skripsi ACC

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 1.1 Latar belakang Diseluruh kepulauan Nusantara. Pembangunan yang dilaksanakan

pemerintah bersamaan masyarakat, bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Maka dari itu pembangunan tersebut merupakan pembangunan manusia yang seutuhnya dan merata, mulai dari daerah perkotaan sampai perdesaan. Dengan demikian pembangunan yang dilaksanakan harus mencangkup segala macam sektor kehidupan masyarakat. Pembangunan dibidang olahraga merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan nama bangsa. Pendidikan tidak akan sempurna dan lengkap tanpa pendidikan jasmani, karena pendidikan jasmani disamping memiliki pengetahuan dan keterampilan, teknis dibidang olahraga. Siswa juga mempunyai nilai-nilai sosial yang positif serta dapat menanamkan landasan yang kuat untuk membentuk sifat-sifat sportivitas yang tinggi sesuai dengan tujuan pendidikan, sehingga olahraga merupakan salah satu materi dalam kurikulum setiap tingkat. Dalam UndangUndang No.3 Tahun 2005 pasal 1 ayat 11 adalah, olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, keperibadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

2

Berdasarkan kutipan diatas pendidikan tidak akan sempurna dan lengkap tanpa ada nya pendidikan jasmani karena pendidikan jasmani di samping memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis di bidang olahraga siswa juga memiliki nilai sosial yang positif serta dapat menanamkan sifat sportivitas yang tinggi seiring dengan tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sengaja untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak didik menuju kedewasaan baik jasmani maupun rohani. Adapun salah satu tujuan dari pendidikan jasmani yang ingin di capai adalah mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbaigai macam permainan dan olahraga. Dari keterangan di atas jelas bahwa pendidikan harus dapat membawa anak didik sebagai generasi penerus bangsa kepada kehidupan yang terampil untuk mempersiapkan dan mewujudkan manusia yang mampu berdiri sendiri dan memiliki kemampuan dasar sebagai bekal untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan jasmani tidak terlepas dari usaha pendidikan pada umumnya, pendidikan jasmani merupakan usaha untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani, usaha tersebut berupa kegiatan jasmani atau fisik secara ilmiah, terarah, dan sistematis yang di susun oleh lembaga pendidikan. Salah satu materi dalam kurikulum pendidikan jasmani yang dimulai dari sekolah dasar sampai kepeguruan tinggi adalah atletik. Lompat jauh merupakan salah satu nomor lomba dalam cabang atletik, anak-anak pada umumnya suka melompat-lompat untuk untuk menyatakan kegembiraannya dan kekuasaannya untuk bergerak. Lompat jauh terdiri dari unsur-unsur, fase awal (awalan atau

3

ancang-ancang), fase utama (tumpuan dan melayang), serta fase akhir (mendarat). Ketiga unsur ini adalah salah satu kesatuan yang utuh antara laian urutan gerakan lompatan yang tidak pernah putus. Unsur-unsur atau fase pokok tersebut yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 1)Awalan yaitu untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melompat, Awalan itu harus dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat akan melompat. 2)Tolakan, yaitu menolak sekuatkuatnya pada papan tolakan dengan kaki yang terkuat keatas (tinggi dan kedepan). 3)Sikap badan diudara, Yaitu badan harus diusahakan melayang selama mungkin di udara serta dalam keadaan seimbang. 4)Sikap badan pada waktu jatuh/mendarat, yaitu sipelompat harus mengusahakan jatuh/mendarat dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai jatuhnya badan atau tangan kebelakang, karena dapat merugikan. Mendarat yang baik adalah ketika mendarat/jatuhnya dengan kedua kaki dengan kedua kaki dan tangan kedepan, jadi bila jatuhnya kedepan tidak merugikan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam lompat jauh, selain si pelompat (atlet) itu harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelenturan, dan koordinasi gerakan, juga harus memahami dan menguasai teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh tersebut serta dapat melakukan gerakan lompat jauh tersebut serta dapat melakukan dengan cepat dan tepat. Dengan kecepatan yang baik akan menghasilkan lari awalan yang kencang, sehingga ketika mencapai balok tumpuan kecepatan tersebut akan diubah menjadi gaya tolakan keatas dengan mengunakan kaki tumpuan yang baik.

