Upload
nanggala-putra-rahanda
View
243
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SKI
ANATOMI MATA
Anatomi organ penglihatan
Adneksa Mata
Bulbus okuli
ADNEKSA MATA
1. Alis Mata - Terdapat di atas mata- Fungsi : Mencegah masuknya keringat ke
mata
2. Bulu mata - Seperti tirai dari mata - Fungsi : Mengurangi cahaya yang masuk
ke mata, mencegah debu dan kotoran agar tidak masuk ke mata
3. Kelopak mata (Palpebrae)- Melindungi mata terhadap lingkungan, trauma
dan cahaya serta mencegah kornea tetap lembut dengan menyapukan air mata setiap saat.
- Terdiri dari palpebra superior dan palpebra inferior.
Otot pada bagian tengah mengontrol gerakan kelopak mata , terdiri dari:
1.otot-otot sirkular (m.orbikularis okuli) yang bertugas menutup kelopak mata
2. m.levator palpebra yang bertugas mengangkat kelopak mata
4. Apparatus lakrimalis - Kelenjar air mata terletak pada sudut luar
sebelah atas rongga orbita- Kelenjar tersebut mengeluarkan air mata
yang dituangkan ke kantung konjungtiva dari duktus sekretori
5. Otot-otot bola mata - Ada 6 otot bola mata. - Otot lurus tdr dari : m.rektus superior, inferior,
medial, dan lateral. Fungsinya untuk menggerakkan mata ke atas, bawah, kedalam dan ke sisi luar.
- Otot oblik tdr dr: m.obliqus superior (menggerakkan mata ke bawah dan sisi luar), m.obliqus inferior (menggerakkan mata ke atas sisi luar.
- Otot mata di persarafi oleh n.cranialis III (n.oculomotorius), IV(n.trokhlearis), VI (n.abdusens)
BULBUS OCULI (BOLA MATA)
1. Kornea - Merupakan selaput yang tembus cahaya ,
melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris.
- Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan , antara kornea ke sklera disebut selero corneal junction.
2. Sklera - Lapisan berwarna putih dibawah konjungtiva
serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata.
3. Camero Oculi Anterior (COA) & Camero Oculi Posterior
- Merupakan ruangan antara kornea dengan iris yang membentuk rongga yang berisi cairan (humor aquous) yang memudahkan iris untuk bergerak .
3. Konjungtiva - Merupakan membrana mukosa (selaput
lendir) yang melapisi kelopak & melipat ke bola mata untuk melapisi bagian depan bola mata.
Konjungtiva palpebra (melapisi kelopak)
Konjungtiva bulbi (menutupi bagian depan
bola mata)
4. Uvea - Tdr dr 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan
koroid - Iris: Lapisan yg dapat bergerak untuk
mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.
- Badan siliar : menghasilkan cairan yg mengisi bilik mata.
- Koroid : lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada mata.
5. Pupil - Merupakan suatu lubang tempat cahaya
masuk kedalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris.
- Pupil mata akan melebar pada ruangan gelap, dan menyempit pada ruangan terang.
9. Badan Vitreus - Bagian terbesar yang mengisi bola mata ,
disebut juga sebagai badan kaca karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina
10. Retina - Merupakan reseptor saraf yang peka thd
cahaya. Rangsang cahaya akan diubah menjadi arus listrik untuk disalurkan melalui saraf optik.
12. Lensa kristalina - Berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang
masuk agar diperoleh penglihatan yang jelas.
Vaskularisasi Mata Ada 2 Sistem vaskularisasi bola mata :1.Sistem arteri siliar tdr dr :a. siliaris anterior,
a.siliaris posterior brevis, a.siliaris posterior longus.2.Sistem a. sentralis retina.
INERVASI MATA Saraf yg bertanggung jawab terhadap mata
manusia adalah saraf optikus (n.II). Bagian mata yang mengandung saraf
optikus adalah retina.N.optikus adalah kumpulan jutaan serat
saraf yg membawa pesan visual dari retina ke otak.
Sedangkan saraf yang menggerakkan otot bola mata adalah n.okulomotorius (n.III).
Saraf ini bertanggung jawab terhadap pergerakkan bola mata , membuka kelopak mata, dan mengatur kontraksi pupil mata.
