Upload
trantu
View
252
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
ANALISIS KINERJA MANAJEMEN
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SWASTA
SE-KABUPATEN KENDAL
Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Yuli Wulandari
3301404118
Pendidikan Akuntansi S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian skripsi pada
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs.Tarsis Tarmudji, M.M Drs Sukardi Ikhsan, M.Si
NIP 130529513 NIP 130515747
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Amir Mahmud, S.Pd, M.Si
N I P. 132205936
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs. Fachrurrozie, M.Si NIP 131813667
Anggota I Anggota II
Drs. Tarsis Tarmudji, M.M Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si NIP 130529513 NIP 130515747
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP. 131658236
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan karena jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Yuli Wulandari
NIM 3301404118
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
• ALLAH tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’d,11).
• Tenaga dikerahkan, pikiran dikeluarkan dan sejumlah materi berupa uang dihabiskan,
suka dan duka, pahit dan getir merupakan serentetan perasaan yang menjadi bagian
yang tak terpisahkan dalam menggapai kesuksesan.
• Yakinlah sesungguhnya ALLAH SWT senantiasa bersama orang-orang yang sabar
(Qs: Al Baqoroh 153)
Persembahan:
Dengan tanpa mengurangi rasa syukurku pada ALLAH SWT,
kupersembahkan karya kecilku ini dengan penuh cinta dan ketulusan
untuk :
♥ Bapak dan ibuku tersayang, terimakasih atas segala do’a dan
pengorbanannya selama ini. Semoga Allah memberikan berkah
untuk keluarga kita. Amin.
♥ Adikku “thole”, Mak’e dan Mbah War (Alm) atas dukungannya
♥ Teman-temanku dewi,, pujong, mami, mak’e, sri & firli, moga
persahabatan kita selalu menjadikan kita untuk lebih dewasa
♥ Teman-teman pendidikan akuntansi 2004
♥ Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat,
berkah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Kinerja Manajemen Sekolah Menengah Atas (SMA) Swsata se-
Kabupaten Kendal”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik dan
selesai tepat waktu tanpa adanya dukungan dan batuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, rasa terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Drs.H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi
3. Amir Mahmud, S.Pd, M.Si. Ketua Jurusan Akuntansi yang telah memberikan
surat ijin penelitian.
4. Drs. Tarsis Tarmudji, M. M Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
5. Drs. Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
6. Kepala sekolah SMA swasta di Kabupaten Kendal yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Guru-guru di SMA swasta di Kabupaten Kendal yang telah bersedia
membantu penulis dalam mengisi angket penelitian.
8. Ibu, bapak, adikku, mak’e beserta keluarga besarku atas do’a dan
dukungannya.
vii
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amal
baik, serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah Yang Maha Pemurah. Pada
akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Semarang, 2009
Penulis
viii
SARI Wulandari, Yuli. 2009. Analisis Kinerja Manajemen Sekolah Menengah Atas
(SMA) Swasta se-Kabupaten Kendal. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Tarsis Tarmudji, Pembimbing II: Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si
Kata Kunci: Analisis, Kinerja Manajemen Sekolah
Perkembangan dan perubahan secara terus menerus menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk manajemen berbasis sekolah (MBS) untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menjawab tantangan perubahan-perubahan jaman. Di sekolah swasta masih banyak dijumpai guru yang mengampu lebih dari satu mata pelajaran, input yang masih rendah, output yang belum mencapai 100%, sarana dan prasarana yang terbatas dan masalah sumber dana yang rendah menjadikan sekolah khususya kepala sekolah harus mampu mewujudkan mutu pendidikan dengan memadukan semua komponen-komponen manajemen. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini (1) Bagaimanakah kinerja manajemen SMA swasta se-Kabupaten Kendal? (2) Adakah perbedan kinerja manajemen sekolah antara sekolah akreditasi A, B dan C? Tujuan dari penelitian ini (1) Mengetahui bagaimanakah kinerja manajemen SMA swasta se-Kabupaten Kendal? (2) Mengetahui ada tidaknya perbedan kinerja manajemen sekolah antara sekolah akreditasi A, B dan C?
Populasi dalam penelitian ini adalah semua SMA swasta di Kabupaten Kendal yang berjumlah 14 sekolah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini antara lain kepemimpinan kepala sekolah, manajemen kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, sarana prasarana, keuangan, hubungan masyarakat, dan layanan khusus. Alat pengumpul data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, dan kuesioner (angket). Uji validitas menggunakan rumus product moment, dan reliabilitasnya menggunakan rumus alpha. Data-data yang telah terkumpul dianalisis menggunkan analisis data interpretasi skor dan uji anova.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah secara keseluruhan kinerja manajemen SMA dengan akreditasi A dan B tergolong dalam kategori sangat optimal atau sangat tinggi, sedangkan SMA dengan akreditasi C secara keseluruhan kinerja manajemennya tergolong dalam kategori optimal. Sekolah akreditasi A mempunyai kinerja manajemen yang lebih unggul daripada sekolah akreditasi B dan C. Sekolah swasta mempunyai kelemahan dan perbedaan pada tiap-tiap komponen manajemen sekolah, perbedaan yang mencolok terlihat pada aspek kesiswaan (input dan output). Dimana sekolah A lebih tinggi daripada B dan C. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan yaitu pelaksanaan manajemen di SMA secara keseluruhan sudah berjalan cukup baik. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sekolah, sehingga dapat mewujudkan manajemen sekolah yang efektif dan efisien serta dapat meningkatkan mutu sekolah.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING -------------------------------------------- ii
PEGESAHAN KELULUSAN ------------------------------------------------ iii
PERNYATAAN ----------------------------------------------------------------- iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ---------------------------------------------- v
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------- vi
SARI ------------------------------------------------------------------------------- viii
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------- x
DAFTAR TABEL --------------------------------------------------------------- xiii
DAFTAR GAMBAR ----------------------------------------------------------- xvi
DAFTAR LAMPIRAN --------------------------------------------------------- xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ---------------------------------------------------------- 1
1.2. Perumusan masalah ----------------------------------------------------- 7
1.3. Tujuan -------------------------------------------------------------------- 7
1.4. Manfaat ------------------------------------------------------------------ 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Manajemen -------------------------------------------------------------- 8
2.2. Manajemen Sekolah ---------------------------------------------------- 9
2.2.1. Pengertian Manajemen Sekolah ---------------------------------- 9
2.2.2. Tujuan Manajemen Sekolah -------------------------------------- 11
x
2.2.3. Fungsi-Fungsi Manajemen Sekolah ----------------------------- 12
2.2.4. Prinsip-Prinsip Manajemen Sekolah ----------------------------- 14
2.2.5. Komponen-Komponen Manajemen Sekolah ------------------- 15
2.3. Kinerja ------------------------------------------------------------------- 40
2.3.1. Pengertian Kinerja ------------------------------------------------- 40
2.3.2. Unsur Kinerja ------------------------------------------------------ 41
2.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ------------------- 42
2.4. Kinerja Sekolah --------------------------------------------------------- 42
2.5. Ukuran Keberhasilan Kinerja Sekolah ------------------------------- 44
2.6. Manajemen Sekolah Menengah Atas (SMA) ------------------------ 45
2.7. Kajian Tentang Penelitian Terdahulu --------------------------------- 48
2.8. Kerangka Berpikir ------------------------------------------------------ 52
2.9. Hipotesis ----------------------------------------------------------------- 58
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel---------------------------------------------------- 59
3.1.1. Populasi ------------------------------------------------------------- 59
3.1.2. Sampel -------------------------------------------------------------- 60
3.2. Variabel ------------------------------------------------------------------ 60
3.3. Metode Pengumpulan Data -------------------------------------------- 63
3.3.1. Metode Dokumentasi ---------------------------------------------- 64
3.3.2. Metode Angket ----------------------------------------------------- 64
3.4. Validitas dan Reliabilitas ---------------------------------------------- 67
3.4.1. Validitas ------------------------------------------------------------ 67
xi
3.4.2. Reliabilitas ---------------------------------------------------------- 70
3.5. Teknik Analisis Data --------------------------------------------------- 71
3.5.1. Analisis Data Dan Interpretasi Skor ----------------------------- 71
3.5.2. Anova -------------------------------------------------------------- 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian---------------------------------------------------------- 78
4.1.1. Deskripsi Latar Penelitian ---------------------------------------- 78
4.1.2. Analisis Deskriptif Variabel Dan Indikator Penelitian -------- 78
4.1.3. Anova -------------------------------------------------------------- 98
4.2. Pembahasan-------------------------------------------------------------- 99
4.2.1 Deskriptif kinerja dari masing-masing aspek manajemen ---- 99
4.2.2 Perbedaan dalam tiap aspek manajemen ----------------------- 106
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ----------------------------------------------------------------- 113
5.1.1 Deskriptif kinerja manajemen SMA swasta ------------------- 113
5.1.2 Perbedaan kinerja manajemen SMA swasta ------------------- 114
5.2. Saran---------------------------------------------------------------------- 116
DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------- 118
LAMPIRAN ---------------------------------------------------------------------- 119
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kompetensi kepala sekolah ----------------------------------------- 18
Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu------------------------------------------- 48
Tabel 3.1 Populasi penelitian -------------------------------------------------- 59
Tabel 3.2Variabel penelitian --------------------------------------------------- 61
Tabel 3.3 Kriteria penskoran --------------------------------------------------- 65
Tabel 3.4 Hasil analisis validitas angket -------------------------------------- 68
Tabel 3.5 Distribusi skor manajemen sekolah-------------------------------- 73
Tabel 3.6 Distribusi skor acuan manajemen sekolah ------------------------ 74
Tabel 3.7 Pengujian anova untuk menguji hipotesis k sampel ------------- 78
Tabel 4.1 Populasi penelitian -------------------------------------------------- 79
Tabel 4.2 Kepemimpinan kepala sekolah akreditasi A ---------------------- 80
Tabel 4.3 Kepemimpinan kepala sekolah akreditasi B ---------------------- 81
Tabel 4.4Kepemimpinan kepala sekolah akreditasi C----------------------- 81
Tabel 4.5 Manajemen kurikulumsekolah akreditasi A ---------------------- 82
Tabel 4.6 Manajemen kurikulumsekolah akreditasi B ---------------------- 83
Tabel 4.7 Manajemen kurikulumsekolah akreditasi C ---------------------- 84
Tabel 4.8 Manajemen tenaga kependidikan sekolah akreditasi A --------- 85
Tabel 4.9 Manajemen tenaga kependidikan sekolah akreditasi B --------- 86
Tabel 4.10 Manajemen tenaga kependidikan sekolah akreditasi C -------- 86
Tabel 4.11 Manajemen kesiswaan sekolah akreditasi A -------------------- 87
Tabel 4.12 Manajemen kesiswaan sekolah akreditasi B -------------------- 88
Tabel 4.13 Manajemen kesiswaan sekolah akreditasi C -------------------- 89
Tabel 4.14 Manajemen keuangan dan pembiayaan sekolah akreditasi A - 90
Tabel 4.15 Manajemen keuangan dan pembiayaan sekolah akreditasi B - 91
Tabel 4.16 Manajemen keuangan dan pembiayaan sekolah akreditasi C - 91
Tabel 4.17 Manajemen sarana prasarana sekolah akreditasi A ------------- 92
Tabel 4.18 Manajemen sarana prasarana sekolah akreditasi B ------------- 93
Tabel 4.19 Manajemen sarana prasarana sekolah akreditasi C ------------- 93
Tabel 4.20 Manajemen hubungan masyarakat sekolah akreditasi A ------ 94
xiii
Tabel 4.21 Manajemen hubungan masyarakat sekolah akreditasi B------- 94
Tabel 4.22 Manajemen hubungan masyarakat sekolah akreditasi C------- 95
Tabel 4.23 Manajemen layanan khusus sekolah akreditasi A -------------- 96
Tabel 4.24 Manajemen layanan khusus sekolah akreditasi B -------------- 97
Tabel 4.25 Manajemen layanan khusus sekolah akreditasi C -------------- 97
Tabel 4.26 Rekapitulasi hasil penelitian -------------------------------------- 98
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ----------------------------------------------- 57
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen --------------------------------------------- 120
Lampiran 2 Instrumen -------------------------------------------------------- 126
Lampiran 3 Validitas Dan Reliabilitas -------------------------------------- 133
Lampiran 4 Rekapitulasi Masing-Masing Sekolah ------------------------ 142
Lampiran 5 Output anova ---------------------------------------------------- 170
Lampiran 6 Output Uji Normalitas Dan Homogenitas -------------------- 171
Lampiran 7 Daftar Sekolah Kab. Kendal ----------------------------------- 172
Lampiran 8 Profil Sekolah --------------------------------------------------- 177
Lampiran 9 Surat Penelitian -------------------------------------------------- 205
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberi peluang bagi kepala
sekolah, guru, dan peserta didik untuk melaksanakan inovasi dan improvisasi di
sekolah berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan
sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas dan profesionalisme yang
dimiliki. Dengan demikian, sekolah dapat meningkatkan kemandirian disegala
bidang untuk lebih meningkatkan layanan dan mutu pendidikan. Untuk
mewujudkan mutu pendidikan maka diperlukan keterpaduan dari semua
komponen pendidikan yang saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut
antara lain meliputi personel sekolah, peserta didik, kurikulum, sarana dan
prasarana, keuangan dan pembiayaan, hubungan dengan masyarakat, dan adanya
layanan khusus. Suatu satuan pendidikan akan dapat mencapai tujuannya apabila
para personelnya dapat membangun jalinan kerjasama demi terwujudnya visi dan
misi sekolah yaitu meningkatkan kualitas peserta didik.
Penelitian Helmi Abbas, S.Pd yang berjudul “Manajemen Peningkatan
Mutu Barbasis Sekolah (MPMBS) dan Kemungkinan Penerapannya”,
menyebutkan bahwa, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah ditandai
dengan adanya otonomi sekolah dan partisipasi masyarakat tanpa mengabaikan
kebijaksanaan nasional dengan harapan kemandirian sekolah, partisipasi orang tua
dan masyarakat, efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Sedikitnya terdapat
2
tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik dalam rangka
manajemen berbasis sekolah, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga
kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan,
pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan
khusus lembaga pendidikan. Komponen manajemen sekolah tersebut akan
dikendalikan oleh pimpinan sekolah, dalam hal ini adalah peranan kepemimpinan
kepala sekolah.
Di Kabupaten Kendal terdapat 14 SMA swasta. Dalam penelitian ini
sekolah dikelompokkan berdasarkan tingkat akreditasi, yaitu sekolah dengan
akreditasi A, B dan C, perbedaan tersebut sebagai dasar bagi peneliti untuk lebih
dalam mengenai kinerja manajemennya, dengan akreditasi yang berbeda, tentunya
menunjukkan kinerja manajemen yang berbeda pula.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2009 ,
rata-rata SMA swasta di Kabupaten Kendal memiliki visi dan misi yang berbeda.
Namun masing-masing mempunyai sasaran yang sama yaitu untuk meningkatkan
kualitas peserta didik. Dalam bidang kurikulum, sekolah sudah menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sesuai dengan Permendiknas
tahun 2007 No. 19. Namun dalam pelaksanaannya belum bisa berjalan secara
efektif dan masih banyak yang harus dibenahi dalam mengimplementasikannya.
Dalam kegiatan belajar mengajar masih banyak dijumpai guru yang mengajar
secara monoton/ tidak adanya variasi metode mengajar sehingga murid kurang
mengikuti pelajaran dengan baik. Dalam bidang akademik, berdasarkan data
tentang perkembangan nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) dari tahun pelajaran
3
2004/2005 s/d 2007/2008, SMA di Kab. Kendal mengalami penurunan (Sumber:
Dikpora Kab. Kendal 2007/2008, lampiran 8 ).
Dalam manajemen tenaga kependidikan, khususnya kepala sekolah rata-
rata sudah lulus S1. Sedangkan untuk tenaga pendidik terdiri dari guru tetap
yayasan (GTY), guru tidak tetap (GTT), guru bantu (GB), dan guru honorer
(GH). Di sekolah swasta masih ada sebagian guru yang mengampu lebih dari satu
mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Dengan
pertimbangan bahwa SMA swasta melakukan kebijakan ini karena terkait dengan
kemampuan sekolah dalam membayar gaji guru, dan dengan kebijakan tersebut
diharapkan bisa menghemat pengeluaran untuk gaji guru dibandingkan harus
menambah tenaga guru baru. Tenaga laboran dan pustakawan yang ada belum
mempunyai latar belakang yang sama dengan tugas dan tanggungjawabnya.
Dalam bidang kesiswaan, khususnya input sekolah berasal dari SMP
ataupun MTS. Dari aspek input (pemerimaan siswa), sekolah tidak mematok
standar nilai, tetapi hanya mengacu pada kelulusan. Hal ini terjadi karena mereka
yang mendaftar di SMA swasta adalah mereka yang tidak diterima di sekolah
negeri dan menempatkan sekolah swasta pada alternatif kedua. Apalagi pada saat
seperti sekarang ini jumlah penerimaan siswanya relatif menurun apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan sumber data keiswaan
SMA Muh I Weleri, rencana penerimaan di sebesar 170, namun jumlah pendaftar
yang diterima hanya 139. Sehingga ini menjadi tantangan bagi sekolah untuk
dapat meningkatkan kinerjanya agar inputnya tidak mengalami penurunan lagi.
4
Apabila dilihat dari aspek tingkat kelulusan, rata-rata SMA swasta masih banyak
yang dibawah 100% (Sumber: Dikpora Kab. Kendal 2007/2008, lampiran 8).
Sekolah sebagai sistem, seharusnya mengahasilkan output yang dapat
dijamin kepastiannya. Apabila ditinjau dari sudut lulusan, output lulusan adalah
lulusan yang berguna bagi kehidupan, yaitu lulusan yang bermanfaat bagi dirinya,
keluarganya, dan lingkungannya. Artinya lulusan ini mencakup juga outcome
yaitu hasil dari investasi pendidikan yang selama ini dijalani siswa untuk menjadi
suatu yang berguna dan bermanfaat. Secara kasat mata, outcome pendidikan
sekolah dasar dan menengah adalah siswa dapat melanjutkan pendidikannya ke
jenjang lebih tinggi (Komariah, 2005: 6).
Manajemen keuangan dan pembiayaan SMA swasta memiliki Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Sumber dana sekolah
swasta berasal dari swadaya BP3, swadaya komite, uang pembangunan siswa dan
bantuan dari yayasan yang menaungi sekolah tersebut. Penggunaan sumber dana
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
Dalam hal sarana dan prasarana, sekolah swasta sudah cukup lengkap,
namun kadang jumlahnya relatif masih sedikit. Dalam manajemen sarana
prasarana ini terdapat buku inventarisasi yang tersusun secara lengkap dan
sistematik. Pelaporannya dilakukan secara periodik setiap tahunnya. Akan tetapi
penambahan sarana prasarananya tidak dapat dilaksanakan secara maksimal
karena keterbatasan dana.
Untuk manajemen hubungan dengan masyarakat, sekolah melakukan
kegiatan yang melibatkan pihak yayasan, partisipasi masyarakat sekitar, komite
5
sekolah maupun dengan wali murid. Dalam manajemen layanan khusus, meliputi
manajemen perpustakan, kesehatan dan keamanan. Rata-rata perpustakaan yang
ada sudah cukup lengkap, namun jumlahnya masih relatif sedikit. Untuk layanan
kesehatan, rata-rata sekolah swasta sudah memiliki UKS. Disamping itu, sekolah
juga menyediakan layanan keamanan, akan tetapi banyak sekolah yang belum
mempunyai petugas keamanan khusus (security). Kebanyakan tugas keamanan
dirangkap oleh tukang kebun sekolah.
Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pola manajemen
sekolah antara lain penelitian Retnoning (2006) yang berjudul “Implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SLTPN 2 Klaten”, menyimpulkan bahwa,
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SLTPN 2 Klaten sudah baik.
Sekolah mengimplementasikan komponen manajemen sekolah secara optimal.
Dari penelitian tersebut disimpulkan, untuk mengetahui sekolah mempunyai
kualitas kinerja manajemen, bisa diketahui melalui indikator implementasi
komponen-komponen manajemen sekolahnya.
Penelitian oleh Gregg Steward Rowland yang berjudul “The management
of school based staff development in Australia secondary school” menjelaskan
bahwa Pelaksanaan MBS di Australia optimal dan memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap sekolah menengah, namun output belum optimal, karena
dipengaruhi beberapa aspek komponen manajemen yang kurang dikembangkan
secara optimal, antara lain: kepemimpinan kepala sekolah, kesiswaan, tenaga
kependidikan dan peran serta masyarakat.
6
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efesien, kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan, kepemimpinan, perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dalam pendidikan. Kepemimpinan merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam MBS. Dalin, Carron dan Chau dalam Suparlan (2007)
menjelaskan bahwa kualitas pendidikan lebih ditentukan oleh cara sekolah
mengelola sumber daya ketimbang oleh ketersediaan sumber dayanya sendiri.
Selain itu yang mempengaruhi kualitas pendidikan adalah kemampuan kepala
sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan MBS
adalah segala usaha yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala
sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Implementasi manajemen sekolah
bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien maka mutu lulusan (output) juga akan
tinggi, dengan kata lain kinerja manajemen sekolah akan sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu sekolah untuk mencetak lulusan yang berkualitas.
Berdasarkan uraian diatas dan merujuk pada penelitian terdahulu, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang manajemen berbasis sekolah
di SMA swasta. Terlebih belum pernah ada penelitian tentang MBS di SMA
swasta di Kabupaten Kendal. Penelitian ini diberi judul ”Analisis Kinerja
Manajemen Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta se-Kabupaten Kendal”.
7
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang ingin penulis
teliti adalah:
1. Bagaimanakah kinerja manajemen SMA swasta se-Kabupaten Kendal?
2. Adakah perbedan kinerja manajemen sekolah antara sekolah akreditasi A, B
dan C?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja manajemen SMA swasta se-
Kabupaten Kendal.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedan kinerja manajemen sekolah antara
sekolah akreditasi A, B dan C.
1.4. Manfaat
1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
tentang manajemen berbasis sekolah
2. Bagi guru, dapat dijadikan landasan untuk menemukan langkah
penyempurnaan diri dalam rangka membantu kepala sekolah mengelola
pendidikan menengah
3. Bagi kepala sekolah, sebagai pedoman untuk menerapkan gaya
kepemimpinan yang akan dipergunakan di unit kerjanya dalam rangka
mengoptimalkan kompetensi kepemimpinannya
4. Bagi sekolah, dapat dijadikan acuan dalam mengoptimalkan sumber daya
yang dimilikinya
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Manajemen
Manajemen berasal dari kata ”managie” atau melatih dalam mengatur
langkah-langkah. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi.
Karena itu manajemen merupakan suatu sistem tingkah laku manusia yang
kooperatif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan
kepemimpinan yang teratur melalui usaha yang terus menerus dilandasi tindakan
yang rasional (Sagala, 2007: 50)
Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secaa sistematik, berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat atau seni
oleh Follet karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan
mengatur orang lain dalam menjalankan tugas sedangkan dikatakan sebagai
profesi karena manajemen dilandasi olah keahlian khusus untuk mencapai suatu
prestasi manajer dan para profsional dituntut oleh suatu kode etik.
Menurut G.R Terry dalam Sagala (2007: 52) manajeman adalah suatu
proses yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan, menyelasaikan sasaran yang
telah ditetapkan dengan menggunakan orang dan sumber-sumber daya lainnya.
James A.F Stoner mengatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pemberi pimpinan dan pengendalian dari suatu usaha dari
9
anggota organisasi yang penggunaan sumber-sumber daya organisatoris untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan Hadari Nawawi dalam Daryanto (1998: 10) mendefinisikan
manajemen sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian
usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara
berencana dan sistematik yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu,
terutama berupa lembaga pendidikan formal.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2. Manajemen sekolah
2.2.1. Pengertian manajemen sekolah
Penggunaan istilah manajemen sekolah dapat dipandang secara esensial
dari tiga pandang yaitu sebagai ilmu, seni, dan sebagai suatu proses kegiatan.
Dipandang sebagai ilmu karena memiliki metode dalam mempelajarinya, selain
itu juga memiliki sistematika baik didalam mempelajarinya maupun dalam
aplikasinya. Sebagai seni, lebih ditekankan pada bagaimana seorang manajer
dapat mempengaruhi dan mengajak orang lain untuk bersama-sama
menyelesaikan suatu proses kegiatan maka setiap orang yang terlibat dalam proses
kerjasama dalam bidang persekolahan harus dapat melaksanakan tugasnya sesuai
dengan fungsi dan perannya secara professional, contohnya guru dapat mengajar
dengan baik, siswa dapat belajar dengan baik dan kepala sekolah jadi pemimpin
yang bijak (Suprihatin, 2004: 2-3).
10
Menurut Sagala (2007: 55) manajemen sekolah merupakan proses
pendayagunaan sumber daya sekolah melalui kegiatan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian secara lebih efektif dan efisien
dengan segala aspeknya dengan menggunakan semua potensi yang tersedia agar
tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta produktivitas sekolah
yang bermutu. Setiap sekolah melaksanakan manajemen peningkatan mutu
dengan langkah (1) merumuskan visi, misi, tujuan, dan target peningkatan mutu
secara berkelanjutan, (2) menyusun perencanaan sekolah menggunakan model
perencanaan strategik, (3) melaksanakan program sekolah sesuai formulasi
perencanaan, (4) melakukan evaluasi secara terus-menerus terhadap program kerja
yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat efesiensidan efektivitas serta kualitas
penyelenggaraan program sekolah, (5) menyusun laporan kemajuan sekolah dan
melaporkannya kepada orang tua siswa kemajuan hasil belajar anak-anaknya di
sekolah, melaporkan kemajuan sekolah kepada masyarakat dan stakeholders
sekolah serta pemerintah daerah, dan (6) merumuskan program baru sebagai hasil
evaluasi program sekolah dan kelanjutan dari program yang telah dilaksanakan
menggunakan perencanaan strategic sekolah.
Manajemen yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan
alternatif yang paling tepat untuk mewujudkan sekolah yang mandiri dan
memiliki keunggulan tinggi. Pemberdayaan adalah memberikan otonomi yang
lebih luas dalam memecahkan masalah di sekolah. Oleh karena itu diperlukan
suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen pendidikan dengan prinsip
11
memberikan kewenangan mengelola dan mengambil keputusan sesuai tuntutan
dan kebutuhan sekolah.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa manajeman
sekolah adalah merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka
peningkatan mutu dengan memberikan kewenangan kepada sekolah sesuai
kebutuhan sekolah.
2.2.2. Tujuan manajemen sekolah
Pada hakekatnya tujuan manajemen sekolah tidak dapat terlepas dari
tujuan sekolah sebagai suatu organisasi. Sekolah sebagai organisasi memiliki
tujuan yang ingin dicapai yang disebut tujuan institusional umum dan institusional
khusus.
Tujuan institusional umum mengacu pada jenjeng dan jenis pendidikan.
Tujuan institusional khusus adalah (1) pada setiap jenis dan jenjang pendidikan
terjadi adanya efektivitas produksi, para lulusannya dapat melanjutkan pada
jenjang pendidikan diatasnya, dapat bekerja sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilannya, (2) tercapainya efisiensi penggunaan sumber daya dan dana,
tidak terjadi pemborosan baik waktu, tenaga maupun uang dan lain-lain, (3) para
lulusannya mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan di masyarakat dan (4)
terciptanya kepuasan kerja pada setiap anggota warga sekolah (Suprihatin, 2004:
3-5)
12
2.2.3. Fungís-fungsi manajemen sekolah
a. Fungsi perencanaan
Perencanaan mengutamakan kontinuitas program sebagai lanjutan bagi
terciptanya stabilitas kegiatan belajar mengajar disekolah. Sekolah harus membuat
rencana jangka pendek pada setiap semester dan tahunan, karena kegiatannya
selalu berubah. Perencanan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai,
bagaimana mencapai, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut, berapa orang personal yang diperlukan dan berapa banyak biayanya.
Tujuan perencanaan sekolah membantu sekolah menjelaskan pengelolaan sekolah
sekarang dan masa yang akan datang, mendorong dan mendukung partisipasi
masyarakat, mendorong adanya keputusan-keputusan tingkat sekolah dan
mendorong tercapai ketentuan dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
b. Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian sekolah adalah tingkat kemampuan kepala sekolah
bersama guru, tenaga kependidikan dan personal lainnya di sekolah melakukan
semua kegiatan manajerial untuk mewujudkan hasil yang direncanakan dengan
menentukan sasaran, struktur tugas, wewenang dan tanggungjawab, fungsi-fungsi
setiap personal secara proporsional sesuai tugas pokok dan fungsinya sehingga
terlaksananya sesuai tugas pada berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian juga
menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber
daya sekolah yang lebih proposional.