4

Unutk mendapatkan kecepatan, seseorang pelompat jauh harus memiliki kemampuan belari yang baik juga. Artinya seseorang pelompat jauh juga harus memiliki kecepatan belari yang maksimal untuk mendapatkan prestasi lompat jauh yang maksimal pula. Berdasarkan pengamatan penulis, di SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun, untuk melakukan ekstrakurikuler cabang atletik salah satunya lari cepat, dalam latihan selalu mendapat kesulitan dalam mencapai kemampuan optimalnya dan terdapat kekuatan yang lemah dan tidak mempunyai power, sedangkan pada tumpuan lompat jauh siswa masih ragu untuk melakukannya dan juga kemampuan tehnik dasar lompat jauh kurang maksimal, hal ini disebabkan karena siswa kurang melakukan praktek lompat jauh. Masalah ini juga dikernakan kurang nya pasilitas atau sarana dan prasarana lompat jauh, dapat di lihat dari kurang layak nya bak pasir untuk melakukan peraktek lompat jau. Penyebab lainnya berasal dari pendidikan atau guru tidak menjelaskan, penting nya factor-faktor kondisi fisik yang perlu dalam lompat jauh, salah satu kondisi fisik yang di perlukan dalam lompat jauh adalah kecepatan. Di mana dalam melakukan lompat jauh memerlukan kecepatan pada saat melakukan awalan. Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik mengangkat masalah ini menjadi suatu penelitian dengan judul. Hubungan Kecepatan Lari Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun.

5

1.2 Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang akan diteliti, yaitu berupa bentuk pertanyaan: 1. Bagaimana kemampuan kecepatan lari siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kbupaten Karimun ? 2. Bagaimana kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun ? 3. Bagaimana sarana dan prasarana lompat jauh di SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun ? 4. Bagaimana hubungan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun ?

2

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

2.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan masalah maka tujuan yang hendak di capai pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun.

2.2 Kegunaan Penelitian Adapun penelitian ini dapat berguna untuk: 1. Sebagai bahan informasi yang dapat membantu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani.

6

2. Sebagai bahan masukan bagi guru atau seorang pelatih untuk masa yang akan datang. 3. Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dalam peningkatan mutu pendidikan dan meningkatkan perestasi peserta didik pada intasi pemerintah terkait. 4. Untuk pembinaan olahraga cabang Atletik serta organisasi-organisasi yang berkecipung dalam kegiatan olahraga Atletik. 5. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulisan dalam bidang penelitian dan penyusunan atau penulisan karya ilmiah. 6. Merupakan syarat utama bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan Keguruan untuk mendapat gelar Sarjana pada Fakultas FKIP UIR.

3

Ruang Lingkup Penelitian

3.1 Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah terbatasnya kemampuan, baik segi waktu, tenaga dan dana yang tersedia maka peneliti membatasi masalah yakni bagai mana hubungan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun.

7

3.2 Penjelasan Istilah Untuk tidak mempersulit judul pengertian ini, demi menghindar kesalahpahaman maka penulis menjelaskan sebagai berikut: 1. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkatsingkatnya. 2. Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu belari ada kecendrungan badan melayang. Artinya pada waktu lari kedua kaki tidak menyentuh tanah sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah. 3. Lompat jauh adalah bentuk gerakan melompat mangangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara yang dilakukan dengan cepat dan dengan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauhjauhnya. 4. Lompat jauh gaya jongkok adalah sikap badan di udara kedua tungkai jongkok, kedua lutut ditekuk, kedua tangan ke depan 4 Anggapan Dasar, Hipotesis dan Teori

4.1 Anggapan Dasar Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti merangkumkan anggapan dasar sebagai berikut : Semakin cepat lari maka semakin baik pula hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun.

8

4.2 Hipotesis Berdasarkan anggapan dasar tersebut, maka penulis mengemukakan hipotesis adalah sebagai berikut : Terdapat hubungan yang signifikan kecepatan lari terhadab hasil lompat jauh gaya jongkok siswa SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun. 4.3 Teori A. Kecepatan lari 80 meter 1. Kecepatan a. Hakikat Kecepatan Kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu singkatsesingkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda panahan dan lain-lain. Kecepatan adalah kemampuan untuk bergerak dari satu tempat ketempat yang lain dalam waktu sesingkat mungkinn. Untuk mengetahui kecepatan, kita perlu menetapkan kapan tugas gerak dimulai dan kapan berakhir. Selang waktu antara mulai dan berakhir kita sebut waktu gerak hal ini mengambarkan kecepatan seseorang. Menurut Ismaryati (2006 : 57) kecepatan adalah kemampuan dasar mobilitas system saraf pusat dan pereangkat otot untuk menampilkan gerekangerakan pada kecepatan tertentu. Kecepatan adalah salah satu kemampuan biomotorik yang penting untuk melakukan aktivitas olahraga (Bompa 1990). Kecepatan di bedakan menjadi dua macam, yakni kecepatan umum dan kecepatan khusus.

