skenario 1 (ulkus peptikum)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    1/22

    1. Memahami dan menjelaskan makro dan mikro gaster1.1. Anatomi

    Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3 fungsi utama :

    1. Menyimpan makanan; pada orang dewasa, lambung mempunyai kapasitas sekitar 1500 ml.2. Mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang setengah padat.3. Mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorpsi yang efisien dapatberlangsung.

    Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai regio epigastrium dan regio

    umbilikalis. Sebagian besar lambung terletak di bawah iga-iga bagian bawah. Lambung berbentuk huruf J dan

    mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum, dua curvatura yang dikenal sebagai curvatura

    major dan minor, dan dua permukaan anterior dan posterior.

    Lambung relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi diantara ujung-ujung tersebut sangat mobile. Lambung

    cenderung terletak tinggi dan transversal pada orang yang pendek dan gemuk (lambung steer-horn) dan memanjang

    secara vertikal pada orang yang tinggi dan kurus (lambung berbentuk huruf J). Bentuk lambung sangat berbeda-beda

    pada orang yang sama tergantung pada volume isinya, posisi tubuh dan fase pernafasan.

    Lambung terbagi atas beberapa bagian, yaitu sebagai berikut :

    Fundus, berbentuk kubah dan menonjol ke atas dan terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanyafundus terisi penuh oleh gas.

    Corpus, dari setinggi ostium cardiacum sampai setinggi incisura angularis, suatu lekukan yang selalu adapada bagian bawah curvatura minor.

    Antrum pyloricum, adalah bagian lambung yang paling berbentuk lambung. Dinding ototnya yang tebalmembentuk sphincter pyloricum. Rongga pylorus dinamakan canalis pyloricus.

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    2/22

    Curvatura minor membentuk pinggir kanan lambung dan terbentuk dari ostium cardiacum sampai pylorus.

    Omentum minus terbentang dari curvatura minor sampai hati. Curvatura major jauh lebih panjang dari curvatura

    minor dan terbentang dari sisi kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus dan kemudian mengitarinya dan menuju

    ke kanan sampai bagian inferior pylorus. Ligamentum (omentum) gastrolienalis terbentang dari bagian atascurvatura major sampai limpa, dan omentum majus terbentang dari bagian bawah curvatura major sampai colon

    transversum.

    Ostium cardiacum merupakan tempat dimana oesophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Walaupun secara

    anatomis tidak ada sphincter, diduga bahwa terdapat mekanisme fisiologis yang mencegah regurgitasi isi lambung ke

    oesophagus.

    Ostium pyloricum dibentuk oleh canalis pyloricus yang panjangnya sekitar 2,5 cm. Otot sirkular yang meliputi

    lambung jauh lebih tebal di sini dan secara anatomis dan fisiologi membentuk sphincter pyloricum. Pylorus terletak

    pada bagian transpilorica dan posisinya dapat dikenali dengan adanya sedikit kontraksi pada permukaan lambung.

    Sphincter pyloricum mengatur kecepatan pengeluaran isi lambung ke duodenum.

    Membran mukosa adalah tebal dan banyak pembuluh darah dan terdiri atas banyak lipatan atau rugae yang

    terutama longitudinal arahnya. Lipatan memendek bila lambung teregang.

    Dinding otot lambung mengandung serabut longitudinal, serabut sirkular dan serabut obliq. Serabut longitudinal

    terletak paling superfisial dan paling banyak sepanjang curvatura. Serabut sirkular yang lebih dalam mengelilingi

    fundus lambung dan sangat menebal pada pylorus untuk membentuk sphincter pyloricum. Serabut sirkular jarang

    sekali ditemukan pada daerah fundus. Serabut obliq membentuk lapisan otot yang paling dalam. Serabut ini

    mengitari fundus dan berjalan turun sepanjang dinding anterior dan posterior, berjalan sejajar dengan curvatura

    minor. Peritoneum mengelilingi lambung secara lengkap dan meninggalkan curvatura sebagai lapisan ganda yang

    dikenal sebagai omentum

    Batas-Batas

    Anterior

    Dinding anterior abdomen, arcus costae kiri, pleura dan paru kiri, diafragma dan lobus kiri hepar.

    Posterior

    Bursa omentalis, difragma, limfa, kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal kiri, A.lienalis, pankreas, mesocolon

    transversum dan colon transversum.

    Vaskularisasi

    Pembuluh Arteri

    A.gastrica sinistra, berasal dari A.coelica. Ia berjalan ke atas dan kiri untuk mencapai oesophagus dan kemudian

    berjalan turun sepanjang curvatura minor lambung. Ia memperdarahi sepertiga bawah oesophagus dan bagian

    kanan atas lambung.

    A.gastrica dextra, berasal A.hepatica pada pinggir atas pylorus dan berjalan ke kiri sepanjang curvatura minor. Ia

    memperdarahi bagian kanan bawah lambung.

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    3/22

    A.gastrica brevis, berasal dari A.lienalis pada hillus limfa dan berjalan ke depan dalam ligamentum gastrolienalis

    untuk memperdarahi fundus.

    A.gastroepiploica sinistra, berasal dari A.lienalis pada hillus limfa dan berjalan ke depan dalam ligamentum

    gastrolienalis untuk memperdarahi lambung sepanjang bagian atas curvatura major.

    A.gastroepiploida dextra, berasal dari A.gastroduodenalis yang merupakan cabang dari A.hepatica. Ia berjalan ke

    kiri dan memperdarahi lambung sepanjang bagian bawah curvatura major.

    Pembuluh Vena

    Vena-vena ini mengalirkan darah ke sirkulasi portal. V.gastrica sinistra dan dextra langsung mengalirkan darah ke

    V.porta. V.gastrica brevis dan V.gastroepiploica sinistra bermuara dalam V.lienalis. V.gastroepiploica dextra

    bermuara dalam V.mesenterica superior.

    Pembuluh Limfe

    Pembuluh limfe yang mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe sepenjang A.V.gastrica sinistra. Efferentkelenjar limfe ini berjalan ke nodulus lymphaticus coelica, yang terletak disekitar pangkal A.coelica.

    Pembuluh limfe yang mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe sepanjang A.V.gastrica dextra. Efferent darikelenjar limfe ini berjalan sepanjang A.hepatica dan kemudian masuk ke nodus lymphaticus coelica.

    Pembuluh limfe yang mengalirkan cairan limfe ke kelenjar limfe sepanjang A.gastrica brevis danA.gastroepiploica sinistra dan kemudian memasukkan cairan limfe ke kelenjar limfe pada hillus limfa. Dari sini

    pembuluh limfe ini berjalan ke nodus lymphaticus pancreticolienalis yang terletak sepanjang A.lienalis, yang

    selanjutnya mengalirkan cairan limfe ke nodus lymphatici coelica.

    Pembuluh limfe yang mengalirkan cairan limfe ke nodus lymphaticus gastroepiploica dextra, yang terletaksepanjang bagian bawah curvatura major lambung. Pembuluh limfe efferent bermuara pada kelenjar limfe yang

    terletak sepanjang A.gastroduodenalis, yang selanjutnya mengalirkan cairan limfe ke nodus lymphaticus coelica.