13
c. Fungsi penggerakan
Menggerakkan dalam organisasi sekolah adalah merangsang guru dan
personal sekolah lainnya melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan
yang baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat. Dalam melaksanakan
fungsi penggerakan kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan
guru, tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur
mempelajari seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat
meningkatkan mutu sekolah.
d. Fungsi pengkoordinasian
Koordinasi dalam operasionalnya mengerjakan unit-unit, orang-orang,
lalulintas informasi dan pengawasan sefektif mungkin, semuanya seimbang dan
selaras dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pembagian kerja dan
spesifikasi atas dasar tanggungjawab profesionalnya masing-masing berjalan
menuju ke satu titik tercapainya tujuan pendidikan. Koordinasi yang baik akan
berhasil dengan syarat (1) pembagian kerja yang jelas dalam organisasi sekolah,
(2) membangun semangat kerjasama yang besar diantara kepala sekolah, guru,
konselor, tenaga perencana, ahli kurikulum, supervisor dan petugas sekolah
lainnya dan adanya organisasi informil yang sehat dalam tubuh organisasi yang
bersangkutan, (3) tersedianya fasilitas kerja dan kontak hubungan yang cukup
lancar bagi semua pihak dalam organisasi dan (4) memulai tahapan suatu kegiatan
dengan benar dan mempertahankan kualitas pekerjaan sebagai proses yang
kontinu.
14
e. Fungsi pengarahan
Pengarahan dilakukan agar kegiatan dilakukan bersama tetap melalui jalur
yang telah ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan
kerjadinya pemborosan. Secara operasional pengarahan dapat dipahami sebagai
pemberian petunjuk bagaimana tugas-tugas harus dilaksanakan, memberikan
bimbingan selanjutya dalam rangka perbaikan cara-cara bekerja, mengadakan
pengawasan terhadap pelaksanaan instruksi-instruksi yang diberikan agar tidak
menyimpang dari arah yang ditetapkan, menghindarkan kesalahan yang
diperkirakan dapat timbul dalam pekerjaan tersebut.
f. Fungsi pengawasan
Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realitas
perilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai
yang dikehendaki, kemuduan dari hasil pengawasan apakah dilakukan perbaikan.
Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai rencana yang
dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
(Sagala, 2007: 56-65)
2.2.4. Prinsip-prinsip manajemen sekolah
Yang dimaksud dengan prinsip (dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia)
hádala dasar, azas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak).
Dalam pengelolaan sekolah agar dapat mencapai tujuan sekolah dengan baik,
maka perlu mandasarkan pada prinsip-prinsip manajemen sebagai berikut:
a. Prinsip efisiensi yakni dengan menggunakan modal yang sedikit dapat
menghasilkan hasil yang optimal.
15
b. Prinsip efectivitas yakni ketercapaian sasaran sesuai tujuan yang diharapkan
c. Prinsip pengelolaan yakni seorang manager harus melakukan pengelolaan
sumber-sumber daya yang ada
d. Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan yakni seorang manager harus
mengutamakan tugas-tugas pokoknya. Tugas-tugas yang bersifat operatif
hendaknya dilimpahkan pada orang lain secara proporsional.
e. Prinsip kerjasama yakni seorang manager hendaknya dapat membangun
kerjasama yang baik secara vertikal maupun horizontal
f. Prinsip kepemimpinan yang efektif yakni bagaimana seorang manager dapat
memberi pengaruh, ajakan pada orang lain untuk pencapaian tujuan
bersama.
2.2.5. Komponen-komponen manajemen sekolah
Hadari Nawawi dalam Daryanto (2007: 27) menyebutkan bahwa komponen
manajemen sekolah meliputi bidang-bidang kegiatan (1) manajemen administrasif
yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam
organisasi atau kelompok kerjasama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai dan (2) manajemen operatif yakni kegiatan-
kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan
pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing setiap orang melaksanakan
dengan tepat dan benar.
Dalam buku ”Pedoman Umum Menyelesaikan Administrasi Sekolah
Menengah” disebutkan bahwa komponen manajemen sekolah meliputi
administrasi program pengajaran, administrasi murid atau siswa, administrasi
16
kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi perlengkapan surat menyurat,
administrasi perpustakaan pembinaan, dan administrasi hubungan sekolah dengan
masyarakat (Sagala, 2007: 26-27)
Sementara Mulyasa (2002: 39) menyebutkan sedikitnya ada tujuh komponen
manajeman sekolah diantaranya adalah kurikulum dan program pengajaran,
tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan,
pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan
khusus lembaga pendidikan. Komponen-komponen manajemen sekolah tersebut
akan dikendalikan oleh pimpinan sekolah, yaitu kepala sekolah.
a. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Menurut Suprihatin (2004: 61) kepemimpinan atau leadership termasuk
ilmu terapan atau “applied science”, dari ilmu ilmu-ilmu social, sebab prinsip-
prinsip, rumus-rumus serta dalil-dalilnya bermanfaat dalam meningkatkan
kesejahteraan kehidupan manusia. Kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi
disekolah. Pola kepemimpinannya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan
terhadap kemajuan sekolah.
Menurut Sergiovanni dalam Sagala (2007: 88), kualitas pendidikan yang
diterima disekolah akan menghasilkan kualitas belajar sebagai produk dari
keefektifan manajerial kepala sekolah, yang didukung oleh guru dan staff lainnya
sebagai cerminan keefektifan dan keberhasilan sekolah. Dalam prakteknya kepala
sekolah harus memberikan pelayanan yang optimal mengenai kebutuhan tugas
kepada guru dan personel sekolah lainnya. Jika kepala sekolah memberikan
17
pelayanan yang memadai kepada seluruh personel sekolah, maka mereka juga
memberikan pelayanan yang optimal dalam memberikan layanan belajar.
Kepala sekolah termasuk pemimpin akademik, adalah pemain alam yang
berangkat dari masing-masing latar pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman.
Karena itu kepemimpinan kepala sekolah harus memiliki jiwa entrepreneurship,
konsep kelembagaan, dan visioner. Setiap kepala sekolah membawa pengaruh
besar terhadap pengajaran untuk kebaikan atau keburukan. Kepala sekolah
memerlukan instrumen yang mampu menjelaskan berbagai aspek lingkungan
sekolah dan kinerjanya dalam memantau perjalanan kearah masa depan yang
menjanjikan.
Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola
sekolah, menurut Permendiknas No.13 Tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah, maka kepala sekolah harus memiliki beberapa kualifikasi dan
kompetensi yang harus dipenuhi, kualifikasi dan kompetensi tersebut adalah
sebagai berikut:
A. Kualifikasi
1. Kualifikasi Umum
a. Memilki kualitas akademik sarjana (SI) atau diploma empat (D IV)
kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56
tahun.
18
c. Memilki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga berwenang
2. Kualifikasi Khusus
Kualifikasi khusus bagi kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
adalah sebagai berikut:
a. Berstatus sebagai guru SMA/MA.
b. Memilki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA.
c. Memilki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan oleh pemerintah.
B. Kompetensi
Seorang kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi yang terdiri dari
kompetensi keoribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial.
Kompetensi-kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kompetensi-kompetensi kepala sekolah
Dimensi kompetensi Kompetensi
1. Kepribadian
a. berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi
akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi
komunitas dimadrasah/SMA.
b. memilki integritas kepribadian sebagai pemimpin
c. memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri
19
2. Manajerial
Sebagai Kepala Madrasah/ SMA.
d. Bersikap Terbuka Dalam Melaksanakan Tugas Pokok Dan
Fungsinya
e. Mengendalikan Diri Dalam Menghadapi Masalah Dalam
Pekerjaan Sebagai Kepala Madrasah/SMA.
f. Memilki Bakat Dan Minat Jabatan Sebagai Pemimpin
Pendidikan
a. Menyusun Perencanaan Madrasah/SMA Untuk Berbagai
Tingkatan Perencanaan.
b. Mengembangkan Organisasi Madrasah/SMA Sesuai
Dengan Kebutuhan
c. Memimpin Madrasah/SMA Dalam Rangka
Pendayagunaan Sumber Daya Madrasah Secara Optimal
d. Mengelola Perubahan Dan Pengembangan Madrasah
Menuju Organisasi Pembelajar Yang Efektif
e. Menciptakan Budaya Dan Iklim Madrasah/SMA Yang
Kondusif Dan Inovatif Bagi Pembelajaran Peserta Didik.
f. Mengelola Guru Dan Staf Dalam Rangka Pendayagunaan
Sumber Daya Manusia Secara Optimal
g. Mengelola Sarana Prasarana Madrasah/SMA dalam
Rangka Pendayagunaan Secara Optimal.
h. Mengelola Hubungan Madrasah/SMA Dan Masyarakat
Dalam Rangka Pencarian Dukungan Ide, Sumber Belajar,
20
Dan Pembiayaan Madrasah.
i. Mengelola Peserta Didik Dalam Rangka Penerimaan
Peserta Didik Baru, Dan Penempatan Dan Pengembangan
Kapasitas Peserta Didik.
j. Mengelola Pengembangan Kurikulum Dan Kegiatan
Pembelajaran Sesuai Dengan Arah Dan Tujuan
Pendidikan Nasional.
k. Mengelola Keuangan Madrasah/SMA Sesuai Prinsip
Pengelolaan Yang Akuntabel, Transparan, Dan Efisien.
l. Mengelola Ketata Usahaan Madrasah/SMA Dalam
Mendukukng Pencapaian Tujuan Madrasah.
m. Mengelola unit layanan khusus madrasah/SMA dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta
didik dimadrasah.
n. Mengelola sistem informasi madrasah/SMA dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan
o. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen
madrasah/SMA
p. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan madrasah/SMA dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.
21
3. Kewirausahaan
4. Supervisi
5. Sosial
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
madrasah/SMA.
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
madrasah/SMA sebagai organisasi pembelajar yang
efektif.
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin madrasah/SMA.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi madrasah/SMA.
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi jasa madrasah sebagai sumber belajar peserta
didik.
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil observasi akademik terhadap guru
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
madrasah/SMA
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang/ kelompok lain.
22
b. Manajemen kurikulum dan program pengajaran
Menurut Suprihatin (2004: 22) ada beberapa pengertian mengenai
kurikulum. Kurikulum berasal dari kata ”curere” yang dikatabendakan menjadi
”curiculum” (kurikulum) yang secara epitomologi dapat diartikan antara lain:
1. Jarak yang ditempuh pelari atau kereta lomba
2. Pacuan, lomba berkereta, lari cepat
3. Perjalanan tanpa berhenti (satu kali perjalanan)
4. Peredaran waktu
5. Kereta untuk lomba
6. Jalan kehidupan
Kurikulum kemudian digunakan dalam dunia pendidikan dan diberi arti:
1. Secara tradisional
a. Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
b. Suatu bahan pelajaran tentang yang dipelajari oleh anak
c. Sesuatu yang diharapkan dipelajari anak disekolah
d. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dikuasai untuk
mencapai suatu tingkat atau ijasah (Degree)
2. Secara konsepsi baru dalam pendidikan modern
a. Semua pengalaman anak yang menjadi tanggungjawab sekolah
b. Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar anak dikelas,
tempat bermain dan diluar sekolah
Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari
MBS. Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan
23
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan
pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah
yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan
kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Disamping itu, sekolah juga
bertugas dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat (Mulyasa, 2002: 40).
Kegiatan manajemen kurikulum dititik beratkan pada usaha-usaha
pembinaan situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya.
Menurut Suryosubroto (2004: 42-44), kegiatan manajemen kurikulum yang
terpenting adalah:
a. Kegiatan yang amat erat dengan tugas guru
1. Pembagian tugas mengajar
2. Pembagian tugas atau tanggungjawab dalam membina ekstrakurikuler
3. Koordinasi penyusunan persiapan mengajar
b. Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar
1. Penyusunan jadwal pelajaran
2. Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu
(caturwulan, semesteran, tahunan)
3. Pengisian daftar kemajuan murid
4. Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar
5. Laporan hasil evaluasi
6. Kegiatan bimbingan penyuluhan
24
Berdasarkan Permendiknas No 19 Tahun 2007 peraturan di bidang
kurikulum dan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1) Sekolah atau madrasah menyusun KTSP
2) Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan, Standar
isi, dan peraturan pelaksanaannya.
3) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah, potensi atau
karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
4) Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab atas KTSP.
5) Wakil kepala sekolah bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan
penyusunan KTSP
6) Setiap guru bertanggungjawab menyusun sillabus setiap mata pelajaran yang
diampunya sesuai dengan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan
panduan penyusunan KTSP.
7) Dalam penyusunan sillabus, guru dapat bekerjasama dengan kelompok kerja
guru, MGMP, LPMP atau perguruan tinggi.
8) Penyusunan KTSP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Dinas
Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab dibidang pendidikan,
sedangkan untuk penyusunan KTSP Pendidikan agama islam oleh kantor
wilayah Departemen Agama Provinsi.
b.Kalender pendidikan
1) Sekolah/madrasah menyusun kalender pendidikan yang meliputi jadwal
pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur.
25
2) Penyusunan kalender akademik didasarkan pada standar isi, berisi mengenai
pelaksanaan aktivitas sekolah selama satu tahun dan dirinci secara
semesteran, bulanan dan mingguan, serta diputuskan dalam rapat dewan
pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.
3) Sekolah menyusun jadwal penyusunan KTSP
4) Sekolah menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan pada semester gasal,
dan semester genap.
c. Program pembelajaran
1) Sekolah/madrasah menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran dan program pendidikan tambahan yang dipilihnya.
2) Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan,
standar isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar Proses dan Standar
Penilaian.
3) Mutu pembelajaran disekolah/madrasah dikembangkan dengan model
kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses, melibatkan
peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong
kreativitas dan dialogis, tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan
kebebasan berfikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji,
menemukan dan memprediksi serta pemahaman bahwa keterlibatan peserta
didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-
sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas
pada materi yang diberikan oleh guru
26
4) Setiap guru mempertanggungjawabkan terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta
didik mampu meningkatkan rasa ingin tahu, mencapai keberhasilan
belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan, mengolah
informasi menjadi pengetahuan, menggunakan pengetahuan untuk untuk
menyelesaikan masalah, mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain,
dan mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang
wajar.
5) Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kegiatan pembelajaran sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah
6) Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum
bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran.
7) Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatam pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang diampunya.
d.Penilaian hasil belajar peserta didik
1) Sekolah/madrasah menyusun program penilaian hasil belajar yang
berkeadilan, bertanggungjawab dan berkesinambungan
2) Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada standar
penilaian pendidikan.
3) Sekolah/madrasah menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok mata
pelajaran, dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan program
remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan kepada
27
pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan, dan
dokumentasi
4) Seluruh program penilaian disosialisasikan kepada guru.
5) Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau secara periodik.
6) Sekolah menetapkan prosedur yang mengatur transparasi sistem evaluasi
hasil belajar.
7) Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang dinilai.
8) Sekolah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional mengenai penilaian
hasil belajar.
9) Penilaian meliputi semua kompetensi dan materi yang diajarkan.
10) Seperangkatn metode penilaian yang sesuai dengan metode/strategi
pembelajaran yang digunakan.
11) Sekolah menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan.
12) Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau
13) Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti bukti kesahihan, keandalan,
dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan metode penilaian.
14) Sekolah/madrasah melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik,
komite sekolah, dan institusi diatasnya.
e. Peraturan akademik
1) Sekolah menyusun dan menetapkan peraturan akademik.
2) Peraturan akademik berisi, persyaratan minimal kehadiran siswa, ketentuan
mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan, ketentuan
28
mengenai hak siswa, ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru
mata pelajaran, wali kelas dan konselor.
3) Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan
oleh kepala sekolah.
c. Manajemen tenaga kependidikan
Personel disekolah tentu saja meliputi unsur guru yang disebut tenaga
edukatif dan unsur karyawan yang disebut tenaga administratif. Secara terperinci
dapat disebutkan keseluruhan personel sekolah adalah kepala sekolah, guru,
pegawai tata usaha dan pesuruh atau penjaga sekolah.
Manajemen personal merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinu para pegawai di sekolah, sehingga dapat membantu atau menunjang
kegiatan-kegiatan sekolah (khususnya proses belajar mengajar) secara efektif dan
efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetepkan. Para personel
harus diadministrasikan atau dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari (Suprihatin, 2004: 37)
Menurut Mulyasa (2002: 42) manajemen tenaga kependidikan (guru atau
personal) mencakup (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3)
pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5)
pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai. Manajemen
tenaga kependidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan
secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam
kondisi yang menyenangkan.
29
Berdasarkan Permendiknas No 19 Tahun 2007, peraturan dibidang tenaga
kependidikan yaitu:
1. Sekolah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan
2. Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan
a. Disusun dengan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
b. Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah
3. Pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan tambahan dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara sekolah.
4. Sekolah perlu mendukung upaya:
a. Promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan asas
kamanfaatan, kepatutan dan profesionalisme
b. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang diidentifikasi
secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum
dan sekolah
c. Penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan fisik
jumlah maupun kualifikasinya dengan menetapkan prioritas
d. Mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lainnya didasarkan
pada analisis jabatan dengan diikuti orientasi tugas oleh pimpinan
tertinggi sekolah yang dilakukan setelah empat tahun, tetapi bisa
diperpanjang berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,
sedangkan untuk tenaga kepandidikan tambahan tidak ada mutasi
30
5. Sekolah mendayagunakan kepala sekolah sebagai pengelola sekolah, wakil
kepala sekolah sebagai pembantu kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kurikulum sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola bidang
kurikulum, wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana sebagai pembantu
dalam mengelola sarana prasarana, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
sebagai pembantu dalam mengelola peserta didik, guru melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya sebagai agen pembelajaran, konselor memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik, instruktur
memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kegiatan pelatihan,
tenaga perpustakaan melaksanakan pengelolaan sumber belajar di
perpustakaan, tenaga laboratorium membantu guru mengelola kegiatan
praktikum di laboratorium, tenaga administrasi menyelenggarakan
pelayanan administratif, dan tenaga kebersihan malaksanakan tugas dalam
memberikan layanan kebersihan lingkungan.
d. Manajemen kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh
peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat
mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien demi terciptanya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Menurut Mulyasa (2002: 46) manajemen kesiswaan adalah penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai masuk
sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen
31
kesiswaan ini bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan lancar, tertip dan
teratur serta mencapai tujuan pendidikan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibidang manajemen kesiswaan
sedikitnya ada tiga tugas utama yang harus diperhatikan yaitu penerimaan murid
baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Menurut Ismed Syarif dalam Suryosubroto ( 2004: 74-78) menyebutkan bahwa
langkah-langkah penerimaan murid baru diantaranya (1) membentuk panitia
penerimaan murid, (2) menentukan syarat pendaftaran calon, (3) menyediakan
formulir pendaftaran, (4) pengumuman pendaftaran calon, (5) waktu pendaftaran
dan (6) penentuan calon yang diterima.
Berdasarkan Permendiknas No 19 Tahun 2007, peraturan dibidang
kesiswaan yaitu:
1. Sekolah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional
mengenai proses penerimaan peserta didik
2. Sekolah memberikan layanan konseling kepada peserta didik, melaksanakan
kegiatan ekstra dan ekstrakurikuler untuk para peserta didik, melakukan
pembinaan prestasi unggulan dan melakukan pelacakan terhadap alumni
e. Manajemen sarana dan prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
digunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media pengajaran.
Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
32
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun,
taman sekolah, jalan munuju sekolah, tetapi apabila dimanfaatkan secara langsung
untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,
halaman sekolah sekeligus lapangan olahraga (Mulyasa, 2002: 49)
Manajemen sarana dan prasarana bertugas mengatur dan menjaga sarana
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti
pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan
perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi dan
penghapusan serta penataan. Menurut Suharsimi, ditinjau dari fungsi atau
peranannya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar maka sarana
pendidikan (sarana material) dibedakan menjadi tiga macam yaitu alat peraga, alat
pelajaran dan media pengajaran. Dan diterangkan juga bahwa yang termasuk
prasarana pendidikan adalah bangunan sekolah dan alat perabot sekolah.
Prasarana pendidikan ini juga berperan dalam proses belajar mengajar walaupun
tidak secara langsung.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan
sekolah yang bersih dan rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun peserta didik untuk berada di sekolah.
Disamping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang
memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran
baik oleh guru sebagai pengajar maupun peserta didik sebagai pelajar (Mulyasa,
2002: 50).
33
Berdasarkan Permendiknas No 19 Tahun 2007 mengatur bidang sarana
prasarana sebagai berikut:
1. Sekolah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai
pengelolaan sarana prasarana.
2. Program pengelolaan sarana prasarana mengacu pada Standar Sarana dan
Prasarana dalam hal
a. Merencanakan, memenuhi, dan mendayagunakansarana dan prasarana
pendidikan
b. Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar
tetap berfungsi mendukung proses pendidikan
c. Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah
d. Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat
e. Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memeperhatikan
kesehatan dan keamanan lingkungan.
3. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik
4. Pengelolaan sarana prasarana sekolah
a. Direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan
kegiatan akademik dengan mengacu Standar Sarana dan Prasarana
b. Dituangkan dalam rencana pokok yang meliputi gedung dan
laboratorium serta pengembangannya.
34
5. Pengelolaan perpustakaan perlu
a. Menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan
bahan pustaka lain
b. Merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lain sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik
c. Membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada jam kerja
d. Melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal
maupun eksternal
e. Menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah
lain baik negeri maupun swasta
6. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan perkembangan
IPTEK serta dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi
kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan
7. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler disesuaikan
dengan perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik dan mengacu
pada standar sarana dan prasarana.
f. Manajemen keuangan dan pembiayaan
Anggaran dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang afektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal
tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan
sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan pada masyarakat
dan pemerintah (Mulyasa, 2002: 47)
35
Menurut Suprihatin (2004: 50) manajemen pembiayaan adalah seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional
sekolah atau pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin
efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetepkan.
Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar
dapat dikelompokkan atas tiga sumber yaitu (1) pemerintah, baik pemerintah
pusat, pemerintah daerah maupun keduanya yang bersifat umum atau khusus dan
diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan, (2) orang tua atau peserta didik, (3)
masyarakat baik mengikat maupun tidak mengikat. Berkaitan dengan penerimaan
keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional 1989 yang menerangkan bahwa karena keterbatasan
kemampuan pemerintah dalam penentuan kebutuhan dana pendidikan,
tanggungjawab atas penentuan kebutuhan dana pendidikan merupakan
tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua (Mulyasa,
2002: 48)
Suprihatin (2004: 50-51) menyebutkan secara garis besar kegiatan
pembiayaan meliputi pengumpulan atau penerimaan dana (dana rutin, SPP,
sumbangan BP3, donasi dan usaha-usaha halal lainnya), penggunaan dana dan
pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkait yang berwewenang. Dana
yang datang atau masuk disebut dana masukan (input) yang kemudian setelah
dilakukan perencanaan anggaran (budgeting), lalu digunakan dalam proses atau
36
operasional pendidikan (througput) dan akhirnya dipertanggungjawabkan sesuai
ketentuan yang berlaku bersama hasil usaha (output) yang dihasilkannya.
Terhadap setiap penggunaan biaya atau uang dilakukan pembukuan (accounting)
yang tertip sesuai peraturan yang berlaku, seperti penggunaan buku kas tabelaris,
buku skontro, buku penerimaan SPP, buku bantu dan sebagainya.
Dalam rangka implementasi MBS, manajemen komponen keuangan harus
dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran,
penggunaan sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan
ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara
efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran serta bebas dari penyakit korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN).
Komponen utama manajemen keuangan meliputi (1) prosedur anggaran, (2)
prosedur akuntansi keuangan, (3) pembelajaran pergudangan dan prosedur
pendistribusian, (4) prosedur investasi, dan (5) prosedur pemeriksaan.
Berdasarkan Permendiknas No 19 Tahun 2007, peraturan bidang keuangan
dan pembiayaan meliputi:
1. Sekolah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
yang mengacu pada standar pembiayaan
2. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional mengatur
a. sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola
b. penyusunan dan pencairan anggaran serta penggalangan dana diluar dana
investasi dan operacional
37
c. kewenangan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam membelanjakan
anggaran pendidikansesuai dengan peruntukannya
d. Pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran untuk dilaporkan kepada komite sekolah serta institusi
diatasnya.
3. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional diputuskan oleh
komite sekolah dan ditetapkan oleh kepala sekolah, serta mendapatkan
persetujuan institusi diatasnya.
4. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah
disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah untuk menjamin tercapainya
pengelolaan dana secara transparan dan akuntabel.
g. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati
dari masyarakat pada umumnya serta dari publiknya pada khususnya, sehingga
kegiatan operasional sekolah semakin efektif dan efisien demi membantu
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sekolah harus tetep
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat sehingga melalui
kegiatan-kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikulernya, sekolah meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap para peserta didiknya agar
dapat mempersiapkan dirinya untuk menyongsong tugas-tugasnya dimasa depan
serta dapat membangun dirinya demi dapat ikut bertanggungjawab terhadap
38
pembangunan masyarakat, bangsa dan negaranya, baik secara individual maupun
secara berkelompok (Suprihatin, 2004: 56-57)
Menurut Ibnoe Syamsi dalam Suryosubroto (2004: 155) menyebutkan
bahwa hubungan masyarakat adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan
hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan
sadar dan sukarela. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain
untuk (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, (2)
memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat, (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan
sekolah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut banyak cara yang bisa dilakukan
oleh sekolah dalam menarik simpati masyarakat terhadap sekolah dan menjalin
hubungan harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Hal tersebut antara lain
dapat dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai program-program
sekolah, baik program yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan
maupun yang akan dilaksanakan sehingga masyarakat mendapat gambaran yang
jelas tentang sekolah yang bersangkutan (Mulyasa, 2002: 50)
Berdasarkan Permendiknas No 19 Tahun 2007 peraturan mengenai peran
serta masyarakat dan kemitraan sekolah meliputi:
1. Sekolah melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam
mengelola pendidikan.
2. Warga sekolah dilibatkan dalam pengelolaan akademik.
3. Masyarakat pendukung sekolah dilibatkan dalam pengelolaan non-
akademik.
39
4. Keterlibatan peran serta warga skolah dan masyarakat dalam pengelolaan
dibatasi pada kegiatan tertentu yang ditetapkan
5. Setiap sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan,
berkaitan dengan input, proses, output dan pemanfaatan lulusan
6. Kemitraan dilakukan dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah
7. Kemitraan SMA dilakukan minimal dengan perguruan tinggi.
8. Sistem kemitraan sekolah ditetapkan dengan perjanjian secara tertulis.
h. Manajemen layanan khusus
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan
dan keamanan sekolah. Manajemen komponen-komponen tersebut merupakan
bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien (Mulyasa, 2002: 52)
Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peserta
didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang
diperolehnya dikelas melalui belajar mandiri, baik pada waktu-waktu kosong di
sekolah maupun dirumah. Disamping itu, juga memungkinkan guru untuk
mengembangkan pengetahuan secara mandiri dan juga dapat mengajar dengan
metode bervariasi, misalnya belajar individual (Suprihatin, 2004: 60)
Manajeman khusus lainnya adalah layanan kesehatan dan keamanan.
Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab
melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusian Indonesia seutuhnya,
40
yaitu”.... manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani”. Disamping itu
juga sekolah perlu memberikan pelayanan keamanan kepada peserta didik dan
para pegawai yang ada di sekolah agar mereka dapat belajar dan melaksanakan
tugas dengan tenang dan nyaman (Mulyasa, 2002: 52)
2.3. Kinerja
2.3.1 Pengertian kinerja
Pengertian kinerja (prestasi untuk kerja) adalah hasil kerja yang secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2003: 136-137). Kinerja mempunyai hubungan erat dengan
produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk
mencapai produktivitas organisasi yang tinggi.
Swasto (1996) menjelaskan bahwa kinerja merupakan tindakan-tindakan
atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan individu dalam kurun waktu
tertentu. Peter F. Drucker dalam Sagala (2007: 179) menyatakan bahwa kinerja
adalah uji tuntas terhadap institusi. Sedangkan Harris, Meintyre, Littleton dan
Long mengatakan bahwa kinerja adalah perilaku yang menunjukkan kompetensi
yang relevan dengan tugas yang realistis dan gambaran perilaku di fokuskan pada
konteks pekerjaan yaitu perilaku diwujudkan untuk memperjelas deskripsi-
deskripsi kerja menentukan kinerja yang akan memenuhi kebutuhan organisasi
yang diinginkan.
Kata ”kinerja” adalah terjemahan dari kata dalam bahasa inggris
”performance” yang berarti pekerjaan, perbuatan, penampilan atau pertunjukan.
41
Kirkpatrick dan Nixon dalam Sagala (2006:179) mengartikan kinerja sebagai
ukuran kesuksesan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (direncanakan)
sebelumnya.
