60
Laporan Tutorial Skenario C | 1 Skenario C Blok 3 Potasi, laki-laki berumur 15 tahun mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang pedas. Selain itu Potasi juga mempunyai kebiasaan malas minum apalagi kalau sedang melakukan aktivitas. Satu minggu ini sering mengeluh merasa lemas dan frekuensi BAB agak sering ( 2-3 kali/hari). Pada saat dia mengikuti upacara dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI, Potasi mengalami lemas, keringat dingin dan pingsan. Setelah istirahat dan diberi pertolongan seadanya (diberi air mineral) di UKS, Potasi merasa sehat kembali. Keesokannya karena mersa masih lemas Potasi datang berobat ke dokter keluarga, dan atas saran dokter tersebut Potasi dianjurkan cek laboratorium. Hasil Pemeriksaan Fisik : TD : 100/70 mmHg, RR : 20 x/menit, Nadi : 90 x/menit, Temperatur 36,8 0 C Hasil Pemeriksaan Laboratorium : Na 140 mEq/L; Cl 115 mEq/L; BSS 110 mg/dL ; Pritein total 7 g/dL ; K 3 mEq/L HCO 3 - 20 mEq/L; PCO 2 arteri 50 mmHg; Hb 14 g/ dL) 1. Kalrifikasi Istilah a. Frekuensi BAB : Tingkat keseringan buang air besar(normal < 3kali/hari) b. Lemas : Suatu gejala atau sensasi kurangnya tenaga

Skenario C Blok 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gangguan asam basa dan mineral

Citation preview

Laporan Tutorial Skenario C| 22

Skenario C Blok 3Potasi, laki-laki berumur 15 tahun mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang pedas. Selain itu Potasi juga mempunyai kebiasaan malas minum apalagi kalau sedang melakukan aktivitas. Satu minggu ini sering mengeluh merasa lemas dan frekuensi BAB agak sering ( 2-3 kali/hari). Pada saat dia mengikuti upacara dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI, Potasi mengalami lemas, keringat dingin dan pingsan. Setelah istirahat dan diberi pertolongan seadanya (diberi air mineral) di UKS, Potasi merasa sehat kembali. Keesokannya karena mersa masih lemas Potasi datang berobat ke dokter keluarga, dan atas saran dokter tersebut Potasi dianjurkan cek laboratorium.Hasil Pemeriksaan Fisik : TD : 100/70 mmHg, RR : 20 x/menit, Nadi : 90 x/menit, Temperatur 36,80CHasil Pemeriksaan Laboratorium :Na 140 mEq/L; Cl 115 mEq/L; BSS 110 mg/dL ; Pritein total 7 g/dL ; K 3 mEq/LHCO3 20 mEq/L; PCO2 arteri 50 mmHg; Hb 14 g/ dL)

1. Kalrifikasi Istilah a. Frekuensi BAB : Tingkat keseringan buang air besar(normal < 3kali/hari)b. Lemas: Suatu gejala atau sensasi kurangnya tenagac. Keringat Dingin: peluh yang menyebabkan rasa dingin pada tubuh (karena masuk angin)d. Pingsan: Tidak sadar;Tidang Ingate. UKS: Usaha Kesehatan Sekolahf. Dokter Keluarga: Dokter praktek umum yang menyelanggarakan layanan primer dalam lingkup keluarga dan lingkungan.g. Cek Laboratorium: Tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita.h. TD (Tekanan Darah): Tekanan yang disebabkan oleh sirkulasi darah terhadap dinding dari pembuluh darahi. RR: Respiratory Rate ( Diatas 10th 12-15/menit)j. Nadi: Pembuluh darah di pergelangan tangan (rasa berdenyut bila ditekan)k. BSS: Blood Smear Scan ( Untuk memverifikasi perhitungan gula darah)

2. Identifikasi Masalah a. Potasi (15th) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas.b. Potasi (15th) mempunyai kebiasaan malas minum saat melakukan aktivitas.c. Satu minggu potasi sering merasa lemas dan frekuasi BAB agak sering (2-3 kali/hari).d. Saat mengikuti upacara, Potasi merasa lemas , keringat dingin dan pingsan.e. Keesokan harinya potasi masih merasa lemas.f. Hasil Pemeriksaan Fisik.g. Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

3. Identifikasi Masalah Berdasarkan PrioritasNo.MasalahKonsen

1.Potasi (15th) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedasVV

2.Potasi (15th) mempunyai kebiasaan malas minum saat melakukan aktivitasVV

3.Satu minggu potasi sering merasa lemas dan frekuasi BAB agak sering (2-3 kali/hari)VV

4.Saat mengikuti upacara, Potasi merasa lemas , keringat dingin dan pingsanVVV

5.Keesokan harinya potasi masih merasa lemasV

6.Hasil Pemeriksaan FisikV

7.Hasil Pemeriksaan LaboratoriumV

4. Analisis Masalah1. Potasi (15th) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas.a. Apakah akibat dari kebiasaan mengonsumsi makanan pedas ? Kebiasaan mengkonsumsi pedas dapat meyebabkan dehidrasi, karena pada cabai terdapat zat kapsaisin yang merangsang gerak peristaltik usus untuk BAB, sehingga siklus BAB cepat dan penyerapan air pada usus besar tidak terlalu baik, dan akhirnya air banyak keluar bersama feses.

2. Potasi (15th) mempunyai kebiasaan malas minum saat melakukan aktivitas.a. Apakah dampak kebiasaan malas minum? 1. Menyebabkan DehidrasiDehidrasi adalah kondisi dimana tubuh yang tidak cukup mendapatkan cairan dalam tubuh. Kondisi ini disebabkan karena tidak minum selama latihan/kerja berat.2. Mudah lelah dan tubuh lesuTubuh terasa lelah dan lesu bisa jadi karena faktor dehidrasi. Karena dehidrasi kronis akan membuat volume darah dan tekanan darah ikut turun yang membuat pasokan oksigen ke darah juga menurun. Tanpa pasokan oksigen yang cukup, otot, organ tubuh dan fungsi saraf akan bekerja lambat sehingga orang menjadi lebih lelah.3. Sembelit atau sulit buang air besar. Selain karena faktor makanan yang kurang serat, sembelit juga sangat dipengaruhi oleh kekurangan air. Hal ini karena saat proses pembuangan air besar air menjadi bahan pelumas bagi usus dan organ tubuh yang berhubungan saat buang air besar.

b. Berapa banyak kebutuhan minum manusia/hari?Kebutuhan sehari-hari terhadap air berbeda-beda untuk tiap tempat dan tingkatan kehidupan. Semakin tingi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah kebutuhan akan air. Air minum merupakan kebutuhan manusia paling penting. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1 liter hinga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya.c. Apakah dampak kebiasaan malas minum saat beraktivitas? Pada otak. Komposisi otak terdiri atas cairan, dan ketika otak tidak mendapatkan asupan air yang cukup akan terjadi gangguan fungsi kognitif (kepandaian) di otak. Otak tidak bisa menjalankan fungsi normalnya lagi, terutama fungsi kognitif yaang akhirnya membuat seseorang menjadi lemot, gampang lupa, dan tidak konsentrasi. Serta dapat mengalami pingsan dan kematian.

Dehidrasi yang dialami tubuh bisa menyebabkan gejala mulai dari yang ringan dan sedang seperti lelah, haus, tenggorokan kering, badan panas, sakit kepala, air kencing pekat, denyut nadi cepat, hingga gejala berat seperti halusinasi dan kematian.