    Persarafan

    Saraf-saraf lambung, berasal dari plexus symphaticus coeliacus dan dari N.vagus kanan dan kiri.

    Truncus vaginalis anterior, yang dibentuk dalam thorax terutama berasal dari N.vagus kiri. Truncus ini masuk

    abdomen pada permukaan anterior oesophagus. Truncus yang mungkin tunggal atau multiple, kemudian membelah

    menjadi cabang-cabang yang mempersarafi permukaan anterior lambung. Rami hepatici berjalan sampai hati dan

    dari sini ramus pylorica berjalan turun ke pylorus.

    Truncus vaginalis posterior, yang dibentuk dalam thorax terutama berasal dari N.vagus kanan, masuk ke abdomen

    pada permukaan posterior oesophagus. Truncus kemudian membelah menjadi cabang-cabang yang terutama

    mempersarafi permukaan posterior lambung. Suatu cabang yang besar berjalan ke plexus mesentericus superior dan

    plexus coeliacus dan disebarkan ke usus halus sejauh flexura lienalis dan ke pankreas.

    Persarafan simpatis lambung membawa serabur-serabut saraf yang menghantarkan rasa nyeri, sedangkan serabut

    parasimpatis N.vagus merupakan sekretomotoris untuk kelenjar lambung dan motoris untuk otot dinding lambung.

    Sphincter pylorus menerima serabut-serabut motoris dari sistem simpatis dan serabut-serabut inhibitor dariN.vagus.

    (Snell, 1997)

    I.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Gaster

    Peralihan Oesophagus-Gaster (Cardiac)

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    4/22

    Merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar, fungsi utama menambah cairan makanan, mengubahnya

    menjadi bubur dan melanjutkan proses pencernaan. Ada 3 daerah struktur histologis yang berbeda yaitu, corpus,

    fundus dan pylorus. Peralihan oesophagus dan lambung disebut oesophagus-cardia, epitel berlapis gepeng

    oesophagus beralih menjadi epitel selapis toraks pada cardia. Mukosa cardia terlihat berlipat-lipat disebut foveola

    gastrica. Didalam lamina propria terdapat kelenjar terpotong melintang (kelenjar tubulosa berkelok-kelok), dapat

    meluas ke dalam lamina propria oesophagus.

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    5/22

    Setelah mencapai cardia, kelenjar oesophagus di submukosa tidak ada lagi. Tunica muscularis circularis menebal

    membentuk sphincter.

    Gaster

    kardia

    Esofagus

    T. Muskularis eksterna T. submukosa

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    6/22

    Epitel terdiri dari sel silindris mensekresi mukus (PAS-positif). Permukaan lambung ditandai dengan lipatan mukosa

    disebut rugae. Dalam lipatan terdapat invaginasi atau cekungan disebut gastric-pits atau foveolae gastrica. Di dalam

    mukosa terdapat kelenjar-kelenjar yang bermuara pada foveolae gastrica.

    Fundus

    Mukosa diliputi epitel selapis toraks. Pada dasar faveola gastrica bermuara kelenjar fundus, kelenjar tubulosa

    simpleks dan lurus. Foveolae gastrica sepertiga tebal mukosa (dangkal), sedang kelenjarnya (fundus) dua pertiga

    tebal mukosa, terletak dalam lamina propria.

    Ada 4 macam sel kelenjar :

    1. Sel mucus leher (neck cell), terdapat di leher kelenjar, mirip sel epitel mukosa. Bagian apikal sel kadang-kadang mengandung granula.

    2. Sel HCl (parietal cell). Bentuk sepertiga atau bulat, terdapat dibagian isthmus kelenjar. Sitoplasma merah(asidofil), inti ditengah, kromatin padat

    3. Sel zimogen (chief cell). Sel bentuk mirip sel HCl, tidak teratur, sitoplasma basofil (biru), inti terletak di basal.Terdapat banyak dibagian bawah kelenjar.4. Sel argentaffin (sediaan HE, sukar dijumpai). Dinding serupa saluran cerna yang lain, seperti, tunicamuscularis mucosa, tunica submucosa, tunica muscularis dengan lapisan circular lebih tebal dan tunica serosa.

    Pylorus

    Berbeda dengan fundus foveolae gastrica lebih dalam. Sel-sel kelenjar hampir homogen, semua sel mucus kelenjar

    pylorus sering berkelok-kelok di dalam lamina propria. Kadang-kadang ditemukan nodulus lymphaticus yang

    menembus sampai tunica submucosa. Tunica muscularis, dengan lapisan circular amat tebal membentuk sphincter.

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    7/22

    Peralihan Gaster-Duodenum

    Perubahan histologis dari dinding gaster pylorus ke dinding duodenum. Tunica mucosa epitel toraks, yang pada

    bagian duodenum mulai terdapat sel goblet. Pada duodenum mulai terdapat tonjolan ke permukaan villus intestinal

    yang gemuk atau lebar dengan sel goblet dan criptus atau sumur Lieberkuhn. Pada pylorus terdapat kelenjar pylorus.

    Ciri khas duodenum adalah adanya kelenjar Brunner atau mucu. Tunica adventitia pada duodenum, tidak terbungkus

    peritoneum.

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    8/22

    Epitelberlapis

    gepeng

    Tanpa

    lpsn

    tanduk

    Epitels

    elapistorak

    Kelenjar

    esofagu

    s

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    9/22

    2. Memahami dan menjelaskan faal pencernaan (mulut-gaster)

    MULUT, ESOFAGUS

    Pada saluran pencernaan terjadi proses pencernaan makanan, proses pencernaan makanan dimulai di mulut dengan

    cara mengunyah. Pada umunya mengunyah dilakukan oleh otot-otot pengunyah yang dipersyarafi oleh cabang

    motorik Nervus V dan proses mengunyah dikontrol nucleus dalam batang otak. Sebagian besar proses mengunyah

    disebabkan oleh suatu refleks mengunyah, yang dapat diterangkan sebagai berikut: bolus makanan di mulut pada

    mulanya menimbulkan penghambatan refleks otot mengunyah, yang menyebabkan rahang yang bawah turun ke

    bawah. Penurunan ini menimbulkan suatu refleks peregangan otot rahang yang menimbulkan kontraksi rebound.

    Keadaan secara otomatis mengangkat rahang menjadikan pengatupan gigi, tetapi juga menekan bolus melawan

    dinding mulut, yang menghambat otot rahang bawah sekali lagi, menyebabakan rahang turun dan kembali rebound

    pada saat yang lain, dan ini berulang terus menerus. Proses mengunyah dibantu oleh kelenjar ludah yang

    mensekresikan saliva.

    Setelah proses mengunyah bolus mengalami proses menelan. Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama

    Karena faring hamper setiap saat melakukan beberapa fungsi lain disamping menelan dan hanya diubah dalam

    beberapa detik ke dalam traktus untuk mendorong makanan. Secara umum, menelan dapat dibagi menjadi: tahaf

    volunter, tahaf faringeal, dan tahaf esophageal.