Unsur-unsur kinerja menurut Chaplin terdiri atas aktivitas, tingkah laku
(behavior) dan produktivitas. Aktivitas (activity) adalah gerakan atau tingkah laku
organisme semua proses mental atau fisiologis. Tingkah laku (behavior) adalah
sembarang resppon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan)yang dilakukan secara
khusus dari satu kesatuan pola reaksi mencakup segala sesuatu yang dilakukan
atau dialami oleh seseorang. Produktivitas (productivener) daya produksi, kualitas
kemampuan yang kreatif, kualitas kesanggupan menyelesaikan sebagian besar
tugas seperti penelitian, publikasi dan lain-lain. Penilaian kinerja kepala sekolah
adalah upaya meningkatkan menajemen sekolah yang efektif yaitu derajat sekolah
mencapai tujuannya, efisien dan berkualitas yaitu kualitas menejerial dan kualitas
layanan belajar (Sagala, 2007: 180).
2.3.2 Unsur Kinerja
Berdasarkan pengertian di atas kinerja mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu:
a. Unsur waktu, dalam hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu,
dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran periode
dapat menggunakan satuan jam, hari, bulan, maupun tahun.
b. Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada
akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus
memberikan hasil setengah dari keseluruhan.
c. Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus meguasai betul dan
bersedia mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang
42
efektif dan efisien, ditambah pula dalam bekerjanya pegawai tersebut harus
bekerja dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus bekerja
berlebihan.
2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, baik yang berasal dari
dalam diri maupun yang berasal dari luar. Ada dua macam faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu:
a. Faktor Individual, yaitu faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian,
sifat fisik, keinginan atau motivasinya, unsur, jenis kelamin, pendidikan,
pengalaman kerja, latar belakang budayadan variabel-variabel personal
lainnya.
b. Faktor Situasional, yaitu faktor sosial dan organisasi, meliputi:
kebijaksanaan organisasi, jenis pelatihan dan pengawasan, sistem upah dan
lingkungan sosial.
c. Faktor Fisik dan Pekerjaan, meliputi: metode kerja, desain dan kondisi alat-
alat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja (seperti penyinaran,
kebisingan, dan fentilasi).
2.4. Kinerja sekolah
Dalam kitannya dengan dunia pendidikan, salah satu tujuan
penilaianadalah mengukur kemempuan peserta didik dalam mencapai tujuan yang
ditargetkan. Disamping mengukur kemampuan peserta didik, dalam dunia
persekolahan juga akan menilai program-program sekolah. Penilaian adalah upaya
sistematis mengumpulkan, menyusun, mengolah dan menafsirkan data, fakta dan
43
informasi (yang dapat dipertanggungjawabkan) dengan tujuan mengumpulkan
nilai atau perangkat kompetensi seseorang dalam satu bidang keahlian keprofesian
kependidikan seperti kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan berdasarkan
norma kriteria tertentu, serta menggunakan kesimpulan tersebut dalam proses
pengembalian keputusan kinerja yang direkomendasikan.
Tujuan utama pendidikan adalah meneruskan kebudayaan kepada generasi
muda melalui proses sosialisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut ada sejumlah
faktor yang menjadi penentu kinerja sekolah seperti kepemimpinan kepala sekolah
yang kuat, dukungan ahli manajemen sekolah, ketersediaan sarana prasarana
sekolah, penggunaan secara optimal fasilitas belajar dikelas, laboratorium,
perpustakaan dan tempat belajar lainnya serta ketersediaan anggaran yang
mendukung penyelenggaraan penggunaan sekolah (Sagala, 2007: 179)
Peter dan Waterman adalah konsultan yang pernah melakukan kajian
mendalam terhadap beberapa perusahaan Amerika yang mencapai tingkat kinerja
unggul. Hasil kajiannya menyimpulkan ada tujuh faktor penyumbang terhadap
efektivitas organisasi menggambarkan kinerja organisasi yang kemudian
dipopulerkan dengan sebutan 7S Framework, yang terdiri dari strategi, struktur,
sistem, staff, style (gaya), skill (keahlian), shared values (superordinate goals /
nilai-nilai bersama).
Ketujuh faktor tersebut saling terkait dan berhubungan menyumbang
keseluruhan kinerja sekolah. Karakteristik kinerja organisasi dapat digambarkan
(1) karakteristik organisasi, terdiri dari struktur dan teknologi, (2) karakteristik
lingkungan, meliputi lingkungan intern dan ektern, (3) karakteristik karyawan,
44
terdiri dari komitmennya kepada organisasi dan kinerja individual dan tim, dan
(4) kebijakan dan praktik manajemen mencakup (a) penyusunan tujuan strategis,
(b) pencariandan pendayagunaan sumber daya yang tersedia, (c) menciptakan
lingkungan berprestasi, (d) proses komunikasi, (e) kepemimpinan dan
pengambilan keputusan, dan (f) inovasi dan adaptasi organisasi.
2.5. Ukuran keberhasilan kinerja sekolah
Ukuran-ukuran keberhasilan dalam kinerja sekolah dapat diamati dan
dapat diukur secara cermat dan tepat. Ukuran-ukuran keberhasilan yang sering
digunakan dalam pekerjaan adalah ciri kepribadian dalam bentuk sifat (prakarsa,
kemampuan dalam bekerjasama dan hasil atau prestasi kerja) (Sagala, 2007: 184).
Sedangkan Bocal (1999) mengemukakan bahwa kinerja dapat diukur melalui (1)
penyelesaian pekerjaan pada waktunya, (2) penunjukan keahlian dan kemampuan
yang diperlikan dalam pekerjaan, (3) pertunjukkan kreativitas dan inisiatif, (4)
pemenuhan target.
Keberhasilan sebenarnya suatu kinerja adalah kemampuan mengelola
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan serta dapat mempertahankan
pencapaian pada tingkat operasi yang efektif dan efisien. Menurut Ducker dalam
Sagala (2007: 182) menyebutkan bahwa seorang manajer disebut efisien manakala
menghasilkan output yang sebesar-besarnya dari input yang sekecil-kecilnya.
Sedangkan seorang manajer disebut efektif manakala mampu menentukan pilihan
pekerjaan yang tepat untuk dilaksanakan. Tegasnya bahwa kinerja sekolah hasil
atau tingkat keberhasilan kerja personel sekolah secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
45
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran sesuai kriteria yang
ditentukan.
Menurut Sergiovani dalam Sagala (2007: 183) menyatakan bahwa sekolah
yang efektif dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang secara eksplisit muncul
sebagai performansi dan kinerja kepala sekolah serta personal sekolah lainnya
dalam bentuk kehadiran, kesehatan fisik dan kesehatan mental. Penilaian kinerja
kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dilihat dari kemampuannya
menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk mencapai tujuan maksimal
dan mampu menentukan pilihan pekerjaan yang tepat untuk dilaksanakan.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja personal sekolah
yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan adalah (1) human performance yang
menggambarkan kemampuan (ability) yang didukung oleh motivasi yang kuat (2)
kemampuan yang menggambarkan pengetahuan (knowledge) didukung oleh
keterampilan (skill) dan (3) motivasi (motivation) yang menggambarkan sikap
didukung oleh situasi yang kondusif untuk itu.
2.6. Manajemen Sekolah Menengah Atas (SMA)
Katenagaan Sekolah Menengah Atas (SMA) menurut Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional RI NO. 053/U/2001 tanggal 19 April 2001 tentang pedoman
penyusunan standar pelayanan minimal penyelenggaraan persekolahan bidang
pendidikan dasar dan menengah pada Sekolah Menengah Atas (SMA) terdiri dari
kepala sekolah berijazah serendah-rendahnya S1 berasal dari LPTK atau non
LPTK dengan akta mengajar, wakil kepala sekolah, kepala urusan tata usaha, guru
mata pelajaran berijazah serendah-rendahnya S1 berasal dari LPTK atau non
46
LPTK dengan akta mengajar sesuai bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya, guru pembimbing, laboran, pustakawan, dan petugas tata
usaha.
Setiap Sekolah Menengah Atas (SMA) menetapkan manajemen peningkatan
mutu berbasis sekolah. Dalam sistem ini kepala sekolah bersama dewan guru dan
warga sekolah lainnya secara mandiri, transparan, dan bertanggungjawab
melaksanakan program sekolah mencapai visi, misi dan target mutu yang
diamanatkan oleh masyarakat dan semua pihak yang berkepentingan terhadap
pendidikan di sekolah (stakeholders pandidikan).
Untuk mencapai tujuan tersebut sekolah:
1. Merumuskan visidan misi yang jelas serta terarah sesuai dengan visi, misi
dan standar mutu pendidikan nasional
2. Merencanakan dan melaksanakan program SMA yang telah ditetapkan
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
4. Menyusun laporan dan mengevaluasi keberhasilan program
5. Merumuskan program baru sebagai kelanjutan dari program yang telah
dilaksanakan
Untuk mengawasi tercapainya program, maka dilakukan kontrol melalui (1)
pemantauan dan pengawasan internal dan eksternal, (2) transparansi manajemen
dan (3) akuntabilitas publik. Penilaian sekolah dilakukan untuk mengetahui
tingkat efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan
kurikulum dan penilaian kinerja sekolah sebagai satu kesatuan secara menyeluruh.
47
Penilaian sekolah harus dapat bersifat nasional (pemerintah pusat), lokal
(pemerintah daerah), dan sekolah itu sendiri sesuai dengan tujuan dan lingkupnya
serta prinsip MBS. Komponen penting penilaiannya adalah sebagai berikut:
1. Kurikulum nasional maupun muatan lokal dilihat dari ketersediaan,
persebarannya, keterlaksanaandan persentase daya serap
2. Peserta didik dilihat dari angka partisipasi kasar (APK), angka partisipasi
murni (APM), angka pendaftaran peserta didik, angka putus sekolah (APS),
angka mengulang, kelangsungan belajar peserta didik (survival rate), dan
persentase kelulusan
3. Ketenagaan yaitu kinerja personal sekolah, kualifikasi dan keahlian tenaga
guru dan tenaga kepandidikan, dan ratio guru dengan peserta didik
4. Organisasi sekolah yaitu struktur organisasi, personalia, uraian tugas, dan
mekanisme kerja
5. Pembiayaan yaitu ketersediaan anggaran yang bersumber dari pemerintah
dan masyarakat, serta komponen yang harus dibiayai
6. Sarana dan prasarana yaitu ketersediaan dan perawatan lahan, bangunan,
perabot, peralatan laboratorium dan media, buku teks, sarana dan peralatan
olahraga, sarana dan peralatan seni, infrastruktur, dan sebagainya
7. Manajemen sekolah yaitu pemahaman visi dan misi sekolah, tingkat
kehadiran guru dan tenaga kependidikan serta personal lainnya, tingkat
kehadiran peserta didik, kinerja sekolah, dan tertib administrasi
48
8. Peran serta masyarakat yaitu dukungan dan peran serta komite sekolah,
perhatian orang tua, peran serta tokoh masyarakat, peran serta dunia usaha,
dan sebagainya
(Sagala, 2007: 174-175)
2.7. Kajian Tentang Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lanjutan.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS). Hasil dari penelitiannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu
No Pengarang dan judul Hasil
1 Zanto (2008) Penerapan MBS berpengaruh terhadap
kualitas kelulusan siswa baik secara parsial
(variabel manajemen) maupun secara
simultan (bersama-sama) yaitu sebesar
40,6%
Implementasi MBS dan Pengaruhnya
Terhadap Kualitas Lulusan Siswa
SMA N I Parakan Kab. Temanggung
Tahun Ajaran 2006/2007.
2 Andini Arsika Sari (2008) Secara rata-rata implementasi kinerja
manajemen kurikulum, manajemen
kependidikan, manajemen kesiswaan, dan
Manajemen sarana prasarana di SMA se-
Kab. Jepara sudah ideal, walaupun masih
ada sebagian aspek yang masih perlu
dioptimalkan dan ada perbedaan
implemantasinya, yaitu perbedaan kinerja
implementasi masing-masing komponen
manajemen sekolah.
Analisis kinerja manajemen
kurikulum, manajemen kependidikan,
manajemen kesiswaan, dan
manajemen sarana prasarana di SMA
se-Kab. Jepara
3 Retnoning (2006) Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
di SLTPN 2 Klaten sudah baik. Sekolah Implementasi Manajemen Berbasis
49
Sekolah (MBS) di SLTPN 2 Klaten.
mengimplementasikan komponen
manajemen sekolah secara optimal. Dari
penelitian tersebut disimpulkan, untuk
mengetahui sekolah mempunyai kualitas
kinerja manajemen, bisa diketahui melalui
indikator implementasi komponen-
komponen manajemen sekolahnya.
4 Moga Wahyu Purnomo (2008) Kinerja manajemen SMA Negeri berada
pada kategori sangat baik. Kinerja
manajemen SMA Swasta berada pada
kategori baik. Perbedaan kinerja manajemen
sekolah antara negeri dan swasta terletak
pada komponen manajemen kurikulum dan
program pengajaran, ketenagaan,
kesiswaan, keuangan dan pembiayaan serta
layanan khusus.
Analisis Portofolio Kinerja
Manajemen SMA N I Subah, SMA N
I Batang dan SMA Bhakti Praja
Batang, SMA Bhakti Praja Limpung
di Kab. Batang
5 Sri Yuliningtyas (2008) Kinerja manajemen sekolah pada MAN dan
swasta sudah ideal, meskipun ada beberapa
perbedaan antara keduanya, perbedan
masing-masing aspek manajemen sekolah
secara keseluruhan adalah MAN lebih
unggul daripada swasta, aspek yang sangat
menonjol yaitu sumber dana sekolah,
dimana pada MAN mamiliki keunggulan
sumber dana.
Analisis Portofolio Kinerja
Manajemen MA Negeri dan MA
Swasta dikabupaten Rembang
6 Wiwi Erpina (2008) Secara keseluruhan kinerja manajemen
sekolah negeri dan swasta dalam ketegori
ideal. Kinerja MBS yang efektif akan
mempengaruhi mutu sekolah, dan dapat
diketahui dari indikator lulusan sekolah.
Analisis kinerja manajemen sekolah
di SMA negeri dan swasta se-
Kabupaten Pemalang
50
7 Raihani SBM dipilih setelah rezim Suharto jatuh,
sebagai bentuk perubahan pendidikan secara
demokratis. Pemerintah melakukan
desentralisasi yang implementasinya
tentang otonomi pendidikan, yang
menghasilkan paradigma baru dalam
manajemen sekolah yaitu Sekolah Berbasis
Manajemen (SBM).
Education reform in Indonesia in the
twenty-first century
8 Cranston (2001) Manajemen Berbasis Sekolah di
Queensland, berdampak memberikan
tantangan yang lebih khusus dalam hal
kapasitas dan kemampuannya untuk lebih
bekerjasama dan meningkatkan mutu
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional
Collaborative decision-making and
school based management:
challenges, rhetoric and reality
9 Gregg Steward Rowland (1999) Pelaksanaan MBS di Australia optimal dan
memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap sekolah menengah, namun output
belum optimal, karena dipengaruhi
beberapa aspek komponen manajemen yang
kurang dikembangkan secara optima, antara
lain: kepemimpinan kepala sekolah,
kesiswaan, tenaga kependidikan dan peran
serta masyarakat.
The management of school based
staff development in Australia
secondary school
Penelitian Sri Yulianingtyas (2008) yang berjudul “Analisis Portofolio
Kinerja Manajemen MA Negeri dan MA Swasta dikabupaten Rembang’
mengatakan bahwa Kinerja manajemen sekolah pada MAN dan swasta sudah
ideal, meskipun ada beberapa perbedaan antara keduanya, perbedan masing-
masing aspek manajemen sekolah secara keseluruhan adalah MAN lebih unggul
51
daripada swasta, aspek yang sangat menonjol yaitu sumber dana sekolah, dimana
pada MAN mamiliki keunggulan sumber dana.
Penelitian Cranston yang berjudul “Collaborative decision-making and
school based management: challenges, rhetoric and reality’ (2001) menyebutkan
bahwa dampak utama pembelajaran jangka panjang pada manajemen berbasis
sekolah di prinsip-prinsip Queensland, memberikan tantangan yang lebih khusus
dalam hal kapasitas dan kemampuannya untuk lebih bekerjasama dan
meningkatkan pendidikan berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Manajemen
berbasis sekolah melibatkan semua warga sekolah untuk meningkatkan mutu
sekolahnya.
Raihani menyebutkan bahwa SBM dipilih setelah rezim Suharto jatuh,
sebagai bentuk perubahan pendidikan secara demokratis. Pemerintah melakukan
desentralisasi yang implementasinya tentang otonomi pendidikan, yang
menghasilkan paradigma baru dalam manajemen sekolah yaitu Sekolah Berbasis
Manajemen (SBM). Dimana kurikulumnya fokus pada prinsip yang berbasis
kompetensi dan pengembangan yang berbasis pada sekolah.
Gregg Steward Rowland dalam penelitiannya yang berjudul ’The
management of school based staff development in Australia secondary school’
menjelaskan bahwa Pelaksanaan MBS di Australia optimal dan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap sekolah menengah, namun output belum
optimal, karena dipengaruhi beberapa aspek komponen manajemen yang kurang
dikembangkan secara optimal, antara lain: kepemimpinan kepala sekolah,
kesiswaan, tenaga kependidikan dan peran serta masyarakat.
52
Merujuk pada penelitian terdahulu tersebut, kendati tidak menyarankan
untuk melakukan penelitian lanjutan akan tetapi penelitian pada jenjang SMA,
terlebih di Kabupaten Kendal belum pernah dilakukan. Oleh karenanya peneliti
tertarik untuk meneliti tentang manajemen sekolah dengan fokus penelitian di
SMA swasta. Sebab pada penelitian terdahulu hanya mengungkap bagaimana
implementasi MBS, belum mengungkap apakah ada perbedaan kinerja sekolah
swasta.
2.8. Kerangka berpikir
Pergeseran pendekatan dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan di
Indonesia telah berimbas pada pengelolaan sistem pendidikan, yakni dari semula
yang lebih bersifat sentralistik bergeser ke arah pengelolaan yang bersifat
desentralistik. Hal ini secara implisit dinyatakan dalam Undang-undang No 22
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang diberlakukan secara efektif mulai
tanggal 1 Januari 2001, bahwa pendidikan merupakan salah satu bidang
pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan kota. Melalui
desentralisasi pendidikan diharapkan permasalahan pokok pendidikan yaitu
masalah mutu, pemerataan, relevansi, efisiensi dan manajemen dapat terpecahkan.
Untuk memecahkan berbagai prmasalahan tersebut maka diperlukan adanya
strategi pendidikan, yang mengedepankan kerjasama antara pihak yang
berkepentingan (stakeholders). Dimana dalam perkembangan selanjutnya menjadi
model pengelolaan sekolah yang dinamakan school based management atau
manajemen berbasis sekolah (MBS). Dengan adanya manajemen berbasis sekolah
53
ini diharapkan sekolah dapat meningkatkan kemandirian disegala bidang untuk
lebih meningkatkan layanan dan mutu pendidikan.
Pada penelitian terdahulu, disebutkan bahwa kinerja MBS mempengaruhi
kualitas output sekolah. Penelitian Zanto (2008) menyatakan bahwa penerapan
MBS berpengaruh terhadap kualitas kelulusan siswa baik secara parsial (variabel
manajemen) maupun secara simultan (bersama-sama) yaitu sebesar 40,6%.
Sedangkan Cranston menyatakan bahwa untuk meningkatkan mutu sekolah dalam
MBS selalu melibatkan semua komponen yang ada di sekolah.
Penelitian Sri Yulianingtyas (2008) menyebutkan bahwa kinerja
manajemen sekolah pada MAN dan swasta sudah ideal, meskipun ada beberapa
perbedaan antara keduanya, perbedan masing-masing aspek manajemen sekolah
secara keseluruhan adalah MAN lebih unggul daripada swasta, aspek yang sangat
menonjol yaitu sumber dana sekolah, dimana pada MAN mamiliki keunggulan
sumber dana.
Sedangkan Gregg Steward Rowland dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa Pelaksanaan MBS di Australia optimal dan memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap sekolah menengah, namun output belum optimal, karena
dipengaruhi beberapa aspek komponen manajemen yang kurang dikembangkan
secara optimal, antara lain: kepemimpinan kepala sekolah, kesiswaan, tenaga
kependidikan dan peran serta masyarakat.
Untuk mewujudkan mutu pendidikan maka diperlukan keterpaduan dari
semua komponen pendidikan yang saling berkaitan. Ada tujuh komponen dalam
MBS, komponen-komponen tersebut antara lain meliputi kurikulum, personel
54
sekolah (tenaga kependidikan), peserta didik (kesiswaan), sarana dan prasarana,
keuangan dan pembiayaan, hubungan dengan masyarakat, dan layanan khusus.
Suatu satuan pendidikan akan dapat mencapai tujuannya apabila para personelnya
dapat membangun jalinan kerjasama demi terwujudnya visi dan misi sekolah yaitu
meningkatkan kualitas peserta didik.
Sekolah swasta yang diteliti dalam penelitian ini mempunyai misi dan visi
yang berbeda-beda, namun masing-masing mempunyai sasaran yang sama yaitu
untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Dalam penelitian ini akan digali secara
mendalam mengenai tujuh komponen manajemen sekolah, ditambah dengan
kepemimpinan kepala sekolah. Dalam bidang kurikulum sekolah sudah
menggunakan KTSP sesuai dengan Permendiknas, tetapi dalam penerapannya
masih harus dibenahi lagi. Pada aspek peraturan akademiknya kurang
dilaksanakan dengan baik, sebab tingkat kedisiplinan siswa masih rendah. Jika
dilihat dari tenaga kependidikannya masih banyak yang harus dibenahi lagi
terutama dalam merekrut personel baru. Di sekolah swasta masih terdapat guru
yang mengajar dari satu mata pelajaran yang kadang kurang sesuai dengan latar
belakang pendidikannya. Dari aspek kesiswaan, input sekolah swasta masih
tergolong rendah sebab kebanyakan dari siswanya adalah mereka yang tidak
diterima di sekolah negeri.
Pada saat seperti sekarang ini, rata-rata sekolah swasta mengalami
penurunan dalam penerimaan siswa baru. Sehingga ini menjadi tantangan sekolah
untuk terus meningkatkan kinerjanya agar penurunannya tersebut dapat
diminimasisir. Selain itu pada aspek keuangan sekolah harus pandai-pandai
55
mencari tambahan sumber dana dan mengelola keuangan dan pembiayaan, karena
berasal dari swadaya sekolah sendiri.
Sekolah akan senantiasa berlomba untuk dapat meningkatkan mutu sekolah,
yaitu dengan memperbaiki kinerja manajemen. Dan untuk dapat
mengimplementasikan MBS dituntut adanya dukungan tenaga kerja yang trampil
dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif
dan memberdayakan otoritas daerah setempat. Untuk mengimplementasikan MBS
secara efektif dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan
kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan
pendidikan. Kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer
sekolah dalam meningkatkan proses belajar mengajar dengan melakukan supervisi
kelas, membina dan memberikan saran-saran positif bagi guru.
Jadi konsep manjemen sekolah sebenarnya lebih memfokuskan diri kepada
tanggungjawab individu sekolah untuk merancang mutu yang diinginkan,
melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya, dan secara terus-menerus
menyempurnakan dirinya. Semua upaya dalam pengimplementasian manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah ini harus berakhir kepada peningkatan mutu
lulusannya. Masing-masing sekolah dapat melaksanakan MBS sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhannya. Dan pengelolaan komponen MBS tersebut
berbeda-beda pada setiap sekolah. Namun pada dasarnya mampunyai tujuan yang
hampir sama yaitu untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam menghasilkan
lulusan yang berkualitas.
56
Masing-masing sekolah memang memiliki implementasi MBS yang
berbeda, tergantung pada kepala sekolah sebagai motor penggeraknya yang
menentukan arah kebijakan sekolah. Adanya penelitian-penelitian terdahulu
dijadikan bahan rujukan untuk dilakukannya penelitian tentang manajemen
sekolah pada tingkat SMA di Kabupaten Kendal, sebab sebelumnya belum ada
penelitaian mengenai konsep MBS. SMA swasta di Kabupaten Kendal
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu sekolah dengan akreditasi A, B dan C.
Berdasarkan akreditasi inilah penelitian ini dilakukan uji beda agar diketahui letak
perbedaan dari tiap kelompok.
57
Kerangka berpikir peneliti dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:
1. Kepemimpinan kepala sekolaha. kepribadian b. manajerial c. kewirausahaan d. supervisi e. sosial
2. Kurikulum dan Program pengajaran a. kurikulum KTSP b. kalender pendidikan c. program pembelajaran d. penilaian hasil belajar e. peraturan akademik
3. Tenaga kependidikan a. kepala sekolah & wakil b. guru c. konselor d. tenaga pustakawan e. tenaga laboratorium f. tenaga administrasi
4. Kesiswaan a. input b. proses pembelajaran c. output
5. Keuangan dan pembiayaan a. sumber dana b. penggunaan c. laporan
6. Sarana dan prasarana a. pengadaan sarana prasarana b. pemeliharaann sarana prasarana c. perawatan sarana prasarana
7. Hubungan masyarakat a. hubungan dengan masyarakat b. kemitraan dengan instansi lain
8. Layanan khusus a. perpustakaan b. kesehatan c. keamanan
Kinerja manajemen SMA swasta
Sekolah akreditasi B Sekolah akreditasi C Sekolah akreditasi A
Uji beda anova
Gambar 2.1 kerangka berpikir
58
2.9. Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan awal yang bersifat sementara dari suatu
penelitian yang masih harus dikaji atau diuji kebenarannya. Atas dasar latar
belakang, rumusan masalah dan landasan teori, hipotesis kerja yang diajukan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kinerja manajemen Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta sudah optimal.
2. Ada perbedaan kinerja manajemen Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta
antara sekolah akreditasi A, B dan C
59
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan sampel
3.1.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, apaaabila peneliti ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2002: 108).
Sedangkan menurut Sugiyono (2007: 61) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah SMA swasta se-
Kabupaten Kendal.
Tabel 3.1 Populasi penelitian
NO SMA SWASTA AKREDITASI 1 SMA PGRI I KENDAL A 2 SMA PMS PATEBON A 3 SMA MUH 4 KENDAL A 4 SMA MUH 1 WELERI B 5 SMA THERESIANA WELERI B 6 SMA NU 3 MUALIMIN WELERI B 7 SMA NU 1 AL HIDAYAH KENDAL B 8 SMA TRISULA KENDAL B 9 SMA MUH 3 KALIWUNGU B
10 SMA MUH 2 BOJA B 11 SMA PGRI 4 BOJA B 12 SMA PGRI 6 SUKOREJO B 13 SMA NU 2 SUNAN ABINAWA PEGANDON C 14 SMA RIFAIYAH ROWOSARI C
Sumber: Dikpora Kab. Kendal Tahun 2007/2008
60
3.1.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampling jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2007:68)
Pengambilan responden pada penelitian ini yaitu tiap sekolah yang di
teliti di berikan 10 angket yang didalamnya mengungkap tentang manajemen
sekolah yang akan di teliti. Angket ini di berikan pada guru yang paling tepat
menangani dalam bidang yang di maksud seperti manajemen kurikulum di
utamakan pada wakasek kurikulum, manajemen kesiswaan di berikan pada
wakasek kesiswaan, sedangkan sisanya di berikan pada guru lain yang di anggap
kepala sekolah trampil dan tahu lebih banyak dalam bidang tersebut.
3.2. Variabel
Menurut Arikunto (2002: 96) variabel adalah objek penelitian atau yang
menjadi titik perhatian penelitian. Sementara itu menurut Sugiyono (2002: 2)
mendefinisikan variabel sebagai gajala yang menjadi fokus peneli untuk diamati.
Variabel dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah, kinerja
manajemen kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan,
sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan, hubungan dengan masyarakat,
dan layanan khusus.