9

1. Kecepatan Umum Kecepatan umum adalah kapasitas untuk melakukan berbagai macam gerakan (riaksi motoric) dengan cara yang cepat. 2. Kecepatan Khusus Kecepatan khusus adalah kapasitas untuk melakukan suatu latihan atau keterampilan pada kecepatan tertentu, biasanya sangat tinggi. Kecepatan khusus adalah khusus untuk setiap cabang olahraga dan sebagian besar tidak dapat ditransferkan, dan hanya mungkin dikembangkan melalui metode khusus. Berdasarkan struktur gerak, kecepatan gerak debedakan menjadi kecepatan asiklis, siklis dan kecepatan dasar. 1. Kecepatan Asiklis Kecepatan asiklis adalah kecepatan gerak yang dibatasi oleh factor-faktor yang terletak pada otot, yakni: kekuatan setatis, kecepatan kontraksi otot, kerja otot-otot antagonis, panjang pengugkit, dan masa yang di gerakan. 2. Kecepatan Siklis Kecepatan siklis adalah produk yang dihitung dari frekuensi dan amplitude gerak. 3. Kecepatan Dasar Kecepatan dasar sebagai kecepatan maksimal yang dapat dicapai dalam gerak siklis adalah produk maksimal yang dapat dicapai dari frekuensi dan amplitude gerak.

10

b. Factor Yang Mempengaruhi Untuk memperoleh prestasi yang maksimal, harus didukung kondisi fisik yang prima. Secara tioritis, menurut Pance (1998 : 28 ) komponen-komponen dari kondisi pisik itu adalah. (a).Tenaga ledak otot (muscle explosive power) (b).Kecepatan (speed) (c).Kekuatan otot (muscle strength) (d).Ketangkasan (egality) (e).Keseimbangan (balance) (f).Kecepatan reaksi (reaction time) (g).Koordinasi (coordination) 2 Lari 80 meter a. Hakikat lari 80 meter Dalam gerakan lari bentuk gerakan adalh siklik, yaitu merupakan produk lari amplitude gerakan dan frekuinsi gerakan, dimana kecepatan bergerak seseorang pelari dihasilkan oleh hubungan yang oftimal antara panjang langkah merupakan gambaran amplitude gerakan yang diikuti dengan frekuinsi langkah. (Daharis, 2006 : 16) Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu belari ada kecendrungan badan melayang. Artinya pada waktu lari kedua kaki tidak menyentuh tanah sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah(Djumidar, 2004 : 13). Lari juga merupakan suatu gerakan yang disengaja untuk dilakukan, baik itu untuk perlombaan maupun untuk kebugaran tubuh. Sedangkan menurut Adi,dkk (halaman 16) lari adalah cabang olahraga utama dalam atletik. Lari juga termasuk perlombaan yang paling digemari dalam atletik. Sebab, olahraga ini mudah dimainkan oleh siapa saja dan tidak membutuhkan aturan yang rumit serta tempat khusus.

11

Lari adalah frekuensi langkah yang di percepat sehingga pada waktu belari ada kecendrungan badan melayang. Artinya, pada waktu belari kedua kaki tidak menyentuh tanah, sekurang-kurangnya satu kaki tetap (M.Djumidar, 2004 : 13) Menurut Jarver (200 : 25) mengatakan bahwa :Tahap lari merupakan tahap pertama dari serangkaian gerakan dalam cabang lompat jauh.berikut ini akan di uraikan tentang tujuan latihan lari dalam lompat jauh adalah untuk meningkatkan kecepatan horizontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu take off. Tahap take off dalah merupakan tahap kedua dari serangkaian gerakan dalam cabang lompat jauh. Berikut ini akan diuraukan tentang tujuan latihan take off (lepas landas) dalam cabang lompat jauh adalah mengubah gerakan lari menjadi satu lompatan, dengan melakukan lompatan tegak lurus, sambil mempertahankan kecepatan horizontal semaksimal mungkin. Tahap lari merupakan tahap pertama dari serangkaian gerakan dalam cabang lompat jauh. menyentuh tanah

