92
SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI SISTEM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus Pada UD Winda Di Malino Kabupaten Gowa) DEDY AKBAR HERIANTO NIM 105730492014 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI

SISTEM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

(Studi Kasus Pada UD Winda Di Malino Kabupaten Gowa)

DEDY AKBAR HERIANTO

NIM 105730492014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI

SISTEM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

(Studi Kasus Pada UD Winda Di Malino Kabupaten Gowa)

SKRIPSI

Oleh

DEDY AKBAR HERIANTO

NIM 105730492014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

i

PERSEMBAHAN

Sujud syukur ku persembahkan pada ALLAH yang maha kuasa, berkat dan rahmat detak jantung, denyut nadi, nafas dan putaran roda kehidupan yang diberikan-Nya sehinga saat ini saya dapat mempersembahkan skripsi saya pada orang-orang tersayang: Kedua orang tua saya, Bapak (Kaimuddin) dan Ibunda (Nuraeni) Tercinta yang tak pernah lelah membesarkan ku dengan penuh kasih sayang, serta memberi dukungan, perjuangan, motivasi dan pengorbanan dalam hidup ini. Terimakasih kepada Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Malino (Ambo Asse A) yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini. Sahabat saya (Arizal Kurnia Syawal, Andi Asfriani Mangopo, Regita Cahyani Haliq, Heriani dan Indah Novitasari) yang selalu memberi semangat dan dukungan serta canda tawa , susah senang dirasakan bersama dan sahabat yang lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terima kasih buat kalian semua.

MOTTO HIDUP

“Lakukan Dulu, Hasil Kemudian”.

Tidak akan ada yang namanya Hasil tanpa Usaha, dan Hasil yang baik hanya didapatkan dengan Usaha yang Maksimal.

Page 4: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan
Page 5: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan
Page 6: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan
Page 7: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

v

ABSTRAK

Dedy Akbar Herianto ,2019. Analisis Penerapan Target Costing Sebagai Sistem Pengendalian Biaya Produksi Pada Produksi Mebel Winda DI Malino Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Skripsi Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh “Pembimbing I Bapak Ansyarif khaliq dan Pembimbing II Ibu Idrawahyuni”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi biaya produksi Mebel pada UD Winda, untuk menganalisa pendekatan target costing agar dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi Mebel dan untuk membandingkan antara biaya standar dan target costing. Dari hasil analisis mengenai perhitungan standar biaya produksi dalam memproduksi Mebel, terlihat bahwa standar biaya produksi untuk lemari 2 Pintu sebesar Rp. 971.620, untuk lemari 3 Pintu sebesar Rp. 1.209.119. Berdasarkan hasil analisis perbandingan penerapan target costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan target costing,

dengan harga produksi sebagai berikut: Biaya produksi Lemari 2 Pintu sebesar Rp. 875.000, sedangkan biaya produksi Lemari 3 Pintu sebesar Rp. 1.050.000. Kata kunci: Target Costing, Efisiensi Biaya Produksi

Page 8: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

vi

ABSTRACT

Dedy Akbar Herianto, 2019. Analysis of the Implementation of Target Costing as a Production Cost Control System in Winda Furniture Production in Malino, Gowa Regency, South Sulawesi. Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Guided by "Supervisor I Mr. Ansyarif Khaliq and Supervisor II Mrs. Idrawahyuni". This study aims to determine the classification of furniture production costs at UD Winda, to analyze the target costing approach in order to improve the efficiency of furniture production costs and to compare between standard costs and target costing. From the analysis of the calculation of the standard production costs in producing furniture, it can be seen that the standard production cost for a 2-door cabinet is Rp. 971,620, for a 3-door cupboard of Rp. 1,209,119. Based on the results of a comparative analysis of the implementation of target costing with the company's standard production costs regarding the implementation of target costing is much more efficient, where with the application of target costing, the production price is as follows: 2 Door Cabinet production costs of Rp. 875,000, while the production cost of the 3 Door Cabinet is Rp. 1,050,000. Keywords: Target Costing, Production Cost Efficiency

Page 9: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Target

Costing Sebagai Sistem Pengendalia Biaya Produksi Pada Produksi Mebel

Winda Di Malino Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan’’. Skripsi yang penulis buat

ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis bapak Kaimuddin, S.Sos dan ibu Nuraeni yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus

tak pamrih dan saudara – saudarku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini, dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi

keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Serta tak lupa penulis ucapkan

banyak terima kasih kepada Bapak Dr.H.Ansyarif Khalid,.SE,.MSI,.AK,.CA selaku

pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan

mengarahkan penulis, memberikan masukan yang tak bosan - bosannya,

membina yang tak henti-hentinya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tanpa

adanya kendala, begitu pula Ibu Idrawahyuni, S,pd., M.Si. selaku pembimbing II

yang telah berkenaan membantu selama penyusunan skripsi, membenarkan

Page 10: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

viii

kesalahan penulis, memberikan masukan masukan dan motivasi yang dapat

menjadikan skripsi ini selesai tanpa adanya kendala.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah

dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Penulis menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi - tingginya

dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Dr. H. Abd Rahman rahim, SE.,MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada penulis selama mengikuti kuliah. Para staf karyawan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak H. Kamaruddin dan Pegawai.

6. Rekan - rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi

angkatan 2014 terkhusus kepada kelas ak 7 - 2014 yang selalu belajar

bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi

penulis.

Page 11: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

ix

7. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi

ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para

pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya

kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, 22 Juli 2020

Dedy Akbar Herianto

Page 12: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

x

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

A. Definisi, Klasifikasi dan Sistem Informasi Biaya ............................... 7

B. Target Costing ..................................................................................... 13

C. Sistem Pengendalian .......................................................................... 23

D. Pengendalian Biaya Produksi ............................................................. 25

E. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 31

F. Kerangka Konsep .............................................................................. 35

G. Hipotesis ............................................................................................ 36

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 37

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 37

C. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 37

D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 38

E. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 38

Page 13: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

xi

F. Metode Analisis ................................................................................... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 41

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 41

B. Struktur Organisasi ........................................................................... 45

C. Hasil Penelitian ................................................................................. 46

D. Pembahasan ..................................................................................... 57

V. PENUTUP ................................................................................................. 62

A. Kesimpulan ........................................................................................ 62

B. Saran ................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64

LAMPIRAN .................................................................................................... 66

Page 14: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan 31

Tabel 4.1 Daftar Harga Kayu Tahun 2019 45

Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Lemari 2 Pintu 45

Tabel 4.3 Biaya Bahan Baku Lemari 3 Pintu 46

Tabel 4.4 Biaya Tenaga Kerja 46

Tabel 4.5 Daftar Harga Bahan Baku Tidak Langsung 47

Tabel 4.6 Daftar Biaya Bahan Baku Tidak Langsung

Untuk Setiap Pembuatan Satu Buah Lemari 50

Tabel 4.7 Daftar Penyusutan Peralatan Per Tahun 51

Tabel 4.8 Biaya Listrik dan Telepon 51

Tabel 4.9 Biaya Pengiriman Perbulan 52

Tabel 4.10 Tabel Jumlah Biaya Produksi Lemari 2 Pintu 52

Tabel 4.11 Tabel Jumlah Biaya Produksi Lemari 3 Pintu 53

Tabel 4.12 Daftar Produk dan Harga Lemari 54

Tabel 4.13 Perbandingan Biaya Menurut Perusahaan

Dengan Metode Target Costing dalam

Penjualan Lemari UD Winda 56

Page 15: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Ilustrasi Target Costing 13

Gambar 2.2 Ilustrasi Pendekatan Target Costing

dengan Pendekatan Tradisional 14

Gambar 2.3 Prinsip-prinsip Penerapan Target Costing 16

Gambar 2.4 Model Kerangka Konsep 35

Gambar 4.1 Struktur Organisasi 44

Page 16: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian 67

Lampiran 2 Hasil Wawancara 68

Lampiran 3 Surat Pernyataan Telah Diwawancarai 72

Lampiran 4 Dokumentasi Pengambilan Data 73

Lampiran 5 Perhitungan Manual 76

Page 17: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan yang terjadi di semua lini usaha pada era perdagangan bebas

membawa berbagai macam dampak bagi perekonomian Indonesia. Adapun

dampak positifnya adalah memberikan peluang bagi Indonesia untuk

mengekspor produk yang semakin luas. Sedangkan dampak negatifnya

adalah persaingan yang terjadi bukan hanya antar pelaku bisnis domestik,

tetapi melibatkan pula pelaku bisnis dari luar negeri yang semakin bebas

memasarkan produk di Indonesia.

Sejalan dengan perkembangan teknologi dewasa ini, jenis-jenis produk

makin bertambah jumlahnya. Seiring dengan itu pula, persoalan yang

dihadapi perusahaan terutama perusahaan manufaktur akan semakin

kompleks. Hal ini menuntut manajemen perusahaan untuk menentukan suatu

tindakan dengan memilih berbagai alternatif dan kebijaksanaan dalam

mengambil keputusan yang sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat

tercapai. Salah satu tujuan yang paling utama adalah optimalisasi laba atau

keuntungan. Perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak bertahan

hidup harus mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas yang

baik.

Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus

dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga

merupakan biaya yang digunakan dalam mengubah bahan baku menjadi

barang jadi. Pada perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat dibedakan

menjadi biaya utama dan biaya konversi. Biaya utama terdiri dari bahan

Page 18: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

2

langsung dan upah langsung, sedangkan biaya konversi terdiri dari upah tidak

langsug dan biaya tidak langsung. Biaya produksi ini juga biasanya terdiri dari

tiga unsur yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead

pabrik. dimana bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang

membentuk bagian integral dan produk jadi dan dimasukkan secara ekspilit

dalam perhitungan biaya produk. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja

yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan

dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu, sedangkan overhead

pabrik merupakan semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara

langsung ke output tertentu. Biaya produksi ini juga merupakan unsur penting

dalam perhitungan harga pokok produksi.

Oleh karena itu bagi perusahaan manufaktur, biaya produksi merupakan

faktor penting dalam berhasil atau tidaknya perusahaan ditinjau dari segi

finansial. Biaya produksi ini merupakan pos biaya yang besar dibanding

dengan pos biaya lainnya. Jadi tujuan utama dalam pengendalian biaya

produksi adalah untuk dapat mempergunakan sumber-sumber ekonomi untuk

berproduksi secara efektif, sehingga tidak terjadi pemborosan biaya dalam

berproduksi.

Umumnya perusahaan beroperasi dengan mengembangkan dan

memproduksi barang/jasa terlebih dahulu. Kemudian mulai menghitung biaya

yang dikeluarkan untuk jenis produksi tersebut dan menetapkan harga jual

bagi produknya, setelah itu produk siap dipasarkan. Namun dalam metode

target costing, proses yang terjadi justru sebaliknya. Target costing

mempertimbangkan seluruh biaya produk atau jasa dalam siklus hidup produk

dan bertujuan untuk menurunkan biaya total sebuah produk atau jasa. Tujuan

Page 19: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

3

yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan menerapkan target costing adalah

untuk menurunkan total biaya dari total biaya sebelumnya sehingga

perusahaan pun bisa mendapatkan laba yang maksimal tanpa harus

menaikan harga jualnya.

Konsep target costing sangat sesuai sejalan dengan meningkatnya

persaingan serta tingkat penawaran yang jauh melampaui tingkat permintaan,

maka kekuatan pasar memberi pengaruh yang semakin besar terhadap

tingkat harga. Untuk itulah diperlukan target costing untuk dapat mencapai

tujuan perusahaan dalam rangka pengurangan biaya (cost reduction), yang

pada akhirnya akan membawa dampak terhadap tingkat harga yang

kompetitif.

Sebagai salah satu manajemen inovasi, penerapan target costing dalam

suatu perusahaan juga harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan

keberhasilan implementasi dari adanya inovasi tersebut. Pada saat target

costing mulai diambil dan diimplementasikan oleh operasi bisnis organisasi di

dalam lingkungan bisnis yang lain maka dapat diasumsikan bahwa suatu hal

yang baru tentang pendekatan tersebut dapat dipelajari dengan

memperhatikan apa yang sedang terjadi dengan konteks bisnis lainnya.

Filosofi target costing mengharuskan manajemen biaya yang agresif

terjadi pada tahap perencanaan, tahap desain produk, dan tahap produksi.

Target costing didorong oleh analisis pasar dan analisis pesaing. Dengan

merancang biaya yang rendah, perusahaan akan mendapatkan penghematan

biaya.

Terkait target costing dengan pengendalian biaya produksi merupakan

salah satu bagian dari langkah – langkah intern yang dilakukan perusahaan

Page 20: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

4

dalam usaha meningkatkan efisiensi. Pengendalian biaya terutama harus

diselaraskan terhadap tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, salah satu

tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah memaksimalkan target

costing, oleh karena itu dengan mengendalikan biaya produksi perusahaan

berharap dapat mencapai target costing yang telah di rencanakan sebelum

perusahaan melakukan proses produksi.

