Upload
adjis
View
233
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
psikiatri
Citation preview
SKIZOFRENIA
PENDAHULUAN
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1%
penduduk di dunia mendirita skizofrenia selama masa hidup mereka. Gejala
skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Awitan pada
laiki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan antara 25-35 tahun.
Prognosis biasanya lebih buruk pada laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan.
Awitan setelah umur 40 tahun.
Etiologi skizofrenia belum pasti. Berdasarkan penelitian bilogik, genetic,
fenomenologik dinyatakan bahwa skizofrenia merupakan suatu gangguan atau
penyakit.
Subtipe skizofrenia yang diidentifikasi berdasarkan variable klinik (berpedoman pada
ICD-X) :
F20.0. Skizofrenia paranoid
F20.1. Skizofrenia disorganisasi (hebefrenik)
F20.2. Skizofrenia katatonik
F20.3. Skizofrenia tak terinci
F20.4. Depresi pasca skizofrenia
F20.5. Skizofrenia residual
F20.6. Skizofrenia simpleks
F20.7. Skizofrenia lainnya
F20.8. Skizofrenia yang tak tergolongkan
MANIFESTASI KLINIK
Skizofrenia merupakan penyakit kronik. Sebagian kecil dari kehidupan mereka
berada dalam kondisi akut dan sebagian besar pendertia berada lebih lama (bertahun-
tahun) dalam fase residual yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang
“ringan”. Selama periode residual, pasien lebih menarik diri atau mengisolasi diri,
dengan “aneh”. Gejala-gejala penyakit biasanya terlihat jelas oleh orang lain.
Pasien dapat kehilangan pekerjaan dan teman karena ia tidak berminat dan tidak
mampu berbuat sesuatu atau karena sikapnya yang aneh. Pemikiran dan pembicaraan
mereka samar-samar sehingga kadang-kadang tidak dapat dimengerti. Mereka
mungkin memiliki keyakinan yang salah yang tidak dapat dimengerti . mereka
mungkin mempunyai keyakinan yang salah yang tidak dapat dikoreksi. Misalnya,
mereka meyakini bahwa mereka mempunyai suatu kekutan dan sensitivitas khusus
dan mempunyai pengalaman “mistik”.
Penampilan dan kebiasaan-kebiasaan mereka mengalami kemunduran serta afek
mereka terlihat tumpul. Meskipun mereka dapat mempertahankan intelegensia yang
mendekati normal, pada sebagian besar pasien, performa uji kognitifnya buruk.
Pasien dapat mengalami anhedonia yaitu ketidak mampuan merasakan rasa
senang. Apsien juga mengalami deteriorasi yaitu perburukan yang terjadi secara
berangsur-angsur. Episode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode
tertentu, misalnya prilaku dan pikiran eksenrik (fase prodromal)
Kepribadian prepsikotik, dapat ditemui pada beberapa pasien skizofrenia yang
ditandai dengan penarikan diri dan terlalu kaku (rigid) secara social, sangat pemalu,
dan sering mengalami kesulitan disekolah meskipun IQ nya normal. Suatu pola yang
sering ditemui yaitu keterlibatan dalam aktivitas antisosial ringan dalam satu atau dua
tahun sebelum episode pasikotik. Beberapa pasien, sebelum didiagnosis skizofrenia,
mempunyai gangguan kepribadia schizoid, ambang, antisosial, atau antiskozotipal.
Skizofrenia sering memperlihatkan berbagai campuran gejala-gejal dibawah :
1. Gangguan Pikiran
Gangguan proses pikir
Pasien biasanya mengalami gangguan proses pikir. Pikiran mereka sering
tidak dapat dimengerti oleh orang lain dan terlihat tidak logis. Tanda-tandanya
adalah :
- Asosiasi longgar : ide pasien sering tidak nyambung. Ide tersebut dapat
melompat dari satu topik ke topik lain yang tiak berhubungan sehingga
membingungkan pendengar. Gangguan ini sering terjadi misalnya di
pertengahan kalimat sehingga pembicaraan sering tidak koheren.
- Pemasukan berlebihan : arus pikiran pasien secara terus menerus mengalami
gangguan karena pikirannya sering dimasuki informasi yang tidak relevan.
- Neologisme : pasien menciptakan kata-kata baru (yang bagi mereka
mungkin mengandung arti simbolik)
- Terhambat : pembicaraan tiba-tiba berhenti (sering pada pertengahan
kalimat) dan disambung kembali beberapa saat (atau beberapa menit)
kemudian, biasanya dengan topik yang lain. Ini dapat menunjukkan bahwa
ada interupsi. Biasanya pikiran-pikiran lain masuk ke dalam ide pasien.