    Tahap volunteer dari penelanan. Ketika makanan adalah siap untuk ditelan, secara sadar makanan digulung atau

    ditekan kearah posterior kedalam faring oleh tekanan dari lidah ke atas dan ke belakang terhadap langit-langit

    mulut, menelan menjadi otomatis biasanya tidak bisa dihentikan.

    Tahap faringeal. Ketika bolus makanan masuk ke bagian posterior mulut dan faring, bolus merangsang daerah

    reseptor menelan didaerah pintu faring, terutama pada tiang-tyang tonsillar, dan impuls-impuls dari sini berjalan ke

    batang otak. untuk mencentuskan serangkaian kontraksi otot faringeal secara otomatis.

    Tahaf Esofageal. Ketika peristaltic dari esophagus dimulai, otot sfingter bawah dari esophagus berelaksasi, sfingter

    membuka dan bolus makanan masuk ke lambung. Otot dari sfingter bawah esophageal berkontraksi. Lalu menutup

    apabila gerakan peristaltic tidak ada, serta mencegah refluks dari lambung berupa asam lambung.

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    10/22

    Proses Menelan

    Setelah proses menelan bolus berada dilambung,

    LAMBUNG

    FUNGSI LAMBUNG

    a. Penyimpan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval yang panjang antara saat makandan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian

    bawah saluran cerna.b. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa homogen setengah cair berkadarasam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum.

    c. Digesti protein. Lambung mulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida.d. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barrier setebal 1 mm untuk melindungilambung terhadap aksi pencernaan dan sekresinya sendiri.

    e. Produksi faktor intrinsik. Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal. Vitamin B12, didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada faktor intrinsik. Kompleks faktorintrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat vitamin B12 diabsorbsi.

    f. Absorbsi. Absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa obat larut lemak (aspirin)dan alkohol diabsorbsi pada dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas.

    MEKANISME SEKRESI ASAM LAMBUNG

    Kecepatan sekresi lambung dapat dipengaruhi oleh (1) faktor-faktor yang muncul sebelum makanan mencapai

    lambung; (2) faktor-faktor yang timbul akibat adanya makanan di dalam lambung; dan (3) faktor-faktor di duodenum

    setelah makanan meninggalkan lambung. Dengan demikian, diaktifkan, pepsin secara autokatalis mengaktifkan lebih

    banyak pepsinogen dan memulai pencernaan protein. Sekresi pepsiongen dalam bentuk inaktif mencegah

    pencernaan protein struktural sel tempat enzim tersebut dihasilkan. Pengaktifan pepsinogen tidak terjadi sampai

    enzim tersebut menjadi lumen dan berkontak dengan HCl yang disekresikan oleh sel lain di kantung-kantunglambung. Sekresi lambung dibagi menjadi tiga fasefase sefalik, fase lambung, dan fase usus.

    1. Fase sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung. Masuknya makanan ke dalam mulut atautampilan, bau, atau pikiran tentang makanan dapat merangsang sekresi lambung.

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    11/22

    2. Fase lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung selama makanan masih ada. Peregangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam mukosa lambung dan memicu refleks

    lambung. Serabut aferen menjalar ke medula melalui saraf vagus. Serabut eferen parasimpatis menjalar dalam vagus

    menuju kelenjar lambung untuk menstimulasi produksi HCl, enzim-enzim pencernaan, dan gastrin.

    Fungsi gastrin:

    - merangsang sekresi lambung,

    - meningkatkan motilitas usus dan lambung,

    - mengkonstriksi sphincter oesophagus bawah dan merelaksasi sphincter pylorus,

    - efek tambahan: stimulasi sekresi pancreas.

    Pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui penghambatan umpan balik yang didasarkanpada pH isi lambung.

    Jika makanan tidak ada di dalam lambung di antara jam makan, pH lambung akan rendah dan sekresilambung terbatas.

    Makanan yang masuk ke lambung memiliki efek pendaparan (buffering) yang mengakibatkan peningkatanpH dan sekresi lambung.

    3. Fase usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus yang kemudian memicufaktor saraf dan hormon.

    Sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin duodenum sehingga dapat berlangsung selama beberapajam. Gastrin ini dihasilkan oleh bagian atas duodenum dan dibawa dalam sirkulasi menuju lambung.

    Sekresi lambung dihambat oleh hormon-hormon polipeptida yang dihasilkan duodenum. Hormon ini dibawasirkulasi menuju lambung, disekresi sebagai respon terhadap asiditas lambung dengan pH di bawah 2, dan jika ada

    makanan berlemak. Hormon-hormon ini meliputi gastric inhibitory polipeptide (GIP), sekretin, kolesistokinin (CCK),

    dan hormon pembersih enterogastron.

    PROSES PENGISIAN, PENYIMPANAN, PENCAMPURAN, DAN PENGOSONGAN LAMBUNG

    Terdapat empat aspek motilitas lambung: (1) pengisian lambung/gastric filling, (2) penyimpanan lambung/gastric

    storage, (3) pencampuran lambung/gastric mixing, dan (4) pengosongan lambung/gastric emptying.

    a. Pengisian lambung

    Jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga kapasitasnya

    mencapai 1 liter (1.000 ml) ketika makan. Akomodasi perubahan volume yang besarnya hingga 20 kali lipat tersebut

    akan menimbulkan ketegangan pada dinding lambung dan sangat meningkatkan tekanan intralambung jika tidak

    terdapat dua faktor berikut ini:

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    12/22

    Plastisitas otot lambung. Plastisitas mengacu pada kemampuan otot polos lambung mempertahankan ketegangan

    konstan dalam rentang panjang yang lebar, tidak seperti otot rangka dan otot jantung, yang memperlihatkan

    hubungan ketegangan. Dengan demikian, saat serat-serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung,

    serat-serat tersebut melemas tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan otot.

    Relaksasi reseptif lambung. Relaksasi ini merupakan relaksasi refleks lambung sewaktu menerima makanan.

    Relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung mengakomodasi volume makanan tambahan dengan hanya sedikit

    mengalami peningkatan tekanan. Tentu saja apabila lebih dari 1 liter makanan masuk, lambung akan sangat

    teregang dan individu yang bersangkutan merasa tidak nyaman. Relaksasi reseptif dipicu oleh tindakan makan dan

    diperantarai oleh nervus vagus.

    b.Penyimpanan lambung

    Sebagian otot polos mampu mengalami depolarisasi parsial yang autonom dan berirama. Salah satu kelompok sel-sel

    pemacu tersebut terletak di lambung di daerah fundus bagian atas. Sel-sel tersebut menghasilkan potensial

    gelombang lambat yang menyapu ke bawah di sepanjang lambung menuju sphincter pylorus dengan kecepatan tiga

    gelombang per menit. Pola depolarisasi spontan ritmik tersebut, yaitu irama listrik dasar atau BER (basic electrical

    rhythm) lambung, berlangsung secara terus menerus dan mungkin disertai oleh kontraksi lapisan otot polos sirkuler

    lambung.