Rentan terkena infeksi kandung kemih karena bakteri tidak bisa keluar akibat kurang minum. Gejala infeksi kandung kemih ini bisa berupa suhu badan yang sedikit meningkat, rasa nyeri terutama saat akhir buang air kecil, perasaan ingin buang air kecil yang tidak dapat ditahan, nyeri tekan di atas tulang kemaluan. Kadang kala terdapat darah dalam urine.

Perempuan harus lebih banyak mengonsumsi air karena panjang saluran kemihnya lebih pendek dibanding laki-laki. Banyak minum air akan membantu bakteri keluar dari saluran kemih dan mengurangi risiko infeksi kandung kemih.

Kulit jadi kusam karena kurang minum membuat aliran darah kapiler di kulit juga tidak maksimal.

Kurang minum air putih bisa mengganggu fungsi ginjal karenanya air penting untuk mencegah batu ginjal. Dengan cukup air maka komponen pembentuk batu ginjal menjadi lebih mudah luruh bersama buang air kecil.

Pada kasus ini potasi mengalami dampak pada otaknya karena telah di ketahui dalam scenario potasi merasa lemas dan pingsan.3. Satu minggu potasi sering merasa lemas dan frekuasi BAB agak sering (2-3 kali/hari).a. Apa penyebab frekuensi BAB meningkat ? Pada kasus Potasi kebiasaan mengkonsumsi pedas dapat meyebabkan frekuensi BAB meningkat, karena pada cabai terdapat zat kapsaisin yang merangsang gerak peristaltik usus untuk BAB, sehingga siklus BAB cepat dan penyerapan air pada usus besar tidak terlalu baik, dan akhirnya air banyak keluar bersama feses.b. Apa dampak frekuansi BAB meningkat ?Menurut Maryunani (2010) sebagai akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikuta. Kehilangan air (dehidrasi)Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun 14dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria atauanuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.c. HipoglikemiaHipoglikemia terjadi pada 23 % anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita Kekurangan Kalori Protein (KKP). Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan atau penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan etabol glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 % pada bayi dan 50 % pada anakanak.d. Gangguan giziTerjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat, walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama, makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.e. Gangguan sirkulasiSebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.Menurut Ngastiyah (2005) sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolis, hipokalemia), gangguan gizi akibat kelaparan 15(masukan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.

c. Bagaimana menangani frekuensi BAB yang meningkat?Saat frekuensi BAB meningkat,kita harus memperbanyak minum air putih karena bersamaan dengan buang air besar, cairan tubuh juga banyak keluar. Kita juga dapat meminumlarutan oralit untuk menghentikan BAB yang terus terjadi. Kemudian, kita jangan dulu mengonsumsi makanan yang berserat, karena makanan berserat dapat mendorong terjadinya BAB.

d. Bagaimana hubungan frekuensi BAB yang meningkat dengan keadaan tubuh agak lemas ?Frekuensi BAB meningkat, menyebabkan dehidrasi karena air juga banyak terbuang lewat feses. Kehilangan banyak air mengganggu keseimbangan cairan elektrolit tubuh. Terganggunya keseimbangan cairan elektrolit tubuh ini akan menyebabkan tubuh terasa lemas.e. Berapa frekuensi BAB yang normal ? Frekuensi defekasi/ buang air besar (BAB) yang normal adalah 3 sampai 12 kali dalam seminggu.Buang air tiga kali sehari pun masih dapat dikatakan normal. Buang air tiga kali seminggu juga masih dapat dikatakan normal. Semua ini tergantung kondisi pada masing-masing orang. Sebenarnya kriteria buang air besar yang umum adalah dari 3 kali dalam sehari sampai tiga kali dalam seminggu. Oleh karena itu, buang air tidak harus sekali sehari meskipun sekali sehari ini yang terbaik untuk dilakukan.

f. Apa keterkaitan antara keadaan tubuh lemas dengan kebiasaan malas minum?Seseorang yang sedangdehidrasiakan mengalami sakit kepala, lemas, suasana hati yang sedang memburuk, kesulitan untuk berkonsentrasi.Itu disebabkan pada bagian bagian tubuh tertentu terganggu dan penyebab umumnya adalah kurangnya oksigen atau pun asupan nutrisi. Dimana fungsi air didalam tubuh sebagai pelarut mineral, vitamin dan sebagainya yang akan memberi nutrisi dan sebagai penghantar oksigen pada organ organ tubuh. Serta air juga mempunyai fungsi memastikan tubuh senantiasa bertenaga melincirkan kawasan sendi.

g. Bagaimana mekanisme timbulnya perasaan lemas ? Dehidrasi > Kurang cairan > Mekanisme aliran darah lebih banyak ke serebral dan ke jantung, vasokontriksi pembuluh darah perifer > perfusi ke jaringan kulit, otot, dan saluran gastrointestinal kurang > perfusi di jaringan otot yang kurang > lemas.

h. Bagaimana hubungan kebiasaan mengonsumsi makanan pedas dengan frekuensi BAB yang meningkat ? Akibat dari kebiasaan mengonsumsi makanan pedas dapat berbahaya bagi lambung, penyebab maag akut, penyebab tukak lambung, penyebab insomnia, dan penyebab badan kurus. Jika makanan yang pedas karena cabai, dalam cabai terkandung kapkaisin yang menyebabkan efek pedas pada makanan. Kapsaisin, mampu menghilangkan rasa sakit di kepala, antiradang, meningkatkan nafsu makan dan bahkan menghilangkan rasa kantuk. Zat ini juga dapat meningkatkan peristaltik usus yang dapat membuat seseorang BAB(Buang Air Besar). Namun jika berlebihan mengonsumsi makanan pedas, dapat menggangu pencernaan, yang terkadang membuat perut seseorang terasa tidak nyaman setelah makan makanan pedas.

4. Saat mengikuti upacara, Potasi merasa lemas , keringat dingin dan pingsan.a. Bagaimana pertolongan pertama kepada orang pingsan?a. Rebahkan korban, baringkan pada tempat yang sedikit luas. Posisi kaki lebih tinggi (angkat kakinya/diberi ganjalan) setinggi 15-25cm.b. Buka jalur pernapasan, meminta orang lain jangan mengerubungi si korban. Buka kancing baju yang berada di sekitar leher, kendurkan juga ikat pinggangnya. Beri pernapasan buatan jika dirasa perlu.c. Coba sadarkan, dengan cara mengusap lembut wajahnya dengan air. Bila kurang berhasil, beri wewangian di sekitar hidungnya.

b. Bagiamana peyebab keringat dingin dan pingsan ? Penyebab dari pingsan diantaranya: Aktifitas fisik yang berat seseorang sering pingsan setelah melakukan aktifitas. Jantung hampir tidak mampu mempertahankan tekanan darah yang adekuat selama aktifitas. Jika aktifitas dihentika, denyut jantung mulai menurun tetapi pembuluh darah dari otot2 tetap melebar untuk membuang hasil limbah metabolik. Berkurangnya curah jantung dan meningkatnya kapasitas pembuluh, menyebabkan tekanan darah turun dan pingsan. Penurunan volume darahPenurunan darah akan berkurang jika terjadi : Pendarahan Dehidrasi akibat diare, keringat berlebihan dan kemihPenyebab keringat dingin biasa berkaitan dengan sistem saraf, seperti shock atau masalah yang berkaitan dengan yang lainnya. Dalam masalah Potasi, keringat dingin yang keluar akibat dari kemampuan tubuh yang mnurun dan tetap memaksakan beraktivitas. Keringat dingin bisa juga sebagai respon tubuh terhadap kondisi tubuh yang menurun.

