Ske 2 KKI =KEL 1=

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutor

Citation preview

  • Dunia Terasa SunyiPak Wahyu seorang laki-laki berusia 43 tahun, pekerja kasar pada pabrik pengolahan baja yang telah bekerja selama 20 tahun datang ke Rumah Sakit mengeluhkan pendengarannya yang dirasakan aneh. Selama ini dia merasa bisa berkomunikasi dengan orang disekitarnya. Pak Wahyu masih bisa menggunakan telepon, namun dia tidak bisa mendengarkan bunyi cicit anak ayam atau kicau burung peliharaanya. Selama ini telinganya tidak pernah mengalami infeksi atau mengalami otorhoe. Telinga juga tidak pernah mengalami otalgia.Pak Wahyu bekerja di pabrik pengolahan baja pada bagian produksi selama 8 jam setiap harinya selama 5 hari setiap minggu yang kadangkala menjalani kerja lembur sampai pukul 19.00 WIB. Keadaan tempat kerja cukup bising. Pak Wahyu tidak mengalami vertigo ataupun nistagmus, namun dia sering mengalami tinitus yang dirasakannya sepulang dari tempat kerja. Keadaan umum dan vital sign baik.

  • Laki-laki 43 tahunBekerja di pabrik pengolahan baja (bising)Pendengaran terasa anehBekerja selama 20 tahuninfeksi, otorea, otalgia, nistagmus, vertigo (-)Dapat berkomunikasi sebelumnyaTidak dapat mendengar cicit anak ayam & kicau burungTinitus (+)Bekerja selama 5 hari @ 8jam.Vital sign baik.

    Key Word

  • Otorhoe : sekret yang keluar dari liang telingaOtalgia : nyeri pada daerah telingaVertigo : perasaan berputar/bergerak pada seseorang atau benda disekitarnyaNistagmus : gerakan cepat bola mata secara involunter dapat horizontal, vertikal, berputar atau campuran.Tinitus : keluhan di telinga berbunyi dapat berupa suara berdengung yang dirasakan di telinga pada satu sisi atau pada kedua telinga.

    Klarifikasi Istilah

  • Bagaimanakah hubungan faktor resiko dengan keluhan yang dialami oleh pasien?Bagaimana patofisiologi dari keluhan yang dialami pasien?Bagaimana alur diagnosa, DD pada pasien?Bagaimana tindakan intervensi pada kasus?Bagaimana prognosa, komplikasi?

    Rumusan Masalah

  • Dengan lingkungan kerja yang bising (intensitas atau paparan, frekuensi, durasi, dan pola waktu) dapat menurunkan pendengaran secara kwantitatif dan kwalitatif. Dilakukan anamnesa, dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (audiogram, rine).Non medikamentosa, promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dari perkerjaan maupun dari individu.

    Hipotesa

  • Pelayanan kesehatan karyawan dan keluargaK3 pada gangguan pendengaran (karyawan)TinitusGangguan pendengaran secara umumGangguan pendengaran akibat bising : Trauma akustikPerubahan ambang pendengaran sementaraPerubahan ambang pendengaran permanen6. Penanggulangan Kesehatan Kerja

    Learning Objective

  • Tujuan pelayanan kesehatan karyawan & keluargaHanya menekan biaya kesehatan serendah-rendahnyaMenekan biaya pada sektor pembiayaan tertentu yang bisa dikendalikanMenekan biaya sekecil mungkin & memberi sedikit kebebasan pada hak karyawan dan keluarga, namun belum mengutamakan pola hidup sehat dan kepuasan konsumenMencapai kesejahteraan dgn dasar pola hidup sehat dan menggerakkan mereka u/ memanfaatkan fasilitas, sarana, dan kebijakan pelayanan kesehatan

  • Program pelayanan kesehatan bagi karyawan dan keluargaSistem bebas murniSistem bebas terkendaliSistem paket biaya kesehatanSistem asuransi kesehatanSistem pelayanan karyawan dan keluarga dengan paket pendekatan dokter keluarga yang terpadu

  • Sistem asuransi kesehatan

    kualitas pelayanan kesehatan &paradigma hidup sehat elum tercapai mis:Program K3 belum menjadi paket pelayananPaket pendektan dokter keluarga tidak dilakukan dan dievaluasi scr profesionalTidak adanya badan yang mengawasi kualitas pelayana kes. Shg konsumen cenderung dirugikan

  • Keberhasilan suatu program dpt dievaluasi dari berbagai sudut proses pelayanan kes.Aspek ekonomi dan biaya kes.Aspek kualitas pelayanan kes:Status kes. Karyawan & keluarga(mortalitas, morbiditas, cacat, & umur harapan hidup)Status upaya pelayanan kes berupa cakupan hasil keg. Pelayanan kes.Status lingkungan kerja, ygmeliputi:Perilaku hidup sehatLingkungan kerja & pemukimanTingkat kepuasan konsimen trhdp pel. Kes.