    Setelah dimulai, gelombang peristaltik menyebar ke seluruh fundus dan corpus lalu ke antrum dan sphincter pylorus.

    Karena lapisan otot di fundus dan corpus tipis, kontraksi peristaltik di kedua daerah tersebut lemah. Pada saat

    mencapai antrum, gelombang menjadi jauh lebih kuat disebabkan oleh lapisan otot di antrum yang jauh lebih tebal.

    Karena di fundus dan corpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung dari

    oesophagus tersimpan relatif tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan

    makanan, tetapi hanya berisi sejumlah gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari corpus ke antrum, tempat

    berlangsungnya pencampuran makanan.

    c. Pencampuran lambung

    Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan

    menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sphincter pylorus.

    Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sphincter pylorus danmenyebabkan sphincter tersebut berkontraksi lebih kuat, menutup pintu keluar dan menghambat aliran kimus lebih

    lanjut ke dalam duodenum. Bagian terbesar kimus antrum yang terdorong ke depan, tetapi tidak dapat didorong ke

    dalam duodenum dengan tiba-tiba berhenti pada sphincter yang tertutup dan tertolak kembali ke dalam antrum,

    hanya untuk didorong ke depan dan tertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan

    maju-mundur tersebut, yang disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.

    d. Pengosongan lambung

    Kontraksi peristaltik antrumselain menyebabkan pencampuran lambungjuga menghasilkan gaya pendorong

    untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang lolos ke dalam duodenum pada setiap gelombang peristaltik

    sebelum sphincter pylorus tertutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas peristalsis

    antrum dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; dengan demikian,

    pengosongan lambung diatur oleh faktor lambung dan duodenum.

    Faktor di lambung yang mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung. Faktor lambung utama yang

    mempengaruhi kekuatan kontraksi adalah jumlah kimus di dalam lambung. Apabila hal-hal lain setara, lambung

    mengosongkan isinya dengan kecepatan yang sesuai dengan volume kimus setiap saat. Peregangan lambung

    memicu peningkatan motilitas lambung melalui efek langsung peregangan pada otot polos serta melalui keterlibatan

    plexus intrinsik, nervus vagus, dan hormon lambung gastrin. Selain itu, derajat keenceran (fluidity) kimus di dalam

    lambung juga mempengaruhi pengosongan lambung. Semakin cepat derajat keenceran dicapai, semakin cepat isi

    lambung siap dievakuasi.

    Faktor di duodenum yang mempengaruhi kecepatan pengosongan lambung. Walaupun terdapat pengaruh lambung,faktor di duodenumlah yang lebih penting untuk mengontrol kecepatan pengosongan lambung. Duodenum harus

    siap menerima kimus dan dapat bertindak untuk memperlambat pengsongan lambung dengan menurunkan aktivitas

    peristaltik di lambung sampai duodenum siap mengakomodasi tambahan kimus. Bahkan, sewaktu lambung teregang

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    13/22

    dan isinya sudah berada dalam bentuk cair, lambung tidak dapat mengosongkan isinya sampai duodenum siap

    menerima kimus baru.

    3. Memahami dan menjelaskan ulkus peptikum

    3.1. Definisi

    Tukak peptic adalah keadaan terputusnya kontinuitas mukosa yang meluas di bawah epitel atau kerusakan pada

    jaringan mukosa, sub mukosa hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang langsung berhubungan

    dengan cairan lambung asam / pepsin. Erosi adalah kerusakan jaringan yang tidak menembus seluruh lapisan

    dinding, tetapi terbatas pada mukosa (buku gastrointestinal interna publishing)Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan

    mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut sebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai ulkus

    (misalnya ulkus karena stres). Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang

    terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga

    jejenum.(Sylvia A. Price, 2006).

    3.2. Etiologi

    Sebab-sebab yang pasti dari ulkus peptikum belum diketahui. Beberapa teori yang menerangkan terjadinya tukak

    peptic, antara lain sebagai berikut :

    1. Asam getah lambung terhadap resistensi mukosa.Tukak peptik kronia tidak mungkin terjadi lama tanpa adanya getah lambung. Sebagai contoh berdasarkan

    penyelidikan yang mengumpulkan banyak penderita dengan anemia pernisiosa disertai dengan aklorida.

    2. Golongan darah.Penderita dengan darah O lebih banyak menderita tukak duodeni jika dibandingkan dengan pada tukak lambung.

    Adapun sebab-sebabnya belum diketahui benar. Dan hasil penelitian dilaporkan bahwa pada penderita dengan

    golongan darah O kemungkinan terjadinya tukak duodeni adalah 38% lebih besar dari pada golongan lainnya.

    Kerusakan di daerah piepilorus dapat dihubungkan dengan golongan darah A, baik berupa tukak yang biasa ataupun

    karsinoma. Sedangkan pada golongan darah O sering ditemukan kelainan pada korpus lambung.

    3. Susunan saraf pusatTeori nerogen pada tukak peptik telah dibicarakan tahun 1959. berdasarkan pengalaman dari Chusing, erosi akut dan

    tukak pada edofagus, lambung dan duodenum dapat dihubungkan dengan kerusakan intrakranial, termasuk

    neoplasma primer atau sekunder dan hiperensi maligna. Faktor kejiwaan dapat menyebabkan timbulnya tukak

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    14/22

    peptik. Misalnya pada mereka yang psikisnya sangat labil, pada ketegangan jiwa, emosi, mempunyai ambisi besar

    dan lain-lainnya yang menyebabkan untuk hidup tidak wajar.

    4. Inflamasi bakterial.Dari dasar tukak telah dibiakkan untuk menyelidiki mikroorganisme yang diduga sebagai penyebabnya, tetapi tidak

    ditemukan satu macam bakteripun. Selanjutnya pada hasil pemeriksaan didapat bahwa inflamasi non bakteri atau

    inflamasi khemis lebih besar dari pada inflamasi bakterial. Tukak yang spesifik misalnya pada TBC dan sipilis

    disebabkan spesifik mikroorganisme.

    5. Inflamasi nonbakterial.Teori yang mengatakan bahwa inflamasi nonbakterial sebagai penyebab didasarkan pada inflamasi dari kurvatura

    minor, antrum dan bulbus duedeni yang mana dapat disebutkan juga antaral gastritis, sering ditemukan dengan

    tukak. Dan sebagai penyebab dari gastritis sendiri belum jelas. Tukak yang kronis ialah sebagai kelanjutan dari tukak

    yang akut. Berdasarkan pemeriksaan histologis ditemukan perubahan yang nyata dari erosi akut ke tukak yang akut.

    6. Infark.Teori infark yang berdasarkan timbulnya kerusakan semacam kawah, sering ditemukan pada otopsi. Adanya defek

    pada dinding lambung serta timbulnya infark, karena asam gelah lambung dan dapat pula ditunjukkan adanya

    jaringan trombose di dasar tukak. Sekarang diketahuai bahwa jaringan trombose ialah sebagai hasil daripada

    sebagian penyebab kerusakan, yang tidak akan dijumpai pada tukak yang akut.