c. Apa bahaya dari pingsan? Tidak ada bahaya yang dicatat dari kejadian pingsan yang terjadi pada orang sehat. Pingsan mungkin terjadi karena tekanan darah yang rendah sehingga darah kurang mengalir ke otak. Namun jika pingsan yang terjadi berulang kali atau dalam periode yang panjang hal itu mungkin merupakan gajala dari beberapa penyakit serius yang lain.Pingsan yang terjadi karena kekurangan cairan bisa dengan mudah ditolong dengan penambahan cairan melalui infus atau bahkan oral. Namun jika tidak cepat akan bisa menimbulkan kematian.

d. Apa gejala yang meliki ciri-ciri lemas, keringat dingin dan pingsan?HipotensiBeberapa gejala orang yang mengalami darah rendah / hipotensi, adalah:1. Mudah pusing dan mengeluarkan keringat dingin bahkan sampai pingsan2. Sering menguap, mudah mengantuk dan ketika sudah tertidur susah untuk bangun tidur (merasa terus masih mengantuk, dan berat rasanya untuk bangun)3. Mata kabur secara tiba-tiba dan terasa berkunang-kunang / terasa kesmutan di mata.4. Mudah merasa capek, lelah dan badan terasa selalu lemasPenyebab umum yang mengakibatkan tekanan darah rendah / hipotensi:1. Denyut jantung melambat atau melemah, ini membuat aliran darah darah ke seluruh tubuh melambat dan menyebabkan hipotensi.2. Kekurangan cairan, biasanya dialami ketika sedang terserang diare dan demam.3. Otot jantung melemah, karena otot jantung melemah membuat kenerjanya terganggu.4. Efek samping dari obat-obatan, seperti obat hipertensi, antidepresan, dan sebagainya.Kurang istirahat, kurang tidur, banyak fikiran, pengaruh haaid tidak teratur, dan terlalu lelahe. Bagaimana mekanisme munculnya keringat dingin?Adanya dehidrasi menyebabkan berkurangnya volume darah dalam vaskular (hipovolemia). Hal ini menyebabkan tekanan arteri berkurang. Kemudian penuruan tersebut direspon oleh baroreseptor arteri (sinus karotikus dan arkus aorta) dan reseptor regangan vaskular. Perubahan yang ditangkap oleh reseptor tersebut memberikan stimulus kepada saraf simpatis yang menyebabkan keringat dingin.

f. Bagaimana mekanisme terjadinya pingsan ?Mekanisme SyncopeKarena sinkop adalah mekanisme pertahanan tubuh yang fisiologis terhadap keadaan hipoksia pada otak, maka seharusnya tidak ada kelainan yang signifikan yang mendasari sinkop.Sinkop terjadi ketika sistem kardiovaskuler mengalami gangguan komunikasi sehingga mengorbankan sistem kesadaran agar mengurangi beban fungsi kardiovaskular. Posisi tubuh manusia pun secara tidak langsung berkontribusi dalam sinkop, karena posisi tubuh tegak memungkinkan darah untuk terkumpul pada organ-organ ekstrimitas. Maka, jika pada suatu saat terjadi gangguan komunikasi antara otak dan vaskuler, (otak mengirimkan sinyal vasodilatasi tanpa dibarengi dengan peningkatan curah jantung), maka suplai darah yang seharusnya melawan gravitasi akan terkumpul di ekstrimitas dan menyebabkan berkurangnya tekanan darah pada baroreseptor sinus karotikum dan arkus aorta. Hal ini menimbulkan refleks pertahanan tubuh yang dilakukan oleh otak untuk menonaktifkan RAS, sehingga menghilangkan kesadaran. Diharapkan dengan penurunan kesadaran, maka tubuh dapat menurunkan metabolisme dan mempertahankan fungsi organ-organ penting seperti jantung, otak, dan sistem respiratori. Setelah baroreseptor merasa tekanan darah sudah terkoreksi (dengan cara berbaring dan meningkatkan denyut nadi) maka RAS akan diaktivasi kembali; mengembalikan kesadaran yang sempat hilang dan secara fisiologis, tubuh akan berfungsi seperti biasa lagi. Karena tidak ada gangguan neurologis, maka amnesia retrograd ataupun antegrad tidak terjadi pada sinkop.

g. Hubungan keringat dingin serta lemas dengan malas minum? Malas minum menyebabkan kurangnya asupan air pada tubuh. Kurangnya asupan air pada tubuh dapat menyebabkan dehidrasi karena kurangnya cairan tubuh. Akibatnya, tubuh dapat terasa lemas.5. Keesokan harinya potasi masih merasa lemasa. Mengapa keesokan harinya potasi masih merasa lemas ?Kondisi lemas masih ada karena kekurangan cairan tubuh belum kembali normal secara optimal sehingga tubuh masih lemas.

6. Hasil Pemeriksaan Fisika. Berapa range normal TD,RR, Nadi, dan temperatur tubuh ? SUHU BADAN Dapat diukur pada :Ketiak = 35.3 36.8 CMulut = 35.8 37.3 CRektum= 36.3 37.8 CDemam jika T > 37.8 C ( > 100 F)DENYUT NADI Dapat diukur Kecepatan dan Ritme Kecepatan (Normal : 60-100 BPM) BPM = Beats Per Minute HR > 100 BPM = Takikardi HR < 60 BPM = Bradikardi

TEKANAN DARAH Tergantung : umur, suku (ras), genderTD > 140/90 mmHg --- abnormalSistolik turun > 10 mm Hg atauNadi naik > 10-20 BPM Disfungsi otonomik Terapi dengan obat AH ESO : Antikolinergik, AntidepresanKECEPATAN RESPIRASI Diukur kecepatan dan pola respirasiuntuk mengetahui penyakitkardiopulmonaryKecepatan : harga normal RR : 12-18 resp/minRR > 20 resp/min : TAKIPNEARR < 10 resp/min : BRADIPNEA

b. Bagaimana cara pemeriksaan TD, RR, Nadi dan temepratur? Tekanan Darah1. Jenis air raksa atau merkuriKit tekanan darah merkuri adalah jenis perangkat monitoring yang biasanya sering digunakan oleh dokter ditempat prakteknya. Alat ini bekerja ketika gravitasi menggerakkan air raksa didalam tabung untuk menunjukkan angka tekanan darah. Alat pemantau tensi jenis ini dianggap yang paling akurat untuk menguji tekanan darah, karena tidak perlu sering dikaji ulang keakuratannya.Namun tumpahan merkuri bisa membahayakan, sehingga kit jenis ini jarang direkomendasikan untuk digunakan di rumah. Meskipun demikian, kit jenis ini kini ada yang memang dirancang khusus untuk digunakan siapapun di rumah - yang mencakup manset tangan karet yang melekat pada stetoskop. Yang ini lebih ringan dan lebih aman daripada yang biasa digunakan oleh dokter dirumah sakit.2. Jenis model AneroidAneroid adalah perangkat yang ringan, portabel, dan harganya murah, dan bisa digunakan untuk memonitor tekanan darah tinggi sendiri di rumah. Perangkat ini menggunakan manset tekanan darah tangan karet dan sudah menjadi satu dengan stetoskop, dan pembacaan tekanan darah dilihat melalui pointer pada dial. Kelemahan utama jenis monitor aneroid ini adalah mudah rusak, sehingga lama-kalaman bisa tidak akurat lagi. Anda harus mengambil memantau aneroid Anda untuk kunjungan dokter biasa Anda sehingga Anda dapat memeriksa terhadap monitor merkuri .3. Jenis DigitalKit tekanan darah digital adalah perangkat pemantau tekanan darah yang paling mudah digunakan, built-in stetoskop dan pembacaan tekanan darah ditampilkan di layar digital. Kit digital secara otomatis akan mengukur tekanan darah Anda, dengan manset lengan yang menggembungkan juga secara otomatis.Alat pemantau tekanan darah Digital harganya lebih mahal, serta lebih sensitif terhadap gerakan tubuh daripada kit jenis lain. Oleh karena perangkat jenis ini sangat rumit, maka harus secara teratur diperiksa keakuratannya dengan alat monitor merkuri.