  • Perbandingan pelayanan D.K dgn D.P.U

    POKOK BAHASANDKDPUPengetahuanDokter umum dan kesehatan keluargaDokter umumObjekKeluargaPerorangantargetKeluarga sehatPengobatan individu yang sakitAcuan kualitas pelayananBerpegang pada standarisasi prosedur, terapi dan layananAudit internal & eksternal (+)Cenderung liberalAudit internal & eksternal (-)Pendekatan dokter dalam menangani penderitaLebih holistikKurang komprehensif , lebih individualOngkos dan efisien mencapai targetSangat efisienKurang efisien

  • Tempat pelayananServise point sesuai lkalisasi targetDitentukan keinginan dokterStruktur da fungsiTerkait dgn organisasi perusahaan & unsur plksanaan visi-misi perusahaanTidak harus terikatTujuan SDM dgn kualitas karyawan dan keluarga kinerja perusahaan malalui pelyanan kes. Yg efektif dan efisienIkut mencip. Image + perusahaan di mata masyarakatPromotif>preventifUpaya lebih terarah kearah tx individual tanpa harus terkait dengan kinerja perusahaanPosisi dokterBerdiri di tengan antara kepentingan perusahaan dgn karyawan dan keluargaCenderung memihak salah satu pihak

  • Konsep pendekatan dalam karyawan dan keluarga

    Karyawan keluargaUpaya kebijakan & tindakan yang ditujukan pd proses kerja & ergonomi yg dpt tmbulkan gang. Kes pd karyawanUpaya kebijakan & tindakan yang ditujukan pd berbagai kegiatan sehari-hari & anggota kel yg dpt tmbulkan gang. Kes pd keluarga

    Upaya kebijakan & tindakan yang ditujukan pd lingkungan kerja yg dpt tmbulkan gang. Kes pd karyawanUpaya kebijakan & tindakan yang ditujukan pd lingkungan pemukiman agar keluarga dapat hiduplbh sehat

    Upaya kebijakan & tindakan yang ditujukan pd individu/kelompok agar tidak jatuh sakit & bila sakit dpt diobati dan dirawat dgn cepat & tepatUpaya kebijakan & tindakan yang ditujukan pd individu anggota keluarga agar tidak jatuh sakit & bila sakit dapat diobati dan dirawat dgn cepat yg dpt tmbulkan gang. Kes pd keluarga

  • Upaya kebijakan administrasi dan manajemen yang ditujukan pd yg dpt mendukung keberhasilan keg. A, b, cUpaya kebijakan administrasi & manajemen yang ditujukan untuk mendukung keberhasilan kegiatan a, b, c.Upaya kebijakan yg ditujukan trhdp penerapan berbagai UU dan peraturan yg dpt mendukung kegiatan a, b, c, dan dUpaya kebijakan yg ditujukan trhdp penerapan berbagai UU dan peraturan yg dpt mendukung kegiatan a, b, c, dan d

  • PEMAHAMAN DOKTER KELUARGAMemahami berbagi faktor resiko akan timbulnya suatu masalah kesehatan pd komunitas & keluarga penderita

  • FAKTOR KETURUNANBerbagai penyakit yg terjadi pada anggota masyarakat sering tidak dpt dihindari karena tjd dan terbawa sejak dalam kandungan.Sehingga menghasilkan keturunan yg mewarisi kelainan antara lain : cacat bawaan , tendensi alergi , tendensi reaksi kejiwaan , penyakit kelainan darah dan penyakit keturunan lainnya .

  • FAKTOR LINGKUNGAN LINGKUNGAN FISIKPanas,dingin,getaran akan memicu masalah kesehatan pd musculokeletalUdara dingin & lembab akan memicu asma , sinusitis , infeksi saluran nafas dll.Sinar X , sina UV akan dapat memicu kankerDebu akan memicu tdnya silikosis , iritasi sluran napasPerubahan tekanan udara akan dpt menyebabkan nyeri pd persendian , Gg.pendengaran

  • LINGKUNGAN KIMIADampak kesehatan yg ditimbulkan oleh bahan kimia ini dpt tjd sekitar 20-50 tahun setelah terpapar shg hal ini cukup menyulitkan melacak bahan kimia yg menyebabkan masalah kesehatanny.

  • LINGKUNGAN BIOLOGIGg.Kesehatan akibat jamur (cth : pd alat pendingin ruangan)dpt memberikan manifestasi berupa gejala serupa influensa , pusing , mual , sulit tidur , kadang disertai sesak napas pd ekstrinsik alergi alveoloitis

  • LINGKUNGAN EKONOMIPada strata ekonomi menengah tinggi masalah kesehatan yg timbul : seringkali diakibatkan kelebihan gizi , kolesterol tinggi , stress pskologis.Karena pergeseran pola kehidupan modern yg dpt memicu penyakit kencing manis , hipertensi , Gg.ginjal dsb.

  • LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYAKarena pergeseran pola hidup dan transisi lingkungan Pergeseran ini dpt mengakibatkan berbagai masalah kesehatan antara lain : penyakit menular seksual , penyalahgunaan obat dan kecelakaan pd remaja.

  • FAKTOR PERILAKUPerilku hidup sehat dpt dimulai dgn mendapatkan sebanyak mungkin pengetahuan ttg cara hidup sehat dan timbulnya berbagai macam penyakit.Contoh kebiasaan hidup sehat :Spiritual , falsafah hidup beragama yg baik & benarMakan & minum yg baik scr kuantitatif & kualitatifOlahraga teraturKebiasaan tidur teraturUpaya melindungi diri dr berbagai ancaman kesehatan (imunisasi)Pmx kesehatan berkala

  • FAKTOR PELAYANAN KESEHATANKUALITAS PELAYANAN KESEHATAN KEADAAN EKONOMI KEADAAN SOSIAL BUDAYAPSIKOLOGI dr penderita tsbSelain memperhatikan pelayanan medis

  • STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN KERJA LANGKAH IPada lingkup keluargaPada lingkup pekerjaan mengetahui segala kegiatan fisisk dan psikologis anggota keluarga shg dpt diperkirakan berbagai faktor yg berhubungan dgn setiap masalah kesehatan yg dialami mengetahui segala kegiatan produksi sejak awal hingga akhir meliputi : bahan baku , cara produksi , bahan samping , ergonomic kerja shg dpt dilakukan pengendalin thdp faktor2 yg dapat menganggu kesehatan karyawan.