Beberapa peneliti pernah melakukan penelitian tentang penerapan target

costing, diantaranya Malue (2013) dengan judul Analisis Penerapan Target

Costing Sebagai Sistem Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Celebes

Mina Pratama. Tujuannya untuk membandingkan sistem pengendalian biaya

selama ini digunakan oleh perusahaan dengan metode target costing. Metode

yang digunakan yaitu analisis kuantitatif komparatif. Hasil penelitiannya yaitu

penerapan target costing pada PT. Mina Pratama lebih efisien jika

dibandingkan dengan yang dilakukan perusahaan selama ini. Lain halnya

pada penelitian yang dilakukan oleh Tertius Clara Caroline & Heince R.N.

Wokas (2016) dengan judul Analisis Penerapan Target Costing dan Activity-

Based Costing Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya

ProduksiI Pada UD. Bogor Bakery. Tujuannya untuk membandingkan

keefektifan penerapan metode Target Costing dan Activity-Based Costing.

Metode yang digunakan yaitu kuantitatif komparatif. Hasil penelitiannya yaitu

Activity-Based Costing lebih tepat diterapkan dari pada UD. Bogor Bakery

dibanding menggunakan Target Costing.

Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan menerapkan target

costing adalah untuk menentukan harga pokok produk sesuai dengan yang

diinginkan (target) sebagai dasar penetapan harga jual produk untuk

Page 21: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

5

memperoleh laba yang diinginkan oleh perusahaan. Hal ini sangat baik untuk

diterapkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat mengelola biaya dengan

baik, dan untuk mencapai tujuan perusahaan, perusahaan membentuk

sebuah tim untuk pengembangan produk yang bertanggungjawab dan

merancang produk yang dapat dibuat dengan biaya yang tidak lebih besar

dari target biaya yang telah dihitung oleh perusahaan, sehingga dengan

menggunakan pendekatan target costing, maka diharapkan dapat dijadikan

sebagai alat pengendalian biaya produksi mebel pada UD Winda.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Target Costing Sebagai

Sistem Pengendalian Biaya Produksi Mebel Pada UD Winda”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah target

costing dapat dijadikan alat dalam mengendalikan biaya produksi mebel pada

UD Winda.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai adalah, untuk mengetahui penerapan target

costing dalam mengendalikan biaya produksi mebel pada UD Winda.

Page 22: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

6

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis, sebagai kontribusi pendekatan teori dan konsep biaya

dalam menerapkan target costing bagi akademisi dan praktisi.

2. Manfaat Praktis, sebagai literatur dalam pengambilan keputusan tentang

penerapan target costing dalam mengendalikan biaya produksi mebel

pada UD Winda.

3. Kebijakan, sebagai masukan bagi semua pihak yang berkepentingan

dalam penerapan target costing.

4. Untuk Peneliti, diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan dalam

proses produksi barang dan jasa serta lebih mengetahui manfaat dari

penerapan metode target costing.

Page 23: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi, Klasifikasi dan Sistem Informasi Biaya

1. Definisi Biaya

Akuntansi biaya mengatur sumber-sumber ekonomi yang digunakan

untuk menghasilkan produk atau jasa dengan satuan uang. Satuan pengukur

yang digunakan untuk menyatakan nilai uang dari berbagai sumber ekonomi

yang digunakan tersebut dikenal dengan istilah “cost”. Pemakaian istilah cost

selalu dikaitkan dengan objek atau tujuan dari sumber-sumber penggunaan

ekonomi.

Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung maksud dari pemakai

istilah tersebut. Mulyadi membedakan pengertian biaya ke dalam arti luas dan

arti sempit antara lain sebagai berikut (Mulyadi, 2007: 3) :

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.

Supriyono juga membedakan biaya ke dalam dua pengertian yang

berbeda yaitu biaya dalam arti cost dan biaya dalam arti expense (Supriyono,

2011: 14)

Biaya dalam arti cost (harga pokok) adalah “jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi). Sedangkan expense (beban) adalah “Biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan (revenues) dalam suatu periode akuntansi tertentu.”

Page 24: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

8

Dari definisi-definisi biaya di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya adalah

sumber ekonomi yang dapat diukur dengan satuan moneter yang dikeluarkan

untuk memperoleh penghasilan. Baik itu dalam proses produksi barang

maupun jasa.

2. Klasifikasi Biaya

Biaya merupakan faktor yang berkaitan dengan aktivitas bisnis

perusahaan, selain itu biaya juga berkaitan dengan berbagai tipe bisnis, non

bisnis, manufaktur, dan bidang usaha lainnya. Secara umum, jenis biaya yang

terjadi tergantung pada tipe organisasinya.

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan menjadi beberapa macam.

Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak

dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal

konsep: “different costs for different purpose”. Diantaranya:

a. Objek pengeluaran.

b. Fungsi pokok dalam perusahaan.

c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume

kegiatan.

e. Jangka waktu manfaat.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tujuan yang Ingin Dicapai

a. Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran

Dalam cara ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan

Page 25: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

9

bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan

bakar disebut biaya bahan bakar.

b. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan Dalam

perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,

fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu

dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi

tiga kelompok:

1) Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk

dijual. Menurut objek pengeluarannya, biaya produksi dapat

dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan

biaya overhead pabrik.

2) Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

3) Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya yang

terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran

produk.

c. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang

Dibiayai. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya

dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

1) Biaya Langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi, yang

penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang

dibiayai.

2) Biaya Tidak Langsung (indirect cost), yaitu biaya yang

terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

Page 26: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

10

Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk

disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya

overhead pabrik.

d. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya

dengan Perubahan Volume Kegiatan. Menurut cara penggolongan ini,

biaya dapat digolongkan menjadi empat, diantaranya:

1) Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

2) Biaya semi variabel, adalah biaya yang berubah tidak

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Dalam biaya

semi variable mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya

variabel.

3) Biaya semi tetap, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan

pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap, adalah biaya yang tetap jumlah totalnya dalam

kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya: biaya gaji direktur

produksi.

e. Penggolongan biaya menurut jangka waktu manfaatnya, biaya dapat

dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang

mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Contohnya: pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk

reparasi besar terhadap aktiva, biaya depresiasi, biaya

amortisasi.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

11

2) Pengeluaran pendapatan, adalah biaya yang hanya

mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya

pengeluaran tersebut. Contohnya: biaya iklan, biaya tenaga

kerja.

3. Sistem Informasi Biaya

Perusahaan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memproses

masukan untuk menghasilkan keluaran. Perusahaan yang bertujuan mencari

laba maupun yang tidak bertujuan mencari laba mengolah masukan berupa

sumber ekonomi untuk menghasilkan keluaran berupa sumber ekonomi lain

yang nilainya harus lebih tinggi daripada nilai masukannya. Oleh karena itu

baik dalam usahan bermotif laba maupun yang tidak bermotif laba,

manajemen selalu berusaha agar nilai keluaran lebih tinggi dari nilai keluaran

yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut, sehingga kegiatan

organisasi dapat menghasilkan laba (untuk perusahaan bermotif laba) atau

sisa hasil usaha (untuk perusahaan yang tidak bermotif laba). Dengan laba

atau sisa hasil usaha tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk

berkembang dan tetap mampu mempertahankan eksistensinya sebagai suatu

sistem di masa yang akan datang. Dengan demikian untuk menjamin bahwa

suatu kegiatan usaha menghasilkan nilai keluaran yang lebih tinggi daripada

nilai masukan diperlukan alat untuk mengukur nilai masukan yang

dikorbankan untuk menghasilkan keluaran. Akuntansi biaya berfungsi

mengukur pengorbanan nilai masukan tersebut guna menghasilkan informasi

bagi manajemen yang salah satu manfaatnya adalah untuk mengukur apakah

kegiatan usahanya menghasilkan laba atau sisa hasil usaha tersebut.

Akuntansi biaya juga menghasilkan informasi biaya yang dapat dipakai oleh

Page 28: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

12

manajemen sebagai dasar untuk merencanakan alokasi sumber ekonomi

yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran.

Menurut Bastian & Nurlelah (2010:56)

Sistem informasi biaya merupakan sistem yang membantu manajemen dalam mentapkan sasaran laba perusahaan, target laba departemen, mengevaluasi efektifitas rencana perusahaan, mengungkapkan kegagalan dan keberhasilan dalam bentuk tanggung jawab yang spesifik dan menganilisis serta memutuskan penyesuaian dan perbaikan yang diperlukan agar tujuan atau sasaran organisasi dapat dicapai.

Informasi biaya yang baik, tepat dan akurat diperlukan oleh setiap pemakai informasi biaya, hal tersebut dapat dipenuhi jika:

a. Informasi biaya yang digunakan secara sistematis dan komperatif, sehingga informasi biaya yang digunakan dapat diandalkan dalam memutuskan tindakan apa yang akan memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.

b. Informasi yang digunakan harus terkoordinasi dan terintegraasi sehingga informasi yang tersedia dapat digunakan oleh manajer perusahaan dan mudah dipahami dan dimengerti oleh pemakai.

c. Mencerminkan otoritas, sehingga masing-masing manajer dapat dimintai pertanggungjawabannya.

d. Informasi sebaiknya dapat memfokuskan perhatian manajemen.

Tanpa informasi biaya, manajemen tidak memiliki ukuran apakah

masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomi yang lebih rendah daripada

nilai keluarannya, sehingga tidak memiliki informasi apakah kegiatan

usahanya menghasilkan laba atau sisa hasil usaha yang sangat diperlukan

untuk mengembangkan dan mempertahankan eksistensi perusahaannya.

Begitu juga tanpa informasi biaya, manajemen tidak memiliki dasar untuk

mengalokasikan berbagai sumber ekonomi yang dikorbankan dalam

menghasilakan sumber ekonomi lain.

Page 29: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

13

B. Target Costing

1. Definisi Target Costing

Simamora (2012:340) menyatakan bahwa: Target costing atau biaya pokok sasaran adalah sebuah strategi dimana

perusahaan pertama-tama menetapkan harga jual dimana mereka dapat menjual sebuah produk atau jasa baru, dan kemudian merancang sebuah produk atau jasa yang dapat diproduksi pada suatu biaya yang cukup rendah guna memberikan margin laba yang memadai. Metode ini diterapkan untuk mendorong berbagai departemen yang

terlibat dalam desain dan produksi produk dalam upaya mencari cara-cara

yang lebih mudah untuk mencapai keistimewahan dan mutu produk yang

sama atau lebih baik. Target costing digunakan selama tahap perencanaan

dan menuntun dalam pemilihan produk serta proses desain yang akan

dihasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan

pada suatu tingkat laba yang dapat diterima. Target costing juga memberikan

perkiraan harga pasar produk, volume penjualan, dan tingkat fungsionalitas.

(Sumber: Witjaksono, 2006:157)

Gambar 2.1

Ilustrasi Target Costing

Market research menentukan

harga jual produk baru

Manajemen menghitung biaya

produksi yang memungkinkan

tercapainya marjin laba yang

diinginkan

Engineers dan cost analysts mendesaian suatu produk yang mungkin

diproduksi pada biaya tersebut.

Page 30: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

14

Dari ilustrasi target costing di atas dapat dilihat perbedaan mendasar

dalam penentuan harga pokok produk antara pendekatan target costing

dengan pendekatan tradisional :

(Sumber: Witjaksono, 2006:157)

Gambar 2.2

Ilustrasi Pendekatan Target Costing dengan Pendekatan Tradisional

Dari ilustrasi di atas perbedaan mendasar antara pendekatan tradisional

dan pendekatan target costing adalah dalam hal tahapan desain produk dan

penetapan harga jual. Secara tradisional proses produksi dimulai dari desain

produk barang/jasa, dilanjutkan menghitung harga pokok produk, kemudian

penetapan harga jual tidak bisa di-dikte oleh perusahaan, alias sudah “given”.

Contohnya saja adalah jasa foto copy, dimana harga jual pasar saat ini

misalnya Rp.60/lembar ukuran kertas A4 70 gram. Bila pengusaha menjual

Pendekatan Tradisional

Desain Produk

Menghitung Biaya

Penetapan Harga Jual

Laba atau Rugi

Pendekatan Target Costing

Penetapan Harga Jual

Mengatur Keuntungan

Menghitung Target Costing

Desain Produk

Page 31: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

15

dengan harga di atas Rp.60/lembar, tentu resikonya adalah tidak laku. Dalam

kondisi demikian pengusaha dituntut agar dengan harga 60/lembar ia telah

dapat mengantongi keuntungan yang memadai. Caranya tentu saja dengan

“menekan” biaya, alias menetapkan target biaya produksi.

Dari ilustrasi tersebut Target costing dapat didefinisikan menurut

Witjaksono (2006:157) suatu sistem dimana:

a. Penentuan harga pokok produk adalah sesuai dengan yang diinginkan (target) sebagai dasar penetapan harga jual produk yang akan memperoleh laba yang diinginkan

b. Penentuan harga pokok sesuai dengan harga jual yang pelanggan rela membayarnya.

Lain halnya dengan Supriyono (2002:152) yang mendefinisikan target

costing sebagai:

Sistem untuk mendukung proses pengurangan biaya dalam tahap pengembangan dan perencanaan produk model baru tertentu, perubahan model secara penuh atau perubahan model minor.