    7. Faktor hormonal.Banyak teori yang menerangkan adanya pengaruh-pengaruh hormonal yang dapat menimbulkan tukak peptik.

    8. Obat-obatan (drug induced peptic ulcer).9. Aspirin, alkohol, tembakau dapat menyebabkan kerusakan sawar mukosa lambung. Dari sekian banyak obat-obatan, yang paling sering menyebabkan adalah golongan salisilat, yaitu menyebabkan kelainan pada mukosa

    lambung. Phenylbutazon juga dapat menyebabkan timbulnya tukak peptik, seperti halnya juga histamin, reseprin

    akan merangsang sekresi lambung. Berdasarkan penyelidikan, ternyata golongan salisilat hanya akan menyebabkan

    erosi lokal.

    10. Herediter.Berdasarkan penelitian di dalam keluarga ternyata bahwa tukak peptik ini ada pengaruhnya dengan herediter.Terbukti bahwa dengan orang tua/ famili yang menderita tukak, jika dibandingkan dengan mereka yang orang

    tuanya sehat. Oleh sebab itu, family anamnesa perlu ditegakkan.

    11. Berhubungan dengan penyakit lain.a. Hernia diafrakmatika.Pada hernia diafrakmatika, mukosa pada lingkaran hernia mungkin merupakan tempat timbulnya erosi atau tukak.

    b. Sirosis hati.Tukak peptik ditemukan juga pada penderita penyakit hepar terutama pada sirosis lebih banyak jika dibandingkan

    dengan orang normal. Tukak duodeni pada kaum wanita dengan sirosis biliaris ternyata bertambah, jika neutralisasi

    dari isi duodenum berkurang.

    c. Penyakit paru-paru.Frekuensi dari tukak yang kronis dengan TBC paru-paru sering ditemukan. Bertambah banyaknya tukak peptik dapat

    dihubungkan dengan bertambah beratnya emfisema dan corpulmonale.

    12. Faktor daya tahan jaringan.Penurunan daya tahan jaringan mempermudah timbulnya ulkus. Daya tahan jaringan dipengaruhi oleh banyaknya

    suplay darah dan cepatnya regenerasi

    (sumber : web)

    Sampai saat ini dikenal terdapat 3 penyebab utama tukak peptic : OAINS, infeksi kronis H.pylori, dan kondisi

    hipersekresi asam seperti pada Sindrom Zollinger Ellison. Adanya infeksi h.pylori atau pemakaian OAINS harus

    ditelusuri pada semua penderita dengan tukak peptikum. Penyebab lain yang tidak sering seperti CMV (terutamapenerima transplantasi organ), systemic mastocytosis, Crohns disese, limfoma, dan terapi seperti alderonat. 10%

    penderita idiopatik. (buku gastroenterology interna publishing)

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    15/22

    3.3. Epidemiologi

    Kejadian tukak lambung terjadi di seluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda-beda tergantung pada social

    ekonomi,demografi, dijumpai lebih banyak pada pria meningkat pada usia lanjut dan kelompok social ekonomi

    rendah dengan puncak decade ke-6. Insidensi atau kekambuhan saat ini menurun sejak ditemukan kuman H.pylori

    sebgai penyebab dan dilakukan terapi eradikasi. Secara klinik tukak di duodenum lebih sering dijumpai daripada

    tukak lambung. Sebaliknya di Indonesia, tukak lambung lebih banyak dijumpai daripada tukak duodenum. Tukak di

    lambung 60% pada antrum, 25% pada krvatura minor.

    Tukak lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita (1,3 : 1). Walaupun dapat terjadi pada semua kelompok umur.

    Tukak duodenum lebih sering terjadi pada kelompok umur 30-55 tahun dan untuk tukak labung pada usia 55-70

    tahun.

    Lebih sering pada penderita yang merokok, dan pemakai rutin obat OAINS. Peranan alcohol, diet dan stress masih

    diperdebatkan. Kejadian tukak duodenum masih diperdebatkan, sedangkan tukak lambung karena pemakaian OAINS

    yang luas dan aspirin dosis rendah menjadi semakin banyak.

    3.4. Patofisiologi

    Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung

    pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosiyang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja

    asam peptin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa.

    1. Peningkatan Konsentrasi atau Sekresi Lambung dan Kerja Asam PeptinSekresi lambung terjadi pada 3 fase

    yang serupa :

    a. Sefalik

    Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau ataurasa makanan yang bekerja pada reseptor

    kortikal serebral yang pada gilirannyamerangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu

    makanmenimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkanmakanan sering secara

    konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa

    diet saringmempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal

    berlebihan selama malam hari saat lambung kosongadalah iritan yang signifikan.b. Fase lambung

    Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangankimiawi dan mekanis terhadap reseptor

    dibanding lambung. Refleks vagalmenyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh

    makanan.

    c. Fase usus

    Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggapmenjadi gastrin) yang pada waktunya akan

    merangsang sekresi asam lambung.Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida

    danmukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucusini mengabsorpsi pepsin dan

    melindungi mukosa terhadap asam. Asamhidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat

    karenamekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung danusus. Bila asam hidroklorida

    tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisanluar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida

    bersama dengan pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagiankecil permukaan

    lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat.Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier

    mukosa lambung. Barier iniadalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan olehsekresi

    lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalahsuplai darah, keseimbangan asam basa,

    integritas sel mukosa, dan regenerasiepitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum

    karenasatu dari dua factor ini : 1. hipersekresi asam pepsin

    2. Kelemahan Barier Mukosa Lambung

    Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosalambung adalah ulserogenik, salisilatdan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol,dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.Sindrom Zollinger-

    Ellison(gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat atau ulkusyang tidak sembuh dengan

    terapi medis standar. Sindrom ini diidentifikasi melaluitemuan berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal,

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    16/22

    dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam pancreas. 90% tumor ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista

    dan duktus koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, danleher korpus pancreas. Kira-

    adalah ganas(maligna).

    Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien ini dapat mengalami adenoma

    paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien

    paling utama adalah nyeriepigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut

    dariduodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secarafisiologis. Kondisi stress seperti

    luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma denganorgan multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi

    fiberoptik dalam 24 jamsetelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosilambung

    multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasiensembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada

    ulserasi stress.

    Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa.Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini

    menimbulkan penurunan aliran darahmukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi

    iskemia,asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkusstress harus dibedakan dari

    ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dariulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien

    dengan trauma otak. Ulkusini dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalamdan

    lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.

    3.5. Manifestasi klinik

    Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya

    sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebabyang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus,

    dan 20-30%mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.

    1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atausensasi terbakar di

    epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeriterjadi bila kandungan asam lambung dan

    duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa

    kontak lesidengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halussekitarnya. Nyeri

    biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asamatau dengan menggunakan alkali, namun bilalambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat

    dihilangkandengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanangaris tengah.

    Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local padaepigastrium.

    2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar padaesophagus dan lambung, yang

    naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam.Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien

    kosong.

    3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapatmenjadi gejala ulkus

    peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa

    yang mengalami inflamasi disekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual,

    biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asamlambung.