Perhatian pasien sering sangat mudah teralih dan jangka waktu atensi
singkat.
- Klang asosiasi : pasien memilih kata-kata berikut mereka berdasarkan bunyi
kata-kata yang baru saja diucapkan dan buka isi pikirannya.
- Ekolalia : pasien mengulang kata-kata atau kalimat-kalimat yang baru saja
diucapkan oleh seseorang.
- Konkritisasi : pasien dengan IQ rata-rata normal atau lebih tinggi, sangat
buruk kemampuannya berpikir abstraknya.
- Alogia : pasien berbicara sangat sedikit tetapi bukan disebabkan oelh
resistensi yang disengaja (miskin pembicaraan) atau dapat berbicara dalam
jumlah normal tetapi sangat sedikit ide yang disampaikan (miskin isi
pembicaraan).
2. Gangguan isi pikir
Waham
Waham adalah suatu kepercayaan yang palsu yang menetap yang tak sesuai
dengan fakta dan kepercayaan tersebut mungkin “aneh” (misalnya, mata saya
adalah komputer yang dapat mengontrol dunia) atau bias pula “tidak aneh”
(hanya sangat tidak mungkin, misalnya, FBI mengikuti saya) dan tetap
dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk
mengoreksinya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa
bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizofrenia. Semakin akut
skizofrenia semakin sering ditemui waham disorganisasi atau waham tidak
sistematis :
- Waham kejar
- Waham kebesaran
- Waham rujukan, yaitu pasien meyakini ada “arti” dibalik peristiwa-peristiwa
dan meyakini bahwa peristiwa atau perbuatan oarng lain tersebut seolah-olah
diarahkan kepeda mereka.
- Waham penyiaran pikiran yaitu kepercayaan bahwa orang lain dapat
membaca pikiran mereka
- Waham penyisipan pikiran yaitu kepercayaan bahwa pikiran orang lain
dimasukkan kedalam benak pasien.
3. Gangguan persepsi
Halusinasi
Halusinasi paling sering ditemui, biasanya berbentuk pendengaran tetapi bias
juga berbentuk penglihatan, penciuman, dan perabaan. Halusinasi pendengaran
(paling sering suara satu atau beberapa orang) dapat pula berupa komentar-
komentar tersebut dapat berbentuk ancaman atau perintah-perintah yang
langsung ditujukan kepada pasien (halusinasi komando). Suara-suara sering
(tetapi tidak selalu) diterima pasien sebagai sesuatu yang dari luar kepala pasien
sebagai sesuatu yang berasal dari luar kepala pasien dan kadang-kadang pasien
dapat mendengar pikiran-pikiran mereka sendiri berbicara keras (sering
memalukannya atau suara yang memalukan). Suara-suara cukup nyata menurut
pasien kecuali pada fase awal skizofrenia.
Ilusi dan depersonalisasi
Pasien juga dapat mengalami ilusi atau depersonalisai. Ilusi yaitu adanya
misinterpretasi panca indera terhadap obje. Depersonalisasi yaitu adanya
perasaan asing terhadap diri sendiri. Derealisasi yaitu adanya perasaan asing
terhadap lingkungan sekitarnya misalnya dunia terlihat tidak nyata.
4. Gangguan Emosi
Pasien skizofrenia dapat memperlihatkan berbagai emosi dan dapat berpindah
dari satu emosi ke emosi lain dalam jangka waktu singkat. Ada tiga afek dasar
yang sering (tetapi tidak patognomik):
1. Afek tumpul atau datar
2. Afek tak serasi
3. Afek labil
5. Gangguan Perilaku
Berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat terlihat seperti gerakan tubuh
yang aneh dan menyeringai, perilaku ritual, sangat ketolol-tololan, agresif, dan
prilaku seksual yang tidak pantas.
Skizofrenia Tipe Paranoid
Tipe paling stabil dan tersering. Gejala terlihat sangat konsisten, pasien dapat
atau tidak bertindak sesuai dengan wahamnya, pasien sering tidak kooperatif dan sulit
untuk kerjasama, mungkin agresif, marah, atau ketakutan, tetapi pasien jarang sekali
memperlihatkan perilaku disorganisasi. Waham dan halusinasi menonjol, sedangkan
afek dan pembicaraan hampir tidak terpengaruh. Beberapa contoh geja paranoid yang
sering ditemui:
a. Waham kejar, rujukan, kebesaran, waham dikendalikan, dipengaruhi, dan
cemburu.
b. Halusinasi akustik berupa ancaman, perintah, atau menghina.