Terdapat tiga langkah utama dalam penerapan metode Target Costing,

langkah pertama adalah memperoleh harga jual produk yang ditargetkan dan

profit margin yang ditargetkan sehingga allowable cost dapat diperoleh. Tahap

kedua adalah achievable product-level target cost. Sedangkan tahap ketiga

adalah menurunkan target cost pada produk level ke level komponen

sehingga harga pembelian komponen dapat diperoleh. Target cost

berdasarkan pada prediksi harga produk dan keuntungan yang diharapkan

perusahaan. Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan

menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan

menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan

dan pada suatu tingkat laba yang dapat diterima serta dapat memberikan

perkiraan harga pasar produk, volume panjualan, dan tingkat fungsionalis.

Page 32: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

16

2. Prinsip-Prinsip Penerapan Target Costing

Target costing adalah suatu proses yang sistematis yang

menggabungkan manajemen biaya dan perencanaan laba. Gambar berikut

tentang proses penerapan target costing.

(Sumber: Witjaksono, 2006:159)

Gambar 2.3 Prinsip-prinsip Penerapan Target Costing

Berikut penjelasan gambar diatas menurut Witjaksono, 2006:159

a. Price Led Costing, dalam prinsip ini sistem target costing menetapkan target biaya dengan mengurangi required profit margin dari harga pasar yang diharapkan. Harga pasar dikendalikan oleh situasi pasar dan target laba ditentukan persyaratan keuangan dari suatu perusahaan dan industrinya. Price Led Costing mempunyai dua sub-

prinsip yang penting yaitu: 1) Harga pasar mendefinisikan rencana produk dan laba.

Rencana tersebut harus sering dianalisis agar portofolio produk perusahaan memberikan sumberdaya hanya kepada produk yang menghasilkan margin laba yang konsisten dan dapat

diandalkan.

Key principles of target costing

Cross-functional

teams

Value-chain

orientation

Fokus pada pada

product design Fokus pada

pelanggan

Fokus pada

process design

Life-cycle costs

Price led costing

Page 33: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

17

2) Proses target costing digerakkan oleh competitive intelligence dan analisis yang aktif. Pemahaman tentang latar belakang harga pasar digunakan untuk melindungi ancaman dan tantangan yang kompetitif.

Menurut Witjaksono (2013) bila menggunakan metode target costing biaya produksi yang

seharusnya dipenuhi bisa dilihat dengan menggunakan formula berikut ini:

b. Focus on Customers, dalam prinsip ini sistem target costing digerakkan oleh pasar (market driven). Persyaratan pelanggan atas kualitas, biaya dan waktu secara simultan diintegrasikan ke dalam

produk, keputusan proses, dana mengarahkan analisis biaya. Target biaya tidak boleh dicapai dengan mengorbankan features yang diinginkan pelanggan, menurunkan kinerja atau keandalan suatu produk atau dengan menunda pengenalan produk di pasar.

c. Focus on Design, dalam prinsip ini sistem target costing mempertimbangakan desain produk dan proses sebagai kunci terhadap manajemen biaya. Perusahaan menghabiskan lebih banyak waktu pada tahap desain dan mengurangi waktu sampai ke pasar (time to market) dengan menghilangkan perubahan-perubahan yang mahal dan menghabiskan banyak waktu yang diperlukan dikemudian hari. Sebaliknya metode reduksi biaya tradisional memfokuskan pada skala ekonomi, kurva pembelajaran, dan perbaikan hasil dalam

mengelola biaya. Menurut Wiguna dan Sormin (2007) empat sub-prinsip yang mencakup implikasi dari orientasi desain ini adalah:

1) Sistem target costing mengelola biaya sebelum biaya terjadi. 2) Sistem target costing menyaring semua keputusan

perekayasaan melalui suatu customer value impact assesment sebelum diintegrasikan ke dalam desain.

3) Sistem target costing mendorong semua fungsi perusahaan yang berpartisipasi untuk menguji desain, sehingga perubahan produk dan perekayasaan dilakukan sebelum produk diproduksi.

4) Target costing mendorong simultaneous engineering dari produk dan proses daripada sequental engineerin. Hal ini mengurangi waktu pengembangan dan biaya dengan memungkinkan masalah lebih cepat diatasi dalam proses.

d. Tim Cross-functional, Wiguna dan Sormin (2007) mengemukakan bahwa:

Target costing menggunakan tim produk dan proses, dengan anggota-anggota dari desain dan perekayasaan manufacturing,

Target Biaya = Harga Pasar – Laba Kotor yang diinginkan

Page 34: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

18

produksi, penjualan dan pemasaran, pengadaan material, akuntansi biaya, servis dan pendukung.

Tim lintas fungsional ini juga termasuk peserta dari luar, seperti pemasok, pelanggan, dealer, distributor, dan penyedia servis.

e. Pengurangan Biaya dalam Siklus Hidup (life Cycle), dalam prinsip ini target costing mempertimbangkan seluruh biaya produk selama

hidupnya, seperti harga pembelian, biaya operasi, pemeliharaan dan reparasi, serta biaya distribusi. Tujuan target costing adalah meminimalisir biaya daur hidup (life cycle cost) baik untuk pelanggan maupun produsen.

f. Value Chain Involvement (Keterlibatan Rantai Nilai), dalam prinsip ini target costing melibatkan seluruh anggota rantai, seperti pemasok, dealer, distributor, dan penyedia jasa dalam proses. Target costing didasari hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan pemasok dan anggota-anggota lain dari rantai nilai seperti distributor.

3. Asumsi Dasar Target Costing

Menurut Samryn (2001:45) Target costing sangat mungkin sesuai bagi

perusahaan yang Price Taker dalam suatu pasar yang heterogen, dimana

kompetisi menentukan harga jual produk barang/jasa, yang ditandai dengan

kharakteristik antara lain :

a. Umumnya tidak layak atau tidak ada kehendak untuk menawarkan produk dengan harga yang tak terjangkau oleh para kompetitor.

b. Keunggulan spesifik suatu perusahaan akan menentukan arah dalam melakukan deferensiasi produk baru dari yang telah ada di pasaran, misalnya (1) Cost Advantage produk yang sama/serupa namun dengan harga yang lebih murah dan (2) Penambahan fungsi, misalnya dengan tambahan fitur baru dengan harga yang kompetitif.

4. Tujuan dan Alasan Menggunakan Target Costing

Tujuan target costing adalah untuk merancang biaya produk pada tahap

perencanaan daripada mencoba mengurangi biaya selama tahap

manufakturing. Target costing merupakan contoh yang relevan yang dapat

digunakan untuk tujuan strategi dan betapa pentingnya bagi perusahaan

Page 35: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

19

untuk mempunyai sistem yang mempertimbangkan pengukuran kinerja

sepanjang value chain secara keseluruhan (Garrison dan Noreen, 2000).

Sedangkan alasan menggunakan target costing ini berkaitan dengan

pengamatan 2 karakteristik dari market dan cost yang penting, yaitu:

a. Banyak perusahaan yang hanya mempunyai sedikit kontrol atas harga.

Pasar (penawaran dan permintaan) benar-benar menetukan harga,

dan perusahaan yang tidak mau berusaha mengetahui hal ini akan

berbahaya. Karena itu, antisipasi dari harga pasar dilakukan dengan

menggunakan target costing.

b. Kebanyakan biaya dari produk itu ditentukan pada tahap desain,

sehingga sekali produk itu sudah didesain dan masuk dalam proses

produksi, tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mengurangi

biayanya secara signifikan, padahal kesempatan untuk mengurangi

biaya kebanyakan berasal dari desain produk, misalnya dengan

menjadikannya mudah dibuat, menggunakan bagian-bagian yang tidak

mahal namun masih dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Perbedaan antara target costing dengan pendekatan untuk

pengembangan produk yang lain, sangat mendalam, yaitu daripada

mendesain produk dan kemudian mencari berapa biayanya, lebih baik target

costing disusun dulu dan kemudian produk tersebut baru didesain, sehingga

targetnya dapat diperoleh. (Garrison dan Noreen, 2000:880-881).

Page 36: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

20

5. Penerapan Target Costing untuk Penentuan Harga Target

Harga target yang dihitung dengan menggunakan informasi dari

pelanggan dan pesaing menjadi dasar untuk menghitung biaya target. Biaya

target per unit adalah harga target dikurangi penghasilan operasi target per

unit. Penghasilan operasi target per unit adalah penghasilan operasi yang

merupakan sasaran yang ingin diperoleh perusahaan per unit produk atau

jasa yang dijual. Biaya target per unit adalah perkiraan biaya jangka panjang

per unit atas sebuah produk atau jasa yang membuat perusahaan mampu

mencapai penghasilan operasi target per unit saat menjual pada harga target,

sebuah penentuan harga berbasis pasar adalah penentuan harga target.

Hongren at al (2008) mengemukakan bahwa:

Harga target adalah perkiraan harga untuk sebuah produk atau jasa yang bersedia dibayar calon pelanggan. Perkiraan ini didasarkan pada pemahaman tentang nilai yang dipersepsi pelanggan atas sebuah produk dan berapa pesaing akan memberi harga produk yang bersaing itu.

Organisasi penjualan dan pemasaran sebuah perusahaan melalui kontak

dan interaksi yang dekat dengan para pelanggan, biasanya merupakan posisi

terbaik untuk mengenali kebutuhan pelanggan dan nilai pandangan mereka

terhadap sebuah produk. Perusahaan juga melakukan penelitian pasar

tentang fitur produk yang diinginkan pelanggan dan harga yang bersedia

mereka bayar untuk fitur tersebut. Memahami apa yang dinilai pelanggan

merupakan sebuah aspek kunci yang berfokus pada pelanggan.

6. Target Costing dalam Praktek

Cooper dan Slagmulder (1999) meneliti praktek penerapan target costing

di beberapa perusahaan besar di Jepang yaitu Isuzu Motor, Olympus Optical

Company Ltd, Komatsu Ltd. Nissan Motor Corporatio, Sony Corporation, dan

Page 37: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

21

Topeon Corporation. Perusahaan kamera Olympus dalam menetapkan harga

jualnya ternyata tidak hanya menggunakan harga pesaing namun mereka

juga menggunakan produk lain untuk melakukan set up harga misalnya

produk C+ maupun barang elektronik lainnya. Perbeda dengan Topcon

yangmenggunakan harga berdasarkan produk milik competitor. Bissan dalam

menentukan target profit di masa depan mempertimbangkan informasi

mengenai pelanggan bauran produk (Cooper, 1994 dalam Evaraeret 2006).

Perusahaan-perusahaan ini berhasil menerapkan target costing berdasarkan

ciri khas perusahaan mereka masing_masing. Mereka menemukan bahwa

keefektifan Target costing adalah pada disiplin.

Dekker dan Amidt melakukan survey target costing di Jepang dan

melaporkan bahwa 61 persen dari perusahaan manufaktur yang diteliti

digunakan target costing. Mereka juga melakukan survei serupa di Belanda

dan menemukan tingkat adopsi 59 persen. Namun responden memberikan

berbagai nama dan deskripsi untuk praktek target costing menunjuk ke

banyak perbedaan antara sistem mereka dan definisi target costing (Dekker

andSmidt, 2003).

Penelitian Kroll (1997) menunjukkan bahwa target costing digunakan oleh

800 persen perusahaan Jepang yang bergerak dalam perakitan. boer dan

Etlite (1999) menyatakan bahwa 100 persen perusahaan mobil Jepang sudah

menggunakan target costing. Sedangkan di Amerika hanya 40 persen yang

menggunakan target costing (Pierce, 2002).

Daimler Benz menggunakan target costing pada tahun 1990an ketika

mengembangkan mobil sportnya. Perusahaan melakukan wawancara dan

analisis pasar dalam menentukan harga jualnya. Perusahaan menentukan

Page 38: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

22

return per mobil berdasarkan harga jual yang ditargetkan dikurang dengan

target cost. Sebagai bagian dari target costing perusahaan menggunakan

benchmarking dalam prosesnya untuk meningkatkan performa mobilnya.

Tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan produktivitas, kompetisi, dan

kualitas serta penurunan biaya produksi (Albright and Lam, 2006).

Perusahaan Montclair Paper Mill sebuah perusahaan di Amerika menerapkan

target costing pada departemen yang memproduksi kertas. Hasil yang

diperoleh selama menggunakan target costing disimpulkan bahwa target

costing merupakan alat yang sangat proaktif dalam mengurangi biaya di

perusahaan yang menggunakan standard costing yang tidak efisien.

Walaupun pada awalnya manajemen Montclair sama sekali tidak mempunyai

ide untuk menerapkan target costing namun pada akhirnya mereka melihat

keunggulan target costing (Shank dan Fisher 1999).

ITT automotive menggunakan target costing untuk mempertahankan profit

dan meningkatkan market share selama masa kompetisi yang tinggi dalam

dunia otomotif. Walaupun prosesnya sulit dan sumberdaya yang mahal

dibutuhkan untuk memiliki target costing yang efektif namun ITT automotive

menemukan bahwa investasi sangat penting untuk mencapai tujuan

perusahaan. Target costing memiliki filosofi bottom up dan orientasi tim.

Target costing adalah metode yang terstruktur dalam menetapkan dan

mencapai tujuan. Supaya target costing berhasil maka penetapan tim lintas

fungsional tidak cukup. Yang lebih penting yaitu komitmen top manajemen

dalam proses target costing. Senior manajer harus mengalokasikan

sumberdaya yang dibutuhkan dan harus memberdayakan tim yang terdiri dari

lintas fungsional dalam mengambil keputusan (Smelgze dan Rolf, 1996).