  • LANGKAH IIDengan memperhatikan faktor lingkungan (meliputilingkungan keluarga & lingkungan kerja)Mengidentifikasi lingkungan fisiik perumahan agar dpt menilai dan memberikan advis sehubungan dgn kesehatanMelakukan pengukuran terhadap kandungan bahan berbahaya pada kesehatan serta memberikan advi perbaikany scr berkalaMelakukan pemantauan terhadap sarana kebersihan lingkungan dan keselamatan kerja

  • LANGKAH IIIMelalui upaya pelayanan kesehatan terhadap karyawan dengan memperhatikan tingkatan pencegahan

  • Penaganan kesehatan kerja dilakukan dgn memperhatikan segaa bentuk kebijakan pimpinan perusahaan yg dapat mendukung langkah I , II , III

  • LANGKAH VPada langkah ini masalah kesehatan kerja dilakukan melalui upaya pelaksanaan dgn berdasarkan pada segala macam perundangan dan peraturan yg bertujuan melindungi karyawan agar sehat dan sejahtera.

  • DefinisiKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jaminan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut dapat mengancam dirinya yang berasal dari individu sendiri dan lingkungan kerjanya

  • Indikator K3a. Faktor manusia/pribadi (personal factor)Faktor manusia disini meliputi, antara lain kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan/ keahlian, dan stres serta motivasi yang tidak cukup.b. Faktor kerja/ lingkungan.Meliputi, tidak cukup kepemimpinan dan pengawasan, pembelian/pengadaan barang, perawatan, standar-standar kerja dan penyalahgunaan.

  • Tujuan K3Mengontrol semua resiko dan potensi kecelakaan yang menghasilkan kecelakaan dan kerusakanMencegah kecelakaanMenghindari kerugian harta benda dan nyawaKerugian bagi perusahaan (cost)

  • Aspek-aspek K3a. Lingkungan kerjaLingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan dalam beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, seperti ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.b. Alat kerja dan bahanAlat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang alat-alat kerja sangatlah vital yang digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi dan disamping itu adalah bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang.

  • c.Cara melakukan pekerjaanSetiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan yang berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua aktifitas pekerjaan, misalnya menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan pelindung diri secara tepat dan mematuhi peraturan penggunaan peralatan tersebut dan memahami cara mengoperasionalkan mesi

  • a. Beban kerja.Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perludiperhatikan.b. Kapasitas kerja.Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.c.Lingkungan kerja.Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun psikososial. Faktor-faktor yang mempengaruhi K3

  • Tahapan Manajemen K3Membuat kebijakan K3Membentuk timPelatihan dasarMengidentifikasi dan menilai resiko bahayaMenetapkan pengendalian operasionalMenetapkan dan menerapkan prosedur untuk mengidentifikasi persyaratan-persyaratan K3Menetapkan sasaran dan programMenyediakan infrastruktur dan teknologi yang diperlukan untuk penerapan sistem manajemen K3

  • Menetapkan tanggung jawab dan wewenangMenunjuk Management Representative (MR)Mengembangkan kompetensi yang diperlukan, baik lewat pelatihan ataupun melalui cara lainMenetapkan dan menerapkan prosedur untuk mengembangkan kesadaran K3Menetapkan dan menerapkan prosedur komunikasi internal dan eksternal terkai K3Menetapkan prosedur untuk mengembangkan keterlibatan karyawan dan konsultasiPenyusunan manual K3Menetapkan dan menerapkan prosedur pengendalian dokumenMenetapkan dan menerapkan prosedur untuk mengidentifikasi keadaan darurat

  • Menetapkan dan menerapkan prosedur pemantauan dan pengkuran kinerja K3Menetapkan dan menerapkan prosedur untuk mengevaluasi pemenuhan persyaratan-persyaratan terkait K3Menetapkan dan menerapkan prosedur untuk investigasi insidenMenetapkan prosedur tindakan koreksi dan pencegahanMenetapkan dan menerapkan prosedur pengendalian catatanMenetapkan dan menerapkan prosedur audit internal K3Melakukan tinjauan manajemen

  • *

    - PERATURAN PERUNDANGANPelaksanaan uu yang ada ~ k3- STANDARISASIProsesLingkunganProgram pada karyawan (usaha - usaha k3)System menejemen ( 5 komponen menejemen k3)- INSPEKSI/ PEMERIKSAANFACTORY VISIT :- Hazard identifikasi-Job safety observation-Job safety analisis-Investigasi kecelakaan-Evaluasi kebijakan

    Pencegahan Kecelakaan Kerja

  • TinnitusDefinitionClassificationObjective tinnitus pulsatile Subjective tinnitusTheoriesEvaluationTreatment

  • IntroductionTinnitus -The perception of sound in the absence of external stimuli.Tinnere means ringing in LatinIncludes Buzzing, roaring, clicking, pulsatile sounds

  • TinnitusMay be perceived as unilateral or bilateralOriginating in the ears or around the headFirst or only symptom of a disease process or auditory/psychological annoyance

  • Tinnitus

    40 million affected in the United States10 million severely affectedMost common in 40-70 year-oldsMore common in men than women

  • ClassificationObjective tinnitus sound produced by paraauditory structures which may be heard by an examiner

    Subjective tinnitus sound is only perceived by the patient (most common)

  • Tinnitus

    Pulsatile tinnitus matches pulse or a rushing sound Possible vascular etiologyEither objective or subjectiveIncreased or turbulent bloodflow through paraauditory structures

  • Objective -Pulsatile tinnitusArteriovenous malformationsVascular tumorsVenous humAtherosclerosisEctopic carotid arteryPersistent stapedial arteryDehiscent jugular bulbVascular loopsCardiac murmursPregnancyAnemiaThyrotoxicosisPagets diseaseBenign intracranial hypertension

  • Arteriovenous malformationsCongenital lesionsOccipital artery and transverse sinus, internal carotid and vertebral arteries, middle meningeal and greater superficial petrosal arteriesMandibleBrain parenchymaDura