    4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinansebagai akibat dari diet

    dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahangastrointestinal sebagian kecil pasien yang

    mengalami akibat ulkus akut sebelumnyatidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.

    3.6. Diagnosis dan Diagnosis banding

    Anamnesa Nyeri ulu hati Penurunan berat badan Nyeri tekan epigastrium Pemeriksaan Fisik

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    17/22

    Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau distensi abdominal. Bising usus

    mungkin tidak ada.

    Pemeriksaan Penunjang Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan melalui mulut dan bisa melihatlangsung ke dalam lambung. Endoskopi GI atas digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan

    lesi. Melalui endoskopi mukosa dapat secara langsung dilihat dan biopsy didapatkan. Pada pemeriksaan endoskopi,

    bisa diambil contoh jaringan untuk keperluan biopsi.

    Keuntungan dari endoskopi:

    - lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus dalam duodenum dan dinding belakang lambung

    dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen

    - lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani pembedahan lambung

    - bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena ulkus.

    Pemeriksaan dengan barium (juga disebut barium swallow atau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus

    tidak dapat ditemukan dengan endoskopi, namun endoskopi adalah prosedur diagnostic pilihan.

    Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria(tidak terdapat

    asam hdroklorida dalam getah lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan atau

    antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan adanya ulkus. Nyeri lambung yang khas

    merupakan petunjuk adanya ulkus. Diperlukan beberapa pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis karena kanker

    lambung juga bisa menyebabkan gejala yang sama.

    Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara langsung dari lambung dan

    duodenum sehingga jumlah asam bisa diukur. Prosedur ini dilakukan hanya jika ulkusnya berat atau berulang atau

    sebelum dilakukannya pembedahan.

    Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis darah bisa menentukan adanyaanemia akibat perdarahan ulkus. Pemerisaan darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori.

    Adanya H. Pylory dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur, meskipun hal ini merupakan tes

    laboratorium khusus. Ada juga tes pernafasan yang mendeteksi H. Pylori, serta tes serologis terhadap antibody pada

    antigen H. Pylori.

    Diagnosis Banding

    Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dapat menjadi salah satu diagnosis banding. Umumnya, penderita penyakit

    ini sering melaporkan nyeri abdomen bagian atas epigastrum/ulu hati yang dapat ataupun regurgitasi asam.

    Kemungkinan lain, irritable bowel syndrome (IBS) yang ditandai dengan nyeri abdomen (perut) yang rekuren, yang

    berhubungan dengan buang air besar (defekasi) yang tidak teratur dan perut kembung.

    Kurang lebih sepertiga pasien dispepsia fungsional memperlihatkan gejala yang sama dengan IBS. Sehingga dokter

    harus selalu menanyakan pola defekasi kepada pasien untuk mengetahui apakah pasien menderita dispepsia

    fungsional atau IBS. Pankreatitis kronik juga dapat dipikirkan. Gejalanya berupa nyeri abdomen atas yang hebat dan

    konstan. Biasanya menyebar ke belakang.

    Obat-obatan juga dapat menyebabkan sindrom dispepsia, seperti suplemen besi atau kalium, digitalis, teofilin,

    antibiotik oral, terutama eritromisin dan ampisilin. Mengurangi dosis ataupun menghentikan pengobatan dapat

    mengurangi keluhan dispepsia. Penyakit psikiatrik juga dapat menjadi penyebab sindrom dispesia. Misalnya pada

    pasien gengan keluhan multisistem yang salah satunya adalah gejala di abdomen ternyata menderita depresiataupun gangguan somatisasi. Gangguan pola makan juga tidak boleh dilupakan apalagi pada pasien usia remaja

    dengan penurunan berat badan yang signifikan.

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    18/22

    Diabetes Mellitus (DM) dapat menyebabkan gastroparesis yang hebat sehingga timbul keluhan rasa penuh setelah

    makan, cepat kenyang, mual, dan muntah. Lebih jauh diabetik radikulopati pada akar saraf thoraks dapat

    menyebabkan nyeri abdomen bagian atas. Gangguan metabolisme, seperti hipotiroid dan hiperkalsemia juga dapat

    menyebabkan nyeri abdomen bagian atas.

    Penyakit jantung iskemik kadang-kadang timbul bersamaan dengan gejala nyeri abdomen bagian atas yang diinduksi

    oleh aktivitas fisik. Nyeri dinding abdomen yang dapat disebabkan oleh otot yang tegang, saraf yang tercepit,

    ataupun miositis dapat membingungkan dengan dispepsia fungsional. Cirinya terdapat tenderness terlokalisasi yang

    dengan palpasi akan menimbulkan rasa nyeri dan kelembekan tersebut tidak dapat dikurangi atau dihilangkan

    dengan meregangkan otot-otot abdomen.

    3.8. Tata Laksana

    Salah satu segi pengobatan ulkus duodenalis atau ulkus gastrikum adalah menetralkan atau mengurangi keasaman

    lambung. Proses ini dimulai dengan menghilangkan iritan lambung (misalnya obat anti peradangan non-

    steroid,Alkoholdan nikotin).

    Makanan cair tidak mempercepat penyembuhan maupun mencegah kambuhnya ulkus. Tetapi penderita hendaknya

    menghindari makanan yang tampaknya menyebabkan semakin memburuknya nyeri dan perut kembung.

    ANTASID

    Antasid mengurangi gejala, mempercepat penyembuhan dan mengurangi jumlah angka kekambuhan dari ulkus.

    Sebagian besar antasid bisa diperoleh tanpa resep dokter.

    Kemampuan antasid dalam menetralisir asam lambung bervariasi berdasarkan jumlah antasid yang diminum,

    penderita dan waktu yang berlainan pada penderita yang sama. Pemilihan antasid biasanya berdasarkan kepada

    rasa, efek terhadap saluran pencernaan, harga dan efektivitasnya. Tablet mungkin lebih disukai, tetapi tidak seefektif

    obat sirup.

    a. Antasid yang dapat diserapObat ini dengan segera akan menetralkan seluruh asam lambung. Yang paling kuat adalah natrium bikarbonat dan

    kalsium karbonat, yang efeknya dirasakan segera setelah obat diminum. Obat ini diserap oleh aliran darah, sehingga

    pemakaian terus menerus bisa menyebabkan perubahan dalam keseimbangan asam-basa darah dan menyebabkan

    terjadinya alkalosis (sindroma alkali-susu). Karena itu obat ini biasanya tidak digunakan dalam jumlah besar selama

    lebih dari beberapa hari.

    b. Antasid yang tidak dapat diserapObat ini lebih disukai karena efek sampingnya lebih sedikit, tidak menyebabkan alkalosis. Obat ini berikatan dengan

    asam lambung membentuk bahan yang bertahan di dalam lambung, mengurangi aktivitas cairan-cairan pencernaan

    dan mengurangi gejala ulkus tanpa menyebabkan alkalosis. Tetapi antasid ini mempengaruhi penyerapan obat

    lainnya (misalnya tetracycllin, digoxin dan zat besi) ke dalam darah.

    c. Alumunium Hdroksida.Merupakan antasid yang relatif aman dan banyak digunakan. Tetapi alumunium dapat berikatan dengan fosfat di

    dalam saluran pencernaan, sehingga mengurangi kadar fosfat darah dan mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan

    lemas. Resiko timbulnya efek samping ini lebih besar pada penderita yang juga alkoholik dan penderita penyakit

    ginjal (termasuk yang menjalani hemodialisa). Obat ini juga bisa menyebabkan sembelit.

    d.

