan internasional (I.U.). begitu pula senyawa-senyawa dari penisilin, yakni prokain dan benzatin-penisilin.Penggunaan

Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Secara profilakasis juga diberikan kepada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum cabut gigi.Penggunaan penting non terapeutis adalah sebagai perangsang pertumbuhan dalam peternakan sapi, babi, dan ayam.diperkirakanantibiotik bekerja setempat didalam usus dengan menstabilisir floranya hewan tersebut. Meskipun dikebanyakan negara barat penyalahgunaan ini dilarang keras, namun masih tetap banyak digunakan dalam makanan ternak, terutama makrolida dan glikopeptida.Golongan AntibiotikaGolongan Penisilin

penisilin G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap kuman gram-positif (khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman gram negatif . penisilin termasuk antibiotika dengan spektrum sempit, begitu pula pensisilin V dan analognya.,Ampisilin dan turunannya. Memiliki spektrum kerja yang luas meliputi banyak kuman gram negatif antara lain H.influenzae, E.coli, dan p.mirabilis.sebagaimana telah diutarakan, antibiotika bakterisid ini tidak dapat dikombinasikan dengan bakteriostatika seperti tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan asam fusidat. Hal ini dikarenakan zat-zat tersebut terakhir dikatakan menghambat pertumbuhan sel dan dindingnya. Kombinasi dengan sulfonamida adalah pengecualian.Cara terpenting dari kuman untuk melindungi diri terhadap efek mematikan adalah pembentukan enzim beta-laktamase. Semula hanya stafilococci dan E.coli mampu membentuk penisilinase dalam plasmid, yang mengandung gen-gen (faktor keturunan) untuk sifat ini.Maka kini kebanyakan kuman memiliki kemampuan ini dan resistensi telah disebarluaskan dengan pesat. Untuk mengatasi masalah resistensi peneliti telah mensitesa dua jenis senyawa penisislin yaitu derivat yang tahan laktamase dan yang memblokir laktamase.Yang terpenting adalah reaksi alergi akut akibat hipersensitasi, yang jarang terjadidapat menimbulkan shock anafilaktik. Pada penisilin broad spektrum agak sering terjadi gangguan-gangguan lambung usus , pada dosis amat tinggi dapat terjadi reaksi-reaksi nefrotoksis dan neurotoksis.Semua penisilin dianggap masih aman untuk wanita hamil dan menyusui, walaupun dalam jumlah kecil terdapat dalam janin dan airsusu ibu. Penggolongan penisilin dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain :Zat-zat dengan spektrum sempit :

Benzilpenisilin, penisilin V, dan fenetisilinZat-zat tahan laktamase :

Metisilin, kloksasilin dan flukloksasilin. Zat ini hanya aktif pada stafilokokus dan sterptokokus. Asam klavulanat, sulbaktam dan tazobaktam memblokir laktamase bila diberikan bersamaan.Zat-zat dengan spektrum luas :

Ampisilin dan amoksisilin aktif terhadap kuman gram positif dan gram negatif kecuali anatra lain pseudomonas, klebsilia, dan B fragilis. Tidak tahan laktamase maka sering digunakan kombinasi denga laktamase-blokers asam klavulanat.Zat-zat anti-pseudomonas :

Tikarsilin, dan piperasilin antibiotika berspektrum luas ini meliputi lebih banyak kuman. Gram negatif termasuk pseudomonas, proteus, klebsilia, danbacteroides fragilis. Tidak tahan laktamase dan umunya kombinase dengan laktamase-blokers.Benzilpenisilin

Salah satu antibiotik berspektrum sempit yang dihasilkan oleh penicilium chrysogenum. Semula berkhasiat kuat terhadap cocci tetapi kini 80% lebih dari 2 kuman sudah resisten. Meskipun sudah dikenal banyak derivat dan antibiotik lain, namun penisilin masih banyak digunakan karena berkhasiat bakterisidnya yang kuat dan toksisitasnya yang rendah.Penisilin G tidak tahan asam maka hanya digunakan sebagai injeksi im atau infus iv. Obat ini khusus diberikan parenteral dengan kerja panjang dan dosis amat tinggi. Pada infeksi umum i.m/i.v 4-6x sehari 1-4 MU dari garam-garam long actingnya.Fenoksimetilpenisilin(Penisislin V, Fenoscin, Acipen V, Ospen)