61
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini:
Tabel 3.2 Variabel-variabel penelitian
Aspek/Dimensi Cara mengukur variabel
Skala Pengukuran
Responden
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah a) Kompetensi Kepribadian
a.1 Integritas kepemimpinan b) Kompetensi Manajerial
b.1 Kemampuan manajerial c) Kompetensi Kewirausahaan
c.1 Memiliki jiwa wirausaha d) Kompetensi Supervisi
d.1 Kemampuan supervisi e) Kompetensi Sosial
e.1 Kepekaan sosial
2. Kurikulum&Program Pemb a. Kurikulum KTSP
Implementasi KTSP sesuai standart. (aturan Permendiknas tahun 2007)
b. Kalender Pendidikan Pelaksanaan kegiatan sekolah sesuai dengan program yang tertera didalam kalender akademik
c. Program Pembelajaran Kondisi pelaksanaan kegiatan pembelajaran
d. Penilaian Hasil Belajar Kondisi pelaksanaan sesuai standart ketuntasan belajar (nilai mata pelajaran masing-masing)
e. Peraturan Akademik Pelaksanaan sesuai peraturan yang telah disepakati warga sekolah
3. Tenaga Kependidikan a. Wakil Kepala Sekolah
Kompetensi profesional dalam tugas dan tanggung jawabnya
b. Guru Kondisi kesesuaian antara
Angket dan wawancara Data dan angket Data dan angket Data, angket dan observasi Data, angket dan observasi Data, angket dan observasi Angket dan observasi Angket dan observasi
Skala Interval Skala Interval Skala Interval
Guru dan Wakasek Kepala sekolah, wakasek kurikulum dan guru Kepala sekolah dan guru
62
background pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu
c. Konselor Kondisi kesesuaian background pendidikan konselor dengan profesinya sebagai konselor
d. Pustakawan Kesesuaian background pendidikan pustakawan dengan profesinya
e. Laboran Kondisi kesesuaian background pendidikan laborat dengan profesinya
f. Tenaga Administrasi Kondisi kesesuaian background pendidikan tenaga administrasi dengan profesinya
4. Kesiswaan a. Input
Nilai siswa baru (NEM SLTP/sekolah sebelumnya)
b. Proses Pembelajaran Kondisi kegiatan belajar mengajar serta kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan kurikulum yang ada (KTSP)
c. Output Tingkat kelulusan, Nilai NEM, Intensitas melanjutkan ke perguruan tinggi, Kurva perkembangan akademik
5. Keuangan dan Pembiayaan a. Sumber Dana
Potensi sumber dana sekolah b. Penggunaan
Kondisi penggunaan sesuai dengan kebutuhan sekolah
c. Pelaporan Kesesuaian laporan keuangan sekolah dengan kondisi nyata dilapangan
Angket dan observasi Angket dan observasi Angket dan observasi Angket dan observasi Angket, observasi, wawancara Angket, observasi, wawancara Angket, dokumentasi, wawancara Angket dan wawancara Angket dan wawancara Angket dan wawancara
Skala Interval Skala Interval
Kepala sekolah, wakasek kesiswaan dan guru Bagian keuangan dan kepala sekolah
63
6. Sarana Dan Prasarana a. Pengadaan
Kesesuaian dengan kebutuhan sekolah
a. Pemeliharaan Kondisi sarana prasarana sesuai dengan kondisi sekolah
b. Inventarisasi Kegiatan inventarisasi sarana prasarana sekolah
7. Hubungan Masyarakat a Hubungan dengan masyarakat
Kondisi dan bentuk kegiatan berkaitan dengan hubungan dengan masyarakat sekitar
b Hubungan dengan instansi Kondisi & bentuk kemitraan dgn instansi lain dlm hal kedinasan
8. Layanan Khusus a. Perpustakaan
Kelengkapan bahan pustaka dan kondisi pelayanan perpustakaan
b. Kesehatan Tersedianya layanan kesehatan serta kondisinya
c. Keamanan Kondisi keamanan sekolah
Angket dan wawancara Angket dan wawancara Angket dan wawancara Angket dan wawancara Angket dan wawancara Angket dan wawancara Angket dan wawancara Angket dan wawancara
Skala Interval Skala Interval Skala Interval
Wakasek sarana prasarana Wakasek Humas dan kepala sekolah Guru dan kepala sekolah
3.3. Metode pengumpulan data
Proses pengumpulan data merupakan tahapan dalam penelitian yang
sangat penting. Data yang akan dikumpulkan nantinya akan digunakan untuk
menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
akan menggunakan metode dokumentasi dan metode angket.
64
3.3.1 Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebaginya (Arikunto, 2002:
206). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang
kinerja manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen tenaga
kependidikan, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan dan pembiayaan,
manajemen sarana dan prasarana pendidikan, dan manajemen hubungan sekolah
dengan masyarakat.
3.3.2 Metode angket (kuesioner)
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002: 128). Pertanyaan tertulis digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dan digunakan untuk mengambil data
pelaksanaan manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen tenaga
kependidikan, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan dan pembiayaan,
manajemen sarana dan prasarana pendidikan, dan manajemen hubungan sekolah
dengan masyarakat.
Angket yang digunakan adalah angket tertutup, dimana responden tidak
diberi kesempatan untuk memberi jawaban dengan kata-kata sendiri. Responden
tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Dalam menyusun angket ini,
digunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial tertentu (Ali, 1993 : 5).
65
Jadi dngan skala likert ini, peneliti ingin mengetahui sikap, pendapat, dan persepsi
responden tentang pelaksanaan manajemen sekolah dimadrsahnya masing-masing.
Untuk pensekoran dari setiap jawaban yang diberikan oleh responden,
peneliti menentukan sebagai berikut:
a. Skor 5 untuk jawaban selalu
b. Skor 4 untuk jawaban sering
c. Skor 3 untuk jawaban jarang
d. Skor 2 untuk jawaban kadang-kadang
e. Skor 1 untuk jawaban tidak pernah
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran
Aspek/Dimensi Kriteria Skor 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
a) Kepribadian b) Manajerial c) Kewirausahaan d) Supervisi e) Sosial
2. Kurikulum dan Program Pembelajaran a) Kurikulum KTSP b) Program Pembelajaran
c) Kalender Pendidikan d) Penilaian Hasil Belajar
e) Peraturan Akademik
1. Sangat ideal 2. Ideal 3. Cukup ideal 4. Kurang ideal 5. Tidak ideal
1. Sangat optimal 2. Optimal 3. Cukup optimal 4. Kurang optimal 5. Tidak optimal 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 3. Cukup sesuai 4. Kurang sesuai 5. Tidak sesuai 1. Sangat ideal 2. Ideal 3. Cukup ideal 4. Kurang ideal 5. Tidak ideal
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
66
3. Tenaga Kependidikan a) Wakil Kepala Sekolah
b) Guru c) Konselor d) Pustakawan e) Laboran f) Tenaga Administrasi
4. Kesiswaan a) Input b) Output
c) Proses Pembelajaran
5. Keuangan Dan Pembiayaan
a) Sumber Dana
b) Penggunaan
c) Pelaporan 6. Sarana Dan Prasarana
a) Pengadaan
1. Sangat ideal 2. Ideal 3. Cukup ideal 4. Kurang ideal 5. Tidak ideal 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 3. Cukup sesuai 4. Kurang sesuai 5. Tidak sesuai
1. Sangat tinggi 2. Tinggi 3. Cukup tinggi 4. Kurang tinggi 5. Tidak tinggi 1. Sangat optimal 2. Optimal 3. Cukup optimal 4. Kurang optimal 5. Tidak optimal
1. Sangat tinggi 2. Tinggi 3. Cukup tinggi 4. Kurang tinggi 5. Tidak tinggi 1. Sangat ideal 2. Ideal 3. Cukup ideal 4. Kurang ideal 5. Tidak ideal 1. Sangat sesuai 2. Sesuai 3. Cukup sesuai 4. Kurang sesuai 5. Tidak sesuai
1. Sangat ideal 2. Ideal 3. Cukup ideal 4. Kurang ideal 5. Tidak ideal
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
67
b) Pemeliharaan c) Inventarisasi
7. Hubungan Masyarakat
a) Hubungan Dengan Masyarakat b) Hubungan Dengan Instansi
Lain
8. Layanan Khusus
a) Perpustakaan b) Kesehatan c) Keamanan
1. Sangat optimal 2. Optimal 3. Cukup optimal 4. Kurang optimal 5. Tidak optimal
1. Sangat ideal 2. Ideal 3. Cukup ideal 4. Kurang ideal 5. Tidak ideal
1. Sangat optimal 2. Optimal 3. Cukup optimal 4. Kurang optimal 5. Tidak optimal
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
3.4. Validitas dan reliabilitas
3.4.1. Validitas
Menurut Arikunto, ”validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (2002: 144). Suatu instrumen
yang valid atau sahih mempunyai tingkat validitas yang tinggi dan sebaliknya
instrumen yang kurang valid memiliki tingkat validitas yang rendah. Dalam
penelitian ini semakin tinggi tingkat validitas instrumen, maka semakin baik
instrumen tersebut.
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
hendak diukur dan dapat mengungkap data setiap variabel yang diukur dengan
tepat.Untuk mengukur validitas ini dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor
butir instrumen dengan skor total.
Untuk mengukur tingkat instrumen, peneliti menggunakan rumus product
moment, sebagai berikut:
68
Keterangan :
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah anggota populasi
X = skor indikator yang diuji
Y = total skor indikator
(Arikunto, 2002: 146)
Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen dilakukan dengan cara
mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien (r) pada taraf signifikansi 5% atau
taraf kepercayaan 95% . Apabila hitung > tabel maka instrumen tersebut
dapat dinyatakan valid, sehingga instrumen tersebut dinyatakan layak untuk
mengambil data.
Hasil analisis validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Hasil analisis validitas angket
No Item rxy rtabel Kriteria No item rxy rtabel Kriteria1 0.582 0.444 Valid 59 0.785 0.444 Valid2 0.609 0.444 Valid 60 0.701 0.444 Valid3 0.471 0.444 Valid 61 0.561 0.444 Valid4 0.554 0.444 Valid 62 0.776 0.444 Valid5 0.578 0.444 Valid 63 0.660 0.444 Valid6 0.484 0.444 Valid 64 0.564 0.444 Valid7 0.550 0.444 Valid 65 0.447 0.444 Valid8 0.849 0.444 Valid 66 0.455 0.444 Valid9 0.575 0.444 Valid 67 0.721 0.444 Valid
10 0.454 0.444 Valid 68 0.763 0.444 Valid11 0.549 0.444 Valid 69 0.525 0.444 Valid12 0.508 0.444 Valid 70 0.668 0.444 Valid13 0.826 0.444 Valid 71 0.493 0.444 Valid14 0.815 0.444 Valid 72 0.480 0.444 Valid15 0.869 0.444 Valid 73 0.834 0.444 Valid16 0.825 0.444 Valid 74 0.527 0.444 Valid
( )( ){ } ( ) ( ){ }2222 YYNXXN
YXYXYNxy
r∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
xyr
xyr xyr
69
17 0.645 0.444 Valid 75 0.745 0.444 Valid18 0.705 0.444 Valid 76 0.704 0.444 Valid19 0.769 0.444 Valid 77 0.720 0.444 Valid20 0.756 0.444 Valid 78 0.502 0.444 Valid21 0.455 0.444 Valid 79 0.665 0.444 Valid22 0.706 0.444 Valid 80 0.711 0.444 Valid23 0.512 0.444 Valid 81 0.475 0.444 Valid24 0.488 0.444 Valid 82 0.544 0.444 Valid25 0.590 0.444 Valid 83 0.677 0.444 Valid26 0.691 0.444 Valid 84 0.451 0.444 Valid27 0.651 0.444 Valid 85 0.568 0.444 Valid28 0.691 0.444 Valid 86 0.724 0.444 Valid29 0.706 0.444 Valid 87 0.666 0.444 Valid30 0.753 0.444 Valid 88 0.677 0.444 Valid31 0.830 0.444 Valid 89 0.574 0.444 Valid32 0.688 0.444 Valid 90 0.790 0.444 Valid33 0.723 0.444 Valid 91 0.773 0.444 Valid34 0.710 0.444 Valid 92 0.505 0.444 Valid35 0.537 0.444 Valid 93 0.727 0.444 Valid36 0.725 0.444 Valid 94 0.627 0.444 Valid37 0.688 0.444 Valid 95 0.488 0.444 Valid38 0.685 0.444 Valid 96 0.724 0.444 Valid39 0.631 0.444 Valid 97 0.657 0.444 Valid40 0.472 0.444 Valid 98 0.676 0.444 Valid41 0.746 0.444 Valid 99 0.745 0.444 Valid42 0.817 0.444 Valid 100 0.779 0.444 Valid43 0.540 0.444 Valid 101 0.677 0.444 Valid44 0.765 0.444 Valid 102 0.655 0.444 Valid45 0.762 0.444 Valid 103 0.654 0.444 Valid46 0.672 0.444 Valid 104 0.547 0.444 Valid47 0.594 0.444 Valid 105 0.632 0.444 Valid48 0.663 0.444 Valid 106 0.446 0.444 Valid49 0.459 0.444 Valid 107 0.571 0.444 Valid50 0.570 0.444 Valid 108 0.692 0.444 Valid51 0.612 0.444 Valid 109 0.660 0.444 Valid52 0.761 0.444 Valid 110 0.730 0.444 Valid53 0.512 0.444 Valid 111 0.679 0.444 Valid54 0.514 0.444 Valid 112 0.477 0.444 Valid55 0.819 0.444 Valid 113 0.682 0.444 Valid56 0.503 0.444 Valid 114 0.542 0.444 Valid57 0.632 0.444 Valid 115 0.681 0.444 Valid58 0.580 0.444 Valid 116 0.722 0.444 Valid
Sumber: Hasil Olah Data Validitas instrumen Penelitian
Berdasarkan hasil analisis validitas diperoleh dari 116 item pertanyaan.
116 item dinyatakan valid.
70
3.4.2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002: 154). Instrumen dapat dinyatakan
reliabel ketika digunakan untuk mengambil data, maka data yang diperoleh sudah
dapat dipercaya kebenarannya. Reliabilitas disini menunjukkan pada tingkat
keterandalan suatu instrumen dalam mengumpulkan data.
Adapun yang menjadi dasar dari penggunaan rumus ini adalah instrumen
yang akan dicari reliabilitasnya berbentuk angket. Rumus ini sangat cocok untuk
angket penskoran yang berskala. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur
tingkat reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
: jumlah varian butir
: varian total
(Arikunto, 2002: 171)
Setelah diperoleh perhitungan, koefisien reliabitilas selanjutnya
dikonsultasikan dengan nilai r pada taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan
( ) ⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡ ∑−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
= 2
21
111
b
b
kk
rσ
σ
2bσ∑
2bσ
71
95%. Apabila > maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dan dapat
digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil uji coba pada 20 responden, diperoleh sebesar 0.987
> 0.444 yang berarti reliabel, jadi angket tersebut dapat digunakan sebagai
alat penelitian.
3.5. Teknik Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah
hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Adapun analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.5.1. Analisis Data dan Interprestasi Skor
Untuk mengetahui adanya kinerja implementasi masing-masing komponen
manajemen digunakan analisis deskriptif, artinya seluruh data yang sudah
terkumpul diolah secara non statistik untuk menggambarkan situasi hasil
penelitian. Sebagai suatu hasil ukur berupa angka (kuantitatif), skor skala
memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterprestasikan secara
kualitatif (Azwar,2007:105).
Skor mentah yang dihasilkan suatu skala merupakan penjumlahan dari
skor item-item dalam skala itu. Untuk memberikan makna yang memiliki nilai
diagnostik skor mentah perlu diderivasi dan diacukan pada suatu norma
kategorisasi ( Azwar,2007:107).
Untuk mengkategorisasikan subjek pada penelitian ini dengan
menggunakan kategori jenjang. Tujuan kategori ini adalah menempatkan individu
dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu
11r tabelr
72
kontinum berdasar atribut yang diukur. Banyaknya jenjang kategori diagnosis
yang akan dibuat biasanya tidak lebih dari lima jenjang dan tidak kurang dari tiga
jenjang (Azwar,2007:107).
Kategori ini bersifat relatif, sehingga kategorisasi indikator-indikator
dalam penelitian ini, dibuat berbeda berdasarkan standar yang terdapat pada
masing-masing indikator. Adapun syarat untuk kategorisasi sebagai berikut:
Interval skor Kriteria
a ( x ≤ μ -1.5σ) b ( μ -1.5σ < x ≤ μ -0.5σ) c ( μ -0.5σ < x ≤ μ + 0.5σ) d ( μ + 0.5σ < x ≤ μ + 1.5σ) e ( μ + 1.5σ < x)
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat tinggi
Keterangan :
μ = Rata-rata σ = Standart deviasi x = Skor Cara mencari Standart deviasi dapat diketahui dengan rumus :
Standart deviasi = Skor tertinggi – Skor terendah : 6 ( karena suatu distribusi
normal terbagi atas 6 bagian)
Sedangkan untuk mencari rata-rata dapat di ketahui dengan rumus :
Rata-rata = (Skor tertinggi + Skor terendah) : 2
Dalam penyajiannya, hasil analisis ini didasarkan pada distribusi frekuensi
yang memberikan gambaran mengenai distribusi subjek menurut kategori-kategori
nilai variabel. Untuk mengetahuinya didasarkan pada nilai atau skor yang telah
ditetapkan untuk setiap alternatif jawaban yang tersedia dalam angket. Untuk
73
mengetahuinya didasarkan pada nilai atau skor yang telah ditetapkan untuk setiap
alternatif jawaban yang tersedia dalam angket.
Penyusunan tabel kriteria manajemen sekolah, adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.5 Distribusi Skor Manajemen Sekolah
No Variabel Skor tertinggi
Skor terendah
Rata-rata
Standar Deviasi
1 Kepemimpinan kepala sekolah 135 27 81 18 2 Kurikulum & prog. pembl 160 32 96 21.33 3 Ketenaga kependidikan 70 14 42 9.33 4 Kesiswaan 70 14 42 9.33 5 Keuangan dan pembiayaan 30 6 18 4 6 Sarana prasarana 40 8 24 5.33 7 Hubungan masyarakat 35 7 21 4.67 8 Layanan khusus 40 8 24 5.33
Keterangan:
1.Kepemimpinan kepala sekolah
Diungkap 27 item pertanyaan, skor 5 untuk jawaban selalu dan skor 1 untuk
jawaban tidak pernah. Skor tertinggi: 27x5:135, skor terendah: 27x1:27, rata-
rata: (135+27):2:81, dan standar deviasi (135-27):6:18.
2.Kurikulum dan program pembelajaran
Diungkap 32 item pertanyaan. Skor tertinggi: 32x5:160, skor terendah: 32x1:32,
rata-rata: (160+32):2:96, dan standar deviasi (160-32):6:21.33.
3.Tenaga kependidikan
Diungkap 14 item pertanyaan. Skor tertinggi: 14x5:70, skor terendah: 14x1:14,
rata-rata: (70+14):2:42, dan standar deviasi (70-14):6:9.33.
74
4.Kesiswaan
Diungkap dengan 14 item pertanyaan, skor 5 untuk jawaban selalu dan skor 1
untuk jawaban tidak pernah. Skor tertinggi: 14x5:70, skor terendah: 14x1:14,
rata-rata: (70+14):2:42, dan standar deviasi (70-14):6:9.33.
5.Keuangan dan pembiayaan
Diungkap 6 item pertanyaan. Skor tertinggi: 6x5:30, skor terendah: 6x1:6, rata-
rata: (30+6):2:18, dan standar deviasi (30-6):6:4
6.Sarana prasarana
Diungkap 8 item pertanyaan. Skor tertinggi: 8x5:40, skor terendah: 8x1:8, rata-
rata: (40+8):2:24, dan standar deviasi (40-8):6:5.33
7.Hubungan masyarakat
Diungkap dengan 7 item pertanyaan, skor 5 untuk jawaban selalu dan skor 1
untuk jawaban tidak pernah. Skor tertinggi: 7x5:35, skor terendah: 7x1:7, rata-
rata: (35+7):2:21, dan standar deviasi (35-7):6:4.67
8.Layanan khusus
Diungkap dengan 8 item pertanyaan, skor 5 untuk jawaban selalu dan skor 1
untuk jawaban tidak pernah. Skor tertinggi: 8x5:40, skor terendah: 8x1:8, rata-
rata: (40+8):2:24, dan standar deviasi (40-8):6:5.33
75
Penyusunan tabel kriteria manajemen sekolah, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Distribusi Skor Acuan Manajemen Sekolah
Variabel / Indikator Skor terti nggi
Skor terendah
Rata-rata Standar deviasi
Interval skor Kriteria
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
135
27
81
18
108 <Skor ≤ 135 90 <Skor ≤ 108 72 <Skor ≤ 90 54 <Skor ≤ 72 27 <Skor ≤ 54
Sangat idealIdeal
Cukup ideal Kurang ideal
Tidak ideal Kepribadian 25 5 15 3.33 19.995 < skor ≤25
16.665 < skor ≤19.995 13.335 < skor ≤16.665 10.005 < skor ≤13.335
5 < skor ≤10.005
Sangat idealIdeal
Cukup Ideal Kurang Ideal
Tidak Ideal Manajerial 65 13 39 8.67 52.005 <skor ≤ 65
43.335 <skor ≤ 52.005 34.665 <skor ≤ 43.335 25.995 <skor ≤ 34.665
13 <skor ≤ 25.995
Sangat idealIdeal
Cukup Ideal Kurang Ideal
Tidak Ideal Kewirausahaan
Supervisi Sosial
15 3 9 2 12 < skor ≤ 15 10 < skor ≤ 12 8 < skor ≤ 10 6 < skor ≤ 8 3 < skor ≤ 6
Sangat idealIdeal
Cukup Ideal Kurang Ideal
Tidak Ideal 2. Kurikulum &
Program pembelajaran
160 32 96 21.33
127.995 <Skor ≤ 160 106.667 <Skor ≤ 127.995 85.335 < Skor ≤ 106.667 64.005 < Skor ≤ 85.35
32 < Skor ≤ 64.005
Sangat optimalOptimal
Cukup optimal Kurang optimal
Tidak optimal KTSP
Kalender pend Per. akademik
15 3 9 2 12 < skor ≤ 15 10 < skor ≤ 12 8 < skor ≤ 10 6 < skor ≤ 8 3 < skor ≤ 6
Sangat idealIdeal
Cukup Ideal Kurang Ideal
Tidak Ideal Program
pembelajaran 75 15 45 10 60<skor≤75
50<skor≤60 40<skor≤50 30<skor≤40 15<skor≤30
Sangat OptimalOptimal
Cukup Optimal Kurang Optimal
Tidak Optimal Penilaian hasil
belajar 40 8 24 5.33 31.99 <skor≤40
26.665 <skor≤31.995 21.335 <skor≤26.665 16.005 <skor≤21.335
8 <skor ≤16.005
Sangat SesuaiSesuai
Cukup Sesuai Kurang Sesuai
Tidak Sesuai 3. Ketenaga
kependidikan 70 14 42 9.33 55.995<Skor≤70
46.665<Skor≤55.995 37.335<Skor≤46.665 28.005<Skor≤37.335
14<Skor≤28.005
Sangat idealIdeal
Cukup ideal Kurang ideal
Tidak ideal Wakil kepala 20 4 12 2.67 16.005<skor≤20 Sangat ideal
76
sekolah 13.335<skor≤16.005 10.665<skor≤13.335 7.995<skor≤10.665
4<skor≤7.995
IdealCukup Ideal
Kurang Ideal Tidak Ideal
Guru Konselor
Pustakawan Laboran
Administrator
10 2 6 1.33 7.995<skor≤10 6.665<skor≤7.995 5.335<skor≤6.665 4.005<skor≤5.335
2<skor≤4.005
Sangat idealIdeal
Cukup Ideal Kurang Ideal
Tidak Ideal 4. Kesiswaan 70 14 42 9.33 55.995<Skor≤70
46.665<Skor≤55.995 37.335<Skor≤46.665 28.005<Skor≤37.335
14<Skor≤28.005
Sangat tinggiTinggi
Cukup tinggi Kurang tinggi
Tidak tinggi Input siswa 15 3 9 2 12<skor≤15
10<skor≤12 8<skor≤10 6<skor≤8 3<skor≤6
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Tinggi Kurang Tinggi
Tidak Tinggi Proses pembljrn 35 7 21 4.67 28.005<skor≤35
23.335<skor≤28.005 18.665<skor≤23.335 13.995<skor≤18.665
7<skor≤13.995
Sangat OptimalOptimal
Cukup Optimal Kurang Optimal
Tidak Optimal Output 20 4 12 2.67 16.005<skor≤20
13.335<skor≤16.005 10.665<skor≤13.335 7.995<skor≤10.665
4<skor≤7.995
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Tinggi Kurang Tinggi
Tidak Tinggi 5. Keuangan dan
pembiayaan 30 6 18 4 24<Skor≤30
20<Skor≤24 16<Skor≤20 12<Skor≤16 6<Skor≤12
Sangat tinggiTinggi
Cukup tinggi Kurang tinggi
Tidak tinggi Sumber dana Penggunaan
Pelaporan 10 2 6 1.33
7.995<skor≤10 6.665<skor≤7.995 5.335<skor≤6.665 4.005<skor≤5.335
2<skor≤4.005
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Tinggi Kurang Tinggi
Tidak Tinggi 6. Sarana
prasarana 40 8 24 5.33 31.995<Skor≤40
26.665<Skor≤31.995 21.335<Skor≤26.665 16.005<Skor≤21.335
8<Skor≤16.005
Sangat optimalOptimal
Cukup optimal Kurang optimal
Tidak optimal Pengadaan
Pemeliharaan 10 2 6 1.33 7.995<skor≤10
6.665<skor≤7.995 5.335<skor≤6.665 4.005<skor≤5.335
2<skor≤4.005
Sangat idealIdeal
Cukup Ideal Kurang Ideal
Tidak Ideal Inventarisasi 20 4 12 2.67 16.005<skor≤20
13.335<skor≤16.005 10.665<skor≤13.335 7.995<skor≤10.665
4<skor≤7.995
Sangat idealIdeal
Cukup Ideal Kurang Ideal
Tidak Ideal
77
7. Hubungan masyarakat
35 7 21 4.67 28.005<Skor≤35 23.335<Skor≤28.005 18.665<Skor≤23.335 13.995<Skor≤18.665
7<Skor≤13.995
Sangat optimalOptimal
Cukup optimal Kurang optimal
Tidak optimal Hub. dgn
masyarakat 20 4 12 2.67
16.005<skor≤20 13.335<skor≤16.005 10.665<skor≤13.335 7.995<skor≤10.665
4<skor≤7.995
Sangat idealIdeal
Cukup Ideal Kurang Ideal
Tidak Ideal Hub. dgn instansi 15 3 9 2 12<skor≤15
10<skor≤12 8<skor≤10 6<skor≤8 3<skor≤6
Sangat idealIdeal
Cukup Ideal Kurang Ideal
Tidak Ideal 8. Layanan khusus 40 8 24 5.33 31.995<Skor≤40
26.665<Skor≤31.995 21.335<Skor≤26.665 16.005<Skor≤21.335
8<Skor≤16.005
Sangat optimalOptimal
Cukup optimal Kurang optimal
Tidak optimal Perpustakaan
Kesehatan 15 3 9 2 12<skor≤15
10<skor≤12 8<skor≤10 6<skor≤8 3<skor≤6
Sangat OptimalOptimal
Cukup Optimal Kurang Optimal
Tidak Optimal Keamanan 10 2 6 1.33 7.995<skor≤10
6.665<skor≤7.995 5.335<skor≤6.665 4.005<skor≤5.335
2<skor≤4.005
Sangat OptimalOptimal
Cukup Optimal Kurang Optimal
Tidak Optimal
3.5.2. ANOVA (analisis varians)
Analisis varians digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k
sample bila datanya berbentuk interval atau ratio. Penggunaan anova dilandasi
dengan asumsi: sampel diambil secara random, data berdistribusi normal dan
varians antar sampel homogen. Untuk melakukan pengujian hipotesisnya adalah
jika sig > 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. (Ho= tidak ada perbedaan kinerja
manajemen antara sekolah akreditasi A, B dan C, Ha= ada perbedaan antara
kinerja manajemen antara sekolah akreditasi A, B dan C)
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Latar Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam hal ini adalah kinerja manajemen sekolah
khususnya di tingkat SMA swasta. Jumlah SMA swasta se-Kabupaten Kendal
hingga saat ini adalah 14 SMA swasta. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yaitu semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel dan Indikator Penelitian
Analisis ini digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik dari tiap-tiap
variabel dan sub-variabel agar lebih bermakna dan komunikatif. Analisis
deskriptif masing-masing variabel dan indikator adalah sebagai berikut:
1. Manajemen kepemimpinan kepala sekolah
a). Sekolah dengan akreditasi A
Tabel 4.2 Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Kepribadian 23.2 22.6 22.9 0.1 Manajerial 61.7 61.2 61.45 0.08 Kewirausahaan 14.9 11.8 13.35 0.52 Supervisi 13.6 11.8 12.7 0.3 Sosial 13.8 12 12.9 0.3
Total 123.3 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
79
Nilai rata-rata pada tabel 4.2 diatas mewakili kondisi kepemimpinan
kepala sekolah. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori pertama dan termasuk
dalam kriteria sangat ideal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang
kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya
mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa kepemimpinan
kepala sekolah sudah mendekati kriteria sangat ideal. Kepala sekolah
menggunakan secara maksimal kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Namun dalam aspek kepemimpinan,
kompetensi supervisi kepala sekolah masih kurang digunakan secara
optimal.
b). Sekolah dengan akreditasi B
Tabel 4.3 Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Kepribadian 23.5 19.6 21.55 0.65 Manajerial 60.5 55.9 58.2 0.77 Kewirausahaan 13.8 11.2 12.5 0.43 Supervisi 12.4 11 11.7 0.23 Sosial 13.7 11.4 12.55 0.38
Total 116.5 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.3 diatas mewakili kondisi kepemimpinan
kepala sekolah. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori pertama dan termasuk
dalam kriteria sangat ideal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang
kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya
mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek
kepemimpinan kepala sekolah sudah mendekati kriteria sangat optimal.