Saraf lainnya yang mempengaruhi fungsi mata adalah n.lakrimalis yang merangsang dalam pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
Histologi Mata
Lapisan kornea, tdd 5 lapis :Epitel kornea
Epitel berlapis gepeng tak bertanduk(5-6 lapis)
Lamina elastika anterior / Membrana Bowman
HomogenTdk mengandung selDibentuk oleh perpadatan subtansi antar sel
dengan serabut kolagen halus yg tersebar tak beraturan
Lapisan korneaSubstansia Propria
Membentuk massa kornea (90%)Tdd serabut kolagen yang sejajarDiantara serabut kolagen tdp fibroblas gepengTidak ada pembuluh darah
Lamina elastika posterior/ Membrana Descement
HomogenSerabut kolagen halus
Sel endotel, berupa selapis sel kuboid
Lapisan kornea EPITEL ANTERIOR
MEMBRANE BOWMAN
SUBTANSIA PROPRIA
MEMBRANE DESCEMENTENDOTEL
Koroid Lapisan dari luar ke dalam :
Berbatasan langsung dgn sklera Anyaman longgar serabut kolagen dan serabut
elastis
Sel2 dalam retina :Sel pigmenKomponen sel saraf
Fotoreseptor Sel batang (rod) Sel kerucut (cones)
Sel bipolerSel ganglionSel saraf asosiasi
Sel horizontal Sel amakrin
Lapisan Pars Optica Retina
Retina-choroid-sklera
RETINA
CHOROID
SCLERA
Korpus siliarisStruktur jaringan :
Jar.ikat longgar, kaya serabut elastis, pembuluh darah
Jar. Otot polos dlm 3 berkas, disebut M.cilliaris, berkas meridional, berkas radier, dan berkas sirkuler. Fungsi serabut otot adalah untuk akomodasi lensa
Tdpt Prosessus Siliaris
M.Siliaris dalam Korpus siliaris
SERABUT SIRKULER
SERABUT RADIER
SERABUT MERIDIONAL
Iris Permukaan depan (dari tunika vasculosa)
Kasar karena adanya lipatan dan cekunganDitutupi oleh epitel selapis gepeng lanjutan dari endotel
korneaDibawah epitel tdp stroma jaringan pengikat longgar
dengan banyak anyaman pembuluh darah, fibroblas, dan melanosit
Lapisan berikutnya: jaringan pengikat longgar dengan banyak anyaman pembuluh darah
Permukaan belakang (dari tunika vasculosa)HalusTdp M.dilatator pupil dan M.spincter pupilDitutupi oleh epitel
Margo pupillaris iridis tepi yg membatasi irisFungsi pigmen mengurangi intensitas
cahaya
Iris
N. OPTICUSPembentukan:
◦ Berasal dari tangkai vesicula optica yang diikuti oleh arteri
Struktur:ganglion ◦ Berkas axon dari sel pada retina yang
dimulai dari stratum neurofibrarum retinae◦ Berkumpul pada papilla n. Optici yang
menembus dinding bulbus oculi pada kutub belakang, meninggalkan bulbus oculi
◦ Tunica fibrosa bulbus oculi melanjutkan menjadi bungkus: vaginae n. Optici
◦ A. Centralis retinae et v. Centralis retinae yang semula di luar jaringan saraf, kini berada di tengah n. Opticus.