Page 39: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

23

7. Kendala Menerapkan Target Costing

Berikut ini adalah kendala yang kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang

mencoba menerapkan target costing.

a. Konflik antar kelompok dan atau antar anggota kelompok

b. Karyawan yang mengalami burnout karena tuntutan target

penyelesaian pekerjaan

c. Target waktu penyelesaian yang terpaksa ditambah

d. Sulitnya melakukan pengaturan atas berbagai faktor penentu

keberhasilan target costing.

Dengan demikian sangat disarankan bagi perusahaan yang tertarik untuk

menerapkan target costing memperhatikan hal-hal berikut :

a. Manajemen puncak harus memahami proses target costing sebelum

mengadopsinya.

b. Apabila perhatian manajemen terlalu terpaku pada pencapaian

sasaran target costing, maka dapat mengalihkan perhatian dari

manajemen mengenai pencapaian sasaran keberhasilan organisasi

secara keseluruhan.

C. Sistem Pengendalian

1. Definisi dan Tujuan Pengendalian

Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu

perusahaan, sehingga pelaksanaan kerja dan rencana kerja yang telah dibuat

berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, tetapi

berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan serta

Page 40: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

24

memperbaikinya jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan

sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir

diketahui. Dengan pengendalian diharapkan pemanfaatan unsur-unsur

manajemen efektif dan efisien.

2. Asas-asas Pengendalian

Berikut ini beberapa asas-asas pengendalian yang dikutip dari Blogspot

diakses (2018).

a. Asas tercapainya tujuan. Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari rencana.

b. Asas efisiensi. Pengendalian itu efisien, jika dapat menghindari dari penyimpangan rencana.

c. Asas tanggung jawab pengendalian. Pengendalian hanya dapat dilaksanakan jika manajer bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana.

d. Asas pengendalian terhadap masa depan. Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan-penyimapngan yang akan terjadi, baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang.

e. Asas pengendalian langsung. Teknik control yang paling efektif ialah mengusahakan adanya bawahan yang berkualitas baik.

f. Asas refleksi rencana. Pengendalian harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana.

g. Asas penyesuaian dengan organisasi. Pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi

h. Asas pengendalian individual. Pengendalian dan teknik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer.

i. Asas standar. Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.

j. Asas pengendalian terhadap strategi. Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faltor-faktor yang strategis dalam perusahaan.

k. Asas pengecualian. Efisiensi dalam pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap factor pengecualian dalam keadaan tertentu atau tidak sama.

l. Asas pengendalian fleksibel. Pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan rencana.

m. Asas peninjauan kembali. Sistem pengendalian harus ditinjau berkali-kali, agar system yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.

Page 41: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

25

n. Asas tindakan. Pengendalian dapat dilakukan, apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing, dan actuating.

D. Pengendalian Biaya Produksi

1. Pengendalian Biaya Bahan

a. Definisi Pengendalian Biaya Bahan

Pengendalian bahan adalah penyediaan bahan dengan kuantitas

dan kualitas yang disyaratkan dan pada waktu dan tempat yang

diperlukan dalam proses produksi. Ini mengandung implikasi, bahwa

bahan yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya, dan mestinya

dipertanggung jawabkan secara penuh dan dipergunakan sesuai

dengan yang dimaksudkan.

Pengendalian biaya bahan merupakan suatu tanggung jawab

penting untuk dapat menghasilkan produk bermutu secara ekonomi

sesuai dengan yang dijadwalkan, yang mengakibatkan pemuasan

kebutuhan pelanggan dan yang menghasilkan pengambilan yang

sesuaibagi para pemegang saham perusahaan. Controller harus

mengembangkan suatu sistem penghitungan biaya yang akan

mengendalikan sumber daya dan menyediakan informasi akuntansi

yang cukup untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

banyak masalah produksi yang terlibat.

Tanggung jawab controller adalah untuk menjamin, bahwa telah

ditetapkan sistem biaya produksi untuk melayani keinginan dan

kebutuhan para eksekutif produksi. Controller juga merupakan

pengumpul fakta biaya, dan adalah menjadi tanggungjawabnya untuk

melihat bahwa kepada manajer produksi telah tersedia informasi biaya

Page 42: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

26

yang cukup pada waktu yang tepat untuk melaksanakan pengendalian

dan perencanaan yg wajar.

b. Keuntungan atau Manfaat Pengendalian Bahan

Keuntungan atau manfaat pengendalian bahan adalah

mengurangi penggunaan yang tidak efisien sehingga dapat

mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan. Hal ini juga berguna

untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan bahkan mengurangi

resiko kecurian.

2. Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung

Di kutip dari Wordpress diakses (2018), gaji tenaga kerja langsung atau

gaji pabrik yang dapat diidentifikasikan terhadap suatu departemen yang

produktif, sebagai lawan dari suatu departemen jasa/penunjang, serta yang

penting artinya pada departemen tersebut. Pengendalian biaya tenaga kerja

langsung ini berkisar pada pengukuran prestasi pelaksanaan yang

sebenarnya terhadap tolak ukur atau standar dan mengadakan tindak lanjut

terhadap alasan terjadinya penyimpangan dari standar ini.

a. Penetapan Standar Prestasi Tenaga Kerja Untuk pengendalian biaya, maka memerlukan standar tenaga

kerja, yaitu: Standar jam kerja dan standar biaya. Penetapan standar pelaksanaan kerja memerlukan pekerjaan analitis yang tinggi yang memerlukan suatu latar belakang teknis mengenai proses produksi dan juga pengetahuan mengenai metode-metode studi waktu. Penetapan standar waktu kerja memerlukan penetapan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi dalam kondisi standar/normal. Oleh karena itu, penelitian mencakup kondisi kerja, termasuk rencana pengendalian bahan, perencanaan dan penjadwalan produksi, dan penyusunan peralatan dan fasilitasnya. Penetapan biaya standard harus konsisten dan informasi biaya perlu mempertimbangkan bagaimana standard ditetapkan dan bagaimana penyimpangannya (variances) akan dianalisis.

b. Penggunaan Standar Tarif Upah Umumnya tarif upah ditentukan oleh faktor-faktor ekstern. Bila

standar ini ditetapkan maka tidak akan terjadi perbedaan yang besar

Page 43: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

27

dalam pembayaran upah karena adanya tarif standar tersebut. Namun bila terdapat perbedaan yang besar, maka hal itu adalah:

1) Lembur yang melebihi ketentuan dalam standar 2) Penggunaan (tenaga kerja yang lebih tinggi klasifikasinya pada

suatu pekerjaan) 3) Kegagalan menempatkan atau mempekerjakan manusia atas

dasar insentif

4) Memakai komposisi tenaga kerja yang berbeda dari standar

Pengendalian melalui pra-perencanaan cara pendekatan ini mencakup

pengendalian anggaran (budgetary control) dan dapat diterapkan pada

pengendalian biaya tenaga kerja. Sebagai contoh: jika kebutuhan tenaga kerja

untuk program produksi satu bulan dapat ditentukan satu bulan sebelumnya,

maka dapat diambil langkah-langkah untuk memperoleh kepastian bahwa

biaya tenaga kerja yang berlebihan tidak akan terjadi karena terlalu banyak

orang yang dimasukan pada daftar upah. Pelaksanaan pendekatan ini juga

tergantung pada kondisi industri dan kondisi khusus dalam perusahaan.

3. Pengendalian Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead atau biaya produksi tidak langsung telah makin banyak

bertambah begitu perusahaan menjadi semakin rumit, dan telah semakin

banyak dipergunakan mesin dan peralatan yang canggih. Oleh karena telah

bertambahnya investasi dalam mesin yang dikendalikan melalui komputer,

yang dapat menaikan produktivitas dan mengurangi jam kerja tenaga

langsung, maka pengendalian biaya penyusutan, biaya penggunaan tenaga

listrik dan sebagainya, perbaikan dan pemeliharaan mesin, dan lain-lainnya

yang sejenis telah mendapat perhatian yang lebih besar dari manajemen.

Overhead pabrik mempunyai beberapa karakteristik yang

membedakannya dengam biaya produksi langsung yang terdiri dari biaya

Page 44: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

28

bahan baku dan upah langsung. Biaya overhead ini mencakup bermacam-

macam jenis biaya seperti penyusutan, pajak kekayaan, asuransi, upah tidak

langsung, bahan perlengkapan pabrik, listrik dan kegunaan umum lainnya

seperti air, biaya ketatausahaan, perbaikan dan pemeliharaan, dan biaya-

biaya lain yang tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan suatu

produk, proses atau job tertentu. Jenis-jenis biaya ini mempunyai perilaku

yang berbeda dari baiya langsung dengan adanya volume produksi. Sebagian

biaya-biaya ini berfluktuasi sebanding dengan kenaikan atau penurunan

produksi, dan yang lain akan tetap dan tidak akan sensitive terhadap

perubahan dalam banyaknya unit produksi. Dapat dilihat juga bahwa

sebagian biaya yang lain bersifat semivariabel dan untuk sesuatu tingakat

volume tertentu adalah tetap (konstan) akan tetapi akan berubah secara

kurang proporsional dengan adanya perubahan volume dan dapat dipisahkan

menjadi komponen-komponen yang tetap dan yang variabel.

Pengendalian biaya overhead terletak di tangan banyak orang yang

terlibat dalam proses produksi. Berbagai biaya seperti perbaikan dan

pemeliharaan dikendalikan oleh kepala departemen pemeliharaan. Bahan

perkengkapan pengolahan dikendalikan oleh kepala masing-masing

departemen yang menggunakannya. Biaya-biaya lain dapat diputuskan oleh

manajemen dan ditugaskan kepada seseorang manager untuk dikendalikan

olehnya, misalnya penyusutan, pajak, asuransi, dan lain-lain. Pengendalian

biaya produksi tidak langsung banyak variasinya dan merupakan tantangan

bagi controller.

a. Masalah Akuntansi Dan Pengendalian Overhead Pabrik

Page 45: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

29

Sifat dasar dari biaya overhead pabrik telah menimbilkan berbagai

masalah yang perlu diperhatikan, dan ini terutama menjadi tanggung

jawab fungsional dari controller. Keputusan-keputusan yang diambil

mempengaruhi pengendalian biaya, penilaian persediaan dan

penetapan harga. Dikutip dari Wordpress yang diakses (2018),

beberapa pertimbangan yang terkait dalam mengambil keputusan ini

adalah sebagai berikut:

1) Metode yang akan dipergunakan dalam menetapkan pusat biaya atau departemen untuk mengakumulasikan biaya yang sesungguhnya (actual cost) untuk membandingkannya dengan standar atau budget dan untuk menetapka penyimpangan atau biaya-biaya yang berlebihan.

2) Basis untuk mengalokasikan biaya-biaya tidak langsung terhadap produk, departemen, proses, atau job untuk menetapkan harga pokok.

3) Penetapan tingkat kegiatan yang akan dipergunakan dalam mengukur hubungan biaya volume dan dalam menetapkan standar.

4) Pengalokasian biaya produksi terhadap operasi berjalan.

b. Pendekatan Dalam Pengendalian Biaya Overhead Pabrik

Banyaknya jenis biaya overhead dan tanggung jawab yang

terbagi-bagi dapat mempermudah terjadinya biaya-biaya yang

berlebihan.selanjutnya, kenyataan bahwa banyaknya unsur biaya

dengan jumlah yang kecil-kecil dan tidak penting dalam hubungannya

dengan pemakaian/konsumsi atau biaya per unit sering memperbesar

kelalaian mengadakan pengendalian yang semestinya. Bantuan

ketatausahaan harus dinaikkan dengan sendirinya pada saat volume

meningkat, tetapi terdapat keengganan, dan biasanya penundaan,

untuk mengahpuskan bantuan seperti itu pada saat tidak diperlukan

Page 46: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

30

lagi. Pengurangan kebutuhan perlu diperkirakan dan diantisipasikan

serta diambil tindakan yang sesuai tepat pada waktunya. Terdapat

banyak jenis biaya yang walau harga pokok per unitnya kecil, tetapi

secara keseluruhan dapat membuat perusahaan kurang mampu untuk

bersaing. Beberapa contohnya adalah jam kerja manusia untuk

kegiatan pemeliharaan, pencetakan formulir-formulir atau penggunaan

perlengkapan khusus padahal cukup dengan menggunakan formulir

atau perlengkapan yang standar, penggunaan perlengkapan untuk

tujuan pribadi, pengunaan fasilitas-fasilitas komunikasi dan foto copy

secara serampangan. Semua jenis biaya produksi tidak langsung perlu

dievaluasi dan dikendalikan untuk mencapai pengurangan biaya kapan

saja mungkin.

Meskipun factor-faktor ini dapat agak menyulitkan pengendalian

biaya overhead, tetapi cara pendekatan dasar bagi pengendalian ini

pada pokoknya adalah sama seperti yang diterapkan terhadap biaya-

biaya langsung, yaitu: penetapan standar, pengukuran prestasi

pelaksanaan yang sebenarnya terhadap standar, dan pengambilan

tindakan perbaikan bila mereka yang bertanggung jawab untuk

memenuhi standar telah berulang kali gagal mencapai tujuannya.