  • Arteriovenous malformationsPulsatile tinnitusHeadachePapilledemaDiscoloration of skin or mucosa

  • Vascular tumorsGlomus tympanicumParaganglioma of middle ear Pulsatile tinnitus which may decrease with ipsilateral carotid artery compressionReddish mass behind tympanic membrane which blanches with positive pressureConductive hearing loss

  • Vascular tumorsGlomus jugulareParaganlioma of jugular fossaPulsatile tinnitusConductive hearing loss if into middle earCranial neuropathies

  • Venous humBenign intracranial hypertensionDehiscent jugular bulbTransverse sinus partial obstructionIncreased cardiac output from PregnancyThyrotoxicosisAnemia

  • Benign Intracranial HypertensionYoung, obese, female patientsHearing lossAural fullnessDizzinessHeadachesVisual disturbancePapilledema, pressure >200mm H20 on LP

  • Benign Intracranial HypertensionSismanis and Smoker 1994100 patients with pulsatile tinnitus42 found to have BIH syndrome16 glomus tumors15 atherosclerotic carotid artery disease

  • BIH SyndromeTreatmentWeight lossDiureticsSubarachnoid-peritoneal shuntGastric bypass for weight reduction

  • Muscular Causes of TinnitusPalatal myoclonusClicking soundRapid (60-200 beats/min), intermittentContracture of tensor palantini, levator palatini, levator veli palatini, tensor tympani, salpingopharyngeal, superior constrictorsMuscle spasm seen orally or transnasallyRhythmic compliance change on tympanogram

  • MyoclonusPalatal myoclonus associations:Multiple Sclerosis and other degenerative neurological disordersSmall vessel diseaseTumors

    treatments: muscle relaxants, botulinum toxin injection

  • Stapedius Muscle SpasmIdiopathic stapedial muscle spasmRough, rumbling, crackling soundExacerbated by outside soundsBrief and intermittentMay be able to see tympanic membrane movementTreatments: avoidance of stimulants, muscle relaxants, sometimes surgical division of tensor tympani and stapedius muscles

  • Patulous Eustachian Tube

    Eustachian tube remains open abnormallyOcean roar soundChanges with respirationLying down or head in dependent position provides relief

  • Patulous Eustachian TubeTympanogram will show changes in compliance with respirationSignificant weight loss, radiation to the nasopharynxPrevious treatments: caustics, mucosal irritants, saturated solution of potassium iodide, Teflon or gelfoam injection around torus tubarius

  • Subjective TinnitusMuch more common than objectiveUsually nonpulsatile

    PresbycusisNoise exposureMenieres diseaseOtosclerosisHead traumaAcoustic neuromaDrugsMiddle ear effusionTMJ problemsDepressionHyperlipidemiaMeningitisSyphilis

  • Conductive hearing lossConductive hearing loss decreases level of background noiseNormal paraauditory sounds seem amplifiedCerumen impaction, otosclerosis, middle ear effusion are examplesTreating the cause of conductive hearing loss may alleviate the tinnitus

  • Other subjective tinnitusPoorly understood mechanisms of tinnitus productionAbnormal conditions in the cochlea, cochlear nerve, ascending auditory pathways, auditory cortexHyperactive hair cells Chemical imbalance

  • CNS MechanismsReorganization of central pathways with hearing loss (similar to phantom limb pain)Disinhibition of dorsal cochlear nucleus with increase in spontaneous activity of central auditory system

  • Neurophysiologic ModelProposed by JastreboffResult of interaction of subsystems in the nervous systemAuditory pathways playing a role in development and appearance of tinnitusLimbic system responsible for tinnitus annoyanceNegative reinforcement enhances perception of tinnitus and increases time it is perceived

  • Role of DepressionDepression is more prevalent in patients with chronic tinnitus than in those without tinnitusFolmer et al (1999) reported patients with depression rated the severity of their tinnitus higher although loudness scores were the sameWhich comes first, depression or tinnitus?

  • Drugs that cause tinnitusAntinflammatoriesAntibiotics (aminoglycosides)Antidepressants (heterocyclines)

    AspirinQuinineLoop diureticsChemotherapeutic agents (cisplatin, vincristine)

  • Evaluation - HistoryCareful historyQualityPitchLoudnessConstant/intermittentOnsetAlleviating/aggravating factors

  • Evaluation - HistoryInfectionTraumaNoise exposureMedication usageMedical historyHearing lossVertigoPainFamily historyImpact on patient

  • Evaluation Physical ExamComplete head & neck examGeneral physical examOtoscopy (glomus tympanicum, dehiscent jugular bulb)Search for audible bruit in pulsatile tinnitusAuscultate over orbit, mastoid process, skull, neck, heart using bell and diaphragm of stethoscopeToynbee tube to auscultate EAC

  • Evaluation Physical ExamLight exercise to increase pulsatile tinnitusLight pressure on the neck (decreases venous hum)Valsalva maneuver (decrease venous hum)Turning the head (decrease venous hum)

  • Evaluation - AudiometryPTA, speech descrimination scores, tympanometry, acoustic reflexesPitch matchingLoudness matchingMasking level

  • Evaluation - AudiometryVascular or palatomyoclonus induced tinnitus graph of compliance vs. timePatulous Eustachian tube changes in compliance with respirationAsymmetric sensorineural hearing loss or speech discrimination, unilateral tinnitus suggests possible acoustic neuroma - MRI

  • From: Tyler RS, Babin RW. Tinnitus. In: Cummings CW, ed. Otolaryngology-Head and Neck Surgery, second edition. St. Louis, Mosby-Year Book, 1993:3032.