80
Namun dalam aspek kepemimpinan ini masih terdapat kelemahan pada
kompetensi supervisi.
c). Sekolah dengan akreditasi C
Tabel 4.4 Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Kepribadian 21.2 20.5 20.85 0.12 Manajerial 52.8 49.7 51.25 0.52 Kewirausahaan 12.1 11.5 11.8 0.1 Supervisi 11.7 11.4 11.55 0.05 Sosial 12.4 11.7 12.05 0.12
Total 107.5 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.4 diatas mewakili kondisi kepemimpinan
kepala sekolah. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori kedua dan termasuk
dalam kriteria ideal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil,
nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati
kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah sudah mendekati kriteria sangat ideal. Dalam kepemimpinan ini
juga kepala sekolah masih kurang mengoptimalkan kompetensi supervisi.
2. Manajemen kurikulum dan program pengajaran
a) Sekolah dengan akreditasi A
Tabel 4.5 Deskripsi Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD KTSP 14.1 12.2 13.15 0.32
Kalender Pend 14.3 11.6 12.95 0.45 Prog.Pemb 63.3 62.8 63.05 0.08 Penilaian HB 32.4 32.1 32.25 0.05 Peraturan Ak 14.1 13.2 13.65 0.15
Total 135.05
81
Nilai rata-rata pada tabel 4.5 diatas mewakili kondisi kurikulum dan
program pengajaran. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-
rata kurikulum dan program pengajaran berada pada kategori pertama dan
termasuk dalam kriteria sangat optimal. Dengan standar deviasi
menunjukkan nilai yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti
cenderung kriterianya mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan
bahwa aspek kurikulum dan program pengajaran sudah mendekati kriteria
sangat optimal.
Untuk implementasi KTSP di sekolah swasta masih kurang optimal.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, belum semua guru dapat
merealisasikan standar KTSP yang ditetapkan dalam Permendiknas No.19
Tahun 2007 bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran. Setiap guru
bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya
dan dapat bekerjasama dengan kelompok guru, MGMP atau perguruan
tinggi. Dalam program pembelajaran juga belum bisa berjalan secara
maksimal, sebab di SMA swasta masih terdapat guru yang mengampu lebih
dari satu mata pelajaran. Kondisi ini juga diperkuat dengan perolehan skor
yang hanya 63.05 jauh dari kriteria optimalnya yaitu 75.
b) Sekolah dengan akreditasi B
Tabel 4.6 Deskripsi Manajemen Kurikulum dan Program Pegajaran Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD
KTSP 14.4 11.2 12.8 0.53 Kalender Pend 14.3 9.8 12.05 0.75
Prog.Pemb 66.1 53 59.55 2.18 Penilaian HB 35.2 30.2 32.7 0.83 Peraturan Ak 14 11.3 12.65 0.45
Total 117.1
82
Nilai rata-rata pada tabel 4.6 diatas mewakili kondisi kurikulum dan
program pengajaran. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-
rata kurikulum dan program pengajaran berada pada kategori pertama dan
termasuk dalam kriteria sangat optimal. Dengan standar deviasi
menunjukkan nilai yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti
cenderung kriterianya mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan
bahwa aspek kurikulum sudah mendekati kriteria sangat optimal.
Untuk implementasi KTSP di sekolah swasta masih kurang optimal.
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, belum semua guru dapat
merealisasikan standar KTSP yang ditetapkan dalam Permendiknas No.19
Tahun 2007 bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran. Setiap guru
bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya
dan dapat bekerjasama dengan kelompok guru, MGMP atau perguruan
tinggi.
c) Sekolah dengan akreditasi C
Tabel 4.7 Deskripsi Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD KTSP 12.1 11.9 12 0.03
Kalender Pend 11.4 10 10.7 0.23 Prog.Pemb 52.8 48.7 50.75 0.68 Penilaian HB 31.2 30.7 30.95 0.08 Peraturan Ak 11.9 11.5 11.7 0.07
Total 116.1 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.7 diatas mewakili kondisi kurikulum dan
program pengajaran. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-
rata kurikulum dan program pengajaran berada pada kategori kedua dan
83
termasuk dalam kriteria optimal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai
yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya
mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa kurikulum dan
program pengajaran sudah mendekati kriteria sangat optimal. Dalam
komponen ini terdapat kelemahan pada program pembelajaran dan
peraturan akademik.
3. Manajemen tenaga kependidikan
a) Sekolah dengan akreditasi A
Tabel 4.8 Deskripsi Manajemen Tenaga kependidikan
Indikator Skor Tertinggi
Skor Terendah
Rata-rata
SD
Wakil Kep.Sek 19.7 17.6 18.65 0.35 Guru 9.5 7.2 8.35 0.38 Konselor 9.9 7.9 8.9 0.33 Pustakawan 9.8 7.7 8.75 0.35 Laboran 8.5 6 7.25 0.42 Administrasi 9.6 7.3 8.45 0.38
Total 60.35 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.8 diatas mewakili kondisi tenaga
kependidikan. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
tenaga kependidikan berada pada kategori pertama dan termasuk dalam
kriteria sangat ideal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil,
nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati
kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek tenaga
kependidikan sudah mendekati kriteria ideal
Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dibantu dengan empat
wakil kepala bidang kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan bidang
84
hubungan dengan masyarakat. Selain itu juga terdapat tenaga kependidikan
yang lainnya seperti guru, pustakawan, konselor, laboran dan tenaga
administrasi. Namun di SMA swasta masih terdapat guru yang mengajar
tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Dari hasil wawancara
dengan kepala sekolah, hal ini dilakukan untuk meminimalisir pengeluaran
sekolah dalam menggaji pegawainya. Untuk laboran dan pustakawan juga
masih banyak yang kurang sesuai dengan kualifikasi akademiknya.
b) Sekolah dengan akreditasi B
Tabel 4.9 Deskripsi Manajemen Tenaga Kependidikan
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Wakil Kep.Sek 19.2 16.3 17.75 0.48 Guru 9 7.7 8.35 0.22 Konselor 9.4 6.9 8.15 0.42 Pustakawan 8.7 6.7 7.7 0.33 Laboran 8.8 5.7 7.25 0.52 Administrasi 9.3 7 8.15 0.38
Total 57.35 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.9 diatas mewakili kondisi tenaga
kependidikan. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
tenaga kependidikan berada pada kategori pertama dan termasuk dalam
kriteria sangat ideal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil,
nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati
kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek tenaga
kependidikan sudah mendekati kriteria ideal. Dalam tenaga kependidikan
ini masih terdapat kelemahan dalam tenaga guru, pustakawan dan laboran.
85
c) Sekolah dengan akreditasi C
Tabel 4.10 Deskripsi Manajemen Tenaga Kependidikan
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Wakil Kep.Sek 16.2 15.6 15.9 0.1 Guru 8 6.4 7.2 0.27 Konselor 7.6 5.2 6.4 0.4 Pustakawan 7 6.7 6.85 0.05 Laboran 6.2 6 6.1 0.03 Administrasi 8.3 8 8.15 0.05
Total 50.6 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.10 diatas mewakili kondisi tenaga
kependidikan. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
tenaga kependidikan berada pada kategori kedua dan termasuk dalam
sangat ideal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil, nilai
standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati
kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa tenaga kependidikan
sudah mendekati kriteria sangat ideal. Namun dalam manajemen tenaga
kependidikan masih terdapat kelemahan dalam tenaga guru dan laboran.
4. Manajemen kesiswaan
a) Sekolah dengan akreditasi A
Tabel 4.11 Deskripsi Manajemen Kesiswaan
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Input 13.4 11.6 12.5 0.3 Proses Pemb 34.2 26.8 30.5 1.23 Output 14.3 12.5 13.4 0.3
Total 56.4 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.11 diatas mewakili kondisi kesiswaan.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata manajemen
86
kesiswaan berada pada kategori pertama dan termasuk dalam kriteria sangat
tinggi. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil, nilai standar
deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati kriteria rata-
rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek kesiswaan sudah mendekati
kriteria tinggi. Namun input SMA swasta masih tergolong rendah, hal ini
diperkuat dengan perolehan skor 12.5 yang berada pada kategori keempat
dan ternasuk dalam kategori kurang tinggi.
Output memperoleh skor rata-rata 13.4 dengan kriteria tinggi.
Penyimpangan nilai data dari nilai rata-rata sebesar 0.3. Tingkat kelulusan
di SMA swasta belum bisa mencapai 100%, disamping itu minat untuk
melanjutkan diperguruan tinggi masih rendah. Hal ini diperkuat dengan
hasil wawancara dengan kepala sekolah yang menyatakan intensitas siswa
yang melanjutkan keperguruan tinggi masih rendah, salah satu sebabnya
adalah rata-rata orang tua murid termasuk dalam golongan ekonomi
menengah kebawah yang memiliki pola pikir yang masih sederhana bahwa
sekolah sampai SMA saja sudah baik, tidak perlu melanjutkan ke perguruan
tinggi.
b) Sekolah dengan akreditasi B
Tabel 4.12 Deskripsi Manajemen Kesiswaan
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Input 13.9 11.3 12.6 0.43 Proses Pemb 30.7 26.6 28.65 0.68 Output 12.5 11.1 11.8 0.23
Total 53.05 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.12 diatas mewakili kondisi kesiswaan.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata manajemen
87
kesiswaan berada pada kategori kedua dan termasuk dalam kriteria tinggi.
Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil, nilai standar deviasi
yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati kriteria rata-rata,
sehingga dapat diartikan bahwa aspek kesiswaan sudah mendekati kriteria
tinggi. Rata-rata input SMA swasta lebih rendah jika dibandingkan dengan
SMA negeri. Hal ini dikarenakan mereka yang tidak diterima di sekolah
negeri akan memilih sekolah swasta sebagai alternatif keduanya.
Output memperoleh skor rata-rata 11.8 yang berada pada kategori
ketiga dengan kriteria cukup tinggi. Penyimpangan nilai data dari nilai
rata-rata sebesar 0.23. Sama dengan sekolah swasta pada umumnya,
tingkat kelulusan belum bisa mencapai 100%. Kuantitas masuk ke
perguruan tinggipun juga masih sangat rendah.
c) Sekolah dengan akreditasi C
Tabel 4.13 Deskripsi Manajemen Kesiswaan
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Input 11.5 7.6 9.55 0.65 Proses Pemb 25.3 21.2 23.25 0.68 Output 11.7 10.2 10.95 0.25
Total 43.75 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.13 diatas mewakili kondisi kesiswaan.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata kesiswaan berada
pada kategori ketiga dan termasuk dalam kriteria cukup tinggi. Dengan
standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil, nilai standar deviasi yang
kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati kriteria rata-rata, sehingga
dapat diartikan bahwa aspek kesiswaan sudah mendekati kriteria tinggi.
Dalam aspek input memperoleh skor 9.55 yang berada pada ketegori
88
kelima dengan kriteria tidak tinggi. Hal ini disebabkan karena kebanyakan
dari mereka yang diterima adalah yang sudah tidak diterima di sekolah
manapun.
Rata-rata output sekolah swasta yang akreditasinya C adalah sebesar
10.95, termasuk dalam ketegori ketiga dengan kriteria cukup tinggi. Dalam
pengungkapan data output terdapat penyimpangan nilai data dari nilai rata-
ratanya sebesar 0.25. Sama halnya dengan sekolah swasta lainnya, tingkat
kelulusannya juga belum bisa mencapai 100%. Minat untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi juga masih sangat rendah, sebab kebanyakan mereka
hanya berorientasi untuk mendapatkan ijasah SMA saja.
5. Manajemen keuangan dan pembiayaan
a). Sekolah dengan akreditasi A
Tabel 4.14 Deskripsi manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Sumber dana 8.3 7.3 7.8 0.17 Penggunaan 9.7 7.8 8.75 0.32 Pelaporan 9.6 7.7 8.65 0.32
Total 25.2 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.14 diatas mewakili kondisi keuangan dan
pembiayaan. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
keuangan dan pembiayaan berada pada kategori pertama dan termasuk
dalam kriteria sangat tinggi. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai
yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung
kriterianya mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa
aspek keuangan dan pembiayaan sudah mendekati kriteria tinggi. Sumber
dana sekolah swasta masih tergolong kecil sebab berasal dari siswa dan
89
yayasan yang menaungi suatu sekolah. Hal ini juga diperkuat dengan
perolehan skor 7.8 yang berada pada kategori kedua. Penggunaan sumber
dana disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, misalnya untuk pembiayaan
pengadaan ujian baik semesteran maupun ujian akhir dan pelaporannya
ditujukan pada kepala sekolah, orang tua siswa dan yayasan yang
menaunginya.
b). Sekolah dengan akreditasi B
Tabel 4.15 Deskripsi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Sumber dana 8.6 6.8 7.7 0.03 Penggunaan 9.6 6.5 8.05 0.52 Pelaporan 9 7.2 8.1 0.3
Total 23.85 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.15 diatas mewakili kondisi keuangan dan
pembiayaan. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
keuangan dan pembiayaan berada pada kategori kedua dan termasuk
dalam kriteria tinggi. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang
kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya
mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek
keuangan dan pembiayaan sudah mendekati kriteria tinggi. Sumber dana
sekolah swasta masih tergolong kecil sebab berasal dari siswa dan yayasan
yang menaungi suatu sekolah. Penggunaan sumber dana disesuaikan
dengan kebutuhan sekolah, misalnya untuk pembiayaan pengadaan ujian
baik semesteran maupun ujian akhir dan pelaporannya ditujukan pada
kepala sekolah, orang tua siswa dan yayasan yang menaunginya.
90
c). Sekolah dengan akreditasi C
Tabel 4.16 Deskripsi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Sumber dana 6.4 5.7 6.05 0.12 Penggunaan 6.3 5.1 5.7 0.2 Pelaporan 6.8 5.2 6 0.27
Total 17.75 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.16 diatas mewakili kondisi keuangan dan
pembiayaan. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
keuangan dan pembiayaan berada pada kategori ketiga dan termasuk
dalam kriteria cukup tinggi. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai
yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung
kriterianya mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa
aspek keuangan dan pembiayaan sudah mendekati kriteria tinggi.
6. Manajemen sarana prasarana
a). Sekolah dengan akreditasi A
Tabel 4.17 Deskripsi Manajemen Sarana Prasarana
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SDPengadaan 9.8 8.1 8.95 0.28 Pemeliharaan 9.6 8.3 8.95 0.22 Inventarisasi 19.4 15.9 17.65 0.58
Total 35.55 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.17 diatas mewakili kondisi sarana dan
prasarana. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata sarana
dan prasarana berada pada kategori pertama dan termasuk dalam kriteria
sangat optimal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil,
nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati
91
kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek sarana dan
prasarana sudah mendekati kriteria sangat optimal. Sarana prasarana di
sekolah swasta sudah cukup bagus, meskipun kurang lengkap. Diantaranya
adalah tersedianya lapangan olahraga dan adanya labratorium komputer.
b). Sekolah dengan akreditasi B
Tabel 4.18 Deskripsi Manajemen Sarana Prasarana
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Pengadaan 8.8 7.8 8.3 0.17 Pemeliharaan 8.9 7.7 8.3 0.2 Inventarisasi 17.2 15.2 16.2 0.33
Total 32.8 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.18 diatas mewakili kondisi sarana dan
prasarana. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata sarana
dan prasarana berada pada kategori pertama dan termasuk dalam kriteria
sangat optimal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil,
nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati
kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek sarana dan
prasarana sudah mendekati kriteria sangat optimal. Sarana prasarana yang
ada di sekolah sudah cukup bagus, meskipun kurang lengkap.
c). Sekolah dengan akreditasi C
Tabel 4.19 Deskripsi Manajemen Sarana Prasarana
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Pengadaan 7.7 5.8 6.75 0.32 Pemeliharaan 7.6 5.4 6.5 0.37 Inventarisasi 15.6 11.5 13.55 0.68
Total 26.8 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
92
Nilai rata-rata pada tabel 4.19 diatas mewakili kondisi sarana dan
prasarana. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata sarana
dan prasarana berada pada kategori kedua dan termasuk dalam kriteria
optimal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil, nilai
standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati
kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek sarana dan
prasarana sudah mendekati kriteria sangat optimal. Manajemen hubungan
masyarakat
a). Sekolah dengan akreditasi A
Tabel 4.20 Deskripsi Manajemen Hubungan Masyarakat
Indikator Skor Tertinggi
Skor Terendah
Rata-rata SD
Hub dgn masy 17.9 16.5 17.2 0.23Hub dgn instansi lain 14 12.9 13.45 0.18
Total 30.65 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.20 diatas mewakili kondisi manajemen
hubungan masyarakat. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai
rata-rata manajemen hubungan masyarakat berada pada kategori pertama
dan termasuk dalam kriteria sangat optimal. Dengan standar deviasi
menunjukkan nilai yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti
cenderung kriterianya mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat
diartikan bahwa aspek manajemen hubungan masyarakat sudah mendekati
kriteria sangat optimal. Hubungan dengan masyarakat dilakukan agar
warga masyarakat bisa mendukung pengelolaan pendidikan, sehingga
dengan kerjasama yang terjalin akan dapat meningkatkan prestise sekolah.
93
b). Sekolah dengan akreditasi B
Tabel 4.21 Deskripsi Manajemen Hubungan Masyarakat
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Hub.Masy 17 15.2 16.1 0.3 Hub Instansi 14 12.3 13.15 0.28
Total 29.25 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.21 diatas mewakili kondisi manajemen
hubungan masyarakat. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai
rata-rata manajemen hubungan masyarakat berada pada kategori pertama
dan termasuk dalam kriteria sangat optimal. Dengan standar deviasi
menunjukkan nilai yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti
cenderung kriterianya mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat
diartikan bahwa aspek manajemen hubungan masyarakat sudah mendekati
kriteria sangat optimal. Hubungan dengan masyarakat dilakukan agar
warga masyarakat bisa mendukung pengelolaan pendidikan, sehingga
dengan kerjasama yang terjalin akan dapat meningkatkan prestise sekolah.
Untuk hubungan dengan instansi lain, sebagai contohnya adalah SMA
Muh Weleri menjalin kemitraan dengan Dinas Pendidikan Dasar Dan
Menengah (Dikdasmen) yaitu yayasan yang menaungi sekolah
muhammadiyah.
c). Sekolah dengan akreditasi C
Tabel 4.22 Deskripsi Manajemen Hubungan Masyarakat
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Hub.Masy 15.1 14 14.55 0.18 Hub Instansi 12.7 11.3 12 0.23
Total 26.55 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
94
Nilai rata-rata pada tabel 4.22 diatas mewakili kondisi hubungan
masyarakat. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
hubungan masyarakat berada pada kategori kedua dan termasuk dalam
kriteria optimal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil,
nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati
kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek hubungan
masyarakat sudah mendekati kriteria sangat optimal.
7. Manajemen layanan khusus
a). Sekolah dengan akreditasi A
Tabel 4.23 Deskripsi Manajemen Layanan Khusus
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Perpustakaan 13 12.4 12.7 0.1 Kesehatan 13 12.3 12.65 0.12 Keamanan 9.7 7.8 8.75 0.32
Total 34.1 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.23 diatas mewakili kondisi manajemen
layanan khusus. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
manajemen layanan khusus berada pada kategori pertama dan termasuk
dalam kriteria sangat optimal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai
yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung
kriterianya mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa
aspek manajemen layanan khusus sudah mendekati kriteria sangat optimal.
Layanan perpustakaan sudah dapat berjalan secara optimal walaupun
referensi yang ada masih kurang lengap. Rata-rata sekolah swasta juga
sudah mempunyai UKS sebagai bentuk layanan kesehatan dan masing-
masing sekolah juga sudah bisa memberikan layanan keamanan yang dapat
95
memberikan kenyamanan dilingkungan sekolah.
b). Sekolah dengan akreditasi B
Tabel 4.24 Deskripsi manajemen Layanan Khusus
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Perpustakaan 12.7 10.8 11.75 0.32 Kesehatan 12.6 11.1 11.85 0.25 Keamanan 9.3 7 8.15 0.38
Total 31.75 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Nilai rata-rata pada tabel 4.24 diatas mewakili kondisi manajemen
layanan khusus. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
manajemen layanan khusus berada pada kategori kedua dan termasuk
dalam kriteria optimal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang
kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti cenderung kriterianya
mendekati kriteria rata-rata, sehingga dapat diartikan bahwa aspek
manajemen layanan khusus sudah mendekati kriteria sangat optimal.
Layanan perpustakaan sudah dapat berjalan secara optimal walaupun
referensi yang ada masih kurang lengap. Rata-rata sekolah swasta juga
sudah mempunyai UKS sebagai bentuk layanan kesehatan. Namun untuk
layanan keamanan sekolah belum mempunyai petugas khusus dan hanya
dirangkap oleh tukang kebun sekolah.
c). Sekolah dengan akreditasi C
Tabel 4.25 Deskripsi manajemen Layanan Khusus
Indikator Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata SD Perpustakaan 11.9 10.7 11.3 0.2 Kesehatan 11.7 10.4 11.05 0.22 Keamanan 7.7 6.1 6.9 0.27
Total 29.25 Sumber: Data primer yang diolah, 2009
96
Nilai rata-rata pada tabel 4.25 diatas mewakili kondisi layanan
khusus. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata layanan
khusus berada pada kategori kedua dan termasuk dalam kriteria optimal.
Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil, nilai standar deviasi
yang kecil ini berarti cenderung kriterianya mendekati kriteria rata-rata,
sehingga dapat diartikan bahwa aspek layanan khusus sudah mendekati
kriteria sangat optimal. Diantara ketiga aspek tersebut, layanan keamanan
memperoleh skor paling rendah. Untuk memberi layanan keamanan ini
dirangkap oleh tukang kebun.
Tabel 4.26 Rekapitulasi hasil penelitian
Variabel SMA akreditasi A SMA akreditasi B SMA akreditasi C
Rata-rata
Kriteria Rata-rata
Kriteria Rata- rata
Kriteria
Kepemimpinan kepala sekolah
123.3 Sangat ideal 116.5 Sangat ideal 107.5 Ideal
Kurikulum 135.05 Sangat optimal 117.1 Optimal 116.1 OptimalTenaga kependidikan 60.35 Sangat ideal 57.35 Sangat ideal 50.6 Sangat ideal
Kesiswaan 56.4 Sangat tinggi 53.05 Tinggi 43.75 Cukup tinggiKeuangan 25.2 Sangat tinggi 23.85 Tinggi 17.75 Cukup tinggi
Sarana prasarana 35.55 Sangat optimal 32.8 Sangat optimal
26.8 Optimal
Hub masyarakat 30.65 Sangat optimal 29.25 Sangat optimal
26.55 Optimal
Layanan khusus 34.1 Sangat optimal 31.75 optimal 29.25 Optimal
Secara keseluruhan kinerja manajemen SMA dengan akreditasi A tergolong
dalam kategori sangat optimal atau sangat tinggi. Hal ini dapat terlihat dari
pencapaian skor rata-rata masing-masing aspek yang berada pada rentang kategori
pertama. Namun, perolehan skor tersebut tidak berarti secara keseluruhan kinerja
manajemen sekolahnya sudah maksimal. Pada aspek kurikulum dan program
97
pengajaran skor yang diraih adalah 135.05, padahal skor maksimalnya adalah 160,
terpaut 24.95 poin. Adanya selisih skor pencapaian dengan skor maksimal yang
cukup jauh tersebut mengindikasikan bahwa SMA tersebut harus terus berusaha
meningkatkan manajemen kurikulumnya.
Untuk SMA dengan akreditasi B secara keseluruhan kinerja manajemennya
tergoling dalam kategori sangat optimal. Pada aspek kepemimpinan kepala
sekolah skor yang diraih adalah 116.5 padahal skor maksimalnya 135, terpaut
18.5 poin. Hal yang sama juga terjadi pada aspek tenaga kependidikan yang
memperoleh skor 57.35, padahal skor tertingginya adalah 70, terpaut 12.65 poin.
Adanya selisih yang sangat jauh ini, mengindikasikan bahwa sekolah masih harus
berusaha meningkatkan aspek kompetensi kepala sekolah dan manajemen tenaga
kependidikan. Upaya yang dapat dilakukannya antara lain kepala sekolah dapat
mengikuti berbagai pelatihan tentang manajemen. Sedangkan untuk manajemen
tenaga kependidikan dapat dilakukan dengan cara kepala sekolah wajib
mendayagunakan seluruh personel sekolah secara efektif dan efisien agar tujuan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan optimal.
Pendayagunaan ini ditempuh dengan jalan memberikan tugas-tugas jabatan
dengan kemampuan dan kewenangan masing-masing individu.
Sedangkan SMA dengan akreditasi C secara keseluruhan kinerja
manajemennya tergolong dalam kategori optimal. Pada aspek tenaga
kependidikan skor yang diraih adalah 50.6, padahal skor maksimalnya 70, ini
berarti terpaut 19.4 poin. Adanya selisih tersebut mengindikasikan bahwa sekolah
masih harus meningkatkan manajemen tenaga kependidikannya.
98
4.1.3 ANOVA
Dari hasil output SPSS dengan One-Sample Kolmogorov Smirnov Tes
terlihat bahwa nilai bahwa nilai Asyimp.sig (2-tailed) > 0.05 maka Ho diterima.
Artinya sampel yang di ambil berdistribusi normal. Kriteria pengujian
homogenitas varians yairu Ho ditolak jika kurang dari 0.05. Berdasarkan nilai
signifikan pada table Test of homogeneity of Varians maka Ho diterima, artinya
varians tersebut sama. Berdasarkan output anova menggunakan SPSS diperoleh
bahwa pada variabel kepemimpinan kepala sekolah antara sekolah dengan
akreditasi A, B dan C terdapat perbedaan karena nilai signifikansi yang diperoleh
adalah 0,000 atau lebih kecil daripada 0,005 (<0,005). Pada variabel kurikulum
dan program pembelajaran antara sekolah dengan akreditasi A, B dan C terdapat
perbedaan karena nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 atau lebih kecil
daripada 0,005 (<0,005). Pada variabel tenaga kependidikan antara sekolah
dengan akreditasi A, B dan C terdapat perbedaan karena nilai signifikansi yang
diperoleh adalah 0,000 atau lebih kecil daripada 0,005 (<0,005).Pada variabel
kesiswaan antara sekolah dengan akreditasi A, B dan C terdapat perbedaan karena
nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 atau lebih kecil daripada 0,005
(<0,005). Pada variabel keuangan dan pembiayaan antara sekolah dengan
akreditasi A, B dan C terdapat perbedaan karena nilai signifikansi yang diperoleh
adalah 0,000 atau lebih kecil daripada 0,005 (<0,005). Pada variabel sarana
prasarana antara sekolah dengan akreditasi A, B dan C terdapat perbedaan karena
nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 atau lebih kecil daripada 0,005
(<0,005). Pada variabel hubungan masyarakat antara sekolah dengan akreditasi A,
99
B dan C terdapat perbedaan karena nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000
atau lebih kecil daripada 0,005 (<0,005). Pada variabel layanan khusus antara
sekolah dengan akreditasi A, B dan C terdapat perbedaan karena nilai signifikansi
yang diperoleh adalah 0,000 atau lebih kecil daripada 0,005 (<0,005).
4.2. Pembahasan
4.2.1 Deskriptif dari masing-masing aspek manajemen
1) Kepemimpinan kepala sekolah
Dari aspek kepemimpinan kepala SMA swasta, sekolah dengan akreditasi
A dan B mempunyai kriteria sangat ideal. Sedangkan sekolah dengan
akreditasi C hanya mempunyai kriteria ideal. Namun berdasarkan pengamatan
masih terdapat kelemahan pada kompetensi supervisi. Hal ini dikarenakan
kepala sekolah jarang ke sekolah, datang ke sekolah sudah siang sehingga
jarang melakukan pemantauan KBM , selain itu kepala sekolah juga enggan
melakukan supervisi.
Kelemahan ini terjadi karena budaya orang Indonesia yang malas. Hal ini
sejalan dengan pendapat Muchtar Lubis yang mengatakan bahwa salah satu
ciri-ciri orang Indonesia adalah tidak suka bekerja keras kecuali kalau terpaksa
(Amri Marzali, 2005:134)
Temuan dalam penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yuliningtyas (2008) yang menyebutkan bahwa dalam aspek
kepemimpinan, kepala sekolah mempunyai kelemahan pada kompetensi
supervisi.
100
Kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh dan kuat agar mampu mengambil keputusan dan
inisitif untuk meningkatkan mutu sekolah sesuai visi, misi, tujuan dan sasaran
sekolah yang telah ditetapkan.