b. Teknik Lari 80 meter Menurut lautan (2005:135) lari memiliki unsur gerak yaitu gerak tungkai (bagian tubuh mulai dari sendi panggul kebawah paha, tungkai bawah dan tangan), sikap badan dan gerakan kordinasi yang selaras dari semua unsur gerak tubuh sehingga membentuk sebuah siklus.

12

a. Gerakan tungkai Gerakan tungkai merupakan modal utama agar seorang pelari dapat melaju, mulai dari garis keberangkatan sehingga garis akhir.

Gambar 1 Gerakan Tungkai (Daharis, 2006 : 17) b. Gerakan lengan Bersamaan dengan gerakan tungkai, kedua lengan juga digerakkan untuk memelihara keseimbabanggan badan ketika melaju kedepan.lengan dan tungkai sering berlawanan diayun dengan gerakan selaras.

Gambar 2 Gerakan Tangan (Daharis, 2006 : 17) c. Sikap badan Posisi badan di pertahankan tetap menghadap kedepan dan agak condong kedepan. Hal ini dilakukan agar memungkinkan titik bebrat badan selalu

13

berada di depan. Selainitu semua otot badan mulai dari leher, dada dan punggung tetap releks agar gerakan tidak kaku dan tidak boros tenaga.

Gambar 3 Gerakan Badan (Daharis, 2006 : 17)

Lari 80 meter adalah salah satu nomor pada lari jarak pendek dengan jarak 80 meter pada cabang olahraga atletik. Menurut Winendra Adi dkk (Seri Olahraga Atletik : 16), seprint yang baik, membutuhkan reaksi yang baik, dan membutuhkan reaksi yang cepat, akselarasi yang baik dan jenis lari yang efesien. Seprin juga harus juga mengembangkan start sprint yang baik dan

mempertahankan dan kecepatan puncak selama mungkin. Menurut Daharis (2006 : 16) secara umum lari memiliki beberapa fase di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Fase awal Meletakan kaki pada blok start dimana telapak kaki harus lurus Pandangan lurus yang dipusatkan konsentrasi kearah depan Titik berat badan berpindah kedepan, persiapan bergerak.

14

2. Fase utama Setelah aba-aba Ya atau ledakan pistol pelari melakukan gerakan belari secepat mungkin dengan gerakan siklik kegaris finish. 3. Fase akhir Fase akhir merupakan tujuan akhir bagi sipelari, yaitu memulai memasuki garis finish sampai pada melewati garis finis dan pelemasan yang dilakukan sipelari. Istilah-istilah dalam lari 80 meter (muklis, 2007 : 3), Yaitu : 1. Start adalah pertolakan, yaitu pada saat gerakan belari itu dimulai. Pada start ditandai dengan garis setar untuk posisi awalan sebelum lari dimulai. Star yang digunakan adalah setart jongkok. 2. Finish, berarti akhir, yaitu tempat atau batas pelari harus mengakhiri larinya. Tempat garis finish biasanya di tandai dengan garis putih selebar 5 cm melintang tegak lurus pada lintasan. 3. Jarak, adalah panjang lintasan dari start hingga garis finish. 4. Lintasan lari adalah tempat atau jalur dimana pelari belari pada saat perlombaan. Lebar lintasan lari keseluruh tidak kurang dari 7.32 meter dan lebar lintasan 1,22 meter. 5. Start blok adalah sebuah alat yang berpungsi sebagai pijakan kaki pada saat pelari mengunakan setart jongkok. Setar blok dapat di buat dari bahan apapun, asalkan kuat, dapat di setel dan dapat dipindahpindahkan.