Standar-standar dapat berubah pada tingkat volume yang berbeda-

beda; atau dengan cara lain, standar-standar itu harus cukup fleksibel

untuk menyesuaikan dengan tingkat operasi yang sedang berjalan.

Dalam hal ini penetapan da pengaplikasian standar biaya overhead

dapat berbeda dari prosedur yang dipergunkan dalam pengendalian

biaya bahan dan upah langsung. Tingkat kemulusan dan luasnya

Page 47: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

31

aplikasi akan berbeda menurut jenis biaya yang bersangkutan.

Controller harus melakukan semua usaha utnuk menerapkan standar-

standar yang layak. Dia tidak boleh salah berfikir, bahwa hanya sedikit

yang diperlukan atau bahwa tidak ada apapun yang dapat dicapai

dengan standar.

E. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

No Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1.

Alimuddin (2012)

Analisis Pendekatan Target Costing

Sebagai Alat Penilaian Efisiensi Produksi Semen Pada PT Semen Tonasa Kabupaten Pangkep

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis komparatif

Hasil penelitian yang didapat terlihat bahwa adanya suatu perbedaan yang signifikan ketika PT Semen Tonasa Kabupaten Pangkep menggunakan sistem tradisional dengan penggunaan target costing. Hasil analisis perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan menurut target costing, menunjukkan bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan

Page 48: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

32

menggunakan metode Target Costing lebih rendah dibanding menggunakan metode tradisional.

2.

Malue (2013)

Analisis Penerapan Target Costing Sebagai Sistem Pengendali Biaya Produksi (PT. Celebes Mina Pratama)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis komparatif

Hasil penelitiannya yaitu penerapan target costing

pada PT. Mina Pratama lebih efisien jika dibandingka dengan yang dilakukan perusahaan selama ini.

3.

Rahmaji (2013)

Penerapan Activity-Based Costing System UntukMenentukan Harga Pokok Produksi Pada PT. Celebes Mina Pratama

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif

Hasil penelitiannya yaitu perhitungan harga pokok produksi menggunakan activity based costing system memberikan hasil yang lebih mahal dari sistem tradisional.

4.

Muhammad Asyhari Rahmat (2013)

Penerapan Target Costing dalam

Penentuan Tarif Kamar untuk Mengoptimalkan Perencanaan Laba pada UB Hotel Malang

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif

Penerapan metode target costing melalui proses efisiensi biaya dalam penentuan tarif kamar pada UB Hotel lebih efisien.

5.

Erni Apriyanti (2014)

Penerapan Metode Target Costing Dalam

Perhitungan Harga Pokok Produksi PT. Semen Gresik

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Setelah di Lakukan Perhitungan Target Costing Berdasarkan RKAP dan Pencapaian

Page 49: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

33

(Persero) analisis komparatif

Realisasi Produksi Ternyata Perolehan Target Costing

Mengalami Kenaikan .

6.

Widya Lestari (2015)

Analisis Penerapan Target Costing Untuk

Pengendalian Biaya Service Pada CV. Mahakam Jaya Safety

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif

Penerapan target costing pada CV. Mahakam Jaya Safety memberikan dampak positif pada laba yang didapat. Dengan menekan biaya produksi.

7.

Febriana Martina Longdong (2016)

Penerapan Target Costing Dalam Perencanaan Biaya Produksi Pada CV. Sinar Mandiri

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

Perusahaan berhasil melakukan penghematan dengan menggunakan metode Target Costing.

8.

Tertius Clara Caroline & Heince R.N. Wokas (2016)

Analisis Penerapan Target Costing dan Activity-Based Costing Sebagai

Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya ProduksiI Pada UD. Bogor Bakery.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif

Activity-Based Costing lebih tepat diterapkan dari pada UD. Bogor Bakery dibanding menggunakan Target Costing.

9.

Chaidir Hafid (2017)

Analisis Harga Pokok Produksi dan Penerapan Target Costing

pada UD Wajuku Makassar

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif

Penerapan target costing pada UD Wajuku Makassar Dapat Berperan Sebagai Alat Pengendalian Biaya produksi. Di buktikan dengan Turunnya Harga Pokok Produksi.

Page 50: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

34

10.

Henri Paulus Gerungan (2013)

Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Penilaian Efisiensi Produksi Pada PT. Tripica Cocoprima

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif

Penerapan Metode Target Costing dinilai lebih efisien dalam proses produksi pada PT. Tripica Cocoprima

11.

Kusumadewi (2012)

Analisis Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Untuk Melakukan Efisiensi Produksi Pada Askha Jaya Lampung

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif

Penerapan target costing pada

Askha Jaya Lampung Dapat Berperan Sebagai Alat Pengendalian Biaya produksi. Di buktikan dengan Turunnya Harga Pokok Produksi.

12.

Herdinasari Luvina Lucky (2011)

Target Costing Dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Pembuatan Tikar Tenun CV. Elresas Di Lamongan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif

Penerapan target costing pada CV. Elresas Lamongan Dapat Berperan Sebagai Alat Pengendalian Biaya produksi. Di buktikan dengan Turunnya Harga Pokok Produksi.

Page 51: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

35

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting

dalam penelitian ini adalah penerapan metode target costing dapat

mengendalikan biaya produksi.

Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh penelitian ini yang

mengangkat penelitian mengenai penerapan metode target costing dalam

upaya pengendalian biaya produksi. Berikut ini disajikan kerangka konsep

tentang pengelolaan limbah produksi terhadap perhitungan pendapatan dan

laba kontribusi.

Gambar 2.4 Model Kerangka Konsep

UD. Winda

Pengendalian

Biaya Produksi

Target Costing

Efisiensi Biaya

Produksi

Peningkatan

Keuntungan

Page 52: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

36

G. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

“diduga bahwa target costing dapat digunakan sebagai pengendali biaya

produksi pada UD Winda di Malino Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan”.

Page 53: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif deskriptif menjadi jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti dalam

pembuatan penelitian ini yang bertujuan untuk mengumpulkan segala

informasi secara aktual dan terinci yang kemudian membandingkan antara

konsep dasar, teori atau arsip mengenai penerapan metode target costing

dan kemudian ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dijadikan objek penelitian adalah Usaha Dagang Winda,

yang beralamat di jalan Parawansyah Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten

Gowa Sulawesi Selatan, dengan waktu penelitian kurang lebih 2 bulan (Mei -

Juni 2019).

C. Defenisi Operasional Variabel

Untuk lebih jelasnya unsur-unsur yang dipergunakan dalam penelitian ini

secara operasional adalah sebagai berikut:

1. Variabel dependen (X)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penerapan target costing yang

merupakan salah satu metode yang difokuskan pada produk dengan

mempertimbangkan proses manufaktur sehingga metode target costing ini

dapat digunakan oleh perancang sebelum produk dan proses desain

dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya

operasional produk di masa depan.

Page 54: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

38

2. Variabel independen (Y)

Variable independen dalam penelitian ini adalah pengendalian biaya produksi

yang merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam memproduksi suatu produk.

Dengan adanya pengendalian biaya produksi, maka perusahaan dapat

mengoptimalkan biaya operasional yang digunakan dalam proses produksi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi Lapangan yaitu pengamatan secara langsung pada

objek penelitian.

2. Interview yaitu cara pengumpulan data dengan jalan melakukan

tanya jawab dengan responden untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka seperti data

jumlah produksi mebel yang dihasilkan.

2. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk tulisan yang

berupa gambaran umum perusahaan, maupun informasi langsung

yang menyangkut kebijakan perusahaan.

Sumber data dalam penulisan ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

perusahaan melalui pengamatan, wawancara langsung pada

perusahaan sebagai objek penelitian.

Page 55: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

39

2. Data Sekunder, yaitu data berupa data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen perusahaan dan pencatatan yang erat kaitannya dengan

masalah yang akan dibahas.

F. Metode Analisis

Berdasarkan masalah pokok dan tujuan penelitian yang ingin dicapai,

maka metode analisis yang digunakan yaitu analisa deskriptif. Metode

analisis deskriptif adalah metode yang digunakan dengan cara menganalisis

dan menguraikan untuk menggambarkan keadaan objek yang diteliti yang

menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Metode analisis deskriptif secara

hakekatnya adalah data yang telah terkumpul itu kemudian diseleksi,

dikelompokkan, dilakukan pengkajian, interpretasi dan disimpulkan. Data

dalam penelitian ini berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi

dan informasi lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan Target Costing.

2. Memeperoleh data-data perusahaan mengenai gambaran umum

perusahaan, biaya-biaya produksi dan nonproduksi, dan data-data

pendukung lainnya.

3. Menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk dijadikan sebagai

bahan masukan bagi manajemen perusahaan.

Page 56: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Usaha Winda adalah Usaha yang bergerak dibidang pembuatan mebel.

Usaha Winda membuat mebel, berdasarkan pesanan yang masuk. Usaha ini

didirikan oleh Bapak H. Kamaruddin pada tahun 2004. Usaha ini bermula saat

bapak H. Kamaruddin melihat masih kurangnya tempat pembuatan mebel di

Malino.

H. Kamaruddin mendirikan usaha tersebut bertujuan untuk mencari laba

dan untuk meningkatkan taraf ekonomi dengan usahanya sendiri. Sebagai

pemilik H. Kamaruddin sudah mempunyai pengalaman dibidang mebel yang

dipelajarinya dari ayahnya. Selain itu beliau juga mengasah kemampuannya

dengan mempelajari teknik-teknik mebel sendiri. H. Kamaruddin mempunyai

keinginan untuk memperbesar usaha mebelnya dan berkeinginan juga agar hasil

mebel yang telah dihasilkan bisa di ekspor dan menghasilkan keuntungan yang

besar.

Pertumbuhan tingkat penjualan Usaha Winda mengalami peningkatan. Ini

dibuktikan dengan semakin meningkatnya penghasilan UD Winda dari tahun ke

tahun. Usaha Winda juga menerima pesanan besar untuk kebutuhan supplier

dalam pembangunan sebuah perumahan ataupun kantor.

40

Page 57: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

41

Tempat usaha yang dimiliki Bapak H. Kamaruddin terbilang kecil jika

dibandingkan dengan usaha-usaha kusen lainnya yang rata-rata memiliki gudang

yang besar dan dapat menampung bahan baku serta persediaan dengan skala

besar. Namun lokasinya yang strategis berada di seberang jalan dapat dengan

mudah terlihat oleh konsumen sehingga mereka tidak kesulitan dalam

menemukan tempat usaha ini. Sejak tahun 2004 hingga saat ini, pencatatan

yang dimiliki Usaha Winda masih terbilang sangat sederhana. Beliau hanya

memiliki catatan gaji pegawai dan catatan atas transaksi. Bapak H. Kamaruddin

hanya mencatat sesederhana mungkin dan hanya dirinya sendiri yang

mengetahui skema atas pencatatan yang Beliau lakukan. Untuk sistem

pembayaran gaji yang diberikan kepada pekerja bawahannya tidak dibayarkan

per bulan atau pertahun seperti di bidang usaha lain pada umumnya, tetapi gaji

atau upah untuk pekerjanya dibayarkan per periode tertentu dan jumlahnya

adalah sebesar berapa banyak pegawai tersebut menyelesaikan produk.

Usaha tersebut mulai mengalami kendala pada tahun 2013 ditandai

dengan penurunan omset, biasanya Usaha Winda beromset Rp.120.000.000

dalam kurun waktu satu tahun, tetapi di tahun 2013 omset dari Usaha Winda

mengalami penurunan hingga mencapai angka Rp. 70.000.000 dalam kurun

waktu satu tahun yang diakibatkan oleh naiknya harga-harga bahan baku dan

berkurangnya jumlah pesanan yang diterima, sulitnya pangsa pasar tersebut

ditandai dengan banyaknya pesaing usaha di bidang jasa pembuatan mebel

yang mulai menjamur di wilayah Malino, hingga saat ini Usaha Winda mengalami

masalah dalam pemaksimalan laba, keuntungan yang diharapkan dari penjualan

per unit produk adalah 30% dari harga jualnya, kenyataannya laba yang didapat

Page 58: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

42

dari penjualan per unit produk masih jarang yang menjangkau 30% dari harga

jual produk tersebut.

Bahan baku utama yang digunakan oleh Usaha Winda didatangkan

langsung dari Takalar. Usaha Winda rutin melakukan pembelian kayu tiap dua

bulan sekali. Usaha Winda mempunyai jangkauan pasar yang bertambah besar

sejak mulai mengirim produknya kebeberapa tempat, seperti Tombolo dan

Manipi selain itu, Usaha Winda juga menggunakan sosial media sebagai salah

satu cara memasarkan produknya. Selain tetap melayani customer yang telah

menjadi pelanggannya sejak lama, Usaha Winda juga melayani customer yang

berada di luar wilayah Malino seperti Tombolo dan Manipi.

Pada kasus ini, peneliti akan menerapkan metode target costing pada

Usaha Winda yang diprediksikan dapat menjadi metode yang tepat untuk

membantu mengatasi masalah dalam mengendalikan biaya produksi yang

sedang dialami oleh Usaha Winda, dalam penggunaan metode target costing

akan ditekankan untuk meminimalisir atau mengurangi biaya produksi pada

tahap perencanaan dan desain produk. Melalui target costing dapat diketahui

berapa besar selisih biaya yang dianggarkan dengan biaya yang terjadi yang

memungkinkan perusahaan untuk mencapai keuntungan.