Derivat semisintetis ini tahan asam dan memiliki spektrum kerja yang dapat disamakan dengan penisilin G, tetapiterhadap kuman gram negatif 5-10 kali lebih lemah. Oabt ini terutama diberikan pada infeksi streptokokus ringan hingga agak parah antara lain radang tenggorokan.Penisilin V tidak diuraikan oleh asam lambung, sebagian besar zat dirombak didalam hati. Dosis oral 3-4 dd 250-500 mg 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan, karena penyerapan diperlambat oleh makanan.Fenetisilin adalah derivat fenoksimetilpenisilin dengan aktivitasnya lebih ringan efek klinisnya berbeda. Dosis oral 3-6 dd 250-500mg 1 jam a.c. atau 2 jam p.c.Kloksasilin(Meixam,Orbenin)

Derivat pertama yang tahan laktamase adalah metisilin yang diuraikan asam lambung dan hanya diberikan sebagai injeksi. Kuman stafilokokus yang ditakuti resisten adalah MRSA (Methicillin Resistant Staphylococus aureus). Kloksasilinselain tahan laktamse juga tahan asam dan segera mendesak metisilin. Dosis oral 4-6 dd 500mg a.c, i.m/i.v. 4-6x sehari 250 1000mg (garam Na).Flukloksasilin adalah derivat fluor semisintetisdari kloksasilin dengan sifat lebih kurang sama, tetapi resorbsinya agak lebih tinggi.Asam Klavulanat(Augmentin dan Timentin)

Berkhasiat memblokir dan menginaktifkan kebanyakan laktamse yang berasal dari stafilokoki dan kuman gram negatif. Digunakan pada infeksi saluran kemih yang penyebabnya diperkirakan adalah kuman yang resisten beta laktamase.Preparat kombinasi :Augmentin : tablet dengan amoksisilin 250/500 + klavulanat 125/125 mg

Timentin : vial i.v dengan tikarsilin 750/3000 + klavulanat 50/200 mg.

Kombinasi tersebut bekerja sinergis khasiat amoksisilin menjadi sekitar 50 lebih kuat terhadap E.coli, H.influenzae, S.aureus.Sulbaktam adalah senyawa baktam dengan khasiat memblokir laktamase digunakan injeksi i.v/i.m 250/500 mg + ampisilin 500/1000mg. Sultamisisn adalah persenyawaan equimolekuler dari ampisilin + sulbaktam yang didalam tubuh dihidrolisa menjadi komponennya. Dosis oral 2 dd 375-750 mg. Tazobaktam (tazocin) adalah derivat yang hanya digunakan intravena. Tazocin = tazobaktam 250/500 mg + piperasilin 2/4g. Khusus berguna pada infeksi dengan pseudomonas.Ampisilin(Pembritin, Ultrapen, Binotal)

Penisilin broad spektrum ini tahan asam dan lebih luas spektrumnya, yang meliputi banyakkuman gram negatif yang hanya peka terhadap penisilin G dalam dosis i.v tinggi sekali. Kuman-kuman yang memproduksi penisilinase tetap resisten terhadap ampisilin. Ampisilin efektif terhadap E.coli, H.influenzae, Salmonella dan beberapa proteus. Tidak aktif terhadap pseudomonas, klebsillia, dan Enterococci.Obat ini banyak digunakan untuk mengatasi infeksi antara lain dari saluran nafas, saluran cerna, dan saluran kemih , telinga, gonore,kulit dan jaringan bagian lunak. Dosis oral 4 dd sehari 0,5-1 g (garam k atau trihidrat) a.c., saluran kemih 3-4 dd 0,5 g, gonore 1x3,5 g + probenesid 1 g, tifus/paratifus 4 dd 1-2 g selama 2 minggu juga rektal maupun secara i.m/i.v.Amoksisilin adalah derivat hidroksi dengan aktifitas sama seperti ampisilin. Tetapi resorbsinya lebih lengkap. Kombinasi dengan asam klavulanat membuat antibiotik ini efektif terhadap kuman yang memproduksi penisilinase. Terutama digunakan terhadap infeksi-infeksi saluran kemih dan saluran nafas yang resisten terhadapamoksisilin. Dosis oral 3 dd 375-1000 mg, anak-anak