15

c. Kecepatan lari kecepatan lari adalah kemampuan seseorang dalam memindahkan posisi tubuhnya dari suatu tempat ketempat yang lainnya secara cepat yang melebihi gerak dasar pada keterampilan lari santai (jogging) B. Lompat Jauh Gaya Jongkok Gaya jongkok merupakan salahsatu gaya dalam lompat jauh, disebut gaya jongkok karena posisi badan atlit sewaktu berada diudara menyerupai orang yang sedang berjongkok, karateristik gerak dasar dalam lompat jauh gaya jongkok meliputi awalan, tumpuan atau tolakan, melayang diudara dengan sikap berjongkok, dan mendarat di landasan berpasir. (Adi, halaman : 51)

1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok Lompat jauh membutuhkan kecepatna yang luar biasa dan otot yang sangat kuat. Sasaran lompat jauh adalah melakukan awalan, menjejak papan (diletakan di tanah) tanpa langkah melebihinya, dan melompat sejauh mungkin sebuah petak pendaratan berisi pasir. Jarak lompatan anda diukur dari sisi dalam papan tolakan sampai tanda terdekat di pasir yang di hasilkan oleh bagian tubuh anda. ( Saiden, 2000, 37) Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau lebih tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki atau angota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik (Mukholid, 2007 : 150).

16

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya (Syarifudin 1992 : 90). Yang menjadi tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejau-jauhnya. Maka untuk dapat mencapai jarak lompatan itu dengan jauh, terlebih dahulu sipelompat harus sudah memahami unsur-unsur pokok pada lompat. (Kosasih 1983 : 67). Lompat jauh adalah termasuk salah satu nomor lomba dalam cabang atletik. Dalam nomor lompat jauh ini seorang pelompat akan berusaha kedepan dengan bertumpu pada satu kaki di balok tumpuan sekuat-kuat untuk mengadakan pendaratan dibak lompatan dengan mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sebagai salah satu nomor lompat, lompat jauh terdiri dari unsur-unsur awalan (fase awalan, (tumpuan, melayang), fase utama start serta mendarat (fase akhir), (Daharis, 2006 : 23).

2. Teknik lompat jauh Kosasih (1983 : 67), Tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Maka untuk dapat mencapai jarak lompatan itu dengan jauh, terlebih dahulu si pelompat harus sudah memahami unsur-unsur pokok pada lompatan dan unsur-unsurnya berikut :

17

1. Awalan Fase awal dalam lompat jauh merupakan gerakan permulaan yang pelaksanaannya dalam bentuk belari dengan kecepatan tinggi. Dalam fase awal ini disebut juga dengan kecepatan horizontal. Bagi sipelompat untuk menentukan jarak awalan samapi pada papan tolakan, datang usahanya tetap melakukan tolakan pada papan tolakan sesuai dengan kaki yang akan digunakan. Untuk mendapat kecepatan pada waktu akan melompat, awalan harus dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat akan melompat. 2. Tolakan Tolakan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lain lari awalan dan melayang. Beberapa langkah sebelum menolak, pelompat sudah mempersiapkan diri untuk bertumpu. Menolak dengan sekuat-kuatnya pada papan tolakan dengan kaki yang terkuat ke atas (tinggi dan kedepan) 2. Sikap badan diudara Badan harus diusahakan maelayang selama mungkin di udara serta dalam keadaan seimbang. 3. Sikap mendarat Pelompat harus mengusahakan jatuh atau mendarat dengan sebai-baiknya. Jangan sampai badan atau tangan kebelakang, karena dapat merugikan. Yang ingin dicapai dalam lompat jauh adalah pencampaian dalam lompatan sejauh-jauhnya. Untuk itu dituntut kecepatan yang tinggi, daya tolak

18

yang kuat dan teknik yang mendarat efisien. Ada beberapa prinsip yang harus di perhatikan dalam lompat jauh : 1. Pelaksanaan Awalan Awalan dilakukan dengan belari yang mendekati kecepatan maksimal, tetapi masih terkendali untuk melakukan tumpuan yang tepat agar memperoleh momentum kearah mendatar.

Gambar 4. Awalan Lompat Jauh (Kosasih, 1983 : 69) 2. Tumpuan (Tolakan) Tumpuan dapat dilakukan dengan kaki kiri atau kanan bergantung pada kebiasaan si pelompat. Tumpuan di arahkan ke atas depan sehingga diperoleh sudut tolakan sekitar 45 derajatdari garis mendatar. Untuk mencapai posisi seperti itu, pada saat bertumpu kecepatan yang di kembangkan melalui awalan tidak terputus.