Respiratory Rate (RR)Pengukuran atau menghitung kecepatan pernafasan dilakukan secara manual yakni menghitung jumlah nafas dalam 1 menit . Penghitungan RR lebih akurat jika dilakukan orang lain bukan diri sendiri .Tahapan Pengukuran RR1. Lihat dan observasi naik-turunnya dinding dada atau rasakan gerakan naik-turunnya dinding dada dengan meletakkan telapak tangan pada dinding dada2. Observasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali ekspirasi)3. Jika siklus teratur. Hitung selama 30 detik hasilnya kalikan 24. Jika siklus tidak teratur hitung selama 1 menit penuh (untuk bayi harus dihitung selama 1 menit penuh)-Dengan stetoskop (mendengar suara nafas langsung) Letakkan/ pasang stetoskop pada salah satu lobus paru-paru, dengarkan suara nafas dan hitung siklus nafasnya 30 detik, hasilnya dikalikan 2 jika nafasnya teratur, dan selama 1 menit jika nafas tidak teratur. Sementara menghitung, perhatikan kedalaman pernafasan dan juga pola nafasnya.

NadiPengukuran kecepatan nadi dilakukan secara manual, yakni dengan cara merasakan denyut nadi pada bawah pergelangan tangan tepatnya pada arteri atau pada leher dengan menempatkan telunjuk dan jari tengah di sisi jakun dengan lembut. Cukup tekan hingga anda menemukan bagian rongga dan tekan perlahan hingga Anda merasakan denyut nadi.Hal yang perlu diperhatiikan adalah jangan menekan denyut nadi di kedua sisi leher karena hal tersebut akan membuat aliran darah ke otak menjadi terhambat dan menyebabkan pusing dan pingsan. TemperaturDalam pengukuran suhu tubuh, terdapat empat (4) macam cara, yaitu :1. Peroral (sublingual), yaitumengukur suhu melalui oral(mulut). keuntungan: Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi. Nyaman bagi klien. Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat. kerugian: Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut. Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan. Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif. 2. Peraxila, yaitumengukur suhu melalui axila(ketiak). keuntungan: Aman dan non-invasif Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif. kerugian: Waktu pengukuran lama Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien3. Perrektal, yaitumengukur suhu melalui rektum(dubur). keuntungan: Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh Menunjukkan suhu inti kerugian: Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan. Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan ansietas klien. Risiko terpajan cairan tubuh Memerlukan lubrikasi Dikontradiksikan pada bayi baru lahir.4. Peroftal, yaitumengukur suhu melalui telinga(jarang dipakai). keuntungan: tempat mudah dicapai. perubahan posisi yang dibutuhkan minimal. memberi pembacaan inti yang akurat. waktu pengukuran sangat cepat (2-5 detik). Dapat dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien. kerugian: Alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran. Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau membran timpani. Membutuhkan pembungkusprobesekali pakai. Impaksi serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu. Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun masih diragukan.

c. Apa penyebab ketidaknormalan tersebut? Pada pemeriskaan fisik, tekanan darah 100/70 masih dalam kisaran normal yaitu TD sistol 90-120 dan TD diastol 24 x/menit : Takipnea (penumpukan karbon dioksida dalam paru-paru. Setiap kali kemampuan untuk membuang karbon dioksida (CO2) menurun, terjadi penumpukan CO2 dalam darah. Hasilnya adalah asidosis pernapasan, yang merangsang pusat pernapasan di otak Anda untuk meningkatkan frekuensi napas dalam upaya menormalkan pH darah)RR < 10 x/menit : Bradipnea (administrasi analgesik narkotik seperti morfin.)BradikardiaBradikardia adalah suatu kondisi ketika detak jantung turun di bawah 60 per menit. Ini mungkin merupakan kondisi normal untuk atlet dan asimtomatik kecuali ada penurunan besar dalam denyut nadi. Denyut nadi di bawah 50 per menit, dalam kondisi istirahat/ tanpa aktivitas masih tergolong normal untuk beberapa individu, terutama jika tidak disertai gejala seperti lelah, lemah, sesak napas, nyeri dada, palpitasi dan hal lain yang terkait.TakikardiaTakikardia adalah suatu kondisi ketika jantung cenderung untuk memompa lebih cepat dari biasanya. Hal ini menghasilkan sirkulasi yang buruk dan suplai darah yang tidak mencukupi untuk bagian-bagian tubuh. Denyut jantung yang cepat bervariasi sesuai usia seseorang. Namun, denyut nadi di atas 120 per menit pada orang dewasa, pada keadaan tanpa aktivitas, wajib mendapatkan perhatian medis. Takikardia sering mengakibatkan beberapapenyakit jantungkronis.Nilai standar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi menjadi empat, yaitu: Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36C. Untuk mengukur suhu hipotermi diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25 derajat Celcius. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36,5 - 37,5C Febris / pireksia / panas, bila suhu tubuh diatas 37,5 - 40C Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40C7. Hasil Pemeriksaan Laboratoriuma. Berapa range normal dari poin-poin yang di lampirkan dalam pemeriksaan lab? a. Na: 135-145 mEq/Lb. Cl: 95-105 mEq/L (dewasa) ; 98-110 mEq/L (anak)c. BSS: 80-120 mg/dLd. Protein total: 6,1-8,2 g/dLe. K: 3,5-5,0 mEq/L(dewasa); 3.6-5,8mEq/L (anak)f. HCO3-: 22-26 mEq/Lg. PCO2 arteri: 35-45 mmHgh. Hb: 12-16gr/dL (wanita); 14-18gr/dL (pria); 10-16gr/dL (anak)b. Bagaimana cara membuat ketidaknormalan poin-poin tersebut kembali ke kondisi normal ? Dapat dilakukan dengan cara menkonsumsi makanan yang mengandung zat zat tersebut antara lain: Na (Normalnya 135-148 mEq/lt)Dapat mengkonsumsi makanan Corned beef, Keju, Garam dapur, margarine, Kacang tanah, Crackers, Bubuk Hamburger, Ikan asin, Sup kalengan. Cl (Normalnya 100 sampai 106 mEq/L)Garam, susu, daging, dan telur Protein (Normalnya 7,2 - 8 g/dl)Daging, ayam tanpa kulit, telur susu, ikan laut, kepiting, belalang, tahu, jamur, ikan lele, dll. K(Normalnya 3,5-5 mEq/liter)Sumber utama kalium adalah buah buahan dan sayur sayuran serta biji bijian seperti: pisang, kentang, jeruk, wortel, kubis, bawang, gandum, salmon, sarden, bawang putih dan peterseli Hb (Hemoglobin)Seafood, Daging, telur, produk susu, kacang kacangan

c. Bagaimana cara menghitung pH cairan tubuh ?Untuk mengetahui pH tubuh dalam scenario kita bisa menggunakan persamaan Henderson-Hasselbalch. pH = pK + log Keterangan : pK : konstanta diasosiasi asam karbonat = 6,1HCO3- : kadar bikarbonat plasmaH2CO3 : kadar asam karbonat plasma. Karena H2CO3 terurai maka H2CO3 dapat diSubtitusi menjadi s x Pco 2 , dengan s adalah konstanta kelarutan CO2 dengan nilai 0,03 .Dari system ini apabila normal maka akan diperoleh pH = 7,4.