N.Opticus
PALPEBRAStruktur:
◦ Dua lipatan jaringan yang berfungsi melindungi mata: Palpebra superior Palpebra inferior
Mikroskopis◦ Permukaan depan
Ditutupi oleh kulit berambut lanjutan dari kulit wajah dan subcutis
◦ Permukaan belakang Ditutupi oleh conjunctiva palpebrae lanjutan dari
conjunctiva bulbi: epitel silindris berlapis dan lamina propria◦ Bagian tengah :
M. Orbicularis oculi Tarsus (lempeng jaringan pengikat padat) mengandung
glandula meibomi M. Levator palpebrae
PALPEBRA
GLANDULA LACRIMALIS Lokasi/bagian:
◦ Daerah temporal-superior-anterior dari mata◦ Pars orbitalis
Dipisahkan oleh aponeurosis m. Levator palpebrae◦ Pars palpebralis
Mikroskopis◦ Terdiri atas beberapa lobus dengan 6-12 ductus
excretorius yang terpisah◦ Kelenjar tubulo-alveoler, serosa
Muara Kelenjar Dan Aliran Sekrit: ◦ Fornix Conjunctivae Superior◦ Menyebar ke seluruh permukaan conjunctiva dan
cornea◦ Berkumpul antara limbus anterior palpebra inferior
dan permukaan bulbus oculi : bermuara dalam ◦ Canaliculus lacrimalis sup. Et inf.◦ Saccus lacrimalis, ductus naso-lacrimalis, cavum nasi
Glandula lakrimalis
FISIOLOGI MATA
FUNGSI MATA
Menerima rangsangan berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut nervus optikus
Menghantarkan rangsangan ini kepusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan
Bola mata tdd: 3 lapisan yakni,1.Lapisan terluar sklera, keruh yg semakin ke
depan se-makin tembus pandang kornea2.Lapisan kedua khoroid, hitam (gelap), ke
depan akan membentuk otot ciliari & iris (berfungsi untuk mengatur cahaya bila cahaya terlalu besar maka iris saling mendekati, pupil mengecil sedangkan jika cahaya redup iris saling menjauhi, pupil membesar
3.Lapisan terdalam retina, mempunyai pembuluh darah arteri & vena retinalis sehingga bola mata teraliri drh
Selain ke 3 lapisan terdahulu, terdapat pula lensa kristalina, aquous humor, vitrous humor (aquous vitrous yg lbh kental)
Media penglihatan kornea, aquous humor, lensa kristalina, vitrous humor (aquous vitrous)
Kerusakan atau gangguan dari salah satu di atas, kita tidak dapat melihat
Terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = fovea sentralis = fovea medialis) tempat penerima benda yg dilihat oleh mata karena di tempat ini tdpt sel kerucut (dlm fovea) & sel batang (tersebar di retina) sebagai organ yg peka terhadap cahaya
Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot), karena daerah ini tdk peka terhadap cahaya krn tdk ada sel batang & sel kerucut
Sel batang untuk melihat cahaya redup (remang-remang), sedangkan sel kerucut untuk siang hari & warna
Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf optik secara bipolar merupakan syaraf penglihatan serta syaraf kranial yang ke II
Selain syaraf optik (II), ada syaraf kranial lain yang membantu dlm pengoperasian & gerakan bola mata, yaitu syaraf okulumotor (III), troklearis (IV), abdusens (VI) & trigeminal (V) selain mempersyarafi daerah mata sampai ke kepala juga mempersyarafi daerah rahang atas & rahang bawah
Cahaya masuk ke mata dan di belokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata (kornea, humor aqueous, lensa, humor vitreous) yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut refraksi.
Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa.
Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari badan ciliary, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi badan ciliary yang diikuti dengan relaksasi ligamen pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.
Akomodasi juga dibantu dengan perubahan ukuran pupil.
Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang tebal.
1. Untuk dpt melihat benda stimulus berupa cahaya harus jth di reseptor (penerima) yg selanjutnya di teruskan ke pusat penglihatan (fovea sentralis) & diperlukan ketajaman (visus) penglihatan
2. Visus sangat dipengaruhi sifat fisis mata (aberasi mata = kegagalan sinar utk berkonvergensi/bertemu id titik identik), besarnya pupil, komposisi cahaya, mekanisme akomodasi, elastisitas otot, faktor stimulus (warna yg kontras, besar kecilnya stimulus, durasi, intensitas cahaya, serta faktor retina
RUMUS VISUS: dengan menggunakan OPTOTYPE SNELLEN
d d = jarak antara alat dgn subyek yang diperiksa
V = ------- V = visus (ketajaman penglihatan) D D = jarak skala huruf yang masih dapat
dibaca oleh Mata normalPenglihatan normal = emetropiBila benda yg dilihat jatuh di depan fovea sentralis
disebut rabun jauh (myopi) dan dpt diatasi dgn lensa cekung (negatif), bila benda yg dilihat jatuh di belakang fovea sentralis disebut rabun dekat (hypermetropi), dpt diatasi dgn lensa cembung (positif)
Definisi,Jenis,Gejala gangguan refraksi
DefinisiKelainan refraksi(Ametropia) adalah
penyimpangan sinar-sinar sejajar yang dipantulkan dari benda yang kita lihat, dimana sinar-sinar tersebut dibiaskan oleh lensa mata tidak tepat pada retina. Kelainan refraksi dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak
Jenis-Jenis Gangguan RefraksiMata Myopiapenurunan ketajaman penglihatan jauh jika
dibanding dengan orang normal. Penyebab myopia adalah sumbu bola mata
yang terlalu panjang atau daya bias lensa mata yang terlalu kuat.
Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita myopia adalah : buram dalam melihat benda jauh, mata cepat lelah, pusing dan sering berair.
Kelainan ini dapat dikoreksi dengan pemberian kaca minus/ cekung.
Mata Hipermetrop.Yaitu penderita dengan kelainan ini mengeluh
ketajaman penglihatannya kabur baik jauh maupun dekat.
Penyebab Hipermetrop adalah sumbu bola mata yang terlalu pendek atau daya bias lensa mata yang terlalu lemah.
Keluhan yang biasanya dirasakan oleh penderita hipermetrop adalah
-buram dalam melihat benda jauh maupun dekat,
-mata cepat lelah, pusing dan sering berair.
Dapat dikoreksi dengan lensa plus / cembung.
Mata Asigmatisme.Mata asigmatisme atau sering disebut juga
mata cylindris yaitu kelainan ketajaman penglihatan disebabkan karena penderita tidak dapat melihat jelas pada gambar disatu bidang datar sehingga penderita biasanya merasa berbayang dalam melihat benda jauh.
Hal ini disebabkan karena tidak sama kelengkungan kornea dan permukaan kornea yang tidak rata.
Mata asigmatisme dapat dikoreksi dengan lensa cylindris.
Mata Presbiopia,yang juga dikenal dengan mata tua, adalah
kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melihat dekat atau mefokuskan melihat suatu benda.
Kondisi ini terjadi akibat penurunan elastisitas secara bertahap pada lensa mata karena penuaan dan tidak sama dengan hipermetropia, yang memiliki penyebab yang berbeda.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang tua dan kadang-kadang disertai gejala lain seperti nyeri kepala atau mata lelah.
ETIOLOGI
Penyebab kelainan refraksi menurut Ilyas, S. (1998). Timby, Scherer dan smith. (2000) yaitu :
1. Myopiaa. Sumbu optik bola mata lebih panjang.b. Pembiasan media penglihatan kornea
lensa yang terlalu kuat.
2. Hipermetropia. Bola mata pendek atau sumbu
anteropasterior yang pendek.b. Kelengkungan kornea atau lensa kurang.c. Indeks bias kurang pada sistem optik
mata.
3. AfakiaTidak adanya lensa mata.kelainan mutasi pada gen FOXE3 menyebabkan aphakia kongenital primer resesive autosomal
4. Astigmatismea. Kelainan kelengkungan permukaan kornea.b. Kelainan pembiasan pada miridian lensa yang berbeda.c. Infeksi kornea.d. Truma distrofi.
Infeksi KorneaInfeksi atau peradangan dapat disebabkan
oleh mikro-organisme seperti bakteri, jamur, parasit - akanthamoeba & mikrosporidia, dan virus seperti herpes simpleks.
Mikroporidia akanthamoeba Pseudomonas
Lensa kontak yang tidak bersih adalah penyebab paling umum infeksi kornea
5. Presbiopi a. Kelemahan otot akomodasi.b. Lensa mata tidak kenyal atau berkurangnya elastisitas akibat sklerosis lensa.
Diagnosis Kerja
AnamnesisUmum : identitasKhusus :
- keluhan utama : penglihatan kabur, penglihatan kembar,dll- gambaran klinik : sacred seven ( onset,lokasi,kualitas,
kuantitas,…), Riwayat medis sebelumnya, Riwayat pengobatan, Riwayat penyakit keluarga.
Gangguan tajam penglihatan :- Adakah penurunan visus, sejak kapan, progresivitas, mendadak/perlahan- Melihat seperti apa ? Apakah seperti berkabut/berasap, silau saat melihat cahaya- Buram apakah saat melihat jauh/dekat- Apakah lebih jelas saat melihat di tempat terang atau agak gelap- Bagaimanakah adaptasi dari tempat terang ke gelap
- Apakah disertai nyeri- Adakah rasa pegal setelah membaca dekat - Apakah melihat dobel pada saat kedua mata dibuka kemudian hilang jika salah satu mata ditutup- Apakah melihat dobel pada satu mata
Sakit pada mata- Sejak kapan, progresivitas- Apakah berulang- Derajat ringan atau berat- Menjalar kemana- Seperti pedes/kelilipan ?- Sakit pada waktu menggerakkan mata
Mata merah - Sejak kapan, apakah setempat atau menyeluruh- Progresivitas- Apakah disertai penurunan penglihatan- Apakah disertai mata berair- Apakah ada sekret (tentukan jenisnya serous/mukopurulen/mukoid/purulen)- Kelopak bengkak/benjolan di kelopak- Apakah ada yang sakit mata merah di sekitarnya
. Menanyakan riwayat sakit mata sebelumnya :- Penggunaan kaca mata & lensa kontak- Penggunaan obat-obatan mata- Riwayat operasi mata- Riwayat trauma mata- Riwayat gangguan mata pada masa anak-anak
Riwayat penyakit sistemik seperti DM, hipertensi, tiroid, TB, luka pada mukosa
Riwayat penggunaan obat sistemik misalnya steroid, kina, etambutol
1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan.
Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu snellen caranya :
a. Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu snellen dengan mata tertutup satu
b. Pasien diminta membaca huruf yang terdapat pada kartu, mulai dari yang paling atas ke bawah dan tentukan baris terakhir yang bisa di baca seluruhnya dengan benar.
c. Bila pasien tidak dapat membaca baris paling atas ( terbesar ) maka dilakukan uji hitung dengan uji hitung jarak 6m.
d. Jika pasien tidak dapat menghitung jarak dari 6 m, maka jarak dapat dikurangi 1 m sampai jarak maksimal penguji dengan pasien 1m.
e. Jika pasien tetap tidak dapat melihat, dilakukan uji lambaian tangan dari jarak 1 m.
f. Jika pasien tetap tidak dapat melihat lambaian tangan dilakukan uji dengan arah sinar.
g. Jika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinarmaka dikatakan penglihatannya adalah 0 ( nol ) buta total.
Penilaian :a. Tajam penglihatan adalah 6/6 berarti
pasien dapat membaca seluruh hurup dalam kartu snellen dengan benar.
b. Bila baris yang dibaca seluruhnya bertanda 30 maka dikatakan tajam penglihatan 6/30, berarti dia hanya bisa melihat pada jarak 6m yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 30m.
c. Bila dalam uji hitung pasien hanya dapat melihat atau menentukan dari jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3m maka dinyatakan tajam penglihatan 3/60. jari terpisah dapat terlihat orang normal pada jarak 60m.
d. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300m bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1m berarti tajam penglihatan adalah 1/300.
e. Bila mata hanya mengenal adanya sinar saja, tidak dapat melihat lambaian tangan maka dikatakan sebagai 1/~ orang normal dapat melihat cahaya pada jarak yang tak terhingga.
Pemeriksaan refraksi subjectif
a. Pemeriksaan refraksi subyektif Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tajam
penglihatan dengan koreksi.
Caranya adalah ditambahkan mula-mula lensa sferis positif untuk menghilangkan akomodasi.
Bila akibat penambahan ini terjadi :Penglihatan bertambah jelas, maka mungkin terdapat hipermetropia. Kekuatan lensa sferis + ditambah perlahan-lahan hingga tajam penglihatan bertambah baik hingga mencapai maksimal.
Lensa S + ini ditambah lagi sampai pada suatu saat pasien penglihatannya berkurang. Pada hipermetropia diberikan lensa positif terkuat yang masih memberikan visus 6/6
Bila bertambah buram, maka mungkin menderita miopia.
Pada mata tsb ditambahkan lensa (–) yang makin ditambah kekuatannya perlahan-lahan hingga maksimal.
Pada miopia diberikan lensa negatif terkecil yang memberikan tajam penglihatan 6/6
Bila setelah pemeriksaan di atas tetap tidak tercapai visus maksimal mungkin pasien mempunyai astigmat.
Pemeriksaan Refraksi Objektif
a. Retinoskopi - cahaya di proyeksikan ke mata pasien - pemeriksa mengamati gerakan refleks merah dari
retina. - pemeriksa meletakkan lensa di depan mata sampai
gerakan dinetralkan
d. Autorefraktor refraktor otomatis yang dapat dengan
cepat menentukan refraksi obyektif, menentukan kekuatan lensa yang diperlukan untuk secara akurat memfokuskan cahaya pada retina
Patofisiologi Presbiopi
Cahaya masuk ke mata dan dibelokkan ( refraksi ) ketika melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata ( kornea, humor aqueus, lensa, humor vitreus ) yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina.
Mata mengatur ( akomodasi ) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa. Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari cilliary body, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi cilliary body yang diikuti relaksasi ligament pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.