ETIOLOGI
Belum ditemukan etiologi yang pasti mengenai skizofrenia. Ada beberapa hasil
penelitian yang dilaporkan saat ini.
1. Biologi
Tidak ada gangguan fungsional dan struktur yang patognomik ditemukan
pada penderita skizofrenia. Meskipun demikian beberapa gangguan organik
dapat terlihat (telah direplika dan dibandingkan) pada subpopulasi pasien,
gangguan yang paling banyak dijumpai yaitu pelebaran ventrikel tiga dan lateral
yang stabil yang kadang-kadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit atropi
bilateral lobus temporal medial dan lebih spesifik yaitu girus parahipokampus,
hipokampus dan amigdala, disorientasi spasial sel piramid hipokampus, dan
dorsolateral. Beberapa penelitian melaporkan bahwa semua perubahan ini
tampaknya statis dan telah dibawa sejak lahir (tidak ada glosis), dan pada
beberapa kasus perjalanannya progresif. Lokasinya menunjukkan gangguan
perilaku yang ditemui pada skizofrenia; misalnya gangguan hipokampus
dikaitkan dengan impermen memori dan atropi lobus frontalis dihubungkan
dengan simptom negatif skizofrenia. Penemuan lain yaitu adanya antibodi
sitomegalovirus dalam cairan serebrospinal (CSS), limfosit atipikal tipe P
(terstimulasi), gangguan fungsi hemisfer kiri, gangguan transmisi dan
pengurangan ukuran korpus kalosum, penurunan aliran darah dan metabolisme
glukosa di lobus frontal, kelainan EEG, EPP300 auditrorik (dengan QEEG), sulit
memusatkan perhatian, dan perlambatan waktu reaksi, serta berkurangnya
kemampuan menamakan benda.
Pada individu yang berkembang menjadi skizofrenia terdapat peningkatan
insiden komplikasi persalinan (prematur, BBLR, lahir pada masa epidemi
influenza), lebih besar kecenderungan lahir pada akhir musim dingin atau awal
musim panas, dan terdapat gangguan neurologi minor. Kemaknaan penemuan-
penemuan ini belum diketahui. Bagaimanapun, ini menunjukkan adanya dasar
biologik dan heterogenous skizofrenia.
2. Biokimia
Hipotesis yang paling banyak yaitu adanya gangguan neurotransmitter sentral
yaitu terjadinya peningkatan aktivitas dopamin sentral (hipotesis dopamin).
Hipotesis ini dibuat berdasarkan tiga penemuan utama :
1. Efektifiatas obat-obat neuroleptik (misalnya fenotiazin) pada skizofrenia, ia
bekerja meblok reseptor dopamin pasca sinaps (tipe D2).
2. Terjadinya psikosis akibat penggunaan amfetamin. Psikosis yang terjadi
sukar dibedakan, secara klinik, dengan psikosis skizofrenia paranoid akut.
Amfetamin melepaskan dopamin sentral. Selain itu, amfetamin juga
memperburuk skizofrenia.
3. Adanya peningkatan jumlah reseptor D2 di nukleus kaudatus, nukleus
akumben, dan putamen pada skizofrenia. Penelitian reseptor D1, D5, dan D4,
saat ini, tidak banyak memberikan hasil. Teori lain yaitu peningkatan
serotonin di susunansaraf pusat (terutama 5-HT2A) dan kelebihan NE di
forebrain limbik (terjadi pada beberapa penderita skizofrenia). Setelah
pemberian obat yang bersifat antagonis terhadap neurotransmitter tersebut
terjadi perbaikan klinik skizofrenia.
3. Genetika
Skizofrenia mempunyai komponen yang diturunkan secara signifikan,
kompleks dan poligen. Sesuai denagn penelitian hubungan darah
(konsanguinitas), skizofrenia adalah gangguan bersifat keluarga (misalnya;
terdapat dalam keluarga). Semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi
risiko. Pada penelitian anak kembar, kembar monozigot mempunyai risiko 4-6
kali lebih sering menjadi sakit bila dibandingkan denga kembar dizigot. Pada
penelitian adopsi, anak yang mempunyai orang tua skizofrenia diadopsi, waktu
lahir, oleh keluarga normal, peningkatan amgka satiknya sema dengan bila anak-
anak tersebut diasuh sendiri oleh orang tuanya yang skizofrenia.
Frekuensi kejadian gangguan non-psikotik meningkat pada keluarga
skizofrenia dan secara genetik dikaitkan dengan gangguan kepribadian ambang
dan skizotipal (gangguan spektrum skizofenia), gangguan obses-kompulsif, dan
kemungkinan dihubungkan dengan gangguan kepribadian paraniod dan
antisosial.