Metode apapun yang digunakan, biaya selalu memegang peranan yang

penting untuk memperhitungkan dan memiliki pengaruh yang besar terhadap

penjualan suatu produk, dan sangat berkaitan dengan target laba yang ingin

dicapai oleh suatu perusahaan.

Proses produksi dimulai dari pagi hari dibuka pada pukul 08.00 sampai

pukul 17.00, berbeda jika pesanan mebel yang dikerjakan harus diselesaikan

dengan waktu yang lebih singkat. Proses produksi terus dilakukan biasanya

Page 59: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

43

hingga malam hari atau lembur. Seiring berjalannya usaha tersebut Usaha Winda

terus melakukan perbaikan produk. Pemilik terus mengupayakan perbaikan

kualitas dengan mengontrol dan ikut membantu dalam pembuatan barang-

barang mebel tersebut agar dapat mendapat kepercayaan lebih dari para

pelanggan dan kepuasan pelanggan tetap terjaga.

Proses produksi untuk membuat satu buah lemari membutuhkan waktu 1

hingga 2 hari, proses produksi yang dimulai pukul 08.00 dimulai dengan proses

pembuatan bagian kaki lemari yang membutuhkan waktu sekitar 30 sampai 60

menit, tahap selanjutnya adalah pembuatan rangka lemari yang memakan waktu

3 sampai 4 jam tergantung model dan jenis lemari yang akan dibuat. Tahap

selanjutnya adalah pemasangan papan ke rangka lemari dengan menggunakan

paku. Setelah pemasangan papan maka akan terlihat model atau bentuk dari

lemari yang akan dibuat. Setelah itu pembuatan bagian topi lemari yang dibuat

selama 30 sampai 60 menit. Tahap selanjutnya yaitu proses pengamplasan yang

bertujuan untuk memperhalus permukaan kayu serta menghasilkan tekstur dasar

pada jenis kayu tersebut, pada tahap pengamplasan ini membutuhkan waktu

sekitar 45 menit. Tahap berikutnya adalah tahap pengecatan lemari, sebelum

melakukan pengecatan, lemari tersebut dijemur beberapa saat hingga kayunya

agak kering. Hal ini dilakukan agar proses pengecatan dapat menghasilkan

warna yang baik. Lama proses penjemuran tergantung dari teriknya matahari,

semakin bagus cuaca maka semakin cepat proses penjemuran. Sebelum di cat

lemari terlebih dahulu diberi dempul agar hasil cat yang dihasilkan nanti lebih

bagus dan tidak mudah hilang. Lama proses pengecatan memakan waktu 30

hingga 50 menit. Kemudian masuk pada tahap finishing yaitu pemasangan

Page 60: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

44

cermin/kaca pada lemari. Setelah membersihkan atau merapikan pengerjaan

lemari, maka lemari siap untuk dijual.

B. Struktur Organisasi

Usaha Winda belum membuat struktur organisasinya secara formal.

Karena karyawannya sendiri hanya berjumlah 5 orang yang ditunjuk dan

dipercaya oleh pemilik Usaha Winda untuk mengembangkan usahanya. Struktur

dibawah ini merupakan gambaran struktur organisasi yang dibuat

berdasarkankan deskripsi dan keterangan dari karyawan Usaha Winda:

Sumber : Hasil wawancara

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

P E M I L I K H. Kamaruddin

ADMINISTRASI H. Kamaruddin

KARYAWAN Dg. Naba

KARYAWAN Kadir

KARYAWAN Atong

KARYAWAN Immang

KARYAWAN Rizal

Page 61: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

45

C. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data

Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini salah satunya adalah

data mengenai biaya produksi dari Usaha Winda selama tahun 2019 yang

terdiri atas:

a. Biaya Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk membuat lemari antara

lain kayu jati putih, dempul, lem kayu, dan paku. Berikut ini adalah rincian

atas biaya-biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh Usaha Winda:

Tabel 4.1 Daftar Harga Kayu Tahun 2019

Jenis Kayu Harga Kayu Perlembar

(4 Meter)

Kayu Jati Putih Rp. 55.000

Sumber : Hasil wawancara

Perhitungan biaya bahan baku yang digunakan pada produk lemari

dengan sebagai berikut:

1) Lemari 2 Pintu :

Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku Lemari 2 Pintu

Jenis kayu Nilai satuan kayu Jumlah kayu Total nilai kayu

Jati Putih Rp. 55.000 12 Rp. 660.000

Sumber : Hasil olahan data

Page 62: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

46

2) Lemari 3 Pintu :

Tabel 4.3 Biaya Bahan Baku Lemari 3 Pintu

Jenis kayu Nilai satuan kayu Jumlah kayu Total nilai kayu

Jati Putih Rp. 55.000 15 Rp. 825.000

Sumber : Hasil olahan data

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja yang dibayarkan oleh Usaha Winda tergantung

jumlah lemari yang dikerjakan, satu orang akan dibayar Rp. 20.000 sampai

Rp. 80.000 untuk pengerjaan per satu lemari yang terselesaikan. Metode

penggajian tersebut dapat dikategorikan sebagai biaya tenaga kerja

variabel. Range biaya Rp. 20.000 sampai Rp. 80.000 per lemari tersebut

disesuaikan pula dengan tingkat kerumitan model profil lemari yang

dikerjakannya. Rincian untuk tenaga kerja sebagai berikut:

Tabel 4.4 Biaya Tenaga Kerja

Jenis Lemari Biaya

Lemari 2 Pintu Rp. 240.000

Lemari 3 Pintu Rp. 300.000

Sumber : Hasil wawancara

c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead yang yang dikeluarkan Usaha Winda antara lain

biaya bahan baku tidak langsung, biaya listrik, telepon, biaya angkut

pengiriman serta biaya lain-lain. Khusus untuk biaya angkut pengiriman

dalam periode satu bulan produksi biasanya Usaha Winda melakukan

Page 63: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

47

pengiriman sebanyak empat kali kirim. Perhitungan biaya- biaya overhead

pabrik dari Usaha Winda sebagai berikut:

Tabel 4.5 Daftar Harga Bahan Baku Tidak Langsung

Bahan Baku Tidak Langsung Harga Keterangan

Lem Kayu 12 kg Rp. 118.000 Digunakan Untuk Pembuatan 24

Buah Lemari

Dempul 5 kg Rp. 110.000 Digunakan Untuk Pembuatan 15

Buah Lemari

Paku 2 cm 4 kg Rp. 108.000 Digunakan Selama 1 bulan

Paku 2,5 cm 4 kg Rp. 100.000 Digunakan Selama 1 bulan

Paku 4 cm 5 kg Rp. 105.000 Digunakan Selama 1 bulan

Paku 5 cm 5 kg Rp. 100.000 Digunakan Selama 1 bulan

Sumber : Hasil wawancara

keterangan:

1) Pembuatan satu buah lemari memerlukan bahan baku 12 buah kayu

ukuran 2 meter untuk lemari 2 pintu, dan 15 buah kayu ukuran 2 meter

untuk lemari 3 pintu.

2) Untuk perhitungan bahan baku lem kayu, paku, dan dempul untuk

digunakan pada setiap lemari sebagai berikut:

- Biaya untuk lem kayu 12 kg sebesar Rp. 118.000, dimana lem

tersebut habis dipakai dalam pembuatan 24 buah lemari, 1 kg lem

kayu dapat digunakan untuk membuat 2 buah lemari, untuk rata-rata

setiap bulannya Usaha Winda memproduksi 24 buah lemari :

Untuk Lemari 2 Pintu :

12 kg = 12.000 gram seharga Rp. 118.000

Rp. 118.000 : 2 = 59.000 yang diperlukan dalam 1 bulan

Page 64: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

48

Rp. 59.000 : 24 = Rp. 2.458 biaya bahan baku lem kayu untuk

pembuatan satu buah lemari.

Untuk Lemari 3 Pintu :

12 kg = 12.000 gram seharga Rp. 118.000

Rp. 118.000 : 1 = 88.488 yang diperlukan dalam 1 bulan

Rp. 88.488 : 24 = Rp. 3.687 biaya bahan baku lem kayu untuk

pembuatan satu buah lemari.

- Biaya untuk dempul 5 kg seharga Rp. 110.000, dimana dempul

tersebut habis dipakai dalam pembuatan 15 buah lemari 2 pintu /

pembuatan 11 lemari 3 pintu :

Untuk Lemari 2 Pintu :

Rp. 110.000 : 15 = Rp. 7.333 biaya bahan baku dempul untuk

pembuatan satu buah lemari.

Untuk Lemari 3 Pintu :

Rp. 110.000 : 11 = Rp. 10.000 biaya bahan baku dempul untuk

pembuatan satu buah lemari.

- Biaya untuk paku 2 cm sejumlah 4 kg seharga Rp. 108.000, dimana

paku tersebut habis dipakai dalam waktu 1 bulan, untuk rata-rata

setiap bulannya Usaha Winda memproduksi 24 buah lemari 2 pintu /

16 buah lemari 3 pintu :

Untuk Lemari 2 Pintu :

4 kg = 4000 gram seharga Rp. 108.000

Rp. 108.000 : 24 = Rp. 4.500 biaya bahan baku paku 2 cm

untuk pembuatan satu buah lemari.

Page 65: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

49

Untuk Lemari 3 Pintu :

4 kg = 4000 gram seharga Rp. 108.000

Rp. 108.000 : 16 = Rp. 6.750 biaya bahan baku paku 2 cm

untuk pembuatan satu buah lemari.

- Biaya untuk paku 2,5 cm sejumlah 4 kg seharga Rp. 100.000, dimana

paku tersebut habis dipakai dalam waktu 1 bulan, untuk rata-rata

setiap bulannya Usaha Winda memproduksi 24 buah lemari 2 pintu /

16 buah lemari 3 pintu :

Untuk Lemari 2 Pintu :

4 kg = 4000 gram seharga Rp. 100.000

Rp. 100.000 : 24 = Rp. 4.166 biaya bahan baku paku 2,5 cm

yang digunakan untuk pembuatan satu buah lemari.

Untuk Lemari 3 Pintu :

4 kg = 4000 gram seharga Rp. 100.000

Rp. 100.000 : 16 = Rp. 6.249 biaya bahan baku paku 2,5 cm

yang digunakan untuk pembuatan satu buah lemari.

- Biaya untuk paku 4 cm sejumlah 5 kg seharga Rp. 105.000, dimana

paku tersebut habis dipakai dalam waktu 1 bulan, untuk rata-rata

setiap bulannya Usaha Winda memproduksi 24 buah lemari :

Untuk Lemari 2 Pintu :

5 kg = 5000 gram seharga Rp. 105.000

Rp. 105.000 : 24 = Rp. 4.375 biaya bahan baku paku 4 cm

yang digunakan untuk pembuatan satu buah lemari.

Page 66: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

50

Untuk Lemari 3 Pintu :

5 kg = 5000 gram seharga Rp. 105.000

Rp. 105.000 : 16 = Rp. 6.562 biaya bahan baku paku 4 cm

yang digunakan untuk pembuatan satu buah lemari.

- Biaya untuk paku 5 cm sejumlah 5 kg seharga Rp. 100.000, dimana

paku tersebut habis dipakai dalam waktu 1 bulan, untuk rata-rata

setiap bulannya Usaha Winda memproduksi 24 buah lemari :

Untuk Lemari 2 Pintu :

5 kg = 5000 gram seharga Rp. 100.000

Rp. 100.000 : 24 = Rp. 4.166 biaya bahan baku paku 5 cm

yang digunakan untuk pembuatan satu buah lemari.

Untuk Lemari 3 Pintu :

5 kg = 5000 gram seharga Rp. 100.000

Rp. 100.000 : 16 = Rp. 6.249 biaya bahan baku paku 5 cm

yang digunakan untuk pembuatan satu buah lemari.

Tabel 4.6 Daftar Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Untuk Setiap Pembuatan Satu Buah Lemari

Bahan Baku Tidak Langsung Lemari 2 Pintu Lemari 3 Pintu

Lem Kayu Rp. 2.458 Rp. 3.687

Dempul Rp. 7.333 Rp. 10.000

Paku 2 cm Rp. 4.500 Rp. 6.750

Paku 2,5 cm Rp. 4.166 Rp. 6.249

Paku 4 cm Rp. 4.375 Rp. 6.562

Paku 5 cm Rp. 4.166 Rp. 6.249

Total Rp . 26.988 Rp. 39.497

Sumber : Hasil olahan data

Page 67: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

51

Tabel 4.7 Daftar Penyusutan Peralatan Per Tahun

Peralatan Harga Perolehan Masa Manfaat Biaya

Penyusutan Mesin

Kattang Listrik Rp. 2.800.000 5 Tahun Rp. 560.000

Mesin Bor Rp. 2.500.000 5 Tahun Rp. 500.000

Kattang Setrika Rp. 1.800.000 5 Tahun Rp. 360.000

Mesin Gergaji Rp. 1.300.000 5 Tahun Rp. 260.000

Mesin Profil Rp. 365.000 3 Tahun Rp. 121.666

Mesin Amplas Rp. 750.000 3 Tahun Rp. 250.000

Sumber : Hasil wawancara yang diolah

Keterangan:

- Nilai penyusutan peralatan untuk satu tahun sebesar Rp. 2.051.666

nilai penyusutan tersebut dibebankan ke produk.