  • Laboratory studiesAs indicated by history and physical examPossibilities include:HematocritFTA absorption testBlood chemistriesThyroid studiesLipid battery

  • ImagingPulsatile tinnitusReviewed by Weissman and Hirsch (2000)Contrast enhanced CT of temporal bones, skull base, brain, calvaria as first-line studySismanis and Smoker (1994) recommended CT for retrotympanic mass, MRI/MRA if normal otoscopy

  • Glomus tympanicum bone algorithm CT scan best shows extent of massMay not be able to see enhancement of small tumorTumor enhances on T1-weighted images with gadolinium or on T2-weighted images

  • Glomus TympanicumFrom: Weissman JL, Hirsch BE. Imaging of tinnitus: a review. Radiology 2000;216:343.

  • Glomus TympanicumFrom: Weissman JL, Hirsch BE. Imaging of tinnitus: a review. Radiology 2000;216:343.

  • ImagingGlomus jugulareErosion of osseous jugular fossaEnhance with contrast, may not be able to differentiate jugular vein and tumorEnhance with T1-weighted MRI with gadolinium and on T2-weighted imagesCharacteristic salt and pepper appearance on MRI

  • Glomus jugulareFrom: Weissman JL, Hirsch BE. Imaging of tinnitus: a review. Radiology 2000;216:344.

  • Glomus jugularesalt and pepper appearanceFrom: Weissman JL, Hirsch BE. Imaging of tinnitus: a review. Radiology 2000;216:344.

  • ImagingArteriovenous malformations readily apparent on contrasted CT and MRINormal otoscopic exam and pulsatile tinnitus may be dural arteriovenous fistulaOften invisible on contrasted CT and MRI/MRAAngiography may be only diagnostic test

  • ImaginingShin et al (2000)MRI/MRA initially if subjective pulsatile tinnitusAngiography if objective with audible bruit in order to identify dural arteriovenous fistula

  • ImagingOther contrast enhanced CT diagnosesAberrant carotid arteryDehiscent carotid arteryDehiscent jugular bulbPersistent stapedial arterySoft tissue on promontoryEnlargement of facial nerve canalAbsence of foramen spinosum

  • Persistent Stapedial ArteryFrom: Araujo MF et al. Radiology quiz case I: persistent stapedial artery. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 2002;128:456.

  • ImagingAcoustic NeuromaUnilateral tinnitus, asymmetric sensorineural hearing loss or speech descrimination scoresT1-weighted MRI with gadolinium enhancement of CP angle is study of choiceThin section T2-weighted MRI of temporal bones and IACs may be acceptable screening test

  • Acoustic NeuromaFrom: Weissman JL, Hirsch BE. Imaging of tinnitus: a review. Radiology 2000;216:348.

  • Acoustic NeuromaFrom: Weissman JL, Hirsch BE. Imaging of tinnitus: a review. Radiology 2000;216:348.

  • ImagingBenign intracranial hypertensionMRISmall ventriclesEmpty sella

  • BIH Empty SellaSismanis A, Smoker W. Pulsatile tinnitus: recent advances in diagnosis. Laryngoscope 1994;104:685.

  • TreatmentsMultiple treatmentsAvoidance of dietary stimulants: coffee, tea, cola, etc.Smoking cessationAvoid medications known to cause tinnitusReassuranceWhite noise from radio or home masking machine

  • Treatments - MedicinesMany medications have been researched for the treatment of tinnitus:Intravenous lidocaine suppresses tinnitus but is impractical to use clinicallyTocainide is oral analog which is ineffectiveCarbamazepine ineffective and may cause bone marrow suppression

  • Treatments - MedicinesAlprazolam (Xanax)Johnson et al (1993) found 76% of 17 patients had reduction in the loudness of their tinnitus using both a tinnitus synthesizer and VAS (dose 0.5mg-1.5 mg/day)Dependence problem, long-term use is not recommended

  • Treatments - MedicinesNortriptyline and amitriptylineMay have some benefitDobie et al reported on 92 patients 67% nortriptlyine benefit, 40%placeboGinko bilobaExtract at doses of 120-160mg per day Shown to be effective in some trials and not in othersNeeds further study

  • TreatmentsHearing aids amplification of background noise can decrease tinnitusMaskers produce sound to mask tinnitusTinnitus instrument combination of hearing aid and masker

  • TreatmentsTinnitus Retraining TherapyBased on neurophysiologic modelCombination of masking with low level broadband noise for several hours per day and counseling to achieve habituation of the reaction to tinnitus and perception of the tinnitus itself

  • TreatmentsElectrical stimulation of the cochleaTranscutaneous, round window, promontory stimulation have all been triedDirect current can cause permanent damageSteenersen and Cronin have used transcutaneous stimulation of the auricle and tragus decreasing tinnitus in 53% of 500 patients

  • TreatmentsCochlear implantsHave shown some promise in relief of tinnitusIto and Sakakihara (1994) reported that in 26 patients implanted who had tinnitus 77% reported either tinnitus was abolished or suppressed, 8% reported worsening

  • TreatmentsSurgeryUsed for treatment of arteriovenous malformations, glomus tumors, otosclerosis, acoustic neuromaSome authors have reported success with cochlear nerve section in patients who have intractable tinnitus and have failed all other treatments, this is not widely accepted

  • TreatmentsBiofeedbackHypnosisMagnetic stimulationAcupunctureConflicting reports of benefit

  • ConclusionsTinnitus is a common problem with an extensive differentialNeed to identify medical process if involvedPulsatile/Nonpulsatile is important distinctionWill only become more common with aging of our populationResearch into mechanism and treatments is needed to better help our patients

  • Definisi ...Penyakit akibat kerja adalah penyakit yg mempunyai penyebab yg spesifik atau asosiasi yg kuat dengan pekerjaan yg umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah di akui

  • Dua elemen pokok identifikasi penyakit akibat kerja:Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakitAdanya fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi daripada masyarakat umum