19

Gambar 5. Bentuk Kaki di Papan Tumpuan (Kosasih, 1983:68) 3. Melayang di Udara Berikut adalah gaya-gaya saat melayang di udara pada lompat jauh. Sikap tubuh dan gerakan yang terjadi pada sikap melayang semata-mata hanya untuk memelihara keseimbangan dan persiapan mendarat yang baik. Semua gerakan pada tahap ini tidak menambah kecepatan maupun tingginya layngan tubuh.

Gambar 6. Melayang di Udara(Jarver 2007 : 29) 4. Mendarat Pendaratan yang sempurna dibak pasir merupakan kelanjutan dari rangkaian gerak yang penting untuk memanfaatkan momentum yang diproleh melalui awalan dan tolakan. Karena itu gerakan yang masih mungkin dimanfaatkan oleh si pelompat ialah sikap gerakan tungkai dan kaki yang dijulurkan sejauh mungkin kedepan. Posisi ini deperlukan hingga kedua kaki

20

menyentuh bak pasir. Pada saat mendarat diusahakan agar tidaka ada bagian badan manapun yang menyentuh pasir di belakang tempat kaki mendarat. Gambar 7. Mendarat Gaya Jongkok (Suherman, dkk , 2001 : 123) 1. Lompat jauh gaya jongkok Sesudah kaki kiri bertumpuan pada balok tolak, maka kaki ayun (kaki kanan ) diayunkan kuat-kuat kedepan kemudian kaki depan kemudian kaki kiri menyusul dan keduannya rapat agak dilipat (berjongkok). Setelah melewati tinggi maksimal badan dibengkokkan kedepan, kedua kaki lurus dan bersama kedua lengan diluruskan didepan. Kemudian mendaratlah dan jatuh dengan dua kaki bersamaan.

Gambar 8. Lapangan Lompat Jauh (Kosasih 1983 : 68 )

21

C. Hubungan Kecepatan Lari Dengan Hasil Lompat Jauh Untuk mendapatkan hasil lompat yang jauh, kecepatana memiliki hubungan yang erat dengan daya. Dimana semua gerakan tersebut tidak bias dipisahkan karena saling keterkaitan antara satu dengan yang lain.

1. Hubungan Antara Waktu Tempuh Lari 80 Meter Dengan Hasil Lompat Jauh Untuk mendapatkan hasil lompatan yang jauh, awalan harus dilakukan secepat mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh energi kinetik yang besar, selain itu akan diperoleh kecepatan horizontal yang besar pula. Bila awalan lari yang dilakukan itu lambat, maka kecepatan horizontal yang diperoleh akan mengakibatkan pada berkurangnya hasil lompatan. Pertahankan kecepatan sampai pada saat akan melakukan tolakan untuk melompat. Dengan uraian tersebut diduga akan ada hubungan yang berarti antara waktu tempuh dengan hasil lompat jauh.

2. Hubungan Antara Daya Tolakan Dengan Hasil Lompat Jauh Setelah awalan dilakukan secepat-cepatnya dan kecepatan itu

dipertahankan sampai pada saat akan melakukan tolakan untuk melompat. Pada saat melakukan tolakan ini diperlukan daya tolakan yang besar untuk mendapatkan hasil lompatan yang baik. Daya tolakan (power) disini diperoleh dari kecepatan lari yang cepat dan tolakan yang kuat dari balok tolakan. Dari uraian tersebut maka diduga ada hubungan yang berarti antara daya tolakan dengan hasil lompat jauh.

22

5

Penentuan Sumber Data

5.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra SMPN 1 Buru yang berjumlah 200 oarang siswa putra yang terdiri dari siswa kelas VII, VIII, dan IX. Tabel 1. Populasi Penelitian Siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun. NO KELAS JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 VII A VII B VII C V III A VIII B VIII C IX A IX B IX C 20 20 25 25 20 20 20 25 25 200

JUMLAH SISWA PUTRA

5.2 Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 24 orang siswa putra. Sebagaimana yang dikemukakan Arikunto (2006 : 134) apabila besarnya populasi kurang dari 100, untuk mendapatkan data yang representatif, maka seluruh populasi hendaknya dijadikan sampel. Selanjutnya, jika jumlah populasinya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.