    Magnesium Hidroksida.Merupakan antasid yang lebih efektif daripada alumunium hidroksida. Dosis 4 kali 1-2 sendok makan/hari biasanya

    tidak akan mempengaruhi kebiasaan buang air besar; tetapi bila lebih dari 4 kali bisa menyebabkan diare. Sejumla

    http://wikiindonesia.org/wiki/Alkoholhttp://wikiindonesia.org/wiki/Alkoholhttp://wikiindonesia.org/wiki/Alkoholhttp://wikiindonesia.org/wiki/Alkohol
  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    19/22

    kecil magnesium diserap ke dalam darah, sehingga obat ini harus diberikan dalam dosis kecil kepada penderita yang

    mengalami kerusakan ginjal. Banyak antasid yang mengandung magnesium dan alumunium hidroksida.

    OBAT-OBAT ULKUS

    Ulkus biasanya diobati minimal selama 6 minggu dengan obat-obatan yang mengurangi jumlah asam di dalam

    lambung dan duodenum. Obat ulkus bisa menetralkan atau mengurangi asam lambung dan meringankan gejala,

    biasanya dalam beberapa hari.

    a. SucralfateCara kerjanya adalah dengan membentuk selaput pelindung di dasar ulkus untuk mempercepat penyembuhan.

    Sangat efektif untuk mengobati ulkus peptikum dan merupakan pilihan kedua dari antasid.

    Sucralfate diminum 3-4 kali/hari dan tidak diserap ke dalam darah, sehingga efek sampingnya sedikit, tetapi bisa

    menyebabkan sembelit.

    b. AntagonisH2Contohnya adalah cimetidine, ranitidine, famotidine dan nizatidine. Obat ini mempercepat penyembuhan ulkus

    dengan mengurangi jumlah asam dan enzim pencernaan di dalam lambung dan duodenum. Diminum 1 kali/hari dan

    beberapa diantaranya bisa diperoleh tanpa resep dokter. Pada pria cimetidine bisa menyebabkan pembesaran

    payudara yang bersifat sementara dan jika diminum dalam waktu lama dengan dosis yang tinggi bisa menyebabkan

    impotensi. Perubahan mental (terutama pada penderita usia lanjut), diare, ruam, demam dan nyeri otot telah

    dilaporkan terjadi pada 1% penderita yang mengkonsumsi cimetidine. Jika penderita mengalami salah satu dari efek

    samping tersebut diatas, maka sebaiknya cimetidine diganti dengan antagonis H2 lainnya. Cimetidine bisa

    mempengaruhi pembuangan obat tertentu dari tubuh (misalnya teofilin untuk asma, warfarin untuk pembekuan

    darah dan phenytoin untuk kejang).

    c. Omeprazole dan IansoprazoleMerupakan obat yang sangat kuat menghambat pembentukan enzim yang diperlukan lambung untuk membuat

    asam. Obat ini dapat secara total menghambat pelepasan asam dan efeknya berlangsung lama. Terutama efektif

    diberikan kepada penderita esofagitis dengan atau tanpa ulkus esofageal dan penderita penyakit lainnya yang

    mempengaruhi pembentukan asam lambung (misalnya sindroma Zollinger-Ellison).

    d. AntibiotikDigunakan bila penyebab utama terjadinya ulkus adalah Helicobacter pylori. Pengobatan terdiri dari satu macam

    atau lebih antibiotik dan obat untuk mengurangi atau menetralilsir asam lambung. Yang paling banyak digunakan

    adalah kombinasi bismut subsalisilat (sejenis sucralfate) dengan tetracyclin dan metronidazole atau amoxycillin.

    Kombinasi efektif lainnya adalah omeprazole dan antibiotik. Pengobatan ini bisa mengurangi gejala ulkus, bahkan

    jika ulkus tidak memberikan respon terhadap pengobatan sebelumnya atau jika ulkus sering mengalami

    kekambuhan.

    e. MisoprostolDigunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obat-obat anti peradangan non-steroid. Obat ini

    diberikan kepada penderita artritis yang mengkonsumsi obat anti peradangan non-steroid dosis tinggi. Tetapi obat

    ini tidak digunakan pada semua penderita artritis tersebut karena menyebabkan diare (pada 30% penderita).

    PEMBEDAHAN

    Jarang diperlukan pembedahan untuk mengatasi ulkus karena pemberian obat sudah efektif. Pembedahan terutama

    dilakukan untuk:

    http://wikiindonesia.org/wiki/Antagonishttp://wikiindonesia.org/wiki/Antagonishttp://wikiindonesia.org/wiki/Antagonis
  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    20/22

    a. Mengatasi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya prforasi, penyumbatan yang tidak memberikan responterhadap pemberian obat atau mengalami kekambuhan)

    a. 2 kali atau lebih perdarahan karena ulkusb. Ulkus gastrikum yang dicurigai akan menjadi ganasc. Ulkus peptikum yang berat dan sering kambuhan.Tetapi setelah dilakukan pembedahan, ulkus masih dapat kambuh dan dapat timbul masalah-masalah lain seperti

    pencernaan yang buruk, anemia dan penurunan berat badan.

    3.9. Komplikasi

    Perdarahan gastrointestinal adalah komplikasi yang paling umum. Perdarahan besar mendadak dapat mengancam

    jiwa. Ini terjadi ketika ulkus mengikis salah satu pembuluh darah.

    Perforasi (lubang di dinding) sering mengarah ke konsekuensi bencana. Erosi dinding gastro-usus oleh ulkus

    menyebabkan tumpahan isi perut atau usus ke dalam rongga perut. Perforasi pada permukaan anterior perut

    menyebabkan peritonitis akut, awalnya kimia dan kemudian bakteri peritonitis. Tanda pertama adalah sering nyeri

    perut tiba-tiba intens. Perforasi dinding posterior menyebabkan pankreatitis, sakit dalam situasi ini sering menjalar

    ke punggung.

    Penetrasi adalah ketika ulkus berlanjut ke organ-organ yang berdekatan seperti hati dan pankreas.

    Jaringan parut dan pembengkakan karena ulkus menyebabkan penyempitan di duodenum dan obstruksi

    lambung. Pasien sering menyajikan dengan muntah-muntah hebat.

    Kanker termasuk dalam diagnosis diferensial (dijelaskan oleh biopsi), Helicobacter pylori sebagai faktor

    etiologi sehingga 3 sampai 6 kali lebih mungkin mengembangkan kanker perut dari ulkus.

    3.10. Prgonosis dan pencegahan

    Dispepsia fungsional yang ditegakkan setelah pemeriksaan klinis dan penunjang yang akurat mempunyai prognosis

    yang baik.