  • Penyebab Penyakit akibat kerja dapat dibagi 5 golongan:FisikKimiaBiologiFisiologiPsikososial

  • Gangguan Pendengaran Akibat BisingGangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NIHL) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja

    Bising yang intensitasnya 85 desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor pendengaran Corti pada telinga dalam

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan kebisingan 1. Intensitas kebisingan 2. Frekwensi kebisingan 3. Lamanya waktu pemaparan bising 4. Kerentanan individu 5. Jenis kelamin 6. Usia 7. Kelainan di telinga tengah

  • Intensitas dan waktu paparan bising yang diperkenankan

    Intensitas bising (dB)Waktu paparan per hari dalam jam8587,5 9092,5 95100105110 8643211/4

  • Pengaruh Kebisingan pada PendengaranAdaptasi Peningkatan ambang dengar sementaraPeningkatan ambang dengar menetap

  • Secara umum efek kebisingan terhadap pendengaran dapat dibagi atas 2 kategori:Noise Induced Temporary Threshold Shift (NITTS) Noise Induced Permanent Threshold Shift (NIPTS)

  • GANGGUAN PENDENGARAN

    Kelainan telinga dapat menyebabkan tuli konduktif, tuli sensorineural, atau tuli campur.

    *Frieska L

    Frieska L

  • TULI KONDUKTIF

    Tuli konduktif : kelainan di telinga luar atau telinga tengah. Contoh pd telinga luar: atresia liang telinga, sumbatan serumen, osteoma liang telinga.Contoh pd telinga tengah : otitis media, tuba katar, otosklerosis, dislokasi tulang pendengaran.

    *Frieska L

    Frieska L

  • TULI SENSORINEURAL

    Dibagi atas tuli sensorineural koklea dan retrokoklea .tuli sensorineural koklea : aplasia, labirintis, intoksikasi obat ototoksik atau alkohol. Dapat juga disebabkan tuli mendadak, trauma akustik, dan pemaparan bising.tuli sensorineural retrokoklea : neuroma akustik, cedera otak, perdarahan otak, dll.

    *Frieska L

    Frieska L

  • PEMERIKSAAN PENDENGARAN

    Dilakukan secara kualitatif dg garputala; danDilakukan secara kuantitatif dg audiometer*Frieska L

    Frieska L

  • PEMERIKSAAN KUALITATIF

    Tes penalaTes rinneTes weberTes schwabach*Frieska L

    Frieska L

  • PEMERIKSAAN KUANTITATIF

    Audiometri:Dari audiogram dpt dilihat apakah pendengaran normal atau tuli, kemudian jenis dan derajat ketuliannya.Derajat ketulian dihitung dg indeks Fletcher, yaitu rata2 ambang pendengaran pd frekuensi 500, 1000, dan 2000 Hz.Pd interpretasi harus ditulis telinga yg mana, apa jenis ketuliannya, dan bagaimana derajat ketuliannya.*Frieska L

    Frieska L

  • LANJUTAN,,,,

    Utk membedakan tuli koklea dan tuli retrokoklea diperlukan pemeriksaan audiologi khusus yg terdiri dari:Audiometri khusus (tes tone decay, SISI, Audiometri tutur, Tes Alternate Binaural Loudness Balance)Audiometri obyektif (audiometri impedans, elektrokokleografi, BERA)Pemeriksaan tuli anorganik (tes Stenger, audiometri nada murni secara berulang, impedans)Audometri anak

    *Frieska L

    Frieska L

  • TES PENALA

    Idealnya dipakai garpu tala 512, 1024 dan 2048 Hz. Bila tidak mungkin, cukup dipakai 512 Hz karena tidak terlalu dipengaruhi suara bising.*Frieska L

    Frieska L

  • TES RINNE

    Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara dan tulang telinga yg diperiksa.

    Cara: penala digetarkan dan tangkainya diletakkan di prosesus mastoideus, setelah tidak terdengar, penala dipegang didepan telinga 2 cm. Bila masih terdengar, disebut Rinne positif, bila tidak, disebut Rinne negatif. Dalam keadaan normal, hantaran melalui udara lebih panjang daripada hantaran tulang.*Frieska L

    Frieska L

  • TES WEBER

    Tujuan: membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan kanan.

    Cara : penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di garis tengah dahi/kepala. Bila bunyi terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut lateralisasi ke telinga tsb. Bila terdengar sama keras atau tdk terdengar disebut tidak ada lateralisasi.Bila pada telinga yg sakit berarti terdapat tuli konduktif.Bila sebaliknya, berarti pd telinga yg sakit terdapat tuli sensorineural.*Frieska L

    Frieska L

  • TES SCHWABACH

    Tujuan: membandingkan hantaran tulang orang yg diperiksa dg pemeriksa yg pendengarannya dianggap normal.

    Cara : penala digetarkan, tangkai penala diletakkan pd prosesis mastoideus sampai tidak terdengar bunyi kemudian dipindahkan ke prosesus mastoideus telinga pemeriksa. Bila masih mendengar, disebut memendek atau tuli saraf, bila pemeriksa tdk dapat mendengar, disebut memanjang atau tuli konduktif.bila pasien masih mendengar, disebut memanjang atau tuli konduktif.*Frieska L

    Frieska L

  • *Frieska L

    TES RINNETES WEBERTES SCHWABACHDIAGNOSISPositifTidak ada lateralisasiSama dg pemeriksanormalNegatifLateralisasi ke telinga yg sakitmemanjangTuli konduktifPositifLateralisasi ke telinga yg sehatmemendekTuli sensorineural

    Frieska L

  • Trauma akustik Trauma akustik adalah terjadi kerusakan organik telinga akibat adanya energi suara yang sangat besar