23

Dari jumlah populasi tersebut, maka peneliti mengambil sampel 12% dari jumlah populasi yang mengunakan sampel random sampling. Untuk lebih jelas perincian dari populasi dan sampel dapat dilihat pada table sebagai berikut ini :

Tabel 2. Sampel Penelitian Siswa putra dar umur 13 14 SMPN1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun. NO KELAS JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 VII A VII B VII C V III A VIII B VIII C IX A IX B IX C 1 1 1 3 3 3 2 2 2 18

JUMLAH SISWA PUTRA

6

Pengumpulan Data

6.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis memakai metode deskriptif, dan pengukuran, disamping itu dilengkapi dengan perpustakaan dan metode observasi. Dalam mengambil kesimpulan dipergunakan penghitungan setatistik.

24

a.

Obserpasi Pengamatan langsung secara teliti dan sistematis dan di lakukan berulangulang.

b.

Kepustakaan Cara untuk mencari teori-teori pendukung yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

c.

Tes dan Pengukuran Tes dan pengukuran adalah usaha untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian praktek olahraga yaitu gerak manusia yang melakukan kegitan olahraga serta kaitannya dengan hasil yang dicapai dalam berolahraga.

A. Tes kecepatan ( lari 80 meter ) Tujuan Sasaran Perlengkapan : : : Mengukur kecepatan siswa SMPN 1 Buru Anak berusia 13 14 tahun Pelaksanaan : Lintasan lari yang datar dan rata Stop watch Bendera start Alat Tulis jarak lari yang di gunakan 80 meter Start yang digunakan adalah start berdiri, testi berdiri di belakang garis Dengan diberi aba-aba oleh starter, testi belari secepat-cepatnya menuju garis finish.

25

Penilaian

:

-

wktu yang dicatat sebagai kecepatan adalah waktu yang digunakan testi untuk

menyelesaikan jarak tempuh, dimulai dari aba-aba yak atau bunyi pistol, atau peluit dari starter sampai kaki tercepat melewati garis finish. Waktu dicatat sampai dengan seper sepuluh detik. Apa bila testi mencuri start, harus diulang kembali. Tabel 3 Norma Penilaian Lari 80 Meter Siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun UMUR MEMUASKAN BAIK SANGAT BAIK 13 - 14 Sumber: Gerry.carr :2003 13 12 11

Gambar 9 : Melakukan start lari 80 meter (depertemen pendidikan nasional 1999) B. Tes lompat jauh 1. Tujuan : untuk mengetahui kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun.

26

2.

Perlengkapan Meteran (alat mengukur) Bak pasir dan lapangan Bendera kecil Alat tulis

3.

Pelaksanaan Sebelum testi melakukan lompat jauh, terlebih dahulu testi di bariskan, ber doa kemudian diberikan arahan, terus pemanasan. Setelah diberikan arahan serta pemanasan, kemudian testi mencoba melakukan lompat jauh sebanyak satu kali lompatan. Testi berdiri untuk mengambil ancang-ancang, jarak lari ancang-ancang menurut kemampuan masing-masing. Saat menumpu, badan sudah agak condong kedepan, kaki tumpuan segera di luruskan selurus-lurusny. Setelah itu testi melakukan pendaratan di bak pasir.

4.

Penilaian : testi melakukan lompatan sebanyak tiga kali (3 kali ) lompatan, nilai yang tertinggi di ambil.

Tabel 4 Norma Penilaian Lompat Jauh. UMUR MEMUASKAN

BAIK

SANGAT BAIK

13 - 14

3,6

4,2

4,6

Sumber Gerry, 2003 :159

27

Gambar 10 : Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok 6.2 Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah analisis dan korelasi sederhana dan oleh Pearson (Sudijono, 2009: 206) mengunakan dan membandingkan variabel bebas kecepatan lari dengan sumbu (X) dengan variabel terikat hasil lompat jauh gaya jongkok dengan (Y) bidang untuk pembuktian maka mempergunakan jumlah sebagai berikut :

rxy =rxy N

= Angka Indeks Korelasi r Product Moment = Number of Cases

XY = Jumlah hasil perkalian antara sekor X dan sekor Y. X Y = Jumlah seluruh skor x = Jumlah seluruh skor y