- Nilai penyusutan per bulan Rp. 2.051.666 : 12 = 170.972

- Nilai penyustan per produk Rp. 170.972 : 24 = 7.123

Tabel 4.8 Biaya Listrik dan Telepon

Keterangan Biaya per bulan Total produksi perbulan

Listrik Rp. 400.000 24 unit

Telepon Rp. 100.000 24 unit

Sumber : Hasil wawancara

Keterangan:

- Biaya listrik pada Usaha Winda masih menyatu dengan listrik rumah

pribadi, tetapi untuk setiap bulannya Usaha lemari dan mebel lain

sebesar Rp. 400.000 per bulan.

- Biaya telepon per bulan Rp. 100.000

Page 68: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

52

- Rp. 400.000 + Rp. 100.000 = Rp. 500.000

- Rp. 500.000 : 24 unit = Rp. 20.833 unit

- Maka biaya listrik dan telepon dibebankan Rp. 20.833 untuk tiap unit

produk.

d. Biaya Pengiriman

Tabel 4.9 Biaya Pengiriman Perbulan

Biaya satu kali kirim

Jumlah pengiriman per bulan

Total biaya

Biaya Pengiriman Rp. 100.000 4 Rp. 400.00

Sumber : Hasil wawancara

Keterangan:

- Rp. 400.000 : 24 unit = Rp. 16.666/unit

- Maka biaya angkut pengiriman dibabankan Rp. 16.666 untuk tiap unit

produk.

Dari pendeskripsian data di atas maka biaya yang diperlukan untuk

membuat produk lemari diperlukan biaya sebesar:

Tabel 4.10 Tabel Jumlah Biaya Produksi Lemari 2 Pintu

Keterangan Lemari 2 Pintu

Bahan baku Langsung Rp. 660.000

Tenaga Kerja Langsung Rp. 240.000

Biaya Overhead Pabrik Rp. 54.954

Biaya Pengiriman Rp. 16.666

Total Rp. 971.620

Sumber : Hasil olahan data

Page 69: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

53

Tabel 4.11 Tabel Jumlah Biaya Produksi Lemari 3 Pintu

Keterangan Lemari 3 Pintu

Bahan baku Langsung Rp. 825.000

Tenaga Kerja Langsung Rp. 300.000

Biaya Overhead Pabrik Rp. 67.453

Biaya Pengiriman Rp. 16.666

Total Rp. 1.209.119

Sumber : Hasil olahan data

2. Hasil Penelitian

Tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana menguraikan proses

penerapan metode target costing pada Usaha Winda. Seperti yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya, penerapan metode target costing dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan harga pasar

b. Menentukan laba yang diharapkan,

c. Menghitung biaya target (target cost) pada harga pasar yang dikurangi

dengan laba yang diharapkan,

Berdasarkan tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk

mendapatkan hasil dari penerapan metode target costing terdapat dua

metode untuk mengendalikan biaya-biaya pada perusahaan yaitu pada tahap

keempat dan kelima. Untuk kedua tahap tersebut tidak diharuskan untuk

menjalankan keduanya dalam satu perusahaan tergantung kebutuhan

perusahaan, apakah perlu menerapkan keduanya atau salah satu diantara

dua metode pengendalian biaya tersebut.

Page 70: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

54

“Tahapan terakhir adalah jika target cost tersebut tidak dapat dicapai

maka lakukan value engineering dan atau kaizen costing untuk menurunkan

biaya sehingga target cost dapat dicapai.”

Struktur organisasi pada Usaha Winda masih sangat sederhana

sehingga tidak memungkinkan untuk menerapkan kaizen costing, maka

setelah mendapatkan biaya yang ditargetkan perusahaan kemudian masuk ke

tahap pengendalian biaya value engineering. Maka Usaha Winda hanya perlu

menjalankan sampai pada tahap keempat. Berikut adalah langkah-langkah

penerapan metode target costing target costing yang dilakukan pada Usaha

Winda:

a. Menentukan Harga Pasar

Saat ini Usaha Winda memiliki beberapa jenis produk mebel yang

dikerjakan, namun pada penelitian ini penulis memfokuskan pada produk

lemari dengan ukuran 180 x 90 dan 180 x 140, karena produk tersebut

yang paling tinggi tingkat permintaannya tetapi produk tersebut mengalami

kendala dalam pemaksimalan laba. Berikut daftar harga lemari yang dijual

Unit Dagang Winda:

Tabel 4.12 Daftar Produk dan Harga Lemari

Jenis Lemari Harga Jual

Lemari 2 Pintu Rp. 1.250.000

Lemari 3 Pintu Rp. 1.500.000

Sumber : Hasil wawancara

Penentuan Harga Jual oleh Usaha Winda menggunakan metode

tradisional yaitu dengan memperkirakan biaya yang dikeluarkan selama

pembuatan lemari.

Page 71: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

55

b. Target Laba

Target laba yang diharapkan dari Usaha Winda adalah 30% dari

harga jual per unit produk, karena setelah semakin banyaknya pengrajin

mebel di sekitaran lokasi Usaha Winda keuntungan yang didapat sulit

untuk mencapai target laba yang diharapkan.

c. Perhitungan Harga Jual Dengan Metode Target Cost

Menurut Supriyatna (2010) bila menggunakan metode target costing

biaya produksi yang seharusnya dipenuhi bisa dilihat dengan

menggunakan formula berikut ini:

Formula: Biaya Produksi = Harga Jual – Keuntungan yang diharapkan

Tci = Pi – Mi

Keterangan: Tci = Target Cost (target biaya) per unit produk i

Pi = Harga Jual per unit produk i

Mi = Laba per unit produk i

a. Target cost Lemari 2 Pintu

TCi = Rp. 1.250.000 – (30%x Rp. 1.250.000)

TCi = Rp. 875.000

b. Target cost Lemari 3 Pintu

TCi = Rp. 1.500.000 – (30%x Rp. 1.500.000)

TCi = Rp. 1.050.000

Page 72: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

56

Tabel 4.13 Perbandingan Biaya Menurut Perusahaan dengan Target Costing

dalam Penjualan Lemari UD Winda

Sumber : Hasil Olahan Data

Berdasarkan table 4.13 yang merupakan hasil perbandingan total biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan dan perhitungan total biaya yang dikeluarkan

dengan Metode Target Costing. Berdasarkan perbandingan diatas, maka dapat

dikatakan bahwa perhitungan biaya dengan menggunakan penerapan metode

target costing lebih efisien dibandingkan dengan perhitungan biaya yang

dilakukan perusahaan selama ini.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Target

costing dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk mencapai target laba

perusahaan, dan dari rumusan masalah pada bab sebelumnya maka dapat

dijelaskan bahwa apakah penerapan Metode Analisis Target Costing dapat

dijadikan sebagai system pengendali Biaya Produksi Pada Produksi Mebel

Winda Di Malino Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan ?

Dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.9, telah di lampirkan

besarnya biaya bahan baku, Biaya tenaga kerja, dan Biaya overhead pabrik.

Jenis Mebel

Besarnya Biaya

Menurut

Perusahaan (Rp)

Besarnya Biaya

Menurut Target

Costing (Rp)

Penghematan Biaya

Rp %

Lemari 2 Pintu 971.620 875.000 96.620 9,94

Lemari 3 Pintu 1.209.119 1.050.000 159.119 13,15

Page 73: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

57

Dimana masing-masing biaya tersebut di bagi dengan total produksi masing-

masing dengan tujuan untuk mendapatkan besarnya biaya untuk satu buah

lemari. Oleh karenanya di dapatkan biaya bahan baku untuk pembuatan lemari 2

pintu sebesar Rp. 660.000 sedangkan biaya bahan baku untuk pembuatan

lemari 3 pintu sebesar Rp. 825.000. kemudian untuk biaya tenaga kerja sebesar

Rp. 240.000 untuk pembuatan lemari 2 pintu dan Rp. 300.000 untuk pembuatan

lemari 3 pintu sedangkan untuk biaya overhead pabrik yaitu Rp. 54.954 untuk

lemari 2 pintu dan Rp. 67.453.

Untuk Biaya Pemasaran Usaha Winda yang dimana terdiri atas biaya

pengiriman sebesar Rp. 100.000 untuk satu kali pengantaran. Pada tabel 4.10 di

sajikan hasil perhitungan biaya per mebel dimana total biaya/harga pokok untuk

lemari 2 pintu sebesar Rp. 971.620 dan Rp. 1.209.119 untuk lemari 3 pintu. Dari

hasil perhitungan biaya per mebel disajikan margin laba menurut perusahaan

yaitu sebesar 28,65 % untuk lemari 2 pintu dan 24,05 % untuk lemari 3 pintu

yang di mana margin laba tersebut belum memenuhi presentase laba yang

diinginkan usaha winda sebesar 30%.

Dari hasil perbandingan antara biaya produksi mebel yang di keluarkan

perusahaan dengan biaya menurut metode penggunaan Target costing,

Sebelumnya perlu diketahui bahwa target Keuntungan Perusahaan sebesar 30%

dari harga jual, Sedangkan menurut Perusahaan biaya yang dikeluarkan dalam

memproduksi lemari 2 pintu sebesar Rp. 971.620 atau 28,65 % sedangkan untuk

lemari 3 pintu sebesar Rp.1.209.119 atau 24,05 % yang di mana tidak memenuhi

target perusahaan. Biaya atau harga pokok untuk lemari 2 pintu yang

dikeluarkan menurut Target costing sebesar Rp. 875.000 atau 42,85 %

sedangkan biaya atau harga pokok untuk lemari 3 pintu yang dikeluarkan

Page 74: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

58

menurut Target Costing sebesar Rp. 1.050.000 atau 42.85 % yang di mana telah

memenuhi target perusahaan.

Dapat dilihat dari total Biaya Produksi Perusahaan bahwa besarnya biaya

untuk pembuatan lemari 2 pintu sebesar Rp. 971.620 dan Rp. 1.209.119 untuk

pembuatan lemari 3 pintu (angka tersebut diperoleh dengan menjumlahkan

seluruh biaya yang termasuk dalam kegiatan produksi) sedangkan menurut

target costing untuk pembuatan lemari 2 pintu sebesar Rp. 875.000 dan Rp.

1.050.000 untuk pembuatan lemari 3 pintu. Serta diperoleh penghematan

masing- masing sebesar Rp. 96.620 untuk lemari 2 pintu dan untuk lemari 3 pintu

sebesar Rp. 159.119. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penerapan

target costing dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi mebel. Oleh karena

itu Metode Target costing dapat di jadikan alat bagi UD. Winda dalam

mengendalikan biaya produksi sehingga dapat mencapai target laba yang

dinginkannya.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa target costing merupakan

alternatif yang baik dalam upaya menurunkan atau menekan biaya sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iyeh Supriyatna (2010),

dimana penelitian tersebut mengemukakan keberhasilan metode taget costing

dalam upaya penurunan biaya perusahaan dengan menggunakan analisis value

engineering atau rekayasa nilai produk pada tahap desain yang sangat

menentukan karena sebagian besar biaya produk ditentukan dan diantisipasi

pada tahap desain. Dalam penelitian tersebut membahas usaha-usaha

penurunan biaya pada tahap produksi di perusahaaan garmen yang dilakukan

dengan menekan pemborosan-pemborosan pada saat pengadaan barang,

Page 75: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

59

penyimpanan bahan, proses pemakaian bahan dan penjahitan, dan pada proses

pengemasan dan penyerahan produk ke pasar.

Kalkulasi biaya-biaya pada sub-bab sebelumnya merupakan gambaran

atau deskripsi dari penerapan metode target costing sebagai alternatif yang

penulis rekomendasikan kepada perusahaan agar dapat menekan biaya

produksinya guna mendapatkan keuntungan sesuai dengan target laba yang

diinginkan perusahaan, jika perusahaan ingin mendapatkan keuntungan

maksimum perusahaan perlu mengaplikasikan metode tersebut, namun semua

keputusan adalah hak dari kepala perusahaan untuk menerapkan metode apa

yang harus digunakannya agar perusahaan dapat mendapatkan keuntungan

yang maksimal.

Biaya target per unit adalah harga target dikurangi penghasilan operasi

target per unit. Penghasilan operasi target per unit adalah penghasilan operasi

yang merupakan sasaran yang ingin diperoleh perusahaan per unit produk atau

jasa yang dijual. Biaya target per unit adalah perkiraan biaya jangka panjang per

unit atas sebuah produk atau jasa yang membuat perusahaan mampu mencapai

penghasilan operasi target per unit saat menjual pada harga target, sebuah

penentuan harga berbasis pasar adalah penentuan harga target. Pada rencana

dan kebijakan perusahaan sebelumnya yang sifatnya masih sederhana dan tidak

terdapat perencanaan manajemen yang baik untuk mengendalikan biaya yang

seharusnya dikeluarkan perusahaan, perusahaan perusahaan hanya terfokus

pada penyediaan bahan baku utama berupa kayu yang harus selalu tersedia

ketika perusahaan akan memproduksi produk lemari, tanpa memberi rencana

yang tepat bahwa dalam waktu kurun waktu tertentu perusahaan harus memiliki

berapa banyak persediaan bahan baku. Kejadian tersebut menyebabkan tidak

Page 76: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

60

terkendalinya biaya-biaya yang seharusnya terjadi, sehingga perusahaan sulit

untuk merencanakan berapa banyak atau berapa jumlah keuntungan yang

seharusnya menjadi target perusahaan. Begitu pula dalam menentukan harga

jual atau dalam perhitungan biaya produksi, sebelumnya perusahaan

menerapkan kebijakan yang tergolong metode traditional cost.