Pada mata presbiopia
terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang
elastisitasnya,
menyebabkan kurang bisa mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan mata saat melihat.
bayangan jatuh di belakang retina.
Karena daya akomodasi berkurang,
titik dekat mata makin menjauh.
Pengurangan titik dekat
karena peningkatan kekerasan lens, dengan akibat kehilangan akomodasi karena penurunan terus-menerus dalam derajat kelengkungan lens
yang dapat ditingkatkan.
individu normal mencapai usia 40-45 tahun, biasanya kehilangan akomodasi,
menyulitkan individu membaca dan pekerjaan dekat.
Insufisiensi akomodasi asthenopik
Ekses akomodasi: spasmus siliaris sakit kepala, sakit alis mata, kabur terutama dekat
Penatalaksanaan Presbiopi
1. KacamataKacamata dengan bifocal atau Progressive
Addition Lenses ( PALs ) Bifokal mempunyai dua cara untuk pemfokusan :
1) Bagian besar dari lensa kacamata untuk nearsightedness atau farsightedness Sedangkan bagian terbawah lensa memegang preskripsi terkuat untuk penglihatan dekat untuk pekerjaan dekat.
2) PALs mirip dengan lensa bifocal, tetapi PALs memberikan transisi penglihatan yang lebih bertahap di antara preskripsi, dengan tidak ada garis visible di antara keduanya
Kacamata baca adalah pilihan lain. Tidak seperti bifocal atau PALs yang sebagian besar orang menggunakannya setiap hari, kacamata baca hanya digunakan selama pekerjaan dekat.
Biasanya diberikan kacamata baca untuk membaca dekat dengan lensa sferis positif yang dihitung berdasarkan amplitudo akomodasi pada masing-masing kelompok umur
+1,0 D untuk usia 40 tahun+1,5 D untuk usia 45 tahun+2,0 D untuk usia 50 tahun+2,5 D untuk usia 55 tahun+3,0 D untuk usia 60 tahun.
Pembedahan
Conductive Keratoplasty, atau Near Vision CK Treatment, yang menggunakan gelombang radio untuk membuat lebih melengkung kornea untuk memperbaiki penglihatan dekat.
Highly experimental treatment adalah elastic polymer gel lembut yang akan diinjeksikan ke dalam capsular bag, rongga yang terdiri dari natural lens. gel akan mengganti natural lens dan menyediakan yang baru, lensa yang lebih elastis.
Penelitian juga berfokus pada laser treatment untuk menjadikan keras lensa mata untuk meningkatkan kelenturan/ fleksibilitas dan memperbaiki focus.
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
KOMPLIKASI
1. STRABISMUS Merupakan keadaan dimana salah satu
mata tidak sejajar dengan mata yang lain sehingga pada suatu waktu hanya satu mata yg melihat objek yg dipandang.
Presbiopi
Pembiasan tidak tepat
Fokus bayangan jatuh dibelakang
retina
Muskulus siliaris
berkontraksi
Hipertrofi muskulus siliaris
Kompensasi mata
berakomodasi Akomodasi
terus menerus Bola mata
berkonvergensi
Strabismus
2. Ablasi Retina Ablasi retina adalah terpisahnya /
terlepasnya retina dari jaringan penyokong di bawahnya. Ablasi retina bisa bermula pada suatu area yang kecil, biasanya akibat robekan pada retina, jika tidak segera di obati seluruh retina bisa terlepas.
Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada :
orang yang menderita rabun jauh (miopia) pada orang orang yang anggota
keluarganya ada yang pernah mengalami ablasio retina
penyakit mata lain, seperti tumor, peradangan hebat, akibat trauma atau
komplikasi dari diabetes
3. Glaukoma - Suatu keadaan dimana tekanan mata (tekanan
intraokuler) seseorang demikian tinggi atau tidak normal (N:10-21 mmHg) sehingga mengakibatkan kerusakan saraf optik dan mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh pandang (buta).
- saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati
Faktor risiko:Riwayat glaukoma di dalam keluarga.Tekanan bola mata tinggiMiopia (rabun jauh)Diabetes (kencing manis)Hipertensi (tekanan darah tinggi)Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi buruk)Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnyaMenggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lamaLebih dari 45 tahun
PROGNOSIS Bila cepat ditangani akan mendapatkan
prognosis yang baik. Bila di biarkan tanpa di tangani sama sekali
prognosis buruk , akan mengakibatkan komplikasi-komplikasi yang serius.