    Pencegahan

    Diet merupakan peranan yang terpenting. Pada garis besarnya yang dipakai ialah cara pemberian diet seperti yang

    diajukan oleh Sippy 1915 hingga dikenal pula Sippys diet. Sekarang lebih dikenal dengan diet lambung yang sudah

    disesuaikan dengan masyarakat Indonesia. Dasar diet tersebut ialah makan sedikit dan berulang kali, makan

    makanan yang mengandung susu dalam porsi kecil. Jadi makanan yang dimakan harus lembek, mudah dicerna, tidak

    merangsang, dan kemungkinan dapat menetralisir HCl. Pemberiannya dalam porsi kecil dan berulang kali. Dilarangmakan pedas, asam, alkohol.

    4. Memahami dan menjelaskan sindrom dyspepsia

    4.1. Definisi

    Dyspepsia yaitu atau rasa nyeri yang berulang atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas . AGA (American

    Gastroenterological Association)

    4.2. Etiologi

    a. Esofago-gastro-duodenal

    tukak peptic, gastritis kronis, gastritis NSAID, keganasan

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    21/22

    b. Obat-obatan

    antiinflamasi non-steroid, teofilin, digitalis, antibiotic

    c. Hepato-Bilier

    hepatitis, kolesistitis, kolelotiasis, keganasan, disfungsi sfingter odii

    d. Pankreas

    pankreatitis, keganasan

    e. Penyakit sistemik lain

    DM, penyakit tiroid, gagal ginjal, kehamilan, penyakit jantung koroner / iskemik

    f. Gangguan fungsional

    Dispepsia funsional, irritable bowel syndrome

    4.3. Klasifikasi

    Sindroma dispepsia ini biasanya diderita sudah beberapa minggu atau bulan, yang sifatnya hilang timbul atau terus-

    menerus. Karena banyaknya penyebab yang menimbulkan kumpulan gejala tersebut, maka sindroma dispepsia

    dapat diklasifikasian menjadi (1) dispepsia organik dan (2) dispepsia non-organik atau dispepsia fungsional.

    a. Dispepsia organik

    Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun. Istilah

    dispepsia organik baru dapat digunakan bila penyebabnya sudah jelas, antara lain:

    Dispepsia tukak (ulcer-like dyspepsia). Keluhan penderita yang sering diajukan adalah rasa nyeri di ulu hati.Berkurang atau bertambahnya rasa nyeri ada hubungannya dengan makanan, pada tengah malam sering terbangun

    karena nyeri atau pedih di ulu hati. Hanya dengan pemeriksaan endoskopi dan radiologi dapat menentukan adanya

    tukak lambung atau di duodenum. Dispepsia bukan tukak. Mempunyai keluhan yang mirip dengan dispepsi tukak. Biasa ditemukan pada gastritis,duodenitis, tetapi pada pemeriksaan endoskopi tidak ditemukan tanda-tanda tukak.

    Refluks gastroesofageal. Gejala yang klasik dari refluks gastroesofageal yaitu rasa panas di dada dan regurgitasiasam, terutama setelah makan. Bila seseorang mempunyai keluhan tersebut disertai dengan keluhan sindroma

    dispepsia lainnya, maka dapat disebut sindroma dispepsia refluks gastroesofageal.

    Penyakit saluran empedu. Sindroma dispepsi ini biasa ditemukan pada penyakit saluran empedu. Rasa nyeridimulai dari perut kanan atas atau di ulu hati yang menjalar ke punggung dan bahu kanan.

    Karsinoma. Karsinoma dari saluran cerna sering menimbulkan keluhan sindroma dispepsia. Keluhan yang seringdiajukan adalah rasa nyeri di perut, kerluhan bertambah berkaitan dengan makanan, anoreksia, dan berat badan

    yang menurun.

    Pankreatitis. Rasa nyeri timbulnya mendadak, yang menjalar ke punggung. Perut dirasa makin tegang dankembung. Di samping itu, keluhan lain dari sindroma dispepsi juga ada.

    Dispepsia pada sindroma malabsorbsi. Pada penderita inidi samping mempunyai keluhan rasa nyeri perut,nausea, anoreksia, sering flatus, kembungkeluhan utama lainnya yang mencolok ialah timbulnya diare profus yang

    berlendir.

    Dispepsia akibat obat-obatan. Banyak macam obat yang dapat menimbulkan rasa sakit atau tidak enak di daerahulu hati tanpa atau disertai rasa mual, dan muntah, misalnya obat golongan NSAID (non steroid anti inflammatory

    drugs), teofilin, digitalis, antibiotik oral (terutama ampisilin, eritromisin), alkohol, dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu

    ditanyakan obat yang dimakan sebelum timbulnya keluhan dispepsia. Gangguan metabolisme. Diabetes melitus dengan neuropati sering timbul komplikasi pengosongan lambungyang lambat, sehingga timbul keluhan nausea, vomitus, perasaan lekas kenyang. Hipertiroidi mungkin menimbulkan

  • 7/31/2019 skenario 1 (ulkus peptikum)

    22/22

    keluhan rasa nyeri di perut dan vomitus, sedangkan hipotiroidi menyebabkan timbulnya hipomoltilitas lambung.

    Hiperparatiroidi mungkin disertai rasa nyeri di perut, nausea, vomitus, dan anoreksia.

    Etiologi Dispepsia Organik

    Esofago-gastro-duodenal

    Obat-obatan

    Hepatobilier

    Pancreas Penyakit sistemik lain

    Tukak peptik, gastritis kronis,

    gastritis NSAID, keganasan

    Antiinflamasi non-steroid, teofilin,

    digitalis, antibiotik

    Hepatitis, kolesistitis, kolelitiasis,

    keganasan, disfungsi sphincter Odii.

    Pankreatitis, keganasan

    Diabetes melitus, penyakit tiroid,

    gagal ginjal, kehamilan, penyakitjantung koroner atau iskemik

    b. Dispepsia non-organik/fungsional

    Dispepsia fungsional atau dispepsia non-organik merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik, tetapi

    merupakan kelainan dari fungsi saluran makanan. Yang termasuk dispepsia fungsional adalah:

    Dispepsia dismotilitas (dismotility-like dyspepsia)Pada dispepsia dismotilitas, umumnya terjadi gangguan motilitas, di antaranya: waktu pengosongan lambung

    lambat, abnormalitas kontraktil, abnormalitas mioelektrik lambung, refluks gastroduodenal. Penderita dengandispepsia fungsional biasanya sensitif terhadap produksi asam lambung yang meningkat.

    Kelainan psikis, stres, dan faktor lingkungan juga dapat menimbulkan dispepsia fungsional. Hal ini dapat dijelaskan

    kembali pada faal saluran cerna pada proses pencernaan yang mendapat mengaruh dari nervus vagus. Nervus vagus

    tidak hanya merangsang sel parietal secara langsung, tetapi memungkinkannya efek dari antral gastrin dan

    rangsangan lain dari sel parietal. Dengan melihat, mencium bau, atau membayangkan suatu makanan saja sudah

    terbentuk asam lambung yang banyak, yang mengandung HCl dan pepsin.