Perusahaan hanya melihat biaya-biaya yang langsung terjadi ketika

melakukan aktifitas produksi, tanpa melihat faktor biaya lain seperti biaya

overhead pabrik. Harga produk yang terjadi pun hanya didapat dari

pengakumulasian biaya-biaya yang langsung terjadi dan harga ditentukan sesuai

berkembangnya harga di pasaran. Berdasarkan hasil penelitian dalam

menerapkan metode target costing pihak Usaha Winda dapat merencanakan

bagaimana mendesain ulang biaya sedemikian rupa mulai dari mengganti faktor-

faktor yang mempengaruhi tingginya biaya yang terjadi pada desain biaya produk

sebelumnya. Harga target yang dihitung dengan menggunakan informasi dari

pelanggan dan pesaing menjadi dasar untuk menghitung biaya target. Sehingga

dapat dijadikan tolak ukur dimana perusahaan dapat dengan mudah melihat

sejauh mana perusahaan menentukan standarisasi harga dan kualitas produk.

Melalui pengendalian biaya, penerapan target costing dilakukan dengan

mengidentifikasi berapa harga yang diinginkan pasar dan kemudian mendesain

produk yang bersedia dibayar oleh pasar tersebut. Dalam hal ini perusahaan

menetapkan harga jual yang terbaru dan masih berlaku pada pasar dari produk

tersebut, maka dari itu dengan metode target costing perusahaan akan dapat

lebih mudah untuk mencapai laba yang ditargetkan yaitu sebesar 30% dari setiap

satu unit produk yang dipasarkan.

Page 77: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

61

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan perhitungan, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan mengenai penerapan target costing,

menunjukkan bahwa penerapan target costing pada Usaha Dagang

Winda lebih efisien jika dibandingkan dengan yang dilakukan oleh

perusahaan selama ini, dan juga merupakan alternatif yang baik bagi

erusahaan untuk menekan biaya produksinya, dimana dengan penerapan

target costing, perusahaan dapat memperoleh penghematan biaya

sebesar 9% hingga 13% dari biaya yang dikeluarkan sebelum

menggunakan metode target costing.

2. Biaya produksi pembuatan lemari 2 pintu pada UD. Winda sebesar Rp.

971.620, sedangkan besarnya biaya produksi dengan menggunakan

metode Target Costing adalah Rp. 875.000. Biaya produksi pembuatan

lemari 3 pintu pada UD. Winda sebesar Rp. 1.209.119, sedangkan

besarnya biaya produksi dengan menggunakan metode Target Costing

adalah Rp. 1.050.000.

3. Penerapan metode target costing pada UD Winda dapat berperan

sebagai alat pengendalian biaya produksi. Hal ini ditunjukkan dengan

penurunan harga pokok produksi pembuatan Lemari dimana untuk

pembuatan lemari 2 pintu diperoleh penurunan sebesar Rp. 92.620 dan

untuk pembuatan lemari 3 pintu sebesar Rp. 159.119. Penurunan biaya

itu tidak mengubah kualitas hasil produksi dan memungkinkan

Page 78: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

63

peningkatan laba yang optimal dengan tetap mengacu pada harga jual

kompetitif di pasar.

B. Saran

1. Saran Untuk Pemilik Usaha

Untuk mencapai Target Costing yang diinginkan, maka disarankan untuk

mengontrol penggunaan bahan baku dan bahan baku pendukung dalam

proses produksi pembuatan lemari. Ini dilakukan untuk menghindari bahan

baku dan pendukung yang terbuang percuma.

2. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti berikutnya penulis menyarankan untuk lebih memvariasikan

variable-variabel yang dapat dihubungkan dengan penerapan metode target

costing dan juga menggunakan kedua metode pengendalian biaya yang

termasuk dalam teknik analisis target costing yaitu kaizen costing dan value

engineering, karena pada penelitian ini masih menggunakan variable-variabel

yang tidak jauh berbeda dari peneliti-peneliti sebelumnya serta hanya

menggunakan metode pengendalian biaya value engineering saja. Serta

mempersiapkan penelitian tersebut dengan seksama mulai dari lamanya

waktu penelitian hingga periode data yang diperoleh dari perusahaan agar

lebih akurat dalam mendapatkan hasil penelitian dari target costing secara

lebih mendalam.

Page 79: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

64

64

DAFTAR PUSTAKA Alimuddin. 2012. Analisis Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Penilaian

Efisiensi Produksi Semen Tonasa Kabupaten Pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Apriyanti , E. 2014. Penerapan Metode Target Costing Dalam Perhitungan

Harga Pokok Produksi PT. Semen Gresik (Persero). Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2012. Manajemen Biaya. Edisi 4. Salemba

Empat, Jakarta. Caroline, T. C. dan Wokas, H. R. N. 2016. Analisis Penerapan Target Costing

dan Activity-Based Costing Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya ProduksiI Pada UD. Bogor Bakery. Universitas Sam Ratulangi. Jurnal EMBA. Vol 4, No 1

Gerungan, Henri Paulus. 2013. “Pendekatan Target Costing Sebagai Alat

Penilaian Efisiensi Produksi Pada PT. Tropica Cocoprima”. Jurnal EMBA, Vol.1 No.3.

Hafid, C. 2017. Analisis Harga Pokok Produksi dan Penerapan Target Costing

Pada UD Wajuku Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Horngren at al. 2008. Akuntansi Biaya Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Krismiaji dan Aryani, Y. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Unit Penerbit dan

Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. Kusumadewi, F. 2012. Analisis Pendekatan Target Costing Sebagai Alat Untuk

Melakukan Efisiensi Produksi Pada Askha Jaya Lampung. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Lestari, W. 2015. Analisis Penerapan Target Costing Untuk Pengendalian Biaya

Service Pada CV. Mahakam Jaya Safety. Jurnal EMBA. Longdong, F. M. 2016. Penerapan Target Costing Dalam Perencanaan Biaya

Produksi Pada CV. Sinar Mandiri. Universitas Sam Ratulangi. Jurnal EMBA. Vol 4, No. 1

Lucky, Herdinasari Luvina. 2011. “Target Costing Dalam Perhitungan Harga

Pokok Produksi Pada Pembuatan Tikar Tenun CV. Elresas Di Lamongan”. Skripsi. Universitas Airlangga.

Malue, J. 2013. Analisis Penerapan Target Costing Sebagai Sistem

Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Celebes Mina Pratama, Manado. Universitas Sam Ratulangi. Jurnal EMBA 957. Vol.1, No.3.

Page 80: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

65

65

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta:UPP STIM YKPN. Rahmaji. 2013. Penerapan Activity-Based Costing System Untuk Menentukan

Harga Pokok Produksi Pada PT. Celebes Mina Pratama. Jurnal Emba Vol 1, No. 3

Rahmat, M. A. 2013. Penerapan Target Costing dalam Penentuan Tarif Kamar

untuk Mengoptimalkan Perencanaan Laba pada UB Hotel Malang. Jurnal EMBA. Vol 2, No 2

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:

Alfabeta. Supriyadi, H. 2013. Penerapan Target Costing dalam Upaya Pengurangan

Biaya Produksi Untuk Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada Usaha Dagang Eko Kusen). Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Hidayatullah Jakarta.

Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta

Pembuatan Keputusan. Edisi Kedua. BPEF, Yogyakarta.

Page 81: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

66

LAMPIRAN

Page 82: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan
Page 83: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

68

PEDOMAN WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR

A. IDENTITAS INFORMAN

Nama Informan : Dedy Akbar Herianto

Jenis kelamin : Laki-Laki

Usia : 23 Tahun

NIM : 105730492014

Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

PTS : Universitas Muhammadiyah Makassar

Judul Penelitian : Analisis Penerapan Target Costing Sebagai

Sistem Pengendalian Biaya Produksi Pada Produksi

Mebel Winda Di Malino Kabupaten Gowa Sulawesi

Selatan

B. PENDAHULUAN

1. Memperkenalkan diri.

2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat

penelitian dan menjelaskan bahwa kerahasiaan informan terjamin.

3. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara 20 menit

sampai 30 menit.

C. PERTANYAAN WAWANCARA

Setelah menyampaikan maksud dan tujuan, selanjutnya peneliti mewawancarai

informan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Siapa Nama Pemilik UD. Winda?

- H. Kamaruddin

2. Tahun berapa UD Winda Mulai Beroperasi atau menjalankan usahanya, dan

dimana lokasi pertama tempat usahanya?

- Tahun 2004, di Rumah Sendiri

3. Berapa orang tenaga kerjanya? Sebutkan nama dan tugas pokok masing-

masing.

Ada 5 orang karyawan

- Dg. Naba (Pembuatan Rangka)

Page 84: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

69

- Kadir (Pembuatan Rangka)

- Atong (Penyelesaian)

- Immang (Penyelesaian)

- Rizal (Penyelsaian)

4. Siapa yang berperan sebagai bendahara?

- Yang berperan sebagai bendahara adalah pemilik (H. Kamaruddin)

5. Berapa omset yang didapatkan dari usaha dagang tersebut dalam jangka

waktu satu tahun?

- Omset yang diperoleh selama setahun kurang lebih 100 – 120 Juta

tergantung banyaknya penjualan Lemari.

6. Apakah pernah mengalami penurunan omset di bulan atau tahun-tahun

sebelumnya?

- Pernah di tahun 2013 karna semakin banyaknya yang membuat usaha

sejenis

- Antara Bulan Januari – April (Musim Hujan)

7. Berapa persentase keuntungan yang diinginkan dari penjualan produk

tersebut?

- 30%

8. Metode apa yang biasa digunakan sebagai penentu biaya produksi untuk

menentukan harga jual ? Metode traditional cost atau cost-plus pricing

ataukah metode biaya standar ? Atau adakah metode yang lain

- Traditional Cost

9. Berapa jumlah jam kerja dalam sehari ?

- Jam kerja dimulai pukul 08.00 – 17.00 Wita

10. Mengenai biaya-biaya langsung:

a. Berapa total biaya bahan baku yang diperlukan dalam sebulan?

Rp. 8.000.000 sampai dengan Rp. 10.000.000

Page 85: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

70

b. Berapa biaya gaji tenaga kerja langsungnya dan bagaimana sistem

penggajiannya?

- Gaji karyawan sebesar Rp. 300.000 sampai dengan Rp. 500.000

(tergantung kerumitan lemari yang dikerjakan)

11. Mengenai biaya overhead pabrik:

a. Berapa biaya sewa bangunan, listrik, air, dan telpon?

- Biaya listrik pada UD Winda masih menyatu dengan biaya listrik rumah

sebesar Rp. 400.000 perbulan

- Biaya Telpon Rp. 100.000 perbulan

b. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan penjualan dan biaya

angkut pembelian?

- Biaya pengangkutan tergantung dari tempat pemasaran

Manipi : Rp. 200.000

Tombolo : Rp. 100.000

Sedangkan untuk angkut pembelian tergantung dari jarak pengantaran

12. Dari manakah bahan baku tersebut didapat?

- Bahan baku di dapatkan dari Takalar

Kayu Jati Putih dengan Harga Rp. 55.000 (Ukuran 4 Meter)

13. Seberapa luas jangkauan pasar dari Usaha Dagang WINDA?

Manipi, Tombolo dan Malino

14. Bagaimana proses produksi untuk produk kusen tersebut?

1. Pembuatan Rangka

2. Pembuatan kaki Mebel

3. Pembuatan Badan

4. Penyelesaian (Pernis, Cat dll)

Page 86: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

71

15. Berapa harga untuk mebel yang anda jual ?

- Harga Lemari

Lemari 2 Pintu Rp. 1.250.000

Lemari 3 Pintu Rp. 1.500.000

D. PENUTUP

1. Menyimpulkan hasil wawancara

2. Menyampaikan terima kasih

3. Mengakhiri wawancara.

Page 87: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan
Page 88: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

73

DOKUMENTASI

Page 89: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

74

Page 90: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

75

Page 91: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

76

PERHITUNGAN PRESENTASE LABA PERUSAHAAN

Rumus :

Presentase laba =

x 100 %

1. Lemari 2 pintu

Presentase laba =

x 100 %

=

x 100 %

= 28,65 %

2. Lemari 3 pintu

Presentase laba =

x 100 %

=

x 100 %

= 24,05 %

Page 92: SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI …costing dengan standar biaya produksi perusahaan mengenai pelaksanaan target costing jauh lebih efisien, dimana dengan penerapan

77

PERHITUNGAN PRESENTASE LABA DENGAN TARGET COSTING

Rumus :

Presentase laba =

x 100 %

1. Lemari 2 pintu

Presentase laba =

x 100 %

=

x 100 %

= 42,85 %

2. Lemari 3 pintu

Presentase laba =

x 100 %

=

x 100 %

= 42,85 %