28

BAB II PENGOLAHAN DATA 1. Diskriptif Data Berdasar kan penjelasan dan uraian yang telah di kumpulkan sebelumnya, maka dalam bab ini akan di lakukan analisis dan pembahasan yang di peroleh dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang ada pada penelitian ini yaitu variabel bebas adalah Kecepatan Lari dilambangkan (X), sedangkan Variabel terikatnya adalah Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok di lambangkan (Y). Setelah data di kumpulkan, maka untuk selanjutnya di jabarkan sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian yang di ajukan sebelumnya. Adapun hasil diskripsi data dari hasil tes pengukuran antara kecepatan lari (variabel X) dengan hasil lompat jauh gaya jongkok (variabel Y) adalah sebagai berikut : 1.1 Hasil Tes Kecepatan Lari Siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun. Adapun hasil kecepatan lari 80 meter Siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut : Hasil tercepat tes kecepatan lari 80 meter adalah 13,30 detik dan terlama adalh 14,55 detik. Mean (nilai rata-rata) adalah 13,75, median (nilai tengah) pada tabel tersebut adalah 13,84. dan modus (nilai yang sering muncul) adalah 13,50.

29

Setandar Deviasinya (SD) adalah 0,42. bila ditinjau dari norma kecepatan lari 80 meter, maka dapat di jabarkan dalam tabel berikut : Tabel 5 Distribusi Frekuensi data kecepatan (lari 80 meter) Siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Berdasarkan Norma Lari Cepat 80 Meter Siswa Usia 13 14 Tahun INTERVAL KATEGORI < 11 SANGAT BAIK 12,1 11 BAIK 13 MEMUASKAN Sumber : Gerry.carr :2003 FREKUENSI 0 0 18 PERSENTASE 0% 0% 18 %

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa dari 18 siswa putra semuanya berkategori memuaskan. Distribusi frekuensi data kecepatan yang tertuang pada tabel 5 tersebut juga di gambarkan dalam bentuk gerafik histogram sebagai berikut :

Gambar 11 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun.

30

1.2 Hasil Tes Kemampuan Lompat Jauh Hasil Lompat jauh siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun dengan melakukan praktek lompat jauh gaya jongkok. Setiap siswa mendapat 3 kali kesempatan. Adapun hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun yang merupakan pariabel Y pada penelitian ini dapat dilihat pada hasil di bawah ini : Hasil tertinggi tes lompat jauh adalah 3,60 meter dan terendah adalah 3,10. Mean (nilai rata-rata) adalah 3,31, median (nilai tengah) pada tabel tersebut adalah 3,3. dan modus (nilai yang sering muncul) adalah 3,30. Setandar Deviasinya (SD) adalah 0,14.Bila ditinjau dari norma lompat jauh gaya jongkok, maka dapat di jabarkan dalam tabel berikut : Tabel 6 Rekapitulasi Data Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Berdasarkan Norma Lompat Jauh Siswa Usia 13 14 Tahun INTERVAL KATEGORI < 11 SANGAT BAIK 12,1 11 BAIK 13 MEMUASKAN Sumber : Data Olahan, 2011 FREKUENSI 0 0 18 PERSENTASE 0% 0% 18%

Berdasarkan penelitian maka dapat dijelaskan bahwa dari 18 siswa putra yang di ambil datanya, siswa yang hasil lompat jauh di kategorikan sangat baik tidak terdapat yang ber kategori baik 0 siswa atau 0%, ber kategori memuaskan 18 siswa atau 100%. Dari data ini dapat di simpulkan kemampuan lompat jauh siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun Berada pada

31

Frekuensi data kemampuan lompat jauh yang tertuang pada tabel 6 tersebut juga di gambarkan dalam bentuk gerafik histogram sebagai berikut :

Gambar 12 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun. 2. Analisis Data Adapun data yang di kumpul hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Data X di ambil dari hasil pengukuran kecepatan lari 80 meter siswa putra dan data Y di ambil dari hasil tes lompat jauh gaya jongkok siswa putra SMPN 1 Buru Kecamatan Buru Kabupaten Karimun. Untuk menguji Hipotesis bagaimana hubungan antara kecepatan lari terhadap hasil lompat jauh dengan mengunakan rumus signifikansi uji tabel nilai r : db = N nr = 18 2 = 16. dengan memeriksa Tabel Nilai r Product Moment ternyata bahwa denngan df sebesar 22 pada taraf sinifikansi 5 diperoleh rtabel = 0,497. Rxy atau ro pada taraf singnifikan 5 lebih besar dari rtabel atau rtabel 0,497