4. Faktor keluarga
Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam
menimbulkan kekambuhan dan mempertahankan remisi. Pasien yang pulang
sakit relaps pada tahun berikutnya bila dibandingkan dengan pasien yang
ditempatkan di residential. Pasien yang beresiko adalah pasien yang tinggal
bersama keluarga yang hostilitas. Memperlihatkan kecemasan ayng berlebihan,
sangat protektif terhadap pasien, terlalu ikut campur, sangat pengeritik (disebut
ekspresi emosi tinggi). Pasien skizofrenia sering tidak “dibebaskan” oleh
keluarganya.
Beberapa penelitian mengidentifikasi suatu cara komunikasi yang patologi
dan aneh pada keluarga-keluarga skizofrenia. Komunikasi sering samar-samar
atau tidak jelas dan sedikit tidka logis. Padatahun 1956, betson menggambarkan
suatu karakteristik “ikatan ganda” yaitu pasien sering diminta oleh anggota
keluarga untuk merespon pesan yang bentuknya kontradiksi sehingga
membingungkan. Penelitian terbaru menyatakan bahwa pada komunikasi
keluarga tersebut mungkin disebabkan oleh dampak memiliki anak skizofrenia.
DIAGNOSIS PPDGJ III
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebabnya (banyak belum diketahui)
dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronik atau “deteriorating”) yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetic, fisik, dan
sosial budaya.
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik
dari pikiran dan persepsu, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau
tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.
Pedoman diagnostik
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
- “through echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
- “through insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu daru luar dirinya (withdrawal); dan
- “through broadcasting” = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya
- “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- “delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- “delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar;
(tentang “dirinya” = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak
atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);
- “delusion of perception” = pengalaman inderawai yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
- Halusinasi auditorik
o Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien atau,
o Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara), atau
o Jenis suara halusinasi yang berasal dari salah satu begian tubuh.
- Waham – waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihalkeyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
mahluk asing dari dunia lain).
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini harus selalu ada secara jelas :
- Halusinasi menetap dari panca-indera apa saja apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
- Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme;
- Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisa (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan
stupor;
- Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerja
sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika;
3. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek prilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri secara sosial.
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman diagnostik
- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
- Sebagai tambahan :
o Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
Suara – suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi
pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau
“passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas;
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
PENGOBATAN
1. Terapi biologik
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika (AP). Obat ini dibagi dalam dua
kelompok, berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu dopamine receptor antagonist
(DRA) atau antipsikotika generasi I (APG-I) dan serotonin-dopamine antagonist
(SDA) atau antipsikotika generasi II (APG-II). Obat APG-1 disebut juga
antipsikotika konvensional atau tipikal sedangkan APG-II disebut juga
antipsikotika baru atau atipikal.
Sebaiknya skizofrenia diobati dengan APG-II dengan kisaran dosis ekuivalen
klorpromazin 300-600 mg/hari atau kadang-kadang mungkin lebih. Pemeliharaan
dengan dosis rendah antipsikotika diperlukan, setelah kekambuhan pertama.
Dosis pemeliharaan sebaiknya diteruskan untuk beberapa tahun.
Obat APG-I berguna terutama untuk mengontrol gejala-gejala positif
sedangkan untuk gejala negatif hampir tidak bermanfaat. Obat APG-II
bermanfaat baik untuk gejala positif maupun gejala negatif.
Gold standar baru adalah APG-II. Meskipun harganya mahal tetapi
manfaatnya sangat besar. Pilihlah APG-II yang efektif dan efek samping yang
lebih ringan dan dapat digunakan secara aman tanpa memerlukan pemantauan
jumlah sel darah putih setiap minggu. Gunakanlah APG-II yang aman yang anda
tidak harus memantaunya secara ketat.
2. Terapi Psikososial
Terapi utama skizofrenia adalah farmakologi. Psikoterapi jangka panjang
yang berorientasi tilikan, tempatnya sangat terbatas dan tidak direkomendasikan.
Di sisi lain metode terapi psikososial berorientasi suportif sangat bermanfaat
terutama pada terapi jangka panjang skizofrenia.
PROGNOSIS
Skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronik. Pasien secara berangsur-
angsur menjadi semakin menarik diri, dan tidak berfungsi setelah bertahun-tahun.
Pasien dapat mempunyai waham dengan taraf ringan dan halusinasi yang tidak
begitu jelas (samar-samar). Sebagian gejala akut dan gejala yang lebih dramatik
hilang dengan berjalnnya waktu, tetapi pasien secara kronik membutuhkan
perlindungan atau menghabiskan waktunya bertahun-tahun di dalam rumah sakit
jiwa.