  • Segera setelah terjadi pemaparan bising yang mendadak dan merusak, sel-sel jaringan telinga dalam mengalami trauma, degenerasi, dan atau perbaikan. Paparan bising pada fase akut dengan intensitas paparan 140dB atau lebih, menyebabkan trauma segera dan seketika itu terjadi kurang pendengaran

  • Energi suaraMelampaui kemampuan fisiologis telinga dalamGangguan kemampuan meneruskan getaran ke organ cortiBisa terjadi kerusakan berupa pecahnya gendang telinga, kerusakan tulang pendengaran atau organ cortiKehilangan pendengaran unilateral dan bilateral

  • Etiologi

  • Pada keadaan ini terjadi kenaikan nilai ambang pendengaran secara sementara setelah adanya pajanan terhadap suara dan bersifat reversibel. Untuk menghindari kelelahan auditorik, maka ambang pendengaran diukur kembali 2 menit setelah pajanan suara. Noise-Induced Temporary Threshold Shift (Gangguan Pendengaran Ambang Sementara)

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pergeseran nilai ambang pendengaran :level suara, durasi pajanan, frekuensi yang diuji, spektrum suara, dan pola pajanan temporal, serta faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, status kesehatan, obat-obatan (beberapa obat dapat bersifat ototoksik sehingga menimbulkan kerusakan permanen), dan keadaan pendengaran sebelum pajanan.

  • Tuli mendadak (sudden deafness) ialah tuli yang terjadi secara tiba-tiba,dimana kehilangan pendengaran 30 dB atau lebih pada 3 frekuensi audiometrik yang berdekatan dan telah berlangsung selama kurang dari 3 hari.

  • EtiologiTerdapat beberapa faktor yang menyebabkan ketulian mendadak, tapi sebagian besar kasus rata-rata idiopatik. Dilaporkan pula etiologi dari ketulian mendadak hanya dapat ditegakkan pada 10 % kasus tersebut. Dugaan penyebab ketulian mendadak idiopatik antara lain infeksi virus, imunologis, kelainan vaskuler dan ruptur membran intra troklearis.

  • Gejala KlinisTimbulnya tuli pada iskemia kokhlea dapat bersifat mendadak atau menahun secara tidak jelas. Kadang-kadang bersifat sementara atau berulang dalam serangan, tetapi biasanya menetap. Tuli yang bersifat sementara biasanya tidak berat dan tidak berlangsung lama kemungkinan ada perubahan yang menetap akan terjadi sangat cepat. Tuli dapat unilateral atau bilateral, dapat disertai dengan tinitus atau vertigo. - Pada infeksi virus, timbulnya tuli mendadak biasanya pada satu telinga, dapat disertai dengan tinnitus dan vertigo.

  • DiagnosisPada anamnesis baru sembuh dari penyakit virus tersebut. Pada pemeriksaan klinis tidak terdapat kelainan telinga.Pemeriksaan pendengaran - Audiologi : Suatu pemeriksaan audiologi : audiometrik tutur, refleks akustikus untuk menentukan penyakit retrokokhlearis dibutuhkan beberapa pasien yang mengalami ketulian asimetris yang progresif. -Tes Penala : Rinne positif, weber lateralisasi ketelinga yang sehat, schwabach memendek. Kesan : tuli sensorineural. Audiometrik nada murni : Tuli sensorineural ringan sampai berat

  • - Tes Keseimbangan ENG ( electro nystagmography): Mungkin terdapat paresis kanal. Disfungsi vestibuler biasanya timbul setelah pasien dalam keadaan stabil, pada keadaan ini diperlukan adanya penilaian ENG. - Pemeriksaan Gambar/foto : CT-Scan yang mempunyai resolusi tinggi dilakukan apabila terdapat malformasi kongenital dari tulang temporal. Standar penggunaan saat ini yang dipakai adalah MRI. Apabila MRI dapat menunjukkan ketulian mendadak sebagai akibat suatu proses inflamasi (berhubung dengan labirin), maka penggunaan secara rutin akan memerlukan biaya yang besar.

  • Diagnosis BandingInfeksiNeoplasmaTraumaOtotoksik

  • PengobatanTirah baring (total bed rest), istirahat fisik dan mental selama dua minggu untuk menghilangkan atau mengurangi stress yang besar pengaruhnya pada keadaan kegagalan neurovaskuler. Obat vasodilator : asodilator dapat memperbaiki suplai darah ke koklea, mencegah terjadinya hipoksia. Obat anti Inflamasi Kortikosteroid obat anti inflamasi yang digunakan untuk mengobati ketulian sensorineural mendadak idiopatik.Obat Anti Virus Asiklovir dan Amantadin dibatasi penggunaannya pada pengobatan ketulian sensorineural mendadak idiopatik, hanya pada etiologi virus.

  • Suatu gangguan akibat pembengkakan rongga endolimfatik menyebabkan ketulian yang berubah-ubah dengan suatu tinitus rendah.Serangan dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Ketulian biasanya sementara, namun dapat menetap setelah masa-masa ketu;ian yang lebih lama.

  • EtiologiPenambahan volume endolimfa diperkirakan adanya gangguan biokimia cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membran labirin.

  • PatosiologiDisebabkan hidrops endolimfa pada koklea dan vestibulum. Hidrops terjadi mendadak dan hilang timbul, diduga disebabkan : tekanan hidrostatikBerkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler tekanan osmotik diruang ekstrakapiler dalam kapilerSumbatan pada jalan keluar sakus endolimfatikus.

  • Gejala KlinisTrias :VertigoTinitusTuli sensorial terutama nada rendah

  • DiagnosisAnamnesa :Adanya vertigo hilang timbulFluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sarafPemeriksaan :Tes gliserin membuktikan adanya hidrops dan menentukan prognosis tindakan operatif pada pembuatan shunt.