Selain persamaan ini ada juga bisa mengukur pH dengan menggunakan persamaan hukum aksi massa:[H+] = 24 X Penghitungan ini pun sama jika normal maka pH tubuh = 7,4 dengan [H+] = 40 tetapi, Jika [H+] mengalami peningkatan maka [H+] 40 harus dikalikan 1,25. Sedangkan pH normal 7,4 dikurangi 0,1. Jika [H+] mengalami penurunan maka [H+] 40 harus dikalikan 0,8. Sedangkan pH normal 7,4 ditambah 0,1.Untuk kasus di ketahui bahwa HCO3- 20 mEq/L dan Pco 2 50 mmHg sehingga jika menggunakan persamaan aksi massa dapat di peroleh hasil sebagai berikut :[H+] = 24 X [H+] = 60Sehingga apabila kita kilas balik untuk mendapatkan [H+] = 60 dari batas normal, kita bisa menggunakan cara perkalian tadi, yaitu 40 x 1,25 x1,25 = 62,5 ( mendekati 60)Sehingga pH berarti 7,4 0,1 0,1 = 7,2 untuk [H+] = 62,5 . Sedangkan untuk [H+] = 60 berarti kisaran pH antara 7,3 -7,2. Hal ini membuktikan bahwa tubuh Potasi dalam kasus ini mengalami sifat asam. Artinya keseimbangan asam basa nya terganggu. Selain Handerson kita juga bisa menentukan suatu tubuh mengalami asidosis atau alkalosis dengan menggunakan perhitungan Steward, yaitu :SID = Na + - ClJika dihubungkan dengan kasus maka, SID = Na + - ClSID = 140 115 = 25 mEq/L< 30 berarti mengalami asidosis. Karena jika < 30 = asidosis dan >40=alkalosis.

d. Bagaimana cara mengukuru cairan isotonik dalam tubuh ? Selain itu ada juga perhitungan untuk mengetahui tekanan osmosis dalam tubuh yaitu dengan persamaan:Tekanan Osmosis = Na + Cl + K + glukosa + protein + HCO3- = 140 + 115 + 3 + 1100/180 + 7 + 20 = 291 < 308 , berarti tubuh potasi mengalami hipotonik . Karena ,jika tekanan osmosis < 308 = hipotonik dan >308 = hipertonik.

5. Learning Issuesa. Dehidrasi Dehidrasi merupakan ketidakseimbangan cairan tubuh dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan. Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari di saat melakukan aktivitas dan juga karena cuaca panas. Dehidrasi juga dapat terjadi karena kurangnya konsumsi cairan dan konsumsi obat diuretik.

Perubahan komposisi dan volume cairan tubuh yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit disebabkan oleh berbagai macam keadaan atau penyakit. Sebagian besar gangguan ini disebabkan oleh penyakit saluran cerna, contohnya diare. Bila pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan tubuh, yang disebut juga dengan dehidrasi. Berdasarkan derajatnya maka dehidrasi dapat di bagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Pada dehidrasi berat terjadi defisit cairan sama dengan atau lebih dari 10% berat badan. Diare akut dengan dehidrasi berat ini dapat me-nimbulkan dampak negatif pada bayi dan anakanak antara lain renjatan hipovo-lemik, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa dan terhambat-nya proses tumbuh kembang anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak di masa depan.

Tanda dan Gejala Dehidrasi :Dehidrasi terjadi karena kehilangan air lebih banyak daripada pemasukan air. Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan gejala klinis dan kehilangan berat badan. Derajat dehidrasi menurut kehilangan berat badan, diklasifikasikan menjadi empat, dapat dilihat dari tabel berikut :Derajat dehidrasi berdasarkan kehilangan berat badanDerajat dehidrasiPenurunan berat badan (%)

Tidak dehidrasi< 2

Dehidrasi ringan2 5

Dehidrasi sedang5-8

Dehidrasi berat8-10

Derajat dehidrasi berdasarkan gejala klinisPenilaianABC

Keadaan umumBaik, sadarGelisah, rewelLesu, tidak sadar

MataNormalCekungSangat cekung

Air mataAdaTidak adaTidak ada

Mulut, lidahBasahKeringSangat kering

Rasa hausMinum seperti biasaHaus, ingin minum banyakMalas minum, tidak bisa minum

Periksa: Turgor kulitBaik (kembali cepat)Kurang-buruk (kembali lambat)Sangat buruk (kembali sangat lambat)

Hasil pemeriksaanTanpa dehidrasiDehidrasi ringan/ sedangBila ada 1 tanda ditambah 1/lebih tanda lainDehidrasi beratBila ada 1 tanda ditambah 1/lebih tanda lain

Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernafasan Kussmaul, hipoglikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi. Dehidrasi isonatremia dan hiponatremia Pada keadaan dehidrasi, terdapat defisit natrium dan cairan dalam tubuh. Pada kebanyakan kasus, kehilangan natrium proporsional dengan banyaknya cairan yang hilang dan natrium dalam plasma tetap dalam kadar normal (dehidrasi isonatremia). Apabila didapatkan keadaan dimana kehilangan natrium melebihi jumlah cairan yang hilang, kadar natrium plasma menurun (dehidrasi hiponatremia) dan akan menyebabkan cairan ekstrasel masuk ke intrasel. Peningkatan volume intrasel akan menyebabkan volume otak yang bertambah yang kadang dapat menyebabkan kejang.

Dehidrasi hipernatremia Terkadang, kehilangan cairan melebihi penurunan jumlah natrium sehingga mengakibatkan kadar natrium plasma yang meningkat (dehidrasi hipernatremia). Biasanya hal ini terjadi karena tingginya kadar insensible water loss (IWL) karena adanya demam tinggi atau diare profuse dengan jumlah natrium yang sedikit. Cairan ekstrasel menjadi hipertonik dan cairan ekstrasel keluar ke intrasel. Pada keadaan ini, manifestasi klinis seperti tonus dan turgor kulit yang menurun, ubun ubun besar dan mata yang cekung tidak sejelas pada dehidrasi hiponatremia dan lebih sulit didiagnosis secara klinis.

Dehidrasi dapat terjadi karena :1. Kemiskinan air (water depletion)2. Kemiskinan Natrium (sodium depletion)3. Water and sodium depletion terjadi bersama-samaWater depletion atau dehidrasi primer terjadi karena masuknya air sangat terbatas,akibat :Penyakit yang menghalangi masuknya airPenyakit mental yang disertai menolak air atau ketakutan engan air (hydrophobia)Penyakit sedemikian rupa,sehingga si penderita sangat lemah dan tidak dapat minum air lagiDehidrasi primer juga dapat terjadi pada orang yang mengeluarkan peluh yang banyak,tanpa mendapatkan penggantian air,seperti pada musafir di padang pasir,atau pada orang yang berhari-hari terapung-apung ditengah laut tanpa mendapat minum.Pada stadium permulaan water depletion,ion natrium dan chlor ikut menghilang dengan cairan tubuh,tetapi kemudian terjadi reabsorsi ion melalui tubulus ginjal yang berlebihan,sehingga cairan ekstraseluler mengandung natrium dan chlor berlebihan dan terjadi hipertoni. Hal ini menyebabkan air akan keluar dari sel sehingga terjadi dehidrasi intraseluler dan inilah yang menimbulkan rasa haus.Selain itu terjadi perangsangan pada hipofisis yang kemudian melepaskan hormon antidiuretik sehingga terjadi oligouria Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit.Istilah sodium depletion lebih sesuai daripada salt depletion untuk memberi tekanan terhadap perlunya natrium.Kekurangan intake garam biasanya tidak menimbulkan sodium depletion oleh karena ginjal,bila perlu,dapt mengatur dan menyimpan natrium. Sodium depletion sering terjadi akibat keluarnya cairan melalui saluran pencernaan pada keadaan muntah-muntah dan diare yang keras.

b. Kadar Elektrolit Tubuh 1. Keseimbangan cairan dan ElektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.Diagnosis gangguan keseimbangan elektrolit ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan hasil laboratorium dengan nilai diatas atau dibawah normal.Penatalaksanaan gangguan keseimbangan elektrolit mencakup koreksi elektrolit dan mengatasi penyakit yang mendasarinya.Pemahaman terhadap patofisiologi gangguan keseimbangan elektrolit akan menuntun para klinisi untuk menetukan diagnosis dan penyebab gangguan tersebut, sehingga penatalaksanaan dapat diberikan secara tepat.

