22
Skenario 5 Gigi taringku seperti vampir… Kelompok 2

Ske 5 Blok 9 Kel 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jj

Citation preview

Page 1: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Skenario 5

Gigi taringku seperti vampir…

Kelompok 2

Page 2: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Kelompok 2

• Selviana Rizky P• Derti Elevi S• Priyandi Wirawan• Soraya Fatimah• Noor Bintang R• Anggi Arieska F• Rizqan Maulana• Rizki Amalia• Agnesthesia Ruth S• Gusti M Perdana P• Rusdhari Rachman

Page 3: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Gigi taringku seperti vampir…Seorang laki-laki berusia 11 tahun datang

mengeluhkan kedua gigi taringnya terletak di gusi lebih tinggi dari gigi-gigi sebelahya, lalu dokter gigi memeriksa dan mennyimpulkan bahwa kedua caninusnya ektostem dan tidak ada tempat yang cukup untuk erupsi sempurna, relasi molar neutroklusi, keempat insisiv rahang atas normal, overjet 3mm dan overbite 2mm. Dokter gigi memperhatikan bahwa anak ini mempunyai lengkung rahang yang sempit tetapi ukuran geligi-geligi besar yang juga sama dengan yang dialami oleh orang tuanya yang kebetulan mengantarnya waktu itu. Melalui anamnesa orang tua diperoleh tidak ada kebiasaan buruk yang diderita anaknya.

Page 4: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Sasaran Belajar

1. Terapi2. Pengaruh gen3. Epidemiologi

Page 5: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Diagnosa

Maloklusi kelas I Angle disertai disharmoni dentomaksiler

Page 6: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Etiologi

• Herediter(Rahardjo, 2009)

Page 7: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Epidemiologi

• Wanita > Pria• 2% dari populasi • Caninus RA paling banyak ektopik

(prevalensi 0,92% - 4,30%)• DDM 60% - 65%• Palatal > Bukal

(Leonardi et al, 2010; Tamba, 2002)

Page 8: Ske 5 Blok 9 Kel 2

RELASI Molar

Relasi M2 RA dan RB decidui• Distal Step:

– Pertumbuhan differensiasi minimal kelas II

– Pergeseran mesial kelas II– Pertumbuhan mandibula ke depan edge to edge

(Rahardjo, 2009)

Page 9: Ske 5 Blok 9 Kel 2

• Flush terminal plane :- pertumbuhan differensiasi minimal edge to edge- pergeseran mesial edge to edge- pertumbuhan mandibula ke depan Kelas I

(Rahardjo, 2009)

Page 10: Ske 5 Blok 9 Kel 2

• Mesial step :– Pertumbuhan differensiasi minimal kelas I

– Pergeseran mesial kelas I– Pertumbuhan mandibula ke depan kelas III

(Rahardjo, 2009)

Page 11: Ske 5 Blok 9 Kel 2
Page 12: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Tanda klinis Disharmoni Dentomaksiler

• Pada fase gigi sulung– Tidak ada diastema fisiologis yang

secara umum dapat diduga bahwa kemungkinan besar akan terjadi gigi berdesakan bila gigi permanen telah erupsi.

(Rahardjo, 2009)

Page 13: Ske 5 Blok 9 Kel 2

•Pada fase gigi bercampur- Pada saat insisiv sentral permanen akan erupsi, gigi ini

akan meresorpsi akar insisiv sentral sulung dan insisiv lateral sulung secara bersamaan sehingga insisiv lateral sulung tanggal prematur.

- Insisiv sentral permanen tumbuh dalam posisi normal oleh karena mendapat tempat yang cukup. Bila letak insisiv sentral permanen tidak normal berarti penyebabnya bukan disharmoni dentomaksiler murni tetapi ada penyebab lain.

- Pada saat insisiv lateral erupsi ada dua kemungkinan yaitu:a. Insisiv lateral tumbuh normal, kaninus tumbuh ke bukalb. Insisiv lateral tumbuh ke palatal, kaninus tumbuh normal

(Rahardjo, 2009)

Page 14: Ske 5 Blok 9 Kel 2

• Pada fase gigi permanen- gigi kaninus ektostem (Rahardjo, 2009)

Page 15: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Pencegahan agar tidak terjadi ektostem

• Sering kontrol ke dokter gigi• Dilakukan pengontrolan sesuai

urutan dan umur erupsi gigi(Rahardjo,

2009)

Page 16: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Mekanisme terjadinya ektostem

• HerediterUkuran lengkung rahang dan gigi tidak harmonis / seimbang

• Variasi urutan erupsi gigi:- Gigi P2 yang erupsi lebih dulu daripada C sehingga

P2 mengisi tempat C untuk erupsi sempurna pada lengkung gigi.

- I2 erupsi meresorpsi akar C sulung sehingga C sulung tanggal prematur I2 tumbuh dalam letak normal sedangkan C permanen akan tumbuh di luar lengkung gigi.

(Rahardjo, 2009)

Page 17: Ske 5 Blok 9 Kel 2

pENGARUH gen

Genetik mempengaruhi terjadinya maloklusi. Sekitar 90% genetik mempengaruhi bentuk lengkung gigi

(Townsend et al, 1998)

Page 18: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Pemeriksaan penunjang

• Radiografi (Panoramik, oklusal)Untuk mengetahui posisi, ukuran dan bentuk benih gigi, urutan erupsi.

(Rahardjo, 2009)

Page 19: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Terapi

• Ekspansi• Pencabutan gigi P1 dilanjutkan

dengan perawatan orto (baik cekat maupun lepasan)

(Rahardjo, 2009)

Page 20: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Prognosa• Baik, karena masih dalam masa

pertumbuhan.

Page 21: Ske 5 Blok 9 Kel 2

Daftar Pustaka• Rahardjo, Pambudi. 2009. Ortodonti Dasar.

Surabaya: Airlangga University Press.• Leonardi, Rosalia, et al. Alignment of a Buccaly

Canine in the Late Mixed Dentition with a Modified Utility Arch: a Patient report. World Journal of Orthodontics. 2010; 11: 185-180

• Tamba, Babacar. 2002. Attitudes therapeutiques a une dyshharmonie dento maxillaire face par defaut en denture mixte. France: universite cheikh anta diop de dakar.

• Townsend, et al. Genetic aspect of dental disorder. Australian dental Journal, 1998: 43 (4).

Page 22: Ske 5 Blok 9 Kel 2