2) Kurikulum dan program pengajaran
Manajemen kurikulum dan program pengajaran pada sekolah dengan
akreditasi A mempunyai kriteria sangat optimal, sekolah dengan akreditasi B
dan C berkriteria optimal. Dalam manajemen ini terdapat kelemahan pada
aspek program pembelajaran dan peraturan akademik. Kelemahan pada
program pembelajaran disebabkan karena metode pembelajaran yang masih
konvensional sehingga guru monoton dalam mengajar, kurang ada supervisi
dan tidak adanya insentif dalam program kerja.
Hasil ini konsisten terhadap penelitian yang dilakukan Yuliningtyas (2008)
yang mengungkapkan bahwa masih sedikitnya guru yang mamvariasikan
metode pembelajaran yang disebabkan kurangnya kesadaran dalam
mamvariasikan metode pembelajaran sendiri.
Tingkat efektivitas pembelajaran sangat dipengeruhi oleh pendidik dan
peserta didik. Perilaku pendidik yang efektif antara lain adalah mengajar
dengan jelas, menggunakan jenis penugasan dan pertanyaan yang
membangkitkan daya pikir siswa, menggunakan variasi metode pengajaran
dan sumber belajar. Sedangkan perilaku peserta didik mancakup motivasi
belajar, keseriusan dan sikap belajar yang positif.
101
Kelemahan pada peraturan akademik terjadi karena peraturan yang ada
hanya diberlakukan untuk peserta didik, guru sekedar membuat peraturan
namun tidak memberi contoh dalam merealisasikannya. Seperti adanya
larangan merokok di lingkungan sekolah, yang dilanggar oleh guru sendiri.
Seharusnya guru sebagai seorang teladan bagi murid-muridnya harus mampu
memberi contoh yang baik dengan tidak merokok di lingkungan sekolah. Hal
ini tidak sesuai dengan semboyan “ing ngarso san tulada, ing madya
mangunkarsa, tut wuri handayani”. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kelemahan tersebut adalah guru seharusnya dapat merealisasikan
dan melaksanakan peraturan yang berlaku dan pemberian sanksi harus tegas
kepada siapa saja yang melanggar peraturan sekolah.
3) Tenaga kependidikan
Manajemen tenaga kependidikan di SMA rata-rata berkriteria sangat ideal.
Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah dari masing-masing sekolah
sudah mempunyai empat wakil kepala sekolah (wakasek) yaitu wakasek
kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan wakasek bidang humas. Selain itu
sekolah juga sudah mempunyai tenaga kependidikan lainnya seperti guru dan
konselor. Dalam tenaga kependidikan ini masih terdapat kelemahan pada
tenaga guru laboran dan pustakawan.
Masih banyak guru disekolah swasta yang mengampu lebih dari satu mata
pelajaran yang kadang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang
ditempuh. Kebijakan ini dilakukan untuk meminimalisir pengeluaran sekolah,
daripada harus merekrut dan menggaji guru baru. Kebanyakan guru sekolah
102
swasta bukan pegawai tetap dan merupakan guru terbang sehingga guru hanya
hadir disekolah saat ada jam mengajar saja.
Laboran dan pustakawan di sekolah swasta belum mempunyai kualifikasi
akademik yang sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini
disebabkan karena pihak sekolah atau yayasan mengangkat laboran dan
pustakawan berdasarkan hasil seleksi masuk, tidak disesuaikan dengan
background pendidikannya.
Menurut Suprihatin (2004:42) agar para personel atau tenaga kependidikan
dapat melaksanakan tugasnya secara tepat guna, berdaya guna dan berhasil
guna, mereka perlu ditata berdasarkan prinsip ”The right man on the right
place”, dengan memperhatikan latar belakang pendidikan, ijazah atau
keahliannya dan interes kerjanya. Sehingga hal ini tidak konsisten dengan
tenaga laboran dan pustakawan di masing-masing sekolah.
4) Kesiswaan
Manajemen kesiswaan dari sekolah dengan akreditasi A mempunyai
kriteria sangat tinggi, sekolah akreditasi B berkriteria tinggi. Sedangkan
sekolah dengan akreditasi C hanya berkriteria cukup tinggi. Manajemen
kesiswaan ini menunjuk pada kegiatan pencatatan murid dari proses
penerimaan sanpai murid meninggalkan sekolah karena sudah mengikuti
pedidikan di sekolah tersebut. Rata-rata sekolah swasta mempunyai
kelemahan pada aspek masukan (input) dan output siswa. Berdasarkan hasil
pengamatan, input sekolah masih tergolong rendah, mayoritas siswanya
berasal dari mereka yang tidak diterima di sekolah negeri. Berbeda dengan
103
sekolah swasta di kota-kota besar, SMA di Kab Kendal belum mempunyai
legalitas yang besar seperti yang ada di kota besar seperti Semarang. Sehingga
masyarakat lebih memprioritaskan anaknya untuk sekolah di negeri.
Output sekolah swasta belum mencapai 100%. Ini terjadi karena kualitas
input yang masih rendah tersebut, sehingga menyebabkan outputnya belum
maksimal meskipun proses pembelajarannya telah diupayakan semaksimal
mungkin.
Dalam aspek masuk ke perguruan tinggi (PT), menurut kepsek jumlah
siswa yang melanjutkan ke PT masih rendah, hal ini disebabkan oleh
rendahnya minat siswa dan pola pikir orang tua yang maih sederhana, kurang
nya informasi dari instansi terkait dan kebanyakan masih terkendala olah
biaya karena keadaan ekonomi keluarga yang tergolong menengah kebawah.
5) Manajemen keuangan dan pembiayaan
Manajemen keuangan dan pembiayaan pada sekolah akreditasi A
berkriteria sangat tinggi, sekolah akreditasi B berkriteria tinggi, sedangkan
sekolah akreditasi C berkriteria cukup tinggi. Menejemen keuangan dan
pembiayaan ini meliputi sumber, penggunaan dan pelaporan dana yang
digunakan. Sumber dana pada sekolah swasta berasal dari swadaya sekolah
dan yayasan yang menaungi sekolah tersebut. Dalam manajemen keuangan ini
sekolah swasta masih mempunyai kelemahan pada aspek sumber dana.
Sekolah A mempunyai sumber dana yang relatif besar, karena sekolah A
sudah berdiri sejak lama dan mempunyai prestasi yang lebih bagus
dibandingkan sekolah B dan C. Sehingga sekolah A mempunyai legalitas yang
104
baik di mata masyarakat, hal ini yang menyebabkan donatur tertarik untuk
membantu bantuan sekolah tersebut.
6) Sarana prasarana
Manajemen sarana prasarana pada sekolah akreditasi A dan B
mempunyai kriteria sangat optimal. Sedangkan sekolah dengan akreditasi C
mempunyai kriteria optimal. Secara keseluruhan sekolah swasta mempunyai
kelemahan pada aspek pengadaan sarana prasarana karena keterbatasan dana
yang dimiliki sekolah. Sehingga sarana prasarana yang ada masih kurang
lengkap, sekolah hanya mamiliki sarana prasarana sebagaimana yang
disyaratkan dalam standar pelayanan minimal sekolah. Dalam hal
kuantitaspun masih sedikit. Sebagian sarpras belum terpelihara dengan baik.
Hal ini karena kesadaran siswa masih rendah untuk memelihara sarana
prasarana yang ada di sekolah misalnya masih banyak corat-coretan ditembok,
lingkungan sekolah yang masih kotor yang diakibatkan kurangnya kesadaran
siswa untuk membuang sampah pada tempatnya. Pemeliharaan disini
dimaksudkan agar sarana prasarana tetap berfungsi untuk mendukung jalannya
proses pendidikan. Namun pada kenyataanya pemeliharaan masih dilakukan
oleh tukang kebun sekolah.
Berbeda dengan sekolah C yang juga masih mempunyai kelemahan pada
aspek inventarisasi. Hal ini karena sekolah belum mempunyai buku
inventarisasi. Fasilitas pembelajaran juga masih terbatas dan jumlahnya relatif
sedikit.
105
Menurut mulyasa (2004: 49) manajemen sarana prasarana bertugas
mengatur dan menjaga sarpras pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
yang berarti pada proses pendidikan. Sekolah menyediakan sarpras yang
diperlukan untuk menyelenggarakan program pendidikan. Penyediaan sarana
prasarana yang memenuhi tuntutan pedagogik diperlukan untuk menjamin
terselenggaranya proses pendidikan yang bermakna, menyenangkan dan
memberdayakan sesuai karakteristik mata pelajaran dan tuntutan pertumbuhan
dan perkembangan efektif, kognitif, dan psikomotor perserta didik.
7) Hubungan masyarakat
Manajemen hubungan masyarakat pada sekolah akreditasi A dan B
mempunyai kriteria yang sangat optimal. Sedangkan pada sekolah akreditasi C
mempunyai kriteria optimal. Terdapat kelemahan pada aspek hubungan
dengan instansi lain seperti kurangnya informasi mengenai perguruan tinggi
atau bahkan jadwal pelaksanaan ujian akhir. Hal ini disebabkan karena
sekolah kurang tanggap terhadap informasi-informasi yang ada. Sekolah juga
memiliki komite sekolah atau organisasi sejenis uantuk memberi peluang pada
masyarakat untuk berperan sebagai pemberi pertimbangan, pendukung,
penghubung, dan pengontrol. Sekolah swasta menjalin kerjasama yang baik
dengan lembaga terkait dan yayasan yang menaungi sekolahnya.
8) Layanan khusus
Dalam manajemen layanan khusus sekolah yang akreditasinya A
memiliki kriteria yang sangat optimal, sedangkan sekolah dengan akreditasi B
dan C berkriteria optimal. Kondisi UKS masih kurang terawat dengan baik hal
106
ini terlihat dari tata ruang yang kurang nyaman dan banyak peralatan yang
rusak. Berbeda dengan sekolah akreditasi A dimana UKS nya jauh lebih
bersih dan ruangannya terlihat nyaman dengan peralatan yang masih dalam
keadaan yang baik. Pemanfaatannyapun belum digunakan secara optimal
sebab belum adanya tenaga yang ahli dari bidang kesehatan.
4.2.2 Perbedaan dalam tiap aspek manajemen
1) Kepemimpinan kepala sekolah
Berdasarkan hasil pengujian anova dinyatakan bahwa kinerja
kepemimpinan kepsek antara sekolah A, B dan C terdapat adanya perbedaan.
Pada sekolah A, kepala sekolah mampu menjalankan kelima kompetensi
dengan baik dibandingkan dengan B dan C. Hal ini terlihat dari pengelolaan
seluruh potensi sekolah secara optimal dan mampu mengembangkan SDM
yang ada di sekolah dengan baik, kepsek sudah melibatkan semua komponen
yang ada di sekolah dalam pengambilan kebijakan sekolah. Selain itu,
perbedaan juga dapat dilihat dari kualifikasi akademik dan pengalaman yang
dicapai oleh masing-masing kepala sekolah. Kepala sekolah pada sekolah A
sudah lulus S2 dan pelatihan-pelatihan yang diikutinya yang berkaitan dengan
tugas pokoknya lebih banyak dibandingkan B dan C.
2) Kurikulum dan program pengajaran
Berdasarkan hasil pengujian anova dinyatakan bahwa kinerja kinerja
manajemen kurikulum dan pengajaran antara sekolah A, B dan C terdapat
perbedaan yang signifikan. Pada sekolah A guru sudah mampu mamvariasikan
metode-metode pengajaran sesuai dengan materi yang disampaikan, guru
107
memanfaatkan alat bantu atau media dalam KBM. Sedangkan sekolah B dan
C guru lebih banyak memberikan pembelajaran yang monoton, KBM
didominasi oleh metode konvensional atau ceramah dan guru jarang
menggunakan alat peraga. Perbedaan lain tampak dari nilai akademik dimana
sekolah A mempunyai prestasi akademik dan nonakademik yang lebih tinggi
daripada sekolah B dan C. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ujian
nasional dan ujian sekolah. Seperti yang diperoleh SMA PGRI Kendal dimana
nilai rata-rata UAN selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan (data
terlampir).
3) Tenaga kependidikan
Berdasarkan hasil pengujian anova dinyatakan bahwa kinerja manajemen
tenaga kependidikan antara sekolah A, B dan C terdapat perbedaan yang
signifikan. Perbedaan terletak pada ketidaksesuaian antara latar pendidikan
dengan tugas dan tanggungajawab yang diberikan, selain itu perbedaan yang
sangat mencolok terlihat pada jumlah tenaga pendidik yang dimiliki oleh
masing-masing sekolah. Kebanyakan guru sekolah A merupakan pegawai
tetap. Sedangkan di sekolah B dan C kebanyakan masih tergolong guru tidak
tetap (GTT) dan guru bantu (GB).
4) Kesiswaan
Berdasarkan hasil pengujian anova dinyatakan bahwa kinerja manajemen
kesiswaan antara sekolah A, B dan C terdapat perbedaan yang signifikan.
Perbedaannya terlihat dari aspek input dan output siswa. Berdasarkan hasil
penelitian, input sekolah masih tergolong rendah. Hal ini karena rata-rata
108
siswa di sekolah swasta berasal dari mereka yang tidak diterima di sekolah
negeri. Dan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, untuk tahun ajaran
2008/2009 ini input sekolah swasta mengalami penurunan. Walaupun secara
kuantitas menurun, sekolah tetap berusaha memberikan pelayanan proses
pembelajaran yang baik.
Suparlan menggariskan salah satu indikator keberhasilan MBS pada aspek
peserta didik adalah dengan adanya kemampuan pengembangan potensi.
Artinya, jikalau sekolah swasta mengintensifkan pegembangan potensi maka
kelemahan tersebut akan dapat diatasi.
Beberapa upaya diantaranya dengan melakukan variasi pembelajaran
dengan mengkolaborasikan dengan media pembelajaran yang tepat dan
efektif. Proses pembelajaran di sekolah berkriteria sangat optimal. Sehingga
dengan demikian, diharapkan outputnya nanti juga dapat lebih tinggi dari
input sebelumnya.
Rata-rata output SMA swasta belum mempunyai tingkat kelulusan yang
100%. Tingkat kelulusan pada masing-masing sekolah akredtasi A, B dan C
adalah 97.28%, 96.35% dan 83.46%. Walaupun dari aspek kuantitas belum
maksimal, namun pada aspek rata-rata NEM menunjukkan adanya
peningkatan. Seperti pada PGRI I Kendal, dari tiga tahun terakhir ini rata-rata
nilai ujian nasional dan ujian sekolah menunjukkan adanya peningkatan (data
terlampir). Dalam aspek kuantitas masuk perguruan tinggi, menurut kepala
sekolah jumlah siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi masih rendah, hal
ini disebabkan karena rendahnya minat siswa dan pola pikir orang tua yang
109
masih sederhana, kurangnya informasi dari instansi terkait, selain itu juga
kebanyakan keadaan ekonomi keluarga berada pada kelas menengah kebawah
yang menganggap bahwa sekolah sampai SMA saja sudah cukup.
5) Keuangan dan pembiayaan
Sumber dana sekolah swasta masih tergolong kecil, sebab dana hanya
diperoleh dari swadaya sekolah sendiri. Namun bila dibandingkan, sumber
dana sekolah dengan akreditasi A jauh lebih besar. Hal ini terlihat dari
banyaknya donatur yang selalu membantu sekolah, selain itu lamanya sekolah
berdiri juga mempengaruhi jumlah relasi yang ingin membantu sekolah
tersebut. Sekolah swasta mendapat sumber dana dari swadaya sekolah dan
yayasan yang menaungi sekolah yang bersangkutan. Penggunaan dana
digunakan untuk pelaksanaan operasional pendidikan. Biaya operasional
pendidikan terdiri dari biaya untuk kegiatan beljar mengajar, gaji, honorarium
guru dan pegawai TU, alat tulis kantor, pemeliharaan dan rehabilitasi, serta
lain-lain kegiatan seperti acara awal dan tutup tahun ajaran, kemah,
karyawisata dan sebagainya. Dan terhadap penggunaan tersebut dilakukan
pembukuan yang tertib sesuai peraturan yang berlaku, seperti penggunaan
buku kas tabelaris, buku skronto, buku penerimaan SPP, buku bantu dan
sebagainya (Suprihatin, 2004: 51)
6) Sarana prasarana
Berdasarkan hasil pengujian anova dinyatakan bahwa kinerja manajemen
sarana prasarana antara sekolah A, B dan C terdapat perbedaan yang
signifikan. Sarana prasarana yang ada di sekolah yang akreditasinya A dan B
110
sudah cukup bagus meskipun kurang lengkap. Sekolah sudah mempunyai
laboratorium yang dapat mendukung siswa dalam kegiatan praktek.
Manajemen sarana prasarana ini meliputi pengadaan, pemeliharaan dan
inventarisasi. Untuk pengadaan sarana prasarana disesuaikan dengan
kebutuhan sekolah dan disesuaikan dengan dana yang dimiliki sekolah.
Pemeliharaan sarana prasarana seharusnya dilakukan oleh semua pihak yang
ada dilingkungan sekolah, namun pada kenyataannya pemeliharaan tersebut
belum dapat berjalan dengan baik karena kebanyakan dilakukan oleh tukang
kebun sekolah.
Sekolah juga harus mencatat penggunaan barang-barang dalam daftar
inventarisasi terkait dengan sarana prasarana yang dimilikinya. Menurut
Suryosubroto (2004: 116) menyatakan bahwa penggunaan barang-barang
inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat
laporan penggunan barang-barang tersebut yang ditujukan kepada instansi
atasan (Kanwil) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Penggunaan barang
habis pakai harus secara maksimal dan dipertanggungjawabkan pada tiap
triwulan sekali, sedangkan penggunaan barang tetap dipertanggungjawabkan
satu tahun sekali.
Namun untuk sekolah akreditasi C sarana prasarana yang tersedia masih
sangat terbatas. Hal ini tampak dari prasarana yang ada dilingkungan sekolah
dan tiap-tiap kelas, yang hanya tersedia papan tulis, meja kursi siswa dan guru.
Selain itu karena keterbatasan tempat, sekolah akreditasi C belum mempunyai
ruang laboratorium untuk praktek siswa. Dalam aspek pemeliharaan juga
111
kurang dioptimalkan dengan baik. Tugas untuk memelihara yang seharusnya
menjadi tanggungjawab bersama hanya dilakukan oleh tukang kebun saja.
Banyak siswa yang belum mempunyai kesadaran terhadap pentingnya sarana
prasarana tersebut. Seperti mambuang sambah sembarangan. Padahal apabila
semua pihak ikut menjaga sarana prasarana sekolah, maka akan tercipta
lingkungan sekolah yang bersih sehingga dapat mendukung proses
pembelajaran yang baik.
7) Hubungan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat cukup terjalin dengan baik,
sekolah akreditasi B dan C kurang bersifat terbuka dan kurang menjalin
kerjasama dengan lembaga terkait misalnya perguruan tinggi. Dalam
hubungan dengan masyarakat ini sekolah dituntut untuk menjalin hubungan
yang harmonis dengan masyarakat dan instansi lain untuk mendukung
kegiatan-kegiatan sekolah. Menurut Suryosubroto (2004: 157) hubungan yang
harmonis sebagai hasil kerja humas tampak dari Adanya saling pengertian
antara organisasi atau instansi dengan pihak luar, Adanya kegiatan yang
membantu karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-
masing, Adanya kerjasama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa
ikut bertanggungjawab atas suksesnya uasaha pihak yang lain.
Dengan adanya hubungan yang harmonis ini, tanggungjawab dan
partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik. Mulyasa
dalam bukunya Manajemen Berbasis Sekolah (2004: 52) mengatakan bahwa
melalui hubungan yang baik tersebut diharapkan tercapai tujuan hubungan
112
sekolah dengan masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah
secara produktif, efektif dan efisien sehingga mengahasilkan lulusan sekolah
yang produktif dan berkualitas.
8) Layanan khusus
Masing-masing sekolah sudah berusaha memberikan pelayanan
perpustakaan, kesehatan dan keamanan dengan baik. Dari segi perpustakaan,
buku yag tersedia masih kurang lengkap dan jumlahnya relatif sedikit. Untuk
layanan kesehatan masing-masing sekolah menyediakan pelayanan kesehatan
sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Perbedaan pada aspek
kesehatan ini dapat dilihat dari peralatan dan obat-obatan yang tersedia di
UKS. Di sekolah yang akreditasinya A yang peralatannya masih terawat
dengan baik. Dalam aspek keamanan, sekolah yang akreditasinya A yang
sudah mempunyai petugas keamanan (security), berbeda dengan sekolah yang
akreditasinya B dan C belum mempunyai petugas keamanan. Tugas untuk
menjaga sekolah hanya dirangkap oleh tukang kebun atau penjaga sekolah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah akreditasi A masih layak berada
pada tingkat akreditasi A, sebab secara keseluruhan kinerja manajemennya
sudah sangat ideal dan mampu mengoptimalkan komponen yang ada. Untuk
sekolah akreditasi B mengalami peurunan dalam kinerja manajemennya
misalnya pada aspek kesiswaan. Sedangkan sekolah yang akreditasinya C
masih banyak kelemahan pada tiap aspek manajemen yang harus ditingkatkan
lagi.
113
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah diuraikan dalam
Bab IV, maka dapat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1. Deskriptif kinerja manajemen SMA swasta se-Kab. Kendal
1. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah sekolah swasta rata-rata
mempunyai kriteria sangat ideal. Kepala sekolah menjalankan kelima
kompetensi dengan optimal, namun masih terdapat kelemahan dalam
kompetensi supervisinya. Hal ini dikarenakan kepala sekolah jarang ke
sekolah dan enggan melakukan supervisi.
2. Kinerja manajemen kurikulum dan pengajaran sekolah swasta rata-rata
mempunyai kriteria yang optimal. Terdapat kelemahan pada aspek
program pembelajaran dan peraturan akademik. Kelemahan pada
program pembelajaran disebabkan oleh metode pembelajaran yang masih
konvensional sehingga guru monoton dalam kegiatan belajar mengajar
dikelas, kurang adanya supervisi, dan program kerja tidak ada
insentifnya.
3. Manajemen tenaga kependidikan berkriteria sangat ideal. Dalam tenaga
kependidikan ini masih terdapat kelemahan pada pada aspek guru,
laboran dan pustakawan. Karena di sekolah swasta tenaga tersebut belum
mempunyai kualifikasi akademik yang sesuai dengan latar belakang
114
pendidikan yang ditempuh. Pengangkatan tenaga laboran dan pustakawan
hanya berdasarkan hasil seleksi masuk dan tidak disesuaikan dengan
background pendidikannya.
4. Manajemen kesiswaan dari sekolah dengan akreditasi A mempunyai
kriteria sangat tinggi, sekolah akreditasi B berkriteria tinggi. Sedangkan
sekolah dengan akreditasi C hanya berkriteria cukup tinggi. Rata-rata
input sekolah swasta tergolong rendah, hal ini karena kebanyakan yang
diterima adalah mereka yang tidak diterima di sekolah negeri.
5. Kinerja manajemen sarana prasarana pada sekolah akreditasi A dan B
mempunyai kriteria sangat optimal. Sedangkan sekolah dengan akreditasi
C mempunyai kriteria optimal. Rata-rata sarana prasarana pada sekolah
swasta masih belum lengkap, dikarenakan kurangannya dana untuk
membeli sarana dan prasarana.
6. Kinerja manajemen hubungan masyarakat pada sekolah akreditasi A dan
B mempunyai kriteria yang sangat optimal. Sedangkan pada sekolah
akreditasi C mempunyai kriteria optimal.
7. Kinerja manajemen layanan khusus sekolah yang akreditasinya A
memiliki kriteria yang sangat optimal, sedangkan sekolah dengan
akreditasi B dan C berkriteria optimal. Dari ketiga layanan khusus yang
ada belum bisa diberikan secara optimal.
5.1.2. Perbedaan kinerja manajemen SMA swasta dengan akreditasi A, B dan C
1. Perbedaan kinerja kepemimpinan kepala sekolah di sekolah yang
akreditasinya A lebih baik dibandingkan yang lain. Pada sekolah yang
115
akreditasinya A, kepala sekolah mampu menjalankan kompetensi
manajerialnya dengan sangat baik. Selain itu, perbedaan juga dapat
dilihat dari kualifikasi akademik dan pengalaman yang dicapai oleh
masing-masing kepala sekolah. Kepala sekolah pada sekolah yang
akreditasinya A sudah lulus S2 dan pelatihan-pelatihan yang diikutinya
yang berkaitan dengan tugas pokoknya lebih banyak.
2. Pada sekolah A guru sudah banyak yang mampu mamvariasikan
metode-metode pengajaran sesuai dengan materi yang disampaikan, guru
memanfaatkan alat bantu atau media dalam KBM. Sedangakan sekolah
B dan C guru lebih banyak memberikan pembelajaran yang monoton,
KBM didominasi olah metode konvensional atau ceramah dan guru
jarang menggunakan alat peraga. Perbedaan lain tampak dari nilai
akademik dimana sekolah A lebih tinggi daripada B dan C. Seperti di
SMA PGRI rata-rata nilai ujian menunjukkan peningkatan.
3. Perbedaan kinerja manajemen tenaga kependidikan terletak pada
kesesuaian latar belakang pendidikan dengan tugas dan
tanggungjawabnya. Perbedaan yang mencolok terlihat dari jumlah guru
yang dimiliki oleh tiap sekolah, dimana sekolah akreditasi A mempunyai
jumlah yang lebih banyak dan merupakan guru tetap sedangkan B dan C
masih tergolong guru tidak tetap dan guru bantu
4. Perbedaan kinerja kesiswaan yakni terletak pada input dan output siswa.
Input sekolah akreditasi A lebih unggul dibandingkan sekolah akreditasi
B maupun belum akreditasi. Sekolah yang akreditasi B mendapatkan
116
input dari siswa yang tidak diterima disekolah yang akreditasi A.
Sedangkan sekolah yang akreditasinya C menerima semua siswa yang
mendaftar, sehingga input bervariasi. Output siswa sekolah dengan
akreditasi A mencapai 97,28%, sekolah akreditasi B 96,35%, sedangkan
sekolah akreditasi C 83,46%.
5. Perbedaan pada aspek ini dapat dilihat dari tersedianya sarana prasarana
dan jumlah yang dimiliki oleh sekolah. Pada sekolah akreditasi A dan B
sarana prasarananya sudah tergolong lengkap dibandingkan dengan
sekolah C. Sekolah A dan B sudah mempunyai laboratorium yang dapat
mendukung siswa dalam kegiatan praktek
6. Hubungan masyarakat pada sekolah A terjalin dengan harmonis.
Sedangkan sekolah B dan C kurang bersifat terbuka dan kurang
menjalin kerjasama dengan lembaga terkait misalnya perguruan tinggi
7. Perbedaannya pada layanan perpustakaan adalah sekolah akreditasi A
jumlah dan koleksi bukunya lebih banyak dan lengkap. Selain itu
sekolah sudah mempunyai petugas keamanan (security), sedangkan pada
sekolah akreditasi B dan C tugas keamanannya masih dirangkap oleh
tukang kebun.
8. Sekolah akreditasi A masih layak berada pada tingkat akreditasi A,
sebab secara keseluruhan kinerja manajemennya sudah sangat ideal dan
mampu mengoptimalkan komponen yang ada. Untuk sekolah akreditasi
B mengalami peurunan dalam kinerja manajemennya misalnya pada
117
aspek kesiswaan. Sedangkan sekolah yang akreditasinya C masih banyak
kelemahan pada tiap aspek manajemen yang harus ditingkatkan lagi
5.2 Saran
Untuk mengatasi penurunan kinerja manajemennya, maka saran yang
diberikan:
1. Perlu adanya pemantauan KBM agar supervisi dapat dilakukan dengan
baik
2. Pada aspek kurikulum, hendaknya guru bisa memberikan metode
mengajar yang lebih bervariasi dan untuk mempertegas peraturan
akademik sekolah dapat memberikan sanksi kepada siapa saja yang
melanggar peraturan tanpa pandang bulu.
3. Pada aspek tenaga kependidikan, hendaknya sekolah dapat merekrut
tenaga laboran dan pustakawan sesuai dengan latar belakang
pendidikannya.
4. Pada aspek kesiswaan, hendaknya sekolah lebih mengoptimalkan proses
pembelajaran agar input yang masih rendah, dapat menghasilkan output
yang lebih baik
5. Untuk manajemen sarana prasarana, hendaknya harus ditingkatkan agar
mendukung proses pendidikan. Pemeliharaannyapun harus dijaga oleh
semua pihak.
6. Dalam manajemen hubungan masyarakat hendaknya lebih meningkatkan
dalam hal manajemen hubungan masyarakat, baik dengan masyarakat
118
maupun instansi lain untuk pengembangan sekolah. Perlu adanya
keterbukaan dan tanggap terhadap informasi-informasi yang dapat
mendukung program sekolah
7. Dalam bidang layanan khusus, ketiga aspek yaitu layanan perpustakaan,
kesehatan dan keamanan perlu ditingkatkan karena layanan khusus turut
membantu kelancaran siswa menempuh pendidikan disekolahnya
119
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Helmi. 2005. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dan Kemungkinan Penerapannya. Jurnal Guru No. 2 Volume 2 Desember 2005. Kota Padang Panjang
Asmar, Ali. 2007. Peningkatan Mutu Lulusan Melalui Manajemen Berbasis
Sekolah: Konsep, Implementasi dan Kendala. Jurnal Guru No 2 Volume 4 Desember 2007. Kota Padang Panjang.