  • PengobatanAwal diberikan obat simtomatik (sedatif, dan bila diperlukan dapat diberikan anti muntah).Obat vasodilator perifer Obat anti iskemiaRehabilitatif : dengan melatih sistem vestibuler.- vertigo : dapat diatasi dengan latihan yang teratur dan baik.

  • PENGERTIANKecelakaan kerja suatu kejadian yg tidak diharapkan / disengaja / direncanakan / diinginkan yg berkaitan dengan kerja yakni sbg akibat kerja / pd waktu melaksanakan pekerjaan yg termasuk dlm perjalanan menuji / pulang dr tempat kerja yg mengacaukan proses yg teloah diatur dari suatu aktivitas.

  • TEORI TENTANG PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAANTEORI KECENDERUNGAN BELAKATEORI TIGA FAKTOR UTAMATEORI DUA FAKTOR UTAMATEORI FAKTOR MANUSIA

  • 2 PENYEBAB :PENYEBAB DASAR :Faktor manusia/pribadiFaktor kerja/lingkungan

    PENYEBAB LANGSUNG :Kondisi berbahaya / kondisi yg tidak standard yaitu tindakan yg akan menyebabkan kecelakaan.Tindakan berbahaya / tindakan-tindakan yg tidak standard yaitu tungkah laku, tindak-tanduk/perbuatan yg akan menyebabkan kecelakaan.

  • METODE PENCEGAHAN KECELAKAANMemperhatikan proses produksiMemperhatikan lingkungan kerjaMemberikan pelayanan kesehatan pada pekerjaManajemen yang berimbangPenerapan peraturan dan undang-undang

  • Utk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sebelumnya harus dimulai :dari pengenalan bahaya ditempat kerjaEstimasitiga langkah pengendaliandlm pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi keberadaan bahaya ditempat kerjaMemutuskan pengaruh bahaya

  • CARA PENGENDALIANPengendalian teknik : mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan,menggunkan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.Pengendalian administrasi : mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda-tanda peringatan, membuat daftar bahan-bahan bangunan yang aman, melakukan pelatihan sistem penanganan darurat.Pengendalian kesehatan : melakukan pemeriksaan kesehatan

  • ANALISIS MASALAHSebab utama masalahTingkat kekerapanLokasi kejadianKaitannya dengan manusia dan kondisiPemilihan/penetapan alternatif pemecahanPelaksanaan

  • JOB SAFETY ANALYSISSarana u/ para pekerja agar berhati-hati dalam mempelajari dan merekam setiap langkah dari pekerjaan, mengidentifikasi bahaya pekerjaan yang ada atau yang berpotensi (baik keselamatan dan kesehatan) dan menentukan cara terbaik untuk mengurangi atau menghilangkan bahayaTujuan : menganalisa dan memberikan informasi tentang pembentukan prosedur keselamatan kerja yang efektif u/ mengidentifikasi dan menghilangkan bahaya.

  • KEUNTUNGAN JSA :Menentukan bahaya yg ada pd suatu pekerjaanMenentukan kelemahan sistem kerja sebelumnyaMenetapkan kriteria pekerja untuk pekerjaan tersebutMenentukan alat pengaman/perlindungan/pelindung diri yg dibutuhkanMerupakan bahan u/ menyusun standard operation procedure (SOP)

  • JOB SAFETY OBSERVATION Suatu metode / alat untuk mempelajari lebih mendalam sikap kebiasaan dan tata cara bekerja dari tiap-tiap pekerja.Tujuan : mencegah pekerja dari bahaya kecelakaan akibat kerja.

  • MANFAAT JSODigunakan sbg feed backMerupakan informasi u/ mencapai efektivitas dalam peranan melatih para pekerjaBerbagai substandard kerja praktis yang ada dapat diidentifikasikan scr dini, shg kecelakaan yg tidak perlu dapat dicegah.Memberikan kesempatan atas /pemilik perusahaan u/dapat berbincang-bincang scr informil u/ sikap yg kurang tepat dari para pekerjanya dlm bekerja.Berkesempatan mengoreksi kerja para pekerj yg kurang baikAnda bisa menjadi lebih dekat dg para pekerja anda, shg bisa mengetahui lebih dalam dan lebih baik setiap para pekerja andaAnda akan lebih mudah dan cepat menangkap problem fisik dan psikis dari para peerja anda.

  • STATUS KEDOKTERAN KELUARGARESUME FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN KELUARGA

    *

  • PERMASALAHAN KESEHATAN DALAM KELUARGA

    *

  • DIAGNOSA KELUARGA (RESUME MASALAH KESEHATAN)*

  • *OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH ADMINISTRATION (OSHA) REGULATIONSThe maximum permissible OSHA dB standard for nonimpulse noise is a time-weighted average of 90 dBA for 8 hours, with every increase of 5 dB halving the exposure time to a maximum of 115 dBA for 15 minutesworkers exposed to 85 dBA or more require hearing protection and trigger the need to implement a hearing conservation program.

  • HEARING CONSERVATION PROGRAMNoise monitoringEngineering controlAdministrative controlsWorker educationAudiometric evaluationsHearing protection devices

  • STRATEGI INTERVENSI (OPERASIONALISASI) BERDASARKAN KONSEP L. BLUMTINITUS dan NIHLPELAYANAN KESEHATANLINGKUNGAN KERJA YANG BISINGSTRATEGI INTERVENSI : memeriksakan kesehatan secara berkala STRATEGI INTERVENSI : Mendidik dan melatih penderita untuk dapat menghindari sakit yang lebih parahTidak diketahuiPERILAKUGENETIKSTRATEGI INTERVENSI : K3 untuk perusahaan dan karyawan *

    ***************************************************************************************************************************************************************************