1. Gangguan Keseimbangan ElektrolitElektrolit adalah senyawa yang berdisosiasi (pecah) menjadi partikel-partikel bermuatan listrik (ion) yang terdiri dari kation (ion yang bermuatan positif) dan anion (ion yang bermuatan negatif).Keseimbangan antara kation dan anion disebut elektronetralitas.Cairan tubuh terdiri dari air dan elektrolit, cairan tubuh dibedakan atas cairan intraseluler (ICF) dan cairan ekstraseluler. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Ketidakseimbangan elektrolit yang ada di dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai macam gangguan.

Tabel Susunan Elektrolit pada Cairan Intraseluler (ICF), dan Cairan Ekstraseluler (ECF)ElektrolitICF (mEq/L)ECF (mEq/L)

Natrium (Na+)10136 146

Kalium (K+)1403,6 5

Kalsium (Ca2+)104,5 5,8

Magnesium (Mg2+)401,6 2,2

Klorida (Cl-)496 106

Bikarbonat (HCO3-)1024 28

Fosfat (PO42-)1001 1,5

Sulfat (SO42-)-1,2

Dari elektrolit yang pada tabel tersebut terdapat empat elektrolit mayor, yaitu natrium (Na+), kalium (K+), klorida (Cl-), dan bikarbonat (HCO3-) yang memiliki fungsi utama menjaga tekanan osmotik dandistribusi beberapa kompartemen cairan tubuh.1. NatriumJumlah natrium dalam tubuh merupakangambaran keseimbangan antara natrium yang masukdan natrium yang dikeluarkan. Pemasukan natriumyang berasal dari diet melalui epitel mukosa salurancerna dengan proses difusi dan pengeluarannyamelalui ginjal atau saluran cerna atau keringat dikulit. Pemasukan dan pengeluaran natriumperhari mencapai 48-144 mEq.Gangguan:1. HipernatremiaPeningkatan konsentrasi natrium plasmakarena kehilangan air dan larutan ekstrasel (dehidrasihiperosmotik pada diabetes insipidus) atau karenakelebihan natrium dalam cairan ekstrasel seperti padaoverhidrasi osmotik atau retensi air oleh ginjal dapatmenyebabkan peningkatan osmolaritas & konsentrasinatrium klorida dalam cairan ekstrasel.Hipernatremia dapat terjadi bila ada defisit cairantubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi natriumatau asupan air yang kurang.Misalnya padapengeluaran air tanpa elektrolit melalui insensiblewater loss atau keringat, diare osmotik akibatpemberian laktulose atau sorbitol, diabetes insipidussentral maupun nefrogenik, diuresis osmotik akibatglukosa atau manitol, gangguan pusat rasa haus dihipotalamus akibat tumor atau gangguan vaskular.1. HiponatremiaKehilangan natriumklorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi hipoosmotikseperti pada keadaan berkeringat selamaaktivitas berat yang berkepanjangan, berhubungandengan penurunan volume cairan ekstraseluler sepertidiare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretiksecara berlebihan.Hiponatremia juga dapat disebabkan olehbeberapa penyakit ginjal yang menyebabkangangguan fungsi glomerulus dan tubulus pada ginjal,penyakit addison, serta retensi air yang berlebihan(overhidrasi hipo-osmotik) akibat hormonantidiuretik.1. KaliumJumlah kalium dalam tubuh merupakancermin keseimbangan kalium yang masuk dan keluar.Pemasukan kalium melalui saluran cerna tergantungdari jumlah dan jenis makanan. Orang dewasa padakeadaan normal mengkonsumsi 60-100 mEq kaliumperhari (hampir sama dengan konsumsi natrium).Kalium difiltrasi di glomerulus, sebagian besar (70-80%) direabsorpsi secara aktif maupun pasif di tubulusproksimal dan direabsorpsi bersama dengan natriumdan klorida di lengkung henle.Kalium dikeluarkandari tubuh melalui traktus gastrointestinal kurang dari5%, kulit dan urine mencapai 90%.Gangguan:1. HiperkalemiaHiperkalemia dapat disebabkan oleh keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal.1. HipokalemiaHipokalemia dapat disebabkan asupan makanan yang mengandung kalium kurang, pengeluaran kalium berlebihan akibat muntah-muntah, kelebihan hormon mineralokortikoid primer atau keringat yang berlebihan, dan kalium masuk ke dalam sel padaalkalosis ekstrasel, pemberian insulin,peningkatan aktivitas beta-adrenergik(pemakaian 2- agonis), paralisis periodikhipokalemik, dan hipotermia.1. KloridaJumlah klorida dalam tubuh ditentukan olehkeseimbangan antara klorida yang masuk dan yangkeluar.Klorida yang masuk tergantung dari jumlah danjenis makanan. Kandungan klorida dalam makanansama dengan natrium. Orang dewasa pada keadaannormal rata-rata mengonsumsi 50-200 mEq klorida perhari, dan ekskresi klorida bersama feses sekitar 1-2mEq perhari.Drainase lambung atau usus pada diaremenyebabkan ekskresi klorida mencapai 100 mEqperhari.Kadar klorida dalam keringat bervariasi, rata-rata40 mEq/L. Bila pengeluaran keringat berlebihan,kehilangan klorida dapat mencapai 200 mEq per hari.Ekskresi utama klorida adalah melalui ginjal.Gangguan :1. HiperklorinemiaHiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab hiperklorinemia sama dengan hipernatremia. Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus dehidrasi,asidosis tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis metabolik yang disebabkan karena diare yang lamadan kehilangan natrium bikarbonat, diabetes insipidus,hiperfungsi status adrenokortikal dan penggunaanlarutan salin yang berlebihan, alkalosis respiratorik.Asidosis hiperklorinemia dapat menjadi petanda padagangguan tubulus ginjal yang luas.1. HipoklorinemiaHipoklorinemia terjadi jika pengeluaranklorida melebihi pemasukan. Penyebab hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi padaalkalosis metabolik dengan hipoklorinemia, deficit klorida tidak disertai defisit natrium. Hipoklorinemia juga dapat terjadi pada gangguan yang berkaitandengan retensi bikarbonat, contohnya pada asidosisrespiratorik kronik dengan kompensasi ginjal.

c. Mekanisme Kerja Stetoskop dan Tensimeter Tekhnik Pemeriksaan Fisik dilakukan dengan 4 cara : Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.1. Inspeksi; Adalah memeriksa dengan melihat dan mengingat2. Palpasi :Adalah pemeriksaan dengan perabaan, menggunakan rasa propioseptif ujung jari dan tangan.3. Perkusi;Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan cara perantara jari tangan, untuk mengetahui keadaan organ-organ didalam tubuh.4. AuskultasiAdalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan menggunakan alat STETOSKOP.