Azwar, Saifudin. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Buku I:
Konsep dan Pelaksanaan. Jakarta: Depdiknas. Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Kolis, Nur. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo. Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2004. Visionary Leadership: Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Marzali, Amri. 2005. Antropologi dan Perkembangan Indonesia. Jakarta Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Permendiknas No 19 Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suprihatin. 2004. Manajemen Semarang: UNNES Press. Siagian, P Sondang. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
120
No Pertanyaan SS S KK P TP
1
Kepemimpinan kepala sekolah
Kepala Sekolah berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, menjadi teladan yang baik bagi komunitas madrasah
2 Kepala sekolah memilki integritas kepribadian sebagai pemimpin
3 Kepala sekolah memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah
4 Kepala Sekolah bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinnya
5 Kepala sekolah bisa mengendalikan diri dalam menghadapi masalah sekolah
6 Kepala sekolah menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan
7 Kepala sekolah mengembangkan sekolah sesuai kebutuhan
8 Kepala sekolah memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah
9 Kepala sekolah menciptakan iklim sekolah yang inovatif bagi peserta didik.
10 Kepala sekolah mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan SDM
11 Kepala sekolah mengelola sarana prasarana sekolah dengan baik
12 Kepala sekolah mengelola hubungan dengan masyarakat secara baik
13 Kepala sekolah mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan & pengembangan kapasitas peserta didik
14 Kepala sekolah mengelola dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional
15 Kepala sekolah mengelola keuangan secara efektif dan efisien
16 Kepala sekolah mengelola ketatausahaan dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah
17 Kepala sekolah mengelola unit layanan khusus dengan baik
18 Kepala sekolah melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya
19 Kepala sekolah menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah
20 Kepala sekolah bekerja keras untuk mencapai
121
keberhasilan sekolah 21 Kepala sekolah pantang menyerah dan selalu
mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala sekolah
22 Kepala sekolah merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru
23 Kepala sekolah dalam melakukan supervisi menggunakan pendekatan dan teknik yang tepat
24 Kepala sekolah menindaklanjuti supervisi tehadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru
25 Kepala sekolah bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah
26 Kepala sekolah berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
27 Kepala sekolah memiliki kepekaan sosial terhadap orang tua atau kelompok lain
28
Manajemen kurikulum dan program pengajaran
Penyusunan KTSP memperhatikan standar kompetensi lulusan, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya
29 KTSP dikembangkan sesuai kondisi sekolah, potensi, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik
30 Wakil kepala sekolah bidang kurikulum bertanggung jawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP
31 Kalender pendidikan berisi jadwal pelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler dan hari libur
32 Penyusunan kalender pendidikan didasarkan pada standar isi, berisi pelaksanaan aktivitas sekolah selama satu tahun, dan dirinci secara semesteran, bulanan dan mingguan
33 Kalender pendidikan diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah
34 Sekolah menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk tiap mata pelajaran
35 Kegiatan pembelajaran didasarkan pada standar kompetensi lulusan, standar isi, dan peraturan pelaksanaanya
36 Guru bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya
37 Guru merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir
38 Dalam mengajar, guru memanfaatkan metode yang bevariasi sesuai dengan materi yang disampaikan
122
39 Untuk menunjang tujuan belajar, guru menggunakan media atau alat peraga
40 Dalam, PBM guru memanfaatkan media atau alat bantu seperti globe, peta, grafik, bagan, gambar, foto dan alat percobaan lain
41 Guru tidak mendominasi kegiatan PBM dikelas 42 Selama mengajar, siswa terlibat aktif dalam kegiatan
diskusi kelompok/ kelas, latihan, eksperimen dan kerja kelompok
43 Dalam PBM siswa mencari tahu mengenai materi pelajaran melalui membaca buku, bertanya kepada guru ataupun kepada teman sekelas
44 Selama kegiatan belajar dikelas, guru membebaskan siswa mengemukakan ide-ide kreatifnya
45 Guru memberikan pujian dan penghargaan kepada siswa yang rajin
46 Guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak rajin untuk memotivasi dalam kegiatan belajar
47 Guru menciptaka nsuasana kegiatan belajar yang menyenangkan sehingga siswa berpartisipasi aktif
48 Guru memberikan kebebasan siswa untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sekelas dan guru
49 Sekolah menyusun program penilaian hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan
50 Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada standar penilaian pendidikan
51 Guru melakukan pre-test saat akan mengajar 52 Guru melakukan post-test setelah mengajar 53 Guru melakukan evaluasi praktek setiap kali
mengajar
54 Guru memberi tahu hasil penilaian tugas kepada siswa, sehingga mereka mengevaluasi dan termotivasi untuk belajar aktif untuk belajar aktif dalam pertemuan berikutnya
55 Guru memberikan PR sehingga mendorong siswa belajar aktif dirumah
56 Sekolah melaporkan hasil belajar kepada orang tua, peserta didik, komite sekolah dan institusi diatasnya
57 Sekolah menyusun dan menetapkan peraturan akademik
58 Peraturan akademik berisi persyaratan minimal kehadiran siswa, ketentuan ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, kelulusan dan hak-hak siswa
59 Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah
123
60
Tenaga Kependidikan
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola bidang kurikulum
61 Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana
62 Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola kegiatan siswa dan hal-hal yang berkaitan dengan kesiswaan
63 Wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola kemitraan dengan masyarakat dan instansi lain
64 Latar belakang pendidikan guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya
65 Guru sebagai agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing dan melatih peserta didik menjadi manusia yang berkualitas
66 Latar belakang pendidikan konselor sesuai tugas dan tanggung jawabnya sebagai konselor
67 Konselor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik
68 Pustakawan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya melaksanakan pengelolaan sumber belajar diperpustakaan
69 Latar belakang pendidikan pustakawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya mengelola sumber belajar diperpustakaan
70 Laborat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum dilaboratorium
71 Latar belakang pendidikan laborat sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum dilaboratorium
72 Tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan administratif
73 Latar belakang pendidikan tenaga administrasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya memberikan pelayanan adminstratif
Manajemen Kesiswaan
124
74 Rata-rata input siswa memilki prestasi yang bagus
75 Kegiatan penerimaan siswa baru dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru
76 Setelah para siswa diterima lalu dilakukan pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik, mental dan emosional siap untuk mengikuti pendidikan disekolah
77 Sekolah mempunyai data yang lengkap tentang siswa 78 Sekolah melakukan pencatatan dan ketatalaksanaan
kesiswaan dalam bentuk buku induk, klapper, buku presensi, buku rapor, buku mutasi dll
79 Sekolah selalu melaporkan kepada orang tua kemajuan siswa secara periodik
80 Sekolah memilki program supervisi bagi siswa yang punya kelainan
81 Sekolah memberikan bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah dalam belajar, baik emosional maupun sosial
82 Sekolah bertanggung jawab atas pengendalian disiplin siswa
83 Sekolah menciptakan proses pembelajaran yang kondusif
84 Rata-rata tingkat kelulusan dari tahun ketahun mencapai 100%
85 Rata-rata nilai kelulusan baik 86 Intensitas yang tinggi siswa sekolah ini yang diterima
di perguruan tinggi negeri dan swasta terakreditasi
87 Indeks perkembangan akademik siswa disekolah ini rata-rata selalu naik
88
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Sekolah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang mengacu pada standar pembiayaan
89 Potensi sumber dana sekolah cukup tinggi 90 Penggunaan dana sekolah digunakan sebagai mana
mestinya dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah
91 Pedoman pengelolan biaya investasi dan operasional sekolah diputuskan oleh komite sekolah dan ditetapkan oleh kepala sekolah dan mendapat persetujuan dari instansi diatasnya
92 Pelaporan penggunaan dana sekolah dilaporkan kepada komite sekolah serta institusi diatasnya
93 Pelaporan penggunaan dana sesuai dengan kondisi nyata dilapangan
125
94
Manajemen Sarana Prasarana
Sekolah merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana prasarana pendidikan
95 Pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan sekolah
96 Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas disekolah
97 Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan
98 Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan
99 Perawatan sarana dan prasarana untuk kelangsungan kondisi fisik sarana dan prasarana
100 Sarana prasarana sekolah dalam kondisi terawat dan sekolah melakukan inventarisasi sarana pendidikan dengan baik
101 Perawatan alat-alat dilaboratorium dilakukan oleh petugas, sedangkan kondisi fisik bangunan dilakukan oleh penjaga sekolah
102
Manajemen Hubungan Masyarakat
Sekolah melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam mengelola pendidikan
103 Sekolah melaksanakan kegiatan yang berhasil menarik simpati masyarakat
104 Dukungan masyarakat terhadap sekolah secara spiritual dan material meningkatkan prestice sekolah
105 Masyarakat dapat sebagai sumber informasi dan inspirasi bagi sekolah
106 Sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output dan pemanfaatan lulusan
107 Kemitraan sekolah dilakukan dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah
108 Kemitraan sekolah dengan instansi lain cukup harmonis
109
Manajemen Layanan Khusus
Perpustakaan disekolah ini lengkap dan dikelola dengan baik.
110 Perpustakaan disekolah ini mampu untuk menjadi sumber belajar selain dari guru
111 Untuk memanfaatkan waktu-waktu yang kosong disekolah, siswa sering membaca buku di perpustakaan
126
112 Sekolah juga sebagai tempat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
113 Pelaksanaan UKS disekolah ini sudah optimal dan mampu melayani kebutuhan siswa
114 Sekolah meningkatkan program pelayanan melalui kerja sama dengan unit-unit dinas kesehatan setempat
115 Sekolah memberikan pelayanan keamanan kepada siswa dan para pegawai yang ada disekolah
116 Sekolah memilki petugas keamanan
127
KISI-KISI INSTRUMEN
Variabel Indikator No Item Total 1. Kepemimpinan
Kepala sekolah 2. Kurikulum dan
Program Pengajaran 3. Tenaga Kependidikan 4. Kesiswaan 5. Keuangan dan
Pembiayaan 6. Sarana dan
Prasarana 7. Hubungan
Masyarakat 8. Layanan Khusus
a. Kepribadianb. Manajerial
c. Kewirausahaan d. Supervisi e. Sosial a. Kurikulum KTSP b. Kalender Pendidikan c. Program Pembelajaran
d. Penilaian Hasil Belajar e. Peraturan Akademik
a. Wakil Kepala Sekolah b. Guru c. Konselor d. Tenaga Pustakawan e. Tenaga Laboratorium f. Tenaga Administrasi
a. Input b. Proses Pembelajaran c. Output
a. Sumber dana b. Penggunaan c. Laporan
a. Pengadaan b. Pemeliharaan c. Perawatan
a. Hubungan dengan
masyarakat b. Hubungan dengan instansi
lain a. Perpustakaan b. Kesehatan c. Keamanan
1,2,3,4,56,7,8,9,10,11,12,13,14,15, 16,17,18 19,20,21 22,23,24 25,26,27 28,29,30 31,32,33 34,35,36,37,38,39,40,41, 42,43,44,45,46,47,48 49,50,51,52,53,54,55,56 57,58,59 60,61,62,63,64 64,65 66,67 68,69 70,71 72,73 74,75,76 77,78,79,80,81,82,83 84,85,86,87 88,89 90,91 92,93 94,95 96,97,98 99,100,101 102,103,104,105 106,107,108 109,110,111 112,113,114 115,116
513
3 3 3
3 3 15
8 3
4 2 2 2 2 2
3 7 4
2 2 2
2 3 3
4
3
3 3 2
128
KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN
Variabel Indikator Instrumen yang digunakan
Responden
1. Kepemimpinan kepala sekolah
2. Kurikulum dan Program pengajaran
3. Tenaga kependidikan
4. Kesiswaan
5. Keuangan dan Pembiayaan
a. Kepribadianb. Manajerial c. Kewirausahaan d. Supervisi
a. Kurikulum KTSP
b. Kalender Pendidikan
c. Program pembelajaran
d. Penilaian hasil belajar
e. Peraturan akademik
a. Wakil Kepala Sekolah b. Guru c. Konselor d. Pustakawan e. Laborat f. Tenaga administrasi a. Input
b. Proses pembelajaran
c. Output
a. Sumber dana
b. Penggunaan
c. Pelaporan
AngketAngket Angket Angket Dokumen, angket. Angket Dokumen, Angket,Observasi,wawancara dan dokumen Dokumen, angket dan observasi Dokumen, angket, dan observasi Angket Angket dan observasi Angket Angket Angket Angket Dokumen, angket, observasi dan wawancara Angket dan observasi Dokumen, dan angket Dokumen, angket dan wawancara Dokumen, angket, observasi dan wawancara Dokumen, Angket dan wawancara Angket dan wawancara Angket, dokumen,
Guru Guru Guru Guru Guru dan Wakasek Kurikulum Guru dan Wakasek Kurikulum Guru,wakasek Kurikulum dan kepala sekolah Guru dan wakasek kurikulum Guru, Wakasek Kurikulum dan kepala sekolah Guru Guru dan Kepala Sekolah Guru Guru Guru Guru Guru,Wakasek kesiswaan dan kepala sekolah Guru Kepala Sekolah, dan guru Bagian Keuangan Kepala Sekolah,dan guru Kepala Sekolah, Guru dan Bagian Keuangan. Kepala Sekolah, Guru dan bagian keuangan Wakasek sarana Prasarana,
129
6. Sarana dan prasarana
7. Hubungan Masyarakat
8. Layanan khusus
a. Pengadaan
b. Pemeliharaan
c. Perawatan
a. Hubungan dengan masyarakat
b. Hubungan dengan
instansi lain
a. Perpustakaan
b. Kesehatan
c. Keamanan
wawancara, dan observasi Angket dan wawancara Angket,dan wawancara Angket Angket dan observasi Angket dan observasi Angket dan observasi
kepala sekolah, dan guru Wakasek Sarana prasarana dan guru Guru dan wakasek sarana prasarana Wakasek humas, guru dan kepala sekolah. Wakasek humas, Guru dan kepala sekolah Guru Guru Guru
130
KISI-KISI OBSERVASI
Variabel Indikator 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
2. Kurikulum dan Program Pembelajaran
3. Tenaga Kependidikan
4. Kesiswaan
5. Keuangan dan Pembiayaan
6. Sarana dan Prasarana
7. Hubungan Masyarakat
8. Layanan Khusus
a. Kepribadianb. Manajerial c. Kewirausahaan d. Supervisi e. Sosial
a. Kurikulum KTSP b. Kalender pendidikan c. Program pembelajaran d. Penilaian hasil belajar e. Peraturan akademik
a. Wakil Kepala Sekolah b. Guru c. Konselor d. Pustakawan e. Laborat f. Tenaga administrasi a. Input b. Proses pembelajaran c. Output
a. Sumber dana b. Penggunaan c. Pelaporan
a. Pengadaan b. Pemeliharaan c. Inventarisasi
a. Hubungan dengan masyarakat b. Hubungan dengan instansi lain a. Perpustakaan b. Kesehatan c. Keamanan
131
PEDOMAN OBSERVASI
Fokus Indikasi Observasi1. Daerah Penelitian
2. Kepemimpinan Kepala
Sekolah 3. Manajemen Kurikulum
dan Program Pembelajaran
4. Tenaga Kependidikan
5. Kesiswaan
6. Keuangan Dan
pembiayaan Sarana dan prasarana
1. Letak sekolah 2. Situasi sekolah 1. Kepribadian 2. Manajerial 3. Kewirausahaan 4. Supervisi 5. Sosial 1. Kurikulum KTSP 2. Kalender pendidikan 3. Program pembelajaran 4. Penilaian hasil belajar 1. Wakil kepala sekolah
2. Guru 3. Konselor 4. Pustakawan 5. Laboran 6. Tenaga administrasi
1. Proses pembelajaran 2. Kegiatan siswa Pengelolaan keuangan
1. Letak Wilayah Sekolah2. Keadaan Sekolah 1. Kompetensi kepribadian 2. Kompetensi manajerial 3. Kompetensi
kewirausahaan 4. Kompetensi supervisi 5. Kompetensi Sosial 1. Implementasi KTSP di
sekolah 2. Pelaksanaan Kalender
Pendidikan 3. Pelaksanaan Program
Pembelajaran 4. Kegiatan Penilaian Hasil
Belajar 1. Tugas dan tanggung jawab
wakil kepala sekolah bidang masing-masing beserta program kerja dan kegiatannya.
2. Daftar Guru, tanggung jawab Dan Background Pendidikan Guru
3. latar belakang Pendidikan Konselor dan tanggung jawabnya
4. latar belakang Pendidikan Pustakawan, dan tanggung jawabnya
5. latar belakang Pendidikan Laborat dan tanggung jawabnya
6. latar belakang Pendidikan Tenaga Administrasi dan tanggung jawabnya
1. Keadaan dan pelaksanaan
proses pembelajaran 2. Kegiatan siswa yang
meliputi akademik maupun nonakademik
Kegiatan pengelolaan keuangan sekolah Pengelolaan sarana prasarana beserta
132
7. Hubungan Masyarakat
8. Layanan khusus
Inventarisasi sarana dan prasarana
Hubungan dengan masyarakat dan instansi lain Komponen-komponen layanan khusus (perpustakaan, kesehatan, keamanan)
inventarisasnya Bentuk kemitraan dengan masyarakat dan instansi lain Keadaan pelaksanaan pelayanan khusus
133
PEDOMAN WAWANCARA
1. Nama :
2. Pendidikan terakhir :
3. hari/tanggal :
4. Waktu/tempat :
A. Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah
1. Apa yang anda ketahui tentang manajemen sekolah?
2. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen kurikulum dan program pengajaran
yang dilakukan disekolah ini?
3. Bagaimanakah sistem perekrutan tenaga kependidikan disekolah ini?
4. Kapan kepala sekolah melaksanakan perencanaan, pengorganisasian dan
pengarahan kepada guru dan siswa?
5. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen ketenagaan?
6. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen siswa?
7. Bagaimanakah proses pelaksanaan penerimaan siswa baru disekolah ini?
8. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana pendidikan?
9. Bagaimanakah proses peminjaman alat-alat pendidikan yang ada?
10. Bagaimanakah inventarisasi sarana dan prasarana?
11. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen anggaran dan pembiayaan?
12. Bagaimanakah pelaporan penggunaan keuangan sekolah?
13. Ditujukan kepada siapa saja laporan keuangan sekolah?
14. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat? dan apa saja bentuknya?
15. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen layanan khusus (perpustakaan,
kesehatan, keamanan dan laboratorium)?
134
B. Wawancara ditujukan kepada guru
1. Apa yang anda ketahui tentang manajemen sekolah?
2. Bagaimanakah pelaksanaan manajemen kurikulum dan program pengajaran
yang dilakukan oleh sekolah ini?
3. Bagaimanakah perencanaan PBM yang anda lakukan?
4. Bagaimanakah pelaksanaan PBM yang anda lakukan?
5. Bagaimanakah evaluasi PBM yang anda lakukan?
6. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikelas?
7. Bagaimanakah aktivitas guru dalam PBM?
8. Bagaimanakah suasana belajar dikelas?
9. Bagaimanakah keadaan sarana belajar siswa?
10. Bagaimanakah manajemen kelas yang anda lakukan?
11. Secara keseluruhan, bagaimanakah prestasi belajar siswa?
135
C. Wawancara ditujukan kepada siswa
1. Kegitan ekstrakurikuler apa saja yang ada disekolah ini? Apakah
ekstrakurikuler yang ada cukup memenuhi untuk pengembangan bakat dan
ketrampilan yang dimiliki siswa?
2. Apakah siswa diwajibkan untuk mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler
yang ada disekolah ini?
3. Standar minimal apa yang ditentukan oleh sekolah untuk menyeleksi siwa
baru?
4. Apakah guru melakukan program perbaikan kepada siswa yang nilainya masih
dibawah standar minimal?
5. Bagaimana pengelolaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
dikelas?
6. Menurut anda, apakah ketersediaan sarana dan prasarana disekolah ini sudah
memenuhi kebutuhan siswa untuk mendukung pelaksanaan proses belajar
mengajar?
7. Menurut anda apakah koleksai buku diperpustakaan disekolah ini sudah
lengkap?
8. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh petugas perpustakaan?
9. Bagaimana pelayanan administrasi sekolah ini?
10. Apakah sekolah ini sudah menciptakan lingkungan yang aman dan tertib?
11. Bagaimanakah alat-alat yang ada dilaboratorium?sudahkah lengkap?
12. Bagaimana suasana kelas tempat anda belajar?apakah anda merasa nyaman?
13. Disekolah ini menggunakan kurikulum yang seperti apa?
14. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah disekolah ini?
