Skrining Kanker Cerviks Dengan Tes IVA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rico

Citation preview

Skrining Kanker Cerviks dengan Tes IVA Felix rico suwandi - 10.2012.239 Flxrco@gmail .com FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA Jl. TerusanArjuna no.6, Jakarta Barat

BAB IPENDAHULAN

Kanker adalah suatu penyakit neoplastik yang dapat berakibatan fatal. Sel kanker tidak seperti sel tumor, ia mempunyai kemampuan untuk menginvasi dan bermetastasis kebagian lain dalam tubuh dan bersifat sangat anaplastik yaitu bisa membelah tanpa berdiferensiasi. Kanker leher rahim atau yang biasa disebut kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahin atau serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil ledir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skirining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki.Skrining adalah strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu. Tidak seperti apa yang biasanya terjadi dalam kedokteran, tes skrining yang dilakukan pada orang tanpa tanda-tanda klinis penyakit.Saat ini banyak penelitian tentang skrining dengan metode IVA dilakukan di berbagai negara berkembang. Skrining dengan metode IVA dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, murah, nyaman, praktis, dan mudah. Mudah, karena dapat dilakukan oleh bidan dan perawat yang terlatih. Beberapa karakteristik metode ini sesuai dengan kondisi Indonesia yang memiliki keterbatasan ekonomi dan keterbatasan sarana serta prasarana kesehatan. Karenanya pengkajian penggunaan metode IVA sebagai cara skrining kanker leher rahim di daerah-daerah yang memiliki sumber daya terbatas ini dilakukan sebagai salah satu masukan dalam pembuatan kebijakan kesehatan nasional di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN

1. Definisi Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia baik di antara kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker. 1Penyebab kanker leher rahim yaitu virus HPV(Human Papiloma Virus)yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit ini dapat menyerang semua wanita, khususnya wanita yang aktif secara seksual. Saat ini sudah terdapat vaksin untuk mencegah infeksi HPV khususnya tipe 16 dan tipe 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70% kasus kanker serviks di Asia.12. Etiologi

Gambar 2.1 Etiologi(Sumber nicsheav.2010)

Penyebab primer kanker leher rahim adalah infeksi kronik leher rahim oleh satu atau lebih virus HPV (Human Papiloma Virus) tipe onkogenik yang beresiko tinggi menyebabkan kanker leher rahim yang ditularkan melalui hubungan seksual (sexually transmitted disease). Perempuan biasanya terinfeksi virus ini saat usia belasan tahun, sampai tiga puluhan, walaupun kankernya sendiri baru akan muncul 10-20 tahun sesudahnya. Infeksi virus HPV yang berisiko tinggi menjadi kanker adalah tipe 16, 18, 45, 56.13 dimana HPV tipe 16 dan 18 ditemukan pada sekitar 70% kasus. Infeksi HPV tipe ini dapat mengakibatkan perubahan sel-sel leher rahim menjadi lesi intra-epitel derajat tinggi (high-grade intraepithelial lesion/ LISDT) yang merupakan lesi prakanker. Sementara HPV yang berisiko sedang dan rendah menyebabkan kanker (tipe non-onkogenik) berturut turut adalah tipe 30, 31, 33, 35, 39, 51, 52, 58, 66 dan 6, 11, 42, 43, 44, 53, 54,55.13. 1

3. Epidemiologi Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita dan menjadi penyebab lebih dari 250.000 kematian pada tahun 2005.Kurang lebih 80% kematian tersebut terjadi di Negara berkembang. Tanpa prenatalaksanaan yang adekuat, diperkirakan kematian akibat kanker serviks akan meningkat 25% dalam sepuluh tahun mendatang.24. Faktor resikoGambar 4.1 Faktor resiko(Sumber :GraceS.2009)Faktor risiko terjadinya infeksi HPV adalah hubungan seksual pada usia dini, berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, dan memiliki pasangan yang suka berganti-ganti pasangan. Infeksi HPV sering terjadi pada usia muda, sekitar 25-30% nya terjadi pada usia kurang dari 25 tahun. Beberapa ko-faktor yang memungkinkan infeksi HPV berisiko menjadi kanker leher rahim adalah: 21. Faktor HPV : 1. tipe virus 1. infeksi beberapa tipe onkogenik HPV secara bersamaan 1. jumlah virus (viral load) 1. Faktor host/ penjamu : - status imunitas, dimana penderita imunodefisiensi (misalnya penderita HIV positif) yang terinfeksi HPV lebih cepat mengalami regresi menjadi lesi prekanker dan kanker.- jumlah paritas, dimana paritas lebih banyak lebih berisiko mengalami kanker 1. Faktor eksogen - merokok - ko-infeksi dengan penyakit menular seksual lainnya - penggunaan jangka panjang ( lebih dari 5 tahun) kontrasepsi oral 2.

d. Nutrisi Banyak sayur dan buah mengandung bahan-bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker.Dari beberapa penellitian, ternyata defisiensi terhadap asam folat, vitamin C, E, beta karotin/retinol dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks.2

Table 1 Risiko relative kanker serviks dari beberapa factor 2Factor risiko Risiko relative

Usia pertama hubungan seks (tahun) 191631

Jarak antara hubungan seks pertama dengan menarche (tahun) 10

26731

Jumlah pasangan seks >4 pasangan (dibandingkan 0 atau 1 pasangan)3,6

Jumlah pasangan seks sebelum usia 20 tahun >1 pasangan (dibandingkan tanpa pasangan) 7

Genital wart Ada (dibandingkan tidak ada)3,2

Merokok >5 batang perhari Selama >20 tahun (dibandingkan