STETOSKOPBagian-bagian stetoskop : Ear Pieces dihubungkan dengan telinga Sisi Bell ( Cup ) pemeriksaan thorak atau bunyi dengan nada rendah Sisi diafragma ( membran ) Pemeriksaan abdomen atau bunyi dengan nada tinggi.Cara Kerja : Ciptakan suasana tenang dan aman Pasang Ear piece pada telinga Pastikan posisi stetoskop tepat dan dapat didengar Pada bagian sisi membran dapat digosok biar hangat Lakukan pemeriksaan dengan sistematis sesuai dengan kebutuhan.JantungJantung berfungsi memompa darah, terletak di dada sebelah kiri, di antara tulang rusuk keempat dan enam. Jantung yang normal mengeluarkan irama musik ritmis, bunyinya lub-dub. Suara itu merupakan tanda jantung tengah berkonstraksi. Bunyi gaduh juga terdengar saat katup jantung melakuan gerak menutup. Kadangkala, terdengar bunyi whoosh setelah suara lub-dub. Gejala tersebut disebut murmur.Diakibatkan suara aliran darah masuk ke jantung. Penyebabnya, katup tak menutup sempurna atau dengan kata lain jantung mengalami kelainan.Paru-Paru dan Saluran Udara Agar suara paru-paru terdengar jelas, biasanya pasien diminta menarik napas panjang secara pelan. Paru-paru mengeluarkan suara ritmis. Jika ada suara aneh seperti denting atau ciutan, pertanda paru-paru retak atau kemasukan cairan.Dokter biasanya mengetuk-ngetuk dada pasien menggunakan jari. Terdengarlah gema, akibat pantulan udara dari paru-paru. Cobalah kamu pukul jerigen kosong, suaranya blung-blung. Jika auaranya mati atau tak ada gema, berarti paru-paru mengalami pengerasan karena sakit. Mirip jerigen berisi air, kalau dipukul bersuara blek-blek.PerutPada perut bagian atas terdapat lambung. Organ ini berfungsi mengunyah makanan. Suara-suara ritmis juga terdengar dari organ ini. Ketuklah perut bagian kanan atas, mestinya terdengar suara mati alias tanpa gema. Di sinilah terletak hati (liver). Turun ke bagian bawah, terdapat usus yang juga mengeluarkan suara ritmis.Itulah orkestra musik yang dimainkan organ tubuh. Jika tubuh kita sehat, iramanya mengalun merdu dalam stetoskop. Namun jika tubuh kita sakit, suaranya terdengar cempreng dan tak nyaman didengar.

TENSIMETER Sphygmomanometer (tensimeter) terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa.

Cara pengukuran tekanan darahCara menggunakan tensimeter air raksa adalah1. Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.2. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.

3. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.4. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.5. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.6. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.

Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada pembuluh arteri saat jantung memompa darah (berkontraksi). Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung dalam fase istirahat. Alat ini sangat penting jika ada diantara keluarga menderita tekanan darah tinggi, maka perlu memiliki alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer). Salah satu kunci keberhasilan mengendalikan tekanan darah pasien tekanan darah tinggi adalah pengukuran tekanan darah secara teratur.Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagi berikut: 1. sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg). 2. Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang rapat-rapat. Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2mmHg ( ke 198mmHg). Disini kita melihat apakah ada bagian yang bocor. 3. Laju Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik, dengan cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa. 4. Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan diastolik.Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh keadaan berikut: 1. Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama 2. tabung kaca kotor (air raksa oksidasi) 3. udara atau debu di air raksa

d. pH cairan Tubuh pH merupakan singkatan dari potensi hydrogen yang digunakan untuk mengukur konsentrasi hydrogen dalam cairan. Nilai pH terdiri dari 0-14 dimana cairan dengan pH tubuh 7 dikatakan netral, pH lebih dari 7 dikatakan basa/alkali, dan pH kurang dari 7 dikatakan asam. Tubuh manusia terdiri dari 57-70% air dan 7% darah. Maka pengukuran pH cairan dalam tubuh sangat diperlukan. Menurut penelitian kondisi ideal pH darah cenderung alkali yaitu 7,4. pH darah manusia yang sehat berada diantara 7,35-7,45. Apabila pH tubuh seseorang turun di bawah atau naik di atas jarak ini maka dapat dikatakan ia terkena penyakit pH. Setiap perubahan pH akan mempengaruhi semua reaksi kimia dalam tubuh. Enzim dan protein fungsional lainnya seperti sitokrom dan hemoglobin, memiliki pH optimum agar mereka dapat bekerja secara maksimal. Contoh lainnya yaitu nilai pH cairan yang terdapat di lambung dan usus sangat berbeda. Lambung memiliki nilai pH yaitu 1,5-2. Lambung mempunyai nilai pH yang sangat asam karena adanya enzim pepsin yang memecah protein di lambung agar bekerja dalam pH yang sangat asam. Apabila ph tersebut tidak dikondisikan sebagaimana mestinya, maka akan terjadi gangguan pencernaan protein. Selain itu, kondisi lambung yang sangat asam dapat menetralkan amylase dari saliva yang terdapat didalam lambung. Vagina mempunyai pH yang asam yaitu 4,5. Hal ini menjaga wanita dari berbagai bakter dan menghambat pertumbuhan bakteri. Tapi sangat merugikan bagi sperma yang mempunyai pH sedikit alkali. pH vagina akan berubah sesuai dengan umur, dan bersifat asam selama masa reproduksi. Sebelum pubertas dan setelah menopause vagina bersifat sedikit alkali. Terdapat istilah alkalosis dan asidosis dalam pH cairan tubuh. Istilah alkalosis digunakan jika pH darah arteri meningkat diatas 7,45 yang dimana pasien akan menderita alkalosis. Sedangkan istilah asidosis digunakan jika pH darah turun dibawah 7,45 yang dimana pasien akan menderita asidosis.Apabila kondisi tubuh tidak ditangani selama kondisi asidosis dan pH terus menurun, sel tubuh dapat berhenti berfungsi dan meninggal. Penyakit tidak dapat bertahan pada kondisi alkali dan malah semakin berkembang pesat dalam kondisi asam (asidosis).Ion hydrogen diproduksi oleh tubuh secara terus menerus. Dua sumber utama hydrogen adalah:1. Metabolisme selular, misalnya respirasi anareobik yang memproduksi asam laktat. Metabolisme lemak yang memproduksi badan keton. Fosfor dan sulfur yang terdapat dalam asam amino dan lipid dimetabolisme menjadi asam fosfat dan asam sulfat.

1. Respirasi selular, dalam 24 jam diproduksi 10.000-20.000 mmol karbon dioksida yang akan dirubah menjadi asamkarbonat sebelum disekresi oleh paru-paru.

bagian-bagian tubuh yang menggunakan pH.

e. Cairan Isotonik tubuh Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler (ICF) dan cairan ekstraseluler (ECF). Cairan intraseluler adalah cairan yang berada didalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan extraseluler adalah cairan yang berada diluar sel dan terdiri dari tiga kelompok, yaitu: cairan intravaskuler, cairan interstitial, dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan yang berada dalam vaskuler, cairan interstitial adalah cairan yang berada ditengah sel, diantara sel-sel, sedangkan cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler dan sekresi saluran cerna.

Faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit:1. UmurKebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metbolisme dan berat badan. Infant dan anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan, sedangkan pada dewasa dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.2.StressStress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatan volume darah.3. Kondisi Sakit4. Tindakan medis/pengobatan5. Pembedahan, dll.Gangguan keseimbangan air antara lain: hipovolemia, dehidrasi, hipervolemia, dan edema.1. Hipovolemia: suatu keadaan dimana berkurangnya volume cairan tubuh yang pada akhirnya menimbulkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia ini berkurangnya cairan ECF dimana air dan Na berkurang dalam jumlah yang sebanding, karena cairan yang keluar atau hilang adalah cairan isotonik, maka kadar Na plasma tetap dalam batas normal.2. Dehidrasi: keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium) , atau berkurangnya air melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel. Di ECF terjadi peningkatan Na, sehingga ECF hipertonis dan cairan intra keluar menuju cairan ekstra. Dengan kata lain, dehidrasi melibatkan pengurangan cairan intra dan ekstra secara bersamaan dimana 40% dari ECF dan 60% dari ICF.3. Hipervolemia: suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan volume cairan ekstrasel khususnya intravaskuler (volume overload) melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran interstitial dan kulit.4. Edema: suatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume volume cairan interstisium. Ada dua faktor penyebab: a. Perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairan intavaskuler ke cairan interstisium, b. Retensi Na di ginjal.

f. Keseimbangan Asam Basa A. ASAMAsam terbagi menjadi 2 yaitu : 1. asam kuat. Misalnya : asam hidroklorida2. asam lemah. Misalnya : asam karbonat Proses metabolism dalam tubuh menyebabkan terjadinya pembentukan 2 jenis asam, yaitu mudah menguap (volatile) dan tidak mudah menguap (non-volatile).a. Asam volatile dapat berubah menjadi bentuk cair maupun gas. Contohnya CO2. CO2 dianggap asam karena apabila berikatan dengan air maka karbondioksida dapat menghasilkan asam karbonat dan dapat terurai menjadi H+ + HCO3-CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-Selain itu juga karbondioksida dapat di keluarkan melalui paru-paru sehingga disebut asam volatile.b. Asam non volatile ( asam terfiksasi ) yang tidak bias berubah bentuk menjadi gas sehingga tidak bias di ekresi oleh paru-paru tetapi harus di ekskresikan oleh ginjal. Asam non volatile berupa organic dan non organic. Contohnya asam sulfat, asam fosfat dll.B. BASABasa dibagi menjadi 2 jenis yaitu :1. Basa kuat : NaOH2. Basa lemah : NaHCO3

C. BUFFER Buffer adalah campuran asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya. Fungsi buffer adalah untuk mempertahankan H+ dalam tubuh agar tetap konstan atau seimbang.Ada 4 macam jenis buffer dalam tubuh, yaitu: 1. System buffer asam karbonat-bikarbonat (H2CO3 dan NaHCO3 )2. System buffer fosfat monosodium disodium ( Na2HPO4 dan NaH2PO4 )3. Sistem buffer oksihemoglobin-hemoglobin ( HbO2 dan HHb )4. Sistem buffer protein ( Pr- dan HPr )Sistem buffer yang sesuai untuk kasus adalah system buffer asam karbonat-bikarbonat H2CO3

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-40mmHg 1,2 mEq/LpH 7,424 mEq/LApabila PCO2 meningkat maka CO2 juga akan meningkat oleh sebab itu asam karbonat juga akan meningkat, dengan meningkatnya asam karbonat maka H+ juga akan meningkat sedangkan HCO3- menurun. Dengan adanya peningkatan H+ maka pH akan menurun dari batas normal.Untuk mengetahui pH tubuh dalam scenario kita bisa menggunakan persamaan Henderson-Hasselbalch. pH = pK + log Keterangan : pK : konstanta diasosiasi asam karbonat = 6,1HCO3- : kadar bikarbonat plasmaH2CO3 : kadar asam karbonat plasma. Karena H2CO3 terurai maka H2CO3 dapat diSubtitusi menjadi s x Pco 2 , dengan s adalah konstanta kelarutan CO2 dengan nilai 0,03 .Dari system ini apabila normal maka akan diperoleh pH = 7,4. Selain persamaan ini ada juga bisa mengukur pH dengan menggunakan persamaan hukum aksi massa:[H+] = 24 X Penghitungan ini pun sama jika normal maka pH tubuh = 7,4 dengan [H+] = 40 tetapi, Jika [H+] mengalami peningkatan maka [H+] 40 harus dikalikan 1,25. Sedangkan pH normal 7,4 dikurangi 0,1. Jika [H+] mengalami penurunan maka [H+] 40 harus dikalikan 0,8. Sedangkan pH normal 7,4 ditambah 0,1.Untuk kasus di ketahui bahwa HCO3- 20 mEq/L dan Pco 2 50 mmHg sehingga jika menggunakan persamaan aksi massa dapat di peroleh hasil sebagai berikut :[H+] = 24 X [H+] = 60Sehingga apabila kita kilas balik untuk mendapatkan [H+] = 60 dari batas normal, kita bisa menggunakan cara perkalian tadi, yaitu 40 x 1,25 x1,25 = 62,5 ( mendekati 60)Sehingga pH berarti 7,4 0,1 0,1 = 7,2 untuk [H+] = 62,5 . Sedangkan untuk [H+] = 60 berarti kisaran pH antara 7,3 -7,2. Hal ini membuktikan bahwa tubuh Potasi dalam kasus ini mengalami sifat asam. Artinya keseimbangan asam basa nya terganggu. Selain Handerson kita juga bisa menentukan suatu tubuh mengalami asidosis atau alkalosis dengan menggunakan perhitungan Steward, yaitu :SID = Na + - ClJika dihubungkan dengan kasus maka, SID = Na + - ClSID = 140 115 = 25 mEq/L< 30 berarti mengalami asidosis. Karena jika < 30 = asidosis dan >40=alkalosis.Selain itu ada juga perhitungan untuk mengetahui tekanan osmosis dalam tubuh yaitu dengan persamaan:Tekanan Osmosis = Na + Cl + K + glukosa + protein + HCO3- = 140 + 115 + 3 + 1100/180 + 7 + 20 = 291 < 308 , berarti tubuh potasi mengalami hipotonik . Karena ,jika tekanan osmosis < 308 = hipotonik dan >308 = hipertonik. Gangguan Kesembangan Asam Basa1. Asidosis Metabolik : penurunan HCO3-2. Alkalosis Metabolik : peningkatan HCO3-3. Asidosis respiratorik : peningkatan Paco24. Alkalosis respiratorik : penurunan Paco2

6. Kerangka KonsepMalas MinumKebiasaan Makanan Pedas

Banyak Aktivitas

Frekuensi BAB Meningkat

Kekurangan Cairan

Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Tekanan Darah Agak Rendah

PingsanLemas

Keringat Dingin

7. KesimpulanPotasi mengalami gangguan keseimbangan asam basa dan mineral serta memiliki gejala hipotensi.

Daftar Pustakahttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-nurkhasana-7635-3-babii.pdfhttp://health.detik.com/read/2005/06/22/124937/386562/178/frekuensi-buang-air-yang-normalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemeriksaan_fisikhttp://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/02/perhitungan-tonisitas-lengkap.htmlhttp://informasitips.com/kebutuhan-air-minum-cairan-untuk-manusia-per-harihttp://kesehatan805.files.wordpress.com/2010/11/tugas-3.pdfhttp//medicine.ucsd.edu/ clinicalmed/head.htmhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18461/4/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31605/4/Chapter%20II.pdfhttp://s1keperawatan.umm.ac.id/files/file/PEMERIKSAAN%20TTV%20DAN%20KEPALA%20LEHER.pdfhttp://tekanandarahnormal.comhttp://gosehat.com/elektrolithttp://sarwanto.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/03/modul3-tensimeter.dochttp://www.kerjanya.net/faq/6602-pingsan.htmlhttp://www.tipscaramanfaat.com/akibat-bagi-tubuh-jika-kurang-minum-air-putih-1367.htmlhttp://www.wedaran.com/7167/denyut-nadi-normal