15. Apa bentuk kerja sama yang dilakukan sekolah dengan masyarakat sekitar?
136
Lampiran 5
ANOVA
2809.578 2 1404.789 14.178 .00013574.022 137 99.08016383.600 139
3951.483 2 1975.742 13.685 .00019778.767 137 144.37123730.250 139
849.699 2 424.850 13.633 .0004269.522 137 31.1645119.221 1391564.621 2 782.310 38.985 .0002749.172 137 20.0674313.793 139
609.594 2 304.797 30.538 .0001367.406 137 9.9811977.000 139
767.587 2 383.794 26.887 .0001955.556 137 14.2742723.143 139
613.611 2 306.806 31.674 .0001327.039 137 9.6861940.650 139
256.633 2 128.316 12.554 .0001400.339 137 10.2211656.971 139
Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x7
x8
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
140 140 140 140 140 140 140 140116.60 127.25 55.84 51.41 22.50 31.86 22.45 31.9110.857 13.066 6.069 5.571 3.771 4.426 3.737 3.453
.099 .107 .082 .095 .089 .084 .092 .088
.070 .041 .082 .095 .083 .084 .084 .059-.099 -.107 -.054 -.092 -.089 -.080 -.092 -.088
1.166 1.263 .972 1.119 1.058 .993 1.085 1.047
.132 .082 .302 .163 .213 .278 .189 .223
NMeanStd. Deviation
Normal Parametea,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
137
SMA MUH 4 KENDAL
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
91 25 60 10 12 12 119 92 24 65 12 12 14 127 93 23 63 13 13 14 126 94 21 60 14 12 13 120 95 20 63 12 10 12 117 96 20 61 12 13 13 119 97 24 54 13 14 12 117 98 24 64 15 12 14 129 99 23 60 12 13 10 118
100 25 64 14 12 11 126 JUMLAH 22.9 61.4 12.7 12.3 12.5 121.8
kurikulum program pengajaran total
KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik 12 12 60 33 15 132 12 10 54 30 13 119 12 10 61 35 14 132 10 13 65 30 12 130 12 14 63 32 13 134 14 12 62 31 15 134 13 14 65 34 14 140 15 13 66 32 15 141 13 10 64 35 12 134 12 10 64 31 13 130
12.5 11.8 62.4 32.3 13.6 132.6
tenaga kepandidikan total wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi
Test of Homogeneity of Variances
.580 2 137 .560
.856 2 137 .425
.988 2 137 .3751.341 2 137 .245
.556 2 137 .5361.210 2 137 .278
.522 2 137 .595
.997 2 137 .387
x1x2x3x4x5x6x7x8
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
138
20 6 8 10 5 7 56 15 8 8 10 8 8 57 15 8 7 9 9 9 57 18 7 9 9 4 8 55 19 7 8 8 8 8 58 18 8 7 8 5 9 55 19 7 9 7 9 7 58 20 8 5 7 9 8 57 18 7 9 8 9 8 59 15 8 9 8 5 6 51
17.7 7.4 7.9 8.4 7.1 7.8 56.3
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 10 25 12 47 8 9 10 27 14 24 14 52 8 8 9 25 12 26 12 50 9 10 8 27 13 26 12 51 9 6 7 22 15 28 13 56 7 8 8 23 15 30 10 55 5 7 8 20 10 30 14 54 8 7 6 21 11 25 12 48 8 9 6 23 12 28 13 53 7 10 9 26 9 29 15 53 6 8 10 24
12.1 27.1 12.7 51.9 7.5 8.2 8.1 23.8
sarana prasarana total
hub masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 8 10 15 33 20 12 32 9 8 14 31 19 13 32
10 7 16 33 18 13 31 8 9 19 36 17 14 31 8 10 15 33 19 15 34 9 9 15 33 19 13 32 7 8 16 31 12 12 24
10 8 18 36 15 13 28 6 9 17 32 16 16 32 8 10 16 34 14 15 29
8.3 8.8 16.1 33.2 16.9 13.6 30.5
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
12 15 8 35 12 10 8 30
139
11 14 8 33 11 15 8 34 12 13 8 33 13 12 8 33 15 11 8 34 12 13 8 33 14 12 8 34 15 12 8 35
12.7 12.7 8 33.4
SMA THERESIANA WELERI
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
101 20 54 13 12 10 109 102 21 52 12 12 10 107 103 21 64 12 13 12 122 104 22 63 14 13 12 124 105 23 56 15 15 12 121 106 20 65 12 14 15 126 107 20 60 12 12 12 116 108 21 59 10 13 15 118 109 21 58 10 10 13 112 110 21 56 12 10 10 109
JUMLAH 21 58.7 12.2 12.4 12.1 116.4
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
10 12 62 30 10 124 11 12 54 31 12 120 12 14 57 35 12 130 11 12 58 35 11 127 11 12 65 34 14 136 10 10 64 30 10 124 13 10 60 28 13 124 12 10 54 29 12 117 14 12 60 30 12 128 10 13 54 33 12 122
11.4 11.7 58.8 31.5 11.8 125.2
tenaga kepandidikan total wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi
140
20 8 9 10 5 8 60 15 9 9 8 9 8 58 14 7 9 9 8 8 55 15 8 9 6 7 8 53 18 9 9 8 7 8 59 20 6 9 9 7 8 59 15 8 9 9 7 8 56 15 8 9 9 8 8 57 15 10 9 10 8 8 60 19 8 9 8 9 8 61
16.6 8.1 9 8.6 7.5 8 57.8
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 10 32 12 54 9 8 5 22 12 31 12 55 9 7 8 24 14 29 10 53 9 9 9 27 13 28 10 51 9 8 6 23 12 26 12 50 9 6 9 24 12 25 13 50 6 5 8 19 12 27 12 51 8 6 9 23 12 29 13 54 7 5 7 19 12 30 14 56 6 6 8 20 13 23 10 46 8 5 6 19
12.2 28 11.8 52 8 6.5 7.5 22
sarana prasarana total
hubungan masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 10 9 16 35 18 15 33 10 8 15 33 19 12 31 9 7 13 29 19 12 31 8 8 14 30 16 12 28 7 7 16 30 18 12 30 6 8 15 29 19 13 32 9 7 15 31 12 15 27 8 8 15 31 12 15 27 8 7 16 31 15 13 28 8 8 19 35 16 12 28
8.3 7.7 15.4 31.4 16.4 13.1 29.5
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
11 12 9 32
141
10 12 8 30 12 12 9 33 13 12 6 31 10 13 6 29 12 15 7 34 13 12 8 33 15 11 5 31 12 10 6 28 10 12 9 31
11.8 12.1 7.3 31.2
SMA NU 3 MUALIMIN WELERI
Res kepemimpinan kepala sekolah
total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
111 20 60 12 10 10 112 112 23 64 10 12 14 123 113 23 60 12 13 12 120 114 20 61 12 10 13 116 115 21 60 15 10 12 118 116 20 56 14 10 12 112 117 21 60 10 10 13 114 118 25 54 15 12 13 119 119 20 60 13 12 10 115 120 21 56 15 13 10 115
JUMLAH 21.4 59.1 12.8 11.2 11.9 116.4
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
12 12 65 30 12 131 12 13 54 35 12 126 15 12 54 32 14 127 12 12 52 36 15 127 13 10 50 29 13 115 12 10 51 29 10 112 12 12 54 29 10 117 13 15 56 31 12 127 12 13 60 32 12 129 12 14 53 31 12 122
12.5 12.3 54.9 31.4 12.2 123.3
tenaga kepandidikan total wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi
142
15 9 8 6 8 6 52 16 8 8 8 7 9 56 16 9 8 9 8 8 58 14 8 8 7 6 9 52 15 9 8 8 5 9 54 16 6 8 6 6 7 49 19 9 8 6 5 8 55 19 6 8 6 6 6 51 20 5 8 8 5 5 51 19 10 8 9 6 8 60
16.9 7.9 8 7.3 6.2 7.5 53.8
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 12 26 10 48 8 8 8 24 13 28 10 51 8 6 9 23 12 29 12 53 8 6 6 20 10 30 12 52 8 6 5 19 10 28 14 52 8 6 6 20 10 26 12 48 8 7 8 23 12 25 10 47 8 8 9 25 14 26 13 53 8 5 7 20 12 28 10 50 8 8 7 23 13 29 10 52 8 6 7 21
11.8 27.5 11.3 50.6 8 6.6 7.2 21.8
sarana prasarana total
hubungan masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 8 8 16 32 18 13 31 6 9 15 30 19 12 31 9 9 18 36 15 15 30 9 9 17 35 16 16 32 8 6 15 29 18 13 31 6 8 14 28 18 15 33 9 9 16 34 19 13 32 8 7 16 31 13 15 28 9 8 19 36 15 13 28 7 8 17 32 18 12 30
7.9 8.1 16.3 32.3 16.9 13.7 30.6
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
12 12 9 33
143
10 13 8 31 12 12 6 30 12 13 6 31 12 15 7 34 13 12 7 32 12 10 7 29 12 15 8 35 15 10 5 30 12 12 8 32
12.2 12.4 7.1 31.7
SMA MUH 2 BOJA
Res kepemimpinan kepala sekolah
total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
121 20 56 10 10 12 108 122 21 59 12 12 13 117 123 22 50 14 13 13 112 124 20 59 13 15 13 120 125 20 52 10 14 12 108 126 25 55 14 12 12 118 127 24 60 10 12 10 116 128 23 54 12 10 10 109 129 23 59 13 10 12 117 130 20 60 15 10 13 118
JUMLAH 21.8 56.4 12.3 11.8 12 114.3
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
12 13 52 35 12 124 12 12 57 32 15 128 13 12 51 30 13 119 15 14 53 30 12 124 12 12 53 31 15 123 13 15 50 32 12 122 10 13 52 31 13 119 10 10 60 32 12 124 12 10 55 34 12 123 12 12 52 34 10 120
12.1 12.3 53.5 32.1 12.6 122.6
tenaga kepandidikan total wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi
144
13 10 7 5 7 9 51 16 6 8 8 7 7 52 19 8 6 5 6 6 50 17 9 8 6 8 9 57 15 6 6 8 6 6 47 16 9 8 6 8 8 55 20 7 6 8 6 9 56 15 7 8 9 8 8 55 13 6 6 6 6 8 45 20 8 7 8 8 7 58
16.4 7.6 7 6.9 7 7.7 52.6
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 12 25 12 49 7 9 7 23 10 26 12 48 8 8 6 22 10 27 10 47 6 6 9 21 10 25 10 45 9 5 9 23 12 29 12 53 6 6 6 18 13 29 13 55 5 8 8 21 12 28 12 52 6 6 7 19 10 28 15 53 7 7 8 22 12 25 12 49 8 6 7 21 13 28 11 52 6 8 9 23
11.4 27 11.9 50.3 6.8 6.9 7.6 21.3
sarana prasarana total
hubungan masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 8 8 15 31 13 13 26 9 6 12 27 15 15 30 6 9 13 28 18 13 31 8 6 15 29 13 15 28 6 8 15 29 15 16 31 9 7 13 29 15 14 29 8 8 15 31 16 12 28 9 9 19 37 16 13 29 9 8 17 34 13 15 28 8 8 18 34 19 13 32 8 7.7 15.2 30.9 15.3 13.9 29.2
145
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
12 12 7 31 12 13 5 30 13 10 8 31 10 10 9 29 12 12 6 30 15 12 8 35 12 12 5 29 11 10 8 29 11 10 8 29 13 10 6 29
12.1 11.1 7 30.2
SMA PGRI 6 SUKOREJO
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
131 20 60 10 10 10 110 132 21 56 10 10 12 109 133 23 59 14 12 13 121 134 23 54 12 14 12 115 135 23 58 13 13 12 119 136 24 60 12 12 10 118 137 20 52 14 15 12 113 138 21 57 12 12 12 114 139 21 52 14 13 12 112 140 22 59 12 10 15 118
JUMLAH 21.8 56.7 12.3 12.1 12 114.9
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
12 12 52 35 10 121 14 10 53 32 12 121 12 10 54 32 13 121 12 10 53 30 12 117 12 10 56 35 12 125 15 12 58 34 10 129 13 13 50 34 10 120 12 13 54 30 10 119 12 12 55 30 12 121 12 10 53 30 15 120
12.6 11.2 53.8 32.2 11.6 121.4
146
tenaga kepandidikan total
wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi 19 9 6 8 8 6 56 12 9 9 9 6 8 53 19 9 8 6 9 8 59 15 9 6 8 6 8 52 19 9 8 6 8 7 57 18 9 6 8 6 6 53 19 9 7 6 9 8 58 18 9 6 9 8 6 56 12 9 9 6 8 8 52 19 9 6 8 8 8 58 17 9 7.1 7.4 7.6 7.3 55.4
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 12 23 10 45 8 8 8 24 12 26 12 50 6 8 6 20 10 29 13 52 6 8 9 23 10 26 13 49 8 8 6 22 15 30 12 57 6 8 8 22 12 29 12 53 8 8 6 22 10 28 12 50 6 8 7 21 10 24 10 44 7 8 8 23 10 29 10 49 6 8 6 20 12 28 10 50 8 8 8 24
11.3 27.2 11.4 49.9 6.9 8 7.2 22.1
sarana prasarana total
hubungan masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 8 8 16 32 15 13 28 7 8 15 30 15 13 28 8 7 15 30 18 15 33 7 8 12 27 16 13 29 5 6 16 27 16 14 30 8 8 15 31 16 12 28 6 8 16 30 13 13 26 9 9 17 35 15 15 30 6 8 16 30 16 12 28 8 8 15 31 13 13 26
7.2 7.8 15.3 30.3 15.3 13.3 28.6
147
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
13 10 6 29 12 12 8 32 10 13 9 32 12 12 6 30 13 12 8 33 13 12 6 31 10 10 8 28 12 12 7 31 15 12 7 34 12 11 8 31
12.2 11.6 7.3 31.1
148
SMA PGRI I KENDAL
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
R-31 23 57 15 13 15 123 R-32 25 62 15 14 15 131 R-33 25 64 15 15 13 132 R-34 19 60 14 14 13 120 R-35 25 64 15 12 13 129 R-36 20 52 15 14 13 114 R-37 20 65 15 12 12 124 R-38 25 65 15 14 15 134 R-39 25 64 15 14 14 132 R-40 25 64 15 14 15 133
JUMLAH 23.2 61.7 14.9 13.6 13.8 127.2
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
9 13 56 31 15 124 14 15 66 37 15 147 15 15 57 34 13 134 15 14 69 38 15 151 15 14 63 30 15 137 14 14 67 28 9 132 14 14 69 34 14 145 15 15 68 30 15 143 15 14 50 28 15 122 15 15 68 34 15 147
14.1 14.3 63.3 32.4 14.1 138.2
tenaga kepandidikan total
wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi 17 9 10 10 8 9 63 20 10 10 10 10 10 70 20 9 10 10 10 9 68 20 10 10 10 9 10 69 20 9 9 9 9 10 66 20 9 10 9 4 9 61 20 9 10 10 9 9 67 20 10 10 10 8 10 68 20 10 10 10 10 10 70 20 10 10 10 8 10 68
19.7 9.5 9.9 9.8 8.5 9.6 67
149
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 13 33 12 58 9 10 8 27 14 35 16 65 9 10 10 29 13 33 14 60 9 10 10 29 12 35 15 62 10 10 10 30 14 35 12 61 8 9 10 27 14 32 17 63 6 8 9 23 14 34 11 59 10 10 9 29 14 35 15 64 9 10 10 29 12 35 14 61 5 10 10 25 14 35 17 66 8 10 10 28
13.4 34.2 14.3 61.9 8.3 9.7 9.6 27.6
sarana prasarana total
hubungan masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 10 10 20 40 18 14 32 10 8 18 36 17 14 31 10 10 20 40 18 14 32 10 10 20 40 18 15 33 10 10 20 40 16 13 29 8 8 17 33 16 13 29
10 10 19 39 20 15 35 10 10 20 40 19 14 33 10 10 20 40 18 14 32 10 10 20 40 19 14 33 9.8 9.6 19.4 38.8 17.9 14 31.9
layanan khusus
total perpustakaan kesehatan keamanan15 14 10 39 9 10 9 28
10 15 10 35 15 14 10 39 13 13 9 35 13 12 9 34 15 14 10 39 14 14 10 38 12 10 10 32 14 14 10 38 13 13 9.7 35.7
150
SMA PONDOK MODERN SELAMAT KENDAL
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
R-61 25 55 12 9 14 115 R-62 22 53 10 11 15 111 R-63 24 56 12 12 15 119 R-64 23 62 13 14 14 126 R-65 24 65 15 15 13 132 R-66 20 66 14 10 10 120 R-67 22 65 10 10 10 117 R-68 24 63 12 11 9 119 R-69 22 64 10 12 8 116 R-70 20 63 10 14 12 119
JUMLAH 22.6 61.2 11.8 11.8 12 119.4
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
12 12 62 30 15 131 12 13 64 26 12 127 10 15 65 38 13 141 11 14 70 30 14 139 14 12 52 25 10 113 15 10 71 34 10 140 15 10 74 34 13 146 13 9 53 33 15 123 10 12 60 35 15 132 10 9 57 36 15 127
12.2 11.6 62.8 32.1 13.2 131.9
tenaga kepandidikan total
wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi 16 9 8 5 5 9 52 15 5 7 8 9 7 51 20 6 6 9 8 8 57 17 8 5 10 7 7 54 20 9 8 4 6 6 53 20 7 9 6 5 8 55 20 5 10 8 4 6 53 19 6 10 8 3 7 53 15 8 8 9 8 7 55 14 9 8 10 5 8 54
17.6 7.2 7.9 7.7 6 7.3 53.7
151
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 10 28 11 49 10 9 10 29 12 24 12 48 9 8 9 26 13 26 12 51 8 5 8 21 10 27 13 50 9 6 6 21 11 23 14 48 7 8 5 20 13 29 11 53 7 7 8 22 9 30 12 51 6 8 6 20 12 28 13 53 5 10 9 24 13 25 13 51 4 9 8 21 13 28 14 55 8 8 8 24
11.6 26.8 12.5 50.9 7.3 7.8 7.7 22.8
sarana prasarana total
hub masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 10 8 20 38 15 14 29 8 9 14 31 14 12 26 8 7 18 33 20 15 35 8 8 10 26 20 10 30 7 10 20 37 15 15 30 9 8 14 31 16 10 26 9 8 17 34 16 14 30 6 7 18 31 18 13 31 8 10 15 33 14 12 26 8 8 13 29 17 14 31
8.1 8.3 15.9 32.3 16.5 12.9 29.4
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
15 12 10 37 10 11 9 30 14 13 8 35 12 14 7 33 13 15 6 34 11 10 8 29 12 10 6 28 10 14 7 31 14 12 9 35 13 12 8 33
12.4 12.3 7.8 32.5
152
SMA MUH 3 KALIWUNGU
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
R-41 23 59 13 9 12 116 R-42 23 58 15 13 14 123 R-43 22 58 15 14 18 127 R-44 22 59 15 18 14 128 R-45 24 59 15 15 5 118 R-46 23 60 13 14 14 124 R-47 23 62 12 9 12 118 R-48 23 59 14 9 12 117 R-49 23 59 13 9 12 116 R-50 23 59 13 9 12 116
JUMLAH 22.9 59.2 13.8 11.9 12.5 120.3
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
15 15 62 31 15 138 14 14 70 37 12 147 13 14 68 37 14 146 14 13 68 40 12 147 14 14 67 37 14 146 14 14 68 37 13 146 15 14 71 40 15 155 15 15 63 31 15 139 15 15 62 31 15 138 15 15 62 31 15 138
14.4 14.3 66.1 35.2 14 144
tenaga kepandidikan total
wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi 20 9 10 8 9 9 65 19 9 9 9 9 10 65 19 9 8 10 8 10 64 17 10 9 9 9 9 63 18 9 9 10 8 10 64 19 8 10 8 10 9 64 20 9 9 9 8 9 64 20 9 10 8 9 9 65 20 9 10 8 9 9 65 20 9 10 8 9 9 65
19.2 9 9.4 8.7 8.8 9.3 64.4
153
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 14 31 14 59 12 10 9 31 14 30 13 57 8 10 9 27 15 22 14 51 9 9 9 27 15 32 13 60 10 9 10 29 12 32 10 54 10 9 9 28 14 33 9 56 8 10 9 27 14 34 11 59 8 8 8 24 14 31 10 55 7 10 9 26 13 31 9 53 7 10 9 26 14 31 12 57 7 10 9 26
13.9 30.7 11.5 56.1 8.6 9.5 9 27.1
sarana prasarana total
hubungan masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 7 8 16 31 15 15 30 9 10 18 37 18 13 31 9 9 17 35 19 12 31
10 9 19 38 18 14 32 9 10 18 37 19 14 33 8 10 18 36 19 14 33 9 9 18 36 17 13 30 7 8 16 31 15 15 30 7 8 16 31 15 15 30 7 8 16 31 15 15 30
8.2 8.9 17.2 34.3 17 14 31
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
11 12 9 32 14 12 10 36 15 13 10 38 14 13 9 36 14 14 9 37 14 13 10 37 12 13 9 34 11 12 9 32 11 12 9 32 11 12 9 32
12.7 12.6 9.3 34.6
154
SMA PGRI 4 BOJA
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
R-51 25 65 15 9 14 128 R-52 25 60 14 13 15 127 R-53 25 65 15 15 15 135 R-54 25 63 13 14 15 130 R-55 25 65 15 15 15 135 R-56 25 65 15 15 15 135 R-57 25 65 15 13 12 130 R-58 20 52 12 12 12 108 R-59 20 52 12 9 12 105 R-60 20 53 12 9 12 106
JUMLAH 23.5 60.5 13.8 12.4 13.7 123.9
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
12 12 62 35 15 136 12 15 61 36 15 139 12 14 65 30 12 133 12 12 56 30 12 122 15 15 72 35 15 152 15 15 71 28 12 141 15 15 67 38 15 150 12 12 60 28 12 124 12 12 56 28 12 120 12 12 58 28 12 122
12.9 13.4 62.8 31.6 13.2 133.9
tenaga kepandidikan total
wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi 16 8 6 8 8 8 54 20 9 3 8 2 8 50 16 8 8 8 8 8 56 16 8 8 8 8 8 56 18 8 8 9 6 6 55 16 8 8 8 8 8 56 20 10 10 0 0 10 50 16 8 8 8 8 8 56 16 8 4 4 4 6 42 16 8 6 6 6 6 48 17 8.3 6.9 6.7 5.8 7.6 52.3
155
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 11 28 13 52 8 8 8 24 12 29 12 53 7 8 6 21 12 28 11 51 8 8 8 24 12 28 12 52 8 8 8 24 14 35 10 59 10 10 10 30 12 30 11 53 10 10 10 30 15 35 12 62 6 10 10 26 12 28 11 51 8 8 8 24 11 28 8 47 6 8 6 20 11 28 11 50 6 8 6 20
12.2 29.7 11.1 53 7.7 8.6 8 24.3
sarana prasarana total
hub masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 8 8 16 32 18 15 33
10 7 16 33 20 15 35 8 8 16 32 16 12 28 8 8 12 28 16 12 28
10 10 20 40 20 15 35 10 10 20 40 20 15 35 10 10 20 40 10 12 22 8 8 16 32 16 12 28 8 7 12 27 16 12 28 8 7 12 27 16 12 28
8.8 8.3 16 33.1 16.8 13.2 30
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
9 10 7 26 9 15 6 30
12 12 8 32 12 12 8 32 9 9 6 24
15 15 10 40 12 8 6 26 12 12 8 32 9 9 6 24 9 9 6 24
10.8 11.1 7.1 29
156
SMA MUH I WELERI
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
R-1 25 62 15 15 15 132 R-2 16 57 7 6 8 94 R-3 16 54 7 6 8 91 R-4 16 51 7 6 8 88 R-5 24 59 13 13 12 121 R-6 20 49 12 9 10 100 R-7 25 62 15 15 15 132 R-8 20 50 13 14 13 110 R-9 17 55 11 14 14 111 R-10 17 54 12 12 11 106
JUMLAH 19.6 55.3 11.2 11 11.4 108.5
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
14 15 69 32 14 144 6 5 58 25 7 101 6 5 60 25 7 103 6 5 39 25 7 82
15 12 58 35 15 135 15 15 60 32 12 134 9 5 30 34 13 91
13 11 62 35 13 134 15 13 61 32 13 134 13 12 63 27 12 127
11.2 9.8 56 30.2 11.3 118.5
tenaga kepandidikan total
wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi 19 8 10 7 10 10 64 16 6 6 6 8 6 48 16 6 6 6 8 6 48 16 6 6 6 8 6 48 16 10 10 7 2 10 55 16 8 8 8 8 8 56 16 8 7 8 8 9 56 16 9 9 9 6 9 58 16 8 9 10 8 8 59 17 9 8 9 8 9 60
16.4 7.8 7.9 7.6 7.4 8.1 55.2
157
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 11 29 12 52 6 7 9 22 11 29 12 52 6 4 7 17 11 25 12 48 6 4 6 16 11 24 13 48 6 4 8 18 13 32 12 57 7 4 9 20 11 28 12 51 8 9 8 25 13 23 10 46 8 8 8 24 13 29 13 55 9 9 10 28 12 28 14 54 9 8 8 25 12 28 14 54 6 8 8 22
11.8 27.5 12.4 51.7 7.1 6.5 8.1 21.7
sarana prasarana total
hub masyarakat total
pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 9 7 17 33 17 14 31 7 9 19 35 17 14 31
10 10 17 37 17 14 31 10 9 15 34 17 14 31 8 8 17 33 19 14 33 8 6 16 30 15 11 26 7 8 15 30 15 12 27 9 7 14 30 16 9 25 6 9 17 32 16 13 29 8 8 15 31 17 11 28
8.2 8.1 16.2 32.5 16.6 12.6 29.2
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
14 12 10 36 14 12 10 36 14 12 10 36 14 12 10 36 10 14 9 33 11 12 8 31 13 13 7 33 12 13 9 34 12 14 7 33 13 12 8 33
12.7 12.6 8.8 34.1
158
SMA TRISULA KENDAL
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
R-11 20 52 12 9 11 104 R-12 20 52 12 9 11 104 R-13 25 54 14 12 13 118 R-14 24 61 14 15 14 128 R-15 25 61 14 11 14 125 R-16 20 56 13 12 12 113 R-17 20 51 12 12 12 107 R-18 23 54 13 13 13 116 R-19 25 62 13 11 14 125 R-20 25 56 14 13 14 122
JUMLAH 22.7 55.9 13.1 11.7 12.8 116.2
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
12 7 58 34 14 125 12 7 62 34 14 129 15 15 66 38 13 147 15 15 40 38 15 123 14 14 64 31 14 137 11 13 32 34 14 104 14 12 64 33 13 136 13 14 39 33 11 110 13 13 40 33 12 111 10 13 65 35 12 135
12.9 12.3 53 34.3 13.2 125.7
tenaga kepandidikan total
wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi 16 8 8 5 4 9 50 16 8 8 5 6 8 51 16 10 8 10 10 10 64 20 10 10 7 9 10 66 16 9 9 9 9 8 60 18 7 9 9 9 7 59 15 9 10 9 9 8 60 14 7 8 8 9 9 55 17 8 9 10 10 9 63 15 9 7 7 9 9 56
16.3 8.5 8.6 7.9 8.4 8.7 58.4
159
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 12 24 13 49 7 7 8 22 14 30 11 55 8 8 7 23 13 30 11 54 6 6 9 21 8 27 15 50 8 4 10 22 13 28 10 51 6 8 9 23 10 24 13 47 9 7 9 25 12 23 13 48 7 6 9 22 13 30 12 55 9 8 6 23 12 26 14 52 6 7 9 22 13 24 13 50 9 8 8 25 12 26.6 12.5 51.1 7.5 6.9 8.4 22.8
sarana prasarana total
hubungan masyarakat total
pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 8 9 20 37 15 12 27 7 7 14 28 15 11 26 7 7 17 31 11 12 23
10 10 19 39 20 15 35 7 6 15 28 18 12 30 8 8 16 32 17 14 31 9 9 18 36 17 12 29 7 9 16 32 18 13 31 8 8 17 33 18 13 31 8 9 13 30 18 12 30
7.9 8.2 16.5 32.6 16.7 12.6 29.3
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
12 15 10 37 13 14 9 36 15 11 8 34 14 14 5 33 13 14 8 35 13 13 8 34 10 11 8 29 14 13 7 34 13 10 8 31 9 8 8 25
12.6 12.3 7.9 32.8
160
SMA NU I AL HIDAYAH KENDAL
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
R-71 20 56 15 15 12 118 R-72 22 58 12 10 14 116 R-73 20 57 12 10 15 114 R-74 25 60 10 10 10 115 R-75 23 63 14 14 10 124 R-76 24 65 15 12 12 128 R-77 21 59 10 13 14 117 R-78 22 59 10 10 14 115 R-79 21 60 12 10 12 115 R-80 23 62 12 12 10 119
JUMLAH 22.1 59.9 12.2 11.6 12.3 118.1
kurikulum program pengajaran total KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
10 12 65 30 10 127 15 12 58 29 10 124 14 12 60 36 11 133 12 14 65 38 13 142 13 15 63 31 15 137 13 12 64 31 14 134 14 10 70 34 12 140 10 10 60 38 11 129 10 12 65 27 10 124 12 11 65 32 10 130
12.3 12 63.5 32.6 11.6 132
tenaga kepandidikan total
wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi 20 8 10 5 5 10 58 20 5 10 8 8 5 56 19 6 5 7 7 8 52 15 7 8 9 6 9 54 18 9 9 10 10 6 62 17 10 6 10 5 6 54 13 10 5 5 4 5 42 15 5 8 6 4 8 46 20 8 9 8 5 8 58 20 9 8 9 3 5 54
17.7 7.7 7.8 7.7 5.7 7 53.6
161
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 15 32 12 59 10 10 10 30 10 25 12 47 9 4 5 18 12 29 12 53 8 5 8 21 14 30 13 57 6 8 9 23 12 30 11 53 8 9 4 21 10 31 12 53 7 6 5 18 10 32 11 53 5 6 8 19 9 35 12 56 8 8 9 25 8 24 11 43 9 7 6 22 13 28 13 54 10 7 8 25
11.3 29.6 11.9 52.8 8 7 7.2 22.2
sarana prasarana total
hubungan masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 10 9 20 39 19 15 34 9 8 19 36 18 12 30 8 7 15 30 17 10 27 7 10 17 34 14 10 24 7 4 15 26 14 13 27 5 8 16 29 10 14 24 6 9 13 28 14 10 24 8 7 15 30 15 10 25 9 7 12 28 15 15 30 9 8 10 27 16 14 30
7.8 7.7 15.2 30.7 15.2 12.3 27.5
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
15 14 8 37 14 12 9 35 12 12 7 31 14 12 6 32 12 14 8 34 13 10 9 32 10 13 4 27 11 13 5 29 11 10 8 29 13 15 6 34
12.5 12.5 7 32
162
SMA SUNAN ABINAWA PEGANDON
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
R-21 19 42 11 11 12 95 R-22 21 59 10 8 12 110 R-23 24 57 13 11 12 117 R-24 25 62 15 15 15 132 R-25 25 54 14 12 13 118 R-26 16 30 7 6 8 67 R-27 17 55 11 14 14 111 R-28 20 58 13 12 11 114 R-29 25 61 14 10 13 123 R-30 20 50 13 15 14 112
JUMLAH 21.2 52.8 12.1 11.4 12.4 109.9
kurikulum program pengajaran total
KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
12 12 56 31 11 122 13 14 57 28 12 124 13 12 53 24 13 115 9 5 34 33 13 94
15 15 61 33 12 136 6 5 37 25 7 80
13 15 58 33 13 132 11 7 64 31 14 127 14 14 46 34 13 121 13 15 62 35 11 136
11.9 11.4 52.8 30.7 11.9 118.7
tenaga kepandidikan total wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi
15 7 6 6 6 8 48 18 7 8 6 2 8 49 16 8 7 6 4 8 49 16 9 9 9 6 9 58 16 9 8 8 7 8 56 16 6 6 6 8 6 48 17 10 7 6 4 9 53 17 9 9 7 9 9 60 15 9 9 7 9 9 58 16 6 7 9 7 9 54
16.2 8 7.6 7 6.2 8.3 53.3
163
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan 11 27 12 50 7 7 8 22 12 23 11 46 7 6 8 21 11 22 10 43 6 6 7 19 10 29 10 49 7 8 6 21 14 27 11 52 8 6 7 21 11 27 11 49 6 4 6 16 12 23 14 49 6 4 7 17 11 25 13 49 4 7 6 17 13 26 12 51 6 8 7 21 10 24 13 47 7 7 6 20
11.5 25.3 11.7 48.5 6.4 6.3 6.8 19.5
sarana prasarana total
hub masy
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 6 7 15 28 14 12 26 8 6 17 31 14 10 24 8 8 13 29 16 15 31 7 7 17 31 11 12 23 8 10 14 32 18 14 32 8 6 14 28 18 12 30 7 7 16 30 16 13 29 8 9 18 35 13 12 25 9 7 16 32 17 14 31 8 9 16 33 14 13 27
7.7 7.6 15.6 30.9 15.1 12.7 27.8
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
9 12 7 28 14 10 8 32 6 11 9 26
15 11 7 33 10 10 7 27 12 13 8 33 14 12 7 33 14 13 7 34 15 12 8 35 10 13 9 32
11.9 11.7 7.7 31.3
164
SMA RIFAIYAH ROWOSARI
Res kepemimpinan kepala sekolah total kepribadian manajerial kewirausahaan supervisi sosial
R-81 20 42 11 10 13 96 R-82 15 59 10 12 12 108 R-83 48 55 12 14 14 143 R-84 16 56 14 13 12 111 R-85 17 38 13 12 12 92 R-86 20 43 13 12 12 100 R-87 14 37 10 12 10 83 R-88 16 56 10 10 10 102 R-89 19 54 12 11 11 107 R-90 20 57 10 11 11 109
JUMLAH 20.5 49.7 11.5 11.7 11.7 105.1
kurikulum program pengajaran total
KTSP kalender prog pemb penilaian per.akademik
12 10 56 33 10 121 14 10 52 33 12 121 10 10 50 22 12 104 13 10 42 25 14 104 12 10 48 24 13 107 13 10 47 26 11 107 14 10 43 35 11 113 13 10 52 36 10 121 10 10 51 38 10 119 10 10 46 40 12 118
12.1 10 48.7 31.2 11.5 113.5
tenaga kepandidikan total wakasek guru konselor pustakawan laboran administrasi
12 8 8 5 5 8 46 15 5 5 8 6 8 47 13 6 3 9 6 8 45 13 8 6 6 6 8 47 13 6 4 4 6 8 41 14 5 5 7 4 8 43 18 7 7 5 7 8 52 19 5 6 6 8 8 52 20 6 5 8 7 8 54 19 8 3 9 5 8 52
15.6 6.4 5.2 6.7 6 8 47.9
165
kesiswaan total keuangan dan pembiayaan total input proses output sumber penggunaan laporan
9 20 8 37 5 5 4 14 8 23 10 41 7 8 7 22 6 25 13 44 7 7 6 20 7 21 11 39 6 6 8 20 7 24 9 40 5 5 6 16 8 24 9 41 6 5 5 16 8 20 10 38 4 5 3 12 9 20 9 38 8 4 4 16 6 19 12 37 6 4 2 12 8 16 11 35 3 2 7 12
7.6 21.2 10.2 39 5.7 5.1 5.2 16
sarana prasarana total
hubungan masyarakat
total pengadaan pemeliharaan inventarisasihub
masy hub
instansi 5 5 12 22 16 12 28 8 7 10 25 15 12 27 6 6 10 22 18 10 28 8 7 10 25 14 10 24 6 6 11 23 15 12 27 7 8 13 28 13 13 26 6 3 14 23 13 14 27 5 5 12 22 13 10 23 4 4 12 20 11 10 21 3 3 11 17 12 10 22
5.8 5.4 11.5 22.7 14 11.3 25.3
layanan khusus total perpustakaan kesehatan keamanan
10 10 8 28 8 8 8 24 9 9 5 23
12 12 6 30 9 10 7 26
10 12 6 28 10 13 4 27 12 9 6 27 13 10 5 28 14 11 6 31
10.7 10.4 6.1 27.2
Filename: 6053 Directory: D:\AJIEK Digilib Template: C:\Users\Pak
DEDE\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm Title: PERSETUJUAN PEMBIMBING Subject: Author: User Keywords: Comments: Creation Date: 21/03/2011 0:29:00 Change Number: 2 Last Saved On: 21/03/2011 0:29:00 Last Saved By: pakdede Total Editing Time: 2 Minutes Last Printed On: 21/03/2011 7:27:00 As of Last Complete Printing Number of Pages: 180 Number of Words: 32.986 (approx.) Number of Characters: 188.023 (approx.)